Agustini et al.
KEBIASAAN MAKANAN Balanus amphitrite DAN HUBUNGANNYA DENGAN KELIMPAHAN PLANKTON DI SURALAYA, BANTEN FOOD HABITS OF Balanus amphitrite AND ITS RELATIONSHIP WITH THE ABUNDANCE OF PLANKTON IN SURALAYA, BANTEN Tri Agustini, Wisnu Wardhana, Mufti P. Patria1) 1)
Departemen Biologi FMIPA-UI, Depok 16424, Email:
[email protected]
ABSTRACT Research on food habits of Balanus amphitrite and its relationship with plankton abundance in intake canal of power plant Suralaya, Banten, has been carried out in March 3rd, April 3rd, May13 th and July 23th, 2008. Plankton was collected using the Kitahara plankton-net for the horizontal sample. The Nansen bottle was used to collect seawater samples at a depth of 0 m, 1 m, 3 m, 6 m before sea water was filtered. Based on the results of enumeration of plankton samples for four months, phytoplankton consists of four classes, with the total phytoplankton density ranges from 6027 to 2,549,401 plankter/m3. Zooplankton obtained consists of 12 classes, with the total zooplankton densities range from 1529 to 582,740 plankter/m3. Based on the Electivity index, B. amphitrite prefer Copepod as food compared with other types of plankton. Keywords: Balanus amphitrite, food habits, larvae, plankton, Suralaya ABSTRAK Penelitian mengenai kebiasaan makanan Balanus amphitrite serta hubungannya dengan kelimpahan plankton di kanal intake PLTU Suralaya, Banten, telah dilakukan pada tanggal 3 Maret, 3 April, 13 Mei, dan 23 Juli 2008. Pengambilan sampel plankton dilakukan menggunakan plankton-net Kitahara untuk penarikan horizontal, dan menggunakan tabung Nansen untuk penarikan vertikal. Berdasarkan hasil pencacahan sampel plankton selama empat bulan, fitoplankton yang diperoleh di kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m terdiri dari empat kelas, dengan kisaran kepadatan total fitoplankton 6.027--2.549.401 plankter/m3. Zooplankton yang diperoleh di kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m terdiri dari 12 kelas, dengan kisaran kepadatan total zooplankton 1.529--582.740 plankter/m3. Berdasarkan nilai indeks Elektivitas, B. amphitrite lebih memilih Copepoda sebagai pakannya dibandingkan dengan jenis plankton lain. Selanjutnya apa implikasi temuan ini? Ini justru lebih penting disampaikan. Kata kunci: Balanus amphitrite, larva, kebiasaan makanan, plankton, Suralaya
I. PENDAHULUAN Kebiasaan makanan (food habit) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh predator (Effendie, 1997). Kebiasaan makanan dapat diketahui melalui analisis makanan yang terdapat di dalam saluran pencernaan dan membandingkan dengan makanan yang terdapat di perairan. Perbandingan tersebut akan menunjukkan apakah suatu hewan cenderung memilih jenis makanan tertentu sebagai pakannya atau tidak (Effendie, 1979; 1997). Teritip adalah Crustacea sesil yang tergolong ke dalam hewan pengotor/pemenpel Apakah istilah hewan pengotos sudah standr Indonesia? (fouling organisms), sehingga menjadi objek penelitian oleh banyak para ahli. Penelitian yang umum dilakukan mengenai berbagai cara mengurangi dan membasmi teritip 1
