Kementrian Pendidikan Republik Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Jalan Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA DAN ROA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2005-2009 ( Skripsi )
Nama : DANIL ARIF NPM : 0741031025 Telepon : 081977110654 Email :
[email protected] Pembimbing I : Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Agus Zahron Idris, S.E., M.Si., Akt.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2012
1
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA DAN ROA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2005-2009
Oleh : Danil Arif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2005-2009 dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan Return On Assets (ROA). Terdapat 7 (tujuh) perusahaan farmasi yang menjadi sample dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis yang dilakukan menunjukan terdapat perbedaan kinerja keuangan antara kinerja perusahaan farmasi dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan Return On Assets (ROA) sebagai alat ukurnya. Dari 7 (tujuh) perusahaan yang menjadi sample penelitian 5 (lima) diantaranya menghasilkan nilai EVA yang negatif. Hasil ROA 5 (lima) diantaranya menghasilkan nilai positif atau memiliki nilai ROA diatas 10%. Maka metode EVA dan ROA terdapat perbedaan kinerja keuangan. Kata kunci : Kinerja Keuangan, Return On Assets (ROA), Economic Value Added (EVA).
2
ABSTRACT
ANALYSIS OF FINANCE PERFORMANCE BY USING METHOD EVA AND ROA AT PHARMACY COMPANY THAT ENLISTED IN EFFECT EXCHANGE INDONESIA (BEI) PERIOD 2005-2009
By : Danil Arif
This Research bent on to know performance of pharmacy company's finance that enlisted in Effect exchange Indonesia (BEI) at period 2005-2009 by using method Economic Value Added (EVA) and Return On Assets (ROA). There is 7 (seven) pharmacy company that become reading copy in this research. Analyzer as used in research this is the qualitative analysis and analysis quantitative. Analysis that conducted show existed difference of finance performance between performance of pharmacy company by using method Economic Value Added (EVA) and Return On Assets (ROA) as a means of its measure. From 7 (seven) company that become research reading copy 5 (five) for example produce value negative EVA. Result ROA 5 (five) for example produce positive value or have value ROA above 10%. Then method EVA and ROA is existed difference of finance performance. Keyword : Performance Keuangan, Return On Assets (ROA), Economic Value Added (EVA).
3
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pasar modal di Indonesia dalam perkembangannya telah nenunjukan sebagaian besar dari instrument perekonomian, dimana indikasi yang dihasilkannya sebanyak dipacu oleh banyak peneliti maupun praktisi dalam melihat gambaran dalam perekonomian Indonesia. Sesuai dengan amanat Undang-undang RI Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, diman pasar modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasioanal, sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Dan juga menjelaskan tugas pokok Badan Pengawasan Modal (Bapepam) yaitu melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar efisien serta melindungi kepentingan permodalan dan masyarakat.
Perkembangan-perkembangan di pasar modal khususnya harga saham merupakan suatu indicator yang sangat penting untuk mengetahui tingkah laku pasar, yaitu para investor dalam menentukan upanya apakah investor akan melakukan treansaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan keputusan pada berbagai informasi yang akan dimilikinya, baik informasi yang tersedia dipublik maupun informasi pribadi. Informasi tersebut menyebabkan melakukan transaksi dipasar modal, yang akan tercemin dalam perubahan harga saham dan volume perdagangan saham (dipura : 2005)
Pasar modal adalah sebagai tempat bertumunya perorangan dengan badan usaha yang membutuhkan dana untuk melakukan perluasan usaha, pengembangan (ekspansi), memperkuat struktur modal (refinancing), serta mengurangai kepemilikan perusahaan (divestasi). Melalui penjualan saham dipasar modal, perusahaan dapat memperoleh modal yang bersifat permanen dan tidak dibebani bunga. Dengan masuknya pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian
4
suatu negara, seperti Indonesia, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Di Indonesia sendiri banyak sekali perusahaan-perusahaan yang berkecimpung di dalam dunia pasar modal salah satunya perusahaan farmasi. Pada saat ini persaingan yang sangat ketat telah terjadi di berbagai sektor bisnis. Salah satunya adalah persaingan di perusahaan farmasi. Oleh karena itu agar suatu perusahaan dapat bertahan dalam persaingan diperlukan suatu langkah-langkah perencanaan yang baik, dimana perencanaan tersebut dapat fleksibel terhadap perkembangan-perkembangan usaha yang akan terjadi dalam perusahaan tersebut. Untuk itu dibutuhkan data-data keuangan yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dan membantu dalam menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan datang.
