Riau Law Journal Vol. 1 No.1, Mei 2017
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU DALAM PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Adi Tiaraputri Email :
[email protected] Ledy Diana Email :
[email protected] Fakultas Hukum, Universitas Riau
Abstrak Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa asas dalam pengelolaan lingkungan hidup berlandaskan kearifan lokal. Masyarakat Melayu yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokalnya yang dapat ditemukan di dalam petatah, petitih, syair, tunjuk ajar, norma. Begitu juga dengan nilai-nilai kearifan lokal terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup akan dapat ditemukan dalam sumber hukumnya.. Penelitian ini berkaitan dengan penerapan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat melayu dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Kuantan Singingi. Kata Kunci : Kearifan Lokal, Lingkungan, Melayu Abstract In Law Number 32 Year 2009, the principle of environmental is based on local wisdom. The Malay community has the values of local wisdom that can be found in the petatah, petitih, lyric, teaching point, norm. The values of local wisdom associated with the protection and management of the environment will be found in the source of the law. This research is related to the implementation of local wisdom values of Malay community about environmental in Kuantan Singingi. Keywords : Local Wisdom, Environment, Malay
A.
Latar Belakang Masalah
sumber
Pengelolaan
pengelolaan
sumber
daya
alam, pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat (social well – being) secara berkelanjutan, terutama pada
masyarakat
lokal
yang
bermukim di wilayah terdapatnya
secara
daya
alam1.
sumber
langsung
Dalam
daya
alam
maupun
tidak
1
Suhana, Pengakuan Keberadaan Kearifan Lokal Lubuk Larangan Indarung, Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Dalam Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup, Jurnal Centre for Ocean Development and Maritime Civilization Studies, 2008, hlm 2.
73
Riau Law Journal Vol. 1 No.1, Mei 2017
langsung
berdampak
terhadap
2
lingkungan hidup . Misalnya ketika dalam pengelolaan sumber daya alam lingkungan
tentu
menghasilkan berdampak
ada
persoalan
yang
lingkungan.
yang
terkait
dengan
4
permasalahan lingkungan .
yang
limbah terhadap
kesemua wilayah di Riau mengalami
Dalam
pengelolaan
lingkungan, peraturan perundangundangan
mengamanatkan
untuk
Dan persoalan lingkungan ini dari
memperhatikan nilai-nilai kearifan
hari ke hari makin komplek.
lokal5
yang
terkandung
di
di
masyarakat6. Indonesia merupakan
persoalan
negara yang kaya akan nilai-nilai
semakin
kearifan lokal yang berkaitan dengan
komplek terkait dengan pengelolaan
lingkungan hidup. Akan tetapi, nilai-
sumber daya alam yaitu Provinsi
nilai kearifan lokal yang ada dalam
Salah Indonesia
satu
wilayah
yang
lingkungannya
yang
3
Riau . Riau yang terdiri dari 10 Kota
masyarakat terancam terdegradasi.
dan Kabupaten (Kuantan Singingi,
Hal ini diakibatkan oleh norma dan
Indragiri
Hilir,
etika terhadap lingkungan hidup
Pelalawan, Siak, Kampar, Rokan
yang diwariskan dari nenek moyang
Hulu,
terancam
Hulu,
Bengkalis,
Indragiri
Rokan
Hilir,
oleh
gaya
hidup
Kepulauan Meranti, Kota Pekanbaru,
materalishedonis yang konsumtif dan
Kota Dumai) dimana hampir di
mengejar kesenangan sesaat semata. Fenomena ini sangat terlihat di
2
Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (selanjutnya disebut dengan UUPPLH), lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. 3
Riau dikenal dengan hasil buminya dan pada tahun 2015 berhadapan dengan maslah lingkungan terkai dengan pengelolaan sumber daya alamnya, salah satunya kabut asap. Dikutip dari www.limbahb3.com, yang diakses pada tanggal 1 juli 2016 pukul 13.00 WIB.
dalam masyarakat, dengan adanya para profesional yang berorientasi bisnis dan kurang peduli lingkungan. Pada masa sekarang ini, kebudayaan asing 4
akan
semakin
gencar
Ibid.
5
Dalam Pasal 1 angka 30 UUPPLH, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. 6
Dalam Pasal 2 huruf l UUPPLH.
74
Riau Law Journal Vol. 1 No.1, Mei 2017
mempengaruhi
budaya
lokal
ada di bumi melayu adalah lubuk
Indonesia . Pada dasarnya
budaya
larangan indarung di Kabupaten
7
asli Indonesia, terbukti memiliki
Kuantan
Singingi9.
