I
KEMISKINAN DI VIETNAM,LAOS,DAN KAMBOJA
iwl"-qo iP Ii
II
t
ii -
Oleh Mubyarto
DOKUMENTASI & ARSIP
BAPPEi{AF Acc.irro., ..3-72?.,F.... Class
: ......D4.'.?.
checkedt]'.'3.(:{p:?.'.
KantorMenkoEkuin Mei 1999
.-
,
Daftarlsi
Pengantar
1
t. Pendahuluan 2 GayaVietnam:PelajaranBagilndonesia tI. Reforrnasi ru. KelahiranKembaliLaos 8 KambojaSebagai"Dosa"International tv. Kemiskinan v. Penutup 16
11
Pengantar
DisponsoriUNDP PerwakilanJakarta dan dukungan "luar biasa" KBRI di Hanoi, Vientiane, dan Phnom Penh, kami mengadakan perjalanan"studi banding" di tiga negara anggota termuda ASEAN yaitu Vietnam, Laos, dan Kamboia, tanggal 16-26 April 1999,masing-masingtiga hari. Di setiapnegarakami menjumpaisejumtahpejabat setempat biasanyaseorang menteri penanggungjawab kebijaksanaanpembangunan perdesaan dan penanggulangankemiskinan dan pejabat-pejabatsenior setingkat "eselon 1".Di sampingitu juga selalu ada "kunjunganlapangan"yang oleh penerjemah kami di Hanoi (Staf lokal KBRI) disebut seperti "Fact-FindingMission".Pada awalnya memang pejabat Vietnam "tidak mengerti" mengapa kami ingin bertemu langsung dengan petani. Rupanya pejabat yang bersangkutan"tidak terlalu senang" dengan keinginankami ini, karena"tidak biasa" bahkan bagi pejabatpemerintahsendiri.Maka kami beruntungdan sangat berterimakasih pada semua KBRI yang dapat "menembus birokrasi"dan di mana perlu menyediakanpenterjemah.Konsep laporansudah diketik di setiap negara yang bersangkutanyang kami kunjungioleh Staf KBRI setempat dan "mengoreksinya". ada yang sudahsempatmenanggapiatau Terima kasih tak terhingga kami sampaikan pada Saudara Edo Syarifuddin (KBRI Hanoi), lbu Umi Lestari dan Tangkuman Alexander | (Vientiane),dan Wibanarto (Phnom Penh),yang telah dengan efisien mengaturpertemuan-pertemuan dan mendampingikami dalam pertemuan-pertemuan denganpejabat-pejabat setempat. Dan tentu sajajuga kepadaBapak-bapakDuta Besaryang telah banyakmembantudan memberikankemudahan-kemudahan di setiap tempat. Di Phnom Penh Bapak Dubes Hamid Alhadad mendampingikami meninjauProyek PembangunanPerdesaandan PermukirnanKembali (Rural Developmentand ResettlementProject)yang dibiayaiJICA (Jepang),dengan delapanorang lndonesiabertindaksebagai"expert'.Tenagatenaga ahli Indonesia yang dipimpin Saudara Agus ini berhasil menjadi "pendamping" masyarakatdesa di PropinsiKamphong Speu dan Takao sehinggaIndonesiaberhasil menempatkandiri sebagai"kakak"bagi Kambojayang sedang berusahamembangun kembalinegaranyadai'ipuing-puingpeperangan40 tahun. Demikiansemogabermanfaat.
J a k a r t a , 4M e i ' 1 9 9 9
Mubyarto StafAhli MenkoEkuinBidang PemerataanPembangunan dan Fenanggulangan Kemiskinan
l Pendahuluan
Tiga negara bekas "lndocina-Perancis" yaitu Vietnam, Laos, dan Kamboja, dengan latar belakangsejarahhampirsama, setelahPerangDunia ll mengalami"nasib"hampir sama yaitu dirundung perang berkepanjanganantara 2-4 dekade. Ke tiga negara dengan jumlah penduduktotal 95,3 juta yang kini semuanya sudah menjadi anggota ASEAN (Vietnam1995,Laos 1997,dan Kamboja1999) pernahmemilihsistemekonomi sosialis komunis dengan perdesaannyaterbagi dalam komune-komune, dan kini semuanyadiarahkanmenujusistem"ekonomipasarsosial". Karena ke tiganya pernah menjadi protektoratPerancis dan pernah masuk dalam pengaruhsistemsosialisRusia-UniSoviet,maka para pemimpinnyabanyakyang berpendidikanPerancisdan Eropa Timur, kecuali Kamboja yang kaum intelektualnya hampir"dihabiskan"dalam genocideala Pol Pot 1974-79. Kemiskinanperdesaandi tiga negara ini masih amat luas dan ekonomi rakyatnya belum berkembang. Kamboja yang paling lama dilanda perang dalam kondisi kemiskinanyang sama denganLaos, meskipunprospekperkembangannya jauh lebih "memiliki "hubungan baik, karena laut",dan ke luarnya"lebihluas.Bantuanluar negeri yang diterima Kamboja jauh lebih "membanjir"ketimbang Laos, karena pergolakan politik dan militer selama 40 tahun adalah akibat "campurtangan" kekuatan-kekuatan asing yang kepentingan-kepentingannya saling bertentangan.Maka kemiskinan di Kamboja dapat dianggap merupakan "dosa international",dan pemecahannyajuga merupakan"kewajibaninternasional". Vietnam sebagai negara terbesardari ke tiganya juga dianggap "lebih senior" tidak saja karena mampu menyatukandua Vietnam (Utara dan Selatan) yang mulamula secara edeologi berbeda, tetapi penyatuannya kembali ditandai dengan "menaklukkan" Amerika Serikatpada tahun 1975, negara adikuasayang membantu VietnamSelatan.Bahkantiga tahunkemudian(1978)Vietnamyang sudah bersatudan kuat militernyamembantu"membebaskan" Kambojadari pemerintahanyang bengisdari Pol Pot. PendudukanVietnam di Kambojaselama 10 tahun (1979-Sg)di samping membanturakyat Kambojadari kekejamanPol Pot juga tidak urung meninggalkansisasisa rasa "sakit hati" dari mereka yang menganggapVietnamjustru menjadi kekuatan asinglainyang inginmenguasaiKamboja. Demikianmeskipunsepintaslaiu terkesan bahwa ke tiga negara bekas "lndocina" ini sistem nilai masyarakatnya sama, namun studi yang lebih mendalammengperbedaan-perbedaan ungkapkan mencolok,dan prospekmasa depannyajuga amat yang yang berbeda satu dari lain. Laporanberikuttentangkemiskinanperdesaandi tiga negarabukantulisanhasil penelitianyang mendalarn,namun lebih merupakan"kesan-kesankunjungan"yang masing-masinghanya berlangsungtiga hari. Buku-bukutentang Vietrrammemang
sudahcukupbanyak,namundata-dataempiriklengkapdan baru palingbanyakkami perolehtentangKamboja,berupalaporan-laporan dari banyaklembagadan organisasi internasional termasukLSM(NGO)yangberkantor di PhnomPenhdan bergiatsampai ke pelosok-pelosok Kamboja. Tema laporanke tiga negaraberbeda-beda. Vietnam dengan Doi Moi-nya (renovasi)kini sedang "on the move" untuk menarikmodal asing dari manapun datangnya(termasukIndonesia); Lao PDR laksanasedang"mengeliat" dari tidur atau sedang"lahirkembali";dan Kambojayang masyarakat dan budayanyanyarishancur akibat perang saudara, kini seakan-akanmembiarkanpembangunannegaranya menjadi"keroyokan" orang-orang asing. Namunjelas ada semangatkuat dari ketiganyauntuk"belajar"dari saudarasaudaranyayang lebihseniordi dalam"ASEAN-10" yang baru saja tercapaidengan diterimanya Kambojasebagaianggotake-10tanggal30 April1999.
