KATA PENGANTAR Dalam rangka mencapai salah satu target Universal Akses 100-0-100 pada tahun 2019, yaitu 100% layanan terhadap akses air minum, 0% bebas kawasan kumuh dan 100% layanan terhadap akses sanitasi dasar, Pemerintah Pusat bersama dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota melaksanakan kegiatan pembangunan sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas). Program Sanimas bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat demi mencapai kualitas kehidupan masyarakat, dengan sumber dana pinjaman Islamic Development Bank (IDB). Dalam penyelenggaraannya, kegiatan ini menekankan pada pelibatan masyarakat secara utuh sejak tahap perencanaan, pelaksanaan pembangunan sampai dengan pengelolaan sarana. Petunjuk Teknis ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 24/PRT/M/2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah di Direktorat Jenderal Cipta Karya serta merupakan revisi dari Buku Pedoman Pelaksanaan Sanimas cetakan tahun 2015. Petunjuk Teknis ini memuat aturan mengenai mekanisme pelaksanaan Program Sanimas yang terdiri dari petunjuk teknis pengadaan barang/jasa, pembangunan infrastruktur, pengelolaan dana serta operasi dan pemeliharaan sebagai acuan bagi para pelaksana di Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan masyarakat dalam menyelenggarakan Program Sanimas. Untuk itu seluruh stakeholder pelaksana Program Sanimas ini diharapkan dapat memahami tata laksana dan kaidah-kaidah yang ada didalam Petunjuk Teknis ini serta menerapkannya pada pelaksanaan Sanimas di lokasi sasaran. Kami tetap membuka kesempatan kepada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan Sanimas, untuk memberikan masukan serta saran dan kritisi atas revisi dari Petunjuk Teknis ini guna mengoptimalkan hasil pembangunan sanitasi melalui kegiatan Sanimas. Semoga bermanfaat, Jakarta, Agustus 2016 Direktur Jenderal Cipta Karya
Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc.
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ................................................................................. i DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1. Umum ............................................................................................ 1 1.2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ........................................................ 2 1.3. Pengguna Pedoman .......................................................................... 5 BAB II KETENTUAN PELAKSANAAN ....................................................... 2.1 Penetapan Lokasi Sasaran ................................................................. 1.1. Penerima Manfaat ............................................................................ 1.2. Organisasi Pelaksana Tingkat Pusat .................................................. 1.3. Organisasi Pelaksana Tingkat Provinsi ............................................. 1.4. Organisasi Pelaksana Tingkat Kabupaten/Kota .............................. 1.5. Organisasi Pelaksana Tingkat Kelurahan ........................................... 1.6. Organisasi Pengelola Tingkat Masyarakat ........................................ 1.7. Konsultan Manajemen ...................................................................... 1.8. Pendanaan ........................................................................................ 1.9. Pengarusutamaan Gender ................................................................
7 7 8 8 11 15 21 23 29 40 47
BAB III TAHAPAN PENYIAPAN WARGA ................................................... 3.1. Promosi Sanitasi ................................................................................ 3.2. Sosialisasi Awal Tingkat Kelurahan ................................................... 3.3. Rembug Kelurahan Tahap I .....................................................
49 49 49 51
BAB IV TAHAP PERENCANAAN .............................................................. 4.1. Promosi Sanitasi ................................................................................ 4.2. Pelaksanaan Pemetaan Sanitasi Kelurahan ...................................... 4.3. Penyusunan Dokumen Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi ................. 4.4. Rembug Kelurahan Tahap II .............................................................. 4.5. Seleksi Titik Lokasi (Metode Selotif) ..................................................
57 57 57 58 62 64
DAFTAR ISI
i
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap II .... Penyusunan RKM ............................................................................... Penyusunan DED dan RAB ................................................................. Pengajuan Dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) ..................
71 76 79 80
BAB V TAHAPAN PELAKSANAAN FISIK .................................................. 5.1. Promosi Sanitasi ................................................................................. 5.2. Penandatanganan Kontrak Kerja ....................................................... 5.3. Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap III ... 5.4. Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur .........................................
