KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ANAK KORBAN PERCERAIAN
Rahmadi Indra Tektona Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Brawijaya Malang dan Dosen Tetap di Fakultas Hukum, Universitas Negeri Jember
[email protected]
Abstract: Marriage is one part of the necessities of life that exists in society and also a legitimate institution which is recognized by society and the state. In a marriage relationship, sometimes there will be divorce. Many things may trigger the causes, and usually the victims are children. Rights of children custody often become a problem before or after the divorce. This, becomes the obligations of the parties to protect children's rights.
Keywords : the child rights, divorce, protection of law Abstrak : Dalam hubungan pernikahan, kadang-kadang akan ada perceraian. Banyak hal yang dapat memicu penyebab, dan biasanya korban adalah anak-anak. Hak anak asuh sering menjadi masalah sebelum atau setelah perceraian. Ini, menjadi kewajiban para pihak untuk melindungi hak-hak anak
Kata Kunci : Hak Anak, Perceraian, Perlindungan Hukum segenap bangsa Indonesia berarti baik
Pendahuluan Dalam Pembukaan Undang-Undang
laki-laki maupun perempuan, tua ataupun
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
muda yang menjadi bagian dari bangsa
1945, pada alenia IV dinyatakan bahwa,
Indonesia
tujuan
Republik
perlindungan dari negara. Melindungi
melindungi
juga berarti memberikan kesempatan yang
dibentuknya
Indonesia
adalah
Negara untuk
sama
tumpah
perempuan, tua ataupun muda. John Gray
42 |
Indonesia.
Melindungi
bagi
mendapatkan
segenap bangsa Indonesia dan seluruh darah
adilnya
wajib
laki
laki
dan
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012
dalam “Children are from Heaven”
sebagai
menuturkan betapa anak anak dilahirkan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang
baik dan tidak berdosa. Namun kita
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
bertanggungjawab untuk secara bijaksana
Yang Maha Esa. Dalam Ajaran Agama
mendukung mereka sehingga potensi dan
Islam, Perkawinan itu memiliki nilai
bakatnya
ibadah, Kompilasi Hukum Islam ( dalam
tertarik
keluar.
Karenanya,
suami
isteri
dengan
tujuan
anak-anak membutuhkan kita (maksudnya
ayat
orang
membetulkan
perkawinan adalah akad yang sangat kuat
mereka atau membuat mereka lebih baik.
(mitsqan ghalidan) untuk menaati perintah
Anak
Allah,
dewasa)
untuk
bergantung pada dukungan kita
untuk tumbuh (John Gray, 2001: 1).
2-nya
)
dan
menegaskan
melaksanakannya
bahwa
juga
merupakan ibadah. Dalam suatu hubungan
Dalam Pasal 1 (1) dan (2) Undang-
pernikahan, kadangkala memang akan
undang No 23 Tahun 2002 Tentang
terjadi suatu perceraian, banyak hal yang
Perlindungan Anak dikatakan bahwa yang
dapat menjadi penyebab tersebut terjadi,
dimaksud
adalah
dan biasanya yang menjadi korban adalah
seseorang yang belum berusia 18 (delapan
anak. Dalam suatu pasangan yang akan
belas) tahun, termasuk anak yang masih
bercerai, mereka akan disibukkan dengan
dalam kandungan; (2). Perlindungan anak
mencari pembenaran terhadap keputusan
adalah segala kegiatan untuk menjamin
mereka untuk berpisah. Mereka tidak lagi
dan melindungi anak dan hak-haknya agar
mempertimbangkan bahwa ada pihak
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
yang bakal sangat menderita dengan
berpartisipasi
keputusan
tersebut
dan
kadangkala
dengan harkat dan martabat kemanusiaan
kehilangan
haknya,
yaitu
anak-anak.
serta
Padahal anak adalah amanah dan karunia
dengan
(1)
secara
mendapat
Anak
optimal
perlindungan
sesuai dari
kekerasan dan diskriminasi. Perkawinan merupakan salah satu bagian dari kebutuhan hidup yang ada
Allah SWT, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.
dalam masyarakat dan juga merupakan
Dalam Sabda Rasulullah SWT
suatu lembaga yang sah dan diakui oleh
yang berbunyi: “Demi Allah, diantara
masyarakat dan negara. Menurut Pasal 1
perbuatan halal yang sangat dibenci oleh
UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan,
Allah
perkawinan adalah ikatan lahir batin
menjatuhkan laknatnya kepada laki – laki
antara seorang pria dengan seorang wanita
dan
ialah
Thalaq
perempuan
“dan“ yang
Allah banyak
Kepastian Hukum Terhadap Perlindungan Hak Anak Korban Perceraian (Rahmadi I.T) | 43
mempergunakan jalan perceraian guna
memenuhi hak-hak anak, sehingga hak-
memenuhi nafsu birahinya (Zainudin Ali,
hak anak tersebut terabaikan. Hak-hak
Hukum Perdata Islam ( Jakarta, 2007 :
inilah yang dilindungi dalam Undang-
102).