II
ReformasiGayaVietnam:PelajaranBagi Indonesia
ln lndonesia'scrisislie the seedsof a revolutionin development thinking.The key is understandingthe reversalof lndonesia's fortune,whichmust be one of the great turnaroundsin annalsof economichistory. I am convincedthat they reallydo not understandthe implication of culturaldifferencesin designinginteruentions,especiallyin a timeof crisis. Differentculturesreallylook on busrnessrelationsdifferently. "lt is my obligationsto helpyou as a friendand colleague." (DennisDe Tray,JakartaPost,14April1999,hlm6).
Pendahuluan Beberapabulan lalu majalah FEER menyuarakankekhawatirankalanganbisnis asing tentang "bahaya" dari kebijakan ekonomi baru lndonesia sebagaimanaterkandung dalam konsep ekonomi rakyat. Para pakar dan pengamat ekonomi Indonesia khususnyadari kelompok"arus utama",juga dengan keras "menentang"konsep yang "diskriminatif ini, sedangkan sebagian yang lain "tidak ambil pusing". Namun yang menarik,jurnal ekonomi berwibawaBIES dari Australiadalam surveynyabulan April 1999 menyediakantiga halaman penuh tentang ekonomi kerakyatan yang dikaitkan denganisiTAP MPR No. XVI dan "masadepanpengusahaIndonesiaketurunanCina". Bahwa konsep ekonomi kerakyatan"ditolak" oleh sementara pakar ekonomi Indonesiatetapi sebagai fakta mendapatperhatianbesar dari kalanganasing adalah menarik.Inilahbarangkali"kultur"atau "budaya"lndonesiayang sedangdianggapamat penting untuk dipahami oleh orang-orang asing tetapi dianggap "melawan arus globalisasi"oleh banyakorang Indonesia.Maka jika Dennisde Tray, KepalaPerwakilan Bank Dunia di Jakarta (1995-99),"menyatakanbersalah"karenatelah kurang memperhatikannyaselama empat tahun bertugasdi Indonesiaadalah penting sekali. De Tray mencatat bahwa "menolongteman" dalam budaya lndonesiabenar-benarmerupakan kewajiban,jadi berkonotasipositif,meskipunjustru dalam semangat reformasi,"KKN' inilah yang harus benar-benardihindarkanatau dijauhi. Kontradiksi-kontradiksi ini menyadarkanDennis de Tray untuk menyimpulkanbahwa dalam krisis (total) yang sedang dihadapilndonesiamemangterkandungbibit-bibit"revolusi"dalam gagasangagasan dasar pembangunan Indonesia masa depan (seeds of a revolution in develapment thinking).
Kapitalismedan Ekonomi Vietnam Seoranganak mudaVietnamN.Le Anh Tuan (26 th) yang menjadipenterjemah kami, tidak keberatan negaranya "berkiblat" ke Rusia. Namun secara tegas ia menyatakanbahwa Rusia cenderungmenjadi "terlaluliberal"dan "bergaya kapitalis", dengan akibat perekonomiannya"kacau balau" setelah perestroika, sedangkan RRC yang sosialistetap mantapdan ekonominyatumbuh positifdalam kondisikrisisekonomi Asia. Meskipun diakuinya banyak yang masih perlu dibenahi dalam strategi pembangunanekonomi negaranya,tetapi jelas Doi Moi (renovasi)telah mengubah secara radikalkehidupanekonomi rakyat Vietnam. Mrs. Ham (69 th) yang pengusaha keramikdi desa Bha Trang 15 km dari Hanoihanyamempunyaikaryawankurangdari 10 orang sebelumDoi Moi, kini setelahtiga tahun mempekerjakan hampir 30 orang. Dan jika dulu semuahasilnyaharusdijualkepadapemerintah, kini ia dapatmenjualdan bahkan mengekspornyasendiri, sehingga keuntungannyajauh lebih besar. Sistem pasar telah mengubahsecara radikalekonomi rakyat Vietnam dari yang serba diatur pemerintahmenjadiekonorni rakyat dalam arti kata sebenarnya.Seorangwanita lain yang lebih muda Mrs. Bui Thi Lien (48 th) dari Propinsi Ha Tay mengisahkan "kebahagiaanluar biasa"dari petanidi desanyadenganDoi Moi 1986, karenapetani berubah radikaldari sekedar "pegawaipabrik pertanianpadi" yang berarti "rajin malas digaji sama", kini menjadi "petani bebas". Maka produksi dan pendapatan petani melonjak dengan minimal 70%. Bagaimanapunternyata akhirnya pemerintah sadar bahwa ekonomi serba negara (etatisme)memang tidak merangsangorang bekerja kerasdan perekonomian nasionalmenjadilunglai. "keterbukaan Demikian terbatas"dari ekonomi Vietnam,tidak seperti ekonomi "terbuka yang Indonesia berlebihan"berakibatamat positif,karena disampingekonomi rakyat lebih bergairah juga mampu meredam dampak negatif krisis ekonomi Asia. Pertumbuhanekonomi9% tahun 1997 memangtelah turun menjadi6,6% tahun 1998 dan kurs dong Vietnam juga turun namun hanya sekitar20o/osaja. Inilah yang membuat pengamat asing dan orang-orangVietnam sendiri optimis bahwa Vietnam akan mampu "mengejar"ketinggalannya dari negara-negara tetangganyadi Asean maupun Asia Timur.Vietnamadalahkandidat"tigef'baru di Asia. FelajaranBagi lndonesia