Kata Pengantar
Puji Syukur, selalu kami panjatkan kehadlirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia, sehingga Laporan Akhir Penyusunan Master-Plan Pendidikan Kabupaten Bantul dapat berjalan dengan lancar. Terima kasih kami sampaikan kepada Kepala BAPPEDA Cq. Kepala Bidang Pendidikan, Kebudayaan dan Kesehatan Kabupaten Bantul beserta staf. Demikian juga ucapan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul Cq. Dikmenof dan Dikdas beserta staf, dan semua pihak yang telah memberi masukan-masukan yang sangat berharga untuk kesempurnaan Penyusunan Master-Plan Pendidikan Kabupaten Bantul ini.
Yogyakarta, 2013 Hormat Kami,
Tim Penyusun
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
i
Daftar isi
BAB I.PENDAHULUAN
hal -1
A.Latar Belakang
hal -1
B.Kondisi Umum Kabupaten Bantul
hal -4
C.Visi Misi Tujuan Jangka Panjang
hal -8
D.Pengertian MasterPlan Pendidikan
hal -11
E.Hasil Yang Diharapkan
hal -12
F. Sistematika MasterPlan
hal -12
G.Rencana Kerja
hal -15
BAB II.LANDASAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
hal -17
A.Landasan Hukum
hal -17
B.Landasan Filisofi
hal -17
C.Landasan Ilmiah
hal -21
BAB III.TUNTUTAN MASA DEPAN
hal -23
A.Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
hal -23
B.Tuntutan Masa Depan Masyarakat Bantul
hal -41
BAB IV.KONDISI NYATA
hal -48
A.Pemerataan dan Perluasan Akses
hal -48
B.Mutu Relevansi dan Daya Saing
hal -81
C.Manajemen Internal, Tata Kelola, Akuntansi Publik
hal -88
D.Pemasalahan Pendidikan
hal -94
E.Tantangan Pendidikan
hal -96
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
v
BAB V.VISI MISI DAN TUJUAN PEMBANGUNAN
hal -98
A.Visi Misi
hal -98
B.Tujuan
hal -99
BAB VI.ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, STRATEGI
hal -102
A.Arah Kebijakan Pembangunan
hal -102
B.Tahapan Pembangunan Pendidikan
hal -102
C.Sasaran dan Indikator Kunci
hal -104
D.Strategi Pencapaian Sasaran
hal -106
BAB VII.STRATEGI IMPLEMENTASI
hal -123
A.Sosialisasi Masterplan
hal -123
B.Ketersediaan Sumber Daya Manusia
hal -124
C.Komitmen
hal -125
BAB VIII.STRATEGI PENDANAAN Ruang Lingkup (Cakupan) Pembiayaan
BAB IX.RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
hal -127 hal -127
hal -132
A.Pengertian
hal -132
B.Kerangka Kerja Monitoring dan Evaluasi
hal -134
BAB X.TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAN MASYARAKAT A.Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Pendidikan
hal -138 hal -138
B. Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Dalam Pendidikan
hal -140
C.Peran dan Tanggung Jawab Masyarakat
hal -141
D.Partisipasi Masyarakat
hal -144
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
vi
E.Pembudayaan Pendidikan Karakter
hal -151
F.Format Pendidikan Karakter Terintegrasi
hal -152
G.Format Keterlibatan Semua Pihak
hal -154
BAB XI.ARAH KEBIJAKAN DAN REKOMENDASI
hal -157
A.Arah kebijakan dan Strategi
hal -157
B.Tahapan Pembangunan Pendidikan dan Rekomendasi
hal -159
C.Sasaran dan Indikator Kunci
hal -160
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
vii
Daftar Gambar dan Tabel I. Daftar Tabel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Tabel 1. Kepadatan Penduduk Kab. Bantul Per Kecematan 2012. Tabel 2. Penduduk Kabupaten Bantul Berdasar Kelompok Umur 2012. Tabel 3. Laju Pertumbuhan PDRB dan Harga Konstan 2010/20112011/2012. Tabel 4.Mega Trend John Naisbitt (1985). Tabel 5. Kondisi PAUD di Kabupaten Bantul 2012. Tabel 6. APK/APM SD/SDLB/MI dan Paket A 2010/2011-2012/2013. Tabel 7. Rasio Guru SD/SDLB/MI Paket A Terhadap Siswa. Tabel 8. Tabel Persentase Guru SD/SDLB/MI dan Paket A Berijazah S1/D4. 2010/2011-2012/2013. Tabel 9. Persentase Guru SD/SDLB/MI dan Paket A Tersertifikasi 2010/2011-2012/2013. Tabel 10. Angka Disparitas SD/SDLB/MI dan Paket A 25 Besar Atas Kab. Bantul 2013. Tabel 11. Angka Disparitas SD/SDLB/MI dan Paket A 25 Besar Bawah Kab. Bantul 2013. Tabel 12. Posisi Nilai UAN SD/SDLB/MI dan Pendidikan Keseteraan Paket A Kab. Bantul di DIY 2010/2011-2012/2013. Tabel 13. Persentase Kelulusan UAN SD/SDLB/MI dan Paket A 2010/2011-2012/2013. Tabel 14. Jumlah Siswa SD/SDLB/MI dan Paket A di bawah 120 siswa TA. 2013. Tabel 15. APK/APM SMP/SMPLB/MTs dan Paket B 2010/20112012/2013. Tabel 16. Rasio Guru Terhadap Siswa SMP/SMPLB/MTs dan Paket B 2010/2011-2012/2013. Tabel 17. Persentase Guru SMP/SMPLB/MTS dan Paket B Berijasah S1/S2 dan D4. Tabel 18. Persentase Guru SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Tersertifikasi 2010/2011-2012/2013. Tabel 19. Angka Disparitas SMP/SMPLB/MTs dan Paket B 10 Atas Kab. Bantul 2013. Tabel 20. Angka Disparitas SMP/SMPLB/MTs dan Paket B 10 Bawah Kab. Bantul 201 3. Tabel 21. Peringkat UAN SMP/SMPLB/MTs dan Paket B DIY 2010/2011-2012/2013. Tabel 22. Persentase kelulusan UAN SMP/SMPLB/MTs dan Paket B 2010/2011-2012/2013. Tabel 23. Optimalisasi Penggunaan Laboratorium SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Kab. Bantul 2010/2011-2012/2013. Tabel 24. APK/APM SMA/SMK/MA/MAK dan Paket C Kab Bantul 2010/2011-2012/2013. Tabel 25. Rasio Guru – Siswa SMA/SMK/MA/MAK dan Paket C 2010/2011-2012/2013.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
iii
26. Tabel 26. Persentase Guru SMA/SMK/MA/MAK dan Paket C berijasah S-2 2010/2011-2012/2013. 27. Tabel 27. Persentase Guru SMA/SMK/MA/MAK dan Paket C bersertifikat 2010/2011-2012/2013. 28. Tabel 28. Persentase Kelulusan UAN SMA/SMK/MA/MAK dan Paket C Kab Bantul 2010/2011-2012/2013. 29. Tabel 29. Peringkat Kelulusan UAN SMA/SMK/MA/MAKdan Paket C di DIY 2010/2011-2012/2013. 30. Tabel 30. Optimalisasi Penggunaan Lab. SMA/SMK/MA dan MAK serta Paket C. 31. Tabel 31. Angka Disparitas 5 SMA N Atas Kab. Bantul 2013. 32. Tabel 32. Angka Disparitas 5 SMAN bawah Kab. Bantul 2013. 33. Tabel 33. Angka Disparitas 5 SMA Swasta Atas Kab. Bantul 2013. 34. Tabel 34. Angka Disparitas 5 SMA Swasta Bawah Kab. Bantul 2013. 35. Tabel 35. Angka Disparitas 5 SMKN Atas Kab. Bantul 2013. 36. Tabel 36. Angka Disparitas 5 SMKN Bawah Kab. Bantl 2013. 37. Tabel 37. Angka Disparitas 5 SMKSwasta Atas Kab. Bantul 2013. 38. Tabel 38. Angka disparitas 5 SMK Swasta Bawah Kab. Bantul 2013. 39. Tabel 39. Lembaga PNF dan Jumlah Warga Belajar Kab. Bantul 2010/2011-2012/2013. 40. Tabel 40. Jumlah Warga Belajar Program Kesetaraan Pendidikan Non Formal Th 2010/2011 – 2011/2012- 2012/2013 41. Tabel 41 Hasil Ujian Kesetaraan Paket A-B-C Th 2011/2012-2012/2013. 42. Tabel 42 Angka kelulusan SD/SDLB/MTs dan Paket A, SMP/SMPLB/MTS dan Paket B, SMA/SMK/MA/MAK dan Paket C 2010/2011-2012/2013. 43. Tabel 43. Angka Penurunan Mengulang Sekolah SD/SDLB/MTs dan Paket A, SMP/SMPLB/MTS dan Paket B, SMA/SMK/MA/MAK dan Paket C 2010/2011-2012/2013. 44. Tabel 44 Angka Putus Sekolah SD/SDLB/MTs dan Paket A, SMP/SMPLB/MTS dan Paket B, SMA/SMK/MA/MAK dan Paket C 2010/2011-2012/2013. 45. Tabel 45. APK/APM Pendidikan di DIY 2012. 46. Tabel 46. APK/APM Pendidikan Tinggi di Kab. Bantul 2013. 47. Tabel 47. Persentase Dosen Berkualifikasi S2 dan S3.2012/2013 48. Tabel 48. Pesentase Dosen Tersertifikasi.2012/2013 49. Tabel 49. Persentase Prodi Terakriditasi 2012/2013 50. Tabel 50. Mahasiswa Asal Daerah Kab Bantul di PT di Kab., Bantul berasal dari Bantul 2012/2013. 51. Tabel 51. Pembagian Tanggung Jawab Pendanaan Pendidikan Dasar/Menengah dan Tinggi Pemerintah. 52. Tabel 52. Pembagian Tanggung Jawab Pendanaan Pendidikan Dasar/Menengahdan Tinggi oleh Penyelanggara atau Satuan Pendidikan Yang didirikan Masyarakat di Kab Bantul. 53. Tabel 53. Besaran Sumber Pembiayaan Pendidikan Pra-Sekolah, Pendidikan Dasar 2010/2011. 54. Tabel 54. Besaran Sumber Pembiayaan Pendidikan Menengah 2010/2011. 55. Tabel 55. Besaran Sumber pembiayaan Pendidikan Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar 2011/2012.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
iv
56. Tabel 56. Besaran Sumber pembiayaan Pendidikan Menengah 2011/2012. 57. Tabel 57. Besaran Sumber Pembiayaan Pendidikan Pra-Sekolah, Pendidikan Dasar 2012/2013. 58. Tabel 58. Besaran Sumber Pembiayaan Pendidikan Menengah 2012/2013. 59. Tabel 59. Perkembangan Realisasi Pendanaan Pendidikan di Kab. Bantul 2010/2011-2012/2013. 60. Tabel 60. Kondisi Nyata dan Harapan Pendidikan di Kab. Bantul. 61. Tabel 61. Perkembangan Realisasi Pendanaan Pendidikan dan di Kab. Bantul 2010/2011-2012/2013. 62. Tabel 62. Pembagian Tanggung Jawab Pendanaan Satuan Pendidikan Dasar/Menengah dan Tinggi. 63. Tabel 63. Pembagian Tanggung Jawab Pendanaan Satuan Pendidikan Dasar/Menengah dan Tinggi Yang didirikan Masyarakat. 64. Tabel 64. Perkembangan Realisasi Pendanaan Pendidikan dan Proyeksinya di Kab. Bantul sd. 2025. 65. Tabel 65. Jumlah Satuan Pendidikan Yang didirikan Masyarakat. II. Daftar Gambar 1.Gambar 1. Skema Kerja Penyusunan Master Plan Pembangunan Pendidikan Kab. Bantul 2015-2025. 2.Gambar 2. Pentahapan Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005/2025 (UU17.2007). 3.Gambar 3. Kondisi PAUD Kab Bantul 2013. 4.Gambar 4: APK/APM SD/SDLB/MI dan Paket A. 2010/2011-2012/2013. 5.Gambar 5. Proporsi Guru SD/SDLB/MI dan Paket A Berijazah S1 dan D4 dan SLA 2010/2011. 6.Gambar 6. Proporsi Guru SD/SDLB/MI dan Pendidikan Kesetaraan Paket A Berijazah S1 dan D4 dan SLA 2011/2012. 7.Gambar 7. Proporsi Guru SD/SDLB/MI dan Paket A Berijazah S1 dan D4 dan SLA 2012/2013. 8.Gambar 8. Persentase Guru SD/SDLB/MI dan Paket A tersertifikasi,Th 2010/2011-2011/2012-2012/2013. 9.Gambar 9. APK/APM SMP/SMPLB/MTs dan Paket B 2010/20112011/2012-2012/2013. 10. Gambar 10. Persentase Guru SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Berijasah S1/S2/D4,Th 2010-2011-2012. 11. Gambar 11. Persentase Guru SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Tersertifikasi 2010/2011-2011/2012-2012/2013. 12. Gambar 12. APK/APM - SMA/SMK/MA dan Paket C 2010/20112012/2013. 13. Gambar 13. Persentase Guru SMA/SMK/MA dan Pendidikan Paket C Berijasah S2, 2010-2011-2012 14. Gambar 14. Flow Chart Skema Berfikir Strategi Pencapaiaan PAUD Kab. Bantul. 15. Gambar 15. Flow Chart Skema Berfikir Strategi Pencapaiaan Penddikan Dasar Kab. Bantul. 16. Gambar 16. Flow Chart Skema Berfikir Strategi Pencapaiaan Pendidikan Menengah Kab. Bantul.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Master Plan pendidikan bagi Kabupaten
Bantul merupakan dokumen
acuan serta arahan dan merupakan hal sangat penting untuk itu semua pihak sudah sepakat berdiri pada garis yang sama. Ada banyak alasan menempatkan Master Plan pendidikan menjadi penting. Namun alasan yang paling menonjol adalah menekankan pada kenyataan bahwa secara Yuridis UUD 1945 terutama dalam pembukaannya menyatakan; salah satu tujuan berdirinya Negera Kesatuan Republik
Indonesia
(NKRI)
adalah
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
(Kementerian Pendidikan Nasional, 2011, hlm. 5). Selajutnya, cita-cita tersebut di tuangkan dalam batang tubuh konstitusi pada: Pasal 20, 21, 28 C ayat (1) Ps. 31 dan Ps. 32. Pada pasal tersebut secara singkat memberikan amanat kepada Pemerintah NKRI agar mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ahlak mulia dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam undang-undang (Kementerian Pendidikan Nasional, 2011, hlm.5). Sistem pendidikan nasional tersebut harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatann mutu dan relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan nasional dan global secara terencana, terarah dan berkesinambungan (Kementerian Pendidikian Nasional, 2011, hlm. 5). Cita-cata tersebut dalam kontek Kabupaten Bantul, dituangkan dalam bentuk Master Plan Pendidikan. Secara filosofis, pendidikan merupakan salah satu hak dasar yang melekat pada setiap warga negara Indonesia. Hal itu artinya setiap warga Negara Indonesia tanpa pandang bulu, berhak memperoleh layanan pendidikan secara wajar yang diselenggarakan oleh Negara. Hak memperoleh Layanan pendidikan secara wajar terkait dengan kebebasan mengembangkan minat, bakat serta ilmu pengetahuan dengan berlandasakan pada mutu pendidikan, tanpa ada pembedaan; ras, suku, agama, status sosial ekonomi, serta jenis kelamin (gender) dll. Harapan ke depan adalah dengan pemenuhan hak tersebut oleh Negara, maka terbuka kesempatan memperoleh akses dan mutu pendidikan yang wajar Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
1
bagi setiap warganegara Indonesia. Hal ini sekaligus sebagai perwujudan kewajiban Negara melakukan pemerataan bidang pendidikan. Lebih jauh maka pemerataan ini akan mendorong warganegara Indonesia memiliki kecakapan hidup yang memadai untuk tegaknya pembangunan manusia seutuhnya serta terbentuknya masyarakat madani berjiwa Pancasila seperti diamanatkan pada UU Sisdiknas 2003, tentang system pendidikan nasional (Kementerian Pendidikan Nasional, 2011,hlm. 5). Tak diragukan lagi bahwa pendidikan merupakan salah satu instrument penting dalam ikut serta mendukung suksesnya pembangunan diberbagai aspek kehidupan di Indonesia, khusunya bidang sosial ekonomi. Pembangunan bidang pendidikan, secara faktual akan ikut serta mendukung terhadap meningkatnya keadilan, kesetaraan gender, pengentasan kemiskinan dan memperkuat nilai-nilai budaya. Terkait dengan pembangunan bidang sosial ekonomi, maka pembangunan pendidikan di Indonesia ikut serta memainkan peran penting pada penyiapan program-program
relevansi dengan tuntutan pembangunan tersebut. Dalam
kontek ini, maka institusi-institusi pendidikan di Indonesia dituntut untuk mampu melengkapai lulusannya dengas kualitas yang baik; mampu berfikir analitis, memiliki ketrampilan teknis (hard skill), mampu bekerja sama dalam team, yang secara keseluruhan dirangkum dalam soft skill. Dalam hal ini, pemerintah telah menetapkan pembangunan pendidikan sebagai salah satu prioritas nasional yang disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014. Dalam kontek Kabupaten Bantul, pembangunan pendidikan yang tertuang dalam Master Plan ini, mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Pemerintah, melalui Departemen Pendidikan Nasional telah merancang pembangunan pendidikan jangka panjang 2005 – 2025 dengan periodesasi sbb:
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
2
1.
Periode 2005-2009 : Pendidikan Nasional
menekankan pada peningkatan kapasitas dan
modernisasi yang bertujuan membentuk insan Indonesia yang cerdas, kompetitif dalam tatanan masyarakat lokal dan global. Pemerataan akses pendidikan; setiap warga Negara berhak memperoleh layanan pendidikan, meningkatkan daya tampung lembaga pendidikan, pendidikan untuk semua. Cita-citanya adalah mewujudkan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan. 2.
Periode 2010-2014: Penguatan layanan pendidikan berbasis pada kecukupan dan
kacakupan
sarana dan prasaran pendidikan. Sarana prasarana tersebut dioptimalkan dengan harapan agar mutu pendidikan meningkat, relevan dan siap berdaya saing di tingkat ragional. 3.
Periode 2015-2019: Pada periode ini pendidikan nasional melakukan penguatan kualitas pada Daya saing ditingkat ragional ASEAN. Harapan ke depan
agar Indonesia
menjadi sentral sosial/budaya di tingkat Asia Tenggara. 4.
Periode 2020-2025: Mendorong peningkatan daya saing pendidikan di level global/internasional. Indikator pencapaian level global adalah pendidikan yang komparatif dan kompetitif pada tingkat internasional. Untuk itu diperlukan programprogram strategis pendidikan dan strategi pencapaian, baik sisi perencanaan, implemetasi
maupun
evaluasi
secara
sustainable.
pembangunan pendidikan di Kabupaten Bantul
Implementasi
melibatkan stakeholder
(pemangku kepentingan) ; Bupati beserta staf, DPRD, Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul, Badan Kepegawaian Daerah, Bawasda, masyarakat/orang tua/wali siswa.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
3
B. Kondisi Umum Kabupaten Bantul 1.
Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari 5 (lima) kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakart (DIY). Dilihat dari sudut geografis wilayah Kabupaten Bantul, bagian tengah
merupakan dataran, wilayah
Timur dan Barat merupakan daerah perbukitan. Sedangkan bagian selatan merupakan kawasan pantai. Kondisi alam tersebut membujur dari utara ke selatan. Kabupaten Bantul terletak pada 07 44”0” – 08 00’27” Lintang Selatan dan 11 12’34”-110 31”0” Bujur Timur. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, Sebelah Utara Berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman serta Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo. Secara demografis, suatu wilayah dapat dilihat dari kepadatan penduduk
geografis, kepadatan penduduk agraris, kepadatan penduduk
terbangun dan kepadatan penduduk kelompok umur. Kepadatan penduduk geografis menunjukkan jumlah penduduk perkilometer persegi yang meliputi sebaran penduduk dan tingkat kepadatan penduduk pada suatu daerah. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Kepadatan Pendudukan Kabupaten Bantul Per-Kecamatan 2013 No.
Kecamatan
Luas /km2
01. 02.
Srandakan Sanden
18,32 23,16
Jumlah Penduduk (Jiwa) 28.755 29.814
03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Jumlah
Kretek Pundongn Bb. Lipuro Pandak Bantul Jetis Imogiri Dlingo Pleret Piyungan Banguntapan Sewon Kasihan Pajangan Sedayu
26.77 23.68 22.70 24.30 21.95 24.47 54,49 55,82 22,97 32,54 28,48 27.16 32,38 33.25 34,35 506.18
29.470 31.811 37.617 48.104 60.192 52.667 58.823 35.817 44.155 50.137 124.838 106.929 114.412 33.549 45.116 930.276
Kepadatan/ km2
Keterangan
1.565 1.284 1095 1.342 1.651 1.972 2.722 2.138 1.038 638 1.904 1.519 4.302 3.892 3,481 999 1.304 1.818
Sumber: Lap. Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir TA. 2012 Kab. Bantul , 2013.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
4
Berdasar tabel di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah yang ada berpenduduk padat adalah Kecamatan Sewon, Banguntapan, Kasihan, Bantul. Sedangkan daerah berpenduduk rendah adalah kecamatan Dlingo, Pajangan dan Imogiri. Daerah yang berpenduduk tinggi artinya memiliki kuantitas SDM yang tinggi, Hal ini menuntut dibukanya lapangan kerja. Jika tidak diikuti dengan pembukaan lapangan kerja, maka akan banyak pengangguran. Kepadatan Penduduk terbangun artinya perbandingan jumlah penduduk dengan luas daerah terbangun dalam suatu wilayah tertentu. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa
di suatu wilayah memililki
kepadatan penduduk terbangun tinggi, akan menunjukkan padatnya pemukiman di wilayah tersebut. Daerah terbangun dapat sama pada suatu tempat. Jika daerah terbangun berpenduduk tinggi maka tersedia lahan relative sempit.
Demografis Data BPS 2013 memberikan informasi bahwa jumlah penduduk kabupaten Bantul 2013 sebanyak 930.276 Jiwa, dengan penduduk laki-laki 468.472 dan perempuan 461.804 jiwa. Rata-rata kepadatanm penduduk Kabupaten Bantul 1.818 jiwa/Km.
merujuk pada informasi dari BPS
menunjukkan bahwa kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tinggi yaitu Kecamatan Banguntapan 4.301 jiwa/km. Sedangkan kepadatan pendudukan terendah yaitu Kecamatan Dlingo 638 jiwa/Km.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
5
Tabel 2. Penduduk Kabupaten Bantul Berdasar Kelompok Umur Tahun 2012
No.
Kecamatan
Kelompok Umur 0-9 10-14
15-19
20-24
25-39
40+
01. 02.
Srandakan Sanden
4,423 3,586
2,096 2,173
2,612 2,345
2,237 2,319
6,901 7,155
10,837 11,236
28.755 29.814
4,533 4,904 5,786 7,399 9,258 8,101 8,740 5,509 6,791 7,712 19,201 16,447 17,598 5,160 6,939 143,086 15.38
2,148 2,324 2,742 3,506 4,387 3,839 4,142 2,611 3,218 3,654 9,099 7,794 8,340 2,445 3,289 67,808 7.29
2,318 2,507 2,958 3,783 4,734 4,142 4,469 2,817 3,473 3,943 9,818 8,410 8,998 2,639 3,548 73,163 7.86
2,293 2,480 2,926 3,742 4,683 4,097 4,420 2,786 3,435 3,900 9,712 8,318 8,901 2,610 3,510 72,370 7.78
7,073 7,651 9,028 11,545 14,446 12,6 40 13,637 8,596 10,597 12,033 29,961 25,663 27,459 8,052 10,828 223,264 24.00
11,106 12,015 14,176 18,129 22,684 19,848 21,414 13,498 16,640 18,895 7,047 40,297 4,117 12,643 7,002 350,585 37.69
29.470 31,881 37.617 48.104 60.192 52,667 56,823 35.817 44.155 50,137 124.838 106.929 114,412 33,549 45,116 930,276 100,00
03. Kretek 04. Pundongn 05. Bb. Lipuro 06. Pandak 07. Bantul 08. Jetis 09. Imogiri 10. Dlingo 11. Pleret 12. Piyungan 13. Banguntapan 14. Sewon 15. Kasihan 16. Pajangan 17. Sedayu Jumlah Persentase
Keterangan
Sumber: Lap. Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir TA. 2012 Kab. Bantul ,
2013.
Merujuk pada informasi dari BPS Kabupaten Bantul, Berdasar Usia,
penduduk
maka dapat disimpulkan bahwa Piramida penduduk
Kabupaten Bantul terbanyak pada usia 25tahun s/d 29tahun. Sedangkan penduduk berdasar pada perkonomian disimpulkan bahwa penduduk miskin sebanyak 222.987 jiwa atau 24,2 % dari jumlah total penduduk Kabupaten Bantul 2013.
2. Kondisi Perekonomian Luas Kabupaten Bantul 506,85 Km terdiri dari 17 Kecamatan, 75 Desa ,933 Pedukuhan. Terkait dengan perekonomian, informasi yang ada menunjukkan bahwa perkampungan 3.884,39 ha., sawah 15.994 ha., tegal 6.633, 41 ha., kebun campur 16.602,46 ha., hutan 1.385 ha., tanah tandus 543.00 ha., tambak 30.00 ha., hasil survey BPS 2010 menunjukkan 910.572 jiwa. Informasi dari BPS mengatakan bahwa ada 4 (empat sector) penyumbang besar terhadap Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) yaitu; pertanian, perdagangan, perhotelan,
restoran, industri pengolahan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantul sbb:
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
6
Tabel 3 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Di Kabupaten Bantul 2010 s.d. 2012 Harga Berlaku No.
Harga Konstan
Tahun
Nilai (Jt.rp) Pertumbuhan % 01. 2010 8.167.860 15.55 02. 2011 10.025.776 10.46 03. 2012 11.258.241 11,50 Sumber: BPS: Kabupaten Bantul 2013.
Nilai 3.779.948 4.76.867 4.398.822
Pertumbuhan 4.47 5,27 5,30
3. Kondisi Pemerintahan, Politik, Keamanan dan Ketertiban a.
Aparatur Pemerintah Dari segi kwantitas jumlah aparatur pemerintah di Kabupaten Bantul pada tahun 2013 sudah sangat memadai. Namun dari sisi kwalitas, perlu ditingkatkan karena dari sebagian besar aparat Pemerintah Daerah (Pemda) berpendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA). Di samping itu apabila dilihat dari sisi persyaratan perlu mendapatkan perhatian, karena banyak yang belum sesuai dengan kebutuhan formasi. Sedangkan untuk sarana prasarana yang dimiliki, relatif sudah cukup memadai, namun distribusi penggunaannya perlu ada pemerataan. Dari segi kelembagaan yang ada sekarang, masih terjadi duplikasi tugas dan fungsi sehingga mengakibatkan tidak efektifnya kegiatan dan rendahnya efisiensi kinerja Pemda. Untuk itu perlu diadakan
penataan
ulang
struktur
organisasi
Pemda,
berdasar
kewenangan dan beban tugas yang ada. Pelayanan yang diberikan oleh aparat Pemda, dirasa perlu peningkatan kinerja dan etos kerja aparatur pemerintah di semua jenjang pemerintahan dalam upaya memberikan pelayanan terbaik dan secara terpadu bagi masyarakat.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
7
b. Politik Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bantul sebanyak 45 orang berasal dari 6 fraksi, masing-masing; 13 orang dari Fraksi PDIP, 8 orang dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (PKB) 7 orang dari Fraksi Amanat Nasional (PAN) . 7 orang dari fraksi Partai Persatuan, 5 orang dari Fraksi Golongan Karya dan 5 orang dari Fraksi TNI/Polri. Kondisi politik di Kabupaten Bantul relatif stabil dan kondusif, walaupun terjadi konflik politik dan gejolak konflik serta kerawanankerawanan sosial, tetapi tidak banyak berpengaruh terhadap stabilitas politik di Kabupaten Bantul. Di sisi lain kesadaran dan partisipasi politik masyarakat Bantul sudah cukup tinggi. Hal ini terlihat pada antusias masyarakat untuk ikut serta dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, kampanye pemilu dan penggunaan hak pilih dalam pemilu.
c. Keamanan dan Ketertiban Berbagai kerawanan yang timbul berpengaruh pada rasa aman dan kedamaian masyarakat. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran
segenap
warga
akan
pentingnya
perlindungan
dan
pengamanan masyarakat dari berbagai ancaman yang dapat mengganggu ketentraman dan kedamaian masyarakat.
C. Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bantul 1.
VISI Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan (UURI No. 25/2004). Visi pembangunan Kabupaten Bantul yaitu “Bantul Projotamansari Sejahtera, Demokratis, dan Agamis”.Visi ini dirasakan sebagai masih tetap relevan untuk tahun-tahun mendatang.
Visi pembangunan Kabupaten Bantul yaitu “Bantul
Projotamansari Sejahtera, Demokratis, dan Agamis”.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
8
Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kabupaten Bantul yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang adalah Bantul yang produktif-profesional, ijo royo-royo, tertib, aman, sehat dan asri, sejahtera, dan demokratis, yang semuanya itu akan diwujudkan melalui misi. Produktif dalam arti bahwa semua potensi daerah baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusianya dapat berproduksi sehingga mampu memberikan andil terhadap pembangunan daerah.Profesional dalam arti penekanan kepada setiap warganya dari berbagai profesi, agar mereka betulbetul matang dan ahli di bidangnya masing-masing. Tolok ukur profesionalisme ini dapat dilihat dari kualitas hasil kerja dihadapkan kepada efisiensi penggunaan dana, sarana, tenaga, serta waktu yang diperlukan. Ijo Royo-royo dalam arti tidak ada sejengkal tanahpun yang diterlantarkan sehingga baik di musim hujan maupun di musim kemarau di manapun akan tampak suasana yang rindang. Dalam hal ini perlu diingatkan kepada masyarakat Bantul bahwa bagaimanapun Kabupaten Bantul tumbuh terlebih dahulu sebagai kawasan agronomi yang tangguh dalam rangka mendukung tumbuh berkembangnya sektor industri yang kuat di masa mendatang.
Tertib dalam arti bahwa setiap warga negara secara sadar menggunakan hak dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga terwujud kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang tertib semuanya
secara
pasti,
berpedoman
pada
sistem
ketentuan
hukum/perundang-undangan yang esensial untuk terciptanya disiplin nasional. Aman dalam arti bahwa terwujudnya tertib pemerintahan dan tertib kemasyarakatan akan sangat membantu terwujudnya keamanan dan ketentraman
masyarakat.
Kondisi
aman
ini
perlu
ditunjang
demi
terpeliharanya stabilitas daerah. Sehat dalam arti bahwa tertibnya lingkungan hidup yang akan dapat menjamin kesehatan jasmani dan rohani bagi masyarakat/manusia yang menghuninya.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
9
Asri dalam arti bahwa upaya pengaturan tata ruang di desa dan di kota dapat serasi, selaras, dan seimbang dengan kegiatan-kegiatan manusia yang menghuninya sehingga akan menumbuhkan perasaan kerasan, asri tidak mewah tetapi lebih cenderung memanfaatkan potensi lingkungan yang bersandar pada kreativitas manusiawi. Sejahtera dalam arti bahwa kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Bantul telah terpenuhi secara lahir dan batin. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman, juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Demokratis dalam arti bahwa adanya kebebasan berpendapat, berbeda pendapat, dan menerima pendapat orang lain. Akan tetapi apabila sudah menjadi keputusan harus dilaksanakan bersama-sama dengan penuh rasa tanggung jawab. Agamis dalam arti bahwa kehidupan masyarakat Bantul senantiasa diwarnai oleh nilai-nilai religiusitas dan budi pekerti yang luhur.Pentingnya aspek agama tidak diartikan sebagai bentuk primordialisme untuk suatu agama tertentu, tetapi harus diartikan secara umum bahwa nilai-nilai luhur yang dianut oleh semua agama semestinya dapat diterapkan dalam interaksi sosial sehari-hari.
2.
MISI Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dalam mewujudkan visi (UURI No. 25/2004). Sebagai penjabaran dari Visi yang ditetapkan diatas, pernyataan misi mencerminkan tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan untuk pencapaian Visi tersebut. MISI Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut : a. Mewujudkan
kesejahteraan
dengan
prioritas
mencerdaskan
dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang didasarkan kepada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
10
b. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bertanggung jawab. c. Mewujudkan demokratisasi dalam segala aspek kehidupan, menghormati hak asasi manusia, dan menjamin tegaknya supremasi hukum. d. Mewujudkan peningkatan produksi, produktivitas, dan nilai tambah hasilhasil potensi daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
3.
Tujuan Pembangunan Jangka Panjang a. Meningkatkan kapasitas birokrasi pemerintah menuju tata kelola pemerintah yang Empatik. b. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan penyederhanaan pelayanan c. Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat d. Mewujudkan pembebasan tanah untuk pembangunan infrastruktur daerah e. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan serta sarana dan Prasarana Kesehatan. f. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kesiap siagaan menghadapi masalah kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. g. Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan h. Meningkatkan kualitas Program wajib belajar 12 tahun yang meliputi layanan pendidikan Baik pada jenjang prasekolah, pendidikan dasar, maupun pendidikan menengah yang bermutu, relevan, dan berkesetaraan dengan memperhatikan kearifan lokal i. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan baik Jalur formal, non formal, maupun informal. j. Meningkatkan kualitas kepemudaan & olahraga k. Mengembangkan pemanfaatan ilmu dan teknologi l. Pengembangan Sistem Inovasi Daerah m. Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) n. Memantapkan fungsi dan peran agama dalam pembangunan
D. Pengertian Master Plan Pendidikan Master Plan pendidikan atau Rencana Induk Pembangunan Pendidikan adalah dokumen yang berisi tentang perencanaan pendidikan yang menyeluruh dan terpadu . Dokumen ini merupakan keinginan atau cita-cata yang mengandung harapan yang dikemas dalam rancangan pendidikan jangka panjang. Namun demikian, dokumen Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
11
tersebut berbasis pada kondisi nyata, dan dapat jadikan pedoman serta arah bagi para pengelola pendidikan dalam melaksanakan pembangunan pendidikan di Kabupaten Bantul. E. Hasil yang Diharapkan Ada pun hasil yang diharapkan penyusunan Master Plan Pembangunan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025 adalah : 1. Menyusun dokumen Rencana Induk (Master Plan) Pembangunan Pendidikan tahun 2015-2025 sebagai acuan bagi para pemangku kepentingan di bidang pendidikan. Dokumen tersebut berfungsi untuk memberikan arah kebijakan rencana implementasi bidang pendidikan di Kabupaten Bantul. Rencana implementasi tersebut berdasar pada hasil analisis kondisi nyata pendidikan pada dokumen ini disusun, isu prioritas, kegiatan dan sasaran serta indiaktor keberhasilan yang diharapkan dalam pembangunan pendidikan. 2. Memberikan pedoman dan arah serta koordinasi diantara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan pemangku kepentingan lain yang terkait dengan pembangunan pendidikan di Kabupaten Bantul.
F. Sistematika Master Plan Sistematika penyusunan master plan pembangunan pendidikan sebagai
berikut: BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kondisi Umum Kabupaten Bantul (Ipoleksosbud-Hankam) C. Visi, Misi dan Tujuan Jangka Panjang Kabupaten Bantul D. Pengertian Master Plan E. Hasil yang Diharapkan F. Sistematika Master Plan G. Rencana Kerja
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
12
BAB II.
LANDASAN
PEMBANGUNAN
JANGKA
PANJANG
PENDIDIKAN KABUPATEN BANTUL A. Landasan Hukum B. Landasan Filosofis C. Landasan Ilmiah
BAB III. TUNTUTAN MASA DEPAN A. Rencana Pembangunan Jangka Nasional (RPJPN) B. Tuntutan Masa Depan Masyarakat Bantul
BAB IV.
KONDISI
NYATA/UMUM
PENDlDIKAN
KABUPATEN
BANTUL 2013 A. Pemerataan dan perluasan Akses Pendidikan 1.
PAUD/TK
2.
SD/MI/Paket A
3.
SMP/MTs/ Paket B
4.
SMA/SMK/MA/Paket C
5.
Perguruan Tinggi
B. Mutu dan Relevansi dan Daya Saing Pendidikan 1.
PAUD/TK
2.
SD/MI/paket A
3.
SMP/SMP Terbuka,/MTs/Paket B
4.
SMA/SMK/MA Paket C
5.
Perguruan Tinggi
C. Managemen Internal, Tata Kelola, Akuntabilitas. D. Permasalahan Pendidikan di Kabupaten Bantul E. Tantangan Pendidikan di Kabupaten Bantul
BAB V. VISI, MISI, DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANTUL 2013- 2025 A. Visi-Misi B. Tujuan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
13
BAB VI. ARAH
KEBIJAKAN,
TAHAPAN
DAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANTUL 20152025 A. Arah kebijakan B. Tahapan ( 2015-2020; 2020-2025) C. Sasaran dan Indikator Kunci (2013-2015; 2015-2020; 20202025) D. Strategi (upaya-upaya) untuk mencapai sasaran
BAB VII.
STRATEGI IMPLEMENTASI A. Sosialisasi Master Plan B. Ketersediaan Sumber Daya Manusia C. Struktur Birokrasi D. Komitmen
BAB VIII.
STRATEGI PENDANAAN A. Ruang Lingkup (Cakupan) Pendanaan Pendidikan B.
Skenario Pendanaan
C. Sumber-Sumber Pendanaan D. Koordinasi dan Tata Kelola E. Pengendalian dan pengawasan
BAB IX.
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI A. Pengertian B. Kerangka Kerja Monitoring dan Evaluasi
BAB X.
TANGGUNG DAERAH
JAWAB (PROPINSIN
PEMERINTAH, DAN
PEMERINTAH
KABUPATEN)
DAN
MASYARAKAT A. Peranan dan Tanggung Jawab Pemerintah B. Peranan dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah C. Peranan dan Tanggung Jawab Masyarakat D. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
14
E. Pembudayaan Pendidikan Karakter, Sinergis antar Satuan pendidikan, keluarga dan Masyarakat F. Format pendidikan Karakter Terintegrasi G. Format Keterlibatan Semua Pihak
BAB XI.
ARAH KEBIJAKAN DAN REKOMENDASI A.Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pendidikan B.Tahapan Pembangunan pendidikan dan Rekomendasi C.Sasaran dan Indikator Kunci
G. Rencana Kerja Alur rencana kerja penyusunan Mater Plan Pembangunan Pendidikan Kabupaten Bantul 2025-2025 adalah sebagai berikut: 1.
Mengkaji tentang tuntutan perencanaan pembanguan pendidikan di kabupaten Bantul, 2015-2025.
2.
Kondisi ideal pendidikan di Kabupaten Bantul 2015-2025. Hal ini mengacu pada tuntutan masa depan, Visi dan Misi serta tujuan pembangunan pendidikan Kabupaten Bantul.,
3.
Mengkaji kondisi Existing pendidikan Kabupaten Bantul sd. 2014.
4.
Strategi pencapaian kondisi ideal,
5.
Kebijakan dan rencana implementasi,
6.
Rencana Monitoring dan evaluasi.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
15
Gambar 1. SKEMA KERJA PENYUSUNAN MASTER PLAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANTUL 2015-2025
Tuntutan Perencaan Pendidikan Kab. Bantul 20152025
Kondisi Ideal Pendidik an Kab. Bantul Sd. 2025 Kondisi Existing Pendidikan Kab. Bantul Sd. 2015
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
Strategi Pencapaian Kondisi Ideal
1.Kebijak an/Program 2.Renca na Implementasi .
Rencana Monitoring dan Evaluasi
16
BAB II LANDASAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG PENDIDIKAN KABUPATEN BANTUL 2015-2025
A. Landasan Hukum Pola Dasar Pembangunan Jangka Penjang Kabupaten Bantul Tahun 20152025 disusun dengan mendasarkan pada landasan : 1.
Landasan Konstitusional, UUD 1945;
2.
UU No. 23 Tahun 2002, Tentang Perlindungan anak.
3.
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
4.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5.
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.
6.
UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab keuangan Negara.
7.
UU No. 25 Tahun 2004 Tengang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
8.
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
9.
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
10. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. 11. UU No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. 12. UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. 13. UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. 14. UU No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta lagu kebangsaan. 15. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. 16. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.
B. Landasan Filosofis 1. Dasar Filosofi Pembangunan Daerah
Dasar filosofi pembangunan pendidikan
Kabupaten Bantul adalah
Pancasila dan UUD 1945. Kabupaten Bantul sebagai bagian dari NKRI memiliki kewajiban membangun daerahnya untuk kemajuan masyarakat Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
17
Bantul dengan berdasar pada Dua landasan filosofis: yaitu filosofi NKRI Pancasila dan UUD 1945
dan
folosofi masyarakat Bantul yaitu Bantul
Projotamansari. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa dua filosofi tersebut saling mendukung satu sama sama lain. Secara ringkas dua folosof tersebut dalam hal pendidikan selalu fitrahnya,
menempatkan peserta didik, dengan segala
sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME, dengan tugas utama
memimpin kehidupan berharkat dan
bermartabat manusia yang bermoral,
berbudi luhur dan berahlak mulia. Pendidikan merupakan upaya memberdayakan peserta
didik
agar
berkembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya dan memiliki ciri khas lokal yaitu menjunjung tinggi norma dan nilai sebagai berikut: a. Norma agama dan kemanusiaan Norma agama dan kemanusiaan digunakan sebagai pengarah dan pengendali kehidupan sehari-hari, sebagai mahluk Tuhan, Individu dan sosial. b. Norma persatuan bangsa Norma persatuan bangsa digunakan untuk pembentukan karakter bangsa dalam memelihara keutuhan bangsa NKRI. c. Norma kerakyatan dan demokrasi Norma ini digunakan untuk membentuk manusia yang memamahmi dan menerapkan prinsip-prinsip kerakyatan dan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara umum dan masyarakat Bantul pada khususnya. d. Nilai keadilan sosial Nilai keadilan sosial digunakan untuk menjamin pendidikan akan berjalan secara merata dan bermutu. Pendidikan yang bermutu dan merata wajib berlaku bagi seluruh bangsa dan menghapuskan segala bentuk diskriminasi termasuk diskriminasi gender. Selain itu, terlaksanannya pendidikan untuk semua adalah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang berkeadilan sosial.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
18
Paradigma penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada nilai-nilai universal: a. Pemberdayan manusia seutuhnya Memperlakukan peserta didik sebagai subyek merupakan penghargaan terhadap peserta didik sebagai manusia yang utuh. Dalam perspektif ini, peserta didik memiliki hak mengaktualisasikan dirinya dirinya secara optimal baik pada aspek; intelektual, spiritual, sosial maupun kinestetik. Lebih jauh, maka dapat diartikan bahwa paradigma ini menyiapkan anak didik menjadi pribadi yang mandiri, yakni sebagai bagian
elemen dari masyarakat yang saling berinteraksi dan
mendukung satu-sama lain.