Kebiasaan Makanan Balanus Amphitrite Dan Hubungannya Dengan Kelimpahan Plankton Di Suralaya, Banten
yang menempel. Penelitian tentang kebiasaan makanan teritip sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti (Hunt & Alexander 1991; Sumich 1999; Kerry & Palmer 2003). Teritip merupakan organisme filter feeder yang sangat bergantung pada plankton atau partikel-partikel bahan organik sebagai sumber pakannya (Hunt & Alexander 1991: 1 ; Sumich 1999: 205 ; Kerry & Palmer 2003: 137). Organisme filter feeder umumnya menyaring air dengan kecepatan yang sama tanpa memperhatikan pada banyaknya makanan dalam air, meskipun diketahui bahwa hewan memilih jenis makanan tertentu (Romimohtarto & Juwana 2004: 148). Ukuran plankton yang dimakan oleh teritip juga bervariasi, beberapa jenis Balanus memakan Copepoda, Isopoda, Amphipoda, dan mikroplankton berukuran 20-200 µm (Barnes 1969: 464). Pemeriksaan saluran pencernaan teritip secara endoskopi pernah dilakukan oleh Hunt dan Alexander (1991) pada jenis Tetractila squamosa. Menurut Hunt dan Alexander (1991: 8), di dalam saluran pencernaan Tetractila squamosa terdapat 53% partikel, yang terdiri dari Flagelata berukuran 10—20 µm (30%), dan Diatom berukuran 30—40 µm (23%). Proporsi kedua terdapat 18% Crustacea kecil, terutama Copepoda, dan Crustacea berukuran 0,5—1 mm. Sejumlah untaian alga filamen yang berukuran panjang 80—120 µm (12%) dan bahan-bahan partikel kecil (11%), nauplius Cirripedia berukuran panjang 0,1—0,2 mm (4%), dan Foraminifera berukuran 120—125 µm (2%). Penelitian kebiasaan makanan pada teritip di Indonesia masih sedikit dilakukan, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian hinggga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap tentang makanan teritip.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui organisme apa saja yang dimakan oleh teritip Balanus amphitrite yang hidup menempel pada saringan air pendingin pembangkit listrik di Suralaya.
II. METODE PENELITIAN 2.1. Lokasi dan waktu penelitian Pengambilan sampel plankton dan Balanus amphitrite dilakukan di kanal intake PLTU Suralaya-Banten. Identifikasi dan analisis sampel dilakukan di Laboratorium Taksonomi Hewan Departemen Biologi FMIPA-UI Depok. Sampling dilakukan sebanyak empat kali, yaitu pada tanggal 3 Maret, 3 April, 13 Mei dan 23 Juli 2008, pengambilan sampel dilakukan antara jam 13.00-14.00 WIB. Peralatan yang dipergunakan dalam pengambilan sampel di lapangan adalah sekop besi, botol film, semprotan air, plankton-net Kitahara (panjang 180 cm, Ø mulut jaring 30 cm, mesh 110 µ), tabung Nansen [Hydro-Bios], pH meter [HACH Sension1], refraktometer [Atago], termometer batang (alkohol), secchi disk (Ø 30 cm), kamera digital [Panasonic Lumix], GPSMAP [Garmin 76CS], dan alat tulis. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan sampel di laboratorium adalah mikroskop tipe 102 [Nikon SE], counter no.8 - 004 [HOPE], object glass, cover glass, kamar hitung Sedgwick-Rafter [Wards], pipet, gunting, pinset, dan alat tulis. Obyek penelitian adalah sampel plankton dan Balanus amphitrite di perairan SuralayaBanten. Bahan kimia yang digunakan adalah formalin 40%.
2
Agustini et al.