Perusahaan menginginkan usahanya dapat terus bertahan dan berkembang. Akan tetapi di dalam menjalankan kegiatannya perusahaan akan banyak mengalami masalah-masalah, baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar perusahaan. Faktor dari luar ini seringkali berada di luar kemampuan perusahaan untuk mengendalikannya. Untuk itu perusahaan memerlukan perencanaan dan strategi yang baik dari manajernya, yang harus dijaga untuk tetap dapat bertahan adalah kinerja keuangan perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan dan tingkat kesehatan perusahaan merupakan suatu hal yang sangat berhubungan. Tingkat kesehatan perusahaan akan membawa dampak dalam pengambilan keputusan, baik bagi pihak kreditur, bagi pemegang saham, maupun bagi pihak intern perusahaan itu sendiri. Para calon kreditur dan pemegang saham sangat berkepentingan untuk mengetahui kondisi yang sebenaranya dalam perusahaan agar dana yang diinvestasikan cukup aman dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian (rate of return) yang akan menentukan investasi yang ditanamkan. Bagi pihak intern sendiri khususnya pihak manajemen, penilaian kinerja perusahaan akan mempengaruhi penyusunan rencana perusahaan yang akan diambil untuk masa depan demi kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
5
Perusahaan Farmasi merupakan jenis industri yang berperan besar dalam segala aspek terutama dunia bisnis. Penerapan penilaian kinerja perusahaan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui prestasi dan kinerja perusahaan yang berguna untuk kepentingan para pemegang saham maupun bagi manajemen perusahaan. Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya modal (Tunggal 2001). EVA adalah suatu alat pengukuran kinerja yang memperhitungkan secara tepat semua faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai. EVA dilandasi pada konsep bahwa dalam pengukuran laba perusahaan, kita harus mempertimbangkan dengan adil harapan-harapan penyedia dana (kreditur dan pemegang saham). EVA tergolong masih baru jika dibandingkan denga rasio keuangan. Di dalam konsep EVA ini, apabila EVA positif berarti tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih tinggi daripada tingkat pengembalian modal yang diminta investor, berarti perusahaan telah memaksimumkan nilai perusahaan. Demikian pula sebaiknya bila EVA negatif menandakan bahwa nilai perusahaan berkurang, sehingga tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah daripada tingkat pengembalian yang dituntut investor. Dalam Konsep EVA ini terdapat suatu keunggulan atau penilaian secara khusus, yaitu harapan para penyandang dana atau investor diperhatikan dengan memperhitungkan biaya modal rata-rata tertimbang. Konsep EVA mempunyai prinsip bahwa keberhasilan manajemen di ukur berdasarkan nilai tambah ekonomis yang diciptakan selama periode tertentu. Selain itu, EVA mampu berdiri sendiri untuk menilai kinerja keuangan perusahaan tanpa memerlukan data pembanding lain seperti standar industri yang lazim dipakai dalam analisis rasio keuangan.
6
Menurut Young dan O’byrne (2001) EVA sama dengan NOPAT dikurangi biaya modal, NOPAT merupakan laba operasi setelah pajak, biaya modal sama dengan modal yang diinvestasikan dikalikan dengan rata-rata tertimbang dari biaya modal (WACC). WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal, modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak menanggung bunga (non-interestbearing liabilities). Di Bursa Efek Indonesia terdapat 9 (sembilan) perusahaan farmasi yang terdaftar pada periode 2005-2009, antara lain :
Tabel 1 : Daftar Sembilan Perusahaan Farmasi yang terdaftar pada periode 2005-2009 Pada Bursa Efek Indonesia No.
Nama Perusahaan
1.
PT. Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk.
2.
PT. Darya Varia Labotaria Tbk.
3.
PT. Indofarma Tbk.
4.
PT. Kalbe Farma Tbk.
5.
PT. Kimia Farma Tbk.
6.
PT. Merck Indonesia Tbk.
7.
PT. Pyridam Farma Tbk.
8
PT. Schering Plough Indonesia Tbk.
9.
PT. Tempo Scan Pasific Tbk.
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Berdasarkan uraian di atas maka penulis berminat untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : “ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA DAN ROA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”.
7
B. Permasalahan
Berdasarkan latar latar belakang diatas yang telah penulis uraiakan, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (BEI) Periode (2005-2009) Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Return On Asset (ROA) ? “.
C. Batasan Masalah
Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka ruang lingkup penelitian ini di batasi sebagai berikut : 1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Perhitungan kinerja menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan Rasio Keuangan. 3. Data yang digunakan berupa laporan keuangan tahunan periode tahun 20052009.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kinerja perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2009 dengan menggunakan metode Economic value Added (EVA), dan Return on Assets (ROA).
E.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan
8
Memberikan informasi kepada perusahaan farmasi tentang kinerja perusahaan tersebut yang di ukur dengan menggunakan metode Economic value Added (EVA), dan Return on Assets (ROA). 2. Bagi Investor Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan pilihan investasi yang tetap sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan serta mempertimbangankan keputusan investasinya dipasar modal. 3. Bagi Penulis Penelitian ini dapat memperdalam pengetahuan tentang sejauh mana peranan metode Economic value Added (EVA), dan Return on Assets (ROA) sebagai penilai kinerja keuangan suatu perusahaan.
9
II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kinerja Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar ”kerja” yang menterjemahkan kata dari bahasa asing yaitu prestasi, bisa pula berarti hasil kerja. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja juga bisa diartikan sebagai suatu prestsasi kerja, sebagai prestasi kerja maka penilaian atas prestasi kerja itu dapat dilihat dari siapa yang melakukan penilaian terhadap prestasi tersebut.