83 83 83 84 89
4.6. 4.7. 4.8. 4.9.
BAB VI PASCA PELAKSANAAN FISIK ...................................................... 105 6.1. Promosi Sanitasi ................................................................................105 6.2. Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap IV ....105 6.3. Serah Terima Infrastruktur ................................................................110 6.4. Tahap Operasi dan Pemeliharaan .....................................................110 BAB VII PENGENDALIAN ...................................................................... 113 7.1. Umum ................................................................................................113 7.2. Pemantauan .......................................................................................114 7.3. Pelaporan ...........................................................................................114 7.4. Evaluasi Program ...............................................................................118 7.5. Pengelolaan Pengaduan Masyarakat .................................................119 7.6. Keterlibatan Perempuan, Kelompok Rentan/Marjinal Dan Penduduk Miskin ................................................................................................121 BAB VIII PENUTUP ............................................................................... 125
ii
DAFTAR ISI
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
DAFTAR SINGKATAN IDB APBD APBN BAPPEDA BAPPENAS
Islamic Development Bank Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan Belanja Negara Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
BASPK BKM BOP BPK BPKP CPMU CSIAP DIPA DJCK DPIU EA FISSA FGD TFL Kemen PUPR Kemenkeu
Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan Badan Keswadayaan Masyarakat Biaya Operasional Badan Pemeriksa Keuangan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Central Project Management Unit Community Sanitation Improvement Action Plan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya District Project Implementation Unit Executing Agency Financial Statement for Special Account Focussed Group Discussion Tenaga Fasilitator Lapangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kementerian Keuangan
Kemenkes
Kementerian Kesehatan
KM KPA KPP KPPN KSM
Kader Masyarakat Kuasa Pengguna Anggaran Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara Kelompok Swadaya Masyarakat DAFTAR SINGKATAN
iii
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB LKM LMK LMP LP2K LSM
Lembaga Keswadayaan Masyarakat Laporan Manajemen Keuangan Laporan Manajemen Proyek Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat
MDG’s
Millenium Development Goals
MIS MTPRP Musrenbang MPA
Management Information System Medium-Term Poverty Reduction Plan Musyawarah Rencana Pembangunan Methodology for Participatory Assessment
NPMC
National Project Management Consultant
O&M O&P PA PAC PBM
Operation and Maintenance Operasi dan Pemeliharaan Pengguna Anggaran Public Awareness Campaign Pembangunan Berbasis Masyarakat
PCR Pemda PJM Pronangkis PHBS PPHLN PHAST
Project Completion Report Pemerintah Daerah Program Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pengelolaan Pinjaman/Hibah Luar Negeri Participatory Hygiene and Sanitation Transformation
PLPBM
Penyehatan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat
PNPM
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
PSPLP
Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan
PPIU
Permukiman Provincial Project Implementation Unit
iv
DAFTAR SINGKATAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB PIP PPK PPM PPMS P2KP QPR RAB RKM RPA RPMC RPJMD Satker Selotif SIM
Pengembangan Infrastruktur Permukiman Pejabat Pembuat Komitmen Pengelolaan Pengaduan dan Masalah Project Performance Monitoring System Program Peningkatan Kualitas Permukiman Quarterly Progress Report Rencana Anggaran Biaya Rencana Kegiatan Masyarakat Rapid Participatory Assesment. Regional Project Management Consultant Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Satuan Kerja Seleksi Lokasi Partisipatif Sistem Informasi Manajemen
