KELUHAN MUSCULO-SCELETAL HUBUNGANNYA DENGAN SIKAP KERJA DISORDERS(MSDs) PADA PEMANEN KELAPA SAWIT PT.GATIPURA MULYA KABUPATEN KUANTAN Sumihardi (Poltekkes Kemenkes Padang ) ABSTRACT This study aimed to determine the relationship working attitude with complaints Musculosceletal Disorders (MSDs) on oil palm harvester PT. Gatipura Mulya. This research was an analytic survey with cross sectional study. This research was conducted in July and October 2015. The populations in this study were the palm harvesters of PT. Gatipura Mulya with the total sample of 60 respondents. The analysis of data used univariate and bivariate analyzes.The results showed that 86.7% of oil palm harvesters have complaints Musculosceletal Disorders (MSDs), 85% with no ergonomic working attitude, 63.3%, no significant relationship with the work attitude of complaints Musculosceletal Disorder (MSDs) In order to minimize the occurrence of complaints Musculosceletal Disorder (MSDs), it was expected to the company to provide training and education about the appropriate attitude to the concept of ergonomics and set the harvester palm rest periods. Keywords: Musculosceletal Disorders (MSDs), work attitude ABSTRAK World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa prevalensi gangguan Musculosceletal Disorders (MSDs) mencapai hampir 60% dari semua penyakit akibat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungansikapkerja dengan keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs) pada pemanen kelapa sawit PT. Gatipura Mulya. Penelitianini bersifat survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah pemanen kelapa sawit PT. Gatipura Mulya dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 86,7% pemanen kelapa sawit mengalami keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs), 85% dengan sikap kerja yang tidak ergonomis, 63,3%, ada hubungan bermaknasikapkerjadengan keluhan Musculosceletal Disorder (MSDs) Guna meminimalisir terjadinya keluhan Musculosceletal Disorder (MSDs), diharapkan kepada pihak perusahaan agar mengadakan pelatihan dan pendidikan tentang sikap kerja yang sesuai dengan konsep ergonomis danmengatur waktu istirahat pemanen kelapa sawit. Kata Kunci: Musculosceletal Disorders (MSDs), sikap kerja
1
PENDAHULUAN
kerja yang kurang ergonomic
Musculosceletal Disorders(MSDs)
(postur
janggal dan statis).( Bukhori,E, .2010)
merupakan keluhan bagian otot skeletal
Perkembangan
industri
kelapa
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari
sawit di Indonesia semakin meningkat dari
keluhan ringan sampai dengan keluhan
tahun ke tahun, pada tahun 2014 luas
berat,
wilayah
yang
umumnya
terjadi
karena
perkebunan
kelapa
sawit
di
peregangan otot yang terlalu berat dan
Indonesia mencapai 10,9 juta Ha yang
durasi pembebanan yang terlalu lama,
tersebar luas di sebagian besar provinsi di
sehingga dapat menyebabkan kerusakan
Indonesia salah satunya Provinsi Riau
pada sendi, ligament dan tendon.
(6)
Pada
yang mempunyai perkebunan kelapa sawit
awalnya, keluhan muskuloskeletal berupa
terluas di Indonesia yaitu mencapai 2,30
rasa sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan,
juta
bengkak, kekakuan, gemetar, gangguan
sebanyak 233 PT (Perseroan Terbatas).
tidur, dan rasa terbakar yang berakibat
Sedangkan
pada ketidakmampuan seseorang untuk
Singingi terdapat beberapa PT (Perseroan
melakukan pergerakan dan koordinasi
Terbatas) salah satu diantaranya yaitu PT
gerakan
Gatipura Mulya, yang menjadi tempat
anggota
tubuh
sehingga
berdampak pada kurang efisiennya dan
dengan di
jumlah
perkebunan
Kabupaten
Kuantan
penelitian yang akan peneliti lakukan.