Penilaian kerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
Menurut Mulyadi (2001) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodok efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi. Sedangkan penilaian kinerja yang dilakukan oleh pihak di luar perusahaan yaitu untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat hasil pelaksanaan usaha atau bisnisnya.
10
B. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dapat di artikan sebagai salah satu usaha yang di laksanakan oleh manajemen, pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan, pengendalian, dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas, fund manager, eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur serta stakeholder lainnya. Penilaian kinerja perusahaan oleh stakeholder digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan. Kepentingan terhadap perusahaan tersebut berkaitan erat dengan harapan kesejateraan yang mereka peroleh.
Tujuan pengukuran kinerja secara umum yaitu : 1. Menentukan kontribusi suatu bagian dalam perusahaan terhadap perusahaan secara keseluruhan. 2. Memberikan dasar bagi penilaian mutu prestasi bagian dalam perusahaan. 3. Memberikan motivasi bagi manajer perusahaan dalam melaksanakan sejalan dengan tujuan perusahaan dalam secara keseluruhan.
Melihat tujuan-tujuan tersebut, maka pengukuran kinerja harus realitis dan objektif yang berarti pengukuran kinerja pada suatu perusahaan hendaknya dilihat dalam suatu aspek yang luas dengan memperhitungkan faktor-faktor di luar dan di dalam perusahaan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagi dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan sendiri bertujuan untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan penting mengenai aset yang digunakan dan untuk memacu para manajer untuk membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan, dan juga untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha.
11
C. Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja Perusahaan
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan itu manajemen memperoleh informasi yang digunakan untuk : 1. Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penelitian terhadap kebijaksanaan- kebijaksanaan yang dianggap perlu. 2. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan- kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan. 3. Merencanakan dan mengendalikan aktifitas sehari-hari dalam perusahaan. 4. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan. 5. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu manajemen dan pihakpihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan. Sehingga dengan adanya laporan keuangan diharapkan mampu memberikan bantuan informasi kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Adapun tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Salah satu kegunaan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas yang diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan. Informasi tersebut menyangkut posisi keuangan perusahaan, informasi kinerja, dan perubahan posisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
12
Analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan suatu perusahaan, yaitu : (1) Neraca, (2) Laporan Arus Kas, (3) Laporan Laba Rugi. Disamping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen.
Manfaat analisis laporan keuangan dalam pembuatan keputusan adalah : 1. Mengetahui manfaat analisis laporan keuangan untuk proses perencanaan dan pengendalian perusahaan. 2. Mengetahui pengaruh ketepatan ramalan laba untuk kegiatan investasi. 3. Memahami analisis efisiensi. 4. Memahami alat-alat yang dipakai untuk mengukur kinerja efisiensi perusahaan. 5. Mengaplikasikan berbagai alat analisis efisiensi. Laporan keuangan merupakan salah satu dari sekian informasi yang biasa digunakan untuk merevisi dan mendeteksi harga sekuritas seperti saham, obligasi, dan surat berharga lainnya. Jika laporan keuangan disajikan tepat waktu maka akan sangat bermanfaat untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan. Pentingnya laporan keuangan bagi pelaku pasar modal adalah : 1. Memahami analisis fundamental laporan keuangan. 2. Memahami hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dan nilai saham. 3. Memahami penerapan analisis laporan keuangan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan investasi.
13
D. Metode Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak di ukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan, sehingga seringkali kinerja perusahaan terlihat baik dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja tidak mengalami peningkatan bahkan penurunan. Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur dengan rasio-rasio keuangan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat tergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan, karena pengukuran berdasarkan rasio ini tidak dapat diandalkan dalam mengukur nilai tambah yang tercipta dalam periode tertentu belum mampu menunjukkan kinerja manajemen perusahaan yang sebenarnya. Apabila Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik, maka sahamnya akan diminati investor dan harganya akan meningkat. Dalam konsep investasi ada teori yang menyatakan return yang tinggi juga mempunyai risiko yang tinggi pula, sehingga perusahaan yang kinerjanya sangat bagus maka sangat mungkin risiko untuk jatuh tinggi jika dibandingkan kinerja yang sedangsedang saja.
E. EVA (Economic Value Added)
Pada masa persaingan ketat di pasar global sekarang ini, tujuan perusahaan untuk memaksimalkan laba menjadi sulit untuk diwujudkan. Sebaliknya tujuan perusahaan untuk meningkatkan Economic Value Added, karena EVA merupakan satu-satunya pedoman penilaian yang berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan dan kinerja manajemen.
EVA (Economic Value Added) adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi manajemen. EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik
14
modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan yang melebihi tingkat modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah daripada biaya modalnya.
