KAUSALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN EKSPOR DI NEGARA ASEAN* Arif Rahman Hakim, Sidayu Ariteja, Inaki Maulida Hakim Reisya Ibtida, Harmini Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN. Dimana menurut Jung dan Marshal ( 1985 ) dalam Aliman ( 2001 ) terdapat empat karakteristik kemungkinan pola hubungan atau hipotesis antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor, yaitu: (1) hipotesis export led growth, (2) hipotesis export reducing growth, (3) hipotesis internally generated export, dan (4) hipotesis growth reducing export. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu produk domestik bruto dan ekspor, berupa data tahunan antara 1985 – 2005. Alat analisis yang digunakan adalah pendekatan kointegrasi dan ECM yang dipadukan dengan Kausalitas Granger dan FPE. Temuan empiris menunjukkan bahwa terdapat enam negara yang mendukung hipotesis export led growth yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei, dan Vietnam. Negara yang mendukung export reducing growth yaitu Laos dan Myanmar. Negara yang mendukung hipotesis internally generated growth hanya Kamboja. Saran yang diberikan dalam penelitian ini antara lain perlu dipikirkan strategi kebijakan ekspor yang berkesinambungan yang sesuai dengan tujuan nasional pembangunan ekonomi masing-masing negara seperti daya saing, antisipasi terhadap produk negara diluar kawasan, dan penerapan konsep AEC yang semakin baik. Kata Kunci: ECM, Kausalitas Granger, FPE, export led growth, export reducing growth, internally generated export, growth reducing export *Penelitian ini didanai oleh HIBAH DIPA UNS TH. 2007
I.
PENDAHULUAN Kajian mengenai peranan ekspor dan pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu topik menarik karena menawarkan hubungan sebab-akibat. Penekanan yang diberikan adalah mampu tidaknya ekspor menciptakan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Upaya perwujudan kesejahteraan masyarakat menurut Todaro ( 1997 ) dapat
dicapai
melalui
kegiatan pembangunan ekonomi
sebagai
proses
multidimensional dengan melibatkan perubahan besar dalam struktur sosial,
1
2
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
sikap-sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga-lembaga nasional, termasuk pula
percepatan
/
akselerasi
pertumbuhan
ekonomi,
pengurangan
dan
pemberantasan kemiskinan absolut. Pembangunan tersebut harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem nasional secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual. Perdebatan atas pandangan hubungan ekspor dan pertumbuhan ekonomi sah saja karena didasari dengan argumen pendukung yang saling menguatkan. Menurut Jung dan Marshal ( 1985 ) dalam Aliman ( 2001 ) mengemukakan empat pandangan bahwa antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang masuk akal dan dapat diterima. Pertama, pandangan bahwa ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Kedua, pandangan bahwa ekspor merupakan penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi. Ketiga, pandangan bahwa ekspor
bukan
merupakan
penggerak
pertumbuhan
ekonomi
melainkan
pertumbuhan ekonomi dalam negri merupakan penggerak ekspor. Keempat, pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan penyebab turunnya ekspor. Dua kelompok pemikiran tersebut sering dikenal dengan nama kelompok optimistis dengan ekspor dan kelompok pesimistis dengan ekspor. Berdasarkan empat pandangan diatas, dalam penelitian ini mencoba untuk menjawab pertanyaan atas pandangan mana yang diterapkan suatu negara terkait kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN. Pertanyaan ini penting karena akan menentukan kebijakan yang diambil suatu negara. Tentu saja kebijakan yang diambil dapat mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat disuatu negara. II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Export Led Growth ( Export Optimism ) Hipotesis ini banyak disepakati oleh para ahli ekonomi pembangunan
karena dianggap masuk akal. Hal yang mendasari hipotesis ini melalui suatu bukti empiris
yang menunjukkan tidak ada satupun negara didunia ini yang tidak
melakukan hubungan perdagangan dengan negara lain. Argumen yang menyertai
(2007)
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
3
hipotesis ( lihat Aliman, 2001 ) ini telah banyak dikemukakan oleh beberapa tokoh, seperti Gerald K Haberler ( 1964 ), Krueger ( 1978 ), penelitian World Bank ( 1987 ), Marc Piazolo ( 1995 ), Mozhgan ( 1999 ), Gills dan Williams ( 2000 ), dan Izani ( 2002 ). Pertama, ekspor dapat menyebabkan penggunaan penuh sumber-sumber domestik sesuai dengan keunggulan komparatif dan terjadinya pembagian kerja sehingga mendorong munculnya skala penghematan. Kedua, ekspor dapat memperluas pasar baik didalam negri maupun diluar negri. Ketiga, ekspor merupakan sarana untuk mengadopsi ide atau pengetahuan baru, teknologi baru, dan keahlian baru serta keahlian lainnya sehingga memungkinkan penggunaan kapasitas lebig besar dan lebih efisien. Keempat, ekspor dapat mendorong mengalirnya modal dari negara maju ke negara berkembang. Kelima, ekspor merupakan salah cara efektif untuk menghilangkan perilaku monopoli karena produsen dituntut bersaing agar lebih efisien dibanding produsen lain diluar negri. Keenam, adanya ekspansi ekspor akan menghasilkan devisa dan karenanya kesempatan untuk mengimpor barang modal dan barang antara semakin besar. 2.2
