KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM NOVEL SI JAMIN DAN SI JOHAN KARYA MERARY SIREGAR
ARTIKEL ILMIAH
Harry Eko Putra NIM. 09080327
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM NOVEL SI JAMIN DAN SI JOHAN KARYA MERARY SIREGAR Oleh Harry Eko Putra1, Yasnur Asri2, Yulia Sri Hartati3 1) Mahasiswa STKIP (PGRI) Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah Kekerasan Terhadap Anak dalam Novel Sijamin dan Sijohan Karya Merary Siregar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis kekerasan, bentuk kekerasan dan dampak kekerasan yang dialami tokoh dalam novel Sijamin dan Sijohan Karya Merary SiregarJenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data penelitian ini adalah novel Sijamin dan Sijohan karya Merary Siregar. Data dikumpulkan melalui langkah-langkah berikut, pertama, membaca dan memahami novel Sijamin dan Sijohan Karya Merary Siregar. Kedua, mencatat kekerasan yang dialami tokoh. Ketiga, menginventarisasikan teks yang mengandung kritik kekerasan.Hasil penelitian ini menemukan tiga kekerasan terhadap tokoh yaitu (1) bentuk kekerasan yang terdiri dari kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan ekonomi, (2) penyebab kekerasan yang dialami tokoh terdiri dari faktor ekonomi, dan faktor keluarga, dan (3) dampak kekerasan yang dialami tokoh terdiri dari problem kesehatan mental, sakit yang serius, kematian dalam novel Sijamin dan Sijohan Karya Merary Siregar.
Kata Kunci: Kekerasan Terhadap Anak, dan Novel Si Jamin dan Si Johan.
KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM NOVEL SI JAMIN DAN SI JOHAN KARYA MERARY SIREGAR Oleh Harry Eko Putra1, Yasnur Asri2, Yulia Sri Hartati3 1) Mahasiswa STKIP (PGRI) Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The problem in this research is the novel Child Abuse and Si JohanSi Jamin Merary work Siregar. The purpose of this study was to describe the types of violence, acts of violence and the impact of violence experienced by the characters in the novel and Sijohan Sijamin Merary work Siregar The research is a qualitative research. The method used in this research is descriptive method. The data of this study is novel, and Sijohan Sijamin Merary work Siregar. Data were collected through the following steps, first, read and understand a novel Sijamin and Sijohan work Merary Siregar. Second, the violence experienced record figures. Third, the inventory text containing criticism of the violence.The results of this study found three violence against leaders: (1) the form of violence which consisted of physical violence, psychological violence, and economic violence, (2) the cause of the violence experienced by characters consist of economic factors, and family factors, and (3) the impact of violence figure consists of experienced mental health problems, serious illness, death in the novel Sijamin and Sijohan work Merary Siregar.
Keywords: Child Abuse, and Jamin Novel Si and Si Johan.
A. PENDAHULUAN Karya sastra merupakan sarana yang digunakan oleh pengarang untuk mengungkapkan perasaan, ide, dan segala permasalahan hidup dan kehidupan manusia. Pengungkapan itu akan bisa terealisasi apabila ada pengalaman yang dialami sendiri oleh pengarang atau melihat realita yang ada pada masyarakat. Segala pengalaman hidup dan kehidupan itu menjadi objek penciptaan karya sastra.Pengarang biasanya menyerap kenyataan yang ada di sekitarnya. Setelah itu, menuangkannya menjadi sebuah karya sastra. Begitu banyak karya sastra yang berkembang pesat pada saat sekarang ini yang bisa dijadikan pedoman bagi setiap penikmat sastra. Salah satu karya sastra yang bermanfaat bagi pembaca adalah novel. Sebagai sebuah karya sastra yang kreatif, novel menarik dan penting untuk dibaca karena novel mengandung nilai-nilai kehidupan yang dikemas dalam struktur yang padu. Nilai-nilai kehidupan yang dapat diinterpretasikan