Untuk
falsafah yang pro lingkungan hidup,
menghindari
punahnya
nilai-nilai
seperti terkenal dengan falsafah, adat
kearifan lokal masyarakat melayu
hidup memegang adat, tahu menjaga
yang terdapat dalam petatah petitih,
laut dan selat, tahu menjaga tanah
syair, tunjuk ajar ,norma, prilaku dan
adat, tahu men jaga semut dan ulat,
sikap dalam menjaga lingkungan,
tahu
maka
menjaga
(Melayu);
togok
dan
Hamemayu
belat
diangkatlah
pokok
Hayuning
permasalahan dalam tulisan ini yaitu
Bawana (Jawa); Tri Hita Karana
bagaimana penerapan kearifan lokal
(Bali); dan Alam Terkembang Jadi
masyarakat
Guru
pengelolaan
(Minang).
Kemudian
ada
melayu dan
jugakearifan lokal tradisi seperti Sasi
lingkungan
di Maluku, Awig-Awig di Nusa
Kuantan Singingi?
Tenggara, Bersih Desa di Jawa,
B.
Hasil
hidup
dalam
perlindungan di
Kabupaten
Penelitian
Nyabuk Gunung di Sunda yang
Pembahasan
menambah
Bila mengacu pada
kekayaan
Indonesia
yang
pro
budaya lingkungan
8
hidup .
dan
pada
pengertian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Masyarakat
di
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
masyarakat
kearifan lokal yang dimaksud adalah
melayu juga mempunyai nilai-nilai
nilai-nilai yang berlaku hanya di
kearifan lokal dalam pengelolaan
dalam masyarakat hukum adat atau
lingkungan
Provinsi
nilai-nilai dengan
Riau
yang
yaitu
ada
hidup.
Salah
contoh
lebih bersifat sempit10. Pengertian ini
kearifan
lokal
terkait
sepertinya
perlindungan
kurang
sesuai
untuk
dan
digunakan pada saat ini, dikarenakan
pengelolaan lingkungan hidup yang
nilai-nilai kearifan lokal juga mulai
7
berkembang di kalangan masyarakat
Husni Thamrin, Revitalisasi Kearifan Lokal Melayu dalam Menjaga Harmonisasi Lingkungan Hidup, Jurnal Toleransi : Media Komunikasi Umat Beragama, 2014, hlm 91.
9
Suhana, Op. Cit. Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Riau 2014, Profil Kearifan Lokal, hlm 9. 10
8
Ibid.
75
Riau Law Journal Vol. 1 No.1, Mei 2017
non hukum adat seperti komunitas
yang
lembaga
melestarikan
swadaya
masyarakat,
telah
masyarakat desa dan sebagainya
lingkungan;
dalam bentuk pengusulan upaya/
2. Melakukan
berjasa
inisiatif lokal pelestarian lingkungan.
pembinaan konservasi
Apabila
lokal
kenaekaragaman
terus
hayati
upaya/
pelestarian
inisiatif
lingkungan
ini
kepada
berkembang dari waktu ke waktu
masyarakat
maka hal ini potensial menjadi
(masyarakat adat/ non
budaya, adat dan kearifan lokal
adat);
masyarakat setempat di kemudian hari11.
Upaya/
inisiatif
pelestarian
lingkungan
masyarakat
non
adat
lokal dari ini
3. Melakukan sosialisasi tata cara invetarisasi pengakuan keberadayaan
mendapatkan dukungan dari pihak
masyarakat
Badan Lingkungan Hidup. Upaya
adat, kearifan lokal
yang dilakukan oleh ihak Badan
dan hak masyarakat
Lingkungan Hidup Provinsi Riau
adat
guna
dengan perlindungan
menumbuhkembangkan
dan
hukum
yang
terkait
menjaga budaya serta kearifan lokal
dan
dalam pelestarian fungsi lingkungan
lingkungan hidup;
hidup yaitu 12:
pengelolaan
4. Melakukan penyusuan
1. Mengusulkan kepada
profil kearifan lokal
Gubernur Riau dan
Riau
Menteri
lingkungan
Lingkungan
Hidup
untuk
sebagai
dibidang hidup
salah
satu
memberikan
bahan
masukkan
penghargaan
dalam
penyusunan
lingkungan kepada
hidup masyarakat
naskah
akademis/
rancangan
pertauran
daerah terkait kearifan 11 12
Ibid, hlm 4. Ibid, hml 4-5
76
Riau Law Journal Vol. 1 No.1, Mei 2017
lokal di masa yang
dengan nilai-nilai kearifan lokal yang
akan datang.