Export Reducing Growth ( Export Pessimism ) Bagi pendukung aliran ini kegiatan ekspor sebagai mesin bagi pertumbuhan
ekonomi hanya berlaku dalam jangka pendek khususnya pada negara berkembang. Namun dalam jangka panjang, ekspor tidak dapat menjadi resep bagi pembangunan ekonomi karena berbagai alasan. Pertama, ekspor akan menyebabkan perekonomian negara sedang berkembang menjadi rentan terhadap fluktuasi perekonomian dunia. Kedua, adanya proteksi dan produk sintesis yang dibuat oleh negara maju untuk menggantikan bahan alami atau bahan mentah. Ketiga, adanya struktur perekonomian dualistik negara yang sedang berkembang. Tokoh yang menganut paham ini seperti Raul Prebisch ( 1950 ), Hans W Singer ( 1950 ), dan Myrdal ( 1956 ). Para pendukung hipotesis ini berpendapat bahwa faktor yang berasal dari luar negri merupakan faktor utama yang menyebabkan ekspor tidak berhasil sebagai penggerak pembangunan. Hal ini ditandai dengan adanya kecenderungan jangka panjang dibidang perdagangan luar negri yang merugikan perdagangan luar negri sebagai penghasil barang primer. Akibatnya dalam jangka panjang barang industri semakin mahal sehingga negara penghasil barang primer mengalami defisit neraca perdagangan yang berarti akan
(2007)
4
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
mengecilkan porsi tabungan dan investasi serta akhirnya menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi. 2.3
Internally Generated Export ( Growth Optimism ) Perspektif kaum ini mendasarkan pada pemikiran bahwa syarat utama bagi
suatu negara dalam melakukan ekspor adalah menciptakan iklim yang dapat membawa terjadinya proses pertumbuhan ekonomi dalam negri secara berkesinambungan melalui pembentukan dan perluasan pasar dalam negri yang kokoh. Pertumbuhan ekonomi ditempatkan sebagai variabel endogen yang besar kecilnya dikendalikan sementara ekspor merupakan variabel eksogen yang tidak dapat dikendalikan. Maka ekspor ditempatkan sebagai ujung proses pertumbuhan ekonomi bukan pangkal pertumbuhan ekonomi ( Aliman, 2001 ). Terjadinya proses
pertumbuhan
ekonomi
yang
berkesinambungan
menyebabkan
meningkatnya pendapatan nasional, tersedianya lapangan kerja yang luas, meningkatnya kemakmuran masyarakat, dan bertambahnya akumulasi modal dalam negri. Pada saat yang bersamaan, perekonomian dalam negri semakin luas menyebabkan permintaan barang jasa semakin meningkat sehingga mendorong pengusaha melakukan investasi dalam perluasan kapasitas perusahaan melalui spesialisasi melalui diversifikasi produk yang pada akhirnya mendorong skala penghematan, efisiensi dalam proses produksi dan munculnya daya saing di pasar internasional. 2.4
Growth Reducing Export ( Growth Pesimism ) Menurut pemikiran ini kaum ini dalam proses pembangunan banyak aspek
yang terlibat tidak hanya aspek ekonomi saja. Proses pembangunan dianggap sebagai kesatuan aspek ekonomi, sosial, budaya yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga pembangunan menjadi bagian dari perilaku masyarakat dan budaya. Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan nasional disatu sisi yang akhirnya meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat secara riil sehingga daya beli masyarakat meningkat. Namun meningkatnya pendapatan riil dapat menciptakan kebutuhan baru dalam jangka pendek sehingga meningkatkan permintaan konsumen terhadap barang-barang yang secara langsung dapat diekspor dan barang yang tidak dapat diperdagangkan sehingga dalam jangka panjang dapat menyebabkan menurunnya ekspor dan
(2007)
5
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
meningkatnya impor bila beberapa komoditi yang diminta tidak dapat dipenuhi didalam negri. III.
PENELITIAN TERDAHULU Penelitian Far Alei ( 1999 ) terhadap negara Iran dengan alat analisis
pendekatan kointegrasi dan kausalitas granger. Hasil penelitian menunjukkan ekspor memberi dampak positif terhadap GDP yang diperkuat dengan adanya hubungan unilateral antara keduanya. Hal ini berarti dalam perekonomian Iran membuktikan bahwa ekspor terutama minyak dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian penelitian ini mendukung pendapat ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi ( export led growth ). Penelitian Siregar ( 1999 ) terhadap negara Indonesia dengan alat analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan ekspor terhadap pertumbuhan PDB. Hal ini terjadi karena ekspor pada periode penelitian yang dilakukan mengalami penurunan sementara PDB meningkat terus sampai krisis ekonomi mulai melanda dalam negri pada tahun 1997. Maka krisis ekonomi harus dipandang sebagai titik permulaan pembangunan yang baru sehingga diperlukan peningkatan ekspor komoditas yang benar-benar memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Penelitian Aliman ( 2001 ) terhadap negara Indonesia dengan menggunakan alat analisis kausalitas model koreksi kesalahan dan FPE. Hasil penelitian untuk uji kausalitas model koreksi kesalahan menunjukkan adanya pola kausalitas timbal balik antara tingkat ekspor riil dan tingkat pendapatan nasional riil. Akan tetapi pola kausalitas satu arah dari tingkat pendapatan nasional ke tingkat ekspor riil lebih kuat selama periode penelitian ketika alat analisis dipadukan dengna FPE. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung pendapat pertumbuhan ekonomi dalam negri mendukung ekspor ( internally generated export ). Penelitian Ibrahim ( 2002 ) terhadap enam negara di Asia yakni Hongkong, Korea,
Malaysia,
Filipina,
Singapura,
dan
Thailand.