undang dasar 1945 Amandemen ke-4
Perceraian
merupakan
suatu
dapat
dikatakan tetapi
sebagai landasan konstitusional secara
apabila terjadi maka malapetaka tersebut
tegas telah mengatur tentang pentingnya
perlu diusahakan agar tidak menimbulkan
perlindungan terhadap hak asasi manusia,
malapetaka
berat
termasuk didalamnya hak-hak perempuan
bahayanya. Perceraian hanya dibenarkan
dan anak-anak, sebagaimana dinyatakan
penggunaannya dalam keadaan darurat
dalam Pasal 28 B ayat (2), yang
menimbulkan mudharat yang lebih besar.
menyebutkan: “Setiap anak berhak atas
Karena
kelangsungan
hidup,
tumbuh
dan
daruratnya dari sebuah perkawinan demi
berkembang
serta
berhak
atas
keselamatan
perlindungan
dari
kekerasan
dan
lain
itu
malapetaka,
yang
perceraian bersama.
lebih
adalah Beban
pintu berat
sesungguhnya akan terjadi pada pasangan
diskriminasi
terutama anak pasca perceraian, padahal
Negara Republik Indonesia Tahun, 1945:
secara umum anak memiliki hak yang
Th).
sama seperti pada saat, ketika orang tua
Indonesia No 23 Tahun 2002 Tentang
belum bercerai antara lain:
Perlindungan Anak, Pasal 1 ayat 12 yang
1. Kasih
sayang,
meskipun
orangtua
sudah bercerai. 2. Anak harus tetap mendapatkan kasih
(Undang-Undang
Dan
Undang-undang
Dasar Republik
menyebutkan : “Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh
sayang dan anak berhak menentukan
orang
dengan siapa dia akan tinggal.
pemerintah, dan negara” dan juga dalam
tua,
keluarga,
masyarakat,
3. Pendidikan.
Konvensi
4. Perhatian kesehatan
diratifikasi juga oleh negara kita.
5. Tempat tinggal yang layak.
Hak
Menurut
Anak
yang
Retnowulan
sudah Sutianto,
Keempat unsur dasar di atas harus
(Hakim Agung Purnabakti), perlindungan
dipenuhi oleh orangtua terhadap anak, jika
anak merupakan salah satu bidang dalam
mereka mengambil konsekuensi untuk
pembangunan nasional. Melindungi anak
bercerai. Tetapi tidak bisa kita pungkiri
adalah
juga, jika pada saat orangtuanya bercerai,
membangun manusia seutuh mungkin.
maka salah satu pihak tidak dapat
Hakekat Pembangunan Nasional adalah
44 |
melindungi
manusia,
dan
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012
pembangunan
manusia
Indonesia
“ketentuan, ketetapan” sedangkan jika
luhur.
kata kepastian itu digabungkan dengan
Mengabaikan masalah perlindungan anak
kata hukum menjadi kepastian hukum,
berarti
memantapkan
memiliki arti “perangkat hukum suatu
Akibat
tidak
negara yang mampu menjamin hak dan
anak
akan
kewajiban setiap warga negara” (Anton M
permasalahan
Moeliono dkk, 2008: 1028). Kepastian
sosial yang dapat mengganggu penegakan
hukum dalam hukum dimaksudkan bahwa
hukum,
dan
setiap norma hukum itu harus dapat
pembangunan nasional. Maka dari itu
dirumuskan dengan kalimat-kalimat di
berarti bahwa perlindungan anak harus
dalamnya tidak mengandung penafsiran
diusahakan
yang
seutuhnya
yang tidak
pembangunan adanya
berbudi akan
nasional.
perlindungan
menimbulkan
berbagai
ketertiban,
keamanan,
apabila
mengusahakan
kita
ingin
pembangunan
berbeda-beda.
Akibatnya
akan
nasional
membawa perilaku patuh atau tidak patuh
yang memuaskan (Romli Atmasasmita
terhadap hukum. Dalam praktek banyak
[ed] , 1997: 166).
timbul
Perlindungan berasal dari kata
peristiwa-peristiwa
norma
atau
kadangkala
yang
melindungi.
di
mana ketika dihadapkan dengan substansi
lindung yang artinya tempat berlindung hal
hukum,
hukum
yang
tidak
mengaturnya,
jelas
atau
kurang
Memperlindungi berarti menjadikan atau
sempurna sehingga timbul penafsiran
menyebabkan
yang
berlindung,
sedangkan
perlindungan yakni proses, cara hukum
berbeda
yang
akibatnya
akan
membawa kepada ketidakpastian hukum.
melindungi. Obyek perlindungan hukum
Hak Asuh anak seringkali menjadi
adalah hak-hak hukum seseorang. Hak
permasalahan sebelum ataupun sesudah
mengandung pengertian milik, kepunyaan,
perceraian. Bahkan tidak jarang bila antar
wewenang atau kekuasaan untuk berbuat
mantan suami dan mantan isteri, saling
sesuatu yang ditentukan oleh hukum.