kehilangan waktu kerja serta menurunnya produktivitas kerja.(Cindyastira, 2014)
Ha,
PT. Gatipura Mulya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
Di Indonesia berdasarkan hasil
perkebunan kelapa sawit, yang berlokasi
studi Departemen Kesehatan Republik
di desa Sei Sako, kecamatan Pangean,
Indonesia Tahun 2005 yang dilakukan
kabupaten
pada 482 pekerja di 12 kabupaten/kota di
Riau, dengan Luas wilayah perkebunan
indonesia, menunjukkan bahwa gangguan
1063 ha.Dalam melakukan pekerjaannya
kesehatan yang tertinggi yang dialami
pekerja
pekerja
berhubungan
dengan postur yang janggal dan gerakan
dengan pekerjaannya, 16% gangguan
berulang seperti leher yang menengadah
muskuloskeletal, 8% Kardiovaskuler, 6%
ke
gangguan
gangguan
kebelakang saat memotong pelepah dan
pernafasan dan 1,5% gangguan THT.
tandan buah sawit. sehingga kemungkinan
(Depkes, 2005)
terjadinya
sekitar
40,5%
syaraf,
3%
Menurut Kuntodi (2008) salah satu faktor yang berkontribusi besar dalam timbulnya musculoseletal disorders adalah faktor pekerjaan diantaranya yaitu sikap
Kuantan
seringkali
atas
dan
Singingi,
melakukan
kaki
yang
keluhan
Disorderspada
Provinsi
aktivitas
bertumpu
Musculosceletal
pemanen
kelapa
sawit
awal
yang
sangat tinggi. Berdasarkan
survei
dilakukan peneliti pada 10 orang karyawan
bagian
pemanen
kelapa
PT.
Sawit PT. Gatipura Mulya di Kecamatan
Gatipura Mulya melalui wawancara dan
Pangean Kabupaten Kuantan Singingi
kusioner
Tahun 2015. Berdasarkan latar belakang
didapatkan
karyawan
sawit
bahwa
mengalami
musculosceletal
90% keluhan
disorders.
diatas
dirumuskan
permasalahan
Rata-rata
penelitian apakah ada hubungan sikap
keluhan yang dialami yaitu pada bagian
kerja dengan keluhan Musculosceletal
leher, bahu, pinggang, paha dan kaki.
Disorders(MSDs) pada pemanen kelapa
Oleh sebab itu, berdasarkan tingginya
sawit PT. Gatipura Mulya, dengan tujuan
keluhan musculosceletal tersebut, peneliti
penelitian Untuk melihat hubungan sikap
tertarik
melakukan
yang
kerja dengan keluhan Musculosceletal
berjudul
HubunganSikapKerja
Dengan
Disorders(MSDs) pada pemanen kelapa
penelitian
Keluhan
Musculosceletal
sawit PT. Gatipura Mulya
Disorders(MSDs) Pada Pemanen Kelapa
METODE PENELITIAN
Yang menjadi sampel penelitian 60 orang.
Penelitian bersifat survey analitik
Dalam
penelitian
ini
data
yang
dengan desain cross sec-tional, yaitu data
dikumpulkan dalam bentuk data primer
variabel
dan
independen
dependen
diteliti
dan
pada
variabel
waktu
yang
data
dilakukan
sekunder
.
Analisis
secara
univariat
Data untuk
bersamaan. Penelitian dilakukan pada
mengetahui distribusi frekuensi masing-
bulan Juli - Oktober 2015 di PT. Gatipura
masing
Mulya. Populasi pada penelitian ini adalah
analisis.Analisis bivariat dilakukan untuk
seluruh
mengetahui hubungan antara variabel
pemanen
kelapa
sawit
PT.
Gatipura Mulya yang berjumlah 70 orang.
vaiabel
yang
diteliti
dan
dependen dengan variabel independen
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Keluhan Musculosceletal disorders (MSDs) Pada Pemanen Kelapa Sawit PT. Gatipura Mulya Tahun 2015. Keluhan Musculosceletal Disorder (MSDs) Ada Keluhan
Frekuensi (f)
Persentase (%)
52
86,7
Tidak Ada Keluhan Jumlah Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
8 13,3 60 100 Musculosceletal Disorders (MSDs) yaitu
responden
sebanyak 52 (86,7%).