Pelajaranmenarikdari pengalamansejauhini dari Vietnambagi ekonomiIndonesia adalah bahwa adopsi sistem pasar bebas (multi-sectormarket sysfem) tidak harus diartikanmengadopsipenuh seluruh"sistemkapitalisme"dari Barat (a/a IMF). Meskipunadopsi sistem pasar bebas ini nampak semakinlama semakin"tuntas"di Vietnam,namun pemerintahmenerapkankebijaksanaanperubahanbertahap(gradual) yang tidak mengakibatkan "kebablasan" langkah-langkah sepertihalnya di Indonesia. Memangdari segi sejarah,bangsadan rakyatVietnammemiiiki"kebanggaan"sangat tinggi untuktidak menerimabegitusaja sistemkapitalisme Amerika,negarayang telah perang dikalahkannya dalam 9 tahun (1966-1975), maupunsistemkapitalismebergaya
Perancis(1945-1954 dan sebelumnya). BangsaVietnammerasaberhasildan mampu memilihsistemekonomiyangdianggapnya paling"pas"termasuk jika perlu"berbeda" 'bertentangan" dari sistemekonominegara"mentor"nya (Rusia),dan bahkan dengan sistemekonomiyang dianutnegarabesardan kuat yang menjaditetanggadekatnya yaituRRC. Tentangstrategi,kebijaksanaan, pengurangan dan program-program kemiskinjawab an, Vietnammenunjukkan kesungguhannya penanggung denganinstansi utamanya adalahKementerian Perburuhan, Cacad,dan MasalahSosial(Ministryof Labour, lnvalidsand SocialAffairs)yangmenterinya MadameNguyenThi Hang pernahmembawa delegasicukup besarberkunjungke lndonesiatahun 1994 untuk"belajardari programlDT". Kementerian ini bersamaKementerian Pertaniandan Kehutanandan lima kementerianlain bekerja erat untuk meningkatkanpendapatanpetani dan pendudukmiskin di perdesaan.Keluhan-keluhan utama dari petani dan penduduk miskindi perdesaan pegunungan terutamadi daerah-daerah adalahkurangnyamodal dan pemasaranbagi berbagaikomoditiyang mereka hasilkan.Maka pemerintah Vietnamkini sedangberpikirkeras untuk menyusunprogram-program yang mampu menyampaikan modalbergulir a/a programIDT ini ke 1.715commune dariseluruhnya 10.359communedi Vietnam,yang 1.500communedi antaranyaberadadi daerah pegunungan yangtandus. Dariseluruhnya 61 propinsi, menurutgambaran kasar,25 propinsikemiskinan(18propinsi propinsi-propinsi nyalebihdari20o/o pegunungan), di antaranya dan21 propinsidengankemiskinan antara11-2A%. Jumlahpenduduk miskinVietnamtahun1998 juta jiwa, yang "direncanakan" ditaksirsekitar13o/oatau10 semuanyadapat"dientaskan"tahun2005. Penutup Disampingpada umumnya Indonesiaharus belajardari pengalamannegaranegaramaju, kita dapatjuga belajardari negara-negaralain "di belakang"kita, misalnya Vietnamyang berpenduduk 79 juta jiwa tahun 1998 denganluas wilayah330.991km2 (17o/o dariseluruhwilayahIndonesia). Pada saat memulaiDoi Moi (renovasi,reformasi) tahun 1986,Vietnammasihmelaporkanjumlah kemiskinan1.k.30%,dan kini 12 tahun kemudiandapat diturunkanmenjadi 13o/osaja. Sukses ini terutama dicapai melalui pengembangan sistern pasar ganda (multiple secfor market sysfem) dengan "membubarkan"koperasi dan membangun sektor pertanian.Sektor pertanian yang masilt dominan dan perekonomianperdesaanmendapatperhatianbesar sehingga masalah kemiskinandan kelaparanpenduduknya(poverty and hunger) dapat benarbenar diatasi.Produksiberas sebagaicontoh mendapatperangsangbesar sehingga Vietnamsekarangtidaksaja mampurnenghapusimpor(mencapaiswasembada), tetapi bahkanmampu rnengekspor 2,5 juta ton beras,400.000ton di antaranyake Indonesia (1998). Vietnam dewasa ini sedang "on the move" yang dengan sernangattinggi berusaha"mengejar"ketertinggalannya dalampembangunan ekonomi. o
Republik DemokrasiVietnam memperolehkemerdekaan dari Perancis(dan Jepang)tanggal2 September1945,dan sepertihalnyaIndonesiamemulai"perang kemerdekaan" melawanPerancisyanginginkembalimenjajah(sepertihalnyaBelanda padatanggal19 Desember di Indonesia) penuh, 1945.Setelahmencapai kemerdekaan VietnamUtara (RDV)kemudianditantangAS, yang dengandalih mempertahankan VietnamSelatandari ancamankomunisme, kemudianmengirimkan sampai500.000 tentarake VietnamSelatan.Namunpemerintah VietnamSelatanyangdibantuAS tetapi tidak didukungrakyatnyaakhirnya"menyerah"denganjatuhnyaSaigon(kini Ho Chi MinhCity)tahun1975(30April).Makatanggal3 Juni1976Vietnam"bersatukembali" dengannamaRepublikSosialisVietnam(RSV)yangmelaluiDoi Moi (Kongres Partai Komuniske-6) mengadakanreformasi ala Vietnam secara besar-besaran. Kini Vietnamdapatdijadikancontohmenariksebagaisatu negarayang mempunyairasa percayadiri besaruntukmembangun bangsadan negaranya tanpaharusmengadopsi begitusajasistemekonomiasingyangtidakcocokdenganbudayanasionalnya.