berebut mendapatkan hak asuh anak
Perlindungan
mereka. Seringkali dalam kenyataannya
hukum
adalah
proses,
perbuatan dan cara hukum melindungi
salah
hak,
mendapatkan hak perwalian anak dan
kepunyaan,
kekuasaan Kamus
seseorang Pusat
Pengembangan Sedangkan
wewenang (Tim
penyusun
Pembinaan Bahasa,
kepastian
atau
1996: memiliki
ternyata
satu
orang
tidak
wali
dapat
saja
yang
melaksanakan
dan
kewajibannya, sedangkan pihak lain yang
595).
tidak mendapatkan hak perwalian juga
arti
ternyata sangat melalaikan kewajibannya,
Kepastian Hukum Terhadap Perlindungan Hak Anak Korban Perceraian (Rahmadi I.T) | 45
sehinggga menyebabkan kepentingan dari
tidaklah terdapat perbedaan yang
si
prinsipiil,
anak
menjadi
terabaikan
dan
sebab
pengertian
penguasaan terhadap anak menjadi tidak
perkawinan menurut UU ialah ikatan
jelas. Di Kasus yang lain terjadi juga, bila
lahir batin antara seorang pria dengan
ada
seorang
pihak
putusan
yang
sudah
pengadilan
mengantungi
agama
wanita
sebagai
isterinya
untuk
dengan tujuan membentuk keluarga
mengasuh anak, namun tidak mematuhi
(rumah tangga) yang bahagia dan
dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
menjalankannya,
mengasuh
anak
alias
yang
tidak
dipercayakan
Maha Esa.
kepadanya dengan baik. Disinilah akan
Berbeda halnya dengan Kitab
terjadi hilangnya hak bagi anak- anak di
Undang – Undang Hukum Perdata,
bawah umur. Berdasarkan pemikiran di
sebab KUH Perdata tidak mengenal
atas, maka kajian ini akan difokuskan
definisi dari perkawinan. Perkawinan
pada
ialah
kepastian
Perlindungan
hukum
Hak
terhadap
Anak
Korban
Perceraian.
pertalian
yang
sah
antara
seorang laki – laki dan seorang perempuan untuk waktu yang lama, UU memandang perkawinan hanya dari hubungan keperdataan demikian
Pembahasan A. Perkawinan
Menurut
Undang-
Artinya bahwa pasal tersebut hendak
Undang Perkawinan
menyatakan bahwa suatu perkawinan
menurut UU No.1 tahun 1974 diatur
yang sah, hanyalah perkawinan yang
dalam Pasal 1 yang berbunyi sebagai
memenuhi
berikut : Perkawinan adalah ikatan
ditetapkan dalam Kitab Undang –
lahir – batin antara seorang pria
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
dengan seorang wanita sebagai suami
Wetboek) dan syarat – syarat serta
dan isteri, dengan tujuan membentuk
peraturan
keluarga atau rumah tangga yang
(Soebekti, 2003: 23)
Pengertian
bahagia
dan
kekal,
berdasarkan
syarat-
agama
syarat
Sedangkan
tujuan
perkawinan
itu
Pasal 1 UU No.1 Tahun 1974,
membentuk
keluarga
pengertian
hubungannya
perkawinan
menurut
yang
dikesampingkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam
Hukum Islam dan menurut UU 46 |
bunyi Pasal 26 Burgerlijk Wetboek.
sendiri
dengan
yang
dari adalah rapat
keturunan,
selain itu yang pula merupakan tujuan
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012
dari perkawinan, pemeliharaan dan
ratifikasi
biaya pendidikan yang menjadi hak
Keputusan Presiden (Keppres) No.
dan kewajiban orang tua (Soebekti,
36 Tahun 1990 tentang Pengesahan
Intermasa, 2003: 7)
Peratifikasian Konvensi Hak Anak.
akan
ini
Dalam setiap perkawinan pasti
Pada
menimbulkan
Indonesia
akibat–akibat
saat
dilakukan
KHA
dengan
diratifikasi,
masih
berlaku
di
Surat
hukum, akibat perkawinan itu antara
Presiden RI Nomor 2826/HK/1960
lain timbulnya hak dan kewajiban
tanggal 22 Agustus 1960 tentang
suami dan isteri, hak dan kewajiban
Pembuatan
orang tua serta kekuasaannya dan di
dengan Negara Lain, yang selama ini
samping itu timbulnya hak perwalian.
dipergunakan sebagai pedoman dalam
Seorang anak yang dilahirkan sebagai
membuat
akibat dari suatu perkawinan, disebut
perjanjian internasional.
dengan anak sah.
dengan disahkannya UU No. 24 Tahun
Perjanjian-perjanjian
dan
mengesahkan
2000
Saat ini,
tentang
Perjanjian
Internasional, yang mencabut Surat
B. Perlindungan Hak Anak Dalam hal perlindungan anak,
Presiden RI Nomor 2826/HK/1960
Indonesia telah meratifikasi Konvensi
tanggal 22 Agustus 1960. Menurut
Hak Anak yang disahkan oleh Majelis
pasal 9 ayat 2 UU No. 24 Tahun
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
2000,
(PBB) dengan Resolusi 44/25 pada
internasional
tanggal 20 November 1989, dan
Undang-undang
mulai mempunyai kekuatan memaksa
Presiden. Oleh karena itu sejak tahun
(entered in to force) pada tanggal 2
1990, dengan segala konsekwensinya
September 1990.