SKPD
Satuan Kerja Perangkat Daerah
SKTM
Surat Keterangan Tanda Miskin
SP2D SP2K SP3 Sanimas SPM SSK TAMK TFL TKK TNP2K UPK
Surat Perintah Pencairan Dana Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Sanitasi Berbasis Masyarakat Surat Perintah Membayar Strategi Sanitasi Kota Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten/Kota Tenaga Fasilitator Lapangan Tim Koordinasi Kabupaten Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Unit Pengelola Keuangan
UPL
Unit Pengelola Lingkungan
UPS WA
Unit Pengelola Sosial Withdrawal Application DAFTAR SINGKATAN
v
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) bertujuan untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok untuk turut berpartisipasi memecahkan berbagai permasalahan yang terkait pada upaya peningkatan kualitas kehidupan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Mekanisme penyelenggaraan
program Sanimas menerapkan
pendekatan pembangunan berkelanjutan berbasis masyarakat melalui peran serta masyarakat secara utuh dalam seluruh tahapan kegiatan, mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap operasi dan pemeliharaan. Program Sanimas ini dilaksanakan dalam
rangka upaya
pencapaian target universal access air minum dan sanitasi serta memastikan keberlanjutannya memerlukan upaya kolaboratif semua pihak, baik lintas kementerian, pemerintah daerah, unsur masyarakat, swasta dan lembaga mitra. Sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2015 – 2019 yang mengamanatkan program 100 – 0 – 100, yaitu 100% akses aman air minum, bebas PENDAHULUAN
1
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB kumuh dan 100% akses sanitasi yang layak pada akhir tahun 2019. Program Sanimas akan dilaksanakan secara bertahap di 1.800 lokasi sasaran di 13 provinsi terpilih yang sebelumnya menjadi lokasi pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP). Lokasi sasaran kegiatan Sanimas adalah k e l u r a h a n yang terletak di daerah perkotaan dan semi perkotaan yang rawan sanitasi serta mendukung program sanitasi di daerah perkotaan tersebut. Selain itu kelurahan penerima program Sanimas
sebelumnya telah
menerima bantuan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri Perkotaan. Hal ini merupakan perwujudan dari sinergi diantara program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Pada
pelaksanaannya,
program
Sanimas
akan
menggunakan lembaga keswadayaan masyarakat (BKM/LKM) yang sudah ada.
1.2. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN Tahapan kegiatan pelaksanaan program di tingkat desa/kelurahan dibedakan menjadi dua, yaitu : 1.
Tahapan
pelaksanaan
untuk
kelurahan
yang
baru
mendapatkan program Sanimas. 2.
Tahapan pernah
pelaksanaan mendapatkan
untuk
kelurahan
program
yang
Sanimas
di
sudah tahun
sebelumnya. Perbedaan tahapan antara kelurahan lama dan baru terletak pada tahap persiapan warga dan tahap perencanaan. 2
PENDAHULUAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB P erbedaan tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.1. Perbedaan Tahapan Pelaksanaan Program Sanimas di Tingkat Masyarakat No Kelurahan Baru* Kelurahan Lama** 1.
Tahap Persiapan Masyarakat a. Promosi Sanitasi. b. Sosialisasi program; c. Pelaksanaan Rembug Warga Desa/kelurahan Tahap I, untuk membentuk Pokjasan kelurahan ; Penandatanganan Surat Pernyataan Kesiapan Masyarakat untuk menerima dan melaksanakan program sesuai dengan ketentuan/pedoman; serta penyusunan jadwal pelaksanaan tahapan kegiatan.
Tahap Persiapan Masyarakat a. Promosi Sanitasi. b. Sosialisasi program; c. Pelaksanaan Rembug Warga Desa/kelurahan Tahap I, Penandatanganan Surat Pernyataan Kesiapan Masyarakat untuk menerima dan melaksanakan program sesuai dengan ketentuan/ pedoman; serta penyusunan jadwal pelaksanaan tahapan kegiatan.
2.