yang
mengalami
keluhan
Tabel.2. Gambaran Jumlah Bagian Tubuh Pemanen Kelapa Sawit yang Keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs) Bagian Tubuh Pemanen Leher bagian atas Leher bagian bawah Bahu kiri Bahu kanan Lengan atas kiri Punggung Lengan atas kanan Pinggang Bokong Pantat Siku kiri Siku kanan Lengan bawah kiri Lengan bawah kanan Pergelangan tangan kiri Pergelangan tangan kanan Jari-jari tangan kiri Jari-jari tangan kanan Paha kiri Paha kanan Lutut kiri Lutut kanan Betis kiri Betis kanan Pergelangan kaki kiri Pergelangan kaki kanan Jari-jari kaki kiri Jari-jari kaki kanan Berdasarkan Tabel bagian
tubuh
F 50 49 51 51 51 45 51 51 49 32 37 43 52 52 47 47 47 47 49 49 47 47 50 49 30 30 32 32
2 diketahui bahwa
yang
paling
banyak
dikeluhkan pemanen kelapa sawit yaitu
Mengalami
% 83,3 81,6 85,5 85,5 85,5 75,0 85,5 85,5 81,6 53,3 61,6 71,6 86,6 86,6 78,3 78,3 78,3 78,3 81,6 81,6 78,3 78,3 83,3 81,6 50,0 50,0 53,3 53,3 bagian lengan atas kiri/kanan (85,5%), pinggang (85,5%) bahu kiri/kanan (85,5%) dan leher bagian atas (83,3%)
bagian lengan bawah kiri/kanan (86,6%), Tabel.3. Distribusi Frekuensi Sikap Kerja Pada Pemanen Kelapa Sawit PT. Gatipura Mulya Tahun 2015. Sikap Kerja Frekuensi (f) Persentase (%) Tidak Ergonomis 51 85 Ergonomis 9 15 Jumlah 60 100 Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa ergonomis yaitu sebanyak 51 (85%). responden dengan sikap kerja yang tidak
Analisis Bivariat Tabel 4 Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs) Pada Pemanen Kelapa Sawit PT. Gatipura Mulya Tahun 2015 Keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs) Ada Keluhan
Sikap Kerja
Total
Tidak Ada Keluhan
p-value
f % F Tidak Ergonomis 48 94,1 3 Ergonomis 4 44,4 5 Total 52 86,7 8 Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa
% f % 5,9 51 100 55,6 9 100 0,001 13,3 60 100 ergonomis (44,4%). Hasil uji statistik
sebagian
antara
mengalami disorders
besar
responden
keluhan (MSDs),
yang
Musculosceletal
lebih
Musculosceletal
kerja
dengan
keluhan
disorders
(MSDs)
pada
diperoleh p-value 0,001 (p < 0,05), hal ini
responden dengan sikap kerja yang tidak
menunjukkan ada hubungan bermakna
ergonomis (94,1%) dibandingkan dengan
antara
responden
Musculosceletal disorders (MSDs).
dengan
tinggi
sikap
sikap
kerja
yang
sikap
PEMBAHASAN
kerja
dengan
keluhan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
KeluhanMusculosceletal
Disorders
(MSDs)
penelitian Emi Maijunidah dimana terdapat 92,9
Berdasarkan hasil penelitian pada
%
keluhan
responden
yang
mengalami
Musculo-sceletal
Disorders
60 pemanen kelapa sawit PT. Gatipura
(MSDs)pada pekerja Assembling PT. X
Mulya didapatkan bahwa sebagian besar
Bogor Tahun 2010. Gangguan yang paling
52 (86,7%) pemanen mengalami keluhan
banyak dikeluhkan pekerja yaitu pada
Musculosceletal
bagian betis kiri (49%), bahu kiri (47%),
Disorders
(MSDs).