Selain itu, paradigma ini menyiapkan
peserta didik sebagai pemimpin bagi terwujudnyan kehidupan yang lebih baik di muka bumi (mahluk Tuhan). b. Pembelajaran sepanjang hayat Pada hakekatnya pembelajaran merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yakni pembelajaran sejak lahir hingga akhir hayat. Pembelajaran seumur hidup berlangsung
secara terbuka dan
multimakna. Terbuka artinya dapat dilakukan tanpa ada batas waktu baik melalui jalur formal, informal maupun non formal. Selain itu, pembelajaran sepanjang hayat juga
dapat diakses oleh anak didik
tanpa dibatasi waktu, usia dan tempat. Pembelajaran dengan system ini diselenggarakan
dengan fleksibel. Hal ini artinya pilihan dan
penyelesaian program pembelajaran dilaksanakan melalui lintas satuan dan lintas jalur pendidikan (multi entry-multi exit system). Pendidikan multi makna diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan dan pembentukan ahlak mulia. Budi pekerti luhur, dan watak atau kepribadian/karakter unggul serta memiliki berbagai kecakapan hidup (life skill). Paradigma ini memberikan fasilitas kepada anak didik agar menjadi subjek yang mandiri,
bertanggung
jawab,
kreatif,inovatif,
sportif
dan
berkewirausahaan. c. Pendidikan Untuk Semua Pendidikan, minimal pada tingkat pendidikan dasar, adalah hak setiap warganegara dan hak asasi manusia yang pemenuhannya harus Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
19
direncanakan dan dilaksanakan sebaik mungkin. Pemenuhan atas hak dasar ini yakni akses pendidikan yang bermutu, dapat dijadikan sebagai alat ukur pada pemerataan dan keadilan sebagai hasil-hasil pembangunan. Dengan hadirnya pendidikan yang bermutu adalah juga dapat dilihat sebagai investasi sumber daya manusia yang diperlukan untuk mendukung bagi keberlangsungan pembangunan bangsa. Hak untuk mendapatkan pendidikan dasar setiap warga Negara, sebagai bagian dari pemenuhan hak asasi manusia, telah menjadi komitmen global. Oleh karena itu, program pendidikan untuk semua diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan untuk semua dilaksanakan secara inklusif, demokratis, serta berkesetaraan gender. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan dapat menjangkau mereka yang terpencil, juga mereka yang memiliki kendala ekonomi dan sosial. Paradigma ini akan menjamin keberpihakan kepada mereka yang memiliki hambatan fisik, mental dan perekonomian serta sosial. Selain itu juga berpihak pada mereka yang memiliki kendala geografis. Bentuk nyata keberpihakan ini yaitu layanan pendidikan bagi mereka yang tak terjangkau pendidikan
formal. Adapun bentuk layanan
tersebut yaitu; penyelenggaraan sekolah khusus, pendidikan non formal dan informal. Sebagai contoh; guru kunjung, pendidikan jarak jauh dan berbagai berbagai bentuk pendidikan khusus lain yang sejenis. Dengan demikian diharapkan pemerataan pendidikan yang berbasis keadilan serta berkesetaraan gender dapat dicapai. d. Pendidikan Untuk Perkembangan Pendidikan menghasilkan manusia berahlak mulia yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Manusia semacam itu memenuhi kebutuhannya dengan memperhatikan kebutuhan generasi saat ini dan generasi yang akan datang. Paradigma semacam ini mengajak berpikir tentang keberlanjutan planet bumi dan alam semesta secara keseluruhan. Dengan
kata
lain,
pendidikan
harus
memberikan
pentingnya
pemahaman tentang keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem. Selain itu, pendidikan juga memberikan pemahaman tentang pentingnya Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
20
tanggung jawab sosial dan natural.Hal ini penting diberikan kepada peserta didik agar peserta didik sadar bahwa mereka adalah bagian dari system sosial dan bagian dari alam semesta. Untuk itu,
perlu
ditekankan pada pendidikan bahwa peserta didik harus bersinergi dengan mahluk sosial lain dan alam semesta secara keseluruhan. Lebih jauh harapannya adalah akan tercipta pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya lingkungan hidup, dengan seluruh intervensinya, baik sosial maupun alam semesta. e. Pendidikan diselenggarakan selaras dengan kebutuhan masyarakat DIY umumnya dan Kabupaten Bantul khususnya. Kebutuhan masyarakat Kabupaten Bantul meluputi: 1. Kebutuhan memperoleh pendidikan secara wajar; terjangkau dan bermutu,
2. Kebutuhan
mengakses dan memperoleh pekerjaan dengan pendapatan wajar untuk hidup layak, 3. Kebutuhan transfer social dan budaya yang dianggap luhur kepada generasi berikutnya.
C. Landasan Ilmiah Suatu kenyataan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi kualitas seseorang. Seiring dengan itu, semakin tinggi kualitas seseorang,maka semakin banyak pilihan-pilihan hidup yang dapat dijalani. Implikasi dari banyak pilihan hidup maka seseorang akan semakin cepat meningkatkan karir, meningkatkan penghasilan, memperluas pengaruh baik dilingkungan kerja maupun masyarakat pada umumnya. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin orang terdidik, maka angka harapan hidup nyaman semakin tinggi.
1. Kualitas Dasar Kualitas dasar hidup seseorang mencakup daya fikir, daya hati dan daya fisik. Pertama, daya fikir yaitu kemampuan seseorang menggunakan daya nalarnya. Orang
yang memiliki daya nalar baik, maka orang tersebut
selalu berfikir dan berindak rasional atau
dengan pertimbangan akal.
Kedua, daya hati; yaitu kualitas yang didasarkan pada sikap/hati nurani. Orang yang memiliki daya hati, maka akan melahirkan kasih sayang, toleransi dan menghargai orang lain. Ketiga, daya fisik; yaitu kualitas Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
21
kesehatan seseorang/kebugaran tubuh dan ketahanan tubuh seseorang dalam menghadapi alam. 2. Kualitas Instrumental Yang dimaksud dengan kualitas instrumental yaitu kualitas seseorang terkait dengan penguasaan ilmu, tekonologi, seni dan olah raga. 3. Kualitas Jati diri ke Indonesiaan Yang dimaksud dengan kualitas jati diri ke-Indonesiaan yaitu kualitas pribadi
seseorang
yang
diwarnai
oleh
ideologi
Pancasila,
Konstitusi UUD 45, bersedia membela NKRI dan berjiwa plural yaitu Bhinneka Tunggal Ika. 4. Kualitas Global Yaitu aktif dan konstruktif membangun peradaban dunia. Wujud nyata aktivitas konstruktif yaitu
ikut serta menjaga lingkungan hidup demi
keberlanjutan dan perkembangan peradaban manusia.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
22
BAB III TUNTUTAN MASA DEPAN
A. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 1.
Pengertian Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun ke depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2025.
2.
Maksud dan Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025, selanjutnya
disebut
RPJP
Nasional,
adalah
dokumen
perencanaan
pembangunan nasional periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak. 3. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Kontek Kabupaten Bantul Dalam kontek lokal, maka Kabupaten Bantul diharapkan memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk menanggapi tuntutan-tuntutan masa depan berikut: (A) rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN), (B) tuntutan masa depan masyarakat Bantul.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (UU 17/2007) menetapkan bahwa visi Indonesia tahun 2025 adalah: “Indonesia yang Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
23
mandiri, maju, adil, dan makmur.” Lebih jauh lagi, UU 17/2007 juga mencanangkan idaman-idaman kemajuan pada tahun 2045 sebagai berikut, yaitu: “Mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia pada tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan.” UU
17/2007 juga menyatakan bahwa untuk mewujudkan visi tersebut
ditempuh melalui 8 misi pembangunan nasional sebagai berikut: (1) mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila, (2) mewujudkan bangsa yang berdaya-saing, (3) mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum, (4) mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu, (5) mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan, (6) mewujudkan Indonesia asri dan lestari, (7) mewujudkan Indonesia menjadi Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional, dan (8) mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional. Berdasarkan visi dan misi RPJPN 2025 tersebut disusunlah empat tahapan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) sebagai berikut: (1) RPJMN 1: 2005-2009, yaitu menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik; (2) RPJMN 2: 2010-2014, yaitu memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), membangun kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memperkuat daya saing perekonomian; (3) RPJMN 3: 2015-2019, yaitu memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas, dan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (4) RPJMN 4: 2020-2024, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif (lihat Gambar 2).makmur melalui percepatan dan perluasan pembangunan di berbagai
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
24
Gambar 2:
Pentahapan Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (UU 17/2007)
Karena pendidikan nasional merupakan salah satu sektor pembangunan nasional, maka tahapan-tahapan pembangunan nasional tersebut harus digunakan sebagai acuan bagi pembangunan Pendidikan Nasional. 4. Arah, Tahapan, dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang 2005– 2025 Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005–2025 adalah mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945. Sebagai ukuran tercapainya Indonesia yang maju, mandiri, dan adil, pembangunan nasional dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
25
a. Arah Pembangunan Jangka Panjang 1) Terwujudnya masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab ditandai oleh hal-hal berikut: a) Terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi iptek. b) Makin mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam meningkatnya peradaban, harkat, dan martabat manusia Indonesia, dan menguatnya jati diri dan kepribadian bangsa.
2) Terwujudnya
bangsa
yang
berdaya
saing
untuk
mencapai
masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera ditunjukkan oleh halhal berikut: a) Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan sehingga pendapatan perkapita pada tahun 2025 mencapai tingkat kesejahteraan setara dengan negaranegara berpenghasilan menengah, dengan tingkat pengangguran terbuka yang tidak lebih dari 5 persen dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5 persen. b) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia, termasuk peran perempuan dalam pembangunan. Secara umum peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks pembangunan gender (IPG), serta tercapainya penduduk tumbuh seimbang. c) Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah Indonesia. Sektor pertanian, dalam arti luas, dan pertambangan menjadi basis aktivitas ekonomi yang dikelola secara efisien sehingga menghasilkan komoditi berkualitas, industri manufaktur yang Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
26
berdaya saing global, motor penggerak perekonomian, serta jasa yang perannya meningkat dengan kualitas pelayanan lebih bermutu dan berdaya saing. d) Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan yang andal dan terintegrasi satu sama lain. Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang andal dan efisien sesuai kebutuhan, termasuk hampir sepenuhnya elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat terpenuhi. Terselenggaranya pelayanan pos dan telematika
yang
efisien
dan
modern
guna
terciptanya
masyarakat informasi Indonesia. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air. e) Meningkatnya profesionalisme aparatur negara pusat dan daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab, serta profesional yang mampu mendukung pembangunan nasional.
3) Terwujudnya Indonesia yang demokratis, berlandaskan hukum dan berkeadilan Ditunjukkan oleh hal-hal berikut: a) Terciptanya supremasi hukum dan penegakkan hak-hak asasi manusia yang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta tertatanya sistem hukum nasional yang mencerminkan kebenaran, keadilan, akomodatif, dan aspiratif. Terciptanya penegakan hukum tanpa memandang kedudukan, pangkat, dan jabatan seseorang
demi
supremasi
hukum
dan
terciptanya
untuk
memperkuat
penghormatan pada hak-hak asasi manusia. b) Menciptakan
landasan
konstitusional
kelembagaan demokrasi. c) Memperkuat peran masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupan politik.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
27
d) Memantapkan
pelembagaan
menitikberatkan
pada
nilai-nilai
demokrasi
yang
prinsip-prinsip
toleransi,
non-
diskriminasi, dan kemitraan. e) Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik yang dapat diukur dengan adanya pemerintah yang berdasarkan hukum, birokrasi yang professional dan netral, masyarakat sipil, masyarakat politik dan masyarakat ekonomi yang mandiri, serta adanya kemandirian nasional.
4) Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat Terwujudnya rasa aman dan damai
serta terjaganya
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan
kedaulatan negara dari ancaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri ditandai oleh hal-hal berikut: a) Terwujudnya keamanan nasional yang menjamin martabat kemanusiaan, keselamatan warga negara, dan keutuhan wilayah dari ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. b) TNI yang profesional, komponen cadangan dan pendukung pertahanan yang kuat terutama bela negara masyarakat dengan dukungan industri pertahanan yang andal. c) Polri yang profesional, partisipasi kuat masyarakat dalam bidang keamanan, intelijen, dan kontra intelijen yang efektif, serta mantapnya koordinasi antara institusi pertahanan dan keamanan.
5) Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan Ditandai oleh hal-hal berikut: a) Tingkat pembangunan yang makin merata ke seluruh wilayah diwujudkan
dengan
peningkatan
kualitas
hidup
dan
kesejahteraan masyarakat, termasuk berkurangnya kesenjangan antarwilayah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
28
b) Kemandirian pangan dapat dipertahankan pada tingkat aman dan dalam kualitas gizi yang memadai serta tersedianya instrumen jaminan pangan untuk tingkat rumah tangga. c) Terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. d) Terwujudnya lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
6) Terwujudnya Indonesia yang asri dan lestari ditandai oleh hal-hal berikut: a)
Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam
dan
pelestarian
fungsi
lingkungan
hidup
yang
dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi, daya dukung, dan kemampuan
pemulihannya
dalam
mendukung
kualitas
kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari. b)
Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumber daya alam untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan nasional.
c)
Meningkatnya
kesadaran,
sikap
mental,
dan
perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian
fungsi
lingkungan
hidup
untuk
menjaga
kenyamanan dan kualitas kehidupan.
7) Terwujudnya Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan Nasional Terwujudnya Indonesia sebagai Negara kepulauan yang mandiri, kuat dan maju ditandai oleh hal-hal berikut: a) Terbangunnya jaringan sarana dan prasarana sebagai perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
29
b) Meningkat dan menguatnya sumber daya manusia di bidang kelautan yang didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. c) Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, aset-aset, dan hal-hal yang terkait dalam kerangka pertahanan negara. d) Membangun
ekonomi
kelautan
secara
terpadu
dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan. e) Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut.
8) Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam pergaulan dunia internasional Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam pergaulan dunia Internasional ditandai oleh hal-hal berikut: a) Memperkuat dan mempromosikan identitas nasional sebagai negara demokratis dalam tatanan masyarakat Internasional. b) Memulihkan
posisi
penting
Indonesia
sebagai
negara
demokratis besar yang ditandai oleh keberhasilan diplomasi di forum internasional dalam upaya pemeliharaan keamanan nasional, integritas wilayah, dan pengamanan kekayaan sumber daya alam Nasional. c) Meningkatnya kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam berbagai kerja sama Internasional dalam rangka mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan damai. d) Terwujudnya kemandirian Nasional dalam konstelasi global. e) Meningkatnya investasi perusahaan-perusahaan Indonesia di luar negeri. Untuk mencapai tingkat kemajuan, kemandirian, serta keadilan yang diinginkan, arah pembangunan jangka panjang selama kurun waktu 20 tahun mendatang adalah sebagai berikut.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
30
b. Tahapan dan Skala Prioritas Untuk mencapai sasaran pokok sebagaimana dimaksud di atas, pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam rencana pembangunan jangka menengah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu, tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua itu harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang. Setiap sasaran pokok dalam delapan misi pembangunan jangka panjang dapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat diperas kembali menjadi prioritas utama. Prioritas utama menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan. Atas dasar tersebut, tahapan dan skala prioritas utama dapat disusun sebagai berikut. 1) RPJM ke-1 (2005 – 2009) Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan tahap sebelumnya, RPJM I diarahkan untuk menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat. Indonesia
yang
aman
dan
damai
ditandai
dengan
meningkatnya rasa aman dan damai serta terjaganya NKRI berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika melalui tertanganinya berbagai kerawanan dan tercapainya landasan pembangunan kemampuan pertahanan nasional, serta meningkatnya keamanan dalam negeri termasuk keamanan sosial sehingga peranan Indonesia
dalam
menciptakan
perdamaian
dunia
semakin
meningkat. Kondisi itu didukung oleh berkembangnya nilai baru yang positif dan produktif pada setiap aspek kehidupan dalam rangka memantapkan budaya nasional, termasuk wawasan dan Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
31
budaya bahari; menguat dan meluasnya pemahaman tentang identitas nasional sebagai negara demokrasi dalam tatanan masyarakat internasional; dan meningkatnya pelestarian serta pengembangan kekayaan budaya untuk memperkokoh kedaulatan NKRI berlandaskan falsafah Pancasila. Indonesia yang adil dan demokratis ditandai dengan meningkatnya keadilan dan penegakan hukum; terciptanya landasan hukum untuk memperkuat kelembagaan demokrasi; meningkatnya kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunan; terciptanya landasan bagi upaya penegakan supremasi hukum dan penegakan hak-hak asasi manusia yang bersumber pada Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan tertatanya sistem hukum nasional. Bersamaan dengan itu, pelayanan kepada
masyarakat
makin
membaik
dengan
meningkatnya
penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah yang tercermin dengan terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah dan tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang lebih tinggi; serta tertatanya kelembagaan birokrasi dalam mendukung percepatan terwujudnya tata kepemerintahan yang baik. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia ditandai dengan menurunnya angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas; berkurangnya kesenjangan antarwilayah, termasuk meningkatnya pengelolaan pulau-pulau kecil terdepan; meningkatnya kualitas sumber daya manusia, termasuk sumber daya manusia di bidang kelautan yang didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan membaiknya pengelolaan sumber daya alam dan mutu lingkungan hidup. Kondisi itu dicapai dengan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan iklim yg lebih kondusif, termasuk membaiknya infrastruktur. Percepatan pembangunan infrastruktur lebih didorong melalui peningkatan peran swasta dengan meletakkan dasar-dasar kebijakan dan regulasi serta reformasi dan restrukturisasi kelembagaan, terutama untuk sektor transportasi, energi dan kelistrikan, serta pos dan telematika. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
32
Bersamaan dengan itu dilaksanakan revitalisasi kelembagaan pusatpusat pertumbuhan yang memiliki lokasi strategis, antara lain Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Andalan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, antara lain, ditandai oleh meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) yang diarahkan untuk membangun bangsa yang berkarakter cerdas, adil dan beradab, berkepribadian nasional, tangguh, kompetitif, bermoral, dan berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragama, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi luhur, toleran
terhadap
keberagaman,
bergotong-royong,
patriotik,
dinamis, dan berorientasi iptek; meningkatkan kualitas dan akses masyarakat
terhadap
pelayanan
pendidikan
dan
kesehatan;
meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak; dan mengendalikan jumlah dan laju pertumbuhan penduduk. Bersamaan dengan hal tersebut ditingkatkan mitigasi bencana
alam
sesuai
dengan
kondisi
geologi
Indonesia.
Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup dan menyadari keadaan wilayah yang rawan bencana sehingga makin peduli dan antisipatif. Hal itu didukung oleh pengembangan kelembagaan dan peningkatan kapasitas di setiap tingkatan pemerintahan dalam rangka penanggulangan bencana serta diacunya rencana tata ruang secara hierarki dari tingkatan nasional, pulau, provinsi, hingga kabupaten/kota sebagai payung kebijakan spasial semua sektor dalam rangka mencegah dampak kerusakan lingkungan hidup dan meminimalkan dampak bencana. 2) RPJM ke-2 (2010 – 2014) Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-1, RPJM ke-2 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
33
termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian. Kondisi aman dan damai di berbagai daerah Indonesia terus membaik dengan meningkatnya kemampuan dasar pertahanan dan keamanan negara yang ditandai dengan peningkatan kemampuan postur dan struktur pertahanan negara serta peningkatan kemampuan lembaga
keamanan
negara.
Kondisi
itu
sejalan
dengan
meningkatnya kesadaran dan penegakan hukum, tercapainya konsolidasi penegakan supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia, serta kelanjutan penataan sistem hukum nasional. Sejalan dengan itu, kehidupan bangsa yang lebih demokratis semakin terwujud ditandai dengan membaiknya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah serta kuatnya peran masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupan bangsa. Posisi penting Indonesia sebagai negara demokrasi yang besar makin meningkat dengan keberhasilan diplomasi di forum internasional dalam upaya pemeliharaan keamanan nasional, integritas wilayah, dan pengamanan kekayaan sumber daya alam nasional. Selanjutnya, kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel makin meningkat yang ditandai dengan terpenuhinya standar pelayanan minimum di semua tingkatan pemerintah. Kesejahteraan rakyat terus meningkat ditunjukkan oleh membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia, antara lain meningkatnya pendapatan per kapita; menurunnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai dengan berkembangnya lembaga jaminan sosial; meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat yang didukung dengan pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang mantap; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender; meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak; terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk; menurunnya kesenjangan kesejahteraan antar individu, antarkelompok
masyarakat,
dan
antardaerah;
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
dipercepatnya 34
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan potensial di luar Jawa; serta makin mantapnya nilai-nilai baru yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan budaya dan karakter bangsa. Daya saing perekonomian meningkat melalui penguatan industri manufaktur sejalan dengan penguatan pembangunan pertanian dan peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam
lainnya
sesuai
potensi
daerah
secara
terpadu
serta
meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha; peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan; serta penataan kelembagaan ekonomi yang
mendorong
prakarsa
masyarakat
dalam
kegiatan
perekonomian. Kondisi itu didukung oleh pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, serta pos dan telematika; peningkatan pemanfaatan energi terbarukan, khususnya bioenergi, panas bumi, tenaga air, tenaga angin, dan tenaga surya untuk kelistrikan; serta pengembangan sumber daya air dan pengembangan perumahan dan permukiman. Bersamaan dengan itu, industri kelautan yang meliputi perhubungan laut, industri maritim, perikanan, wisata bahari, energi dan sumber daya mineral dikembangkan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan. Dalam
kerangka
pencapaian
pembangunan
yang
berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan
hidup
makin
berkembang
melalui
penguatan
kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif masyarakat; terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam tropis lainnya yang dimanfaatkan untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan nasional pada masa yang akan datang; mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan; serta terlaksananya pembangunan kelautan sebagai gerakan yang didukung oleh semua Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
35
sektor. Kondisi itu didukung dengan meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang. 3) RPJM ke-3 (2015 – 2019) Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-2, RPJM ke-3 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan
menekankan
pencapaian
daya
saing
kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. Sejalan dengan kondisi aman dan damai yang makin mantap di seluruh wilayah Indonesia, kemampuan pertahanan nasional dan keamanan dalam negeri makin menguat yang ditandai dengan terbangunnya profesionalisme institusi pertahanan dan keamanan negara serta meningkatnya kecukupan kesejahteraan prajurit serta ketersediaan alat utama sistem persenjataan TNI dan alat utama Polri
melalui
pemberdayaan
industri
pertahanan
nasional.
Kehidupan demokrasi bangsa makin mengakar dalam kehidupan bangsa sejalan dengan makin mantapnya pelembagaan nilai-nilai demokrasi
dengan
menitikberatkan
pada
prinsip
toleransi,
nondiskriminasi dan kemitraan dan semakin mantapnya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Kondisi itu mendorong tercapainya penguatan kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional dalam rangka mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan damai dalam berbagai aspek kehidupan. Bersamaan dengan itu kesadaran dan penegakan hukum dalam berbagai aspek kehidupan berkembang makin mantap serta profesionalisme aparatur negara di pusat dan daerah makin mampu mendukung pembangunan nasional.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
36
Kesejahteraan rakyat terus membaik, meningkat sebanding dengan
tingkat
menengah,
dan
kesejahteraan
negara-negara
merata
didorong
yang
oleh
berpenghasilan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang disertai terwujudnya lembaga jaminan sosial. Kualitas sumber daya manusia terus membaik ditandai oleh meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan, termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung oleh manajemen pelayananan pendidikan yang efisien dan efektif; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender; meningkatnya tumbuh kembang optimal, serta kesejahteraan dan perlindungan anak; tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang; dan mantapnya budaya dan karakter bangsa. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari; terus membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam yang diimbangi dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung oleh
meningkatnya
kesadaran,
sikap
mental,
dan
perilaku
masyarakat; serta semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Indonesia. Daya saing perekonomian Indonesia semakin kuat dan kompetitif dengan semakin terpadunya industri manufaktur dengan pertanian, kelautan dan sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan;
terpenuhinya
ketersediaan
infrastruktur
yang
didukung oleh mantapnya kerja sama pemerintah dan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi dan industri serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang
ditandai
oleh
berkembangnya
jaringan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
infrastruktur 37
transportasi; terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat tercapai, serta mulai dimanfaatkannya tenaga nuklir untuk pembangkit listrik dengan mempertimbangkan faktor keselamatan secara ketat; terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat informasi Indonesia; terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pengembangan infrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian. Sejalan dengan itu, pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh. 4) RPJM ke-4 (2020 – 2024) Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-3, RPJM ke-4 ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Kelembagaan politik dan hukum telah tercipta ditandai dengan terwujudnya konsolidasi demokrasi yang kokoh dalam berbagai aspek kehidupan politik serta supremasi hukum dan penegakan hak-hak asasi manusia; terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat; serta terjaganya keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kedaulatan negara dari ancaman, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kondisi itu didukung oleh mantapnya kemampuan pertahanan dan keamanan Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
38
negara yang ditandai oleh terwujudnya TNI yang profesional dengan komponen cadangan dan pendukung pertahanan yang kuat; terwujudnya
sinergi
kinerja
antara
POLRI
dan
partisipasi
masyarakat dalam bidang keamanan, intelijen, dan kontra intelijen yang efektif yang disertai kemampuan industri pertahanan yang handal; terwujudnya sistem hukum nasional yang mantap yang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam mendorong supremasi hukum; terwujudnya tata kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa
yang berdasarkan hukum,
serta
birokrasi
yang
profesional dan netral; terwujudnya masyarakat sipil, masyarakat politik, dan masyarakat ekonomi yang mandiri, serta terwujudnya kemandirian nasional dalam konstelasi global. Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat ditunjukkan oleh makin tinggi dan meratanya tingkat pendapatan masyarakat dengan jangkauan lembaga jaminan sosial yang lebih menyeluruh; mantapnya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, antara lain ditandai oleh meningkat dan meratanya akses, tingkat kualitas, dan relevansi pendidikan seiring dengan makin efisien
dan
efektifnya
manajemen
pelayanan
pendidikan;
meningkatnya kemampuan Iptek; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak; dan terwujudnya kesetaraan gender; bertahannya kondisi dan penduduk tumbuh seimbang. Sejalan dengan tingkat kemajuan bangsa, sumber daya manusia Indonesia diharapkan berkarakter cerdas, tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragama, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, toleran terhadap keberagaman, bergotong royong, patriotik, dinamis dan berorientasi Iptek. Kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat makin mantap dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk menjaga kenyamanan dan kualitas Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
39
kehidupan sehingga masyarakat mampu berperan sebagai penggerak bagi konsep pembangunan berkelanjutan dalam kehidupan seharihari. Struktur perekonomian makin maju dan kokoh ditandai dengan
daya
saing
perekonomian
yang
kompetitif
dan
berkembangnya keterpaduan antara industri, pertanian, kelautan dan sumber daya alam, dan sektor jasa. Lembaga dan pranata ekonomi telah tersusun, tertata, serta berfungsi dengan baik. Kondisi itu didukung oleh keterkaitan antara pelayanan pendidikan, dan kemampuan
Iptek
yang makin
maju
sehingga
mendorong
perekonomian yang efisien dan produktivitas yang tinggi; serta berkembangnya usaha dan investasi dari perusahaan-perusahaan Indonesia di luar negeri termasuk di zona ekonomi eksklusif dan lautan beban dalam rangka peningkatan perekonomian nasional. Sejalan dengan itu, pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas dan berkesinambungan dapat dicapai sehingga pendapatan per kapita pada tahun 2025 mencapai kesejahteraan setara dengan negara-negara
berpendapatan
menengah
dengan
tingkat
pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin yang makin rendah. Kondisi maju dan sejahtera makin terwujud dengan terselenggaranya jaringan transportasi pos dan telematika yang andal bagi seluruh masyarakat yang menjangkau seluruh wilayah NKRI; tercapainya elektrifikasi perdesaan dan elektrifikasi rumah tangga; serta terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh. Dalam
rangka
memantapkan
pembangunan
yang
berkelanjutan, keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam
terus
dipelihara
dan
dimanfaatkan
untuk
terus
mempertahankan nilai tambah dan daya saing bangsa serta meningkatkan modal pembangunan nasional pada masa yang akan datang. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
40
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 yang berisi visi, misi, dan arah pembangunan nasional merupakan pedoman bagi pemerintah dan masyarakat di dalam penyelenggaraan pembangunan nasional 20 tahun ke depan. RPJPN ini juga menjadi acuan di dalam penyusunan RPJP Daerah dan menjadi pedoman bagi calon Presiden dan calon Wakil Presiden dalam menyusun visi, misi, dan program prioritas yang akan menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) lima tahunan dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Keberhasilan pembangunan nasional dalam mewujudkan visi Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur perlu didukung oleh (1) komitmen dari kepemimpinan nasional yang kuat dan demokratis; (2) konsistensi kebijakan pemerintah; (3) keberpihakan kepada rakyat; dan (4) peran serta masyarakat dan dunia usaha secara aktif.
B. Tuntutan Masa Depan Masyarakat Bantul 1.
Tuntutan lokal : a. Keanekaragaman Kebutuhan Masyarakat Kabupaten Bantul Masyarakat Bantul
memiliki keanekaragaman jenis masyarakat yang
tentu saja kebutuhannya juga beranekaragam. Ada sekelompok masyarakat miskin dengan pendapatan rendah, mereka ingin meningkatankan pendapatan untuk
kesejahteraan,
perdagangan,
mereka
ada ingin
sekelompok
masyarakat
meningkatkan
bergerak
volume
dan
bidang
pendapatan
perdagangannya, ada sekelompok masyarakat yang mengembangkan seni budaya; kriya, handy craft, wayang, batik, furnitur dll. Mereka ingin mengembangkan seni-budayanya. Ada kelompok penganggur yang ingin bekerja, ada kelompok karyawan perusahaan yang ingin meningkatkan keterampilannya, ada kelompok satuan pendidikan dan lembaga pelatihan kejuruan yang membutuhkan bahan pelatihan, ada kelompok masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri, dan sebagainya untuk tidak disebut satu persatu karena terlalu banyak jumlah jenisnya. Jika Kabupaten Bantul ingin berperan besar dalam memajukan masyarakat yang beraneka ragam kebutuhannya, maka Kabupaten Bantul
harus mampu memberikan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
41
pelayanan majemuk terhadap keanekaragaman kebutuhan masyarakat. Tentu saja tidak semua keanekaragaman kebutuhan masyarakat harus dilayani oleh Kabupaten Bantul, tetapi harus dipilah dan dipilih sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan yang dimiliki oleh Kabupaten Bantul. Peran majemuk Kabupaten Bantul sangat diperlukan untuk melayani keanekaragam kebutuhan masyarakat dan Kabupaten Bantul harus merancang untuk itu (Slamet Ph. Renstra UNY 2012). b. Kemajuan Teknologi dan Seni Seiring dengan kemajuan teknologi, masyarakat Bantul juga bercita-cita mampu memanfaatkan bahkan ikut serta memproduksi teknologi sejajar dengan daerah-daerah lain. Sejauh informasi yang ada, jenis-jenis teknologi yang berkembang saat ini mencakup teknologi konstruksi, manufaktur, transportasi, komunikasi, energi, bio, dan bahan. Kabupaten Bantul sangat dekat hubungannya dengan teknologi karena teknologi merupakan alat utamanya. Kedekatan hubungan Kabupaten Bantul dan teknologi bukan barang baru karena teknologi merupakan bagian dari kehidupan Kabupaten Bantul. Teknologi yang saat ini sarat perubahan menuntut Kabupaten Bantul memiliki daya adaptasi dan adopsi yang cepat agar mampu menyiapkan warganya berkemampuan dan berkesanggupan untuk melek teknologi, luwes menghadapi perubahan teknologi, dan terampil dalam mengoperasikan teknologi. Oleh karena itu, pengembangan Kabupaten Bantul ke depan harus semutakhir kemajuan teknologi.
Pengembangan teknologi di Bantul
terkait dengan dukungan pada pengembangan ekonomi daerah yang berbasis pada: pariwisata, kelautan dan perikanan, industri dan perdagangan. Perlu dicatat ajakan dari UNESCO (1992) yang memprediksi bahwa perubahan teknologi akan membuat masyarakat
melakukan de-skilling
pendidikan kejuruan disatu sisi, dan disisi lain akan menuntut pendidikan kejuruan
mengajarkan
kemampuan
multi-skilling.
UNESCO
juga
menyarankan agar perencanaan kurikulum memberi prioritas pada multiskilling, flexibility, retrainability, entrepreneurship, credit transfer, dan continuing education.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
42
Kemajuan teknologi menuntut
Kabupaten Bantul melalui Dinas
Pendidikan dan instansi terkait untuk melakukan perubahan-perubahan terhadap kompetensi lulusannya, kurikulumnya, proses belajar mengajarnya, penilaian prestasi belajarnya, pendidik dan tenaga kependidikannya, sarana dan prasarananya, pendanaannya, dan pengelolaannya. Salah satu ciri khas masyarakat Bantul adalah bidang seni dan budaya. Wujud seni dan budaya masyarakat Bantul adalah kriya, wayang, batik, kuliner, handy craf perak, furnitur. Seni-seni tersebut menyebar diberbagai kecamatan; seni kriya/gerabah dan batu berada di
Kecamatan Kasihan,
Tekstil berada di kecataman Bantul, Sewon, Banguntapan dan Kasihan, Kerajinan mebel/funiture berada di kecamatan Dlingo, Kasihan, Bantul dan Pleret, Pakaian Jadi berada di kecatama Bantul, Kasihan, Sewon dan Banguntapan. Kerajinan Wayang kulit dan Batik di Kecataman Imogiri, dan Pandak. c. Tuntutan Pengembangan Pariwisata Informasi yang ada menunjukkan dari tahun ketahun, pariwisata menyumbang cukup signifikan yakni 40 % pada PAD Kabupaten Bantul. Sektor ini mendominasi pendapat daerah dibanding industri, perhotelan, pertanian dan perdagangan. Obyek wisata ini beragam yakni wisata alam, budaya/religi dan buatan. Yang perlu dicatat dari wisata ini adalah sisi kenyamanan, keamanan kebersihan dan inovasinya. Sejauh informasi yang ada menunjukkan bahwa semua hal tersebut sudah dilakukan oleh pengelola wisata, tetapi belum optimal. Harapannya adalah
dengan pengembangan ini agar wisata di
Kabupaten Bantul memiliki daya tarik yang lebih kuat untuk menghadirkan wisata manca negara maupun domestik. Secara umum perlu di catat bahwa produk seni, budaya dan obyek wisata di atas sudah berkembang lama di masyarakat Bantul, tetapi produk seni budaya dan obyek wisata berdaya saing nasional dan internasional masih perlu waktu lama. Sejauh informasi yang ada menunjukkan bahwa produkproduk diatas belum dapat bersaing ditingkat nasional maupun internasional karena standar mutu produk dan design produk yang belum memadai. Sehingga diperlukan peningkatan daya saing di level nasional maupun internasional. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
43
2. Tuntutan Nasional a. Kemajuan Ilmu, Teknologi, Seni dan Olah Raga Persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang menuntut peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan iptek dalam rangka menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan iptek nasional, tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan kontribusi iptek untuk meningkatkan
kemampuan
dalam
memenuhi
hajat
hidup
bangsa;
menciptakan rasa aman; memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, energi, dan pangan; memperkuat sinergi kebijakan iptek dengan kebijakan sektor lain; mengembangkan budaya iptek di kalangan masyarakat; peningkatkan komitmen bangsa terhadap pengembangan iptek; mengatasi degradasi fungsi lingkungan; mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam; serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya iptek, baik SDM, sarana dan prasarana, maupun pembiayaan iptek. Kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek mengalami peningkatan. Berbagai hasil penelitian, pengembangan, dan rekayasa teknologi telah dimanfaatkan oleh pihak industri dan masyarakat. Jumlah publikasi ilmiah terus meningkat meskipun tergolong masih sangat rendah di tingkat internasional. Hal itu mengindikasikan peningkatan kegiatan penelitian, transparansi ilmiah, dan aktivitas diseminasi hasil penelitian dan pengembangan. Walaupun demikian, kemampuan nasional dalam penguasaan dan pemanfaatan iptek dinilai masih belum memadai untuk meningkatkan daya saing. Hal itu ditunjukan, antara lain, oleh masih rendahnya sumbangan iptek di sektor produksi, belum efektifnya mekanisme intermediasi, lemahnya sinergi kebijakan, belum berkembangnya budaya iptek di masyarakat, dan terbatasnya sumber daya iptek. Persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang menuntut peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan iptek dalam rangka menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan iptek nasional, tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan kontribusi iptek untuk meningkatkan kemampuan dalam memenuhi hajat hidup bangsa; menciptakan rasa aman; memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, energi, Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
44
dan pangan; memperkuat sinergi kebijakan iptek dengan kebijakan sektor lain; mengembangkan budaya iptek di kalangan masyarakat; meningkatkan komitmen bangsa terhadap pengembangan iptek; mengatasi degradasi fungsi lingkungan; mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam; serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya iptek, baik SDM, sarana dan prasarana, maupun pembiayaan iptek.
3. Tuntutan Global Era global telah menimbulkan kecenderungan-kecenderungan masa depan yang menuntut persaingan dan kerja sama ketat dan ini membutuhkan kemampuan daya saing dan kolaborasi yang kuat. John Naisbitt (1985) memprediksi bahwa masa depan memiliki karakteristik yang disebut Mega Trends: Ten New Directions Transforming Our Life sebagai berikut (Tabel 4). Tabel : 4 Mega Trends (Naisbitt, 1985) From To Industrial society Information society Forced technology High tech/high touch National economy world economy Short term Long term Centralization Decentralization Institutional help Self-help Representative democracy Participatory democracy Hierarchies Networking North South Either/or Multiple options
Meskipun tulisan John Naisbitt sudah lama, isinya masih tetap valid untuk zaman sekarang dan bahkan untuk zaman masa depan. Tentu Kabupaten Bantul harus memperhatikan kecenderungan-kecenderungan masa depan yang ditulis oleh John Naisbitt dan mengakomodasinya secara eklektif inkorporatif sesuai dengan nilai-nilai ke-Indonesia-an. Selain itu, perkembangan dunia juga menunjukkan kecenderungan ke arah knowledge based society dan tidak hanya knowledge based economy) disamping open trade yang selama ini telah dirasakan oleh bangsa Indonesia. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Indonesia dituntut untuk memiliki professional human resources, great global
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
45
management, knowledge based management, great global leadership, teknologi mutakhir yang canggih dan bahkan teknologi yang mampu menghasilkan ilmu (technoscience) dan yang bukan sekadar terapan ilmu. Disamping itu, Indonesia juga terikat komitmen global (MDG, EFA, human right for education, education for sustainable development, competency standards, world climate, dan sebagainya), yang kesemuanya memerlukan perhatian Kabupaten Bantul untuk mendukungnya, baik melalui pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi,
manajemen,
kepemimpinan,
dan
sumberdaya
manusia.
Keunggulan teknologi akan menurunkan biaya produksi, meningkatkan kandungan
nilai
tambah,
memperluas
keragaman
produk,
dan
meningkatkan mutu produk. Keunggulan manajemen dan kepemimpinan akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Keunggulan sumberdaya manusia (SDM) merupakan kunci daya saing karena SDM lah yang akan menentukan
siapa
yang
mampu
menjaga
kelangsungan
hidup,
perkembangan, dan kemenangan dalam persaingan global. Sumber daya manusia berkualitas unggul memiliki sifat-sifat kreatif, inovatif, luwes, melek teknologi, terampil, dan memiliki kecerdasan majemuk. Trilling dan Fadel (2010) menyarankan agar pendidikan pada abad 21 mampu menghasilkan “innovative, inventive, self-motivated and self-directed, creative problem solvers to confront increasingly complex global problem”. Kabupaten Bantul harus menyiapkan dirinya untuk menghadapi tuntutan abad 21. Pada tahun 2008, United Nations mengajak negara-negara anggotanya untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang ditempuh melalui pengembangan industri kreatif, misalnya cultural heritage, visual and performing arts, audiovisual industries, publishing and printed media, new media, design, and creative services including advertising and architecture. Bagi Indonesia, apa yang dicontohkan oleh United Nation hanyalah sebagian kecil karena Indonesia memiliki kekayaan kultural dan natural
yang jauh lebih banyak dari pada negara-negara lain.
Menanggapi ajakan United Nation, Indonesia telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
46
Ekonomi Kreatif yang isi utamanya mencakup pengembangan industriindustri kreatif sebagai berikut, yaitu: periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, model (fashion), film, video, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, dan riset dan pengembangan. Tentu saja pengembangan ekonomi kreatif tidak terbatas pada cakupan industri kreatif tersebut, yang lain masih banyak. Oleh karena itu, Kabupaten Bantul agar mengembangkan pendidikan industri kreatif sesuai dengan tuntutan. Untuk menghadapi tuntutan-tuntutan masa depan sebagaimana disebut sebelumnya, sudah saatnya Kabupaten Bantul mengembangkan program-program yang mampu memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut. Tentu saja pengembangan program-program yang dimaksud harus berangkat dari kondisi dan kepentingan nasional dalam rangka untuk mempertebal nasionalisme berdasarkan Pancasila dan pilar-pilar persatuan dan kesatuan Indonesia yaitu UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pengembangan Kabupaten Bantul diarahkan untuk menghasilkan insan Indonesia cerdas, berjati diri Indonesia, dan berkeunggulan komparatif dan kompetitif secara regional dan internasional melalui peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas dan relevansi, kesetaraan dan kepastian
memperoleh
layanan
di
Kabupaten
Bantul.
