KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KOMUNIKASI (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Peranan Pemimpin terhadap Iklim Komunikasi di KOMPAS-USU) NOVIA SAREPA GINTING 100904057 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Kepemimpinan dan Iklim komunikasi, sebuah studi deskriptif kuantitatif tentang Peranan Pemimpin terhadap Iklim Komunikasi di KOMPAS-USU. Tujuannya adalah untuk mengetahui pola kepemimpinan, iklim komunikasi, dan peranan pemimpin terhadap iklim komunikasi di KOMPASUSU. Adapun metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif yang bersifat menggambarkan tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, teori komunikasi organisasi, teori kepemimpinan, dan teori iklim komunikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi anggota KOMPAS-USU yang aktif mengikuti kegiatankegiatan di KOMPAS-USU berjumlah 17 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan subyek penelitian sehingga subyek dalam penelitian ini adalah seluruh anggota. Pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan dengan teknik survei dan instrumen kuesioner, serta studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Data yang terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka, dan yang kedua dinyatakan dalam kata-kata atau simbol, kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pemimpin memiliki peranan terhadap iklim komunikasi yang positif dan kondusif di KOMPAS-USU. Sifat-sifat pemimpin yang telah dianalisis mengacu pada pola kepemimpinan yang menyerupai gaya kepemimpinan demokratik. Gaya pemimpin ini mendapat penilaian yang positif dari anggota dan mempengaruhi sikap serta tindakan anggota di KOMPAS-USU. Kata kunci : Kepemimpinan, Iklim Komunikasi, KOMPAS-USU PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kepemimpinan merupakan hal yang penting dan sebagian dari masalahmasalah yang paling sering dibahas dalam organisasi.Salah satu unsur kepemimpinan adalah pemimpin. Pemimpin mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Setiap pemimpin memiliki gayanya sendiri dalam menerapkan kepemimpinannya.Pemimpin mahasiswa merupakan pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda dari pemimpin lainnya. Pemimpin tidak terlihat sebagai pemimpin yang dihomati dan disegani dalam kesehariannya. Pemimpin dan anggota terlihat akrab dan dekat. Dengan kata lain, tidak terdapat batasan komunikasi di antara mereka (bentuk jaringan komunikasi horizontal).
1
Komunikasi tidak selamanya menyatukan pendapat. Komunikasi yang terjadi di antara anggota organisasi dapat menyebabkan suasana membaik ataupun memburuk. Baik itu dalam masalah hubungan antar anggota, maupun pencapaian tujuan organisasi. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi-persepsi anggota organisasi mengenai komunikasi yang mereka lakukan dan alami. Setiap orang memiliki persepsinya masing-masing dan membentuk suatu kesamaan mengenai suatu keadaan yang disebut iklim komunikasi. Iklim komunikasi dapat membantu organisasi bertahan dalam keadaan kritis sekalipun. Pemimpin mahasiswa sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pencapaian organisasi, bahkan pemersatu anggota organisasi. Pemimpin yang tidak terlihat sebagai pemimpin yang dihormati dan disegani, apakah memiliki peranan terhadap iklim komunikasi yang tercipta dalam organisasi. Atas dasar inilah peneliti melakukan penelitian pada organisasi mahasiswa KOMPAS-USU dimana KOMPAS-USU merupakan organisasi yang memiliki gabungan beberapa sifat organisasi mahasiswa yang berada di USU, bebas dan disiplin. Ketua dan anggota dekat dan akrab, tidak memiliki batasan komunikasi satu sama lain. Selain itu, KOMPAS-USU memiliki anggota yang berasal dari berbagai fakultas sehingga memberikan persepsi yang lebih beragam dari anggotanya mengenai iklim komunikasi yang mereka alami. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Bagaimanakah Peranan Pemimpin terhadap Iklim Komunikasi di KOMPAS-USU ?” Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Peranan Pemimpin terhadap Iklim Komunikasi di KOMPAS-USU ?” URAIAN TEORITIS Kerangka Teori Komunikasi Organisasi Menurut Goldhaber, komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Iklim Komunikasi Organisasi Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi –suatu evaluasi-makro – mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antarpersona, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut(Pace dan Faules, 2005: 147). Jaringan Komunikasi Jaringan komunikasi merupakan pesan-pesan verbal maupun nonverbal dalam organisasi berjalan melalui aliran komunikasi. Secara umum, jaringan komunikasi terbagi dua yaitu, jaringan komunikasi formal dan informal.
