PROSES PEMBELAJARAN KIMIA TENTANG TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI MENGGUNAKAN “POHON BARZELIUS” DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENANAMKAN NILAI-NILAI RAMAH LINGKUNGAN, AGAMIS, PATRIOTISME, DAN NASIONALISME PADA SISWA KELAS X-3 MAN 9 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Disusun oleh: Drs. H. M. Ridwan Guru Kimia Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 9 Jakarta DKI Jakarta Diajukan pada:
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2015
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN November_2015
ABSTRAK Proses pembelajaran Kimia tentang “Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi” pada umumnya disampaikan dalam bentuk aturan-aturan tata nama dan daftar-daftar (unsur, kation, anion, dan ion poliatomik) yang harus dihafalkan oleh siswa. Dengan demikian dibutuhkan upaya mempermudah pembelajaran maka penulis menghadirkan karya inovasi berupa media pembelajaran yang diberi nama “Pohon Barzelius”. Selain bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan pencapain hasil belajar siswa, juga menanamkan nilai-nilai pembiasaan diri yaitu ramah lingkungan, agamis, patriotisme, dan nasionalisme. Pembuatan media pembelajaran dengan memakai ulang (reuse) sampah jajanan siswa yang dipakai oleh pedagang di kantin sekolah. Juga, barang-barang bekas yang berada di sekitar siswa. Prosedur penggunaan media pembelajaran dilakukan dalam bentuk permainan. Diperoleh pencapaian hasil belajar siswa dengan ketuntasan individual 100% dan ketuntasan klasikal 85%.
Kata kunci: Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi; Pohon Barzelius; Pembiasaan Diri; Ramah Lingkungan; Agamis; Patriotisme; Nasionaisme; Memakai Ulang (Reuse); Permainan; Ketuntasan Individual; Ketuntasan Klasikal.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Isu-isu Terkini ........................................................................ 1 B. Fokus Pembahasan ................................................................ 2 C. Tujuan .................................................................................... 3 D. Ruang Lingkup Pembahasan ................................................. 3
BAB II
KAJIAN TEORI ........................................................................ 4
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL .................................................. 6 A. Tujuan Pembelajaran ............................................................. 7 B. Pohon Barzelius ..................................................................... 8 C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran .................................. 16 D. Hasil Pembelajaran ................................................................ 17
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 20 Lampiran-lampiran: Lampiran-1: DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR KELAS X-3 MAN 9 JAKARTA MENGGUNAKAN POHON BARZELIUS ............... 21
BAB I PENDAHULUAN
A. Isu-isu Terkini Proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswa merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dan saling menentukan. Namun, kerap kali ada nilai-nilai pembiasaan diri
yang harus dikalahkan demi kepentingan penguasaan
pengetahuan semata. Pada akhirnya mengakibatkan hilangnya sikap ramah lingkungan, kurang terciptanya suasana yang agamis, lunturnya jiwa-jiwa patriotisme, dan nasionalisme di kalangan generasi muda kita. Dengan dilatarbelakangi oleh isu-isu terkini tersebut maka pada kesempatan SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2015, penulis menyajikan sebuah karya tulis ilmiah/karya inovasi yang berjudul:
PROSES PEMBELAJARAN KIMIA TENTANG TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI MENGGUNAKAN “POHON BARZELIUS” DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENANAMKAN NILAI-NILAI RAMAH LINGKUNGAN, AGAMIS, PATRIOTISME, DAN NASIONALISME PADA SISWA KELAS X-3 MAN 9 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Guru sebagai tenaga pendidik bersama-sama dengan tenaga kependidikan dan pihak-pihak lain yang terkait dengan pendidikan bertanggung jawab meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswa. Juga, menanamkan nilai-nilai pembiasaan diri yaitu ramah lingkungan, agamis, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan siswa sejak dini. Mengingat, pendidikan akan mencetak generasi muda yang tidak saja berilmu tetapi harus menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia sesuai tujuan pendidikan nasional yang tercantum di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003.