2.2. Pengambilan sampel Balanus amphitrite Pengambilan sampel Balanus amphitrite yang menempel pada rotating screen dilakukan dengan mencacah secara random. Sampel diambil dengan cara mencungkil B. amphitrite sebanyak 10 individu dengan menggunakan sekop besi kecil. Kemudian dibersihkan dengan menyemprotkan akuades, lalu dimasukkan ke dalam botol film yang berisi 18 ml air dan 2 ml formalin 40%. Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dianalisis komposisi pakan dalam saluran pencernaannya. 2.3. Pengambilan sampel plankton Pengambilan sampel plankton dilakukan secara vertikal dan horizontal. Pengambilan secara vertikal dilakukan dengan menggunakan tabung Nansen pada tiga titik kedalaman, yaitu 1 m, 3 m, dan 6 m, masing-masing dengan tiga kali penggulangan. Sampel air yang terdapat di dalam tabung Nansen kemudian disaring dengan menggunakan plankton-net Kitahara. dan dimasukkan ke dalam botol film ditambahkan formalin 40% sebanyak 3 ml. Pengambilan sampel plankton secara horizontal dilakukan dengan menggunakan plankton-net Kitahara, dan sampel yang tersaring kemudian dimasukkan ke dalam botol film dan ditambahkan formalin 40% sebanyak 3 ml, dengan konsentrasi akhir formalin 4%. Semua proses tersebut dilakukan dalam dua kali pengulangan. Setiap botol film yang telah berisi sampel air diberi keterangan berupa nomor unit sampel, kondisi cuaca, lokasi, kedalaman, dan waktu pengambilan sampel. Jumlah total sampel plankton selama empat bulan sebanyak 48 botol sampel. Masing-masing sampel tersebut kemudian dianalisis di laboratorium. 2.4. Pengambilan data parameter perairan Parameter kondisi fisik-kimia perairan yang diukur meliputi salinitas (‰), suhu (0C), derajat keasaman (pH), kecerahan (m), serta kadar N (ppm), P (ppm), dan klorofil (ppm). Salinitas diukur menggunakan refraktometer, suhu diukur menggunakan temometer batang, tingkat kekeruhan perairan ditentukan oleh secchi disc, dan derajat keasaman (pH) menggunakan indikator pH elektrostatik. 2.5. Pemeriksaan plankton pada saluran pencernaan Balanus amphitrite Tubuh B. amphitrite terlebih dahulu dikeluarkan dari cangkangnya, dengan cara melubangi bagian basis menggunakan sonde, kemudian tubuhnya yang lunak diambil menggunakan pinset secara hati-hati agar tidak hancur. Kemudian B. amphitrite dibedah dengan menggunakan silet dan sonde untuk diambil saluran pencernaannya dan diletakkan pada Sedgwick-Rafter. Setelah itu, sampel diberi air dan ditutup dengan cover glass dan diamati di bawah mikroskop monokuler untuk melihat komposisi makanan yang terdapat dalam saluran pencernaan B. amphitrite. 2.6. Pemeriksaan sampel plankton di perairan Pencacahan sampel plankton dilakukan dengan menggunakan mikroskop monokuler. diidentifikasi dihitung dengan memindahkan sampel plankton ke kamar 3
Kebiasaan Makanan Balanus Amphitrite Dan Hubungannya Dengan Kelimpahan Plankton Di Suralaya, Banten
hitung Sedgwick-Rafter dengan pipet 1 ml (Michael 1995: 224--225). Pencacahan dilakukan satu kali untuk masing-masing sampel plankton dengan perbesaran 40X dan 100X. Identifikasi plankton didasarkan pada buku Sachlan (1982), Yamaji (1986), Wickstead (1965), Fujioka (1990), Mizuno (1990), Pechenik (1996), Romimohtarto dan Juwana (2004), dan Romimohtarto dan Juwana (2007). Fitoplankton dan zooplankton yang telah diidentifikasi dan dihitung kemudian dianalisis. 2.7. Analisis data Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menghitung kepadatan plankton, dan indeks elektivitas. Indeks elektivitas digunakan untuk mengetahui pakan yang disukai oleh Balanus amphitrite. Indeks elektivitasyaitu indeks yang menggambarkan proporsi kepadatan relatif suatu komponen pakan tertentu yang terdapat dalam saluran pencernaan B. amphitrite dengan kepadatan relatif komponen pakan tersebut yang tersedia di lingkungannya. Nilai indeks tersebut berkisar antara -1 sampai dengan +1, nilai positif menunjukkan bahwa komponen pakan tersebut disukai oleh B. amphitrite. Indeks Elektivitas dihitung menggunakan rumus dari Ivlev: E=
%Pi - %Li %Pi + %Li
Keterangan: E = indeks Elektivitas %Pi = % jumlah relatif pakan yang berasal dari saluran pencernaan %Li = % jumlah relatif pakan yang berasal dari dalam lingkungan perairan (Effendie 1979 ; Wargasasmita & Wardhana 1996). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Fitoplankton Fitoplankton yang diperoleh di kanal intake PLTU Suralaya pada bulan Maret, April, Mei, dan Juli 2008 memiliki kelompok kelas yang relatif sama. Perolehan fitoplankton selama empat bulan tersebut terdiri dari 4 Kelas, yaitu Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae, dan Dinophyceae. Bacillariophyceae (diatom) merupakan kelompok fitoplankton yang sering dijumpai selama pencacahan sampel. Diatom merupakan kelompok fitoplankton dengan jumlah terbesar di perairan laut dan berperan penting sebagai produsen primer di perairan laut (Romimohtarto & Juwana 2007: 39). Pertumbuhan diatom yang dominan tersebut dipengaruhi oleh parameter lingkungan. Salah satu parameter yang berperan adalah suhu perairan. Suhu optimal untuk pertumbuhan diatom adalah sekitar 20--300C (Effendi 2003: 57). Suhu rata-rata di perairan Suralaya adalah 290C (Tabel 1). Hasil tersebut menunjukkan bahwa fitoplankton terutama diatom masih dapat tumbuh secara optimal pada perairan Suralaya. Kepadatan total fitoplankton di kanal intake PLTU Suralaya selama empat bulan pada penarikan horizontal di permukaan air (0 m) dan penarikan vertikal di kedalaman 1m,
4
Agustini et al.
