Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) PADA AYAM RAS F. F. MUNIER Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah Jl. Raya Lasoso 62 Biromaru, Sulawesi Tengah, 94364
ABSTRAK Usaha ternak ayam ras di Indonesia pada akhir-akhir ini mengalami kelesuan, kondisi ini juga sama terjadi di propinsi Sulawesi Tengah. Permasalahan ini disebabkan oleh adanya serangan wabah penyakit flu burung (Avian Influenza atau AI ) pada ayam ras yang menyebar dibeberapa kawasan Indonesia. Tipe virus influenza A dengan sub tipe H5N1 yang merupakan jenis virus Highly Pathogenic Avian Influenza yaitu penyakit unggas sangat fatal dan menular. Meskipun propinsi Sulawesi Tengah berstatus terancam, numun harus dilakukan langkah-langkah kebijakan oleh Pemerintah Daerah propinsi Sulawesi Tengah guna mengatasi masalah penyakit AI ini. Langkah awal dengan melakukan pertemuan koordinasi secara intensif setiap bulan antara instansi terkait, Kepolisian dan Pengurus Asosiasi Pengusaha Perunggasan (APP). Penempatan posko untuk mengawasi arus ayam ras yang keluar masuk ke propinsi Sulawesi Tengah. Pengetatan masuknya DOC dan produk unggas lainnya dari luar ke propinsi Sulawesi Tengah. Pemusnahan terhadap DOC yang tertular virus AI. Vaksinasi, sanitasi dan penyemprotan desinpektan pada kandang dan peralatan. Langkah terakhir, pemerintah daerah akan melakukan studi pada beberapa pimbibitan DOC di propinsi Kalimantan Timur dan Jawa Timur. Langkah-langkah kebijakan pemerintah ini diharapkan dapat menanggulangi penyakit AI di propinsi Sulawesi Tengah. Kata kunci: Kebijakan pemerintah daerah, penanggulangan, flu burung, ayam ras
PENDAHULUAN Usaha ternak ayam ras di Indonesia pada akhir-akhir ini mengalami kelesuan, kondisi ini juga sama terjadi di Propinsi Sulawesi Tengah. Hal ini disebabkan oleh adanya serangan wabah penyakit flu burung (Avian Influenza atau AI ) pada ayam ras baik pedaging maupun petelur yang menyebar dibeberapa kawasan Indonesia. Beberapa kawasan di Indonesia yang terinfeksi penyakit AI pada peternakan ayam ras sejak awal Agustus 2003 hingga sekarang yaitu Pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan dengan tingkat kematian yang sangat tinggi (INDRIANI et al., 2004). Hasil isolasi dan karakterisasi secara lengkap oleh Balai Penelitian Veteriner yaitu tipe virus influenza A dengan sub tipe H5N1 (WIYONO et al., 2004; DAMAYANTI et al., 2004; DHARMAYANTI et al., 2004) yang termasuk Highly Pathogenic Avian Influenza yaitu penyakit unggas sangat fatal dan menular (CIDRAP, 2004). Hasil isolasi dan karakterisasi Dinas Peternakan Propinsi Sulawesi Selatan pada bulan Juli yang lalu melaporkan bahwa peternakan ayam ras yang ada di Sulawesi
80
Selatan juga sudah terinfeksi virus AI hanya jenis virusnya kurang patogenik (Low Pathogenic Avian Influenza). Hasil monitoring Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan propinsi di lapangan bahwa peternakan ayam ras yang ada di Sulawesi Tengah masih dalam status terancam. Kekhawatiran masyarakat sebagai konsumen daging yang berasal dari ayam potong atau telur ayam ras karena jenis penyakit ini dapat menular kemanusia (zoonosis). Hal ini cukup beralasan karena pada tahun 1997 di Hongkong terjadi enam orang meninggal akibat serangan virus influenza yang sangat patogen sub tipe H5N1 (SUAREZ et al., 1998). Kasus serangan virus AI pada manusia yang teranyar di Indonesia terjadi di Propinsi Banten yaitu di Kabupaten Tengerang yang mengakibat tiga orang meninggal. Berkaitan dengan permasalahan diatas, tingkat konsumsi daging ayam ras (potong) di Propinsi Sulawesi Tengah selama tiga tahun terakhir terjadi penurunan yang cukup draktis yaitu tahun 2002 sebesar 747,09 ton , tahun 2003 424,99 ton dan tahun 2004 389,14 ton
Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis
(DISTANBUNNAK PROPINSI SULTENG, 2004), dengan rataan penurunan 178,98 ton/tahun atau 50,00%/tahun. Meskipun Propinsi Sulawesi Tengah status serangan penyakit AI pada ayam adalah terancam, numun harus dilakukan langkahlangkah kebijakan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah guna mengatasi masalah penyakit AI ini. Makalah ini bertujuan membahas beberapa kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah dalam penanggulangan penyakit flu burung (Avian Influenza atau AI ) pada ayam ras. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN PEMERINTAH Koordinasi Sejak mewabahnya kasus penyakit AI pada ternak ayam ras di Indonesia, Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah melakukan koordinasi secara intensif setiap bulan dengan pertemuan yang dihadiri oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah, Balai Proteksi Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Palu, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Donggala, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Propinsi Sulawesi Tengah, Balai Karantina Hewan Propinsi Sulawesi Tengah, Kepolisian Daerah Propinsi Sulawesi Tengah dan Pengurus Asosiasi Pengusaha Perunggasan (APP) Propinsi Sulawesi Tengah. Beberapa hasil kesepakatan ini disampaikan pada instansi terkait di kota dan kabupaten dan disosialisasikan kepada peternak ayam ras di daerah. Beberapa hasil kesepakatan dari pertemuan tersebut yaitu: • Penunjukkan satu pengusaha perunggasan sebagai agen pemasok DOC (Day Old Chick) dan pakan dari luar untuk didistribusikan kepada peternak di daerah. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengawasan dari petugas arus masuknya DOC dan pakan dari luar. • DOC yang masuk tanpa dokumen resmi dari instansi berwenang akan ditolak. • Biosekuriti lalu lintas DOC yang berasal dari pembibitan (breeding farm) yang ada di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan harus ditolak karena pembibitan tersebut sudah terinfeksi virus AI. Penolakan ini bersifat
sementara sampai dengan waktu yang ditentukan. • Apabila didapatkan DOC dari luar melalui darat, laut dan udara yang telah masuk ke Propinsi Sulawesi Tengah tanpa dokumen resmi maka DOC tersebut akan disita berdasarkan prosedur yang berlaku untuk dimusnahkan (stamping-out). • Ayam ras potong (finisher) yang akan dikirim ke Propinsi Gorontalo harus disertai surat keterangan dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah yang menyatakan bahwa ayam tersebut bebas penyakit AI. Ayam ras potong yang akan dikirim ke Kabupaten di wilayah Propinsi Sulawesi Tengah harus ada surat keterangan dari dinas yang membidangi peternakan kabupaten atau kota asal ayam. Hasil kesepakatan dari pertemuan koordinasi ini juga disosialisasikan ke Kepala Dinas yang membidangi peternakan Kabupaten dan Kota se Sulawesi Tengah melalui Surat Edaran No. 524/1090/E.BPT tanggal 17 Maret 2005 tentang Kewaspadaan terhadap Wabah Flu Burung di Sulawesi Tengah. Penempatan Posko Penempatan posko bertujuan untuk mengawasi arus ayam ras yang keluar masuk ke Propinsi Sulawesi Tengah dan menerima pelaporan dari masyarakat apabila ada yang mengetahui masuknya DOC secara ilegal. Posko berpusat di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah yang bekerja selama 24 jam. Posko propinsi ini bertugas memonitoring keluar masuknya DOC, pakan dan vaksin di wilayah Propinsi Sulawasi Tengah. Disamping itu, posko propinsi juga menerima laporan dari masyarakat apabila ada peternak yang dicurigai memasukkan DOC ke wilayah Propinsi Sulawesi Tengah tanpa dokumen resmi dari Dinas yang membidangi Peternakan daerah asal yang menyatakan bebas penyakit AI. Petugas dari dinas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah dan Kepolisian Daerah Propinsi Sulawesi Tengah turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan, apabila DOC atau produk unggas lainnya yang masuk ke wilayah Propinsi Sulawesi Tengah tanpa dilengkapi dokumen resmi maka petugas akan
81
Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis
menyita DOC tersebut berdasarkan prosedur yang berlaku. Penempatan posko di kabupaten, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah bekerja sama dengan dinas yang membidangi peternakan kabupaten yang diprioritas pada kabupaten yang berbatasan dengan propinsi lain. Posko ini selalu berkoordinasi dengan posko propinsi untuk mengawasi kegiatan keluar masuknya DOC dan produk unggas lainnya di daerah perbatasan. Posko di kabupaten didirikan tiga unit yaitu posko I di perbatasan Propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat bertempat di Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, posko II di perbatasan Propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan bertempat di Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso dan posko III di perbatasan Propinsi Sulawesi Tengah dan Gorontalo bertempat di Kecamatan Mautong, Kabupaten Parigi-Moutong. Posko I dan II