1
B. Fokus Pembahasan Proses pembelajaran “Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi” di Kelas X berlangsung pada tataran konsep yang sangat “kental” dengan aturan tata nama dan daftar yang manyajikan macam-macam kation, anion dan ion poliatomik. Hal ini menuntut siswa harus menghafal (verbalism) sehingga proses pembelajaran tersebut berlangsung monoton dan tentunya sangat membosankan. Juga, “kering” dari pada nilai-nilai pembiasaan diri yaitu ramah lingkungan, agamis, patriotisme, dan nasionalisme. Yang sangat diperlukan dalam hal ini adalah kreativitas guru. Tanpa memiliki kreativitas maka tidak mungkin guru bisa melakukan inovasi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Oleh karena itu, cara yang paling “jitu” agar dapat mengatasi masalah-masalah tersebut adalah peningkatan kreativitas guru dalam malaksanakan PBM tersebut. Diantaranya, menemukan cara yang lebih baik dalam melayani siswa dengan menggunakan metode pembelajaran dan media yang bervariasi. Dengan demikian dapat dipastikan proses pembelajaran akan berlangsung dalam suasana yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot (PAIKEM GEMBROT). Dalam hal ini, penulis menghadirkan sebuah media pembelajaran (baca; Pohon Barzelius) agar PBM berlangsung dalam suasana “permainan”. Siswa akan terlibat secara langsung melalui berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning to do). Selain itu, penulis ingin menindaklanjuti nilai-nilai pembiasaan diri pada siswa melalui media pembelajaran (baca; Pohon Barzelius) dalam PBM yaitu: Yang pertama, nilai pembiasaan diri di kalangan siswa yaitu ramah lingkungan dalam rangka menyelamatkan Bumi. Yang kedua, nilai pembiasaan diri di kalangan siswa yaitu agamis dalam rangka melaksanakan setiap aktivitas kehidupannya. Yang ketiga, nilai pembiasaan diri di kalangan siswa yaitu patriotisme dan nasionalisme dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dan persatuan.
2
C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah/ karya inovasi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: 1. Tujuan Umum Mengatasi isu-isu terkini yang melanda dunia pendidikan di Indonesia. Mencapai tujuan pendidikan nasional yang tercantum di dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003. 2. Tujuan Khusus Mempermudah proses pembelajaran siswa. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran siswa. Meningkatkan penguasaan kompetensi siswa. Meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa. Menanamkan nilai ramah lingkungan di kalangan siswa sejak dini. Menanamkan nilai agamis di kalangan siswa sejak dini. Menanamkan nilai patriotisme di kalangan siswa sejak dini. Menanamkan nilai nasionalisme di kalangan siswa sejak dini.
D. Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan di dalam karya tulis ilmiah/karya inovasi ini terdiri dari: 1. Rincian Materi TNSPR dan Cakupannya sesuai dengan SK dan KD. 2. Tujuan Pembelajaran Umum dan Khusus berdasarkan RMC. 3. Pembuatan dan Spesifikasi Pohon Barzelius serta Cara Penggunaannya. 4. Pendekatan dan Metode Pembelajaran yang diterapkan dalam PBM. 5. Hasil Pembelajaran yang diperoleh Siswa secara Umum dan Khusus. Keterangan: TNSPR
: Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi
SK
: Standar Kompetensi
KD
: Kompetensi Dasar
RMC
: Rincian Materi dan Cakupannya
PBM
: Proses Belajar Mengajar
3
BAB II KAJIAN TEORI
Guru harus menjadi seorang kreator yang berada di pusat proses pendidikan. E. Mulyasa (2005) menyatakan bahwa kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang. Atas dasar keterangan di atas maka guru kreatif harus memiliki berbagai cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran. Diantaranya, guru harus menguasai keterampilan mengajar secara utuh dan terintegrasi. Turney (1973) mengungkapkan 8 (delapan) keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran sebagaimana yang dikutip oleh E. Mulyasa (2005), yaitu: (1) keterampilan bertanya; (2) memberi penguatan; (3) mengadakan variasi; (4) menjelaskan; (5) membuka dan menutup pelajaran; (6) membimbing diskusi kelompok kecil; (7) mengelola kelas; dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan. Selanjutnya, E. Mulyasa (2005) menyatakan bahwa mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi “kebosanan” siswa. Sehingga, variasi dalam pembelajaran didefinisikan sebagai sesuatu perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan meningkatkan motivasi belajar siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Diantaranya, variasi dalam menggunakan media. Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007) menuliskan bahwa Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Selanjutnya, mereka memberikan definisi bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa tersebut. Selain itu, media secara mendasar berpotensi memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan “kepribadian”.