berlaku, tentu nilai-nilai kearifan
Adapun model kearifan lokal
lokalnya
masyarakat melayu Riau yang telah
melayu.
terdata
pada
Badan
Lingkungan
Hidup terbagi dua yaitu13 : 1. Kearifan
Lokal
budaya
Kabupaten
yang
tidak
mempunyai permasalahan dengan
(Kearifan Tradisional/
lingkungan
Dulu)
permasalahan lingkungan hidup yang
Masyarakat
terjadi
2. Upaya/ Inisiatif Lokal (Kearifan
digunakan
dari
Kabupaten Kuantan Singingi bukanlah
Adat;
Indikator
bersumbr
hidup.
di
Cukup
Kabupaten
rumit
Kuantan
Singingi seperti pembalakan kayu
Kini)
secara tidak sah, kebakaran hutan
Masyarakat Non Adat.
dan lahan, penambangan emas tanpa
kearifan
lokal
adalah
yang sistem
izin, alih fungsi lahan hutan lindung pada
daerah
Batabuh14.
Bukit
pengetahuan tentang perlindungan
Permasalahan lingkungan ini juga
lingkungan hidup, sikap dan perilaku
disebabkan masyarakat tidak lagi
yang mendukung perlindungan dan
mengindahkan kaidah-kaidah ajaran
pengelolaan
Melayu
pengetahuan
lingkungan
hidup,
yang
mengajarkan
agar
dan kegiatan nyata
hidup berdampingan dengan alam
terkait perlindungan dan pengelolaan
serta memelihara alam supaya bisa
lingkungan hidup dan pengakuan
dinimkati
terhadap peran masyarakat.
selanjutnya.
Kabupaten Kuantan Singingi yang
masyarakat Melayu terhadap hukum
merupakan
adata Melayu karena dipengaruhi
salah
kabupeten
di
pula
Provinsi Riau yang tentunya juga
oleh
didiami oleh masyarakat Melayu.
kebablasan15.
Huku
adat
yang
berlaku
pada
Kabupaten Kuantan Singingi yaitu
oleh
Ketidakpatuhan
pengaruh
demokrasi
Walaupun lingkungan
generasi
hidup
yang
permasalahan di
Kabupaten
hukum adat melayu. Jika dikaitkan 14
13
Ibid, hlm 13
Hasil wawancara dengan Ketua Lembaga Adat Melayu Kuantan Singingi, Bapak Suryawan Datuk Mudobisai 15 Ibid.
77
Riau Law Journal Vol. 1 No.1, Mei 2017
Kuantan Singingi cukup rumit karena
lokal. Adapun kearifan lokal yang
pada
sampai hari bertahan samapi hari ini
umumnya
permasalahan
lingkungan yang ada berbenturan
di Kabupaten Kuantan
dengan perekonomian yang ada.
yaitu hutan larangan, lubuk larangan
Seperti permasalahan pembalakan
dan hutan lindung17.Berikut model
kayu secara tidak sah, dimana disini
nilai-nilai kearifan lokal Kabupaten
ada oknum yang ingin memperkaya
Kuantan Singingi :
dirinya sehingga berani melakukan
a.
suatu
tindakan
yang
Hutan Adat Teratak Air
belum
Hitam
mendapatkan izi dari pihak yang terkait.
Akan
tetapi
masih
Singingi
Hutan ini sudah ada sejak
ada
zaman Belanda. Luas hutan ini
beberapa kalangan yang peduli akan
sekitar lebih kurang 78, 5 hektar.
kelestarian
Hutan
lingkungan
hidup
di
berada
di
sekitar
Kabupaten Kuantan Singingi. Salah
Seberang
satu upaya yang dilakukan oleh
Sentajo, Kuantan Singingi. Bentuk-
masyarakat Kuantan Singingi untuk
bentuk
melindungi lingkungan hidup di
berkembang antara lain mengawasi
Kabupaten Kuantan Singingi yaitu
dan
penanaman poho n yang dilindungi
menebang
di
Bungin,
pengrusakan kawasn hutan lindung
penegasan pengukuran batas tanah
ditindak sesuai hukum adat. Dampak
ulayat Kenagarian Taluk Kuantan
positif dari kearifan lokal adalah
dengna
terlindungi
hutan
Kota
Pulau
teknologi
yang
akurat
Teratak
kearifan
melarang
Air
Desa
lokal
siapa
pohon.