Perhitungan EVA EVA di hitung dengan rumus : EVA = NOPAT – Capital Charges = NOPAT – (WACC x Invested Capital)
Berikut ini akan dijelaskan komponen perhitungan EVA, yaitu : a. Biaya Hutang (Kd) Biaya hutang merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena telah menggunakan dana yang berasal dari hutang untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Dalam laporan keuangan biaya hutang dicantumkan sebagai biaya bunga yang merupakan salah satu elemen beban yang akan mengurangi laba perusahaan, karena biaya modal dapat dikurangkan dari penghasilan untuk menentukan besarnya pendapatan kena pajak perusahaan, maka biaya hutang dalam perhitungannya adalah biaya hutang setelah pajak (after tax cost of debt). Kd
=
Biaya Bunga Tahunan Total Hutang Jangka Panjang
Kd* = Kd ( 1-t ) Keterangan : Kd*
= biaya hutang setelah pajak
t
= tarif pajak yang berlaku
b. Biaya Ekuitas (Ke) Tidak seperti halnya biaya hutang yang telah dicantumkan dalam laporan keuangan berupa biaya bunga, biaya ekuitas tidak tercantum dalam laporan
15
keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan menganggap dana ekuitas yang berasal dari para pemegang saham merupakan sumber dana yang sangat murah dan tidak mengandung biaya dalam penggunaannya. Padahal dalam dunia bisnis tidak ada sumber dana yang tidak mengandung biaya. Biaya Ekuitas dapat diartikan sebagai biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena menggunakan dana ekuitas atau dana yang berasal dari pemegang saham untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Biaya ekuitas merupakan pengembalian yang diminta atau diharapkan oleh investor atas dana yang telah ditanamkannya pada perusahaan. Model yang populer digunakan adalah dengan menggunakan model penetapan harga aktiva modal (Capital Asset Pricing Model/CAPM). Metode tersebut dapat di formulasikan : Keterangan : Ke
= Krf + β (Krm – Krf )
Keterangan : Krf
= tingkat hasil pengembalian bebas resiko (risk free rate)
Krm
= tingkat hasil pengembalian yang diharapkan di pasar (rate of expected return)
Β
= koefisien beta saham yang merupakan indeks risiko saham.
Komponen biaya ekuitas, yaitu : 1. Risk Free Rate (Krf) Merupakan tingkat bunga bebas resiko, di mana penanaman modal dilakukan terhadap instrumen bisnis dengan tingkat bunga bebas resiko, sehingga akan diperoleh keuntungan seperti yang diharapkan. Ukuran yang digunakan adalah tingkat suku bunga obligasi yang dalam hal ini adalah Sertifikat Bank Indonesia. Data diperoleh melalui jurnal statistik keuangan dan pasar modal. 2. Market Return (Krm) Merupakan tingkat keuntungan portofolio pasar atau nilai keseluruhan pasar. Sebagai pengukur digunakan tingkat keuntungan rata-rata dari seluruh kesempatan investasi yang ada dalam indeks pasar. Indeks pasar yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Cara
16
menghitung rata-ratanya adalah dengan cara mengumpulkan nilai IHSG bulanan yang di formulasikan sebagai berikut : Krm
= Indeks bulan i – Indeks bulan i-1 Indeks bulan i-1
1. Beta = β Beta sebuah saham merupakan ukuran volatilitas saham tersebut terhadap rata-rata pasar saham. Beta mencerminkan resiko pasar sebagai lawan resiko spesifik perusahaan yang dapat dikurangi melalui diversifikasi. Historical beta diperoleh melalu regresi linier antara tingkat pengembalian saham (stock return) atau excess return saham dengan excess return portofolio pasar/indeks pasar (dalam hal ini indeks yang digunakan adalah IHSG) c. Struktur Modal dari Neraca Struktur modal adalah proporsi utang dan proporsi modal sendiri/ekuitas dalam bentuk persentase dari jumlah hutang dan modal sendiri. Proporsi hutang (Wd) diperoleh dengan cara membagi hutang perusahaan dengan jumlah hutang dan modal sendiri (total pasiva) kemudian dikalikan 100%. Wd
=
Debt
x
100%
Debt + Equity
Proporsi ekuitas (We) diperoleh dengan membagi modal sendiri dengan jumlah hutang dan modal sendiri (total pasiva) lalu dikalikan 100%. We
= Equity
x 100%
Debt + Equity
d. NOPAT (Net Operating After Tax) Menurut Young dan O’byrne (2001) NOPAT (Net Operating After Tax) merupakan laba operasi perusahaan setelah pajak. NOPAT dihitung sebagai berikut : NOPAT = Laba Operasi + Pendapatan Bunga + Pendapatan Ekuitas (kerugian ekuitas) + Pendapatan Investasi Lainnya – Pajak Penghasilan – Pembebasan pajak atas biaya bunga.