4
Media yang dipergunakan dalam proses pembelajaran atau yang disebut dengan ”media pembelajaran” memiliki berbagai fungsi. Menurut M. Basyiruddin Usman dan Asnawir (2002), fungsi media pembelajaran diantaranya yaitu: 1) Memudahkan belajar siswa dan memudahkan guru mengajar; 2) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi kongkrit); 3) Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan); 4) Mengaktifkan semua indra yang dimiliki siswa sehingga kelemahan satu indra dapat diimbangi oleh kekuatan indra yang lain; dan 5) Menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar. Pada hakekatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Nana Sudjana (1989) yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah (2000) menyatakan ada tiga pola komunikasi antara guru dan anak didik dalam proses interaksi edukatif, yakni komunikasi sebagai aksi, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi. Selanjutnya, dijelaskan bahwa komunikasi sebagai aksi atau satu arah menempatkan guru sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran saja. Dalam komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, guru berperan sebagai pemberi aksi dan penerima aksi. Demikian pula halnya siswa, bisa sebagai penerima aksi dan bisa pula sebagai pemberi aksi. Antara guru dan siswa akan terjadi dialog. Sedangkan komunikasi sebagai transaksis atau komunikasi banyak arah (multi-arah), komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dan siswa. Juga, komunikasi terjadi antara siswa dan siswa ke siswa lainnya lalu ke guru. Siswa dituntut lebih aktif dari pada guru. Fungsi guru lebih berperan sebagai sumber belajar bagi siswa. Kehadiran “Pohon Barzelius” sebagai suatu bentuk kreativitas guru yang mengedepankan fungsi-fungsi media pembelajaran sehingga sangat berperan dalam membangun proses interaksi edukatif dengan pola komunikasi banyak arah (multi-arah).
Juga,
dalam
mengatasi
“kebosanan”
dan
mengembangkan
“kepribadian” siswa berupa nilai-nilai pembiasaan diri yaitu ramah lingkungan, agamis, patriotisme, dan nasionalisme.
5
BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL Proses pembelajaran Kimia tentang “Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi” di Kelas X merupkan materi yang diajarkan pada Semester Genap dengan: 1. Standar Kompetensi (SK): Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri) 2. Kompetensi Dasar (KD): Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya 3. Alokasi Waktu: 6 jam pelajaran (3 x pertemuan) 4. Ruang Lingkup Materi: 4.1. UNSUR mencakup: 4.1.1. Definisi Unsur 4.1.2. Jenis dan Sifat Unsur dalam Kehidupan Sehari-hari (Unsur Logam: UL dan Unsur Non Logam: UNL) 4.1.3. Lambang Unsur 4.1.4. Angka Indeks 4.2. SENYAWA mencakup: 4.2.1. Definisi Senyawa 4.2.2. Beberapa Contoh Senyawa dalam Kehidupan Sehari-hari 4.2.3. Mengenal Rumus Kimia Senyawa 4.3.RUMUS KIMIA DAN TATA NAMA SENYAWA mencakup: 4.3.1. Rumus Molekul 4.3.2. Rumus Empiris 4.3.3. Membedakan antara Rumus Molekul dan Rumus Empiris 4.3.4. Tata Nama Senyawa Biner (antara UL dan UNL ; dan antara UNL dan UNL) 4.3.5. Tata Nama Senyawa Poliatomik 4.4. REAKSI KIMIA mencakup: 4.4.1. Definisi Reaksi Kimia 4.4.2. Penulisan Reaksi Kimia 4.5. PERSAMAAN REAKSI mencakup: 4.5.1. Definisi Persamaan Reaksi 4.5.2. Peranan Angka Koefisien dalam Persamaan Reaksi 4.5.3. Langkah-langkah Melakukan Persamaan Rekasi
6
5. Data Penunjang sebagai berikut: 5.1. Daftar I. Nama unsur-unsur yang dilengkapi dengan simbol/lambang unsur, nomor atom, dan massa atom relatif; 5.2. Daftar II. Beberapa unsur logam dan nonlogam berikut lambang unsurnya dan perbedaan sifat antara keduanya; dan 5.3. Daftar III. Nama-nama kation dan anion dari senyawa biner logam dan nonlogam dan ion-ion poliatom dari senyawa ion.
Berdasarkan ruang lingkup materi di atas dapat dipastikan bahwa siswa dituntut lebih banyak menghafal (verbalism) sehingga dirasakan sulit untuk dipahami dan membosankan. Oleh karena itu, materi “Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi” perlu disiasati agar terjadi peningkatan kompetensi dan atau permudah pembelajaran siswa.