dari novel adalah nilai-nilai sosial. Novel Si Jamin dan Si Johan merupakan sebuah cerita yang membahas masalah kehidupan sosial yang terjadi dalam masyarakat, masalah kekerasan terhadap anak diceritakan oleh Merari Siregar berdasarkan pengalaman kehidupan yang terjadi di alam nyata yang seringkali dilihat di dalam masyarakat. Merary Siregar lahir di Sipirok Tapanuli, Sumatera Utara, pada tanggal 13 Juli 1896 dan meninggal pada tahun 1941. Merari Siregar merupakan salah seorangsastrawan Indonesia berasal dari angkatan Balai Pustaka. Novel pertamanyaAzab dan Sengsara merupakan salah satu bukti konkret lahirnya tonggak kesusastraan di Indonesia. Berkat karyanya yang luar biasa, Merari Siregar meraih ijazah Handels Correspondent Bond A di Jakarta. Kenyataan yang diungkapkan dalam paragraf di atas tercermin melalui tokoh utama dalam novel Si Jamin dan Si Johan. Si Jamin dan Si Johan adalah dua bersaudara yang ditinggal mati oleh ibunya yang bernama Mina, ibunya meninggal karena penyiksaan batin yang disebabkan oleh suaminya sendiri yang suka mabuk-mabukan. Setelah Mina meninggal, Bertes, ayahnya Si Jamin menikah lagi dengan seorang perempuan yang suka menghisap candu. Perempuan inilah yang mengakibatkan malapetaka datang untuk kedua anaknya Mina. Si Jamin terpaksa menjadi pengemis, demi memenuhi kebutuhan ibu tirinya untuk membeli candu. Penyiksaan selalu dialami oleh Jamin dan Johan mereka juga tidak diberi makan, sehingga kematian datang menghampiri salah satu dari dua bersaudara ini. Hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk mengkaji lebih jauh lagi tentang kekerasan terhadap anak dalam novel Si Jamin dan Si Johan karya Merari Siregar. Kekerasan yang dialami oleh anak-anak bukanlah masalah yang baru terjadi di dalam masyarakat, tetapi sudah terlalu sering kita dengar, kita lihat, bahkan ada diantara kita yang mengalaminya. Kekerasan tersebut bisa berupa hukuman yang tak pantas, pelecehan bahkan kekerasan fisik yang mengakibatkan sang anak cacat seumur hidup. Anak bukanlah lahir untuk dihukum melainkan harus diberikan bimbingan dan pembinaan, sehingga bisa tumbuh dan berkembang sebagai anak normal yang sehat dan cerdas seutuhnya. Anak adalah anugerah Allah Yang Maha Kuasa sebagai calon generasi penerus bangsa yang masih dalam masa perkembangan fisik dan mental. Terkadang, anak mengalami situasi sulit yang membuat tindakan yang melanggar hukum apalagi kemudian dihukum, bahkan dimasukkan ke dalam penjara. Oleh sebab itu, penulis mengangkat masalah tersebut menjadi penelitian yang berjudul “Kekerasan terhadap Anak dalam novel Si Jamin dan Si Johan karya Merari Siregar”.
B. METODE Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini meneliti kekerasan terhadap anak dalam novel Si Jamin dan Si Johan. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Penelitian ini menganalisis dan menelaah sendiri naskah novel yang dijadikan objek penelitian. Selain itu beberapa buku yang dapat menunjang dalam penelitian ini. Seperti buku-buku yang berhubungan dengan sastra dan buku tentang kekerasan. Teknik analisis data dilakukan berdasarkan kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini.Teknik analisis data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: (1) menginterpretasi (penafsiran) data, (2)menganalisis (3) menyimpulkan hasil penelitian, dan (4) membuat laporan hasil penelitian.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Hasil Penelitian ini menemukan kekerasan terhadap anak yaitu bentuk kekeresan yang dialami tokoh, penyebab kekerasan yang dialami tokoh, dan dampak kekerasan yang dialami tokoh. Bentuk kekerasan yang dialami tokoh terdiri dari kekerasan pisik, psikis, dan ekonomi. Penyebab kekerasan yang dialami tokoh yaitu faktor ekonomi, dan keluarga. Dampak kekerasan yang dialami tokoh yaitu problem kesehatan mental, sakit yang serius, dan kematian. 2.
