Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
Umur Analisis mikropaleontologi dilakukan pada contoh batuan pada lokasi NA805 dan NA 803. Hasil analisis mikroplaeontologi tersebut menunjukkan bahwa pada contoh batuan tersebut tidak ditemukan adanya fosil, sehingga tidak dapat melakukan kisaran umur melalui analisis ini. Menurut Achmad & Samuel, 1984 satuan batupasir-konglomerat ini disetarakan dengan Formasi Tabul bagian bawah yang mempunyai kisaran umum Miosen Tengah-Miosen Akhir Lingkungan Pengendapan Ketidakhadiran fosil pada singkapan satuan ini dapat mengindikasikan bahwa satuan ini diendapkan pada lingkungan darat. Hadirnya endapan yang berwarna hitam atau abu-abu gelap hingga batubara menunjukkan tingkat pengendapan mineral organik (maseral) yang tinggi dengan lingkungan pengendapan yang umumnya bersifat reduksi, fluviatil hingga parralik. Adanya endapan yang mengkasar ke atas-prograding, merupakan karakter dari endapan delta. Adanya
batupasirkonglomeratan
dapat
berasosiasi
dengan
konglomerat alas (basal conglomerate). Endapan yang menunjukkan fasies dengan dominansi pasir dapat diinterpretasikan sebagai endapan Lower delta plain-Delta front (Wright, 1975 dalam Walker, 1992). Mengacu pada Achmad & Samuel (1984), lingkungan pengendapan satuan batupasir-konglomerat yang disetarakan dengan Formasi Tabul bagian bawah ini diendapkan pada delta complex dengan hadirnya endapan delta front-delta plain. Kesebandingan Stratigrafi Berdasarkan ciri lithologi yang dapat dibedakan dengan satuan yang lain maka satuan ini dapat disetarakan dengan Formasi Tabul bagian bawah yang berumur Miosen Tengah dan merupakan endapan dari delta complex (Achmad & Samuel, 1984). Reni Fauziah – 120 05 056
41
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
Hubungan Stratigrafi Hubungan dengan satuan yang lebih tua tidak ditemukan, menurut Achmad & Samuel, 1984 dan Tossin & Kadir, 1996 singkapan ini menutup dengan selaras di atas Formasi Meliat. Semakin distal (ke arah timur) lapisan dari endapan Formasi Tabul menjadi semakin tebal dan prograding. Satuan Batupasir-Batulempung Penyebaran Satuan ini diwakili dengan daerah berwarna hijau pada peta geologi Satuan ini menempati daerah dengan luas sekitar 17,09% dari daerah penelitian. Batuan yang termasuk satuan ini beberapa tersingkap dengan cukup baik, dengan ditemukannya beberapa singkapan yang relatif segar. Namun, kehadirannya sangat terbatas karena sebagian besar daerah ini telah mengalami alih fungsi lahan dari hutan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Singkapan umumnya terkonsentrasi di bagian timur laut daerah penelitian. Ketebalan satuan ini tidak dapat dipastikan karena tidak ditemukannya kontak atas dan bawah satuan ini. Berdasarkan penampang dan penyetaraan terhadap rujukan literatur yang ada, satuan ini mempunyai perkiraan ketebalan sekitar 1000-1200 meter dan kearah timur semakin menebal. Pada singkapan satuan ini ditemukan jurus lapisan yang umumnya barat laut-tenggara dan beberapa merupakan lapisan tegak dengan jurus hampir utara-selatan. Ciri Litologi Litologi satuan ini terdiri dari perselingan batupasir-batulempung dengan sisipan batubara diatas batulempung dan lanau-batuserpih di bagian bawah. Batupasir merupakan komponen utama satuan ini, mempunyai karakter berwarna abu-abu pada singkapan segar dan kecoklatan pada singkapan lapuk ukuran butir sedang-halus, pemilahan baik, kemas tertutup, nonkarbonatan, porositas sedang hingga baik, bentuk butir membundar tanggung-membundar dengan fragmen komposisi utama kuarsa dari hasil Reni Fauziah – 120 05 056
42
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
sayatan satuan ini mempunyai nama Lithic wacke (Pettijohn, 1975 dalam Nichols, 2009). Batupasir ini menunjukkan adanya bedding, dengan struktur sedimen internal yang umumnya masif. Struktur sedimen yang hadir umumnya parallel laminasi dan cross lamination yang dibentuk oleh lapisan tipis berwarna merah yang berasar dari senyawa FeO x.