Alat
analisisnya
menggunakan regresi melalui pengembangan model feder. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi kecuali Filipina. Oleh karenanya diperlukan orientasi secara kuat dan moderat untuk mendiversifikasi struktur ekspor dan perbaikan pembuatan produk ekspor
(2007)
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
6
yang disesuaikan dengan karakteristik negara yang bersangkutan. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung pendapat ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi ( export led growth ). IV. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan studi literatur dengan menggunakan data sekunder, jurnal, artikel, makalah, dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun spesifikasi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah ekspor dan pendapatan nasional dalam bentuk riil. Alat analisis yang digunakan yakni, Pertama pendekatan kointegrasi dan mekanisme koreksi kesalahan. Tujuan utama dilakukan uji kointegrasi terhadap variabel-variabel adalah untuk mengkaji apakah residual regresi sudah mencapai stasioner atau belum. Namun secara ekonomi, kointegrasi merupakan statistical expression dari hubungan ekuilibrium jangka panjang. Thomas ( 1993 ) mengatakan bahwa bila terdapat dua variabel yt dan xt , maka kedua variabel tersebut dikatakan memiliki hubungan jangka panjang apabila terdapat error term yang stasioner dihasilkan oleh kombinasi linier dari kedua variabel pada derajat integrasi yang sama. Sebaliknya bila error term tidak stasioner maka dikatakan tidak terdapat kondisi ekuilibrium. Secara notasi kondisi keseimbangan dapat dilukiskan sebagai berikut yt – γ1 – γ2 = 0 sebaliknya kondisi ketidakseimbangan bila yt – γ1 – γ2 tidak sama dengan nol. Menurut Gujarati ( 2003 ) ECM menekankan adanya keseimbangan tetap dalam jangka panjang pada variabel ekonomi yang diamati. Bila dalam jangka pendek terdapat ketidakseimbangan dalam satu periode, maka pada ECM akan mengoreksinya pada periode berikutnya. Mekanisme koreksi kesalahan ini dapat diartikan sebagai penyelaras perilaku ketidakseimbangan untuk kemudian dilakukan koreksi sehingga terjadi kesimbangan. Dengan mekanisme ini pula, masalah regresi semrawut dapat dihindarkan melalui penggunaan variabel tetap dalam model. Dengan demikian, dapat dikatakan ECM tetap konsisten dengan konsep kointegrasi atau sering dikenal dengan Teorema Representasi Granger ( Granger Representation Theorem ). Teorema ini menekankan bahwa bila variabel yang diamati membentuk suatu himpunan yang berkointegrasi, maka hubungan diantara keduanya dapat diekspresikan dengan menggunakan ECM.
