Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Obesitas,Mahasiswa
KEJADIAN OBESITAS PADA MAHASISWI JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR 1
1
2
Hikmawati Mas’ud , Hendrayati , Mariam Biome’eto Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2 Alumni Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 1
Abstract Background: Obesity is already a problem the world epidemic, with more than 1 billion adults overweight. Some causes of the increasing ratio increased waist circumference and hip circumference above normal is the excessive intake of nutrients (protein, fat, carbohydrates), low physical activity. Objective: This research aims to obtain information about the incidence of obesity (case study) on the Student majoring in Nutrition Poltekkes Kemenkes Makassar. Methods: This research is a survey research with qualitative approach. Informants in this study is the Student majoring in Nutrition Poltekkes Kemenkes Makassar. Technique selection of informants with the snowball method (snowball). The amount of food, feeding frequency, meal type, how to eat, meal times, appetite and food preferences are collected by means of in-depth interviews as well as using tape recorders recording devices. Waist circumference and hip circumference is collected by How to use measurement tools measure meter of fabric. Processing and data analysis using the method of analysis of conten. This research was conducted with four stages of the analysis of emic, ethics, concepts and preposition. Result: The results showed that the amount of food consumed by the informant is food eaten does not correspond to its needs. So the number of calories in food is very high. Types of food commonly consumed by the informant is that at every meal time consuming food containing high fat. The frequency of eating the informant is often consuming foods that contain high calorie snacks in the form of causing obesity. The eating habits of the informant is irregular, heavy meal and informant interlude liking if they wish to eat. The informant's opinion about food preferences is the informant is very fond of foods high in fat and high in sugar. The ratio of waist circumference measurement of the pelvis has been done in the four informants obtained results i.e. RM (0.82), MR (0.84), RN (0.81) and AH (0.81). As it is said that for women considered at high risk if more than 0.80. Suggestion: It is recommended to consume food to student in accordance with the needs of its nutrition value and pay more attention to diets. Keywords: Waist circumference, Hip Circumference, Diet.
PENDAHULUAN Obesitas sudah merupakan masalah epidemik dunia, dengan lebih dari 1 milyar orang dewasa kelebihan berat badan. Sedikitnya tiga ratus juta dari mereka secara klinis termasuk dalam obesitas yang merupakan penyokong utama kepada beban global dari penyakit kronis. Pada negara berkembang dengan gizi rendah, obesitas adalah suatu kondisi yang kompleks, dengan
adanya pengaruh hubungan sosial yang serius dan dalam cakupan dimensi psikologis, yang mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan pada berbagai usia dan kelompok sosioekonomi (WHO, 2008). Obesitas cenderung meningkat pada populasi dewasa. Sekitar 80-90% kasus obesitas diperkirakan ditemukan pada rentang usia dewasa (Arundhana, 2010). Perempuan yang biasanya pandai menjaga pola makan
85
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