A. Tujuan Pembelajaran Proses pembelajaran Kimia tentang “Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi” memiliki tujuan umum pembelajaran untuk menanamkan pada diri siswa nilai-nilai pembiasaan diri yaitu ramah lingkungan, agamis, patriotisme, dan nasionalisme. Namun, tujuan khusus pembelajarannya agar siswa dapat: 1. Mengidentifikasi lambang unsur, angka indeks yang ada pada rumus kimia unsur-unsur dalam kehidupan sehari-hari; 2. Menentukan jumlah atom pada rumus kimia senyawa-senyawa yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari; 3. Membedakan rumus molekul dan rumus empiris dari suatu rumus kimia senyawa; 4. Menentukan rumus kimia dan nama senyawa biner dari logam dan nonlogam; 5. Menentukan rumus kimia dan nama senyawa biner dari nonlogam dan nonlogam lainnya; 6. Menentukan rumus kimia dan nama senyawa poliatomik; 7. Menjelaskan aturan penulisan suatu reaksi kimia; dan 8. Menuliskan reaksi kimia yang setara dalam bentuk persamaan reaksi.
7
B. Pohon Barzelius Pohon Barzelius menyerupai sebuah tanaman hias (baca; Kembang Dolar) bertujuan untuk membiasakan siswa melestarikan Bumi agar tetap hijau dalam rangka “save earth”. Sedangkan, Barzelius merupakan nama belakang J.J.Barzelius (1779-1848), seorang ahli kimia berkebangsaan Swedia yang pertama kali menulis unsur dengan lambang huruf. Hal ini, bertujuan memperkenalkan nama ilmuwan dan jasanya di bidang Ilmu Kimia kepada siswa agar timbul sikap menghargai para ilmuwan dan temuannya. Selain itu, Pohon Barzelius mengintegrasikan upaya pengajuan konsep “Green School” di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 9 Jakarta ke dalam proses pembelajaran Kimia melalui kegiatan memakai ulang (reuse) sampah jajanan dan barang-barang bekas yang berada di sekitar siswa. Di antara sampah-sampah tersebut ditemukan oleh penulis di pagar pembatas gedung sekolah, lantai ruang kelas, juga terdapat di dalam laci-laci meja belajar karena kurangnya kesadaran siswa untuk membuang sampah pada tempatnya. Di bawah ini terdapat gambar 1 dan 2 yang memperlihatkan hasil observasi penulis sebelum mendesain dan membuat Pohon Barzelius.
Gambar-1. Kemasan jajanan yang diletakkan siswa di pinggiran pagar pembatas Lantai 3 Gedung MAN 9 Jakarta
8
Gambar-2. Koleksi sampah yang terkumpul dari depan, belakang dan laci meja di Ruang Kelas MAN 9 Jakarta Adapun sampah jajanan siswa yang di “reuse” berupa sampah yang selalu dipakai oleh pendagang di kantin sekolah yaitu botol minuman air mineral, sedotan plastik, dan kayu sumpit makanan ringan sedangkan barang-barang bekas yang berada di sekitar siswa yaitu kertas bekas buku tulis dan ulangan serta kartu perdana telepon genggam. Dengan tujuan untuk menanamkan pada diri siswa sejak dini tentang pemanfaatan limbah dalam rangka menyelamatkan Bumi. Dalam hal ini, siswa akan mendapatkan nilai pembiasaan diri berupa RAMAH LINGKUNGAN. Di bawah ini terdapat gambar 3 yang memperlihatkan tahap akhir pembuatan Pohon Barzelius.
9
Gambar-3. Proses terakhir pembuatan Pohon Barzelius Jika diperhatikan secara seksama maka susunan daun dan cabang Pohon Barzelius (PB) dibuat menyerupai tanaman Kembang Dolar (KD) yang memiliki nama latin Zamioculcas zamiifolia. Perhatikan cuplikan gambar “PB” dan profil tanaman “KD” pada gambar 4 dan 5. Kembang Dolar ini merupakan hasil sumbangan siswa pada awal tahun pelajaran dalam rangka turut serta mensukseskan kegiatan “GREEN SCHOOL ACTION MAN 9 JAKARTA”. Pencanangan MAN 9 Jakarta sebagai “Sekolah Ramah Lingkungan”.
Kesamaan PB & KD terdapat pada daun-daun yang menyirip dan berpasangan pada cabang-cabang yang berdiri menjulang satu persatu keluar dari akar yang terpendam di dalam tanah Gambar-4. Susunan Daun dan Cabang “PB” Gambar-5. Profil Tanaman “KD”
10
Adapun spesifikasi Pohon Barzelius seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel. Spesifikasi Pohon Barzelius No.