(2007)
7
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
Kedua, Kausalitas Granger dipadu dengan FPE. Konsep kausalitas Granger ini dikenal pula sebagai konsep kausalitas sejati ( Aliman, 1998 ). Ide dasar atas konsep kausalitas Granger berangkat dari “ bila kejadian A terjadi
sebelum
kejadian B, kemudian terdapat kemungkinan A menyebabkan B. Namun sangat tidak mungkin bila kejadian B menyebabkan kejadian A atau dengan kata lain kejadian masa lalu dapat mempengaruhi kejadian masa kini, akan tetapi kejadian masa kini tidak dapat mempengaruhi masa lalu ”. Konsep kausalitas Granger ini diistilahkan oleh Francis Diebold dengan kausalitas prediktabilitas atau precedence over causality menurut istilah oleh Edward Leamer, dimana variabel X dikatakan menyebabkan variabel Y, apabila penyertaan nilai-nilai masa lalu X dapat menghasilkan perkiraan yang lebih baik akan Y atau dapat dikatakan variabel X mengandung informasi yang berguna untuk memprediksi Y ( Gujarati, 2003 ). Metode ini dapat diterapkan dengan terlebih dahulu membuat model vector autoregressive ( VAR ) yang dirumuskan sebagai berikut ( Aliman, 1998 ): m
Zt =
i1
i yt -1 + Ut .....................................................................................( 1.3a )
dimana Zt adalah vektor kolom dari observasi pada waktu t pada semua obsevasi dalam model, Ut adalah vektor kolom dari white noise innovation term. Dari persamaan ( 1.3a ) diasumsikan bahwa dalam model hanya ada dua persamaan ( misalnya xt dan yt ), kemudian model tersebut akan mempunyai bivariate autoregressive model, dimana time lag akan maksimum dari M=1, maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut: Yt = 11 ( B ) Yt + 12 ( B ) Xt + Vt ..........................................................( 1.3b ) Xt = 21 ( B ) Xt + 22 ( B ) Yt + Vt ..........................................................( 1.3c ) dimana: m
11 ( B ) =
i1
i B1 ....................................................................................( 1.3d )
dengan B adalah lag operator. Berdasarkan persamaan ( 1.3b ) dan persamaan ( 1.3c ) akan ditentukan arah kausalitas dan FPE yang minimum dengan langkah-langkah sebagai berikut ( Aliman, 1998 dan Aliman 2001 ):
(2007)
8
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
Menentukan time-lag yang optimal untuk Y berdasarkan persamaan ( 1.3b ) dengan hanya mengambil ( B ) y sebagai variabel bebas. Jumlah time-lag yang optimal ditentukan dengan menggunakan kriteria FPE yang minimum dengan melakukan perhitungan coba-coba untuk regresi dari time-lag 1 sampai M dengan rumus: FPEy ( m,0 ) =
T S 1 SSR .........................................................( 1.3f ) x T S 1 T
dimana: S = time-lag dari 1 sampai M
T = jumlah observasi / data
SSR = sum of squared residual
Menentukan time-lag yang optimal untuk Y berdasarkan persamaan ( 1.3b ) dengan hanya mengambil ( B )y sebagai variabel bebas ( yang ikut menentukan nilai y ) dengan mempertahankan time-lag yang optimal untuk y sebagai time-lag setelah ditentukan pada langkah pertama. Penentuan timelag yang optimal untuk X ditentukan dengan menggunakan kriteria FPE yang minimum, dengan rumus: FPEy ( m,n ) =
T m n 1 SSR ................................................( 1.3g ) x T m n 1 T
dimana: n = time-lag optimal untuk X
m = time-lag yang optimal untuk Y
yang telah diperoleh pada langkah pertama
Membandingkan FPEy ( m,0 ) dengan FPE ( m,n ) dengan pedoman sebagai berikut: -
Bila FPEy ( m,0 ) < ( m,n ) maka model yang tepat adalah model tanpa keberadaan variabel X sebagai variabel penjelas Y, yang berarti bahwa X tidak mempengaruhi Y.
-
Bila FPEy ( m,0 ) > FPE ( m,n ) maka X mempengaruhi Y dan model yang tepat untuk memprediksi Y adalah model dengan variabel bebas Y dengan time-lag yang optimal sebanyak m dan variabel bebas X dengan time-lag optimal sebanyak n.
Langkah yang sama dapat pula dilakukan untuk menguji apakah Y mempengaruhi X berdasarkan persamaan ( 1.3c ).
(2007)
9
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
Kemudian dari langkah diatas dapat ditentukan pola kausalitas Granger yang memiliki 4 pola. Untuk itu akan diformulasikan dahulu model kausalitas Granger sebagai berikut ( Gujarati, 2003; Aliman, 1998 ): Yt =
Xt =
m
m
i1
i1
m
m
i1
i1
ai Xt -i + bi Yt -i + ut ...................................................................( 1.3h ) ci Yt -i + di Xt -i + vt ...................................................................( 1.3i )
dimana: Yt
–i
dan Xt
variabel
–i
adalah lag dari jumlah T menunjukkan waktu
ekspor
dan
perumbuhan ut
ekonomi
dan
vt
adalah
diasumsikan
mempunyai sifat white noise
Persamaan ( 1.3h ) menyatakan bahwa nilai variabel PDB riil sekarang dihubungkan dengan nilai masa lalu variabel ekspor riil dan nilai masa lalu variabel PDB riil. Persaman ( 1.3i ) menyatakan bahwa nilai variabel ekspor riil sekarang dihubungkan dengan nilai masa lalu variabel pendapatan nasional riil dan nilai masa lalu variabel ekspor riil. Kemudian dari hasil regesi dapat dibedakan empat kasus atau 4 pola kausalitas dari Granger ( Gujarati, 2003 ):
Undirectional Causality from X to Y, terjadi jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu X pada persamaan ( 1.3h ) adalah signifikan secara statistik atau tidak sama dengan nol dan jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu Y pada persamaan ( 1.3i ) adalah secara statistik tidak signifikan.
Undirectional Causality from Y to X, terjadi jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu Y pada persamaan ( 1.3i ) adalah signifikan secara statistic atau sama dengan nol dan jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu X pada persamaan ( 1.3h ) adalah tidak signifikan secara statistik.
Feedback or Bilateral Causality, terjadi jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu X dan nilai masa lalu Y adalah signifikan secara statistik untuk kedua persamaan diatas.
(2007)
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
10
Independence, terjadi jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu X dan nilai masa lalu Y adalah tidak signifikan secara statistik untuk kedua persamaan diatas.