mengawasi DOC dan produk unggas lainnya dari Propinsi Sulawesi Selatan dan posko III mengawasi DOC dan produk unggas lainnya dari Propinsi Sulawesi Utara. Apabila ditemukan DOC atau produk unggas lainnya tanpa dokumen resmi dari Dinas Pertanian dan Peternakan daerah asal yang menyatakan bebas penyakit AI maka dapat ditolak masuk ke wilayah Sulawesi Tengah. Fungsi posko ini sesuai dengan kebijakan yang dianjurkan oleh Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan bahwa lalu lintas unggas, produk unggas tertular dan limbah peternakan harus dicegah masuk ke daerah yang belum tertular (NAIPOSPOS, 2004). Pengetatan arus masuknya DOC dan produk unggas lainnya lewat darat, laut dan udara Pengawasan masuknya DOC dan produk unggas lainnya (pakan, vaksin, peralatan, dll) dari luar Propinsi Sulawesi Tengah diperketat. Beberapa persyaratan teknis dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah agar DOC bisa masuk ke wilayah Propinsi Sulawesi Tengah yaitu: • Memiliki surat keterangan dari perusahaan pembibitan bahwa DOC yang masuk
82
berasal dari telur yang ditetaskan oleh pembibitan tersebut dan bebas penyakit AI. • Memiliki surat keterangan dari Dinas yang membidangi Peternakan daerah asal bahwa DOC bebas penyakit AI. • Memiliki surat keterangan dari Balai Karantina Hewan daerah asal bahwa DOC bebas penyakit AI. Ketiga persyaratan harus dipenuhi, apabila tidak dipenuhi, petugas Balai Karantina Hewan Laut atau Udara Propinsi Sulawesi Tengah berhak untuk menolak masuknya DOC tersebut. Kebijakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah bahwa DOC yang diizinkan masuk ke wilayah Propinsi Sulawesi Tengah berasal dari perusahahan pembibitan yang berada di Propinsi Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara karena kedua propinsi ini hingga sekarang belum terinfeksi virus AI. Khusus DOC yang berasal dari pembibitan yang ada di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan ditolak karena pembibitan tersebut sudah terinfeksi virus AI. Penolakan ini berlaku sejak 17 Maret 2005 dan penolakan ini bersifat sementara sampai dengan waktu yang ditentukan. Tindakan pemusnahan (Stamping-out) DOC Kebijakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah dalam melakukan penanggulangan wabah AI dengan melakukan tindakan pemusnahan terhadap DOC yang tertular virus AI. Pemusnahan ini mangacu pada pedoman pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan menular flu burung (AI) pada unggas dari Direktur Jenderal Bina Produksi Peternakan No. 17/Kpts/PD.640/F/02.04 tanggal 4 Pebruari 2004. Berdasarkan pedoman ini Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah malakukan penyitaan 6000 ekor DOC (jenis broiler dan layer) pada salah peternakan ayam di wilayah Kota Palu pada tanggal 1 April 2005. DOC yang disita ini berasal dari pembibitan di Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan yang telah terinfeksi virus AI. DOC dimusnahkan berdasarkan prosedur yang berlaku yakni dengan cara dibakar dan dikuburkan.
Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis
Penanggulangan dengan vaksinasi, sanitasi dan penyemprotan desinpektan pada kandang dan peralatan Pedoman yang dalam melakukan penanggulangan penyakit AI pada unggas dengan lima prinsip dasar; Mencegah kontak antara hewan peka dengan virus AI dengan menghentikan penyebaran infeksi melalui karantina/isolasi lokasi peternakan tertular, Menghentikan produksi virus AI oleh unggas tertular dengan menghilangkan virus AI dengan penyemprotan desinfektan pada kandang, peralatan kandang dan peralatan pendukung lainnya, Meningkatkan resistensi hewan dengan vaksinasi, Menghilangkan sumber penularan virus AI dengan tindakan pemusnahan terbatas (depopulasi) pada unggas yang sakit dan unggas sehat berpotensi tertular serta pemusnahan menyeluruh (stamping-out) di daerah bebas/terancam, Meningkatkan kesadaran masyarakat (public awereness) melalui pendidikan kepada peternak dan sosialisasi pada masyarakat luas (DIRJEN PETERNAKAN, 2004). Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah menghimbau kepada peternak ayam ras melalui APP untuk melakukan vaksinasi pada ayam ras (anak dan dewasa) secara mandiri. Vaksin disiapkan oleh salah satu Poultry Shop yang ada di Kota Palu untuk mengadakan vaksin tersebut. Ada tiga jenis vaksin AI yang direkomendasikan yaitu: • Vaksin Afluvet produksi Pusvetma • Vaksin Vaksiflu AI produksi PT. Vaksindo Satwa Nusantara • Vaksin Medivac AI produksi PT. Medion Para peternak ayam ras juga dianjurkan oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah untuk melakukan sanitasi kandang dan penyemprotan kandang, peralatan kandang dan peralatan pendukung lainnya dengan menggunakan desinfektan. Tahun Anggaran 2005 ini melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah merencanakan membantu para peternak dalam penyediaan desinfektan secara gratis dan melakukan pembinaan kepada