dibandingkan pria, kini sudah berbalik. Obesitas pada perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan pria. Hasil Observasi obesitas pada mahasiswi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar bahwa terdapat 5 orang mahasiswi yang mengalami obesitas. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka obesitas pada perempuan dewasa (di atas 18 tahun) melonjak tajam daripada hasil Riskesdas 2010. Obesitas perempuan meningkat dari 14,8 persen (2007) menjadi 32,9 persen (2013). Sedangkan pada laki-laki, hanya 13,9 persen menjadi 19,7 persen. Sehingga, kenaikan Diabetes Melitus (DM) pun lebih tinggi pada perempuan yaitu 7,7 persen sedangkan laki-laki 5,6 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari angka nasional 6,9 persen. Di provinsi Sulawesi Selatan, Bulukumba (20,9 %) merupakan urutan ke enam terbesar kabupaten setelah Pinrang (22,5 %), Selayar (21,2 %), Luwu Timur (20,4 %) dan Jeneponto (22,5%) Serta kota Makassar (23,8%) dan kota Pare-pare (23,9 %) yang memiliki prevalensi obesitas umum tertinggi dari angka nasional (18,8 %) (Riskesdas, 2013). Beberapa penyebab meningkatnya rasio naiknya lingkar perut dan lingkar panggul di atas normal adalah asupan zat gizi yang berlebihan (energi, protein, lemak, karbohidrat), aktivitas fisik rendah dan tidak adanya program diet yang dijalankan (Sjostrom at al, 2004). Faktor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan terhadap terjadinya obesitas adalah kuantitas, porsi perkali makan, kepadatan energi dari makanan yang dimakan, kebiasaan makan (contohnya kebiasaan makan pada malam hari), frekuensi makan, dan jenis makanan (Nugraha, 2009). Berdasarkan hal tersebut diatas maka menarik dilakukan penelitian tentang kejadian obesitas (studi kasus) pada mahasiswi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar bahwa upaya paling baik untuk mengurangi kasus obesitas adalah melalui upaya pencegahan. Pencegahan yang paling baik adalah dengan merubah faktor risiko utama penyebab obesitas, yaitu dengan memperbaiki pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik. Faktor risiko ini meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup seperti kebiasaan makan masyarakat kearah konsumsi makanan tinggi lemak dan gula dan jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga (Nadimin, 2011).
86
Obesitas,Mahasiswa
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat menggambarkan hasil temuan dari lapangan secara utuh dengan menggunakan dasar-dasar teori yang ada. Informan dalam penelitian ini sebanyak 4 orang yang merupakan mahasiswi Juruzan Gizi. Dengan status obesitas yang sebelumnnya sudah di ukur lingkar perutnya. Teknik pemilihan informan dengan metode bola salju (snowball), dimana peneliti melakukan interview kepada mahasiswi Jurusan Gizi dan selanjutnya atas petunjuk yang bersangkutan ditentukan informan berikutnya hingga batas dimana informasi. Pengolahan dan analisis data menggunakan metode conten analisis. penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan yaitu analisis emik, etik, konsep dan preposisi. Emik adalah data yang dikumpulkan dari hasil wawancara ditranskrip dari taperecord ke dalam teks tertulis. Pada tahapan selanjutnya dilakukan identifikasi makna dan essensi dari setiap pernyataan informan yang dikenal sebagai etik dalam penelitian kualitatif. Selanjutnya juga dirumuskan konsep yang terkait dengan hasil emik yang disusun dan akhirnya diketahuilah preposisi atas sebuah fakta kualitatif dilapangan. HASIL PENELITIAN 1. Jumlah makanan yang di konsumsi pada Mahasiswi Hasil wawancara, mendalam dengan informan mahasiswi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makasaar didapatkan informasi sebagai berikut: “…kalau dalam bentuk porsi sepiring, banyak satu piring kaya piring ceper... (RM, 23 thn) “…porsinya biasa nasinya sedang…banyak dari biasanya... ” (MR, 20 thn) “…biasanya lebih banyak, banyaknya 2 piring …(RN, 19 thn) “...jarang makan cuma ngemil, makan nasi biasa satu kali dalam satu hari kalau di kampus biasa cuma makan mi ayam...saat pulang kampus hanya mengonsumsi krupuk-krupuk atau coklat...kalau makan nasi banyaknya cuma setengah piring
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
