PENERAPAN ELEARNING GUNA MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN PEMBIMBINGAN DI RUMAH SAKIT UNTUK PERSIAPAN AKREDITASI ( STUDI KASUS : KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT ) KENT ARDY SUTJIADI VINA STEVANI CECILIA ANDRE DIYURMAN GEA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Jakarta Barat 11530 Indonesia, 021-5345830
ABSTRACT The goal of this research is to produce an application used for increasing the quality services of accreditation for hospitals by using an e-learning application. This application is also used by Commission Accreditation Hospitals (Komisi Akreditasi Rumah Sakit - KARS) and Management of hospitals. The proposal application is presented as a web-site which has content, forum, chat and system report. This study has done since September 2014 until January 2015 and the trials have been participated by 200 Surveyor Preceptors coming from all hospitals in Indonesia. By using Matrix IFE and EFE method, before using the e-learning application, many hospitals and KARS faced many difficulty to understand element of assessment (elemen penilian - EP) system accreditation 2012 version, spending a lot of expenses, limited time and limited of the personnel Surveyor Preceptors as well. The result of the implementation of this system is through questioners giving out to the end user. The results showed that the system is helpful for hospitals an Surveyor Preceptors , especially in distribution material and the usage of communication media, both from offline or online. In conclusion, by using the e-learning application, it will help KARS to manage customers relationship, such as with Surveyor Preceptors and hospitals. By using this application, hoping that many hospitals would understand the process of accreditation and will accelerate the government program in increasing the number of hospitals accreditation. Key words : elearning, ecrm, preceptors accreditation
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah aplikasi yang bertujuan unyuk meningkatkan kualitas layanan pembimbingan akreditasi di Rumah Sakit (RS) melalui penggunaan aplikasi eLearning yang digunakan oleh pihak Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan Manajemen RS. Aplikasi yang diusulkan adalah berbasis web yang memiliki fitur seperti konten, forum, chat dan sistem laporan. Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2014 sampai Januari 2015 dan di ujicoba kan kepada 200 orang peserta Surveior Pembimbing dari seluruh RS di Indonesia. Dengan menggunakan metode Matriks IFE dan EFE didapatkan bahwa sebelum menggunakan aplikasi eLearning, pihak RS dan KARS mengalami kesulitan untuk memahami elemen penilaian (EP) sistem akreditasi versi 2012, mengeluarkan biaya yang mahal, keterbatasan waktu dan jumlah personel Surveior Pembimbing. Hasil yang didapatkan dari implementasi sistem melalui penyebaran kuisioner kepada peserta pengguna aplikasi menunjukkan bahwa sistem sangat membantu pihak RS dan Surveior Pembimbing terutama dalam hal pendistribusian materi dan penggunaan media komunikasi, baik secara offline maupun online. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan aplikasi eLearning akan membantu pihak KARS untuk mengelola hubungan dengan pelanggan yaitu Surveior Pembimbing dan RS. Dengan harapan bahwa semakin banyak rumah sakit yang memahami proses akreditasi, akan mempercepat program pemerintah dalam peningkatan jumlah RS yang di akreditasi. Kata kunci : elearning, ecrm, pembimbingan akreditasi.
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam bidang kesehatan, Rumah Sakit (RS) merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dimana RS harus mempunyai suatu standar yang dikenal sebagai akreditasi. Secara umum akreditasi merupakan suatu kewenangan yang diberikan kepada seseorang (lembaga) untuk melaksanakan tugasnya. Undang-Undang No 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi RS, disebutkan bahwa akreditasi bertujuan meningkatkan keselamatan pasien RS dan meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya manusia RS dan RS sebagai institusi. Beberapa ketentuan yang diatur dalam UU tentang akreditasi RS adalah : (1) dalam upaya meningkatkan daya saing, RS dapat mengikuti akreditasi internasional sesuai kemampuan, (2) RS yang akan mengikuti akreditasi internasional harus sudah mendapatkan status akreditasi nasional, (3) akreditasi internasional hanya dapat dilakukan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang sudah terakreditasi oleh International Society for Quality in Health Care (ISQua). Komisi Akreditasi RS (KARS) merupakan badan independen yang dibentuk oleh pemerintah yang bertugas untuk melakukan proses akreditasi RS diseluruh Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari website Departemen Kesehatan Indonesia diketahui bahwa jumlah RS yang ada di Indonesia berjumlah sekitar 2415 RS (Depkes, 2015), sedangkan RS yang telah terakreditasi oleh KARS berjumlah sekitar 78 RS, sementara layanan RS sangat berpengaruh pada kenyamanan, keselamatan dan kepercayaan pasien terhadap RS.