para peternak. Para pekerja di peternakan juga dianjurkan harus dalam kondisi sehat, menggunakan pakaian pelindung, kacamata, masker, sepatu pelindung dan harus melalui tindakan desinfektan dan sanitasi. Studi banding pada pembibitan (Breeding Farm) DOC Penolakan DOC dari beberapa pembibitan luar untuk masuk ke propinsi Sulawesi Tengah dirasakan oleh para peternak sulitnya untuk mendapatkan DOC di Poultry Shop, bahkan sudah banyak para peternak menghentikan usaha peternakan ayam rasnya dan beralih pada usaha lainnya. Disisi lainnya Perintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah mengalami penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari usaha peternakan ayam ras ini. Langkah kebijakan yang diambil Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah menyusun perencanaan akan melakukan studi pada beberapa pimbibitan DOC di Propinsi Kalimantan Timur dan Jawa Timur. Hal ini bertujuan untuk melihat secara langsung beberapa pembibitan DOC yang layak dan bebas dari virus AI dengan harapan nantinya beberapa pembibitan DOC ini dapat dijadikan sebagai pemasok (supplayer) DOC Propinsi Sulawesi Tengah. PENUTUP Kebijakan yang dilakukan oleh Perintah Daerah melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah mulai dari pertemuan koordinasi, penempatan posko pengamanan lalu lintas darat ternak, pengetatan masuknya DOC dan produk unggas lainnya lewat darat, laut dan udara, tindakan pemusnahan (stamping-out) DOC tertular virus AI, kegiatan vaksinasi, sanitasi, penyemprotan ini diharapkan dapat menanggulangi penyakit AI di Propinsi Sulawesi Tengah. Untuk keberlanjutan usaha peternakan ayam ras di Propinsi Sulawesi Tengah perlu penambahan penyediaan DOC yang diawali dengan studi kelayakan pada beberapa pembibatan DOC di Propinsi Kalimantan Timur dan Jawa Timur.
83
Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ditujukan kepada Bapak IR. ABD. HALIM MADAALI (Kasubdin Bina Produksi Peternakan pada kantor Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah) yang telah memberikan informasi dan data-data yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah daerah Propinsi Sulawesi Tengah dalam penanggulangan penyakit AI pada ayam ras. DAFTAR PUSTAKA CIDRAP (CENTER FOR INFECTION DISEASE RESEARCH and POLICY). 2004. Highly pathogenic avian influenza (folw plaque). Academic Healt Center, University of Minnesota. p. 14. DAMAYANTI, R., A. WIYONO, R. INDRIANI, NLP. I. DHARMAYANTI dan DARMINTO. 2004. Gambaran klinis dan patologis pada ayam terserang flu burung sangat pathogenic (HPAI) di beberapa peternakan di Jawa Timur dan Jawa Barat. JITV 9:128-135. DHARMAYANTI, NLP. I., R. DAMAYANTI, A. WIYONO, R. INDRIANI dan DARMINTO. 2004. Identifikasi
84
virus avian influenza isolat Indonesia dengan reserve Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (PT-PCR). JITV 9:136-143. DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN dan PETERNAKAN PROPINSI SULAWESI TENGAH. 2004. Statistik peternakan Sulawesi Tengah tahun 2004 (angka sementara). Proyek Penanganan Produksi Ternak Sulawesi Tengah TA. 2004. DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI PETERNAKAN. 2004. Pedoman pencegahan, pengedalian dan pemberantas penyakit hewan menular influenza pada unggas (avian influenza). NAIPOSPOS, T.S.P. 2004. Pengenalan penyakit avian influenza (AI) dan langkah-langkah penanganannya. Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Jakarta. WIYONO, A., R. INDRIANI, NLP. I., R. DAMAYANTI, R. DHARMAYANTI, dan DARMINTO. 2004. Isolasi dan karakteristik virus highly pathogenic avian influence subtipe H5 dari ayam asal wabah. JITV 9:61-71. SUAREZ, D.L., M.L. PURDUE, N. COX, T. ROWE, C. BENDER, J. HUANG dan D.E. SWAYNE. 1998. Comparition of highly virulent H5N1 influenza a viruses isolated from humans and chicken from Hongkong. J. Virol. 72:1-19.