Jumlah
Fungsi
Bahan
1.
1 buah
Batang
Botol Minuman
Pohon
Air Mineral
Keterangan Pohon melambangkan bahwa MAN 9 Jakarta is “Green School”
2.
20 titik
Cabang
Sedotan Plastik
Pohon
Abjad (A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, dan T)
3.
4.
5.
83 buah
1 lembar
20 lembar
Helai
Kartu Perdana
Daun
Telepon Genggam
Pucuk
Kertas Bekas
Daun
Buku Tulis
Pucuk
Kertas Bekas
Daun
Ulangan (Lembar Jawaban Komputer/LJK)
6.
20 lembar
5 jenis
Aturan Permainan
Informasi
Sub-Materi
Pembelajaran; Soal;
dan
Kunci Jawaban
Kartu Perdana
Kartu
Telepon Genggam
sebagai lambang
dan
dan
kemerdekaan dan
Lambang
Kayu Sumpit
Sila
Makanan Ringan
Lintasan
Latihan
Soal-soal;
Bendera
Pancasila 7.
Kartu Permainan
Bendera yang berkibar
5 (lima) Sila Pancasila sebagai lambang ideologi bangsa Indonesia*)
Benang Wol
- Lintasan Ziq-Zaq
(sub-materi: Unsur) yang melalui cabang pohon yaitu A, B, C, D, dan E
11
No.
Jumlah
Fungsi
Bahan
Keterangan - Lintasan Elips I (sub-materi: Senyawa) yang melalui cabang pohon yaitu F, G, H, dan I
- Lintasan Elips II (sub-materi: Rumus Kimia dan Tata Nama Senyawa) yang melalui cabang pohon yaitu J, K, L, M dan N
- Lintasan Segi-tiga I (sub-materi: Reaksi Kimia) yang melalui cabang pohon yaitu O, P, dan Q
- Lintasan Segi-tiga II (sub-materi: Persamaan Reaksi) yang melalui cabang pohon yaitu R, S, dan T
*) Ditunjukkan pada gambar 6 di bawah ini.
12
Gambar-6. Cabang Pohon berupa Sedotan Plastik berisikan Bendera Kartu yang ditempelkan Abjad dan Lambang Sila Pancasila
Pohon Barzelius menjadi media pembelajaran dalam proses pembelajaran Kimia tentang “Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi” yang digunakan melalui permainan. Hal ini berdasarkan pemenggalan kata “BARZELIUS” menjadi 3 (tiga) suku kata “BAR – ZEL – IUS” yaitu BAR (B = Bermain, A = Acak, R = Rumus kimia) menunjukkan nama permainan; ZEL (Z = Zig-zag, E = Elips, dan L = Lintasan segi-tiga) menunjukkan aturan permainan; dan IUS (I = Identitas, U = Unsur, dan S = Senyawa) menunjukkan alat permainan. Pada saat permainan di awali dengan pengambilan “Bendera Kartu” yang terdapat pada gambar-6 di atas dengan membaca “basmalah” untuk menanamkan nilai AGAMIS disertai dengan meneriakkan kata “merdeka” untuk menanamkan nilai PATRIOTISME. Setelah itu, membaca “Pancasila” sesuai lambangnya untuk menanamkan nilai NASIONALISME.