V.
HASIL ESTIMASI
5.1 Indonesia Tabel 1.1.A Hasil Estimasi ECM Negara Indonesia Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX 0.02631 -0.01462 Konstanta Konstanta (-4.26867) (-0.51821) 0.18835 2.02529 DLX DLY (3.29322) (3.34546) -0.55743 -0.86627 ECT ECT (-4.59468) (-3.08526) R-Sqrd 0.59217 R-Sqrd 0.42037 D-W Stat 2.10215 D-W Stat 1.91088 F-Stat 13.06791 F-Stat 6.52714 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 0.94096 X2 0.804536 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 8.05318 X2 4.30077 Sumber: Data Diolah Tabel 1.1.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Indonesia Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX 1.30244 -1.363621 Konstanta Konstanta (3.07735) (-0.984982) 0.27555 0.516682 LX(-1) LY(-1) (3.13399) (1.065903) 0.53989 0.691801 LY(-1) LX(-1) (3.64320) (2.405416) R-Sqrd 0.99026 R-Sqrd 0.96390 D-W Stat 2.05366 D-W Stat 1.82258 F-Stat 915.24240 F-Stat 240.33580 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi 2 X 1.67923 X2 0.26692 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 8.29308 X2 4.31311 Sumber: Data Diolah Tabel 1.1.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X FPE I FPE II FPE I FPE II 0.001352 0.001464 0.009987 0.010820 Sumber: Data Diolah
(2007)
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
5.2
Malaysia
Tabel 1.2.A Hasil Estimasi ECM Negara Malaysia Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX 0.01344 0.00453 Konstanta Konstanta (2.56657) (0.32614) 0.26937 1.49077 DLX DLY (3.37944) (3.53006) -0.80052 -0.93923 ECT ECT (-3.99965) (-3.26580) R-Sqrd 0.54394 R-Sqrd 0.45911 D-W Stat 1.47115 D-W Stat 1.90565 F-Stat 10.73402 F-Stat 7.63916 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 1.63373 X2 2.33857 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 2.16117 X2 2.44821 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.2.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Malaysia Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX 1.41560 -1.60060 Konstanta Konstanta (2.41649) (-1.16805) 0.35319 0.71379 LX(-1) LY(-1) (2.58444) (1.26137) 0.39175 0.58729 LY(-1) LX(-1) (1.61938) (1.83718) R-Sqrd 0.98400 R-Sqrd 0.97093 D-W Stat 1.43563 D-W Stat 1.79953 F-Stat 553.38950 F-Stat 300.62610 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 2.01256 X2 0.01879 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 5.05441 X2 6.06582 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.2.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X FPE I FPE II FPE I FPE II 0.000598 0.000523 0.003416 0.010561 Sumber: Data Diolah
(2007)
11
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
5.3 Thailand Tabel 1.3.A Hasil Estimasi ECM Negara Thailand Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX 0.04259 0.05293 Konstanta Konstanta (3.07300) (1.01921) 0.13215 1.02493 DLX DLY (1.87771) (1.53157) -0.10226 -0.44851 ECT ECT (-0.76114) (-2.38984) R-Sqrd 0.16446 R-Sqrd 0.34530 D-W Stat 1.65199 D-W Stat 2.45550 F-Stat 1.77153 F-Stat 4.74684 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 5.15521 X2 4.78482 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 9.31143 X2 9.21717 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.3.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Thailand Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX 0.25492 -3.70448 Konstanta Konstanta (0.47146) (-1.98882) -0.04548 0.89193 LX(-1) LY(-1) (-0.80035) (2.31778) 1.01561 0.50488 LY(-1) LX(-1) (9.09170) (2.57938) R-Sqrd 0.98217 R-Sqrd 0.94933 D-W Stat 1.63005 D-W Stat 2.36699 F-Stat 495.73440 F-Stat 168.60090 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 2.92719 X2 1.84759 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 1.53162 X2 3.74135 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.3.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X FPE I FPE II FPE I FPE II 0.001977 0.001681 0.037637 0.027638 Sumber: Data Diolah
(2007)
12
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
5.4 Singapura Tabel 1.4.A Hasil Estimasi ECM Negara Singapura Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX 0.01480 0.02512 Konstanta Konstanta (1.36930) (2.30029) 0.16441 0.16000 DLX DLY (0.76598) (0.62146) 0.34578 -0.80642 ECT ECT (0.90173) (-2.04282) R-Sqrd 0.13307 R-Sqrd 0.26444 D-W Stat 1.30414 D-W Stat 1.33057 F-Stat 3.38149 F-Stat 3.23560 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 5.87096 X2 3.71187 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 5.42904 X2 9.42262 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.4.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Singapura Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX 0.60475 0.27944 Konstanta Konstanta (2.54383) (0.97457) -0.58522 0.88537 LX(-1) LY(-1) (-1.91439) (2.42596) 1.49134 0.09994 LY(-1) LX(-1) (4.92865) (0.27105) R-Sqrd 0.96098 R-Sqrd 0.95063 D-W Stat 1.64733 D-W Stat 1.37373 F-Stat 221.62480 F-Stat 173.30180 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 1.35511 X2 4.19112 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 7.46243 X2 6.08457 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.4.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X FPE I FPE II FPE I FPE II 0.002316 0.002251 0.002797 0.002429 Sumber: Data Diolah