UT KelahiranKembaliBangsaLaos
lncreased national wealth can translate into higher living standards and higher-level of social spending for the entire population, providing too much does not fall into the hands of a selfish and greedly elite, whose personal wealth cornes from selling off the nation's resources to the highest briber. Cultural survival on the other hand, will depend on more than economic development; and it is on cultural survival that the unique identity of Laos will depend (Martin Sheaft-Fox, Buddhist Kingdom Marxist Sfafe: The Making of Modern Laos, White Lotus, 1996,p. 245).
Pendahuluan Bangsa dan negara Laos (Republik Demokrasi Rakyat Lao) laksana baru saja "dilahirkankembali".Sebagai negara terkecil di daratan Asia Tenggara yang "diapit" atau "dilindungi"lima negara tetangganyadari yang terbesar di utara, China dengan penduduk1,3 milyar,sampai Kambojasebagaianggotapaling baru dari ASEAN (10 juta). Dengan tiga negara yang berbatasanlainnya yaitu Thailand sebelah barat (62 juta), Vietnam di sebelahtimur (79 juta), dan Myanmar (49 juta) menjadikanLaos "inti" dari pemusatanpemukimankehidupanmanusiaterbesardi dunia, 1,51 milyar yang merupakanhampir1/3 seluruhpendudukdunia. Laos memang seakan "dilahirkankembali"karena baru benar-benar"merdeka kembalitahun 1975' bersama dengan keiuarga besar Perhimpunan Negara-negara ASEAN tempatnya berhimpun sekarang. Dengan ukuran negara-negara modern, prasaranaapapunyang diperlukanbelumdipuhyaisecaramemadai.Vientianesebagai ibukota Laos, dengan penduduksangat sedikit (555.000orang/tahun1997), setara dengan ibukota kabupatendi lrian atau Kalimantandengan sebagianjalan belum diaspal dan belum ada trotoarnya.Meskipunsudah ada sejumlah hotel internasional tempattamu-tamudan turis asing menginap,namunjumlah taxi masih amat terbatas dan belum menggunakanargo meter. Selain itur belum ada fasilitas perbelanjaan setingkatsuper market, dan kartu kredit juga belum dikenal.Orang Laos hidup amat sederhanadan terkesansantai,seakantak mengenalistilahglobalisasiyang menjadi kata sehari-haridari saudara-saudarannya di negara-negarateiangganya."Mai pen rai", kata orang Thai, atau "Bopenyang" kata orang Laosl. Mengapa orang Laos nampakbegitu"santai"tidak sepertiorangThailand,orang Vietnam,atau orang China yang "agresif'?Inilahkepribadianbangsa Laos atau bangsaTAI yang sudah dikenal sejakzaman Buddha Gautama pada abad 6 SM. Suatu suku bangsayang mendiami
t
Peter & Sanda Simms, The Kingdomof Laos: SixHundred Yearsof Hisfo4y,Cursor, 1999, h. 3
B
"lndo-China"mencakupnegara-negarayang kemudiandisebutBirma, Kamboja, Laos, Thailand,Vietnam,dan Malaysiabagian utara. Kemiskinan atau Kesahajaan Dengan mencatat"sejarah"bangsa Laos yang demikian panjang tetapi cukup jelas, kita lebih mudah memahami mengapa Laos kini termasuk "paling miskin" di ASEAN tanpa ada kesan mereka sendiri merasa "tertinggal"dan ingin mengejar kemajuannegara-negara tetangganya.BayangkanLaos menjadinegaramerdekatahun 1975, tetapi dewasa ini masih tidak malu-malu melaporkan taraf buta huruf penduduknyayang masih 43% (1995) dan baru empat tahun lalu (1995) resmi mempunyaisatu universitasnasionaldengan mahasiswanyakurangdari 10.000orang, 1000 orang di antaranyadi FakultasPertanian.Jumlah sarjana atau yang mengalami pendidikansesudahsekolahlanjutan(SMU) hanya 3o/o(76.177).Dari segi profesi dari 2,1 juta pekerja,84o/o(1,8 juta) adalah petani subsisten, 6% pegawai negeri atau perusahaan-perusahaan negara(136.000orang)dan selebihnya"pekerja bebas". Dengan sikap hidup dan "budaya"yang demikian "sLrmeleh", adalah sulit bagi orang luar mengatakanbahwa bangsa Laos miskin hanya karena pendapatan per kapitanya masih sangat rendah (US $ 350 per tahun) dan penduduknyaterkesan "kurang semangat membangun".Pembangunannasional Laos jelas tidak mungkin diukurdenganpembangunan ekonomiapalagihanyadenganangka-angkapertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Laos mempunyai ukuran sendiri dalam menilai kemajuannya. Ada "kepribadian" Laos yang patut diperhatikan orangasingyang inginlebihmemahamibangsaLaos dan masadepannya. Arah PembangunanSudah Benar Meskipunbanyakorang luar yang cenderung"tidaksabar" melihat"pembangunan" Laos, namun harus diakui arahnya sudah benar, sesuai sistem nilai dan budaya bangsanya yang "tidak agresif'. Misalnya alokasi investasi pembangunannyadibagi menjadiempatsaja yaitu:(1) ekonomi, (2) sosial, (3) pembangunanperdesaan,dan (4) perkantoran (administrasi) yang untuk TA 1997/98mendapatalokasiberturut-turut 690/0,23Vo,57o,dan 3%. Bahwa pembangunanperdesaandijadikan"sektortersendiri" dipisahkandari sektor pertaniandan kehutananharus dicatat karenayang demikianini tidak banyak ditemukandi negara-negaralain (kecuali Kamboja).Untuk TA 1997/98 sektor pembangunan perdesaan yang mencakup penanggulangankemiskinan mendapat alokasi dana 4,80/o,sedangkan sektor pertanian-kehutanandan industrikerajinanmasing-masing14% dan 12o/o.Sektor "terbesar"adalah komunikasi(42%), karena dalam sektor ini dimasukkansektor transportasi dan pekerjaan umum jalan-jalan)yang memperolehprioritasutama. Selain itu harus dicatat (pembangunan juga prioritaspembangunan yang diletakkanpada pennbangunandaerah.Alokasiyang "didaerahkan" untuksektorpertanian-kehutanan misalnyaadalah38% untukpemerintah pusat dan 620/odidaerahkan.Bahkan anggaranuntuk pembangunanperdesaan10Oo/o I
didaerahkan.PemerintahPusat tidak "memotong"anggaran apapun untuk sektor pembangunan perdesaan. Kebutuhan anggaran untuk ini diambil dari sektor "perkantoran"(offices)atau administrasi.Dan dalam sektor inipun pemerintah pusat hanya "mengambil"13o/o sedangkanyang lain (87o/o) didaerahkan. Dari segi politik memang pembangunanperdesaan dianggap sangat penting, terbuktidari penunjukanseorangmenterikhusus yang ditempatkanlangsungdi bawah PerdanaMenteriyang menjadiKetua Komite Pembangunan Perdesaan (RuraI Development Committee).Menterinyasendiri adalah bekas Gubernur Propinsi Oudomsay yang cukup besar kekuasaanyadalam kancahpartaidan kabinet. Penutup Laos "bukannegaramiskin"tetapi sedang dengan hati-hatiatau dengan kewaspadaan tinggi menetapkancara-carayang dianggaptepat dalam membangunbangsa dan masyarakatnya.Bangsa Laos (TAl) yang merupakan penduduk asli wilayah lndocina, yang relatif kecil dibandingkanwilayahnyamemang terkesan "dikepung kemajuan"dari segala arah. Tiga negara di antaranyaselalu saling berebut pengaruh yaitu China di utara,Thailand di Barat,dan Vietnam di timur, dua negarayang disebut terakhir sangat nampak "berpacu"pengaruh, yaitu Thailand dari segi ekonomi dan Vietnamdari segi politikdan budaya. Awal abad 21 ini akan menandaijalan dan cara terbaik yang akan dipilihnya. Besar kemungkinanLaos akan memilihASEAN sebagai kiblat pembangunannyayang jauh lebihnetralketimbangpilihanantara2-3 kepentinganyang bisa bertentangan,yaitu Thailand,Vietnam,dan RRC.