13
Di dalam permainan Pohon Barzelius dilakukan oleh kelompok kerja yang disebut dengan Kelompok Mediasi (KM) dan Kelompok Kompetitif (KK). Di bawah ini terdapat 5 (lima) aturan permainan proses pembelajaran Kimia tentang “Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi” dengan Pohon Barzelius yaitu: 1. Jumlah siswa yang terdapat di Kelas dibagi menjadi 5 (lima) kelompok kerja. 2. Di dalam 5 (lima) kelompok kerja akan ditetapkan 1 (satu) kelompok berperan sebagai Kelompok Mediasi (KM) dan 4 (empat) kelompok berperan sebagai Kelompok Kompetiter (KK). 3. KM sebagai “Tim Juru Info” dan “Tim Juru Penilai”. Adapun tugas KM sebagai berikut: Mengambil informasi yang akan dibacakan di hadapan KK dengan mencabut “Bendera Kartu” sambil membaca “basmalah” lalu meneriakkan suara “merdeka” diikuti dengan membaca sila pada Pancasila yang ditempelkan di bendera tersebut berdasarkan lambang yang terdapat pada Garuda Pancasila; Membaca informasi pada setiap pucuk dari cabang Pohon Barzelius dengan benar dan jelas agar dapat diikuti secara seksama oleh KK; Membaca ulang informasi jika ada permintaan yang disampaikan oleh KK; Mempersilahkan KK untuk menemukan informasi secara langsung dengan menyusun daun-daun berupa kartu-kartu pada setiap cabang Pohon Barzelius sesuai informasi yang dibacakan; Membacakan informasi berupa soal pada salah satu pucuk serta daun-daun berupa kartu-kartu dari cabang Pohon Barzelius dan atau menuliskan soal di papan tulis jika dianggap perlu; Membacakan informasi berupa kunci jawaban pada salah satu pucuk dari cabang Pohon Barzelius dan atau menuliskan kunci jawaban di papan tulis jika dianggap perlu; Memberikan nilai terhadapan jawaban KK dengan ketentuan jika jawaban benar diberikan nilai 100 (seratur) dan jika jawaban salah diberikan nilai 0 (nol); dan 14
Mengumumkan juara berdasarkan perolehan total nilai masing-masing KK pada setiap sub-materi. 4. KK sebagai “Tim Juru Bicara” dan “Tim Juru Kehormatan”. Adapun tugas KK sebagai berikut: Menyimak secara seksama informasi yang dibacakan KM pada setiap pucuk dari cabang Pohon Barzelius dan atau mencatat bila informasi tersebut dianggap penting; Mengajukan permintaan kepada KM untuk membaca ulang jika informasi tersebut tidak jelas kedengarannya; Memperagakan penyusunan daun-daun berupa kartu-kartu pada setiap cabang Pohon Barzelius dihadapan KM dan KK yang lainnya; Menjawab pertanyaan yang diajukan KM dengan cepat dan tepat; dan Memberikan tanda kehormatan yang telah disiapkan sendiri oleh masingmasing KK kepada KK yang berhasil menjadi juara dengan perolehan total nilai tertinggi pada setiap sub-materi. 5. Sebelum di mulai proses pembelajaran Kimia tentang “Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi” dengan Pohon Barzelius perlu diketahui bahwa KM dan KK bermain dalam 5 (lima) sub-materi yang untuk selanjutnya disebut dengan lintasan-lintasan yaitu: Lintasan Ziq-zaq (sub-materi; UNSUR) yang melalui sedotan-sedotan atau cabang-cabang Pohon Barzelius yaitu A, B, C, D, dan E dengan KM yaitu Kelompok 5 dan KK yaitu Kelompok 1, 2, 3, dan 4. Lintasan Elips I (sub-materi; SENYAWA) yang melalui sedotan-sedotan atau cabang-cabang Pohon Barzelius yaitu F, G, H, dan I dengan KM yaitu Kelompok 4 dan KK yaitu Kelompok 1, 2, 3, dan 5. Lintasan Elips II (sub-materi; RUMUS KIMIA DAN TATA NAMA SENYAWA)
yang
melalui
sedotan-sedotan
atau
cabang-cabang
Pohon Barzelius yaitu J, K, L, M, dan N dengan KM yaitu Kelompok 3 dan KK yaitu Kelompok 1, 2, 4, dan 5.
15
Lintasan Segi-tiga I (sub-materi; REAKSI KIMIA) yang melalui sedotansedotan atau cabang-cabang Pohon Barzelius yaitu O, P, dan Q dengan KM yaitu Kelompok 2 dan KK yaitu Kelompok 1, 3, 4, dan 5. Lintasan Segi-tiga II (sub-materi; PERSAMAAN REAKSI) yang melalui sedotan-sedotan atau cabang-cabang Pohon Barzelius yaitu R, S, dan T dengan KM yaitu Kelompok 1 dan KK yaitu Kelompok 2, 3, 4, dan 5.
C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Proses pembelajaran Kimia tentang “Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi” dengan Pohon Barzelius terpusat kepada siswa (student center learning). Dengan demikian membuka kesempatan bagi siswa untuk menerapkan pendekatan saintifik (scientific approach) seperti yang terdapat pada gambar 7 di bawah ini. Menalar Mengamati Mencoba
Mengkomunikasikan
Menanya
Gambar-7. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
Adapun metode pembelajaran yang digunakan sangat bervariatif, yaitu: 1. Metode Pembelajaran untuk Transfer Pengetahuan: ceramah interaktif, tanya jawab, dan latihan individual/kelompok. 2. Metode Pembelajaran untuk Pemecahan Masalah: curah pendapat dan diskusi kelompok. 3. Metode Pembelajaran untuk Pengembangan Keterampilan: perdebatan atau perbincangan
(debate)
dalam
menyampaikan
argumentasi.