17
Dimana menurut tingkat pajak korporasi Harnischfeger bahwa pembebasan pajak atas biaya bunga sama dengan 35% dikalikan biaya bunga.
e. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
WACC (Weighted Average Cost Of Capital) atau biaya modal rata-rata tertimbang adalah penjumlahan dari setiap komponen modal, utang jangka pendek, utang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham, ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar. Penggunaan rata-rata tertimbang ini dikarenakan masing-masing sumber dana yang digunakan oleh perusahaan memiliki biaya yang berbeda. Biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh penyedia dana jika modal tersebut di investasikan di tempat lain dalam suatu proyek, aktiva atau perusahaan dengan resiko yang sebanding. Biaya modal merupakan biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapkan investor dari investasi lain dengan resiko yang serupa. (Young dan O’byrne, 2001).
f. Invested Capital
Elemen terakhir yang digunakan untuk menghitung EVA adalah modal yang diinvestasikan (Invested Capital). Menurut Young dan O’byrne (2001) Modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak menanggung bunga (non-interestbearing liabilities), seperti utang, upah yang akan jatuh tempo (accrued taxes). Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh hutang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, serta hutang dan kewajiban jangka panjang lainnya.
18
Keunggulan EVA (Economic Value Added)
EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu. Prinsip EVA memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan. Pihak manajemen perusahaan dapat melakukan banyak hal untuk menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut ini: 1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal. 2. Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang mendapat return lebih besar dari biaya modal yang ada. 3. Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan. Meningkatnya laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Keunggulan EVA sebagai alat pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Govindarajan meliputi : 1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi. 2. Dengan meningkatnya EVA maka investasi-investasi akan menghasilkan laba diatas biaya modal sehingga akan lebih menarik para manajer untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut. 3. Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis asset yang berbeda pula. 4. EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan nilai pasar perusahaan. Keunggulan EVA yang lain yaitu memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhatikan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi. Dengan diperhitungkannya biaya modal maka dapat diketahui apakah perusahaan dap[at menciptakan nilai tambah atau tidak.
19
Kelemahan EVA (Economic Value Added)
Disamping beberapa keunggulan di atas, EVA juga memiliki kelemahan yaitu EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tahun tertentu. Padahal nilai perusahaan merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan. Sehingga suatu perusahaan mempunyai nilai EVA pada periode tertentu positif tetapi nilai perusahaan tersebut rendah karena nilai EVA dimasa lalunya negatif. Selain itu kelemahan EVA adalah dalam perhitungan biaya modalnya EVA relatif sulit karena memerlukan data yang lebih banyak dan di analisa secara lebih mendalam. Dengan demikian secara tidak langsung mendorong para eksekutif untuk berfikir dan bertindak seperti para pemegang saham, yaitu memilih tingkat investasi yang meningkatkan tingkat return dan meminimumkan tingkat biaya modal (cost of capital) sehingga nilai perusahaan dapat maksimum.
F. ROA (Return On Asset)
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan (operating asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA (Return On Asset) menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA (Return On Asset) yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk mengahasilkan laba.
20
Keunggulan ROA (Return On Asset) Keunggulan ROA diantaranya sebagai berikut : 1. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini. 2. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut. 3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.
Kelemahan ROA (Return On Asset)
Kelemahan ROA (Return On Asset) diantaranya sebagai berikut : 1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan. 2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang. 3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk.
G. Hubungan Antara Metode (Economic Value Added) EVA dan (Return On Asset) ROA Secara umum EVA dan ROA dianggap sebagai pengukur terbaik dari kinerja suatu perusahaan. EVA digunakan untuk menilai kinerja operasional, karena secara fair juga mempertimbangkan required rate of return yang dituntut oleh para investor dan kreditor. Berkaitan dengan EVA sebagai alat ukur kinerja yang mempertimbangkan harapan para investor terhadap investasi yang dilakukan, maka EVA mengidentifikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik perusahaan.
21
ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Dalam perhitungannya ROA hanya menggunakan laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan. Sedangkan dalam perhitungannya EVA meliputi semua elemen atau unsur-unsur yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi perusahaan sehingga menjadi komprehensif dan EVA memberikan penilaian yang wajar atas kondisi perusahaan. Karena itu EVA lebih banyak digunakan sebagai penilaian kinerja meskipun perhitungannya lebih kompleks dan rumit.
I. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ha : Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan menggunakan Economic Value added (EVA) dan Retrun On Asset (ROA)
22
III. METODE PENELITIAN
A.
Pemilihan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode probabilitas atau non random, sehingga elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Teknik ini menggunakan metode purposive judgment sampling yaitu pemilihan sampel dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria berupa suatu pertimbangan tertentu. (Jogiyanto, 2008) Adapun kriteria dalam pemilihan sampel yang digunakan sebagai berikut : 1.
Merupakan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Pada periode penelitian tidak mengalami kerugian dan defisiensi modal.
3.
Perusahaan farmasi yang memiliki laporan keuangan lengkap yang berakhir pada 31 Desember 2005 sampai 31 Desember 2009.
Dari 9 (sembilan) perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI terdapat 7 (tujuh) perusahaan farmasi yang memenuhi kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu : Tabel 2. Daftar perusahaan farmasi yang menjadi sampel dan kode perusahaan.