Dalam proses akreditasi, pihak RS harus melalui beberapa tahapan dimana pihak pembimbing akan memberikan bimbingan yang biasanya dilakukan secara verbal atau bertemu secara langsung. Hal tersebut membuat bimbingan menjadi kurang efektif dan efisien dikarenakan setiap RS mempunyai keterbatasan waktu, sumber daya dan posisi geografis RS yang sulit dijangkau. Oleh sebab itu, maka KARS perlu mengembangkan suatu sistem pembelajaran berbasis web yang memuat berbagai konten yang memudahkan pembimbing maupun RS untuk melakukan pembimbingan sebelum RS melakukan proses akreditasi, sehingga terjadi peningkatan jumlah RS yang terakreditasi. Dari beberapa analisis masalah tersebut, maka perlu dilakukan metode pembelajaran jarak jauh yang didukung oleh aplikasi eLearning yang bertujuan untuk membantu proses bimbingan yang dilakukan oleh KARS. Juga, sistem harus mampu mengakomodasi penyajian konten yang sudah dibakukan, sehingga memudahkan distribusi materi, mudah diakses, dan mudah dipelajari.
1.2 RUMUSAN MASALAH •
Bagaimana cara mengetahui proses bisnis yang sedang berjalan pada KARS?
•
Bagaimana cara mengetahui masalah – masalah pada sistem yang sedang berjalan?
•
Bagaimana cara memenuhi kebutuhan KARS untuk proses distribusi materi, komunikasi secara personal?
1.3 TUJUAN •
Melakukan analisis tentang proses bisnis yang sedang berjalan pada KARS.
• Mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada sistem yang sedang berjalan. • Melakukan implementasi sistem eLearning yang sesuai dengan kebutuhan KARS untuk proses distribusi materi, komunikasi secara personal dengan pembimbing melalui live chat, forum, dan penyampaian informasi melalui message dan notification.
METODE PENELITIAN Metode analisis yang digunakan adalah matriks IE dan matriks SWOT. Tujuan menggunakan matriks IE dan SWOT yaitu agar dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang berada di dalam KARS maupun mengetahui peluang dan ancaman yang terjadi di luar KARS. Sehingga akan menghasilkan strategi yang cocok untuk diterapkan di KARS. Perancangan sistem menggunakan metode yang berorientasi objek. Metode perancangan yang digunakan akan disesuaikan dengan aplikasi KARS yang sebelumnya telah dirancang untuk membantu rumah sakit melakukan proses bimbingan secara terkomputerisasi.