Dalam
penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Bantul, upaya peningkatan mutu, relevansi, efektivitas, dan efisiensi harus dilakukan secara optimal dan terus menerus, baik terhadap input, proses, maupun outputnya.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
47
BAB III TUNTUTAN MASA DEPAN
A. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 1.
Pengertian Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun ke depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2025.
2.
Maksud dan Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025, selanjutnya
disebut
RPJP
Nasional,
adalah
dokumen
perencanaan
pembangunan nasional periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak. 3. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Kontek Kabupaten Bantul Dalam kontek lokal, maka Kabupaten Bantul diharapkan memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk menanggapi tuntutan-tuntutan masa depan berikut: (A) rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN), (B) tuntutan masa depan masyarakat Bantul.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (UU 17/2007) menetapkan bahwa visi Indonesia tahun 2025 adalah: “Indonesia yang Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
23
mandiri, maju, adil, dan makmur.” Lebih jauh lagi, UU 17/2007 juga mencanangkan idaman-idaman kemajuan pada tahun 2045 sebagai berikut, yaitu: “Mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia pada tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan.” UU
17/2007 juga menyatakan bahwa untuk mewujudkan visi tersebut
ditempuh melalui 8 misi pembangunan nasional sebagai berikut: (1) mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila, (2) mewujudkan bangsa yang berdaya-saing, (3) mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum, (4) mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu, (5) mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan, (6) mewujudkan Indonesia asri dan lestari, (7) mewujudkan Indonesia menjadi Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional, dan (8) mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional. Berdasarkan visi dan misi RPJPN 2025 tersebut disusunlah empat tahapan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) sebagai berikut: (1) RPJMN 1: 2005-2009, yaitu menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik; (2) RPJMN 2: 2010-2014, yaitu memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), membangun kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memperkuat daya saing perekonomian; (3) RPJMN 3: 2015-2019, yaitu memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas, dan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (4) RPJMN 4: 2020-2024, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan dan perluasan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif (lihat Gambar 2).
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
24
Gambar 2: Pentahapan Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (UU 17/2007)
Karena pendidikan nasional merupakan salah satu sektor pembangunan nasional, maka tahapan-tahapan pembangunan nasional tersebut harus digunakan sebagai acuan bagi pembangunan Pendidikan Nasional.
4. Arah, Tahapan, dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang 2005– 2025 Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005–2025 adalah mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945. Sebagai ukuran tercapainya Indonesia yang maju, mandiri, dan adil, pembangunan nasional dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
25
a. Arah Pembangunan Jangka Panjang 1) Terwujudnya
masyarakat
Indonesia
yang
berakhlak
mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab ditandai oleh hal-hal berikut: a) Terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi iptek. b) Makin mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam meningkatnya peradaban, harkat, dan martabat manusia Indonesia, dan menguatnya jati diri dan kepribadian bangsa.
2) Terwujudnya
bangsa
yang
berdaya
saing
untuk
mencapai
masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera ditunjukkan oleh halhal berikut: a) Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan sehingga pendapatan perkapita pada tahun 2025 mencapai tingkat kesejahteraan setara dengan negaranegara berpenghasilan menengah, dengan tingkat pengangguran terbuka yang tidak lebih dari 5 persen dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5 persen. b) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia, termasuk peran perempuan dalam pembangunan. Secara umum peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks pembangunan gender (IPG), serta tercapainya penduduk tumbuh seimbang. c) Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah Indonesia. Sektor pertanian, dalam arti luas, dan pertambangan menjadi basis aktivitas ekonomi yang dikelola secara efisien sehingga Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
26
menghasilkan komoditi berkualitas, industri manufaktur yang berdaya saing global, motor penggerak perekonomian, serta jasa yang perannya meningkat dengan kualitas pelayanan lebih bermutu dan berdaya saing. d) Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan yang andal dan terintegrasi satu sama lain. Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang andal dan efisien sesuai kebutuhan, termasuk hampir sepenuhnya elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat terpenuhi. Terselenggaranya pelayanan pos dan telematika
yang
efisien
dan
modern
guna
terciptanya
masyarakat informasi Indonesia. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air. e) Meningkatnya profesionalisme aparatur negara pusat dan daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab, serta profesional yang mampu mendukung pembangunan nasional.
3) Terwujudnya Indonesia yang demokratis, berlandaskan hukum dan berkeadilan Ditunjukkan oleh hal-hal berikut: a) Terciptanya supremasi hukum dan penegakkan hak-hak asasi manusia yang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta tertatanya sistem hukum nasional yang mencerminkan kebenaran, keadilan, akomodatif, dan aspiratif. Terciptanya penegakan hukum tanpa memandang kedudukan, pangkat, dan jabatan seseorang
demi
supremasi
hukum
dan
terciptanya
untuk
memperkuat
penghormatan pada hak-hak asasi manusia. b) Menciptakan
landasan
konstitusional
kelembagaan demokrasi. c) Memperkuat peran masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupan politik.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
27
d) Memantapkan
pelembagaan
menitikberatkan
pada
nilai-nilai
demokrasi
yang
prinsip-prinsip
toleransi,
non-
diskriminasi, dan kemitraan. e) Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik yang dapat diukur dengan adanya pemerintah yang berdasarkan hukum, birokrasi yang professional dan netral, masyarakat sipil, masyarakat politik dan masyarakat ekonomi yang mandiri, serta adanya kemandirian nasional.
4) Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat Terwujudnya rasa aman dan damai
serta terjaganya
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan
kedaulatan negara dari ancaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri ditandai oleh hal-hal berikut: a) Terwujudnya keamanan nasional yang menjamin martabat kemanusiaan, keselamatan warga negara, dan keutuhan wilayah dari ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. b) TNI yang profesional, komponen cadangan dan pendukung pertahanan yang kuat terutama bela negara masyarakat dengan dukungan industri pertahanan yang andal. c) Polri yang profesional, partisipasi kuat masyarakat dalam bidang keamanan, intelijen, dan kontra intelijen yang efektif, serta mantapnya koordinasi antara institusi pertahanan dan keamanan.
5) Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan Ditandai oleh hal-hal berikut: a) Tingkat pembangunan yang makin merata ke seluruh wilayah diwujudkan
dengan
peningkatan
kualitas
hidup
dan
kesejahteraan masyarakat, termasuk berkurangnya kesenjangan antarwilayah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
28
b) Kemandirian pangan dapat dipertahankan pada tingkat aman dan dalam kualitas gizi yang memadai serta tersedianya instrumen jaminan pangan untuk tingkat rumah tangga. c) Terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. d) Terwujudnya lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
6) Terwujudnya Indonesia yang asri dan lestari ditandai oleh hal-hal berikut: a)
Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam
dan
pelestarian
fungsi
lingkungan
hidup
yang
dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi, daya dukung, dan kemampuan
pemulihannya
dalam
mendukung
kualitas
kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari. b)
Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumber daya alam untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan nasional.
c)
Meningkatnya
kesadaran,
sikap
mental,
dan
perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian
fungsi
lingkungan
hidup
untuk
menjaga
kenyamanan dan kualitas kehidupan.
7) Terwujudnya Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan Nasional Terwujudnya Indonesia sebagai Negara kepulauan yang mandiri, kuat dan maju ditandai oleh hal-hal berikut: a) Terbangunnya jaringan sarana dan prasarana sebagai perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
29
b) Meningkat dan menguatnya sumber daya manusia di bidang kelautan yang didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. c) Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, aset-aset, dan hal-hal yang terkait dalam kerangka pertahanan negara. d) Membangun
ekonomi
kelautan
secara
terpadu
dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan. e) Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut.
8) Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam pergaulan dunia internasional Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam pergaulan dunia Internasional ditandai oleh hal-hal berikut: a) Memperkuat dan mempromosikan identitas nasional sebagai negara demokratis dalam tatanan masyarakat Internasional. b) Memulihkan
posisi
penting
Indonesia
sebagai
negara
demokratis besar yang ditandai oleh keberhasilan diplomasi di forum internasional dalam upaya pemeliharaan keamanan nasional, integritas wilayah, dan pengamanan kekayaan sumber daya alam Nasional. c) Meningkatnya kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam berbagai kerja sama Internasional dalam rangka mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan damai. d) Terwujudnya kemandirian Nasional dalam konstelasi global. e) Meningkatnya investasi perusahaan-perusahaan Indonesia di luar negeri. Untuk mencapai tingkat kemajuan, kemandirian, serta keadilan yang diinginkan, arah pembangunan jangka panjang selama kurun waktu 20 tahun mendatang adalah sebagai berikut.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
30
b. Tahapan dan Skala Prioritas Untuk mencapai sasaran pokok sebagaimana dimaksud di atas, pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam rencana pembangunan jangka menengah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu, tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua itu harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang. Setiap sasaran pokok dalam delapan misi pembangunan jangka panjang dapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat diperas kembali menjadi prioritas utama. Prioritas utama menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan. Atas dasar tersebut, tahapan dan skala prioritas utama dapat disusun sebagai berikut. 1) RPJM ke-1 (2005 – 2009) Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan tahap sebelumnya, RPJM I diarahkan untuk menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat. Indonesia
yang
aman
dan
damai
ditandai
dengan
meningkatnya rasa aman dan damai serta terjaganya NKRI berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika melalui tertanganinya berbagai kerawanan dan tercapainya landasan pembangunan kemampuan pertahanan nasional, serta meningkatnya keamanan dalam negeri termasuk keamanan sosial sehingga peranan Indonesia
dalam
menciptakan
perdamaian
dunia
semakin
meningkat. Kondisi itu didukung oleh berkembangnya nilai baru yang positif dan produktif pada setiap aspek kehidupan dalam rangka memantapkan budaya nasional, termasuk wawasan dan Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
31
budaya bahari; menguat dan meluasnya pemahaman tentang identitas nasional sebagai negara demokrasi dalam tatanan masyarakat internasional; dan meningkatnya pelestarian serta pengembangan kekayaan budaya untuk memperkokoh kedaulatan NKRI berlandaskan falsafah Pancasila. Indonesia yang adil dan demokratis ditandai dengan meningkatnya keadilan dan penegakan hukum; terciptanya landasan hukum untuk memperkuat kelembagaan demokrasi; meningkatnya kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunan; terciptanya landasan bagi upaya penegakan supremasi hukum dan penegakan hak-hak asasi manusia yang bersumber pada Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan tertatanya sistem hukum nasional. Bersamaan dengan itu, pelayanan kepada
masyarakat
makin
membaik
dengan
meningkatnya
penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah yang tercermin dengan terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah dan tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang lebih tinggi; serta tertatanya kelembagaan birokrasi dalam mendukung percepatan terwujudnya tata kepemerintahan yang baik. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia ditandai dengan menurunnya angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas; berkurangnya kesenjangan antarwilayah, termasuk meningkatnya pengelolaan pulau-pulau kecil terdepan; meningkatnya kualitas sumber daya manusia, termasuk sumber daya manusia di bidang kelautan yang didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan membaiknya pengelolaan sumber daya alam dan mutu lingkungan hidup. Kondisi itu dicapai dengan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan iklim yg lebih kondusif, termasuk membaiknya infrastruktur. Percepatan pembangunan infrastruktur lebih didorong melalui peningkatan peran swasta dengan meletakkan dasar-dasar kebijakan dan regulasi serta reformasi dan restrukturisasi kelembagaan, terutama untuk sektor transportasi, energi dan kelistrikan, serta pos dan telematika. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
32
Bersamaan dengan itu dilaksanakan revitalisasi kelembagaan pusatpusat pertumbuhan yang memiliki lokasi strategis, antara lain Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Andalan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, antara lain, ditandai oleh meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) yang diarahkan untuk membangun bangsa yang berkarakter cerdas, adil dan beradab, berkepribadian nasional, tangguh, kompetitif, bermoral, dan berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragama, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi luhur, toleran
terhadap
keberagaman,
bergotong-royong,
patriotik,
dinamis, dan berorientasi iptek; meningkatkan kualitas dan akses masyarakat
terhadap
pelayanan
pendidikan
dan
kesehatan;
meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak; dan mengendalikan jumlah dan laju pertumbuhan penduduk. Bersamaan dengan hal tersebut ditingkatkan mitigasi bencana
alam
sesuai
dengan
kondisi
geologi
Indonesia.
Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup dan menyadari keadaan wilayah yang rawan bencana sehingga makin peduli dan antisipatif. Hal itu didukung oleh pengembangan kelembagaan dan peningkatan kapasitas di setiap tingkatan pemerintahan dalam rangka penanggulangan bencana serta diacunya rencana tata ruang secara hierarki dari tingkatan nasional, pulau, provinsi, hingga kabupaten/kota sebagai payung kebijakan spasial semua sektor dalam rangka mencegah dampak kerusakan lingkungan hidup dan meminimalkan dampak bencana. 2) RPJM ke-2 (2010 – 2014) Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-1, RPJM ke-2 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
33
termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian. Kondisi aman dan damai di berbagai daerah Indonesia terus membaik dengan meningkatnya kemampuan dasar pertahanan dan keamanan negara yang ditandai dengan peningkatan kemampuan postur dan struktur pertahanan negara serta peningkatan kemampuan lembaga
keamanan
negara.
Kondisi
itu
sejalan
dengan
meningkatnya kesadaran dan penegakan hukum, tercapainya konsolidasi penegakan supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia, serta kelanjutan penataan sistem hukum nasional. Sejalan dengan itu, kehidupan bangsa yang lebih demokratis semakin terwujud ditandai dengan membaiknya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah serta kuatnya peran masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupan bangsa. Posisi penting Indonesia sebagai negara demokrasi yang besar makin meningkat dengan keberhasilan diplomasi di forum internasional dalam upaya pemeliharaan keamanan nasional, integritas wilayah, dan pengamanan kekayaan sumber daya alam nasional. Selanjutnya, kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel makin meningkat yang ditandai dengan terpenuhinya standar pelayanan minimum di semua tingkatan pemerintah. Kesejahteraan rakyat terus meningkat ditunjukkan oleh membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia, antara lain meningkatnya pendapatan per kapita; menurunnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai dengan berkembangnya lembaga jaminan sosial; meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat yang didukung dengan pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang mantap; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender; meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak; terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk; menurunnya kesenjangan kesejahteraan antar individu, antarkelompok
masyarakat,
dan
antardaerah;
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
dipercepatnya 34
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan potensial di luar Jawa; serta makin mantapnya nilai-nilai baru yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan budaya dan karakter bangsa. Daya saing perekonomian meningkat melalui penguatan industri manufaktur sejalan dengan penguatan pembangunan pertanian dan peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam
lainnya
sesuai
potensi
daerah
secara
terpadu
serta
meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha; peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan; serta penataan kelembagaan ekonomi yang
mendorong
prakarsa
masyarakat
dalam
kegiatan
perekonomian. Kondisi itu didukung oleh pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, serta pos dan telematika; peningkatan pemanfaatan energi terbarukan, khususnya bioenergi, panas bumi, tenaga air, tenaga angin, dan tenaga surya untuk kelistrikan; serta pengembangan sumber daya air dan pengembangan perumahan dan permukiman. Bersamaan dengan itu, industri kelautan yang meliputi perhubungan laut, industri maritim, perikanan, wisata bahari, energi dan sumber daya mineral dikembangkan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan. Dalam
kerangka
pencapaian
pembangunan
yang
berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan
hidup
makin
berkembang
melalui
penguatan
kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif masyarakat; terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam tropis lainnya yang dimanfaatkan untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan nasional pada masa yang akan datang; mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan; serta terlaksananya pembangunan kelautan sebagai gerakan yang didukung oleh semua Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
35
sektor. Kondisi itu didukung dengan meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang. 3) RPJM ke-3 (2015 – 2019) Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-2, RPJM ke-3 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan
menekankan
pencapaian
daya
saing
kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. Sejalan dengan kondisi aman dan damai yang makin mantap di seluruh wilayah Indonesia, kemampuan pertahanan nasional dan keamanan dalam negeri makin menguat yang ditandai dengan terbangunnya profesionalisme institusi pertahanan dan keamanan negara serta meningkatnya kecukupan kesejahteraan prajurit serta ketersediaan alat utama sistem persenjataan TNI dan alat utama Polri
melalui
pemberdayaan
industri
pertahanan
nasional.
Kehidupan demokrasi bangsa makin mengakar dalam kehidupan bangsa sejalan dengan makin mantapnya pelembagaan nilai-nilai demokrasi
dengan
menitikberatkan
pada
prinsip
toleransi,
nondiskriminasi dan kemitraan dan semakin mantapnya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Kondisi itu mendorong tercapainya penguatan kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional dalam rangka mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan damai dalam berbagai aspek kehidupan. Bersamaan dengan itu kesadaran dan penegakan hukum dalam berbagai aspek kehidupan berkembang makin mantap serta profesionalisme aparatur negara di pusat dan daerah makin mampu mendukung pembangunan nasional.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
36
Kesejahteraan rakyat terus membaik, meningkat sebanding dengan
tingkat
menengah,
dan
kesejahteraan merata
negara-negara
yang didorong oleh
berpenghasilan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang disertai terwujudnya lembaga jaminan sosial. Kualitas sumber daya manusia terus membaik ditandai oleh meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan, termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung oleh manajemen pelayananan pendidikan yang efisien dan efektif; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender; meningkatnya tumbuh kembang optimal, serta kesejahteraan dan perlindungan anak; tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang; dan mantapnya budaya dan karakter bangsa. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari; terus membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam yang diimbangi dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung oleh
meningkatnya
kesadaran,
sikap
mental,
dan
perilaku
masyarakat; serta semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Indonesia. Daya saing perekonomian Indonesia semakin kuat dan kompetitif dengan semakin terpadunya industri manufaktur dengan pertanian, kelautan dan sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan;
terpenuhinya
ketersediaan
infrastruktur
yang
didukung oleh mantapnya kerja sama pemerintah dan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi dan industri serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang
ditandai
oleh
berkembangnya
jaringan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
infrastruktur 37
transportasi; terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat tercapai, serta mulai dimanfaatkannya tenaga nuklir untuk pembangkit listrik dengan mempertimbangkan faktor keselamatan secara ketat; terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat informasi Indonesia; terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pengembangan infrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian. Sejalan dengan itu, pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh. 4) RPJM ke-4 (2020 – 2024) Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-3, RPJM ke-4 ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Kelembagaan politik dan hukum telah tercipta ditandai dengan terwujudnya konsolidasi demokrasi yang kokoh dalam berbagai aspek kehidupan politik serta supremasi hukum dan penegakan hak-hak asasi manusia; terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat; serta terjaganya keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kedaulatan negara dari ancaman, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kondisi itu didukung oleh mantapnya kemampuan pertahanan dan keamanan Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
38
negara yang ditandai oleh terwujudnya TNI yang profesional dengan komponen cadangan dan pendukung pertahanan yang kuat; terwujudnya
sinergi
kinerja
antara
POLRI
dan
partisipasi
masyarakat dalam bidang keamanan, intelijen, dan kontra intelijen yang efektif yang disertai kemampuan industri pertahanan yang handal; terwujudnya sistem hukum nasional yang mantap yang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam mendorong supremasi hukum; terwujudnya tata kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa
yang berdasarkan hukum, serta birokrasi
yang
profesional dan netral; terwujudnya masyarakat sipil, masyarakat politik, dan masyarakat ekonomi yang mandiri, serta terwujudnya kemandirian nasional dalam konstelasi global. Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat ditunjukkan oleh makin tinggi dan meratanya tingkat pendapatan masyarakat dengan jangkauan lembaga jaminan sosial yang lebih menyeluruh; mantapnya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, antara lain ditandai oleh meningkat dan meratanya akses, tingkat kualitas, dan relevansi pendidikan seiring dengan makin efisien
dan
efektifnya
manajemen
pelayanan
pendidikan;
meningkatnya kemampuan Iptek; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak; dan terwujudnya kesetaraan gender; bertahannya kondisi dan penduduk tumbuh seimbang. Sejalan dengan tingkat kemajuan bangsa, sumber daya manusia Indonesia diharapkan berkarakter cerdas, tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragama, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, toleran terhadap keberagaman, bergotong royong, patriotik, dinamis dan berorientasi Iptek. Kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat makin mantap dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk menjaga kenyamanan dan kualitas Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
39
kehidupan sehingga masyarakat mampu berperan sebagai penggerak bagi konsep pembangunan berkelanjutan dalam kehidupan seharihari. Struktur perekonomian makin maju dan kokoh ditandai dengan
daya
saing
perekonomian
yang
kompetitif
dan
berkembangnya keterpaduan antara industri, pertanian, kelautan dan sumber daya alam, dan sektor jasa. Lembaga dan pranata ekonomi telah tersusun, tertata, serta berfungsi dengan baik. Kondisi itu didukung oleh keterkaitan antara pelayanan pendidikan, dan kemampuan
Iptek
yang makin
maju
sehingga
mendorong
perekonomian yang efisien dan produktivitas yang tinggi; serta berkembangnya usaha dan investasi dari perusahaan-perusahaan Indonesia di luar negeri termasuk di zona ekonomi eksklusif dan lautan beban dalam rangka peningkatan perekonomian nasional. Sejalan dengan itu, pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas dan berkesinambungan dapat dicapai sehingga pendapatan per kapita pada tahun 2025 mencapai kesejahteraan setara dengan negara-negara
berpendapatan
menengah
dengan
tingkat
pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin yang makin rendah. Kondisi maju dan sejahtera makin terwujud dengan terselenggaranya jaringan transportasi pos dan telematika yang andal bagi seluruh masyarakat yang menjangkau seluruh wilayah NKRI; tercapainya elektrifikasi perdesaan dan elektrifikasi rumah tangga; serta terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh. Dalam
rangka
memantapkan
pembangunan
yang
berkelanjutan, keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam
terus
dipelihara
dan
dimanfaatkan
untuk
terus
mempertahankan nilai tambah dan daya saing bangsa serta meningkatkan modal pembangunan nasional pada masa yang akan datang. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
40
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 yang berisi visi, misi, dan arah pembangunan nasional merupakan pedoman bagi pemerintah dan masyarakat di dalam penyelenggaraan pembangunan nasional 20 tahun ke depan. RPJPN ini juga menjadi acuan di dalam penyusunan RPJP Daerah dan menjadi pedoman bagi calon Presiden dan calon Wakil Presiden dalam menyusun visi, misi, dan program prioritas yang akan menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) lima tahunan dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Keberhasilan pembangunan nasional dalam mewujudkan visi Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur perlu didukung oleh (1) komitmen dari kepemimpinan nasional yang kuat dan demokratis; (2) konsistensi kebijakan pemerintah; (3) keberpihakan kepada rakyat; dan (4) peran serta masyarakat dan dunia usaha secara aktif.
B. Tuntutan Masa Depan Masyarakat Bantul 1.
Tuntutan lokal : a. Keanekaragaman Kebutuhan Masyarakat Kabupaten Bantul Masyarakat Bantul
memiliki keanekaragaman jenis masyarakat yang
tentu saja kebutuhannya juga beranekaragam. Ada sekelompok masyarakat miskin dengan pendapatan rendah, mereka ingin meningkatankan pendapatan untuk
kesejahteraan,
perdagangan,
mereka
ada ingin
sekelompok
masyarakat
meningkatkan
volume
bergerak dan
bidang
pendapatan
perdagangannya, ada sekelompok masyarakat yang mengembangkan seni budaya; kriya, handy craft, wayang, batik, furnitur dll. Mereka ingin mengembangkan seni-budayanya. Ada kelompok penganggur yang ingin bekerja, ada kelompok karyawan perusahaan yang ingin meningkatkan keterampilannya, ada kelompok satuan pendidikan dan lembaga pelatihan kejuruan yang membutuhkan bahan pelatihan, ada kelompok masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri, dan sebagainya untuk tidak disebut satu persatu karena terlalu banyak jumlah jenisnya. Jika Kabupaten Bantul ingin berperan besar dalam memajukan masyarakat yang beraneka ragam kebutuhannya, maka Kabupaten Bantul
harus mampu memberikan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
41
pelayanan majemuk terhadap keanekaragaman kebutuhan masyarakat. Tentu saja tidak semua keanekaragaman kebutuhan masyarakat harus dilayani oleh Kabupaten Bantul, tetapi harus dipilah dan dipilih sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan yang dimiliki oleh Kabupaten Bantul. Peran majemuk Kabupaten Bantul sangat diperlukan untuk melayani keanekaragam kebutuhan masyarakat dan Kabupaten Bantul harus merancang untuk itu (Slamet Ph. Renstra UNY 2012). b. Kemajuan Teknologi dan Seni Seiring dengan kemajuan teknologi, masyarakat Bantul juga bercita-cita mampu memanfaatkan bahkan ikut serta memproduksi teknologi sejajar dengan daerah-daerah lain. Sejauh informasi yang ada, jenis-jenis teknologi yang berkembang saat ini mencakup teknologi konstruksi, manufaktur, transportasi, komunikasi, energi, bio, dan bahan. Kabupaten Bantul sangat dekat hubungannya dengan teknologi karena teknologi merupakan alat utamanya. Kedekatan hubungan Kabupaten Bantul dan teknologi bukan barang baru karena teknologi merupakan bagian dari kehidupan Kabupaten Bantul. Teknologi yang saat ini sarat perubahan menuntut Kabupaten Bantul memiliki daya adaptasi dan adopsi yang cepat agar mampu menyiapkan warganya berkemampuan dan berkesanggupan untuk melek teknologi, luwes menghadapi perubahan teknologi, dan terampil dalam mengoperasikan teknologi. Oleh karena itu, pengembangan Kabupaten Bantul ke depan harus semutakhir kemajuan teknologi.
Pengembangan teknologi di Bantul
terkait dengan dukungan pada pengembangan ekonomi daerah yang berbasis pada: pariwisata, kelautan dan perikanan, industri dan perdagangan. Perlu dicatat ajakan dari UNESCO (1992) yang memprediksi bahwa perubahan teknologi akan membuat masyarakat
melakukan de-skilling
pendidikan kejuruan disatu sisi, dan disisi lain akan menuntut pendidikan kejuruan
mengajarkan
kemampuan
multi-skilling.
UNESCO
juga
menyarankan agar perencanaan kurikulum memberi prioritas pada multiskilling, flexibility, retrainability, entrepreneurship, credit transfer, dan continuing education. Kemajuan teknologi menuntut
Kabupaten Bantul melalui Dinas
Pendidikan dan instansi terkait untuk melakukan perubahan-perubahan Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
42
terhadap kompetensi lulusannya, kurikulumnya, proses belajar mengajarnya, penilaian prestasi belajarnya, pendidik dan tenaga kependidikannya, sarana dan prasarananya, pendanaannya, dan pengelolaannya. Salah satu ciri khas masyarakat Bantul adalah bidang seni dan budaya. Wujud seni dan budaya masyarakat Bantul adalah kriya, wayang, batik, kuliner, handy craf perak, furnitur. Seni-seni tersebut menyebar diberbagai kecamatan; seni kriya/gerabah dan batu berada di
Kecamatan Kasihan,
Tekstil berada di kecataman Bantul, Sewon, Banguntapan dan Kasihan, Kerajinan mebel/funiture berada di kecamatan Dlingo, Kasihan, Bantul dan Pleret, Pakaian Jadi berada di kecatama Bantul, Kasihan, Sewon dan Banguntapan. Kerajinan Wayang kulit dan Batik di Kecataman Imogiri, dan Pandak. c. Tuntutan Pengembangan Pariwisata Informasi yang ada menunjukkan dari tahun ketahun, pariwisata menyumbang cukup signifikan yakni 40 % pada PAD Kabupaten Bantul. Sektor ini mendominasi pendapat daerah dibanding industri, perhotelan, pertanian dan perdagangan. Obyek wisata ini beragam yakni wisata alam, budaya/religi dan buatan. Yang perlu dicatat dari wisata ini adalah sisi kenyamanan, keamanan kebersihan dan inovasinya. Sejauh informasi yang ada menunjukkan bahwa semua hal tersebut sudah dilakukan oleh pengelola wisata, tetapi belum optimal. Harapannya adalah
dengan pengembangan ini agar wisata di
Kabupaten Bantul memiliki daya tarik yang lebih kuat untuk menghadirkan wisata manca negara maupun domestik. Secara umum perlu di catat bahwa produk seni, budaya dan obyek wisata di atas sudah berkembang lama di masyarakat Bantul, tetapi produk seni budaya dan obyek wisata berdaya saing nasional dan internasional masih perlu waktu lama. Sejauh informasi yang ada menunjukkan bahwa produkproduk diatas belum dapat bersaing ditingkat nasional maupun internasional karena standar mutu produk dan design produk yang belum memadai. Sehingga diperlukan peningkatan daya saing di level nasional maupun internasional.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
43
2. Tuntutan Nasional a. Kemajuan Ilmu, Teknologi, Seni dan Olah Raga Persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang menuntut peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan iptek dalam rangka menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan iptek nasional, tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan kontribusi iptek untuk meningkatkan
kemampuan
dalam
memenuhi
hajat
hidup
bangsa;
menciptakan rasa aman; memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, energi, dan pangan; memperkuat sinergi kebijakan iptek dengan kebijakan sektor lain; mengembangkan budaya iptek di kalangan masyarakat; peningkatkan komitmen bangsa terhadap pengembangan iptek; mengatasi degradasi fungsi lingkungan; mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam; serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya iptek, baik SDM, sarana dan prasarana, maupun pembiayaan iptek. Kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek mengalami peningkatan. Berbagai hasil penelitian, pengembangan, dan rekayasa teknologi telah dimanfaatkan oleh pihak industri dan masyarakat. Jumlah publikasi ilmiah terus meningkat meskipun tergolong masih sangat rendah di tingkat internasional. Hal itu mengindikasikan peningkatan kegiatan penelitian, transparansi ilmiah, dan aktivitas diseminasi hasil penelitian dan pengembangan. Walaupun demikian, kemampuan nasional dalam penguasaan dan pemanfaatan iptek dinilai masih belum memadai untuk meningkatkan daya saing. Hal itu ditunjukan, antara lain, oleh masih rendahnya sumbangan iptek di sektor produksi, belum efektifnya mekanisme intermediasi, lemahnya sinergi kebijakan, belum berkembangnya budaya iptek di masyarakat, dan terbatasnya sumber daya iptek. Persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang menuntut peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan iptek dalam rangka menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan iptek nasional, tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan kontribusi iptek Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
44
untuk meningkatkan kemampuan dalam memenuhi hajat hidup bangsa; menciptakan rasa aman; memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, energi, dan pangan; memperkuat sinergi kebijakan iptek dengan kebijakan sektor lain; mengembangkan budaya iptek di kalangan masyarakat; meningkatkan komitmen bangsa terhadap pengembangan iptek; mengatasi degradasi fungsi lingkungan; mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam; serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya iptek, baik SDM, sarana dan prasarana, maupun pembiayaan iptek.
3. Tuntutan Global Era global telah menimbulkan kecenderungan-kecenderungan masa depan yang menuntut persaingan dan kerja sama ketat dan ini membutuhkan kemampuan daya saing dan kolaborasi yang kuat. John Naisbitt (1985) memprediksi bahwa masa depan memiliki karakteristik yang disebut Mega Trends: Ten New Directions Transforming Our Life sebagai berikut (Tabel 4). Tabel : 4 Mega Trends (Naisbitt, 1985) From To Industrial society Information society Forced technology High tech/high touch National economy world economy Short term Long term Centralization Decentralization Institutional help Self-help Representative democracy Participatory democracy Hierarchies Networking North South Either/or Multiple options Meskipun tulisan John Naisbitt sudah lama, isinya masih tetap valid untuk zaman sekarang dan bahkan untuk zaman masa depan. Tentu Kabupaten Bantul harus memperhatikan kecenderungan-kecenderungan masa depan yang ditulis oleh John Naisbitt dan mengakomodasinya secara eklektif inkorporatif sesuai dengan nilai-nilai ke-Indonesia-an. Selain itu, perkembangan dunia juga menunjukkan kecenderungan ke arah knowledge based society dan tidak hanya knowledge based economy) disamping open trade yang selama ini telah dirasakan oleh Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
45
bangsa Indonesia. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Indonesia dituntut untuk memiliki professional human resources, great global management, knowledge based management, great global leadership, teknologi mutakhir yang canggih dan bahkan teknologi yang mampu menghasilkan ilmu (technoscience) dan yang bukan sekadar terapan ilmu. Disamping itu, Indonesia juga terikat komitmen global (MDG, EFA, human right for education, education for sustainable development, competency standards, world climate, dan sebagainya), yang kesemuanya memerlukan perhatian Kabupaten Bantul untuk mendukungnya, baik melalui pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi,
manajemen,
kepemimpinan,
dan
sumberdaya
manusia.
Keunggulan teknologi akan menurunkan biaya produksi, meningkatkan kandungan
nilai
tambah,
memperluas
keragaman
produk,
dan
meningkatkan mutu produk. Keunggulan manajemen dan kepemimpinan akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Keunggulan sumberdaya manusia (SDM) merupakan kunci daya saing karena SDM lah yang akan menentukan
siapa
yang
mampu
menjaga
kelangsungan
hidup,
perkembangan, dan kemenangan dalam persaingan global. Sumber daya manusia berkualitas unggul memiliki sifat-sifat kreatif, inovatif, luwes, melek teknologi, terampil, dan memiliki kecerdasan majemuk. Trilling dan Fadel (2010) menyarankan agar pendidikan pada abad 21 mampu menghasilkan “innovative, inventive, self-motivated and self-directed, creative problem solvers to confront increasingly complex global problem”. Kabupaten Bantul harus menyiapkan dirinya untuk menghadapi tuntutan abad 21. Pada tahun 2008, United Nations mengajak negara-negara anggotanya untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang ditempuh melalui pengembangan industri kreatif, misalnya cultural heritage, visual and performing arts, audiovisual industries, publishing and printed media, new media, design, and creative services including advertising and architecture. Bagi Indonesia, apa yang dicontohkan oleh United Nation hanyalah sebagian kecil karena Indonesia memiliki kekayaan kultural dan natural yang jauh lebih banyak dari pada negara-negara lain. Menanggapi Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
46
ajakan United Nation, Indonesia telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif yang isi utamanya mencakup pengembangan industriindustri kreatif sebagai berikut, yaitu: periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, model (fashion), film, video, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, dan riset dan pengembangan. Tentu saja pengembangan ekonomi kreatif tidak terbatas pada cakupan industri kreatif tersebut, yang lain masih banyak. Oleh karena itu, Kabupaten Bantul agar mengembangkan pendidikan industri kreatif sesuai dengan tuntutan. Untuk menghadapi tuntutan-tuntutan masa depan sebagaimana disebut sebelumnya, sudah saatnya Kabupaten Bantul mengembangkan program-program yang mampu memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut. Tentu saja pengembangan program-program yang dimaksud harus berangkat dari kondisi dan kepentingan nasional dalam rangka untuk mempertebal nasionalisme berdasarkan Pancasila dan pilar-pilar persatuan dan kesatuan Indonesia yaitu UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pengembangan Kabupaten Bantul diarahkan untuk menghasilkan insan Indonesia cerdas, berjati diri Indonesia, dan berkeunggulan komparatif dan kompetitif secara regional dan internasional melalui peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas dan relevansi, kesetaraan dan kepastian
memperoleh
layanan
di
Kabupaten
Bantul.
Dalam
penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Bantul, upaya peningkatan mutu, relevansi, efektivitas, dan efisiensi harus dilakukan secara optimal dan terus menerus, baik terhadap input, proses, maupun outputnya.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
47
BAB IV KONDISI NYATA/EXSISTING PENDIDIKAN KABUPATEN BANTUL 2013
A. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan Pembangunan pendidikan di Kabupaten Bantul selama 2005-2015 telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah beserta instansi terkait terutama Pendidikan. Hasil-hasil pembangunan ini mulai tampak
pada
Dinas
meningkatnya
Angka Partisipasi Kasar (APK) diberbagai level pendidikan formal sejak dari PAUD sampaidengan Pendidikan Tinggi. Peningkatan ini terjadi akibat dari ketersediaan fasilitas pendidikan yang semakin lengkap serta layanan pendidikan yang semakin merata diseluruh wilayah Kabupaten Bantul. Peningkatan hasilhasil ini terlihat dari APK dan APM dari leval PAUD s.d. SMA/SMK/MA dan Paket C, menurunnya angka buta huruf penduduk, meningkatnya lulusan disetiap jenjang pendidikan (Buku Pintar Bidang Pendidikan, Kebudayaan dan Kesehatan, Pemerintah Daerah Kab. Bantul, 2009). Kesejahteraan suatu wilayah dapat diukur dari Human Development Index (HDI) atau Indek Pembangunan Manusia (IPM) merupakan gabungan dari status kesehatan; angka harapan hidup dan tingkat keaksaraan suatu masyarakat, angka partisipasi kasar jenjang pendidikan Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi, serta Pendapatan Domestic Bruto atau daya beli anggota masyarakat. Dilihat dari IPM tersebut Kabupaten Bantul telah terjadi peningkatan Index Pembangunan Sumber Daya Manusia yang memberikan kontribusi penting bagi program pembangunan secara umum. Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index, dari tahun 2009-2010 cenderung mengalami peningkatan, pada tahun 2009 sebesar 73,38 dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 73,75. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menunjukkan bahwa peringkat Indeks Pembangunan Kesehatan Manusia Kabupaten.
Bantul menduduki peringkat
kelima dari 440 kabupaten/kota seluruh Indonesia. (Rencana Kerja Pembangunan Daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul, 2012). Pembangunan bidang ekonomi, sosial dan budaya mendapat sumbangan dari pendidikan secara signifikan. Hal ini terbukti dengan adanya Susesnas (2008) yang
menyimpulkan
taraf
pendidikan
bahwa
ada
dengan
hubungan
yang
kemiskinan
signfikan dan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
antara
,
kesehatan. 48
Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesehatan maka semakin rendah tingkat kemiskinan disuatu wilayah. 1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Taman Kanak-Kanak, KB, TPA dan SPS Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dinilai sangat penting. Merujuk kepada para ahli psikologi, perkembangan terpenting mental anak berada pada usia dini yakni 0-4 tahun. Pada kenyataannya, pada usia ini – sering disebut golden age-- secara umum, anak dibiarkan berkembangan secara alamiah tanpa ada rekayasa, sehingga perkembangan anak selama ini diserahkan kepada keluarga masing-masing, tanpa rekayasa edukatif yang memadai. Untuk itu Pemerintah Kabupaten sangat respek terhadap pendidikan usia dini, hal ini terbukti dengan didirikannya PAUD se Kabupaten Bantul. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) selain peran penting di atas juga menyiapkan anak untuk memasuki sekolah selanjutnya SD/MI secara lebih baik. Peran penting PAUD terletak pada mempersiapkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Menyiapkan anak dalam hal bersosialisasi dengan lingkungan, bersedia menerima kehadiran orang lain, bersedia bekerja sama dengan orang lain dll. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Bantul sd. 2012 telah terbentuk sebanyak 274 unit. Adapun PAUD tersebut meliputi: Kelompok Bermain (KB), Tempat Pengasuhan Anak (TPA) dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) terintegrasi dengan Posyandu.
Pembentukan PAUD bekerja sama dengan
Penggerak PKK Kabupaten Bantul. Bantuan yang diberikan berupa Alat Permainan Edukatif (APE) dan honorarium kepada guru PAUD. Tabel 5 Kondisi PAUD Kabupaten Bantul 2012 No.
Nama Lembaga
Jml Guru Jumlah Jml Guru Tersertifikasi Siswa Negeri Swasta 01. TK 1 523 24.103 2.234 698 02.. KB 439 11.616 1.492 03. TPA 43 1.718 119 04. SPS 274 6.017 539 Sumber: Data Dinas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan NF Kab. Bantul 2013.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
49
Grafik 3 600 500 TK Negeri
400
TK Swasta
300
KB TPA
200
SPS
100 0
Kondisi PAUD Kabupaten Bantul 2012
2. Pendidikan Dasar a. Sekolah Dasar dan Madrasah Ibdtidaiyah (SD/SDLB/MI) dan Paket A.Gambaran kelembagaan Pendidikan Dasar SD/SDLB/MI di kabupaten Bantul 2010 sd. 2012 sbb: SD/SDLB/MI dan Paket A sebagai bagian dari Pendidikan Dasar mendukung terhadap program Wajib Belajar 9 tahun. Bentuk dukungan tersebut berupa penuntasan program pemerataan akses memperoleh pendidikan secara wajar, mutu layanan dan daya saing serta manajemen internal (efeftivitas dan efisiensi). Indikator Akses pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yaitu; Angka Partsipasi Kasar (APK) dan Angka Partsisipasi Murni (APM). Indikator pemerataan akses pendidikan adalah APK dan APM. Merujuk pada Tabel-6, menunjukkan bahwa APK dan APM SD/SDLB/MI dan Paket A selalu meningkat. APK dan APM tahun 2010 masing-masing: 91,06% dan 79,87%. APK dan APM tahun 2011 masing-masing: 101,85% dan 81,76 %. Sedangkan APK dan APM 2012 masing-masing: 92,91 dan 80,87.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
50
Tabel 6 APK/APM SD/SDLB/Madrasah Ibtidaiyah dan Paket A Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun
SD/SDLB/ Madrasah Ibtidaiyah/Paket A Negeri
Swasta
APK (%) 01. 2010/2011 279 76 91,06 02. 2011/2012 284 117 101,85 03. 2012/2013 282 101 92,91 Sumber: Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Akhir TA Kabupaten Bantul 2013.