3m, dan 6m dapat dilihat pada. Fluktuasi kepadatan fitoplankton di kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m selama empat bulan dapat dilihat pada diagram (Gambar 1). Kepadatan fitoplankton pada bulan Maret tertinggi di kedalaman 6 m (488.807 plankter/m3), kepadatan fitoplankton pada bulan April tertinggi di kedalaman 1 m (2.549.401 plankter/m3), kepadatan fitoplankton pada bulan Mei tertinggi di kedalaman 6 m (717.856 plankter/m3), dan kepadatan fitoplankton pada bulan Juli tertinggi di kedalaman 6 m (401.903 plankter/m3). Tabel 1. Hasil pengukuran parameter perairan di kanal intake PLTU Suralaya, Banten Tanggal dan waktu 3 Maret 2008 15.30 WIB 3 April 2008 14.30 WIB 13 Mei 2008 14.30 WIB 23 Juli 2008 12.05 WIB
Cuaca
Cerah
d (m) 1 3
Cerah
6 1 3
Cerah
6 1 3
Cerah
6 1 3
t ( C)
Tr (m)
29
2,8
0
29
30
29
pH
S Klorofil N P Konduktivitas ( /00) (ppm) (mg/l) (mg/l) (umhos) 7,84 4 <0,1 47500 30 7,85 5 <0,1 47800 0
3
7,86 7,87 7,88
3,5
7,89 7,69 7,69
2,5
7,69 7,72 7,74
6 Keterangan: d = Kedalaman perairan (m) 0
t = Suhu perairan ( C)
27
2,14
5 4 5
<0,1 <0,1 <0,1
47800 47500 47800
27
0,53 4,28 1,60
5 1,4 1,64
<0,1 <0,1 <0,1
47800 47300 47300
30
0,53 0,428 0,428
1,66 1,65 1,7
<0,1 <0,1 <0,1
47500 47350 47600
0,428
1,8
<0,1
47600
7,72
Tr = Transparansi (m) 0
S = Salinitas ( /00)
N = kadar Nitrogen (mg/l) P = kadar Pospat (mg/l)
3
Jumlah (plankter/m )
3000000 2500000 2000000
0m 1m 3m 6m
1500000 1000000 500000 0 Maret
Apr
Mei
Juli
Bulan
Gambar 1. Fluktuasi kepadatan fitoplankton bulan Maret, April, Mei, dan Juli 2008 di kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m. 5
Kebiasaan Makanan Balanus Amphitrite Dan Hubungannya Dengan Kelimpahan Plankton Di Suralaya, Banten
3.2. Zooplankton Zooplankton yang diperoleh selama empat bulan sebanyak 12 kelas, yang terdiri dari 7 kelas holoplankton dan 5 kelas meroplankton. Zooplankton yang termasuk ke dalam holoplankton antara lain Ciliata, Rhizopoda, Copepoda, Ostracoda, Bdelloidea (Rotifera), Sagittoideae, dan Urochordata. Zooplankton yang termasuk ke dalam meroplankton antara lain larva Mollusca (Gastropoda dan Pelecypoda), larva Polychaeta, Malacostraca (nauplius, zoea, protozoea Decapoda), larva Cirripedia (nauplius dan cyprid), dan larva Ophiopluteus. Fluktuasi kepadatan zooplankton pada kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m dapat dilihat pada diagram (Gambar 2). Kepadatan zooplankton pada bulan Maret tertinggi di kedalaman 3 m (33.812 plankter/m3), kepadatan zooplankton pada bulan April tertinggi di kedalaman 1 m (582.740 plankter/m3), kepadatan zooplankton pada bulan Mei tertinggi di kedalaman 1 m (178.570 plankter/m3), dan kepadatan zooplankton pada bulan Juli tertinggi di kedalaman 6 m (137.378 plankter/m3). 3
