1
KEBUTUHAN KB TIDAK TERPENUHI (UNMET NEED) PADA WANITA MENIKAH 2 TAHUN PASCASALIN (Analisis Lanjut Data SDKI Tahun 2007) Dewi Maharani Putri1 Sabarinah Prasetyo 2 1. 2.
Departemen Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia Departemen Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia Email:
[email protected];
[email protected]
Abstrak Salah satu hal yang dapat meningkatkan keberhasilan program KB adalah menurunnya angka unmet need KB hingga mencapai 5%. Akan tetapi, sampai saat ini angka unmet need KB masih mencapai 8.5% (laporan pendahuluan SDKI 2012). Selain itu, terjadi peningkatan jarak kelahiran anak kurang dari 24 bulan sebesar 5.1% dari tahun 2002 hingga 2007 (SDKI 2007). Penelitian ini dibuat untuk menggambarkan kejadian unmet need KB pada wanita menikah 2 tahun pascasalin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 dengan analisis univariat dan bivariat. Wanita menikah yang mengalami kejadian unmet need 2 tahun pascasalin ada sebanyak 16.4%. Pada karaketirisik sosial demografi, umur, pendidikan, tingkat ekonomi, jumlah anak hidup, tempat tinggal, dan agama berhubungan dengan unmet need. Pada karakteristik siklus hidup dan hubungan dengan pasangan, keadaan abstinen dan komunikasi dengan pasangan berhubungan unmet need. Pada karakteristik biososial terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan kematian anak dengan unmet need. Pada faktor pelayanan kesehatan terdapat hubungan antara keterpaparan dengan informasi KB terhadap kejadian unmet need. Terakhir, terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap alat kontrasepsi, sikap terhadap kontrasepsi, dan ukuran ideal keluarga dengan unmet need. Kata kunci: kontrasepsi; pascasalin; unmet need
Abstract One of that can increase the family planning programs is the decreasing number of unmet need for family planning up to 5%. However, unmet need KB still reach 8.5% (preliminary report IDHS 2012). In addition, an increase in birth spacing less than 24 months at 5.1% from 2002 to 2007 (IDHS 2007). This study was made in order to describe the incidence of unmet need for contraception in women married 2 years postpartum and the factors that influence it. This study uses Indonesia Demographic and Health Survei (IDHS) 2007 with univariate and bivariate analyzes. Married women who experienced unmet need 2 years of postpartum were 16.4%. On social characteristic demographic, age, education, economic level, the number of living children, place of residence, and religion associated with unmet need. On the characteristics of the life cycle and relationship with spouse, state of abstinence and communication with partner associated with unmet need. On the biosocial characteristics, exclusive breastfeeding and child mortality associated with unmet need. In the health service factors, there is a relationship between exposure to family planning information on the incidence of unmet need. Finally, there is a relationship between knowledge of contraceptives, attitudes toward contraception, and the ideal size of a family with an unmet need. Key words: contraception; unmet need; postpartum
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
2
Pendahuluan Dalam waktu 10 tahun jumlah
Untuk mengatasi jumlah penduduk,
penduduk Indonesia meningkat hingga 30
BKKBN memiliki sebuah program yaitu
juta jiwa1. Hal ini tentu perlu diperhatikan
program Keluarga Berencana (KB). Akan
apalagi jumlah penduduk Indonesia saat ini
tetapi
menempatkan Indonesia sebagai peringkat
kebutuhan KB tidak terpenuhi (unmet
ke 4 (empat) dengan jumlah penduduk
need) masih tinggi. Angka unmet need di
terbanyak di dunia setelah China, India,
Indonesia masih berkisar 9% dari tahun
dan Amerika Serikat2. Pada tahun 2011
1997
United Nations Development Programme
mencapai
(UNDP)
menargetkan
mengeluarkan
masyarakat
yang
20125.
hingga
MDGs angka
mengalami
Padahal
untuk
2015
pemerintah
unmet
need
KB
daftar
Human
(HDI)
yang
mencapai 5,0 persen. Unmet need adalah
mengatakan bahwa Indonesia berada di
persentase wanita kawin yang tidak ingin
urutan 124 dari 187 negara3.
punya anak lagi atau ingin menjarangkan
Development
Index
Salah satu hal yang menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia
kelahiran berikutnya tetapi tidak memakai alat kontrasepsi6.
laju
Permasalahan unmet need KB yang
pertumbuhan penduduk (LPP) Indonesia.
masih tinggi tidak hanya terjadi di
Pada periode 1990-2000, LPP Indonesia
Indonesia.
mencapai 1,45 persen sedang kan untuk
beberapa negara berkembang, diperkiraan
periode 2000-2010 mencapai 1,49 persen1.
terdapat 113.6 juta wanita mengalami
Laju pertumbuhan penduduk sendiri dapat
unmet need KB, dimana 105,2 juta adalah
dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama
wanita menikah dan 8,4 juta wanita belum
yaitu kematian, migrasi, dan kelahiran4.
menikah. Angka unmet need tertinggi
Kelahiran merupakan salah satu faktor
berasal dari Asia yaitu sebesar 58 persen
yang berpengaruh dalam pertumbuhan
wanita menikah mengalami unmet need
penduduk.
Untuk
tingkat
KB dengan kontribusi terbesar berasal dari
kelahiran
biasanya
Total
Negara India, Indonesia, Pakistan, dan
Fertility Rate (TFR). Menurut laporan
Bangladesh. Wanita belum menikah dan
sementara
SDKI
2012,
unmet need berjumlah 7 persen pada
Indonesia
tetap
mengalami
adalah
karena
meningkatnya
mengukur digunakan angka
TFR
stagnan
sebesara 2.6 dari tahun 2002 hingga 20125.
Negara
Menurut
berkembang.
survei
terhadap
Proporsi
ini
bervariasi dari 4 persen di Asia sampai 16 persen di Sub Sahara Afrika7.
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
3
Salah satu dampak tingginya angka
2 tahun pascasalin. Hal itu dikarenakan
unmet need KB pada wanita usia subur
masa 2 tahun pascasalin merupakan masa
adalah dapat terjadinya kehamilan yang
kritis dimana merupakan waktu minimal
tidak diinginkan yang berakhir pada
bagi seorang wanita untuk hamil kembali
tindakan aborsi8. Jika hal itu terjadi dan
agar terhindar dari kehamilan beresiko.
wanita
Selain itu, proporsi kejadian unmet need
tersebut
tidak
memiliki
pengetahuan yang baik maka kemungkinan
pada
wanita
menikah
wanita tersebut akan melakukan aborsi
dibandingkan
(pengguguran kandungan). Diperkirakan
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin
dari 210 juta kehamilan yang terjadi setiap
mengetahui bagaimana gambaran unmet
tahunnya di dunia, sekitar 38 persennya
need KB pada wanita menikah 2 tahun
adalah kehamilan yang tidak diinginkan
pascasalin dan faktor-faktor apa saja yang
dan 22 persen berakhir dengan aborsi9.
mempengaruhinya
wanita
lebih
tidak
besar
menikah7.