Konvensi Hak
maka Indonesia terikat secara hukum
perjanjian
untuk melaksanakan hak hak anak.
internasional mengenai Hak Azasi
Dalam Konvensi Hak Anak juga
Manusia
terdapat
Anak
merupakan (HAM)
yang
pengesahan
perjanjian
dilakukan atau
beberapa
dengan Keputusan
prinsip
yang
mengintegrasikan hak sipil dan politik
berkaitan dengan hak anak yang
(political and civil rights), secara
berkaitan dengan perceraian, antara
bersamaan dengan hak-hak ekonomi,
lain :
sosial dan budaya (economic, social and cultural rights). Langkah hukum
Prinsip
Kepentingan
Terbaik bagi Anak (the best interest
Kepastian Hukum Terhadap Perlindungan Hak Anak Korban Perceraian (Rahmadi I.T) | 47
of the child) yang diadopsi dari Pasal
hukum lainnya. Dalam situasi dimana
3 ayat 1 Konvensi Hak Anak, dimana
tanggungjawab dari keluarga atau
prinsip
ini
pertimbangan
diletakkan
sebagai
orangtua tidak dapat dijalankannya,
utama
primary
maka
(a
mesti
menyediakan
consideration) dalam semua tindakan
program “jaminan sosial” [“savety
untuk
institusi
net”] (Unicef, 1998: 39). Dengan
sektor
mengedepankan the best interest of
anak,
baik
kesejahteraan
sosial
oleh pada
publik ataupun privat, pengadilan,
the child, adalah
otoritas administratif, ataupun badan
utama yang diberikan untuk anak.
legislatif. Pasal 3 ayat 1 Konvensi
Selain berbasis kepada prinsip non
Hak Anak meminta negara dan
diskriminasi,
pemerintah, serta badan-badan publik
pemenuhan hak anak tidak relevan
dan
membedakan
privat
memastikan
terhadap
anak-anak
tindakan
mereka,
dampak
atas yang
semua tentunya
menjamin bahwa prinsip the best interest
of
the
pertimbangan
untuk
memastikan
peran
tanggungjawab
serta
dan kewajiban
masing-masing orangtua (ayah dan ibu) terhadap anaknya.
menjadi
child
Dengan
kesetaraan
peran
pertimbangkan utama, memberikan
orangtua, maka dalam konteks hak-
prioritas yang lebih baik bagi anak-
hak anak yang terkait dengan peran
anak dan membangun masyarakat
orangtua, adalah setara berbasis untuk
yang ramah anak (child friendly-
kepentingan terbaik bagi anak. Hak
society).
anak
Guna menjalankan prinsip the
atas
pemeliharaan
dan
pengasuhan misalnya, bukan hak
best interest of the child ini, dalam
absolut
rumusan Pasal 3 ayat 2 Konvensi Hak
dijalankan dan melekat pada ibu saja.
Anak
negara
Secara formal, dalam UU Nomor
peserta menjamin perlindungan anak
23/2002, orangtua (bapak ataupun
dan memberikan kepedulian pada
ibu) memiliki hak yang setara dan
anak dalam wilayah yurisdiksinya.
sama
Negara
untuk
mengasuh, memelihara dan merawat
orangtua
serta melindungi hak-hak anak. Yang
ditegaskan
bahwa
mengambil
memungkinkan
peran
bertanggungjawab terhadap anaknya, demikian
48 |
negara
pula
yang
sebagai
terpenting,
secara
orangtua
kemampuan
eksklusif
untuk
orangtua
lembaga-lembaga
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012
(bapak atau ibu) untuk mengasuh dan
hukum dalam pasal lainnya, yang
memelihara anak.
secara teoritis dapat disebut sebagai
Prinsip Penghargaan terhadap
secondary laws. Karenanya, Hak
Pendapat Anak merupakan wujud dari
hidup sebagai hak yang tidak dapat
hak partisipasi anak yang diserap dari
diabaikan dalam keadaan apapun,
Pasal
Anak.
termasuk situasi darurat (emergency)
Mengacu kepada Pasal 12 ayat 1
juga diatur dalam Pasal 4 dan Pasal 9
Konvensi Hak Anak, diakui bahwa
Undang-Undang
anak dapat dan mampu membentuk
Tentang Hak Asasi Manusia. Dalam
atau
Undang-Undang
12
Konvensi
Hak
mengemukakan
pendapatnya
No.
39/1999
Nomor
39/1999
dalam pandangannya sendiri yang
Tentang Hak Asasi Manusia juga
merupakan hak berekspresi secara
merumuskan norma hukum yang
bebas (capable of forming his or her
menjamin hak anak atas hidup,
own views the rights to express those
kelangsungan
views freely). Jaminan perlindungan
kembang dan perlindungan. Sejalan
atas hak mengemukakan pendapat
dengan Konvensi Hak Anak, hak
terhadap semua hal tersebut, mesti
hidup bagi anak ini, dalam wacana
dipertimbangkan
instrumen/konvensi
sesuai
usia
dan
hidup,
tumbuh
internasional
kematangan anak. Sejalan dengan itu,
merupakan hak asasi yang universal,
negara peserta wajib menjamin bahwa
dan dikenali sebagai hak yang utama
anak diberikan kesempatan untuk
(supreme right).
menyatakan pendapatnya pada setiap proses peradilan ataupun administrasi yang mempengaruhi hak anak, baik secara
langsung
ataupun
tidak
langsung. perlindungan
dan
partisipasi secara wajar (lihat Pasal 4 UU
Nomor
Hukum
Perceraian
Menurut Undang-Undang Menurut Pasal 19 UU No.1 Tahun 1974 perceraian dapat terjadi
Hak anak atas hidup, tumbuh kembang,
C. Akibat
23/2002).
karena alasan – alasanm sebagai berikut: 1. Salah satu pihak meninggalkan
Dapat
pihak lain selama 2 ( dua ) tahun
dikatakan, Pasal 4 ini merupakan
berturut – turut tanpa izin pihak
primary laws (norma hukum utama),
lain dan tanpa alasan yang sah atau
yang menjadi inspirasi bagi norma
Kepastian Hukum Terhadap Perlindungan Hak Anak Korban Perceraian (Rahmadi I.T) | 49
karena
hal
lain
di
luar
kemampuannya;
suami wajib:
2. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi
putus karena talak, maka mantan
pemabuk,
pemadat,
1. Memberikan mut’ah yang layak kepada
bekas
isterinya,
baik
penjudi dan lain sebagainya yang
berupa uang atau benda, kecuali
sukar disembuhkan;
bekas isteri tersebut qobla al
3. Salah
satu
pihak
mendapat
dukhul;
hukuman penjara 5 ( lima ) tahun
2. Memberikan nafkah, mas kawin,
atau atau hukuman yang lebih
dan kiswah kepada bekas isteri
berat
selama dalam masa iddah, kecuali
setelah
perkawinan
berlangsung; 4. Salah
satu
kekejaman
bekas isteri telah dijatuhi talak pihak atau
melakukan penganiayaan
berat yang membahayakan pihak yang lain;
ba’in atau nusyuz dalam keadaan tidak hamil; 3. Memberikan biaya hadhanah untuk anak
5. Salah satu pihak mendapatkan
–
anaknya
yang
belum
mencapai umur 21 tahun.
cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami – isteri;
D. Akibat Perceraian Terhadap Anak Yang Masih Di Bawah Umur
6. Antara suami dan isteri terus
Pada Pasal 41 Undang –
menerus terjadi perselisihan dan
Undang Nomor. 1 Tahun 1974,
pertengkaran
berbunyi sebagai berikut: ” Akibat
dan
tidak
ada
harapan akan hidup rukun lagi
putusnya
dalam rumah tangga.
perceraian ialah :
Perkawinan hapus, jikalau salah
satu
pihak
meninggal.
1. Baik
perkawinan ibu
atau
berkewajiban
karena
bapak
memelihara
tetap dan
Selanjutnya ia hapus juga, jikalau
mendidik anak – anaknya, semata
salah satu pihak kawin lagi setelah
– mata berdasarkan kepentingan
mendapatkan izin hakim, bilamana
anak, bilamana ada perselisihan
pihak yang lainnya meninggalkan
mengenai penguasaan anak –
tempat tinggalnya hingga sepuluh
anak,
tahun lamanya dengan tiada ketentuan
keputusannya.
Pengadilan
memberi
nasibnya. Bilamana perkawinan itu
50 |
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012
2. Bapak yang bertanggung jawab
anak (yang masih dibawah umur)
atas semua biaya pemeliharaan
yang lahir dalam perkawinan tersebut.
dan pendidikan yang diperlukan anak – anak itu; bilamana bapak dalam
kenyataan
memberi
tidak
kewajiban
Pengadilan
dapat
dapat
tersebut.
menentukan
E. Hak Dan Kewajiban Kedua Orang Tua Dalam Undang – Undang Perkawinan
mengatur
hak
dan
bahwa ibu ikut memikul biaya
kewajiban antara orang tua dan anak
tersebut.
yang menyangkut beberapa hal.
3. Pengadilan kepada
dapat
mantan
mewajibkan suami
untuk
Pertama kewajiban
mengatur pemeliharaan
tentang dan
memberikan biaya penghidupan
pendidikan, bahwa kedua orang tua
dan
suatu
wajib memelihara dan mendidik anak
isteri.