APM (%) 79,87 81,76 80,87 2012, Pemerintah
Grafik 4 APK dan APM SD/MI/SDLB dan Paket A 2010/2011-2011/2012-2012/2013 101 ,85 %
91, 06 79, 87 %
81, 76 %
92 ,91 %
80,87 %
APK % APM %
2010/2011
2011/2012 2012/2013
Sumber: Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Akhir Pemerintah Kabupaten Bantul 2013
TA
2012,
Tabel 7 Rasio Guru SD/SDLB/MI/Paket A Terhadap Siswa Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun
SD/SDLB/MI dan Paket A Guru Siswa Rasio Ktr. 01. 2010/2011 5.426 70.010 1:13 02. 2011/2012 5.424 74.492 1:13 03. 2012/2013 5.837 75.557 1:13 Sumber: Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Akhir TA 2012, Pemerintah Kabupaten Bantul 2013. Dinas Pendidikan Dasar 2012.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
51
Rasio guru terhadap siswa di kabupaten Bantul menunjukkan angka ideal. Merujuk pada Tabel-7 menununjukkan rasio sbb: Rasio guru-siswa tahun 2010; 1:13, tahun 2011;13;, dan tahun 2012; 1:13:. Dengan rasio ideal tersebut, diharapkan, proses pembelajaran di level pendidikan dasar berlangsung baik. Persentase guru SD/SDLB/MI dan Paket A yang berijazah S1/D4 merujuk pada Tabel-8, sbb: Tahun 2010 jumlah guru: 4.874, Ijazah S1/D4 : 3.253 (66,74%). Tahun 2011: jumlah guru: 5.226, Ijazah S1/D4: 4.509 (86,28%). Sedangkan Tahun 2012: jumlah guru:5.450, Ijazah S1/D4: 4.109 (70,39%). Tabel 8 Persentase Guru SD/SDLB/MI dan Paket A Berijazah S1/D4 Kabupaten Bantul 2010/2011, 2011/2012, 2012/2013 No.
Tahun
SD/SDLB/MI dan Paket A Guru S1/D4 % 01. 2010/2011 4.874 3.253 66,74 02. 2011/2012 5.226 4.509 86,28 03. 2012/2013 5.450 4.109 70,39 Sumber: Lap. Keterangan Pertanggung jawaban Bupati Bantul 2012, Kabupaten Bantul 2013. Grafik 5 Proporsi Guru SD/SDLB/MI dan Paket A Berijazah S1/D4 2010/2011
5.00 4.00 Jumlah Guru: 4.874
3.00 2.00
Ijasah S1/D4: 3.252
1.00
Ijasah SLTA/Non Sarjana: 1.341
0.00 JUMLAH IJAZAH GURU S1/D4
IJAZAH SLTA
Sumber: Data Olahan Dinas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan NF Kabupaten Bantul 2011.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
52
Grafik 6 Proporsi Guru SD/SDLB/MI dan Paket A Berijazah S1/D4 2011/2012 6.00 5.00 Jumlah Guru: 5.226
4.00 3.00
Jiasah S1/D4: 4.509
2.00 Ijasah SLTA/Non Sarjana: 1.159
1.00 0.00 JUMLAH IJAZAH GURU S1/D4
IJAZAH SLTA
Sumber: Data Olahan Dinas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan NF Kabupaten Bantul 2013. Grafik 7 Proporsi Guru SD/SDLB/MI dan Paket A Berijazah S1/D4 2012/2013
6.00 5.00 Jumlah Guru: 5.450
4.00 3.00
Ijasah S1/D4 : 4.109
2.00 Ijasah SLTA/Non Sarjana: 1.326
1.00 0.00 JUMLAH IJAZAH GURU S1/D4
IJAZAH SLTA
Sumber: Data Olahan Dinas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan NF Kabupaten Bantul 2013. Tabel 9 Persentase Guru SD/SDLB/MI dan Paket A Bersertifikat Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun
SD/SDLB/MI dan Paket A Guru Sertifikat % 01. 2010/2011 4.874 3.253 66,74 02. 2011/2012 5.226 3.555 68,02 03. 2012/2013 5.450 3.572 65,54 Sumber: Data Dinas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan NF Kabupaten Bantul 2013.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
53
Persentase guru SD/SDLB/MI dan Paket A Tersertifikasi dapat dilihat pada Tabel-9. Dari table tersebut dapat disimpulkan bahwa tahun 2010: jumlah guru; 4.874; tersertisikasi 3.253 (66,74%), tahun 2011 jumlah Guru: 5.226, tersertifikasi:
3.555 (68,02%). Tahun
2012
jumlah guru:
5.420;
tersertifikasi: 3.572 (65,54%). Grafik 8 Persentase Guru SD/SDLB/MI dan Paket A Bersertifikat Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 4.874
5.226 3.254 (66,74%)
5.450 3.555 (68,02%)
3.572 (65,54)
Jml Guru
Sertfk.
Sertif.
Sertfk.. Jml.Guru Jml Guru 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Sumber: Data Dinas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan NF Kabupaten Bantul 2013. Tabel 10 Angka Disparitas SD/SDLB/MI paket A (25 Besar Atas) Kab. Bantul 2012 No. 01 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Nama SDN 2 Gadingharjo SDN 2 Sanden SDIT Insan Utama SDN 1Sanden SDN Jejeran SDN Ngentak SDN Jolosutro SDN Winongo SDN Klangon SD Al-AMin Sinar Putih SDN Patalan Baru SDN Mojosari SDN 1 Donotirto SDN 3 Sedayu SD Muh. Wonorejo SDIT Raihan SD Muh Sambeng SDN Kabregan SDN Gumulan
Kec. Sanden Sanden Kasihan Srandakan Pleret Sanden Piyungan Kasihan Sedayu Sewon Jetis Piyungan Sanden Sedayu Sanden Sewon Srandakan Piyungan Pandak
Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
Score 25,21 24,50 24,25 24,22 24,04 24,02 23,92 23,87 23,78 23,67 23,62 23,53 23,41 23,32 23,23 23,14 23,10 23,03 23,00 54
20. SDN Tunjungan 21. SD Pangudi Luhur 22. SDIT Assalam 23. SDN Mangiran 24. SDN Talkondo 25. SDN Jetis Jumlah rerata
Pandak Sedayu Sanden Pandak Srandakan Jetis
20 23,00 21 22,93 22 22,91 23 22,86 24 22,73 25 22,67 613: 25 24,53:3=8,17
=
Sumber: Hasil UAN 2011/2012 Kab. Bantul Tabel 11 Angka Disparitas SD/SdanDLB/MI paket 25 Besar Bawah Kab. Bantul 2013 No. Nama Kec. 01 SDN 1 Patalan Jetis 02. SDN Nogosari Imogiri 03. MIN Kebonagung IImogiri 04. SDN Priyan Bantul 05. SD YP 17 Tegal Dowo Bantul 06. SDN 2 Kadipiro Kasihan 07. SDN Kalipucang Kasihan 08. SD Muh. Mrisi Kasihan 09. SD Iroyudan Pajangan 10. SD Muh. Kalakijo Pajangan 11. SDN Kaligatuk Piyungan 12. SDN Dlingo Dlingo 13. SDN Kanigoro Dlingo 14. SDN Dodogan Dlingo 15. SDN2 Jatimulyo Dlingo 16. SDN 3 Temuwuh Dlingo 17. SDN Suruh Dlingo 18. MIS Islamiyah Koripan Dlingo 19. MI Maarif, Kediwungn Dlingo 20. SDN Siluk Imogiri 21. SDN Srunggo Imogiri 22. SDN Pucung Imogiri 23. SDN Nirmolo Kasihan 24. SDM Kr. Turi Banguntapan 25. SD Kan Tirtosari Kretek Jumlah 474,06 : 25 = Sumber: Hasil UAN 2011/2012 Kab. Bantul
Peringkat Score 337 16,77 352 14,56 334 16,90 248 15,79 345 15,93 343 16,16 336 16,85 329 17,27 341 16,40 327 17,32 342 16,28 346 15,91 326 17,33 338 16,67 333 17,04 350 15,44 330 17,19 347 14,86 331 17,17 339 16,61 325 17,38 340 16,57 328 17,29 332 17,12 335 16,86 18,92:3=6,30
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
55
Angka disparitas SD/MI dan Paket A: 24,43 - 18,92 = 5,61 Angka disparitas SD/SDLB/MI dan Paket A dapat dilihat pada Tabel-10 dan Tabel-11. Dari dua table tersebut tampak angka disparitas sebesar 1,87. Cara mengambil angka disparitas sebagai berikut: 25 SD/MI rangking atas, seluruh NUN dijumlahkan dan dibagi 25 SD/MI hasilnya seperti terlihat pada Tabel-10. Sedangkan SD/MI dengan nilai bawah di ambil sebanyak 25 sekolah. Hal yang sama dilakukan untuk mencari skore rerata bawah. Hasilnya terlihat pada Tabel-11. Tabel 12 Posisi Nilai UAN SD/SDLB/MI dan Paket A Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 Dalam DIY dan Nasional No.
Tahun
Peringkat Hasil UAN SD/SDLB/MI dan Paket A Peringkat UAN DIY Keterangan 01. 2010/2011 Peringkat 2 setelah kota 02. 2011/2012 Peringkat 2 setelah Kab. Sleman 03. 2012/2013 Peringkat 2 setelah sleman Sumber: Data Dinas Pendidikan Keb. Dan Olah Raga DIY 2012. Posisi NUN SD/SDLB/MI dan paket A di propinsi DIY selalu menunjukkan posisi ke- 2. Hal ini terjadi sejak tahun 2010 s.d. 2012. Hal yang menggembirakan adalah Tahun Pelajaran 2011/2012 SD/MI/SDLB dan Paket angka kelulusan UAN mencapai 100%. Hal ini dapat dilihat pada Tabel-13. Sedangkan Tahun Pelajaran sebelumnya 2010 dan 2011, masing-masing mencapai 99,98% dan 99,99%.
Tabel 13 Persentase kelulusan UAN SD/SDLB/MI dan Paket A Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun Jml ujian
SD/SDLB/MI dan Paket A peserta Lulus %
01. 2010/2011 11.192 11.175 02. 2011/2012 10.842 10.841 03. 2012/2013 11.659 11.659 Sumber: Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah dan PNF 2013.
99,98% 99,99% 100% Kabupaten Bantul
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
56
Tabel 14 Jumlah Siswa di bawah 120 SD se-Kab. Bantul Per April 2013 No.
Kecamatan
01.
Sedayu
Status Negeri SD Dingkikan SD Sukoharjo SD Kaliberot
Swasta
SDM Argosari 02.
Pleret
SD Cegokan SDM Wnkromo 1 SDM Bojong
Rombel 6 6 6 6
Jml siswa
6 6
86 81
6
65
6 6 6 6
56 104 96 113
101 98 114 104
03.
Banguntapan
04.
Sewon
SDM Kr.turi SD Mutihan SDIT Shalsabila SDM Pandeyan
-
-
Pajangan
MI al-Iman Sorogenen MI Saman MI al-Muhsin 1 -
6
113
SDM Kalikajo
6
65
-
6 6
90 80
SDM Dk Widaran SDM Mulyodadi SD Kan.Kanutan
6
56
6
115
6
100
-
6 6 6
109 86 63
-
6 6 6
101 118 78
-
6 6
108 77
05.
06. 07.
Pundong Bambang Lipuro
SD Kembang Putihan
SD1 Pundong SD Terban -
08.
Dlingo
SD Mangunan SD Kanigoro SD 1 Jatimulyo SD Semuten SD 2 Terong SD 2 Banjarharjo SD Suruh SD 2 Dodogan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
57
09.
Bantul
-
10
Kasihan
11.
Pandak
SD Kan.
6
55
SD Banyuripan SDM Taman Tirto SDKan. Jomogetan MIM Jogonalan SDAlmuhsin 2
6 6
89 116
6
97
6 6
90 40
SD Bongsren SD Ciren SD Glagahan SD Tunjungan
6 6 6 6 6
105 102 117 108 98
6 6
80 108
6
95
6
99
SDM TglLayang 2 SDKan.Pijenan MI Pijenan 12.
Sanden
SD 1 Gadingharjo SDM Wonorejo
13.
Imogiri
SD Siluk SD Nawungan SD Kd. Miri SD Bango SD Ngrancah SD Sompok SD Nogosari SD Lemah Rubuh
6 6 6 6 6 6 6 6
106 107 61 88 80 78 115 70
14.
Piyungan
SD Mojosari
6
83
15.
Kretek
SD Cimpon
6
94
16.
Jetis
SD 2 Patalan SD 2 Barongan
6 6 6
89 89 6
6
98
6 6 6
90 92 116
SD Bopkri Turen SDM Blawong 2 17.
Srandakan
SD Talkondo
SDM. Sambeng SDM Babakan Sumber Data: Dinas Pendidikan Dasar Kab. Bantul 2013.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
58
b. Sekolah
Menengah
Pertama
dan
Madrasah
Tsanawiyah
(SMP/SMPLB/MTs) Paket B Merujuk pada Tabel-15 , APK dan APM SMP/SMPLB/MTs dan Paket B untuk tahun 2010 masing-masing: 83,89% dan 62,31 %. Sedangkan APK dan APM tahun 2011, masing-masing: 90,71 % dan 64,04%. APK dan APM tahun 2012 masing-masing: 87,53 % dan 67,02 %. Gejala yang menarik dari data tersebut yaitu jarak % APK dan % APM, tiga tahun kebelakang, menunjukkan jarak yang cukup jauh. Mengapa hal ini terjadi ? Pertanyaan tersebut dijawab tidak dengan praduga yang bersifat meraba-raba. Pertanyaan tersebut dijawab dengan penelitian yang akurat. Tabel 15 APK dan APM SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun
SMP/SMPLB/ MTs dan Paket B Negeri
Swasta
APK APM (%) (%) 01. 2010/2011 53 54 83,89 62,31 02. 2011/2012 58 54 90,71 64,04 03. 2012/2013 58 54 87,53 67,02 Sumber: Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Akhir TA 2012 Kabupaten Bantul 2013. Grafik 9 APK dan APM SMP/SMPLB/MTs dan PaketB 2010/2011-2011/2012-2012/2013 89 %
90 ,71 % 63, 21 %
2010
64, 04 %
2011
87,5 3 %
67,02 %
APK % APM %
2012
Sumber: Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Akhir TA Kabupaten Bantul, 2013.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
2012
59
Rasio guru-siswa SMP/SMPLB/MTs dan Paket B menunjukkan rasio ideal pembelajaran. Merujuk pada Tabel-16 tergambar sbb: Tahun Pelajaran 2010 rasio guru-siswa SMP dan yang sederajat 1:11, sedangkan Tahun Pelajaran 2011: 1:10 dan Tahun Pelajaran 2012 1: 10. Namun rasio ideal tersebut hanya berlaku secara logis di atas kertas. Tetapi dalam kenyataan di lapangan, rasio tersebut tidak merata. Tabel 16 Rasio Guru SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Terhadap Siswa Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No. Tahun SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Guru Siswa Rasio Ktr. 01. 2010/2011 3072 34.661 1:11 02. 2011/2012 3.224 34.214 1:10 03. 2012/2013 3.324 35.096 1:10 Sumber: Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Akhir TA 2012 Kabupaten Bantul, 2013. Persentase guru SMP/SMPLB/MTs dan Paket B berijazah S1/D4 merujuk pada Tabel-17 sbb: Tahun Pelajaran 2010 guru berijazah S1/D4 73%, S2 dari 3.072 jumlah total guru. Sedangkan Tahun Pelajaran 2011 : 77,94% S2 112 (3,4%) dari total jumlah guru 3.224. Tahun Pelajaran 2012: 81,55 % dan S2 152 ( 4,57 %) dari total jumlah guru 3.324. Tabel 17 Persentase Guru SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Terhadap S1/S2/D4 Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun
SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Guru S1/D4 % S2 % 01. 2010/2011 3.072 2.251 73,2 7 02. 2011/2012 3.224 2.513 77,9 112 3,47% 4 03. 2012/2013 3.324 2.711 81,5 152 4,57% 5 Sumber: Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Akhir TA 2012 Kabupaten Bantul, 2013.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
60
Grafik 10 Persentase Guru SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Terhadap S1/S2/D4 Kabupaten Bantul 2010-2011-2012 3.07 2
Jml Gur u
2.251 (73,27 %)
S1/D4
-
S 2
3.22 4
Jml Gur u
2.513 (77,94 %)
S1/D4
3.32 4 112 (3,47 %) S1
Jml Gur u
2.711 (81,55 %)
S1/D4
152 (4,57 %) S2
2010/2011 2011/2012 2012/2013 Sumber: Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Akhir TA 2012 Kabupaten Bantul, 2013. Persentase guru SMP/SMPLB/MTs dan Paket B tersertifikasi merujuk pada Tabel-18 sebagai berikut: Tahun pelajaran 2010 jumlah total guru: 3.072, guru tersertifikasi 1.680 (54,68%). Tahun Pelajaran 2011, jumlah guru 3.224, guru tersertifikasi 1.780 (66,21%). Tahun Pelajaran 2012, jumlah guru 3.324, guru tersertfifikasi 1.992 (59,92%). Tabel 18 Persentase Guru SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Bersertikat Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun
01. 2010/2011 02. 2011/2012 03. 2012/2013 Sumber: Lap. Ket. 2013.
SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Guru Sertifikat % 3.072 1.680 54,68 3.224 1.780 66,21 3.324 1.992 59,92 Pertanggung Jawaban Akhir TA 2012 Kabupaten Bantul,
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
61
Grafik 11 Persentase Guru SMP/SMPLB/MTs Paket B Bersertifikat Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 3.072
3.224
1.680 (54,68%) Jml.Guru Sertif.
3.234
1.789 (66,21%) Jml Guru Sertfk..
1.992 (59,92%) Jml Guru Sertfk.
2010/2011 2011/2012 2012/2013 Sumber: Data Dinas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan NF Kabupaten Bantul 2013. Angka disparitas SMP/SMPLB/MTs dan Paket B di wilayah Bantul terlihat pada Tabel-19 dan 20. Angka disparitas tersebut menunjukkan ketimpangan yang cukup menonjol yakni skore rerata NUN SMP 10 besar atas; 6,69. Sedangkan skore rerata NUN SMP 10 besar bawah; 4, 44. Sebaran SMP/SMPLB dan MTS 10 besar atas, cukup luas, baik SMP perkotaan maupun di kecamatan. Demikian pula sebaran SMP/SMPLB/Mts 10 besar bawah juga tersebar di seluruh daerah Kabupaten Bantul. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan dasar SMP/SMPLB/MTs dan Paket B belum merata. Tabel 19 Angka Disparitas SMP/SMPLB/MTs dan paket B 10 Besar Kab. Bantul 2012 No. Nama Peringkat Rerata Score 01 SMPN 1 Bantul 1 7,66 02. SMPN 1 Sanden 2 7,27 03. SMPN 1 Piyungan 3 7,18 04. SMPN 1 Banguntapan 4 6,98 05. SMPN 1 Pandak 5 6,73 06. SMPN 1 Sewon 6 6,49 07. SMPN 2 Kasihan 7 6,31 08. SMPN 1 Imogiri 8 6,15 09. SMPN 2 9 6,12 Bambanglipuro 10. SMPN 1Sedayu 10 6,08 Jumlah rerata 10 6,69 Sumber Data: Datab olah, Dinas Pendidikan Dasar 2011/2012 Kab. Bantul. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
62
Tabel 20 Angka Disparitas SMP/SMPLB/MTs dan paket B 10 Bawah Kab. Bantul 2012 No.
Nama
01 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10.
Peringk at 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Rerata Score 4,69 4,64 4,59 4,54 4,54 4,51 4,48 4,47 4,16 3,84
SMPN 4 Pandak SMPN 3 Pleret SMPN 1 Bambanglipuro SMPN 2 Jetis SMPN 2 Sedayu SMPN 3 Pajangan SMPN 5 Banguntapan SMPN 2 Dlingo SMPN 2 Pajangan SMPN 4 Pandak (SMP erbuka) Jumlah rerata 10 4,44 Sumber Data: Data olah Dinas Pendidikan Dasar Kab. Bantul Hasil UAN 2011/2012 Kab. Bantul. Jadi
Angka disparitas Peringkat 1-10
dan Peringkat 38-47
SMP/SMPLB/MTs dan Paket B : 6,69 – 4,44 = 2,25 Posisi SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Kabupaten Bantul ditingkat Propinsi DIY menduduki urutan ke-2 2010, ke-3 2011 dan ke-3 2012. Hal ini dapat dilihat pada Tabel-21. Sedangkan persentase kelulusan 2010 94,16%, 2011 99,16% dan 2012 99,66%. Jelas terlihat kenaikan angka kalulusan UAN, dapat dilihat pada Tabel-22.
Tabel 21 Peringkat UAN SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Bersertfikat Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 Dalam Prop. DIY No.
Tahun
SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Peringkat UAN DIY Keterangan 01. 2010/2011 Peringkat 2 setelah kota Yogyakarta 02. 2011/2012 Peringkat 3 setelah kota dan Kab. Sleman 03. 2012/2013 Peringkat 3 setelah kota Yk dan Kab. Sleman Sumber: Data Dikpora Prov. DIY 2013.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
63
Tabel 22 Persentase kelulusan UAN SMP/SMPLB/MI dan Paket B Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun Jml ujian
SMP/SMPLB/MTs dan Paket B peserta Lulus %
01. 2010/2011 11.157 11.151 94,16% 02. 2011/2012 11.277 11.182 99,16% 03. 2012/2013 11.243 11.205 99,66% Sumber: Dinas Pendidikan Dasar, Menengah dan PNF Kab. Bantul, 2013 Laboratorium semakin hari semakin menunjukan pentingnya alat tersebut. Peningkatan kualitas pembelajaran akan berbanding lurus dengan penggunaan
laboratorium.
Wujud
laboratorium
tersebut
berupa
laboratorium, Bahasa, IPA dan Komputer. Sejumlah informasi yang ada menunjukkan bahwa penggunaan laboratorium di Pendidikan Dasar dan Menengah cukup optimal, bahkan over load. Laboaratorium digunakan penuh dalam 1 minggu pembelajaran Tabel-23. Tabel 23 Optimalisasi Penggunaan Laboratorium SMP/SMPLB/MTs dan Paket B Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 Dalam DIY dan Nasional No.
Keteranga n IPA Kamputer Bahasa Ada beberapa 01. 1-2 kali sekolah 02. 3-4 kali 03. 5-6 kali 6 hari 6 hari 6 hari negeri yang belum memiliki lab.bahasa . Sumber: Data Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul 2013. 2.
Minggu
Jenis Laboratorium
Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliah (SMA, SMK/MA) Paket C. APK dan APM Tahun Pelajaran 2010-2011-2012 dapat dilihat pada Tabel-24, APK dan APM masing-masing: 67,41 % dan 43,80 %. Sedangkan \Tahun pelajaran 2011, masing- masing 69,88 % dan 50,27%.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
64
Tahun Pelajaran 2012, masing-masing 71,04 % dan 51,57 %. Dari
tabel
tersebut terlihat kenaikan angka APM dan APK dari tahun 2010 s.d. 2012. Tabel 24 APK/APM SMA/SMAK/SMK/MA dan Paket C Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun
SMA/SMAK/SMK/MA dan Paket C Negeri
Swast APK APM a (%) (%) 01. 2010/2011 36 46 67,41 43,80 02. 2011/2012 36 54 69,88 50,27 03. 2012/2013 36 54 71,04 51,57 Sumber: Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Akhir TA 2012 Kabupaten Bantul 2013. Grafik 12 APK dan APM SMA/SMK/MA dan Paket C 2010/2011-2011/2012-2012/2013
67, 41 %
70, 04 %
69,8 8% 43, 80 %
2010
50, 27 %
2011
51,57 %
APK % APM %
2012
Sumber: Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Akhir TA 2012 Kabupaten Bantul, 2013. Tabel 25 Rasio Guru SMA/SMAK/SMK/MA dan Paket C Terhadap Siswa Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun
01. 2010/2011 02. 2011/2012 03. 2012/2013 Sumber: Lap. Ket. 2013.
SMA/SMAK/SMK/MA dan Paket C Guru Siswa Rasio Ktr. 3.189 27.778 1:9 3.334 29.478 1:9 3.382 30.638 1:10 Pertanggung Jawaban Akhir TA 2012 Kabupaten Bantul
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
65
Merujuk pada Tabel-25, tentang rasio Guru-Siswa menunjukkan angka ideal yakni 1: 10, rasio tersebut berjalan sampai dengan Tahun pelajaran 2012. Informasi lain yang penting adalah persentase guru SMA/SMK/MA dan Paket C yang berijazah S2 tampak sebagai berikut: Tahun Pelajaran 2011 jumlah guru 3.334 dan yang berijazah S2 246 (7,37%). Sementara Tahun Pelajaran 2012, jumlah guru 3.336, yang berijazah S2 246 (7,37%) Tabel-26. Tabel 26 Persentase Guru SMA/SMAK/SMK/MA dan Paket C berijazah S2 Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun
SMA/SMAK/SMK//MA dan Paket C Guru S2 % 01. 2010/2011 3.189 225 7,05 02. 2011/2012 3.334 246 7,37 03. 2012/2013 3.336 246 7,37 Sumber: Data Olahan Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Non Formal Kabupaten Bantul 2013. Grafik 13 Guru SMA/SMK/MA Paket C Berijazah S2 2010-2011-2012 3.189 3.334 3.336
225 246 246 (7,05%) (7,37%) (7,37%) Jml Ijazah Jml Ijazah Jml Ijazah S2 Guru S2 Guru S2 Guru 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Sumber: Data Olahan Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Non Formal Kabupaten Bantul 2013. Tabel 27 Persentase Guru SMA/SMAK/SMK/MA dan Paket C Bersertifikat Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/20112-2012/2013 No.
Tahun
SMA/SMAK/SMK/MA dan Paket C
Guru Tersertifikat 01. 2010/2011 3.189 1.248 02. 2011/2012 3.535 1.557 03. 2012/2013 3.382 1.753 Sumber: Data Dinas Pendidikan Menengah Dan Non Formal 2013. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
% 39,13 44,04 51,83 Kabupaten Bantul
66
Merujuk
pada
Tabel-27
dapat
disimpulkan
bahwa
terjadi
peningkatan secara kuantitif guru-guru yang bersertfikasi. Pada Tahun Pelajaran 2010 jumlah guru 3.189, yang bersertifikat 1.248 (39,13%). Tahun Pelajaran 2011 jumlah guru 3.535, yang bersertifikat 1.557 (44,04 %). Pada Tahun Pelajaran 2012 jumlah guru 3.382, yang bersertifikat 1.753 (51,83%). Tabel 28 Persentase kelulusan UAN SMA/SMK/MA dan Paket C Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Tahun
SMA/SMK/MA dan Paket C peserta Lulus %
Jml ujian 01. 02. 03.
2010/2011 2011/2012 2012/2013
8.236 7.971 8.770
8.125 7.954 8.752
98,70% 99,78% 99,75%
Sumber: Data Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul 2013. Tingkat kelulusan UAN SMA/SMK/MA dan Paket C terlihat naik secara kuantitaif Tabel-28. Tahun 2010 98,70%, 2011 99,78% dan 2012 99,75%. Perlu diketahui bahwa posisi UAN SMA/SMK/MA dan Paket C di Kabupaten Bantul, berturut-turut menduduki ranking 1 di Propinsi DIY, sejak Tahun Pelajaran 2010-2011-2012. Tabel 29 Peringkat UAN SMA/SMAK/SMK/MA dan Paket C Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 di DIY No.
Tahun
01. 02. 03.
2010/2011 2011/2012 2012/2013
SMA/SMAK/SMK/MA dan Paket C Peringkat Prop. DIY Keterangan Peringkat 1 Peringkat 1 Peringkat 1
Sumber: Wartabantul com.. Bappeda. Kab. Bantul 20103 Kita ketahui bersama bahwa laboratorium semakin hari semakin menunjukan
pentingnya alat tersebut,
untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa peningkatan kualitas pembelajaran akan
berbanding
laboratorium
lurus
tersebut
dengan
berupa;
penggunaan lab.
Bahasa,
laboratorium. IPA
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
dan
Wujud
Komputer. 67
Sejumlah
informasi
yang
ada
menunjukkan
bahwa
penggunaan
laboratorium di Pendidikan Menengah cukup optimal, bahkan over load. Laboaratorium digunakan penuh dalam 1 minggu pembelajaran Tabel-30.
No. 01. 02. 03.
Tabel 30 Optimalisasi Penggunaan Laboratorium SMA/SMK/MA dan Paket C Kabupaten Bantul 2010/2011-2011/2012-2012/2013 Dalam DIY dan Nasional Minggu Jenis Laboratorium Keterangan IPA Kamputer Bahasa 1-2 kali Ada beberapa sekolah yg 3-4 kali belummmemiliki 5-6 kali 6 hari 6 hari lab. Bahasa.
Sumber: Data Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul 2013. Angka disparitas SMA Negeri Kab. Bantul terlihat pada Tabel-31 dan Tabel-32. Rerata score NUN 2012, 5 SMAN peringkat atas sebesar 8.17. Hal ini tampak kontras dengan 5 SMAN peringkat bawah, rerata scorenya 7.33. 5 Peringkat Atas SMAN se-kab. Bantul 3 di antaranya di kota Bantul. Sedangkan 2 selebihnya di Kecamatan Bambanglipuro dan Kecamatan Sanden. Tabel 31 Angka Disparitas SMAN Kabupaten Bantul 2012/2013 5 Peringkat Atas No.
SMA
Rerata Score NUN 01. SMAN 2 Bantul 8.45 02. SMAN 1 Bantul 8.33 03. SMAN Bb.Lipuro 8.07 04. SMAN 3 Bantul 7.99 05. SMAN 1 Sanden 8.03 Rerata score 8.17 Sumber: Dikmenof Kab. Bantul 2013.
Keterangan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
68
Tabel 32 Angka Disparitas SMAN Kabupaten Bantul 2012/2013 5 Peringkat Bawah No.
SMA
Rerata Score NUN 01. SMAN 1 Sedayu 7.04 02. SMAN 1 Srandakan 7.42 03. SMAN 1 Piyungan 7.06 04. SMAN 1 Bng.tapan 7.52 05. SMAN 1 Dlingo 7.61 Rerata score 7.33 Sumber: Dikmenof Kab. Bantul 2013.
Keterangan
Sedangkan 5 besar peringkat atas, SMA swasta di Kab.Bantul dapat dilihat pada Tabel-33. Tabel tersebut menunjukkan bahwa rerata score NUN 2012/2013 sebasar 7.71. Untuk SMA swasta 5 besar
peringkat
bawah dapat dilihat Tabel-34. Tabel tersebut menunjukkan bahwa 5 besar peringkat bawah memiliki rerata score 6.36. Tabel 33 Angka Disparitas SMA Swasta Kabupaten Bantul 2012/2013 5 Peringkat Atas No.
SMA
Rerata Score NUN 01. SMA 17 Bantul 8.12 02. SMAM Bantul 7.90 03. SMA UII B.Tapan 7.85 04. SMA PGRI Kasihan 7.61 05. SMA Patria Bantul 7.08 Rerata score 7.71 Sumber: Dikmenof Kab. Bantul 2013.
Keterangan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
69
Tabel 34 Angka Disparitas SMA Swasta Kabupaten Bantul 2012/2013 5 Peringkat Bawah No.
SMA
01. 02. 03. 04. 05.
Rerata Score NUN 6.13 6.13 6.35 6.61 6.60
Keterangan
SMAMuh Imogiri SMAMuh Kasihan SMAMuh Pleret SMAMuh Sewon SMADharma Amiluhur Rerata score 6.36 Sumber: Dikmenof Kab. Bantul 2013.
Angka disparitas SMKN di Kab. Bantul dapat dilihat pada Tabel-35 dan Tabel-36.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 5 besar peringkat
SMKN di Kab. Bantul memiliki rerata score 31.60. Sedangkan 5 besar peringkat bawah dapat dilihat pada tabel 39. Tabel tersebut menunjukkan bahwa disparitas 5 besar peringkat bawah memiliki rerata score 29.41. Tabel 35 Angka Disparitas SMKN Kabupaten Bantul 2012/2013 5 Peringkat Atas No.
SMKN
Rerata Score NUN 01. SMKN 1 Bantul 33.78 02. SMKN 2 Kasihan 32.05 03. SMKN 1 Sanden 30.78 04. SMKN 1 Pleret 30.73 05. SMK 1 Pundong 30.69 Rerata Score 31.60 Sumber: Dikmenof Kab. Bantul 2013.
Keterangan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
70
Tabel 35 Angka Disparitas SMKN Kabupaten Bantul 2012/2013 5 Peringkat Bawah No.
SMKN
Rerata Score NUN 01. SMKN 1 Pajangan 30.18 02. SMKN 1 Sedayu 29.66 03. SMKN 1 Kasihan 29.48 04. SMKN 3 Kasihan 29.34 05. SMKN 1 Pandak 28.41 Rerata Score 29.41 Sumber: Dikmenof Kab. Bantul 2013.
Keterangan
Sedangkan disparitas SMKSwasta di kab. Bantul dapat dilihat pada Tabel-37 dan Tabel-38. Table tersebut menunjukkan bahwa angka disparitas 5 besar peringkat atas 30.70. Disparit bawah 5 besar peringkat bawah rerata score: 26.61. Tabel 37 Angka Disparitas SMKSwasta Kabupaten Bantul 5 Peringkat Atas 2012/2013 No.
01.
SMKN
Rerata Score NUN 31.12
Keterangan
SMK Cokroaminoto Pandak 02. SMKMuh 1 Bantul 30.94 03. SMKMuh 2 Bantul 30.78 04. SMKMa’arif 1 30.64 Piyungan 05. SMK Ma’arif2 30.06 Piyungan Rerata Score 30.70 Sumber: Dikmenof Kab. Bantul 2013.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
71
Tabel 38 Angka Disparitas SMKSwasta Kabupaten Bantul 2012/2013 5 Peringkat Bawah No.
SMKN
01. 02.
Rerata Score NUN 27.21 27.20
Keterangan
SMK 17 Bantul SMK SPP Buana Karya 03. SMK Bina Wiyata 27.18 04. SMK Dharma 26.54 Bhakti Sedayu 05. SMK Indonesia 24.94 YIPK Rerata Score 26.61 Sumber: Dikmenof Kab. Bantul 2013.
3.
Pendidikan Non Formal Kab. Bantul a. Profil UU Nomor : 6 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul Dan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul dan Nomor: 16 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Dan Organisasi Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal Kabupaten Bantul b. Kedudukan Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pendidikan yang dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. . c. Tugas Pokok Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan di bidang pendidikan. . d. Fungsi Dinas Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi : 1) Perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan menengah, pendidikan anak usia dini, pendidikan non formal dan informal;
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
72
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendidikan menengah, pendidikan anak usia dini, pendidikan non formal
dan informal;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pendidikan menengah, pendidikan anak usia dini, pendidikan non formal dan informal; 4) pelaksanaan kesekretariatan Dinas; dan 5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
1.
PNF Dalam Realitas Adapun realitas pembelajaran Pendidikan Non Formal di Kabuten Bantul sbb: Tabel 39 Lembaga PNF Tahun 2010/2011-2011/2012-2012/2013 Dan Jumlah Warga Belajar di Kab Bantul
Jumlah Jumlah warga Jumlah Tutor No. Tahun Nama lembaga Belajar lembaga PKBM LKP PKBM LKP PKBM LKP 01. 2010/2011 PKBM LKP 35 72 3.255 2.156 514 184 02. 2011/2012 PKBM LKP 35 72 3.445 2.445 514 184 03. 2012/2013 PKBM LKP 35 72 3.644 2.334 514 184 Sumber: Laporan Ket. Pertanggung Jawaban Akhir Tahun Anggaran 2012, Pemda Bantul 2013. Merujuk pada data Tabel-39, Lembaga PNF di Kabupaten Bantul dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: PKBM dan LKP. Merujuk pada tabel di atas, jumlah lembaga PNF berturut-turut, sejak tahun 2010, masing-masing sebanyak 35 dan 72. Sedangkan warga belajarnya mengalami peningkatan yang siginfikan; PKBM :3.255, 3445 dan 3644. Sedangkan LKP: 2.156, 2.445 dan 2334. Jumlah titor PKBM dan LKP sebanyak: 514 dan 184.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
73
Tabel 40 Jumlah Warga Belajar Program Kesetaraan Pendidikan Non Formal (PKBM) 2010/2011-2011/2012-2012/2013 No.
Nama Program
01. 02.
Paket A Paket B
Jumlah Warga Belajar
Keterangan
Tahun pelajaran 2010/2011 2011/2012 2012/2013 411 257 2.797 2.525
Dibiayai pusat
03. Paket C 1.718 862 Sumber: Laporan Ket. Pertanggung Jawaban Akhir Tahun Anggaran 2012 dan 2013, Pemerintah Kabupaten Bantul. Program kesetaraan Paket A,B dan C , pada Tahun Pelajaran 2011, masing-masing; 411, 2797 dan 1.718. Sedangkan Tahun Pelajaran 2012, masingmasing; 257, 2525 dan 862. Hal yang mencolok dari di atas di atas adalah Program Kesetaraan Paket B meningkat tajam karena pada tahun tersebut pemerintah membiayai program tersebut, sehingga animo masyarakat sangat banyak Tabel-40. Tabel 41 Hasil Ujian Keseteraan Paket A, B dan C Tahun Pelajaran 2011/2012-2012/2013 Nama Program No .
01. 02.
Tahun Pelajara n 2011/20 12 2012/20 13
Paket A Jml Pesert a 103
lulu s
70
Paket B
75
Tak Lulu s 28
% Kelulus an 72,81
Jml Pesert a 272
55
15
78,57
1.334
Lulu s 212 1.03 9
Paket C
Tak Lulu s 60
% Kelulus an 77,94
Jml Pesert a 731
Lulu s 561
Tak Lulu s 170
% Kelulus an 76,74
295
77,88
1.017
856
175
84,16
Sumber: Laporan Ket. Pertanggung Jawaban Akhir Tahun Anggaran 20 dan 2013. Pemerintah Kabupaten Bantul. Hasil ujian program keseteraan Paket A, B dan C berturut-turut sejak tahun 2011 sbb: Paket A jumlah peserta 103 dan lulus 75 (72,81%). Paket B, jumlah peserta 272, lulus 212 (77,94%). Paket C, jumlah peserta: 731, lulus 561 (76,74%). Pada Tahun 2012, paket A, jumlah peserta: 70, lulus 55 (78,57%). Paket B, jumlah peserta: 1.334.Lulus 1.039 (77,88%). Paket C, jumlah peserta: 1.017 lulus 856 (84,16%).
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
74
Tabel 42 Angka Kelulusan SD/SDLB/MI Paket A, SMP/SMPLB/MTs/Paket B, SMA/SMK/MA dan Paket C TA. 2010/2011-2011/2012- 2012/2013 Kabupaten Bantul Angka Kelulusan SD/MI/SDLB SMP/SMPLB/MTs SMA/MA/SMK/Paket Paket A Paket B C 01. 2010/2011 99,90% 99,09% 88,01% 02. 2011/2012 99,98% 99,16% 99,78 % 03. 2012/2013 100% 99,66% 99,70% Sumber: Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Akhir Tahun Anggaran 2012, Kab. Bantul. No
Tahun
Tabel 43 Penurunan Angka Mengulang Sekolah SD/SDLB/MI Paket A, SMP/SMPLB/MTs/Paket B, SMA/SMK/MA dan Paket C TA. 2010/2011-2011/20112-2012 /2013 Kabupaten Bantul Penurunan Angka Mengulang No Tahun SD/MI/SDLB SMP/SMPLB/MTs SMA/MA/SMK/Paket Paket A Paket B C 01. 2010/2011 3.257 dari 111 dari 35.021 73.282 (0,3139). (4,44%). 02. 2011/2012 3.252 dari 100 dari 34.206 74.324 (0,3928%). (4,37%). 03. 2012/2013 3054 dari 140 dari 35.119 3 dari 30638 74.656 (0,398%) (0,0098%) (4.090%). Sumber: Dinas Pendidikan Dasar Kab. Bantul, 2013. Tabel 44 Angka Putus Sekolah SD/SDLB/MI Paket A, SMP/SMPLB/MTs/Paket B, SMA/SMK/MA dan Paket C TA. 2010/2011-2011/2012-2012/2013 Kabupaten Bantul Angka Putus Sekolah No Tahun SD/MI/SDLB SMP/SMPLB/MTs SMA/MA/SMK/Paket Paket A Paket B C 01. 2010/2011 36 dari 44 dari 35.021 319 dari 28136 73.282 (0,125%). (0,04%) (0,049). 02. 2011/2012 32 dari 36 dari 34.206 234 dari 29478 74.324 ( (0,105%) (0,02%) 0,043%) 03. 2012/2013 35 dari 37 dari 35.119 232 dari 30638 74.656 (0,110%). (0,75%) (.0,046%). Sumber: Dinas Pendidikan Dasar Kab. Bantul 2013. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
75
Tabel 45 APK/APM Kota Yogyakarta, Kab. Sleman, Kab. Kulon Progo dan Kab. Gunung Kidul dan Kab. Bantul 2012 Tingkat Pendidikan No .
Kab. Kota
SD/MI APK%
01. Kota Yogya 02. Kab. Sleman
160,12 7 115,86
APM % 134,3 6 99,17
SMPMTs APK % 119,9 2 115.8 9 93,38
APM % 93,17
SMA/SMK/M A APK APM % % 90,96 88,30
81,04
75,78
53,93
03. Kab. Kulon 105 91,22 84,41 73,65 50,11 Progo 04. Kab. Gunung 98,67 88,16 113,1 73,80 70,74 50,93 Kidul 7 05. Kab. Bantul 92,91 80,87 87,53 67,02 71,04 51,57 Sumber: Data olahan Dikpora DIY 2013. Skripsi, Shafira Himayah, FIS. Prodi Geo. UNY, 2012. 2. Pendidikan Tinggi APK dan APM Pendidikan Tinggi di Kab. Bantul dapat dilihat pada Tabel-46. APK dan APM di kab. Bantul 2012 sebesar 0, 835% dan 3,63%. Hal ini dapat dikategorikan masih sangat rendah. Sedangkan dosen dengan kualifikasi S2, S3 dan professor dapat dilihat pada table 46. Dosen DPK S2: 65,83%, Dosen Yayasan S2 51,23%. Dosen DPK berkualifikasi S3: 14,17%. Sedangkan Dosen Yayasan S3: 7,61%. Untuk DPK gelar professor 2 orang (1,67%). Untuk Dosen Yayasan bergelar professor 2 orang 2 (0,22%). Dosen DPK yang tersertfikasi: 68%, sedangkan Dosen Yayasan tersertifikasi : 22%.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
76
Tabel 46 APK/APM Pendidikan Tinggi Kabupaten Bantul 2012/2013 01.