Aborsi tidak aman merupakan salah satu faktor
yang
menyebabkan
terjadinya
kematian ibu. Setiap harinya pada tahun
Tinjauan Teoritis
2010 sekitar 800 perempuan meninggal
Teori yang berhubungan dengan
akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran
fertilitas adalah teori Davis Blake (1982),
anak, termasuk pendarahan hebat setelah
teori Bertrand (1980), Upadhyay (2001),
melahirkan, infeksi, gangguan hipertensi,
dan penelitian Mulu (2007). Davis Blake
dan aborsi tidak aman10.
(1982)
mengatakan
bahwa
fertilitas
Hal lain yang dapat membahayakan
dipengaruhi secara langsung oleh variabel
kesehatan ibu adalah kehamilan beresiko.
antara. Hanya melalui variabel antara,
Salah
menghindari
faktor-faktor sosial dapat mempengaruhi
kehamilan beresiko adalah untuk tidak
fertilitas12. Salah satu variabel antara
hamil terlalu dekat11. Berdasarkan hasil
tersebut adalah mengenai kontrasepsi.
satu
cara
untuk
analisis lanjut SDKI 2007, pada tahun
Menurut Davis (1980) faktor yang
2002 terdapat 12.7 persen wanita dengan
berhubungan dengan kontrasepsi yaitu
jarak kelahiran anak kurang dari 24 bulan.
sikap yang berhubungan dengan besaran
Pada tahun 2007 keadaan tersebut semakin
keluarga, sikap dan pengetahuan terkait
meningkat menjadi 17.8 persen6. Padahal,
kontrasepsi, karakteristik sosial ekonomi
seorang wanita membutuhkan proteksi dari
budaya,
kehamilan sejak setelah melahirkan hingga
Bertrand (1980) mengatakan bahwa faktor
dan
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
karakteristik
biososial12.
4
–faktor yang mempengaruhi penggunaan
Penelitian dilakukan dari bulan Januari
alat kontrasepsi terdiri dari 3 pokok yaitu
hingga Juni 2013.
faktor sosial demografi, faktor sosial psikologi, dan faktor pelayanan13.
Populasi pada penelitian ini adalah wanita menikah yang pernah melahirkan.
Menurut Upadhyay (2001) faktor
Dalam
penelitian
ini,
sampel
yang
yang termasuk dalam karakteristik dan
digunakan adalah wanita menikah 2 tahun
situasi
sosial
pascasalin. Setelah dilakukan penyaringan,
demografi, siklus hidup, hubungan dengan
maka sampel yang didapat sebesar 7.623
pasangan, dan persepsi terhadap KB14.
orang.
individu
Penelitian
Mulu
terdiri
dari
(2007)
menunjukkan
Hal yang ingin diteliti adalah
bahwa faktor pemberian ASI dan amenore
kejadian unmet need pada wanita menikah
postpartum
setelah
berpengaruh
terhadap
melahirkan
hingga
2
tahun
penggunaan kontrasepsi15. Sumini et all
pascasalin. Faktor-faktor yang ingin diteliti
(2009) tinggal
mengatakan berpengaruh
wilayah
tempat
adalah faktor karakteristik dan situasi
terhadap
faktor
individu, pengetahuan dan sikap terhadap
pemberi pelayanan kesehatan dimana pada
kontrasepsi
responden yang tinggal di desa lebih
lingkungan, dan karakteristik biososial.
banyak
Untuk karakteristik dan situasi individu
memperoleh
informasi
terkait
dan
sosial
besaran
demografi
keluarga,
kontrasepsi dibandingkan yang tinggal di
bagian
peneliti
kota16.
menggunakan variabel umur, pendidikan, pekerjaan, tingkat ekonomi, jumlah anak hidup, dan agama. Untuk bagian siklus
Metode Penelitian
hidup dan hubungan dengan pasangan
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 dimana pada SDKI 2007
menggunakan
desain penelitian cross sectional yaitu desain yang mengukur suatu kejadian pada waktu tertentu dan mengukur variabel yang
diperlukan
secara
bersamaan.
variabel
yang
pengambilan pemeriksaan abstinen,
akan
diteliti
keputusan kesehatan dan
adalah terhadap
ibu,
kejadian
komunikasi
dengan
pasangan. Untuk karakteristik biososial peneliti menggunakan variabel pemberian ASI eksklusif, BBLR, kematian anak, dan kejadian amenore. Untuk faktor pemberi pelayanan, peneliti menggunakan variabel keterpaparan terhadap informasi KB dan
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
5
kunjungan petugas KB. Variabel lain yang diteliti adalah pengetahuan terhadap alat kontrasepsi, sikap terhadap kontrasepsi, ukuran ideal keluarga, dan tempat tinggal. Dalam pengolahan data, apabila terdapat data missing pada variabel yang berkontribusi terhadap variabel dependen akan dihapus dari data. Untuk variabel indepen,
missing
Terdapat
variabel
tidak
dihilangkan.
yang
merupakan
Hasil Penelitian Gambaran Kejadian Unmet Need. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7.623 responden wanita menikah yang telah melahirkan 2 (dua) tahun sebelumnya, hampir 1/6 nya mengalami kejadian unmet need. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 1 dari 6 responden mengalami kejadian unmet need pada wanita menikah 2 tahun pascasalin.
gabungan dari beberapa pertanyaan seperti unmet
need
pada
wanita
2
tahun
pascasalin, pendidikan, kematian anak, keterpaparan informasi KB, pemberian ASI eksklusif, dan pengetahuan metode KB. Variabel yang dilakukan pengubahan koding data atau melakukan re-klasifikasi kategori adalah umur, jumlah anak hidup, BBLR, ukuran ideal keluarga, kejadian amenore, dan kejadian abstinen. Analisis data
dilakukan
secara
univariat
dan
Gambar 1 Kejadian Unmet Need
bivariat. Pada penelitian ini, analisis memperhitungkan
weight
atau
bobot
Gambaran Sosial Demografi. Hasil pada
sebagai akibat dari penggunaan metode
tabel 1
cluster sampling pada waktu pemilihan
yang berumur lebih besar dari 35 tahun
subjek
saat
memiliki risiko 2.43 kali untuk mengalami
pengumpulan data. Bobot dinormalisasi
kejadian unmet need dibandingkan dengan
terlebih dahulu agar jumlah responden
responden berumur kurang dari 20 tahun.
