1
Kembali Kepada Fitrah: Fitrah Keshalehan Pribadi Untuk Peduli dan Memberdayakan Umat* هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر ال إله إال هللا وهللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد سبحانك اللهم ال، ٌاربنا لك الحمد كما ٌنبغً لجالل وجهك ولعظٌم سلطانك، حمداً ٌوافً نعمه وٌكافئ مزٌده،الحمد هلل ثم الحمد هلل وأشهد أن سٌدنا ونبٌنا محمداً عبده، وأشهد أن ال إله إال هللا وحده الشرٌك له،أحصً ثنا ًء علٌك أنت كما أثنٌت على نفسك وعلى، اللهم ص ِّل وسلم وبارك على سٌدنا محمد،ً أرسله هللا إلى العالم كله بشٌراً ونذٌرا، خٌر نبًٍ أرسله، وصفٌه وخلٌله،ورسوله وأوصٌكم ـ أٌها المسلمون ـ ونفسً المذنبة بتقوى هللا تعالى بقول هللا،آل سٌدنا محمد؛ صالة وسالما ً دائمٌن متالزمٌن إلى ٌوم الدٌن "تبارك وتعالى " ٌأٌها الذٌن آمنوا اتقوا هللا حق تقاته وال تموتن إال وأنتم مسلمون هدى للناس وبٌنات، وكرمنا فٌه بنزول القرآن " شهر رمضان الذي أنزل فٌه القرآن، الحمد هلل الذي أنعم هللا علٌنا ب شهر رمضان فقد قال النبً صلى هللا علٌه وسلم " إن لكل قوم عٌدا، الحمد هلل الذي جعل لنا عٌدا فً نهاٌة شهر رمضان،من الهدى والفرقان " فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه: وهذا عٌدنا " وقال النبً صلى هللا علٌه وسلم " للصائم فرحتان هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر ال إله إال هللا وهللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Pada pagi hari ini semua umat Islam di dunia membanjiri berbagai tanah lapang dan masjid memanjatkan takbir, tahmid dan tahlil kepada Allah melakukan shalat Idul Fitri 1432 H sebagai penutup dari ibadah puasa Ramadhan yang kita lakukan sebulan penuh. Hari ini kita kembali kepada kebersihan fitrah setelah disucikan dengan beragam amal ibadah Ramadhan sehingga keluar dari madrasah ramadhaniyyah (pendidikan Ramadhan) dengan kesucian jiwa, kebeningan pikiran, kekhusyu‟an ibadah, dan semangat ihsan yang dapat menjadikan kita sebagai insan-insan yang merasakan muraqabatullah (pengawasan dan kedekatan dengan Allah). Ini merupakan tujuan disyari‟atkannya ibadah Ramadhan. Yang hendaknya disadari oleh umat ini sehingga terasa efeknya, nyata dan nampak dalam aktivitas sehari-hari. Sesungguhnya Ramadhan disyariatkan hanya untuk men-training jiwa, hati dan perilaku dan merevitalisasinya melalui ibadah, ketaatan, taqarrub (kedekatan) yang dapat memupuk solidaritas sosial individu-individu Muslim. Allah berfirman :
.ٌاأٌها الذٌن آمنوا كتب علٌكم الصٌام كما كتب على الذٌن من قبلكم لعلكم تتقون “Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah ayat 183) Bulan Ramadhan merupakan „musim seminya kehidupan Muslim‟ untuk melakukan tazkiyah alnafs, tazkiyah al-maal dan ber-taqarrub kepada Allah sehingga hal itu dapat menjadi madrasah sejati mengokohkan pribadi dan memberdayakan umat. Beberapa pelajaran substansial yang dapat kita petik dari madrasah tersebut sebagai berikut : Pertama, amanah dalam bekerja dan produksi. Bulan Ramadhan mendidik al-nufus al-mu’minah (jiwa-jiwa yang beriman) sikap-sikap amanah, ikhlas, dan bersungguh-sungguh dalam setiap aktifitas. Seorang yang berpuasa menyadari bahwa Allah yang memonitor setiap aktifitasnya, karena Dia Maha Mengetahui yang „dirahasiakan ataupun yang tidak‟. Puasa adalah perkara rahasia antara *
Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1432 H yang disampaikan oleh DR. H. Agus Setiawan, MA di KBRI Vienna, Gustav Tschemarkg 5-7, Austria.
2 seorang hamba dan Rab-nya. Begitu juga Ramadhan mengajari dan melatih umat meninggalkan sifat malas dan membuang-buang waktu, karena hal itu hanya akan merusak ibadah puasa. Pada bulan ini umat dihadapkan pada janji spesial Allah bahwa puasa adalah milik-Nya, dan Dia punya hak prerogatif untuk memberi pahala yang spesial juga.