Jumlah Usia Sekolah
02.
356.499
APM 0,835 %
Jumlah Pendd.Usia 18-24 Jumlah Mhs Asal Bantul Kuliah di Bantul
73.762
APK 3,63%
Jumlah Mhs 2.978 2.978 Asal Bantul Kuliah Di Kab. Bantul Sumber: Kopertis Wil. V DIY. 2013, Laporan Ket. Pertang Jawaban Bupati Bantul 2012. Tabel 47 Persentase Dosen Berkualifikasi S1/S2/S3 Kabupaten Bantul 2012/2013 No.
Kualifikasi
Pendidikan Tinggi DPK % Yayasan % 01. S2 79 65,83 458 51,23 02. S3 17 14,17 64 7,61 03. Prof. 2 1,67 2 0,22 Sumber: Kopertis Wil. V Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013.
Ket.
Tabel 48 Persentase Dosen Tersertifikasi di Kab. Bantul 2012/2013 No.
Status
Pendidikan Tinggi Jlm Dosen Tersertifikasi % 01. DPK 120 78 65 02. YY 894 (kopertis 5) 197 22 66 (kopertais 3) 45 (Kopertais 3) 68,18 . Sumber: Kopertis Wil. V dan Kopertais Wil. III Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013. Tabel 49 Persentase Akriditasi Program Studi Pendidikan Tinggi Kab. Bantul 2012/2013 Pendidikan Tinggi Keterangan No. Program Akreditasi Prodi A B C Tak terkreditasi 01. D3 1 9 17 6 02. S1 6 26 14 12 03. S2 1 1 4 04. S3 1 Kopertis Wil. V.dan Kopertais Wil. III,Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
77
No. 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Tabel 50 Mahasiswa Asal Daerah Kab. Bantul Di Pendidikan Tinggi di Kab. Bantul 2012/2013 Mahasiswa Aktif 2012/2013 Nama Pendidikan Tinggi Jumlah SM Genap SM Ganjil Prodi Univ. Muh. Yogyakarta 27 1.067 978 Univ.Mercubuana 14 174 172 Univ. PGRI 10 425 410 STIKIP Catur Sakti 1 75 67 STIMIK AKAKOM 5 236 231 STIE YKP 3 73 72 STTKD 4 35 32 STT Adisucipto 5 146 146 STIKES Sura Global 3 283 275 STIKES Alma Ata 4 48 45 STIKES Madani 3 75 75 Akdm. Pariwisata 1 8 8 Yogyakarta ASM Indonesia 1 0 0 ASMI Desanta 1 20 18 Akdm. Teknik Piri 3 0 0 Akdm.Komiunikasi 1 10 11 Radyatama Akdm. Fisioterapi YAB 1 17 17 AMA Dharmala 1 9 9 Akdm. Kebidanan 1 63 63 Akper YKY 1 37 35 AAK Manggala 1 18 18 AMA YPK 1 17 16 AKBID Umi Khasanah 1 23 23 Akper Karya Bhakti Husada 1 25 25 Akbid Ny. Ahmad Dahlan 1 27 27 Poltek. Muh. Yogyakarta 3 23 23 Poltekes Bhakti Setya 3 43 43 Indonesia Jumlah 101 2.978 2.839
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
78
Tabel 51 Pembagian Tanggung Jawab Pendanaan Pendidikan Dasar/Menengah dan Tinggi Pemerintah dan Pemerintah Daerah di Kabupaten Bantul
No. 01.
02.
3.
4.
5.
6. 7.
Jenis Biaya Investasi Lahan a.Invst. lahan pendd. b.Sekolah Standar Nasional c.Sekolah berbasis keungggulan lokal Biaya Invst selain lahan pendidikan a.sekolah berbasis keunggulan lokal b. Sekolah Standar Nasional Biaya Invst.penyelengaraan/dan atau pengelolaan pendd,. a.Biaya lahan pendd. b.Biaya selain lahan Biaya Operasi Satuan Pendidikan a.Biaya personalia 1. SSN 2. SBI b.Biaya Non Personalia 1.SSN 2.SBI/Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal Biaya Operasi Penyelenggaraan pendd. dan/atau penyelenggaraan pendd. a. Biaya personalia b. Biaya non personalia Bantuan Biaya Pendidikan dan Bea-siswa Pendanaan pendd. Luar negeri
Tanggung Jawab Pendd. Dasar Pendd.Menengah dan Tinggi
Keterangan
Pemeritah/Pemda Bantul Pemeintah/Pemda Bantul Pemerintah dan Pemda Bantul /Masyarakat/pihak asing
Pemerintah dan Pemda Bantul Penyelenggara Pendidikan
Pemerintah/Pemda Pemerintah/Pemda
Pemerintah/Pemda Pemerintah/Pemda/Masy./Pihak Asing
Pemerintah/Pemda/Masy./Pihak Asing
Pemerintah/Pemda Pemerintah/Pemda Pemerintah/Pemda Pemerintah
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
79
Tabel 52 Pembagian Tanggung Jawab Pendanaan Pendidikan Dasar/Menengah dan Tinggi Oleh Penyelenggara Atau Satuan Pendidikan Yang Didirikan Masyarakat di Kabupaten Bantul
No. 01.
02.
Jenis Biaya Investasi Lahan a.Invst. lahan pendd. b.Sekolah Standar Nasional c.Sekolah berbasis keungggulan lokal
Biaya Invst selain lahan pendidikan a.sekolah Standar Nasional b.SBI/Sekolah Berbasis Keunggulan lokal
03.
04.
Biaya Invst.penyelengaraan/dan atau pengelolaan pendd,. a.Biaya lahan pendd. b.Biaya selain lahan Biaya Operasi Satuan Pendidikan a.Biaya personalia 1.SSN 2.Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal
b.Biaya Non Personalia 1. SSN 1. Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal
05.
Tanggung Jawab Pendd. Dasar Pendd.Menengah dan Tinggi
Keterangan
Penyelenggara/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan/Orangtua/Masy./di luar orang tua/pemerintah/Pemda/Pihak Asing .
Penyelenggara/ Penyelenggara/ Satuan Satuan Pendidikan Pendidikan/Masy. Penyelenggara/Satuan Pendidikan/Orangtua/Masy./di luar orang tua/pemerintah/Pemda/Pihak Asing
Penyelenggara/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan
Penyelenggaran/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan/Orangtua/Masy./di luar orang tua/pemerintah/Pemda/Pihak Asing Penyelenggara/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan/Orangtua/Masy./di luar orang tua/pemerintah/Pemda/Pihak Asing.
Biaya Operasi Penyelenggaraan pendd. dan/atau penyelenggaraan pendd.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
80
6.
1.Biaya personalia 2.Biaya non personalia Bantuan Biaya Pendidikan dan Bea-siswa
Penyelenggaran/Satuan Pendidikan Penyelenggaran/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan/Orangtua/Masy./di luar orang tua/pemerintah/Pemda/Pihak Asing.
B. Mutu, Relevansi dan Daya Saing 1.
Pendidikan Usia Dini (PAUD Formal dan Non Formal) a. Analisis Misi pendidikan prasekolah
adalah menumbuh kembangkan
potensi dasar anak usia dini pada aspek keimanan, kecerdasan, kreativitas dan serta ketrampilan. Misi ini tidak dapat dipandang sederhana dan pada kenyataannya membutuhkan kerja serius semua pemangku kepentingan. Merujuk para ahli pendidikan, usia ini – sering disebut golden age-dimana pada masa ini seorang anak dapat tumbuh dan berkembang dengan capat bila direkayasa dengan benar. Tetapi pada kenyataanya, sejumlah informasi menunjukkan bahwa anak pada usia ini sering dibiarkan berkembangan secara alamiah tanpa ada rekayasa edukatif yang memadai. Kalaupun ada rekayasa edukatif , masih sangat minimal. Buktinya ? Data yang ada menunjukkan bahwa tenaga pendidik yang kompetensinya memenuhi syarat sebagai pengajar PAUD sedikit. Sebagai gambaran kedaan PAUD di Kab. Bantul sbb: TKNegeri 1, TK Swasta: 439, TPA; 43 dan SPS; 274. Jumlah total guru PAUD; 4.384. Sedangkan guru tersertifikasi; 698. Selain itu, pada kenyataanya, tenaga pengajar PAUD banyak diambil dari lulusan SMA, SMK bahkan ada tenaga pengajar dari Sarjana Pertanian. Sementara itu, tenaga pengajar PAUD yang tersertifikasi baru sepertiga jumlah tenaga pengajar yang ada. Fakta ini menunjukkan tenaga pengajar PAUD yang profesional masih jauh dari harapan Tabel-5. Lebih jauh, jika dilihat pada sarana/prasarana PAUD, sejumlah data menunjukkan bahwa sebagian besar PAUD di Kabupaten Bantul hidup dalam suasana penuh kesederhanaan; kecukupan dan kecakupan sarana prasarana pembelajaran masih jauh dari harapan, terutama PAUD Non Formal; ruang guru, ruang belajar murid, papan tulis serta fasilitas Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
81
pembelajaran lain, tampak seadanya. Pada sisi lain, gaji guru PAUD juga tidak kalah sederhananya. Honorarium rata-rata guru PAUD di Bantul bergerak antara Rp. 200.000,- sd.300.000,- perbulan. Namun demikian, semangat para pengasuh PAUD perlu di apresiasi dan didorong terus agar meningkatkan kualitas PAUD yang kelolanya.
b. Agenda dan Prioritas Program Dengan melihat sejumlah fakta di atas, maka dapat dirumuskan agenda sebagai berikut: 1) Jaminan seluruh anak usia dini di Kabupaten Bantul memperoleh layanan Pendidikan PAUD baik Foram maupun Non formal. 2) Ketersediaan tenaga pengajar PAUD memiliki kompetensi di bidangnya. 3) Melengkapi fasilitas pembelajaran PAUD dengan sarana dan prasarana standar. 4) Peningkatan jumlah tenaga pengajar PAUD tersertifikasi. 5) Peningkatan
subsidi
pembiayaan
pendidikan
PAUD,
untuk
keterjangkauan layanaan di seluruh pedukuhan di kabupaten Bantul. 6) Peningkatan kualitas pembelajaran PAUD dan ketersediaan sumber belajar yang memadai. 7) Ketersediaan Penjaminan Mutu lembaga PAUD.
2.
Pendidikan Dasar (SD/SDLB/MI – SMP/SMPLB/MTs dan Pendidikan Kesetaraan Paket A dan B). a. Analisis Bagaimana mutu lulusan Pendidikan dasar SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs serta Pendidikan Kesetaraan Paket A dan B ? Tidak mudah menjawab pertanyaan tersebut. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya melihat profil Pendidikan Dasar di Kabupaten Bantul. Pendidikan Dasar di Kabupaten Bantul sejak tahun 2010 sd. 2012 APK/APM selalu meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel-6 dan grafik-4 SD/SDLB/MI dan Pendidikan Keseteraan paket A. Tabel15 grafik-9 untuk SMP/SMPLB/MTs dan Pendidikan Keseteraan Paket B.
Sedangkan rasio guru terhadap siswa di SD/SDLB/MI serta
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
82
SMP/SMPLB/MTs serta Pendidikan Kesetraan Paket A dan B, sudah sangat baik masing-masing 1: 13 dan 1: 11. Rasio ini tak hanya baik tetapi juga melampaui standar nasional. Pada sisi lain, jumlah guru berijazah S1/D4 SD/SDLB/MI mencapai 86,28 %
Tabel-8 dan
Grafik-5. Jumlah guru yang tersertifikasi sebanyak 67 % dari total guru yang ada. Demikian juga untuk guru SMP/SMPLB/MTs serta Pendidikian Kesetaraan Paket B, jumlah guru berijazah S1/D4, selalu meningkat.Guru berijazah S1/D4 100%. Tabel-17 dan Grafik-10. Namun demikian, APK/APM yang selalu meningkat, rasio guru:siswa cukup ideal,
kesarjanaan Guru Pendidikan Dasar dan
Sertifikasinya relative cukup. Hal tersebut belum menjamin lulusan Pendidikikan Dasar menjadi baik. Lulus UNAS belum menjadi standar kualitas, mengapa ? Kebijakan pemerintah tentang tentang standar kelulusan belajar baru 55 %, pada hal ketuntasan belajar yang dianggap berhasil 75 sd. 100 %. Data yang ada menunjukkan bahwa keberhasilan belajar di Pendidikan Dasar, SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs dan Pendidikan Kesetaraan Paket A dan B. dengan skore NUN di atas 75 % hanya beberapa sekolah yang menonjol. Sekolah selebihnya, skore NUN berada pada di bawah 75% atau hanya mendapatkan nilai mendekati ambang batas minimal kelulusan UNAS. Kebanggaan APK/APM yang selalu meningkat serta Guru pendidikan dasar beijazah S1/D4 dan guru tersertifikasi sehingga faktafakta di atas dapat disimpulkan sebagai kondisi layak pembelajaran. Namun demikian, ditengarai kondisi layak tersebut belum sepenuhnya berimplikasi pada kualitas pembelajaran di kelas. Kesarjanaan dan sertifikasi pendidikan baru implikasi pada kepangkatan dan peningkatan kesejahteraan guru. Perlu ditambahkan, sejumlah data menunjukkan kualitas lulusan SD/SDLB/MI dan Pendidikan kesetaraaan Paket A, menunjukkan angka disparitas yang cukup jauh yaitu 5 digit. Hasil survey 25 SD/SDLB/MI papan atas dan pendidikan keseteraan Paket A, di Kabupaten Bantul menunjukkan
rerata NUN pada tahun 2012 yaitu 24,53. Sementara
SD/SDLB/MI papan bawah, rerata nilai NUN 2012 18,92.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
83
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan kualitas lulusan SD/MI dan pendidikan kesetaraan yang cukup signifikan. Demikian
juga,
kualitas
lulusan
SMP/SMPLB/MTs
dan
Pendidikan kesetaraaan Paket B, menunjukkan angka disparitas yang cukup jauh yaitu 3 digit. Hasil survey 10 SMP/SMPLB/MTs papan atas dan pendidikan keseteraan Paket A, di Kabupaten Bantul menunjukkan rerata NUN pada tahun 2012 yaitu 6,69. Sementara SMP/SMPLB/MTs papan bawah, rerata nilai NUN 2012 4,44 (Tabel-19 dan Tabel-10). Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan kualitas lulusan SMP/SMPLB/MTs dan pendidikan keseteraan yang cukup
signifikan.
Karena
itu,
untuk
mengejar
daya
saing
(competitiveness) dan relevansi pembelajaran, maka pemerataan dan penguatan mutu proses serta mutu lulusan akan menjadi pilihan program ke depan.
b. Agenda dan Prioritas Program 1) Menjamin kepastian akses Pendidikan Dasar yang berkualitas di seluruh Pedesaan dan kecamatan di Kabupaten Bantul. 2) Peningkatan jumlah guru yang tersertifikasi di SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs serta tenaga tutor yang berkompeten pada pendidikan kesetaraan paket A dan B. 3) Tersedianya sarana- prasarana dan pusat sumber belajar yang standar di SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs dan pendidikan kesetaraan paket A dan B. 4) Pengembangan strategi pembelajaran (metode pembelajaran) yang tepat sasaran. 5) Peningkatan subsidi pendidikan dasar SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs Pendidikan Keseteraan paket A dan B, untuk keterjangkauan layanan pendidikan. 6) Peningkatan efektivitas manajemen internal SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs dan Pendidikan Kesetaraan Paket A dan B yang efektif dan efisien.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
84
3.
Pendidikan Menengah (SMA/MA/SMK - Pendidikan Kesetaraan Paket C) a.
Analisis Ada sejumlah data yang dapat membantu menjelaskan mutu, relevansi dan daya saing Pendidikan Menengah di Kabupaten Bantul. APK dan APM SMA/MA/SMK dan Pendidikan Kesetaraan Paket C dari tahun 2010 s.d. 2012 terlihat selalu meningkat (Tabel-24 dan grafik 12). Walaupun selalu meningkat, persentase APK/APM-nya masih jauh dari harapan yakni hanya 70,04 %, dari seluruh lulusan SMP/SMPLB/MTs dan Pendidikan Kesetaraan Paket C. Sementara itu, rasio guru: siswa di SMA/MA/SMK dan Pendidikan Keseteraan Paket C yaitu 1: 10 (Tabel-25). Melihat data tersebut proses pembelajaran di Pendidikan Menengah Kabupaten Bantul cukup ideal. Semetara
guru
berijazah S2 baru 7,37%. Guru tersertifikasi sebanyak 51,83 (Tabel-26 dan Tabel-27). Angka kelulusan SMA/SMK/MA dan Pendidikan Kesetaraan Paket C Kab. Bantul berturut-turut sejak tahun 2010 s.d. 2012, lulus 100 %.
Tiga tahun terakhir kelulusan SMA/SMK/MA dan Pendidikan
Kesetaraan Paket C Kabupaten Bantul menduduki posisi 1 di DIY. Dengan demikian, dengan melihat data di atas, maka Pendidikan Menengah di Kabupaten Bantul dalam kondisi layak berprestasi. Namun demikian, kebanggaan rangking 1 di DIY 3 tahun berturut-turut akan meredup bila melihat angka kualitas. Rangking nilai tertinggi selalu dipegang SMA/SMK/MA Kota Yogyakarta. Selain itu, data nilai NUN terdapat angka disparitas. Hasil survey menunjukkan bahwa nilai NUN 5 SMAN Peringkat atas, skore rerata 8,17 (Tabel-31), Sementara skore rerata 5 SMAN Peringkat bawah 7,33 (Tabel-32). Skore rerata 5 SMA Swasta 7,71 (Tabel-33), skore rerata 5 SMA swasta peringkat bawah, rerata skore 6,36 (Tabel-34). Hasil survey nilai SMKN menunjukkan ada angka disparitas antara SMKN. Survey tersebut mengambil sample 5 SMKN papan atas. Rerata skore NUN 31,60 sedangkan rerata skore SMKN papan bawah 29.41 (Tabel-35 dan Tabel-36). Sementara itu, SMKSwasta papan atas,
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
85
rerata skore NUN 30.70 dan rerata skore NUN SMK Swasta papan bawah 26.61 (Tabel-37 dan Tabel-38). Perlu ditambahkan, kebijakan pemerintah tentang standar kelulusan baru 55% dari ketuntasan belajar. Secara ideal penguasaan ilmu seorang peserta didik adalah mencapai 75% sd. 100 %. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
Pendidikan Menengah di Kabupaten
Bantul yang mengambil kebijakan ketuntatasan Belajar seorang peserta didik 75% ke atas baru beberapa SMA dan SMK. Disinyalir bahwa prestasi kelulusan Pendidikan Menengah 100 % berturut-turut karena standar nasional masih rendah. Melihat kenyataan tersebut, dengan mempertimbangkan beberapa hal; seperti: guru-guru layak mengajar; berijazah S1 dan tersertifikasi, rasio guru-siswa yang ideal, serta fasilitas pembelajaran yang relative cukup,
serta untuk mengejar mutu, relevansi dan daya saing maka
program pemerataan dan penguatan mutu proses pembelajaran serta mutu lulusan akan menjadi pilihan yang baik. b. Agenda dan Prioritas Program 1) Peningkatan APK dan APM untuk pendidikan menengah 2) Peningkatan kualifikasi pendidikan guru SMA/SMK/MA S2. 3) Peningkata kualitas pembelajaran yang standar. 4) Ketersediaan sarana dan prasaran pembelajaran yang memadai. 5) Tersedianya subsidi pendidikan SMA/SMK/MA dan Pendidikan Keseteraan paket C untuk meningkatkan keterjangkauan layananan pendidikan yang berkualitas. 6) Tersedianya Penjaminan Mutu.
4.
Pendidikan Tinggi a.
Analisis Bagaimana mutu, relevansi dan daya saing Pendidikan Tinggi di Kabupaten Bantul ? Tidak mudah menjawab pertanyaan tersebut. Namun demikian, ada sejumlah data yang dapat mengantar kan kita pada kesimpulan tertentu.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
86
Di kabupaten Bantul, ada 27 Perguruan Tinggi, dengan berbagai macam variasinya, sejak Universitas, Akademi maupun Poli Teknik. Adapun prodinya beragam. Jumlah prodi yang ada sebanyak 101 prodi. Dari data yang ada menunjukkan bahwa status akreditasi prodi tersebut sbb: A:7 prodi, B: 36 prodi, C: 33 prodi dan Proses Akreditasi: 22 prodi. APK dan APM Pendidikan Tinggi di Kab. Bantul dapat dilihat pada Tabel-46. APK dan APM di kab. Bantul 2012 sebesar 0, 835% dan 3,63%. Hal ini dapat dikategorikan masih sangat rendah. Sedangkan dosen dengan kualifikasi S2, S3 dan professor dapat dilihat pada data (Tabel-47). Dosen DPK S2: 65,83%, Dosen Yayasan
S2 51,23%.
Dosen DPK berkualifikasi S3: 14,17%. Sedangkan Dosen Yayasan S3: 7,61%. Untuk DPK gelar professor 2 orang (1,67%). Untuk Dosen Yayasan bergelar professor 2 orang 2 (0,22%). Dosen DPK yang tersertfikasi: 68%, sedangkan Dosen Yayasan tersertifikasi : 22%.
b. Agenda dan Prioritas Program 1) Peningkatan APK/APM Pendidikan Tinggi 2) Tersedianya dosen yang berkompeten di bidang masing-masing. 3)
Peningkatan jumlah dosen tersertifikasi.
4)
Peningkatan dosen studi lanjut S3.
5) Perpecapatan akreditasi prodi. 6) Tersedianya basis data ; Dosen, Karyawan, Mahasiswa dan sarana prasaran menuju terwujudnya layanan yang cepat dan akurat. 7) Tersedianya sarana prasarana yang standar untuk optimalisasi kinerja administrasi dan perkuliahan yang standar. 8) Tersedianya subsidi bagi mahasiswa untuk keterjangkauan layanan pendidikan yang bermutu.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
87
C. Manajemen Internal; Tata Kelola, Akuntabilitas Publik Sejumlah informasi menunjukkan bahwa biaya Pendidikan Dasar masih didominasi pemerintah. Pemerintah Pusat
dan propinsi dalam bentuk BOS
(Biaya Operasional Sekolah), dan Pemerintah Daerah dalam bentuk BOP (Biaya Opersional Pendidikan). Dengan pembiayaan di atas, seluruh anak usia sekolah SD/SDLB/MI dan Paket A serta SMP/SMPLB/MTs dan Paket B diharapkan dapat memperoleh pendidikan yang wajar dan terjangkau. Tabel 53 Besaran Sumber Pembiayaan Pendidikan Pra-Sekolah, Pendidikan Dasar SD/SDLB/MI-SMP/SMPLB/MTs Paket A dan B Bantul: 2010/2011 No.
Sumber Pembiayaan
01.
Pemerintah (BOS) 1. SD/SDLB/MI Paket A 2. SMP/SMPLB/MTs Paket B Provinsi Hr. GTT/PTT
02.
03.
04. 05. 06.
Pem.Kab. 1. APE PAUD
Satuan
Jml siswa/lembaga
total
Rp.397.000./siswa/thn Rp. 570.000/siswa/thn
74.010
Rp. 29.381.970.000,Rp. 19.756.770.000,-
34.661
Rp. 100.000/org/bln.
2349
Rp. 234.900.000,-
Rp. 400.000,-/paud
125
Rp. 50.000.000,Rp 9.325.260.000 Rp. 6.598.980.000,Rp. 469.800.000
2. BOP SD/SDLB/MI 3. BOP SMP/MTs
Rp.126.000/siswa/thn.
74.010
Rp.180.000/siswa/thn.
36.661
4. GTT/PTT
Rp.200.000/org./bln
5. Songsong USBN/UN a. SD/MI b. Pokja 6. Beasiswamiskin SD/MI 7. Dana dekonstr. Yayasan Orang Tua Lain-lain Jumlah
2349
-
-
-
-
Rp. 1.973.000
224.165
Rp. 65.757.680.000,Sumber: Laporan Ket. Pertanggungjawaban Akhir Tahun 2011 Bupati Bantul.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
88
Tabel 54 Besaran Sumber Pembiayaan Pendidikan Menengah SMA/MA/SMK dan Paket C Bantul: 2010/11 No.
Sumber Pembiayaan
Satuan
Jml siswa/ind.
total
01. 02. 03.
Pemerintah Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten BOP: SMA 1. SMA A Rp.100.000.-/siswa/thn 3.460 Rp. 346.100.000,2 .SMA B Rp. 103.000/siswa/thn 3.262 Rp. 326.100.000,1. SMA C Rp. 111.000/siswa/thn 3.562 Rp. 346.100.000,2. SMA S Rp. 100.500/siswa/thn 3.560 Rp. 346.100.000,BOP: SMK 1. SMKN Rp.42.500.000,13 Rp. 552.500.000,2. SMKS Rp. 5.000.000,24 Rp. 120.000.000,Tambahan 1. SMKN 2. SMKS Songsong USBN/UN 1. SMA/SMK/MA 2. Pokja 03. Bea-siswa Pemkab. 1.Beasiswa miskin a. SMA b. SMK 2.Beasiswa rawan PS 04. a.SMA 05. b.SMK 06. Yayasan 07. Orang tua/wali 08. Lain-lain Jumlah Rp. 47.914.500,Rp.2.036.900.000,Sumber: Laporan Ket. Pertanggungjawaban Akhir Tahun 2011 Bupati Bantul.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
89
No. 01.
02.
03.
04. 05. 06.
Tabel 55 Besaran Sumber Pembiayaan Pendidikan Dasar SD/SDLB/MI-SMP/SMPLB/MTs Paket A dan B Btl: 2011/2012 Sumber Pembiayaan Satuan Jumlah Pemerintah (BOS) 1. SD/SDLB/MI/Paket A Rp.397.000.-/siswa/thn 74.672 2. SMP/SMPLB/MTs PB Rp. 570.000/siswa/thn 34.284 Provinsi Hr. GTT/PTT Pem.Kab. 1. APE PAUD 2. PMT I
Rp. 100.000,-/org./bln
Rp. 400.000,-/PAUD Rp.1.200,-/siswa/ x 75 Rp. 1.500,-/siswa Rp. 26.800/siswa/thn. Rp.33.500/siswa/thn. Rp. 360.000/siswa/thn. Rp. 180.000/siswa/thn Rp. 200.000/org./bln.
total Rp. 29.644.784.000 Rp. 19.541.880.000,-
2.349
Rp. 22.818.800.000,-
510 24.103
Rp. 204.000.000,Rp. 867.700.800,,Rp. 24.750.000,Rp. 2.001.209.600 Rp. 114.854.000 Rp.1.926.000.000,Rp.1.377.720.000,Rp.5.637.600.000,-
3. PMT II 16.500 4. BOP SD/MI 74.672 5. BOP SMP/MTs 34.284 6.Beasiswa miskin SD/MI 5.350 7.Dana dekonstr. 7.654 8.Hr. GTT/PTT 2349 9.Songsong USBN/UN a.SD/MI Rp.5.000,-/siswa 74.672 Rp. 373.360.000,b.Pokja SD/MI Rp.3.000,-/siswa 74.672 Rp. 224.016.000,c.SMP/MTS Rp.27.500,-/siswa 34.284 Rp. 942.810.000,d.Pokja SMP/MTS Rp. 3.000.-/siswa 34.284 Rp. 102.852.000,Yayasan Orang Tua Lain-lain Jumlah Rp. 838.800,Rp.85.802.336.400,Sumber: Laporan Ket. Pertanggungjawaban Akhir Tahun 2012 Bupati Bantul.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
90
Tabel 56 Besaran Sumber Pembiayaan Pendidikan Menengah SMA/MA/SMK dan Paket C Bantul: 2011/2012 No. Sumber Pembiayaan Satuan Jml siswa total 01. Pemerintah 02. Pemerintah Provinsi 03. Pemerintah Kabupaten BOP: SMA 1. SMA A Rp.105.000.-/siswa/thn. 3.275 Rp. 343.875.000,2. .SMA B Rp. 115.000/siswa/thn. 3.133 Rp. 360.295.000,3. SMA C Rp. 125.000/siswa/thn. 4.185 Rp. 523.125.000,4. SMA Swasta Rp. 116.000/siswa/thn. 3.175 Rp. 368.300.000,BOP: SMK 3. SMKN Rp. 42.500.000,-/sek. 13 Rp. 552.500.000,4. SMKS Rp. 5.000.000,-/sek. 28 Rp.140.000.000,Tambahan 5. SMKN Rp.20.350,-/siswa/thn 9.695 Rp. 197.293.250,6. SMKS Rp.18.000,-/siswa/thn 6.015 Rp.108.270.000,03. Pemerintah Daerah 1.Beasiswa miskin c. SMA Rp. 65.000,-/siswa/bln 1.485 Rp.9243.000.000,d. SMK Rp. 65.000,-/siswa/bln 1.978 Rp.1.542.840.000,2.Beasiswa rawan PS 04. a.SMA Rp. 100.000,-/siswa/bln 182 Rp.2.184.000.000,05. b.SMK Rp.100.000,-/siswa/bln 575 Rp. 448.500.000,c.Retrieval 1. SMA Rp. 200.000,-/siswa/bln 9 Rp. 21.600.000,2. SMK Rp. 200.000,-/siswa/bln 10 Rp. 24.000.000,d.Songsong USBN/UN 1.SMA/SMK/MA 2.Pokja SMA/SMK 06. Yayasan 07. Orang tua/wali 08. Lain-lain Jumlah Rp. 43.734.350,Rp. 16.062.598.250,Sumber: Laporan Ket. Pertanggungjawaban Akhir Tahun 2012, Bupati Bantul.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
91
Tabel 57 Besaran Sumber Pembiayaan Pendidikan Dasar SD/SDLB/MI-SMP/SMPLB/MTs Paket A dan B Bantul: 2012/2013 No. Sumber Pembiayaan 01. Pemerintah (B0S) 1.SD/SDLB/MI/Paket A 2.SMP/SMPLB/MTs/PB 3.Tunj.Fungs. Guru PNS Pend.Dasar 4.Tunj.Fungs Guru TK PNS 5.Tunj.Kualif.Akd. guru TK/SD/SMP ke S1/D4 02. Provinsi Insentif Pend.Dasar GTT/PTT Insentif TK GTT/PTT
Satuan
Jml siswa
total
Rp.580.000.-/siswa/thn Rp. 710.000/siswa/thn Rp. 3.600.000/org/thn
75.557 34.335 761
Rp.43.823.060.000,Rp.24.377.850.000,Rp. 2.739.600.000,-
Rp. 3.600.000/org/thn
766
Rp. 2.757.600.000,-
Rp. 3.600.000/org/thn
189
Rp.
680.400.000,-
Rp. 100.000,-/org./bln
2.195
Rp. 2.634.000.000.-
Rp. 100.000,-/org./bln
1.147
Rp. 1.376.400.000,-
03.
Pem.Kab. 1.PAUD 1.BOP SD/MI Rp. 28.800/siswa/thn. 75.557 Rp. 2.176.041.600,2.BOP SMP/MTs Rp.33.500/siswa/thn. 34.335 Rp. 1.150.222.500,3.Beasiswa miskin SD/MI SMP, SMA, SMK Paket C Rp.1.109.000.000/thn. Rp. 1.109.000.000,4.Beasiswa mahasiswa Rp. 400.000.000/bln. 217 Rp. 684.355.700,5.Insentif PNS Sertf. Rp. 250.000,-/org/bln. 1.124 Rp. 3.372.000.000,TK/SD/SMP 6.Insentif GTT/PTT Pend. Rp. 200.000,/0rg/bln 1.823 Rp. 4.375.200.000,Dasar 7.Insentif GTT/PTT TK Rp. 200.000,-/org/bln 1.076 Rp. 2.582.400.000,8.Pening.gizi Siswa SD Rp. 815.000.000,-/prog 1 Rp. 815.000.000,04. Yayasan 05. Orang Tua 06. Lain-lain Jumlah Rp.1.937.402.300,Rp. 95.658.131.176,Sumber: Laporan Ket. Pertanggungjawaban Akhir Tahun 2012, Bupati Bantul.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
92
Tabel 58 Besaran Sumber Pembiayaan Pendidikan Menengah SMA/MA/SMK dan Paket C Bantul: 2012/2013 No.
Sumber Pembiayaan
01.
Pemerintah BOS INKLUSI Insentif Guru Non PNS Pemerintah Provinsi GTT/PTT SMA/SMK Pemerintah Kabupaten BOP: SMA 1. SMA A 2. SMA B 3. SMA C 4. SMA Swasta BOP: SMK 5. SMKN 6. SMKS Tambahan 5. SMKN 6. SMKS Pemerintah Daerah 1.Beasiswa Rapus SMA 2.Beasiswa retrievel 3.Beasiswa BKM 4.RBOS 5.Beasiswa Rapus SMK 6.Beasiswa retreivel 7.Beasiswa BKM 8.RBOS 9. PNF 10.Insentif PNS Sertf. Guru SMA/SMK 11.Insentif GTT/PTT Pend. Menengah
02. 03.
03.
Satuan
Jumlah siswa/guru/ sek.
total
Rp.750.000/siswa/thn Rp. 3.600.000,-/org/thn
1 145
Rp.750.000.000,Rp. 522.000.000,-
Rp. 100.000,-/org/bln
760
Rp. 912.000.000,-
Rp.106.000.-/siswa/thn Rp. 117.000/siswa/thn Rp. 128.000/siswa/thn Rp. 125.000/siswa/thn
3.270 3.138 4.182 3.178
Rp. 346.620.000,Rp. 367.146.000,Rp. 535.296.000,Rp. 397.250.000,-
Rp.44.000.000-/sek/thn Rp. 5.000.000,-/sek/thn
13 31
Rp. 552.500.000,Rp. 155.000.000,-
5.103 10.206
Rp. 102.060.000,Rp.142.884.000,-
Rp. 20.000,-/siswa/thn Rp. 14.000,-/siswa/thn Rp.200.000,-/siswa/bln. Rp. 100.000,-/siswa/ bln Rp. 65.000,-/siswa/bln Rp. 87.500,-/siswa/bln Rp. 50.000,-/siswa/bln Rp.100.000,-/siswa/bln Rp. 65.000,-/siswa/bln Rp.120.000,-/siswa/bln Rp. 36.500.000,Rp. 250.000,-/org/bln. Rp.200.000,-/0rg./bln
1.856 277 1.448 11.763 561 87 1.477 14.711
Rp. 44.544.000.000,Rp. 332.400.000,Rp. 1.129.440.000,Rp. 12.351.150.000,Rp. 336.600.000,Rp. 104.400.000,Rp. 1.152.060.000,Rp. 21.183.840.000,-
222
Rp.
666.000.000,-
766
Rp. 1.838.400.000,-
Rp. 873.000.000/prog. 1 Rp. 873.000.000,12.Manaj.Layanan Pend. 13.Workshop pend.karak Rp. 150.000.000/prog. 1 Rp.150.000.000,Ter 04. Yayasan 05. Orang tua/wali 06. Lain-lain Jumlah Rp. 964.847.500,Rp. 88.700.919.870,Sumber: Laporan Ket. Pertanggungjawaban Akhir Tahun 2012, Bupati Bantul. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
93
Merujuk pada data di atas, sejak tahun pelajaran 2010/2011 s.d. 2012/2013 terlihat pembiyaan Pendidikan Dasar di Kabupaten Bantul semakin meningkat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 59 Perkembangan Realisasi Pendidikan di kabupaten Bantul 2010/2011 s.d. 2012/2013 Jenjang Pendd. I. Pend. Dasar PAUD/SD/SDLB MI Paket A SMP/SMPLB/MTs Paket B. II. Pend. Menengah SMA/MA/SMK dan Paket C Jumlah Data Olahan
2010/2011 Rp. 65.757.680.000
Tahun Pelajaran 2011/2012 2012/2013 Rp. 85.802.336.400,Rp. 95.658.131.176,-
Rp. 2.036.900.000,-
Rp. 16.062.598.250,-
Rp. 88.700.919.870,-
Rp.67.784.580.000,-
Rp. 101.862.934.650,-
Rp.184.350.510.460
Ket.
Melihat kenyataan itu, tampak bahwa Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten memiliki komitmen untuk menyediakan Pendidikan Dasar yang terjangkau bagi masyarakat. Perlu dicatat bahwa hasil penelitian Analisis Kebutuhan Dasar Pendidikan yang dilakukan oleh Bapeda di Kabupaten Bantul 2010 mengatakan bahwa kebutuhan riil untuk terlaksananya sekolah setiap anak, setiap tahun adalah Rp. 1.450.000,- (satu juta empat ratus lima puluh ribu rupiah).
D. Permasalahan Pendidikan di Kabupaten Bantul 1.
Layanan, Kualitas dan Relevansi serta Tata kelola Sejumlah masalah yang masih menjadi kendala pembangunan pendidikan di Kabupaten Bantul sampai dengan 2025 sbb: a. Layanan Pendidikan PAUD yang berkualitas masih terbatas Secara kuantitas, PAUD di Kabupaten Bantul relatif mencukupi kebutuhan masyarakat akan pendidikan anak-anak usia dini. Tetapi secara kualitas, PAUD di Kabupaten Bantul masih menyimpan banyak masalah; implementasi PAUD yang taat asas pendidikan masih jauh dari harapan, orang tua/wali anak belum memperoleh pembekalan tentang ’kepengasuhan anak yang edukatif’. Rendahnya peran serta orang tua/wali anak dalam pengembangan PAUD dan pendidikan sejenis.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
94
b. Layanan Pendidikan Dasar SD/SDLB/MI dan Program Kesetaraan Paket A yang berkualitas masih terbatas Berbagai kemajuan pendidikan dasar (SD/MI dan Paket A) di Kabupaten Bantul sudah cukup banyak, terutama terkait dengan APK dan APM yang melebihi standar nasional (Tabel-6 dan Tabel-15). Tetapi terkait dengan kualitas pendidikan dasar yang memadai, masih jauh dari harapan. Hal ini dibuktikan dengan angka disparitas SD/SDLB/MI
Program
Kesetaraan paket A : 24,53 – 18,92 (Tabel-10 dan Tabel-11) Keinginan pemerintah meningkatan kualitas pendidikan dasar patut dipuji, tetapi keinginan tersebut masih menghadapi sejumlah masalah; distribusi guru terutama guru SD/SDLB/MI yang belum merata, berbeda disetiap kecamatan, termasuk kualitas guru yang berdedikasi tinggi. Sacara umum rasio guru-siswa di Kabupaten Bantul ideal, tetapi masih didominasi SD/SDLB/MI kota. Sedangkan SD/SDLB/MI pedesaan, terutama pada aspek sarana dan prasarana minimal, masih kurang ideal. Sementara itu, persentase guru tersertifikasi dan S1 sudah memadai (Tabel-8 dan Tabel-9), tetapi out-come dari S1 dan sertifikasi guru terhadap kualitas pembelajaran masih harus dipantau perkembangannya. c. Layanan Pendidikan Dasar SMP/SMPLB dan Paket B yang berkualitas masih terbatas. Menurut data yang ada APK SMP/SMPLB/MTs dan Paket B dari tahun ke tahun di Kabupaten Bantul terus meningkat. Pada sisi lain, ada kesenjangan internal pendidikan dasar. Hal ini dibuktikan dengan angka disparitas SMP/SMPLB/MTs dan Program Kesetaraan Paket B : 4,44 6,69. (Tabel-19 dan Tabel-20). Selain itu, guru yang berkualifikasi S1 sudah merata, tetapi guru berkualifikasi S2 masih terbatas (Tabel-17 dan Tabel-18)
Demikian juga, guru mengajar sesui dengan bidang
keahliannya belum mendekati ideal.
d. Ketersediaan, keterjangkauan kualitas layananan Pendidikan di tingkat menengah (SMA/SMK/MA Paket C ) belum memadai. Menurut data dari Dikmenof
menunjukkan bahwa APK dan APM
pendidikan menengah atas terlihat selalu meningkat, walaupun masih dalam ketegori rendah (Tabel-24). Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
95
Sedangkan data yang ada menunjukkan bahwa APK pada pendidikan tinggi masih rendah yakni 3,63% dari penduduk usia 18-24 tahun. Selain itu, pemberian bea-siswa kepada siswa miskin masih terbatas. Kualitas pendidikan tinggi juga masih rendah. Hal ini terlihat dari sedikitnya karya ilmiah dosen di jurnal akriditasi, apalagi jurnal internasional. e. Hal ini berbeda jauh dengan SMP/SMPLB/MTs. APK SMA/SMK/MA dan Paket C jauh lebih kecil dibandingkan SMP/SMPLB/Mts dan Paket B. Peningkatan kualitas SMA/SMK/MA dan Paket C masih banyak menemui kendala; kecukupan sarana prasarana: lab. IPA, Bahasa dan komputer, perpustakaan yang memadai masih jauh dari harapan. f. Ketersediaan, keterjangkauan Kualitas dan Relevansi dan Daya saing Pendidikan Tinggi masih terbatas g. Pendidikan Karakter belum optimal Seiring dengan meningkatnya APK dan APM pendidikan di kabupaten Bantul, serta peningkatan intelektual, belum diikuti dengan peningkatan pendidikan karakter. Pendidikann karakter memiliki fungsi sentral mendampingi peningkatan kualitas intelektual pendidikan di kabupaten Bantul. Untuk mendukung pendidikan karakter perlu banyak stakeholder yang terlibat; pemerintah daerah, orang tua wali, masyarakat lingkungan sekolah dll. h. Tata kelola Pendidikan yang Transparan, fairness dan akuntable belum mantap. Pananggung jawab pendidikan ditingkat Kabupaten adalah Bupati. Tetapi pada pelaksanannya, mekanisme kerja antar departemen belum tertata dengan baik. Selain itu, para pelaksanan /pelaku pendidikan di masingmasing unit dan level juga masih jauh dari asas transparansi, fairness dan akuntable.