LV KEMISKINANKAMBOJA SEBAGAI"DOSA'' INTERNASIONAL
The focus of such extensivecoordinationis "co-development" as the government considers the issue of Cambodian developmenfas a "collegialresponsibility"involving its own institutionand people.For this reason,the governmentopenly shared ds viewg policies,strategiesand actions with External Partners in the InternationalDonor Community (Cambodian lnstituteFor Cooperationand Peace,Evolving the Long-Term Vision for the Rehabilitationand Developmentof Cambodia, June,1998)
Pendahuluan PemerintahKamboja"merajuk"pada bulanJuli 1997 pada saat ASEAN menunda keanggotaannya dalamkeluargabesarASEAN.Dan sebab-sebabdari "penundaan" ini sulitditerimajika dianggapsebagai"kesalahan" Kamboja,karena"kekacauanpolitik" yang berkepanjangan(sejak merdeka dari Perancis 1953), yang sempat mengganti nama negara Kamboja5 kali sebenarnyamerupakanhasil dari "konflik politik internasional"dari negara-negarabesaryang salingberbedakepentingan2. Sejarah Kamboja modern dimulai dengan pernyataan merdeka dari Jawa (Sailendra)tahun 802 oleh Jayawarmanll dan berdirilahkerajaanAngkor di sebelah utara Tonle Sap, yang dalam sejarah panjang berikutnyaselalu menjadi "perebutan pengaruh"dua negara besar tetangganyayaitu Siam di Barat dan Vietnam di Tinrur. Hanya penjajahanberbentukprotektoratPerancisdapat "melindungi"Kambojadijadikan bagiandari Siam atauVietnam.SetelahPD ll Kamboja"dimerdekakan" oleh Perancis(9 Nopember1953), dan sesudahitu selama periode hampir 40 tahun terus menerus menjadikancah perangdan pertempuranbaik antar kelompok-kelompok bangsa Kamboja sendirimaupunyang melibatkandua "musuh bebuyutan"yaitu Amerika Serikat dan Vietnam. Kamboja dan sampaitingkattertentuThaitand adalah basis perang Vietnamyang dimenangkan Vietnamtahun 1975,dan tahun inilahjuga yang menandai "penguasaan" Kambojaoleh KhmerRouge.
'Ke
limanamanegaraKambojaadalah: 1953 The RoyalGovernmentof Karnboja 1970 KhmerRepubiic(Coupby Lon Nol) 1976 DemocraticKampuchea(KhieuSampan& Pol Pot) 198'1 People'sRepublicof Kampuchea 1989 The Stateof Kamboja(SOC) 1993 The RoyalGovernmentof Kamboja 44 tl
PembangunanKembali Kamboja Kehancurantotal seluruhwilayah Kamboja karena pergolakanberkepanjangan menjadikanekonomi Kambojabenar-benardimulaidari nol lagi pada saat Kamboja kembali"merdeka"tahun 1989.Konperensilnternasionaltentang Kambojadi Paris 1g91 menjadi awal dari "RekonstruksiNasional" Kamboja. PBB bersama banyak negara "beramai-ramai" ke Phnom Penh untuk membantu.BahkanIndonesia (kelakbersama ASEAN) dengan Australia, Perancis, dan USA, berperanbesar dalam pembentukan "negaraKambojabaru". Karena85% pendudukKamboja(10,9 juta, 1997) masih tinggaldi perdesaan yang lebih dari 40o/omasih hidup sangat miskin,maka dibentukKementerian Pembangunan PerdesaanKhusus yang terpisahdari KementerianPertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Kementerianinilahyang "mengkoordinasikan" bantuandari negaranegaradonor termasuklebihdari 200 LSM luar negeri (dan 200 LSM dalam negeri). DemikianbanyaknyaLSM (NGO) yang bergerakdi perdesaanKamboja,dan demikian sedikitnyamitra-kerjaorang-orangKamboja sendiri mengakibatkanLSM-LSM "bebas bekerja"tanpa kendali pemerintah.Maka timbul kesan kuat pembangunanperdesaan sama dengan "kumpulanribuanproyek"yang dilaksanakanlangsungoleh LSM atau lembaga-lembaga donor asing.MisalnyaProyek PembangunanPerdesaandan Permukiman Kembali yang mencakupdua propinsiyaitu Kamphong Speu dan Takeo dilaksanakan"bersama"oleh 6 negara yaitu Indonesia,Malaysia,Filipina,Thailand, Jepang,dan tentunyajuga Kambojasendiri;dengan4 negaraanggotaASEAN yang disebut pertama masing-masing"bertanggungjawab" atas pembangunansektor-sektor tertentumeskipuntetap ada kerjasamadalam semua bidang.Di desa Prey Kdey yang berpenduduk374 orang (65 keluarga),50 km di selatan Phnom Penh, pernah terjadi kekurangan padi luar biasa tahun 1994 sehingga sepertiga penduduknyaterpaksa keluardesa mencarimakan.Sawah tadah hujan sebagaianbesar hanya bisa ditanami padisekalisetahun(1,5- 2,0 ton per ha) karenabibitnyatidakungguldenganpemupukan hanya 50 kg (NPK). Pupuk biasanyadi pinjamdari pedagangpengumpuldengan pengembaliansetelahpanen (bunga45Yo).Proyek ini telah mencoba merintiskredii mikrountukmembelipupukdenganbungakurangdari 10% per musim. Kesanyangdapatdiperolehdariwawancaradengang keluarga"tak bertanah"di desa ini pada tanggal 24 Aoril 1999 adalah bahwa kemiskinanyang parah di desa ini terutamaadalahkarenatanahpertanianyang sudahamat sempithanyadapatditanami sekalisetahundenganhasilrendahdan tidakada kegiatanekonominon-perianian yang dapat dikembangkan. Namun Ny. $ok Sokun (35) yang isteritentaradengan 5 anak (sekolahSD 3 tahiln)denganmantapmengusulkansistemgaduhan sapi yang dapat menambahpendapatannya. Peternakanberpotensibesar karenarumputrelatifmudah diperolehdan baru ada 80 ekor sapi. Kambingmungkinpula dikembangkanmeskipun beiumciikenalciiclesaini. Dalam pada itu kemiskinanyang nampak "merata"sedikit menyederhanakan masaiah yang dihadapi.Artinya,dalam masyarakattidak ada "jurang kaya-miskin",
12