2
Kepemimpinan Menurut Robbins dan Coulter, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan-tujuan (dalam Ardana, dkk, 2008:89). Kepemimpinan, di sisi lain memiliki tujuan membantu orang untuk menegakkan kembali, mempertahankan, dan meningkatkan motivasi mereka. Keberhasilan pemimpin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam satu organisasi tidak terlepas dari gaya kepemimpinan yang digunakannya. Gaya kepemimpinan merupakan karakteristik atau tipe tertentu dalam melaksanakan kepemimpinan. Operasional Variabel Peneliti membuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut : Operasional Variabel Komponen Indikator Komponen 1. Kecerdasan 2. Kedewasaan dan keluasan hubungan Kepemimpinan 3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi 4. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan 1. Kepercayaan 2. Pembuatan keputusan bersama 3. Kejujuran Iklim Komunikasi 4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah di KOMPAS-USU 5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas 6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Fakultas dan Jurusan Karakteristik 4. Stambuk/Angkatan Responden 5. Jabatan 6. Agama METODOLOGI PENELITIAN Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di organisasi KOMPAS-USU yaitu Korps Mahasiswa Pencinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup USU. Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode penelitian dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2007 : 11).
3
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi anggota KOMPAS-USU yang aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di KOMPAS-USU berjumlah 16 orang ditambah 1 orang ketua, sehingga jumlahnya 17 orang yang terdiri dari : 15 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Peneliti menggunakan total sampling, sehingga semua populasi menjadi sampel penelitian. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner dan melalui wawancara. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, seperti buku, karya ilmiah (skripsi) terdahulu dan sumber internet, seperti jurnal dan hasil hasil penelitian. Teknik Analisis Data Peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh dari kuesioner, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, disajikan dalam bentuk tabel, lalu dianalisis dan diinterpretasikan (Arikunto, 2006 :239-240). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tabel Tunggal Pemimpin menjadi teladan positif Tanggapan F % Sangat positif 1 5,9 Positif 13 76,4 Kurang positif 3 17,7 Tidak positif 0 0 Total 17 100 Sumber: P.27/FC.29 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 responden, ada 13 orang atau 76,4% menyatakan pemimpin menjadi teladan yang positif, 3 orang atau 17,7% menyatakan kurang positif, dan 1 orang atau 5,9% menyatakan sangat positif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemimpin menjadi teladan yang positif bagi anggota. Sifat pemimpin yang jujur, adil, antusias, sederhana, serta bertanggung jawab membuat pemimpin menjadi model peranan yang positif bagi anggota. Ketika pemimpin menjadi teladan positif bagi anggota, maka hubungan antara pemimpin dengan anggota akan semakin dekat, kuat dan berpengaruh.