nasi, yang banyak itu ngemil...” (AH, 18 th) Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa jumlah makanan yang dikonsumsi informan adalah cenderung berlebihan karena tidak ada patokan untuk menentukan jumlahnya kecuali kebiasaan pribadi. Contohnya dalam setiap kali makan selalu mengkonsumsi nasi dalam porsi banyak yaitu 1-2 piring dan konsumsi cemilan yang berlebihan. Konsep jumlah makanan yang dikonsumsi oleh informan adalah bahwa disetiap waktu makan jumlah makan selalu melebihi dari kebutuhan. Kesesuaian antara selera makan dan porsi idealnya cenderung melebihi kebutuhannya akibat ia memiliki selera makan yang lebih baik. Sehingga jumlah kalori yang di makan sangat tinggi. Implementasi dari konsep jumlah makanan yang dikonsumsi oleh informan adalah bahwa jumlah makanan yang dimakan tidak sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga jumlah kalori yang di makan sangat tinggi. 2. Jenis makanan yang di konsumsi pada Mahasiswi “…jenisnya berkuah, tapi ada juga yang goreng-goreng sih, sayurnya dimasak bening...(RM, 23 thn) “…biasanya sayur,ikan goreng,sama tempe goreng..(MR, 20 thn “ …. gorengan…seperti pisang goreng, biasa 1 kali sehari tapi setiap hari... (RN, 19 thn) ”...yang ditumis, sayur kangkung tumis, nda suka yang di rebus...kalau ikan kaya ikan cakalang yang di goreng baru di tumis lombok itu saya makan...tahu tempe suka juga kalau di tumis pokoknya yang di tumis...” (HA, 18 th) Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa jenis makanan yang sering dikonsumsi informan makanan yang mengandung lemak tinggi contohnya makanan yang diolah dengan cara di goreng. seperti makanan pokok,
Obesitas,Mahasiswa
lauk hewani, lauk nabati selalu diolah dengan cara di goreng. Konsep jenis makanan yang dikonsumsi informan adalah bahwa makan makanan yang mengandung lemak tinggi secara berlebihan adalah penyebab terjadinya obesitas. Implementasi dari konsep jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh informan adalah bahwa pada setiap waktu makan mengonsumsi bahan makanan yang mengandung lemak tinggi. 3. Frekuensi makan dalam sehari pada Mahasiswi “…kalau makanan pokok 3 kali pagi,siang,malam, kalau selingannya kalau sore makan biskuit sama minum teh,paling kalau di kampus berupa cemilancemilan atau kue-kue begitu...(RM, 23 thn). “makanan pokok 3 kali makan,seligan 2 kali...” (MR, 20 thn) “...makan nasi 2 kali,karena tidak sarapan pagi, di kampus hanya makan pangsit, kalau snack hanya gorengan...(RN, 19 thn) “...kalau makan nasi satu kali satu hari, kalau ngemil bisa sampai berkali-kali biasanya siang pulang kuliah ngemil sambil nonton...biasanya coklat 2 sama teh kotak 1 baru biasa malam kalau keluar biasa nongkrongnongkrong sama teman minum es capucinno, roti bakar...” (AH, 18 thn) Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa frekuensi makan informan yaitu lebih sering mengonsumsi makanan berupa cemilan yang mengandung kalori tinggi, dibandingkan dengan makanan pokok. Konsep frekuensi makan informan adalah sering mengonsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi berupa cemilan dibandingkan dengan makanan pokok. Implementasi dari konsep frekuensi makan informan adalah sering mengonsumsi makanan yang
87
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
mengandung kalori tinggi berupa cemilan yang menyebabkan kegemukan. 4. Waktu makan pada mahasiswi “…kalau di kampus makan,biasanya pulang dari kampus makan lagi terus kalau malam makan jam 8... (RM ,23 thn). “…kalau bangun makannya jam 07.30, terus lanjut selingannya jam 10.00, terus makan siang jam 1, terus selingan lagi jam 4, terus makan malam lagi jam 7...(MR, 20 thn) “…kalau bangun pagi biasa teh minum teh, terus siang itu makan nasi tapi biasa juga pangsit, kalau malam sekitar jam 8 baru makan malam...” (RN, 19 thn). “...nda tentu, biasa kalau di sini jam 11 baru makan kalau di kampus...jam 3 nonton-nonton dirumah, baru malam jam-jam 8 sudah isa baru ngemil-ngemil...” (AH, 18 thn) Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa kebiasaan informan makan yaitu tidak menentu, informan makan makanan berat dan selingan sesuai dengan keinginan jika ingin makan. Konsep kebiasaan makan informan adalah tidak teratur. Informan makan makanan berat dan selingan sesuai dengan keinginan jika ingin makan. Implementasi dari konsep kebiasaan makan informan adalah tidak teratur, informan makan makanan berat dan selingan sesuai dengan keinginan jika ingin makan.