. فإنه لً وأنا أجزي به،كل عمل ابن آدم له إال الصوم “Setiap amal anak cucu Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Karena sesungguhnya ia untuk-Ku, dan Aku yang akan memberi pahala”. Pada bulan ini, umat distimulasi untuk dapat memaksimalkan daya dan upaya mengejar janji istimewa tersebut dengan hamparan ibadah yang luas tak terbatas guna mencapai derajat pribadi yang selalu menghadirkan nilai-nilai takwa dalam kehidupan sosial masyarakat, sosial ekonomi maupun sosial politik. Kedua, Ramadhan menumbuh-kembangkan sensitivitas dan solidaritas sosial umat terhadap kaum fakir-miskin dan dhu‟afa. Bulan Ramadhan merupakan „musim panen‟ pahala atau jazaa Allah yang dilipat-gandakan bagi mereka yang berbagi perduli dan kasih sesama saudara-saudara kaum dhu‟afa baik dalam bentuk sadaqah dan tafthir al-sha’imin (memberi makan orang yang berpuasa) atau lainnya. Rasulullah SAW bersabda :
. ومن أدى فرٌضة كان كمن أدى سبعٌن فرٌضة،من تقرب فٌه بخصلة من الخٌر كان كمن أدى فرٌضة فٌما سواه ((رواه ابن خزٌمة
“Barangsiapa yang mendekatkan diri (kepada Allah) dengan kebaikan (yang sunnat), maka ia seumpama orang yang melaksanakan ibadah wajib di bulan lain. Barangsiapa yang menunaikan ibadah wajib, maka ia seumpama orang yang mengamalkan 70 ibadah wajib”. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda :
.من سقى صائما سقاه هللا من حوضً شربة ال ٌظمأ بعدها حتى ٌدخل الجنة ((رواه ابن خزٌمة “Barangsiapa yang memberi minum kepada orang yang berpuasa, maka Allah pasti akan memberi minum dari telaga (di surga), yang mana ia tidak akan pernah haus setelah minum tadi sehingga memasuki surga”. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Ketiga, Ramadhan merupakan kesempatan training Sumber Daya Manusia (SDM) dalam melatih kecerdasan emosi dan kecerdasan berinteraksi sosial yang paripurna. Spirit ini dapat menjadi komponen positif substansial dalam aktifitas-aktifitas produksi baik dulu, sekarang dan yang akan datang. Rasulullah SAW bersabda :
3
إنً امرؤ، إنً امرؤ صائم: فإن شاتمه أحد أو قاتله فلٌقل، فإذا كان ٌوم صوم أحدكم فال ٌرفث وال ٌصخب وال ٌجهل،الصٌام ُج َّن ٌة .صائم
“Puasa adalah benteng. Maka pada hari berpuasa kalian, janganlah kalian berkata kotor, mencaci maki, atau kata-kata bodoh. Apabila ada orang yang memperolok dirimu atau mengajak bertengkar, maka katakana : “Sesungguhnya aku berpuasa, sesungguhnya aku berpuasa”. Adakah cara yang lebih baik dari itu untuk menahan emosi dari ungkapan mengatakan : “Sesungguhnya aku berpuasa!” Sungguh ini adalah ungkapan kombinasi interaksi sosial yang menyatukan bahasa „bumi dan langit‟. Keempat, berkah ekonomis dan pendidikan konsumsi. Ramadhan merupakan bulan terhamparnya taburan berkah yang tak bertepi. Ia sesungguhnya bulan keberkahan secara ekonomis bagi umat yang punya nilai dan makna yang luar biasa, bila itu disadari secara sungguh-sungguh, seperti diungkap dalam sabda Rasulullah SAW :
)ًأتاكم رمضان شهر بركة (رواه الطبران “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah”. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda :
)(رواه ابن خزٌمة. شهر ٌزاد فٌه رزق المؤمن،ٌا أٌها الناس قد أظلكم شهر عظٌم مبارك “Wahai sekalian manusia,sungguh telah menaungi kalian bulan yang agung dan penuh keberkahan. Bulan ditambahkannya rejeki orang yang beriman”. Pada bulan Ramadhan semestinya tingkat konsumsi harus berkurang hingga 1/3 persen yaitu dengan berkurangnya waktu makan dari tiga kali sehari menjadi dua kali per hari. Bulan Ramadhan sesungguhnya mengajari umat agar dapat mengurangi tingkat konsumtifismenya dengan berpatokan pada firman Allah :
)13 : كلوا واشربوا وال تسرفوا (األعراف “Makanlah, minumlah kalian dan janganlah kalian berlebih-lebihan”. (QS. 7 ayat 13) Bulan Ramadhan mengajari umat sebulan penuh pada level individu ataupun kolektif bahwa tingkat konsumsi fisik mungkin dan dapat dikurangi seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang kerap hanya berbuka dengan kurma dan air putih. Sesungguhnya sikap konsumeristik telah dilarang dalam agama walau umat mampu melakukannya. Dalam sebuah taujih nabawi, Rasulullah SAW bahkan melarang perilaku israf (berlebih-lebihan) dalam segala hal termasuk saat wudhu‟ walau itu dilakukan di sungai sekalipun. Maka sungguh benar kaidah konsumsi dari sabda
4 Rasulullah SAW yang berbunyi :
)ما عال من اقتصد (رواه أحمد “Tidak akan miskin orang yang sederhana (tidak berlebih-lebihan)”. Namun sayangnya, di bulan Ramadhan justru tingkat konsumsi umat ini tumbuh antara 10-40 persen.