– anak mereka dengan sebaik –
–
alasan
baiknya. Kewajiban orang tua yang
disamping
diatur
dimaksud dalam Pasal 45 ( 1 )
dalam Penjelasan Pasal 39, juga
Undang – Undang Perkawinan ini
diatur dalam Pasal 19 PP No.9
berlaku sampai anaknya anaknya
tahun 1974.
menikah atau dapat berdiri sendiri,
atau
menentukan
kewajiban
bagi
Mengenai
alasan
perceraian
Perlu
bekas
dicermati
bahwa
kewajiban
mana
berlaku
terus
ketentuan Pasal 41 huruf a, UU
meskipun perkawinan diantara kedua
Perkawinan pada bagian terakhir
orang tua putus. Ketentuan ini diatur
menyatakan bahwa ”bilamana ada
dalam Pasal 45 Undang – Undang
perselisihan
mengenai
Perkawinan.
anak-anak,
pengadilan
keputusannya.”
penguasaan memberi
Berangkat
Kedua,
mengatur tentang
dari
kebalikannya, yakni kewajiban anak
ketentuan tersebut maka dalam suatu
terhadap orang tuanya, yaitu: Anak
gugatan
dapat
wajib menghormati orang tua dan
memohonkan agar perkawinan itu
menaati kehendak mereka dengan
putus karena perceraian, maka salah
baik. Jika anak telah dewasa, ia wajib
satu pihak juga dapat memohonkan
memelihara menurut kemampuannya,
agar diberikan Hak Asuh atas anak –
orang tua dan keluarga garis lurus ke
perceraian,
selain
atas, bila mereka itu memerlukan
Kepastian Hukum Terhadap Perlindungan Hak Anak Korban Perceraian (Rahmadi I.T) | 51
bantuannya ( Pasal 46 Undang –
seorang anak atau lebih untuk waktu
Undang Perkawinan).
yang tertentu atas permintaan orang
mengatur
Ketiga,
tentang
tua yang lain, keluarga anak dalam
adanya keharusan anak diwakili orang
garis
tua dalam segala perbuatan hukum
kandung yang telah dewasa atau
yang diatur dalam pasal 47 yaitu:
pejabat
Anak yang belum mencapai umur 18
keputusan pengadilan dalam hal –
tahun ( delapan belas tahun). Atau
hal:
belum
1. Ia sangat melalaikan kewajibannya
pernah
melangsungkan
perkawinan ada di bawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak
lurus
keatas
yang
dan
saudara
berwenang,
dengan
terhadap anaknya. 2. Ia berkelakuan buruk sekali.
dicabut dari kekuasaannya. Orang tua
Meskipun orang tua dicabut
mewakili anak tersebut mengenai
kekuasaannya, mereka masih tetap
segala perbuatan hukum di dalam dan
berkewajiban
di luar pengadilan.
biaya diatur di dalam
Keempat, Pasal
48
Undang
pemeliharaan
memberikan kepada
anak
tersebut. Khusus di dalam Hak dan
Undang
Kewajiban antara Orang Tua dengan
Perkawinan yang memuat bahwa:
Anak yang diatur dalam Undang –
Orang
Undang
tua
tidak
memindahkan
–
untuk
diperbolehkan hak
atau
Perkawinan
mendapatkan
perhatian dari
menggadaikan barang – barang tetap yang dimiliki anaknya yang belum
F. Penentuan Hak Perwalian Bagi
berumur 18 ( delapan belas tahun )
Seorang Anak Apabila Terjadi
atau belum pernah melangsungkan
Perceraian.
perkawinan,
kecuali
kepentingan
anak
apabila itu
menghendakinya.
52 |
Undang
Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Undang
hak atas anak dapat terlindungi
Perkawinan
khususnya akibat perceraian. Menurut
kemungkinan
ketentuan umum anak berhak atas
pencabutan kekuasaan, yaitu: salah
kesejahteraan, perawatan, asuhan dan
seorang atau kedua orang tua dapat
bimbingan berdasarkan kasih sayang
dicabut
baik dalam keluarganya maupun di
tentang
–
Dalam
Perlindungan Anak diharapkan hak –
Kelima, diatur dalam Pasal 49 Undang
Adapun
adanya
kekuasaannya
terhadap
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012
dalam asuhan khususnya untuk dapat
terhadap anaknya yang masih kecil
tumbuh berkembang secara wajar,
dan masih di bawah umur, hendaknya
oleh karena itu anak berhak atas
dianalogikan dengan konteks kasih
pelayanan
mengembangkan
sayang orang tua sehingga ayah dan
kemampuan dan kehidupan sosialnya,
ibu mempunyai hak yang sama dalam
sesuai dengan keadaan yang baik di
memberikan curahan kasih sayang
lingkungannya, serta anak berhak atas
terhadap
pemeliharaan dan perlindungan baik
pengertian demikian di atas, maka
semasa dalam kandungan maupun
antara Penggugat dan Tergugat tidak
sesudah dilahirkan. Dengan kata lain
perlu memonopoli haknya masing –
anak
perlindungan
masing terhadap pemeliharaan anak
hidup
tersebut.
berhak
terhadap sangat
untuk
atas
lingkungan
membahayakan
yang
anak.
Satu
atau
Sehingga
satunya
dengan
aturan
yang
dan
dengan jelas dan tegas membenarkan
wajar.
pendapat di atas dan memberikan
Diantara suami dan isteri yang berhak
pedoman bagi hakim dalam memutus
memelihara anak tersebut adalah
pemberian
isteri (ibu ), karena ada beberapa dalil
tersebut terdapat dalam Pasal 105
yang ada menyebutkan bahwa ibu
Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang
lebih berhak daripada ayah atas
menyatakan: “ Dalam hal terjadi
hadlonah dari si anak jika terjadi
perceraian : 1. pemeliharaan anak
sengketa. Hal ini justru demi melihat
yang belum mumayyiz atau belum
kepentingan dari si anak tersebut. Jadi
berumur 12 tahun adalah hak ibunya;
ibu lebih berhak memelihara si anak
1. pemeliharaan anak yang sudah
jika hakim masih memandang belum
mumayyiz diserahkan kepada anak
ada sebab yang menyebabkan si ayah
untuk memilih di antara ayah atau
lebih patut memelihara dan mengasuh
ibunya
si anak tersebut.
pemeliharaan.;
3.
biaya
pemeliharaan
ditanggung
oleh
menghambat
pertumbuhan
perkembangannya
Dalam
yang
pertimbangan
lain,
hak
asuh
sebagai
atas
pemegang
Ketentuan
KHI
anak
hak
ini
bahwa anak tersebut masih berada di
ayahnya.”
bawah
nampaknya tidak dapat berlaku secara
umur
masih
memerlukan
bimbingan dan arahan dari ibunya.
universal,
karena
hanya
akan
Dalam Konteks kasih sayang ibu
mengikat bagi mereka yang memeluk
Kepastian Hukum Terhadap Perlindungan Hak Anak Korban Perceraian (Rahmadi I.T) | 53
agama
Islam
perkaranya
memenuhi kebutuhan baik sandang,
diperiksa dan diputus di Pengadilan
pangan dan papan dari anak tersebut
Agama).
nantinya. Semua ini dipertimbangkan
Sedangkan untuk orang –
oleh hakim semata-mata dilakukan
orang yang bukan beragama Islam
demi kepentingan dan kemanfaatan
(yang
dari si anak tersebut.
perkaranya
diperiksa
dan
Tentunya
diputus di Pengadilan Negeri), karena
mereka yang tidak dapat memberikan
tidak ada pedoman yang secara tegas
penghidupan yang layak bagi si anak,
mengatur batasan pemberian hak asuh
sangat sulit untuk diberikan Hak
bagi pihak yang menginginkannya,
Asuh.
maka
hakim
menjatuhkan
Permasalahan lain yang dapat
putusannya akan mempertimbangkan
timbul dari pemberian hak asuh
antara lain pertama, fakta-fakta yang
tersebut antara lain, keinginan dari
terungkap dipersidangan; kedua, bukti
salah satu orang tua yang tidak
– bukti yang diajukan oleh para
mendapat Hak Asuh untuk tetap dapat
pihak; serta argumentasi yang dapat
bertemu dengan anak – anaknya yang
meyakinkan
hakim
berada dalam pengasuhan orang tua
kesanggupan
dari
pihak
yang
yang mendapatkan Hak Asuh atas
memohonkan
Hak
Asuh
Anak
anak-anak tersebut. Sehingga sekali
tersebut
dalam
dalam
mengenai
mengurus
dan
lagi
kepentingan
dan
pemberian Hak Asuh kepada salah
pemeliharaan atas anak tersebut baik
satu pihak, entah itu diberikan kepada
secara materi, pendidikan, jasmani
pihak Bapak atau Ibu, sekali – kali
dan
tersebut.
tidak menghilangkan hubungan antara
Misalnya dalam persidangan tersebut
Bapak/Ibu yang tidak mempunyai
terungkap bahwa suami/istri tersebut
Hak Asuh dengan anak tersebut. Hal
sering berbuat kasar dan memiliki
tersebut
perilaku yang buruk seperti mabuk,
dituangkan
berjudi dan sebagainya. Selain itu
perkara
akan diperhatikan juga dari segi
permohonan para pihak) agar pihak
finansial,
melaksanakan
rohani
dari
apakah
anak
dapat
dikatakan
dapat
dimohonkan
dalam
tersebut
bahwa
putusan (sesuai
agar atas
dengan
pihak
yang
Bapak/Ibu sewaktu – waktu dapat
Asuh
Anak
bertemu dengan anak – anaknya
tersebut memiliki kemampuan untuk
dengan sepengetahuan dari Bapak/Ibu
memohonkan
54 |
(yang
Hak
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012
yang mempunyai Hak Asuh atas anak
ikut pada bapaknya dalam hal perwalian
tersebut.
bagi si anak. Perwalian atau hak asuh itu
Perwalian
ditentukan
sebaiknya diberikan kepada pihak yang
oleh kedua belah pihak, mayoritas
memiliki waktu luang dalam mengasuh
yang ditunjuk menjadi wali adalah
anak. Kemudian secara finansial, juga
pihak ibu yang merawat dan pihak
cukup matang untuk memenuhi kebutuhan
bapak
segala
hidup si anak termasuk biaya pendidikan.