Hitam,
yang
saja Bagi
berbagai
yang setiap
jenis
flora
sehingga
jelas
kedudukan
tanah
(meranti, kompe, kulim, jelutung,
ulayat
yang
dimiliki
oleh
meso, medang, cempedak hutan,
masyarakat16. Kabupaten
tungau, tampui, dan petai) dan fauna Singingi
juga
(trenggiling, ungko, beruk, kijang),
mempunyai nilai-nilai luhur yang
penyelamatan
sumber
tumbuh di masyarakat yang berkaitan
pencegahan
dengan lingkungan hidup. Nilai-nilai
perambahan hutan18.
illegal
mata
logging
air dan
tersebut dikenal dengan kearifan 17 16
Ibid.
18
Ibid. Ibid hlm 15-16.
78
Riau Law Journal Vol. 1 No.1, Mei 2017
b.
Rimbo Larangan Jake
fauna., lestarinya sumber mata air
Rimbo atau hutan larangan
serta
munculnya
kemitraan/
Jake ini memiliki luas sekitar lebih
pemberdayaan masyarakat tentang
kurang 400 hektar yang dikelola oleh
edukasi lingkungan19.
Lembaga
Adat
c.
Kuantan
Singingi.
Jake,
Kabupaten
Hutan Lindungan Sentajo
Bentuk-bentuk
Perlindungan Hutan Larangan
kearifan lokal masyarakat Jake dalam
Sentaji dilakukan oleh Lembaga
menjaga hutan antara lain :
Adat Sentajo. Hutan larangan ini
1. Dilaranng menebang kecuali
untuk
kayu
kepentingan
memiliki luas lebih kurang 416, 26 hektar
yang berlokaso di Desa
masyarakat/ cucu kemenakan
Sentajo,
dan
Tengah, Kuantan Singingi. Bentuk-
tidak
boleh
dikomersilkan;
Kecamatan
Kuantan
bentuk kearifan lokal antara lain
2. Masyarakat
diperbolehkan
mencegah kegiatan ilegal logging
mengambil
buah-buahan
dan perambahan hutan. Bagi setiap
yang
terdapat
di
hutan
pengrusakan kawasan hutan lindung
larangan tetapi batang kayu
akan dilakukan tindakan hukum adat,
buah-buahan
dilarang
menetapkan kawasan hutan sebagai
dikurangi
kawasan lindung/ konservasi dan
ditebangi/ dahannya;
melakukan
3. Pelanggaran larangan
tersebut
ditetapkan
pengkayaan
tanaman
terhadap
dengan menanam berbagai jenis bibit
di
atas
seperti kemiri, petai, sukun, mahoni,
dengan
dan lainnya. Dampak positif dari
denda
memotong seekor kambing,
kearifan
lokal
tersebut
adalah
lembu atau kerbau;
terwujudnya upaya pelestarian flora
4. Istilah adat yang digunakan
(meranti, kompe, kulim, jelutung,
dalam pelanggaran terhadap
meso, medang, kabau, kedondong
larangan adalah tibo diporiuk
hutan, arang parao, cempedak hutan
tidak
dan
dikempeskan,
tiba
dimato tidak dipicingkan.
pudung
tujuak,
dan
fauna
(trenggiling, ungko, beruk, pelanduk,
Manfaat keberadaan hutan ini adalah terjaga habitat berbagai flora dan
19
Ibid, hlm 17.
79
Riau Law Journal Vol. 1 No.1, Mei 2017
kijang, rusa, burung enggang, murai
ditanam antara lain bambu,
batu). Dampak dari sisi budaya
waru,
adalah
bagi
Pepohonann ini memberikan
masyarakat untuk meningkatkan rasa
keuntungan bagi ikan-ikan
cinta dan kepedulian lingkungan20.
maupun biota yang ada di
a.
lubuk
menjadi
contoh
Lubuk
Larangan
dan
sungkai.
larangan
seperti
Pangkalan Indarung
dedaunan atau ranting yang
Lubuk ini merupakan suatu
sudah jatuh ke sungai dan
upaya konservasi ekosistem sungai
membusuk sehingga menjadi
masyarakat
makanan
dengan
melarang
atau
tempat
penangkapan ikan yang tidak ramah
berlindungnya ikan atau biota
lingkungan.
lainnya.
Penangkapan
ikan
dibolehkan selama sesuai dengan aturan-aturan disepakati.