(2007)
13
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
5.5 Filipina Tabel 1.5.A Hasil Estimasi ECM Negara Filipina Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX -0.00227 0.03269 Konstanta Konstanta (-0.24525) (3.45545) 0.37314 0.69991 DLX DLY (2.40470) (2.53643) -0.39911 -0.00821 ECT ECT (-1.86989) (-0.08210) R-Sqrd 0.43266 R-Sqrd 0.32270 D-W Stat 1.25113 D-W Stat 1.26813 F-Stat 6.86341 F-Stat 4.28813 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 2.70977 X2 4.17982 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 8.81108 X2 3.60157 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.5.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Filipina Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX 1.41351 1.23434 Konstanta Konstanta (2.41428) (1.57705) 0.18996 -0.45280 LX(-1) LY(-1) (2.60988) (-1.48619) 0.43193 1.12474 LY(-1) LX(-1) (1.89525) (11.55944) R-Sqrd 0.91903 R-Sqrd 0.98337 D-W Stat 1.09106 D-W Stat 1.08915 F-Stat 102.15620 F-Stat 532.21660 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 3.60564 X2 2.47167 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 7.46238 X2 5.13828 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.5.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X FPE I FPE II FPE I FPE II 0.000138 0.000072 0.001907 0.001555 Sumber: Data Diolah
(2007)
14
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
5.6 Brunei Tabel 1.6.A Hasil Estimasi ECM Negara Brunei Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX 0.00860 0.01828 Konstanta Konstanta (1.51708) (0.82786) -0.02747 -0.28207 DLX DLY (-0.37026) (-0.24583) -0.33603 -0.10454 ECT ECT (-1.46003) (-0.38960) R-Sqrd 0.15652 R-Sqrd 0.03851 D-W Stat 1.42225 D-W Stat 1.86764 F-Stat 1.29893 F-Stat 0.28038 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 2.71059 X2 1.40238 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 8.18493 X2 2.56614 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.6.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Brunei Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX 0.83162 -1.90345 Konstanta Konstanta (1.22728) (-0.63995) 0.14871 0.63335 LX(-1) LY(-1) (3.18399) (0.78713) 0.64657 0.85351 LY(-1) LX(-1) (3.52717) (4.16329) R-Sqrd 0.70238 R-Sqrd 0.61410 D-W Stat 1.83470 D-W Stat 1.92889 F-Stat 16.52001 F-Stat 11.13951 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 0.14759 X2 1.36872 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 5.22165 X2 2.15744 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.6.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X FPE I FPE II FPE I FPE II 0.000647 0.000340 0.007388 0.006096 Sumber: Data Diolah
(2007)
15
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
5.7 Vietnam Tabel 1.7.A Hasil Estimasi ECM Negara Vietnam Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX 0.14078 0.38056 Konstanta Konstanta (2.90660) (3.13772) -0.13455 -0.09024 DLX DLY (-1.63667) (-0.17181) 0.00000 0.00000 ECT ECT (-6.39643) (0.32593) R-Sqrd 0.69454 R-Sqrd 0.00610 D-W Stat 1.91586 D-W Stat 1.44748 F-Stat 20.46417 F-Stat 5.05528 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 1.64714 X2 2.95413 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 4.27155 X2 6.93796 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.7.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Vietnam Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX 4.97083 -2.77612 Konstanta Konstanta (9.88065) (-2.20288) 0.05161 0.74129 LX(-1) LY(-1) (3.23865) (2.93801) 0.06375 0.75994 LY(-1) LX(-1) (0.63293) (19.03608) R-Sqrd 0.65297 R-Sqrd 0.98394 D-W Stat 1.13992 D-W Stat 1.59667 F-Stat 16.93425 F-Stat 551.24580 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 2.41529 X2 1.11825 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 6.33538 X2 6.53719 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.7.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X FPE I FPE II FPE I FPE II 0.000031 0.000039 0.013160 0.004865 Sumber: Data Diolah
(2007)
16
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