Jumlah (plankter/m )
700000 600000 500000
0m 1m 3m 6m
400000 300000 200000 100000 0 Maret
Apr
Mei
Juli
Bulan
Gambar 2. Fluktuasi kepadatan zooplankton bulan Maret, April, Mei, dan Juli 2008 di kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m. Copepoda merupakan kelompok zooplankton yang sering ditemukan dan memiliki kepadatan lebih besar daripada kelompok zooplankton yang lain, serta merupakan zooplankton utama yang mendominasi perairan laut. Adanya variasi morfologi yang tinggi diantara jenis Copepoda dan melimpahnya jumlah fitoplankton sebagai sumber makanan menyebabkan Copepoda mampu mendominasi perairan, terutama perairan laut (Nybakken 2001: 41--43 ; Romimohtarto & Juwana 2004: 48). 3.3. Kebiasaan makanan Balanus amphitrite Komposisi pakan dalam saluran pencernaan Balanus amphitrite berdasarkan kepadatan relatifnya (Kr>10%) selama empat bulan dapat dilihat pada diagram (Gambar 3). Komposisi pakan B. amphitrite pada bulan Maret terdiri dari fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae (17 marga), Cyanophyceae (1 marga), Chlorophyceae (2 marga),
6
Agustini et al.
Euglenophyceae (1 marga), dan zooplankton dari kelompok Ciliata (2 marga), Rhizopoda (4 marga), Rotifera (1 marga), fragmen Copepoda, nauplius Copepoda, nauplius Cirripedia, nauplius Decapoda, telur Decapoda, Nematoda, veliger Gastropoda, veliger Pelecypoda, dan telur ikan. Indeks Elektivitas Balanus amphitrite selama empat bulan dapat dilihat pada diagram (Gambar 4). Berdasarkan nilai indeks Elektivitas bulan Maret, menunjukkan bahwa komponen pakan yang berasal dari perairan di kedalaman 0 m (E-Lo), yang disukai oleh B. amphitrite adalah Coscinodiscus (+0,15), Hemiaulus (+0,34), marga dari Euglenophyceae Kr (%) 70 60 Bacillariophyceae
50
Euglenophyceae
40
Rotifera
30
Copepoda
20
Malacostraca
10 0 Maret
April
Mei
Juli Kr= Kepadatan relatif (>10%)
Bulan
Gambar 3. Diagram komposisi pakan dalam saluran pencernaan Balanus amphitrite (Kr>10%) pada bulan Maret, April, Mei, dan Juli 2008. 4 3.5 3 2.5 E
2 1.5 1 0.5 0 Maret
Mei
April Bulan
Juli
veliger Pelecypoda veliger Gastropoda nauplius Decapoda nauplius Cirripedia nauplius Copepoda Copepoda Globorotalia Globigerina Favella Euglenophyceae Thalassiothrix Thalassionema Thalassiossira Pleurosigma Navicula Hemiaulus Coscinodiscus Asterionella
E = Indeks Elektivitas
Gambar 4. Diagram indeks Elektivitas Balanus amphitrite pada bulan Maret, April, Mei, dan Juli 2008.