PEMBAHASAN Diagram & Matriks SWOT Berdasarkan hasil yang diperoleh antara table matriks IFE dan EFE dapat diketahui bahwa nilai IFE-nya adalah 3,10 dan nilai EFE-nya adalah 3.25. Setelah melakukan perhitungan posisi diagramSWOT maka dapat diperoleh garis IFE berada di titik 1.50. Sedangakan garis EFE berada di titik 2.35.Angka IFE diperoleh dari hasil pengurangan ((subtotalkekuatan) – (subtotal kelemahan)).Sedangkan untuk angka EFE diperoleh dari hasil pengurangan ((subtotalpeluang) – (subtotal ancaman)). Hasil dari pengurangan tersebut akan digunakan untuk menentukan titik X dan Y dalam diagram SWOT. Serta untuk menentukan posisi kuadaran perusahaan tersebut di dalam diagram SWOT. Dengan demikian maka KARS di dalam diagram berada dalam kuadran 1 yaitu suatu keadaan dimana KARS memiliki kekuatan dari segi internal dan memiliki banyak peluangyang dapat dimanfaatkan. Oleh sebab itu KARS harus dapat memanfaatkan kekuatan internalnya serta peluang yang ada untuk mengembangkan institusinya. Strategi yang tepat untuk kondisi ini adalah strategi kebijakan petumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Berikut akan digambarkan posisi KARS dalam diagram SWOT. Diagram SWOT adalah sebagai berikut :
Matriks IE
Dari hasil yang telah diketahui dari nilai rata – rata tertimbang untuk EFE adalah 3.25 dan IFE-nya adalah 3.10. Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh nilai yang didapatkan KARS masuk ke dalam bagian I. Untuk bagian I memiliki strategi terbaik yaitu dengan cara menerapkan Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy) karena strategi tersebut desain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Berdasarkan alternatif strategi yang dikembangkan melalui matriks SWOT, maka yang mendukung Strategi Pertumbuhan dalam kaitannya dengan KARS yaitu : a. b.
Dengan melakukan kegiatan bimbingan melalui aplikasi eLearningberbasis web Melakukan kegiatan diskusi melalui aplikasi (Forum)
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan antara lain :
1.
Dengan adanya media komunikasi secara online pada aplikasi eLearning seperti live chat, forum, message dan notification, dapat memudahkan pihak RS untuk mendapatkan bimbingan dari Surveior Pembimbing tanpa mengenal batas waktu dan jarak.
2.
Memudahkan KARS untuk mengelola hubungan dengan pelanggan yaitu dengan Surveior Pembimbing dan RS, terutama dalam hal peningkatan layanan pendistribusian materi, tanya jawab, pengolahan sistem laporan, dan proses monitoring selama bimbingan.
3.
Dengan adanya aplikasi eLearning, terjadi peningkatan jumlah RS yang meminta untuk dibimbing sehingga membantu KARS dan program pemerintah dalam pencapaian target jumlah RS yang terakreditasi.
SARAN Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut : 1. 2.
3.
Disarankan untuk melakukan evaluasi pada infrastruktur seperti koneksi internet, server yang memadai, dan melakukan perbaikan-perbaikan jika jumlah pengguna semakin banyak. Perlu dilakukan pelatihan secara terus-menerus terhadap Surveior Pembimbing mengingat umur Surveior Pembimbing yang rata-rata di atas 60 tahun dan belum menguasai penggunaan teknologi secara menyeluruh. Perlu dilakukan penjadwalan maintenance terhadap sistem secara berkala untuk menghindari terjadinya kehilangan dan kerusakan data.
DAFTAR PUSTAKA Ankita Sharma, Dr.Sonia Vatta. (2013). International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering. Role of Learning Management Systems in Education. Available online at: www.ijarcsse.com Azar Arsyad. (1997). Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Basuki Wibawa dan Farida Mukti. (1992/1993). Media Pengajaran. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikti Dipdikbud.