5.8 Kamboja Tabel 1.8.A Hasil Estimasi ECM Negara Kamboja Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX 0.02429 0.07833 Konstanta Konstanta (0.71596) (1.78463) 0.45839 0.94202 DLX DLY (3.43652) (3.58584) -0.71533 -0.59977 ECT ECT (-2.84996) (-2.56439) R-Sqrd 0.55452 R-Sqrd 0.52104 D-W Stat 1.39445 D-W Stat 1.93760 F-Stat 8.71330 F-Stat 7.61507 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 1.93678 X2 0.56152 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 2.23336 X2 7.61487 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.8.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Kamboja Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX 1.48062 0.18410 Konstanta Konstanta (3.35503) (0.35300) 0.27269 0.27694 LX(-1) LY(-1) (1.79796) (0.98839) 0.41161 0.65711 LY(-1) LX(-1) (1.73605) (3.66630) R-Sqrd 0.96799 R-Sqrd 0.98134 D-W Stat 0.91979 D-W Stat 2.46829 F-Stat 211.66360 F-Stat 368.09410 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 5.30389 X2 1.97246 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 8.17301 X2 5.96557 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.8.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X FPE I FPE II FPE I FPE II 0.007716 0.007663 0.006843 0.003263 Sumber: Data Diolah
(2007)
17
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
5.9 Laos Tabel 1.9.A Hasil Estimasi ECM Negara Laos Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX 0.03877 -0.04838 Konstanta Konstanta (2.58256) (-1.42078) -0.04823 0.00242 DLX DLY (-0.44785) (0.00628) -0.46831 -0.17940 ECT ECT (-4.04163) (-1.45691) R-Sqrd 0.48318 R-Sqrd 0.21815 D-W Stat 1.67135 D-W Stat 1.78568 F-Stat 8.41401 F-Stat 5.20585 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 5.86178 X2 5.45607 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 7.43394 X2 9.01841 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.9.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Laos Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX 3.53194 2.57647 Konstanta Konstanta (4.21974) (1.32927) -0.10927 -0.29886 LX(-1) LY(-1) (-2.18791) (-1.25526) 0.54611 0.82033 LY(-1) LX(-1) (5.31163) (7.09282) R-Sqrd 0.87087 R-Sqrd 0.89694 D-W Stat 0.73574 D-W Stat 0.87588 F-Stat 60.69941 F-Stat 78.33021 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 5.09212 X2 5.71353 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 9.07064 X2 9.29227 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.9.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X FPE I FPE II FPE I FPE II 0.000112 0.000048 0.019004 0.016003 Sumber: Data Diolah
(2007)
18
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
5.10
Myanmar
Tabel 1.10.A Hasil Estimasi ECM Negara Myanmar Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX 0.02035 -0.04572 Konstanta Konstanta (2.57486) (-1.88480) 0.01962 -0.23090 DLX DLY (0.25262) (-0.31625) 0.00000 0.00000 ECT ECT (-0.32039) (-1.45932) R-Sqrd 0.00938 R-Sqrd 0.10914 D-W Stat 1.07470 D-W Stat 1.97037 F-Stat 0.08525 F-Stat 1.10254 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 5.92500 X2 1.51977 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 4.78088 X2 7.66131 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.10.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Myanmar Variabel Tak Bebas : LY Variabel Tak Bebas : LX 0.44216 1.81596 Konstanta Konstanta (0.91093) (1.25979) -0.05172 -0.17193 LX(-1) LY(-1) (-1.67596) (-0.95700) 0.96773 0.81492 LY(-1) LX(-1) (15.99713) (8.89204) R-Sqrd 0.97440 R-Sqrd 0.92194 D-W Stat 1.21668 D-W Stat 2.06911 F-Stat 342.58430 F-Stat 106.29270 Uji Diagnosis Uji Diagnosis Otokorelasi Otokorelasi X2 2.41333 X2 1.72878 Heterokedastisitas Heterokedastisitas X2 7.48953 X2 4.65498 Sumber: Data Diolah
Tabel 1.10.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2 Nilai FPE untuk Y Nilai FPE untuk X FPE I FPE II FPE I FPE II 0.000939 0.000933 0.008349 0.005461 Sumber: Data Diolah
(2007)
19
20
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
VI. PEMBAHASAN Dari uraian diatas, telah diuraikan alat analisis dan hasil dari penelitian ini, selanjutnya akan dibahas hasil analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini. 1.
Penelitian ini mencoba untuk mengurai pola kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kointegrasi dan mekanisme koreksi kesalahan serta kausalitas Granger yang dipadukan dengan FPE. Hasil studi empiris yang dilakukan diharapkan dapat menjawab teka-teki hubungan kausalitas pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN. Dimana terdapat 4 pola hubungan yakni export led growth, export reducing growth, internally generating export, dan growth reducing export.
2.
Dengan menggunakan pendekatan kointegrasi dan mekanisme koreksi kesalahan maka dapat diketahui pola hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN sebagai berikut:
Tabel 2.1 Pola Hubungan dengan ECM Pola Hubungan Negara UC X to Y UC Y to X F C or B C 1 2 3 4 Indonesia x x v Malaysia x x v Thailand x x x Singapura x x x Filipina x x v Brunei x x x Vietnam x x x Kamboja x x x Laos x x x Myanmar x x x Sumber: Data Diolah
IC 5 x x v v x v v v v v
Keterangan : UC X to Y : Undirectional Causality from X to Y UC Y to X : Undirectional Causality from Y to X
3.