yang
atau
sampel
dianalisis
pembengkakan17.
penelitian
tidak
mengalami
menunjukkan bahwa responden
Responden rendah
jika
memiliki responden
pendidikan mengenyam
pendidikan
hingga
tamat
SMP
pendidikan
tinggi
jika
mengenyam
pendidikan
lebih
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
dari
SMP.
dan Hasil
6
menunjukkan
bahwa
pada
responden
berpendidikan rendah memiliki risiko 1.25
need
dibandingkan
dengan
responden
berpendidikan tinggi.
kali lebih besar untuk mengalami unmet Tabel 1 Gambaran Sosial Demografi No 1
2
3
4
5
6
7
Variabel Umur -‐ < 20 tahun -‐ 20 – 35 tahun -‐ > 35 tahun Pendidikan Pendidikan tinggi (>SMP) -‐ Pendidikan rendah (≤SMP) -‐ Missing
Total
% Unmet Need
Nilai p
OR (95%CI)
343 (4.5%) 6021 (79%) 1260 (16.5%)
43 (12.5%) 882 (14.7%) 326 (25.9%)
0.0005
1 1.19 (0.86 – 1.66) 2.43 (1.73 – 3.43)
2411 (31.63%)
346 (14.4%)
0.001
1
5211 (68.36%)
904 (17.3%)
1.25 (1.09 – 1.43)
1 (0.01%)
Pekerjaan -‐ Tidak bekerja -‐ Bekerja -‐ Missing
4289 (56.3%) 3327 (43.6%) 6 (0.1%)
676 (15.8%) 575 (17.3%)
0.08
1 1.16 (0.99 – 1.26)
Tingkat ekonomi -‐ Terbawah -‐ Menengah bawah -‐ Menengah -‐ Menengah atas -‐ Teratas
1581 (20.7%) 1451 (19%) 1576 (20.7%) 1528 (20%) 1487 (19.5%)
414(26.2%) 212 (14.6%) 208 (13.2%) 180 (11.8%) 237(15.9%)
0.0005
1 0.48 (0.40 – 0.58) 0.43 (0.36 – 0.52) 0.38 (0.31 – 0.46) 0.54 (0.435– 0.64)
Jmh anak hdp -‐ ≤ 2 orang -‐ > 2 orang
5142 (67.4%) 2481 (32.6%)
684 (13.3%) 568 (22.9%)
0.0005
1 1.93 (1.71– 2.19)
Agama -‐ Islam -‐ Kristen Protesan -‐ Kristen Katholik -‐ Hindu -‐ Budha -‐ Lainnya -‐ Missing
6676 (87.6%) 507 (6.7%) 264 (3.5%) 124 (1.6%) 24 (0.3%) 22 (0.3%) 6 (0.1%)
1008 (15.1%) 145 (28.5%) 69 (26%) 15 (12.1%) 6 (25%) 9 (40.9%)
0.0005
1 2.25 (1.83 – 2.76) 1.97 (1.48– 2.62) 0.77 (0.45 – 1.38) 1.96 (0.78 – 4.92) 3.64 (1.54 – 8.62)
Tempat tinggal -‐ Kota -‐ Desa
3217 (42.2%) 4406 (57.8%)
491 (15.3%) 760 (17.2%)
0.02
1 1.16 (1.02 – 1.31)
Pada responden dengan tingkat ekonomi
responden menengah atas. Responden
terbawah memiliki risiko 2.63 (1/0.38)
yang memiliki jumlah anak hidup lebih
lebih besar untuk mengalami kejadian
dari 2 anak memiliki risiko 1.93 kali lebih
unmet
besar
need
dibandingkan
dengan
untuk
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
mengalami
unmet
need
7
dibandingkan responden yang memiliki
responden yang pengambilan keputusan
jumlah anak hidup kurang sama dengan 2.
dilakukan bersama dengan suami.
Responden yang beragama Protestan dan
Responden
yang
pengambilan
Katholik memiliki risiko 2 kali lebih besar
keputusan dilakukan oleh diri sendiri dan
untuk mengalami kejadian unmet need
orang lain ataupun orang lain saja akan
dibandingkan
mengalami unmet need 1.8 kali lebih besar
dengan
agama
Islam.
Responden yang tinggal di desa memiliki
dibandingkan
risiko
pengambilan
1.16
mengalami
kali
lebih
besar
untuk
unmet
need
dibandingkan
dengan di kota.
bersama
responden keputusannya
suami.
Untuk
yang dilakukan
pengambilan
keputusan yang dilakukan hanya oleh suami tidak berhubungan secara statistik.
Gambaran Siklus Hidup dan Hubungan
Hal
dengan Pasangan. Hasil analisis bivariat
kepercayaan OR (95 % CI) dimana nilai
menunjukkan
selang kepercayaan berada di antara 0 dan
pengambilan
bahwa
responden
keputusan
yang
terhadap
ini
dapat
terlihat
dari
1 (95 % CI: 0.75 - 1.39)
pemeriksaan kesehatan hanya berdasarkan keputusan sendiri akan mengalami unmet need 1.22 kali lebih besar dibandingkan
Tabel 2 Gambaran Siklus Hidup dan Hubungan dengan Pasangan No 1
2
3
Variabel Pengambilan Keputusan -‐ Suami dan istri -‐ Istri -‐ Suami -‐ Lainnya -‐ Missing
Total
% Unmet Need
Nilai p
2575 (33.8%) 3827 (50.2%) 1110 (14.6%) 104 (1.4%) 8 (0.1%)
387 (15%) 680 (17.8%) 155 (14%) 25 (24%)
0.0005
1 1.22 (1.06 – 1.39) 0.92 (0.75 – 1.12) 1.81 (1.14 – 2.88)
Abstinen -‐ Tidak abstinen -‐ Abstinen -‐ Missing
7002 (91.9%) 537 (7%) 84 (1.1%)
972 (13.9%) 260 (48.3%)
0.0005
1 5.8 (4.83 – 6.96)
Komunikasi dengan pasangan -‐ Sering -‐ Sekali/dua kali -‐ Tidak pernah -‐ Missing
1449 (19%) 3954 (51.9%) 2190 (28.7%) 30 (0.4%)
182 (12.6%) 472 (11.9%) 589 (26.9%)
0.0005
1 0.94 (0.78 – 1.13) 2.55 (2.13 – 3.06)
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
OR
selang
8
Hasil analisis mengenai keadaan abstinen
Gambaran
menunjukkan bahwa
responden yang
Pemberian ASI eksklusif pada penelitian
dalam keadaan abstinen akan mengalami
ini adalah bayi yang berusia 6 bulan ke
unmet
besar
bawah, tidak diberi makanan ataupun
dibandingkan dengan responden yang
minuman lain selain ASI ibu selama 3 hari
sudah
pascasalin, dan tidak diberi makan dan
need
5.8
melakukan
kali
lebih
hubungan
seksual
dengan suami (tidak abstinen). menunjukkan
Biososial.