Hasilpengukuranmenggunakankuesioner
bahu kanan (46%), betis kanan (43%) dan
Nordic
pinggang (41%). ( Maijunidah E, 2010)
Body
Map
(NBM)
diketahuiterdapat5(lima) bagiantubuh yang
Menurut
Cohen
et
al
(1997)
paling banyakdikeluhkan pemanen kelapa
menjelaskan bahwa faktor yang dapat
sawit yaitubagian lengan bawah kiri/kanan
menyebabkan
(86,6%), bagian lengan atas kiri/kanan
Musculosceletal Disorders (MSDs) terdiri
(85,5%),
(85,5%),bahu
dari faktor pekerjaan, faktor individu, faktor
kiri/kanan (85,5%) dan leher bagian atas
lingkungan dan faktor psikososial, yang
(83,3%).
diantaranya meliputi sikap tubuhdalam
pinggang
bekerja.
terjadinya
Terjadinya
keluhan
keluhan
Musculosceletal Disorders (MSDs) juga
guna merelaksasi otot yang tegang atau
dapat disebabkan karena pekerja bekerja
sakit karena postur kerja yang tidak
dengan melakukan peregangan otot yang
alamiah, sehingga hal tersebut dapat
berlebihan, aktivitas yang berulang dan
memberikan penyesuaian dan inovatif
sikap kerja yang dilakukan tidak alamiah
dalam
( Maijunidah E, 2004)
terhadap risiko sakit akibat kerja serta
Berdasarkan dilakukan
penelitian
dilapangan
pada
yang
pemanen
melakukanupaya
dapat
meningkatkan
pencegahan kinerja
dan
produktivitas dalam bekerja.
kelapa sawit PT. Gatipura Mulya diketahui bahwa
sebagian
mengalami
besar
keluhan
pema-nen
Sikap Kerja
Musculosce-letal
Berdasarkan hasil penelitian yang
Disorders (MSDs), keluhan yang paling
dilakukan,
banyak dialami terjadi pada beberapa
besar
bagian tubuh yaitu lengan bawah sebesar
sebanyak 51 orang (85%) bekerja dengan
(86,6%),lengan atas (85,5%), pinggang
sikap kerja yang tidak ergonomis. Hasil
(85,5%), bahu kiri/kanan (85,5%) dan
penelitian ini sejalan dengan penelitian
leher atas (83,3%). Hal ini dikarenakan
yang dilakukan oleh Asni Sang dkk,
pemanen kelapa sawit bekerja dengan
tentang Hubungan Risiko Postur Kerja
posisi yang tidak alamiah,yaitutenagakerja
dengan
saat melakukan pemotongan pelepah atau
Disorders (MSDs) Pada Pemanen Kelapa
tandan buah sawit, mengangkat buah
Sawit
sawit dengan berat lebih dari 10 kilogram
Nusantara,
yang umumnya dilakukan dengan manual
sebagian besar pemanen kelapa sawit
handling dan selalu melakukan pekerjaan
memilki risiko postur kerja tinggi yaitu
dengan
sebanyak 35 orang (76,1%). (Sang A,
posisi
dominan
berdiri,
menengadah ke atas serta membungkuk. Upaya
yang
perlu
diketahui
pemanen
kelapa
Keluhan di
PT.
bahwa
sawit
yaitu
Musculosceletal
Sinergi
yang
sebagian
Perkebunan
menyatakan
bahwa
2013)
dilakukan
Selanjutnya
dengan
mengguna-
perusahaan untuk meminimalisasi keluhan
kan pengukuran lembar Rapid Entire Body
Musculosceletal Disorders (MSDs)pada
Assessment
pemanen
cara
sebagian besar pemanen kelapa sawit
memberikan pelatihan dan pendidikan
yaitu sebanyak 51 orang (85%) bekerja
guna meningkatkan pengetahuan pekerja
dengan sikap kerja yang tidak ergonomis.
tentang
sikap
kelapa
bekerja
sawit
dengan
secara
ergonomis,
kerja
(REBA)
yang
diketahui
sering
bahwa
dilakukan
pemindahan dan penyeleksian pekerja
pemanen kelapa sawit yaitu cenderung
sesuai
berisiko,
dengan sikap tubuh yang tidak alamiah
melakukan peregangan otot sekitar 5-10
atau postur janggal, seperti pergerakan
menit untuk memperlancar sirkulasi darah
tangan yang terangkat ekstensi dan fleksi,
ke seluruh anggota tubuh dan olahraga
posisi kerja yang berdiri terlalu lama,
dengan
umur
yang
posisi leher yang selalu menengadah ke
yang tidak ergonomis mengalami keluhan
atas saat memotong pelepah dan tandan
Musculosceletal Disorders (MSDs), hal ini
buah kelapa sawit, posisi badan yang
disebabkan karena tuntutan pekerjaan
membungkuk
yang
dan
berulang
saat
dilakukan,
sehingga
mengangkat buah kelapa sawit, posisi kaki
melakukan
atau pijakan yang tidak stabil, adanya
memotong pelepah atau tandan buah
pemuntiran
sawit dan pengangkatan buah sawit,
badan
dan
tangan
saat
pekerjaan
pemanen
dengan
seperti
posisi
saat
bekerja serta pengangkatan beban yang
dilakukan
leher
yang
melebihi kapasitas maksimum.