kebutuhan si anak sampai anak
Namun jika hal tersebut tidak disepakati,
tersebut dewasa, pada perwalian ini
maka
tidak ada batasan bagi pihak yang
solusinya. Hendaknya setiap perwalian
tidak ditunjuk menjadi wali untuk
yang ditentukan oleh kedua belah pihak
mengunjungi anak yang tidak berada
sebaiknya
di
Tetapi
Pengadilan apabila keputusan perceraian
menurut pendapat penulis, agar tidak
telah mempunyai kepastian hukum, ini
terjadi sengketa setelah perceraian
demi
mempunyai kekuatan hukum yang
perlindungan anak tersebut.
yang
bawah
yang
menanggung
perwaliannya.
tetap, karena anak – anak tersebut
proses
pengadilanlah
dimintakan
kepastian Dalam
sebagai
Penetapan
hukum
beberapa
hal
dalam yang
tempat,
berkaitan dengan perlindungan anak di
dan
Negara kita, sesungguhnya sudah sangat
perlindungan maka kemudian harus
jelas mengatur tentang hak perlindungan
dimintakan penetapan perwalian pada
anak, akantetapi kembali lagi kepada para
pengadilan oleh pihak yang ditunjuk
pihak yang bersengketa yakni kedua orang
menjadi walinya.
tuanya,
sangat perawatan,
membutuhkan kasih
sayang
apakah
mereka
akan
memperhatikan hak anak ataukah hanya mementingkan keegosian masing- masing
Penutup Dalam kenyataan di masyarakat,
pihak. Dalam suatu penetapan pengadilan
ketika terjadi suatu perceraian, maka anak
dimaksudkan untuk sebagai bukti yang
yang
umur,
kuat, sehingga penempatan anak ini
perwaliannya
memperoleh kekuatan hukum yang pasti
diserahkan kepada ibunya, sedangkan bagi
untuk melindungi kepentingan anak –
anak yang berumur, perwaliannya terserah
anak tersebut maupun pihak yang ditunjuk
kepada pilihan si anak sendiri, apakah dia
menjadi wali.
berada
pengasuhannya
di atau
bawah
akan ikut kepada ibunya ataukah memilih Kepastian Hukum Terhadap Perlindungan Hak Anak Korban Perceraian (Rahmadi I.T) | 55
Stampford, Charles. 1989. The Disorder
DAFTAR PUSTAKA
of Law: A Critique of Legal Theory. Ali, Zainuddin, 2006 Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika
New York: Basil Blackwell Inc. Sudarsono, 2005,
Hukum Perkawinan
Nasional Jakarta : Rineka Cipta
Farida, Maria Indrati Soeprapto, 1998,
Suriasumantri, Jujun S. 1987. Filsafat
Ilmu Perundang-Undangan: Dasar-
Ilmu Sebagai Pengantar Populer.
dasar
Jakarta: Sinar Harapan.
dan
Pembentukkannya.
Yogyakarta: Kanisius Gray, John, 2001,
Susilo, Budi, 2007, Prosedur Gugatan
Children are from Jakarta : Gramedia
Heaven,
Pustaka Utama
Cerai Yogyakarta: Pustaka Yustisia Syarifuddin,
Amir,
2006,
Hukum
Perkawinan Islam di Indonesia
Masdoeki Arif dan M.H TirtaHamidjaja,
Antara
Fiqh,
Munakahat
dan
,1985 Masalah Perlindungan Anak,
Undang – Undang Perkawinan
Jakarta: Akademika Persindo
Jakarta: Prenada Media
Meliala, Djaja S., 2006, Perkembangan
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan
Hukum Perdata Tentang Orang Dan
dan Pengembangan Bahasa, 1996,
Hukum Keluarga, Bandung: Nuansa
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Aulia
Edisi Kedua, Cetakan kedelapan,
Moeliono, Anton M dkk, , 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
di
Unicef, 1998, Implementation Handbook for the Convention on the Rights of
Romli Atmasasmita (ed) , 1997, Peradilan Anak
Jakarta : Balai Pustaka
Indonesia,
the Child, New York
Bandung:
Mandar Maju
PERUNDANG-UNDANGAN
Soebekti, 2003 Pokok – Pokok Hukum Perdata Bandung : PT Intermasa Soemitro, Irma Setyowati, 1990, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Jakarta: Bumi Aksara Soemitro,
Ronny
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. R.Soebekti dan R. TjitroSudibio, Kitab Undang – Undang Hukum
Hanitijo,
1990,
Metodologi Penelitian Hukum dan
Perdata, Pradnya Paramitha, Jakarta, 1981.
Jurimetri Jakarta: Ghalia Indonesia
56 |
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012
Undang – Undang Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2002, Tentang Perlindungan Anak Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama Konvensi PBB Mengenai Hak Anak Keputusan Presiden (Keppres) No. 36 Tahun
1990
Pengesahan
tentang Peratifikasian
Konvensi Hak Anak
Kepastian Hukum Terhadap Perlindungan Hak Anak Korban Perceraian (Rahmadi I.T) | 57