7
Kebiasaan Makanan Balanus Amphitrite Dan Hubungannya Dengan Kelimpahan Plankton Di Suralaya, Banten
(+0,53), fragmen Copepoda (+0,88), dan fragmen nauplius Cirripedia (+0,39). Pakan yang berasal dari perairan di kedalaman 1 m (E-L1), yang disukai adalah fragmen Copepoda (+0,72). Pakan yang berasal dari perairan di kedalaman 3 m (E-L3), yang disukai adalah Coscinodiscus (+0,06), Hemiaulus (+0,08), Thalassionema (+0,45), Globigerina (+0.08), fragmen Copepoda (+0,87), dan fragmen nauplius Cirripedia (+0,16). Pakan yang berasal dari perairan kedalaman 6 m (E-L6), yang disukai adalah Thalassiothrix (+0,49), Globigerina (+0.18), fragmen Copepoda (+0,84). Nilai positif menunjukkan bahwa komponen pakan tersebut disukai oleh B. amphitrite. Secara keseluruhan, pakan yang berasal dari kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m pada bulan Maret, yang disukai oleh B. amphitrite adalah fragmen Copepoda. Hasil pemeriksaan saluran pencernaan Balanus amphitrite pada bulan April terdiri dari fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae (25 marga), Cyanophyceae (1 marga), Chlorophyceae (2 marga), Euglenophyceae (1 marga), Dinophyceae, dan zooplankton yang terdiri atas Rhizopoda (1 marga), Rotifera (1 marga), fragmen Copepoda, nauplius Copepoda, nauplius dan cyprid Cirripedia, Malacostraca (telur dan nauplius Decapoda), Ostracoda (1 marga), veliger Gastropoda, veliger Pelecypoda, dan telur ikan. Berdasarkan nilai indeks Elektivitas bulan April, menunjukkan bahwa komponen pakan yang berasal dari perairan di kedalaman 0 m (E-Lo), yang disukai oleh Balanus amphitrite adalah Thalassiothrix (+0,26) dan fragmen Copepoda (+0,65). Pakan yang berasal dari kedalaman 1 m (E-L1) yang disukai adalah Coscinodiscus (+0,11), Pleurosigma (+0,33), Thalassionema (+0,80), Thalassiothrix (+0,15), fragmen Copepoda (+0,63), nauplius Cirripedia (+0,04), veliger Gastropoda (+0,30), dan veliger Pelecypoda (+0,17). Pakan yang berasal dari kedalaman 3 m (E-L3) yang disukai adalah Thalassionema (+0,89), Thalassiothrix (+0,57), dan fragmen Copepoda (+0,89. Pakan yang berasal dari kedalaman 6 m (E-L6) yang disukai adalah Coscinodiscus (+0,36), Thalassiothrix (+0,32), dan fragmen Copepoda (+0,96). Secara keseluruhan, pakan yang berasal dari kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m pada bulan April, yang disukai oleh B. amphitrite adalah fragmen Copepoda dan Thalassiothrix. Hasil pemeriksaan saluran pencernaan pada bulan Mei terdiri dari fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae (21 marga), Cyanophyceae (1 marga), Chlorophyceae (1 marga), Euglenophyceae (1 marga), Dinophyceae (3 marga), dan zooplankton dari kelompok Ciliata (3 marga), Rhizopoda (6 marga), Rotifera (1 marga), fragmen Copepoda, nauplius Copepoda, Cirripedia (nauplius dan cyprid), Malacostraca (telur dan nauplius Decapoda), Nematoda, veliger Gastropoda, veliger Pelecypoda, dan larva. Berdasarkan nilai indeks Elektivitas bulan Mei, menunjukkan bahwa komponen pakan yang berasal dari perairan di kedalaman 0 m (E-Lo), yang disukai oleh Balanus amphitrite adalah Coscinodiscus (+0,44), Stephanopyxis (+0,41), Thalassionema (+0,33), Thalassiossira (+0,38), Thalassiothrix (+0,54), Dinophysis (+0,35), Favella (+0,12), Globigerina (+0,13), Globorotalia (+0, 60), fragmen Copepoda (+0,53), fragmen nauplius Cirripedia (+0,90), veliger Gastropoda (+0,26), dan veliger Pelecypoda (+0,78). Pakan yang berasal dari kedalaman 1 m (E-L1) yang disukai adalah Coscinodiscus (+0,16) dan fragmen Copepoda (+0,74). Pakan yang berasal dari kedalaman 3 m (E-L3) yang disukai adalah Thalassionema (+0,89), Thalassiothrix (+0,57), dan fragmen Copepoda (+0,89). Pakan yang berasal dari kedalaman 6 m (EL6) yang disukai adalah Coscinodiscus (+0,43), Thalassiothrix (+0,20), fragmen Copepoda (+0,82), veliger Gastropoda (+0,15), dan veliger Pelecypoda (+0,62). Secara
8
Agustini et al.