sehingga program-programapapun dapat dengan mudah dilaksanakanyang akan dapat"menyentuh" semuawarga. Pangan dan Kemiskinan Padi yang merupakanmakanan pokok bagi penduduk Asia Tenggara relatif terbengkelaiselamapergolakanpolitiksehinggadi Kambojahasilnyabaru mencapai1,4 ton per ha, padahalsudah rata-rata2,7 ton di Laos, 3,6 ton di Vietnam, dan bahkan sudah mencapai4,3 ton di Indonesia3.Satu-satunyakomoditi pertanianyang sangat berhasildi Kambojadan bahkantertinggidi ASEAN adalah kacang kedelaiyang mencapai 2,2 ton/ha,palingtinggidi wilayahASEAN. Hasil Per Ha BeberapaKomoditi Pangan (f 994 - 1995) Komoditi
Kamboja (ton)
Laos (ton)
Vietnam (ton)
Indonesia (ton)
1,4 1,7
2,7 2,2
3,6 2,2
6,0 6 ,0 3 3 ,3 2,2
13,7 7,7 29,9
8,9 6,1 49,7
4,3 2,3 12,2
0,9
1,0
Padi Jaqunq KetelaPohon KetelaRambat Gula Kedelai
9,5 74,7 1,1
Sumber:T. Katodkk(1998) Rendahnyaproduktivitaspadi di Kambojaadalah terutama karena pemupukan yang masihamat rendah(kurangdari 100 kg per ha), sehinggajika ada programkredit pastibisa membantumeningkatkanproduksi. mikro khususuntuk intensifikasi UNWFP perwakilanKambojamemilikidata-datalengkap sebagai dasar penyupeningkatanproduksi.panganyang perlu dibedakanantanrilasunan program-program yah (daerahbanjir,daerahdataran,dan daerahpegunungan). Untuk dapat mengatasikemiskinanperdesaanperlu diperhatikanbenar-benar rekomendasiBank Dunia Kantor PerwakilanKambojatentang efisiensiteknis dan alokasi dana-danabantuanasingsbb: Much room existfor improvingthe allocativeand technicalefficiencyof cionorfunding. The current situationrs sach that much donor assrsfancebypassesthe budget and involvesdirectfundingof projectcontractors.7-hisreflectslack of donorconfidencein line ministrycapacityto identify,design,and implementproject.Magnifyingthe problemis the weakcoordination at the sectorallevel...lVGOsare betterorganized,withthe Cooperation Committeefor Cambodia(CCC)facilitatingconsultatianamong its membersand with the governmenta. 3
Toshiyosu Kato, Chan Sophal & Long Vou Piseth, RegionalEconomic !ntegrationfor Sustainable Developntentin Cambodia,Working Paper 5 CambodiaDevelopmentResource Institute, September 1998. . " World Bank, Cambodia Public Expenditure Review: Enhancing the Effectiveness of Public Expenditure, VolumeTwo, mainReports,op. cit, ha|.4445. 13
PerbandinganTiga NegaraBekas lndocina DenganIndonesia Pengamatanpada 3 negara bekas lndocina (Vietnam, Laos, dan Kamboja) denganfokus pada kemiskinandan upaya-upaya penanggulangannya menariksebagai pelajaranbagi Indonesia.Indonesiasejauhini dilihatsebagai"kakak"dengan penduduk sangat besar yang dianggap telah banyak berpengalamandalam program-program pengurangankemiskinan,meskipundalam 2 tahun terakhir"dihantam"krisis paling berat sehingga kemiskinanyang sudah banyak berkurangsampai 1996 meningkat kembali. Tiga negara bekas Indocinayang mengalamipergolakanpolitikberkepanjangan selama 4 dekade sejak perang dingin sampai ambruknyakomunisme(1950-1990), patut disimak karena sampai pertengahantahun sembilanpuluhan masih melaporkan persentasekemiskinanterbesardi ASEAN. Meskipuntotal pendudukLaos adalah terkecil (5,0juta) tetapitingkatkemiskinannyapalingtinggi (46Yo)dengantrend penurunan yang lambat. SedangkanVietnam dengan pendr.rdukpaling besar (79 juta), sudah mampu menurunkannyadengan2-3o/oper tahun sehinggakini tinggalsekitar 13o/osaja. jumlahpenduduk11,0juta (1998)masih 36% hidup di Kamboja yang kini melaporkan bawahgariskemiskinan. Dari pengamatandan analisis atas kinerja pembangunan4 negara anggota ASEAN ini, Vietnam diperkirakan akan palingcepat dalam upaya mengurangijumlah pendudukmiskinnya,disusulIndonesia. Laos (Lao PDR) dengan penduduksedikit yang masih amat tersebardi berbagaiwilayah pegunungan,yang banyak diantaranya merupakan etnik minoritas, akan masih rnenghadapi sejumlah masalah berat. Kamboja di pihak lain yang prospeknyalebih baik dibandingLaos, seyogyanyatidak bersikap terlalu optimis. Ada kesan pembangunan perdesaan Kamboja "terlalu dipercayakan"pada ahli-ahlidan donor asing termasukratusan LSM (NGO) sampai pelosok-pelosokperdesaan dengan keterlibatanminimal dari pemerintah Kamboja sendiri. Kurangnyakoordinasidari pemerintah.Kambojaterhadap penyaluranbantuan dari negara-negara donor dan LSM (NGO) iidak menjaminkesinambunganprogramprogramnyadi masa datang. Penutup Masalahkemiskinandi Kambojamerupakan"peninggalansejarah"akibat pergolakanpolitikpascaPD ll. Perangdingin40tahun (1950-1990) adalah"perangpanas" di Kamboja seperti halnya di seluruh bekas IndocinaPerancis (Vietnam,Laos, Kamboja). Maka bangsa Kambojamerasa"berhak"memintadan menerimabantuandari negara-negaraYangpernahikut terlibatlangsungdalam konflikmilitersepertiPerancis, Amerika serikat, Jepang, dan dua negara tetangganyayang anggota ASEAN yaitu Thailanddan Vietnam.RRC meskipuntidak terlibatlangsungkarenatidak berbatasan juga dianggap ikut bertanggungjawab,karena berkali-kalimenjadi negara tempat pengasinganRaja Norodom Sihanouk yang sekaligusmenjaditempatnyamenvusun gerakan-gerakan kaumnasionalis Khmer. 14
Demikianprospekpembangunan nasionalKambojatidak secerahVietnam, tetapirelatiflebihbaikketimbang LaoPDR,karenaSDM-nyacukupmemberiharapan.