No Nama Perusahaan
Kode
1
PT. Darya Varia Laborataria Tbk
DVLA
2
PT. Kalbe Farma Tbk.
KLBF
3
PT. Kimia Farma Tbk
KAEF
4
PT. Pyridam Farma Tbk.
PYFA
5
PT. Tempo Scan Pasific Tbk.
TSPC
6
PT. Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk.
SQBI
7
PT. Merck Indonesia Tbk
MERK
Sumber : Indonesian Capital Market Directory
23
B.
Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif analisis yaitu metode yang bertujuan menggambarkan keadaan perusahaan dengan melakukan pengumpulan data dan informasi melalui : 1.
Penelitian Pustaka (Library Research) Penelitian pustaka dilakukan dengan mencari dan mempelajari literaturliteratur dari majalah, surat kabar dan buku-buku yang berhubungan dengan topik untuk mendapatkan landasan teori yang cukup kaitannya dengan masalah yang dibahas penulis juga melakukan observasi melalui situs internet www.idx.co.id untuk melakukan pengumpulan data.
2.
Metode lapangan (Field Research) yaitu dengan melakukan pengumpulan data yang berasal dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Jakarta.
C.
Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan pada skripsi ini ada dua metode yaitu ROA (Return On Assets) dan EVA (Economic Value Added).
I. ROA ( Return On Assets)
ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada. Setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan untuk mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. Fokus ROA adalah profitabilitas dan independen terhadap biaya modalnya. Rasio ini menunjukkan kemapuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan laba atas total aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return On Assets (ROA) = Keuntungan Netto Sesudah Pajak x 100% Total Aktiva
24
II . EVA (Economic Value Added) Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis Kuantitatif Menurut Young dan O’byrne (2001) merupakan selisih antara Net Operating after Tax (NOPAT) dengan beban modal (Capital Charge). EVA = NOPAT - Capital Charge = NOPAT – (WACC x Invested Capital) Langkah-langkah dalam menghitung EVA : a. Menghitung biaya hutang (Kd) Kd
=
Biaya Bunga Tahunan Total Hutang Jangka Panjang
Kd* = Kd ( 1-t ) Keterangan : Kd*
= biaya hutang setelah pajak
t
= tarif pajak yang berlaku
b. Menghitung Biaya Ekuitas (Ke)
Ke
= Krf + β (Krm – Krf )
Keterangan : Krf
= tingkat hasil pengembalian bebas resiko (risk free rate)
Krm
= tingkat hasil pengembalian yang diharapkan di pasar (rate of expected return)
Β
= koefisien beta saham yang merupakan indeks risiko saham.
c. Menghitung struktur permodalan dari neraca. Struktur permodalan yang dipakai adalah proporsi hutang dan proporsi ekuitas dalam bentuk persentase dari jumlah hutang dan ekuitas. Proporsi hutang (Wd) diperoleh dari : Wd
=
Debt
Debt + Equity
x
100%
25
Proporsi ekuitas (We) diperoleh dari : We
= Equity
x 100%
Debt + Equity
d. Menghitung NOPAT NOPAT = Laba Operasi + Pendapatan Bunga + Pendapatan Ekuitas (kerugian ekuitas) + Pendapatan Investasi Lainnya – Pajak Penghasilan – Pembebasan pajak atas biaya bunga. Menurut tingkat pajak korporasi Harnischfeger bahwa pembebasan pajak atas biaya bunga sama dengan 35% dikalikan biaya bunga.
e. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang / Weight Average Cost of Capital (WACC) WACC = (Kd* x Wd) + (Ke x We) Keterangan : Kd* = Biaya hutang setelah pajak Ke
= Biaya ekuitas
Wd
= Proporsi hutang
We = Proporsi ekuitas
f. Menghitung Invested Capital. Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh hutang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, serta hutang dan kewajiban jangka panjang lainnya.
g. Menghitung EVA EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital)
26
2. Analisis Beda Rata-rata dan Menentukan Keputusan Uji Hipotesis a. Analisis Beda Rata-rata
Analisis beda rata-rata digunakan untuk mengetahui perbandingan nilai EVA pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Analisis ini diselesaikan dengan menggunakan analisis uji-t sample independen (independent sample ttest). Uji-t untuk sample independen merupakan metode yang digunakan untuk sample bebas dengan membandingkan rata-rata antara dua variable yang diteliti. Setelah dilakukan analisis uji-t sample independen maka akan diperoleh nilai rata-rata EVA dan ROA pada perusahaan farmasi.
b. Menentukan Keputusan Uji Hipotesis Hipotesis yang di ajukan adalah : Ha
: Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan menggunakan metode EVA dan ROA.
Ho
: Tidak Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan menggunakan metode EVA dan ROA.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi dengan membandingkan nilai probabilitas (Sig) dengan α = 5% dengan ketentuan sebagai berikut : - Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. - Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
3. Analisis Kualitatif Setelah data telah diolah secara kuantitatif, selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif guna memperjelas dan memperkuat serta memberikan keterangan.