keseluruhan, pakan yang berasal dari perairan di kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m pada bulan Mei, yang disukai oleh B. amphitrite adalah fragmen Copepoda dan Coscinodiscus. Hasil pemeriksaan saluran pencernaan pada bulan Juli terdiri dari fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae (20 marga), Cyanophyceae (1 marga), Chlorophyceae (3 marga), Euglenophyceae (1 marga), Dinophyceae (2 marga), dan zooplankton dari kelompok Rhizopoda (1 marga), Rotifera (1 marga), fragmen Copepoda, nauplius Copepoda, Cirripedia (nauplius dan cyprid), Malacostraca (telur dan nauplius Decapoda), veliger Gastropoda, veliger Pelecypoda, dan telur ikan. Berdasarkan nilai indeks Elektivitas bulan Juli, menunjukkan bahwa komponen pakan yang berasal dari perairan di kedalaman 0 m (E-Lo) yang disukai oleh B. amphitrite adalah Thalassionema (+0,26), Thalassiossira (+0,90), Euglenophyceae (+0,84), fragmen Copepoda (+0,33), veliger Gastropoda (+0,35), dan veliger Pelecypoda (+0,83). Pakan yang berasal dari kedalaman 1 m (E-L1) yang disukai adalah Euglenophyceae (+0,71) dan fragmen Copepoda (+0,75). Pakan yang berasal dari kedalaman 3 m (E-L3) yang disukai adalah fragmen Copepoda (+0,68). Pakan yang berasal dari kedalaman 6 m (E-L6) yang disukai adalah Euglenophyceae (+0,58) dan fragmen Copepoda (+0,86). Secara keseluruhan, pakan yang berasal dari lingkungan perairan di kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m pada bulan Juli, yang disukai oleh B. amphitrite adalah fragmen Copepoda. Berdasarkan diagram komposisi pakan Balanus amphitrite (Kr>10%) selama empat bulan terlihat bahwa sebagian besar pakan B. amphitrite adalah fragmen Copepoda, dengan nilai (Kr=30,49%) pada bulan Maret, (Kr= 53,99%) pada bulan April, (Kr= 60,32%) pada bulan Mei, dan (Kr= 53,82%) pada bulan Juli. Berdasarkan indeks Elektivitas dan komposisi pakan dalam saluran pencernaan Balanus amphitrite selama empat bulan, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa secara keseluruhan pakan yang paling disukai oleh Balanus amphitrite adalah Copepoda. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa B. amphitrite sebagai organisme filter feeder cenderung memilih jenis plankton tertentu sebagai pakannya (Effendie 1979: 10 ; Effendie 1997: 74). Organisme filter feeder umumnya menyaring air dengan kecepatan yang sama tidak peduli pada banyaknya makanan dalam air, meskipun ada bukti bahwa sementara hewan memilih jenis makanan tertentu (Romimohtarto & Juwana 2004: 148). Menurut Barnes (1969: 464), Balanus amphitrite memakan plankton dengan ukuran yang bervariasi, seperti Copepoda dan mikroplankton berukuran 20-200 µm. IV. KESIMPULAN Fitoplankton yang diperoleh di kanal intake PLTU Suralaya di kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m terdiri dari 4 kelas, dengan kisaran kepadatan total fitoplankton 6.027-2.549.401 plankter/m3. Zooplankton yang diperoleh di kanal intake PLTU Suralaya di kedalaman 0 m, 1 m, 3 m, dan 6 m terdiri dari 12 kelas, dengan kisaran kepadatan total zooplankton 1.529--582.740 plankter/m3. Berdasarkan nilai indeks Elektivitas terlihat bahwa Balanus amphitrite lebih memilih Copepoda sebagai pakannya daripada jenis plankton lain, walaupun demikian kelimpahan Copepoda tersebut belum dapat mengidentifikasikan meningkatnya jumlah populasi larva teritip.