5. Nafsu makan pada mahasiswi “…kalau sekarang nafsu makan tetap tidak berkurang...nafsu makan baik tapi sudah di kurangikurangi dan porsinya juga sudah di kurangi... (RM, 23 thn) “…Nafsu makannya seperti biasa kaya mau pengen ngemil
88
Obesitas,Mahasiswa
terus kaya meningkat..(MR, 20 thn) “…nafsu makan baik seperti biasa, tapi sudah di kurangkurangi semenjak kuliah di gizi, jadi selalu kutahan nafsu makanku...”(RN, 19 thn) “...malas makan, maksudnya kalau makan-makanan pokok malas,ngemil-ngemil saja yang saya suka...” (AH, 18 thn) Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa nafsu makan informan saat ini baik, Walaupun jenis makanan yang paling sering di konsumsi adalah jenis berupa cemilan. Dan informan berusaha untuk mengurangi porsi makan. Konsep nafsu makan informan saat ini yaitu baik, walaupun jenis makanan yang paling sering di konsumsi adalah jenis berupa cemilan.dan berusaha untuk mengurangi porsi dari biasanya. Implementasi dari konsep nafsu makan informan saat ini adalah baik, Walaupun jenis makanan yang paling sering di konsumsi adalah jenis berupa cemilan.dan mengurangi porsi dari biasanya. 6. Makanan kesukaan mahasiswi “…kalau saya makanan kesukaan...toh saya sukanya kaya cemilan seperti kue-kue atau kerupuk-kerupuk sering ku makan apalagi kalau nonton, suka minum juga kaya soda, pulpy saja...kalau cemilan kaya biskuit-biskuit unibis, roma sama gorengan kaya tempe atau pisang molen begitu.. (RM ,23 thn) “…Makan bakso, 2 kali dalam satu hari banyaknya 1 mangkok atau sekitar 5 biji tapi ukuran yang besar...(MR, 20 thn). “…kalau yang kusuka itu kaya mie-mie, pangsit, bakso, makanan gorengan sama bakpao...”(RN, 19 thn) “...kaya mi instant, coklat, sayur kangkung tumis, ikan yang di tumis-tumis sama ikan-ikan kecil yang di kasi terigu di kasi kaya
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
kambing-kambing begitu...” (AH, 18 thn) Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa pendapat informan tentang makanan kesukaan yaitu mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi gula contohnya mi,pangsit, bakso, dan softdrink. Konsep pendapat informan tentang makanan kesukaan adalah sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi gula. Implementasi dari konsep pendapat informan tentang makanan kesukaan adalah informan sangat menyukai makanan tinggi lemak dan tinggi gula. 7. Lingkar pinggang dan lingkar panggul pada mahasiswi Hasil Lingkar pinggang “RM” = 99 “MR” = 103 “RN” = 97 “AH” = 94 Hasil lingkar panggul “RM” = 120 “MR” = 122 “RN” = 110 “AH” = 115 Hasil rasio lingkar pinggang panggul dari pengukuran yang telah dilakukan pada keempat informan diperoleh hasil yaitu RM (0,82), MR (0,84) dan RN (0,81), AH (0,81). Sebagaimana dikatakan bahwa untuk wanita dianggap resiko tinggi jika lebih dari 0,80. PEMBAHASAN 1. Jumlah makanan yang di konsumsi pada mahasiswi Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa jumlah makanan yang dikonsumsi informan adalah cenderung berlebihan karena tidak ada patokan untuk menentukan jumlahnya kecuali kebiasaan pribadi. Contohnya dalam setiap kali makan selalu mengonsumsi nasi dalam porsi banyak yaitu 1-2 piring dan konsumsi cemilan yang berlebihan. Konsep jumlah makanan yang dikonsumsi oleh informan adalah bahwa disetiap waktu makan jumlah pada setiap kali makan selalu melebihi dari kebutuhan. Kesesuaian antara selera makan dan porsi idealnya cenderung
Obesitas,Mahasiswa