v PENUTUP
Kemiskinan,apapunyang menjadipenyebabnya,merupakanpenderitaan yang harus dihapuskanatau palingsedikitdikurangi.Membiarkankemiskinanberkepanjangan merupakanpelanggaranmoral dan merendahkankemanusiaan.Bagaimanapun pembangunannasionalsetiapbangsaharus diorientasikan pada pengurangankemiskinan karena suasanakebangsaantidak akan tenteramjika kemakmurandan keadilan belummerata. Ketiga negarayang kondisikemiskinannyadilaporkandisini, meskipunmempunyai sejarah sama, namun kini setelah mengalamipergolakanpolitik yang berbedabeda rupanyamemilihcara yang berbedapula.Vietnam dan Laos tegas-tegasmenyatakan diri sebagainegara"sosialis"meskipundenganembel-embel"multisecformarket economf'dengan tetap menganggapperluperananpentingdari perusahaan-perusahaan negara. Kamboja sebagaikerajaandengan perananamat besar dari bantuanasing terutama dari negara-negara"Barat"akan jauh lebih "longgar"dalam sistem ekonominya. Prospek ketiga negara dalam mengatasikemiskinanpenduduknyajuga amat berbeda dengan Vietnam besar kemungkinannyapaling cepat, dan Laos meskipun palingsedikitjumlah penduduknyapembangunannya diperkirakanberjalanpalingalot. Kamboja meskipunhampir"kehabisan" sumberdaya manusiayang berkualitas(pada masa pemerintahanPol Pot), namun dengan bermunculannyasejumlah perguruan tinggiswastadan "banjirnya"dukunganinternasionalakan lebihcepat berkembang.Lao PDR dengan memilikihanya satu UniversitasNasionalyang baru berdiri4 tahun masih harusmelaluiprosesyang lebihpanjangdalam_pembangunan nasionalnya.
KEMISKINAN TERSEMBUNYI DI FILIPTNA OlehMubyarto
Meskipun sempat "kesasad'ke pusat penimbunan sampah di pusat kota Manila,tempat bermukimbanyak keluargamiskin,tokh dengan sedikit "perjuangan" dan karena bantuan dan kebaikan hati lbu Phoebe Ruth S Cabrera, Presidential Staff Officer V National Anti - Poverty Commission (NAPC), kami sempat juga menyaksikankeparahankemiskinanperdesaandi Filipina. Dari jalan-jalanyang kita lalui ke Kay-Buto Barangay, 50 km dari Manifa, kemiskinansama sekalitidaknampak.Bahkanpembicaraandengan3 orang "petani" Ramon Reyes (76), anaknya Alfredo Reyes (43), dan Procopio Santos (55) yang semuanya hanya "petani penggarap",tidak ada kesan desa Kay Buto ini miskin. Sandangpangantidak ada masalahdan anak-anakumur sekolahdapat bersekolah tanpa bayar. Meskipunakhirnyadiketahui7oo/owarea desa tidak bertanah(/andless), tokh karena sawahnyaberirigasiteknissehinggadapat ditanami2 kali setahun,hasil padi yang mencapai 4,5 ton/ha/musimcukup menjamin tersedianyapangan bagi seluruh penduduk. Kesan yang relatifbaik tentang kesejahteraanpenduduk Kay Buto Barangay ini ternyataberubahtotal pada saat kami masuk ke rumah Alfredo Reyes yang tidak berkamar dan dindingnyaterbuat dari seng bekas. Alfredo hanya sekolah 4 tahun dan ia membantubapaknyasebagaipetanipenggaraptanah seluast ha. Di sebelah rumah Alfredo Reyes kami bertemu dua remala kakak beradik laki-laki masingmasing berumur19 dan 14 tahun, yang pertama(Jomar lbay) sudah kawin pada umur 16 tahun dan kini sudah mempunyai2 anak masing-masing berumur2 tahun (perempuan)dan 10 bulan (laki-laki). Cukup rnengejutkanpada saat si adik yang masih berumur 14 tahun tanpa malu-malurnengakubapaknya berbeda dengan kakaknya yaitu orang lran yang kini sudah kembali ke negaranya, sehingga bapaknya yang dulu pernah berpisah dengan ibunya kini telah rujuk kembali. Hubungan 2 kakak beradik yang cukup "unik" ini nrenjadilebih menarik pada saat ada ceritatambahanbahwa"kumpulkebo"bukan hal "luarbiasa"di Filipinabaik dari segi agama,pemerintah,maupundalamhidupketetanggaan di desaikampung. Kondisi kemiskinanpenduduk desa (Barangay)Kay Buto menjadi lebih memprihatinkanlagi pada saat kami menyaksikansejumlahwanita dewasa dan anak-anakmenungguimeja permainanjudi yaitu bingo denganmenggunakanuang logam, dan bagi sejumlah wanita menjadi bandar bingo ini merupakan mata pencahariantetap. Rupanyabingo adalah"perjudiannasionai"yang resmi diijinkan oleh pemerintahkarena dapat ditemukan besar-besarandi Mega Mall satu pusat pertokoanyang terbesardi Manila.