16
dan
mempertahankan
D. Hasil Pembelajaran Hasil pembelajaran Kimia tentang “Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi” menggunakan Pohon Barzelius yang diperoleh siswa dapat ditinjau secara umum dan khusus. Hasil pembelajaran yang diperoleh siswa secara umum, yaitu: 1. Pembentukan generasi muda yang tidak saja berilmu akan tetapi juga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia sebagaimana tuntutan tujuan pendidikan nasional yang tercantum di dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003. 2. Pembentukan Kompetensi Inti (KI) berupa sikap religius, sikap sosial, pengetahuan
dan
keterampilan
sebagaimana
tuntutan
Implementasi
Kurikulum 2013. 3. Pembentukan pengetahuan tentang memakai ulang (reuse) sampah sebagaimana tuntutan yang dicanangkan MAN 9 Jakarta dalam program kerja sebagai “Sekolah Ramah Lingkungan” (Green School). Hasil pembelajaran yang diperoleh siswa secara khusus, yaitu: 1. Peningkatan kompetensi dan atau permudah pembelajaran melalui prosedur penggunaan media pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk permainan. 2. Peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dengan perolehan ketuntasan individual yaitu 100% dan ketuntasan klasikal yang ditetapkan berdasarkan nilai rata-rata kelas adalah 85% seperti yang ditunjukkan pada lampiran 1. 3. Peningkatan motivasi nilai-nilai pembiasaan diri siswa yaitu ramah lingkungan, agamis, patriotisme, dan nasionalisme.
17
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kehadiran suatu media pembelajaran sudah merupakan suatu keharusan dan sangat menuntut para guru untuk mengembangkan kreativitasnya dalam melayani siswa. Dengan sendirinya proses pembelajaran akan berlangsung dalam suasana yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot (PAIKEM GEMBROT). Proses pembelajaran “Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi” dengan Pohon Barzelius telah memberikan layanan pembelajaran kepada siswa berupa: (1) informasi sub-materi pembelajaran; (2) latihan soal; (3) soal-soal; dan (4) kunci jawaban dalam suasana “permainan”. Pohon
Barzelius
dapat
dikatakan
sebagai
Dengan demikian maka
media
pembelajaran
yang
menyenangkan dan memiliki 4 (empat) peranan sekaligus yaitu Alat Peraga (AP), Buku Sumber (BS), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Alat Tes (AT). Selain itu, Pohon Barzelius dapat mengintegrasikan penguasaan ilmu pengetahuan siswa dengan nilai-nilai pembiasaan diri yaitu ramah lingkungan, agamis, patriotisme, dan nasionalisme. Kenyataan ini menunjukkan keunggulan Pohon Barzelius sebagai media pembelajaran masa depan yang terlahir sebagai bentuk kreativitas seorang guru. Adapun pengalaman belajar yang diperoleh siswa dengan menggunakan Pohon Barzelius dapat disimpulkan yaitu: Go Green Save Earth Percaya Diri Berpikir Sistematis Belajar Mandiri dan Berkelompok Menggali dan Menelusuri Informasi Menerima dan Menghargai Kebenaran Sains Persaingan Sehat dalam Ruang Lingkup Keilmuan Peduli Lingkungan, Pengamalan Agama, dan Bela Negara
18
Pada akhirnya, Pohon Barzelius dapat meningkatan kualitas proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswa dengan ketuntasan individual 100% dan ketuntasan klasikal 85%. Juga, sebagai mediasi dalam mengaktualisasi nilai-nilai ramah lingkungan, agamis, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan siswa sejak dini. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan kepada pihak yang berkepentingan dengan pendidikan agar mengintegrasikan penguasaan ilmu pengetahuan siswa dengan nilai-nilai pembiasaan diri dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dan pendidikan yang lebih bermutu. Dalam rangka mencari dan menemukan pemecahan masalah “kretivitas guru” agar apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya. Penulis menyampaikan opsi kebijakan sebagai implikasi hasil yang diperoleh dari pembahasan permasalahan tersebut yaitu: 1. Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembentukan Kompetensi Inti (KI) berupa sikap religius, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan terhadap siswa dilakukan secara terintegrasi pada setiap materi dalam proses pembelajarannya melalui pendekatan saintifik (scientific approach) dengan metode yang bervariasi dan dibantu oleh media pembelajaran yang tidak sekedar berfungsi sebagai alat peraga akan tetapi juga dapat menanamkan nilai-nilai pembiasaan diri. 2. Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Uji Kompetensi Guru (UKG) dilakukan secara periodik melalui tes tertulis dan tes praktek mengajar dengan penekan pada 8 (delapan) keterampilan mengajar yaitu: (1) keterampilan bertanya; (2)
memberi
penguatan;
(3)
mengadakan
variasi;
(4)
menjelaskan;
(5) membuka dan menutup pelajaran; (6) membimbing diskusi kelompok kecil; (7) mengelola kelas; dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan Atas dasar opsi kebijakan di atas maka dunia pendidikan kita akan memiliki guru-guru kreatif yang dapat mendongkrak kualitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Semoga karya tulis ilmiah/karya inovasi ini dapat memberikan dampak yang positif kepada siswa, diri penulis sendiri, teman sejawat dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Angkowo, Robertus. dan A. Kosasih. OPTIMALISASI MEDIA PEMBELAJARAN: Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo, 2007.