melebihi kebutuhannya akibat ia memiliki selera makan yang lebih baik. Sehingga jumlah kalori yang di makan sangat tinggi. Implementasi dari konsep jumlah makanan yang dikonsumsi oleh informan adalah bahwa jumlah makanan yang dimakan tidak sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga jumlah kalori yang di makan sangat tinggi. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Suandi 2003, bahwa obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari makanan yang jauh melebihi kebutuhannya (psychobiological cues for eating) sehingga terjadi penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Pembesaran dan penambahan jumlah sel lemak dibanding pria, wanita lebih muda mengalami kebihan berat badan (obesitas), salah satu faktor yang menyebabkan adalah fase hidup wanita yang berbeda dengan pria. 2. Jenis makanan yang di konsumsi pada mahasiswi Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa jenis makanan yang sering dikonsumsi informan makanan yang mengandung lemak tinggi contohnya makanan yang diolah dengan cara di goreng. seperti makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati selalu diolah dengan cara di goreng. Konsep jenis makanan yang dikonsumsi informan adalah bahwa makan makanan yang mengandung lemak tinggi secara berlebihan adalah penyebab terjadinya obesitas. Implementasi dari konsep jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh informan adalah bahwa pada setiap waktu makan mengonsumsi bahan makanan yang mengandung lemak tinggi. Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan Humayrah (2009) dengan hasil uji Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata antara frekuensi konsumsi makan berat dan kejadian obesitas pada sampel di Sulawesi Utara. Kecenderungan meningkat akibat konsumsi dari kebiasaan sampel di Sulut yang makan makanan berat dalam jumlah yang besar dan berkali-kali dengan menu makanan yang banyak mengandung lemak hewani. Menurut Beck (2011) konsumsi lemak yang melampaui kebutuhan tubuh akan
89
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
energi dapat menimbulkan penimbunan lemak dalam jaringan adipose dan menyebabkan obesitas. 3. Frekuensi makan dalam sehari pada mahasiswi Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa frekuensi makan informan yaitu lebih sering mengonsumsi makanan berupa cemilan yang mengandung kalori tinggi, dibandingkan dengan makanan pokok. Konsep frekuensi makan informan adalah sering mengonsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi berupa cemilan dibandingkan dengan makanan pokok. Implementasi dari konsep frekuensi makan informan adalah sering mengonsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi berupa cemilan yang menyebabkan kegemukan. Frekuensi makan adalah kekerapan makan dalam sehari-hari baik kuantitatif maupun kualitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alatalat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika dirata-rata, umumnya lambung kosong antar 3-4 jam. Maka jadwal ini pun menyesuaikan dengan kosongnya lambung. Secara umum, pola makan memiliki 3 komponen penting yaitu Jenis, Frekuensi dan jumlah. Bicara tentang jenis, di Indonesia mengenal pola Makanan Pokok, Lauk Hewani, Lauk Nabati, Sayur dan Buah. Sedangkan frekuensi, sangat tergantung kelompok umur. Khusus untuk umur di atas 1 tahun, pola frekuensi makan ialah 3 kali makanan utama, dan 2 kali makanan selingan. pola ini berlaku untuk kelompok masyarakat yang sehat, sedangkan bagi mereka yang menjalani diet khusus tentu memiliki pola tersendiri. Dalam penelitian Hadi (2003), menyatakan bahwa asupan energi bagi obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang non obesitas. Yang menarik ialah bahwa yang obesitas 2-3 kali lebih sering mengkonsumsi fastfood. Seseorang yang asupan energinya tinggi (≥ 2200 kkal/hari) dan mempunyai waktu menonton TV ≥ 3 jam/hari mempunyai risiko menderita obesitas 12,3 kali lebih tinggi dibandingkan seseorang yang asupan energi <2200 kkal/hari dan waktu
90
Obesitas,Mahasiswa