E. Tantangan Pendidikan di Kabupaten Bantul Berdasar pada sejumlah data, maka dapat diidentifikasi persoalan yang akan dihadapi dalam pembangunan pendidikan di Kabupaten Bantul: 1.
Peningkatan tenaga pendidik yang profesional dan kompetens serta distribusinya yang merata.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
96
2.
Pengadaan sarana dan prasarana yang merata di seluruh sekolah Kabupaten Bantul.
3.
Menjamin keterjangkauan pendidikan formal tanpa diskriminasi.
4.
Meningkatkan proses belajar-mengajar yang kreatif dan inovatif, terintegrasi dengan agama, kewirausahaan.
5.
Menyediakan data dan kearsipan yang handal pada setiap unit lembaga pendidikan.
6.
Menyediakan tata kelola sistem pendidikan yang efektif, akuntable dan transparan.
7.
Menyediakan subsidi pembiayaan pendidikan non formal dan informal yang berkualitas.
8.
Mendekatkan angka disparitas kualitas pendidikan di Pendidikan Dasar dan Menengah yang terlihat masih jauh.
9.
Di bidang Tata Kelola dan Pencitraan Publik, masih perlu peningkatan Jumlah Sekolah Unggul , RSKM maupun SKM/SSN disemua jenjang pendidikan (SMA, dan SMK) a. Peningkatan jumlah sekolah yang memperoleh akreditasi A. b. Peningkatan peran Dewan Pendidikan, Dewan Sekolah dan DU/DI pada dunia pendidikan. c. Peningkatan Akuntabiltas sekolah (laporan-laporan). d. Peningkatan Citra Sekolah (Sekolah mendapat ISO, dikunjungi sekolah lain).
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
97
BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANTUL 2015-2025
A. V I S I Dalam rangka ikut serta
mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa,
maka Visi pendidikan Kabupaten Bantul sampai dengan 2025 menyesuaikan diri dengan visi pendidikan tingkat nasional yaitu: “Menghasilkan Insan Indonesia yang Cerdas dan Kompetitif”. Yang dimaksud dengan cerdas di sini adalah cerdas secara intelektual, cerdas spiritual, cerdas sosial dan cerdas kinestetis. Pendidikan Nasional lebih menekankan pada pendidikan transformatif yaitu pendidikan yang membawa perubahan menuju kemajuan. Pembentukan masyarakat maju
ditandai oleh perubahan tranformasi structural. Ciri utama
perubahan ini yaitu pendidikan yang mengembangkan dan mengaktualkan potensi manusia secara optimal Dalam rangka mendukung tercapainya cita-cita pembangunan pendidikan nasional di atas, maka Visi Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2015 dirumuskan sbb: Penguatan Layanan Pendidikan Yang prima untuk membentuk Insan Indonesia yang Cerdas dan kompetitif, berbasis keunggulan local. Yang dimaksud dengan layanan prima adalah tersedia secara merata di seluruh tanah air, terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, berkualitas dan relevan dengan kebutuhan stake holder dan dunia usaha serta dunia industry, setara bagi warga Negara Indonesia tanpa diskriminasi, dengan mempertimbangkan keragaman daerah, suku ras dan gender. Selain itu, pendidikan menjamin kepastian bagi warga Negara Indonesia mengenyam pendidikan. Yang dimaksud dengan keunggulan local adalah seni budaya local yang memiliki potensi berdaya saing global; kriya, Batik, wayang, handy craft, furniture, kuliner.
MISI Sedangkan misi yang akan dijalankan untuk mendukung cita-cita nasional adalah: 1.
Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan
2.
Memperluas keterjangkauan layanan pendidikan.
3.
Meningkatkan kualitas/ mutu dan relevansi layanan pendidikan.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
98
4.
Mewujudkan kesetaraan memperoleh layanan pendidikan.
5.
Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.
6.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang pendidikan yang handal, berakhlak mulia dan professional berbasis keunggulan lokal.
7.
Meningkatkan kualitas lulusan siswa berbasis keunggulan lokal yang mampu berdaya saing tinggi dipasaran global.
8.
Memberdayakan seluruh potensi masyarakat dalam mewujudkan lembaga pendidikan formal dan non formal yang efektif, serta memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas serta akuntabel.
9.
Meningkatkan kualitas siswa dalam mewujudkan insan yang sehat jasmani, rohani, berprestasi, terampil dan mandiri.
10. Memelihara, mengembangkan, dan melestarikan seni dan budaya yang mencerminkan nilai-nilai luhur budaya masyarakat Bantul. 11. Memperluas dan pemerataan akses PAUD berkesetaraan 12. Memperluas dan pemerataan akses Pendidikan Menengah bermutu 13. Memperkuat tata kelola, sistem pengendalian manajemen, dan sistem pengawasan intern 14. Mewujudkan rasio peserta didik SMA : SMK = 33 : 67 15. Mewujudkan 90% SMA memenuhi SNP Semua SMA dan SMK memiliki laboratorium lengkap termasuk laboratorium multimedia yang tersambung ke internet dan menerapkan pembelajaran berpusat peserta didik yang kontekstual berbasis TIK.
B. Tujuan 1.
Pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh layanan belajar a. Tercapainya keseimbangan jumlah dan kapasitas layanan PAUD b. Tercapainya
keseimbangan
kesempatan
dan
pemerataan
layanan
pendidikan bagi anak usia belajar pada pendidikan dasar. c. Tercapainya
keseimbangan
kesempatan
dan
pemerataan
layanan
pendidikan tingkat menengah wajib belajar 12 tahun. d. Tingginya dukungan dan peran serta masyaraka; dunia usaha, dunia industri terhadap pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk sumbangan materiil dan spiritual dalam ikut serta menentukan kebijakan dan pengendalian program pendidikan. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
99
2.
Peningkatan Mutu, relevansi dan Daya saing berbasis Keunggulan lokal Pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh layanan pendidikan harus diikuti peningkatan mutu dan relevansi serta daya saing out-put. Wujud nyata dari peningkatan ini yaitu: a. Meningkatnya mutu lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, masyarakat Bantul pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Hal ini artinya terjadi peningkatan kualitas lulusan suatu lembaga pendidikan tertentu. Indikator terjadinya peningkatan mutu adalah lulusan memiliki daya saing lokal, nasional dan global dalam memperoleh pekerjaan. b. Meningkatnya mutu proses pembelajaran ; 1) Tenaga kependidikan yang professional. 2) Kurikulum yang up-date. 3) Ruang belajar, laboratorium dan perpustakaan yang memadai. 4) Tersedianya media dan metode pembelajaran yang bagus. 5) Salah satu indikator ketercapaian cita-cita di atas adalah keberhasilan anak menempuh UAN. c. Meningkatnya peran serta masyarakat; dunia usaha dan dunia industri dalam ikut serta memajukan program-program pendidikan. Wujud nyata dari peran serta itu adalah; kesediaan menerima lulusan pendidikan, memberikan sumbangan materiil maupun spiritual dalam ikut serta mengendalikan program-program pendidikan. d. Tercapainya target-target program kerja yang telah di canangkan dalam standar pendidikan nasional (SNP). e. Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan sesuai dengan tugas pokok dan masing-masing. f. Terpenuhinya sarana dan prasaran belajar untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang standar; penerapan KTSP, berjiwa interpreneur, teknologis. g. Tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan berbasis pada keunggulan local (Sekolah Percontohan) berbasis pada ; penguasaan ilmu dan teknologi, serta karakter masyarakat Bantul pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. h. Tercapainya kegiatan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikaksi.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
100
3.
Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik adalah rangkaian yang tak dapat dipisahkan. Tata kelola yang baik, lembaga pendidikan yang akuntable/dapat dipertanggung jawabkan akan berimplikasi pada citra lembaga pendidikan yang berkualitas di masyarakat. Beberapa kelemahan mendasar yang melekat pada sejumlah lembaga pendidikan di Bantul adalah lemahanya tata kelola organisasi; mekanisme kerja, aturan yang mengiringi, tegaknya aturan dll. Sejumlah analisa menyimpulkan bahwa akar masalah tersebut terletak pada etos kerja (need of achievement).
Secara umum dapat dikatakan bahwa terasa berat untuk
diajak berubah, sudah merasa nyaman dengan kondisi yang ada. Berangkat dari kenyataan tersebut, maka tujuan jangka panjang pembangunan pendidikan sub. Bidang tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan public berdasar pada dua prinsip: 1. Akuntable dan 2. Transparansi.Semua proses dalam melakukan pengelolaan lembaga pendidikan harus terbuka, artinya semua proses diketahui public. Akuntable artinya semua kegiatan pengelolaan pendidikan harus dipertanggung jawabkan kepada stakeholder. Dalam melakukan tata kelola lembaga pendidikan yang dinilai adalah a. Kemampuan memperoleh dana-dana dari; pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. b. Kemampuan mengadakana sarana dan prasarana pendidikan c. Kemampuan melakukan recruitmen SDM dari masyarakat d. Kemampuan menurunkan angka putus sekolah. e. Kemampuan meningkatkan angkta studi lanjut.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
101
BAB VI ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANTUL 2015-2025
A. Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Kabupaten Bantul Arah Pembangunan Jangka Panjang bidang Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025 tak lepas dari arah Pembangunan Jangka Panjang Pendidikan tingkat nasional. Rencana pembangunan pendidikan jangka panjang tingkat nasional dimaksudkan sebagai pedoman penentuan penekanan palaksanaan kebijakan pembangunan pendidikan menengah dan memastikan tercapainya visi misi depertemen dengan penurunan program kerja yang realistis, terintegrasi dan berkesinambungan. Ada 4 tema strategis pembangunan nasional jangka panjang 2005-2025 yaitu; 1. Peningkatan kapasitas dan modernisasi 2. Penguatan Pelayanan, 3. Daya saing ragional dan 4. Daya saing internasional. (RPJP Nasional 2005-2025). Setiap tema di atas dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Pendidikan Jangka Menengah (RPJM) dengan menekankan pada 3 hal; 1. Pemerataan dan Perluasan Akses, 2. Peningkatan Mutu, relevansi dan daya saing, 3. Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik.
B. Tahapan Pembangunan Pendidikan 1.
Tema Strategis 2010-2015 Penguatan Mutu Layanan Tema Strategis pada
periode II 2010-2015 adalah memberikan
penekanan pada penguatan pelayanan. Yang dimaksud dengan penguatan layanan adalah program pendidikan yang mengarah pada memberikan layanan yang terbaik kepada peserta didik. Indikator utama layanan terbaik adalah kepuasan anak didik memperoleh
layanan pendidikan yang
tempuhnya. Kepuasan anak didik terjadi disebabkan karena lengkapnya sarana prasarana pembelajaran, kurikulum yang selalu up-date, metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, profesionalisme guru kecepatan dan keakuratan memperoleh data/arsip, dll. Penguatan layanan ini
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
101
diharapkan akses memperoleh informasi tentang pendidikan semakin mudah, dan cepat. Mutu layanan ini diharapkan akan mempermudah koordinasi kerja, cepat dan akurat. dalah tahapan menuju aspek kualitas pendidikan.
2.
Tema Strategis 2015-2020 : Daya saing ragional Salah satu visi pendidikan nasional 2005 adalah kompetisi pada tingkat global. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan Kabupaten Bantul pada periode 2015-2020 menekankan pada pendidikan yang memiliki out-put daya saing ragional berbasis keunggulan local. Program kerja pada periode ini berbasis pada kebutuhan pasar; local, nasional dan global. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar local maka produk yang dihasilkan harus komparatif dan bahkan kompetitif ditingkat lokal. Pemenuhan kebutuhan
pasar lokal yaitu:
memenuhi keanekaragaman
Kebutuhan Masyarakat Bantul. Masyarakat Bantul memiliki keanekaragaman jenis masyarakat yang tentu saja kebutuhannya juga beranekaragam. Ada sekelompok masyarakat miskin dengan pendapatan rendah, mereka ingin meningkatankan pendapatan untuk kesejahteraan, ada sekelompok masyarakat bergerak bidang perdagangan, mereka ingin meningkatkan volume dan pendapatan perdagangannya, ada sekolompok masyarakat mengembangkan seni budayanya, mereka bercita-cita mengembangkannya. Ada kelompok penganggur yang ingin bekerja,
ada
kelompok
karyawan
perusahaan
yang
ingin
meningkatkan
keterampilannya, ada kelompok satuan pendidikan dan lembaga pelatihan kejuruan yang membutuhkan bahan pelatihan.
Pendidikan yang tidak mengacu pada produk ini, maka hanya akan menciptakan pengangguran intelektual. Bentuk kongkrit dari program ini yaitu adanya standar mutu yang dikelola oleh lembaga penjaminan mutu.
3.
Tema Strategis 2020- 2025: Daya Saing Internasional Pembangunan pendidikan di Kabupaten Bantul 2020-2025, sesuai dengan RPJP pendidikan tingkat nasional, yaitu pencapaian nilai kompetitif ditingkat internasional. Pada periode ini diharapkan (expected condition) pendidikan di Kabupaten Bantul dapat menyelenggarakan pendidikan dengan kualitas internasional. Kualitas internasional juga meliputi; kemampuan anak didik berdaya saing internasional dengan indicator memiliki kecakapan; seni
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
102
dan budaya local dengan kualitas global, Dengan cita-cita tersebut, pendidikan di Kabupaten Bantul hendaknya anak didik mendapatkan layananan standar Internansional. Oleh karena itu, visi pendidikan yang relevan di Kabupaten Bantul pada perioe ini yaitu terciptanya lulusan pendidikan yang cerdas, kompetitif dan taqwa berbasis pada layanan pendidikan berkeadilan, keunggulan lokal, bermutu dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja lokal dan global serta kebutuhan masyarakat.
C. Sasaran Dan Indikator Kunci Mempedomani rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, substansi kinerja pendidikan yang dituangkan dalam profil pendidikan propinsi maupun kabupaten dan kota, meiliputi 3 (tiga) bentuk kinerja pengembangan pendidikan nasional, yakni; 1. Kinerja Pemerataan dan Perluasan Pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau yang biasa disebut perluasan kesempatan belajar, dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan (akses) yang sama untuk memperoleh pendidikan, dengan tidak membedakan jenis kelamin, status sosial ekonomi, agama, dan lokasi geografis. 2. Kinerja Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan. Mutu atau kualitas pendidikan dianggap baik apabila mememenuhi standar tertentu, peningkatan mutu dalam hal inil diarahkan menuju suatu standar yang baik, oleh kerena itu mutu tidak hanya dilihat dari prestasi belajar (hasil UAN), tetapi mencakup standar penyelenggaraan pendidikan termasuk pendidikan berbasis keunggulan local. Adapun keunggulan local ini meliputi; seni dan budaya kriya, wayang, batik kuliner dan handy craft dll. sehingga proses belajar dan
mengajar
dapat
berlangsung
dengan
baik.
Keunggulan
local
diimplementasikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan formal; Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Selanjutnya Relevansi pendidikan di tingkat Sekolah Menengah diarahkan untuk melihat kesesuaian antara materi pendidikan di sekolah dengan kebutuhan lapangan usaha setelah mereka lulus sehingga mampu menjadi tenaga kerja tingkat menengah. 3. Kinerja Manajemen Pendidikan. Untuk
mengetahui
atau
melakukan
evaluasi
tingkat
efisiensi
internal
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, sehingga seluruh sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik.
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
103
Dalam pembahasan berikutnya, terhadap tiga kinerja isu program pendidikan diatas dimulai dari pemahaman difinisi indikator capaiannya, kondisi pendidikan Kab. Bantul Tahun Pelajaran sampai dengan 2013, serta perbandingan kondisi Pendidikan Kab. Bantul dengan standar ideal yang ditetapkan secara nasional. Indikator-indikator setiap kinerja ini, merupakan kesepakatan nasional dengan konsep awalnya merupakan program yang yang telah dikembangkan oleh UNESCO. 1. Sasaran : Pemerataan dan perluasan Pendidikan Pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan artinya setiap orang di Kabupaten Bantul memperoleh kesempatan layanan belajar tanpa memandang ras, agama,statsu social dll. 2.Indikator Kunci Pemerataan a. Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni, pada setiap jenjanng pendidikan. b. Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah agregat, pada setap jenjang pendidikan c. Jumlah penerima bea-siswa pada jenjang pendidikan tertentu. d. Kecukupan dan kecakupan sarana/prasarana pada satuan pendidikan yuang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. 1. Sasaran : Mutu dan Relevansi 2. Indikator Kunci mutu a. Meningkatnya persentase kelulusan dalam UAN. b. Meningkatknya ketrampilan anak didik pada penguasaan budaya local (batik, kriya, wayang, handy craft, kuliner dll). c. Optimalisasi pendayagunaan alat-alat belajar; perpustakaan, laboratorium, media Pembelajaran. d. Meningkatnya
kualitas
guru;
kualifikasi
ijasah,
mengikuti
pelatihan/penataran, karya-karya inovatif dibidang masing-masing. 3. Indikator relevansi: a. Terserap dalam kerja atau Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). b. Ketrampilan lulusan. c. Penghasilan (pengurangan pengangguran).
1.Sasaran : Manajemen Pendidikan (Efektivitas dan Efisiensi). 2.Indikator kunci Manajemen Pendidikan a.
Besarnya anggaran pendidikan yang diperoleh dari; pemerintah pusat,
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
104
daerah dan masyarakat. b.
Kemampuan mengadakan sarana dan prasarana sekolah dari masyarakat.
c.
Recruitmen SDM dari masyarakat.
d.
Penurunan persentase siswa mengulang kelas.
e.
Penurunan persentase siswa putus sekolah.
f.
Peningkatan angka studi lanjut.
D. Strategi Pencapaian Sasaran 1. Kinerja Pemerataan dan Perluasan Pendidikan
Masalah Yang Perlu diperbaiki A. Pendidikan formal Merujuk pada data yang ada, kondisi nyata pendidikan kabupaten Bantul 2013 sbb : 1. PAUD 1). Pemerataan dan perluasan akses pendidikan Jumlah lembaga PAUD 1.250, jumlah siswa 43.454 dan jumlah anak usia dini 73.086 dan jumlah guru 1.249. Hal ini berarti jumlah rasio guru- siswa cukup ideal 1: 10. Jumlah anak usia dini 73.086, sementara anak usia dini yang tertampung di PAUD 43.454. Hal ini berarti masih ada 29.632 anak. Berdasar kenyataan ini, maka diperlukan pemerataan dan perluasan kesempatan akses anak usia dini. Adapun bentuk nyata perluasan ini adalah peningkatan APK PAUD. Walaupun belum dapat dijadikan pathokan, tetapi ada sejumlah informasi yang menyatakan bahwa pengasuhan anak usia dini, baik di rumah, maupun PAUD belum berjalan secara baik; banyak orang tua menyerahkan anaknya ke pembantu, karena kedua orang tuanya sibuk bekerja mengejar karir, PAUD berjalan dikelola seadanya dll. Solusi apa yang mungkin dapat dilakukan untuk mengatasi masalah itu ? Sejumlah pakar pendidikan Usia Dini,
menyarankan agar
dilakukan parenting orang tua/wali tentang pola pengasuhan anak yang edukatif., 2). Mutu, relevansi Jumlah guru PAUD tersertifikasi baru 15,92 % dari total guru yang ada. Demikian juga guru yang berlatar belakang
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
105
pendidikan PAUD masih sangat sedikit. Dengan melihat kenyatan itu, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran di PAUD masih jauh dari harapan. Karena itu diperlukan peningkatan kwantitas dan kualitas guru PAUD untuk memenuhi kecukupan dan kecakupan kebutuhan PAUD. 3). Manajemen Internal; Merujuk pada data yang ada, jumlah PAUD di Kabupaten Bantul 2012/2013 sebanyak 524; terbagi dalam TK Negeri 1, TK swasta 523, Kelompok Bermain 439, Tempat Penitipan Anak 43 dan Satuan Paud Sejenis 274. Belum ada informasi resmi atau
data akurat tentang kondisi internal PAUD
tersebut. Namun demikian,
ditengarai manajemen internal
belum taat asas; Struktur Organisasi Pengelola, Analisis Jabatan dan Job kerja, Pengangkatan jabatan, pelaporan public dll. Koordinasi PAUD se Kabupaten yang sedemikian banyak, belum tertata dengan baik. 2. Pendidikan Dasar 1. SD/SDLB/MI dan Paket A 1). Pemerataan dan Perluasan akses Pendidikan Data kependudukan 2012/2013 mengatakan bahwa anak usia Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul 124.805. Sementara jumlah siswa SD/SDLB/MI dan Paket A 75.557. Dengan demikian, masih
ada sekitar 49.248 anak yang belum
tertampung dalam pendidikan formal. Melihat kenyataan ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul perlu mengambil langkah-langkah agar
anak-anak yang belum tertampung
dapat segera di atasi. Salah satu bantuk nyata dari langkah tersebut yaitu : APK/dan APM SD/SDLB/MI dan Paket A ditingkatkan. Mengapa masih ada anak usia SD belum tertampung dalam pendidikan dasar ? Jawabannya beragam, sejak dari motivasi sampai dengan biaya dan perhatian orang tua. Tetapi ditengarai bahwa anak-anak usia SD yang tidak sekolah memiliki ciri-ciri sbb: mereka hadir dan hidup dari dalam
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
106
lingkungan ekonomi bawah, perhatian orang tua rendah, lingkungan yang kumuh dan jika dipedesaan di wilayah pinggiran secara geografis. Mayoritas anak-anak tersebut memandang hidup secara sederhana. Melihat karakteristik semacam ini, maka layanan yang sesuai dengan karakter tersebut adalah Pendidikan Luar Sekolah yaitu; Pendidikan Ketrampilan Hidup, Pendidikan Non Formal/Life Skill. 2). Mutu, Daya Saing dan Relevansi Selain
itu,
merujuk
pada
data
yang
ada,
kondisi
SD/SDLB/MI dan Paket A 2012/2013 sbb: Jumlah guru 5.837, jumlah siswa 75.557. Perbandingan atau rasio gurusiswa 1: 13, sebuah rasio yang ideal. Tetapi kenyataan di lapangan mengatakan lain. Kalau yang dimaksud 1: 13 ideal sebagai guru kelas dan dimaskukan SD/MI Swasta,
itu
pernyataan benar, Tetapi jika yang dimaksud adalah guru mata pelajaran, maka guru SD/SDLB/MI dan Paket A masih kekurangan. Jumlah guru S1 di SD/SDLB/MI dan Paket A sebanyak 5.450, guru S1 sebanyak 4.109. Jadi jumlah guru yang bergelar S1 70,39 %. Guru tersertifikasi sebanyak 3.572 = 65,54 %. Score NUN rerata dalam UNAS sebesar 7,13. Berapa angka disparitas SD/SDLB/MI dan Paket A ? Angka disparitas untuk SD sebesar 2,55 digit. Melihat kenyataan itu,
maka
pemerintah
Kabupaten
Bantul
diharapkan
memiliki kebijakan meningkatkan angka-angka tersebut di atas yakni; jumlah guru mata pelajaran, Guru S1, Guru tersertifikasi dan NUN. 2. SMP/SMPLB/MTs dan Paket B 1). Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan Merujuk
pada
data
yang
ada:
APK
dan
APM
SMP/SMPLB/MTs dan Paket B 87,53 dan 67,02. Jumlah siswa SMP/SMPLB/MTs 35.096 siswa, sementara jumlah guru 3.324. Rasio guru-siswa1:10. Melihat data tersebut menjukkan adanya
rasio yang ideal. Jumlah guru
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
107
tersertifikasi , 1.992./59,92 %. Sedangkan Guru berijazah S1 sebanyak 2.711, 81,55 %. Jumlah anak usia SMP di kabupaten Bantul 2012/2013 sebanyak 63.163. Jadi jumlah anak usia SMP yang tak sekolah di kabupaten Bantul sebanyak 28.067 anak. Diperlukan kebijakan khusus oleh pemerintah Daerah Bantul terhadap anak-anak ini. Bagaimana karateristik anak-anak ini ? Biasanya mereka datang dari ekonomi bawah, tak memiliki motivasi belajar tinggi, gagal belajar. Angka harapan sukses hidup rendah. Sejumlah pakar menyarankan agar anak-anak tersebut diakomodasi dalam pendidika non formal (PNF) dan Kecakapan Hidup (Life Skill). 2). Mutu, Daya Saing dan Relevansi Data rasio menunjukkan bahwa perbandingan guru-siswa 1:10, hal ini cukup ideal. Sementara itu, jumlah guru S1 81,55 %, Guru tersertifikasi sebanyak 59,92 %.
Secara
umum, SMP/SMPLB/MTs dan Paket B sangat memenuhi syarat-syarat untuk menjadi maju. Tetapi rerata NUN yang diperoleh anak didik di Bantul 5,70. Ada sesuatu yang salah dalam pembelajaran. Rerata guru di SMP bergelar S1 dan mereka tersertifikasi, ditambah dengan tunjangan profesi. Tetapi kemajuan SMP/SMPLB/MTs dan Paket B di Kabupaten Bantul belum rerlihat secara signifikan. Sekolahsekolah dengan prestasi bagus tetap didominasi oleh sekolah yang sudah lama maju. Sekolah-sekolah yang lain, tak segera menyusul. Sejumlah informasi mengarah pada sulitnya membangun kepribadian guru yang berdedikasi tinggi. Selain itu, sistem pembelajaran belum trerbangun dengan baik: Guru rata-rata bekerja secara standar, guru tak memiliki target idealism tertentu, manajemen sekolah yang taat asas belum terbangun. Langkah nyata untuk mengatasi itu adalah dibentuknya monitoring dan evaluasi internal.
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
108
3). Manajemen Internal; tata kelola, tranparancy dan pencitraan public. Pengelolaan SMP/SMPLB/MTs dan Paket B yang taat asas masih jauh dari harapan. Dari beberapa SMP/SMPLB/MTs dan paket B yang menjadi sample dalam penelitian menujukkan jauh dari taat asas. Secara sederhana, hal ini dibuktikan dengan tata kelola internal; perencanaan, implementasi, control dan melakukan itu semua, tetapi
evaluasi. Beberapa sekolah tidak kontinyu atau tak
mendalam. Akibat dari proses ini yang berkepanjangan, laju perjalanan sekolah datar tanpa ada prestasi. Demikian pula pada aspek keterbukaan public, sejumlah sekolah melakukan itu, tetapi tak kontinyu. Keterbukaan terhadap
public,
pelaporan
kemajuan
kerja
kemajuan belajar anak didik, dan prestasi
sekolah,
lain artinya
sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolaah terhadap masyarakat.. Melihat kenyataan tersebut, pemerintah Kabupaten Bantul harus melalukan kebijakan khusus yakni mendorong semua sekolah melakukan tata kelola internal sesuai aturan organisasi,
peloparan-penggunaan
dana
masyarakat,
pelaporan kemajuan belajar anak didik dll. 3. Pendidikan Menengah (SMA/SMK/MA dan Paket C). 1). Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan Data APK/APM Pendidikan Menengah di Kabupaten Bantul 2012/2013, masing-masing 71,04 % dan 51,57 %. Jumlah siswa SMA/SMK/MA dan Paket C 2012/2013 adalah 30.638 siswa. Jumlah anak usia SLTA di Kabupaten Bantul 73.161 anak. Hal ini berarti masih ada 42.523 anak yang tak tertampung dalam pendidikan formal. Melihat kenyataan ini, pemerintah kabupaten Bantul harus memiliki kebijakan tersendiri mengatasi anak-anak yang tak tertampung. Sejumlah informasi awal mengatakan bahwa anak-anak tersebut adalah: anak-anak yang gagal belajar, mereka
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
109
datang dari keluarga ekonomi menengah ke bawah, semangat belajar akademik rendah dan motivasi meraih kamajuan terbatas. Sejumlah pakar menyarankan agar anakanak tersebut diakomodasi pada Pendidikan Informal, Pendidikan Ketrampilan Hidup (Life Skill).
2). Mutu, relevansi dan daya saing Data yang ada menunjukkan jumlah guru di Kabupaten Bantul 3.383. Sedangkan jumlah siswa sebanyak 36.638. Melihat data tersebut disimpulkan bahwa rasio guru-siswa 1 : 10, sebuah perbandingan ideal untuk proses belajar mengajar. Guru tersertifikasi sebanyak
1.753/51,83 %.
Sementara itu jumlah guru S2 246/7,37 %. Data NUN SMA/SMK/MA dan Paket C menunjukkan bahwa rerata kelulusan setiap tahun memperoleh rangking 1 di Propinsi DIY. Informasi ini merupakan hal menggembirakan. Tetapi yang perlu menjadi catataan adalah NUN kelulusan nasional 6,5.
Yang menjadi kekhawatiran adalah jika
standar kelulusan nansional di tingkatkan. Melihat petimbangan itu semua, maka mutu, daya
saing dan
relevansi masih perlu ditingkatkan. 3.). Manajemen Internal; tata kelola, tranparancy dan pencitraan public. Manajemen SMA/SMK/MA dan Paket C yang taat asas masih jauh dari harapan. Sejumlah SMA/SMK/MA dan Paket
C
yang
menjadi
sample
dalam
penelitian
menujukkan jauh dari taat asas. Secara sederhana, hal ini dibuktikan dengan tata kelola internal; perencanaan, implementasi, control dan evaluasi program belum dapat terlaksana dengan baik. Distribusi kewenangan, job dan SOP belum dapat berjalan dengan baik. Sejumlah sudah sekolah telah melakukan itu semua, tetapi tidak kontinyu atau tak mendalam. Akibat dari proses ini yang
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
110
berkepanjangan, serta pembiaran, laju perjalanan sekolah tidak ada yang menonjol dan miskin prestasi. Demikian pula pada aspek keterbukaan public, berberapa sekolah melakukan itu, tetapi masih menemui sejumlah masalah. Diantara masalah tersebut adalah kesiapan SDM, SOP dll. Demikian juga dalam hal keterbukaan terhadap public, pelaporan kemajuan kerja sekolah, kemajuan belajar anak didik, dan prestasi lain artinya sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolaah terhadap masyarakat.. Melihat kenyataan tersebut, pemerintah Kabupaten Bantul harus melalukan kebijakan khusus yakni mendorong semua sekolah melakukan tata kelola internal sesuai aturan
organisasi,
peloparan-penggunaan
dana
masyarakat, pelaporan kemajuan belajar anak didik dll. B. Pendidikan Non Formal 1. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan Merujuk pada data, Lembaga PNF di Kabupaten Bantul dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: PKBM dan LKP. Merujuk pada data yang ada jumlah lembaga PNF berturut-turut, sejak tahun 2010, masing-mamsing sebanyak 35 dan 72. Sedangkan warga belajarnya mengalami
peningkatan yang siginfikan; PKBM
:3.255, 3445 dan 3644. Sedangkan LKP: 2.156, 2.445 dan 2334. Jumlah titor PKBM dan LKP sebanyak: 514 dan 184. Jumlah anak yang tak sekolah Pendidikan Dasar (SD/SDLB/MI dan Paket A, SMP/SMPLB/MTS dan Paket sebanyak 50.523 anak. Mereka adalah warga Negara yang memiliki hak sama dengan warga lain, dalam memperoleh layanan pendidikan tanpa diskriminasi. Untuk mengatasi masalah ini, dapat dilakukan dengan memperluas akses memperoleh pendikikan. Bentuk yang mungkin dilakukan adalah pendidikan inkulusi, Pendidikan Non Formal (PNF) Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH). Secara umum pendidikan inkluasi, PNF dan Life Skill dapat
mengatasi
banyak
persoalan
kesempatan
dan
memperoleh layanan pendidikan bagi anak-anak tersebut secara
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
111
wajar. Hanya efektivitas dan efisiensi pembelajaran tersebut perlu ditingkatkan. 2. Mutu, Daya Saing dan Relevansi Tingkat kelulusan UNAS Program Paket A sbb: peserta 70 siswa, lulus 55 siswa, tak lulus 15 siswa. Tingkat Kelulusan Paket A 78,57 %. Tingkat kelulusuan UNAS Paket B sbb: peserta 1.334, peserta lulus 1.039. Tingkat kelulusan paket B 77,88 %. Tingkat kelulsan Paket C sbb: peserta1.017, lulus 856. Tingkat kelulusan 84,16 %. Jika mutu, salah satu ukurannya adalah kelulusan hasil UNAS, maka NUN program kesetaraan meinginformamsikan hal menggembirakan. kelulusan di
yang
Melihat data di atas menunjukkan angka
semua jenjang
program di atas 80 %.
Sejumlah
informasi menunjukkan bahwa 40 % lulusan program ini melanjukan ke jejang berikutnya. Hal itu dapat diterjemahkan bahwa walaupun mereka menempuh pendidikan di pendidikan kesetaraan, tetapi motivas untuk studi lannjut cukup tinggi.
3). Manajemen Internal: Tata Kelola, Tranparansi dan Akuntabilitas dan Pencitraan Publik.
Melacak data 3 tahun ke belakang, program kesetaraan Paket A,B dan C , pada Tahun Pelajaran 2011, masing-masing; 411, 2797 dan 1.718. Sedangkan Tahun Pelajaran 2012, masingmasing; 257, 2525 dan 862. Hal yang mencolok dari di atas di atas adalah Program Kesetaraan Paket B meningkat tajam. Hal iini terjadi karena pada tahun tersebut pemerintah membiayai program tersebut, sehingga animo masyarakat sangat banyak. . Hal yang perlu menajadi perhatian adalah pada aspek tata kelola, transpransi dan akuntabilitas serta pencitraan public. Pengelolaanprogram kesetaran seluruh jenjang, masih jauh dari harapan. Pembelajaran dikelola oleh seorang coordinator dirumah sendiri, tenaga pengajar adalah mahasiswa yang masih kuliah, pertemuan jam belajar 45 sampai 90 menit, pembelajaran dilakukan malam hari atau fleksibel sesuai
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
112
dengan kebutuhan siswa, pembelajaran dilaksanakan dua kali dalam satu minggu. Melihat kenyataan itu, program pembelajaran paket A, B dan C masih perlu diperbaiki, pada semua sisi. Tak mengherankan jika program dipandang sebelah mata oleh banyak pihak.
C. Pendidikan Tinggi 1. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan Jumlah pendidikan tinggi di Kabupaten Bantul 27 (dua puluh tujuh )
buah, dengan 101 (seratus satu) prodi, 3 (tiga)
Universitas dan 8 (delapan) Sekolah Tinggi, 14 (empat belas) Akademik dan 2 Poli Teknik. Sedangkan APK 3,63 %, APM 0,835 %.
Melihat fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa
jumlah prodi dengan variasi jenjang S2, S1, D3 dan Politik Teknik yang diselenggarakan di Kabupaten Bantul cukup mamadai. Pada sisi lain pemuda Bantul yang melanjutkan ke pendidikan tinggi di kabupaten Bantul sangat sedikit.
2. Mutu Relevansi dan Daya Saing Jumlah dosen secara keseluruhan mencapai 916 orang. Dosen tersertfifikasi sebanyak 275 (30,02%). Jumlah bergelar magister 537 orang (52,23%). Dosen bergelar doctor 81 orang. Dosen bergelar professor: 2 orang. Dengan melihat fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan tinggi di Kabupaten Bantul cukup banyak, dosen bergelar
doctor
cukup
memadai
untuk
membangun
pendidikikan yang handal. Jumlah prodi terakreditasi A sebanyak 7, dan terakreditasi B 36, sedang terakreditasi C sebanyak 33 prodi. Prodi tak terakreditasi atau dalam proses akreditasi: 22 prodi. 3. Manajemen Internal: Tata Kelola, Tranparansi, akuntabilitas dan pencitraan public. Dengan melihat data di atas, maka ada beberapa prodi yang sangat mamadai memenuhi standar mutu manajemen internal.
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
113
Semantara ada sejumah prodi yang memiliki nilai sedang dan cukup. Sedangkan sejumlah prodi yang tak terakriditasi atau dalam proses akreditasi perlu didorong untuk akriditasi. Kebijakan
yang
perlu
dituangkan
oleh
Pemerintah
Kabupaten Bantul adalah mendorong agar prodi-prodi yang berakreditasi C menjadi B, dan terakreditasi B menjadi A. Hal lain yang perlu dilakukan adalah pemberian bea-siswa untuk mahasiswa miskin. Selain itu, memanfaatkan pendidikan tinggi untuk bersama-sama membangun kabupaten Bantul.
Sasaran : Pemerataan dan perluasan Pendidikan Pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan artinya setiap orang di Kabupaten Bantul memperoleh kesempatan layanan belajar tanpa memandang ras, agama,statsu sosial dll. 1.Indikator Kunci Pemerataan a. Kasar Meningkatnya Angka Partisipasi dan Angka Partisipasi Murni. b.Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah agregat. c. Jumlah penerima Bea-siswa pada jenjang pendidikan tertentu. d. Kecukupan dan kecakupan sarana/prasarana pada satuan pendidikan yang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. 4.Sasaran : Mutu dan Relevansi 5. Indikator Kunci mutu: a. Meningkatnya persentase kelulusan dalam UAN. b. Optimalisasi
pendayagunaan
alat-alat
belajar;
perpustakaan, laboratorium, media Pembelajaran. c. Meningkatnya kualitas guru; kualifikasi ijasah, mengikuti pelatihan/penataran, karya-karya inovatif dibidang masingmasing. Indikator relevansi:
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
114
a. Terserap dalam kerja atau Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). b.Ketrampilan lulusan. c. Penghasilan (pengurangan pengangguran).
6. Sasaran : Manajemen Pendidikan (Efektivitas dan Efisiensi). 7. Indikator kunci Manajemen Pendidikan a. Besarnya anggaran pendidikan yang diperoleh dari pemerintah pusat, daerah dan masyarakat. b. Kemampuan mengadakan sarana dan prasarana sekolah dari masyarakat. c. Recruitmen SDM dari masyarakat. d. Penurunan persentase siswa mengulang kelas. e. Penurunan persentase siswa putus sekolah. f. Peningkatan angka studi lanjut.
Mempedomani rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, substansi kinerja pendidikan yang dituangkan dalam profil pendidikan propinsi maupun kabupaten dan kota, meiliputi 3 (tiga) bentuk kinerja pengembangan pendidikan nasional, yakni; 1.
Kinerja Pemerataan dan Perluasan Pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau yang biasa disebut perluasan kesempatan belajar, dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan (akses) yang sama untuk memperoleh pendidikan, dengan tidak membedakan jenis kelamin, status sosial ekonomi, agama, dan lokasi geografis.
2.
Kinerja Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan. Mutu atau kualitas pendidikan dianggap baik apabila mememenuhi standar tertentu, peningkatan mutu dalam hal inil diarahkan menuju suatu standar yang baik, oleh kerena itu mutu tidak hanya dilihat dari prestasi belajar (hasil UAN), tetapi mencakup standar penyelenggaraan pendidikan yang ditetapkan sehingga proses belajar dan mengajar dapat berlangsung dengan baik.
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
115
Selanjutnya Relevansi pendidikan di tingkat Sekolah Menengah diarahkan untuk melihat kesesuaian antara materi pendidikan di sekolah dengan kebutuhan lapangan usaha setelah mereka lulus sehingga mampu menjadi tenaga kerja tingkat menengah.
3.
Kinerja Manajemen Pendidikan. Untuk mengetahui atau melakukan evaluasi tingkat efisiensi internal penyelenggaraan pendidikan di sekolah, sehingga seluruh sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik.
Dalam pembahasan berikutnya, terhadap tiga kinerja isu program pendidikan diatas dimulai dari pemahaman difinisi indikator capaiannya, kondisi pendidikan Kab. Bantul Tahun Pelajaran sampai dengan 2013, serta perbandingan kondisi Pendidikan Kab. Bantul dengan standar ideal yang ditetapkan secara nasional. Indikator-indikator setiap kinerja ini, merupakan kesepakatan nasional dengan konsep awalnya merupakan program yang yang telah dikembangkan oleh UNESCO.
D.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh
1. Pemerataan: Bantuan dana anak keluarga miskin, Advokasi pentingnya Pendidikan. Kebijakan anggaran pendidikan pro-anak miskin 2. Mutu : guru, bahan ajar, sarana prasarana, PBM, Manajemen pimpinan, Mutu evaluasi, pembinaan siswa, keterlibatan masyarakat. 3. Relevansi: SMK terserap DUDI, kerjasama dengan DUDI/mandiri. Sedangkan lulusan SD/MI, SMP/MTS/SMA/MA melanjutkan studi pada jenjang atasnya. 4. Tata kelola : Transparansi--- terbuka untuk public Akuntable pelaporan hasil kinerja pada stakeholder Partsipasi masyarakat dalam; financial, program, monitor Penegakan hukum: aturan birokrasi ditegakkan.
E. Kebijakan, Perencanaan dan Penganggaran Kebijakan yang dilakukan pemda berupaya meningkatkan kinerja pendidikan, dalam hal : pemerataan, mutu relevansi dan daya saing, tata kelola. Kebijakan tersebut dituangkan dalam bentuk aturan 5 tahunan.
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
116
1. Kebijakan, Perencanaan dan Penganggaran 1). Kebijakan Dengan meilihat sejumlah fakta di lapangan, Kebijakan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul, secara umum adalah
meningkatkan
kinerja
pendidikan
diseluruh
jenjang
pendidikan, baik APK/AMP, Mutu, Daya Saing, dan relevansi serta Tata kelola manajemen internal; tranparansi, akuntable dan pencitraan public. Kebijakan dituangkan dalam bentuk aturan 5 tahunan Tabel 60 Kondisi Nyata dan Kondisi Harapan Periode Tahun
Jenjang Pendidikan I. Pendidikikan Pra Sekolah 1. PAUD TK/KB/TPA/SPS a. APK b. APM
2013
2015
2020
2025
72.77% 60,15%
90 % 75%
100 % 80 %
100 % 90 %
92,91 80,87 70,04 70,39 % 65,54% 1 : 13 100 %
95 % 86 % 75 74 % 67 % 1:13 100 %
100 % 100 % 90 90 % 80 % 1:13 100 %
100 % 100 % 90 100 % 100 % 1: 13 100 %
87 % 67,62 %
89 % 69,66 % 83,55 % 63 % 72 1:13 100 %
100 % 80%
100 % 100 %
100 %
100 %
80 % 80 1:13 100 %
100 % 90 1:13 100 %
Keterangan
II. Penididikan Dasar 2. SD/SDLB/MI PAket A a. b. c. d. e. f. g.
APK APM Rerata NEM Guru S1/D4 Guru Tersertifikasi Rasio Guru-Siswa Angka kelulusan
3. a. b.