Gambar 3. 16 Batupasir dengan streak besi oksida (berwarna merah) dan membentuk cross lamination. (NA 508).
Gambar 3. 17 Batu pasir berlapis dari satuan batupasr-batulempung (NA 202). Reni Fauziah – 120 05 056
43
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
Batulempung mempunyai karakter berwarna abu-abu terang hingga abu-abu gelap, semen non karbonatan, kemas tertutup, porositas sedangburuk. Kadang-kadang terdapat batubara tipis yang menyisip dalam batulempung ini. Secara gradasi batulempung ini berupah menjadi batuserpih karbonan-Coally shale. Batuserpih karbonan ini umumnya memiliki warna coklat gelap atau abu-abu gelap, ukuran butir lempung, non karbonatan, berstruktur lapisan bersusun, di dalamnya hadir sisipan batubara dengan ketebalan yang kecil (kurang dari 2 cm). Pada beberapa lokasi dijumpai sisipan dengan ketebalan mencapai kurang lebih hingga 20 cm banyak mengandung sulfur yang dicirikan dengan hadirnya mineral sulfida (pyrite). Secara umum perselingan ini menunjukkan adanya lapisan batupasir yang menebal ke atas.
Gambar 3. 18 Batupasir dengan Carbon streak (NA 406).
Umur Analisis mikropaleontologi dilakukan pada contoh batuan pada lokasi NA 205 NA 305 dan NA 501. Hasil analisis mikroplaeontologi tersebut menunjukkan bahwa pada contoh batuan tersebut tidak ditemukan adanya fosil, sehingga tidak dapat melakukan kisaran umur melalui analisis ini. Menurut Achmad & Samuel, 1984 satuan batupasir-konglomerat ini disetarakan dengan Formasi Tabul bagian atas yang mempunyai kisaran umum Miosen Tengah-Miosen Akhir. Reni Fauziah – 120 05 056
44
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
Lingkungan Pengendapan Ketidakhadiran fosil pada singkapan satuan ini dapat mengindikasikan bahwa satuan ini diendapkan pada lingkungan darat. Hadirnya endapan yang berwarna hitam atau abu-abu gelap hingga batubara menunjukkan tingkat pengendapan mineral organik (maseral) yang tinggi dengan lingkungan pengendapan yang umumnya bersifat reduksi, fluviatil hingga parralik. Adanya endapan yang mengkasar ke atas-prograding, merupakan karakter dari endapan delta. Endapan yang menunjukkan fasies dengan dominansi pasir dapat diinterpretasikan sebagai endapan Lower delta plainDelta front. Menurut Achmad & Samuel, 1984, lingkungan pengendapan satuan batupasir-batulempung
yang disetarakan dengan Formasi Tabul
bagian atas ini diendapkan pada delta complex dengan hadirnya endapan delta front-delta plain. Endapan ini dan Satuan batupasir-konglomerat sama-sama merupakan regresive deltaic sequence, oleh karena itu kedua satuan ini sulit dibedakan terutama dengan tidak ditemukannya fosil. Kesebandingan Stratigrafi Berdasarkan ciri litologi yang dapat dibedakan dengan satuan yang lain maka satuan ini dapat disetarakan dengan Formasi Tabul bagian atas yang berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir dan merupakan endapan dari delta complex (Achmad & Samuel, 1984). Hubungan Stratigrafi Hubungan dengan satuan yang lebih tua tidak ditemukan. Menurut Achmad & Samuel, 1984 dan Tossin & Kadir, 1996 semakin distal (ke arah timur) lapisan dari endapan Formasi Tabul menjadi semakin tebal dan prograding.
Reni Fauziah – 120 05 056
45
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
Satuan Batupasir Penyebaran Satuan ini diwakili dengan daerah berwarna kuning pada peta geologi (Gambar 3.5). Satuan ini menempati daerah dengan luas sekitar 36,07% dari daerah penelitian.