menonton TV < 3 jam/hari. Studi ini menunjukkan adanya interaksi antara gaya hidup sedentarian (perilaku hidup kurang gerak) dan diet tinggi kalori. Faktor-faktor diet dan pola aktivitas fisik mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keseimbangan energi dan dapat dikatakan sebagai faktor-faktor utama yang memicu pertambahan berat badan. Lebih jelasnya, diet tinggi lemak dan tinggi kalori dan pola hidup kurang gerak (sedentary lifestyles) adalah dua karakteristik yang sangat berkaitan dengan peningkatan prevalensi obesitas di seluruh dunia (WHO, 2000 yang dikutip dari Hadi, 2003). 4. Waktu makan pada mahasiswi Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa kebiasaan informan makan yaitu tidak menentu, informan makan makanan berat dan selingan sesuai dengan keinginan jika ingin makan. Konsep kebiasaan makan informan adalah tidak teratur. Informan makan makanan berat dan selingan sesuai dengan keinginan jika ingin makan. Implementasi dari konsep kebiasaan makan informan adalah tidak teratur, informan makan makanan berat dan selingan sesuai dengan keinginan jika ingin makan. Waktu makan untuk orang indonesia dibagi jadi 3 yaitu pagi, siang, dan malam. Makan pagi biasanya terdiri dari makanan pokok, lauk nabati, sayur dan buah buahan.Makan siang biasanya terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah buahan. Dan untuk makan malam sama halnya dengan makan siang. Hasil penelitian Journal of Obesity tanggal 29 Januari 2013 lalu, melibatkan kurang lebih 420 peserta yang sedang menjalani program penurunan berat badan. Berdasarkan hasil penelitian, para peneliti menemukan bahwa peserta yang menunda atau telat makan siang hingga jam 3 sore, diketahui berat badannya hanya berkurang 25 persen lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang makan siang sebelum jam 3 sore. Namun demikian, para peneliti tidak bisa memastikan apakah benar makan siang sebagai penyebab utama terhambatnya program diet para peserta. Terlebih lagi, penelitian ini dilakukan kepada orang
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Spanyol, dimana bagi mereka makan siang adalah saat makan terbesar setiap harinya. 5. Nafsu makan pada mahasiswi Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa nafsu makan informan saat ini baik, walaupun jenis makanan yang paling sering di konsumsi adalah berupa cemilan. Dan informan berusaha untuk mengurangi porsi makan. Konsep nafsu makan informan saat ini yaitu baik, walaupun jenis makanan yang paling sering di konsumsi adalah berupa cemilan.dan berusaha untuk mengurangi porsi dari biasanya. Implementasi dari konsep nafsu makan informan saat ini adalah baik, Walaupun jenis makanan yang paling sering di konsumsi adalah berupa cemilan.dan mengurangi porsi dari biasanya. Guerrierri, et al 2008 melaporkan hasil penelitian bahwa sensitifitas rasa makanan akan mempengaruhi nafsu makan, semakin banyak makanan yang memiliki sensitifitas rasa yang sensitif bagi individu akan semakin banyak jenis makanan yang disukai sehingga asupan zat gizi semakin mudah dipenuhi atau bahkan berlebihan jika tidak dikendalikan dengan baik. Pemenuhan atas nafsu makan dari berbagai jenis makan secara signifikan asupan zat gizi yang menyebabkan obesitas. 6. Makanan Kesukaan mahasiswi Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa pendapat informan tentang makanan kesukaan yaitu mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi gula contohnya mi,pangsit, bakso, dan softdrink. Konsep pendapat informan tentang makanan kesukaan adalah sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi gula. Implementasi dari konsep pendapat informan tentang makanan kesukaan adalah informan sangat menyukai makanan tinggi lemak dan tinggi gula. Ditemukan hubungan yang signifikan antara arus urbanisasi dengan konsumsi kalori dan lemak (Rosen, 2008). Peningkatan status sosial dan perubahan lingkungan dan gaya hidup, mengarah pada perubaan pola konsumsi makanan dari makanan tradisional menuju
