KEDUDUKAN WANITA BURUH INDUSTRI DAN KONTRIBUSINYA UNTUK KELUARGA (Kasus Wanita Buruh lndustri di Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
Oleh :
SULASTRI A. 290454
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997
RINGKASAN SULASTRI. Kedudukan Wanita Buruh lndustri dan Kontribusinya Untuk Keluarga. (Kasus Wanita Buruh lndustri di Desa Tarikolot, Kecarnatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). ( Di bawah bimbingan TlTlK SUMARTI ). Sejak beberapa tahun terakhir perkembangan industri di Indonesia terlihat semakin pesat, dari tahun 1991 sampai tahun 1994 ada peningkatan sebesar 13.7% (BPS, 1996).
Peningkatan jumlah industri menyebabkan lapangan
pekerjaan sernakin rneluas, bukan hanya bagi tenaga kerja pria tetapi juga bagi tenaga kerja wanita, meskipun hanya bekerja sebagai buruh. Tenaga kerja wanita yang bekerja sebagai buruh industri meningkat sebesar 7% dari tahun 1993 sampai tahun 1994 ( BPS,1996 ). Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui karakteristik wanita yang bekerja di sektor industri, (2) mengetahui jenis rnotivasi yang rnendorong wanita bekerja di sektor industri dan (3) rnengetahui kontribusi yang diberikan wanita yang bekerja di sektor industri untuk keluarganya. Penelitian dilakukan di Desa Tarikolot, Kecarnatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober - November 1996. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja ( purposive ). Responden pada penelitian ini terdiri dari wanita yang telah menikah dan bekerja sebagai buruh di industri dengan kedudukan sebagai buruh harian dan buruh bulanan, dipilih dengan rnenggunakan rnetode pernilihan sarnpel secara acak tidak proporsional. Total responden dalarn penelitian ini adalah 40 orang, terdiri dar~20 orang buruh har~an dan 20 orang buruh bulanan Karakteristik wanita buruh industri yang diternui di Desa Tarrkolot adalah urnur yang relatif rnuda yaitu antara 18 - 24 tahun (27.5%), antara 25 47.5% dan 25% berusia antara 32 - 44 tahun.
- 31 tahun
Pendidikan formal yang telah
ditamatkan wanita buruh industri sudah cukup tinggi yaitu 40% tamat SMTA, 27.5% tamat SMTP dan 32.5% tamat SD. Pekerjaan pokok suami sangat beragam, jenis pekerjaan yang paling banyak adalah sebagai karyawan swasta non buruh pabrik yaitu 42.5% dan jenis pekerjaan yang paling sedikit adalah sebagai pegawai negeri yaitu 2.5%. Penghasilan suami bervariasi sesuai dengan jenis pekerjaan suami. Ada sebanyak 40% penghasilan suami responden antara Rp 150.000 200.0001bulan, 40% berpenghasilan antara Rp 201.000 - 300.000lbulan dan 20% berpenghasilan antara Rp 301.000 - 900.0001bulan.
Sebagian besar keluarga
wanita buruh industri (60%) belum mempunyai rumah sendiri (masih mengontrak) dan hanya 40% yang sudah memiliki rumah sendiri. Hampir semua wanita buruh industri (90%) adalah pendatang dan hanya 10% yang merupakan warga asli Desa Tarikolot.
Masa kerja 5 - 10 tahun telah dimiliki oleh 42.5% responden, 40%
responden telah memiliki masa kerja 1 - 4 tahun dan hanya 17.5% yang telah memiliki masa kerja 11 - 15 tahun. Jumlah anak satu adalah jumlah anak yang paling banyak dipilih oleh responden yaitu 37 5% dan jumlah anak empat hanya dimiliki oleh 2.5% responden. Jenis motivasi dipengaruhi oleh tingkat penghasilan suami. Semak~nrendah tingkat penghasilan suami maka jenis motivasi wanita buruh industri akan semakin ke nafkah utama ( semakin tinggi ). Kedudukan wanita di industri dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan mempunyai hubungan dengan jenis motivasi kerja wanita buruh industri. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka kedudukan wanita di industri akan semakin ke buruh bulanan ( semakin tinggi ). Sedangkan wanrta buruh industri yang mempunyal kedudukan sebagai buruh harian ( kedudukan rendah) mempunyai jenis motivasi sebagai nafkah utama ( tinggi), karena tingkat penghasilan suami rendah.
Kedudukan wanita di industri tidak rnernpengaruhi curahan waktu kegiatan nafkah, tetapi berpengaruh terhadap curahan waktu kegiatan rurnahtangga. Curahan waktu kegiatan nafkah tidak berpengaruh terhadap kontribusi ekonorni untuk keluarga, karena curahan waktu kerja wanita buruh industri adalah sarna. Jadi yang berpengaruh terhadap kontribusi ekonorni adalah kedudukan di industri yang rnembedakan tingkat upah. Kontribusi ekonomi untuk keluarga tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan oleh istri untuk kegiatan nafkah, tetapi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan untuk kegiatan rurnahtangga. Dengan kondisi buruh harian yang lebih lemah dalam ha1 tingkat pendidikan, kedudukan di industri, kontribusi yang rendah, serta pola pengambilan keputusan yang lebih lemah jika dibandingkan dengan buruh bulanan, hendaknya dapat rnerubah pola pikir buruh, khususnya buruh harian untuk rneningkatkan pendidikan bagi keluarganya, dan menambah keterarnpilannya.
KEDUDUKAN WANITA BURUH INDUSTRI DAN KONTRIBUSINYA UNTUK KELUARGA ( Kasus Wanita Buruh lndustri di Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup,
Kabupaten Bogor, Jawa barat )
Oleh : SULASTRI A. 290454
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor
JURUSAN ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997