FC or BC: Feedback Causality or Bilateral Causality IC : Independece Causality
Kemudian dengan memadukan alat analisis ECM dengan Kausalitas Granger dan FPE dapat diketahui pola hubungan kausalitas dan hipotesis yang berlaku antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN sebagai berikut:
(2007)
21
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
Tabel 2.2 Hubungan Kausalitas dipadu Kausalitas Granger dan FPE Hubungan Kausalitas Hipotesis Negara UC X to Y UC Y to X F C orB C IC ELD ERD IGE 1 2 3 4 5 6 7 8 Indonesia x x x x x v v Malaysia x x x x x v v Thailand x x x x x x x Singapura x x x x x v v Filipina x x x x x v v Brunei x x v x x v v Vietnam x x x x x v v Kamboja x x x x x v v Laos x x x x x v v Myanmar x x x x x v v Sumber: Data Diolah Keterangan: UC X to Y : Undirectional Causality from X to Y UC Y to X : Undirectional Causality from Y to X ELD : Export Led Growth ERD : Export Reducing Growth
GRE 9 x x x x x x x x x x
FC or BC: Feedback Causality or Bilateral Causality IC : Independece Causality IGE : Internally Generated Export GRE : Growth Reducing Export
VII. PENUTUP Dalam bagian ini akan disajikan beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya. Dari kesimpulan ini penulis berusaha memberikan saran sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan. Sehingga hal tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang bersangkutan. 1.
Berdasarkan hasil studi terlihat bahwa sektor ekspor merupakan salah satu ukuran dalam memandang perekonomian nasional suatu negara dalam menopang pembangunan ekonomi. Potensi kegiatan ekspor dapat terus tumbuh dan ditingkatkan. Karena kegiatan berdagang masih cukup dominan dan menjadi andalan oleh negara tersebut walaupun tingkat efektivitasnya berbeda. Oleh karenanya perlu dipikirkan strategi kebijakan ekspor yang berkesinambungan yang sesuai dengan tujuan nasional pembangunan ekonomi masing-masing negara.
2.
Perlunya pemerintah masing-masing negara untuk meningkatkan daya saing internasional terhadap komoditi yang diperdagangkan untuk mengantisipasi persaingan sesama eksportir produk yang sejenis terutama dari negara yang bukan termasuk dalam kelompok. Disamping itu agar negara yang
(2007)
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
22
bersangkutan tidak menjadi bulan-bulanan bagi eksportir negara yang baik daya saingnya. 3.
Munculnya konsep ASEAN Economy Community ( AEC ) harus menjadi perhatian bagi kelima negara karena diharapkan dapat menjadi pendorong penyatuan negara dikawasan sebagai proses integrasi menyeluruh ke dalam lingkup komunitas ASEAN. Dimana konsep ini membuat kedaulatan masing-masing negara berkurang karena diserahkan pada institusi berwenang yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu perlu ada kemauan politik tiap negara untuk melakukan hal itu.
4.
Perlu adanya upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki fasilitas perdagangan yang masih lemah sebagai jargon Road map komunitas ASEAN dalam arti upaya untuk membagi kesejahteraan di kawasan. Karena fasilitas ini diharapkan dapat memperlancar arus barang dan jasa sehingga dapat mengurangi biaya tinggi serta meningkatkan efisiensi.
VIII. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Modul Ekonometrika bagi Pengajar Bidang Ekonomi di Perguruan Tinggi. Laboratorium Ekonomi Kampus UI Depok, 13 – 16 Desember 2006. Ariff, M and H. Hill. Industrialisasi di ASEAN. Jakarta: LP3ES, 1990. Aliman. Kausalitas Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 16 No 2 2001. ---------. Model Autoregresif Analisis Kausalitas Antara Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Pendapatan Nasional: Studi Kasus Indonesia-Thailand. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 13 No 4 1998. Basri, Faisal. Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XX. Jakarta: Erlangga, 1994. Dumairy. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1997. Far Alei, Mozhgan. The Relationship between Export and Economic Growth, assesing the evidence from Iran ( 1959 – 1999 ). Institute for International Energy Studies. Tehran: Iran, 1999. Gujarati, Damodar. Basic Econometrics Fourth Edition. Mc Graw Hill, 2003. Ibrahim, Izani. On Exports and Economic Growth. Jurnal Pengurusan 21 hal 3 – 18, 2002. Insukindro. Pemilihan Model Ekonomi Empirik Dengan Pendekatan Koreksi Kesalahan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 14 No 1 1999. Krugman, Paul. R and Maurice Obstfield. International Economics Theory and Policy. Terjemahan oleh Faisal H. Basri, PAU-Ekonomi UI dan New York, 1992. Lindert, Peter H. dan Charles P. Kindleberger. Ekonomi Internasional. Jakarta: Erlangga, 1991. Maddala. Econometrics. Mc Graw Hill, 1992.
(2007)
Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)
23
Siregar, Masjidin. Kausalitas Antara Ekspor dan PDB di Indonesia, 1971 – 1997. Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol XLVII Nomor 3, 1999. Thomas, R.L. Introduction Econometrics: Theory and Aplications. Longman Group UK Limited, 1993. Todaro, Michael P. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1997. Salvatore, Dominick. Ekonomi Internasional. Jakarta: Erlangga, 1997. Todaro, Michael P. Pembangunan di Negara Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1994. Widodo, Triyatno Suseno. Indikator Ekonomi: Dasar Perhitungan Perekonomian Indoneisa. Jakarta: Kanisius, 1990.
(2007)