Obesitas,Mahasiswa
makanan ala barat yang mengandung lemak tinggi seperti, steak, BBQ, hamburger, dan makanan cepat saji. Fakta ini diperkuat oleh aktivitas fisik yang menurun dan sedentary life style di kalangan masyarakat kota. (NACO,2008). Selain itu, berbagai pasar swalayan yang tumbuh semarak mengantarkan masyarakat kota pada fenomena gaya berbelanja baru dengan ketersediaan berbagai variasi makanan lebih kompleks yang mengarahkan pada konsumsi lemak dan kalori yang tinggi (ADB, 2004). 7. Lingkar pinggang dan lingkar panggul pada mahasiswi. Hasil rasio lingkar pinggang panggul dari pengukuran yang telah dilakukan pada keempat informan diperoleh hasil yaitu RM (0,82), MR (0,84) dan RN (0,81), AH (0,81). Sebagaimana dikatakan bahwa untuk wanita dianggap resiko tinggi jika lebih dari 0,80. Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan posisi pengukuran harus tepat. Perbedaan posisi pengukuran akan memberikan hasil yang berbeda. Seidel,dkk (1987) memberikan petunjuk bahwa rasio lingkar pinggang dan pinggul untuk perempuan adalah 0,77 dan 0,99 untuk laki-laki (Supariasa, 2002). Nilai RLPP yang tinggi mencerminkan banyaknya timbunan lemak dalam rongga perut. Bray (1996) membagi RLPP menjadi dua yaitu RLPP tinggi dan RLPP rendah. Untuk pria dianggap tinggi jika nilai RLPP lebih besar dari 0,95 dan untuk wanita lebih dari 0,80 (Siswanto, 2002).
KESIMPULAN 1. Jumlah makanan yang dikonsumsi oleh informan adalah tidak sesuai dengan kebutuhannya. 2. Jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh informan adalah bahwa pada setiap waktu makan dikonsumsi bahan makanan yang mengandung lemak tinggi. 3. Frekuensi makan selingan lebih sering di konsumsi oleh informan dibandingkan makanan pokok. 4. Nafsu makan informan saat ini adalah baik dan berupaya untuk mengurangi porsi dari biasanya. 5. Pendapat informan tentang makanan kesukaan makanan kesukaan adalah
91
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
informan sangat menyukai makanan tinggi lemak dan tinggi gula. 6. Mahasisiwi kurang memonitoring diri sendiri, walaupun sudah memahami tentang limu gizi namun belum bisa untuk mempraktekkan dalam kehidupan seharihari dan belum mampu mengendalikan diri sendiri untuk mengatur pola makannya. SARAN 1. Disarankan agar mahasiswi mau mempraktekan dalam kehidupan seharihari tentang pengetahuan tentang gizi yang telah di peroleh selama mengikuti pendidikan. 2. Disarankan kepada mahasiswi agar mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan gizinya dan lebih memperhatikan pola makannya. 3. Sebaiknya makan berdasarkan kebutuhan disetiap waktu makan, dan memperhatikan jumlahnya 4. Disarankan agar pada mahasiswi yang obesitas untuk tidak selalu memilih jenis dan jumlah makanannya sesuai dengan nafsu makan, mengendalikan diri dalam setap konsumsi makanan. 5. Pada penderita obesitas sebaiknya mengatur pola makan dan juga aktifitas sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA Arisman, 2011. Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC, 44-54. ArundhanaA.( 2010). Hubungan Perilaku Gizi Seimbang Dengan Kejadian Obesitas Pada Dosen Universitas Hasanuddin Makassar 2010. Skripsi Sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar. Balitbangkes (2013), Laporan Riset Kesehatan Data Tahun 2013. Kemenkes RI Jakarta Bungin, 2003 Metode Penelitian Kualitatif. BPE. Jogjakarta Cox Dan Anderson, 2004. Pemilihan Makanan. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat (editor:Gibney et al)EGC Jakarta. Guerrierri et al, 2008. The Interaction Between Impulsivity and A Varied Food Intake and Overweight. International Jurnal of Obesity (2008) 32, 708-714.