I Kemiskinandan Sistem Ekonomi
Kondisi kehidupan ekonomi yang amat kontras antara Metro Manila dan daerah perdesaan yang hanya berjarak50 km dari Manila menunjukkanterjadinya pembangunanyang amat timpang.Gini Ratio pengeluaranpendudukhasil survey social ekonomi yang sepertidi Indonesiadilaksanakan3 tahun sekali adalah antara 0,45-0,49selama30 tahunterakhir,padahalangka0,34 (1996)untuk Indonesiapun sudah merupakanketimpanganseriusyang dianggapikut menyulutkrisisekonomi. Karena kemiskinanyang sangat menekan ini padahal tingkat pendidikan umum di Filipinarelatifbaik, maka banyak anak-anakmuda khususnyaanak-anak perempuanmeninggalkan kampunghalamannyauntuk bekerjadi luar negeribaik di Asia Tenggara,Asia TimursepertiHong Kong maupundi TimurTengah.Pendapatan dollaryang merekaperolehdi kirim pulang untuk membantubiaya hidup orang tua atau keluargadi desa yang ditinggalkan. Pembangunanyang amat timpang berkaitanerat dengan sistem ekonomi kapitalis liberal yang diterapkandi Filipina"tanpa ampun".Sejumlahkonglomerat "merajai"perekonomiannasional dan menguasaicabang-cabangproduksi tertentu yang langsungmaupuntidaklangsung"menguasaihajathiduporangbanyak". Untukmengatasiketimpanganpembangunandalamsistemekonomikapitalis liberal,PemerintahFilipinamenggunakandengan baik resep-reseptext book NeoKlasik seperti Reforma Agraria (ada Kementerian Khusus Reforma Agraria), program asuransidan jaring pengamansosial, dan undang-undangperlindungan sosial lain. Pada saat kunjunganke KementerianReforma Agraria (Departmentof AgrarianReform) kami sempat mengadakanwawancaradengan petani dari propinsi Zebu yang berunjukrasa menuntut pelaksanaan sertifikasi atas tanahnya yang tertunda dan terancam dibatalkan.Pemilik tanah melalui putusan pengadilan menyatakan bahwa tanah yang bersangkutan tidak masuk klasifikasi tanah pertanian.Ternyatakasus-kasus demikiancukupbanyakyang denganbantuanNGO setempat maupun NGO luar negeri petani bisa berminggu-minggu "menginap"di DepartemenReformaAgrariadengan memperolehpangan gratis plus per diem P 300O/hari/orang(t Rp 75.000).Dari 7,8 juta ha tanah pertanianyang rnenurutUU ReformaAgraria 19BB harus dibagi-bagikankepada rakyat tak bertanah,sampai akhir 1998 baru dibagi 4,7 juta ha (60%), yang selebihnyabelum dibagi atau dibataikan. Agenda Fembaruan Sosial (Socra/Reform Agendal Bahwapemberantasan dianggapamat pentingjeias dari programkemiskinan program yang diprakarsai pemerintah khususnya melalui program-program pembangunanperdesaan.Namun sedemikian jauh pengurangankemiskinanini
r
t:
berjalanamat lambat yaitu hanya berkurangQ,7o/o p€r tahun meskipunperekonomian per nasional tumbuh 4,60/o tahun. Karena laju pengurangan kemiskinan ini "berpositif" pertumbuhan korelasi dengan laju ekonomi, maka salah satu kebijaksanaan dan program yang selalu digalakkan adalah "peningkatan laju pertumbuhan ekonomi"l , dengan catatan merupakan "equitablegrowth". The Social Reform and Poverty Alleviation Prognm Act (RA 5425) which was passed December 1997 institutionalized SRA and other povefty alleviation prognms through creation of the NAPC (National Anti Poverty Commission).
I
This adopts area-based, sectorcl, and people-focused strctegy to reduce poverty. Selanjutnyapemerintahbaru Presiden Estrada (1998) bertekadmenyelesaikan program Reforma Agraia dalam 6 tahun mendatang dengan sekaligus meningkatkaninvestasipemerintahdalam bidang prasaranaperdesaan bagi petani kecil. Pembangunanakan lebih "berpihak" pada penduduk miskin (active bias for the pool, yang diharapkan menuju pada pemberdayaan dan keswadayaan penduduk miskin dalam kondisisumber-sumberdaya terbatas dan prinsip-prinsip pasar yang menjaminkeberlanjutan.2 Penutup Kemiskinanyang parah dan "mbandel" Qtersistenf)di Filipinamenandakan sifatnya sebagai kemiskinan struktural yang memang hanya dapat diatasi dengan reforma (reform)yang mendasar. Sayangnya bukan saja reforma konvensionalini telah terbuktitidakmencapaihasilyang diharapkan,yaitu terberantasnyakemiskinan, tetapi rupanya tidak disadari bahwa obat-obat atau resep-resepkonvensionalala teori ekonomi Neoklasik ini memang akan terbukti keliru. Peringatan-peringatan tentang kekeliruan strategi pembangunandan reforma ini sudah cukup "agresif" diajukan oleh para pemimpin NGO dan PO (People's Organization),namun rupanya mereka menghadapi"tembok tebal" kepentinganmapan yang amat sulit ditembus. juga telah dilakukanterus menerusdengan hasil yang Upaya-upayademokratisasi tidak seberapa. Pemberantasankemiskinan di Filipina masih amat berat karena menghadapihambatanstrukturalyang demikian. 5 Mei 1999
'
Pada saat pertumbuhanekonomimeningkatmenjadirata-rata5,3% per tahun pengurangan kemiskinan1,3oloper tahun, sedangkanpada saat menyurut nrenjadi 3,8% per tahun kemiskinanmenurunhanya 0,1%pertahun. 'ADB, Sfrafegiesfor ReducingPoverty,Draft Report,26 Aprit 1999.