3. Larangan menangkap induk
adat
yang
telah
ikan kaloso (arwana) ; Ikan
Tujuan
utama
lubuk
kaloso termasuk jenisi kaloso
larangan
adalah
menjaga
merah
dan
berproduksi/
kesinambungan produksi ikan dan
memijah
sekalis
mencegah punahnya jenis-jenis ikan
sehingga
bagi
lokal/langka. Bentuk-bentuk kearifan
yang menemukan induknya
lokal
dilarang untuk ditangkap dan
pada
Lubuk
Larangan
Pangkalan Indarung adalah : 1. Etnoteknologi;
setahun
masyarakat
bila ditangkap akan didenda;
peralatan
4. Ikan-ikan ukuran besar yang
sederhana yang digunakan
boleh ditangkap ; di lubuk
oleh masyarakat tradisional
larangan ini tidak dibenarkan
seperti
menangkap
:
senapan
ikan,
segala
ukuran
tombak, luka/bubu, jaring,
ikan dan ikan yang boleh
jala, pancing bambu, rawai,
ditangkap untuk
sawuak-sawuak,
yaitu ikan besar yaitu dengan
posok,
tanggok bambu, simotiak. 2. Penanaman vegetasi tepian sungai; jenis pohon yang
konsumsi
ukuran sekitar empat jari atau 250 gram/ekor. Dampak
positif
dari
lubuk
larangan yaitu terjaga populasi 20
Ibid, hlm 17-18.
80
Riau Law Journal Vol. 1 No.1, Mei 2017
berbagai jenis ikan seperti jenis
buruk akibat perbuatan generasi
tapah, selais, juaro, toman, gabus,
sebelumnya22.
pantau, barau, belida, kapiek, tilan, motan, baung dan ikan tambakan
dari
kepunahan.
Dampak
C.
ancaman
Kesimpulan Di
Kabupaten
Kuantan
lainnya
Singingi sendiri, masih menerapkan
yaitu tersedianya sumber pangan
nilai-nilai kearifan lokal melayu
21
dan gizi masyarakat sekitar . Dari
uraian
diatas
dapat
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
Nilai-nilai
disimpulkan bahawa pada dasaranya
kearifan lokal yang berkembang
dapat terlihat bahwa masyarakat
yang
Melayu
membantu
mencoba
untuk
tetap
benilai
positif menjaga
dan
dapat
kelstarian
melestarikan nilai-nilai kearifan lokal
lingkungan pada Provinsi Riau perlu
yang ada demi mempertahankan
tetap dipertahankan agar generasi
lingkungan hidup. Dan beberapa
tetap dapat menikmati lingkungan
kalangan masyarakat juga berusaha
hidup seperti yang diaraskan oleh
mengusulan
generasi sekarang.Perlu peran serta
dan
mengupayakan
model –model perlindungan terhadap
masyarakat
lingkungan hidup dan berharap agar
menumbuhkembangkan
upayanya
kearifan lokal di Provinsi Riau yang
berhasil
menciptakan
dalam
kearifan lokal yang dapat diwariskan
bertujuan
untuk
pada generasi selanjutnya. Upaya ini
lingkungan hidup.
nilai-nilai
kelestarian
selaras dengan prinisp antargenerasi dalam
konsep
berkelanjutan.
pembangunan
Dimana
DAFTAR PUSTAKA
menurut
prinsip ini bahwa setiap generasi
Buku
umat manusia di dunia memiliki hak untuk menerima dan menempati bumi, bukan dalam kondisi yang
Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Riau, Profil Kearifan Lokal 2014.
22
21
Ibid, hlm21-23.
Marhaeni Ria Sombo, Hukum Lingkungan & Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia, Kompas Gramedia, 2012, hlm 62.
81
Riau Law Journal Vol. 1 No.1, Mei 2017
Marhaeni Ria Sombo, 2012, Hukum Lingkungan & Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia, Kompas Gramedia, Jakarta. Artikel Jurnal Husni Thamrin, Revitalisasi Kearifan Lokal Melayu dalam Menjaga Harmonisasi Lingkungan Hidup, Jurnal Toleransi : Media Komunikasi Umat Beragama, 2014. Suhana, Pengakuan Keberadaan Kearifan Lokal Lubuk Larangan Indarung, Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Dalam Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup, Jurnal Centre for Ocean Development and Maritime Civilization Studies, 2008. Internet www.limbahb3.com, yang diakses pada tanggal 1 juli 2016 pukul 13.00 WIB.
Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
82