SMP/SMPLB/MTs Paket B APK APM
c.
Guru S1/D4
81,55 %
d. e. f. g.
Guru Tersertifikasi RerataNEM Rasio Guru-siswa Angka kelulusan
59,92 % 6,8 1:13 99,66 %
III.
Pendidikan Menengah SMA/SMK/MA Paket C a. APK
71,04 %
b.
APM
51,57 %
c.
Guru S1/S2
7,37 %
d.
Guru Tersertifikasi
51,83 %
dan
72,33 % 54,55 % 10,00 % 60,00 %
100 %
100 %
75 %
100 %
25 %
50 %
100 %
100 %
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
117
e. Rerata Nem f. Rasio Guru Siswa g. Angke kelulusan III.Pendidikan Tinggi a. APK b. APM c. Jumlah prodi d. Dosen S2 e. Dosen S3 f. Profesor g. Dosen tersert.
65,00 1:11 100 %
70,00 1:11 100 %
3,63 % 0,83 % 104 60 % 9,06 % 0,22 % 25,20 %
5% 3% 70 % 10 % 3% 40 %
80,00 1:11 100 %
90,00 1:11 100 %
25 % 20 % 100 % 30 % 10 % 75 %
75 % 60 % 100% 60 % 50 % 100 %
2). Penganggaran Dengan dukungan dana yang cukup, diharapkan pembangunan pendidikan di Kabupaten Bantul memperoleh sukses maksimal. Adapun ruang lingkup pendanaan pendidikan di Kabupaten Bantul, system koordinasi dan tata kelola pendanaan, system pemantauan dan evaluasi, dan system informasi terpadu berbasis teknologi sbb: a. Ruang lingkup (Cakupan) Pendanaan Pendidikan Pendanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Bantul berprinsip pada pembagian tanggung jawab. UUD 1945
ps. 31 ayat 4.
UU Sisdiknas
mengamanatkan bahwa tanggung jawab pendanaan pendidikan dipikulkan kepada negara yakni 20 % dari APBN dan APBD. Pemerimtah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menetapkan tanggung jawab
pendanaan pendidikann dibebankan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat. Ketiga komponen tersebut memegang peranan penting dalam menggerakan
sumber
daya
yang
ada
dalam
pembangunan pendidikan. Dalam pendanaan
mendukung
program
program pendidikan di
Kabupatenn Bantul menganut asas; keadilan, efisiensi dan transparansi serta akuntabilitas publik. Peraturan Pemerintah No. 28/2008 mengatur tanggung jawab pendanaan Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Pada dasarnya semua jenjang pendidikan ; Pendidikan Dasar/Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi ditanggung oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat.
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
118
b. Realisasi Penganggaran Pendidikan Tabel 61 Perkembangan Realisasi Dana Pendidikan di kabupaten Bantul 2010/2011 s.d. 2012/2013 Jenjang Pendd. I. Pend. Dasar PAUD/SD/SDLB MI Paket A SMP/SMPLB/MTs Paket B. SMA/MA/SMK dan Paket C Jumlah
2010/2011 Rp. 65.757.680.000
Tahun Pelajaran 2011/2012 2012/2013 Rp. 85.802.336.400,Rp. 95.658.131.176,-
Rp. 2.036.900.000,-
Rp. 16.062.598.250,-
Rp. 88.700.919.870,-
Rp.67.784.580.000,-
Rp. 101.862.934.650,-
Rp.184.350.510.460
Ket.
Data Olahan Lap. Ket. Pertanggung Jawaban Bupati Bantul 2010/20112011/2012-2012/2013. Dengan melihat data di atas, maka ada kemajuan penganggaran pembangunan pendidikan
di Kabupaten Bantul dari 2010/2011 s.d. 2012/2013. Tetapi
tampaknya untuk sukses maksimal dalam pembanguan pendidikan di kabupaten Bantul s.d. 2025, maka perlu ditambahkan penganggaran pembangunan tersebut. Namun perlu di catatat bahwa penambahan anggaran pendidikan juga harus mempertimbakan kemampuan APBD Kabupaten Bantul, selain juga dipertimbangan inflasi yang akan terjadi dimasa depan.
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
119
Gambar: 14 Flow Chart Skema Berfikir Pencapaian Tujuan Strategis Pendidikan Anak Usia Dini Kabupaten Bantul
Penyediaan guru TK/PAUD
Penyediaan Sarana PAUD Non Formal
Penyediaan dan Peningkatan Sarana Prasarana PAUD
Penyediaan Sarana Prasarana TK/TKLB/RA
Penyediaan Standar Mutu PAUD dan akreditasi
Penyediaan tenaga kependidikan TK/PAUD
Pendidikan dan Pelatihan PTK PAUD/TK
Penyediaan PTK TK/PAUD Non Formal
Penyediaan tenaga kependidikan berkualitas Tersedia PAUD berkualitas, terjangkau masyarakat kabupaten. Bantul
Penyediaan Subsidi dana bea-siswa PAUD Non Formal Penyediaan Subsidi dana Siswa PAUD
Penyediaan dan Pengembangan Sistem Pembelajaran Data/info. Berbasis penelitian dan standar Mutu dan terlaksananya Akreditasi
Penyediaan Model Program Pembelajaran PAUD
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
Penyediaan Informasi PAUD Berbasis Penelitian Untuk Kebijakan
Penyediaan Subsidi dana Siswa PAUD Non Formal
Penyediaan Data PAUD
110
Gambar 15 Flow Chart Skema Berfikir Pencapaian Tujuan Strategis Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul Penyediaan Guru SD/SDLB/MI/ Paket A, SMP/SMPLB/MTs Paket
B
Penyediaan Sarana prasarana SD/SDLB/MI Paket A, SMP/SMPLB/MTs Paket B
Penyediaan PTK Pakat A/B
Penyediaan tenaga Pendidik dan kependidikan Dikdas berkualitas dan berkompeten
Penyediaan dan Peningkatan Sarana SD/SDLB/MI Paket A SMP/SMPLB/MTS PAket B
Penyediaan Sarana Prasarana SD/SDLB/MI Paket A, SMP/SMPLB/MTS/Paket B
Penyediaan Standar Mutu, Kareditasi Dikdas
Penyediaan tenaga kependidikan SD/SDLB/MI Paket A, SMP/SMPLB/MTs Paket B
Terjaminnya Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan Dasar Bermutu dan Berkesetaraan di Kab. Bantul
Penyediaan dan Pengembangan Sistem Pembelajaran Data/info. Berbasis penelitian dan standar Mutu dan terlaksananya Akreditasi
Penyempurnaan Sistem Pembelajaran Dikdas
Penyediaan Data Dikdas
Laporan Akhir Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
Penyediaan Informasi Pend. Dasar Berbasis Penelitian Untuk Kebijakan
Pendidikan dan Pelatihan PTK DIKDAS
Penyediaan Subsidi dana bea-siswa Paket A dan B
Penyediaan Subsidi dana Siswa SD/MI/Paket A, SMP/SMPLB /MTs/Paket B
Penyediaan Subsidi dana Siswa SD/MI/SDLB/Paket A SMP/SMPLB/MTs/ Paket B Non Formal
Penyediaan Informasi Penilaian Dikdas
111
Gambar 16. Flow Chart Skema Berfikir Pencapaian Tujuan Strategis Pendidikan Menengah Kabupaten Bantul
Penyediaan Guru SMA/SMALB/SMK/MA
Paket C
Penyediaan Sarana Paket C
Penyediaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana SMA/SMALB/MA
Penyediaan Sarana Prasarana SMK/MAK
Penyediaan tenaga kependidikan SMA/SMALB/SMK/MA Paket C
Penyediaan tenaga Pendidik dan kependidikan DIKMEN berkualitas dan berkompeten
Tersedia dan Terjangkaunya K Layanan Pendidikan Menengah Bermutu, relevan dan Berkesetaraan di Kab. Bantul
Penyediaan dan Pengembangan Sistem Pembelajaran Data/info. Berbasis penelitian dan standar Mutu dan terlaksananya Akreditasi
Penyediaan
Penyempurnaan Sistem Penyediaan Data DIKMEN Standar Mutu, Pembelajaran DIKMEN Kareditasi DIKMENMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-2025
Laporan Akhir
Penyediaan PTK Pakat C
Penyediaan Informasi Pend. Dasar Berbasis Penelitian Untuk Kebijakan
Pendidikan dan Pelatihan PTK DIKMEN
Penyediaan Subsidi dana bea-siswa Paket C
Penyediaan Subsidi dana Siswa SMA/SMALB/MA
Penyediaan Subsidi dana Siswa SMK/MAK
Penyediaan Informasi Penilaian DIKMEN
112
BAB VII STRATEGI IMPLEMENTASI
A. Sosialisasi Master Plan Ada 3 variable pokok dalam implementasi kebijakan publik; 1.Sosialisasi dan Komunikasi yaitu kejelasan informasi. 2. Konsistensi informasi 3.Ketersediaan sumber daya pendukung. Yang dimaksud dengan sosialiasi dan komunikasi Master Plan pendidikan adalah bagaimana kebijakan Master Plan Pendidikan dikomunikasikan kepada publik atau memberikan informasi suatu kebijakan kepada stake holder. Proses sosialisasi ini bukan barang sederhana, Karena sosialisasi menyangkut internalisasi informasi kepada pihak terkait, sehingga informasi tersebut menjadi bagian dari pikirannya. Untuk itu, sosialisasi tidak dalam waktu sebentar dan dilakukan secara berulang. Setelah itu, mencermati sikap atau tanggapan dari stake holder tehadap kebijakan Master Plan Pendidikan di Kabupaten Bantul. Lebih lanjut maka dilihat kesiapan mereka ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Proses sosialisasi dan komunikasi penting Karena menyangkut apa yang harus stake holder lakukan dalam implementasi Master Plan Pendidikan di Kabupaten Bantul. Keberhasilan komunikasi ditandai dengan indikator sbb: saluran komunikasi yang lancar, konsistensi komunikasi artinya informasi yang diinformasikan tidak berubah, dan kejelasan komunikasi. Dalam kegiatan ini, pihak BAPPEDA dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul mengambil inisiatif membentuk forum rembug pembangunan pendidikan. Instansi terkait dengan forum rembug ini yakni para stakeholder ; Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul beserta jajarannya, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul beserta jajarannya, Setda Kabupaten Bantul Badan Kepegawaian daerah, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bantul, Pemerintah Provinsi DIY dan Perguruan Tinggi di Kabupaten Bantul, Dewan Pendidikan Kabupaten Bantul, Ormas-ormas di Kabupaten Bantul serta dunia usaha, pers dll. Forum ini diadakan dengan maksud untuk melakukan koordinasi implementasi Master Plan Pendidikan di Kabupaten Bantul. Dengan adanya koordinasi antar instansi diharapkan implementasi
Master Plan ini akan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
123
berjalan secara sinergis, saling mendukung dan memberikan masukan untuk kalancaran dan keberhasilan program. Forum rembug ini membahas implementasi Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul berdasar pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nansional dan peraturan lain terkait. Produk dari forum ini adalah terbangun sistem kerja Master Plan implementasi pembangunan pendidikan Kabupaten Bantul. Sistem kerja ini pada dasarnya menganut asas: -
Kecepatan dan keakuratan arus informasi tahapan pelaksanaan.
-
Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang handal.
-
Tergambar kewenangan; hak, tugas dan kewajiban masing-masing unit.
-
Kecukupan dan kecakupan sarana prasarana.
-
Pendanaan yang cukup
-
Keterlibatan secara penuh semua stake holder pendidikan.
B. Ketersediaan Sumber Daya Manusia Dalam implementasi program, ketersediaan Sumber Daya Manusia merupakan hal yang pokok dalam implementasi kebijakan. Yang dimaksud dengan SDM disini adalah SDM yang terseleksi dengan baik.
Untuk
implementasi program dibutuhkan SDM yang memiliki kemampuan organisasional; mampu menterjemahkan ide manjadi program, memproyeksi kebutuhan waktu dan dana serta mampu membuat indikator keberhasilan. Memobilisasi staf, melakukan kontrol kerja dan memberikan arahan kerja. Selain itu, dalam implementasi program diperlukan komitmen semua pihak tentang kesanggupan melaksanakan tugas sejak awal sampai selesasi. Bentuk komitmen ini adalah bersedia menandatangani pakta integritas. Kesediaan para implementor dalam melaksanan kebijakan publik sampai selesai. Kecakapan saja tidak cukup untuk suksesnya implementasi program, tetapi juga kesediaan dan komitmen para implementor dalam melaksanakan kebijakan publik. Hal ini artinya sikap para implementor dalam memberikan dukungan terhadap implementasi program.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
124
C. Struktur Birokrasi Struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan implementasi program. Untuk itu hirarki yang diperlukan untuk implementasi program Master Plan Pendidikkan adalah sbb: Koordinator dan Sekretaris : Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul 1. Pokja APK/APM; 2. Pokja Mutu, Daya Saing dan Relevansi. 3. Pokja Manajemen Internal; tranparansi, akuntabilitas dan pencitraan publik 4. Pokja Penjaminan mutu Dalam Struktur di atas, dijelaskan tentang :
tugas, kewenangan dan
tanggung jawab para penyelenggara/implementor program selain juga didukung SOP yang baik. Apa yang sudah dikerjakan di atas tidak akan berjalan tanpa ada dukungan kecukupan
dan
kecakupan
sarana
prasarana.
Didukung
dengan
Sekretariat pelaksana program dengan administrasi perkantoran. Yang dimaksud dengan sisem kerja adalah mekanimse kerja, kewajiban, tugas, fungsi dan kewenangan yang diberikan kepada masing unit satuan kerja. Dalam hal ini, maka lahir sturuktur organisasi pelaksanaan Master Plan.
ketua dan sekretaris serta unit-unit kerja lain yang dibutuhkan.
Forum rembug tersebut selain menghasilkan sistem kerja, juga menghasilkan Standar Operating Prosedure (SOP) implementasi Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul.
D. Komitmen Implementasi program merupakan tahapan yang penting. Jika Implementasi program lancar, maka program tersebut akan memiliki dampak positif seperti yang diinginkan. Implementasi program kebijakan menyangkut 2 hal: 1. Badan administrative yang bertanggung jawab melaksanakan program 2. Badan tersebut memiliki kemampuan membentuk ketaatan pada kelompok sasaran atau jaringan kekuatan sosial, ekonomi, politik yang berpengaruh pada kebijakan program.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
125
Karena itu, dalam implementasi kebijakan diperlukan kesamaan pandangan tujuan yang hendak dicapai dan komitmen semua pihak untuk memberikan dukungan terhadap kebijakan tersebut. Ukuran keberhasilan implementasi kebijakan yaitu kesesuaian antara pelaksanaan kebijajakan dengan design,tujuan
dan
sasaran
kebijakan.
Memberi
dampak
positif
pada/pemecahkan masalah yang dihadapi.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
126
BAB VIII STRATEGI PENDANAAN
Guna
memperoleh
sukses
optimal,
rencana
implementasi
program
pembangunan pendidikan di Kabupaten Bantul perlu dukungan dana yang memadai. Berikut ini akan dipaparkan tentang ruang lingkup pendanaan pendidikan di Kabupaten Bantul, system koordinasi dan tata kelola pendanaan, system pemantauan dan evaluasi, dan system informasi terpadu berbasis teknologi. a.Ruang lingkup (Cakupan) Pendanaan Pendidikan Prinsip utama pendanaan pendidikan di Kabupaten Bantul adalah pembagian tanggung jawab. UUD 1945 ps. 31 ayat 4 dan UU Sisdiknas mengamanatkan bahwa tanggung jawab pendanaan pendidikan dipikulkan kepada negara yakni 20 % dari APBN dan APBD. Departemen Pendidikan Nasional menetapkan tanggung jawab pendanaan pendidikann dibebankan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat. Ketiga komponen tersebut memegang peranan penting dalam menggerakan sumber daya yang ada dalam mendukung program pembangunan pendidikan. Dalam pendanaan program pendidikan di Kabupatenn Bantul menganut asas; keadilan, efisiensi dan transparansi serta akuntabilitas publik. Peraturan Pemerintah No. 28/2008 mengatur tanggung jawab pendanaan Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Pada dasarnya semua jenjang pendidikan ; Pendidikan Dasar/Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi ditanggung oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
127
Tabel 62 Pembagian Tanggung Jawab Pendanaan Pendidikan Dasar/Menengah dan Tinggi Pemerintah dan Pemerintah Daerah di Kabupaten Bantul No. 01.
02.
3.
4.
5.
6. 7.
Jenis Biaya Investasi Lahan a.Invst. lahan pendd. b.Sekolah Standar Nasional c.Sekolah berbasis keungggulan lokal Biaya Invst selain lahan pendidikan a.sekolah berbasis keunggulan lokal b. Sekolah Standar Nasional Biaya Invst.penyelengaraan/dan atau pengelolaan pendd,. a.Biaya lahan pendd. b.Biaya selain lahan Biaya Operasi Satuan Pendidikan a.Biaya personalia 1. SSN 2. SBI b.Biaya Non Personalia 1.SSN 2.SBI/Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal Biaya Operasi Penyelenggaraan pendd. dan/atau penyelenggaraan pendd. a. Biaya personalia b. Biaya non personalia Bantuan Biaya Pendidikan dan Bea-siswa Pendanaan pendd. Luar negeri
Tanggung Jawab Pendd. Dasar Pendd.Menengah dan Tinggi
Keterangan
Pemeritah/Pemda Bantul Pemeintah/Pemda Bantul Pemerintah dan Pemda Bantul /Masyarakat/pihak asing
Pemerintah dan Pemda Bantul Penyelenggara Pendidikan
Pemerintah/Pemda Pemerintah/Pemda
Pemerintah/Pemda Pemerintah/Pemda/Masy./Pihak Asing
Pemerintah/Pemda/Masy./Pihak Asing
Pemerintah/Pemda Pemerintah/Pemda Pemerintah/Pemda Pemerintah
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
128
Tabel 63 Pembagian Tanggung Jawab Pendanaan Pendidikan Dasar/Menengah dan Tinggi Oleh Penyelenggara Atau Satuan Pendidikan Yang Didirikan Masyarakat di Kabupaten Bantul No. 01.
02.
Jenis Biaya Investasi Lahan a.Invst. lahan pendd. b.Sekolah Standar Nasional c.Sekolah berbasis keungggulan lokal Biaya Invst selain lahan pendidikan a.sekolah Standar Nasional b.SBI/Sekolah Berbasis Keunggulan lokal
03.
Biaya Invst.penyelengaraan/dan atau pengelolaan pendd,. a.Biaya lahan pendd.
b.Biaya selain lahan 04.
Biaya Operasi Satuan Pendidikan a.Biaya personalia 1.SSN 2.Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal b.Biaya Non Personalia 1. SSN 1. Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal
05.
6.
Biaya Operasi Penyelenggaraan pendd. dan/atau penyelenggaraan pendd. 1.Biaya personalia 2.Biaya non personalia Bantuan Biaya Pendidikan dan Bea-siswa
Tanggung Jawab Pendd. Dasar Pendd.Menengah dan Tinggi
Keterangan
Penyelenggara/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan/Orangtua/Masy./di luar orang tua/pemerintah/Pemda/Pihak Asing .
Penyelenggara/ Satuan Pendidikan
Penyelenggara/ Satuan Pendidikan/Masy.
Penyelenggara/Satuan Pendidikan/Orangtua/Masy./di luar orang tua/pemerintah/Pemda/Pihak Asing
Penyelenggara/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan
Penyelenggaran/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan/Orangtua/Masy./di luar orang tua/pemerintah/Pemda/Pihak Asing Penyelenggara/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan/Orangtua/Masy./di luar orang tua/pemerintah/Pemda/Pihak Asing.
Penyelenggaran/Satuan Pendidikan Penyelenggaran/Satuan Pendidikan Penyelenggara/Satuan Pendidikan/Orangtua/Masy./di luar orang tua/pemerintah/Pemda/Pihak Asing.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
129
Satuan pendidikan masyarakat,
ada
yang dibebankan kepada
masyarakat, tetapi ada yang dibantu negara. Selain itu, ada biaya yang pendidikan yang dibebankan kepada: (1).Anak didik/orang tua/wali (2). Biaya investasi (3). pendanaan personalia bukan peserta wajib belajar (4). Biaya tambahan untuk kepentingan pengembangan berbasis keunggulan lokal. Sumber-sumber dan di luar penyelenggaraan masyarakat/pemerintah yang diberikan secara sukarela harus dibukukan secara transparan, diumumkan kepada masyarakat dan dilaporkan ke Kementerian Pendidikan Nasional.
b. Skenario Pendanaan Skenario pendanaan pendidikan di Kabupaten Bantul dengan merujuk pada UUD 1945 dan UU Sisdiknas yang mengikuti asas: a. Pro-rakyat miskin b. Penguatan desentralisasi dan otonomi c. Insentif dan disinsentif untuk peningkatan akses dan mutu dan tata kelola pendidikan.
c. Sumber-sumber pendanaan: Sejak tahun Anggaran 2009-20013 amanat UUD 1945 dan UU Sisdiknas telah dipenuhi 20 % Anggaran Pendidikan dari APBN dan APBD. Khusus terkait dengan Master Plan Pendidikan Kab. Bantul sbb: Tabel 64 Perkembangan Realisasi Pendanaan Pendidikan di Kabupaten Bantul 2010/2011 s.d. 2012/2013 dan Proyeksi 2015-2020, 2020-2025 Jenjang Pendd. I. Pend. Dasar PAUD/SD/SDLB MI Paket A SMP/SMPLB/MTs Paket B. II. Pend. Menengah SMA/MA/SMK dan Paket C Jumlah
85.802.33 6.400,-
Tahun Pelajaran 2012/2013 20142015 95.658.13 178.064.1 1.176,80.368,-
20152020 356.128.3 60.736
20202025. 534.192.5 41.10.4,-
2.036.900.0 00,-
16.062.59 8.250,-
88.700.91 9.870,-
124.301.0 59.243,-
248.60211 8.486,-
372.903.1 77.729,-
67.784.580. 000,-
101.862.9 34.650,-
184.350.5 10.460
178.064.4 81794,-
604.730.4 79.222,-
927.095.7 18.833,-
2010/2011
2011/2012
65.757.680. 000,-
Data Olahan, IDR, Angka Proyeksi base line.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
130
Pertimbangan pendanaan dua belas tahun ke depan, didasarkan pada bese line 2005-2015, memperhatikan keuangan pemerintah, pemerintah daerah, laju pertumbuhan perekonomian Nasional dan daerah serta inflasi yang akan terjadi. Selain sumber pendanaan dari Negara juga kemungkinan pendanaan dari masyarakat; orang tua/wali siswa serta dunia usaha diharapkan berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan di Kabupaten Bantul.
d. Koordinasi dan Tata Kelola Untuk mencapai tujuan pembanguan pendidikan, diperlukan koordinasi dan tata kelola. Tata kelola yang diperlukan akan mendukung terhadap kinerja instansi terkait. Kegiatan koordinasi implementasi pembangunan pendidikan akan melibatkan banyak pihak atau lintas bidang. Untuk itu diperlukan forum khusus yang membahas kegiatan pembangunan pendidikan yang lintas bidang tersebut. Tata kelola kegiatan diperlukan untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada sasaran indikator keberhasilan. Adapun kegiatan tata kelola meliputi: pembuatan standar operating prosedur, sosialisasi program dan pengendalian pelaksanaan.
e. Pengendalian dan Pengawasan Pengendalian pendidikan dilakukan melalui pengawasan internal yaitu Bawasda. Sistem pengawasan internal ini meliputi: pengendalian operasional keuangan, manajemen resikio, manajemen informasi dan kepatuhan terhadap peraturan
yang
berlaku.Tugas
utama
pengawasan
internal
adalah
mengevaluasi, menilai dan menganalisis semua aktivitas pelaksanaan program pembangunan pendidikan. Tujuan utama pengawasan internal adalah memastikan semua tata kelola program pembangunan pendidikan berjalan dengan dengan benar. Pengawasan internal dilakukan oleh atasan langsung dan Bawasda.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
131
BAB IX RENCANA MONITORING DAN EVALUASI A. Pengertian Monitoring adalah pengamatan terhadap perjalanan suatu program. Dalam monitoring terdapat pengumpulan informasi secara sistematis. Informasi tersebut
digunakan
untuk
memberikan
informasi
kepada
manajemen
stakeholder yang terkait dengan kemajuan /hasil yang diperoleh. Sedangkan evaluasi adalah penilaian yang sistematis dan obyektif yang terkait dengan pelaksanan program, kebijakan berdasar pada perencanaan implementasi dan hasilnya. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui efektivitas efisiensi hasil, dampak maupun keberlanjutannya.
I. Penjaminan dan Pengendalian Kebijakan dalam penjaminan dan pengendalian program mengandung 2 unsur; menjamin keberlanjutan program dan Penjaminan atas keberlanjutan
pengawasan internal.
program terkait dengan sistem pengawasan
internal. Pengawasan tersebut meliputi: pengendalian operasional keuangan, manajemen resiko, manajemen informasi dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Dalam hal penjaminan keberlanjutan program yang perlu dicermati adalah kontinuitas antara periode kepemimpinan, disemua jenjang; Kabupaten (Bapeda), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan SKPD lain terkait di Kabupaten Bantul. Merujuk pada pengalaman di masa lampau, apa yang terjadi dengan program jangka panjang adalah diskontunuitas antara periode kepemimpinan. Akibatnya adalah ketidak berlanjutan program secara simultan program pembangunan pendidikan. 1. Program-program
pembangunan
pendidikan
yang
perlu
di
awasi
keberlanjutannya adalah semua rekomendasi-rekomendasi master plan ini, yakni; 1. Pemerataan dan Perluasan akses pendidikan : APK/APM disemua jenjang pendidikan, baik formal maupun non formal, sejak PAUD sampai dengan PT. 2. Mutu, Daya saing dan Relevansi; Peningkatan kualitas guru disemua jenjang; yaitu S1 dan S2 dan guru/dosen tersertifikasi. 3. Rasio ideal pembelajaran 1: 13, nilai rereta NUN pendidikan dasar, menengah, S3 dan professor, akreditasi B dan A untuk prodi PT. 3. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
132
Manajemen Internal: tata kelola, akuntablitas dan pencitraan publik; yakni ketaatan penerapan manajemen berbasis sekolah (manajemen berbasis data, pengambilan keputusan yang efektif, kearsipan yang handal), kegiatan sekolah dan
pelaporan
keuangannya kepada publik. Peningkatan tenaga
pendidik yang profesional dan kompetens serta distribusinya yang merata. 2. Pengadaan sarana dan prasarana yang merata di seluruh sekolah Kabupaten Bantul. 3. Penjaminan keterjangkauan pendidikan formal tanpa diskriminasi. 4. Peningkatkan proses belajar-mengajar yang kreatif dan inovatif, terintegrasi dengan agama, kewirausahaan. 5.Subsidi pembiayaan pendidikan non formal dan informal yang berkualitas. 6. Mendekatkan angka disparitas kualitas pendidikan di Pendidikan Dasar dan Menengah yang terlihat masih jauh. 7. Di bidang Tata Kelola dan Pencitraan Publik, masih perlu peningkatan Jumlah Sekolah Unggul , RSKM maupun SKM/SSN disemua jenjang pendidikan (SMA, dan SMK) a. Peningkatan jumlah sekolah yang memperoleh akreditasi A. b. Peningkatan peran Dewan Pendidikan, Dewan Sekolah dan DU/DI pada dunia pendidikan. c. Peningkatan Akuntabiltas sekolah (laporan-laporan). d. Peningkatan Citra Sekolah (Sekolah mendapat ISO, dikunjungi sekolah lain). Untuk mengatasi masalah tersebut sangat diperlukan pengawasan internal atau pengendalian. Bentuk nyata pengawasan internal adalah dibentuknya pembangunan
penjaminan pendidikan
mutu.
Kerja
adalah
penjaminan
pengendalian
mutu
bidang
program-program
pembangunan pendidikan, pengendalian keuangan, manajemen resiko dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku. Hal tersebut didukung dengan tata kelola pelaksanaan program, menyiapkan sumber daya manusia dan keuangan dan indikator ketercapaian program. 2. Monitoring dan relevansinya dengan Implementasi Program Monitoring adalah pengawasan berkelanjutan untuk memastikan program yang dicanangkan dalam Master Plan pendidikan dapat berjalan. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
133
Monitoring ini didukung oleh peraturan Bupati/perda yang berisi tentang: pengawasan
dan
pengendalian
program.
Pengendalian
program
dimaksudkan agar program-program pendidikan lebih fokus dan harapan akhirnya adalah bahwa program tersebut mengenai sasaran; 1. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan; APK/APM 2. Mutu, Daya Saing dan Relevansi; kualifikasi guru S1/S2 dan S3, guru/dosen tersertifikasi, rereta peprolehan NUN, 3. Manajemen Internal; tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik; pelaporan kegiatan, keuangan, citra sekolah melalui ISO, monitoring lulusan terserap dalam DUDI. Selain itu program kelengkapan sarana prasarana, kegiatan inovatif pembelajaran. Dengan kata lain, monitoring program pendidikan terkait dengan kepastian seluruh tata kelola dapat berjalan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi masing-masing.
3. Evaluasi dan relevansinya dengan implementasi program Evaluasi program pendidikan dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh ketercapaian program pendidikan, kemajuan dan kendala yang dihadapi dan melakukan perbaikan. Fokus utama evaluasi adalah out-put/keluaran dan out-come/hasil serta dampak positif dari program program pendidikan yang berjalan. Secara umum dapat dikatakan bahwa out-put program pendidikan yaitu meningkatnya pemerataan dan perluasan akses pendidikan, meningkatnya mutu layanan dan daya saing peserta didik serta relevansi pendidikan. Meningkatnya manajemen internal/tata kelola lembaga pendidikan yang tranparan, akuntable dan pencitraan. Hal
Selain itu, evaluasi juga menyangkut out-come. Yang dimaksud
out-come pendidikan yaitu stakeholder memperoleh dampak positif dalam bentuk efek rantai dari peningkatan mutu,
relevansi serta efektivitas
manajemen internal yang transparan dan akuntable. Efek rantai tersebut yaitu meningkatnya daya saing lulusan baik tingkat global maupun ragional.
B. Kerangka Kerja Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Bantul 1. Format Monitoring dan Evaluasi Terintegrasi
Monitoring dan evaluasi adalah
tugas bersama instansi terkait.
Monitoring dan evaluasi yang diserahkan kepada unit tertentu tidak efektif. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
134
Montoring dan evalusi yang diserahkan pada unit tertentu banyak kelemahannya; keterbatasan waktu, Karena implementasi adalah kegiatan monitoring terhadap program berlanjutuan atau tanpa henti. Selain itu, kegiatan implementasi program berlangsung pada semua lini yang sinergis saling mendukung untuk mencapai tujuan. Yang paling memahami suatu implementasi program taat asas atau tidak taat asas adalah unit itu sendiri. Karena itu, monitoring terintegrasi adalah jawaban yang paling tepat mengatasi kelemahan tersebut. Kegiatan menekankan pada
monitoring dan evaluasi
implementasi program dengan menitik beratkan pada
evaluasi proses dan evaluasi hasilnya. Karena itu, sekali lagi, implementasi monitoring dan evaluasi
harus
diselenggarakan secara terintegrasi melekat pada unit kerja. 2. Evaluasi dan monitoring Implementasi program terintegrasi dikoordinasi oleh Dinas pendidikan.
Implementasi monitoring dan evaluasi terintegrasi dikoordinasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul. Dirasa tepat Pertama,
dinas
pendidikan merupakan lembaga yang memang secara khusus menangani bidang pendidikan. Di sini terdapat sarjana-sarjana pendidikan yang menyelenggarakan proses belajar mengajar, menyelesaikan masalah-masalah pendidikan dan mengkaji ilmu pendidikan. Manajemen Pendidikan. Kedua, aktivitas implementasi program pendidikan berada pada unit kerja masing-masing; APK/APM, Daya saing dan relevansi serta manajemen internal; tranparansi dan pencitraan publik semua kegiatan tersebut berada di satuan pendidikan.
Data-data tentang implementasi program pendidikan
dimiliki oleh satuan pendidikan. Dinas pendidikan tidak
bekerja sendirian dalam mengoordinasi
monitoring dan evaluasi program pendidikan terintegrasi. Dinas pendidikan bisa bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait; sekolah-sekolah di bawah koordinasinya, Badan Kepegawaian Daerah, dan Bappeda Kasubag pendidikan, ekonomi dan kesehatan serta isntansi terkait. Implementasi monitoring dan evaluasi program pendidikan dikoordinasi oleh Dinas Pendidikan mencakup:
(1) peningkatan APK/APM semua jenjang
pendidikan, (2) kegiatan peningkatan mutu, daya saing dan relevansi lulusan. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
135
(3) Peningkatan manajemen mutu
internal; transparansi dan pencitraan
publik. Untuk mencapai tujuan optimal, kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara lebih terpadu dan terukur.
Kegiatan ini harus
memonitor perkembangan peningkatan APK/APM, Mutu, Daya Saing dan Relevansi lulusan serta menejemen mutu internal. Format Keterlibatan Semua Pihak
1. Pihak pengelola sekolah Orangtua atau wali murid merupakan penentu pokok pendidikan anak di keluarga. Jika orangtua tidak memahami dan tidak mempraktikkan cara mendidik anak dengan tepat, pendidikan keluarga akan gagal. Karena itu, orangtua juga harus belajar bagaimana cara mendidik anak. Jadi, bukan hanya anaknya yang belajar, orangtuanya pun ikut belajar. Tentunya belajar dari ahli-ahli dan orangtua-orangtua yang sudah berpengalaman dalam mendidik anak. Pendidikan untuk orangtua ini dikoordinasi oleh satuan pendidikan, dan sebaiknya dilakukan sejak dini, misalnya dikoordinasi oleh Kelompok Bermain atau Taman Kanak-kanak tempat anak mereka bersekolah. Penyelenggaraan pendidikan orangtua ini bisa dilakukan secara sederhana dan efektif.
2. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah serta Lembaga Swadaya Masyarakat Dewan Pendidikan dan Komite sekolah serta LSM yang sejak awal mewakili masyarakat dalam; perencaan, pengambilan kebijakan, dan evaluasi program duduk bersama dan dilibatkan dalam monitoring dan evaluasi. Sebagai gambaran, perlu ditambahkan bahwa semakin banyak instansi yang terlibat dalam aktivitas monitoring dan evaluasi semakin baik kontrol terhadap implementasi program pendidikan.
3. Dunia Usaha dan Dunia Industri Lembaga-lembaga bisnis dan lembaga industry sebagai pengguna lulusan wajib diikut sertakan dalam monitoring dan evaluasi. Lembagalembaga tersebut yang bergerak dalam dunia usaha dan industri memiliki Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
136
kepentingan
langsung
dengan
lulusan
pendidikan
sekolah
di
Kabupaten Bantul. Lebih jauh,dapat diharapkan bahwa kontrol kualitas pendidikan oleh DUDI (dunia usaha dan dunia industry) akan meningkatan daya saing lulusan sekolah di Kabupaten Bantul. Karenanya, DUDI perlu dirangkul dan dilibatkan dalam monitoring dan evaluasi inplementasi program pendidikan. Caranya, Dinas Pendidikan mengajak lembaga bisnis dan Industri untuk mendiskusikan dan menjadi mitra kerja Dinas pendidikan dalam menyelenggarakan monitoring dan evaluasi.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
137
BAB X TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT
A. Peranan Dan Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Pendidikan Pada
dasarnya
semua
komponen
bangsa
bertanggung
terlaksananya pendidikan di Indonesia. Namun demikian,
jawab
Negara Kesatuan
Republik Indonesia paling bertanggung jawab sepenuhnya atas penyelengaraan pendidikan di Indonesia. Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa tujuan pendirian negara adalah untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia, serta memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari kutipan tersebut, tampak jelas bahwa pemerintah negara Republik Indonesia adalah pemerintah yang menurut deklarasi kemerdekaan harus secara aktif melaksanakan misi tersebut. Di antaranya, dengan memajukan kesejahateraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Wujud
nyata
dari
keinginan
memajukan
kesejahteraan
umum
mencerdaskan kehidupan bangsa, UUD 1945 pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan (Peraturan Menteri Rep. Indonesia, no. 48/2010 hlm. 51).
Terkait dengan
implementasi amanat UUD tetsebut, UU No. 10 /2003 Tentang Sisdiknas. UU menyatakan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. Peranan pemerintah tidak hanya dalam pendanaan, tetapi juga bidang lain seperti; peran sebagai pelayan masyarakat, peran sebagai fasilitator, peran sebagai pendamping, peran sebagai mitra dan peran sebagai penyandang dana. Sebagai Pelayan Masyarakat, dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat seharusnya pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Melayani masyarakat, merupakan pilar utama dalam memberdayakan dan membantu masyarakat dalam menemukan kekuatan dirinya untuk bisa berkembang secara optimal. Pemerintah dengan semua aparat dan jajarannya perlu menampilkan diri sebagai pelayan yang cepat tanggap, dengan cepat memberikan perhatian, tidak berbelit-belit. Masyarakat harus diposisikan sebagai fokus pelayanan utama. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
138
Sebagai Fasilitator, pemerintah seharusnya merupakan fasilitator yang ramah, menyatu dengan masyarakat, bersahabat,
menghargai masyarakat,
mampu menangkap aspirasi masyarakat, mampu membuka jalan, mampu membantu menemukan peluang, mampu memberikan dukungan, mampu meringankan beban pekerjaan masyarakat, mampu menghidupkan komunikasi dan partisipasi masyarakat tanpa masyarakat merasa terbebani. Sebagai Pendamping, pemerintah harus melepaskan perannya dari penentu segalanya dalam pengembangan program belajar menjadi pendamping masyarakat yang setiap saat harus melayani dan memfasilitasi berbagai kebutuhan dan aktivitas masyarakat. Kemampuan petugas sebagai teman, sahabat, mitra setia dalam membahas, mendiskusikan, membantu merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat perlu terus dikembangkan. Sebagai pendamping, mereka dilatih untuk dapat memberikan konstribusi pada masyarakat dalam memerankan diri sebagai pendamping. Acuan kerja yang dipegangnya adalah tutwuri handayani (mengikuti dari belakang, tetapi memberikan peringatan bila akan terjadi penyimpangan). Pada saat yang tepat mereka mampu menampilkan ing madya mangun karsa ( bila berada di antara
mereka,
petugas
memberikan
semangat),
dan
sebagai
pemimpin/pendamping , petugas harus dapat dijadikan panutan masyarakat ( Ing ngarsa sung tulodo). Sebagai Mitra, apabila kita berangkat sari konsep pemberdayaan yang menempatkan masyarakat sebagai subjek, maka masyarakat harus dianggap sebagai mitra. Hubungan dalam pengambilan keputusan bersifat horizontal, sejajar, setara dalam satu jalur yang sama. Tidak ada sifat ingin menang sendiri, ingin tampil sendiri, ingin tenar/populer sendiri, atau ingin diakui sendiri. Sebagai mitra. Peraturan Pemerintah no. 48/2008 tentang pendanaan pendidikan. Peraturan tersebut mengatur tanggung jawab pendanaan pendidikan seluruh jenjang, sejak Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Pendanaan pendidikan tersebut mengatur tentang beban yang harus dipikul oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Masyarakat. Sedangkan pengelolaan dana pendidikan berprinsip pada asas: keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik (Peraturan Menteri Rep. Indonesia, no. 48/2010 hlm. 51).
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
139
Adapun jenis dana yang dibebankan kepada pemerintah sbb: Biaya Investasi Satuan Pendidikian: 1. Lahan dan sarana prasarana sekolah negeri a. Sekolah Standar Nasional b. Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal 2. Biaya Investasi Penyelenggaraan/Pengelolaan Pendidikan a. Investasi lahan b. Biaya Investasi selain lahan 3. Biaya Operasi Satuan Pendidikan 1. Biaya Personalia a.Sekolah Standar Nasional b.Sekolah Berbasis Keunggulan local 2. Biaya non personalia a. Sekolah standar nasional b. Sekokah berbasis keunggulan local 4. Biaya Operasi Peneyelenggaraan Pendidikan/Pengelolaan Pendidikan 1.
Biaya Personalia
2.
Biaya Non Personalia
5. Bantuan Biaya Pendidikan dan Bea-siswa 6. Pendanaan Pendidikan di Luar Negeri
B. Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Dalam Pendidikan Sebagaimana diamanatkan oleh UU Sisdiknas, 2003 bahwa pemerintah dan pemerintah daerah berhak : mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan, serta berkewajiban memberikan layanan dan kemudahan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Pemerintah dan pemerintah daerah juga wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara dari usia tujuh sampai usia lima belas tahun. Adapun jenis dana yang dibebankan kepada pemerintah daerah sbb:
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
140
1.
Biaya Investasi Satuan Pendidikian: a. Lahan dan sarana prasarana sekolah negeri b. Sekolah Standar Nasional c. Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal
2.
Biaya Investasi Penyelenggaraan/Pengelolaan Pendidikan a. Investasi lahan b. Biaya Investasi selain kahan c. Biaya Operasi Satuan Pendidikan
3.
Biaya Personalia a. Sekolah Standar Nasional b. Sekolah Berbasis Keunggulan local
4.
Biaya non personalia a. Sekolah standar nasional b. Sekokah berbasis keunggulan lokal
5.