minuman selain ASI selama 24 jam
Hasil mengenai komunikasi dengan pasangan
Karakteristik
pada
100 responden memberikan ASI eksklusif
pernah
kepada bayi mereka. Responden yang
kontrasepsi
memberikan ASI eksklusif mengalami
dengan pasangan akan mengalami unmet
kejadian unmet need 5 kali lebih besar
need
dibandingkan dengan responden yang
responden
yang
berkomunikasi 2.55
dengan
bahwa
terakhir. Hasil menunjukkan bahwa 1 dari
tidak
mengenai
lebih
besar
dibandingkan
responden
berkomunikasi
yang
mengenai
sering
tidak
memberikan
ASI.
kontrasepsi
dengan pasangan. Tabel 3 Gambaran Karakteristik Biososial No 1
2
3
4
Variabel Pemberian ASI Eksklusif -‐ Tidak -‐ Iya -‐ Missing
6970 (91.4%) 99 (1.3%) 554 (7.3%)
1126 (16.2%) 49 (49.5%)
0.0005
1 5.09 (3.41 – 7.58)
BBLR -‐ Tidak -‐ Ya -‐ Missing
6103 (80.1%) 403 (5.3%) 1117 (14.7%)
878 (14.4%) 57 (14.1%)
0.95
1 0.98 (0.73 – 1.31)
Kematian anak -‐ Tidak -‐ Ya
6800 (89.2%) 823 (10.8%)
1043 (15.3%) 209 (25.4%)
0.0005
1 1.88 (1.58 – 2.23)
5917 (77.6%) 1621 (21.3%)
988 (16.7%) 247 (15.2%)
0.17
1 0.89 (0.77 – 1.04)
Keadaan Amenore -‐ Tidak amenore -‐ Amenore (msh belum mendapatkan haid) -‐ Missing
Total
% Unmet Need
Nilai p
OR (95% CI)
86 (1.1%)
Kejadian BBLR pada bayi dapat dilihat berdasarkan berat bayi lahir. Bayi
yang memiliki berat kurang dari 2500 gram
maka
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
bayi
tersebut
dikatakan
9
menderita BBLR. Hasil
menunjukkan
pernah mengalami kematian anak
akan
bahwa 1 dari 20 bayi mengalami kejadian
mengalami unmet need
BBLR.
bivariat
besar
terdapat
yang tidak pernah mengalami kematian
perbedaaan persentase yang cukup besar
anak. Persentase antara responden yang
mengenai kejadian unmet need antara
amenore dan sudah mendapatkan haid
BBLR dan tidak BBLR. Selisih antara 2
(tidak amenore) hampir sama. Hanya
kategori tersebut hanya berkisar 1 %. Hal
terdapat
ini juga dapat terlihat dari nilai selang
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
kepercayaan OR (95% CI) dimana berkisar
antara keadaan amenore dengan kejadian
antara 0 hingga 1 (95% CI: 0.71 – 1.31)
unmet need.
Hasil
menunjukkan
analisis
bahwa
tidak
1.88 kali lebih
dibandingkan dengan responden
perbedaan
sekitar
1%.
Ini
Hasil analisis mengenai kematian anak
menunjukkan
bahwa
responden
Tabel 4 Gambaran Faktor Pelayanan Kesehatan No 1
2
Variabel Keterpaparan dengan informasi KB -‐ Ya -‐ Tidak -‐ Missing
5171 (67.8%) 2441 (32%) 11 (0.1%)
675 (13.1%) 573 (23.5%)
0.0005
1 2.04 (1.80– 2.31)
Kunjungan petugas KB -‐ Ya -‐ Tidak -‐ Missing
416 (5.5%) 7203 (94.4%) 4 (0.1%)
66 (15.9%) 1184 (16.4%)
0.81
1 1.04 (0.79 – 1.37)
Gambaran
Total
Faktor
Kesehatan.
Keterpaparan
% Unmet Need
Nilai p
OR (95% CI)
Pelayanan
tradisional. Tabel 4 menunjukkan bahwa
dengan
responden yang tidak terpapar infomasi
informasi KB adalah keadaan dimana
KB
responden mendapatkan informasi terkait
kali lebih besar dibandingkan dengan
kontrasepsi
responden yang terpapar dengan informasi
melalui
(radio, tv), majalah,poster,
media
elektronik
media cetak (koran atau pamphlet),
memiliki mengalami unmet need 2
KB.
petugas
Hasil analisis terhadap kunjungan
kesehatan (petugas KB, dokter, bidan atau
petugas KB menunjukkan bahwa sebagian
perawat, apoteker), guru, tokoh agama,
besar
pemimpin desa, pkk, teman/keluarga, unit
mendapatkan
kunjungan
mobil
(94.4%).
Hasil
penerangan,
atau
kesenian
responden
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
banyak
yang
tidak
petugas
analisis
KB
bivariat
10
menunjukkan bahwa persentase responden
sterilisasi wanita, sterilisasi pria, pil,
yang mengalami unmet need antara dua
IUD/spiral, suntikan, susuk KB, kondom,
ketegori tidak terlalu berbeda hanya
intravag/diafragma,
terdapat selisih 1 % antar kategori. Hal ini
laktasi (MAL), pantang berkala/kalender,
juga dapat terlihat dari nilai selang
sanggama terputus, kontrasepsi darurat,
kepercayaan OR (95% CI) dimana berkisar
dan
antara 0 sampai dengan 1 (0.89 – 1.52).
responden.
cara
lain
metode
yang
Untuk
amenore
diketahui
analisis
oleh
bivariat,
pengetahuan terhadap alat kontrasepsi Gambaran
Pengetahuan
dan
Sikap
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
Terhadap Kontrasepsi dan Besaran
pengetahuan
Keluarga.
rendah. Pengetahuan tinggi bila responden
Pengetahuan
terhadap
alat
tinggi lebih
dan dari
pengetahuan
kontrasepsi dapat dilihat melalui jenis-
mengetahui
6
jenis
alat
jenis kontrasepsi yang diketahui oleh
kontrasepsi dari 12 alat kontrasepsi yang
responden. Jenis-jenis alat kontrasepsi
dibacakan.