mengadah ke atas, tangan yang terangkat saat menarik peralatan untuk memotong
Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan
Musculosceletal
Disorders
(MSDs) Pada Pemanen Kelapa Sawit Hasil analisis bivariat pada penelitian ini
menunjukkan
bahwa
persentase
pemanen kelapa sawit yang mengalami keluhan
Musculosceletal
Disorders
(MSDs) lebih tinggi pada pemanen kelapa sawit dengan sikap kerja yang tidak ergonomis
yaitu
sebesar
(94,1%)
dibandingkan dengan pemanen kelapa sawit dengan sikap kerja yang ergonomis yaitu sebesar (44,4%). Berdasarkan hasil observasi dan perhitungan dengan menggunakan lembar Rapid Entire Body Assessment (REBA) diketahui bahwa hampir seluruh proses kerja dilakukan dengan sikap kerja yang tidak
ergonomis
dan
hampir
seluruh
pemanen kelapa sawit dengan sikap kerja
KESIMPULAN DAN SARAN
pelepah dan tandan buah sawit, kaki yang bertopang,
posisi
badan
membungkuk pada saat pengangkatan atau pemuatan buah kelapa sawit ke dalam truk ataupun ke dalam angkong pada saat pengumpulan buah sawit ke tempat
pengumpulan
hasil
serta
pengangkatan beban yang terlalu berat. Semakin
tidak
ergonomis
suatu
pekerjaanakansemakin tinggi pula pemicu terjadinya
keluhan
Musculos-celetal
Disorders
(MSDs).
Oleh
kare-na
itu,perusahaan perlu menerap-kan sistem kerja
yang
ergonomis,
ranyamengadakan
pela-tihan
diantadan
pendidikan guna meningkatkan pengetahuan pekerja tentang sikap kerja yang ergonomis. Selain itu, pekerja hendaknya melakukan peregangan otot sekitar 5-10 menit untuk mem-perlancar sirkulasi darah ke seluruh tubuh. sawit bekerja deng-an sikap kerja yang
Berdasarkan hasil penelitian, yang
tidak ergo-nomis.Ada hubungan bermakna
dilakukan, sebagian besar (86,7%) dari
sikap kerja dengan keluhan
pemanen kelapa sawit mengalami keluhan
losceletal
Musculosceletal
pemanen kelapa sawit
Disorders
yang
(MSDs).
Sebagian besar (85%) pema-nen kelapa
Disorders
(MSDs)
Muscupada
Diharapkan kepada perusahaan agar memilki
ahli
meningkatkan
dibidang sumber
K3
daya
untuk manusia
memilki umur berisiko ke bagian kerja yang
memilki
risiko
ringan.Diharapkan menyarankan
yang
kepada kepada
lebih
perusahaan
melalui pelatihan dan pendidikan tentang
agar
pema-nen
sikap kerja yang ergonomis. Diharapkan
kelapa sawit agar peregang-an otot sekitar
perusahaan melaku-kan pemindahan dan
5-10 menit untuk memperlancar sirkulasi
penyelek-sian pemanen kelapa sawit yang
darah ke seluruh tubuh.