Bell D, UML basics: An introduction to the Unified Modeling Language, IBM Developer Works, http://www.ibm.com/developerworks/rational/library/769.html, (2003) June 15. Brown, James W, Lewis Robert B, and Harcleroad, Fred F. (1983). AV Instructional: Technology, Media, and Method. New York: Mc. Graw-Hill Book Company. Cateora, R. Philip, dan Graham, L. John. (2007). Pemasaran Internasional. Ed 13, Buku1. Salemba Empat, Jakarta. Council of Chief State School Officers. (2010, July). Interstate Teacher Assessment and Support Consortium (InTASC) Model core teaching standards: A resource for state dialogue (Draft for public comment). Washington, DC: Author. Darrell Lockwood, Susan Givens, Dorothy Flaherty, Nancy Mirra, Ryan King, Chris Love, Ben Hodges, Seth Goodman. (2013). Learning Management System. Study Group Report. Degeng, I Nyoman Sudana. (1993) Media Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang. Fakhreddine Karray, M. A. (2008). Pattern Analysis and Machine. Waterloo, Canada: Electrical and Computer Engineering University of Waterloo. Farid Mokhati, Mourad Badri: “Generating Maude Specifications From UML Use Case Diagrams”, in Journal of Object Technology, vol. 8, no. 2, March-April 2009, pp. 119-136 Ferriman, J. (2013, May 15). Corporate Learning Trends: An Overview [INFOGRAPHIC]. Retrieved May 29, 2014, from LearnDash: http://www.learndash.com/corporate-learning-trends-an-overview-infographic/ Fred R. David. (2008). Strategic Management CONCEPTS AND CASES. New York: Patience Hall. Gasperz, Vincent. (2011). Total Quality Management: Untuk Praktisi Bisnis dan Industri. Bogor : Vinchistro Publication. Griffin, Jill. (2005). Customer Kotler(2000:429).
Loyalty.
Edisi
Revisi,
Jakarta
:
Erlangga
Henry L.Steen. (2008). “Effective eLearning Design”, MERLOT Journal of Online Learning and Training, Vol4., No4., December 2008.
Homji, K. F. (2010). Business Process and Change Management Offerings for Addressing Issues in the Retail Supply Chain. Gurgaon: Tata Consultancy Services. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Jeff Cobb. (2013). The 7 Step Process For Selecting a Learning Management System (LMS). Jurubesco,T., (2008). Learning content management system, Revista Informatica Economica, vol 4 (48), 91-94. Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa oleh Hendra Teguh , Ronny A Rusly, Benjamin Molan. Edisi Milenium. Jakarta : PT.Prenhallindo. Lee, S. (2012). International Journal of Database Theory and Application. Unified Modeling Language (UML) for Database Systems and Computer Applications, 160-162. Lukas. (2001). Makalah Seminar : Customer and Partner Relationship Management, Telematic Research Group. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (1991). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. O’Brien, J.A. (2000). Introduction to Information System. Essentials for the Internetworked Enterprise. Ninth edition. Boston: McGraw-Hill Reynald Dwi Kristianto. (2010). Customer Relationship Management, Teknik Informatika UPN “Veteran” Yogyakarta. Romi Satria Wahono. (2006). Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. Diakses melalui http://romisatriawahono.net/ pada 3/01/15 10:20AM. Sarlak, M.A. and Fard, R.S. (2009). The Impact of CRM on the Customer Satisfaction in Agricultural Bank. American Journal of Economics and Business Administration, 1 (2), 173-178. Simamora, Bilson. (2003). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sofia. (2010). Software Development Process – activities and steps
Sonnaben A. Thomas. (1993). Matematic for elementary Teacher : An Interactive Approach. New York. Sounder Collage Publising. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. 2012 (cet. 15) Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima. Tjiptono, F. & Chandra, G. (2011). Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta: Penerbit Andi. Tjiptono, Fandy. (2007). Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta : Andi. Tunggal, Amin Widjaja. (2008). Dasar-dasar Customer Relationship Management, Jakarta: Harvarindo. Whitten, Jeffrey L., Bentkey, Lonnie D., Ditman, Kevin C. (2004). Systems analysis design methods sixth edition. McGraw-Hill. New York.
CV Kent Ardy Sutjiadi, lahir di kota Cirebon pada 27 Juli 1992. Penulis menamatkan pendidikan Strata 1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sistem Informasi pada tahun 2015 Vina Stevani, lahir di kota Pematang Siantar pada 03 Desember 1993. Penulis menamatkan pendidikan Strata 1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sistem Informasi pada tahun 2015 Cecilia Andre, lahir di kota Pematang Siantar pada 11 Januari 1994. Penulis menamatkan pendidikan Strata 1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sistem Informasi pada tahun 2015