Biaya Operasi Peneyelenggaraan Pendidikan/Pengelolaan Pendidikan a. Biaya Personalia b. Biaya Non Personalia
6. Bantuan Biaya Pendidikan dan Bea-siswa
C. Peranan dan Tanggung Jawab Masyarakat Dalam Pendidikan Masyarakat adalah sekumpulan orang atau sekelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah dengan cara berpikir dan bertindak yang relatif sama sehingga membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai suatu kelompok. Peran masyarakat di era sekarang adalah menjadi fasilitator dalam menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut serta dalam menyelenggarakan pendidikan swasta, membantu pengadaan tenaga, saran dan prasarana serta membantu mengembangkan profesi baik secara
langsung
maupun tidak
langsung. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat (PSM) memang sangat erat berkait dengan pengubahan cara pandang masyarakat terhadap pendidikan. Ini tentu saja bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, bila tidak sekarang dilakukan dan dimulai, kapan rasa memiliki, kepedulian, keterlibatan, dan peran serta aktif masyarakat dengan tingkatan maksimal dapat diperoleh dunia pendidikan. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
141
Ada 7 tingkatan peran serta masyarakat (dirinci dari tingkat partisipasi terendah ke tinggi), yaitu: 1. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis PSM ini adalah jenis yang paling umum. Pada tingkatan ini masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk mendidik anak-anak mereka. 2. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada PSM jenis ini masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana, barang, atau tenaga. 3. Peran serta secara pasif. Masyarakat dalam tingkatan ini menyetujui dan menerima apa yang diputuskan pihak sekolah (komite sekolah), misalnya komite sekolah memutuskan agar orang tua membayar iuran bagi anaknya yang bersekolah dan orang tua menerima keputusan itu dengan mematuhinya. 4. Peran serta melalui adanya konsultasi. Pada tingkatan ini, orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya. 5. Peran serta dalam pelayanan. Orang tua/masyakarat terlibat dalam kegiatan sekolah, misalnya orang tua ikut membantu sekolah ketika ada studi tur, pramuka, kegiatan keagamaan, dsb. 6. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan. Misalnya sekolah meminta orang tua/masyarakat untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, masalah jender, gizi, dsb. Dapat pula misalnya, berpartisipasi dalam mencatat anak usia sekolah di lingkungannya agar sekolah dapat menampungnya, menjadi nara sumber, guru bantu, dsb. 7. Peran serta dalam pengambilan keputusan. Orang tua/masyarakat terlibat dalam pembahasan masalah pendidikan baik akademis maupun non akademis, dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS).
Adapun jenis yang dibebankan kepada Penyelenggara Satuan Pendidikan yang didirikan masyarakat sbb: 1. Biaya Investasi Satuan Pendidikian: a. Lahan dan sarana prasarana sekolah masyarakat b. Sekolah Standar Nasional c. Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
142
2. Biaya Investasi Penyelenggaraan/Pengelolaan Pendidikan a. Investasi lahan b. Biaya Investasi selain lahan 3. Biaya Operasi Satuan Pendidikan a. Sekolah Standar Nasional b. Sekolah Berbasis Keunggulan lokal 4. Biaya non personalia a. Sekolah standar nasional b. Sekokah berbasis keunggulan lokal 5. Biaya Operasi Peneyelenggaraan Pendidikan/Pengelolaan Pendidikan a. Biaya Personalia b. Biaya Non Personalia 6. Bantuan Biaya Pendidikan dan Bea-siswa
Peraturan Pemerintah No. 17/2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, salah satunya memberi kesempatan kepada masyarakat Indonesia secara luas ikut menyelenggarakan pendidikan. Pada Bagian ke lima ps. 39 Peraturan pemerintah tersebut menyebutkan bahwa masyarakat
bertanggung
jawab mengelola sistem Pendidikan Nasional, merumuskan dan menetapkan kebijakan pendidikan pada tingkat penyelenggaraan satuan. Dilanjutan pada ps. 41 dinyatakan bahwa
Penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat: mengarahkan, membimbing, supervisi,mengawasi, mengkoordinasi, memantau, mengevaluasi dan mengendalikan satuan program pendidikan yang terakit, sesuai dengan perundang-undangan yang ada.
Lebih lanjut satuan
pendidikan yang didirikan masyarakat menjamin peserta didik memperoleh akses pelayanan pendidikan terutama bagi mereka yang orang tua/wali tidak mampu membiayai pendidikan, peserta didik khusus, atau peserta didik di daerah khusus. Penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat: menjamin pelaksanaan standar pelayanan minimal pendidikan pada satuan atau progam pendidikan sesuai dengan perundang-undangan. Pada prinsipnya, penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat memiliki kewajiban yang sama dengan pemerintah dalam hal mengelola satuan pendidikan: 1. Meningkatkan APK/APM 2. Membantu warga miskin
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
143
3. Menyelenggarakan standar minimal mutu pelayanan pendidikan 4. Penjaminan mutu; akreditasi prodi, satuan pendidikan atau lembaga dan sertifikasi guru dan lulusan serta tenaga kependidikan. Perlu ditambahkan bahwa pada ps. 189 s.d. 1991, peraturan tersebut memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyelenggarakan satuan pendidikan disemua jenjang pendidikan dengan kekhasan sosial, agama dan budaya masing-masing.
D.
Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pendidikan di Kabupaten Bantul I. Pengertian Para ahli banyak memberikan pengertian partisipasi pendidikan. Dari sekian
banyak definisi partisipasi pendidikan dapat disimpukan bahwa unsur partisipasi pendidikan sbb: pemangku kepentingan, terlibat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dari unsur di atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi pendidikan adalah sekolah dan masyarakat) terlibat
proses dimana stakeholders (warga aktif baik secara individu
maupun
kolektif,secara langsung maupun tidak langsung, dalam pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,pengawasan/pengevaluasian pendidikan di sekolah. Lebih jauh maka, partisipasi dapat mendorong warga sekolah
dan
masyarakat
sekitar
untuk
menggunakan
haknya
dalam
menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan,
perencanaan,
pelaksanaan,
pengawasan/pengevaluasian
yang
menyangkut kepentingan sekolah,baik secara individual maupun kolektif, secara langsung maupun tidak langsung. ( Depdiknas,2007 :46 ). Dari sejumlah data yang ada menginformasikan bahwa keterlibatan masyarakat secara umum di Kabupaten Bantul cukup memadai. Kesimpulan ini didukung fakta hasil
survey yang menunjukkan
bahwa setiap jenjang
pendidikan formal; baik jenjang Pra-sekolah, Pendidikan Dasar dan Menengah memiliki dewan sekolah dan Komite Sekolah. Mereka adalah representasi masyarakat dalam sekolah. Peran serta mereka adalah ikut serta dalam : pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pengevaluasian yang menyangkut kepentingan sekolah,baik secara individual
maupun
kolektif,secara
langsung
maupun
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
tidak
langsung. 144
Tentu saja hal ini merupakan informasi yang menggembirakan. Tetapi hal yang masih perlu menjadi perhatian adalah
pembentukan Dewan Sekolah dan
Komite Sekolah di banyak tempat masih sebatas formalitas. Selain itu, variasi tingkat rasa kepemilikan
masyarakat pada sekolah masih cukup beragam
terutama di daerah pedesaan dan pinggiran. Hasil beberapa kali wawancara dengan Komite dan Dewan Sekolah dibeberapa tempat menunjukkan bahwa secara formal Dewan Sekolah dan Komite Sekolah secara resmi ada. Tetapi inisitiatif partisipasi pengambilan keputusan, pembuat kebijakan dan perencanaan lebih banyak datang dari pengelola sekolah. Partisipasi aktif Dewan Sekolah dan Komite Sekolah dalam pengambilan sejumlah kebijakan dan mengevaluasinya hanya terjadi di sekolah-sekolah perkotaan dan sejak awal memang menunjukan prestasi yang siginifikan. II. Respon Masyarakat Terhadap Perubahan Pola Sentralistik ke Desentralistik Seiring
dengan kemajuan zaman,
Indonesia, Pemerintah
dalam mengelola pendidikan di
telah mengubah atau melakukan
pergeseran yakni
pendidikan yang dahulu terfokus pada kebijakan sentralistik bergeser pada kebijakan desentralisitik. Yang dimaksud dengan focus sentralistik adalah kebijakan pengelolaan pendidikan yang terpusat pada
pemerintah pusat dan
dinas pendidikan. Kemudian kebijakan tersebut bergeser dari sentaralistik ke sekolah yang bersifat desentarlistik. Dengan perpindahan ini, harapannya adalah proses pengambilan keputusan pendidikan; pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. pengevaluasian pendidikan lebih partisipatif dan benar-benar mengabdi kepada kepentingan publik dan bukan pada kepentingan elite birokrasi dan politik. Selain itu, partitipasi aktif tersebut diharapkan mampu menjadikan aspirasi stakeholders sebagai panglima maka akan
mampu
mengalirkan kekuasaan dari pemerintah pusat dan Dinas Pendidikan ke tangan para pengelola sekolah,yang sebenarnya. Hal ini merupakan kebijakan yang sangat strategis karena para pengelola sekolah sebagai ujung tombak dan pada level inilah keputusan-keputusan riil yang akan dilaksanakan dan harapannya tepat sasaran dalam memperbaiki mutu pendidikan. Secara
umum
respon
masyarakat
terhadap
pergeseran
orientasi
penyelenggaraan pendidikan positif. Hal ini terbukti dengan dibentuknya Dewan sekolah dan Komite sekolah di setiap sekolah baik jenjang dasar maupun Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
145
menengah. Selain itu, sikap antusias para Dewan Sekolah dan Komite Sekolah terlibat dalam pengelolaan sekolah sangat baik. Banyak gagasan yang tertuang dalam dokumen-dokumen pertemuan. Gagasan-gagasan tersebut bervariasi sejak dari upaya menterjemahkan visi dan misi sekolah dalam bentuk program kongkrit yang dapat dilaksanakan sampai dengan ide yang sulit dilaksanakan. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah gagasan-gagasan bagus untuk meningkatkan kualitas sekolah yang datang dari masyarakat adalah harus dinilai positif. Tetapi untuk merealisasikannya ternyata tidak mudah. Upaya pencapaian daftar keinginan tersebut harus dilakukan melalui tahapan-tahapan dan didukung dengan dana yang cukup. Persoalan yang muncul adalah konsistensi dan daya juang para stakeholder dalam implementasi cita-cita di atas tidak diikuti dengan kegigihan mereka mengawal awal program dengan baik sejak awal hingga akhir. Akhirnya adalah kontinuitas kerja dalam upaya menterjemahkan visi dan misi dari periode-periode sering terputus.
2. Partisipasi Masyarakat Dalam peningkatan APK/APM Merujuk pada Informasi yang ada menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam APK/APM di beberapa wilayah Bantul tidak sama. Untuk daerah perkotaan Bantul dan daerah berbatasan dengan kota Yogyakarta serta kecamatan tertentu partisipasi menyekolahkan anaknya dijenjang pra-sekolah, pendidikan dasar maupun menengah sangat baik. Hal ini terbukti dengan banyak sekolah yang menolak calon anak didik karena daya tampungnya tidak mencukupi. Kesadaran wali menyekolahkan anaknya untuk meraih masa depan sudah sangat baik. Merujuk pada informasi yang ada sbb:
partisipasi masyarakat pada
pendidikan pra-sekolah dan pendidikan dasar sudah sangat baik. Indikatornya adalah angka APK/APM dari tahun ke tahun selalu meningkat.
Sedangkan
partisipasi masyarakat pada jenjang pendidikan menengah masih di menemui banyak kendala. Sejumlah informasi menunjukkan bahwa banyak anak-anak tamat pendidikan dasar tidak melanjutkan studi lanjut ke pendidikan menengah. Indikatornya adalah APK/APM pendidikan menengah dari tahun ke tahun meningkat tetapi peningakatannya kecil. Bila dilacak lebih jauh alasan yang muncul adalah ketiadaan biaya dan khusus anak-anak putri mamasuki pada jenjang perkawinan. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
146
3. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Mutu dan Relevansi Salah satu tujuan utama partisipasi pendidikan adalah : (1) meningkatkan dedikasi/kontribusi stakeholders terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah pada aspek mutu dan relevansi. Merujuk pada hasil wawancara dengan beberapa kepala sekolah sbb: pada aspek mutu dan relevansi, masyarakat meminta agar sekolah memberikan pembelajaran kepada anak didik dengan kualitas yang baik dan ilmu serta ketrampilan yang diperolehnya relevan untuk bekerja dan studi lanjut.
Imbal baliknya adalah masyarakat bersedia memberikan dukungan
financial untuk tercapainya peningkatan mutu tersebut. Hal ini terjadi pada pendidikan pra-sekoah (TK, KB dan SPS) serta Pendidikan Menengah (SMA/SMK/MA dan Paket C). Aspirasi masyarakat
meminta peningkatan mutu dan relevansi pada
pendidikan dasar (SD/SDLB dan MI serta paket A SMP/SMPLB, MTs dan Paket B) terus meningkat.
Pihak pengelola sekolah di mana anak-anak belajar
menyambut gagasan tersebut. Tetapi hal ini menemui hambatan. Kebijakan pemerintah membebaskan biaya pendidikan; SPP dan sumbangan-sumbangan lain, menjadi hambatan-hambatannya. Bantuan pemerintah pusat maupun daerah berupa BOS pada jenjang pendidikan dasar belum cukup untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus dan pemecahannya dengan segera agar hambatan dukungan dana teratasi.
4. Partisipasi Masyarakat pada peningkatan mutu Manajemen Internal; tranparansi dan akuntabilitas serta Pencitraan Publik Secara konseptual, peran serta masyarakat dalam pendidikan lebih mengacu pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional(UUSPN ) Nomor 20 tahun 2003 pasal 54 ayat 2 bahwa masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. Masyarakat lingkungan sekolah diminta dan diberi kesempatan yang luas mendukung sepenuhnya. Masyarakat sebagai obyek pendidikan dalam pertumbuhan tidaklah berubah ketika ia berada di suatu tempat dan kemudian berada di tempat lain. Ditinjau dari aspek kehidupan
masyarakatnya
membentuk
dirinya
dengan
cara
berpikir,
berbicara,bergaul. UUSPN No 20 tahun 2003 pasal 55 ayat 2 menyebutkan, penyelenggaraan
satuan
pendidikan
berbasis
masyarakat
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
diwajibkan 147
mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar pendidikan. Peraturan pemerintah (PP) No.19 tahun 2005 menyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum NKRI. Penyelenggaraan berbasis masyarakat ini, tentu akan memperhatikan ciri keagamaan,lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat. Ciri khas sekolah tersebut merupakan keistimewaan dan sesuai pula dengan kebutuhan dan apsirasi masyarakat,karena itu dalam pengelolaannya mendapat bantuan dari pemerintah, meskipun pendanaan utamanya dan penyediaan fasilitas belajarnya ditanggung oleh masyarakat sekolah dan masyarakat sekitarnya. Partisipasi masyarakat Bantul dalam peningkatan mutu manajemen internal dengan Merujuk pada sejumlah informasi yang ada: 1. Penguatan kontrol masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan semakin
miningkat Partisipasi
masyarakat Bantul dalam hal manajemen internal dan
pencitraan publik sudah mulai tumbuh. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya kontrol masyarakat yang diwakili dewan sekolah, komite sekolah dan LSM. Kontrol tersebut terwujud dalam bentuk permintaan mereka pada sekolah agar terbuka terhadap informasi internal; pelaporan manajemen kegiatan sekolah untuk publik; sumber dana alokasi dana kegiatan sekolah, rekap kemajuan belajar anak di tengah semester dan akhir semester dll.
2. Tumbuhnya kesedarajatan atau kesamaan dan kesepadanan kedudukan antara pihak pengelola sekolah dengan masyarakat. Sejumlah informasi yang
dapat
diambil
menunjukkan
adanya
kesedarajatan ini. Tumbuhnya kesadaran
Indikator
peningkatan
antara dewan sekolah dan
komite sekolah di satu pihak sementara pengasuh sekolah pada pihak lain, sudah muncul
saling asah dan asuh dalam mengelola pendidikan untuk
kebaikan bersama. Harapannya adalah akan segera terwujud ; (a) kepemilikan sekolah oleh masyarakat (tumbuhnya rasa memiliki) pada masyarakat
terhadap
program-program
akan
dilaksanakan,
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
(b) 148
tumbuhnya rasa kebersamaan (collectives), (c) bekerja secara kolaborasi antara berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah.
3.
Kedua belah pihak, baik dewan sekolah dan komite sekolah dan
pengelola sekolah menggunakan pendekatan partisipatif. Sejumlah informasi menunjukkan bahwa sumbangan-sumbangan masyarakat dalam bentuk gagasan baik perencanaan maupun evaluasi sudah diakomodasi dalam bentuk program. Dari akomodasi tersebut terlihat adanya partisipasi aktif masyarakat dalam wuwjud (a) merumuskan tujuan bersama, antara sekolah dan masyarakat (b) melaksanakan bersama dan mengevaluasi bersama.
III. Bentuk Pertisipasi Masyarakat Dalam Pendirian Satuan Pendidikan
Peraturan Pemerintah No. 17/2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, salah satunya memberi kesempatan kepada masyarakat Indonesia secara luas ikut menyelenggarakan pendidikan. Pada Bagian ke lima psl. 39 Peraturan pemerintah tersebut menyebutkan bahwa masyarakat bertanggung jawab mengelola sistem pendidikan Nasional, merumuskan dan menetapkan kebijakan pendidikan pada tingkat penyelenggaraan satuan. Dilanjutan pada psl. 41 dinyatakan bahwa Penyelenggara
satuan
pendidikan
yang
didirikan
masyarakat:
mengarahkan, membimbing, mensupervisi/mengawasi, mengkoordinasi, memantau, mengevaluasi dan mengendalikan satuan program pendidikan yang terkait, sesuai dengan perundang-undangan yang ada.
Lebih lanjut
satuan pendidikan yang didirikan masyarakat menjamin peserta didik memperoleh akses pelayanan pendidikan terutama bagi mereka yang orang tua/wali tidak mampu membiayai pendidikan, peserta didik khusus, atau peserta didik di daerah khusus. Penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat: menjamin pelaksanaan standar pelayanan minimal pendidikan pada satuan atau progam pendidikan sesuai perundang-undangan. Pada prinsipnya, penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat memiliki kewajiban yang sama dengan pemerintah dalam hal mengelola
satuan
pendidikan:
1.
Meningkatkan
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
APK/APM 149
2. Membantu warga miskin 3. Menyelenggarakan standar minimal mutu pelayanan pendidikan 4. Penjaminan mutu; akreditasi prodi, satuan pendidikan atau lembaga dan sertifikasi guru dan lulusan serta tenaga kependidikan. Perlu ditambahkan bahwa pada ps. 189 s.d. 1991, peraturan tersebut memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyelenggarakan satuan pendidikan disemua jenjang pendidikan dengan kekhasan sosial, agama dan budaya masing-masing. Secara factual, penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat di kabupaten Bantul sudah berjalan cukup lama. Berikut ini data Satuan Pendidikan yang didirikan masyarakat sd. 2013 di kabupaten Bantul.
Tabel 65 Jumlah Satuan Pendidikan Yang Didirikan Masyarakat di Kabupaten Bantul sd. 2013 No. Jenjang Pendidikan Swasta Negeri 01. Pra-Sekolah /PAUD 519 1 02. SD/SDLB/MI 101 282 03. SMP/SMPLB/MTs 58 54 04. SMA/SMK/MA/MAK 54 36 05. Pendidikan Tinggi 27 1 Jumlah 759 374 Data olah
Keterangan
UUSPN No 20 tahun 2003 pasal 55 ayat 2 menyebutkan, penyelenggaraan satuan pendidikan berbasis masyarakat
diwajibkan mengembangkan dan
melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar pendidikan. Peraturan pemerintah (PP) No.19 tahun 2005 menyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum NKRI. Penyelenggara Satuan Pendidikan berbasis masyarakat tentu akan memperhatikan ciri keragamaan,lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat. Ciri khas sekolah tersebut merupakan keistimewaan dan sesuai pula dengan kebutuhan dan apsirasi masyarakat,karena itu dalam pengelolaannya mendapat bantuan dari pemerintah, meskipun
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
150
pendanaan utamanya dan penyediaan fasilitas belajarnya ditanggung oleh masyarakat sekolah dan masyarakat sekitarnya.
E. Pembudayaan Pendidikan Karakter ; Sinergis Antara Satuan Pendidikan, Keluarga dan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia
telah
menyusun
dokumen-dokumen
sebagai
acuan
untuk
menyelenggarakan pendidikan karakter di Nusantara ini. Acuan-acuan tersebut antara lain adalah Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah (2009), Desain Induk Pendidikan Karakter (2010), Buku Induk Pembangunan Karakter (2010), Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010), dan Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter (2011). Pada tahun 2010, Kemendikbud melakukan piloting pendidikan karakter selama enam bulan di 7 satuan pendidikan yang merupakan sekolah rintisan, yakni PAUD/TK, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, PKBM. Ketujuhnya meliputi 125 satuan pendidikan di 16 provinsi/kabupaten/kota. SMK Negeri 1 Bantul DIY termasuk salah satu satuan pendidikan yang menjadi tempat piloting ini. Pertanyaannya ialah apakah penyelenggaraan pendidikan karakter sudah berhasil
mengembangkan
18
karakter
yang
telah
ditetapkan
oleh
Kemendikbud—dalam diri peserta didik, Apakah 3 tujuan pendidikan karakter, yang mengembangkan nilai luhur,
sudah sepenuhnya tercapai, yakni (1)
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, tentu perlu dilakukan evaluasi. Laporan piloting pendidikan karakter di tujuh satuan pendidikan memperlihatkan bahwa pendidikan karakter baru dilaksanakan di satuan pendidikan. Padahal, pendidikan karakter seharusnya dilaksanakan melalui keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan media massa (Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, 2011: 7). Agar berhasil mencapai tujuannya, pendidikan karakter harus dilakukan secara terintegrasi Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
151
di satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat dengan dukungan pemerintah, dunia usaha dan media massa. F. Format Pendidikan Karakter Terintegrasi Pendidikan karakter yang hanya dilaksanakan di satuan pendidikan (sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) tentu tidak efektif untuk mencapai tujuan pendidikan karakter. Sebab, peserta didik menghabiskan waktunya di rumah, satuan pendidikan, dan masyarakat. Peserta didik bersekolah sejak pukul 07.00 sampai 14.00 atau 16.00 WIB (7-9 jam). Selebihnya, mereka menghabiskan waktu di rumah dan masyarakat (13-15 jam). Di rumah dan masyarakat, peserta didik juga menonton televisi dan mengakses internet yang merupakan bagian dari dunia usaha dan media massa. Karena itu, sekali lagi, pendidikan karakter harus diselenggarakan secara terintegrasi di satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat dengan dukungan pemerintah, dunia usaha dan media massa. a. Pendidikan Karakter Terintegrasi dikoordinasi oleh satuan pendidikan. Pendidikan Karakter Terintegrasi dikoordinasi oleh Satuan Pendidikan. Pertama, satuan pendidikan merupakan lembaga yang memang secara khusus menangani bidang pendidikan. Di sini terdapat sarjana-sarjana pendidikan yang menyelenggarakan proses belajar mengajar, menyelesaikan masalah-masalah pendidikan dan mengkaji ilmu pendidikan. Manajemen pendidikan di satuan pendidikan pun lebih tertata daripada di rumah dan masyarakat. Kedua, peserta didik menghabiskan sebagian waktunya setiap hari di satuan pendidikan. Aktivitas peserta didik di kelas dan luar kelas dimonitor oleh guru atau fasilitator. Data-data tentang peserta didik pun dimiliki oleh satuan pendidikan. Satuan pendidikan tidak harus bekerja sendirian dalam mengoordinasi pendidikan karakter terimtegrasi ini, dan bisa bekerja sama dengan lembagalembaga psikologi dan pendidikan lain yang relevan. Implementasi pendidikan ini yang dikoordinasi satuan pendidikan dilakukan lewat kegiatan pengembangan diri. Sebagai disebutkan dalam Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter (2011: 14), implementasi pendidikan karakter dilaksanakan dengan (1) integrasi dalam mata pelajaran, (2) integrasi dalam muatan lokal, dan (3) kegiatan pengembangan diri. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
152
Kegiatan pengembangan diri mencakup (1) pembudayaan dan pembiasaan, (2) kegiatan ekstrakurikuler dan (3) bimbingan dan konseling. Pembudayaan dan pembiasaan mencakup pengondisian, kegiatan rutin, kegiatan spontanitas, keteladanan dan kegiatan terprogram. Kegiatan ekstrakurikuler meliputi OSIS, Pramuka, PMR, UKS, olahraga, dan seni. Untuk mencapai tujuan pendidikan karakter, kegiatan pengembangan diri harus dilaksanakan secara lebih terpadu dan terevaluasi. Kegiatan ini harus memonitor perkembangan karakter setiap peserta didik sehingga mereka memiliki 18 karakter yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud. Pendidikan karakter melibatkan orangtua/wali murid, forum-forum dan organisasi-organisasi
remaja dan pemuda, lembaga-lembaga pemerintah,
lembaga-lembaga bisnis, dan media massa elektronik dan cetak. Keterlibatan ini berupa kerja sama, proses pendidikan, dan dukungan untuk menyukseskan pendidikan karakter. Keterlibatan semua pihak ini perlu dirumuskan secara lebih kreatif dan serius di bawah koordinasi satuan pendidikan.
b. Kegiatan Pengembangan Diri yang Terpadu dan Terevaluasi Satuan-satuan pendidikan tentu sudah mengembangkan diri peserta didik melalui pembudayaan dan pembiasaan, kegiatan ekstrakurikuler, dan bimbingan dan konseling. Namun, pertanyaannya adalah apakah kegiatan-kegiatan ini sudah mencapai tujuan pendidikan karakter? Seberapa jauh peserta didik berhasil mengembangkan 18 karakter bangsa melalui kegiatan pengembangan diri? Jika pengembangan diri siswa ini dilakukan secara parsial tanpa evaluasi, tujuan pendidikan karakter tidak akan tercapai secara optimal. Maka, pembudayaan dan pembiasaan, kegiatan ekstrakurikuler, dan bimbingan dan konseling tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus terpadu dan juga terevaluasi. Terpadu berarti bahwa semua kegiatan pengembangan diri merupakan satu keterpaduan yang bertujuan untuk mengembangkan 18 karakter bangsa pada diri peserta didik. OSIS, Pramuka, PMR, UKS, kegiatan olahraga dan seni harus terkoordinasi untuk mengembangkan seluruh 18 karakter bangsa. Terevaluasi
berarti
bahwa pembudayaan
dan pembiasaan,
kegiatan
ekstrakurikuler, dan bimbingan dan konseling harus dievaluasi berdasarkan prinsip dan prosedur ilmiah secara ad hoc dan komprehensif. Secara ad hod, Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
153
setiap kegiatan ini dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuannya yang merupakan sub-tujuan pendidikan karakter. Secara komprehensif, semua kegiatan ini dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan umum pendidikan karakter. G.Format Keterlibatan Semua Pihak a. Orangtua/Wali Murid Orangtua atau wali murid merupakan penentu pokok pendidikan anak di keluarga. Jika orangtua tidak memahami dan tidak mempraktikkan cara mendidik anak dengan tepat, mengakibatkan ketidaksuksesan proses belajar mengajar dalam keluarga.oleh karena itu, orangtua juga dianjurkan untuk memproses diri dalam upaya untuk untuk mendidik anak. Jadi, bukan hanya anaknya yang belajar, orangtuanya pun belajar. Bertugas untuk mengajari orangtua tentu ahliahli dan orangtua-orangtua yang sudah berpengalaman dalam mendidik anak. Pendidikan untuk orangtua ini dikoordinasi oleh satuan pendidikan, dan sebaiknya dilakukan sejak dini, misalnya dikoordinasi oleh Kelompok Bermain atau Taman Kanak-Kanak tempat anak mereka bersekolah. Penyelenggaraan pembekalan dan pendidikan orangtua ini bisa dilakukan secara sederhana dan efektif.
b.
Forum dan Organisasi Remaja/Pemuda Forum-forum dan organisasi-organisasi remaja/pemuda di luar satuan
pendidikan (ekstrakurikuler), seperti Karang Taruna, Remaja Masjid, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Ikatan Pemuda dan Pelajar Nahdhatul Ulama, perlu dirangkul dan dilibatkan dalam pendidikan karakter. Sebagai gambaran, pada level perguruan tinggi, mahasiswa-mahasiswa mengalami pendidikan karakter di organisasi-organisasi mahasiswa intrakurikuler dan terutama ekstrakurikuler. Organisasi-organisasi ekstrakurikuler memiliki rentang waktu pendidikan dan perkaderan yang lebih panjang dan mempunyai jaringan yang lebih luas. Makin matang dan dewasa organisasinya, makin matang dan dewasa pula pendidikan karakternya. Masalahnya adalah organisasiorganisasi ekstrakurikuler tidak dirangkul oleh perguruan tinggi, tetapi mereka sering kali malah dimusuhi, padahal faktanya para pemimpin bangsa dahulu mendapatkan pendidikan karakter di organisasi-organisasi ekstrakurikuler. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
154
Jika SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan PKBM merangkul organisasiorganisasi ekstrakurikuler, pendidikan karakter akan lebih komprehensif dan efisien. Efisien, sebab organisasi-organisasi tersebut juga melakukan pendidikan karakter. c. Lembaga Pemerintah Lembaga-lembaga pemerintah, seperti kantor-kantor kelurahan, kecamatan, kabupaten dan provinsi dan dinas-dinas berperan dalam memberikan pendidikan karakter bagi peserta didik dan juga masyarakat luas. Lembaga-lembaga pemerintah sering menjadi tempat magang dan studi wisata bagi peserta didik. Apabila lembaga-lembaga pemerintah ini menjunjung tinggi dan mempraktikkan 18 karakter bangsa secara konsisten dan sungguh-sungguh, maka peserta didik yang magang dan studi wisata ke sana akan memperoleh pendidikan karakter. Masyarakat luas yang dilayani oleh lembaga-lembaga tersebut akan mendapatkan pendidikan karakter—dan juga merasa senang dan puas. Namun, bila lembaga-lembaga pemerintah tidak menjunjung tinggi dan tidak mempraktikkan 18 karakter bangsa, peserta didik, masyarakat dan siapa pun yang berhubungan dengan lembaga-lembaga tersebut belajar untuk berperilaku buruk. Misalnya, jika pegawai kantor kelurahan tidak disiplin (datang terlambat), melayani dengan tidak jujur, tidak komunikatif, tidak bekerja keras dan tidak bertanggung jawab, peserta didik dan masyarakat niscaya beroleh pendidikan karakter yang kurang baik. Ringkasnya, satuan pendidikan perlu melibatkan lembaga-lembaga pemerintah untuk turut menyelesaikan perilaku-perilaku buruk bangsa dan mendukung pendidikan karakter yang dikoordinasi oleh satuan pendidikan. Satuan pendidikan mengajak lembaga-lembaga pemerintah untuk mendiskusikan pendidikan karakter dan menjadi mitra kerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan karakter. d. Lembaga Bisnis dan Media Massa Lembaga-lembaga bisnis dan media massa diharapkan memiliki tanggung jawab edukatif dalam penyelenggaraan pendidikan karakter. Lembaga bisnis dan media massa sebenarnya mempunyai peran besar dalam mendidik masyarakat luas, termasuk peserta didik. Jika lembaga bisnis dan media massa menjalankan bisnisnya sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan etika, dan membuat produk-produk yang mendukung (bukan merusak) pendidikan secara Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
155
umum dan pendidikan karakter, maka tujuan-tujuan pendidikan secara umum dan pendidikan karakter akan lebih mudah dicapai. Karenanya, satuan pendidikan perlu merangkul dan melibatkan lembagalembaga bisnis dan media massa untuk mendukung pendidikan karakter. Caranya, satuan pendidikan mengajak lembaga bisnis dan media massa untuk mendiskusikan
dan
menjadi
mitra
kerja
satuan
pendidikan
dalam
menyelenggarakan pendidikan karakter.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
156
BAB XI ARAH KEBIJAKAN DAN REKOMENDASI
A. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pendidikan Kabupaten Bantul 2015-20025 1.
Tuntutan Masa Depan : Daya saing Pada kenyataannya dimasa depan menunjukkan adanya persaingan dalam banyak hal; bidang teknologi, ekonomi dan ilmu penetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi sedemikian cepat, sehingga jika hal ini tidak diantisipasi, maka masyarakat Kabupaten Bantul akan tertinggal jauh.
2.
Masyarakat ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Ekonomi Perkembangan
global
menunjukkan kecenderungan ke arah lahirnya
masyarakat berbasis ilmu pengetahuan atau knowledge based society . Selain itu, juga hadirnya masyarakat berbasis ekonomi atau
Economy society
based di samping open trade yang selama ini telah dirasakan oleh bangsa Indonesia. Untuk menghadapi tantangan tersebut,
praktisnya, Kabupaten
Bantul dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang professional (professional human resources) great global management, knowledge based management, great global leadership, teknologi mutakhir yang canggih dan bahkan teknologi yang mampu menghasilkan ilmu (technoscience) dan yang bukan sekadar terapan ilmu.
3.
Pengembangan Ekonomi Kreatif Selain hal di atas, kecenderungan perekonomian global mengarah pada kompetisi ilmu pengetahuan advanced. Para ahli menilai, dalam situasi kompetitif tersebut, bangsa Indonesia dapat mengambil peran pada pengembangan ekonomi kreatif. Dengan banyak pertimbangan, Indonesia telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif yang isi utamanya mencakup pengembangan industri-industri kreatif sebagai berikut, yaitu: periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, model (fashion), film, video, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan,
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
157
penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, dan riset dan pengembangan. Tentu saja pengembangan ekonomi kreatif tidak terbatas pada cakupan industri kreatif tersebut, yang lain masih banyak. Oleh karena itu, Kabupaten Bantul agar mengembangkan pendidikan industri kreatif sesuai dengan tuntutan.
4.
Keanekaragaman
Kebutuhan
Masyarakat
Kabupaten
Bantul
(khususnya dunia kerja) Kabupaten Bantul sebagai bagian darti Bangsa dan Negara
Indonesia,
memiliki keanekaragaman jenis masyarakat yang tentu saja kebutuhannya juga beranekaragam. Problem klasik yang selalu hadir adalah sbb: ada sebagian masyarakat Bantul yang tak tertampung dalam pendidikan formal, baik PAUD, Pendidikan Dasar Maupun Pendidikan Menengah. ada kelompok penganggur yang ingin bekerja, ada kelompok karyawan perusahaan yang ingin meningkatkan keterampilannya, ada kelompok satuan pendidikan dan lembaga pelatihan kejuruan yang membutuhkan bahan pelatihan, ada kelompok masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri. Ada seni budaya di masyarakat Bantul yang sudah lama hidup, tetapi belum berkembang optimal dan sebagainya untuk tidak disebut satu persatu karena terlalu banyak jumlah jenisnya. Jika Kabupaten Bantul ingin berperan dalam memajukan masyarakat yang beraneka ragam kebutuhannya, maka Kabupaten Bantul harus mampu memberikan pelayanan majemuk terhadap keanekaragaman kebutuhan masyarakat. Tentu saja tidak semua keanekaragaman kebutuhan masyarakat harus dilayani oleh Kabupaten Bantul, tetapi harus dipilah dan dipilih sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan yang dimiliki oleh Kabupaten Bantul. Peran majemuk Kabupaten Bantul sangat diperlukan untuk melayani keanekaragam
kebutuhan masyarakat
dan
Kabupaten
Bantul
harus
merancang untuk itu (Slamet Ph. Renstra UNY 2012).
5.
Pengembangan Kabupaten Bantul Pengembangan diarahkan untuk menghasilkan insan Indonesia cerdas, berjati diri Indonesia, dan berkeunggulan komparatif dan kompetitif secara regional dan internasional melalui peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
158
dan relevansi, kesetaraan dan kepastian memperoleh layanan di Kabupaten Bantul. Dalam penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Bantul, upaya peningkatan mutu, relevansi, efektivitas, dan efisiensi harus dilakukan secara optimal dan terus menerus, baik terhadap input, proses, maupun outputnya. Namun demikian arah pengembangan pendidikan Kabupaten tetap berpijak pada kearifan lokal; seni-budaya
B. Tahapan Pembangunan Pendidikan dan Rekomendasi 1.
Tema Strategis 2010-2015 Penguatan Mutu Layanan
Tema Strategis pada periode II 2010-2015 adalah memberikan penekanan pada penguatan pelayanan. Yang dimaksud dengan penguatan layanan adalah program pendidikan yang mengarah pada memberikan layanan yang terbaik kepada peserta didik. Indikator utama layanan terbaik adalah kepuasan anak didik memperoleh layanan pendidikan yang tempuhnya. Kepuasan anak didik terjadi disebabkan karena lengkapnya sarana prasarana pembelajaran, kurikulum yang selalu up-date, metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, profesionalisme guru kecepatan dan keakuratan memperoleh data/arsip, dll. Penguatan layanan ini diharapkan akses memperoleh informasi tentang pendidikan semakin mudah, dan cepat. Mutu layanan ini diharapkan akan mempermudah koordinasi kerja, cepat dan akurat. adalah tahapan menuju aspek kualitas pendidikan. 2.
Tema Strategis 2015-2020 : Daya saing regional
Salah satu visi pendidikan nasional 2005 adalah kompetisi pada tingkat global. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan Kabupaten Bantul pada periode 2015-2020 menekankan pada pendidikan yang memiliki out-put daya saing regional. Program kerja pada periode ini berbasis pada kebutuhan pasar. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar maka produk yang dihasilkan harus komparatif dan bahkan kompetitif ditingkat regional. Pendidikan yang tidak mengacu pada produk ini, maka hanya akan menciptakan pengangguran intelektual. Bentuk kongkrit dari program ini yaitu adanya standar mutu yang dikelola oleh lembaga penjaminan mutu.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
159
Tema Strategis 2020- 2025: Daya Saing Internasional 3.
Pembangunan pendidikan di Kabupaten Bantul 2020-2025, sesuai dengan RPJP pendidikan tingkat nasional, yaitu pencapaian nilai kompetitif ditingkat internasional. Pada periode ini diharapkan (expected condition) pendidikan di Kabupaten Bantul dapat menyelenggarakan pendidikan dengan kualitas internasional. Dengan cita-cita tersebut, pendidikan di Kabupaten Bantul hendaknya anak didik mendapatkan layananan standar Internasional. Oleh karena itu, visi pendidikan yang relevan di Kabupaten Bantul pada perioe ini yaitu terciptanya lulusan pendidikan yang cerdas, kompetitif dan taqwa berbasis pada layanan pendidikan berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja lokal dan global serta kebutuhan masyarakat.
C. Sasaran Dan Indikator Kunci 1.
Sasaran dan Indikator Kunci 2015/2025 Mempedomani rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, substansi kinerja pendidikan yang dituangkan dalam profil pendidikan propinsi maupun kabupaten dan kota, meiliputi 3 (tiga) bentuk kinerja pengembangan pendidikan nasional, yakni; a.
Kinerja Pemerataan dan Perluasan Pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau yang biasa disebut perluasan kesempatan belajar, dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan (akses) yang sama untuk memperoleh pendidikan, dengan tidak membedakan jenis kelamin, status sosial ekonomi, agama, dan lokasi geografis.
b. Kinerja Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan. Mutu atau kualitas pendidikan dianggap baik apabila memenuhi standar tertentu, peningkatan mutu dalam hal inil diarahkan menuju suatu standar yang baik, oleh kerena itu mutu tidak hanya dilihat dari prestasi belajar (hasil UAN), tetapi mencakup standar penyelenggaraan pendidikan yang ditetapkan sehingga proses belajar dan mengajar dapat berlangsung dengan baik. Selanjutnya Relevansi pendidikan di tingkat Sekolah Menengah diarahkan untuk melihat kesesuaian antara materi pendidikan di sekolah dengan kebutuhan lapangan usaha setelah mereka lulus sehingga mampu menjadi tenaga kerja tingkat menengah. Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
160
c.
Kinerja Manajemen Pendidikan. Untuk mengetahui atau melakukan evaluasi tingkat efisiensi internal penyelenggaraan pendidikan di sekolah, sehingga seluruh sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik.
2.
Strategi Pencapaian Sasaran a.
Kinerja Pemerataan dan Perluasan Pendidikan Masalah Yang Perlu diperbaiki 1) Pendidikan formal 2) Pendidikan Non Formal 3) Administrasi dan Manajemen 4) SDM yang dibutuhkan 5) Tujuan dan Arah Kebijakan 6) Perluasan dan permerataan akses pendidikan 7) Relevansi dan Mutu serta Daya saing 8) Tata Kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik
b. Langkah-langkah yang perlu ditempuh 1) Pemerataan: Bantuan dana anak keluarga miskin, Advokasi pentingnya pendidikan. Kebijakan anggaran pendidikan pro-anak miskin 2) Mutu : guru, bahan ajar, sarana prasarana, PBM, Manajemen pimpinan,
Mutu
evaluasi,
pembinaan
siswa,
keterlibatan
masyarakat. c.
Relevansi : 1) Lulusan SMK terserap DUDI atau mandiri, 2) Sekolah kerja sama dengan DUDI 3) Lulusan SD/MI, SMP/MTS/SMA/MA melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi
d. Tata kelola : 1) Transparansi pengelolaan sekolah terbuka untuk publik 2) Akuntable : pelaporan hasil kinerja pada stakeholder 3) Partsipasi masyarakat dalam; financial, program, monitor 4) Penegakan hukum: aturan birokrasi ditegakkan.
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
161
Bibliography
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 48/2010 Tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014, Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2011. Buku Pintar Bidang Pendidikan, Kebudayaan dan Kesehatan, Pemerintah Daerah Kab. Bantul, 2009. (Untuk Kalangan Sendiri). Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bantul 2011, Kerja sama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul, 2012. Data Base Profil Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Bantul 2011. Laporan keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Tahun Anggaran 2012 Bupati Bantul, Pemerintah Kabupaten Bantul, 2013. Laporan keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Tahun Anggaran 2011 Bupati Bantul, Pemerintah Kabupaten Bantul, 2012. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Peluncuran Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, (hhtp://www.ekon.go.id).
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pendidikan Kabupaten Bantul
162