Pembahasan Teori yang akan diuraikan pada bagian ini adalah (a) pengertian kekerasan, (b) jenis-jenis kekerasan (c) penyebab kekerasan (d) dampak kekerasan . Teori tersebut dikutip berdasarkan pendapat para ahli yang relevan, berikut ini akan dijelaskan teori tersebut satu persatu. Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah.Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dankekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang ataumasyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak. Kekerasan menurut Douglas dan Waksler (dalam Pitaloka, 2004:10) adalah istilah yang menggambarkan prilaku, baik yang bersifat terbuka, menyerang, bertahan yang disertai penggunaan kekuatan pada orang lain. Selanjutnya menurut Poerwandari (dalam Pitaloka, 2004:11) kekerasan adalah semua bentuk tindakan, intensional, kerana pembiaran dan kemasabodohan yang menyebabkan manusia lain luka dan sakit. Menurut Santoso (2002:10), kekerasan mengilustrasikan sifat aturan sosial, seperti pelanggaran aturan, reaksi sosial terhadap pelanggaran aturan, dan sikap saling bertentangan. Maksudnya, setiap aturan-aturan yang dilanggar bisa menimbulkan kekerasan, dan apabila pelanggaran aturan dilakukan oleh sekelompok orang, maka akan meimbulkan reaksi dari orang lain. reaksi yang ditimbulkan ini bisa berupa kekerasan. Menurut Fahri (2007:38), kekerasan dalam makna pertama banyak dibahas dari aspek biologis, fisiologi, dan psikologi, ketika perilaku kekerasan dimaknai sebagai sebuah kecenderungan biologis sebagai hasil bawaan atau akibat adanya faktor genetika yang mendominasi muncul kekerasan. Konsepsi makna kedua mengasumsi bahwa kekerasan bukan hanya berasal dari tindakan aktor atau kelompok melainkan karena dorongan biologis semata, yang diperluas oleh adanya struktur yang berperan menghasilkan kekerasan. Pemaknaan ketiga berupaya melihat kekerasan sebagai serangkaian jejaring dialektis antara aktor dan struktur. Tindak kekersan yang sangat mudah untuk dikenali adalah kekerasan fisik, karena borban mengalami luka-luka pada badan, seperti adanya luka lebam di wajah, tangan, kaki, atau diseluruh tubuh. Kalau orang dewasa yang mengalami tindak kekerasan pada fisik mungkin masih bisa dimaklumi, tetapi kalau anak-anaklah yang menjadi korban tindak kekerasan. 1. Bentuk Kekerasan yang Dialami Tokoh a. Kekerasan Fisik Dalam novel Jamin dan Si Johan karya Merari Siregar banyak sekali terdapat tindak kekerasan fisik yang dialami oleh Jamin dan Johan. Padahal mereka masih terlalu kecil untuk bisa menahan pukulan yang diberikan oleh Ayah dan Ibu tirinya. Inem ibu tirinya Jamin memukuli dan menendang Jamin hingga jatuh terguling-guling ke lantai. Jamin masih anak yang berusia sembilan tahun, semenjak ayahnya menikah dengan Inem hidup Jamin dan Johan sangat menderita. Mereka tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu tirinya. Mereka dapatkan setiap hari adalah caci maki dan pukulan hingga mereka tidak sanggup lagi untuk melawan dan berteriak sakit. b. kerasan Pisikis Batin tidaklah dapat dilihat oleh mata, tetapi dapat dirasakan. Jika batin seseorang tertekan atau terguncang maka sakit yang dirasakan sangatlah luar biasa, terkadang bisa membuat korban mati bunuh diri atau bisa juga mengalami kegilaan. Beberapa tokoh dalam novel Si Jamin dan Si Johan mengalami kekerasan pisikis, yaitu tokoh Jamin, Johan dan Mina.
c.
Kekerasan Ekonomi Pemaksaan terhadap anak dibawah umur untuk melakukan pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dengan cara mengemis, pemulung dan pekerjaan-pekerjaan lainnya adalalah salah satu bentuk kekerasan ekonomi. Jamin menjadi seorang pengemis dijalanan untuk memenuhi kebutuhan ibu tirinya untuk membeli candu. 2.
Penyebab Munculnya Kekerasan Terhadap Anak Uang adalah kebutuhan yang sangat penting untuk kelansungan hidup, apalagi bagi orang-orang yang sudah memiliki keluarga. Maka uang akan sering menjadi perbincangan dalam percakapan pada malam hari. Perempuan yang tidak pandai mempergunakan uang dengan baik bisa mendatangkan malapetaka dalam rumah tangga. a. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi inilah yang membuat anak-anak menjadi korbannya, anak akan menjadi pelampiasan emosi orang tuanya. Hal yang sama juga dialami oleh Jamin dan Johan dalam novel Si Jamin dan Si Johan mereka jadi korban akibat ekonomi keluarga yang tidak memedai. Bertes tidak pernah perduli terhadap anaknya, entah apa yang dialami oleh anaknya sepanjang hari sehingga anaknya masih mampu bertahan hidup. Sungguh Bertes bukanlah ayah yang baik. b.