yang ditanyakan kepada responden adalah Tabel 5 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Terhadap Kontrasepsi dan Besaran Keluarga No 1
2
3
Variabel Pengetahuan terhadap alat kontrasepsi -‐ Tinggi (> 6) -‐ Rendah ( ≤ 6) Sikap terhadap kontrasepsi -‐ Setuju -‐ Tidak setuju -‐ Missing Ukuran ideal keluarga -‐ <= 2 orang -‐ > 2 orang -‐ Missing
Tabel
5
Total
% Unmet Need
Nilai p
OR (95% CI)
4317 (56.6%) 3306 (43.4%)
588 (13.6%) 664 (20.1%)
0.0005
1 1.59 (1.41 – 1.8)
7258 (95.2%) 227 (3%) 139 (1.8%)
1089 (15%) 87 (38.3%)
0.0005
1 3.52 (2.67 – 4.64)
3815 (50%) 3137 (41.1%) 671 (8.8%)
539(14.1%) 549 (17.5%)
0.0005
1 1.29 (1.13 – 1.47)
menunjukkan
bahwa
kontrasepsi
mengalami kejadian unmet
responden yang memiliki pengetahuan
need 3.52 kali lebih besar dibandingkan
rendah mengalami kejadian unmet need
dengan responden yang setuju dengan
1.59 kali lebih besar dibandingkan dengan
penggunaan kontrasepsi. responden yang
responden yang memiliki pengetahuan
memiliki ukuran ideal keluarga lebih dari
tinggi. responden yang tidak setuju dengan
2 anak mengalami kejadian unmet need
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
11
1.29 kali lebih besar dibandingkan dengan
khususnya
responden yang memiliki ukuran ideal
responden yang menginginkan kelahiran
keluarga kurang sama dengan 2 anak.
kurang dari 2 tahun. Pihak BKKBN perlu
pihak BKKBN terhadap
mengcover
responden
tersebut
agar
Diskusi. Hasil penelitian menunjukkan
mereka tidak menginginkan kelahiran
bahwa
wanita
kurang dari 2 tahun. Untuk itu, konseling
menikah yang telah melahirkan 2 (dua)
terutama ketika masa antenatal care dan
tahun
1.252
postnatal care perlu dilakukan agar wanita
responden yang mengalami unmet need
menikah yang baru melahirkan mengerti
atau sekitar 16.4%. Hasil ini ternyata lebih
betapa
besar daripada hasil unmet need nasional,
kehamilan minimal 2 tahun pascasalin.
dimana kejadian unmet need pada seluruh
Untuk itu, perlu penelitian lebih lanjut
wanita menikah adalah sekitar 9.1%. Ini
untuk mengetahui
menandakan bahwa kejadian unmet need
berpengaruh terhadap keinginan responden
banyak terjadi pada wanita menikah 2
untuk melahirkan kurang dari 2 tahun.
dari
7623
responden
sebelumnya,
terdapat
pentingnya
menjaga
jarak
faktor-faktor yang
tahun pascasalin dibandingkan dengan
Rogers (1995) mengatakan dalam
keseluruhan wanita menikah. Hasil ini
teori difusi inovasi bahwa seseorang dapat
sejalan dengan hasil pemantauan BKKBN
memutuskan untuk mengadopsi suatu
terhadap pelayanan Keluarga Berencana
inovasi apabila ia sudah mendapatkan
(KB) pascapersalinan dan pascakeguguran
informasi
di 22 Rumah Sakit (14 Provinsi) tahun
kerugian dari inovasi tersebut19. Hasil
2008-2009 dimana rata-rata yang ber-KB
analisis antara keterpaparan informasi KB
setelah bersalin dan keguguran hanya 5
dengan unmet need menunjukkan bahwa
hingga 10%18.
responden yang tidak terpapar dengan
Hasil menunjukkan bahwa masih banyak
responden
yang
tidak
tentang
keuntungan
atau
informasi KB memiliki risiko 2 kali lebih besar
untuk
mengalami
unmetneed
menggunakan KB karena menginginkan
dibandingkan responden yang terpapar
kelahiran kurang dari 2 tahun (desire birth
informasi KB. Hal ini sejalan dengan
< 2 years). Bahkan persentasenya hampir
penelitian yang dilakukan oleh Ndaruhuye
sama dengan responden yang mengalami
et all (2009) bahwa pada ibu yang tidak
kejadian
mendapatkan
unmet
menandakan missopportunity
need bahwa oleh
(14%).
Ini
terdapat pemerintah
informasi
tentang
kontrasepsi memiliki peluang 1,63 lebih besar untuk mengalami unmet need20.
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
12
Informasi
yang
didapat
oleh
facebook.
Akan tetapi untuk kunjungan
masyarakat akan menambah pengetahuan
KIE tatap muka sesperti kunjunga petugas
mereka.
KB (PLKB) masih belum terlaksana
Hasil
pengetahuan
mengenai dengan
hubungan
unmet
need
dengan baik.
menunjukkan bahawa responden dengan
Dari keseluruhan responden hanya
pengetahuan rendah memiliki kejadian
sekitar 5% yang mendapat kunjungan
unmet need lebih besar. Hal ini sama
petugas KB. Seperti yang disebutkan oleh
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sekretaris
Utama
BKKBN
Pusat,
Hamid (2002) dimana pada responden
Hardiyanto
bahwa
keberadaan
PLKB
yang
sebenarnya
sangat
dibutuhkan
untuk
memiliki
pengetahuan
kurang
beresiko 4,33 kali untuk mengalami unmet
meningkatkan
need
tentang
dibandingkan
responden
yang
memiliki pengetahuan tinggi21.
pemahaman
pentingnya
masyarakat menggunakan
kontrasepsi terutama untuk jangka panjang setuju
(MKJP)22. Selain itu, beliau menilai bahwa
terhadap penggunaan kontrasepsi memiliki
kurangnya petugas lapangan keluarga
risiko 3.2 kali untuk mengalami kejadian
berencana
unmet need. Ndaruhuye et all (2009) juga
program KB selama 10 tahun terakhir
menemukan bahwa ibu yg tidak setuju
stagnan. Pelaksana harian Kepala BKKBN
dengan penggunaan kontrasepsi beresiko
Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat,
2,89 lebih besar untuk mengalami unmet
Pardiyo
need dibandingkan dengan ibu yang setuju
persebaran jumlah PLKB yang tidak
terhadap penggunaan kontrasepsi20.