27
IV. PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh masing-masing perusahaan farmasi melalui Bursa Efek Indonesia. Data keuangan yang diteliti adalah data keuangan perusahaan farmasi di Indonesia untuk periode 2005-2009.
Untuk mengetahui kinerja perusahaan farmasi dengan menggunakan metode EVA dan ROA. Sesuai dengan permasalahan dan perumusan metode yang telah dikemukakan, serta kepentingan hipotesis, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik. Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka yang dianalisis dengan bantuan komputer melalui program SPSS.
Menghitung Economic Value Added (EVA) Dari perhitungan sebelumnya diketahui bahwa nilai NOPAT (lampiran1) PT. Darya Varia Laboratoria Tbk tahun 2005 sebesar Rp. 58.416.459.379, perhitungan EVA dapat diformulasikan sebagai berikut : EVA = NOPAT – Capital Charges EVA = 58.416.459.379 - 64.898.636.259 EVA = - 6.482.176.880 Maka nilai EVA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk tahun 2005 sebesar Rp 6.482.176.880. Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan EVA untuk semua perusahaan farmasi dari tahun 2005-2009 (lampiran 7). Berikut ini hasil ringkasan EVA perusahaan farmasi :
28
Tabel . Ringkasan Nilai EVA tahun 2005-2009 (Dalam Rupiah) Kode
Tahun
2005
2007
2008
23,343,506,025
-23,343,506,024
-37,920,242,142
31,438,065,262
-570,902,681,191
359,356,774,515
-359,356,774,513
-25,625,884,147
-545,276,797,044
KAEF
-183,195,933,652
-100,672,168,973
100,672,168,976
-120,305,431,382
-62,890,502,270
4
PYFA
-46,653,172,990
-23,110,717,973
23,110,717,977
-30,995,038,520
-15,658,134,470
5
TSPC
-444,467,786,064
21,462,082,775
-21,462,082,770
79,074,858,324
-523,542,644,388
6
MERK
41,278,584,331
34,914,152,124
-34,914,152,118
22,752,794,271
18,525,790,060
7
SQBI
33,421,389,480
894,649,157
-894,649,150
53,345,385,160
-19,923,995,680
No
Perusahaan
1
DVLA
-6,482,176,880
2
KLBF
3
2006
2009
Sumber : Lampiran
Perhitungan Return On Asset (ROA)
PT. Darya Varia Laboratoria Tbk pada tahun 2005 memiliki laba bersih setelah pajak Rp. 49.810.964.000 ( 8) dan total aktiva sebesar Rp. 431.173.982.000 (lampiran 8). Dari data ini ROA dapat diformulasikan sebagai berikut : ROA = laba bersih setelah pajak total aktiva ROA = 49.810.964.000 : 431.173.982.000 ROA = 11.55% Maka nilai ROA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk tahun 2005 sebesar 11.55%. Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan ROA untuk semua perusahaan farmasi dari tahun 2005-2009 (lampiran ).
Tabel Ringkasan ROA Perusahaan Tahun 2005-2009 (Dalam Persen)
No
Kode
1
ROA 2003
2004
2005
2006
2007
DVLA
11,55%
13,00%
9,42%
8,90%
11.11%
2
KLBF
12,34%
13,82%
14,63%
13,73%
12.39%
3
KAEF
6,63%
4,49%
3,49%
3,76%
3.83%
29
4
PYFA
2,03%
1,74%
2,08%
1,83%
2.34%
5
TSPC
15,15%
12,65%
10,99%
10,04%
10.81%
6
MERK 28,55%
26,46%
30,61%
27,03%
26.29%
7
SQBI
5,48%
20,84%
22,94%
23.77%
21,17%
Sumber : Lampiran .
Statistik Deskriftif Perusahaan Farmasi dengan Metode Economic Value Added (EVA) dan Return On Assets (ROA)
Metode EVA dan ROA METODE NILAI
N
Mean
Std. Deviation
EVA
35
-184,263,310,780
1.986E11
ROA
35
156,860,562,124,63
1.814E11
Keterangan : N
= Jumlah Perusahaan
EVA = Economic Value Added ROA = Return On Assets
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan perusahaan farmasi yang diukur dengan metode Economic Value Added (EVA) mempunyai mean184,263,310,780. Dan kinerja keuangan perusahaan farmasi yang menggunakan metode Return On Assets (ROA) mempunyai mean 156,860,562,124,63. Dari angka tersebut terlihat bahwa perusahaan farmasi yang menggunakan metode Return On Assets (ROA) sebagai alat ukurnya lebih baik daripada dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) sebagai alat ukurnya.