Batuan ini tersingkap dengan cukup baik, dengan
ditemukannya beberapa singkapan yang relatif segar. Kehadirannya cukup mudah diamati mulai dari barat hingga timur daerah penelitian terutama sepanjang jalan arteri. Ketebalan satuan ini tidak dapat dipastikan karena tidak ditemukannya kontak atas dan bawah satuan ini. Berdasarkan penampang dan penyetaraan terhadap rujukan literatur yang ada, satuan ini mempunyai perkiraan ketebalan sekitar 600-800 meter dan semakin distal (semakin ke timur) satuan ini semakin menebal. Pada singkapan satuan ini agak sulit mengamati jurus dan kemiringannya. Umumnya satuan ini melampar sepanjang batas satuan, namun pada beberapa torehan jalan kita dapat amati jurus dengan arah umum baratlaut-tenggara hingga barat-timur. Kemiringan lapisan sangat kecil-hampir datar di beberapa tempat. Ciri Litologi Litologi satuan ini terdiri dari batupasir dengan perselingan batulempung dan batuserpih. Batupasir merupakan komponen utama satuan ini, mempunyai karakter berwarna putih hingga merah muda pada singkapan segar dan kemerahan hingga kecoklatan pada singkapan lapuk. Mengandung red mottled, ukuran pasir sangat kasar-halus, pemilahan baiksedang, kemas tertutup, nonkarbonatan, porositas sedang hingga baik, bentuk butir membundar dengan fragmen komposisi utama kuarsa dan pada bagian bawah terdapat fragmen kuarsa berukuran kerikil-kerakal yang membundar tanggung-membundar selain itu hadir pula fragmen litik yang berukuran bongkah. Mengandung rootlets, nodule karbon, lignit dan FeOx. Batupasir ini umumnya mengandung carbon streak, struktur sedimen yang hadir umumnya parallel laminasi dan cross lamination. Dari sayatan satuan
Reni Fauziah – 120 05 056
46
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
ini menghasilkan nama batuan Quartz Wacke (Pettijohn, 1975 dalam Nichols, 2009).
Gambar 3. 19 Gambar endapan satuan batupasir bagian bawah dengan nodule karbon, rootlets, dan red mottled. (NA 301).
Batu lempung berwarna abu-abu makin ke atas dengan batas gradual warnanya berubah kecoklatan hingga merah muda. Batulempung hadir sebagai perselingan dengan batupasir. Batulempung ini mempunyai karakter berwarna abu-abu terang, coklat dan semakin ke atas menjadi merah muda dengan batas gradual, semen non karbonatan, kemas tertutup, porositas sedang-buruk. Kadang-kadang terdapat batubara tipis yang menyisip dalam batulempung ini. Secara gradasi batulempung ini berupah menjadi batuserpih yang berwarna hijau terang ukuran butir lempung, non karbonatan, pada beberapa lokasi dijumpai sisipan batubara dengan ketebalan yang kecil kurang lebih hingga 20 cm. Secara umum struktur sedimen yang dapat diamati berupa paralel laminasi, cross lamination dan paralel bedding. Suksesi secara umum menunjukkan adanya aggradasi. Reni Fauziah – 120 05 056
47
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
Umur Analisis mikropaleontologi dilakukan pada contoh batuan pada lokasi NA 201 dan NA 403. Hasil analisis mikroplaeontologi tersebut menunjukkan bahwa pada contoh batuan tersebut tidak ditemukan adanya fosil, sehingga tidak dapat melakukan kisaran umur melalui analisis ini. Menurut Achmad & Samuel, 1984 satuan batupasir ini disetarakan dengan Formasi Tarakan, umur diperkirakan Miosen Akhir berdasarkan dating endapan tuff dari formasi Sijin yang menunjukkan umur ±10,5 JT yang lalu atau awal dari Miosen Akhir. Sehingga dapat diperkirakan Formasi Tarakan ini diendapkan sekitar Miosen Akhir atau awal Pliosen. Heriyanto (1992) menyebutkan Formasi Tarakan diendapkan pada Pliosen. Lingkungan Pengendapan Ketidakhadiran fosil pada singkapan satuan ini dapat mengindikasikan bahwa satuan ini diendapkan pada lingkungan darat. Hadirnya endapan yang berwarna hijau yang diperkirakan klorit atau abu-abu gelap menunjukkan lingkungan pengendapan yang umumnya bersifat reduksi, fluviatil hingga parralik. Endapan umumnya menunjukkan pola channel yang dikuatkan dengan hadirnya rootlets dan nodul karbon serta endapan turbidit. Endapan satuan