92
Obesitas,Mahasiswa
Guyton, 2008. Fisiologi Kedokteran Edisi 16 EGC Jakarta. Fatimah, S. 2009. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kejadian Postpartum Blues pada Ibu Primioara di Ruang Bugenvile RSUD Tugurejo Semarang:(Artikel Riset Keperawatan) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; Semarang. Flynn, 2004. Ketentuan Menjadi Gemuk dan Fad Slimming Diets.Gizi Kesehatan Masyarakat.Gizi Dan Kesehatan Masyarakat (Public Healt Nutrition) (editor:Gibney at al)EGC Jakarta. Nadimin, 2011 Pola Makan, Aktivitas Fisik Dan Status Gizi Pegawai Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan Media Gizi Pangan, Vol. Xi Edisi 1, Januari – Juni 2011 Nolan L, 2013. Tidur dan Nafsu Makan. Wagner University New York, AS Nugraha, G. I., 2009. Etiologi dan Patofisiologi Obesitas. Dalam: Soegih, R. R., dan Wiramihardja, K. K. (Editor). Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis. Jakarta: Sagung Seto, 9-18. Nursalim, 2008 Hubungan Antara Lingkar Pinggang (Lp) Dengan Faktor Risiko Penyakit Kardiov Askuler Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Proverawati, Atikah (2010). Obesitas Dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja. Yogyakarta : Nuha Medika P.Togo et al, 2001. Food Intake Patterus and Body Mass Index in Observational Studies. International of Obesity (2001) 25, 1741-1751_2001 Nature Publishing Group. RJ Stubbs, S Mulen, AM John Store, M Riso A, Kracth and C Reid, 2001. How Cofert Are Covertly Manipulamed Dieces. International Journal of Obesity (2001) 25, 567 ± 573. 2001 Nature Publishing Group All Righos Reserved 0307 ± 0565/01 RJ Stubbs, S Mullen, AM Johnstone, M Rist, A Kracht and C Reid, 2001. How covert are covertly manipulated diets?. International Journal of Obesity (2001) 25, 567 sd 573. 2001 Nature PGroup. Roger C, 2001. Memasyarakatkan Ide-ide Baru. Aksara Jakarta. SA French,M Story, D Neumark Sztainer, JA Fulterson and P Hannan Divisionn (2001). Fase Food Restaurant Use Among Adoles Cenos : Associations
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
International Journal Of Obesity (2001) 25, 1823-1833 Nature Publishing Group. Sirajuddin, Dkk 2012 Bahan Ajar Survei Konsumsi Makanan Kementrian Kesehatan Ri Politeknik Kesehatan Makassar 2012 Siswono, 2002. Pedoman Umum Penanangan Daerah Rawan Pangan. Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian, Jakarta. Sjostrom et al, 2004 Pengkajian Aktivitas Fisik. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat
Obesitas,Mahasiswa
(public Healt Nutrition) (editor:Gibney et al)EGC Jakarta. Suhardjo, 2003 Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara Jakarta. Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC. Nugroho Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Numed Z Shi et al, 2008. Vegetable Rich Food Pattein is Releated To Obesity in China. International Journal Of Obesity (2008) 32, 975-984 & 2008 Nature Publishing Group.
.
93