هللا أكبر أهلل أكبر أهلل أكبر وهلل الحمد Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Sesungguhnya umat ini dapat memetik banyak hal dari madrasah Ramadhaniyyah di atas guna mengokohkan kepribadian individual dan memberdayakan umat menyongsong hari esok yang lebih baik. Spirit dan duruus (pelajaran-pelajaran) yang dipetik hendaknya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sebelas bulan lainnya, sehingga Ramadhan dapat betul-betul membumi dalam arti yang sebenarnya. Ketika itu dapat dicapai dengan baik sesungguhnya pemberdayaan umat dapat diwujudkan guna merealisir risalah nabawiyah membangun sistem kehidupan yang integral bagi manifestasi misi „rahmatan lil alamin‟-nya Islam. Dan itu dimulai dari soliditas mental dan spiritual pribadi-pribadi yang lulus dari madrasah di atas. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd. Marilah kita tutup khutbah singkat ini dengan doa, memohon kepada Allah SWT, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang karena hanya Dialah yang Maha Pengabul atas segala doa-doa. Ya Allah, jadikanlah umur yang paling terbaik ialah akhir usia kami, dan amal kami yang terbaik adalah husnul khatimah, dan sebaik-baik hari adalah hari perjumpaan dengan-Mu. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kehidupan yang tenang. Dan kematian yang nyaman, serta segala keinginan dan hasrat yang tiada menyedihkan dan tiada memalukan. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu sebaik-baik permintaan, sebaik-baik doa, sebaik-baik kemenangan, sebaik-baik ilmu, sebaik-baik amal, sebaik-baik pahala, dan sebaik-baik kehidupan, dan sebaik-baik kematian, dan teguhkanlah kami, serta beratkanlah timbangan (amal baik) ku, Ya Allah teguhkanlah keimananku, dan tinggikanlah derajatku, dan terimalah shalatku, dan ampunilah kesalahanku, dan aku memohon kepada-Mu kedudukan tertinggi di surga. Ya Allah, sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu perkara-perkara yang akan meraih rahmatMu dan keteguhan untuk meraih maghfiroh-Mu, dan keselamatan dari segala dosa, dan bagian dari semua kebaikan, juga kemenangan untuk meraih surga, serta keselamtan dari api neraka. Ya Allah, perbaikilah urusan kami dalam segala perkara (urusan) dan selamatkanlah kami dari hinanya kehidupan dunia dan azab akhirat.
5 Ya Allah, berikanlah kepada kami bagian dari rasa takut kepada-Mu yang akan menghalangi kami dari berbuat maksiat kepada-Mu, dan bagian dari ketaatan kepada-Mu yang akan menghantarkan kami kepada surga-Mu, dan bagian dari keyakinan yang akan meringankan kami akan musibah dunia, dan berikanlah kenikmatan kepada kami dengan pendengaran kami, pandangan kami, dan kekuatan kami, selama Engkau masih memberikan kehidupan kepada kami, dan jadikanlah kami sebagai pewarisnya, dan jadikanlah bencana kepada yang menzalimi kami, dan bantulah kami terhadap orang yang memusuhi kami, dan jangan jadikan musibah kami terhadap agama kami, dan jangan jadikan dunia cita-cita kami terbesar, dan juga jangan jadikan (dunia) sebagai tujuan belajar kami, dan dan jangan Engkau timpakan kepada kami (pemimpin) yang tiada takut kepadaMu dan tiada sayang kepada kami.
اللهم اغفر للمسلمٌن والمسلمات والمؤمنٌن والمؤمنات األحٌاء منهم واألموات ، وأن تغفر لنا وترحمنا وإذا أردت فتنة قوم فتوفنا غٌر مفتونٌن،اللهم إنا نسألك فعل الخٌرات وترك المنكرات وحب المساكٌن وحب عمل ٌقربنا إلً حبك، وحب من ٌحبك،ونسألك حبك اللهم إنا نسألك من، وال تشمت بنا عدوا وال حاساد، واحفظنا باإلسالم راقدا، واحفظنا باإلسالم قاعدا،اللهم احفظنا باإلسالم قائما ونعوذبك من كل شر خزائنه بٌدك،كل خٌر خزائنه بٌدك ربنا آتنا فً الدنٌا حسنة وفً اآلخرة حسنة وقنا عذاب النار . تقبل هللا منا ومنكم وكل عام وأنتم بخٌر،وفقنً هللا وإٌاكم لما ٌحبه وٌرضاه هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر