JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
KEDISIPLINAN YANG BERDAMPAK PADA PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Suroyo Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana Email:
[email protected]
Abstract The purpose of this study to determine the impact of employee discipline on Work Productivity This research is a quantitative survey approach which seeks to find out how the influence of discipline against the employee productivity by taking a sample of 10 respondents. Data collection techniques are the methods of questionnaires, and documentation used as a complement to the data. For testing instrument using validity and reliability. As for the technique of data analysis using simple linear regression with t test. The results showed that the impact of disciplinary impact on employee productivity proved by t = -3.021 and -3.021, the table = t = t table. Average value of R Squere of 0.300 means that the independent variable discipline (X) have an impact on work productivity dependent variable (Y) amounted to 33.6% while the remaining 66.4% is the impact of other variables outside the research. Keywords: Discipline, Work Productivity Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak Kedisiplinan pada Produktivitas Kerja karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey yang berusaha untuk mengetahui bagaimana pengaruh kedisiplinan terhadap Produktivitas kerja karyawan dengan pengambilan sampel sebanyak 10 responden. Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode angket, dan dokumentasi digunakan sebagai data pelengkap. Untuk pengujian instrument menggunakan uji Validitas dan Reabilitas. Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan metode regresi linier sederhana dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak kedisiplinan berdampak pada produktifitas kerja karyawan di buktikan dengan thitung = -3,021 dan ttabel = -3,021 maka t hitung = t table. Sedang nilai R Squere sebesar 0,300 berarti bahwa variabel bebas kedisiplinan (X) berdampak pada variabel terikat produktivitas kerja (Y) sebesar 33,6 % sedangkan sisanya sebesar 66,4 % adalah dampak dari variabel lain diluar penelitian. Kata Kunci : Kedisiplinan, Produktivitas Kerja
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Faktor kegiatan
utama
ekonomi
penggerak
adalah
manusia.
pekerjaannya baik yangbersifat positif maupun
negative
terhadap
Karena manusia merupakan sumber
pekerjaannya. Hasibuan (2007: 202),
daya
dalam
menyatakanbahwa
suaru
karyawan adalah sikap emosional yang
yang
sangat
menentukan
penting
keberhasilan
kepuasan
perusahaan. Oleh sebab itu, manusialah
menyenangkan
yang menjadi perencana semua ide
mencintaipekerjaannya.
peraturan-peraturan yang ada dalam
dicerminkan
perusahaan serta merupakan tenaga
kedisiplinan dan prestasi kerja.
kerja yang menjadi inventasi bagi perusahaan
dalam
meningkatkan
produktivitas.
kerja
dan
oleh
Sikap moral
ini kerja,
Masalah-masalah yang dihadapi perusahaan seiring dengan pesatnya laju perkembangan teknologi dan pengaruh
Kepuasan kerja pengawai harus
lingkungan
yang
dinamis
adalah
diperhatikan, karena dengan adanya
pegawai yang cakap dan terampil serta
kepuasan
maka
dapat menguasai bidang pekerjaannya
produktivitas kerja dapat meningkat.
sehingga dapat berprestasi dengan baik,
Tingkat absensi dapat ditekan, dan
oleh karena itu strategi pemerintah yang
cenderung meningkatkan prestasi kerja
handal dan karyawan yang berkualitas
pegawai. Pegawai yang puas dalam
memegang
bekerja akan berusaha menyumbang
menunjang
segenap kemampuan dan keterampilan
pemerintah dalam mencapai tujuannya,
bagi pencapaian tujuan organisasi.
yaitu menciptakan suatu kinerja yang
kerja
pegawai
. Kepuasan kerja dipandang
peran
penting
kelangsungan
dalam hidup
baik.
sebagai perasaan senang atau tidak
Seiring dengan kemajuan ilmu
senang yang relatif danyang berbeda
pengetahuan
dari pemikiran objektif. (Davis dalam
ketergantungan
Yuli 2005: 196). Menurut Siagian
unsur
(2004:295), kepuasan kerja adalah cara
semakin bertambah kecil melainkan
pandang seseorang karyawan terhadap
semakin bertambah besar. Hanya saja,
manusia
dan
teknologi,
pemerintah terhadap bukannya
menjadi
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
terjadi perubahan terhadap kualitas manusia yang dibutuhkan. Semula yang dibutuhkan adalah orang yang kuat sehingga
dapat
berdasarkan
bekerja kekuatan
(musclepower).
Sekarang
keras ototnya yang
dibutuhkan adalah orang yang belajar cerdas
berdasarkan
(brainpower).
otaknya
ISSN 1979-8865
Tanpa
pengetahuan
yang
memadai tentang apa yang dilakukan
karyawan dan menghasilkan tenaga kerja yang lebih prestasi dan efisien.
oleh para karyawan atas pekerjaanya, organisasi
tidak
akan
membentuk
Kedisiplinan mencerminkan
yang
besarnya
baik tanggung
prosedur sumber daya manusia yang
jawab seseorang terhadap tugas yang
efektif
diberikan kepadanya. Hal itu dapat
untuk
memilih,
mempromosikan, melatih, menilai dan
mendorong
memberikan
kepada
semangat kerja dan terwujudnya tujuan
karyawan (Henry Simamora, 2006;77).
perusahaan. Oleh karena itu, seorang
Dalam hal ini kedisiplinan kerja
manager harus bertindak tegas agar
masih sulit untuk diwujudkan karena
para bawahannya mempunyai disiplin
masih
yang baik. Seorang manager dikatakan
kompensasi
banyak
permasalahan perusahaan. tersebut
permasalahan-
yang Untuk
perlu
ada
dalam
mengatasi
adanya
hal
komunikasi
adanya
gairah
kerja,
efektif dalam kepiminpinannya jika para bawahannya berdisiplin dengan baik.
antara atasan dengan bawahan yang
Dengan
meningkatkan
harmonis. Karena setiap pola tingkah
kedisiplinan, maka karyawan dapat
laku
mengerjakan tugasnya dengan cepat
dan sikap atasan merupakan
panutan
bagi
setiap
Kewajiban
untuk
kedisiplinan
kerja
menjadi
tugas
karyawan.
dan baik, absensi dapat diperkecil
meningkatkan
seminimal mungkin, dan ini berarti
bukan
hanya
karyawan
saja,
meningkatkan
produktivitas
kerja.
Dengan tingkat produktivitas yang
melainkan kewajiban para pemimpin
tinggi,
perusahaan yang juga harus menyadari
kesempatan
bahwa
tanggung
keadaan kerja termasuk jam kerja yang
jawab yang besar untuk membina
sesuai dengan peraturan dan bertambah
karyawan, sehingga dengan adanya
kuatnya
kedisiplinan pada karyawan diharapkan
kesejahteraan manusia. Pada dasarnya
dapat meningkatkan produktivitas kerja
kerja yang bermalasan-malasan atau
mereka
memiliki
maka
akan untuk
landasan
membuka memperbaiki
ekonomi
bagi
JURNAL PARAMETER
tradisi
jam
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
karet
bukanlah
akan
ISSN 1979-8865
produktivitas kerja karyawan tidak
membangun perekonomian akan tetapi
jarang
menghambat
yang
karyawan sendiri dalam menggunakan
semestinya akan tercapai. Sebaliknya
jam kerjanya untuk ngobrol, duduk-
kerja yang efektif dan efisien menurut
duduk atau izin keluar kantor untuk
standart
urusan
kemajuan
jam
kerja
yang
telah
terjadi
karena
yang tidak
kelalaian
ada kaitannya
ditetapkan serta beban kerja yang
dengan tugas pekerjannya. Hal ini pula
sesuai
yang menyebabkan penerapan disiplin
dengan
mendorong
kemampuan
kelancaran
serta
berproduksi
kerja yang kurang bertanggung jawab.
secara menyeluruh.
Menyadari
Banyak kejadian disekitar kita
pentingnya kedisiplinan karyawan bagi
mengenai pemanfaatan waktu kerja
suatu
yang merupakan upaya paling besar
meningkatkan
dari
produktivitas
betapa
perusahaan
dalam
rangka
produktivitas
kerja
banyak
karyawan,
secara
sengaja
penulisan tertarik untuk melakukan
dilanggar. Sikap mental yang seperti
penelitian dengan judul : KedisiplinaN
ini tidak akan menimbulkan suasana
berdampak Pada Produktivitas Kerja
kerja yang produktif sehingga dapat
Karyawan
disimpulkan
Bekasi”.
diabaikan,
bahkan
bahwa
untuk
maka
Pada
meningkatkan kesejahteraan karyawan
Rumusan Masalah
perlu adanya kedisiplinan. Melalui
Berdasarkan
disiplin
yang
PT.
latar
hal
ini
MYFAST
belakang
maka
diatas, maka rumusan masalah yang
produktivitas kerja karyawan dapat
diajukan adalah Apakah kedisiplinan
ditingkatkan, karena pada prinsipnya
berdampak pada produktivitas kerja
disiplin
karyawan pada PT. Myfast Bekasi ?
akan
tinggi,
dalam
kerja
mempengaruhi
produktivitas. Munculnya
Tujuan Penelitian permasalahan-
permasalahan yang dapat menghambat
Tujuan
penelitian
adalah
sebagai berikut : Untuk mengetahui
produktivitas kerja karyawan pada PT. Myfast Bekasi.
apakah kedisiplinan berdampak pada 1.4. Manfaat Penelitian Bagi Peneliti Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang masalah yang dikaji. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
keputusan dalam menetapkan strategi
sebagai
pemasaran khususnya strategi yang
informasi
pertimbangan
dan
untuk
bahan
mengambil
berkaitan dengan perilaku konsumen .
Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
referensi
perguruan
tinggi
pustaka baik
bagi
ditingkat
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Kedisiplinan 2.1.1.1 Pengertian kedisiplinan
program studi dan memberi sumbang pemikiran dalam khasanah ilmu dan pengetahuan. Keiht
Davis
(1985
366)
menghadapi permasalahan kerja. T.
mengemukakan bahwa : “Discipline is
Hani Handoko, M.B.A(1987 ; 208)
management action to organization
mengatakan disiplin adalah kegiatan
standarts”.
manajemen
Berdasarkan
;
pendapat
untuk
menjalankan
Keiht, disiplin kerja dapat diartikan
standar-standar organisasi. Sedangkan
sebagai pelaksanaan manajemen untuk
kedisiplinan
memperteguh
Fathoni (2006 ; 172) adalah kesadaran
pedoman-pedoman
menurut
kesediaan
Abdurrahmat
organisasi. Menurut Bacal (2005 ; 164)
dan
seseorang
mengemukakan bahwa disiplin adalah
semua peraturan dan sadar akan tugas
sebuah proses yang digunakan untuk
dan
tanggung
menaati
jawabnya.
Indikator Kedisiplinan Indikator-indikator
bagi kemampuan karyawan. Hal ini
Kedisiplinan menurut M. Hasibuan
berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang
(2005;198) antara lain : Tujuan dan
dibebankan kepada karyawan harus
kemampuan. Tujuan dan kemampuan
sesuai dengan kemampuan karyawan
ikut
tingkat
yang bersangkutan, agar dia bekerja
kedisiplinan karyawan. Tujuan yang
sungguh-sungguh dan disiplin dalam
akan dicapai harus jelas dan ditetapkan
mengerjakan.
mempengaruhi
secara ideal serta cukup menantang a) Teladan Pimpinan Teladan
pimpinan sangat berperan
dalam
menentukan
kedisiplinan
bawahan pun akan kurang disiplin. Pimpinan
jangan
mengharapkan
karyawan karena pimpinan dijadikan
kedisiplinan bawahannya baik jika dia
teladan
para
sendiri kurang disiplin. Pimpinan harus
bawahannya. Pimpinan harus memberi
menyadari bahwa perilakunya akan
contoh yang baik, berdisiplin baik,
dicontoh dan diteladani bawahannya.
jujur, adil, serta sesuai kata perbuatan.
Hal
Dengan teladan pimpinan yang baik,
pimpinan
kedisiplinan bawahan pun akan ikut
yang baik agar para bawahannya pun
baik. Jika teladan pimpinan kurang
mempunyai disiplin yang baik pula.
baik
dan
(kurang
panutan
oleh
berdisiplin),
inilah
yang
mempunyai
mengharuskan kedisiplinan
para
b) Balas Jasa Balas jasa (Gaji dan Kesejahteraan)
kedisiplinan mereka akan semakin baik
ikut
pula.
mempengaruhi
kedisiplinan
karyawan karena balas jasa akan
Untuk
mewujudkan
memberikan kepuasan dan kecintaan
kedisiplinan
karyawan
/
perusahaan harus memberikan balas
pekerjaanya.jika kecintaan karyawan
jasa yang relatif besar. Kedisiplinan
semakin
karyawan tidak mungkin baik apabila
terhadap
baik
perusahaan
terhadap
pekerjaan,
karyawan
yang
baik,
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
balas jasa yang mereka terima kurang
kedisiplinan
memuaskan
apabila balas jasa kecil kedisiplinan
untuk
memenuhi
kebutuhan hidupnya beserta keluarga. Jadi, penting
balas
jasa
untuk
kedisiplinan
berperan
menciptakan
karyawan.
Artinya
karyawan.
Sebaliknya,
karyawan menjadi rendah. Karyawan sulit
berdisiplin
baik
selama
kebutuhan-kebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan baik.
semakin besar balas jasa semakin baik
c) Keadilan Keadilan
ikut
mendorong
karyawan yang baik. Manajer yang
terwujudnya kedisiplinan karyawan,
cakap
karena ego dan sifat manusia yang
berusaha bersikap adil terhadap semua
selalu merasa dirinya penting dan
bawahannya. Dengan keadilan yang
minta
baik akan menciptakan kedisiplinan
diperlakukan
sama
dengan
manusia lainnya.
dalam
memimpin
selalu
yang baik pula. Jadi, keadilan harus
Keadilan yang dijadikan dasar
diterapkan dengan baik pada setiap
kebijakan dan pemberian balas jasa
perusahaan
(pengakuan)
karyawan perusahaan baik pula.
atau
hukuman
akan
supaya
kedisiplinan
merangsang terciptanya kedisiplinan d) Waskat Waskat (pengawasan melekat)
agar dapat mengawasi dan memberikan
adalah tindakan nyata dan paling
petunjuk, jika ada bawahannya yang
efektif dalam mewujudkan kedisiplinan
mengalami
karyawan perusahaan. Dengan waskat
menyelesaikan pekerjaanya. Waskat
berarti atasan harus aktif dan langsung
efektif merangsang kedisiplinan dan
mengawasi perilaku, moral, sikap,
moral
gairah
merasa
kerja,
dan
prestasi
kerja
kesulitan
kerja
karyawan.
mendapat
dalam
Karyawan perhatian,
bawahannya. Hal ini berarti atasan
bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan
harus selalu ada / hadir ditempat kerja
pengawasan dari atasannya.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Dengan waskat, atasan secara langsung
dapat
mengetahui
kemampuan dan kedisiplinan setiap
ISSN 1979-8865
kesalahan-kesalahan dan mendukung kedisiplinan
serta
moral
kerja
karyawan.
individu bawahannya, sehingga kondisi
Jadi, waskat menuntut adanya
setiap bawahan dinilai objektif. Waskat
kebersamaan
bukan hanya mengawasi moral kerja
dengan bawahan dalam mencapai
dan kedisiplinan karyawan saja, tetapi
tujuan perusahaan, karyawan, dan
juga harus berusaha mencari sistem
masyarakat.
kerja
untuk
aktif antara atasan dengan bawahan,
organisasi,
terwujudlah kerja sama yang bak dan
karyawan, dan masyarakat. Dengan
harmonis dalam perusahaan yang
sistem yang baik akan tercipta internal
mendukung terbinannya kedisiplinan
kontrol
karyawan yang baik.
yang
lebih
mewujudkan
efektif
tujuan
yang
dapat
mengurangi
aktif
Dengan
antara
atasan
kebersamaan
e) Sanksi Hukuman Sanksi penting
hukuman dalam
berperan
berdasarkan
pertimbangan
logis,
memelihara
masuk akal, dan diinformasikan secara
kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi
jelas kepada semua karyawan. Sanksi
hukuman
yang
semakin
berat,
hukuman seharusnya tidak terlalu
karyawan
akan
semakin
takut
ringan atau terlalu
melanggar perusahaan,
peraturan-peraturan sikap,
hukuman itu tetap mendidik karyawan
perilaku
untuk mengubah perilakunya. Sanksi
indisipliner karyawan akan berkurang.
hukuman hendaknya cukup wajar
Berat
dan
berat supaya
ringannya
sanksi
untuk
setiap
tingkatan
yang
hukuman yang akan diterapkan ikut
indisipliner, bersifat mendidik, dan
mempengaruhi
menjadi
kedisiplinan hukuman f) Ketegasan
baik
/
karyawan. harus
buruknys Sanksi
memelihara
ditetapkan
perusahaan.
alat
motivasi
untuk
kedisiplinan
dalam
Ketegasan melakukan
pimpinan tindakan
dalam akan
apabila seorang tegas
atau
mempengaruhi kedisiplinan karyawan
karyawan
perusahaan. Pimpinan harus berani
baginya
dan
kedisiplinan
tegas,
bertindak
untuk
pimpinan kurang tidak
yang
menghukum
indisipliner,
untuk
sulit
memelihara
bawahannya,
bahkan
menghukum setiap karyawan yang
sikap indisipliner karyawan semakin
indisipliner
banyak karena mereka beranggapan
hukuman
sesuai yang
dengan telah
sanksi
ditetapkan
Pimpinan yang berani bertindak tegas
bahwa
peraturan
dan
sanksi
hukumannya tidak berlaku lagi.
menerapkan hukuman bagi karyawan
Pimpinan yang tidak tegas
yang indisipliner akan disegani dan
menindak atau menghukum karyawan
diakui
oleh
yang melanggar peraturan sebaiknya
bawahan. Dengan demikian, pimpinan
tidak usah membuat peraturan atau
akan dapat memelihara kedisiplinan
tata tertib pada perusahaan tersebut.
kepemimpinannya
karyawan
perusahaan.
Sebaliknya
g) Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang
vertical
maupun
horizontal
yang
harmonis diantara sesame karyawan
terdiri dari direct single relationship,
ikut menciptakan kedisiplinan yang
direct group relationship, dan cross
baik
relationship hendaknya harmonis.
pada
suatu
perusahaan.
Hubungan- hubungan baik bersifat Manajer
harus
menciptakan
suasana
kemanusiaan
yang
berusaha hubungan
baik
pada
perusahaan.
Jadi,
serta
kedisiplinan karyawan akan tercipta
megikat, vertical maupun horizontal
apabila hubungan kemanusiaan dalam
diantara
organisasi tersebut baik.
semua
serasi
akan memotivasi kedisiplinan yang
karyawannya.
Terciptanya human relationship yang
Pada
umumnya
hambatan
serasi akan meewujudkan lingkungan
dalam pekerjaan itu disebabkan oleh
dan suasana yang nyaman. Hal ini
factor tenaga kerja itu sendiri. Bila
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
keadaan itu berlanjut terus, maka akan
menolak melaksanakan tugas yang
mengakibatkan
seharusnya
dilakukan,
Adanya
Pemogokan,
Tindakan
pemogokan
menurun.
produktivitas
Adapun
kerja
hambatan-
hambatan kerja yang sering terjadi
tidak dibenarkan, karena disamping
menurut
Dharma
“Manajemen
dalam
bukunya
merugikan karyawan itu sendiri juga
Supervisi”
adalah
merugikan pihak perusahaan. Untuk
sebagai berikut:
mengatasi
Melanggar peraturan jam istirahat dan
tersebut
jadwal kerja lain, Melanggar peraturan
tindakan
keamanan
dan
kerja,
musyawarah untuk mufakat. Sering
Terlambat
masuk
kerja,
mankir,
terjadi kesalahan, Sering terjadinya
sebelum
dan
sesudah
kesalahan
terutama
kesehatan
tindakan dapat
pemogokan
dilakukan
yang
dalam
bijaksana
dengan yaitu
melaksanakan
lebaran, Bekerja dengan ceroboh atau
pekerjaan sehari-hari yang bukan
merusak peralatan, pasok, atau bahan
pekerjaan baru, hal ini mungkin
baku Suka bertengkar, tidak mau
disebabkan diluar faktor kemampuan
bekerja sama, atau perilaku lain yang
manusia misalnya kesalahan sistem
tidak menyenangkan (mengganggu)
material, kerusakan mesin atau layout
sesame karyawan, Terang-terangan
dan sebagainya.
menunjukkan ketidak patuhan, seperti 2.1.2.1.Produktivitas Kerja
1) Pengertian Produktivitas Kerja
Pada dasarnya produktivitas kerja adalah konsep universal yang
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
berlaku bagi semua sistem, karena setiap
kegiatan
Produktivitas mengandung arti
memerlukan
sebagai perbandingan antara hasil yang
produktivitas dalam pelaksanaanya.
dicapai dengan keseluruhan sumber
Produktivitas
Dewan
daya yang digunakan. Dengan kata lain
Produktivitas Nasional mengartikan
produktivitas memiliki dua dimensi,
sebagai sikap mental yang selalu
yaitu :
menurut
berpandangan bahwa mutu kehidupan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
a. Efektivitas yang mengarah kepada pencapaian
unjuk
kerja
yang
ISSN 1979-8865
EPA (European Produktivity Agency,
maksimal yaitu pencapaian target
Produktivitas adalah tingkat efektivitas
yang berkaitan dengan kualitas,
pemanfaatan
kuantitas dan waktu. Efektifitas
produktivitas.
merupaakan
ukuran
yang
setiap
elemen
ILO
memberikan gambaran seberapa
( Internatonal Labour Organization ) m
jauh target dapat dicapai.
enyatakan bahwa produktivitas adalah
b. Efisiensi yang berkaitan dengan
perbandingan
antara
upaya membandingkan input dan
produksi
realisasi
Elemen-elemen tersebut berupa tanah,
penggunaannya
bagaimana
pekerjaan
digunakan.
Efisiensi
suatu
ukuran
membandingkan
atau itu
dengan
elemen-elemen
yang
dihasilkan.
tenaga kerja, modal dan organisasi.
merupakan
Gomes f. cardoso (1997 ; 159)
dalam
menyatakan bahwa : “produktivitas adalah
yang
perbandingan terbaik antara rasio output dan
yang
input. Inputs bisa mencakup biaya produksi
input
direncanakan dengan input sebenarnya.
(production costs) dan biaya peralatan
Dalam doktrin pada konferensi
(equipment costs). Sedangkan outputs bisa
OSLO pada tahun 1984, yang dimaksud
terdiri dari penjualan (sales), pendapatan
dengan produktivitas kerja adalah sesuatu
(earnings), market share, dan kerusakan
konsep yang bersifat universal, yang
(defects). Sinungan membagi pengertian
bertujuan untuk menyediakan lebih banyak
produktivitas dalam tiga hal, yaitu :
manusia, dengan menggunakan sumbersumber riil yang semakin dikit. a. Produktivitas adalah rasio dari apa
b. Produktivitas pada dasarnya adalah
yang dihasilkan (output) terhadap
sikap
mental
yang
mempunyai
keseluruhan peralatan produksi yang
pandangan bahwa mutu kehidupan
dipergunakan (input).
hari ini lebih baik dari pada
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
kemarin, dan hari esok lebih baik
efisiensi
penggunaan
input
untuk
dari hari ini.
memproduksi barang atau jasa sebagai
c. Produktivitas merupakan interaksi
konsep pemenuhan kebutuhan manusia
terpadu secara resmi dari tiga faktor
atau sering juga disebut sebagai sikap
esensial yaitu invertasi termasuk
mental yang selalu memiliki pandangan
penggunaan
dan
bahwa mutu kehidupan hari ini harus
teknologi serta riset, manajemen dan
lebih baik dari pada hari kemarin dan
tenaga kerja.
hari esok harus lebih baik dari hari ini.
pengetahuan
Menurut Gasperz (2003 ; 130)
Produktivitas merupakan suatu
bahwa produktivitas dapat diartikan
perbandingan dari hasil kegiatan yang
sebagai
seharusnya.
kemampuan
sumber-sumber
seperangkat
ekonomi
Didalam
perusahaan,
untuk
produktivitas inin dapat dipergunakan
menghasilkan sesuatu yang diartikan
sebagai alat pengukur efektivitas dari
juga sebagai kemampuan seperangkat
penggunaan input atau penggunaan
sumber-sumber
peralatan (sarana atau fasilitas) produksi
ekonomi
untuk
menghasilkan sesuatu yang diartikan juga
sebagai
pengorbanan
dalam perusahaan yang bersangkutan.
(input)
Menurut Sinungan (2000 ; 12),
dengan penghasilan (output). Apabila
secara umum produktivitas diartikan
ukuran keberhasilan produksi hanya
sebagai hubungan antara hasil nyata
dipandang satu
output, maka
maupun fisik (barang-barang atau jasa)
produktivitas dipandang dari dua sisi
dengan masuknya sebenarnya. Misalnya
sekaligus yaitu sisi input dan sisi output.
produktivitas adalah ukuran efisiensi
Dengan
produktif
sisi
demikian
dapat
dikatakan
suatu
bahwa produktivitas berkaitan dengan perbandingan
antara
hasil
keluaran dan masuk atau output : input. Masukan
sering
dibatasi
masukan
tenaga
kerja,
keluaran sering diukur dalamkesatuan fisik, bentuk dan nilai.
dengan sedangkan
Menurut
Klingner
dan
Nanbaldian (2003 ; 160) yang dikutip oleh
FaustinoCardoso
Gomes,
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
menyatakan
produktivitas
bahwa
merupakan fungsi perbaikan dari usaha
ISSN 1979-8865
dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
karyawan,
yang
didukung
dengan
b. Perbandingan antara hasil yang
motivasi
yang
tinggi,
dengan
dicapai dengan keseluruhan sumber
kemampuan karyawan yang diperoleh melalui latihan-latihan. Produktivitas
daya yang dipergunakan c. Produksi
dan
produktivitas
yang mengikat, berarti performasi yang
merupakan
baik, akan menjadi motivasi pekerja
berbeda.
pada tahap berikutnya.
menunjukkan pertumbuhan jumlah
Dari
beberapa
pengertian-
hasil
pengertian Peningkatan
yang
pengertian tersebut dapat disimpulkan
peningkatan
bahwa
mengandumg
produktivitas
mengandung
dicapai
yang produksi
sedangkan produktivitas pengertian
pengertian :
pertambahan hasil dan perbaikan
a. Sikap dan mental yang selalu
cara pencapaian produk tersebut.
mempunyai pandangan bahwa mutu
Peningkatan
kehidupan hari ini harus lebih baik
dilihat
produktivitas
dengan
dapat
membandingkan
input dan output. 2) Pentingnya Produktivitas Kerja Menurut Sinungan (2003 : 60)
merupakan
hasil
kerja
manusia.
Sumber Daya Manusia merupakan
Produktivitas tenaga kerja merupakan
peranan utama dalam peningkatan
pembaharuan pandangan hidup dan
produktivitas, karena alat produksi
kultural dengan sikap mental memulai
dan
kerja
teknologi perluasan
pada
hakekatnya untuk
kesempatan
meningkatkan mutu kehidupan yang
sebagainya.
dipengaruhimoleh
Peningkatan
diantaranya
upaya
serta
bebrapa
adalah
faktor,
pendidikan,
keterampilan, kedisiplinan, motivasi, tingkat penghasilan, jaminan social,
berprestasi
dan
produktivitas
dapat
dilihat dalam tiga bentuk :
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
a. Jumlah produktivitas meningkat dengan
menggunakan
sumber
daya yang sama.
c. Meningkatkan standart hidup dan martabat
karyawan
beserta
keluarga
b. Jumlah produksi yang sama atau meningkat
ISSN 1979-8865
dicapai
dengan
d. Menunjang terwujudnya hubungan kerja yang lebih baik.
menggunakan sumber daya yang
Sedangkan
kurang.
meningkatnya produktivitas berarti :
c. Jumlah produksi yang jauh lebih besar
diperoleh
pada
tingkat
a. Meningkatkan
individu
pendapatan
dan
lainnya.
Hal
dengan
jaminan
social
pertambahan sumber daya yang
tersebut
akan
relatif lebih kecil.
kemampuan (daya) untuk membeli
Meningkatnya
bagi
barang dan jasa ataupun keperluan
perusahaan mempunyai manfaat
hidup sehari-hari dengan demikian
sebagai berikut :
kesejahteraan akan lebih baik.
a. Memperkuat perusahaan
produktivitas
memperbesar
daya
saing
Dari
segi
karena
dapat
pendapatan
lain,
meningkatkan
tersebut
memproduksi dengan biaya lebih
ditabung
rendah dan mutu produksi lebih
bermaanfaat untuk investasi.
baik. b. Menunjang
b. Meningkatkan kelestarian
dan
perkembangan perusahaan karena dengan peningkatan produktivitas, perusahaan
yang
dapat
akan
memperoleh
nantinya
hakekat
dan
martabat serta penyaluran terhadap potensi individu c. Meningkatnya
keinginan
berprestasi dan motivasi kerja.
keuntungan untuk investasi baru. 3) Teori-teori Produktivitas Kerja Menurut Sinungan (2005 ; 18),
a. Investasi
telah menyatakan bahwa produktivitas
Komponen pokok dari
kerja adalah interaksi terpadu antara
investasi ialah modal, karena modal
tiga faktor yang mendasar, yaitu :
merupakan landasan gerak usaha,
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
namun modal saja tidaklah cukup,
riset. Melalui riset maka akan dapat
untuk itu harus ditambah dengan
dikembangkan
komponen
terutama
produk
memberi
menghasilkan formula-formula baru
kemajuan
yang sangat penting artinya bagi
ditingkat
kemajuan suatu usaha. Karena itu
teknologi,
teknologi
yang
dukungan
kepada
pembangunan mikro
bisa
nasional,
tentunya
teknologi
penyempurnaan
atau
bahkan
dapat
yang
keterpaduan antara modal teknologi
mampu mendukung kemajuan usaha
dan riset akan membawa perusahaan
atau perusahaan.
berkembang
Berkaitan
dengan
penguasaan teknologi ini ialah adanya
dan
dengan
perkembangan itu maka outputnya pun akan bertambah pula.
b. Manajemen Kelompok manajemen dalam organisasi
bertugas
pokok
pengetahuan
dan
mempengaruhi
teknologi seluruh
yang aspek
menggerakkan orang-orang lain untuk
organisasi seperti proses produksi
bekerja sedemikian rupa sehingga
distribusi, pemasaran dan lain-lain.
tujuan tercapai dengan baik
Kemajuan teknologi yang berjalan
Hal-hal yang kita hadapi dalam manajemen,
terutama
dalam
cepat maka harus diimbangi dengan proses yang terus menerus melalui
organisasi modern, ialah semakin
pengeembangan
cepatnya cara kerja sebagai pengaruh
manusia, yakni melalui pendidikan
langsung
dan pengembangan. Dari pendidikan,
dari
kemajuan-kemajuan
yang diperoleh dalam bidang ilmu tersebut akan menghasilkan tenaga skill yang menguasai aspek1) Technical Skill
latihan aspek
sumber
dan teknis
daya
pengembangan dan
aspek-aspek
manajerial. Tenaga kerja yang mempunyai kualifikasi tertentu, terampil dan ahli
2.Managerial Skill
dibidang
teknis
JURNAL PARAMETER
Kemampuan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
dan
keterampilan
ISSN 1979-8865
analisa kuantitatif dan kualitatif
dalam bidang manajemen tertentu,
dalam
mampu
masalah yang dihadapi organisasi.
mengadakan
melakukan
atau
memecahkan
masalah-
kegiatan-kegiatan
c. Tenaga Kerja Hal-hal
yang
harus
diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor
tenaga
kerja ini ialah : 1) Motivasi
pengabdian,
disiplin,
produktivitas yang tergantung pada
etos kerja produktivitasnya, dan
keadaan yang nyata dan tujuan-tujuan
masa depannya.
yang ada, pendekatan umum (bukan
2) Hubungan industrial yang serasi
definisi) menyusun pola dari model
dan
produktivitas adalah mengidentifikasi
harmonis
dalam
suasana
keterbukaan. Dengan
output demikian
dan
komponen-komponen
dapat
input yang benar dan sesuai dengan
disimpulkan bahwa meskipun ada
tujuan jangka panjang, menengah, dan
sejumlah perbedaan mengenai definisi
pendek.
4)
Produktivitas Kerja
Indikator-Indikator Menurut Gomes (1993 ; 135),
b. Keterampilan
(Skills),
adalah
indikator-indikator produktivitas kerja
kecakapan yang spesifik yang
adalah sebagai berikut :
dimiliki seseorang berkaitan atau
a. Pengetahuan (Knowledge), yaitu
berhubungan dengan penyelesaian
kemampuan seseorang yang dinilai dari pengetahuan mengenai sesuatu hal
yang berhubungan
tugas secara cepat dan tepat. c. Kemampuan
(Abilities),
yaitu
dengan
kepastian atau sifat individu yang
kerja
dibawa sejak lahir atau dipelajari
maupun kemampuan teknis atas
yang memungkinkan seseorang
pekerjaannya.
untuk
tugas,
penggunaan
alat
melakukan
atau
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
menyelesaikan berbagai macam tugas dan pekerjaan.
e. Perilaku
ISSN 1979-8865
(Behaviors),
yaitu
keteraturan perasaan dan pikiran
d. Sikap (Attitudes), yaitu keteraturan
seseorang
perasaan dan pikiran seseorang
bertindak
dan
lingkungannya.
kecenderungan
bertindak
dan
kecenderungan
terhadap
aspek
terhadap aspek lingkungannya. 5) Faktor-Faktor
yang
mempengaruhi
Produktivitas
Kerja
Umar (2003 ; 11) mengutip
konstruktif, Percaya diri, Mempunyai
bahwa menurut Balai Pengembangan
rasa tanggung jawab, Memiliki rasa
Produktivitas Daerah ada enam faktor
cinta terhadap pekerjaannya, Memiliki
utama yang menentukan produktivitas
pandangan
kerja
menyelesaikan
diantaranya
Tingkat
:
Sikap
keterampilan,
kerja,
kedepan,
Mampu
persoalan,
Dapat
Hubungan
menyesuaikan diri dengan lingkungan
antara tenaga kerja dan pimpinan,
yang berubah, Mempunyai kontribusi
Manajemen produktivitas, Efisiensi
yang positif terhadap lingkungan,
tenaga
Mempunyai
kerja,
Kewiraswataan,
Sedangkan tentang cirri-ciri individu
kekuatan
untuk
mewujudkan potensinya.
yang produktif, yaitu : Tindakan yang Pengukuran
yang dibedakan dalam tiga jenis yang
produktivitas merupakan suatu alat
berbeda, diantaranya :
manajemen yang penting disemua
1. Perbandingan-perbandingan antara
tingkatan
pelaksanaan
Negara
ekonomi. maupun
Dibeberapa
perusahaan
pada
sekarang
dengan
pelaksanaan secara historis yang tidak
akhir-akhir ini telah terjadi kenaikan
menunjukkan
minat pada pengukuran produktivitas.
sekarang merumuskan namun hanya
6) Pengukuran Produktivitas Kerja
mengetengahkan apakah meningkat
Secara produktivitas
umum berarti
pengukuran perbandingan
apakah
pelaksanaan
atau berkurang serta tingkatannya.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
2. Perbandingan pelaksanaan antara
efektivitas biaya, batas pengukuran
satu unit (perorangan tugas, seksi-
produktivitas
dan
seksi, dan proses) dengan lainnya.
pengukuran
faktor
Pengukuran seperti ini menunjukkan
perkataan lain tentukan kedalaman
pencapaian relatif.
dan
3. Perbandingan
perlu
masalah
tidaknya
total
dengan
tugas
sistem
pelaksanaan
pengukurannya. Sistem pengukuran
sekarang dengan targetnya, dan inilah
haruslah mudah dipraktekan dan dapat
yanh terbaik sebagai memusatkan
mengetahui sebab-sebab perubahan
perhatian pada sasaran atau tujuan.
organisasi. Dalam menentukan sistem
Pengukuran
produktivitas
pengukuran produktivitas ada empat
merupakan suatu alat manajemen
pertimbangan yaitu :
yang
tingkatan
1. Perusahaan tidak harus mengikuti
ekonomi. Pada tingkat perusahaan,
atau meniru sistem pengukuran
pengukuran produktivitas digunakan
perusahaan
sebagai
mengetahui ukuran-ukuran yang
penting
disemua
sarana
manajemen
untuk
menganalisa dan meendorong efisiensi produksi. Produktivitas tenaga kerja
lain
namun
harus
memenuhi kebutuhan khususnya. 2. Usaha
memperkirakan
atau
merupakan hal yang sangat menarik,
memperhitungkan secara mekanis
sebab mengukur hasil-hasil tenaga
yang lebih jauh.
kerja
manusia
dengan
masalah-
3. Pengukuran
output
haruslah
masalah yang bervariasi. Suatu sistem
konkrit dan sesuai mungkin selagi
pengukuran harus dipertimbangkan
dapat dilihat membantu motivasi.
4. Memperlihatkan
manajemen
dalam
konstan, sebab untuk peningkatan
produktivitas
pada
secara
kunci
statistika
dengan
peningkatan
itu
berkaitan
peningkatan
output
perjamnya. Sebuah
peningkatan perusahaannya,
bagi
ketatausahaan
produktivitas adalah
menyusun
pengawasan yang baik agar terdapat perusahaan
harus
mempunyai tanggung jawab pokok
keseimbangan Adanya
alokasi
sejumlah
pekerjaan. peningkatan
JURNAL PARAMETER
produktivitas
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
bagi
pekerja
perusahaan. Hak manusia memperoleh
lapangan maupun tata usaha yang
pekerjaan yang sesuai dengan potensi
diarahkan
kemampuan,
untuk
kemampuan
para
ISSN 1979-8865
mempertinggi
perorangan,
dan
pengetahuan,
dan
pengalaman merupakan sesuatu yang
mengembangkan sikap positif para
harus
pegawai atau deengan perkataan lain
perusahaan harus dapat mengimbangi
mengembangkan
kebutuhan customer, mempertahankan
kemauan
untuk
bekerja lebih baik lagi. Adapun
tenaga
untuk
dilakukan
karena
atau memperluas pasar, melakukan kerja
atau
karyawan merupakan salah satu faktor
efisiensi dan bahkan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
produksi yang begitu berarti bagi 7) Pola Pengukuran Produktivitas
Menurut Umar (2002 ; 370), pengukuran produktivitas memiliki tiga macam pola perhitungan yaitu :
Pola harga perbandingan keluaran dan masukan Rumus :
a. Pola indeks harga keluaran dan masukan dengan pembobotan Rumus :
b. Untuk mengukur produktivitas tenaga kerja yaitu : Rumus :
Hubungan
Antara
Kedisiplinan
dengan Produktivitas Kerja
Telah
diuraikan
secara
terperinci diatas beberapa pengertian tentang kedisiplinan dan produktivitas
JURNAL PARAMETER
kerja
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
karyawan.
Dapat
diketahui
ISSN 1979-8865
manajemen sumber daya manusia
bahwa bila suatu perusahaan tenaga
menurut
kerjanya
dalam
(2003:3) adalah : “sebagai perencana,
maka
perorganisasian,
kurang
melaksanakan
disiplin tugasnya,
Malayu
S.P.
Hasibuan
pengarahan,
produktivitas perusahaan akan rendah.
pengawasan
Demikian pula sebaliknya, apabila
pengembangan,
suatu perusahaan disiplin kerjanya
pengintergasian, pemeliharaan, dan
cukup tinggi, maka produktivitasnya
pemutusan hubungan kerja dengan
akan tinggi pula. Jadi produktivitas
maksud
kerja
bukanlah
organisasi perusahaan secara terpadu”.
unsure yang berdiri sendiri, akan
Setiap organisasi perusahaan pasti
tetapi keduanya saling berhubungan.
memiliki tujuan yang ingin dicapai.
dan
kedisiplinan
atas
dan
pengadaan, kompensasi,
untuk
mencapai
tujuan
Untuk menciptakan disiplin
Produktivitas kerja yang tinggi
kerja yang baik, maka dibutuhkan
merupakan salah satu tujuan yang
adanya suatu aturan atau sanksi yang
ingin
mana harus dipatuhi oleh semua
tercapai
karyawan. Disini perusahaan harus
perusahaan
tegas
sumber daya manusia yang ada pada
dalam
memberikan
sanksi-
dicapai
oleh
atau
perusahaan,
tidaknya
itu
perusahaan
melanggar peraturan, yang mana hal
produktif adalah perusahaan yang
itu akan sangat berpengaruh terhadap
memiliki produktivitas kerja yang
peningkatan
tinggi. Meningkatkan produktivitas
kerja
Perusahaan
dari
sanksi terhadap pada karyawan yang
produktivitas
itu.
tergantungg
tujuan
yang
karyawan.
melalui orang berarti menciptakan
Kerangka Pemikiran
iklim kebersamaan dan komitmen
Manajemen manusia manajemen
adalah yang
sumber suatu
daya bidang
mempelajari
hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Adapun fungsi
dalam perusahaan. Salah
satu
faktor
yang
mendukung produktivitas kerja adalah disiplin kerja karyawan, seperti yang diungkapkan oleh J. Ravianto Putra
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
(1986:12) : “Produktivitas seseorang
mencapai
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
perusahaan.
ISSN 1979-8865
produktivitas
organisasi
yang berhubungan dengan orang itu
Menurut pendapat T. Hani
maupun faktor-faktor diluar dirinya,
Handoko (1988:85) bahwa : “Disiplin
seperti
kerja
pendidikan,
keterampilan,
adalah
suatu
sikap
atas
disiplin, sikap dan etika kerja, gaji dan
manifestasi ketepatan yang ditegakkan
kesehatan, teknologi, manajemen dan
untuk mencapai produktivitas kerja
kesempatan
organisasi perusahaan”.
berprestasi”.
Disiplin
merupakan suatu cara yang dipakai manajer
guna
mengarahkan
Disiplin ini merupakan
pada
subjek penting, karena manajer perlu
bawahannya agar mereka bersedia
memahami orang-orang berperilaku
mengikutinya.
tertentu agar dapat mempengaruhi
Menurut
Bejo
Siswanto
untuk bekerja sesuai dengan yang
Sastrohadiwiryo (2002:291) bahwa :
diinginkan perusahaan. Disiplin kerja
“Disiplin kerja dapat didefinisikan
merupakan salah satu faktor yang
sebagai suatu sikap menghormati,
mempengaruhi produktivitas kerja,
menghargai, patuh dan taat terhadap
maka keberadaan disiplin kerja sangat
peraturan-peraturan yang berlaku,baik
diperlukan dalam suatu perusahaan,
yang tertulis maupun tidak, serta
karena
sanggup menjalankannya dan tidak
perusahaan
mengelak untuk menerima sanksi-
program-program
sanksi apabila ia melanggar tugas dan
mencapai
wewenang
ditetapkan. Dengan demikian dari
yang
kepadanya”.
Jadi
diberikan disiplin
kerja
dalam
beberapa
suasana
dapat
disiplinlah
melaksanakan kerjanya
untuk
yang
telah
sasaran
penjelasan
diatas
dapat
merupakan tingkah laku yang sesuai
dikemukakan bahwa dalam usaha
dengan
meningkatkan
peraturan-peraturan
dari
produktivitas
kerja
perusahaan baik tertulis maupun tidak,
karyawan salah satu cara yang dapat
pada
dilakukan
akhirnya
ditujukan
untuk
yaitu
dengan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
memperhatikan
disiplin
kerja
karyawan.
membantu peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Seseorang akan melaksanakan
Hipotesis
tugasnya dengan baik dan penuh rasa tanggung
ISSN 1979-8865
jawab
bila
karyawan
tersebut memiliki disiplin kerja yang tinggi. Untuk mengusahakan selalu terbinanya sikap disiplin kerja yang tinggi, maka diperlukan peraturan dan hukuman dalam perusahaan tersebut. Disiplin kerja adalah salah satu syarat untuk dapat membantu karyawan
Hipotesis sementara,
hal
adalah yang
dugaan
harus
diuji
kebenarannya. Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah yang ada, maka dalam
penelitian
ini
penulis
memberikan hipotesis : diduga bahwa kedisiplinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Myfast Bekasi.
bekerja secara produktif yang akan 2) Populasi
METODE PENELITIAN Desain
Penelitian,
Penelitian
“Populasi
ini
menggunakan metode deskriptif
keseluruhan
kuantitatif. data yang digunakan
adapun populasi dalam penelitian
untuk pengaruh disiplin kerja
ini adalah karyawan PT. Myfast
terhadap produktivitas kerja.
Bekasi dengan populasi seluruhnya
Metode Penelitian,
Variabel
bebas
Kedisiplinan Kerja (x) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat
subyek
adalah penelitian”
200 karyawan. 3) Sampel Sampel adalah sebagian atau
Produktivitas Kerja (Y)
wakil populasi yang diteliti.Populasi
Unit Analisis, Populasi Penelitian,
yang cukup banyak tidaklah efektif dan
dan Sampel Penelitian
sebuah pemborosan bila melancarkan
1) Unit Analisis
pengumpulan data penelitian kepada
Unit
analisis
dalam
sebuah populasi tersebut.Oleh karena
penelitian ini adalah kelompok,
itu dari sebagian keseluruhan populasi
organisasi, (lembaga ke-kyai-an).
dalam penelitian ini diambil sejumlah
JURNAL PARAMETER
10
responden
populasi
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
dianggap
untuk
ISSN 1979-8865
mewakili
responden, dalam hal ini adalah
sampel
karyawan PT. Myfast Bekasi. Data
menjadi
penelitian.
sekunder sumber data yang diperoleh
Sampel adalah bagian dari
dari lapangan, perpustakaan,
populasi penelitian yang akan diteliti.
dokumen-dokumen.
Untuk
Analisis
sekedar
ancer-ancer
maka
apabila subjeknya kurang dari 100,
Data
dan
dan
Pengujian
Hipotesis
lebih baik diambil semua sehingga
Analisis
penelitiannya merupakan penelitian
hipotesis diatas diperlukan analisis
populasi.Selanjutnya,
jumlah
korelasi dan regresi linear sederhana
subjeknya besar dapat diambil antara
dengan menggunakan SPSS 12.0 for
10-15 % atau 20-25 % atau lebih.
Windows. Tingkat kepercayaan yang
Sumber data dalam penelitian ini
digunakan dalam perhitungan korelasi
adalah : Data primer merupakan
linear sederhana adalah 95% atau
sumber data penelitian yang diperoleh
tingkat signifakan 0,05 (α=5%). Pada
secara langsung dari sumber asli
analisis
(tidak melalui media perantara).Data
dilakukan uji F untuk simultan dengan
primer dalam penelitian ini diperoleh
uji t untuk parsial. Berikut merupakan
dari
hasil uji dalam bentuk tabel :
penyebaran
jika
angket
kepada
Data,
regresi
Untuk
linear
menguji
sederhana
Tabel 4.5 Rekapitulasi Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Kedisiplinan Konstanta N F hitung R2 Adjusted R2 R Square
Koefisien Regresi
T hitung
0,516 5,785 20 9,125 0,336 0,300 0,580
3,021
Sumber: Data Primer diolah 2016
Probabilitas (sig t ) 0,007
Keterangan Signifikan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Analisis Regresi Dari tabel diatas dapat dibuat
searah, artinya semakin tinggi
persamaan regresi linear sederhana
kedisiplinan akan menyebabkan
sebagai berikut : Y= 5,785 + -0,516x
semakin tinggi produktivitas kerja
1. Konstanta
dengan asumsi variabel bebas
(a)
menunjukkan
sebesar
5,785
besarnya
nilai
variabel Y jika variabel bebasnya
lainnya besar adalah kostan. 3. Besarnya koefisien determinasi
dianggap nol, artinya jika tanpa
(R2)=0,336
dipengaruhi
oleh
variabel
disesuaikan menjadi Adjusted R
kedisiplinan
dalam
perusahaan
dan
Square
setelah
sebesar
0,300
maka besarnya produktivitas kerja
menunjukkan kedisiplinan secara
adalah 5,785.
bersama-sama
2. Koefisien regresi kedisiplinan (b) menunjukkan
variabel
kontribusi/sumbangan 33,6%
terhadap
kedisiplinan mempunyai pengaruh
produktivitas
sebesar
terhadap
sisanya
koefisien
menciptakan
-0,516
produktivitas regresi
kerja, bernilai
menunjukkan
pengaruh
positif yang
memberikan
kerja,
sebesar
sebesar perubahan sedangkan 66,4
sumbangan
% atau
kontribusi variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian.
Pengujian Hipotesis a.
Uji Hipotesis I (Uji F)
Hasil dengan 12.0
analisis
data
menggunakan
SPSS
for
Windows
dapat
disajikan dalam tabel sebagai berikut :
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Tabel 4.6 Hasil Analisis Data ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
,753 1,485 2,238
Mean Square 1 18 19
,753 ,082
F
Sig.
9,125
,007a
a. Predictors : (Constant), Kedisiplinan b. Dependent Variabel : Produktivitas Kerja Dari tabel 4.6 diatas didapatkan
pada taraf nyata α=0,05 variabel-
hasil F hitung sebesar 9,125 dengan
variabel
tingkat signifikan 0,007, serta df
simultan/bersama-sama
penyebut 1 dan df pembilang sebesar
pengaruh
18 untuk menguji hipotesis pertama
produktivitas (Y) dapat diterima atau
yang meliputi kebutuhan kedisiplinan
teruji pada taraf α=0,05.
(X)
Uji II (Uji t)
secara
simultan/bersama-sama
mempunyai
pengaruh
bermakna
Kedisiplinan
(X)
secara
mempunyai
bermakna
terhadap
Untuk menguji hipotesis kedua
terhadap produktivitas kerja (Y) pada
yang
perusahaan
variabel kedisiplinan (X) mempunyai
keripik
kentang
“PT.
Myfast” digunakan uji F. Uji
dilakukan
pengaruh
yang
bahwa
dominan
diduga
terhadap
dengan
produktivitas kerja (Y), maka dalam
membandingkan F hitung dengan F
penelitian ini melihat besarnya masing-
tabel
α=0,05
masing koefisien itu diuji dengan
berdasarkan tabel dapat disimpulkan
menggunakan uji parsial t-test tampak
bahwa Fhitung dengan Ftabel sebesar
pada tabel sebagai berikut :
pada
F
menyatakan
taraf
nyata
9,125=Ftabel sebesar 9,125 yang berarti
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Coefisients Unstandardized Coefficients B Std. Error 5,785 ,767 ,516 ,171
Model (Constant) Kedisiplinan
1
Standardized Coefficients Beta ,580
t 7,539 3,021
Sig. ,000 ,007
a. Dependent Variabel : Produktivitas Dari tabel 4.7 diatas dapat dikatakan bahwa untuk menguji secara parsial variabel
kedisiplinan
(X)
terhadap
probabilitas 0,07 lebih besar dari 0,05
produktivitas kerja (Y) digunakan uji t.
sehingga terbukti bahwa secara parsial
Hasil analisis regresi diperoleh nilai
variabel kedisiplinan (X) berpengaruh
thitung= -3,021, sedangkan pada taraf
secara signifikan terhadap produktivitas
nyata α=0,05 dan df 1:18 diperoleh ttabel-
kerja (Y).
= -3,021 karena thitung = ttabel dengan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan
tujuan dan kemampuan, keteladanan
bahwa faktor mendominasi atau yang
pimpinan, balas jasa, keadilan, waskat,
berpengaruh
sanksi
terhadap
produktivitas
kerja adalah kedisiplinan yang berupa Dari
rumusan
masalah
hukuman,
ketegasan,
dan
hubungan kemanusiaan. sisanya
yang
menjawab
setuju
disebutkan bahwa tingkat Kedisiplinan
sebanyak 9 responden atau 45 % pada
karyawan
disebabkan
oleh
variabel (X2) yang menjawab sangat
Kedisiplinan
(X)
setuju sebanyak 10 responden atau 50
diantaranya adalah variabel (X1) yang
% sedangkan sisanya menjawab setuju
menjawab sangat setuju sebanyak 11
sebanyak 10 responden atau 50 %,
responden
pada variabel (X3) yang menjawab
kelima
tinggi
variabel
atau
55
%
sedangkan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
sangat setuju sebanyak 10 responden
Ragu sebanyak 11 responden atau 55
atau 50 %, pada variabel (X4) yang
%, pada variabel (Y3) yang menjawab
menjawab sangat setuju sebanyak 10
sangat setuju sebanyak 10 responden
responden
atau
sisanya
atau yang
50
%
sedangkan
menjawab
setuju
50
%
menjawab
sedangkan
setuju
sisanya
sebanyak
10
sebanyak 10 responden atau 50 %,
responden atau 50 %, pada variabel
pada variabel (X5) yang menjawab
(Y4) yang menjawab setuju sebanyak 9
sangat setuju sebanyak 13 responden
responden
atau
atau 65 % sedangkan sisanya yang
sisanya
menjawab
menjawab setuju sebanyak 7 responden
sebanyak 11 responden atau 55 %.
45
%
sedangkan Ragu-Ragu
atau 35 %. Dari penjabaran kelima
Hasil penelitian menunjukkan
variabel kedisiplinan (X) diatas dapat
bahwa ada pengaruh negative antara
disimpulkan
kedisiplinan
bahwa
yang
paling
terhadap
dominan adalah pada variabel (X5)
kerja
yang memiliki responden yang paling
dengan thitung= -3,021 dan ttabel= -3,021
banyak
maka thitung
menjawab
sangat
setuju
berjumlah 13 responden.
disebutkan
bahwa
=
yang
ditunjukkan
ttabel. Sedang nilai R
Square sebesar 0,580. Berarti bahwa
Dari rumusan masalah yang kedua
karyawan
produktivitas
tingkat
variabel bebas kedisiplinan (X) mampu menerangkan
variabel
terikat
produktivitas kerja karyawan tinggi
produktivitas kerja (Y) sebesar 33,6 %
disebabkan
variabel
sedangkan sisanya sebesar 66,4 %
produktivitas (Y) diantaranya adalah
dipengaruhi oleh variabel lain diluar
variabel (Y1) yang menjawab setuju
penelitian.
oleh
kelima
sebanyak 10 responden atau 50 %
5.1.
Kesimpulan
sedangkan sisanya menjawab Ragu-
Berdasarkan
hasil
Ragu sebanyak 10 responden atau 50
penelitian dapat di simpulkan
%, pada variabel (Y2) yang menjawab
bahwa
setuju sebanyak 9 responden atau 45 %
Disiplin berdampak terhadap
sedangkan sisanya menjawab Ragu-
produktivitas kerja karyawan Hasil
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
penelitian menunjukkan bahwa ada
ISSN 1979-8865
2. Hendaknya
dalam
menerapkan
pengaruh negarif antara kedisiplinan
kedisiplinan
terhadap produktivitas kerja karyawan
pimpinan juga mempertimbangkan
yang ditunjukkan dengan thitung = -
hasil
3,021 dan ttabel = -3,021 maka thitung =
dilakukan karena diketahui bentuk
ttabel. Sedangkan nilai R Square sebesar
penerapan kedisiplinan diharapkan
0,580 berarti bahwa variabel bebas
dapat meningkatkan produktivitas
kedisiplinan (X) mampu menerangkan
kerja karyawan.
variabel terikat produktivitas kerja (Y) sebesar
33,6%
sedangkan
sisanya
diperusahaan,
penelitian
3. Melihat
hasil
observasi,
yang
penelitian
hendaknya
telah
dan dalam
66,4% dipengaruhi oleh variabel lain
menentukan
diluar penelitian.
kedisiplinan disesuaikan dengan
Saran
tugas dan tanggung jawab dari Dengan
penerapan
melihat
tiap-tiap karyawan karena semakin
perusahaan
tinggi jabatan semakin tinggi pula
keripik kentang “PT. Myfast” Bekasi
resiko dan tanggung jawab yang
maka akan dikemukakan beberapa
dibebankan.
penerapan
kedisiplinan
saran yang diharapkan dapat menjadi
4. Dengan adanya hasil penelitian ini
pertimbangan untuk langkah-langkah
diharapkan bisa menyempurnakan
selanjutnya yaitu sebagai berikut :
atau
1. Melihat
dikarenakan hasil penelitian ini
hasil
analisis
secara
keseluruhan dan Nampak yang
masih
paling
Maka
dominan
adalah
kedisiplinan
oleh
perusahaan
hendaknya
memperhatikan
karena
menjadi
banyak penulis
pertimbangan
kekurangannya. menyarankan
itu
kepada peneliti selanjutnya dengan
lebih
tema yang sama agar mengambil
penerapan
sampel yang berbeda agar lebih
kedisiplinan ini dianggap sebagai pemberi semangat kerja karyawan.
bervariatif dan inovatif.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
D AFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Pe nelitian.PT Rineka Cipta, Jakar ta. Afida,2003,Ekonomi Sumber daya Man usia Penerbit Ghalia Indonesia Jakarta Azwar, Saifuddin.2000 Validitas dan Re liabilitas.PustakaPelajar, Yogy akarta . Bacal,Robert, 2001, Performance Mana gement, Gramedia Pustaka Uta ma, Jakarta Dharma, Agus, 2000,Manajemen Superv isi, Raja Gravindo Persada, Jak arta. Fathoni, Abdurrahmat, 2006, Sumber D aya Manusia, Rineka Cipta, Ba ndung. Gomes,Faustino Cardoso,2002,Manaje men Sumber Daya,AndiOffset, Yogyakarta Hadi, Sutrisno,2000. Metode Research. Andi offset , Yogyakarta. Hasibuan,SP,Malayu,2001,Manajemen Sumber Daya Manusia,Bu mi Aksara, Jakarta. __________________,2005,Manajemen Sumber Daya Manusia,Bu mi Aksara, Jakarta.
Husein, Umar, 2002, Riset Pemasa ran dan Perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. ___________, 2003 Riset Pemasaran d an Perilaku Konsumen, Grame dia Pustaka Umum, Jakarta. Indriantoro, Supomo,2004, Metode Pene litian Bisnis, Alfabetha, Bandu ng, Mangkunegara,Prabu,Anwar,2005, Man ajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandu ng. Rahayu, Sri, 2005, Aplikasi SPSS Vers i 12.00 dalam Risit Pemasara n, Alfabeta, Bandung. Sinungan,Muchdarsyah,2000, Produkti vitas apa dan bagaimana edi si 2, Bumi Aksara, Jakarta. Sinungan 2005 Produktivitas Apa dan B agaimana Edisi 2, Bumi Aksar a, Jakarta Sugiyono,2001, Metode Penelitian Bisni s, Alfa Beta, Bandung. ________, 2004, Metode Penelitian Bis nis, Alfa Beta, Bandung.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Zulian, Yamit, 2003, Manajemen Pro duksi dan Operasi, Edisi 2. Cetakan 1 Penerbit Ekonisia, Fakultas UII, Yogyakarta.
ISSN 1979-8865
PENGAWASAN DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KELEMBAGAAN MASYARAKAT Sardi Efendi Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana Email:[email protected] Abstract The purpose of this study was to determine whether supervision and incentives can affect the performance of community organizations. The population in the study of 100 people, so that unrestricted random sampling technique was used or the total sampling, ie a total of 100 people as a population entirely taken as a sample. Reality on the ground finally set just 93 respondents, resulting in a decrease of 7%, and the implications of the decline in the percentage of the sample size is still considered to meet the principle representitas research, because below 30 percent. In this study using multiple linear regression analysis. This analysis examines how the influence of variable incentives and job satisfaction variables affect the dependent variable is the performance of employees.The results showed that there is a positive and significant effect of incentives on institutional performance can be explained by the model is 70.7%, there is a positive and significant direct effect on job satisfaction and employee performance can be described in the research model by 63.1%, and incentives sigifikan positive effect on employee job satisfaction can be explained by the model amounted to 49.7%. Keywords: incentives, job satisfaction, and employee performance. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengawasan dan insentif dapat mempengaruhi kinerja kelembagaan masyarakat. Populasi dalam penelitian sebanyak 100 orang, sehingga digunakan teknik unrestricted random sampling atau total sampling, yaitu sejumlah 100 orang sebagai populasi diambil seluruhnya sebagai sampel. Realita di lapangan akhirnya menetapkan hanya 93 responden, sehingga terjadi penurunan sebesar 7%, dan implikasinya penurunan persentase sample size tersebut masih dianggap memenuhi asas representitas penelitian, karena di bawah 30 persen. Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini menguji bagaimana pengaruh variabel insentif dan variabel kepuasan kerja berpengaruh terhadap variabel dependennya yaitu kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Insentif terhadap kinerja kelembagaan dapat dijelaskan oleh model sebesar 70,7%, terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dengan kinerja karyawan dapat dijelaskan dalam model penelitian sebesar
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
63,1%, dan insentif berpengaruh positif dan sigifikan terhadap kepuasan kerja karyawan dapat dijelaskan oleh model sebesar 49,7%. Kata Kunci: Insentif, Kepuasan kerja, dan Kinerja karyawan.
. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keberhasilan
suatu
aktivitas
kelembagaan
itu
telah
kelembagaan atau organisasi tidak
mempunyai modal yang cukup besar
terlepas
dan
dari kualitas SDM
yang
teknologi
modern,
dimilikinya. Hal ini cukup beralasan
bagaimanapun
karena melalui SDM yang berkualitas,
tanpa ditunjang oleh manusia sebagai
keterbatasan sumber daya alam suatu
sumber dayanya maka tujuan suatu
kelembagaan atau organisasi dapat
lembaga tidak akan tercapai, dengan
diatasi melalui pemikiran-pemikiran
demikian maka sumber daya manusia
yang kreatif, inovatif dan efektif,
sangat penting untuk diberikan arahan
sehingga tujuan kelembagaan atau
dan
organisasi yang telah ditetapkan dapat
kelembagaan
tercapai.
manajemen sumber daya manusia pada
Untuk
kesinambungan
suatu
menjamin kelembagaan
atau organisasi didukung oleh kegiatan pendayagunaan
sumber
daya
majunya
sebab
bimbingan
dari
pada
teknologi
manajemen
umumnya
dan
khususnya. Untuk dapat mengikuti segala perkembangan
yang
ada
dan
manusianya yaitu orang-orang yang
tercapainya tujuan suatu lembaga maka
menyediakan tenaga, bakat kreativitas
perlu adanya suatu pengawasan agar
dan semangat bagi perusahaan serta
pegawai mampu bekerja dengan baik,
memegang peranan penting dalam
dan salah satu pengawasan itu adalah
fungsi operasional kelembagaan atau
dengan memenuhi keinginan-keinginan
organisasi.
atau
pegawai antara lain: gaji atau upah
organisasi tidak mungkin terlepas dari
yang baik, pekerjaan yang aman,
tenaga
suasana
kerja
Kelembagaan
manusia,
walaupun
kerja
yang
kondusif,
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
penghargaan terhadap pekerjaan yang
diberikan kepada pegawainya sesuai
dilakukan, pimpinan yang adil dan
dengan kinerja pegawai tersebut. Di
bijaksana, pengarahan dan perintah
samping pemberian gaji perusahaan juga
yang wajar. Organisasi atau tempat
harus
kerja yang dihargai masyarakat atau
kesejahteraan
dengan mengupayakan insentif yang
disebut insentif. Lembaga atau organisasi
besarannya
juga
meyakini bahwa sistem imbalan pada
bersifat progresif yang artinya sesuai
umumnya dan sistem insentif pada
dengan jenjang karir, karena insentif
khususnya
dapat
sangat
produktivitas
dan
proporsional
diperlukan
dan
untuk
memacu
memberikan
fasilitas-fasilitas
pegawai
biasa
meningkatkan semangat
kerja
insentif
perlu
kinerja para pegawai agar selalu berada
pegawai,
pada tingkat tertinggi (optimal) sesuai
ditingkatkan untuk menunjang kinerja
kemampuan masing-masing.
pegawai dalam meningkatkan hasil
Pelaksanaan suatu
pengawasan dalam
maka
yang
produksi.
kelembagaan atau organisasi
Pengawasan
sangat diperlukan
adalah dilakukan seorang pimpinan. Gaya
karena pada dasarnya manusia akan
seorang pemimpin dalam menggerakkan
melakukan tindakan yang negatif bila
dan memotivasi para pegawai akan sangat
dirinya tidak diawasi oleh pimpinan saat
mempengaruhi terhadap kinerja pegawai.
bekerja, seperti menunda waktu, bekerja
Dengan adanya pengawasan
tidak
maka
sepenuh
hati,
melakukan
pegawai merasa mendapat perhatian,
kecurangan-kecurangan, sehingga akan
bimbingan,
petunjuk,
berdampak kepada pencapaian tujuan
pengarahan
dan
pengarahan-
pengawasan
dari
yang tidak efesien dan efektif.
atasannya. Mengingat begitu besarnya
Karyawan pada umumnya akan
peranan pegawai di dalam kegiatan suatu
bersemangat bekerja dengan prestasi yang
kelembagaan atau organisasi, maka para
tinggi apabila kebutuhannya sebagai
pemimpin
yang
makhluk hidup dan makhluk sosial dapat
memikirkan
dengan
bijaksana
harus
cermat
sampai
sejauh mana tingkat balas jasa yang
terpenuhi
secara
tersebut
memiliki
tepat. latar
Kebutuhan belakang,
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
pengalaman-pengalaman,
ISSN 1979-8865
harapan-
manajemen lembaga atau organisasi
harapan, keinginan-keinginan, ambisi-
pada umumnya dan manajemen sumber
ambisi dan susunan psikologis yang
daya manusia pada khususnya.
berbeda-beda
pada
setiap
individu.
Untuk dapat mengikuti segala
Individu-individu tersebut masing-masing
perkembangan
memandang kejadian-kejadian dari sudut
tercapainya tujuan suatu lembaga maka
pandang dan
reaksi mereka sendiri.
perlu adanya suatu motivasi agar
Kegiatan pendayagunaan sumber daya
pegawai mampu bekerja dengan baik,
manusia yang dimiliki orang-orang
dan salah satu motivasi itu adalah
yang
bakat
dengan memenuhi keinginan-keinginan
kreativitas dan semangat bagi lembaga
pegawai antara lain: gaji atau upah
serta memegang peranan penting dalam
yang baik, pekerjaan yang aman,
fungsi
suasana
menyediakan
operasional
tenaga,
lembaga
atau
yang
kerja
yang
ada
dan
kondusif,
organisasi. Selain itu banyak karyawan
penghargaan terhadap pekerjaan yang
yang lebih menyukai bahwa bayaran
dilakukan, pimpinan yang adil dan
mereka dikaitkan dengan prestasi kerja
bijaksana, pengarahan dan perintah
masing-masing.
yang wajar, organisasi atau tempat
Lembaga atau organisasi tidak
kerja yang dihargai masyarakat atau
mungkin terlepas dari tenaga kerja
dengan mengupayakan insentif yang
manusia, walaupun aktivitas lembaga
besarannya
itu telah mempunyai modal yang cukup
bersifat progresif yang artinya sesuai
besar dan teknologi modern, sebab
dengan jenjang karir, karena insentif
bagaimanapun
sangat
majunya
teknologi
proporsional
diperlukan
untuk
dan
juga
memacu
tanpa ditunjang oleh manusia sebagai
kinerja para pegawai agar selalu berada
sumber dayanya maka tujuan lembaga
pada tingkat tertinggi (optimal) sesuai
atau organisasi tidak akan tercapai,
kemampuan masing-masing.
dengan demikian maka sumber daya manusia
sangat
penting
Namun
permasalahan
yang
untuk
terjadi pada Kantor Kelurahan Harapan
diberikan arahan dan bimbingan dari
Mulya Bekasi,. adalah pengawasan
JURNAL PARAMETER
lebih
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
dimaksudkan
ISSN 1979-8865
sebagai,
faktor-faktor yang akan mempengaruhi
“pengawasan yang dilakukan terhadap
kinerja kelembagaan masyarakat, pada
suatu kegiatan sebelum kegiatan itu
RT, RW, dan LMK Di Kelurahan
dilaksanakan, sehingga belum dapat
Harapan Mulya Bekasi. diantaranya
mencegah terjadinya penyimpangan.”
adalah, pengawasan dan pemberian
Lazimnya, pengawasan ini dilakukan
insentiv.
pemerintah menghindari
dengan adanya
maksud
untuk
Dari
penyimpangan
maka
muncullah
pelaksanaan keuangan negara yang
pertanyaan
akan membebankan dan merugikan
yaitu:
negara lebih besar, dalam masalah pemberian
insentif
belum
bisa
1.Apakah
uraian
tersebut, berbagai
yang
mendasar
pengawasan
berpengaruh
kinerja
kelembagaan
terhadap
meningkatkan kinerja kelembagaan,
masyarakat pada RT, RW, dan LMK
masih kurangnya perhatian pimpinan
Di
terhadap pemberian insentif kepada
Bekasi?.
pegawai, masih kurangnya semangat
2. Apakah
kerja pegawai dalam
melaksanakan
Kelurahan
terhadap
Harapan
Mulya
motivasi
berpengaruh
kinerja
kelembagaan
tugas dan tanggung jawab, kinerja
masyarakat
pegawai menurun. Dari kekurangan-
LMK Di Kelurahan Harapan Mulya
kekurangan
perlu
Bekasi?
dilakukan penelitian yang berjudul
3. Apakan
Pengaruh Pengawasan dan Pemberian
terhadap
Insentif terhadap Kinerja Kelembagaan
masyarakat pada RT, RW, dan LMK
Masyarakat pada RT, RW, dan LMK
Di
Di Kel. Harapan Mulya Bekasi
Bekasi?,
tersebut
maka
B. Identifikasi masalah Berdasarkan
pada RT, RW, dan
pimpinan
berpengaruh
kinerja
kelembagaan
Kelurahan
4. Apakah hal-hal
yang
dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas, menunjukkan banyak
berpengaruh
Harapan
pemberian terhadap
Mulya
insentif kinerja
kelembagaan masyarakat pada RT,
JURNAL PARAMETER
RW,
dan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
LMK
Di
Kelurahan.
Harapan Mulya Bekasi?, 5. Apakah
optimalnya
berpengaruh
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
pengawasan
terhadap
kinerja
1. Apakah
dan
LMK
Di
pengawasan
berpengaruh
kelembagaan masyarakat pada RT, RW,
ISSN 1979-8865
terhadap
kinerja
kelembagaan Masyarakat pada
Kelurahan
RT, RW, dan LMK Di Kelurahan
Harapan Mulya Bekasi?,
Harapan Mulya Bekasi?, C. Pembatasan masalah
2. Apakah
pemberian
berpengaruh Bertolak masalah
dari
yang
identifikasi
diuraikan
dengan
terhadap
kinerja
kelembagaan Masyarakat pada
diatas,
RT, RW, dan LMK Di Kelurahan
menunjukan bahwa permasalahan yang berhubungan
insentif
Harapan Mulya Bekasi?,
kinerja
kelembagaan Masyarakat sangat luas,
E. Tujuan Penelitian
rumit dan kompleks sehingga perlu dilakukan pembatasan. Penelitian ini
1.
kelembagaan Masyarakat pada
diduga berpengaruh langsung maupun langsung
terhadap
RT,
variabel
Bekasi?,
yaitu
dan
2.
Harapan
Mengetahui
Mulya
Pengaruh
kinerja D. Perumusan Masalah pembatasan
Di
Pemberian Insentif Terhadap
Pengawasan dan Pemberian Insentiv.
Dari
LMK
Bekasi?,
RT , RW, dan LMK Di Kelurahan. Mulya
RW,
Kelurahan
Kinerja Kelembagaan Masyarakat pada
Harapan
Pengaruh
Pengawasan Terhadap Kinerja
dibatasi hanya meneliti variabel yang
tidak
Mengetahui
kelembagaan
Masyarakat pada RT, RW, dan LMK Di Kelurahan Harapan
masalah
tersebut di atas, maka masalah yang akan dikaji dan dianalisis dalam
Mulya Bekasi?, 3.
Mengetahui efektifitas
bagaimana dan
optimaisasi
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
peraturan yang ada dan dapat
rangka Revisi Peraturan Gubernur
dipahami
No
dan
dilaksanakan
secara kelembagaan masyarakat
36
tahun
2001
tentang
Pedoman Rukun Tetangga dan rukun Warga di Prov. DKI jakarta,
F. . Kegunaan Penelitian 1.
Hasil
sebagai
penelitian
diharapkan
dapat
sumbangan
pemikiran
ini
memberi bagi
institusi atau lembaga pendidikan tinggi untuk dapat mewujudkan harapan
yang
diinginkan
masyarakat
dalam
memberikan
pelayanan yang bermutu. Adapun manfaat
secara
teoretis,
dapat
menambah
khasanah
ilmu
pengetahuan
di
ilmu
bidang
manajemen kelurahan
kelembagaan tetutama
mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kelembagaan masyarakat pada RT, RW, dan LMK Di Kelurahan Harapan Mulya Bekasi, secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, secara praktis penelitian
ini
diharapkan
bermanfaat bagi, sebagai bahan evaluasi para Aparatur pelaksana dilapangan dan bagi Pemprov DKI Jakarta sebagai masukan dalam
masukan
dalam
merencanakan kegiatannya sekaligus
kegiatanuntuk
dapat
kinerja
memberikan
pengawasan tepat sasaran yang sesuai
dengan
perkembangan
teknologi dan tuntutan kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan
yang akan
datang.
Bagi
peneliti, dapat dijadikan sebagai informasi terhadap penelitian yang relevan. 2. LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Kinerja Kata “kinerja” belakangan ini menjadi topik yang hangat di kalangan pengusaha dan kalangan administrator. Kinerja seakan menjadi sosok yang bernilai dan telah dijadikan tujuan pokok pada organisasi/badan usaha, selain profit. Karena dengan laba saja tidak cukup apabila tidak dibarengi dengan efektivitas dan efisiensi. Kinerja
bagian
produktivitas
kerja, produktivitas berasal dari kata
JURNAL PARAMETER
”Produktif”
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
artinya
sesuatu
mengandung potensi sehingga
untuk
produktivitas
ISSN 1979-8865
yang
menurut August W. Smith yang dikutip
digali,
dalam buku Sedarmayanti (2001: 50)
dapatlah
mengemukakan: “Performance atau
dikatakan sesuatu proses kegiatan yang
kinerja adalah
output
drive from
terstruktur guna menggali potensi yang
processes, human or otherwise, jadi
ada dalam sebuah komoditi atau objek.
dikatakannya
Filosofi produktivitas sebenarnya dapat
merupakan hasil atau keluaran dari
mengandung arti keinginan dan usaha
suatu proses”. Sedangkan menurut
dari setiap manusia (individu maupun
Bernardin dan Russsell yang dikutip
kelompok) untuk selalu meningkatkan
oleh Ambar Teguh Sulistiyani dan
mutu kehidupan dan penghidupannya.
Rosidah (2003: 224) bahwa kinerja
bahwa
kinerja
Untuk lebih jelasnya berikut ini
adalah: “Kinerja merupakan catatan
akan dijabarkan beberapa pengertian
outcome yang dihasilkan dari fungsi
mengenai kinerja menurut beberapa
pegawai tertentu atau kegiatan yang
ahli.
dilakukan Menurut
Anwar
Prabu
selama
periode
waktu
tertentu. Sedang kinerja suatu jabatan
Mangkunegara (2001: 67) kinerja itu
secara
dapat didefinisikan sebagai: “Hasil
jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi
kerja secara kualitas dan kuantitas yang
pegawai atau kegiatan yang dilakukan.
dicapai oleh seseorang pegawai dalam
Pengertian
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
bermaksud
tanggung
individu
jawab
yang
diberikan
keseluruhan
sama
kinerja
di
menilai tetapi
dengan
sini
tidak
karakteristik
mengacu
pada
kepadanya.”
serangkaian
Menurut Malayu S.P Hasibuan (2002:
selama
94), pengertian kinerja itu adalah:
Menurut beberapa pengertian di atas
“Pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran
penulis dapat menyimpulkan bahwa
untuk
barang-barang
kinerja mempunyai hubungan erat
atau jasa-jasa dengan memperoleh
dengan masalah produktivitas karena
imbalan prestasi tertentu.” Sedangkan
merupakan
menghasilkan
hasil
periode
yang
diperoleh
waktu
tertentu”.
indikator
dalam
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
menentukan bagaimana usaha untuk
mengatakan
mencapai tingkat produktivitas yang
kelembagaan dapat digunakan sebagai
tinggi dalam suatu perusahaan/instansi.
ukuran keberhasilan suatu lembaga
Sehubungan dengan hal tersebut maka
dalam kurun waktu tertentu dan dapat
upaya untuk mengadakan penilaian
di jadikan input bagi perbaikan dan
terhadap kinerja di suatu organisasi
peningkatan kinerja kelembagaan. Lain
merupakan hal yang sangat penting.
halnya
Berbicara tentang kinerja personil, erat
mengusulkan tiga konsep yang bisa di
kaitannya dengan cara mengadakan
pergunakan untuk mengukur kinerja
penilaian terhadap pekerjaan seseorang
birokrasi publik, yaitu responsivenes,
sehingga
responsibility dan accountability.
perlu
ditetapkan
standar
bahwa
Levine
kinerja
dkk
(2007)
kinerja atau standard performance.
Berdasarkan pendapat para ahli
Ungkapan tersebut menyatakan bahwa
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
standar kinerja perlu dirumuskan guna
untuk terciptanya kinerja kelembagaan
dijadikan
yang
tolak
ukur
dalam
efektif
agar
tercipta
suatu
mengadakan perbandingan antara apa
keadaan untuk mempercepat proses
yang telah dilakukan dengan apa yang
kerja yang cepat maka dibutuhkan
diharapkan,
struktur
kaitannya
dengan
organisasi
yang
bisa
pekerjaan atau jabatan yang telah
memenuhi kebutuhan publik dalam era
dipercayakan
otonomi saat ini.
kepada
seseorang.
Standar termaksud dapat pula dijadikan
2.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi
sebagai ukuran dalam mengadakan
Kinerja
pertanggung jawaban terhadap apa
Banyak faktor yang dapat berperan
yang telah dilakukan. Whittaker (2006)
menciptakan
mengatakan bahwa kinerja merupakan
diantaranya
suatu
organisasi,
alat
manajemen
untuk
kinerja
kelembagaan,
visi-misi, prosedur
kerja,
sistem
kerja
sama,
meningkatkan kualitas pengambilan
intensif,
keputusan
akuntabilitas.
kepemimpinan dan lain lain. Menurut
Sedangkan Donal dan Lawton (2005)
Daha (2009), faktor yang ikut berperan
dan
disiplin,
struktur
JURNAL PARAMETER
untuk
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
mempengaruhi
keberhasilan
menurut
ISSN 1979-8865
Komaruddin
“Pengawasan
kinerja pelayanan publik yang sangat
adalah
dominan adalah faktor kepemimpinan,
perbandingan antara pelaksana aktual
sistem intensif dan kerjasama.
rencana,
Pengawasan
perbaikan terhadap penyimpangan dan
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan
ukuran
pengambilan
tindakan
dan
awal
Unk
dengan
langkah
rencana yang berarti”. Pengawasan
dan
adalah suatu upaya yang sistematik
dapat
untuk menetapkan kinerja standar pada
mendukung pencapaian hasil yang
perencanaan untuk merancang sistem
diharapkan sesuai dengan kinerja yang
umpan
telah ditetapkan tersebut. Controlling is
membandingkan kinerja aktual dengan
the process of measuring performance
standar yang telah ditentukan, untuk
and taking action to ensure desired
menetapkan apakah telah terjadi suatu
results. Pengawasan adalah proses
penyimpangan tersebut, serta untuk
untuk
segala
mengambil tindakan perbaikan yang
aktifitas yang terlaksana sesuai dengan
diperlukan untuk menjamin bahwa
apa yang telah direncanakan . The
semua sumber daya perusahaan atau
process
actual
pemerintahan telah digunakan seefektif
planned
dan seefisien mungkin guna mencapai
Winardi
tujuan perusahaan atau pemerintahan.
“Pengawasan adalah semua aktivitas
Dari beberapa pendapat tersebut diatas
yang dilaksanakan oleh pihak manajer
dapat
dalam upaya memastikan bahwa hasil
pengawasan merupakan hal penting
aktual
yang
dalam menjalankan suatu perencanaan.
menurut
Dengan adanya pengawasan maka
Basu Swasta “Pengawasan merupakan
perencanaan yang diharapkan oleh
fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-
manajemen
kegiatan
hasil
berjalan dengan baik. Pengawasan
seperti yang diinginkan”. Sedangkan
pada dasarnya diarahkan sepenuhnya
memastikan
of
activities
kinerja
berhubungan
yang
bahwa
ensuring conform
activities.
that the
Menurut
sesuai
direncanakan”.
dapat
dengan
hasil
Sedangkan
memberikan
balik
ditarik
informasi,
kesimpulan
dapat
terpenuhi
untuk
bahwa
dan
JURNAL PARAMETER
untuk
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
menghindari
kemungkinan
adanya
penyelewengan
atau
ISSN 1979-8865
pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi
yang
diperiksa
untuk
penyimpangan atas tujuan yang akan
menjamin agar seluruh pekerjaan yang
dicapai.
pengawasan
sedang dilaksanakan sesuai dengan
membantu
rencana dan peraturan.” atau “suatu
melaksanakan kebijakan yang telah
usaha agar suatu pekerjaan dapat
ditetapkan untuk mencapai tujuan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana
telah direncanakan secara efektif dan
yang telah ditentukan, dan dengan
efisien. Bahkan, melalui pengawasan
adanya
tercipta suatu aktivitas yang berkaitan
memperkecil
erat dengan penentuan atau evaluasi
sedangkan hambatan yang telah terjadi
mengenai
dapat segera diketahui yang kemudian
melalui
diharapkan
dapat
sejauhmana
pelaksanaan
pengawasan timbulnya
dapat hambatan,
kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan
dapat
juga dapat mendeteksi sejauhmana
perbaikannya.” Sementara itu, dari segi
kebijakan pimpinan dijalankan dan
hukum
sampai
penyimpangan
pengawasan dimaknai sebagai “proses
yang terjadi dalam pelaksanaan kerja
kegiatan yang membandingkan apa
tersebut. Konsep pengawasan demikian
yang dijalankan, dilaksanakan, atau
sebenarnya menunjukkan pengawasan
diselenggarakan itu dengan apa yang
merupakan
bagian
dikehendaki,
manajemen,
di
sejauhmana
dari
fungsi
dilakukan
tindakan
administrasi
negara,
direncanakan,
atau
pengawasan
diperintahkan.” Hasil pengawasan ini
dianggap sebagai bentuk pemeriksaan
harus dapat menunjukkan sampai di
atau pengontrolan dari pihak yang
mana
lebih atas kepada pihak di bawahnya.”
ketidakcocokan
Dalam ilmu manajemen, pengawasan
penyebab
ditempatkan sebagai tahapan terakhir
muncul. Dalam konteks membangun
dari fungsi manajemen. Dari segi
manajemen pemerintahan publik yang
manajerial, pengawasan mengandung
bercirikan good governance (tata kelola
makna pula sebagai: “pengamatan atas
pemerintahan yang baik), pengawasan
mana
terdapat
kecocokan dan
dan
menemukan
ketidakcocokan
yang
JURNAL PARAMETER
merupakan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
aspek
penting
ISSN 1979-8865
untuk
dan Ekstern Pengawasan intern adalah
menjaga fungsi pemerintahan berjalan
pengawasan yang dilakukan oleh orang
sebagaimana mestinya. Dalam konteks
atau
ini,
lingkungan
pengawasan
menjadi
sama
badan
yang unit
ada
di
dalam
organisasi
yang
pentingnya dengan penerapan good
bersangkutan.”
governance
bentuk ini dapat dilakukan dengan cara
itu
sendiri.
Dalam
Pengawasan
kaitannya dengan akuntabilitas publik,
pengawasan
pengawasan merupakan salah satu cara
pengawasan melekat (built in control)
untuk
atau
membangun
dan
menjaga
atasan
dalam
pengawasan
langsung
yang
atau
dilakukan
legitimasi warga masyarakat terhadap
secara rutin oleh inspektorat jenderal
kinerja
pada
pemerintahan
dengan
setiap kementerian
dan
menciptakan suatu sistem pengawasan
inspektorat wilayah untuk setiap daerah
yang efektif, baik pengawasan intern
yang
(internal control) maupun pengawasan
menempatkannya
ekstern (external control). Di samping
pengawasan
mendorong
pengawasan
Negeri. Pengawasan ekstern adalah
masyarakat (social control). Sasaran
pemeriksaan yang dilakukan oleh unit
pengawasan
yang
pengawasan yang berada di luar unit
menyatakan terjadinya penyimpangan
organisasi yang diawasi. Dalam hal ini
atas rencana atau target. Sementara itu,
di Indonesia adalah Badan Pemeriksa
tindakan yang dapat dilakukan adalah:
Keuangan (BPK), yang merupakan
a. mengarahkan
atau
lembaga tinggi negara yang terlepas
perbaikan;
dari pengaruh kekuasaan manapun.
b. menyarankan agar ditekan adanya
Dalam menjalankan tugasnya, BPK
pemborosan;
tidak
adanya
adalah
merekomendasikan
temuan
c. mengoptimalkan
ada
di
Indonesia, di
Kementerian
mengabaikan
hasil
dengan bawah Dalam
laporan
pekerjaan untuk mencapai sasaran
pemeriksaan aparat pengawasan intern
rencana. Pada dasarnya ada beberapa
pemerintah,
jenis
dapat
sepantasnya di antara keduanya perlu
dilakukan, yaitu: 1. Pengawasan Intern
terwujud harmonisasi dalam proses
pengawasan
yang
sehingga
sudah
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
pengawasan keuangan negara. Proses
suatu kegiatan setelah kegiatan itu
harmonisasi
tidak
dilakukan.” Pengawasan model ini
mengurangi independensi BPK untuk
lazimnya dilakukan pada akhir tahun
tidak memihak dan menilai secara
anggaran, di mana anggaran yang telah
obyektif
ditentukan
kemudian
Pengawasan Preventif dan Represif
laporannya.
Setelah
Pengawasan
lebih
pemeriksaan dan pengawasannya untuk
“pengawasan
mengetahui kemungkinan terjadinya
demikian
aktivitas
pemerintah.
preventif
dimaksudkan sebagai,
disampaikan itu,
yang dilakukan terhadap suatu kegiatan
penyimpangan.
sebelum kegiatan itu dilaksanakan,
Aktif dan Pasif Pengawasan dekat
sehingga dapat mencegah terjadinya
(aktif)
penyimpangan.”
Lazimnya,
“pengawasan yang dilaksanakan di
pengawasan ini dilakukan pemerintah
tempat kegiatan yang bersangkutan.”
dengan maksud untuk menghindari
Hal ini berbeda dengan pengawasan
adanya
jauh
penyimpangan
keuangan
negara
pelaksanaan yang
akan
3.
dilakukan
dilakukan
(pasif)
Pengawasan
sebagai
yang
bentuk
melakukan
pengawasan melalui “penelitian dan
membebankan dan merugikan negara
pengujian
lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini
pertanggung jawaban yang disertai
juga
sistem
dengan bukti-bukti penerimaan dan
pelaksanaan anggaran dapat berjalan
pengeluaran.” Di sisi lain, pengawasan
sebagaimana
yang
dikehendaki.
berdasarkan pemeriksaan kebenaran
Pengawasan
preventif
akan
lebih
formil menurut hak (rechmatigheid)
bermanfaat
dan
bermakna
jika
dimaksudkan
dilakukan
oleh
sehingga kemungkinan
agar
atasan
langsung,
adalah
terhadap
surat-surat
“pemeriksaan
pengeluaran
apakah
terhadap
telah
sesuai
penyimpangan
yang
dengan peraturan, tidak kadaluarsa, dan
dilakukan
akan
hak
itu
terbukti
kebenarannya.” berdasarkan
terdeteksi lebih awal. Di sisi lain,
Sementara,
hak
pengawasan
pemeriksaan
kebenaran
represif
adalah
“pengawasan yang dilakukan terhadap
materil
mengenai maksud tujuan pengeluaran
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
(doelmatigheid) adalah “pemeriksaan
dengan kemampuan yang optimal,
terhadap pengeluaran apakah telah
yang dimaksudkan sebagai pendapatan
memenuhi
ekstra di luar gaji atau upah yang telah
prinsip
ekonomi,
yaitu
pengeluaran tersebut diperlukan dan
ditentukan.
beban biaya yang serendah mungkin.”
dimaksudkan agar dapat memenuhi
4. Pengawasan
formil
kebutuhan para pegawai dan keluarga
menurut hak (rechtimatigheid) dan
mereka. Istilah sistem insentif pada
pemeriksaan
umumnya
kebenaran
kebenaran
materiil
Pemberian
insentif
digunakan
untuk
mengenai maksud tujuan pengeluaran
menggambarkan
rencana-rencana
(doelmatigheid).
pembayaran
yang
dengan
Dalam
kaitannya
penyelenggaraan
pengawasan
ditujukan
menghindari
terjadinya
penyelewengan,
dan
negara, untuk “korupsi,
pemborosan
upah
dikaitkan
secara langsung atau tidak langsung dengan
berbagai
pegawai
standar
atau
kinerja
profitabilitas
organisasi.Kompensasi
dan
insentif
anggaran negara yang tertuju pada
mempunyai hubungan yang sangat
aparatur atau pegawai negeri.” Dengan
erat, di mana insentif merupakan
dijalankannya
komponen
pengawasan
tersebut
pengelolaan
dan
diharapkan
dari
kompensasi
dan
keduanya sangat menentukan dalam
pertanggung jawaban anggaran dan
pencapaian
kebijakan
berjalan
organisasi secara keseluruhan. Insentif
sebagaimana direncanakan. Menurut
dapat dirumuskan sebagai balas jasa
Hasibuan ( 1995, hal.216 ) : “Pengawasan
yang memadai kepada pegawai yang
efektif merangsang moral kerja pegawai,
prestasinya melebihi standar yang telah
karena
mendapat
ditetapkan. Insentif merupakan suatu
petunjuk,
faktor pendorong bagi pegawai untuk
pengarahan-pengarahan dan pengawasan
bekerja lebih baik agar kinerja pegawai
dari atasannya.” Pengertian Insentif
dapat meningkat. Untuk memperoleh
Insentif sebagai sarana motivasi yang
pengertian yang lebih jelas tentang
mendorong para pegawai untuk bekerja
insentif, di bawah ini ada beberapa ahli
perhatian,
negara
pegawai
dapat
merasa
bimbingan,
tujuan
dan
sasaran
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
manajemen mengemukakan pengertian
kerja”. Menurut T. Hani Handoko
mengenai insentif. Menurut Malayu
(2002: 176), mengemukakan bahwa:
S.P
“Insentif
Hasibuan
mengemukakan
(2001:
117), “Insentif
bahwa:
adalah
ditawarkan
perangsang
kepada
para
yang
karyawan
adalah tambahan balas jasa yang
untuk melaksanakan kerja sesuai atau
diberikan kepada karyawan tertentu
lebih tinggi dari standar-standar yang
yang
telah
prestasinya
di
atas
prestasi
ditetapkan”.
Jadi
menurut
standar. Insentif ini merupakan alat
pendapat-pendapat para ahli di atas
yang dipergunakan pendukung prinsip
dapat
adil dalam pemberian kompensasi”.
insentif
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara
seseorang agar mau bekerja dengan
(2002: 89), mengemukakan bahwa:
baik dan agar lebih dapat mencapai
“Insentif adalah suatu bentuk motivasi
tingkat
yang dinyatakan dalam bentuk uang
sehingga dapat membangkitkan gairah
atas dasar kinerja yang tinggi dan juga
kerja dan motivasi seorang pegawai,
merupakan rasa pengakuan dari pihak
jadi seseorang mau bekerja dengan
organisasi terhadap kinerja karyawan
baik apabila dalam dirinya terdapat
dan kontribusi terhadap organisasi
motivasi, yang menjadi masalah adalah
simpulkan,
adalah
kinerja
dorongan
yang
lebih
bahwa pada
tinggi
menurut
bagaimana pula menciptakan gairah
Mutiara S. Pangabean (2002: 77),
kerja dan motivasinya, sebab walaupun
“Insentif
motivasi sudah terbentuk apabila tidak
merupakan imbalan langsung yang
disertai dengan gairah kerjanya maka
dibayarkan kepada karyawan karena
tetap saja pegawai tersebut tidak akan
prestasi
bisa bekerja sesuai yang diharapkan. Di
(perusahaan).”
mengemukakan
Sedangkan
penulis
bahwa:
melebihi
standar
yang
ditentukan. Dengan mengasumsikan
mana
bahwa
insentif menguntungkan kedua belah
uang
dapat
mendorong
pada
prinsipnya
Perusahaan
pemberian
karyawan bekerja lebih giat lagi, maka
pihak.
mengharapkan
mereka yang produktif lebih menyukai
adanya kekuatan atau semangat yang
gajinya dibayarkan berdasarkan hasil
timbul dalam diri penerima insentif
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
yang mendorong mereka untuk bekerja
oleh pegawai dan oleh perusahaan
dengan lebih baik dalam arti lebih
tersebut dapat dijadikan kontribusi
produktif agar tujuan
yang baik untuk dapat menambah
yang ingin
dicapai oleh perusahaan/instansi dapat
gairah
terpenuhi sedangkan bagi pegawai
bersangkutan. Menurut ahli manajemen
sebagai
pemuas
sumber daya manusia Sondang P.
Pemberian Insentif
Siagian (2002: 268), jenis-jenis insentif
adalah semua pendapatan atau balas
tersebut adalah: 1. Piece work Piece
jasa yang berbentuk uang atau berupa
work adalah teknik yang digunakan
barang langsung atau tidak langsung
untuk
yang diterima pegawai sebagai imbalan
pegawai berdasarkan hasil pekerjaan
atas
kepada
pegawai yang dinyatakan dalam jumlah
lembaga atau organisasi. Di mana
unit produksi. Bonus Bonus adalah
insentif yang diberikan lembaga atau
Insentif
organisasi adalah sebagai salah satu
pegawai
usaha
sedemikian
salah
kebutuhannya
jasa
yang
yang
meningkatkan
satu
alat
diberikan
dilakukan kinerja
untuk
kerja
bagi
pegawai
mendorong
yang
yang
kinerja
kerja
diberikan
kepada
mampu
bekerja
sehingga
tingkat
yang rupa
pegawai.
produksi yang baku terlampaui. Komisi
yang tepat di
Komisi adalah bonus yang diterima
samping untuk meningkatkan kinerja
karena berhasil melaksanakan tugas
pegawai,
dan sering diterapkan oleh tenaga-
Pemberian insentif
dimaksudkan
pula untuk
membuat pegawai memiliki kesetiaan
tenaga
bekerja di lembaga atau organisasi dan
eksekutif Insentif bagi eksekutif ini
dapat menstabilkan perputaran tenaga
adalah insentif yang diberikan kepada
kerja khususnya di Kantor Kelurahan
pegawai
Kartini Jakarta Pusat.
pegawai yang memiliki kedudukan
2.2.1 Jenis-jenis Insentif
tinggi
Jenis-jenis insentif dalam suatu
misalnya
penjualan.
Insentif
khususnya
dalam untuk
suatu
manajer
bagi
atau
perusahaan,
membayar
cicilan
perusahaan/instansi, harus dituangkan
rumah, kendaraan bermotor atau biaya
secara jelas sehingga apat diketahui
pendidikan anak. Kurva “kematangan”
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Adalah diberikan kepada tenaga kerja
terus menjaga dan meningkatkan hasil
yang karena masa kerja dan golongan
kerjanya
pangkat serta gaji tidak bisa mencapai
meningkatkan keuntungan itu sendiri
pangkat dan penghasilan yang lebih
dalam mencapai tujuan dan sasaran
tinggi lagi, misalnya dalam bentuk
yang ditetapkan, sehingga instansi dan
penelitian ilmiah atau dalam bentuk
pegawai diharapkan lebih solid dalam
beban mengajar yang lebih besar dan
membangun
sebagainya.
kemajuan perusahaan/instansi. 2.2.2
Rencana
insentif
kelompok
ada
akhirnya
akan
kebersamaan
menuju
Tujuan Pemberian Insentif
Rencana insentif kelompok adalah
Tujuan
pemberian
insentif
kenyataan
bahwa
dalam
banyak
adalah untuk memenuhi kepentingan
organisasi,
kinerja
bukan
karena
berbagai pihak, yaitu:
keberhasilan
individual
melainkan
karena keberhasilan kelompok kerja
1. Bagi perusahaan: a) Mempertahankan tenaga kerja yang
yang mampu bekerja sebagai suatu tim.
terampil
Berdasarkan pengertian di atas, maka
loyalitasnya
penulis dapat menyimpulkan bahwa
perusahaan.
jenis-jenis insentif adalah: a. Insentif
dan
cakap tinggi
agar terhadap
b) Mempertahankan dan meningkatkan
material Dapat diberikan dalam bentuk:
moral
1) Bonus 2) Komisi 3) Pembagian laba
ditunjukkan
4) Kompensasi yang ditangguhkan 5)
tingkat perputaran tenaga kerja dan
Bantuan hari tua. b. Insentif non-ma
absensi.
material Dapat diberikan dalam bentuk:
c)
kerja
pegawai akan
Meningkatkan
menurunnya
produktivitas
1) Jaminan social 2) Pemberian piagam
perusahaan
penghargaan 3) Pemberian promosi 4)
produksi bertambah untuk setiap
Pemberian pujian lisan atau tulisan.
unit
Jelas bahwa insentif yang memadai
penjualan yang meningkat.
akan mendorong semangat dan gairah kerja pegawai, sehingga pegawai akan
per
2. Bagi pegawai:
yang
yang
satuan
berarti
waktu
hasil
dan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
a) Meningkatkan standar kehidupannya
b)
ISSN 1979-8865
semangat yang lebih besar untuk
dengan diterimanya pembayaran
berprestasi bagi peningkatan kinerja.
di luar gaji pokok.
2.2.3. Sistem Pelaksanaan Pemberian
Meningkatkan semangat kerja
Insentif
pegawai sehingga mendorong
Pedoman penyusunan rencana
mereka untuk berprestasi lebih
insentif oleh Gary Dessler dalam
baik.
bukunya
Setiap orang apabila ditawarkan
yang
diterjemahkan
oleh
Agus Dharma dapat juga dijadikan
suatu ganjaran yang memberikan hasil
bahan acuan, antara lain:
yang
a. Pastikan bahwa usaha dan imbalan
cukup
menguntungkan
bagi
mereka, maka ia akan termotivasi
langsung
untuk memperolehnya. Alat motivasi
memotivasi pegawai jika mereka
yang
melihat adanya kaitan antara upaya
kuat
itu
adalah
dengan
memberikan „insentif”. Pemberian
insentif
yang terutama
terkait
mereka
Insentif
lakukan
dapat
dengan
pendapatan yang disediakan, oleh
insentif material dimaksudkan agar
karena
kebutuhan materi pegawai terpenuhi,
hendaklah menyediakan ganjaran
dengan terpenuhinya kebutuhan materi
kepada pegawai dalam proporsi
itu diharapkan pegawai dapat bekerja
yang sesuai dengan peningkatan
lebih baik, cepat dan sesuai dengan
kinerja
standar perusahaan sehingga output
berpandangan bahwa mereka dapat
yang
meningkat
melakukan tugas yang diperlukan
daripada input dan akhirnya kinerja
sehingga standar yang ditetapkan
pegawai dapat meningkat.
dapat tercapai.
dihasilkan
Jadi
dapat
pemberian
insentif
b.
itu
program
mereka.
Buatlah
insentif
Pegawai
rencana
yang
harus
dapat
merupakan sarana motivasi yang dapat
dipahami dan mudah di kalkulasi
merangsang
oleh pegawai
ataupun
mendorong
pegawai agar dalam diri mereka timbul
Para dapat
pegawai mudah
diharapkan menghitung
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
pendapatan yang bakal diterima
itu penting bagi pihak manajemen
dalam berbagai level upaya dengan
untuk memandang standar sebagai
melihat kaitan antara upaya dengan
suatu kontrak dengan pegawai anda
pendapatan.
begitu rencana itu operasional.
Oleh
karena
itu
program tersebut sebaiknya dapat
e. Jaminlah suatu tarif pokok per jam
dimengerti dan mudah di kalkulasi.
Terutama bagi pegawai pabrik,
c. Tetapkanlah standar yang efektif
pihak perusahaan disarankan untuk
Standar yang mendasari pemberian
menjamin adanya upah pokok bagi
insentif ini sebaiknya efektif, di
pegawai, baik dalam per jam, hari,
mana standar dipandang sebagai hal
bulan dan sebagainya agar mereka
yang wajar oleh pegawai. Standar
tahu bahwa apapun yang terjadi
sebaiknya ditetapkan cukup masuk
mereka akan memperoleh suatu
akal,
upah minimum yang terjamin.
sehingga
dalam
upaya
mencapainya terdapat kesempatan
Jika
suatu
insentif
yang
berhasil 50-50 dan tujuan yang akan
diinginkan berjalan dengan efektif
dicapai hendaknya spesifik, artinya
maka harus memenuhi kondisi-
tujuan secara terperinci dan dapat
kondisi sebagai berikut:
diukur karena hak ini dipandang lebih efektif.
individu
terhadap pekerjaan lainnya.
Dewasa ini, para pegawai sering bahwa
upaya
melampaui
standar
mengakibatkan
makin
standar
Pekerjaan-pekerjaan
mestilah tidak begitu tergantung
d. Jaminlah standar anda
curiga
a.
untuk
b. Basis yang kompetitif dan memadai
yang
terhadap
akan
tunjangan dasar pada puncak di
tingginya
mana insentif dapat menghasilkan
melindungi
gaji
dan
tunjangan-
pendapatan variabel.
kepentingan jangka panjang, maka
c. Dampak signifikan individu atau
mereka tidak berprestasi di atas
kelompok atas kinerja hasil-hasil
standar
yang penting.
sehingga
mengakibatkan
program insentif gagal. Oleh karena
d. Hasil-hasil yang dapat diukur.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
e. Standar produksi terhadap mana program
insentif
ISSN 1979-8865
waktu kerja pegawai. Cara ini dapat
didasarkan
diterapkan apabila hasil kerja diukur
haruslah disusun dan dipelihara
secara kuantitatif, memang dapat
secara cermat.
dikatakan bahwa dengan cara ini
f. Begitu standar produksi selesai
dapat mendorong pegawai yang
disusun, standar tersebut haruslah
kurang produktif menjadi lebih
dikaitkan terhadap tingkat gaji.
produktif dalam bekerjanya. Di
g. Rentang waktu yang masuk akal.
samping
itu
juga
h. Komitmen manajemen terhadap
menguntungkan bagi pegawai yang
program-program adalah vital bagi
dapat
kesuksesannya.
berkemampuan tinggi. Sebaliknya
i. Iklim organisasional yang sehat dan
sangat
bekerja
sangat
tidak
cepat
dan
favourable
bagi
positif di mana perjuangan terhadap
pegawai yang bekerja lamban atau
keunggulan individu dan kelompok
pegawai yang sudah berusia agak
didorong.
lanjut. 2. Lama Kerja
2.2.4
Indikator-indikator
Pemberian
Insentif Beberapa cara perhitungan atau pertimbangan
dasar
penyusunan
insentif antara lain sebagai berikut: 1. Kinerja Sistem insentif dengan cara ini langsung
mengkaitkan
besarnya
insentif dengan kinerja yang telah ditunjukkan oleh pegawai bersangkutan.
Berarti
yang
besarnya
insentif tergantung pada banyak sedikitnya hasil yang dicapai dalam
Besarnya insentif ditentukan atas dasar
lamanya
pegawai
melaksanakan atau menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Cara
perhitungannya dapat menggunakan per jam, per hari, per minggu ataupun per bulan. Umumnya cara yang
diterapkan
apabila
ada
kesulitan dalam menerapkan cara pemberian
insentif
berdasarkan
kinerja. Memang ada kelemahan dan kelebihan dengan cara ini, antara lain sebagai berikut:
JURNAL PARAMETER
a.
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Kelemahan
Sistem
Terlihatnya adanya kelemahan cara ini sebagai berikut:
didasarkan pada masa kerja atau pegawai
yang
dalam
suatu
bersangkutan
organisasi. Dasar pemikirannya
sesungguhnya
adalah
Tidak
mampu
membedakan
pengalaman
dan
senior,
menunjukkan adanya kesetiaan yang tinggi dari pegawai yang
kemampuan
bersangkutan pada organisasi di mana mereka bekerja. Semakin
Membutuhkan yang
pegawai
usia,
pegawai.
ketat
pengawasan
agar
pegawai
sungguh-sungguh bekerja. 4)
ini
semangat kerja pegawai yang
berproduksi lebih dari rata-rata.
3)
insentif
senioritas
1) Mengakibatkan mengendornya
2)
ISSN 1979-8865
Kurang
mengakui
adanya
kinerja pegawai.
senior seorang pegawai semakin tinggi
loyalitasnya
pada
organisasi, dan semakin mantap dan tenangnya dalam organisasi. Kelemahan yang menonjol dari
b. Kelebihan
cara ini adalah belum tentu
Di samping kelemahan tersebut
mereka yang senior ini memiliki
di atas, dapat dikemukakan kelebihan-
kemampuan yang tinggi atau
kelebihan cara ini sebagai berikut:
menonjol,
sehingga
mungkin
1) Dapat mencegah hal-hal yang
sekali pegawai muda (junior)
tidak atau kurang diinginkan
yang menonjol kemampuannya
seperti: pilih kasih, diskiminasi
akan dipimpin oleh pegawai
maupun kompetisi yang kurang
senior, tetapi tidak menonjol
sehat.
kemampuannya. Mereka menjadi
2) Menjamin kepastian penerimaan
pimpinan
insentif secara periodik
kemampuannya
3)
Tidak
memandang
rendah
bukan tetapi
karena karena
masa kerjanya. Dalam situasi
pegawai yang cukup lanjut usia.
demikian dapat timbul di mana
3. Senioritas
para pegawai junior yang energik
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
dan mampu tersebut keluar dari
oleh suatu jabatan. Input dari
perusahaan/instansi.
suatu jabatan ditunjukkan oleh
4. Kebutuhan
spesifikasi yang harus dipenuhi
Cara
ini
menunjukkan
oleh
orang
yang
memangku
bahwa insentif pada pegawai
jabatan tersebut. Oleh karena itu
didasarkan pada tingkat urgensi
semakin tinggi pula output yang
kebutuhan hidup yang layak dari
diharapkan.
pegawai. Ini berarti insentif yang
ditunjukkan oleh insentif yang
diberikan adalah wajar apabila
diterima
dapat
bersangkutan,
dipergunakan
untuk
Output
para
ini
pegawai di
yang
mana
memenuhi sebagian kebutuhan
dalamnya
pokok, tidak berlebihan namun
keadilan
tidak berkekurangan. Hal seperti
diperhatikan sekali oleh setiap
ini
pegawai
pegawai
dalam
tersebut.
memungkinkan
untuk
dapat
bertahan
perusahaan/instansi.
yang
rasa sangat
penerima
insentif
masalah
keadilan
b. Kelayakan
5. Keadilan dan Kelayakan
Disamping
a. Keadilan
dalam
Dalam
terkandung
di
sistem
insentif
pemberian
insentif
tersebut perlu pula diperhatikan
bukanlah harus sama rata tanpa
masalah
pandang bulu, tetapi harus terkait
pengertiannya
pada adanya hubungan antara
besarnya
pengorbanan
perusahaan lain yang bergerak
(output),
makin
pengorbanan insentif
(input)
semakin
yang
dengan tinggi
dalam
tinggi
Apabila
diharapkan,
kelayakan.
membandingkan
insentif
bidang
Layak
usaha
insentif
dengan
sejenis. didalam
perusahaan yang bersangkutan
sehingga oleh karenanya yang
lebih
harus
dengan perusahaan lain, maka
dinilai
adalah
pengorbanannya yang diperlukan
rendah
perusahaan/instansi
dibandingkan
akan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
mendapat kendala yakni berupa
membandingkan nilai suatu jabatan
menurunnya
tertentu dengan nilai jabatan-jabatan
yang
kinerja
dapat
pegawai dari
lain dalam suatu organisasi. Ini
akibat
berarti pula penentuan nilai relatif
ketidakpuasan pegawai mengenai
atau harga dari suatu jabatan guna
insentif tersebut.
menyusun
berbagai
diketahui bentuk
6. Evaluasi Jabatan
rangking
dalam
penentuan
insentif
Evaluasi jabatan adalah suatu usaha untuk
menentukan
dan
.
terlebih dahulu kemudian di sebarkan
METODOLOGI PENELITIAN
ke
responden.
Responden
dalam
penelitian ini adalah karyawan PT A. Metode Penelitian Metode
Baron yang dipekerjakan sebanyak 212
penelitian
merupakan
orang
dengan status 66 karyawan
pengumpulan,
tetap, 46 karyawan tidak tetap dan 100
pengolahan, penyajian dan analisa data
orang karyawan outsourcing. Masa
yang dilakukan dengan metode ilmiah
kontrak
secara efisien dan sistematis yang
outsourcing tersebut adalah 1 tahun.
hasilnya berguna untuk mengetahui
Alasan yang mendasari penelitian ini
suatu keadaan atau persoalan dalam
yaitu munculnya research gap dari
rangka pemecahan masalah.
penelitian
suatu
kegiatan
Metode yang digunakan dalam
kerja
awal
terdahulu
karyawan
dan
research
problem yang ditemukan di lapangan
penelitian ini adalah metode yang
3. 3. Obyek, Tempat dan Waktu
digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian
metode survei
3. 3. 1. Obyek Penelitian
dengan pendekatan
Obyek penelitian ini dilakukan
analisis jalur (path analysis). Cara untuk
mengumpulkan
data
yang
untuk memperoleh data penelitian,
diperlukan dalam penelitian ini adalah
Cara
mengambil
melalui kuesioner yang telah disusun
menggunakan
angket
data dan
dengan angket
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
diberikan pada kinerja kelembagaan di
3. 4. Populasi dan Sampel
kelurahan tersebut.
3. 4. 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini
3. 3. 2. Tempat Penelitian Tempat dilaksanakan
penelitian di
ini
kelurahan
dengan
adalah karyawan PT Baron yang dipekerjakan
sebanyak
212
orang
jumlah karyawan yang dipekerjakan
dengan status 66 karyawan tetap, 48
sebanyak 212 orang dengan status 66
karyawan
karyawan tetap, 48 karyawan tidak
karyawan outsourcing. Masa kontrak
tetap dan 100 karyawan outsourcing.
kerja
Masa kontrak kerja awal karyawan
tersebut adalah 1 tahun. Mereka yang
outsourcing tersebut adalah 1 tahun.
berpartisipasi mengisi angket untuk
3. 3. 3. Waktu Penelitian
memperoleh data penelitian.
Waktu
penelitian
dilakukan
tidak
awal
tetap
dan
karyawan
100
outsourcing
selama kurang lebih 5 bulan, dimulai
3.4. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah
dari bulan September 2011 - Januari
diambil
dari
2012. Sebelum dilakukan pengumpulan
sejumlah
30
data,
populasi
dilakukan
populasi orang
terjangkau
dari
jumlah
beberapa
kegiatan
berkaitan
dengan
pengambilan sampel yang digunakan
penelitian, seperti menyusun kerangka
adalah sample random sampling yaitu
teori dan melakukan seminar proposal,
teknik
perbaikan
instrument
kebetulan yaitu siapa saja yang
Instrumen
kebetulan ditemui peneliti di lokasi
Nopember,
penelitian. Jumlah kuesioner yang
persiapan
yang
dan
penelitian. dilakukan
ujicoba
Ujicoba pada
menghitung
uji
bulan
penarikan
orang.
sampel
Teknik
secara
dan
diedarkan 40, kuesioner yang tidak
penyempurnaan instrumen. Pada bulan
terisi 5 dan tidak dikembalikan
Maret
berjumlah 3 yang rusak 2 sehingga
dan April
validitas
212
2012
dilakukan
penelitian untuk pengumpulan dan
kuesioner yang digunakan 30.
analisis data.
3. 5 Sumber Data dan Skala Pengukuran
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
3. 5. 1. Sumber data Sumber data yang digunakan adalah data primer. Adapun data primernya dalam hal ini adalah data yang
diperoleh
dari
data
mengenai
diperoleh data yang baik maka dipilih dengan
pendapat
atau
fenomena dari obyek.
Pengumpulan
3.6. Metode Analisis Data Sebelum
data
memperoleh yang
melakukan
analisis
data, terlebih dahulu dilakukan uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian Secara Parsial
dalam Pengujian
penelitian ini dilakukan secara acak
populasi
metode:
HASIL PENELITIAN
3. 6. Metode Pengumpulan Data
untuk
menggunakan
Wawancara, Kuesioner, Dokumentasi
jawaban
responden yang diteliti, yaitu berupa
ISSN 1979-8865
sampel
dimaksud,
hubungan
dari
variabel-variabel
bebas
(X)
agar
terhadap variabel terikat (Y) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV-9. Uji T
Mode 1 1 (Constant) Pengawasan Insentif
Unstandardized Coefficients Std. B Error 13.197 5.195 .554 .116 .233 .104
Standardized Coefficients t 2.540 4.763 2.238
Beta
.595 .280
Sig. .016 .000 .032
1) Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja kelembagaan Dari
tabel
IV-9
di
atas,
pengawasan
diperoleh hasil signifikan t pengaruh
yang
variabel pengawasan (X1) terhadap
karyawan (Y)
kinerja (Y) 0,000, dimana signifikan t lebih kecil dari α = 0,05. Hal tersebut berarti
bahwa
secara
parsial
2)
mempunyai
signifikan
terhadap
pengaruh kinerja
Pengaruh Insentif Terhadap
Kinerja kelembagaan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Dari tabel IV-9, diperoleh hasil
b.
Pengujian Secara Serempak
signifikan t pengaruh variabel usaha (X1) 0,032, dimana signifikan t lebih kecil dan α = 0,05. Hal tersebut berarti bahwa
secara
parsial
mempunyai
insentif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan
ISSN 1979-8865
Selanjutnya
dengan
melihat
nilai R dan R-Square akan dapat dilihat bagaimana sebenarnya nilai kontribusi kedua variabel bebas terhadap variabel terikat:
(Y) Tabel IV-10. Nilai R dan R- Square Std. Error of the Estimate
Mode Adjusted 1 R R Square R Square 1 .743a .553 .525 a. Predictors: (Constant), Insentif, Pengawasan Melalui tabel di atas terlihat bahwa nilai korelasi ganda (R) adalah
pengujian hipotesis dengan uji F untuk regresi berganda.
0,743 dan R-Square = 0,553 atau 55,30%. Selanjutnya untuk melihat apakah kontribusi variabel bebas yang dilihat dari nilai R-Square di atas terjadi secara kebetulan hanya pada sample penelitian saja, atau mungkin memang benar-benar mencerminkan keadaan populasi, maka dilakukan Ho : β1 = β2 = 0 = →
1 .68423
Hipotesis
substansial
dalam
penelitian ini adalah : pengawasan (X1) dan insentif (X2) berpengaruh terhadap kinerja (Y). Agar dapat dilakukan pengujian statistik, maka hipotesis substansial dalam
tersebut
hipotesis
dikonversi
statsitik
ke
sebagai
berikut
Pengawasan (X1) dan insentif (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja (Y)
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Ha : Salah satu β ≠ 0 →
ISSN 1979-8865
Pengawasan (X1) dan insentif (X2) dan X2 berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja (Y).
Ketentuannya, jika nilai Sig
Data yang diperlukan untuk
pada Tabel Anova < α0,05, maka Ho
menguji
ditolak, namun bila nilai Sig < α0,05,
sebagai berikut:
hipotesis
di
atas
adalah
maka Ho diterima. Tabel IV-11. ANOVA Mode Sum of 1 Squares Df Mean Square 1 Regression 115.614 2 57.807 Residual 93.608 33 2.837 Total 209.222 35 a. Predictors: (Constant), Insentif, Pengawasan Nilai Fhitung pada tabel di atas adalah 20,379 dengan sig sedangkan
Ftabel
0,000
adalah
<α0,05,
F 20.379
Dari menggunakan
Sig. .000a
perhitungan program
dengan komputer
3,28,
dengan menggunakan SPSS (Statistical
menunjukkan Fhitung > Ftabel yang
Program For Social Schedule) Versi
berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
12,0 di dapat (Tabel IV-9):
berarti pengawasan (X1) dan insentif (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap kmerja (Y) pada taraf < α0,05.
a = 13,197 b1 = 0,554 b2= 0,233
Jadi persamaan regresi ganda linier untuk dua prediktor (pengawasan dan insentif) adalah: Y = 13,197+ 0,554 X1 + 0,233 X2
Persamaan
di
atas
pengaruh yang searah terhadap kinerja
memperlihatkan bahwa semua variabel
kelembagaan
bebas
insentif)
(insentif) memiliki kontribusi relatif
memiliki koefisien b yang positif,
yang paling besar di antara kedua
berarti
variabel bebas.
(pengawasan
seluruh
dan
variabel
bebas
(Y).
Variabel
X2
(pengawasan dan insentif) mempunyai Kesimpulan 1. Secara parsial, pengawasan (X1) mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
kelembagaan
(Y),
yang kinerja
begitu
juga
dengan insentif (X2) mempunyai
positif tersebut mempunyai arti bahwa
jika
pengawasan
dan
insentif ditingkatkan maka kinerja karyawan akan meningkat. 3. Dari uji F diperoleh 20,379 dengan 0,000<
< α0,05, sedangkan F
pengaruh yang signifikan terhadap
sig
kinerja kelembagaan (Y) pada taraf
adalah
signifikan 0,05
ditolak dan Ha diterima, berarti
2. Nilai
koefisien
secara
korelasi
bersama-sama
3,28,
menunjukkan
tabel
Ho
ganda
variabel bebas (pengawasan dan
antara
insentif)
berpengaruh
secara
terhadap
kinerja
(Y)
pada
pengawasan, insentif dan kinerja
signifikan
diperoleh R = 0,743. Nilai yang
kelembagaan
4. taraf < α0,05, 5. Persamaan
regresi
ganda
Y
(pengawasan
dan
insentif)
=13,197 + 0,554 X1 + 0,233 X2.
mempunyai pengaruh yang searah
Persamaan
memperlihatkan
terhadap kinerja (Y). Variabel X1
variabel
bebas
(pengawasan) memiliki kontribusi
(pengawasan dan insentif) memiliki
relatif yang paling besar di antara
koefisien b yang positif, berarti
kedua
bahwa
seluruh
ini
semua
variabel
bebas
variabel
bebas.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Saran 1. Untuk meningkatkan kinerja para
menciptakan suasana kerja yang
kelembagaan, maka pengawasan
kompetitif di samping loyalitas
yang dilakukan harus ditingkatkan
yang tinggi terhadap perusahaan.
dan dimulai sejak dari lingkungan
Daftar Pustaka
kerja terlebih dahulu. Peningkatan pengawasan disiplin
dan
peraturan
khususnya
masalah
ketaatan
terhadap
yang
ada,
meningkatkan
akan kinerja
pegawai/karyawan karena sudah dimulai dari lingkungan dalam. 2.
Untuk
meningkatkan
pegawai/karyawan,
kinerja pimpinan
Alex S. Nitisemito. (1993). Manajemen Personalia, Cetakan Ketiga, Yogyakarta: Ghalia Indonesia. Agus Dharma. (1996). Manajemen Prestasi Kerja. Cetakan Pertama. Jakarta: CV. Rajawali. Andreas Lako, (2004). Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi, hu, Teori, dan Solusi, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Amara Books
hendaknya melakukan pengarahan kerja
juga
dibarengi
dengan
pencapaian target yang harus untuk setiap harinya dan pimpinan beserta
Djati Julitriarsa dan John Suprihanto. (1998). Manajemen Umum, Sebuah Pengantar, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Yogyakarta: BPFE
badan yang terkait dapat sanksi kepada
pegawai/karyawan
yang
tidak disiplin. 3. Sesuai hasil perhitungan, dimana insentif terhadap
mempunyai peningkatan
pegawai/karyawan, hendaknya dilakukan demikian
secara
pengaruh kinerja maka
pemberian
Harahap, Sofyan Syafri (1996). Manajemen Kontemporer, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
insentif
adil,
dengan
diharapkan
akan
Hasibuan, Malayu SP (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia Dasar dan Kunci Keberhasilan. Jakarta: Haji Mas Agung. Cetakan Kedua.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Manullang, M. (2004), Dasar- Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Presss. Sarwoto. (1990), Dasar-Dasar Organisasi Dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia. Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keempat, Bandung: Alfabeta.
ISSN 1979-8865
Susilo Martoyo. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-UGM Terry, George R. (1991). PrinsipPrinsip Manajemen. Terjemahan J. Smith D.F.M, Jakarta: Bumi Aksara T. Hani Handoko (1998). Manajemen. Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE-UGM Winardi. (1992). Kamus Ekonomi. Bandung:Alumni
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan outsourcing PT. Baron Jakarta) Anita Novialumi Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana Email: [email protected]
ABSTRACT This study examines effective leadership in terms of the concept of task-oriented leadership style and employees' work motivation and job satisfaction of employees. This study aims to: (1) To determine the influence of significant between task-oriented leadership style and employee on employee motivation, (2) To determine the influence of significant between task-oriented leadership style and employee job satisfaction, and (3) To determine the influence of significant between task-oriented leadership style to the work motivation and job satisfaction of employees either directly or indirectly. This study is a survey research. The individual as the unit of analysis is composed of employees of PT. Baron with a sample of 68 employees of a population of 212 employees. Hypothesis testing is done path analysis. The results showed that (1) task-oriented leadership style and employees have a significant influence on work motivation, (2) task-oriented leadership style and employees have a significant influence on employee job satisfaction, and (3) a taskoriented leadership style and employees' work motivation and job satisfaction of employees. Based on these results, indicating that the task-oriented leadership style is a dominant effect on performance and employee satisfaction. We recommend that the company pay more attention to the interests of employees as well as to achieve their goals.
Keywords: Leadership Style, Work Motivation, Job Satisfaction.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
A. PENDAHULUAN.
perusahaan
Dunia usaha baik dalam industri besar maupun kecil, tidak terlepas dari karyawan, karena karyawan dipandang sebagai salah satu aset perusahaan yang penting perlu
dikelola
serta
dikembangkan untuk mendukung kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan juga dihadapkan pada tantangan
besar
untuk
memenangkan
persaingan,
sehingga dibutuhkan taktik dan strategi
yang
pemilihan
akurat.
taktik
dan
Dalam strategi,
perusahaan tidak saja memerlukan analisis
perubahan
lingkungan
eksternal seperti demografi, sosial budaya, politik, teknologi, dan persaingan, menganalisis
tetapi
juga
faktor
perlu internal
perusahaan. Faktor-faktor internal yang dimaksud adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam usaha mendukung dan meraih sasaran yang ditetapkan. Ditinjau dari
perlu
lingkungan
1. Latar Belakang
dan
ISSN 1979-8865
pemberdayaan
dan
pengelolaan sumber daya manusia,
menciptakan
yang
kondusif,
imbalan yang layak dan adil, beban kerja yang sesuai dengan keahlian
karyawan,
perilaku
dari
sikap
manajer
dan untuk
membentuk kepuasan karyawan. Gaya
kepemimpinan
menjadi
penting karena merupakan salah satu kunci pendorong moral dan disiplin
untuk
motivasi
kerja
karyawan yang akan berpengaruh terhadap
Kepuasan
karyawan
dalam upaya mewujudkan sasaran perusahaan.
Persaingan
yang
tinggi dalam dunia bisnis akhirakhir
ini
menyebabkan
dunia
usaha menjadi sangat kompetitif, iklim bisnis yang selalu berubah dan tidak pasti menuntut upaya dan strategi perusahaan yang tepat agar
kelangsungan
hidup
perusahaan
tetap
terjamin.
Perusahaan
harus
melakukan
efisiensi dengan berbagai cara, antara lain, mengurangi jumlah tenaga kerja, menghemat biaya operasional, menutup cabang lain yang
tidak
produktif
dan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
kebijakan-kebijakan
lain
ISSN 1979-8865
yang
Motivasi adalah kemauan untuk
sesuai dengan keadaan keuangan
memberikan upaya lebih untuk
dari masing-masing perusahaan.
meraih tujuan organisasi, yang
Setiap perusahaan akan selalu
disebabkan oleh kemauan untuk
berusaha
kepuasan
memuaskan kebutuhan individual
karyawan dengan harapan apa
(Robbins, 1996: 198). Dengan
yang menjadi tujuan perusahaan
adanya motivasi yang tepat para
akan tercapai. Berbagai cara akan
karyawan akan terdorong untuk
ditempuh oleh perusahaan dalam
berbuat
semaksimal
mungkin
memuaskan
dalam
melaksanakan
tugasnya
untuk
karyawannya
termasuk karyawan outsourcing,
karena meyakini bahwa dengan
misalnya dengan memperhatikan
keberhasilan
kepuasan
mencapai tujuan dan berbagai
kerja
karyawan
dan
organisasi
memberikan
motivasi
kepada
karyawan
tersebut.
Maka
kepentingan pribadi para anggota
agar
organisasi tersebut akan tercakup
kepuasan kerja karyawan selalu
pula. Dengan motivasi yang tinggi
konsisten
akan
perusahaan
berharap
setidak–tidaknya
sasarannya,
dalam
kepentingan–
menciptakan
perusahaan selalu memperhatikan
komitmen
lingkungan
menjadi tanggung jawabnya dalam
dimana
melaksanakan
karyawan
apa
yang
yang
menyelesaikan setiap pekerjaan
berhubungan dengan rekan kerja,
(McNeese–Smith et al, 1995).
pimpinan, suasana kerja, dan hal–
Dewasa ini salah satu strategi yang
hal lain yang dapat mempengaruhi
mulai
kemampuan
perusahaan
dalam
menjalankan pekerjaannya. Selain
menciptakan
efisiensi
yaitu
itu,
harus
penggunaan
tenaga
kerja
motivasi
outsourcing,
dimana
dengan
faktor
diperhatikan bekerja
tugasnya
terhadap
sebuah
seseorang
lain
yang
adalah
para
dalam
karyawannya.
sistem
banyak
ini
diterapkan
perusahaan
oleh rangka
dapat
JURNAL PARAMETER
menghemat
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
pengeluaran
dalam
ISSN 1979-8865
dan lainnya. Berdasarkan pasal 66
membiayai sumber daya manusia
UU
(SDM) yang bekerja di perusahaan
outsourcing diperbolehkan hanya
yang bersangkutan.
untuk kegiatan penunjang dan
Outsourcing
No.
13
Tahun
2003,
adalah
kegiatan yang tidak berhubungan
pemindahan atau pendelegasian
langsung dengan proses produksi.
beberapa proses bisnis kepada
Namun interpretasi yang diberikan
suatu badan penyedia jasa, dimana
Undang-Undang saat ini masih
badan
sangat
penyedia
jasa
tersebut
terbatas
dibandingkan
melakukan proses administrasi dan
dengan kebutuhan dunia usaha saat
manajemen berdasarkan definisi
ini
serta kriteria yang telah disepakati
outsourcing semakin meluas ke
oleh para pihak (Chandra K.,
berbagai lini kegiatan perusahaan.
2007). Outsourcing diatur dalam
Keberadaan karyawan kontrak dan
UU 13/2003 dan Kepmenakertrans
outsourcing
220/MEN/X/2004 tentang syarat-
kenyataan
syarat
sebagian
dihilangkan karena tidak semua
kepada
perusahaan sudah benar-benar siap
Beberapa
untuk memiliki karyawan tetap
penyerahan
pelaksanaan
pekerjaan
perusahaan
lain.
ketentuan
pokok
dalam
dengan
dimana
penggunaan
adalah yang
segala
sulit
suatu untuk
konsekuensinya.
outsourcing adalah penyelenggara
Adanya suatu kenyataan bahwa
outsourcing
beberapa
harus
berbadan
jenis
bisnis
tertentu
hukum, hak-hak normatif harus
mengandung ketidakpastian yang
diberikan
karyawan
tinggi sehingga merupakan resiko
outsourcing. Outsourcing harus
besar kalau perusahaan langsung
dipandang secara jangka panjang,
mengangkat
mulai dari pengembangan karir
Namun
karyawan, efisiensi dalam bidang
timbul dari outsourcing antara lain
tenaga kerja, organisasi, benefit,
produktivitas justru menurun jika
kepada
karyawan
tetap.
resiko yang mungkin
JURNAL PARAMETER
perusahaan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
outsourcing
ISSN 1979-8865
yang
karyawan outsourcing yaitu PT
dipilih tidak kompeten dan wrong
Sumur Agung Jaya Abadi, PT
man on the wrong place, jika
Bianglala, dan PT Guna Mukti
proses
dan
Sentana. Tenaga outsourcing yang
penempatan tidak dilakukan secara
berasal dari PT Sumur Agung Jaya
cermat
Abadi
seleksi,
training
oleh
perusahaan
menempati
bagian
dari
outsourcing. Sebagai akibatnya,
proses produksi pakaian jadi dan
kinerja perusahaan akan menurun
packing. Tenaga outsourcing yang
sebab
suatu
berasal dari PT Bianglala dan PT
oleh
Guna Mukti Sentana menempati
termasuk
bagian assembling dan quality
keberhasilan
perusahaan kinerja
dipengaruhi
karyawannya
juga kinerja karyawan outsourcing di
dalam perusahaan
control (QC).
tersebut.
Pemakaian jumlah karyawan
Penelitian ini mengambil objek PT
outsourcing yang lebih besar yaitu
Baron Jakarta yang merupakan
sebanyak 100 orang dibandingkan
sebuah Perusahaan yang bergerak
dengan jumlah karyawan tetap 66
dalam bidang perdagangan Grosir
orang
pakaian Eksport. Perusahaan ini
memberikan efisiensi dan kinerja
mempekerjakan
yang
karyawan
diharapkan
baik
bagi
dapat
perusahaan
sebanyak 166 orang dengan status
khususnya bagi yang ditempatkan
66
di bagian produksi. Namun, pada
karyawan
karyawan
tetap
dan
outsourcing
100
dengan
kenyataannya
masih
adanya
masa kontrak kerja awal selama 1
keluhan yang dirasakan karyawan
tahun.
outsourcing
Berdasarkan
karena
yang
karyawan outsourcing bebannya
diterima oleh peneliti menyatakan
berat yang pertama dituntut agar
bahwa
mencapai
PT
data
disebabkan
Baron
menjalin
target,
kedua
harus
hubungan kerjasama dengan tiga
mempunyai skill pada bidangnya,
perusahaan
ketiga harus disiplin, keempat
penyedia
jasa
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
harus tanggung jawab, sementara masih
banyak
kecemburuan
adanya
sosial
antar
karyawan dan gaji yang tidak
ISSN 1979-8865
3. Apakah
beban
berpengaruh
terhadap
kepuasan karyawan 4. Apakah
karyawan tetap
sebanding dengan skill mereka,
berpengaruh
untuk
kepuasan
itu
perlu
dilakukan
penelitian yang berjudul Gaya kepemimpinan,
Motivasi
Kerja
dan Kepuasan Karyawan.
Berdasarkan
hal-hal
yang dikemukakan dalam latar masalah
terhadap karyawan
outsourcing 5. Apakah
tenggang
penyelesaian
kerja
berpengaruh
terhadap
di
atas,
6. Apakah
gaji
berpengaruh
terhadap kepuasan karyawan 7. Apakah
lingkungan
menunjukkan banyak faktor-
berpengaruh
faktor
kepuasan karyawan
yang
mempengaruhi
akan kepuasan
terhadap
8. Apakah karyawan sejawat
karyawan,. Dari uraian tersebut
berpengaruh
maka
kepuasan
muncullah
pertanyaan
yang
berbagai mendasar
yaitu:
terhadap
kepuasan karyawan
kepuasan karyawan
karyawan
campur
atasan
tangan
yang
berpengaruh
kuat terhadap
kepuasan karyawan
2. Apakah motivasi karyawan
berpengaruh
terhadap
outsourcing 9. Apakah
1. Apakah gaya kepemimpinan
berpengaruh
waktu
kepuasan karyawan
2. Identifikasi Masalah
belakang
kerja
terhadap
10. Apakah
kompensasi
tidak
adanya
berpengaruh
terhadap kepuasan karyawan 2. Pembatasan Masalah
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Bertolak dari identifikasi
terhadap
masalah yang diuraikan diatas, menunjukan
bahwa
permasalahan
yang
karyawan 5. Tujuan Penelitian Penelitian
berhubungan dengan kepuasan karyawan outsourcing luas,
rumit
sehingga
dan perlu
pembatasan.
sangat
langsung langsung
terhadap
kepuasan outsourcing,
untuk
dilakukan
kepemimpinan,
ini
berpengaruh
maupun
bertujuan
menganalisis pengaruh gaya
Penelitian
diduga
ini
kompleks
dibatasi hanya meneliti variabel yang
kepuasan
motivasi
kerja dan kepuasan kerja karyawan outsourcing. 6. Manfaat Penelitian
tidak Hasil
variabel
penelitian
ini
karyawan
diharapkan dapat memberikan
gaya
masukan kepada manajemen PT
kepemimpinan dan motivasi.
Baron,
akan
pentingnya
pemahaman dari manajemen 4.
Perumusan
Dari
Masalah
pembatasan
masalah
tersebut di atas, maka masalah yang akan dikaji dan dianalisis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Apakah gaya
kepemimpinan langsung
terhadap
berpengaruh kepuasan
secara organisasi (perusahaan) terhadap pengelolaan kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan gaya
dan
seluruh karyawan outsourcing yang dimiliki, dan Manfaat secara umum dapat bermanfaat bagi
karyawan?.
kepemimpinan
dunia
industri
bahwa
karyawan outsourcing penting 1. Apakah motivasi kerja berpengaruh
langsung
adanya dan harus di hargai.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
B. LANDASAN
TEORI
KERANGKA
PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
Secara
Kepuasan
kerja
merupakan
seperangkat karyawan
tentang
menyenangkan atau tidaknya mereka.
Luthan
(2006) memberikan definisi komprehensif dari kepuasan kerja yang meliputi reaksi atau sikap
lognitif,
evaluatif
dan
efektif, menyatakan
bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau
emosi
berasal
positif
dari
yang
penilaian
pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. Dari beberapa defenisi
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja
merupakan
menyenangkan
dan
karyawan,
sederhana
“pemimpin” menurut Rasyid (1997:75)
bisa
didefinisikan
“sebagai seseorang yang terus menerus membuktikan bahwa seseorang
tersebut
mempengaruhi
mampu
sikap
dan
tingkah laku orang lain, lebih dari kemampuan mereka (orang lain
itu)
mempengaruhi
dirinya”.
Lebih
“Kepemimpinan” Rasyid
lanjut menurut
(1997:75)
adalah
konsep
yang
“sebuah merangkum
berbagai
segi
interaksi
pengaruh
pemimpin
dengan
pengikut
mengejar
tujuan
dalam
antara
bersama”.
rasa tidak
menyenangkan yang dirasakan oleh
disiplin dan moral kerja.
1. Pengertian Kepemimpinan
1.1. Kepuasan Kerja
pekerjaan
dalam bekerja berupa kinerja,
1.2. Gaya Kepemimpinan
1. Landasan Teori
perasaan
ISSN 1979-8865
secara
langsung berpengaruh pada emosional dan tingkah laku
2. Gaya Kepemimpinan Menurut (1996:265),
Thoha gaya
kepemimpinan
banyak
mempengaruhi
keberhasilan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
seorang
pemimpin
mempengaruhi
dalam
ISSN 1979-8865
bekerjasama
dalam
rangka
prilaku
pencapaian suatu tujuan tertentu
pengikut-pengikutnya. Istilah
(Tan Tani Handoko, 1994).
gaya secara kasar adalah sama
Motivasi merupakan fungsi inti
dengan
dalam
cara
dipergunakan
yang
Motivasi
di
kerja adalah keadaan kejiwaan
para
dan sikap mental manusia yang
saat
memberi tenaga, mengarahkan,
bagaimanapun jika seorang
menyalurkan, mempertahankan,
berusaha untuk mempengaruhi
dan melanjutkan tindakan dan
prilaku
lain,
perilaku karyawan atau tenaga
sudah
kerja (Tansuhaj, et al, 1998).
dalam
pemimpin
manajemen.
mepengaruhi
pengikutnya.
Pada
orang
sebagaimana dipaparkan
sebelumnya
Motivasi
dapat
diartikan
kegiatan semacam itu telah
sebagai bagian integral dari
melibatkan seseorang kedalam
hubungan
aktivitas kepemimpinan. Jika
rangka
kepemimpinan tersebut terjadi
pengembangan, dan pengarahan
dalam
organisasi
sumber daya manusia dalam
tertentu, dan ia merasa perlu
suatu perusahaan. Karyawan
mengembangkan
dan
yang memiliki motivasi yang
membangun iklim motivasi
tinggi akan dapat melaksanakan
yang mampu meningkatkan
pekerjaan dengan lebih baik,
produktivitasnya,
ia
dibandingkan dengan karyawan
gaya
yang tidak memiliki motivasi.
perlu
suatu
staf
maka
memikirkan
kepemimpinan.
Setiap
Motivasi adalah masalah penting
dalam
proses
orang
dalam
pembinaan,
mempunyai
sesuatu yang dapat memicu
3. Teori Tentang Motivasi
yang
industrial
setiap
usaha sekelompok orang yang
(menggerakkan) baik itu berupa kebutuhan material, emosional,
JURNAL PARAMETER
spiritual,
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
maupun
nilai-nilai
2.
atau keyakinan tertentu.
ISSN 1979-8865
apakah
terdapat
langsung
pengaruh
motivasi
kerja
terhadap kepuasan kinerja 3.
Kerangka Berfikir Gaya
kepemimpinan
C. METODOLOGI PENELITIAN
berpengaruh langsung terhadap kepuasan motivasi
kerja kerja
1. Metode Penelitian Metode
karyawan, berpengaruh
penelitian
merupakan
suatu
kegiatan
langasung terhadap kepuasan
pengumpulan,
kerja karyawan
penyajian dan analisa data yang dilakukan ilmiah
Gaya kepemimpinan X1
Kepuasan kerja karyawan Y
Motivasi kerja X2
pengolahan,
dengan
secara
sistematis berguna
metode
efisien
yang untuk
dan
hasilnya mengetahui
suatu keadaan atau persoalan dalam
rangka
pemecahan
masalah. Gambar: 1. Kerangka Berfikir Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
4. HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis
adalah
dugaan
sementara, sebelum penelitian ini
apakah
terdapat
langsung kepemimpinan kepuasan kinerja
pengaruh gaya terhadap
dengan
pendekatan analisis jalur (path analysis).
Cara
mengumpulkan
dibuktikan kebenarannya 1.
survei
untuk
data
yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner yang telah disusun terlebih dahulu kemudian
di
sebarkan
ke
responden. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
PT Baron yang dipekerjakan
perdagangan
sebanyak 212 orang
dengan
Ekspor. dengan jumlah karyawan
status 66 karyawan tetap, 46
yang dipekerjakan sebanyak 212
karyawan tidak tetap dan 100
orang dengan status 66 karyawan
orang karyawan outsourcing.
tetap, 48 karyawan tidak tetap
Masa
dan 100 karyawan outsourcing.
kontrak
kerja
awal
grosir
karyawan outsourcing tersebut
Masa
adalah 1 tahun. Alasan yang
karyawan outsourcing tersebut
mendasari penelitian ini yaitu
adalah 1 tahun.
munculnya research gap dari penelitian
terdahulu
research
problem
kontrak
pakaian
kerja
awal
3. Waktu Penelitian
dan
Waktu penelitian dilakukan
yang
selama kurang lebih 5 bulan,
ditemukan di lapangan
dimulai dari bulan September 2011 - Januari 2012. Sebelum dilakukan
2.
Obyek,
Tempat
dan
Waktu
pengumpulan
data,
dilakukan
beberapa kegiatan persiapan yang
Penelitian
berkaitan dengan penelitian, seperti
1. Obyek Penelitian Obyek dilakukan
penelitian
untuk
ini
menyusun
kerangka
memperoleh
melakukan
seminar
teori
dan
proposal,
data penelitian, Cara mengambil
perbaikan dan ujicoba instrument
data
penelitian.
dengan
menggunakan
Ujicoba
Instrumen
angket dan angket diberikan pada
dilakukan pada bulan Nopember,
karyawan tersebut.
menghitung
validitas
dan
penyempurnaan instrumen. Pada
2. Tempat Penelitian Tempat
uji
penelitian
ini
bulan
Maret
dan
April
dilaksanakan di PT Baron di
dilakukan
Jakarta yang terletak di pasar
pengumpulan dan analisis data.
pagi
gelap.
bergerak
Perusahaan dalam
ini
bidang
penelitian
2012 untuk
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
3. Populasi dan Sampel
3.
1. Populasi
ini adalah karyawan PT Baron yang dipekerjakan sebanyak 212 orang dengan status 66 karyawan tetap, 48 karyawan tidak tetap dan 100 karyawan outsourcing. Masa kerja
outsourcing
awal
tersebut
karyawan adalah
1
tahun. Mereka yang berpartisipasi mengisi angket untuk memperoleh data penelitian.
dan
Skala
1. Sumber data Sumber data yang digunakan adalah data primer. Adapun data primernya dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari jawaban responden
yang
diteliti,
yaitu
berupa data mengenai pendapat atau fenomena dari obyek. 2. Skala Pengukuran Penulis memperoleh langsung data-data
2. Sampel
yang
dibutuhkan
berdasarkan dari keterangan dan
Sampel dalam penelitian ini adalah
Data
Pengukuran
Populasi dalam penelitian
kontrak
Sumber
ISSN 1979-8865
diambil
dari
populasi
informasi
yang
responden
melalui
diberikan angket
terjangkau sejumlah 30 orang dari
(kuesioner) yang telah disebarkan
jumlah populasi 212 orang. Teknik
dengan metode skor, pemberian
pengambilan
skor ini digunakan sistem skala
sampel
yang
digunakan adalah sample random
lima, yaitu:
sampling yaitu teknik penarikan
1. Jawaban a (Sangat setuju) diberi
sampel secara kebetulan yaitu
skor 5
siapa saja yang kebetulan ditemui
2. Jawaban b (Setuju) diberi skor 4
peneliti
3. Jawaban c (Cukup Setuju) diberi
di
lokasi
penelitian.
Jumlah kuesioner yang diedarkan
skor 3
40, kuesioner yang tidak terisi 5
4. Jawaban d (Tidak Setuju) diberi
dan tidak dikembalikan berjumlah
skor 2
3 yang rusak 2 sehingga kuesioner
5.
yang digunakan 30.
Setuju) diberi skor 1
Jawaban
e
(Sangat
Tidak
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
4. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan
data
terlebih
dalam
penelitian ini dilakukan secara
ISSN 1979-8865
dahulu
dilakukan
uji
Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
acak untuk memperoleh sampel
Uji validitas adalah untuk
dari populasi yang dimaksud, agar
mengetahui
diperoleh data yang baik maka
dari instrumen (kuesioner) yang
dipilih
digunakan dalam pengumpulan
dengan
menggunakan
tingkat
kevalidan
metode:
data. Uji validitas ini dilakukan
1. Wawancara
untuk mengetahui apakah item-
Penulis mengadakan wawancara
item yang tersaji dalam kuesioner
langsung dengan pihak-pihak yang
benar-benar
bersangkutan,
yaitu
para
mengungkapkan dengan pasti apa
pekerja/karyawan
yang
terpilih
sebagai
responden
mendapatkan
yang akan diteliti.
guna
Uji validitas ini diperoleh
yang
dengan cara mengkorelasi setiap
2. Kuesioner
skor indikator dengan total skor
data-data
diperlukan.
Kuesioner yang dibagikan secara
indikator
langsung
hasil
oleh
mampu
penulis
kepada
variabel,
korelasi
kemudian
dibandingkan
responden yang ditemui secara
dengan nilai kritis pada taraf
langsung di lokasi penelitian.
3.
siginifikan 0,05. Suatu instrumen
Dokumentasi
dikatakan valid apabila mampu
merupakan teknik pengumpulan
mengukur apa yang diinginkan
data dengan cara membaca dan
dan tinggi rendahnya validitas
mengamati,
laporan-
instrumen menunjukkan sejauh
yang
mana data yang terkumpul tidak
Dokumentasi
laporan menunjang Metode
mengolah
serta
catatan
penelitian Analisis
ini.
5. Data
Sebelum melakukan analisis data,
menyimpang
dari
gambaran
tentang variabel yang dimaksud. Menurut (2004:138)
Sugiyono :
“Cara
yang
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
digunakan adalah dengan analisa
tersebut mempunyai hasil yang
Item, dimana setiap nilai yang
konsisten
ada pada setiap butir pertanyaan
berkali-kali pada waktu yang
dikorelasikan dengan total nilai
berbeda.
seluruh butir pertanyaan untuk
apabila
digunakan
Menurut
Arikunto
dengan
(1998:145):
rumus
korelasi
reliabilitas
moment”.
Syarat
Alpha Cronbach, dimana suatu
minimum untuk dianggap valid
instrumen dapat dikatakan handal
adalah nilai r hitung > dari nilai r
(reliabel) bila memiliki koefisien
tabel.
keandalan atau alpha sebesar 0,6
suatu
variabel
menggunakan product
Adapun
perhitungan
korelasi product moment, dengan
“Untuk digunakan
uji Teknik
atau lebih.
rumus seperti yang dikemukakan
Untuk
oleh Arikunto (1998 : 220): =
mempermudah
𝑋𝑌− 𝑋 𝑌√(( 𝑋2−( 𝑋)2)
digunakan aplikasi pengolah data
𝑌2−(
analisis
𝑌)2 )
SPSS.
Dimana: r = Koefisien korelasi
1. Analisis Regresi Berganda
variabel
bebas
dan
variabel
Untuk mengetahui pengaruh variabel
terikat
bebas
terhadap
variabel terikatnya menurut
n = Banyaknya sampel X = Skor tiap item
Sanusi,
Anwar
Y = Skor total variabel
digunakan
(2003:309)
rumus
analisis
regresi linier berganda sebagai berikut:
2. Uji Reliabilitas Sedangkan uji reliabilitas
y = a + b1x1 + b2x2
dimaksudkan untuk mengetahui
dimana :
adanya konsistensi alat ukur
y = dependent variabel
dalam
penggunaannya,
atau
(keputusan pembelian)
dengan
kata
ukur
a = konstata
lain
alat
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
b1, b2, = koefisien regresi
variabel
n = banyaknya sampel
(variabel terikat).
x1, x2,
Pengujian
= independent
variabel.
tidak
dengan
bebas
uji
F
variansnya adalah dengan
2. Uji Hipotesis I (Uji F)
membandingkan
Fhitung
Untuk menguji kebenaran
(Fh) dengan Ftabel (Ft) =
hipotesis pertama digunakan
0,05
uji F yaitu untuk menguji
perhitungannya
keberartian/signifikansi
menunjukkan:
regresi secara keseluruhan
a. Fh > Ft, maka H0 ditolak
dengan
dan Ha diterima
rumus
hipotesis
apabila
hasil
sebagai berikut:
Artinya variasi dari model
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
regresi
Artinya variasi dari model
menerangkan
variasi
regresi
variabel
secara
berhasil
berhasil
bebas
menerangkan
variasi
keseluruhan, sejauh mana
variabel
secara
pengaruhnya
bebas
terhadap
keseluruhan, sejauh mana
variabel
pengaruhnya
(variabel terikat)
variabel
terhadap tidak
bebas
(variabel terikat)
tidak
bebas
b. Fh < Ft, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Ha : b1 , b2 , b3 , b4 > 0
Artinya variasi dari model
Artinya variasi dari model
regresi
regresi
menerangkan
variasi secara
tidak
berhasil
tidak
menerangkan
variasi
variabel
variabel
secara
keseluruhan, sejauh mana
bebas
bebas
berhasil
keseluruhan, sejauh mana
pengaruhnya
pengaruhnya
variabel
terhadap
terhadap tidak
(variabel terikat)
bebas
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
3. Uji Hipotesis II (Uji t)
Artinya variasi variabel bebas
Untuk menguji kebenaran hipotesis pertama
kedua yang
adalah
langkah dilakukan
pengujian
secara
parsial melalui uji t. Adapun rumusan
hipotesis
ISSN 1979-8865
dengan
menggunakan Uji t adalah
dapat menerangkan variabel tidak bebas (variabel terikat) dan
terdapat
pengaruh
diantara kedua variabel yang diuji. b. th < tt maka H0 diterima dan Ha ditolak
sebagai berikut:
Artinya variasi variabel bebas
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
tidak
Artinya variasi variabel bebas
variabel
dapat menerangkan variabel
(variabelterikat) dan terdapat
tidak bebas (variabel terikat)
pengaruh antara dua variabel
dan
yang diuji.
terdapat
pengaruh
diantara kedua variabel yang
dapat
menerangkan tidak
Untuk
bebas
membuktikan
diuji Ha : b1 , b2 , b3 , b4 > 0
hipotesis pertama, yaitu untuk
Artinya variasi variabel bebas
mengetahui
tidak
menerangkan
pengaruh secara keseluruhan
variabel tidak bebas (variabel
dihitung koefisien determinasi
terikat) dan terdapat pengaruh
multiplenya (R2). Jika R2
antara dua variabel yang diuji.
yang
Pengujian dilakukan melalui
perhitungan
uji t dengan membandingkan t
(satu), maka semakin kuat
hitung (th) dengan t tabel (tt)
model
=
menerangkan
dapat
0,05.
Apabila
hasil
perhitungan menunjukkan :
besarnya
diperoleh
dari
hasil
mendekati
tersebut
1
dapat variabel
tergantungnya.
Kemudian
a. th > tt maka H0 ditolak dan Ha
dilakukan
pengujian
diterima
variansnya Hipotesis
dengan diterima
uji
f.
apabila
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
titik lebih besar dari t tabel (th
mengetahui pengaruh variabel
> tt) atau diperoleh harga p <
independen (gaya kepemimpinan
0,05.
dan motivasi kerja. Untuk
hipotesis
membuktikan kedua,
masing-
masing koefisien regresinya
1.Gaya
kepemimpinan
memprakarsai struktur
diuji dengan uji t. Hasil uji t bermakna apabila diperoleh t
Tabel ini menunjukan bahwa
hitung lebih besar dari t tabel
responden yang menyatakan gaya
(th > tt) atau diperoleh harga
kepemimpinan
probabilitas signifikannya <
tempat
0,05. Untuk pengaruh yang
memprakarsai struktur sebanyak
dominan
107 orang (73.8%). Lebih banyak
ditentukan
oleh
koefisien regresi terbesar.
bekerja
dibandingkan kepemimpinan
Hasil
Data
Hasil
penelitian
dimulai
frekwensi
variabel
independen (gaya kepemimpinan dan motivasi kerja) serta variabel dependen (kepuasan kerja) dan analisis
adalah
gaya
dengan
gaya
Pertimbangan
pada (Tabel 8), sehingga dalam penelitian gaya kepemimpinan
dari analisis univariat meliputi distribusi
PT
yang setuju 21 orang (14.5 %)
D. HASIL PENELITIAN a. Deskripsi Penelitian
direktur
multivariat
untuk
memprakarsai struktur yang akan di
lihat
seberapa
besar
pengaruhnya terhadap kepuasan kerja PT. Ini dapat kita lihat pada tabel
distribusi
kepemimpinan
gaya
memprakarsai
struktur sebagai berikut :
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Tabel 1. Gaya Kepemimpinan Memprakarsai struktur Gaya kepemimpinan Memprakarsai struktur
Jumlah
Persen (%)
Setuju
107
73.8
Tidak Setuju
38
26.2
Total
145
100.0
2. Gaya Kepemimpinan
Pertimbangan
Tabel 2 menunjukan bahwa
sehingga
responden yang menyatakan
bahwa gaya kepemimpinan
bahwa pimpinan PT tempat
pertimbangan
bekerja
gaya
ada atau tidak di gunakan oleh
kepemimpinan pertimbangan
pimpinan PT. Hal ini bisa
hanya
dilihat pada tabel ini :
mengunakan
21
orang
(14.5%)
dapat
dikatakan
hampir
tidak
Tabel 2. Gaya Kepemimpinan Pertimbangan Gaya kepemimpinan Pertimbangan Setuju
Jumlah
Persen (%)
21
14.5
Tidak Setuju
124
85.5
145
100
Total Sumber ; Data Primer, 2011
PT 2. Motivasi kerja
responden
Tabel 3 menunjukan bahwa sebahagian besar responden yang menyatakan setuju 125 orang (86.2%)
atas
dorongan
dibandingkan
dari
semua pihak selama bekerja di
yang
dengan
tidak
setuju
hanya 20 orang (13.8 %). Hal ini bisa dilihat pada tabel ini. Tabel 3.
Distribusi
Responden
Berdasarkan Motivasi Kerja
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja Gaya kepemimpinan Pertimbangan Setuju
Jumlah
Persen (%)
125
86,2
Tidak Setuju
20
13,8
145
100
Total Sumber ; Data Primer, 2011 3. Kepuasan kerja Tabel 5 menunjukan bahwa
(51 %) untuk yang setuju
hampir setara antara setuju
sedangkan 71 0rang (49 %)
dengan tidak setuju mengenai
untuk yang tidak setuju. Hal
kinerja petugas yaitu 74 0rang
ini dapat di lihat seperti pada
tabel ini: Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Kerja Gaya kepemimpinan Jumlah Persen (%) Pertimbangan Setuju 74 51,0 Tidak Setuju Total Sumber ; Data Primer, 2011
71
49,0
145
100
4 Analisis Hubungan Analisis lakukan
hubungan
untuk
hubungan kepemimpinan
di
mengatahui
antara
gaya
memprakarsai
Square” dengan α = 5% untuk mengetahui variabel Multivariat
hubungan
antar
penelitian),
dan
(Model
regresi
struktur dengan kepuasan kinerja
logistik dapat digunakan untuk
maka dilakukantabulasi silang
menganalisis hubungan satu atau
Bivariat (Digunakan Crosstable
lebih variabel independen dengan
(tabulasi silang) dan uji “Chi
sebuah
variabel dependen yang bersifat
dikotom/biner,
yakni
data
dari
kompensasi
dan
kepuasan kerja). Yang diukur
mempunyai dua nilai variasi. Uji
berdasarkan
regresi
terhadap dimensi memprakarsai
logistik
berganda
dilakukan dengan menggunakan
struktur
persepsi
dan
petugas
kepuasan
kerja
. 4.1 Gaya Kepemimpinan motivasi kerja petugas dapat kita
Memprakarsai Struktur dengan
lihat pada tabel berikut ini :
kinerja petugas. Hubungan gaya kepemimpinan memprakararsai struktur dengan
Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Memprakarsai Struktur dengan kepuasan kerja Kinerja Tidak baik n % n % Setuju 68 63.6 39 36.4 Tidak Setuju 6 15.8 32 84.2 Total 74 51.0 71 49.0 Sumber : Data Primer, 2011
Memprakarsai Struktur
Gaya
Jumlah
P
Baik
n 107 38 145
% 1000 1000 1000
0.000
kepemimpinan
Hasil Uji Statitik dengan
memprakarsai struktur dengan
chi square diperoleh nilai P =
kinerja petugas yang di terapkan
0.000. Karena nilai P < 0.05
oleh direktur/pimpinan RSUD
maka H0 ditolak. Hal ini berarti
Namlea
ada
lebih
banyak
yang
hubungan
antara
gaya
mengatakan baik yaitu 68 orang
kepemimpinan
memprakarsai
(63.6%). Sedangkan responden
struktur dengan kinerja petugas.
yang katakan tidak baik dengan
Hal ini dapat dilihat pada tabel
gaya ini yaitu orang (84.2%).
12.
Tabel 12. Distribusi Responden berdasarkan motivasi kerja dengan kepuasan kerja Kinerja Baik Tidak baik n % n % Setuju 68 54.4 57 45.6 Tidak Setuju 6 30.0 14 70.0 Total 74 51.0 71 49.0 Sumber : Data Primer, 2011
Jumlah
Memprakarsai Struktur
n 125 20 145
% 1000 1000 1000
P
0.043
Motivasi kerja yang di terapkan
Hasil Uji Statitik dengan chi
oleh direktur/pimpinan PT lebih
square diperoleh nilai P = 0.043.
banyak yang mengatakan baik
Karena nilai P < 0.05 maka H0
yaitu
ditolak. Hal
68
Sedangkan
orang
(54.4%).
responden
ini
berarti
ada
yang
hubungan antara motivasi kerja
katakan tidak baik dengan gaya
dengan kepuasan kerja. Hal ini
ini yaitu 14 orang (70%).
dapat dilihat pada tabel 13.
5. Analisis Multivariat Analisis multivariat dilakukan
dependen
untuk melihat pengaruh variabel
dengan
menggunakan
independen (gaya kepemimpinan
linear
ganda.
memprakarsai
analisis regresi diketahui hasil
struktur
serta
Motivasi kerja) terhadap variabel
(kepuasan
kerja
regresi
Berdasarkan
sebagai berikut:
Tabel 14. Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi Gaya Kepemimpinan Memprakarsai Struktur, motivasi kerja dan Kepuasan Kerja.
B Gaya 2.405 kepemimpinan Kepuasan 1.443 Constant -4.651 Sumber data primer 2011
)
S.E. .499
Wald 23.250
Df 1
Sig. 0.000
Exp (B) 11.080
548 .941
6.934 24.408
1 1
0.008 0.000
4.235 0.010
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Berdasarkan hasil uji statisti
yang memiliki pengaruh yang
regresi logistic pada table 14 ini
paling kuat terhadap motivasi kerja
dapat dilihat bahwa variable
dengan memiliki nilai Exp. (B) =
independen gaya kepemimpinan
11.080. direktur/kepala
E.Kesimpulan dan Saran
sebagai
berikut
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan
PT
pembahasan
tentang
1. Bagi pihak manajemen PT agar
meningkatkan
efektifitas
pengaruh gaya kepemimpinan
gaya kepemimpinannya terutama
dan
dalam hal memberikan perhatian
motivasi
kerja
terhadap
kepuasan kerja PT Baron, maka
khusus
dapat
outsourcing, mengingat tenaga
disimpulkan
sebagai
berikut :
kepada
karyawan
outsourcing adalah tenaga ahli yang mau tidak mau harus
1.
Terdapat
pengaruh
kepemimpinan
gaya
terhadap
mencapai target sehingga yang diperlukan
bagi
perusahaan
kepuasan kerja
adalah memberikan imbalan yang
2. Terdapat pengaruh motivasi
setimpal, memberikan kebijakan
kerja terhadap kepuasan kerja
apabila ada hal yang mendesak, penghargaan
2. Saran Untuk
meningkatkan
keberhasilan
terhadap tugas
serta
kelangsungan hidup perusahaan
kesempatan untuk pertumbuhan
maka
dan
diperlukan
gaya
pengembangan
diri
dan
kepemimpinan, motivasi kerja
organisasi.
dan kepuasan kerja, ada beberapa
2. Bagi peneliti selanjutnya agar
yang
dapat
dilakukan/diwujudkan
harus oleh
mengukur
kepemimpinan
dan
gaya motivasi
kerja dengan cara lain seperti
JURNAL PARAMETER
langsung
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
mengukur
persepi
ISSN 1979-8865
Occupations:
Extention
pimpinannya dan kemudian dapat
and Test of a Three –
dibandingkan dengan persepsi
Component
petugas serta langsung mengukur
Conceptualization”,
kinerja
Journal
atau
persepsi
tidak
petugas
melalui terhadap
kinerjanya.
of
Applied
Psychology, Vol. 78, No. 4 Alpader,
G.
G.,
“Relationship DAFTAR PUSTAKA
1990, Between
Commitment to Hospital
Burton, James P; Lee, Thomas W; Holtom, Brooks C, 2002, “The Influence of Motivation to Attend, Ability to Attend, and Organizational Commitment on Different Types of Absence Behaviors”, Journal of Managerial Issues, Summer, p. 181-197 Cetin, Munevver Olcum, 2006, “The Relationship Between Job Satisfaction Occupational and Organizational Commitment of Academics”, Journal of Gibson, J.L., dan Donnelly, J.H., 1997. Organisasi Perilaku,Struktur American Academy of Bussiness, 8 (1), p. 78-88 Chandra K., 2007 Allen, NJ.,
Goal and Job Satisfaction : A Case Study of Nursing Department”, Health Care Management Review, 15 (4), p. 51-62 Amstrong,
Michael,
“Handbook
of
1994, Personal
Management Practise”, 4th Edition, Kopan Page Ltd., London Arbuckle, J. L., 1997, “Amos User’s
Guide
Version
3.6”,
Smallwaters Corporation, Chicago Augusty T. Ferdinand, A, 2000, “Structural Equation Modelling Dalam
Meyer PJ. And Smith CA.,
Penelitian
1993,
Badan Penerbit Universitas
“Commitment
Organizations
to and
Manajemen”,
Diponegoro, Semarang
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
_______________________,
Cooper
Donald
R.C,.
2006,
Penelitian
William
Emory,
1998,
Badan
“Metode
“Metode
Manajemen
Edisi
2”,
Penerbit Universitas Diponegoro,
Bisnis”, Erlangga, Jakarta Dessler, Gary, 1992, “Manajemen
Semarang , “Outsourcing (Alih Daya) dan Pengelolaan
(Tinjauan Terhadap
Sumber Daya Manusia”,
Tenaga
Kerja Pada Perusahaan :
Tahun
Penelitian
Dole,
Carol
and
Schroeder,
Yuridis
Richard G., 2001, “The
No.13
Impact of Various Factors
entang
on The Personality, Job
UU 2003
PT Prenhalindo, Jakarta
Ketenagakerjaan)”,
Satisfaction and Turnover
Jurnal Hukum, Mei 20
Intention of Profesional
Chen et al, 2006, “Organization Communication, Stress,
Job
Organizational
Commitment,
and
Performance
job of
Accountants”, Managerial
Auditing
Journal, Vol. 16, No. 4, p. 234 – 245 Doyle, P. and Wong, V., 1998,
Accounting Professionals
“Marketing
in Taiwan and America”,
Competitive Performance:
Leadership
An
and
and
Empirical
Study”,
Organizational journal,
European
27 (4), p. 242- 249
Marketing, Vol. 32 No.
Cooke, Ernest F., 1999, “Control and Motivation in Sales
Journal
of
5/6, page 514-535 Grant, Ken et al, 2001, “The Role
Management through The
of
Compensation
Plan”,
Territory Design on The
Journal of Marketing
Motivation, Attitudes, and
Theory
Work
and
Practise
Satisfaction
Outcomes
With
of
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Salespeople”, Journal of
Dian
The
(1), hal. 35-56
Academy
of
Marketing Sciences, Vol. 23, No. 2, p. 165 – 178
Ekonomi,
Fuad Mas‟ud, 2004, Survai
Organisasional,
Tatham & W.C. Black,
Badan
1995, “Multivariate Data
Universitas
Analysis With Readings”,
Diponegoro,
Eaglewoods
Semarang
Cliffs,
NJ:
Prentice Hall Inc.
McNeese
Harrison, J. Klane and Russell Hubbard,
1998,
“Antecedents
to
Organizational Commitment Mexican
Among
Employee
7
Diagnosis
Hair, J.F. Jr; R.E. Anderson, R.L.
of
USA” Jae,
ISSN 1979-8865
Penerbit
–Smith,
1996,
Donna,
“Increasing
Employee Productivity,
Job
Satisfaction,
and
Organizational ”
Commitment
Hospital & Health
Moon
M,
2000,
Services
“Organizational
Administration, Vol.
Commitment Revisited in
41: 2, p. 160-175
New Public Management”, Public
Performance
Management
&
Review,
Vol. 24, No.2 Johnson
Dongoran,
2001,
Morrison,
1997,
“How
FranchiseJob Satisfaction
and
Personality
Affects
Performance,
“Komitmen
Organizational
organisasional: Dua
Commitment,
Sisi Sebuah Koin”,
Franchisor Relation,
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
and
Intention
to
Vol. 77, No. 6, p.
Remain”, Journal of Indriantoro, Nur & Bambang Supomo,
963-974 Robbins, Stephen P, 1996, “Organizational
1999,
“Metodologi
Behavior
Penelitian Bisnis :
Controversiest,
Untuk Akuntansi dan
Application”,
Manajemen”, BPFE,
Eaglewoods
Yogyakarta
Prentice Hall Inc.
Luthans,
Fred,
1995,
Sugiyono,
“Organizational
Penelitian
Bisnis”,
CV
Edition,
Boston:
Bandung
1992,
Cliffs, “Metode
Seventh
C.,
Concept,
1999,
Behavior”,
McGraw-Hill, Inc. Ostroff,
ISSN 1979-8865
Alfabeta,
Suliman, Abubakr MT, 2002,
“The
“Is
it
really
a
Relationship Between
Mediating
Satisfaction Attitudes
Construct?”, Journal
and Performance on
of
Organizational Level
Development,
Analysis”, Journal of
21, p. 170-183
Applied Psychology,
Management Vol.
Tansuhaj, Patriya., Donna, Randall & Jim,
McCullough, 1998, “A Service
Service Marketing,
Marketing Management Model:
Vol. 2, No.3 Testa,
Mark
R.,
1999,
Integrating Internal
“Satisfaction
and External
organizational Vision,
Marketing Function”,
Job Satisfaction and
The Journal of
Service
Effort:
with
An
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Empirical
Performance and Pay
Investigation”,
Satisfaction,
Leadership
and
Increase
Merit
Satisfaction
Organization
and
Instrumentally
Development
Beliefs In A Merit Pay
Journal, Vol. 20, No.
Environment”,
3 Vest M. J., Scott
Journal of Business
K.D., and Markham
and Psychology, Vol.
S.E., 1994, “Self Rated
9, No.2, p. 171 – 181
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA HOTEL HORISON BEKASI Muratin Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana Email:[email protected]
Abstract This study aims to determine and prove empirically Effect of Service Quality on Customer Satisfaction using the services Horisin hotel in Bekasi. Methods used in this research is survey method with quantitative approach. The collection of data through observation, interviews, questionnaires, and literature study using Likert scale and the method of determining the sample used was accidental sampling as many as 100 visitors. The analytical method used is multiple linear regression analysis (multiple linear regression). The results showed that the quality of service (X) consisting of Realibility, Assurance, Empathy, Tangible, and Responsiveness together have a positive effect on customer satisfaction Hotel Horison Bekasi. Where the regression equation Y = 3.647 + 0.183 + 0.355 + 0.282 + -0.255 + 0.258. In addition, the F test shows that service quality has a significant influence on customer satisfaction with the level of significance of 0.000 or 0%. Likewise, partial test (t), all variables have a significant influence on customer satisfaction with the significant level of Realibility 0,001 or 0.1%; Assurance of 0,000 or 0%; Tangible 0,000 or 0%; Emphaty 0,000 or 0% and Responsiveness of 0,000 or 0%. Keywords: Service Quality, Customer Satisfaction Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan yang menggunakan jasa Hotel Horisin di Bekasi. Motode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan studi kepustakaan dengan menggunakan skala likert dan metode penentuan sampel yang digunakan adalah aksidental sampling sebanyak 100 orang pengunjung. Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linear berganda (multi linear regression).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan (X) yang terdiri atas Realibility, Assurance, Empathy, Tangible, dan Responsiveness secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan pelanggan hotel Horison Bekasi. Di mana persamaan regresi Y = 3,647 + 0,183 + 0,355 + 0,282 + -0,255 + 0,258. Selain itu, dengan uji F dilihat bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau 0%. Begitu juga uji parsial (t), semua variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan dengan tingkat signifikan untuk Realibility sebesar 0,001 atau 0,1%; Assurance sebesar 0,000 atau 0%; tangible sebesar 0,000 atau 0%; Emphaty 0,000 atau 0% dan Responsiveness sebesar 0,000 atau 0%. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah Keterbukaan pasar bebas saat ini membuat
perkembangan
industri
yang bergerak di bidang jasa harus memperhatikan
segi
perhotelan tumbuh sangat pesat, dan
mereka.
menimbulkan persaingan yang sangat
merupakan
ketat.
kesuksesan perusahaan jasa seperti
Mereka
menawarkan
berlomba-lomba
Pelayanan
pelayanan
salah
yang satu
syarat
produk dan pelayanan
perhotelan.
seperti berbagai fasilitas, kualitas
dipandang
pelayanan
komponen yang perlu diwujudkan
dan
penyajian
sebaik
mungkin untuk memberikan nilai
oleh
tambah
pengaruh
pada
pelayanan
yang
Kualitas
baik
sebagai
perusahaan
pelayanan salah
karena
untuk
satu
memiliki
mendatangkan
ditawarkannya. Saat ini semua industri
pelanggan baru dan dapat mengurangi
pilihan
kemungkinan pelanggan lama untuk
menjatuhkan pilihan. Hal ini akan
berpindah ke perusahaan lain.
semakin sulit untuk mempertahankan
Dengan
semakin
banyaknya
pesaing maka akan semakin banyak
bagi
pelanggan
untuk
pelanggan lama, karenanya kualitas pelayanan
harus
ditingkatkan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
semaksimal mungkin. Dengan adanya kualitas
pelayanan
diharapkan
yang
Hotel adalah sejenis akomodasi, yang
menyediakan
fasilitas
dan
menciptakan
pelayanan penginapan, makan dan
kepuasan bagi para pelanggannya.
minum, serta jasa-jasa lainnya untuk
Setelah
pelanggan
puas
umum yang tinggal untuk sementara
dengan
produk
yang
waktu, dan dikelola secara komersial
diterimanya, maka pelanggan akan
atau memperoleh keuntungan yang
membandingkan
yang
sebesar-besarnya. Hotel merupakan
diberikan. Apabila pelanggan merasa
jenis industri yang menghasilkan dan
benar-benar
akan
menyediakan sesuatu dalam bentuk
memberi
barang dan jasa. Dengan demikian
rekomendasi kepada orang lain untuk
hotel tidak hanya menjual produk
membeli di tempat yang sama. Oleh
yang berwujud tetapi juga menjual
karena itu perusahaan harus memulai
produk yang tidak berwujud seperti
memikirkan
dalam bentuk pelayanan, hiburan,
membeli
akan
baik
ISSN 1979-8865
merasa
atau
jasa
pelayanan
puas, ulang
mereka serta
pentingnya
kualitas
pelayanan yang baik agar berpengaruh
suasana
terhadap
nyaman, bersih dan indah (Dimyati,
kepuasan
pelanggan.
Kepuasan pelanggan merupakan aspek
bisnis
persaingan
dan
memenangkan
(Tjiptono,
lingkungan
yang
1989, dalam Lupiyoadi 2006).
vital dalam rangka mempertahankan dalam
atau
Hotel
berfungsi
sebagai
tempat penginapan atau istirahat
2004:145).
untuk
Untuk itu upaya yang dilakukan agar
berbagai
perusahaan dapat bertahan di tengah
membutuhkan, sebagai tempat tinggal
persaingan yang sangat ketat dan tetap
sementara selama berada jauh dari
menjadi pilihan utama bagi pelanggan
tempat asalnya. Berbagai kalangan
maka perusahaan harus melakukan
tersebut diantaranya adalah para turis,
pelayanan yang prima agar pelanggan
baik
menjadi loyal.
domestik. Hotel juga digunakan untuk
turis
kalangan
asing
maupun
yang
turis
kalangan bisnis, orang yang mengikuti
JURNAL PARAMETER
seminar,
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
tempat
melangsungkan
ISSN 1979-8865
pelayanan
untuk
kepuasan
upacara dan lain-lain. Dengan situasi
pelangganya agar pelanggan menjadi
yang seperti ini, maka manajemen
loyal.
pengelola hotel harus menerapkan
Kualitas pelayanan memberikan
strategi yang jitu agar pelanggan
suatu dorongan kepada pelanggan
selalu terus mengkonsumsi produk
untuk menjalin ikatan hubungan yang
(jasa) yang dimilikinya dengan tujuan
baik dengan penyedia jasa, di samping
utama
melakukan
keberhasilannya
konsumen
merasa
adalah
mendapatkan
kepuasan.
kualitas
pelayanan,
perusahaan juga perlu mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan
Perkembangan fungsi hotel saat
nya.
Dengan
adanya
kualitas
ini yang diikuti dengan semakin
pelayanan yang baik di dalam suatu
tajamnya
perusahaan,
persaingan
diantara
perusahaan-perusahaan
akan
menciptakan
jasa
kepuasan bagi pelanggannya. Setelah
menawarkan
pelanggan merasa puas dengan produk
produk yang berkualitas seperti desain
atau jasa yang diterimanya, pelanggan
bangunan, interior dan eksterior kamar
akan membandingkan pelayanan yang
hotel serta restoran, suasana yang
diberikan. Apabila pelanggan benar-
tercipta di dalam kamar hotel, restoran
benar puas, mereka akan membeli
serta makanan dan minuman yang
ulang serta memberi rekomendasi
dijual beserta keseluruhan fasilitas
kepada orang lain untuk membeli di
yang ada, dengan disertai pelayanan
tempat yang sama.
perhotelan,
dengan
yang prima ditandai dengan keramahtamahan
dan
ketrampilan
Kepuasan terpenuhi
pelanggan apabbila
akan proses
staff/karyawan hotel dalam melayani
penyampaian jasa dari si pemberi jasa
pelanggannya.
demikian
kepada pelanggan sesuai dengan apa
perhotelan
yang dipersepsikan pelanggan. Oleh
maka harus
Dengan
perusahaan
jasa
berkomitmen
membahu
dan
meningkatkan
bahu
karena itu, perusahaan dituntut untuk
kualitas
meningkatkan kualitas pelayanannya,
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
atau bahkan memberikan pelayanan
and Berry (1997:111) bahwa ada lima
yang melebihi harapan dan keinginan
kesenjangan (gap) yang membuat
pelanggan sehingga pelanggan akan
perusahaan perhotelan tidak mampu
merasa puas.
memberikan layanan yang bermutu
Namun masih
pada
banyak
kenyataannya
terjadi
keluhan
sehingga menyebabkan ketidakpuasan pelanggan
yaitu
1).
kesenjangan
ketidakpuasan para pelanggan yang
antara harapan pelanggan dan persepsi
menginap di hotel disebabkan karena
manajemen.
fasilitas dan kualitas pelayanan yang
terbentuk akibat pihak manajemen
kurang
yang
salah memahami apa yang menjadi
(2000:3)
harapan pelanggan. 2) kesenjangan
mengenai ketidakpuasan pelanggan
antara persepsi pihak manajemen
timbul karena rendahnya kinerja yang
terhadap
diterima
spesifikasi
memadai,
diungkapkan
harapan
seperti Alma
dibandingkan yang
dengan
disebabkan
oleh
Kesenjangan
harapan
tersebut
pelanggan
kualitas
dan
layanan.
Kesenjangan tersebut terjadi akibat
beberapa hal yaitu 1). ketidak sesuaian
kesalahan
harapan
yang
persepsi pihak manajemen yang tepat
dialami, 2). layanan selama proses
atas harapan para pelanggannya ke
menikmati jasa tidak memuaskan 3).
dalam bentuk tolak ukur penyerahan
perlakuan
jasa. 3) kesenjangan antara spesifikasi
dengan
menyenangkan
kenyataan
personel
suasana
menerjemahkan
dan
kualitas
kondisi fisik lingkungan yang tidak
layanan
menunjang, 5). biaya terlalu tinggi
Kesenjangan
karena jarak terlalu jauh, banyak
diakibatkan oleh ketidak mampuan
waktu terbuang, dan harga yang
sumber
terlalu tinggi, 6). promosi atau iklan
memenuhi standar mutu layanan yang
tidak
ditetapkan. 4) kesenjangan
sesuai
4).
kurang
dalam
dengan
kenyataan.
layanan
dan
kepada
pemberian pelanggan.
tersebut
daya
manusia
lebih
untuk
antara
Pernyataan tersebut di dukung oleh
pemberian layanan kepada pelanggan
Valerie A. Zeithaml A. Parasuraman
dan
komunikasi
eksternal.
JURNAL PARAMETER
Kesenjangan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ini
tercipta
ISSN 1979-8865
karena
berpengaruh langsung maupun tidak
perusahaan perhotelan tidak mampu
langsung terhadap variabel Kepuasan
memenuhi
pelanggan hotel Horison yaitu kualitas
janjinya
yang
secara
eksternal
dikomunikasikan
melalui berbagai bentuk promosi. 5) kesenjangan antara harapan pelanggan
pelayanan. 1.3. Perumusan Masalah Dari
pembatasan
masalah
dan kenyataan layanan yang diterima.
tersebut, agar masalah dapat dijawab
Kesenjangan tersebut sebagai akibat
secara tepat tidak menyimpang dari
tidak terpenuhinya harapan pelanggan.
pokok permasalahan yang diteliti maka
Besar
dapat
kecilnya
pelanggan
keluhan
akan
kerugian
para
menyebabkan
berikut:
perusahaan
Apakah
terhadap
perhotelan itu sendiri. Berdasarkan maka
penulis
uraian
di
tertarik
atas, untuk
Kualitas
Pelayanan
seperti
kualitas
berpengaruh
sebagai
pelayanan
terhadap
kepuasan
pelanggan Hotel Horison di Bekasi?. 1.4. Tujuan Penelitian
mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh
dirumuskan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada
berpengaruh
terhadap
kepuasan
Hotel Horison Bekasi
pelanggan Hotel Horison di Bekasi?. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan
1.2. Pembatasan Masalah Bertolak masalah
yang
dari
identifikasi
dijadikan
masukan
sebagai
diatas,
pertimbangan bagi pengelola hotel
permasalahan
dalam menilai ataupun mengevaluasi
yang berhubungan dengan kepuasan
tingkat pelayanaan yang diberikan
pelanggan sangat luas, rumit dan
kepada pelanggan.
menunjukan
diuraikan
dapat
bahwa
kompleks. Agar penelitian ini tidak
Adapun manfaat secara teoritis,
melebar maka penelitian ini dibatasi
dapat
menambah
hanya meneliti variabel yang diduga
pengetahuan
di
khasanah
ilmu
bidang
ilmu
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
manajemen pemasaran jasa perhotelan
hasil suatu produk dan harapan-
tetutama mengenai faktor-faktor yang
harapannya. Pengertian kepuasan
mempengaruhi kepuasan pelanggan.
pelanggan
menurut
(2006:38)
adalah
tingkat
perasaan
pelanggan
setelah
Selain
itu,
penelitian
secara ini
praktis
diharapkan
bermanfaat bagi :
Alma
membandingkan
dengan
Pimpinan Perusaahaan jasa perhotelan,
harapannya.
Wilkie
yaitu
dalam
(1990) dalam Tjiptono (2004:24)
kegiatan-
kepuasan didefinisikan sebagai
memberikan
suatu tanggapan emosional pada
sebagai
informasi
merencanakan kegiatannya pelayanan
program untuk
yang
bermutu
Menurut
kepada
evaluasi terhadap pengalaman
pelanggan agar para pelanggan merasa
pelanggan suatu produk atau jasa.
puas, sekaligus dapat mengembangkan
Menurut Engle et, al dalam
keunggulan
Tjiptono (2004:24 ) mengatakan
perusahaan
perhotelan
tepat sasaran yang sesuai dengan
bahwa
perkembangan teknologi dan tuntutan
merupakan
kebutuhan
dimana alternatif yang di pilih
pelanggan
pada
masa
sekarang dan yang akan datang.
kepuasan evaluasi
pembeli
sekurang-kurangnya sama atau
Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai informasi terhadap penelitian yang relevan di kemudian hari.
melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (Outcome) tidak memenuhi
harapan.
2.1. Landasan Teori
dasarnya
tujuan
2.1.1. Kepuasan Pelanggan
adalah
untuk
Menurut Kotler (2005:36) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
pelanggan
yang
kepuasan
suatu
Pada bisnis
menciptakan
kepada
para
pelanggannya. Berbicara
tentang
berasal dari perbandingan antara
kepuasan
kesannya terhadap kinerja atau
beberapa pakar yang memberikan
pelanggan
ada
JURNAL PARAMETER
definisi
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
mengenai
kepuasan
ISSN 1979-8865
pelanggan dirumuskan sebagai
pelanggan yang dikutip oleh
evaluasi
purnabeli,
dimana
Tjiptono
persepsi
terhadap
kinerja
(2004)
sebagai
diantaranya
berikut.
kepuasan
Yi
adalah
satu
(1990),
alternative produk dan jasa yang
hasil
dipilih memenuhi atau melebihi
kolektif dari persepsi, evaluasi
harapan
dan
psikologis
Apabila persepsi terhadap kinerja
konsumsi
tidak dapat memenuhi harapan,
dengan satu produk atau jasa.
maka yang terjadi ketidakpuasan.
Day (1998) dalam Supranto,J
Pada umumnya harapan
reaksi-reaksi
untuk
pengalaman
(2006),
kepuasan
pelanggan
sebelum
pembelian.
pelanggan merupakan perkiraan
adalah evaluasi ketidaksesuaian
atau
(disconfirmation) yang dirasakan
tentang apa yang akan diterima
antara harapan sebelumnya dan
bila
kinerja
mengkonsumsi
aktual
produk
yang
keyakinan
ia
pelanggan
membeli suatu
atau produk
dirasakan setelah pemakaiannya.
(barang atau jasa). Sedangkan
Wilkie (1990) dalam Kuswandi,
kinerja yang dirasakan adalah
(2006:17)
persepsi pelanggan terhadap apa
kepuasan
mendefinisikan pelanggan
sebagai
yang
ia
terima produk
setelah
suatu tanggapan emosional pada
mengkonsumsi
yang
evaluasi terhadap pengalaman
dibeli (Tjiptono dalam Sylvana,
konsumsi suatu produk atau jasa.
2006).
Eangel (1990) dalam Kuswadi. (2006:16)
menyatakan
bahwa
Kepuasan Pelanggan juga
kepuasan pelanggan merupakan
merupakan
kepuasan
evaluasi
dimana
keseluruhan
yang
alternatif yang dipilih sekurang-
konsekuensi
kurangnya sama atau melampaui
komplain
harapan
kesetiaan pelanggan. Kepuasan
purna
beli
pelanggan.
Kepuasan
secara
mempunyai
perilaku pelanggan
berupa dan
JURNAL PARAMETER
pelanggan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
secara
ISSN 1979-8865
keseluruhan
Dari berbagai definisi di
mempunyai tiga dimensi, yaitu
atas dapat ditarik kesimpulan
kualitas yang dirasakan, nilai
bahwa pada dasarnya pengertian
yang
harapan
kepuasan pelanggan mencakup
pelanggan. Kepuasan pelanggan
perbedaan antara harapan dan
secara
akan
kinerja
negatif
pada
diharapkan.
pelanggan
dan
dirasakan
dan
keseluruhan
berpengaruh komplain berpengaruh
positif
kesetiaan
atau
pada
atau
hasil
yang
Produk
jasa
berkualitas mempunyai peranan penting
untuk
membentuk
loyalitas
kepuasan pelanggan (Kotler dan
pelanggan (Fornel, et.al, 1996).
Armstrong, 1996:553 ). Semakin
Model kepuasan pelanggan yang
berkualitas produk dan jasa yang
dikemukakan Fornel dapat dilihat
diberikan, maka kepuasan yang
pada
dirasakan
Gambar
pelanggan
2.2
Kepuasan
merupakan
tingkatan
dimana
keinginan
dan
oleh
pelanggan
suatu
semakin tinggi. Bila kepuasan
kebutuhan,
pelanggan semakin tinggi, maka
dari
dapat menimbulkan keuntungan.
pelanggan dapat terpenuhi yang
Pelanggan yang puas akan terus
akan mengakibatkan terjadinya
melakukan pembelian. Demikian
pembelian ulang atau kesetiaan
pula sebaliknya jika tanpa ada
yang berlanjut
1991)
kepuasan, dapat mengakibatkan
(2006:14).
pelanggan pindah pada produk
dalam
harapan
(Band,
Kuswadi
Faktor yang paling penting untuk
lain.
menciptakan kepuasan konsumen
Menurut
adalah kinerja dari agen yang
(2005:52).,
biasanya
dengan
tingkat
tersebut
setelah membandingkan kinerja
(Mowen, 1995) dalam Erriani
atau hasil yang dia rasakan
(2008:10).
dibandingkan
kualitas
diartikan dari
agen
kepuasan
Kotler,
perasaan
adalah seseorang
dengan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
harapannya. Sedangkan Tse dan
terhadap kualitas jasa atau
Wilton (1998) dalam Lupiyoadi
produk perusahaan tersebut.
(2006:349) menyebutkan bahwa
Survei ini dapat dilakukan
kepuasan
dengan penyebaran kuesioner
atau
ketidakpuasan
pelanggan
adalah
respon
pelanggan
terhadap
evaluasi
oleh
karyawan
perusahaan
kepada
para
ketidaksesuaian
Melalui
survei
(disconfirmation) yang dirasakan
perusahaan dapat mengetahui
antara harapan sebelumnya dan
kekurangan
kinerja
yang
produk atau jasa perusahaan
dirasakan setelah pemakaiannya.
tersebut sehingga perusahaan
Kotler (2005:41) menambahkan
dapat melakukan perbaikan
ada empat metode yang bisa
pada
digunakan
kurang
aktual
produk
untuk
menugukur
hal
dan
yang oleh
pelanggan. tersebut,
kelebihan
dianggap pelanggan.
kepuasan pelanggan, yaitu :
Tjiptono
1. Sistem keluhan dan saran
berpendapat
bahwa
Perusahaan yang memberikan
pengukuran
kepuasan
kesempatan
pelanggan dengan survei ini
penuh
pelanggannya
bagi untuk
dapat
(2006:18)
dilakukan
dengan
menyampaikan pendapat atau
beberapa cara antara lain :
bahkan keluhan merupakan
a. Directly reported satisfaction
perusahaan yang berorientasi
Pengukuran dilakukan secara
pada
langsung, melalui pertanyaan
konsumen
(costumer
oriented).
dengan skala berikut : sangat
2. Survei kepuasan pelanggan Sesekali
perusahaan
perlu
melakukan survei kepuasan pelanggan
tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas. b. Derived dissatisfaction Pertanyaan
yang
diajukan
menyangkut dua hal utama,
JURNAL PARAMETER
yakitu
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
besarnya
ISSN 1979-8865
harapan
Metode
atribut
dengan
mempekerjakan
tertentu dan besarnya yang
beberapa
orang
mereka rasakan.
perusahaan (Ghost Shopper)
pelanggan
terhadap
c. Problem analysis
ini
untuk
Pelanggan
yang
dijadikan
responden
diminta
dilaksanakan
dari
bersikap
pelanggan
sebagai
di
perusahaan
untuk
pesaing, dengan tujuan para
hal
Ghost Shopper tersebut dapat
masalah-
mengetahui kualitas pelayanan
masalah yang mereka hadapi
perusahaan pesaing sehingga
berkaitan dengan penawaran
dapat
dari
koreksi
mengungkapkan pokok.
dua
Pertama,
perusahaan.
Kedua,
dijadikan
sebagai
terhadap
kualitas
saran-saran untuk melakukan
pelayanan
perbaikan.
sendiri.
d.
Importance-performance
analysis
perusahaan
4. Analisa pelanggan yang hilang Metode
ini
Dalam teknik ini,responden
perusahaan
diminta
menghubungi
untuk
merangking
itu
dilakukan
dengan
cara kembali
berbagai elemen (atribut) dari
pelanggannya yang telah lama
penawaran
tidak
derajat
berdasarkan
pentingnya
setiap
berkunjung
atau
melakukan pembelian lagi di
elemen tersebut. Selain itu,
perusahaan
responden
juga
telah berpindah ke perusahaan
merangking
seberapa
kinerja
perusahaan
masing-masing (atribut) tersebut. 3. Ghost Shopping
diminta baik dalam elemen
pesaing.
tersebut
Selain
karena
itu,
perusahaan dapat menanyakan sebab-sebab pelanggan pesaing.
kepindahan ke
perusahaan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Faktor-faktor
tingkat kepuasan yang lebih
Yang
Mempengaruhi
tinggi.
Kepuasan d.
Pelanggan Kepuasan
pelanggan
ISSN 1979-8865
Harga, mempunyai
produk
yang
kualitas
yang
merupakan prioritas paling utama
sama tapi menetapkan harga
dalam
yang
perusahaan,
maka
relatif
murah
akan
perusahaan harus fokus pada
memberikan nilai yang lebih
pelanggan. Tingkat
tinggi kepada pelanggannya.
kepuasan
pelanggan ditentukan oleh lima faktor
utama
diperhatikan
dan
oleh
harus
perusahaan,
e. Biaya, pelanggan yang tidak perlu
mengeluarkan
biaya
tambahan atau yang tidak
yaitu :
perlu membuang waktu untuk
a. Kualitas produk, konsumen
mendapatkan
suatu
produk
akan merasa puas bila evaluasi
cenderung puas akan produk
mereka menunjukkan bahwa
tersebut.
produk yang mereka gunakan
kepuasan
memang berkualitas.
memberikan
b. Kualitas pelanggan, pelanggan
Terciptanya pelanggan
manfaat,
dapat
beberapa diantaranya
akan merasa puas bila mereka
hubungan antara perusahaan
mendapatkan pelayanan yang
dengan konsumennya menjadi
baik atau yang sesuai dengan
harmonis, memberikan dasar
yang diharapkan.
yang baik bagi pembelian
c. Emosional, pelanggan akan merasa
bangga
mendapatkan
ulang dan terciptanya loyalitas
dan
pelanggan serta membentuk
keyakinan
suatu rekomendasi dari mulut
bahwa orang lain akan kagum
ke
terhadap
menguntungkan
dia,
bila
menggunakan produk tertentu
perusahaan
yang cenderung mempunyai
2004:16).
mulut
yang bagi (Tjiptono,
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Pengukuran kepuasan
terhadap
seberapa besar harapan terhadap
telah
atribut tertentu dan seberapa
pelanggan
menjadi hal yang penting bagi perusahaan, mengetahui
karena
pelanggan,
besar yang dialaminya.
dengan
tingkat
ISSN 1979-8865
kepuasan
Metode meminta
lain
dengan
responden
membuat
perusahaan
daftar masalah yang dihadapi dan
memperoleh umpan balik dan
membuat daftar yang disarankan
masukan
untuk
bagi
keperluan
perbaikan
(problem
pengembangan dan implementasi
analysis). Adapun indikator yang
strategi peningkatan
digunakan
dalam
menilai
pelanggan. Penilaian kepuasan
kepuasan
konsumen
adalah
pelanggan
(Kotler, 2005) :
kepuasan
mempunyai
tiga
bentuk yang berbeda yaitu :
a. Kualitas yang diberikan sesuai
a. Positif disconfirmation,
dengan yang dijanjikan.
dimana kinerja lebih baik dari
b. Pelayanan yang baik dan
harapan.
memberikan
b. Simple confirmation, dimana
konsumen.
kinerja sama dengan harapan.
c.
c.
konsumen yang menginap di
Negatif
disconfirmation,
dimana kinerja lebih buruk dari harapan.
kepuasan
Kepuasan
bagi
Pengukuran kepuasan (Kotler,
hubungan
2005)
dengan
diukur
dengan
beberapa cara, kepuasan dapat
Kualitas
diukur
dengan
dorongan
secara
langsung
menanyakan
setiap
Hotel Griptha Kudus. Kualitas
dapat
bagi
yang kepuasan
mempunyai sangat
pelanggan.
memberikan kepada
erat
suatu
konsumen
kepuasan
untuk menjalin suatu ikatan yang
pelanggan dengan menggunakan
kuat dengan perusahaan dalam
skala. Responden dapat diminta
jangka panjang, katan ini akan
untuk
memungkinkan perusahaan untuk
memberikan
peringkat
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
memahami
dengan
seksama
ISSN 1979-8865
dan
dapat
mengurangi
harapan dari pelanggan serta
kemungkinan
kebutuhan
pelanggan lama untuk berpindah
mereka.
Dengan
demikian, perusahaan akan dapat
ke
meningkatkan
semakin
kepuasan
pelanggan
yang
paling
menyenangkan
perusahaan
maka
lain.
Dengan
banyaknya
pesaing
akan
semakin
banyak
dan
pilihan bagi pelanggan untuk
meminimalkan atau meniadakan
menjatuhkan pilihan. Hal ini
pengalaman pelanggan kurang
akan
menyenangkan
mempertahankan
yang
pada
semakin
sulit
untuk
pelanggan
gilirannya kepuasan pelanggan
lama, karenanya kualitas layanan
dapat menciptakan kesetiaan dan
harus ditingkatkan semaksimal
loyalitas
mungkin.
pelanggan
perusahaan
yang
kepada
memberikan
kualitas yang memuaskan.
Kualitas
pelayanan
didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau
2.1.2. KualitasPelayanan Saat ini semua industri
layanan
secara
menyeluruh
yang bergerak di bidang jasa
(Zeithaml
et
harus
Kualitas
merupakan
suatu
kondisi
dinamis
yang
memperhatikan
pelayanan
mereka.
segi
Pelayanan
yang baik merupakan salah satu
berhubungan
syarat
kesuksesan
perusahaan
jasa,
jasa.
Kualitas
pelayanan
al,
dengan
manusia,
melebihi
komponen
(Tjiptono,2006).
diwujudkan
oleh
perlu perusahaan
produk,
proses
dan
lingkungan yang memenuhi atau
dipandang sebagai salah satu yang
1998:111).
harapan
pelanggan Sehingga
definisi kualitas pelayanan dapat
karena memiliki pengaruh untuk
diartikan
mendatangkan pelanggan baru
pemenuhan keinginan
sebagai kebutuhan konsumen
upaya dan serta
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ketepatan dalam
penyampaiannya
mengimbangi
pihak yang mengkonsumsi dan menikmati
jasa
konsumen. Kualitas pelayanan
sehingga
merekalah
dapat
cara
seharusnya menentukan kualitas
membandingkan persepsi para
jasa. Persepsi pelanggan terhadap
konsumen atas pelayanan yang
kualitas pelayanan merupakan
nyata–nyata meraka terima atau
nilai menyeluruh atas keunggulan
peroleh dengan pelayanan yang
atau
sesungguhnya
terima
Adapun lima dimensi kualitas
atau mereka harapkan terhadap
pelayanan yang diidentifikasikan
atribut–atribut pelayanan suatu
oleh Parasuraman, Zeithaml dan
perusahaan
Berry (1988) dalam Tjiptono
diketahui
harapan
ISSN 1979-8865
dengan
mereka
(Zeithaml
et
al,
jasa
perusahaan,
(Tjiptono,
yang
2006).
1998:116). Kotler dan Keller
(2006) meliputi:
(2007:206) menyatakan bahwa
1. Kehandalan (reliability) yaitu
kualitas pelayanan harus dimulai
kemampuan
untuk
dari kebutuhan pelanggan dan
melaksanakan
berakhir
pada
persepsi
disajikan dengan tepat dan
pelanggan,
dimana
persepsi
terpercaya.
pelanggan
terhadap
kualitas
jasa
yang
2. Responsive (responsiveness)
pelayanan merupakan penilaian
yaitu
menyeluruh
membantu para konsumen dan
atas
keunggulan
keinginan
untuk
suatu pelayanan. Hal ini berarti
memberikan
bahwa citra kualitas yang baik
dengan sebaik mungkin.
bukan
berdasarkan
sudut
pandang atau persepsi
3. Keyakinan (assurance) yaitu pengetahuan
dan
penyedia jasa, yaitu perusahaan
kesopansantunan
para
akan
pegawai
serta
tetapi
penilaian
sudut
persepsi
pihak
pelayanan
pandang pelanggan.
Dalam hal ini, konsumen adalah
perusahaan
kemampuan
menumbuhkan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
rasa percaya diri konsumen
kepemimpinan yang terinspirasi
terhadap perusahaan.
melalui
organisasi,
budaya
4. Empati (empathy) meliputi
perusahaan yang berorientasi pada
kemudahan dalam melakukan
pelanggan, desain sistem layanan
hubungan, komunikasi yang
prima, penggunaan informasi dan
baik, perhatian pribadi, dan
teknologi
memahami
faktor-faktor
lainnya
dikembangkan
oleh
kebutuhan
para
pelanggan.
yang
efektif,
serta yang
organisasi:
5. Berwujud (tangible) yaitu
Definisi dari kualitas pelayanan
penampilan
dapat
fisik,
peralatan,
personil, dan
diartikan
pemenuhan
media komunikasi.
keinginan
sebagai
upaya
kebutuhan
dan
konsumen
serta
Konsep pelayanan yang
ketepatan penyampaiannya dalam
baik akan memberikan peluang
mengimbangi harapan konsumen
bagi perusahaan untuk bersaing
(Tjiptono, 2007). Irawan (2002)
dalam
dalam
merebut
Sedangkan
konsumen. yang
(2006:15)
baik
menyatakan bahwa service quality
(berkualitas) dari sebuah konsep
sangat bergantung pada tiga hal
pelayanan
yaitu
yang
kinerja
Dwifebri
menimbulkan
kompetitif
situasi
dimana
hal
sistem,
manusia.
teknologi
Faktor
dan
manusia
ini
tersebut dapat diimplementasikan
memegang kontribusi sekitar 70%
melalui strategi untuk meyakinkan
agar pelayanan memiliki kualitas
pelanggan,
dan memberikan kepuasan kepada
memperkuat
image
tentang merk, iklan, penjualan, dan
pelanggan
penentuan harga. Strategi inovator
perusahaan harus memperhatikan
terhadap kualitas layanan biasanya
berbagai
sulit
ditiru.
mereka
dimensi
yang
maka,
dapat
Hal
tersebut
menciptakan dan meningkatkan
disebabkan
karena
kualitas
kualitas pelayanannya
layanan
berasal
dari
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Faktor-Faktor digunakan
untuk
kualitas
ISSN 1979-8865
yang
Indikator
mengukur
meliputi :
pelayanan
dalam
dari
reliabilitas
a. Menepati janji yang telah
penelitian ini adalah:
disepakati.
1. Tampilan Fisik.
b. Menunjukkan perhatian tulus
Berarti
hal-hal
yang
untuk penyelesaian masalah-
berwujud pada sebuah jasa bisnis hotel
harus
dengan
memproyeksikan
tepat kualitas
masalah. c. Baik dan ramah setiap kita melakukan (pelayanan hotel).
pelayanan yang akan diberikan.
d. Menampilkan layanan sesuai
Tampilan fisik meliputi :
dengan yang dijanjikan.
a. Kondisi Gedung hotel.
e.
b. Peralatan modern yang
melakukan kesalahan
mendukung,
Berusaha
untuk
tidak
(Philip Kotler, 2005:103).
c. Penampilan karyawan hotel,
3. Daya Tanggap
d. Kerapihan dan kebersihan
Daya
tanggap
adalah
para petugas,
kemauan membantu pelanggan
e. Penampilan dan kondisi
dan memberikan pelayanan yang
setiap ruangan
tanggap.
(Philip Kotler, 2005:103).
manajemen harus memberikan
2. Reliabilitas Yaitu
kemampuan
untuk
menampilkan pelayanan
yang
yang
berarti
tanggapan dengan cepat
dan
kreatif
dan
atas
permintaan
masalah konsumen. a. Karyawan hotel yang memberi
dijanjikan
pelayanan secara cepat dan
dikelola
harus
dilaksanakan dengan konsisten dan cermat.
ini
kualitas
secara akurat. Hal ini berarti jasa
Hal
tanggap. b. Karyawan hotel yang selalu bersedia membantu konsumen.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
c. Karyawan hotel yang tidak
b.
Memberi
pernah terlalu sibuk untuk
nyaman.
menanggapi
c.
permintaan
maupun keluhan konsumen. (Philip Kotler, 2005:104). 4. Jaminan
ISSN 1979-8865
pelayanan
Karyawan
yang
hotel
yang
memperlakukan
semua
konsumen secara khusus (Philip Kotler, 2005:105).
Berarti pengetahuan dan
Pada
keramahan para karyawan serta
pengukuran
kemampuannya
pelayanan
memperoleh
hakikatnya kualitas atau
suatu
produk
dapat
kepercayaan. Jaminan meliputi:
diperoleh melalui pengukuran atas
a. Perasaan aman dan terjamin
kepuasan
dalam melakukan transaksi.
ditunjukkan
b. Karyawan yang selalu bersikap
harapan
sopan dan ramah.
dirasakan
pelanggan
atau
c. Karyawan mampu menjawab
perceived
performance
(Fandy
pertanyaan konsumen mengenai
Tjiptono,
2006:46).
Kotler
kondisi hotel.
(1997:95)
menjelaskan
bahwa
(Philip Kotler, 2005:104).
pelayanan
pelanggannya melalui
dan
variabel
kinerja
dapat
yang
yang
diperingkat
menurut kepentingan pelanggan 5. Empati
(costumer importance) dan kinerja Empati yaitu kemampuan
perusahan
(company
memberi perhatian secara pribadi
performance).
Tetapi
pada para konsumen. Atau berarti
kualitas pelayanan lebih sukar
perhatian yang diberikan pemberi
didefinisikan,dijabarkan,
jasa pada kliennya. Indikator dari
diukur bila dibandingkan dengan
empati meliputi :
kualitas
a. Memberi perhatian secara
kualitas dan pengendalian telah
pribadi.
lama ada untuk barang barang
barang.
Bila
demikian
dan
ukuran
berwujud (tangible goods), maka
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
untuk jasa berbagai upaya telah
dan penilaian kualitas terletak pada
dan sedang dikembangkan untuk
dua sisi, yaitu dari sudut pandang
merumuskan
konsumen
ukuran-ukuran
dalam
hal
ini
semacam itu (Tjiptono, 2006:51).
harapannya, dan disatu sisi terletak
Selanjutnya, Parasuraman, et al.,
pada sudut pandang manajemen
(1988:12)
perusahaan dalam hal ini kinerja
mendefinisikan
penilaian
kualitas
pelayanan
atas
kualitas
jasa
secara
sebagai sikap yang berhubungan
keseluruhan. Dengan kata lain,
dengan keunggulan suatu jasa
seperti yang dikemukakan oleh
pelayanan,
Parasuraman,
atau
konsumen
pertimbangan
tentang
secara
keunggulan
keseluruhan
perusahaan.
suatu
Demikian
pula
et
al.
(1985:43)
bahwa terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu;
jasa
yang
diharapkan
Wyckof yang melihat keunggulan
(expected service) dan jasa yang
jasa
suatu
dipersepsikan (perceived service).
yang
Sejalan dengan pendapat tersebut,
diharapkan dan pengendalian atas
menurut Rush, et al. (1996) dalam
kesempurnaan
Fandy
pelayanan
tingkat
sebagai
kesempurnaan
tersebut,
untuk
Tjiptono,
(2006:51-52).
memenuhi seperangkat keinginan
Harapan pelanggan dapat berupa
dan
pelanggan
tiga
Lovelock,
expectation, yaitu tingkat kinerja
kebutuhan
(Wyckof,
dalam
1994:57). Berdasarkan
tipe.
Pertama,
will
yang diprediksi atau diperkirakan pemahaman
konsumen
akan
diterimanya,
diatas dapatlah dikatakan, bahwa
berdasarkan semua informasi yang
pengukuran dan penilaian kualitas
diketahuinya.
jasa tidaklah berbeda, akan tetapi
expectation, yaitu tingkat kinerja
dalam pelaksanaannya agak sukar
yang dianggap sudah sepantasnya
dibandingkan pada produk fisik.
diterima konsumen. Ketiga, ideal
Pada dasarnya inti dari pengukuran
Kedua,
should
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
expectation, yaitu kinerja optimum
jika citra organisasi sudah negatif
atau terbaik yang diharapkan
terlebih dahulu, maka
dapat diterima konsumen. Hal
pengaruh atau efek dari setiap
yang sama juga dikemukakan oleh
kesalahan
Gronroos (1990) dalam Fandy
kerapkali
Tjiptono,
jauh lebih besar daripada bila
(2004:51-52)
menyatakan
dilakukannya
persepsi
citranya positif. Dalam kaitannya
pelanggan terhadap kualitas total
dengan persepsi terhadap kualitas,
suatu jasa terdiri atas dua dimensi
citra
utama. Dimensi pertama, yakni
filter.
technical
bahwa
yang
quality
(outcome
dapat
output
Hipotesis adalah jawaban
yang
yang bersifat sementara terhadap
Dan
masalah yang terjadi. Hipotesis
dimensi kedua, yaitu functional
harus dibuktikan kebenarannya
quality
sampai terbukti melalui data
dipersepsikan
jasa
sebagai
2.3. Hipotesis Penelitian
dimension) yang berkaitan dengan kualitas
dipandang
pelanggan.
(process-related
dimension)
berkaitan
dengan
yang
terkumpul
(Arikunto,
kualitas cara penyampaian jasa
2005).
atau menyangkut proses transfer
permasalahan yang diteliti dan
kualitas teknis, output atau hasil
tinjauan teoritis, maka hipotesis
akhir jasa dari penyedia jasa
yang diajukan dalam penelitian
kepada pelanggan. Jika penyedia
ini adalah:
jasa memiliki citra positif di dalam
Terdapat pengaruh positif antara
benak pelanggan, kesalahan minor
kualitas
yang
kepuasan pelanggan?
terjadi
dimaafkan.
sangat Apabila
mungkin kesalahan
kerap terjadi, maka citra positif tersebut akan rusak. Sebaliknya,
Berdasarkan
pelayanan
pada
terhadap
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
3. 3. 1. Populasi
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian
3.1.Pendekatan Penelitian
ini adalah pengunjung Hotel Penelitian ini meenggunakan
Horison Bekasi di Jl. KH. Noer
pendekatan deskriptif kuantitatif
Alie Bekasi Jawa Barat 17148
pengumpulan data dan analisa data
yang melakukan transaksi atau
sosial bersifat sangat terstruktur
pengguna pelayanan jasa Hotel
dan mendetil melalui kuesioner
Horison
sebagai instrumen utama untuk
penyewaan kamar, penyewaan
mendapatkan
ruangan rapat, restoran dan lain-
informasi
dari
sejumlah
responden
yang
diasumsikan
mewakili
populasi
Bekasi
seperti
lain sebanyak 115 pengunjung . 3.3.2. Sampel
secara specifik.
Menurut
Arikunto
(2003:120) apabila populasi yang 3.1.1.Definisi Operasional Variabel Selanjutnya
diteliti kurang dari 100 maka
penulis
sampel harus diambil semua.
menyusun semua konsep yang
Akan tetapi apabila populasi
telah
sebelumnya,
lebih dari 100 maka sampel yang
kedalam sebuah bagan kerangka
diambil adalah sebesar 10%-15%
operasional, ini bertujuan untuk
dan
menyatakan
tergantung
dijelaskan
variabel
kualitas
20%-25%,
atau
hal-hal
lebih sebagai
pelayanan (X) variabel kepuasan
berikut. Sample dari penelitian
(Y) dan indikator penelitian selain
iniadalah 100.
itu
juga
memudahkan kuesioner responden.
berguna dalam penelitian
untuk
3. 4 Pengukuran Variabel
menyusun kepada
Dalam
penelitian
ini
pengukuran menggunakan skala liker, Dengan skala 5 yaitu sangat setuju skor (5), setuju, (4) kurang
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
setuju (3), tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju (1) Pengumpulan
data
penelitian
adalah
ini
peneliti
secara
3.5. Metode Pengumpulan data .
dalam
langsung melalui media perantara
Data
(diperoleh dan dicatat oleh pihak
sekunder yaitu data yang didapat oleh
ISSN 1979-8865
lain). Dan data primer deengan
tidak
Wawancara Penulis wawancara
mengadakan langsung
dengan
Hotel
Horison
sebagai
yang
terpilih
responden
guna
pihak-pihak yang bersangkutan,
mendapatkan
yaitu para tamu dan pengunjung
diperlukan.
data-data
yang
Kuesioner
Kuesioner yang diberikan secara
responden yang ditemui secara
langsung oleh penulis kepada
langsung di lokasi penelitian.
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik
mengolah laporan-laporan serta
pengumpulan data dengan cara
catatan
membaca
penelitian ini.
dan
mengamati,
yang
menunjang
3.5.1 Jenis Data
Jenis
data yang digunakan
dihitung, yang diperoleh dari
dalam penelitian ini adalah:
hasil kuesioner yang dibagikan
hasil jawaban responden yang
dan
berupa angka-angka yang dapat
masalah
berhubungan yang
dengan diteliti.
3.5.2. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
memerlukan
kehadiran
data yang digunakan dalam
peneliti,
namun
cukup
penelitian ini adalah:
diwakili
oleh
daftar
1. Teknik kuesioner (angket),
pertanyaan
(kuesioner)
yaitu teknik pengumpulan
yang sudah disusun secara
data
cermat terlebih dahulu.
yang
sering
tidak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.3.1. Analisis Regresi Sederhana
Berdasarkan data penelitian yang
menggunakan program SPSS 13.0,
dikumpulkan baik untuk variabel
maka diperoleh hasil perhitungan
terikat (Y) maupun variabel bebas
regresi linear berganda sebagai
kualitas pelayanan (X), dianalisis
berikut :
yang
diolah
dengan
dengan
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Analisa Regresi Berganda Coefficients (a) Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model B
Std.
t
Sig.
3,017
0,003
Beta
Error 1
(Constant)
3,647
1,209
REABILITY
0,183
0,051
0,224
3,606
0,001
ASSURANCE
0,355
0,068
0,415
5,224
0,000
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
TANGIBLE
0,282
0,071
0,308
3,959
0,000
EMPATHY
-0,255
0,063
-0,234
-
0,000
0,258
0,061
0,255
4,055
0,000
RESPONSIVEN
4,251
ESS a. Dependent Variabel : KEPUASAN_PELANGGAN Sumber : Data diolah SPSS 13, 2014 Pada
tabel
korelasi
menunjukkan suatu hubungan. Korelasi
antara
kepuasan
pelanggan
dengan
reability,
3,647 = variabel dependen yaitu
kepuasan
pelanggan
dengan
kepuasan pelanggan dan
assurance, kepuasan pelanggan
variabel
dengan
kepuasan
kualitas pelayanan yang
empathy,
terdiri
tangible,
pelanggan
dengan
kepuasan
pelanggan
dengan
dari
reability,
assurance,
responsiveness..
tangible,
empathy, responsiveness
Dari tabel di atas dapat diperoleh
independen
persamaan
mempunyai
regresi
hubungan
positif
dengan
linear berganda sebagai berikut :
peningkatan
Y = 3,647 + 0,183 + 0,355 +
pelanggan.
0,282 + -0,255 + 0,258
konstanta
Dimana :
pelanggan sebesar 3,647
menunjukkan
bahwa
semakin
yang
meningkatnya pelayanan jasa
diberikan
berpengaruh kepuasan
akan
terhadap pelanggan
kepuasan Nilai kepuasan
dirasakan
oleh
pelanggan. 0,183
=
besarnya
reability setiap reability
koefisien
yang
berarti
peningkatan sebesar
1%,
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
maka
kepuasan
pelanggan 0,183
lainnya
(assurance,
empathy,
tangible
dan
konstan. -0,255
=
empathy
besarnya yang
koefisien
berarti
setiap
peningkatan empathy sebesar 1%,
=
maka
besarnya
koefisien
kepuasan
assurance yang berarti
pelanggan
setiap
peningkatan
menurun 0,255 dengan
assurance sebesar 1%,
asumsi variabel lainnya
maka
(reability,
0,355
kepuasan meningkat
dengan
lainnya
(reability,
tangible,
empathy
dan
akan
assurance,tangible dan
asumsi
variabel
tangible
)
responsiveness) konstan.
pelanggan
0,282
dan
responsiveness
asumsi
variabel
0,355
empathy
meningkat
dengan
ISSN 1979-8865
responsiveness) konstan. 0,258
=
besarnya
koefisien
responsiveness berarti
setiap
responsiveness) konstan.
peningkatan
=
responsiveness
besarnya yang
koefisien
berarti
setiap
peningkatan
1%,
maka
pelanggan
tangible
sebesar
maka
1%,
kepuasan
yang
0,258
sebesar kepuasan
meningkat
dengan
asumsi
variabel lainnya
pelanggan meningkat
(reability,assurance,
0,282
asumsi
tangible dan empathy)
lainnya
konstan.
dengan
variabel (reability,
assurance,
Hasil regresi berganda di atas
variabel bebas yang dominan
menunjukkan
adalah assurance sebesar 0,355.
bahwa
variabel
bebas yakni kualitas pelayanan
4.4. Pengujian Hipotesis.
dengan
reability,
4.4.1. Uji F
empathy
Uji
indikator
assuraance,
tangible,
simultan
atau
uji
F
dan responsiveness berpengaruh
merupakan uji secara bersama-
positif terhadap variabel terikat
sama untuk menguji signifikan
yakni kepuasan pelanggan. Di
pengaruh
variabel
mana
pelayanan
yang
setiap
kenaikan
yang
terjadi pada variabel bebas akan
reability,
diikuti
assurance,
pula
oleh
kenaikan
kualitas
terdiri
atas
responsiveness, empathy,
tangible
variabel terikat. Selain itu dari
secara bersama-sama terhadap
hasil tersebut dapat dilihat bahwa
variabel kepuasan pelanggan.
Tabel 4.13 Rekapitulasi hasil ANOVA ANOVA(b)
Model
1
Mean
Sum of Squares
Df
Square
Regression
169,761
5
33,952
Residual
55,949
94
,595
Total
225,710
99
F
Sig.
57,043 ,000(a)
a. Predictors: (Constant), RESPONSIVENESS, ASSURANCE, EMPATHY, REABILITY, TANGIBLE
b Dependent Variabel :
Sumber : Data diolah SPSS 13,
KEPUASAN_PELANGGAN
2014
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Berdasarkan hasil regresi
ISSN 1979-8865
(57,043
>
2,31)
dari tabel di atas menunjukkan
Perhitungan
Fhitung
menunjukkan
sebesar
57,043
sedangkan hasil Ftabel 2,31. Hal ini
berarti
yang
Fhitung>
terdiri
assurance,
signifikan. tersebut
bahwa
kualitas
pelayanan
Ftabel
atas
reability,
sama mempunyai pengaruh yang
tangible,
empathy,
positif dan signifikan terhadap
responsiveness secara bersama-
variabel kepuasan pelanggan.
a. Hipotesis H0
=
kualitas
pelayanan
secara ultan
H1
sim
tidak
mempunyai
pengaruh
yang
=
kualitas
pelayanan
signifikan
terhadap
kepuasan pelanggan. independen
berpengaruh
secara simultan mempunyai
terhadap variabel dependen
pengaruh
dengan
Yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
tingkat
signifikansinya sebesar 0%. c. Menentukan F tabel
b. Tingkat signifikan Tingkat
tingkat
Dengan menggunakan tingkat
signifikansi
yang
keyakinan
95%
dengan
digunkan adalah 0,05 ( α
tingkat kesalahan
=5%) dan pada tabel 15
α= 0,05, df dapat ditentukan
tingkat signifikansi sebesar
dengan
0,000
berikut :
atau
Artinya
sebesar
bahwa
0%.
variabel
df1 = k = 5 df2 = n – k– 1 = 100 – 5 – 1 = 94 Keterangan : n = sampel
persamaan
sebagai
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
k = variabel bebas maka F tabel = 2,3113 Ketentuan penerimaan hipotesis yaitu Ha ditolak bila sig. > 0,05 atau F hitung < F tabel Ha diterima bila sig. ≤ 0,05 atau F hitung > F table d. membandingkan F hitung dan F tabel berdasarkan hasil penelitian
signifikan
antara
kualitas
yang terdapat pada tabel 15
pelayanan
X
terhadap
bahwa hasil dari Fhitung yaitu
kepuasan pelanggan Y, hal ini
sebesar 57,043 dan F tabel
menunjukkan
2,31, nilai
perubahan
F hitung > F
bahwa naik
turunya
tabel. Oleh karena Fhitung >
variabel kualitas pelayanan
Ftabel, maka dapat dikatakan
berpengaruh nyata terhadap
terdapat
tingkat kepuasan pelanggan.
pengaruh
yang
Secara teoritis, kualitas pelayanan yang
memiliki
signifikan
atau kecewa seseorang
yang
pengaruh
muncul setelah membandingkan
terhadap
antara
persepsi/kesannya
kepuasan pelanggan, seperti yang
terhadap
dinyatakan
oleh
Kotler
suatu
(2007:177)
bahwa
kepuasan
kinerja
produk
(atau dan
hasil)
harapan-
harannya.
pelanggan yaitu perasaan senang Berdasarkan
pengujian
sebesar 57,043 lebih besar dari F
statistik dengan metode uji F,
tabel yakni 2,31, maka dapat
dimana
disimpulkan bahwa Ha diterima
tingkat
signifikansi
diperoleh
atau kualitas layanan memiliki
lebih kecil yakni 0% dari standar
pengaruh
yang
signifikan
signifikansi yakni 5% atau 0,05
terhadap
kepuasan
pelanggan
dan perbandingan antara F hitung
Jadi dapat disimpulkan bahwa
dan F tabel, dimana F hitung
berdasarkan
teori
dan
hasil
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
statistik penelitian berdasarkan
signifikan
uji
pelanggan.
F,
kualitas
memiliki
pelayanan
pengaruh
ISSN 1979-8865
terhadap
kepuasan
yang
4.4.2. Uji t
Pengujian ini untuk melihat sejauh
variabel Y. Ketentuan t tabel
mana pengaruh secara sendiri-
(Nurgiyantoro, 2004:192) :
sendiri
variabel
X
terhadap
df = N-k-1 = 100-5-1 = 94 Analisis 2 jalur = 0,05/2 = 0,025 Berarti batas Ẋ = 0,025 s/d 0,05 Jadi nilai t tabel = 1,9855 = 1,986 Ketentuan penerimaan hipotesis yaitu : Ha ditolak bila sig. > 0,05 atau t hitung < t tabel Ha diterima bila sig. ≤ 0,05 atau t hitung > t tabel
Tabel 4.14 Hasil Uji t Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model B
Std.
t
Sig.
3,017
0,003
3,606
0,001
Beta
Error 1
(Constant)
3,647
1,209
REABILITY
0,183
0,051
0,224
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
ASSURANCE
0,355
0,068
0,415
5,224
0,000
TANGIBLE
0,282
0,071
0,308
3,959
0,000
EMPATHY
-0,255
0,063
-0,234
-
0,000
0,258
0,061
0,255
4,055
0,000
RESPONSIVEN
4,251
ESS a. Dependent Variabel : KEPUASAN_PELANGGAN Sumber : Data diolah SPSS 13, 2014
Hasil
uji
assurance,
t
dari
reability,
tangible,
empathy
,responsiveness diperoleh nilai
pelanggan, maka dilakukan uji t
sig. lebih kecil (<) dari 0,05 dan t
(uji
hitung
kepercayaan
>
hipotesis bahwa
t
tabel,
yang
menyatakan
reability,
assurance,
tangible,
empathy,
responsiveness signifikan
sehingga
berpengaruh
terhadap
kepuasan
nasabah secara parsial diterima. Untuk menguji apakah ada pengaruh variabel
masing-masing terhadap
dengan
dengan
tingkat
95%,
dengan
menggunakan formulasi sebagai berikut: a. Uji hipotesis untuk variabel kualitas
layanan
kehandalan
(Reability) Uji
hipotesis
untuk
variabel
kualitas layanan kehandalan (X) terhadap
tin
kepuasan
gkat kepuasan pelanggan, dapat dijelaskan
parsial)
hipotesis
Ha : β1 > 0 ( ada pengaruh antara X terhadap Y)
sebagai berikut :
2. Level of convidence = 95%
1. Ho : β1 = 0 ( tidak ada
dengan tingkat kesalahan α =
pengaruh antara X terhadap Y)
0,05
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
3. Daerah kritis ( t tabel = 1,98) (
berdasarkan hasil penelitian yang
thit X = 3,606 )
terdapat pada tabel 4.14, kita
Oleh karena t hitung (3,606) > t
dapat melihat pengaruh reability
tabel
dapat
dengan memerhatikan nilai t
dikatakan terdapat pengaruh yang
hitung dan tingkat signifikansi
nyata antara kehandalan dengan
dari variabel tersebut.
(1,98),
maka
tingkat
Berdasarkan tabel 4.14, t
kepuasan
pelanggan
menunjukkan signifikan
X
dan
hitung untuk variabel reability
berpengaruh
sebesar 3,606. Untuk mengetahui
terhadap
tingkat
kepuasan pelanggan.
menggunakan t hitung, maka kita harus
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian. Berdasarkan dijelaskan
pengaruh variabel ini dengan
bahwa
membandingkan
antara
teori,
t hitung dan t tabel. Apabila t
reability
hitung > t tabel, maka variabel
merupakan bagian dari kualitas
tersebut
pelayanan. Kualitas pelayanan
terhadap
merupakan tingkat keunggulan
Untuk mengetahui nilai t tabel,
yang
maka
diharapkan
pengendalian
dan
punya variabel
dapat
digunakan
tingkat
tersebut
untuk
df = n – k – 1, di mana n
memenuhi keinginan pelanggan.
merupakan total sampel, k adalah
Secara logika apabila tingkat
jumlah variabel independen. Jadi
kualitas jasa meningkat, maka
df = 100 – 5 – 1= 94. Jadi dapat
tingkat kepuasan pelanggan akan
kita lihat pada tabel t pada df 94.
meningkat. Hal ini terjadi karena
Berdasarkan tabel, nilai t tabel
pelanggan
yang diperoleh adalah 1,986.
merasa
bahwa
pelayanan yang mereka dapatkan sesuai
dengan
sebagai
dependen.
atas
keunggulan
persamaaan
pengaruh
berikut;
Perbandingan t hitung dan
harapannya.
t tabel dapat kita lihat bahwa
Apabila kita melakukan analisis
nilai t hitung > dari nilai t tabel,
JURNAL PARAMETER
yakni
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
3,606
>1,98.
Jadi
ISSN 1979-8865
b. Uji hipotesis untuk variabel
berdasarkan perbandingan nilai t
kualitas
hitung
(Assurance)
dan
disimpulkan reability
t
tabel,
bahwa
memiliki
dapat variabel
pengaruh
terhadap kepuasan pelanggan. Berdasarkan
Uji
layanan
hipotesis
jaminan
untuk
variabel
kualitas layanan jaminan (X) terhadap
tingkat
kepuasan
dapat
dijelaskan
tingkat
pelanggan,
tingkat
dengan hipotesis sebagai berikut:
signifikansi berada dibawah atau
1. Ho : β2 = 0 (tidak ada
lebih
pengaruh antara X terhadap Y)
signifikansi,
apabila
kecil
variabel
dari
5%,
tersebut
maka
berpengaruh
Ha : β2 > 0 (ada pengaruh
terhadap variabel dependen dan
antara X terhadap Y)
begitupula sebaliknya. Dari hasil
2. Level of convidence = 95%
penelitian
dengan tingkat kesalahan α =
diperoleh
tingkat
signifikansi sebesar 0,001 atau
0,05
0,1%.
3. Daerah kritis ( t tabel = 1,98) (
Jadi
bahwa
dapat
dikatakan
tingkat
signifikansi
thit X2= 5,224 )
variabel reability berada dibawah
Oleh karena t hitung (5,224) > t
standar,
tabel
artinya
memiliki
variabel
pengaruh
ini
terhadap
variabel dependen. Dari
(1,98)
maka
dapat
dikatakan terdapat pengaruh yang nyata antara variabel jaminan
penjelasan
secara
dengan
tingkat
kepuasan
teori dan hasil statistik dari
pelanggan dan menunjukkan X
penelitian,
berpengaruh signifikan terhadap
dapat
disimpulkan
bahwa benar reability memiliki pengaruh
signifikan
kepuasan pelanggan.
terhadap
tingkat kepuasan pelanggan. Berdasarkan dijelaskan
bahwa
teori, assurance
merupakan bagian dari kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
merupakan tingkat keunggulan
variabel
yang
mengetahui nilai t tabel, maka
diharapkan
pengendalian keunggulan
dan
atas
tingkat
tersebut
untuk
dapat
dependen.
digunakan
Untuk
persamaan df : n –
sebagai berikut;
memenuhi keinginan pelanggan.
k- 1, di mana n merupakan total
Secara logika apabila tingkat
sampel, k adalah jumlak variabel
kualitas pelayanan meningkat,
independen. Jadi df = 100 – 5 -
maka
kepuasan
1= 94. Jadi dapat kita lihat pada
pelanggan. akan meningkat. Hal
tabel t pada df 94. Berdasarkan
ini
tabel, nilai t tabel yang diperoleh
tingkat
terjadi
karena
pelanggan
merasa bahwa pelayanan yang
adalah 1,986.
mereka dapatkan sesuai dengan harapannya.
Apabila
kita
Perbandingan t hitung dan t tabel dapat kita lihat bahwa
melakukan analisis berdasarkan
nilai
hasil penelitian yang terdapat
tabel, yakni 5,224 > 1,986. Jadi
pada
berdasarkan perbandingan nilai t
tabel
melihat
4.14,
pengaruh
kita
dapat
assurance
t hitung > dari nilai t
hitung
dan
t
tabel,
dengan memperhatikan nilai t
disimpulkan bahwa
hitung dan tingkat signifikansi
memiliki
dari variabel tersebut.
kepuasan pelanggan..
Berdasarkan tabel 4.14, t
dapat
assurance
pengaruh
terhadap
Berdasarkan
tingkat
hitung untuk variabel assurance
signifikansi,
sebesar 5,224. Untuk mengetahui
signifikansi berada dibawah atau
pengaruh variabel ini dengan
lebih
menggunakan t hitung, maka kita
variabel
harus
antara
terhadap variabel dependen dan
t hitung dan t tabel. Apabila t
begitu pula sebaliknya. Dari hasil
hitung > t tabel, maka variabel
penelitian
tersebut punya pengaruh terhadap
signifikansi sebesar 0,000 atau
membandingkan
kecil
apabila
dari
tersebut
5%,
tingkat
maka
berpengaruh
diperoleh
tingkat
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
0%. Jadi dapat dikatakan bahwa
Oleh karena t hitung (3,959) > t
tingkat signifikansi
tabel
assurance
(1,98)
maka
dapat
berada dibawah standar, artinya
dikatakan terdapat pengaruh yang
variabel ini memiliki pengaruh
nyata antara kehandalan dengan
terhadap variabel dependen.
tingkat
Dari penjelasan secara
kepuasan
pelanggan
teori dan hasil statistik dari
menunjukkan
penelitian,
signifikan terhadap
dapat
disimpulkan
bahwa benar assurance memiliki pengaruh
signifikan
dan
pengaruh
tingkat kepuasan pelanggan.
terhadap
Berdasarkan
teori,
kepuasan pelanggan
dijelaskan
c. Uji hipotesis untuk variabel
merupakan bagian dari kalitas
kualitas
pelayanan. Kualitas pelayanan
layanan
bukti
fisik
(Tangible) Uji
untuk
layanan
variabel
bukti
fisik
terhadap tingkat
tangible
merupakan tingkat keunggulan
hipotesis
kualitas
bahwa
yang
diharapkan
pengendalian keunggulan
kepuasan
dan
atas
tingkat
tersebut
untuk
pelanggan,
memenuhi keinginan pelanggan.
dapat dijelaskan dengan hipotesis
Secara logika apabila tingkat
sebagai berikut:
kualitas pelayanan meningkat,
1. Ho : β3 = 0 (tidak ada
maka tingkat
pengaruh antara X terhadap Y)
kepuasan
pelanggan
meningkat.
Hasil
Ha : β3 > 0 (ada pengaruh
ini
akan terjadi
antara X terhadap Y)
karena pelanggan merasa bahwa
2. Level of convidence = 95%
pelayanan yang mereka dapatkan
dengan tingkat kesalahan α =
sesuai dengan harapannya.
0,05
Apabila kita melakukan
3. Daerah kritis ( t tabel = 1,98) (
analisis
berdasarkan
hasil
thit X3= 3,959 )
penelitian yang terdapat pada
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
tabel 4.14, kita dapat melihat
perbandingan nilai t hitung dan t
pengaruh
tabel, dapat disimpulkan bahwa
tangible
dengan
memerhatikan nilai t hitung dan
tangible
tingkat signifikansi dari variabel
terhadap kepuasan pelanggan.
tersebut.
memiliki
pengaruh
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan tabel 4.14, t hitung untuk 3,959.
tangible sebesar
Untuk
Dari
hasil
analisis
dan
pembahasan yang telah diuraikan
mengetahui
sebelumnya, maka penulis menarik
pengaruh variabel ini dengan
beberapa kesimpulan atas hasil
menggunakan
analisis tersebut yaitu:
t hitung, maka
kita harus membandingkan antara
1.
Berdasarkan hasil analisis
t hitung dan t tabel. Apabila t
koefisien regresi antara dimensi
hitung > t tabel, maka variabel
kualitas
tersebut punya pengaruh terhadap
kepuasan pelangan semuanya
variabel
positif.
dependen.
Untuk
pelayanan
Dimana
terhadap
pengaruh
mengetahui nilai t tabel, maka
perubahan naik/turunya variabel
dapat
kualitas
digunakan
persamaan
pelayanan
terhadap
sebagai berikut : df = n – k -1,
kepuasan pelanggan signifikan.
dimana n
Hal ini menunjukkan bahwa
merupakan total sampel, k adalah
semakin baik dimensi kualitas
jumlah variabel independen. Jadi
pelayanan
df= 100 – 5 –1 = 94. Jadi dapat
keandalan, jaminan, bukti fisik,
dilihat pada tabel t pada df 94.
komunikasi
Berdasarkan tabel,nilai t tabel
maka akan semakin tinggi pula
yang diperoleh adalah 1,986.
tingkat kepuasan pelanggan.
yang
dan
meliputi
tanggapan
Perbandingan t hitung dan
2. Variabel kualitas pelayanan yang
t tabel dapat kita lihat bahwa
paling dominan berpengaruh
t hitung > dari nilai t tabel, yakni
terhadap kepuasan pelanggan
3,959 > 1,986. Jadi berdasarkan
adalah
assurance,
karena
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
memiliki nilai p value paling
Alma
kecil yakni 0,000 di samping itu memiliki nilai
ISSN 1979-8865
Buchari, 2000,Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV Alfabeta,
t hitung yang
paling besar dibanding dengan variabel lainnya yakni sebesar 5,224.
Cravens, David, W. 1996.Pemasaran Strategis.Jakarta : Erlangga. Djarwanto, Ps dan Pangestu Subagyo. 2000. Statistik Induktif. Yogyakarta.BPFE.UII.
5.2. SARAN Berdasarkan
pada
beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh pihak Hotel Horison Bekasi, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
demi
kepuasan
pelanggan, antara lain : 1. Manajemen Hotel Horison Bekasi
hendaknya
meningkatkan
lebih kualitas
pelayanan seperti reliability kepada
pelanggan,
agar
merasa
puas
pelayanan
yang
pelanggan dengan diberikan.
2. Membuat kotak saran di seluruh
kamar
mendapatkan
untuk masukan
sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan pelayanan di Hotel Horison Bekasi. DAFTAR PUSTAKA
Dwifebri, Anastasia, 2006, “Analisis Strategi Diferensi, Promosi Dan Kualitas Pelayanan Dalam Meningkatkan Minat Beli ( Studi Kasus Pada Patra Convention Hotel)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Semarang, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Erriani, Deva. 2008. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Neo Calista Bandung. Skripsi Universitas Widyatama Bandung. Fornel, C., Michael, J.D., Eugene, A.W., Joesung, C., & Barbara, B.E. (1996). The American Customer Satisfaction Index: Nature, Purpose, and Finding. Journal Marketing. Vol.60, Oktober Kotler,
Philip. 2005. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta : PT. Salemba Empat.
Kotler,Philip, Gary Amstrong, 1994. Principles of Marketing. 6th Edition New Jersay: Prentice Hall,.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Kuswadi. 2006. Cara Mengukur Kepuasan Karyawan. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Lupiyoadi, Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktek. Jakarta : PT. Salemba Empat. Lovelock, 1994, Producct Plus : How Product Plus Service Equals Competitive Advantage, New York: McGraw-Hill, Santoso, Singgih. 2007. Buku Latihan SPSS. Statistik Parametik. Jakarta : PT. Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia. Setiadi, Nugroho. 2006. Prakiraan Bisnis. Jakarta : Kencana. Setyawan, A.A. & Susila, I (2004). Pengaruh servis quality perception terhadap purcase intentions. Usahawan, No. 07, Th. XXXIII, Juli, p. 29-37 Suharsimi, Arikunto. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rinek Cipta.
ISSN 1979-8865
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PT.Asdi Mahasatya. Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi,2006, “Metode Penelitian Survai”, Cetakan ketiga, Januari , LP3ES Sugiyono, 1999, “Metode Penelitian Bisnis” Cetakan Pertama, Agustus , Alfabeta, Bandung. Sylvana, A. (2006). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Mahasiswa Terhadap Intensi Meregistrasi Ulang Mahasiswa. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 2, Nomor 1, Maret 2006, p. 60-78 Tjiptono, Fandi. 2004. Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga. Yogyakarta : Andi Offset. Valarie, A; Zeithaml, Parasuraman,A; Berry Leonard, L. Delivering Quality Service, Balancing Customer Perceptions and Expectations. (New York: The Free Press: 1998),
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
ANALISIS PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA BMN) DAN PENERAPANNYA MELALUI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI (SIMAK) PADA DIREKTORAT JENDRAL MINERALAN DAN BATUBARA JAKARTA Edison Hamid Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana Email: [email protected]
Abstract This study aims to determine how the administration of State and to determine how the application of state property through the Management Information System which is under the management of the working unit (PIU) of the Directorate General of Mineral and Coal Jakarta ,. This research use descriptive research with a qualitative approach. The results showed that. administration of property of the state, some are still not in accordance with the regulations of the Minister of Finance No. 120 / PMK.05 / 2007. Satker Directorate General of Mineral and Coal Jakarta do not have verification procedures and internal reconciliation to test the accuracy of the number of stateowned goods both buying and transfer incoming / outgoing goods. Satker Directorate General of Mineral and Coal Jakarta has been proactive enforcement efforts the administration of property of the State which they are responsible. Its application through the Management Information System of the user or users, has been operating effectively. Keywords: Administration of State Property (BMN) and Application System information Management Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penatausahaan Barang Milik Negara dan untuk mengetahui bagaimana penerapan barang milik negara melalui Sistem Informasi Manajemen yang berada di bawah pengelolaan satuan kerja (Satker) Direktorat Jendral Mineral dan Batubara Jakarta,.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa. penatausahaan barang milik Negara, sebagian masih kurang sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.05/2007. Satker Direktorat Jendral Mineral dan Batubara Jakarta belum memiliki prosedur verivikasi dan rekonsiliasi internal untuk menguji keakuratan jumlah barang milik Negara baik pembelian maupun transfer masuk/keluar barang. Satker Direktorat Jendral Mineral dan Batubara Jakarta sudah proaktif melakukan upaya penertiban penatausahaan barang milik Negara yang menjadi tanggung jawabnya. Penerapannya melalui Sistem Informasi Manajemen dari sisi user atau pengguna, telah berjalan dengan efektif. Kata Kunci : Penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) dan Penerapan Sistem Informasi Manajemen
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan
posisi
keuangan
Perbendaharaan Negara, dan untuk
mempunyai arti yang sangat penting
menjamin
bagi
administrasi dan tertib penatausahaan
suatu
mengetahui
perusahaan. sehat
tidaknya
Untuk suatu
terlaksananya
barang milik
negara,
tertib
maka
telah
perusahaan tidak hanya dilihat dari segi
diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP)
fisiknya
Nomor
saja,
seperti
gedung,
6
Tahun
2006
bangunan, atau ekspansi, teapi terdapat
Penatausahaan
faktor
Negara/Daerah (BMN/D) dan terakhir
yang
lebih
penting
untuk
telah
perusahaan
pada
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008,
pengelolaan barang atau asset yang
dengan PP No. 27 Tahun 2014 tentang
dimilikinya. Sebagaimana pelaksanaan
Pengelolaan
dari ketentuan Pasal 42 Undang-
Negara/Daerah.
terletak
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
dengan
Milik
diketahui yaitu perkembangan suatu yang
diubah
Barang
tentang
Barang
Peraturan
Milik
JURNAL PARAMETER
Peraturan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
tersebut
peraturan-peraturan
pada
dasarnya
ISSN 1979-8865
merupakan
penyatuan
mengenai
Indonesia hal ini khususnya dalam
Pengelola Barang Milik Negara (BMN)
konteks pengelolaan asset pemerintah
yang telah ada sebelumnya. mengatur
khususnya di daerah sepenuhnya belum
hal-hal yang belum tertampung dalam
dipahami oleh para pengelola daerah.
peraturan-peraturan
Siregar
yang
ada
(2004:518),
menyatakan
sebelumnya, dan memberikan landasan
manajemen asset pemerintah daerah
hukum
dalam
dapat di bagi dalam lima tahap kerja
mewujudkan agar tertib administrasi
yang meliputi: inventarisasi asset, legal
dan tertib pengelolaan BMN/D. yang
audit, penilaian asset, optimalisasi
dimaksud dapat diwujudkan. Oleh
pemanfaatan dan pengembangan SIMA
karena itu, dengan adanya PP Nomor 6
(Sistem Informasi Manajemen Aset),
Tahun 2006 tentang Penatausahaan
dimana kelima tahapan tersebut adalah
Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D)
saling berhubungan dan berintegrasi
sebagaimana
satu dengan yang lainnya.
yang
lebih
telah
kuat
diubah
dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008
diharapkan
penghapusan,
Sistem Informasi Manajemen
penilaian,
(SIM) adalah system perencanaan,
pemindahtanganan
bagian dari pengendalian internal suatu
(meliputi penjualan, tukar menukar,
bisnis
inventarisasi,
manusia,
pembinaan,
dan
pelaporan),
pengawasan
dan
pengendalian. Seiring informasi
dan
yang
meliputi
dokumen,
pemanfaatan
teknologi
dan
prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis
perkembangan teknologi
seperti biaya produk, layanan, atau
menuntut
suatu strategi bisnis. Secara akademis,
pegawai untuk memiliki kompetensi
istilah ini umumnya digunakan untuk
yang memadai, salah satunya adalah
merujuk
dalam mengelola asset asset Negara. Di
manajemen informasi yang bertalian
dunia internasional manajemen asset
dengan otomatisasi atau dukungan
telah berkembang cukup pesat, tetapi di
terhadap
pada
kelompok
pengambilan
metode
keputusan.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Pengelolaan dan pengadministrasian
pengelolaan
BMN/D semakin tertib, baik dalam hal
negara/daerah
pengadministrasiannya
maupun
kewenangannya. Untuk pengelolaan
pengelolaanya,sehingga
dimasa
BMN,
barang
milik termasuk
Menteri
Keuangan
adalah
mendatang dapat lebih efektif dan
Pengelola Barang, Menteri/pimpinan
efisien.
lembaga adalah Pengguna Barang, dan
Adapun pengertian Barang Milik Negara/Daerah
(BMN/D)
sesuai
Kepala Kantor Satuan Kerja adalah Kuasa
Pengguna
Barang.
Ruang
dengan pasal 1 butir 10 dan 11
lingkup penatausahaan BMN/D dalam
Undang-Undang
PP Nomor 6 Tahun 2006 adalah
Perbendaharaan
Negara Nomor 1 Tahun 2004 adalah
meliputi
semua
berkaitan dengan BMN/D terdiri dari :
barang
yang
dibeli
atau
semua
aktivitas
yang
diperoleh atas beban APBN/D atau
perencanaan
berasal dari perolehan lain yang sah.
penganggaran,
Selanjutnya, dalam pasal 2 ayat (2) PP
penggunaan,
Nomor 6 Tahun 2006, dari pengertian
sewa,
BMN/D yang berasal dari perolehan
pemanfaatan,
lain yang sah dimaksud dirinci dalam
serah/bangun serah guna), pengamanan
4 bagian, yaitu: a. Barang yang
(meliputi
diperoleh dari hibah / sumbangan /
hukum) dan pemeliharaan.
sejenisnya,
b.
Diperoleh
sebagai
kebutuhan
dan
pengadaan, pemanfaatan
pinjam
pakai, dan
(meliputi kerjasama
bangun
administrasi,
guna
fisik
dan
Penataanusahaan Barang Milik
pelaksanaan perjanjian/ kontrak, c.
Negara
Diperoleh
ketentuan
Menteri Keuangan RI 70 Tahun 2012,
Diperoleh
tanggal
berdasarkan
undang-undang,
dan
d.
di
1
atur
Agustus
berdasarkan putusan pengadilan yang
Pelaksanaan
telah memperoleh kekuatan hukum
Pemanfaatan,
tetap.
Pemindahtanganan Dalam PP Nomor 6 Tahun 2006
diatur
pejabat
yang
melakukan
Negara
dalam
Peraturan
2012
tentang
Penggunaan, Penghapusan
dimana
dan
Barang
Milik
UAKPB
wajib
melakasanakan penatausahaan BMN
JURNAL PARAMETER
berdasarkan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ketentuan,
ISSN 1979-8865
sehingga
dalam lingkup tugas dan tanggung
diharapkan seluruh satuan kerja dapat
jawabnya sebagai bagian dari satuan
mencatat
kerja
Barang
Milik
Negara
kedalam SIMAK-BMN.
pemerintahan
kaitannya
dengan
keuangan
negara
bagian
atau
seksi
perlengkapan/rumah tangga atau yang
Berkaitan dengan hal tersebut, akuntansi
pada
yang
erat
pengelolaan secara
praktis
semacamnya sehingga sesuai Struktur Unit Akuntansi Barang melekat untuk penyusunan negara
laporan
dalam
barang
rangka
penyusunan
berperan penting dalam tercapainya
laporan
tujuan yang diharapkan. Penyajian
Negara/Lembaga.
informasi keuangan dapat dilakukan
Akuntansi Barang Milik Negara dan
dengan lebih mudah dengan adanya
SAK sebagai sub sistem harus saling
dukungan program sistem informasi
berjalan
akuntansi. Sistem informasi akuntansi
demikian dapat dilakukan check and
yang berbasis komputer sekarang ini
balance antara arus uang dan arus
menjadi hal yang sangat penting, tidak
barang. Sebagai suatu organisasi yang
hanya pada perusahaan dan sektor
menggunakan
swasta tetapi juga pada organisasi
harus mampu mengelola keuangan
sektor publik atau pemerintahan.
Negara secara efektif dan efisien
Sistem
Informasi
Akuntansi
sebagai
keuangan
milik
secara
Kementerian
Sistem
simultan.
pembiayaan
wujud
Informasi
Dengan
APBN
pertanggungjawaban
Barang Milik Negara (SIA-BMN) yang
publiknya.
merupakan pengembangan dari Sistem
tersebut, maka dibutuhkan penerapkan
Akuntansi
sistem informasi akuntansi terhadap
Barang
Milik
Negara
(SABMN), adalah sub sistem dari Sistem
Akuntansi
Instansi
selain
Untuk
mencapai
hal
Barang Milik Negara. Namun
Dampak paket
dari
Sistem Akuntansi Keuangan disajikan
dikeluarkannya
regulasi
untuk meningkatkan pemahaman serta
pengelolaan keuangan
kontrol yang sistematis bagi mereka
dimulai pada tahun 2003 dengan
yang pernah atau yang memang berada
Undang-undang nomor 17 Tahun 2003
negara yang
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
tentang Keuangan Negara membawa
yang disajikan pemerintah. Pernyataan
perubahan yang terus menerus sampai
Margono (2014:3) terdapat perbedaan
saat
pengertian
ini. Dengan dikeluarkannya
penyusutan
Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun
berdasarkan
2010 tentang
Akuntansi
Standar Akuntansi
aset
tetap
Pernyataan
Standar
Pemerintahan
(PSAP)
Pemerintahan (SAP) sebagai pengganti
berbasis akrual dan menurut PSAP
SAP sebelumnya, kebijakan di bidang
berbasis kas menuju aktual. Berbasis
pengelolaan
aset
akrual, penyusutan dipandang sebagai
pemerintah, sampai dengan saat ini
alokasi yang sistematis atas nilai suatu
masih menyisakan banyak pekerjaan
asset tetap yang dapat disusutkan
rumah
(depreciable
keuangan
bagi
semua
melaksanakannya. adalah
dan
pihak
Salah
penyusutan
untuk satunya
aset
tetap
manfaat
assets)
aset
Sementara
yang
itu
selama
masa
bersangkutan.
Yusuf
pemerintah sebagaimana diatur dalam
menyatakan
Pernyataan
Akuntansi
berbasis kas menuju akrual penyusutan
Pemerintahan (PSAP) nomor 7 tentang
dipandang sebagai penyesuaian nilai
Aset Tetap dan Buletin Teknis SAP
sehubungan
nomor
Akuntansi
kapasitas dan manfaat dari suatu aset.
Penyusutan. Opini Badan Pemeriksa
Untuk menerapkan penyusutan tersebut
Keuangan
banyak
PSAP telah memberi pilihan metode
menyoroti pengelolaan Aset Tetap dan
yaitu metode garis lurus, metode saldo
permasalahannya,
menjadi
menurun ganda serta metode unit
dasar untuk mengkualifikasi laporan
produksi (unit of production method).
keuangan.
2012:28,
Untuk penyusunan Laporan Keuangan
lingkup
Pemerintah Pusat (LKPP), dengan
pemeriksaan sampai pada penerapan
Peraturan Menteri Keuangan nomor
penyusutan aset, besar kemungkinan
1/PMK.06/2013 tentang penyusutan
akan
pada
barang milik negara berupa aset tetap
perubahan opini atas laporan keuangan
pada entitas pemerintah pusat, telah
Standar
5
Menyatakan
tentang
(BPK)
masih
bahkan
Kahar, bila
berdampak
ruang
negatif
berdasarkan
(2011;1)
dengan
PSAP
penurunan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
menetapkan penggunaan metode garis
sulitnya dalam penatausahaan Barang
lurus. Metode ini adalah metode yang
Milik Negara. Masih Banyak jumlah
paling sederhana dalam penerapannya.
Barang Milik Negara yang belum
Untuk
penyusutan
didukung dengan bukti kepemilikan
disamping harus ada data mengenai
yang sah, dan masih banyak yang
nilai yang dapat disusutkan, juga harus
disalahgunakan oleh orang ketiga.
menghitung
ditentukan masa manfaat dari masing-
Berdasarkan masalah tersebut
masing aset tetap. Untuk itu telah
penulis tertarik melakukan penelitian
diterbitkan
Menteri
dengan judul Analisis Penatausahaan
59/KMK.06/2013
Barang Milik Negara (BMN) dan
Keuangan
Keputusan nomor
tentang tabel masa manfaat. Pada tahun
Penerapannya
2013 Laporan Keuangan Pemerintah
Informasi Manajemen Pada Direktorat
Pusat sudah menyajikan penyusutan
Jendral Mineral dan Batubara Jakarta
sebagaimana tercantum dalam Laporan
1.2 Perumusan Masalah
Barang Milik Negara (BMN), hal ini
Demi terlaksananya
didukung
oleh
aplikasi
Sistem
Melalui
Sistem
penelitian
ini, maka perlu dirumuskan pokok
Informasi manajemen dan Akuntansi
permasalahan sebagai berikut:
Barang Milik Negara (SIMAK-BMN,
1. Bagaimana penatausahaan Barang
aplikasi ini merupakan suatu system
Milik Negara di laksanakan pada
yang diharapkan dapat mengelola asset
Direktorat Jendral Mineral dan
Negara, tetapi dalam penerapannya
Batubara Jakarta?.
masih ditemukan kekurangan pada banyak
hal,
belum
negara melalui Sistem Informasi
yang
Manajemen dan Akuntansi SIMAK
dalam
peraturan
Pada Direktorat Jendral Mineral
undangan.
Banyaknya
dilaksanakannya diamanatkan perundang jumlah
Barang
menyebabkan
seperti
2. Bagaimana Penerapan barang milik
ketentuan
Milik
Negara banyaknya
penyimpangan yang terjadi, karena
dan Batubara Jakarta? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian sebagai berikut:
ini
bertujuan
JURNAL PARAMETER
1. Untuk
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
mengetahui
penatausahaan
bagaimana
Barang
Negara
dilaksanakan
Jendral
Mineral
Milik
Direktorat
dan
Batubara
ISSN 1979-8865
3. Bagi penulis Penelitian
ini
menambah
berguna
wawasan
untuk penulis
terutama dalam bidang Akuntansi.
Jakarta, 2. Untuk
mengetahui
bagaimana
penerapan barang milik negara melalui
Sistem
Informasi
dan
Akuntansi
Manajemen
LANDASAN TEORI 2.2.1 Definisi Penatausahaan Dalam Kamus Bahasa Indonesia
(SIMAK) Pada Direktorat Jendral
dijelaskan
Mineral dan Batubara Jakarta?
dengan istilah Tata Usaha ialah
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam
bahwa
yang dimaksud
penyelenggaraan
tulis
(keuangan
sebagainya)
dan
menulis di
penelitian ini adalah:
perusahaan, negara dan sebagainya,
1. Bagi penggunaan sistem SIMAK
sedangkan penatausaha ialah orang-
BMN Sebagai masukan kepada
orang
pihak
milik
tatausaha (Hartanto, 1998:140 dalam
dapat
Yasser, 2010). The Liang Gie dalam
bahan
bukunya
Administrasi
Perkantoran
perlu
Modern
memberikan
pengertian
pengelola
Negara.
Penelitian
dimanfaatkan referensi
barang ini
sebagai
perihal
yang
yang
menyelenggarakan
diperhatikan pada pencatatan atas
bahwa
tatausaha
asset tetap pada Direktorat Jendral
rangkaian
Mineral dan Batubara.
mencatat, mengelola, mengadakan,
aktivitas
ialah
segenap
menghimpun,
mengirim dan menyimpan keterangan-
2. Bagi akademik Hasil dari penelitian ini dapat
keteranagn yang diperlukan dalam
digunakan sebagai bahan literatur
setiap usaha kerja (Soebroto, 1988:2
untuk
dalam Yasser, 2010).
terhadap
menambah
wawasan
pengembangan
Dari beberapa definisi diatas
teori
penatausahaan asset tetap negara.
dapat
disimpulkan
bahwa
JURNAL PARAMETER
Penatausahaan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
adalah
ISSN 1979-8865
rangkaian
tertib administrasi dan mendukung
kegiatan yang meliputi pembukuan,
tertib pengelolaan BMN yang meliputi
inventarisasi dan pelaporan barang
penatausahaan pada Pengguna/Kuasa
milik Negara sesuai dengan ketentuan
Pengguna
yang berlaku. Pencatatan dilakukan
barang sebagaimana diatur dalam
dalam rangka memberikan kepastian
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
catatan atas setiap barang yang dibeli
120/PMK.06/2007
atau berubah keadaan karena terjadi
Penatausahaan BMN. Output utama
mutasi
penatausahaan adalah rbitnya Laporan
maupun
karena
adanya
barang
Pengelola
tentang
pemusnahan, dan sebagai dasar dalam
Barang
memberikan informasi kepada pihak-
sebagai media pertanggungjawaban
pihak yang memerlukan dalam rangka
pengelolaan BMN yang dilakukan
pelaksanaan akuntabilitas pengelolaan
oleh
asset barang milik Negara secara
dalam suatu periode tertentu, yang
transparan.
dapat
Penatausahaan Mengacu pada Pasal 1 butir 20 PP Nomor 6 Tahun 2006, penatausahaan BMN adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, pelaporan
inventarisasi, BMN
sesuai
dan dengan
ketentuan yang berlaku. BMN yang telah diperoleh tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan asasasas
pengelolaan
fungsional,
BMN,
kepastian
yaitu hukum,
transparansi, efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai. Penatausahaan BMN bertujuan untuk mewujudkan
Milik
dan
Negara
(LBMN)
pengguna/pengelola
digunakan
informasi
barang
sebagai
dalam
sumber
pengambilan
keputusan masa depan (prediction value) terkait BMN.
LBMN juga
merupakan bahan untuk menyusun neraca pemerintah pusat yang menjadi bagian
dari
Laporan
Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP).
Oleh
karena itu, kebijakan akuntansi BMN mengacu pada PP Nomor 24 Tahun 2005
tentang
Standar
Akuntansi
Pemerintahan,
yang
merupakan
prinsip-prinsip
dasar
pengakuan,
pengukuran,
penyajian,
dan
JURNAL PARAMETER
pengungkapan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
transaksi
keuangan
pemerintah yang berlaku umum. Menurut Keuangan seluruh
Peraturan
No. BMN
ISSN 1979-8865
yang telah diperoleh tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan
Menteri
asas-asas pengelolaan barang milik
120/PMK.06/2007,
negara, yaitu fungsional, kepastian
merupakan
hukum,
objek
transparansi,
penatausahaan, yakni semua barang
akuntabilitas
yang dibeli atau diperoleh atas beban
Akuntabilitas
Anggaran Pendapatan dan Belanja
milik negara tercermin dari pelaporan
Negara (APBN) atau berasal dari
barang milik negara secara periodik
perolehan lainnya yang sah, yang
dan tepat waktu, yang dimulai dari
berada
pencatatan,
dalam
penguasaan
Kuasa
dan
efisiensi,
kepastian
pengelolaan
nilai. barang
penggolongan,
dan
Pengguna Barang/Pengguna Barang
penyajiannya secara sistematis dalam
dan
suatu set informasi sesuai dengan
berada
dalam
pengelolaan
pengelolaan barang.
ketentuan.
Dalam
Peraturan
Menurut PP Nomor 38 Tahun
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
2008 tentang Perubahan PP 6 Tahun
proses yang sistematis ini disebut
2005 tentang Pengelolaan Barang
penatausahaan. Penatausahaan barang
Milik
Daerah,
milik negara meliputi pembukuan,
Penatausahaan BMN adalah Seluruh
inventarisasi dan pelaporan barang
barang milik negara merupakan objek
milik Negara.
Negara
dan
penatausahaan, yakni semua barang
Menurut Per.Menkeu.No.120
yang dibeli atau diperoleh atas beban
(2007:Psl.1),
Anggaran Pendapatan dan Belanja
adalah
Negara (APBN) atau berasal dari
meliputi pembukuan, inventarisasi,
perolehan lainnya yang sah, yang
dan pelaporan BMN sesuai ketentuan
berada
yang
dalam
penguasaan
Kuasa
Penatausahaan
BMN
rangkaian kegiatan yang
berlaku.
adalah
dan
pengelolaan.
pencatatan BMN ke dalam Daftar
Pengelola barang, barang milik negara
Barang menurut penggolongan dan
dalam
pendaftaran
BMN
Pengguna Barang/ Pengguna Barang berada
kegiatan
Pembukuan
dan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
kodefikasi. Inventarisasi BMN adalah
dengan
kegiatan pendataan, pencatatan dan
mewujudkan tertib administrasi. 2.
pelaporan
Mempermudah
hasil
Pelaporan
pendataan
adalah
BMN. kegiatan
oleh
unit
pelaksana
Penatausahaan BMN pada Pengguna Barang
dan
Pengelola
Barang.
Maksud dari pelaporan adalah agar semua data dan informasi mengenai BMN
dapat
disampaikan
disajikan
kepada
dan
pihak
yang
berkepentingan dengan akurat guna mendukung pelaksanaan pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan BMN dan sebagai bahan penyusunan
Inventarisasi adalah kegiatan melakukan
pencatatan
dan
upaya
pelaksanaan
Sasaran
Inventarisasi
BMN
Seluruh BMN merupakan sasaran inventarisasi yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, baik yang berada
dalam
penguasaan
Kuasa
Pengguna Barang/Pengguna Barang. Ketentuan
Umum
Inventarisasi
adalah: 2.2.1.1 Pengertian Barang Milik
Neraca Pemerintah Pusat.
untuk
dalam
Penatausahaan BMN.
penyampaian data dan informasi yang dilakukan
baik
Negara UU No. 1 tahun 2004 tentang
pendataan,
pelaporan
hasil
Perbendaharaan
Negara
Maksud
mendefinisikan Barang Milik Negara
inventarisasi adalah untuk mengetahui
(BMN) adalah “semua barang yang
jumlah dan nilai serta kondisi BMN
dibeli atau diperoleh atas beban
yang sebenarnya, baik yang berada
APBN atau berasal dari perolehan
dalam penguasaan Pengguna Barang
lainnya yang sah”. Yang dimaksud
maupun
barang yang berasal dari perolehan
pendataan
BMN.
yang
berada
dalam
Penatausahaan Pengelola Barang. Tujuan Inventarisasi BMN 1. Agar semua BMN dapat terdata
lain yang sah meliputi: (a)
barang
yang
diperoleh
hibah/sumbangan atau sejenis;
dari
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
(b) barang yang diperoleh sebagai
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
pelaksanaan perjanjian/kontrak;
untuk digunakan, atau dimaksudkan
(c) barang yang diperoleh berdasarkan
untuk
ketentuan undang -undang; dan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh
(d) barang yang diperoleh berdasarkan
masyarakat
digunakan,
dalam
umum.
kegiatan
Aset
tetap
putusan pengadilan yang telah
merupakan suatu bagian utama dalam
memperoleh
aset pemerintah. Oleh karena itu, aset
kekuatan
hukum
tetap ini sangat signifikan dalam penyajian
tetap. juga
neraca. Aset tetap diakui pada saat
Peraturan
manfaat ekonomi masa depan dapat
Pemerintah Nomor 6 tahun 2006
diperoleh dan nilainya dapat diukur
tentang Pengelolaan Barang Milik
dengan handal. Untuk dapat diakui
Negara/Daerah dan Peraturan Menteri
sebagai aset tetap harus dipenuhi
Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007
criteria
tentang Penatausahaan BMN.
a) Berwujud;
2.2.1.2 Jenis Barang Milik Negara
b) Mempunyai masa manfaat lebih dari
Definisi
BMN
dinyatakan
tersebut
dalam
Dalam Perlakuan Akuntansi, PP
12 (dua belas) bulan;
No. 71 tahun 2010 tentang Standar
c) Biaya perolehan aset dapat diukur
Akuntasi pemerintah membagi BMN
secara andal;
menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Aset
d) Tidak dimaksudkan untuk dijual
Tak Berwujud, Aset Lainnya, dan Aset
dalam operasi normal entitas;
Bersejarah.
e) Diperoleh atau dibangun dengan
Aset lancar yang dimaksud dalam
pengertian
BMN
Pengakuan aset tetap akan andal
adalah
bila aset tetap telah diterima atau
persediaan. Standar
maksud untuk digunakan.
Akuntansi
Pemerintahan
diserahkan hak kepemilikannya dan
Berbasis Akrual Pernyataan No. 07
atau
Akuntansi Aset Tetap merupakan aset
berpindah. Pengakuan aset akan dapat
berwujud
diandalkan
yang
mempunyai
masa
pada
saat
apabila
penguasaannya
terdapat
bukti
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
bahwa telah terjadi perpindahan hak
telah diterima atau diserahkan hak
kepemilikan
kepemilikannya dan atau pada saat
dan/atau
penguasaan
secara hukum, misalnya sertifikat tanah dan
bukti
kepemilikan
kenderaan
penguasaannya berpindah. d.
Pengakuan
Jalan,
Irigasi
dan
bermotor.
Jaringan Jalan, irigasi dan jaringan
a. Pengakuan Tanah Pengakuan aset
mencakup jalan, irigasi dan jaringan
tetap tanah akan sangat andal bila
yang dibangun oleh pemerintah serta
aset
dimiliki
tetap
telah
diterima
hak
kepemilikannya
pemerintah dan dalam kondisi siap
dan/atau pada saat penguasaannya
pakai. Jalan, irigasi dan jaringan
berpindah.
diakui pada saat jalan, irigasi dan
diserahkan
atau
b. Pengakuan Peralatan dan Mesin
dan/atau
jaringan
telah
Untuk pengakuan peralatan dan
diserahkan
mesin
dapat
terdapat
hak
dikuasai
diterima
oleh
atau
kepemilikannya
dilakukan
apabila
dan/atau pada saat penguasaannya
bukti
bahwa
berpindah serta telah siap pakai.
hak/kepemilikan telah berpindah,
e. Pengakuan Aset Tetap Lainnya, Aset
dalam hal ini misalnya ditandai
yang termasuk dalam kategori aset
dengan berita acara serah terima
tetap
pekerjaan, dan untuk kenderaan
perpustakaan/buku dan non buku,
bermotor dilengkapi dengan bukti
barang
kepemilikan kenderaan.
kesenian/kebudayaan/olahraga,
c. Pengakuan Gedung dan Bangunan
hewan,
lainnya
adalah
koleksi
bercorak
ikan,
dan
tanaman.
Gedung dan bangunan diakui pada
Termasuk dalam kategori aset tetap
saat gedung dan bangunan telah
lainnya adalah aset tetap renovasi,
diterima
hak
yaitu biaya renovasi atas aset tetap
kepemilikannya dan/atau pada saat
yang bukan miliknya dan biaya
penguasaannya berpindah serta telah
partisi suatu ruangan kantor yang
siap pakai. Pengakuan aset tetap
bukan miliknya. Pengakuan aset
akan sangat andal bila aset tetap
tetap lainnya diakui pada saat aset
atau
diserahkan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
tetap lainnya telah diterima atau
oleh
diserahkan
Pemerintahan
hak
kepemilikannya
ISSN 1979-8865
Komite
Standar yang
Akuntansi
ditulis
dalam
dan/atau pada saat penguasaannya
Buletin Teknis No. 01 adalah aset
berpindah serta telah siap dipakai.
berwujud
yang mempunyai
masa
Sedangkan aset tetap berupa tanah,
manfaat lebih dari 12 (dua belas)
gedung
dan
bulan untuk digunakan dalam kegiatan
mesin. Menurut Hall (20011:407)
pemerintahan atau dimanfaatkan oleh
dalam
Informasi
masyarakat umum yang terdiri atas
Akuntansi yang telah diterjemahkan
tanah; peralatan dan mesin; gedung
oleh Dewi Fitriasari mendefiniskan
dan
bahwa aset tetap adalah properti,
jaringan; aset tetap lainnya; dan
pabrik dan peralatan yang digunakan
kontraksi dalam pengerjaan.
dalam operasi bisnis. Item-item yang
tetap adalah barang berumur lebih dari
relative permanen dan sering kali
satu tahun, untuk itu data pada
secara
pengelolaan
bangunan,
bukunya
peralatan
Sistem
kolektif
mencerminkan
bagunan;
jalan,
atau
irigasi
pejabat
dan
Aset
yang
investasi keuangan terbesar dalam
mengurus aset/barang tersebut perlu
perusahaan
dicatat
atau
organisasi.
secara
lengkap
termasuk
Pentingnya pengelolaan aset tetap
informasi tentang nilai. Sumber awal
(Barang Milik Negara) itu sendiri
data
sangat
pejabat/panitia
menunjang
kepada
aset/barang
adalah
pada
pengadaan
dan
keberhasilan dari pelaksanaan tugas
pimpinan. pelaksanaan teknis kegiatan
ketatausahaan sebuah kantor. Disebut
untuk aset/barang yang berasal dari
kantor mempunyai bagitu banyak aset
APBD, sedangkan sumber awal aset/
tetap (Barang Milik Negara) yang
barang yang berasal dari hibah dan
harus dikelola dengan baik yang
penyerahan dari pihak ketiga adalah
artinya aset-aset tersebut akan menjadi
tim atau pejabat yang ditunjuk untuk
bermanfaat dan menguntungkan yang
menerima aset/barang tersebut. Asset
harus terjaga dangan baik. Aset tetap
tak berwujud adalah Mutasi Kurang
menurut defenisi yang dikeluarkan
BMN
Yang
Dihentikan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Penggunaannya
dari
Operasional
Proyek
Pemerintah.
ISSN 1979-8865
penerapan
diumumkan
kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti pada penelitian
2.2.2 Sistem Informasi Manajemen
sistem. Tujuan pengumuman ini
dan Akuntansi Barang Milik
adalah menginformasikan pegawai
Negara (SIMAK -BMN)
mengenai
2.2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
keputusan
untuk
menerapkan
Sistem
Informasi
Manajemen
dan
meminta
kerjasama pegawai. Sistem Informasi Manajemen
3.
Mendapatkan
Sumber
Daya
merupakan kegiatan memperoleh dan
Perangkat
mengintegrasikan sumber daya fisik
perangkat keras yang dibutuhkan.
dan konseptual yang menghasilkan
4.
Keras
Mendapatkan
Menyiapkan
Sumber
Daya
suatu sistem yang bekerja. Tugas-tugas
Perangkat
digambarkan dalam gambar berikut.
perangkat lunak yang diperlukan.
Tanda
panah
5. Menyiapkan Database Pengelola
menghubungkan berarti bahwa tugas
database (database administrator–
tersebut dapat dilakukan pada saat
DBA)
yang bersamaan. Ismail, (2013:170)
semua kegiatan yang berhubungan
1. Merencanakan Penerapan
dengan data, dan ini mencakup
dan
arah
Menyiapkan
yang
Manajer
dua
lunak
spealis
informasi
bertanggungjawab
untuk
persiapan database. Jika perusahaan
memahami dengan baik pekerjaan
belummenggunakan
yang diperlukan untuk menerapkan
manajemen
rancangan sistem. Mereka dapat
management system – DBMS),
menggunakan
DBA akan berperan penting dalam
untuk
pengetahuan
mengembangkan
penerapan
Sistem
manajemen. 2. Mengumumkan Penerapan
ini
rencana Informasi
sistem
database
(database
memilih perangkat lunak itu. 6. Menyiapkan Fasilitas Fisik Jika
perangkat
keras
sistem
Informasi Manajemen tidak sesuai
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
dengan fasilitas yang ada, perlu
menerapkannya.
dilakukan konstruksi baru. Ruang
manajemen menolak rekomendasi
komputer
itu,
yang
mainframe
atau
berskala
menyimpan komputer
besar
mini
merupakan
Tetapi
manajemen
menentukan
tindakan yang harus diambil dan tugas
yang
harus
diselesaikan,
kombinasi yang rumit dari lantai
kemudian
yang
menjadwalkan tanggal baru.
ditinggikan,
suhu,
dan
peralatan
pengendaalian
kelembaban
manajemen
suhu,
kebakaran,
dan
sebagainya. Pembangunan fasilitas tersebut dapat menjadi tugas berat dan harus dijadwalkan sehingga ssuai dengan keseluruhan rencana
Sistem Informasi Manajemen Aset Negara (SIMAN) merupakan aplikasi
yang
mendukung
digunakan
proses
1. Mendidik Peserta dan Pemakai orang
sistem
bekerja
peserta,
dan
yang disebut mereka
membuat dengan meliputi
operator pemasuk data, pegawai administrasi lainnya. Semua orang-
untuk
pengelolaan
BMN, yang meliputi perencanaan, penggunaan,
proyek.
Beberapa
bila
pemanfaatan,
pemeliharaan,
penatausahaan,
penghapusan,
dan
pemindahtanganan
aset
negara
berbasis internet yang dapat diakses oleh Pengelola dan Pengguna. B. TUJUAN SIMAN
orang ini harus dididik tentang peran mereka dalam sistem. 2. Menyetujui atau Menolak Masuk ke Sistem Baru Manajer dan pengarah SIM menelaah status proyek dan menyetujui rekomendasi
atau tersebut.
menolak Bila
manajemen menyetujui rekomendasi itu,
manajemen
segera
1. Proses pengelolaan BMN menjadi lebih cepat, efisien dan terdokumentasi secara digital. 2. Proses pengelolaan BMN dapat dimonitor secara online oleh Pengguna dan Pengelola. 3. Melengkapi data BMN untuk kebutuhan manajemen aset. 4. Mengintegrasikan proses pengelolaan BMN kedalam satu sistem.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
C. USER SIMAN 1. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) 2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-E1) 3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) 4. Unit Akuntansi Kuasa Pembantu Pengguna Barang (UAKPB) 5. Kantor Pusat DJKN 6. Kantor Wilayah DJKN 7. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) D. HUBUNGAN SIMAK BMN DAN SIMAN Data SIMAN bersumber dari data SIMAK BMN. SIMAN menyiapkan fitur untuk melengkapi data SIMAK BMN dengan atribut aset dalam rangka mendukung pengelolaan Barang Milik Negara, seperti: identitas aset, riwayat pengelolaan, riwayat pemeliharaan, riwayat penilaian, riwayat pemakai, riwayat mutasi, lokasi posisi GPS, foto dan dokumen digital. E. PERBANDINGAN SIMAK BMN DAN SIMAN
ISSN 1979-8865
SIMAK BMN dengan SIMAN saling berkaitan, karena SIMAK BMN merupakan sumber data dari SIMAN. Perbandingan SIMAK BMN dan SIMAN adalah sebagai berikut: f. MEKANISME PEMBENTUKAN DATABASE SIMAN 1. Data Awal SIMAN berasal dari data hasil rekonsiliasi tingkat Satuan Kerja antara KPKNL dan UAKPB pada rekonsiliasi BMN Semester II Tahun 2013. 2. Pemuktahiran data dari SIMAK BMN ke SIMAN yang dapat dilakukan setiap saat. 3. Rekonsiliasi BMN tingkat Satuan Kerja. 2.2.2.2
Sistem
Informasi
Manajemen dan AkuntansiBarang
Milik
Negara
(SIMAK BMN) SIMAK-BMN sistem
informasi
berfungsi pengendalian
merupakan akuntansi
yang
untuk
melakukan
dan
pengamanan
administratif terhadap BMN. SIMAKBMN memberikan sumbangan yang
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
cukup signifikan didalam laporan
pengamanan
fisik,
pengamatan
keuangan, khususnya laporan posisi
administratif,
dan
pengamanan
keuangan (neraca), yaitu berkaitan
hukum. Dalam rangka pengamanan
dengan rekening persediaan, aset tetap
administratif
maupun aset lainnya. SIMAK BMN
penatausahaan
selain berfungsi untuk pengendalian
menciptakan
dan pengamanan administratif, ia juga
(controlling)
berfungsi
sebagai
berfungsi sebagai alat kontrol, sistem
penatausahaan
BMN
sistem dalam
hal
dibutuhkan
sistem
yang
dapat
pengendalian atas
BMN.
Selain
penatausahaan tersebut juga harus
rencana pengadaan, pengembangan,
dapat
pemeliharaan maupun penghapusan
manajemen
(disposal). Fokus penelitian ini adalah
perencanaan
mengenai efektivitas Sistem Informasi
pengembangan,
Manajemen dan Akuntansi Barang
penghapusan
Milik Negara (SIMAK-BMN) dalam
pengelolaan dan pertanggungjawaban
Pengelolaan Aset Negara yang selama
atas
11 tahun telah berjalan. Efektivitas
dibuatkan sebuah sistem yang diberi
dalam dua hal, yakni penggunaannya
nama Sistem Informasi Manajemen
maupun informasi yang disajikan.
dan Akuntansi Barang Milik Negara
Sistem Informasi Manajemen
atau
memenuhi
kebutuhan
pemerintah
barang
di
dalam
pengadaan, pemeliharaan (disposal).
milik
disebut
negara
atau Dalam
telah
SIMAK-BMN.
dan Akuntansi SIMAK-BMN adalah
Pamungkas dkk., (2011), menyatakan
aplikasi
untuk
bahwa Sistem Informasi Manajemen
mencatat dan mengorganisir barang
dan Akuntansi Barang Milik Negara
milik negara, mulai dari pembelian,
(SIMAK-BMN)
transfer masuk-keluar antar instansi,
dengan tujuan untuk menghasilkan
sampai penghapusan dan pemusnahan
informasi yang diperlukan sebagai alat
barang milik negara. Pemerintah wajib
pertanggungjawaban atas pelaksanaan
melakukan
APBN serta pengelolaan/pengendalian
yang
digunakan
pengamanan
terhadap
BMN. Pengamanan tersebut meliputi
diselenggarakan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
BMN yang dikuasai oleh suatu unit
sinifikan. Berbeda dengan kesimpulan
akuntansi pengguna barang.
yang didapat oleh Wijaya dkk. (2013)
Berdasar studi empiris yang
dimana
faktor
pengguna
sangat
penulis baca dari beberapa literatur,
mempengaruhi
diantaranya penelitian yang dilakukan
SIMAK-BMN yang berdampak pada
oleh Rahardiyanti dan Abdurachman
informasi
(2012)
(2013)
SIMAK-BMN menjadi tidak efektif
didapat kesimpulan bahwa terdapat
karena menjadi tidak andal (reliable).
hubungan yang erat antara kualitas
Selain itu, seperti penulis sampaikan
kemampuan
didepan
dan
Wijaya
dkk.
pengguna
SIMAK-BMN pelaksanaan
aplikasi
dengan
efektivitas
SIMAK-BMN
dalam
keefektivitasan
yang
bahwa
disajikan
untuk
oleh
mengukur
efektivitas SIMAK-BMN dari sisi informasi yang disajikan diperlukan
mewujudkan laporan yang transparan
sebuah
dan
menurut
Indikator yang menjadi penguat atas
Abdurachman
efektivitas SIMAK-BMN adalah opini
(2012), faktor pengguna tidak terlalu
atas pemeriksaan laporan keuangan
signifikan
Kementerian/Lembaga. Sebagaimana
akuntabel.
Rahardiyanti
Namun, dan
dalam
menentukan
parameter
atau
efektivitas SIMAK-BMN, karena dari
diketahui,
keenam
diduga
menjadi salah satu sumber utama
mempengaruhi efektivitas SIMAK-
dalam penyusunan neraca laporan
BMN, didapat hanya tiga faktor yang
keuangan
secara
Semakin
faktor
signifikan
efektivitas
yang
mempengaruhi
SIMAK-BMN,
bahwa
indikator.
SIMAK-BMN
Kementerian/Lembaga. banyak
yaitu
Kementerian/Lembaga yang meraih
kegunaan sistem, kemudahan sistem
opini WTP, berarti semakin efektif
dan kualitas sistem. Sedangkan ketiga
informasi yang disajikan SIMAK-
faktor lainnya, yaitu faktor kualitas
BMN.
informasi, lama penggunaan SIMAK-
METODE PENELITIAN
BMN dan tingkat pendidikan (kualitas pengguna) tidak mempengaruhi secara
3.1 Strategi Penelitian
JURNAL PARAMETER
Strategi
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Penelitian
yang
ISSN 1979-8865
memberikan data yang dibutuhakan.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Dalam
menggunakan metode kualitatif yaitu
melakukan pengumpulan data dengan
dengan
menggunakan teknik:
cara
menggambarkan
penelitian
kenyataan atas suatu objek dalam
a. Observasi,
bentuk uraian kalimat berdasarkan
Dokumen
keterangan-keterangan dari Direktorat
ini
peneliti
b.Wawancara,
3.5. Teknik Pengolahan Data
Jendral Mineral dan Batubara Jakarta
Teknik pengolahan data dalam
Tahun 2013-2015 yang digunakan
penelitian
dalam penelitian ini adalah penelitian
dokumen barang milik Negara yang
kualitatif.
tercatat di direktorat jendral mineral dan
3.3 Metode Analisis Data Metode
analisis
data
dalam
penelitian ini adalah menganalisis datadata yang diperoleh dari dokumendokumen perhitungan Barang Milik Negara di direktorat jendral mineral dan batubara
penelitian
batubara
pengumpulan ini
berupa
data
dalam
dokumen-
Negara di direktorat jendral mineral batubara.
Data
dikumpulkan
dengan tujuan agar penelitian ini lebih jelas dan juga dapat teridentifikasi, untuk mendapatkan data-data tersebut peneliti ke lapangan dengan persetjuan dari pihak yang berwenang, untuk
menganalisis
yang
sudah
didokumentasi sejak tahun 2013-2015 setelah
data
terkumpul
kemudian
peneliti mengolah data sampai selesai. 3.6 Tempat dan Waktu Penelitian 3.6.1 Tempat Penelitian
Direktorat
ini
Jendral
dilakukan Mineral
di dan
Batubara Jakarta 3.6.2 Waktu penelitian
dokumen perhitungan Barang Milik
dan
adalah
Penelitian
3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik
ini
Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2016 sampai dengan bulan September seperti yang tertera dalam table berikut ini.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ANALISIS DATA PENELITIAN
DAN
HASIL
Milik Negara salinan
peraturan
nomor 250/PMK.06/2011 tentang tata cara pengelolaan barang milik negara tidak
menyelenggara
digunakan
untuk
tugas
fungsi
dan
kementerian/lembaga Bab I ketentuan umum Pasal 1 No 10 Bahwa Prosedur
Untuk mendukung keakuratan dan akuntabilitas data transaksi BMN UPKPB
bersama
Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan/atau Pejabat Pembuat
rekonsiliasi
(PPK) secara
melakukan periodik.
Sedangkan untuk tertib administrasi BMN maka UAKPA dan/atau PPK harus
menyampaikan
dokumen
dan SP2D kepada UPKPB.Dalam PMK
120/PMK.06/2007. didefinisikan
Pengelola
agar semua BMN yang berada dalam penguasaan Pengguna Barang dan Pengelola Barang tercatat dengan baik.
Pengguna/kuasa
pengguna
barang dalam melakukan pendaftaran dan pencatatan harus sesuai dengan format: 1.Kartu Inventaris Barang (KIB) A
Peralatan dan Mesin, 3. Kartu Inventaris Barang (KIB) C Gedung dan Bangunan, 4. Kartu Inventaris Barang (KIB) D Jalan, Irigasi , dan Jaringan, 5. Kartu Inventaris Barang (KIB) E Aset Tetap Lainnya, 6. Kartu Inventaris Barang (KIB) F Kostruksi dalam Pengerjaan, 7. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) Dalam pembukuan diketahui
pengadaan termasuk fotocopy SPM
lampiran
dan
2. Kartu Inventaris Barang (KIB) B
1) Pembukuan.
Komitmen
Barang
Tanah,
penatausahaan BMN meliputi :
maka
Pengguna
Barang. Maksud pembukuan adalah
menteri keuangan Republik Indonesia
yang
pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam daftar barang yang ada pada
4.1. Analisis Penatausahaan Barang
Menurut
ISSN 1979-8865
sebagai
No. Pembukuan kegiatan
proses perhitungan dan penyajian penyusutan satker
yang
sesuai
telah
dengan
dilakukan ketentuan,
langkah penyelesaian yang diambil
JURNAL PARAMETER
satker
adalah
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
memproses
ulang
ISSN 1979-8865
yang terjadi selama Juni 2013 sampai
seluruh rangkaian tahapan penyusutan
dengan
dimulai
15.078.079.324.
dari
melakukan
koreksi
normalisasi, penyusutan pertama kali, penyusutan transaksional Semester I dan
II
serta
penyusutan
reguler
Semester I dan II. Satker melakukan proses pengiriman ulang ADK ke Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan unit akuntansi di atasnya secara berjenjang.
Laporan
barang
milik
Negara
berupa
2014
Barang
Kuasa
Pengguna Semester II Audited tahun Anggaran 2013 adalah laporan yang mencakup seluruh aspek BMN yang ditatausahakan
dan
dikelola
Direktorat
oleh
Jenderal
Mineral dan Batubara. Nilai BMN (intrakomptabel
dan
ekstrakomptabel) yang disajikan pada Semester II Audited tahun 2013 ini adalah sebesar Rp 318.933.012.332 merupakan nilai BMN berupa saldo awal
adalah
330.949.930.432
Barang
Kuasa
sebesar yang
Rp
merupakan
nilai BMN berupa saldo awal laporan sebesar Rp 312.168.983.892 dan nilai mutasi tambah yang terjadi selama
2014 sebesar 12.038.771.450. Laporan
laporan
sebesar
Rp
303.854.933.008 dan nilai tambah
Barang
Kuasa
Pengguna Tahunan tahun anggaran 2015
Laporan
gabungan
sebesar
Pengguna tahunan tahun anggaran
yang telah dilakukan satker adalah
Sekretariat
2013
Juni 2014 sampai dengan Desember
Untuk mengetahui pembukuan,
melaporkan
Desember
Nilai
BMN
gabungan
(intrakomptabel dan ekstrakomptabel) yang disajikan pada tahunan tahun 2015
ini
adalah
sebesar
Rp173.657.361.531 yang merupakan nilai BMN berupa saldo awal laporan sebesar Rp330.949.930.432 (dan nilai mutasi tambah yang terjadi selama Januari Desember
2015
sampai 2015
dengan sebesar
Rp34.103.536.706 dan mutasi kurang sebesar
Rp191.396.105.607.
Nilai
mutasi tambah BMN tersebut berasal dari perolehan dan/atau penambahan BMN yang berasal dari pembiayaan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
APBN. Mutasi kurang berasal dari
Dalam inventarisasi, terdapat
penghapusan sumur bor air bersih,
cacatan Mutasi Barang Milik Negara
penghapusan
berwujud
Semester II Audited Tahun Anggaran
(ATB) berupa software dan kajian
2013-2015 Mutasi BMN per Semester
serta adanya penyusutan BMN selama
II Audited Tahun Anggaran 2013-
periode tahun berjalan.
2015 adalah sebagai berikut:
a.
Aset
Tak
Barang Persediaan
Tabel : 4.1 Uraian Persediaan Barang Milik Negara Tahun
Uraian
Saldo Awal (Rp)
Mutasi Rp
Mutasi
Mutasi Kurang (Rp)
Tambah (Rp) 2013
Persediaan
29.005.034.310
393.825.000
2014
Persediaan
29.398.859.310
(459.190.046)
2015
Persediaan
28.939.669.264
Saldo Akhir (Rp)
29.398.859.310 28.939.669.264 36.940.090
(18.493.818.645)
10.482.790.709
Sumber: Kementrian Direktorat jendral Mineral dan Batubara
b. Tanah
Saldo
Tanah
pada
Direktorat
sebesar Rp 0 ( nol ).
Jenderal Mineral dan Batubara per 31
Desember
2013
Saldo
Tanah
pada
sebesar
Direktorat Jenderal Mineral dan
Rp.24.789.527.000 Jumlah tersebut
Batubara per 31 Desember 2014
terdiri dari saldo awal tanah seluas
sebesar Rp.27.806.570.000 Jumlah
3.186 m2 dengan nilai sebesar Rp
tersebut terdiri dari saldo awal
22.170.387.000
tambah
tanah seluas 3.457 m2 dengan nilai
seluas 271 m2 dengan nilai sebesar
sebesar Rp.24.789.527.000 mutasi
Rp
tambah
mutasi
2.619.140.000 (dan mutasi
kurang seluas 0 m2 dengan nilai seluas 195 m2 dengan nilai sebesar
pembelian dan Rp 231.000.000
Rp
berupa pengembangan dan mutasi
2.786.043.000
berupa
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
kurang seluas 0 m2 dengan nilai
Jenderal Mineral dan Batubara per
sebesar Rp 0 ( nol ).
31
Saldo Tanah pada Direktorat Desember
2015
sebesar
Rp.27.806.570.000 Jumlah tersebut
laporan
ekstrakomptabel
terdiri dari saldo awal tanah seluas
adalah
sebesar
Rp
22.562.400
8.188 m2 dengan nilai sebesar
Jumlah tersebut terdiri dari saldo
Rp.27.806.570.000 mutasi tambah
awal Rp 22.562.400 dan tidak ada
seluas 230 m2 dengan nilai sebesar
mutasi selama tahun 2013
Rp 0 dan mutasi kurang seluas 0
Saldo peralatan dan mesin
m2 dengan nilai sebesar Rp0 ( nol ).
pada Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara per 31 Desember
c. Peralatan dan Mesin Saldo peralatan dan mesin
2014
pada Direktorat Jenderal Mineral
Laporan intrakomptabel
dan Batubara per 31 Desember
adalah sebesar Rp 110.665.966.439
2013
Jumlah tersebut terdiri dari saldo Laporan
intrakomptabel
awal Rp 97.832.659.483 mutasi
adalah sebesar Rp 97.690.441.483
tambah
Jumlah tersebut terdiri dari saldo
12.833.306.956.
awal Rp 85.106.054.428 mutasi tambah
jumlah
barang
Rp
Laporan ekstrakomptabel
Rp
setelah penyusutan adalah sebesar
12.584.387.055 Terdapat koreksi
Rp 328.125 Jumlah tersebut terdiri
tambah
Rp
dari saldo awal Rp 709.050 dan
142.218.000. Terdiri dari koreksi
mutasi kurang berupa penyusutan
minibus Rp 45.000.000 dan koreksi
sebesar Rp 380.925.
BPK
barang
jumlah
sebesar
pompa air Rp 97.218.000 sehingga
Saldo peralatan dan mesin
jumlah peralatan dan mesin per 31
pada Direktorat Jenderal Mineral
Desember
dan Batubara per 31 Desember
97.832.659.483.
2013
Rp
2015
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Laporan
intrakomptabel
Rp
ISSN 1979-8865
56.091.280.944
Jumlah
adalah sebesar Rp 129.126.567.106
tersebut terdiri dari saldo awal
Jumlah tersebut terdiri dari saldo
sebesar Rp 54.872.349.153 mutasi
awal
tambah sebesar Rp 1.218.931.791
110.665.966.439
tambah
jumlah
mutasi
barang
Rp
32.118.406.667
dengan nilai sebesar Rp 0 (nol) Saldo
Laporan
ekstrakomptabel
Gedung
Bangunan
pada
dan
Direktorat
setelah penyusutan adalah sebesar
Jenderal Mineral dan Batubara per
Rp109.375 Jumlah tersebut terdiri
31 Desember 2015 adalah sebesar
dari saldo awal Rp218.750 mutasi
Rp 56.765.919.253 Jumlah tersebut
kurang
terdiri dari saldo awal sebesar Rp
jumlah
barang
Rp
13.657.806.000.
56.091.280.944
Gedung
Bangunan
pada
dan
kurang sebesar Rp 0 (nol).
Direktorat
Jenderal Mineral dan Batubara per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp
tambah
sebesar Rp 674.638.309 dan mutasi
d. Gedung dan Bangunan Saldo
mutasi
54.799.592.828.
e. Jalan, Irigasi, dan Jaringan Saldo
Jalan,
Irigasi,
dan
Jumlah
Jaringan pada Direktorat Jenderal
tersebut terdiri dari saldo awal
Mineral dan Batubara per 31
sebesar
Desember 2013 adalah sebesar Rp
Rp
54.799.592.828
Terdapat jurnal koreksi BPK per 31
34.366.324.234
Desember
terdiri dari saldo awal sebesar Rp
2013
sebesar
Rp
Jumlah
72.756.325 sehingga jumlah saldo
33.574.483.914
akhir per 31
sebesar Rp 791.840.320
Desember 2013
sebesar Rp 54.872.349.153. Saldo
Jalan,
tambah
Irigasi,
dan
dan
Jaringan pada Direktorat Jenderal
Direktorat
Mineral dan Batubara per 31
Jenderal Mineral dan Batubara per
Desember 2014 adalah sebesar Rp
31 Desember 2014 adalah sebesar
34.366.324.234
Bangunan
Gedung
Saldo
mutasi
tersebut
pada
Jumlah
tersebut
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
terdiri dari saldo awal sebesar Rp
pada Direktorat Jenderal Mineral
34.366.324.234
dan Batubara per 31 Desember
mutasi
tambah
sebesar Rp 0, dan mutasi kurang
2014 sebesar Rp 8.262.636.646
sebesar Rp 0 (nol).
Saldo Aset Tetap Lainnya
Saldo Bangunan Air pada
pada Direktorat Jenderal Mineral
Direktorat Jenderal Mineral dan
dan Batubara per 31 Desember
Batubara per 31 Desember 2015
2015
adalah sebesar Rp 29.062.494.364
10.050.756.568
sebesar
sebesar
Rp
Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebanyak 38 mutasi tambah sebanyak 0 unit dengan nilai sebesar Rp 0 (nol), dan mutasi
g. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Saldo
Konstruksi
Dalam
kurang sejumlah 0 unit dengan
Pengerjaan (KDP) pada Direktorat
nilai sebesar Rp 0 (nol).
Jenderal Mineral dan Batubara per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 270.635.000 Jumlah tersebut
f. Aset Tetap Lainnya Saldo Aset Tetap Lainnya pada Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara per 31 Desember 2013
sebesar
Rp
706.418.750
Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal
sebesar
mutasi
Rp
tambah
705.043.750 sebesar
Rp
1.375.000 Terdapat jurnal koreksi BPK
per
31
Desember
2013
sebesar Rp 139.533.280 sehingga saldo akhir per 31 Desember 2013 sebesar Rp 845.952.030. Saldo Aset Tetap Lainnya
terdiri dari saldo awal sebesar Rp 119.035.000 mutasi tambah sebesar Rp 151.600.000. Saldo
Konstruksi
Dalam
Pengerjaan (KDP) pada Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 430.935.000 Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp 270.635.000 mutasi tambah sebesar Rp 160.300.000, dan mutasi kurang sebesar Rp...0. Saldo
Konstruksi
Dalam
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Pengerjaan (KDP) pada Direktorat
Batubara per 31 Desember 2015
Jenderal Mineral dan Batubara per
adalah sebesar Rp 11.182.544.000
31 Desember 2015 adalah sebesar
Jumlah tersebut terdiri dari saldo
Rp 430.935.000 Jumlah tersebut
awal sebesar 547 buah dengan nilai
terdiri dari saldo awal sebesar Rp
sebesar
430.935.000 mutasi tambah sebesar
mutasi tambah sejumlah 134 buah
Rp 0 (nol), dan mutasi kurang
dengan
sebesar Rp 0 (nol).
2.826.700.000 dan mutasi kurang
Rp
160.179.171.900),
nilai
sebesar
Rp
sejumlah 399 unit dengan nilai h. Aset Lainnya Saldo
Aset
sebesar Rp 151.823.327.900 lainnya
pada
Direktorat Jenderal Mineral dan
Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan
Batubara per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 157.859.855.900 Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp 156.746.585.900 mutasi
tambah
sebesar
Rp
Saldo Aset lainnya pada Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 160.179.171.900 Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp 156.229.847.900 mutasi tambah 83 buah dengan nilai sebesar Rp 3.949.324.000 dan
Negara dan penerapannya melalui Sistem Informasi Manajemen
lainnya
batubara Jakarta dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil penelitian yang telah dilakukan
mengenai
penatausahaan
barang
pada
Direktorat Jenderal Mineral dan
milik
Negara, sebagian masih kurang sesuai
dengan
Menteri
Keuangan
peraturan Nomor
120/PMK.05/2007
mutasi kurang sebesar Rp 0. Aset
tentang penatausahaan barang milik
direktorat jendral mineral dan
1.113.270.000
Saldo
Berdasarkan data dan fakta
penatausahaan Negara.
tentang
barang
Kekurang
milik
sesuaian
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
terutama
terdapat
ISSN 1979-8865
pada
SIM BMN. Efektif disini dalam
pencatatan barang milik Negara
arti SIM-BMN dapat dengan
sehingga
mudah
digunakan
pengguna
dalam
melakukan
pendokumentasian
ataupun
laporan
hasilkan
tidak
yang
sesuai
di yang
diharapkan. Satker
Direktorat
Jendral
oleh
penatausahaan terhadap barang-
Mineral dan Batubara Jakarta
barang
belum
mereka kelola dengan baik dan
memiliki
verivikasi
dan
internal
untuk
prosedur rekonsiliasi menguji
milik
minim.
negara
yang
SIM-BMN
cukup
berguna
dalam
keakuratan jumlah barang milik
mengkonsolidasikan
Negara baik pembelian maupun
barang
transfer masuk/keluar barang.
bermacam-macam dan SIM-
Satker
Jendral
BMN. Dari sisi produk yang
Mineral dan Batubara Jakarta
dihasilkan oleh Aplikasi SIM-
sudah
melakukan
BMN berupa kualitas informasi
penertiban
BMN yang digunakan oleh
Direktorat
proaktif
upaya penatausahaan
barang
milik
laporan
negara
yang
milik
suatu entitas akuntansi barang,
Negara yang menjadi tanggung
telah berjalan dengan efektif.
jawabnya.
Walaupun
2. Penerapannya melalui Sistem
terjadi
masih
ada
kesalahan.
Hal
ini
Informasi Manajemen dari sisi
terbukti
user
kemajuan opini yang diberikan
atau
pengguna,
telah
dengan
yang
berjalan dengan efektif dengan
terhadap
catatan
Kementerian
pegawai
yang
Laporan Dirjen
adanya
Keuangan Mineral
ditempatkan sebagai operator
dan Batubara. Status Opini
sistem
WTP semakin banyak di raih
memiliki
pengetahuan
yang
bekal memadai
dalam mengoperasikan aplikasi
oleh
kementerian/
Dirjen
Mineral dan Batubara yang
JURNAL PARAMETER
secara
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
langsung
merupakan
ISSN 1979-8865
bertanggung
jawab
untuk
peran dari SIMAK-BMN dalam
mengaplikasikan
menyajikan
professional sehingga tidak terjadi
laporan
barang
milik negara.
SIM
secara
kesalahan dalam mengimput laporan-
Faktor
dukungan
manajemen
puncak
formalisasi
laporan BMN.
dan
pengembangan
sistem pengguna SIA terlihat
5.3 Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Penelitian
dari pimpinan di lingkungan Kementerian dan
Dirjen
Batubara.
Mineral
yang
ingin
mewujudkan laporan keuangan pemerintah akuntabel
pusat dan
a. Keterbatasa Penelitian
yang
transparan
dengan menggunakan sistem yang handal dalam memberikan
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan, antara lain: 1. Ruang lingkup penelitian yang kurang meluas yaitu hanya
fokus
pada
penatausahaan barang milik
informasi yang valid.
Negara dan penerapannya melalui system informasi
5. 2 Saran Berdasarkan kesimpulan maka disarankan SDM
nya
agar,
Satkes
dalam
bidang
terutama penata
usahaan barang milik Negara harus ditingkatkan. Data transaksi BMN harus disampaikan setiap akhir bulan oleh setiap satker untuk penyusunan neraca
dan
harus tepat mempunyai
penyampaian waktu.
laporan
Satker harus
kemampuan
dan
manajemen dan akuntansi (SIMAK-BMN) terdapat
di
yang kementrian
dirjen mineral dan batubara Jakarta 2. Metode pengumpulan data yang berupa data primer memiliki kelemahan yaitu tidak
semua
data
diperlukan diberikan
yang peneliti
oleh
pihak
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Kementrian,
sehingga
untuk
ISSN 1979-8865
peningkatan
dalam penelitian ini peneliti
pertanggungjawaban
hanya
pelaksanaan penatausahaan
menganalisis
data
yang mereka berikan.
barang milik Negara saja tetapi juga untuk manajem barang
b. Pengembangan Penelitian
milik
Negara
pemerintah itusendiri. 1. Pengembangan ini
Penelitian
bertujuan
agar
penatausahaan barang milik Negara dan penerapannya melalui system informasi
DAFTAR REFERENSI Buchari, 2012, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Buletin
manajemen dan akuntansi (SIMAK-BMN)
yang
terdapat
di
Dirjen
Mineral
dan
Batubara
Jakarta
dapat
tercapai,
sehingga
dapat
dijadikan
kementrian
pedoman
bagi
satker khususnya dan bagi SDM umumnya . 2. Dalam
instansi pemerintah pusat mempergunakan
SIMAK-BMN, diharapkan untuk
selanjutnya
dapat
menghasilkan output yang tidak
Cony , 2010, Metode Riset Bisnis, Vol. 1 Edisi Sembilan, Alih Bahasa Budijanto dkk. Jakarta: Salemba Empat Hall, James A. (2011). Accounting Information Systems. 7th edition. Ohio: Cengage Learning;
penatausahaan
barang milik Negara bagi
telah
Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomaor 01 samapi dengan Nomor 07. Majalah Otonomi. Edisi No. 02. Tahun. 2009.
hanya
bermanfaat
Ismail, 2013, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Klaten: Gava Media. Jogiyanto, 2005, Kahar,
2012, Analisis Penerapan Akuntansi Aset Tetap pada CV. Kombos Manado. Vol. 1 No. 3, Hal. 190-198;
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Ketentuan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
Ilmiah Kesatuan. Vol.5 No. 1. Hal. 29-36;
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 18/KMK.018/1999. Tentang Persediaan dicatat dalam Buku Persediaan
Pamungkas, B., Fatchudin dan Kusumahdinata, A. (2011). Evaluasi Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN) Kaitannya dalam Pencatatan Nilai Aset Tetap Pemerintah. Jurnal Ilmiah Renggading. Vol.11 No. 2. Hal. 82-91;
Keputusan Menteri Keuangan nomor 59/KMK.06/2013 tentang tabel masa manfaat. Pada tahun 2013 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Liang Gie, 1999, Kamus Administrasi Perkantoran, Nur Cahaya, Yogyakarta. Margono ,2014, Penilaian Terhadap Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern dalam Pengelolaan Aset Tetap Pada Pemerintah Kota Depok. Moleong Lexy J, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif. Materi Pelatihan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan “Peningkatan Kopetensi Penelitian Lanjutan” di PUSDIKLAT Pengawasan BPKP, Gadog Ciawi, Bogor, 12 Maret 2010. SCBDP Modul 1, 2:2007: Muanas (2005). Evaluasi atas Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi dalam Menciptakan Pengendalian Intern yang Efektif atas Mutasi Persediaan Barang : Studi Kasus pada PT. Cahaya Buana Kemala. Jurnal
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan PP 6 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dan Daerah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2006 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan BMN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Peraturan Menteri Keuangan No. 120/PMK.06/2007, seluruh
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
BMN merupakan penatausahaan,
objek
Peraturan Menteri Keuangan (Per.Menkeu). No.120 (2007:Psl.1), Penatausahaan BMN adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) Pengertian dari Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 250/PMK.06/2011 tentang tata cara pengelolaan barang milik Negara. Peraturan Menteri Keuangan RI 70 Tahun 2012, tanggal 1 Agustus 2012 tentang Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008, dengan PP No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Rahardiyanti, A.K., Abdurachman, E. (2012). Evaluasi Efektivitas Sistem Informsi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik
ISSN 1979-8865
Negara (SIMAK-BMN) di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Journal of Applied Finance and Accounting. Vol.5 No.1. Hal. 110-128; Rahayu, N., Karamoy, H., Pontoh, W. (2014). Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Barang Milik Negara pada Pengadilan Tinggi Agama Manado. Jurnal EMBA. Vol.2 No.1. Hal. 1120; Siregar, Doli D. 2004. Optimalisasi Perberdayaan Harta Kekayaan Negara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Siregar,Sahat.2009. Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan). Skripsi. Uneversitas Sumatera Utara Syukra, 2016, Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya) Jakarta: Grasindo Wijaya, H., Nadirsyah dan Darwanis. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pengguna Terhadap Aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara pada Lembaga Kejaksaan Republik Indonesia Wilayah Kejaksaan Tinggi Aceh. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Vol.3 No.1. Hal. 2128
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Yasser, 2010, Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta. Penerbit UII Press. Yusuf ,2011, Yusuf, M. 2011. 8 Langkah Pengelolaan Aset Daerah Menuju Pengelolaan Keuangan Daerah Tebaik, Cetakan Kedua. Salemba Empat, Jakarta.
ISSN 1979-8865
Yusuf, M. 2010. Langkah Pengelolaan Aset Daerah Menuju Pengelolaan Keuangan Daerah Terbaik. Jakarta: Salemba Empat.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN ROTASI PEKERJAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DITJEN PAJAK
Dedde Supriatna Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana Email:[email protected] Abstract The purpose of this study is: To analyze the influence of organizational culture on work motivation, job rotation on work motivation, influence of organizational culture on employee performance, job rotation on employee performance and work motivation on employee performance. The result is that "organizational culture positive influence on work motivation" can be empirically proven. have the perception index of 60.4, job rotation positive influence on work motivation "can be proven empirically has a perception index of 55.4. positive effect on the organizational culture of performance "can be empirically proven. have the perception index of 56.6, "job rotation positive influence on performance" has a perception index of 54.5, which reads "work motivation positive influence on the performance of" The value of Chi Square = 182 906 with probability = 0149. This indicates that the null hypothesis stating that there is no difference between the sample covariance matrix and covariance matrix estimated population can not be denied. The test results showed that the values of normality for multivariate CR is 1.916 which was under 2:58, so we can say there is no evidence that the observed variable data distribution is not normal. Parameter estimation for testing the influence of organizational culture on work motivation shows the value CR of 2,021 with probability equal to 0.043. Keywords: Organizational Culture, Job Rotation, Work Motivation
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah: Untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja, rotasi pekerjaan terhadap motivasi kerja, pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, rotasi pekerjaan terhadap kinerja pegawai dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian didapat bahwa ”budaya organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja” dapat dibuktikan secara empiris. memiliki indeks persepsi 60.4, rotasi pekerjaan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja” dapat dibuktikan secara empiris memiliki indeks persepsi 55.4. budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja” dapat dibuktikan secara empiris. memiliki indeks persepsi 56.6, ”rotasi pekerjaan berpengaruh positif
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
terhadap kinerja” memiliki indeks persepsi 54.5, berbunyi ”motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja” Hasil nilai Chi Square = 182.906 dengan probabilitas = 0.149. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa nol yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara matriks kovarians sampel dan matriks kovarians populasi yang diestimasi tidak dapat ditolak. Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa nilai CR untuk multivariate adalah 1.916 yang berada di bawah 2.58, sehingga dapat dikatakan tidak terdapat bukti bahwa distribusi data variabel observed tidak normal. Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja menunjukkan nilai CR sebesar 2.021 dengan probabilitas sebesar 0.043.
Kunci: Budaya Organisasi, Rotasi Pekerjaan, Motivasi Kerja
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin
ketatnya
tingkat
penting bagi organisasi, karena
persaingan bisnis mengakibatkan
memiliki
organisasi
dihadapkan
pada
kreativitas yang sangat dibutuhkan
tantangan
untuk
dapat
oleh organisasi untuk mencapai
mempertahankan hidup.
kelangsungan
Keberhasilan
organisasi
atau
organisasi
bakat,
tenaga,
dan
tujuannya.
suatu
Dalam rangka meningkatkan
ini
kinerja dari pegawainya, organisasi
dipengaruhi oleh kinerja pegawai
perlu
(job performance) atau hasil kerja
kepentingan
yang dicapai oleh seorang pegawai
memiliki
dalam
melakukan
tugas sesuai
kebutuhan. Ninuk Muljani (2002)
dengan
tanggung
jawab
menyatakan
diberikan merupakan
kepadanya. sumber
yang
Pegawai
daya
yang
untuk
memberi
perhatian pegawai
berbagai
pada yang macam
bahwa
keinginan
memenuhi
berbagai
kebutuhan
inilah
yang
budaya organisasi yang tumbuh dan
dipandang sebagai pendorong atau
terpelihara
penggerak bagi seseorang untuk
mampu memacu organisasi ke arah
melakukan
termasuk
perkembangan yang lebih baik.
melakukan pekerjaan atau bekerja.
Selain itu, tekanan utama dalam
Seorang pegawai yang professional
perubahan
tidak dapat melepaskan diri dari
budaya organisasi adalah mencoba
kenyataan bahwa mereka adalah
untuk mengubah nilai-nilai, sikap
individu yang juga mempunyai
dan
kebutuhan, keinginan, dan harapan
organisasi secara keseluruhan.
sesuatu,
dengan
dan
perilaku
baik
akan
pengembangan
dari
anggota
dari tempatnya bekerja. Keinginan
Motivasi kerja pada pegawai
untuk memenuhi kebutuhan inilah
juga dapat dipengaruhi oleh adanya
yang akan mempengaruhi motivasi
rotasi pekerjaan. Mourdoukoutas
kerja yang ada pada setiap individu
(1994) menyatakan bahwa rotasi
untuk melakukan segala sesuatu
pekerjaan merupakan salah satu
yang lebih baik dari lainnya di
pilihan
dalam melakukan kegiatan untuk
pegawainya dapat menyesuaikan
mencapai tujuan.
dengan perubahan kondisi kerja.
bagi
organisasi
Motivasi kerja pada pegawai
Pulich
dapat dipengaruhi beberapa faktor
bahwa
diantaranya budaya organisasi dan
pegawai melakukan pekerjaan yang
rotasi pekerjaan. Masrukhin dan
tidak biasanya mereka lakukan.
Waridin (2006) mengungkapkan
Rotasi
bahwa setiap organisasi memiliki
adanya penambahan kemampuan
budaya organisasi yang berfungsi
dan perilaku dari pegawai lama
untuk
membentuk
pedoman
dalam
(1989)
agar
rotasi
menambahkan
pekerjaan
pekerjaan
mendorong
aturan
atau
serta
berfikir
dan
penempatan pegawai baru.
bertindak dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini berarti
untuk
berarti
orientasi
dan
Objek yang digunakan dalam penelitian
ini
yaitu
Direktorat
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Jenderal Pajak. Objek ini dipilih
beratnya tugas yang diemban untuk
karena Direktorat Jenderal Pajak
menghimpun penerimaan negara
adalah salah satu lembaga yang
dari sektor pajak, semakin pesatnya
secara
melakukan
perkembangan dunia usaha, dan
perbaikan sistem mekanisme kerja
juga semakin besarnya tuntutan
demi mencapai kinerja pegawai
pelayanan dari masyarakat Wajib
yang optimal. Direktorat Jenderal
Pajak,
Pajak
melakukan
konsisten
sebagai
institusi
negara
menuntut
Ditjen
perbaikan
Pajak sistem
merupakan abdi negara dan abdi
mekanisme kerja dan performance
masyarakat. Sebagai abdi negara
lembaga Ditjen Pajak.
memiliki tanggung jawab dalam
Hasil jajak pendapat Fokus
mengamankan penerimaan negara,
Kompas
khususnya
Kompas tanggal 26 Nopember
dari
sektor
pajak.
yang
dimuat
harian
Sebagai abdi masyarakat bertugas
2005
memberikan
kepada
sebanyak 66 % responden yang
Wajib Pajak yang akan memenuhi
menilai buruknya citra pegawai
kewajibannya dalam pembayaran
Ditjen Pajak, dan hanya 34 % saja
pajak. Direktorat Jenderal Pajak
yang menilai positif terhadap citra
dihadapkan pada tantangan dimana
pegawai
lembaga
menjalankan
pelayanan
ini
menghimpun
bertugas dana
untuk
menunjukkan
Ditjen
bahwa
Pajak
tugasnya.
dalam (Intranet
penerimaan
DJP,2006). Pada tahun 2006 dan
negara dengan terus memberikan
2007, data statistik internal yang
pelayanan yang lebih baik kepada
diperoleh
Wajib
menunjukkan
Pajak.
pemungutan
pajak
Dalam
hal
dari
Ditjen masih
Pajak
tingginya
diperlukan
angka penjatuhan sanksi kepada
kekuasaan, namun di sisi pelayanan
pegawai Ditjen Pajak, dari tingkat
dituntut
hukuman
untuk
memberikan
pelayanan sebaik-baiknya. Semakin
ringan
sebanyak
43
orang, sedang sebanyak 30 orang,
dan berat sebanyak 43 orang, dan skorsing (pidana) sebanyak 11 orang. (Direktorat Kitsda DJP, 2007). Grafik 1.1 Data Penjatuhan Sanksi Kepada Pegawai Ditjen Pajak
Sumber : Direktorat Kitsda DJP, 2011 Adanya fenomena tersebut menjadikan
Direktorat
langkah yang harus dilakukan yaitu
Jenderal
melakukan
Pajak perlu merumuskan kebijakan
perumusan
dalam rangka memperbaiki citra
pelaksanaan
mereka.
Kebijakan
modernisasi internal dengan fokus
diambil
salah
yang dapat
satunya
melalui
pemisahan
antara
kebijakan
pembenahan
dan
perpajakan;
administrasi
dan
perubahan budaya organisasi aparat
aparat pajak, serta
Ditjen Pajak. Kompas Cybermedia
mungkin
(2006)
dalam rangka pelayanan (Kompas
mengutip
pernyataan
Menteri
Keuangan
Indonesia
bahwa
Republik
terdapat
tiga
semaksimal
penggunaan
Cybermedia,2006).
teknologi
Modernisasi
menurut Menteri Keuangan pada
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
prinsipnya adalah meliputi dua hal
(Pola Pikir) dari aparat Ditjen
yaitu ; Perubahan Culture (Budaya
Pajak.
(Berita
Pajak,
Organisasi) dan Perubahan Mindset Nopember 2007). Perubahan
teknologi,
serta
penerapan
yang dilakukan oleh Direktorat
Manajemen Sumber Daya Manusia
Jenderal Pajak bersifat menyeluruh
yang lebih profesional terhadap
dan komprehensif yang meliputi
pegawai
perubahan
peningkatan
struktur
organisasi,
integritas dengan menerapkan
Ditejen
moral,
Nilai Profesionalisme,
nilai-nilai
Work
menunjang
guna
perubahan-perubahan
yang dilakukan. Visi
:
institusi
pemerintah
yang
menyelenggarakan administrasi
sistem
perpajakan
modern
dan
Integritas, Inovasi,
Perbaikan
Team
kebijakan
perpajakan, peningkatan pelayanan terhadap
Menjadi
seperti
etika,
:
kode etik pegawai. Visi, misi dan dikembangkan
Pajak
wajib
pengawasan
pajak,
atas
dan
pemenuhan
kewajiban perpajakan wajib pajak dengan
menggunakan
teknologi
terkini
informasi merupakan
yang efektif, efisien, dan dipercaya
implementasi dari perubahan yang
masyarakat dengan integritas dan
dilakukan oleh Ditjen Pajak.
profesionalisme yang tinggi. Misi penerimaan
:
menghimpun pajak
berdasarkan Perpajakan
Perubahan
negara
Undang-Undang yang
mewujudkan
mampu
ini
diharapkan
dapat meningkatkan motivasi dan kinerja
pegawai
Pegawai pelayanan
Ditjen
Pajak.
mampu
memberikan
yang
profesional
kemandirian
sehingga dapat memangkas jalur
pembiayaan APBN melalui sistem
birokrasi menjadi lebih cepat dan
administrasi
mudah bagi wajib pajak. Dengan
perpajakan
efektif dan efisien.
yang
adanya perubahan ini, kompleksitas
JURNAL PARAMETER
tantangan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
yang
dihadapi
ISSN 1979-8865
oleh
seperti penerapan Kode Etik yang
organisasi semakin meningkat. Hal
tegas, pengembangan visi, misi,
ini memunculkan kebutuhan akan
dan nilai, serta kebijakan rotasi
budaya organisasi yang kuat yang
pegawai sebagai konsekuensi dari
dapat
perubahan
mengarahkan
dan
struktur
organisasi
mengembangkan pegawai untuk
merupakan hal yang menarik untuk
mengelola
mengendalikan
suatu obyek penelitian, bagaimana
oragnisasi agar tetap konsisten
dampak dari kedua hal tersebut
dengan perubahan yang dilakukan
terhadap
sesuai dengan visi dan misi Ditjen
pegawai Ditjen Pajak di kantor-
Pajak. Faktor lain yang menjadi
kantor
perhatian diluar budaya organisasi
dimodernisasikan.
yaitu rotasi pekerjaan. Hal ini
Adanya
merupakan adanya
dan
konsekuensi perubahan
dari Struktur
terdahulu
motivasi
dan
kinerja
yang
dan
telah
saran
peneliti
fenomena
yang
terjadi di Ditjen Pajak mendorong
Organisasi Ditjen Pajak yang diatur
dilakukannya
dengan
Menteri
analisis
nomor:
organisasi dan rotasi pekerjaan
tentang
terhadap
Peraturan
Keuangan
RI
132/PMK.01/2006
penelitian pengaruh
motivasi
meningkatkan
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak,
Ditjen Pajak.
kebijakan
rotasi
pekerjaan
1.2 Perumusan Masalah
dilakukan
untuk
memenuhi
kebutuhan
akan
Sumber
Daya
budaya
kerja
Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Adapun
tentang
kinerja
untuk pegawai
permasalahan
penelitian tersebut memunculkan
Manusia yang menjalankan sistem
pertanyaan penelitian :
dari
1. Bagaimana pengaruh budaya
kantor-kantor
yang
telah
dimodernisasi. Perubahan budaya
organisasi terhadap motivasi kerja?
organisasi
2. Bagaimana pengaruh rotasi
dengan
penerapan
ketentuan internal dan eksternal
pekerjaan terhadap motivasi kerja?
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
3. Bagaimana pengaruh budaya
5. Untuk menganalisis pengaruh
organisasi terhadap kinerja
motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai?
pegawai.
4. Bagaimana pengaruh rotasi
1.3.2 Kegunaan Penelitian
pekerjaan terhadap kinerja pegawai
Kegunaan dari penelitian ini adalah
?
sebagai berikut :
5. Bagaimana pengaruh motivasi
1. Kegunaan penelitian ini adalah
kerja terhadap kinerja pegawai ?
memberikan referensi tambahan
1.3 Tujuan dan Kegunaan
kepada objek penelitian yaitu
Penelitian
Ditjen Pajak dalam upayanya
1.3.1 Tujuan Penelitian
untuk meningkatkan motivasi
Ditetapkannya suatu tujuan akan
kerja
membuat suatu penelitian akan
kinerja pegawai.
guna
meningkatkan
menjadi terarah. Tujuan yang
2. Sebagai
sumbangan
hendak dicapai dalam penelitian ini
pengembangan ilmu manajemen
adalah:
terutama yang berkaitan dengan
1. Untuk menganalisis pengaruh
manajemen Sumber Daya Manusia
budaya organisasi terhadap
(SDM).
motivasi kerja.
2.1 Landasan Teori
2. Untuk menganalisis pengaruh
2.1.1 Kinerja Pegawai
rotasi pekerjaan terhadap motivasi
Kinerja
bagi
merupakan
kerja.
terjemahan dari kata performance,
3. Untuk menganalisis pengaruh
yang
budaya organisasi terhadap kinerja
Bantam
English
pegawai.
terbitan
Amerika
4. Untuk menganalisis pengaruh
Canada (1979), berasal dari akar
rotasi pekerjaan terhadap kinerja
kata “to perform” dengan beberapa
pegawai.
“entries” yaitu : (1) melakukan,
menurut
The
ScribnerDictionary,
Serikat
dan
menjalankan, melaksanakan (to do
JURNAL PARAMETER
or
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
carry
out,
execute);
memenuhi
atau
(2)
melaksanakan
ISSN 1979-8865
suatu pekerjaan. Persepsi tugas merupakan
petunjuk
di
mana
kewajiban atau suatu niat atau
individu percaya bahwa mereka
nazar (to discharge of fulfill; as
dapat
vow);
mereka
(3)
melaksanakan
atau
mewujudkan dalam
usaha-usaha pekerjaan.
menyempurnakan tanggung jawab
(Masrukhin dan Waridin, 2006)
(to
menyatakan
execute
or
complete
understaking);
(4)
sesuatu
diharapkan
yang
an
melakukan
perbandingan
Kinerja hasil
merupakan kerja
yang
oleh
dicapai
oleh
pegawai
seseorang atau mesin (to do what is
standar
yang
telah
expected of a person machine)
Kinerja juga berarti hasil yang
(Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi
dicapai
Mohd Basri, 2005). Sedangkan
standar yang ditentukan. Kinerja
Suharto dan Budhi Cahyono (2005)
juga berarti hasil yang dicapai oleh
mendefinisikan
sebagai
seseorang baik kuantitas maupun
hasil dari usaha seseorang yang
kualitas sesuai dengan tanggung
dicapai dengan adanya kemampuan
jawab yang diberikan kepadanya.
dan
Kinerja seseorang dipengaruhi oleh
kinerja
perbuatan
tertentu.
Jadi
dalam
situasi
prestasi
kerja
tingkat
oleh
dengan
ditentukan.
pegawai
pendidikan,
dengan
inisiatif,
merupakan hasil keterkaitan antara
pengalaman kerja dan motivasi
usaha, kemampuan dan persepsi
pegawai. Hasil kerja seseorang
tugas.
hasil
akan memberikan umpan balik bagi
motivasi yang menunjukkan jumlah
orang itu sendiri untuk selalu aktif
energi (fisik atau mental) yang
melakukan kerjanya secara baik
digunakan oleh individu dalam
dan diharapkan akan menghasilkan
menjalankan
mutu pekerjaan yang baik
Usaha
merupakan
suatu
tugas.
Sedangkan kemampuan merupakan karakteristik digunakan
individu dalam
Dari pernyataan para ahli
yang
bahwa dapat disimpulkan bahwa
menjalankan
kinerja pegawai merupakan suatu
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
hasil yang dicapai oleh pegawai
proses yang menentukan intensitas,
tersebut
dalam
arah dan ketekunan individu dalam
menurut
kriteria
yang
usaha mencapai sasaran. Meski
berlaku
untuk suatu pekerjaan
motivasi umum terkait dengan
tertentu.
pekerjaannya tertentu
Robbins
(2002)
upaya ke arah sasaran apa saja,
menyatakan bahwa kinerja pegawai
dalam konteks organisasi maka
adalah fungsi dari interaksi antara
motivasi
berfokus
kemampuan dan motivasi. Dalam
organisasi
agar
studi manajemen kinerja pegawai
minat tunggal pegawai terhadap
ada
perilaku yang berkaitan dengan
hal
yang
memerlukan
pada
tujuan
mencerminkan
pertimbangan yang penting sebab
pekerjaan.
kinerja individu seorang pegawai
Gibson
dalam organisasi merupakan bagian
motivasi merupakan kekuatan yang
dari kinerja organisasi dan dapat
mendorong seorang pegawai yang
menentukan kinerja dari organisasi
menimbulkan
tersebut. Berhasil tidaknya kinerja
perilaku. Jadi lebih lanjut dapat
pegawai
disimpulkan
bahwa
merupakan
suatu
yang
organisasi
telah
dicapai
tersebut
akan
Sedangkan
dan
menurut
Donnelly
dan
(1997)
mengarahkan
motivasi rangkaian
dipengaruhi oleh tingkat kinerja
kegiatan pemberian dorongan, yaitu
dari pegawai secara individu atau
bukan hanya kepada
kelompok. Gibson dan Donnelly
tetapi
(1997) menyatakan bahwa kinerja
Sehingga melalui dorongan ini
merupakan
organisasi
diharapkan akan dapat bertindak
yang secara langsung berhubungan
kearah tujuan yang diinginkan.
dengan
Flippo (1993) menyatakan bahwa
perilaku
produksi
barang
atau
juga
pada
orang lain diri
sendiri.
penyampaian jasa.
dampak motivasi yang diinginkan
2.1.2 Motivasi Kerja
manajemen dari pegawai sangat
Robbins
(2006)
dipengaruhi oleh penilaian pegawai
mendefinisikan motivasi sebagai
atas (1) valensi atau nilai yang
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
diharapkan
berupa
dinikmati
karena
hasil
yang
melakukan
perilaku yang ditentukan dan (2)
ISSN 1979-8865
dan imbalan yang diterima oleh orang lain dalam situasi kerja yang serupa.
kuatnya pengharapan (expectancy)
2. Teori Pengukuhan
bahwa perilaku itu akan benar-
(Reinforcement Theory)
benar merealisasi hasil tersebut.
Teori ini tidak menggunakan
Menurut Sitty Yuwalliatin
konsep suatu motif atau proses
(2006) teori motivasi terdiri dari,
motivasi. Sebaliknya teori ini
pertama content theories atau teori
menjelaskan
kepuasan
memusatkan
konsekuensi perilaku di masa
perhatian pada faktor-faktor dalam
lalu mempengaruhi tindakan di
diri
masa yang akan datang.
yang
orang
yang
menguatkan,
mengarahkan,
mendukung
menghentikan
perilaku.
dan
Kedua,
bagaimana
3. Penetapan Tujuan (Goal Setting)
adalah process theory atau teori
Tujuan adalah apa yang ingin
proses yaitu yang menguraikan dan
dicapai oleh seseorang dan tujuan
menganalisis bagaimana perilaku
merupakan suatu obyek dalam
itu dikuatkan, diarahkan, didukung
suatu tindakan. Langkah-langkah
dan dihentikan. Kedua kategori
dalam menetapkan tujuan antara
tersebut
lain :
mempunyai
pengaruh
penting bagi para manajer untuk memotivasi teori
pegawai.
tersebut
dapat
a. Menentukan
apakah
orang,
Beberapa
organisasi dan teknologi cocok
dijelaskan
untuk penetapan tujuan.
sebagai berikut : 1. Teori Keadilan (Equity Theory)
b. Mempersiapkan pegawai lewat bertambahnya
interaksi
Inti dari teori keadilan ini
interpersonal,
komunikasi,
adalah bahwa pegawai
pelatihan dan rencana kegiatan
membandingkan usaha dan
untuk penetapan tujuan.
imbalan pegawai dengan usaha
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
c. Menekankan sifat-sifat dalam
imbalan.
Sampai
sejauh
tujuan yang harus dimengerti
individu
itu
oleh pimpinan dan bawahan.
berkinerja pada tingkat tertentu
meyakini
mana bahwa
d. Melakukan
pemeriksaan
akan mendorong tercapainya output
lanjutan
mengadakan
yang diinginkan. (3) Hubungan
penyesuaian yang perlu dalam
imbalan – sasaran-pribadi. Sampai
tujuan yang telah ditetapkan.
sejauh
untuk
e. Melaksanakan
mana
imbalan-imbalan
pemeriksaan
organisasi memenuhi sasaran atau
akhir untuk mengecek tujuan
kebutuhan pribadi individu serta
yang
potensi daya tarik imbalan tersebut
telah
ditetapkan,
dimodifikasi dan dicapai.
bagi individu tersebut.
Dalam penelitian ini teori
2.1.3 Budaya Organisasi
motivasi yang dapat lebih diberi
Budaya
perhatian karena berkaitan erat
didefinisikan
dengan pencapaian kinerja adalah
kerangka
teori
memuat
pengharapan.
Teori
organisasi sebagai
kerja
kognitif
sikap-sikap,
yang
nilai-nilai,
pengharapan mengatakan bahwa
norma-norma
pegawai
dimotivasi
untuk
pengharapan bersama yang dimiliki
melakukan
upaya
keras
oleh anggota-anggota organisasi
lebih
dan
suatu
apabila pegawai tersebut meyakini
(Greenberg
upaya tersebut akan menghasilkan
Pendapat lain yang diajukan oleh
penilaian kinerja yang lebih baik.
Furnham dan Gunter (1993) dalam
Teori pengharapan berfokus pada
Sunarto (2005), budaya organisasi
tiga hubungan yaitu : (1) hubungan
didefinisikan sebagai keyakinan,
upaya –kinerja. Probabilitas yang
sikap dan nilai yang umumnya
dipersepsikan oleh individu yang
dimiliki yang timbul dalam suatu
mengeluarkan
upaya
organisasi; dikemukakan dengan
mendorong
lebih sederhana, budaya adalah
kinerja. (2) Hubungan kinerja –
”cara kami melakukan sesuatu di
tertentu
itu
sejumlah akan
dan
pengharapan-
Baron,
2000).
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
sekitar sini”. Budaya organisasi
yang dianut bersama dalam suatu
berkaitan
konteks
organisasi yang menjadi rujukan
perkembangan organisasi, artinya
untuk bertindak dan membedakan
budaya
sejarah
organisasi satu dengan organisasi
organisasi, diyakini bersama-sama
lain. Budaya organisasi selanjutnya
dan
dimanipulasi
menjadi identitas atau karakter
secara langsung (Schenieder, 1996,
utama organisasi yang dipelihara
dalam Suharto Cahyono 2005).
dan dipertahankan. Robbins (2006),
Menurut Stoner dalam Waridin &
menyatakan
Masrukhin (2006), budaya (culture)
organisasi merupakan suatu sistem
merupakan
makna bersama yang dianut oleh
dengan
berakar
tidak
pada
mudah
gabungan
kompleks
bahwa
budaya
dari asumsi, tingkah laku , cerita,
anggota-anggota-organisasi
mitos, metafora dan berbagai ide
membedakan organisasi itu dari
lain yang menjadi satu untuk
organisasi-organisasi lain. Budaya
menentukan
menjadi
organisasi adalah suatu sistem nilai
tertentu.
yang diperoleh dan dikembangkan
Budaya organisasi atau corporate
oleh organisasi dan pola kebiasaan
culture sering diartikan sebagai
dan falsafah dasar pendirinya, yang
nilai-nilai,
yang
terbentuk menjadi aturan yang
dimengerti dan dipatuhi bersama,
digunakan sebagai pedoman dalam
yang
berfikir
anggota
apa
arti
masyarakat
simbol-simbol
dimiliki
suatu
organisasi
dan
bertindak
dalam
sehingga anggota organisasi merasa
mencapai
satu keluarga dan menciptakan
Budaya yang tumbuh menjadi kuat
suatu kondisi anggota organisasi
mampu memacu organisasi kearah
tersebut merasa berbeda dengan
perkembangan yang lebih baik.
organisasi.
Fuad
Mas‟ud
Sedangkan Denison and Misra
mendefinisikan
budaya
(1995)
organisasi (2004)
tujuan
yang
lain.
organisasional
sebagai
sistem
makna, nilai-nilai dan kepercayaan
merumuskan
indikator
indikator budaya organisasi sebagai berikut:
(1)
pelibatan,
(2)
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
konsistensi, (3) adaptabilitas, dan
karyawan
dengan
(4) misi.
keterampilan
yang
rentang lebih
lebar
memberi manajemen lebih banyak
2.1.4 Rotasi Pekerjaan Menurut
pernyataan
kelenturan dalam menjadwalkan
Robbins, (2006). Jika karyawan
kerja, menyesuaikan diri dengan
menderita
perubahan,
rutinisasi
yang
dan
mengisi
berlebihan maka perlu mengatasi
kekosongan personalia. Menurut
kerja
satu
Taylor dalam Arifamrizal (2008)
alternatifnya adalah penggunaan
pendekatan motivasi untuk job
rotasi pekerjaan. Rotasi pekerjaan
design dapat dilakukan dengan
digunakan jika kegiatan tertentu
meningkatkan peran dan reaksi
tidak lagi menantang, karyawan itu
sikap karyawan seperti kepuasan
dipindahkan ke pekerjaan lain pada
kerja, dan motivasi dalam diri
tingkat
karyawan.
mereka,
salah
yang
sama
mempunyai
yang
persyaratan
Untuk
meningkatkan
motivasi, terdapat tiga pendekatan
keterampilan yang serupa. Jadi
yang
rotasi pekerjaan dapat diartikan
perluasan
sebagai perubahan periodik pekerja
enlargement), pengayaan pekerjaan
dari satu tugas ke tugas yang
(job enrichment), dan pendekatan
lainnya
kontingensi
Lebih
dapat
dilakukan pekerjaan
yaitu (job
lanjut
Robbins
(2006)
menjelaskan
bahwa
approach) yang dinamakan job
kekuatan
dari
pekerjaan
characteristic model. Taylor dalam
adalah
mampu
kebosanan
rotasi
dan
mengurangi
Arifamrizal
(2008)
menjelaskan
meningkatkan
bahwa tujuan dari rotasi pekerjaan
melalui
(job rotation) adalah memberikan
motivasi penganekaragaman
(contingency
kegiatan
karyawan
variasi
lebih
karyawan. Tentu saja hal itu juga
pekerjaannya.
mempunyai manfaat tidak langsung
memindahkan karyawan dari satu
bagi
organisasi,
karena
para
Rotasi
dalam
pekerjaan
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
bidang pekerjaan khusus ke bidang
tujuan
lainnya.
Horrison Dengan
demikian
ISSN 1979-8865
organisasi. (1972)
Menurut dalam
Eny
maka
Rahmani (2003) budaya dalam
seharusnya karyawan dilatih dan
kaitannya dengan desain organisasi
diberikan
terdiri atas empat tipe, yaitu:
kesempatan
untuk
melakukan dua pekerjaan atau lebih
1. Budaya
kekuasaan
(power
dalam sistem rotasi. Dengan rotasi
culture). Sebagian kecil dari
pekerjaan ini, manajer yakin dapat
eksekutif senior menggunakan
menstimulasi
dan
kekuasaan yang lebih banyak
bila
dalam
motivasi
kemauan karyawan
memerintah.
Ada
menyediakan karyawan perspektif
kepercayaan
yang
mental yang kuat dan tegas
luas
dalam
Keuntungan
lain
organisasi.
dalam
rotasi
pekerjaan ini adalah meningkatkan fleksibilitas
karyawan
untuk
dalam
memajukan
sikap
perhatian
organisasi.\
dan
2. Budaya peran (role culture).
mempermudah penjadwalan karena
Ada kaitan dengan prosedur-
karyawan
prosedur
sudah
dilatih
untuk
melakukan pekerjaan yang berbeda.
birokratis,
seperti
peraturan-peraturan pemerintah
2.2 Hubungan Antar Variabel
dan peran spesifik yang jelas,
2.2.1 Budaya Organisasi dan
karena diyakini bahwa hal ini
Motivasi Kerja
akan menstabilkan sistem.
Budaya
organisasi
adalah
3. Budaya pendukung (support
suatu sistem nilai yang diperoleh
culture). Ada kelompok atau
dan dikembangkan oleh organisasi
komunitas
dan pola kebiasaan dan falsafah
orang
dasar pendirinya, yang terbentuk
integrasi dan seperangkat nilai
menjadi aturan yang digunakan
bersama.
yang
yang
mendukung
mengusahakan
sebagai pedoman dalam berpikir
4. Budaya prestasi (achievement
dan bertindak dalam mencapai
culture). Ada suasana yang
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
mendorong eksepsi diri dan
manusia
usaha
adanya
dalam suatu kegiatan organisasi.
independensi, dan tekanannya
Sedangkan perilaku itu sendiri
ada
sangat ditentukan oleh dorongan /
keras
pada
untuk
keberhasilan
dan
prestasi.
yang
melibatkan
diri
motivasi yang dimiliki dan apa
Hal
ini
berarti
adanya
yang mendasari perilakunya.
budaya prestasi akan memotivasi seseorang
dalam
pekerjaannya.
melakukan
Dengan organisasi
adanya
yang
budaya
positif
maka
Dalam kehidupan
dorongan / motivasi berperilaku
sehari-hari seseorang tidak akan
dapat dikendalikan pada arah yang
terlepas
positif pula. Hasil penelitian yang
dari
Kepribadian
lingkungannya. seseorang
akan
dilakukan
oleh
H
Teman
dibentuk pula oleh lingkungannya
Koesmono (2005) menunjukkan
dan
bahwa budaya organisasi memiliki
agar
kepribadian
mengarah
kepada
tersebut
sikap
dan
pengaruh positif dan signifikan
perilaku yang positif tentunya harus
terhadap
motivasi.
didukung oleh suatu norma yang
pengaruh
budaya
diakui tentang kebenarannya dan
terhadap motivasi adalah sebesar
dipatuhi sebagai pedoman dalam
0.680.
bertindak.
Dalam
terkandung dilakukan
budaya
Dari
uraian
di
Dimana organisasi
atas,
maka
apa
yang
boleh
hipotesis yang diajukan adalah sebagai
atau
tidak
boleh
berikut :
dilakukan sehingga dapat dikatakan
H1 : Budaya organisasi berpengaruh
sebagai
positif terhadap motivasi kerja
suatu
dipakai aktivitas
pedoman
untuk organisasi.
yang
menjalankan Keutamaan
dari budaya organisasi merupakan pengendali
dan
arah
dalam
membentuk sikap dan perilaku
2.2.2 Rotasi Pekerjaan dan Motivasi Kerja Campion,
Cheraskin
dan
Stevens (1994) menyatakan bahwa adanya
rotasi
pekerjaan
JURNAL PARAMETER
meningkatkan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
pengetahuan
dan
ISSN 1979-8865
dan signifikan dalam meningkatkan
kemampuan dari pegawai. Rotasi
motivasi kerja pegawai.
berkaitan
uraian di atas, maka hipotesis yang
dengan
pegawai
penempatan
(staffing)
pengembangan
serta
jenjang
karier
Dari
diajukan adalah sebagai berikut : H2 : Rotasi pekerjaan berpengaruh
seorang pegawai. Sejalan dengan
positif terhadap motivasi kerja
itu, Marcia Ann Pulich (1989) juga
2.2.3 Budaya Organisasi dan Kinerja
memperkuat
Pegawai
bahwa
keuntungan
atas adanya rotasi pekerjaan adalah memperluas
cakupan
Pada
umumnya
budaya
pekerjaan
organisasi banyak dikaitkan dengan
yang dapat dilakukan pegawai dan
kinerja ekonomis jangka panjang.
sarana
Dengan kata lain budaya yang kuat
untuk
lebih
mengembangkan diri pegawai. Hal
mempunyai
ini berarti pegawai akan terdorong
kinerja
untuk bekerja lebih baik dalam
Bambang
mencapai karier yang lebih tinggi.
berpendapat
Ofner (1987) menambahkan bahwa
budaya berkaitan dengan kinerja
dari sisi organisasi, rotasi pekerjaan
dalam 3 (tiga) hal, yaitu : (1)
digunakan
penyatuan tujuan; (2) menciptakan
untuk
menstimulasi
yang
implikasi
terhadap
unggul.
Menurut
Tjahjadi
(2001)
bahwa
pegawai agar dapat mengeluarkan
motivasi
potensi mereka.
membangun struktur dan kontrol.
Pendapat
Ortega
(2001)
yang
kekuatan
menyatakan
pekerjaan
budaya
meningkatkan
(3)
Menurut Sitty Yuwalliatin (2006)
semakin mempertegas bahwa rotasi dapat
kuat;
bahwa
perubahan
organisasi
yang
motivasi. Hasil studi empiris lain
berkesinambungan dapat diciptakan
yang dilakukan oleh Praningrum
melalui
(2002) menunjukkan bahwa rotasi
Namun budaya organisasi sebagai
pekerjaan yang dilakukan dalam
perangkat lunak yang ada dalam
suatu organisasi berperan positif
organisasi
perubahan
hanya
organisasi.
dapat
diubah
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
melalui iklim organisasi. Robbins
bahwa
(2006) dan Hofstede and Bornd
signifikan
(1984) menyatakan bahwa budaya
kinerja karyawan yang tinggi. Hasil
organisasi
penelitian yang dilakukan oleh
diukur
beberapa
menggunakan
faktor
yaitu
budaya
berpengaruh
terhadap
tercapainya
Masrukhin dan Waridin (2006) dan
profesionalisme kerja, jarak dari
Sitty
manajemen, sikap terbuka pegawai,
menunjukkan
adanya
pengaruh
keteraturan pegawai dan integrasi
positif
budaya
organisasi
pegawai.
terhadap kinerja karyawan. Dari
Pada memiliki
organisasi budaya
yang
Yuwalliatin
dari
(2006)
yang
uraian di atas, maka hipotesis yang
kuat,
diajukan adalah sebagai berikut :
pegawai cenderung mengikuti arah
H3 : Budaya organisasi berpengaruh
yang ditentukan. Budaya organisasi
positif terhadap kinerja pegawai
yang
2.2.4 Rotasi Pekerjaan dan Kinerja
lemah
mengakibatkan
cenderung pegawai
tidak
Pegawai
memiliki kiblat yang jelas sehingga
Mangiapane
(1988)
memilih berjalan sendiri-sendiri.
menyatakan bahwa rotasi pekerjaan
Akibatnya,
organisasi
menjadikan setiap pegawai mampu
menjadi tidak optimal. Budaya
mengatasi setiap pekerjaan yang
yang kuat dapat membantu kinerja
membuat
organisasi
Pegawai mendapatkan pengetahuan
kinerja
karena
menciptakan
senioritas
motivasi yang luar biasa pada diri
dan
pegawai.
butuhkan untuk pekerjaan sehingga
bersama membuat
Perilaku yang
dan
dianut
seseorang
nilai
bersama merasa
hasil
kemampuan
berkurang.
yang
diraih
yang
mereka
dapat
lebih
berkualitas. Dalam mengukur rotasi
nyaman dalam bekerja (Bambang
pekerjaan
Tjahjadi, 2001). Hasil penelitian
Mangiapane (1988) menggunakan
yang dilakukan oleh Soewito dan
beberapa faktor, yaitu tambahan
Sugiyanto
kemampuan,
(2001)
menunjukkan
Ortega
(2001)
dan
tambahan
JURNAL PARAMETER
pengetahuan,
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
tingkat
kejenuhan
kerja.
dan
ISSN 1979-8865
kemampuan
pegawai,
mengurangi kejenuhan kerja dari Campion,
Cheraskin
dan
pegawai,
membantu
proses
Stevens (1994) menyatakan bahwa
penempatan pegawai secara tepat,
organisasi
serta
menggunakan
rotasi
memberi
tantangan
lebih
pekerjaan sebagai sarana untuk
besar bagi pegawai untuk mencapai
mewujudkan
performance
prestasi atau kinerja yang lebih
atau kinerja yang tinggi. Campion,
baik. Dari uraian di atas, maka
Cheraskin dan Stevens (1994) juga
hipotesis yang diajukan adalah
menyatakan bahwa rotasi pekerjaan
sebagai berikut :
high
adalah pergeseran pekerjaan antar
H4 : Rotasi pekerjaan berpengaruh
pegawai
dalam
organisasi.
positif terhadap kinerja pegawai
Pergeseran
ini
tidak dilakukan
2.2.5 Motivasi Kerja dan Kinerja
secara
permanen.
Rotasi
Pegawai
merupakan salah satu cara untuk menempatkan pegawai.
Suharto dan Budhi Cahyono
atau
staffing
(2005) menyebutkan faktor-faktor
Sundin
(2001)
yang mempengaruhi kinerja adalah
menambahkan bahwa alasan lain
sebagi berikut :
dilakukannya
1. Kemampuan, kepribadian dan
rotasi
pekerjaan
adalah bahwa tugas atau pekerjaan
minat
bersifat
merupakan kecakapan seseorang,
monoton
yang
kerja.
Kemampuan
dilaksanakan terus menerus dapat
seperti
mengakibatkan
keterampilan. Kepribadian adalah
kebosanan
dan
kesederhanaan
penurunan hasil kerja dari pegawai.
serangkaian
Adanya
rotasi
pekerjaan
mantap
diharapkan
dapat
menstimulasi
ciri
yang
dan
relative
yang dipengaruhi oleh
keturunan
dan dan
faktor
sosial,
pegawai untuk mencapai kinerja
kebudayaan
lingkungan.
yang lebih baik karena terdapat
Sedangkan minat merupakan suatu
proses penambahan pengetahuan
valensi atau sikap.
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
2. Kejelasan dan penerimaan atas
pada
penjelasan peran seseorang pekerja,
memacu pegawai untuk bekerja
yang merupakan taraf pengertian
keras
dan penerimaan seseorang individu
mereka.
atas
dibebankan
H5 : Motivasi kerja berpengaruh
kepadanya. Makin jelas pengertian
positif terhadap kinerja pegawai
pekerja mengenai persyaratan dan
2.3 Pengembangan Model
sasaran pekerjaannya, maka makin
Penelitian
banyak
tugas
yang
energi
yang
dapat
dasarnya
dalam
motivasi
mencapai
dapat
tujuan
Dari hasil telaah pustaka dan
dikerahkan untuk kegiatan ke arah
analisis
tujuan.
empiris dari penelitian terdahulu
3. Tingkat
motivasi
terhadap
bukti-bukti
pekerja.
maka model yang dikembangkan
Motivasi adalah daya energi yang
untuk diteliti dalam penelitian ini
mendorong,
disajikan dalam Gambar 2.1 berikut
mengarahkan
dan
mempertahankan perilaku. Setiap individu dari perusahaan berasal dari latar belakang yang berbeda, oleh karena itu, perusahaan perlu melihat kebutuhan dan harapan pegawainya, bakat dan ketrampilan yang
dimiliki
serta
bagaimana
rencana pegawai tersebut pada masa
mendatang.
Apabila
perusahaan telah mengetahui halhal tersebut maka akan lebih mudah
untuk
menempatkan
ini. 2.4 Hipotesis Berdasarkan model penelitian yang dikembangkan maka dapat dirumuskan
lima
hipotesis
penelitian, yaitu : H1 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja H2 : Rotasi pekerjaan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja H3 : Budaya organisasi
pegawai pada posisi yang paling tepat sehingga pegawai akan lebih termotivasi dalam bekerja karena
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
H4 : Rotasi pekerjaan berpengaruh
budaya organisasi (5 data), rotasi
positif terhadap kinerja pegawai
pekerjaan (3 data), motivasi kerja
H5 : Motivasi kerja berpengaruh
(5 data) dan kinerja pegawai (7
positif terhadap kinerja pegawai
data).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek (self report data), yaitu jenis data penelitian yang berupa dan
persepsi manajemen, dengan orang yang menjadi subyek penelitian atau responden. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Data Primer, yaitu data yang di ambil langsung dari sumbernya (objek penelitian). Dalam penelitian ini berupa data yang diambil dari kuesioner yang diisi
oleh
responden
secara
langsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari daftar pertanyaan atau kuesioner yang
penelitian
kantor pelayanan pajak berbasis administrasi modern KPP Pratama Semarang Timur. 3.2 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah pegawai pada kantor pelayanan pajak berbasis administrasi modern KPP Pratama Semarang Timur. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus yang memakai semua anggota populasi sebagai sampel dalam penelitian. Menurut Hair et al (1998) dalam Augusty Ferdinand (2002) yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang sesuai untuk SEM adalah antara 100-200 sampel. Dengan mengacu pada pendapat tersebut,
diberikan kepada responden. Didalam
diperoleh
pertanyaan kepada pegawai pada
3.1 Jenis dan Sumber Data
karakteristik,
ini
langsung dari penyebaran daftar
METODE PENELITIAN
pengalaman,
Data-data
ini
terdapat 20 indikator yang menjadi data primer yang terdiri atas,
maka jumlah yang dipakai dalam penelitian
ini
mengambil
120
responden yang terdiri dari para
JURNAL PARAMETER
Kepala
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Seksi,
Account
Representatif,
•
Fungsional
Account Representatif •
Untuk mengumpulkan data kuesioner
Kepala Kantor (Top Manager) : untuk Kepala Seksi dan
3.3 Metode Pengumpulan Data
penelitian,
Kepala Seksi (Midle Manager) : untuk Pelaksana / Staff dan
Pemeriksa, Fungsional Penilai dan Pelaksana.
ISSN 1979-8865
dipilih
Fungsional Tipe
pernyataan
sebagai metode pengumpulan data
kuesioner
dalam penelitian ini. Kuesioner
tertutup dimana responden diminta
adalah daftar pernyataan tertulis
untuk membuat pilihan diantara
yang telah dirumuskan sebelumnya
serangkaian
yang akan dijawab oleh responden.
diberikan oleh peneliti (Sekaran,
Kuesioner yang digunakan dalam
2006).
penelitian ini terdiri dari 20 item
responden
pernyataan
penelitian dengan menggunakan
dengan
perincian
sebagai berikut : a. Budaya
adalah
dalam
alternatif
Skala
jawaban pernyataan
Scale
yang
item
menghasilkan jawaban sangat tidak
pernyataan), rotasi pekerjaan (3
setuju – jawaban sangat setuju
item
dalam rentang nilai
pernyataan),
(4
yang
data
atas
Agree-Disagree
organisasi
pernyataan
motivasi
kerja (6 item pernyataan), diisi / dijawab
oleh
responden
karyawan
kantor
pelayanan
pajak modern
berbasis KPP
administrasi Pratama
Semarang Timur. b. Kinerja karyawan (7 item pernyataan), diisi/dijawab oleh :
1 s/d
7
(Augusty Ferdinand, 2006). 3.5 Teknik Analisis Untuk menganalisis data yang diperoleh terdapat
melalui dua
kuesioner,
langkah
yang
dilakukan, yaitu: 1. Statistik Deskriptif Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai jawaban
responden
mengenai
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
variabel-variabel penelitian yang
F2 = frekuensi responden yang
digunakan. Analisis ini dilakukan
menjawab 2
dengan
dst, F7 = frekuensi responden yang
menggunakan
Analisis
teknik
Indeks,
untuk
menggambarkan responden
menjawab 7
persepsi
atas
item-item
2. Statistik Inferensial Analisis
pertanyaan yang diajukan. Teknik dilakukan
skoring
dalam
yang
penelitian ini
adalah minimum 1 dan maksimum 7,
maka
jawaban dengan
perhitungan responden
rumus
dari
indeks dilakukan Augusty
Ferdinand (2006) sebagai berikut:
((%F1x1)+(%F2x2) +(%F3x3)+(%F4x4) +(%F5x5)
yang
dilakukan dengan menggunakan The Structural Equation Model (SEM) dalam model dan pengujian hipotesis. persamaan
SEM
atau
statistical
model
struktural
sekumpulan
pengujian
Nilai Indeks =
data
adalah
teknik-teknik yang
memungkinkan
sebuah
hubungan
yang
secara
simultan
rangkaian
relative
rumit,
(Augusty
Ferdinand, 2006). Yang dimaksud dengan rumit adalah model-model simultan yang dibentuk melalui
+(%F6x6)+(%F7x7) )/7 Dimana: F1 = frekuensi responden yang menjawab 1
lebih dari satu variabel dependen pada saat yang sama berperan sebagai variabel independen bagi hubungan
berjenjang
lainnya.
Dalam penelitian ini digunakan dua macam teknik analisis, yaitu:
ANALISIS DATA 4.1. Analisis Deskriptif 4.2. Statistik Inferensial
Untuk pengujian dengan
dengan teknik Full Structural
menggunakan analisis Structural
Equation Model (Ferdinand,
Equation Modeling (SEM),
2005). Adapun hasil analisis SEM
estimasi dilakukan secara
yang dilakukan terhadap model
bertahap, yaitu pertama, dengan
yang dikembangkan dalam
melakukan teknik Confirmatory
penelitian ini disajikan
Factor Analysis dan kedua, dalam Gambar 4.1 berikutini. Gambar 4.1 Analisis Struktural Equation Modeling (SEM)
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
4.2.1. Analisis Faktor Konfirmatori Analisis variabel
faktor laten
konfirmatori
dilakukan
untuk
mengkonfirmasi apakah indikator-
indikator yang diamati/digunakan dapat mencerminkan variabel laten yang
dianalisis.
Untuk
melakukan
analisis konfirmatori terdapat dua
Bobot faktor menunjukkan
uji dasar, yaitu nilai lambda atau
kuatnya
dimensi-dimensi
factor loading dan bobot factor.
membentuk factor latennya. Bobot dapat
dianalisis
itu
4.2.1.1. Nilai lambda atau factor
factor
dengan
loading
menggunakan uji-t yang dalam
Nilai lambda yang dipersyaratkan
analisis SEM uji-t identik dengan
adalah harus mencapai ≥ 0.40, bila
nilai
nilai lambda atau factor loading
Berdasarkan hasil yang disajikan
lebih rendah dari 0.40 dipandang
dalam Tabel 4.9 tampak bahwa
variabel itu tidak berdimensi sama
masing-masing indikator memiliki
dengan variabel lainnya untuk
nilai
menjelaskan sebuah variabel laten.
signifikansi
Berdasarkan hasil pengujian
Critical
CR
>
Ratio
2.0
dan
<0.05,
menunjukkan
(CR).
bahwa
tingkat
hal
ini
indikator-
yang disajikan dalam Tabel 4.9
indikator tersebut secara signifikan
terlihat
bahwa
masing-masing
indikator
pada
merupakan dimensi dari faktor
variabel
laten
laten yang dibentuk.
memiliki nilai lambda atau factor
4.2.2. Analisis Regression Weight
loading yang ≥ 0.40. Sehingga
Analisis Regression Weight
dapat disimpulkan bahwa masing-
pada SEM yang digunakan untuk
masing indikator tersebut secara
meneliti seberapa besar pengaruh
bersama-sama
menyajikan
antar variabel-variabel yang diuji
unidimensionalitas untuk masing-
dalam penelitian ini. Untuk dapat
masing variabel latennya.
menguji
4.2.1.2. Bobot factor
melalui
hipotesis analisis
penelitian
terhadap
nilai
JURNAL PARAMETER
Regression beberapa
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Weight langkah
terdapat
yang
harus
dilakukan terlebih dahulu, yaitu:
ISSN 1979-8865
Estimasi dengan Maximum Likelihood menghendaki variabel observed harus memenuhi asumsi normalitas multivariate. Analisa
4.2.2.1. Uji Kesesuaian Model –
normalitas dilakukan dengan
Goodness of Fit Test
mengamati nilai CR untuk
Pengujian model SEM
multivariate dengan rentang ±
ditujukan untuk melihat kesesuaian
2.58 pada tingkat signifikansi 1%
model.
(Ghozali, 2004). Hasil pengujian
Hasil yang disajikan dalam Tabel
normalitas menunjukkan bahwa
4.10 terlihat bahwa nilai Chi
nilai CR untuk multivariate
Square
dengan
adalah 1.916 yang berada di
probabilitas = 0.149. Hal ini
bawah 2.58, sehingga dapat
menunjukkan bahwa hipotesa nol
dikatakan tidak terdapat bukti
yang menyatakan bahwa tidak
bahwa distribusi data variabel
terdapat perbedaan antara matriks
observed tidak normal.
kovarians sampel dan matriks
Outliers adalah observasi atau
kovarians
yang
data yang memiliki karakteristik
diestimasi tidak dapat ditolak.
unik yang terlihat sangat berbeda
Selain itu indeks kelayakan yang
dengan data lainnya dan muncul
lain juga berada dalam rentang
dalam bentuk nilai ekstrim, baik
nilai yang diharapkan sehingga
untuk variabel tunggal maupun
model ini dapat diterima.
kombinasi (Hair, et al, 1995).
=
182.906
populasi
4.2.2.2. Pengujian Asumsi-Asumsi
Evaluasi atas ouliers nivariat dan outliers multivariate dijelaskan di
SEM
bawah ini. Normalitas Data
2.6 Univariate Outliers
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Pengujian ada tidaknya univariat
Mahalanobis
outliers
dengan
berdasarkan nilai Chi-Square pada
menganalisa nilai standardized
derajat xc bebas 20 (jumlah
(Z-score) dari data penelitian
indikator) pada tingkat p < 0.001
yang digunakan. Apabila terdapat
adalah χ2 (20, 0.001) = 45.314747
nilai Z-score berada pada rentang
(berdasarkan Tabel distribusi χ2).
≥ ± 3, maka akan dikategorikan
Berdasarkan hasil pengolahan data
sebagai univariat outliers. Hasil
dapat
pengolahan data untuk pengujian
Mahalanobis
ada tidaknya outliers
41.250
dilakukan
hasil
Distance
diketahui
bahwa
jarak
maksimal
adalah
sehingga
dapat
pengujian menunjukkan bahwa
disimpulkan bahwa tidak terdapat
tidak ada indikator yang memiliki
multivariate outliers.
rentang > ± 3, sehingga dapat
Evaluasi Multicollinearity dan
disimpulkan bahwa tidak terdapat
Singularity
data yang bersifat univariate outliers.
Pengujian data selanjutnya adalah terdapat
2.7 Multivariat Outliers Meskipun
untuk
data
yang
singularitas kombinasi
outliers pada tingkat univariat,
adanya
tetapi
singularitas
dapat
menjadi
itu
apakah
multikolinieritas
dianalisa menunjukkan tidak ada
observasi-observasi
melihat
dan
dalam
sebuah
variabel.
Indikasi
multikolinieritas dapat
dan
diketahui
multivariate
melalui nilai determinan matriks
outliers bila sudah dikombinsikan.
kovarians yang benarbenar kecil
Uji
Mahalanobis
atau mendekati nol. Dari hasil
Distance)
pengolahan data, nilai determinan
Jarak
(Mahalanobis digunakan tidaknya
untuk
melihat
outliers
ada
secara
multivariate. Untuk menghitung
matriks kovarians sample adalah: Determinant of sample covariance matrix = 495 480.512
Dari
hasil
tersebut
pengolahan
dapat
diketahui
data
Sehingga
nilai
bahwa
dapat data
disimpulkan
penelitian tidak
yang
determinant of sample covariance
digunakan
terdapat
matrix berada sangat jauh dari nol.
multikolinieritas dan singularitas.
4.2.2.3. Uji Kausalitas Setelah melakukan penilaian
kelima hipotesis yang diajukan
terhadap kesesuaian model melalui
dalam penelitian ini dilakukan
analisis goodness of fit dan
berdasarkan nilai Critical Ratio
asumsi-asumsi yang ada pada
(CR) dari suatu hubungan
SEM, selanjutnya akan dilakukan
kausalitas
pengujian hipotesis. Pengujian . Tabel 4.13 Pengujian Hipotesis
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
2.7.1.1 Pengujian Hipotesis Pertama Parameter pengujian
estimasi
pengaruh
untuk budaya
probabilitas < 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa
organisasi terhadap motivasi kerja
budaya
menunjukkan nilai CR sebesar
positif terhadap motivasi kerja
2.021 dengan probabilitas sebesar
karyawan
0.043.
Oleh
karena
organisasi
variabel
berpengaruh
nilai
. 2.7.1.2 Pengujian Hipotesis Kedua Parameter pengujian
estimasi
pengaruh
untuk
probabilitas < 0.05 maka dapat
rotasi
disimpulkan
bahwa
pekerjaan terhadap motivasi kerja
motivasi
menunjukkan nilai CR sebesar
berpengaruh
2.544 dengan probabilitas sebesar
kinerja karyawan.
0.011.
Oleh
karena
nilai
kerja positif
variabel karyawan terhadap
2.7.1.4 Pengujian Hipotesis Keempat
probabilitas < 0.05 maka dapat
Parameter
estimasi
untuk
disimpulkan bahwa variabel rotasi
pengujian
pengaruh
budaya
pekerjaan
organisasi
terhadap
kinerja
berpengaruh
positif
terhadap motivasi kerja karyawan.
karyawan menunjukkan nilai CR sebesar 2.101 dengan probabilitas
2.7.1.3 Pengujian Hipotesis Ketiga Parameter estimasi untuk pengujian
pengaruh
motivasi
sebesar 0.036. Oleh karena nilai probabilitas < 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa
variabel
kerja terhadap kinerja karyawan
budaya organisasi berpengaruh
menunjukkan nilai CR sebesar
positif
2.149 dengan probabilitas sebesar
karyawan.
0.032.
Oleh
karena
nilai
2.7.1.5 Pengujian Hipotesis Kelima
terhadap
kinerja
Parameter estimasi untuk pengujian
pengaruh
pekerjaan
terhadap
rotasi kinerja
probabilitas < 0.05 maka dapat disimpulkan rotasi
bahwa
pekerjaan
karyawan menunjukkan nilai CR
positif
sebesar 2.772 dengan probabilitas
karyawan.
variabel
berpengaruh
terhadap
kinerja
sebesar 0.006. Oleh karena nilai
4.3 Analisis Pengaruh Analisa pengaruh dilakukan untuk
menganalisis
semua garis koefisien dengan
kekuatan
anak panah satu ujung. Efek tidak
pengaruh antar konstruk baik
langsung (indirect effect) adalah
pengaruh yang langsung, tidak
efek yang muncul melalui sebuah
langsung, dan pengaruh totalnya.
variabel antara. Efek total (total
Efek langsung (direct
effect) adalah efek dari berbagai
effect)
tidak lain adalah koefisien dari
hubungan
(Ferdinand,
2005).
Dari informasi informasi yang
KPP Pratama
Semarang Timur. Hal
disajikan dalam Tabel 4.14, diketahui
tersebut dikarenakan budaya kerja yang
bahwa pengaruh budaya organisasi dan
terbentuk dan rotasi pekerjaan yang
rotasi
kinerja
ada di KPP Pratama Semarang Timur
memiliki
merupakan kebijakan yang sifatnya top
pengaruh langsung yang lebih besar
down dimana pegawai di lingkungan
dari
KPP Pratama Semarang Timur harus
pekerjaan
karyawan
terhadap
masing-masing
pengaruh
tidak
langsungnya,
artinya motivasi kerja karyawan tidak
mau
melaksanakan
kebijakan-
bersinergi dengan variabel budaya
kebijakan tentang pekerjaan yang telah
organisasi dan rotasi pekerjaan dalam
digariskan dari pimpinan.
meningkatkan kinerja karyawan di 5.1. Kesimpulan 1. Dari
penelitian
dilakukan
dapat
yang
telah
disimpulkan
mendukung
penelitian
yang
dilakukan oleh Koesmono (2005)
bahwa hipotesis yang menyatakan
bahwa
budaya
”budaya organisasi berpengaruh
berpengaruh positif dan signifikan
positif terhadap motivasi kerja”
terhadap motivasi kerja karyawan.
dapat dibuktikan secara empiris.
Dari
Dengan demikian penelitian ini
digunakan
keempat
organisasi
indicator
untuk
yang
mengukur
budaya organisasi menunjukan bahwa
positif terhadap motivasi kerja”
variabel misi dalam organisasi
dapat dibuktikan secara empiris.
merupakan
Dengan demikian penelitian ini
indikator
yang
dipersepsikan paling tinggi oleh
memperkuat
responden.
disampaikan oleh Jaime Ortega
2. Dari
penelitian
dilakukan
dapat
yang
telah
(2001)
bahwa
pendapat
rotasi
yang
pekerjaan
disimpulkan
dapat meningkatkan motivasi. Hasil
bahwa hipotesis yang menyatakan
penelitian ini juga mendukung
”rotasi
penelitian yang dilakukan oleh
pekerjaan
berpengaruh
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Praningrum
menunjukkan
bahwa
(2002) rotasi
pekerjaan
ISSN 1979-8865
R Mangiapane (1988), Michael A
yang
Campion,
Lisa
Cheraskin
dan
dilakukan dalam suatu organisasi
Michael J Stevens (1994) yang
berperan
menyatakan
positif
dan
signifikan
bahwa
organisasi
rotasi
pekerjaan
dalam meningkatkan motivasi kerja
menggunakan
pegawai. Dari ketiga indikator yang
sebagai sarana untuk mewujudkan
digunakan untuk mengukur rotasi
high performance atau kinerja yang
pekerjaan,
indikator
tinggi.
tingkat
kejenuhan
mengenai kerja
5. Hasil penelitian ini menunjukan
dipersepsikan paling tinggi oleh
bahwa hipotesis
responden.
”motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja” dapat dibuktikan
3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis
yang berbunyi
yang berbunyi
secara empiris. Dengan demikian
”budaya organisasi berpengaruh
penelitian ini mendukung penelitian
dapat
dari Umar (1999), Masrukhin &
dibuktikan secara empiris. Dengan
Waridin (2006) dan Koesmono
demikian penelitian ini mendukung
(2005) yang membuktikan bahwa
penelitian Soewito dan Sugiyanto
motivasi
(2001),
terhadap kinerja karyawan.
positif
terhadap
kinerja”
Masrukhin
&
Waridin
kerja
berpengaruh
(2006) dan Yuwalliatin (2006) yang
6.
juga menunjukkan adanya pengaruh
dapat pula disimpulkan bahwa :
positif
dari
budaya
organisasi
terhadap kinerja karyawan.
”rotasi positif
pekerjaan terhadap
a. Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja
4. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian ini,
yang berbunyi
dan
kinerja
karyawan
KPP
Pratama Semarang Timur.\
berpengaruh
b. Rotasi pekerjaan berpengaruh
dapat
positif terhadap motivasi kerja
kinerja”
dibuktikan secara empiris. Dengan
dan
demikian penelitian ini memperkuat
Pratama Semarang Timur.
pendapat dari Adele R Mangiapane (1988), Jaime Ortega (2001), Adele
c. Hasil
kinerja
karyawan
pengujian
KPP
pengaruh
langsung dan tidak langsung
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
menunjukkan bahwa motivasi
kinerja
karyawan
di
KPP
kerja tidak bersinergi dengan
Pratama Semarang Timur.
budaya organisasi dan rotasi pekerjaan dalam meningkatkan 5.3. Saran-saran Setelah melakukan analisis
d. Dilakukan sosialisasi bagi karyawan
deskriptif terhadap jawaban responden
yang dirotasi agar karyawan
mengenai indikator-indikator variabel
tersebut dapat mempersiapkan diri.
penelitian dan menguji hipotesis maka
2. Untuk
meningkatkan
dapat dihasilkan beberapa saran-saran
karyawan
di
berkaitan dengan peningkatan kinerja
Semarang
Timur,
karyawan
dilakukan
dengan
KPP
Pratama
Semarang
Timur, yaitu : 1. Untuk
kinerja
KPP
Pratama
juga
dapat
pendekatan
terhadap variabel budaya organisasi meningkatkan
karyawan
di
KPT
kinerja Pratama
yang diupayakan dengan : a. Meningkatkan
kemampuan
Semarang Timur, dilakukan dengan
organisasi untuk beradaptasi dengan
pendekatan terhadap variabel rotasi
kemajuan
pekerjaan yang diupayakan dengan :
dengan
a. Melakukan rotasi pekerjaan secara berkala dan terencana,
mempertimbangkan
teknologi
membekali
karyawan
dengan pendidikan dan pelatihan
pekerjaan. b. Mempertegas
kesesuaian antara kemampuan dan
dengan
keterampilan
kegiatan
karyawan
dan
yang disesuaikan dengan tuntutan
b. Rotasi pekerjaan yang dilakukan harus
ilmu
dengan
pekerjaan yang baru. c. Agar karyawan yang pekerjaannya dirotasi dapat menyesuaikan diri
misi
membuat agar
organisasi perencanaan
kegiatan
dapat
dilaksanaan dan dievaluasi dengan tepat. c. Senantiasa melibatkan
karyawan
maka perlu dilakukan program
dalam setiap kegiatan organisasi
pengenalan karyawan terhadap
melalui kebijakan bottom up.
pekerjaan yang baru.
JURNAL PARAMETER
d. Melakukan
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
evaluasi
terhadap
pelaksanaan kegiatan
dan hasil
ISSN 1979-8865
kinerja untuk menjamin konsistensi.
DAFTAR PUSTAKA Abubakar MT Suliman, 2002, “Is It A Really a Mediating Construct?”, Journal of Management Development, Vol. 21 Augusty Ferdinand, 2005, “Structural Equation Modeling”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Augusty Ferdinand, 2006, “Metode Penelitian Manajemen”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Bambang Tjahjadi, 2001, “Konsep Budaya Organisasi, Kesenjangan Budaya Organisasi dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Organisasi”, Majalah Ekonomi, Th. XI, No.1 Campion, Michael A; Cheraskin, Lisa; Stevens, Michael J, 1994, “Career- Related Antecedents and Outcomes Of Job Rotation”, Academy of Management Journal, Vo. 37 No.6 Denison and Misra (1995), “Toward Of Organizational Culture and Effectiveness”. Organization Science, Vol.6, No.2, MarchApril. Dwi Suhartono dan Sri Raharso, 2003, “Transfer Pelatihan : Faktor Apa Yang Paling Mempengaruhi?”, Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha Yogyakarta, No. 28
Eny Rahmani, 2003, “Perubahan Budaya Organisasi : Suatu Alternatif Strategi menghadapi Masa Depan”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 3, No. 2 Fatik Rahayu, 2001, Sumber Keunggulan Bersaing Bidang Produksi Operasional danDampaknya pada Hasil Kinerja Perusahaan: Hasil Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia, Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol.1, No. 3 Flippo, Edwin B, 1993, Manajemen Personalia, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga Fuad Mas‟ud, 2004, Survai Diagnosis Organisasional. Konsep dan Aplikasi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Gachter, Simon and Falk, Armin, 2000, “Work Motivation, Institutions andPerformance”, The Participants of The First Asian Conference on Experimental Business Research at The Hongkong University of Science and Technology, Working Paper Gibson, I and Donnelly, 1997, Organizations Behaviour, Structure, Processes, Ed, Richard D. Irwin Inc
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Grenberg dan Baron, 2000, “Assesing Construct Validity in Organizational esearch”, Administrative Scince Quartely. H. Teman Koesmono, 2005, “ Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja pegawai pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur “, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol.7, No. 2 Herpen, Marco; Praag, Mirjan and Cools, Kess, 2002, “The Effects of Performance Measurement and Compensation on Motivation and Empirical Study”, Conference of The Performance Measurement Association in Boston Hikmah Endraswati, 2003, “Mengelola Program Training yang Efektif dengan Kendala-kendala Organisasional (Managing Effective Training Program Within Organizational Constraints)”, Utilitas, Vol. 11, No. 2 Hofstede, G and Bornd MH, 1984, “Hofstede Culture Dimension : An Independent Validation Using Rokeach Value Survey”, Journal of Cross Cultural Psychology Husein Umar, 1999., Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi., Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
ISSN 1979-8865
Kinman, Gail and Kinman, Russell, 2001, “The Role of Motivation to Learn in Management Education”, Journal of Workplace Learning, Vol. 3, No. Lily Marida Putri, 2003, ”Merancang Sistem Pelatihan Strategik”, Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol. 3, No. 1 Mangiapane, Adele R, 1988, “Empowering People To Improve a Process” Manufacturing Systems, Vol. 6, No. 1 Masrukhin dan Waridin, 2006, “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai”, Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 7, No. 2 McNeese-Smith, Donna, 1996, “Increasing Employee Productivity, Job Satisfaction & Organizational Commitment”, Hospital & Health Services Administration, Vol. 41, No. 2 Mourdoukoutas, Panos, 1994, “Job Rotation and Public Policy : Theory with Applications to Japan and The USA” International Journal of Manpower, Vol.15 Ninuk Muljani, 2002, “Kompensasi sebagai Motivator untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 4, No.2 Ofner, J. Alan, 1987, “Keeping Your High Achievers Motivated”,
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
Management Solutions, Vol. 32, No. 7 Ortega, Jaime, 2001, “Job Rotation as a Learning Mechanism”, Management Science, Vol. 47 No. 10 Praningrum, 2002, Pengaruh Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Komitmen Pimpinan Pada Kualitas Di Rumah Sakit Kota Bengkulu, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No. 3, p. 156-165. Pulich, Marcia Ann, 1989, “Revitalizing an Employee’s Job Interest”, Supervisory Management, Vol. 34. No. 3 Retno Wulandari, 1997, “Penilaian Kebutuhan Pelatihan : Tantangan dan Solusi”, Jurnal Siasat Bisnis, Th. I, Vol. 5 Rivai, Veithzal, 2001, “Beberapa Upaya Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Profesional Staf ( Survei di Bank Pemerintah Bank Mandiri., Bank BRI, Bank BRI dan Bank BTN tahun 2000)”, Jurnal Ekonomi Perusahaan, Juli. Robbins, S.P, 2003, Organizational Behaviour Concept, Contoversiest, Applications, 6Ed, Prentice Hall, Inc. Eaglewood, Cliff, New Jersey
Robbins, S.P, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi 10, PT. Indeks Kelompok Gramedia Rumengan, R. J., 2002, “Budaya Organisasi : Paradigma Manajemen yang Melejitkan Kinerja”, Usahawan, No. 06, Th. XXXI
ISSN 1979-8865
S. Pantja Djati dan M. Khusaini, 2003, “Kajian terhadap Kepuasan Kompensasi, Komitmen pegawai Organisasi dan Prestasi Kerja”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 5, No. 1 Sekaran, Uma (2006), “Research Methods for Business”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Sitty Yuwalliatin, 2006, “Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi dan Komitmen Terhadap Kinerja Serta Pengaruhnya Terhadap Keunggulan Kompetitif Dosen Unissula Semarang”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7 No. 2, Juli, p. 241-256. Soewito, Budi Wibowo, Sugiyanto, FX, 2001, “Analisis Budaya Perusahaan dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pura Barutama Kudus”, Journal Strategi Bisnis, Vol. 6, tahun IV, p. 1 – 25. Suharto Cahyono, 2005, “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumberdaya Manusia Di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah, JRBI, Vol.1. Suharto dan Budhi Cahyono, 2005, “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah”, Jurnal Riset & Bisnis Indonesia, Vol.1, No.1
JURNAL PARAMETER
Volume 2, No. 001TB Desember 2016
ISSN 1979-8865
Suhartono, 2003, “Usaha Menuju Keunggulan Kompetitif Perusahaan Dengan Memposisikan Kembali Peran dan Fungsi Sumber Daya Manusia : Suatu Kajian Teoritis”, Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha Yogyakarta, No. 28
Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi Mohd Basri, 2005, Performance Appraisal : Sistem yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Pegawai dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta
Sunarto., 2005., ”Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik”., Amus., Yogyakarta.
Waridin dan Masrukhin, 2006, “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Bidaya Organisasi, dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai”, Ekobis, Vol.7, No.2.
Sundin, Elisabeth, 2001, “Grenderdetermined Jobs and Jobrotation-Problems and Possibilities”, The Service Industries Journal, Vol. 21, No. 3