merata
Responden
Pemberian masyarakat
atau
yang
tidak
informasi biasa
kepada
disebut
KIE
(PLKB)
mengatakan sehingga
mengakibatkan
bahwa
program
terdapat
KB
tidak
23
berjalan dengan baik . Selain
itu,
dari
sebaran
data
(konseling, informasi, dan edukasi) dapat
menunjukkan bahwa responden banyak
dilakukan dengan berbagai cara. Seperti
yang bertempat tinggal di desa. Hal ini
tercantum dalam SDKI 2007 bahwa
mungkin yang menyebabkan kejadian
kegiatan KIE ini dapat dilakukan melalui
unmet need
KIE tatap muka, KIE kelompok, dan KIE
masyarakat di desa kurang
massa6. Saat ini BKKBN sudah banyak
informasi baik dari media massa ataupun
melakukan
informasi
tenaga kesehatan. Salah satu cara untuk
mengenai kontrasepsi dimulai dari iklan di
mengatasinya adalah melalui KIE tatap
TV, radio, dan jejaring sosial seperti
muka seperti kunjungan dari PLKB. Akan
penyebaran
masih cukup tinggi karena
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
terpapar
13
tetapi,
responden
yang
mendapat
lebih
besar
dibandingkan
kunjungan petugas KB hanya 5%. Padahal
dengan
menurut
Kabupaten
kurang baik. Selain itu, Responden yang
Barito timur, Dra Dewi murni, kunjungan
memanfaatkan pelayanan pasca persalinan
PLKB berperan penting dalam memantau
dengan baik mempunyai peluang untuk
keluarga berencana yang ada di pelosok
menggunakan kontrasepsi pasca persalinan
desa
24
Kepala
BKKBN
. Untuk itu perlu koordinasi yang
2.86
pemanfaatan
responden
kali
lebih
pelayanan
besar
ANC
dibandingkan
baik antara BKKN Pusat dan
BKKBN
responden dengan pemanfaatan pelayanan
Provinsi
masalah
nifas kurang baik26.
untuk
menangani
penggunaan kontrasepsi di masyarakat. Selain dengan kunjungan petugas KB,
KIE
pascasalin
tatap
muka
dapat
Hasil analisis antara tempat tinggal dengan kejadian unmet need menunjukan
pada
wanita
bahwa responden yang bertempat tinggal
dilakukan
ketika
di desa memiliki risiko 1.16 kali untuk
responden masih melakukan pemeriksaan
mengalami
selama kehamilan dan sesudah melahirkan.
dengan responden yang bertempat tinggal
Akan tetapi, SDKI 2007 menunjukkan
di kota. Ini sejalan dengan penelitian yang
bahwa sumber pelayanan kontrasepsi pada
dilakukan oleh Mekonnen dan Worku
rumah
mengalami
(2009) di Ethiopia bahwa wanita menikah
penurunan dari 28% pada SDKI 2002-
yang tinggal di kota memiliki peluang
2003 menjadi 22% pada SDKI 20076.
menggunakan kontrasepsi 2,3 kali lebih
Penelitian yang dilakukan oleh Goel et all
tinggi
(2011)
juga
pegunungan27. Fasilitas di kota lebih
menunjukkan bahwa kebanyakan wanita
lengkap dibandingkan dengan di desa.
(sekitar 80%) tidak menerima rekomendasi
Akses pelayanan kesehatan di desa kurang
untuk menjarangkan kelahiran selama
terjangkau terutama untuk masyarakat
masa ANC (Antenatal Care) dan hanya
yang tinggal di pedalaman. Ini sesuai
14% yang melakukan konseling tentang
dengan penelitian yang dilakukan oleh
KB selama masa PNC (Postnatal Care)25.
Esty Febriani (2011) bahwa masyarakat di
Padahal menurut penelitian Widdefrita
Kabupaten Mamasa masih banyak yang
(2011) menunjukkan bahwa responden
dibantu oleh dukun untuk melahirkan
dengan pemanfaatan pelayanan ANC baik
karena mereka lebih mengenal dukun dan
mempunyai
tempat tinggal dukun lebih dekat dengan
sakit
pemerintah
di
Uttar
peluang
Pradesh
untuk
memakai
kontraspesi pasca persalinan 2,45 kali
tempat
unmet
dibandingkan
tinggal
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
need
yang
mereka
dibandingkan
tinggal
di
dibandingkan
14
dengan mencari bidan desa. Bidan desa
masyarakat yang. Dalam petunjuk teknis
pun terkadang berpikir 2 kali untuk
jampersal
mengunjungi
manfaat
pasien
karena
wilayah
dikatakan jaminan
bahwa
penerima
persalinan
didorong
tempat tinggal yang sulit dijangkau28.
untuk mengikuti program KB pasca
Untuk itu, fasilitas dan tenaga kesehatan
persalinan30. Akan tetapi, pada petunjuk
harus tersebar secara merata di seluruh
teknis
wilayah Indonesia. Selain itu, untuk
disebutkan mengenai maksimal jumlah
menjangkau masyarakat yang wilayahnya
kehamilan ataupun kelahiran tiap rumah
sulit
tangga
terjangkau,
pemerintah
dapat
tentang
yang
jampersal
akan
ditanggung
oleh
jampersal
secara
dapat
menggunakan jampersal untuk seluruh
agar
kehamilan yang mereka alami. Akan lebih
mengkampanyekan program KB kepada
baik bila pemerintah membatasi jumlah
masyarakat.
kehamilan dan kelahiran yang ditanggung
mengikutsertakan
Pemerintah kepala
desa
Hasil analisis mengenai hubungan
masyarakat
tidak
memanfaatkan pemberian informasi KIE kelompok.
sehingga
ini
bebas
oleh jampersal.
antara tingkat ekonomi dengan kejadian
Hubungan antara agama dengan
unmet need pada wanita menikah yang
kejadian unmet need menunjukkan bahwa
melahirkan
sebelumnya
kejadian unmet need terbesar terjadi pada
menunjukkan bahwa responden dengan
agama Kristen dan terendah pada agama
tingkat ekonomi terbawah memiliki risiko
Hindu. Menurut BKKBN (1980) dalam
1.85 kali (1/0.54) lebih besar untuk
Lubis (2013) bahwa untuk agama Kristen,
mengalami
dibandingkan
cara ber-KB yang dianjurkan oleh gereja
dengan responden yang berada di tingkat
adalah pantang berkala. Ensiklik humanae
ekonomi teratas. Hasil penelitian ini
menolak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
pantang berkala31. Untuk mengatasi hal
oleh Suryawati (2011) bahwa pada wanita
ini, BKKBN dapat melakukan pendekatan
kawin usia subur dengan tingkat ekonomi
kepada pemimpin masing-masing agama
teratas memiliki peluang
Jika pemimpin agama bisa menerima maka
2
unmet
tahun
need
0.8 kali lebih
semua
cara
ber-KB
selain
rendah untuk unmet need dibandingkan
mereka
dengan tingkat ekonomi terbawah29.
masyarakat di agama mereka masing-
Program
jaminan
bisa
persalinan
(Jampersal) merupakan salah satu program dari
pemerintah
untuk
mengcover
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
menyebarkan
kepada
15
masing.