9
Kebiasaan Makanan Balanus Amphitrite Dan Hubungannya Dengan Kelimpahan Plankton Di Suralaya, Banten
DAFTAR PUSTAKA Barnes, R.D. 1969. Invertebrate zoology. 2nd ed. W.B. Saunders Company, Philadelphia: x + 743 hlm. Effendi. 2003. Telaah uji kualitas air: Bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta: 258 hlm. Effendie, M. I. 1979. Metoda biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor: vii + 112 hlm. Effendie, M. I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Bogor: xii + 161 hlm. Fujioka, S. 1990. Illustration of the plankton of Kuroshio-water: Plankton in Amami Oshima Island coastal waters. Osaka: vi + 171 hlm. Hunt, M.J & C.G. Alexander. 1991. Feeding mechanisms in the barnacle Tetraclita squamosa (Bruguière). Journal of Experimental Marine Biology and Ecology 154: 1--28. Kerry, B.M. & A. R. Palmer. 2003. Feeding in flow extremes: dependence of cirrus form on wave-exposure in four barnacle species. Zoology 106: 127--141. Michael. 1995. Metode ekologi untuk penyelidikan lapangan dan laboratorium. Terj.dari Ecological methods and laboratory investigation. Oleh Y.R. Koestoer & S. Suharto. Universitas Indonesia Press, Jakarta: xv + 616 hlm. Mizuno, T. 1990. Illustrations of the fresh-water plankton of Japan. rev. ed. Hoikusha Publ., Co., Ltd., Osaka: viii + 353 hlm. Nontji, A. 1993. Laut nusantara. Ed ke-2. PT Penerbit Djambatan, Jakarta: viii + 367 hlm. Nybakken, J.W. 2001. Marine biology: an ecological approach. 5th ed. Benjamin Cummings, San Francisco: xi + 516 hlm. Pechenik, J.A. 1996. Biology of invertebrate. 3rd ed. McGraw-Hill Companies, Inc., New York: xvii + 554 hlm. Pielou, E.C. 1977. Mathematical ecology. John Willey & Sons, Toronto: x + 385 hlm. Romimohtarto, K. & S. Juwana. 2004. Meroplankton laut: Larva hewan laut yang menjadi plankton. Penerbit Djambatan, Jakarta: ix + 214 hlm. Romimohtarto, K. & S. Juwana. 2007. Biologi laut: Ilmu pengetahuan tentang biota laut. Ed. ke-3. Penerbit Djambatan, Jakarta: xii + 540 hlm. Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Diponogoro, Semarang: ii + 117 hlm. Sumich, J.L. 1999. An introduction to the biology of marine life. 7th ed. McGraw-Hill Companies, Inc., New York: xii + 484 hlm. Wardhana, W. 1986. Analisis kandungan plankton hasil pelayaran LON-LIPI pada awal dan akhir upwelling, tahun 1970 di Laut Banda dan tahun 1972 di Laut Seram. Skripsi S1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Jakarta: xviii + 187 hlm. Wargasasmita, S. & W. Wardhana. 1996. Studi kebiasaan pakan ikan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) sebagai landasan untuk mengetahui kemungkinan dampak introduksi ikan asing terhadap ikan asli. Lembaga Penelitian Universitas Indonesia VII (20): 12--17. Wickstead, J.H. 1965. An introduction to the study of tropical plankton. Hutchington Tropical Monographs, London: 1--160 hlm. Yamaji, I. 1986. Illustrations of the marine plankton of Japan. 3rd ed. Hoikusha Publ., Co., Ltd., Osaka: xx + 537 hlm. 10