Faktor Masalah Keluarga Hal yang sama juga terjadi oleh tokoh dalam novel Si Jamin dan Si Johan. Dua tokoh utama dalam novel ini menjadi korban kekerasan dalam keluarga yang disebabkan oleh Ayah mereka sendiri. Namun ,ajakan syetan untuk meminum-minuman keras tidak mampu ditolaknya. Anaknya selalu merindukan belayan kasih sayang dari seorang ayah tidaklah pernah mereka rasakan, bahkan ketika ibu kandungnyapun masih hidup mereka tetap tidak mendapatkannya. 3.
Dampak Kekerasan yang Dialami Tokoh Dampak kekerasan yang di alamai tokoh dalam novel Jamin dan Si Johan karya Merari Siregar sebagai berikut. a.
Problem Kesehatan Mental Anak yang menjadi takut setiap kali melihat orang lain atau seringkali menyendiri dan tidak mau bicara dengan orang-orang disekelilinya, itu meruapakan salah satu ciri anak-anak yang terganggu mentalnya. Jamin dan Johan termasuk anak yang terganggu mentalnya karena terlalu sering dipukuli dan dimarahi oleh Ayah dan Ibu tirinya, kadang tidak ada kesalahan yang fatal yang dibuat Jamin atau Johan tetapi mereka tetap dimarahi dan dipukuli. Setiap hari kakak beradik ini hidup dalam ketakutan yang berkepanjangan. Entah kapan hidup mereka akan bahagia seperti anak-anak lainya. b.
Sakit yang Serius Dalam novel Si Jamin dan Si Johan tokoh yang mengalami sakit yang serius adalah Mina, ibu dari Jamin dan Johan. Mina menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan, karena sakit yang dideritanya adalah penyakit yang berasal dari pisiskis bukan fisik. Setiap hari Mina menagis mengenang nasib dirinya dan anaknya yang tidak pernah diperdulikan oleh suaminya.. c.
Kematian Kematian memang merupan takdir, namun setiapkematian pasti ada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kekerasan hal ini sangat disayangkan. Dalam novel Si Jamin dan Si Johan, tokoh yang mengalami kematian akibat kekerasan adalah Jamin dan Mina. Jamin meninggal akibat kecelakaan lalu lintas karena jamin lari ingin meyelamatkan adiknya Johan dari incaran ibu tirinya hingga Jamin tertabrak oleh kendaraan umum di jalan raya saat ingin menyebrang ke arah pasar senin.
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil deskripsi Kekerasan Terhadap Anak dalam novel Si Jamin dan Johan karya Merari Siregar dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) ada beberapa jenis kekerasan yang terdapat didalam novel Si Jamin dan Johan karya Merari Siregar, yaitu kekerasan fisik, fisikis dan ekonomi. Ketiga jenis kekerasan ini dialami langsung oleh tokoh utama dalam cerita, (2) penyebab terjadinya kekerasan yang dialami oleh tokoh adalah faktor ekonomi dan faktor keluarga. Karena Jamin dan Johan berasal dari keluarga miskin dan memiliki keluarga yang tidak harmonis, (3) dampak kekerasan yang dialami oleh tokoh adalah mengalami sakit yang serius hingga menyebabkan kematian. 2.
Saran Kekerasan bukanlah suatu bentuk tindakan yang bisa mendatangkan dampak positif. Melainkan sebaliknya, bisa menghadirkan dampak negatif hingga membuat korban meninggal dunia. kekerasan terhadap anak seringkali kita dengar dan kita lihat dikalangan masyarakat. Korbannya tidak lain adalaha anak-anak yang masih berusia balita ataupun bayi yang baru lahir. Tidak jarang kita melihat seorang ibu tega membuang anaknya di tempat sampah ataupun membuangnya ke kali. Ada juga seorang ayah yang sanggup memukuli anakknya hingga mengalami pendarahan otak. Sungguh kejam manusia-manusia yang seperti itu, janganlah sampai kita meniru perbutan yang seperti itu. Maka dari itu sayangilah anak yang dianugrahi oleh yang Maha Kuasa, karena anak merupan titipan sementara ketika kita hidup di dunia. DAFTAR RUJUKAN Mahayana, Maman S. 2007. Ekstrinsikalitas Sastra Indonesia. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Martono, Nanang. 2012. Kekerasan Simbolik di Sekolah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Santoso, Thomas.2002. Teori-teori Kekerasan. Jakarta: Gramedia. Suyanto, Bagong.2010. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Grop.
.