30
Pengujian Hipotesis
1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji keberadaan distribusi normal dalam variabel independent dari penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan uji satu sampel kolmogorov-smirnov (one-sampel kolmogorov-smirnov test). Test ini merupakan salah satu uji untuk kebaikan sesuai (goodness-of-fit). Uji ini digunakan untuk membandingkan tingkat kesesuaian sampel dengan suatu distribusi tertentu, salah satunya distribusi normal, dengan hipotesis : -
Ho : Data sampel berdistribusi normal
-
Ha : Data sampel tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian atau pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan ketentuan sebagai berikut : -
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima (data berdistribusi normal)
-
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak (data tidak berdistribusi normal)
Tabel. Hasil Uji One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test EVA N Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
ROA 35
35
Mean
-1.84E11
1.57E11
Std. Deviation
1.986E11 1.814E11
Absolute
. 338
. 272
Positive
. 296
. 240
Negative
-.338
-.272
Kolmogorov-Smirnov Z
. 886
. 403
Asymp. Sig. (2-tailed)
. 417
. 995
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat pada kolom Asymp.Sig.(2-tailed), n1= 0, 417 ; n2 = 0,995. Pada perusahaan farmasi kinerja keuangannya dengan menggunakan metode EVA memiliki nilai Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,417. Karena diperoleh sebesar 0, 417> 0,05 maka Ho diterima, yang berarti data berdistribusi normal, dan pada perusahaan farmasi kinerja keuangannya dengan
31
menggunakan metode ROA memiliki nilai Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,995. Karena diperoleh sebesar 0, 995> 0,05 maka Ho diterima, yang berarti data berdistribusi normal juga.
2. Uji Parametrik
Karena data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal maka pengujian hipotesis menggunakan uji parametrik, yaitu uji-t sampel independen (independen sampel t-test). Uji-t untuk sampel independen merupakan metode yang digunakan untuk sampel bebas dengan membandingkan rata-rata antara dua variabel yang diteliti. Data diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 17 for Windows Hipotesis yang diajukan adalah : Ha : Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan menggunakan metode EVA dan ROA.. Ho : Tidak Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan menggunakan metode EVA dan ROA. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi dengan membandingkan nilai probabilitas (Sig) dengan α = 5% dengan ketentuan sebagai berikut : -
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.
-
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Tabel 11. Hasil Pengujian Hipotesis Keterangan
Mean
Sig. (2-
Taraf nyata
Kesimpulan
tailed) EVA ROA
-184,263,310,780 156,860,562,124,63
0,048
0,05
Ha diterima Ho ditolak
Dari hasil pengujian di atas diperoleh probabilitas sebesar 0,048 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti secara statistik menunjukkan Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan farmasi menggunakan metode EVA dengan perusahaan farmasi yang menggunakan metode ROA dalam perhitungannya di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009.
32
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan mengenai kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan menggunakan metode EVA dan ROA di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. 1.
Dari perhitungan metode EVA maka kinerja keuangan pada perusahaan farmasi cenderung naik turun meskipun demikian kinerja keuangan perusahaan farmasi yang diukur dengan metode EVA mempunyai mean – 184.363.310.780. 7 (tujuh) perusahaan yang menjadi sampel penelitian 5 (lima) diantaranya menghasilkan nilai EVA negatif.
2.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan mengenai kinerja keuangan perusahaan farmasi dengan menggunakan ROA mempunyai mean156.860.562.124,63. Secara keseluruhan dari 7 (tujuh) sampel perusahaan farmasi, 5 (lima) diantaranya memiliki nilai ROA diatas 10%. Ini menunjukkan bahwa perusahaan farmasi tersebut sudah mampu memanfaatkan aktiva yang dimiliki secara optimal dalam rangka menghasilkan keuntungan.
C. Saran
Mengacu pada simpulan di atas penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi investor yang akan menanamkan sahamnya pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia sebaiknya dalam mempertimbangkan keputusan investasinya memperhatikan kinerja keuangan..
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dan periode yang lebih panjang sehingga dapat memperoleh hasil yang signifikan.
33
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Pandji. dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi ke3.Rineka Cipta. Jakarta. Iriani, Prapti. 2003. Perspektif Shareholder Value Creation Dalam Mengukur Kinerja Dengan EVA. KOMPAK, no.8. Agustus 2003. Jogiyanto. 2008. Metode Penelitian Sistem Informasi, Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi. Edisi ke-1. Andi. Yogyakarta Maria, Desva. 2006. Analisis Hubungan Nilai Tambah Ekonomis (EVA) Dengan Nilai Tambah Pasar (MVA). Skripsi. Universitas Lampung. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi ke3. Salemba Empat. Jakarta Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Edisi ke-5. Ghalia Indonesia. Jakarta. Rahayu, Rahmawati Yuhana. 2007. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Periode 2004-2005). Skripsi. Universitas Brawijaya. Rusdin. 2008. Pasar Modal, Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik. Edisi ke-2. Alfabeta. Bandung. Tunggal, Amin Widjaja, 2008. PengantarKonsep Economic Value Added (EVA) dan Value Based Management (VBM). Badan Penerbit Harvarindo : Jakarta Weston dan Brigham, 1985. Buku Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Young, S. David dan O’Byrne, Stephen F, 2001.EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai : Panduan Praktis untuk Implementasi. Penerbit Salemba Empat : Jakarta …….2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Universitas Lampung. Bandar Lampung …….www.bi.go.id …….www.idx.co.id