ini dapat diinterpretasikan sebagai endapan Upper delta plain kemungkinan berupa distributary mouth bar. Menurut Achmad & Samuel, 1984, lingkungan pengendapan satuan ini disetarakan dengan Formasi Tarakan yang diendapkan delta front-delta plain. Heriyanto, dkk., (1992) menyebut bahwa Formasi Tarakan diendapkan pada umur Pliosen dan fasies yang hadir dalam formasi ini merupakan fasies delta plain. Kesebandingan Stratigrafi Berdasarkan ciri lithologi yang dapat dibedakan dengan satuan yang lain maka satuan ini dapat disetarakan dengan Formasi Tarakan bagian bawah yang berumur Miosen Tengah dan merupakan endapan dari delta front-delta plain (Achmad & Samuel, 1984). Reni Fauziah – 120 05 056
51
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
Hubungan Stratigrafi Hubungan dengan satuan yang lebih tua tidak ditemukan, namun dapat dipastikan berupa ketidakselarasan, hal ini diinterpretasikan dari perbedaan jurus dan kemiringan satuan ini dengan satuan di bawahnya. Menurut Achmad & Samuel, 1984 dan Tossin & Kadir, 1996 singkapan ini menutup dengan tidak selaras di atas Formasi Tabul. Semakin distal (ke arah timur) lapisan dari endapan Formasi Tarakan menjadi semakin tebal. Satuan Endapan Aluvial Satuan ini menempati hampir 28,28% wilayah penelitian, terdiri dari lumpur, lanau, pasir, kerikil, dan terdapat fragmen-fragmen mineral berupa kuarsa berukuran pasir sedang hingga gravel yang bersifat unconsolidatedsemiconsolidated. Fragmen membundar tanggung-membundar. Endapan ini merupakan endapan pantai, sungai dan rawa dan pada umumnya daerahnya ditandai dengan tumbuhnya tanaman bakau (Gambar 3.5 & Gambar 3.6).
Reni Fauziah – 120 05 056
52
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
Satuan Batupasir-batupasirkonglomeratan
Gambar 3. 23 Peta geologi daerah penelitian. Reni Fauziah – 120 05 056
53
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
3.3 Struktur Geologi Daerah Penelitian Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian terdiri dari sesarsesar anjak berarah relatif Barat-Timur, Timurlaut-Baratdaya dan BaratlautTenggara. dan perlipatan dengan sumbu yang sejajar dengan arah sesar anjak. Bukti-bukti yang diperoleh di lapangan yang menunjukkan adanya strukturstruktur tersebut diantaranya berupa data lapisan tegak, dan breksiasi. Khusus untuk kenampakan sesar anjak di lapangan, dicirikan oleh satuan batuan yang lebih tua yang relatif di atas satuan batuan yang lebih muda.
Gambar 3. 24 Analisa kelurusan utama dan fitu-fitur struktur dengan menggunakan gradient shader.
Pola utama yang dapat ditarik adalah yang berararah Baratlaut-Tenggara yang di wakili dengan lipatan utama. Sesar naik tersebut memiliki arah umum relatif barat laut-tenggara, dengan arah kemiringan sesar ke arah utara. Struktur lainya yang dijumpai yaitu adalah struktur lipatan yang memiliki sumbu searah dengan arah jurus sesar anjak yaitu relatif barat-timur dan Baratlaut-Tenggara. Reni Fauziah – 120 05 056
54
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
Berdasarkan arah sumbu lipatan tersebut dapat kita ambil kesimpulan awal bahwa arah tegasan utama yang bekerja di daerah penelitian memiliki arah relatif Timurlaut-Baratdaya.
Dari bukti-bukti pada singkapan dan analisa dari citra
maupun dari SRTM maka beberapa struktur dapat dipetakan seperti dalam peta Geologi (Gambar 3.23 dan Lampiran E). Berikut ini merupakan bukti adanya pengaruh struktur di lapangan:
Gambar 3. 25 Singkapan yang menunjukkan lapisan tegak berada di sebelah barat daya daerah penelitian (di luar daerah penelitian) kelurusan dari sesar yang dapat diinterpretasi dari singkapan ini menerus hingga ke daerah penelitian.
Reni Fauziah – 120 05 056
55
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Geologi Daerah Penelitian
Gambar 3. 26 Lapisan tegak pada NA 305, ditandai dengan adanya lapisan batubara yang tegak.
Gambar 3. 27 Zona hancuran yang hadir sebagai struktur penyerta, batuan ini terubah menjadi lempung akibat gerusan.
Reni Fauziah – 120 05 056
56