Selain
itu,
Hasil
hasil
analisis
menunjukkan bahwa pada agama lain
menunjukkan
(agama yang tidak terdapat pada pilihan
masyarakat yang tidak memberikan ASI
jawaban) memiliki risiko 3.6 kali untuk
eksklusif Responden yang memberikan
mengalami unmet need. Untuk agama
ASI eksklusif mengalami kejadian unmet
lainnya ini
perlu diperhatikan karena
need 5 kali lebih besar dibandingkan
risiko untuk mengalami unmet need lebih
dengan responden yang tidak memberikan
besar
asi eksklusif. Hal ini sejalan dengan
bila dibandingkan dengan agama
bahwa
univariat
masih
banyak
dilakukan
penelitian yang dilakukan oleh Mulu
pemerintah untuk menjangkau agama lain
(2007) bahwa pada wanita yang tidak
yang tidak memiliki pemimpin agama
menyusui memiliki peluang 8.7 kali lebih
adalah dengan merangkul kepala adat atau
besar untuk menggunakan kontrasepsi
kepala desa setempat yang merupakan
dibandingkan
orang kepercayaan masyarakat tersebut.
menyusui15. Mulu (2007) juga menemukan
lainnya.
Hal
yang
dapat
dengan
wanita
yang
bahwa
bahwa wanita yang sudah mendapatkan
responden yang sering berkomunikasi
haid beresiko 7.6 kali lebih besar untuk
mengenai kontrasepsi dengan pasangan
menggunakan kontrasepsi dibandingkan
mengalami kejadian unmet need lebih
yang
kecil dibandingkan dengan responden
haid)15.
Hasil
yang
tidak
menunjukkan
pernah
berkomunikasi
amenore
(belum
mendapatkan
Meskipun masyarakat memberikan
mengenai kontrasepsi dengan pasangan.
ASI
eksklusif
tetapi
Ini menunjukkan bahwa informasi terkait
masyarakat
kontrasepsi tidak hanya dibutuhkan oleh
eksklusif mengalami unmet need. Harus
wanita saja tetapi juga pasangan wanita
ada arahan dari tenaga kesehatan agar ibu
tersebut. Pemerintah dapat memberikan
memberikan
informasi melalui iklan di media cetak
prosedur yang berlaku untuk ASI eksklusif
ataupun media elektronik. Akan lebih baik,
dan paham tentang masa subur diri sendiri.
yang
ASI
jangan
memberikan
benar-benar
sampai ASI
sesuai
bila BKKBN memberikan iklan terkait pentingnya waktu untuk berkomunikasi
Kesimpulan. Responden yang mengalami
dengan pasangan agar pasangan akan
kejadian unmet need pada wanita menikah
sama-sama mengerti hal apa saja yang
2 tahun pascasalin ada sebanyak 16.4%.
baik untuk pasangan ke depannya.
Pada karaketirisik sosial demografi, ada hubungan antara umur, pendidikan, tingkat
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
16
ekonomi, jumlah anak hidup, agama, dan
melahirkan untuk kegiatan konseling ANC
tempat tinggal terhadap kejadian unmet
(antenatal care) dan PNC (postnatal care).
need pada wanita 2 tahun salin. Pada
Pemerintah
karakteristik siklus hidup dan hubungan
kelahiran
dengan pasangan, ada hubungan antara
jampersal agar masyarakat mengurangi
pengambilan
jumlah kelahiran.
keputusan
pemeriksaan
dapat yang
BKKBN
kesehatan ibu, keadaan abstinen, dan
membatasi
jumlah
ditanggung
dalam
dapat
melakukan
komunikasi dengan pasangan terhadap
pendekatan kepada pemimpin masing-
kejadian unmet need pada wanita 2 tahun
masing agama ataupun kepala adat/kepala
pascasalin.
desa setempat yang merupakan orang
Pada karakteristik biososial, ada
kepercayaan masyarakat Selain itu, perlu
hubungan antara pemberian ASI eksklusif
meningkatkan
dan kematian anak terhadap kejadian
mengenai kontrasepsi dan pentingnya
unmet
need
pada
informasi
wanita
2
tahun
berkomunikasi dengan pasangan di media
pelayanan
massa. BKKBN juga perlu meningkatkan
antara
informasi mengenai pentingnya pemberian
pascasalin.
Pada
faktor
kesehatan,
ada
hubungan
keterpaparan
penyebaran
dengan
informasi
KB
ASI eksklusif kepada masyarakat. Pemerintah
terhadap kejadian unmet need pada wanita
perlu meningkatkan
2 tahun pascasalin. Terakhir, terdapat
kualitas dan kuantitas PLKB. Kerjasama
hubungan antara pengetahuan terhadap
antara
alat
terhadap
provinsi perlu dilakukan untuk membahas
kontrasepsi, dan ukuran ideal keluarga
mengenai keberadaan PLKB yang sangat
dengan kejadian unmet need pada wanita
berperan di wilayah pedesaan.
kontrasepsi,
sikap
BKKBN
pusat
dan
BKKBN
Saran untuk penelitian selanjutnya
2 tahun pascasalin. adalah
dapat
dilakukan
penelitian
Saran. Saran yang dapat diberikan adalah
mengenai keinginan masyarakat untuk
dengan
KIE
melahirkan kurang dari 2 tahun yang
edukasi)
merupakan missopportunity pemerintah
meningkatkan
(komunikasi,
informasi,
upaya dan
terhadap wanita hamil dan melahirkan
terhadap pengguna kontrasepsi.
melalui kerjasama antara BKKBN dengan tempat melayani
pelayanan
kesehatan
yang
proses
kehamilan
dan
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
17
Daftar Pustaka
n/index.html. Diakses pada tanggal 31 Maret 2013 pukul 06.57 AM
1.
Sensus Penduduk 2010
2.
Rosyadi, Dede. (2011). “Angka Kelahiran
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan
per Wanita akan Diturunkan
Kehamilan
Beresiko
http://news.detik.com/read/2011/01/26/13
Penelitian
dan
5604/1554953/10/
Kependudukan BKKBN (Analisis Lanjut
Jadi
2,1
pada
2015.
angka-kelahiran-per-
2015. Diakses pada 28 Juli 2012 pukul
Pusat
pengembangan
12. Blake, J dan Kingsley Davis. (1982). “Struktur Sosial dan Fertilitas: Suatu
21.15 WIB Human
Kerangka Analitis” dalam Kependudukan
Indicators.”