4
Semua anggota memahami tujuan KOMPAS-USU Tanggapan F % Sangat paham 4 23,5 Paham 13 76,5 Kurang paham 0 0 Tidak paham 0 0 Total 17 100 Sumber: P.42/FC.44 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 responden, ada 13 orang atau 76,5% menyatakan bahwa semua anggota memahami tujuan organisasi dan 4 orang atau 23,5% menyatakan sangat memahami. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semua anggota sangat memahami tujuan KOMPAS-USU. Hal ini akan menyatukan visi anggota dalam organisasi yaitu membentuk dan melatih diri sehingga sadar, mampu dan bertanggung jawab untuk melestarikan alam sebagai lingkungan hidup yang sehat. Kesamaan hobi dan minat membuat tujuan organisasi lebih mudah dipahami. Mereka merupakan orang-orang yang peduli dan mencintai alam dan melalui pemahaman tersebut, KOMPAS-USU akan tetap berjalan sesuai dengan tujuannya dan berkembang. Pembahasan Dalam menggerakkan anggota, ketua KOMPAS-USU menerapkan pola kepemimpinan yang menyerupai gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan yang diterapkan mendapat penilaian yang positif dan menjadi teladan yang positif bagi anggota. Pemimpin yang dinilai positif akan mudah menggerakkan anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi. Iklim komunikasi di KOMPAS-USU merupakan iklim komunikasi yang positif dan kondusif. Pemahaman anggota KOMPAS-USU mengenai tujuan organisasi akan membantu organisasi dan komponennya belajar mengenali organisasi, baik dari kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangannya. Sehingga anggota berkomitmen dalam mencapai tujuan organisasi bersama dengan anggota lainnya. Pemimpin memiliki peranan dalam menciptakan iklim komunikasi yang positif dan kondusif di KOMPAS-USU. Pemimpin bernilai baik bagi anggota KOMPAS-USU dan berperan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak anggota dalam organisasi, yang akhirnya mendukung terbentuknya iklim komunikasi yang positif dan kondusif. Selain itu, gaya kepemimpinan yang diterapkan juga mendukung terciptanya iklim komunikasi yang positif dan kondusif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemimpin KOMPAS USU dapat dikatakan berhasil dalam memimpin organisasi, hal ini dikarenakan beliau memiliki sifat, antara lain : kecerdasan, kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, memiliki motivasi dan dorongan
5
berprestasi, serta memiliki sikap-sikap hubungan kemanusiaan. Sifat-sifat pemimpin yang telah dianalisis menunjukkan pola kepemimpinan yang menyerupai gaya kepemimpinan demokratik. 2. Iklim komunikasi di KOMPAS-USU berjalan positif dan kondusif, berdasarkan keenam indikator yang ditetapkan oleh Pace dan Peterson untuk melihat iklim komunikasi di sebuah perusahaan atau organisasi. Setiap anggota di KOMPAS-USU memiliki hubungan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, setiap anggota sangat diajak dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan organisasi, mengatakan “apa yang ingin mereka katakan” dengan sopan, setiap anggota memperoleh informasi mengenai KOMPAS-USU, menghargai pendapat orang lain, dan berkomitmen dalam pencapaian tujuan organisasi. 3. Pemimpin berperan terhadap iklim komunikasi di KOMPAS-USU. Sifat yang dimiliki oleh ketua mempengaruhi persepsi anggota terhadap ketua. Penilaian yang baik mengenai ketua, secara tidak langsung mempengaruhi persepsi anggota. Hal ini mempermudah ketua untuk menggerakkan anggota mencapai tujuan organisasi sehingga mendukung terbentuknya iklim komunikasi yang positif dan kondusif. Selain itu, pola kepemimpinan yang diterapkan ketua mendukung terciptanya iklim komunikasi yang positif dan kondusif. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan selama penelitian, peneliti melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan : Saran Responden Penelitian 1. Komunikasi antara anggota yang satu dengan yang lain sudah baik, akan tetapi rasa pengertian antara anggota dengan pengurus perlu lebih ditingkatkan. 2. Iklim komunikasi sudah baik dan perlu dipertahankan oleh seluruh anggota. Saran dalam Kaitan Akademis Penelitian mengenai komunikasi organisasi dalam organisasi kemahasiswaan kiranya terus dilanjutkan oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan sudut pandang dan variabel yang berbeda untuk menghasilkan penelitian yang dapat memperkaya penelitian dan data mengenai mahasiswa di bidang komunikasi organisasi. Saran dalam Kaitan Praktis Komunikasi di KOMPAS-USU sangat terbuka dan akrab. Peneliti sebagai orang yang baru mengenal KOMPAS-USU merasa sudah mengenal anggota KOMPAS-USU cukup lama. Harapannya, komunikasi yang terbuka ini tetap dapat dipertahankan.
6
DAFTAR REFERENSI Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati, dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta : Graha Ilmu Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik(Edisi Revisi VI). Jakarta : PT Rineka Cipta Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2005. Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Diterjemahkan oleh Deddy Mulyana, Engkus Kuswarno dan Gembirasari. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
7