DAFTAR PUSTAKA Alhaq AA. Gambaran Posisi Ker-ja yang Dapat Mempengaruhi Ke-jadian Musculoskeletal Disor-ders Pada Pekerja Panen Kelapa Sawit PT.Perkebunan Nusantara XIII Kab. Sanggau Kalimantan Barat.: Universitas Tanjungpura; 2013. Apriyuliani. Hubungan Tindakan Pekerja dan Faktor Individu Dengan Kejadian Keluhan Mus-culosceletal Disorders (MSDs) Pada Aktivitas Manual Handling di Departemen Produksi II-III Biro Pemeliharaan Mesin PT. Semen Padang Tahun 2013 [Skripsi]. Padang: Universitas Andalas; 2013. Ariyanto J, Muis M, Thamrin Y. FaktorFaktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Musculoskeletal Disorders Pada Aktivitas Manual HandlingOleh Karyawan Mail Processing CenterMakassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hassanuddin; 2012. Bukhori E. Hubungan Faktor Risiko Pekerjaan Dengan Terjadi-nya Keluhan Musculoskeletal Disorders(MSDs) Pada Tukang Angkut Beban Penambang Emas di Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak Tahun 2010 [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2010. Cindyastira D, Russeng SS, Wahyuni A. Hubungan Intensitas Getaran Dengan Keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Pada Tenaga Kerja Unit Produksi Paving Block CV. Sumber Galian. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2014.
Departemen Kesehatan RI. Profil Masalah Kesehatan. Jakarta2005. Feri N. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keluhan Otot Pada Pekerja Cetak Batu Bata di Kenagarian Sarilamak Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014 [Skripsi]. Padang: Universitas Andalas; 2014. Hendra SR. Risiko Ergonomi dan Keluhan Musculoskeletal Disor-ders (MSDs) Pada Pekerja Panen Kelapa Sawit. Depok: Universitas Indonesia; 2009. Hi H, Bedu S, Russeng SS, Rahim MR. Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Muskuloske-letal Pada Cleaning Service di RSUP DR. Wahidin Sudirohu-sodo. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013. Hidayat T. Hubungan Faktor Risiko Ergonomi dan Individu Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Karyawan Bagian Produksi PT. Family Raya Kota Padang Tahun 2013 [Skripsi]. Padang: Universitas Andalas; 2013. Kementrian Pertanian. Pertumbu-han Areal Kelapa Sawit Mening-kat Kementrian Pertanian2014. Kurniawidjaja LM. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press); 2010. Maijunidah E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KeluhanMusculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Assembling PT
X Bogor [Skripsi]. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah 2010.
Mutiah A, Setyaningsih Y, Jayanti S. Analisis Tingkat Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) dengan The BRIEF Survey dan Karakteristik Individu Terhadap Keluhan MSDs Pembuat Wajan di Desa Cepogo Boyolali. Kesehatan Masyarakat. 2013;2. Nelfiyanti L. Hubungan Faktor Risiko Dengan Kejadian Muscu-losceletal Disorders (MSDs) Pada Penjahit di Kawasan Pasar Raya Bertingkat Kota Padang Tahun 2014 [Skripsi]. Padang: Universitas Andalas; 2014. Nurliah A. Analisis Risiko Mus-culoskeletal Disorders (MSDs) Pada Operator Forklift di PT. LLI Tahun 2012 [Thesis]Depok: Universitas Indonesia; 2012. OSHA 3125. Ergonomics: The Study of Work. U.S: Departement of Labour Occupational Safety and Health Administration; 2000. Osni M. Gambaran Faktor Risiko Ergonomi dan Keluhan Subjektif Terhadap Gangguan Musculos-keletal Disorders (MSDs) Pada Penjahit Sektor Informal di Ka-wasan Home Industry RW 6, Kelurahan Cipadu, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang Pada Tahun 2012 [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia; 2012.
Sang A, Djajakusli R, Russeng SS. Hubungan Risiko Postur Kerja Dengan Keluhan Muscu-loskeletal Disorders Pada Pema-nen Kelapa Suma'mur. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV Sagung Seto; 2009. Tarwaka. Ergonomi Industri : Dasar-Dasar Pengetahun Ergonomi Dan Aplikasi Di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press; 2011. Uginiari NV, Primayanti DAID. Gambaran Distribusi Keluhan Terkait Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Pada Tukang Suun Di Pasar Anyar Buleleng: Universitas Udayana; 2013. Zulfiqor MT. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Musculosceletal Disorders Pada Welder di Bagian Fabrikasi PT. Caterpilar Indonesia [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 2010.