Lika Liku Penurunan Kelahiran. Editor
http://hdrstats.undp.org/en/countries/profil
Masri Singarimbun . Pusat Penelitian dan
es/IDN.html. Diakses pada tanggal 23 Juli
Studi Kependudukan Universitas Gajah
2012 pukul 21.45 WIB
Mada
“Indonesia
Country
Profile:
Development
4.
Tinggi.
SDKI 2007).
wanita-akan-diturunkan-jadi-21-pada-
3.
11. Rahmawati dan Rina Herartri. (2011).
Dasar-Dasar Demografi. (2007). Lembaga
13. Bertrand,
Jane.T.
(1980).
Audience
Demografi Fakultas Ekonomi Universitas
Research for Improving Family Planning
Indonesia
Communication Programs. United States
5.
Laporan Sementara SDKI 2012
Of America: The Community and Family
6.
Laporan SDKI 2007
Studdy Center
7.
John A. Ross and William L. Winfrey.
8.
(2002). “Unmet Need for Contraception in
Choice in Family Planning: Helping
the Developing World and the Former
People
Soviet Union: An Updated Estimate”.
series
http://www.jstor.org/stabel/3088256.
www.k4health.org/sites/default/files/j50.p
Smith, Ronda, Lori Ashford, Jay Gribble,
df Diakses pada 20 Mei 11.40 AM
dan 9.
14. Upadhyay, D Ushma. (2001). “Informed
Donna
Clifton.
(2009).
Family
Decide,” J,
15. Mulu, Shegaw.
Population
Reports.
Number
50.
(2007). Assessment Of
Planning Saves Lives. Fourth Edition.
The Contraceptive Needs And Practice Of
Anonim. (2013). Unplanned Pregnancy
Women In The Extended Postpartum
Common Worldwide:Neither Legal Status
Period In Bahir Dar, Ethiopia. Fakultas
of Abortion nor Health Risk Deters
Kedokteran.
Women from Terminating Pregnancies.
Masyarakat. Universitas Addis Ababa.
The
[Tesis]
Alan
Guttmacher
Institutehttp://www.guttmacher.org/media/
Departemen
Kesehatan
16. Sumini et all. (2009). Analisa lanjut SDKI
nr/abortww_nr.html. Diakses pada tanggal
2007:
9 April 2013 pukul 10.45 pm
Kontrasepsi Terhadap Fertilitas. Jakarta:
10. Anonim. reproductive
(2013).
Maternal
and
Kontribusi
Pemakaian
Alat
Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi
health.
http://www.who.int/gho/maternal_health/e
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
18
17. Besral. (2012). Bahan Kuliah Manajemen
25. Goel, Shruti, Isha Bhatnagar, M.E. Khan,
dan Analisis Data 3.Fakultas Kesehatan
dan Avishek Hazra. (2010). Increasing
Masyarakat. Universitas Indonesia.
Postpartum Contraception in Rural Uttar
18. Ekoriano, Mario, Maria Anggraeni, dan Popy.
(2011).
Upaya
Meningkatkan
Pradesh. The Journal of Family Welfare vol 56, Special Issue
Pemakaian Alat Kontrasepsi (KB) Pasca
26. Widdefrita. (2011). Determinan Perilaku
Persalinan Dan Pasca Keguguran Di
Penggunaan Kontrasepsi Pasca Persalinan
Rumah Sakit [Policy Brief]
di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin
19. Rogers, Everett M. (1995). Diffusion of
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang
Innovations Fourth Edition. New York:
Sumatera
The Free Press
Kesehatan
20. Ndaruhuye, Dieudonné Muhoza et all.
Barat
Tahun
Masyarakat
2011.Fakultas Program
Ilmu
Kesehatan Masyarakat Depok [Tesis].
(2009, September). Demand and unmet
27. Mekonnen, Wubegzier dan Alemayehu
need for means of family limitation in
Worku. (2009). Determinants of Low
Rwanda.
Fammily Planning Use and High Unmet
Volume
35,
Number
3,
September 2009 pp 122-130
Need in Butajira District, South Central
21. Hamid, Sirodjudin. (2002). Faktor-Faktor
Ethiopia. http://www.reproduktive-health-
yang Berhubungan dengan unmet need
journal.com/content/8/1/37 diakses pada
Keluarga Berencana. Fakultas Kesehatan
tanggal 15 Mei 2013 pukul 15.15 PM
Masyarakat.
Universitas
Indonesia
[Skripsi]
28. Febriani, Esty. (2011). Laporan Hasil Kajian Pelaksanaan Program Jampersal di
22. Larno. (2013, April 30). “Kurangnya PLKB Akibatkan Program KB Stagnan.”
6 Kabupaten. [pdf] 29. Suryawati.
Ummi
Iwanah.
(2011).
http://kepri.antaranews.com/berita/24809/
Determinan Unmet Need KB (Kebutuhan
kurangnya-plKB-akibatkan-program-KB-
ber-KB
stagnan . Diakses pada tanggal 5 Juli 2013
Sumatera Utara (Analisis data SDKI
pukul 09.08 AM
2007). Fakultas Kesehatan Masyarakat.
23. Anonim. ( 2012, Mei 29). BKKBN: PLKB Jadi ujung Tombak Dan Tembak.
yang
Tidak
Terpenuhi)
Universitas Indonesia [Skripsi] 30. Peraturan
Menteri
Kesehatan
http://www.antarakalbar.com/berita/30300
2562/MENKES/PER/XII/2011
4/bkKBn-plKB-jadi-ujung-tombak-dan-
Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan
tembak. Diakses pada tanggal 5Juli 2013 pukul 09.00 AM
31. Lubis, Basyariah. (2013). Motivasi
24. Anonim. (2013, Februari 10). “10 Unit
di
dan
Psikis
No
tentang
Hubungan terhadap
Keikutsertaan Suami dalam Vasektomi di
Sepeda Motor untuk PLKB Kecamatan.”
Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam
http://www.metro7.co.id/2013/02/10-unit-
Kabupaten
sepeda-motor-untuk-plKB.html. Diakses
http://repository.usu.ac.id/handle/1234567
pada tanggal 5Juli 2013 pukul 08.40 AM
89/35629 Diakses pada 16 Juni 2013 pukul 08.40 AM
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013
Deliserdang.
19
Kebutuhan KB..., Dewi Maharani Putri, FKM UI, 2013