Djamarah, Syaiful Bahri.
GURU DAN ANAK DIDIK DALAM INTERAKSI
EDUKATIF. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2000.
Mulyasa, E.
MENJADI GURU PROFESIONAL: Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2005.
Usman, M. Basyiruddin. dan Asnawir. MEDIA PEMBELAJARAN. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
20
Lampiran-1: DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR KELAS X-3 MAN 9 JAKARTA MENGGUNAKAN POHON BARZELIUS Standar Kompetensi: 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri) Kompetensi Dasar: 2.1. Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya Materi : Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran (3 x pertemuan) Dilaksanakan : Pada pertemuan ke-12 s.d. ke-14 Kelas/Semester : X-3 / Genap Tahun Pelajaran : 2013/2014 KKM : 75
No.
NIS
NISN
Nama Siswa
L/P
Nilai
Tuntas (T)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
13.4077 13.4079 13.4090 13.4102 13.4105 13.4113 13.4115 13.4118 13.4142 13.4135 13.4140 13.4141 13.4151 13.4156 13.4165 13.4174 13.4175 13.4178 13.4180 13.4183 13.4185 13.4198 13.4204 13.4205 13.4206 13.4216 13.4231 13.4235 13.4245 13.4259 13.4261 13.4268 13.4274 13.4275 13.4284
9980928155 9980722999 9980849696 9986231161 9982702789 9981978797 9971025658 9985416083 9994614728 9980927165 9983011785 9980862682 9981161771 9980883676 9983011170 9980860262 9980824177 9987590736 9981406944 9997955719 9988475773 9980860992 9980861093 9985717541 9985478269 9980942627 9981167782 9980862680 9980849699 9980860693 9981161861 9985913940 9986274568 9981161896 9981643796
Abdul Aziz Maulana Afifah Awaliyah Amaliah Fitriani Atik Nur Muarifah Aulia Salma T. Chyntia Versy C. Dahlia Deogi Ahmad Dhea Amelia R. Fadhal Dwi M.R.A. Fauzan Azhim H. Fauzan Azhima Ibnu Pa’qih Indah Salsabila K. Khoirul Ikhsan Milkhatuz Zahroh Mirnaningtias M. Abdillah Zidan Mozaina Nurul Izzah Muhammad Husen M. Derby Rivaldi M. Thariq Febriansyah Nadhifa Fauziah Naila Rahma Jamilah Naufal Alvian Rionaldi Nurul Inayah Riannissa Fitriani Risma Awalia P. Salma Laila Syafa Maulida Kamila Syarifah Umi Hani Taraptri Komalasari Uswah Nur Fajriani Vira Mutiara Sari Zian Shofa Humaira
L P P P P P P L P L L L L P L P P L P L L L P P L P P P P P P P P P P
85 85 80 95 90 85 85 80 100 80 85 95 80 80 80 85 85 85 80 95 85 80 80 100 80 95 80 90 80 80 80 85 80 90 80
T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T
21
Tidak Tuntas (TT)
Ket. 1.Tuntas berjumlah 35 orang siswa 2.Tidak Tuntas berjumlah 0 (nihil) orang siswa 3.Ketuntasan Individual: 35 x 100% 35 = 100%. Dengan KKM 75, maka TUNTAS Dan Ketuntasan Klasikal: (Nilai Rata-rata Kelas) 2980 35 = 85,14 atau 85%. Dengan KKM 75, maka TUNTAS