Tahap Perencanaan Kegiatan a. Promosi sanitasi b. Pemetaan Sanitasi T ingkat kelurahan c. Penyusunan Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi/Community Sanitation Improvement Action Plan (CSIAP) d. Rembug kelurahan Tahap II (Seleksi lingkungan dan Penetapan CSIAP) e. Rembug Warga T ingkat RT/RW Tahap I f. Pelaksanaan Pemetaan Kebutuhan Sanitasi di RT/RW terpilih g. Rembug Warga Tingkat RT/RW Tahap II h. Pembentukan KSM Sanitasi
Tahap Perencanaan Kegiatan a. Promosi sanitasi b. Rembug kelurahan Tahap II c. Rembug Warga Tingkat RT/RW Tahap I d. Pelaksanaan Pemetaan Kebutuhan Sanitasi di RT/RW terpilih e. Rembug Warga T ingkat RT/RW Tahap II f. Pembentukan KSM Sanitasi. g. Penyusunan RKM rencana h. Penyusunan operasi dan pemeliharaan (O&P) i. Verifikasi RKM j. Penyusunan dokumen pencairan dana PENDAHULUAN
3
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB No
Kelurahan Baru*
Kelurahan Lama**
i. j.
Penyusunan RKM Penyusunan rencana operasi dan pemeliharaan (O&P) k. Verifikasi RKM l. Penyusunan dokumen pencairan dana
3.
4.
Tahap Pelaksanaan Konstruksi a. Promosi santasi b. Rembug Warga T ingkat RT/RW Tahap III c. Penandatanganan kontrak kerja d. Pelaksanaan Kegiatan Fisik e. Rembug warga (tahap I setelah pencairan 40% pertama, tahap II setelah pencairan 30% kedua, tahap III setelah pencairan 30% ketiga) f. Pembentukan KPP (Rembug warga) g. Pengawasan Kegiatan h. Pelaporan Kegiatan i. Rembug Pelaksanaan Mingguan
Tahap Pelaksanaan Konstruksi a. Promosi sanitasi b. Rembug Warga T ingkat RT/RW Tahap III c. Penandatanganan kontrak kerja d. Pelaksanaan Kegiatan Fisik e. Rembug warga (tahap I setelah pencairan 40% pertama, tahap II setelah pencairan 30% kedua, tahap III setelah pencairan 30% ketiga) f. Pembentukan KPP (Rembug warga) g. Pengawasan Kegiatan h. Pelaporan Kegiatan i. Rembug Pelaksanaan Mingguan
Tahap Operasi dan Pemeliharaan a. Promosi sanitasi b. Rembug Warga T ingkat RT/RW Tahap IV c. Serah Terima Sarana Sanitasi d. Operasi dan Pemeliharaan
Tahap Operasi dan Pemeliharaan a. Promosi sanitasi b. Rembug Warga T ingkat RT/RW Tahap IV c. Serah Terima Sarana Sanitasi d. Operasi dan Pemeliharaan
* K elurahan Baru : Lokasi baru di desa/kelurahan yang belum pernah mendapatkan program Sanimas **Kelurahan Lama : Lokasi baru di desa/kelurahan yang sudah pernah mendapatkan program Sanimas (tambahan)
4
PENDAHULUAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
1.3. PENGGUNA PEDOMAN Pedoman Pelaksanaan ini diharapkan mampu memberikan gambaran bagi semua pihak sehingga memudahkan didalam proses pelaksanaan didalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan. Pengguna Pedoman Pelaksanaan ini adalah seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dari berbagai pihak dari tingkat pusat sampai dengan tingkat desa/kelurahan, mulai dari masyarakat, fasilitator, konsultan sampai dengan aparat pemerintah. Pedoman Pelaksanaan ini diharapkan mampu memberikan gambaran bagi semua
pihak
secara
proporsional
sehingga
mampu
melaksanakan program secara efektif, efisien dan berkelanjutan. Tabel 1.2. Pengguna Pedoman No.
Pelaku
1
Pengelola Program (di seluruh level)
2
Organisasi Masyarakat (BKM/LKM,PokjaSan Desa/kelurahan, KSM, KPP)
Manfaat Memahami filosofi program secara utuh Dasar pelaksanaan kebijakan pengendalian program Acuan dalam penilaian kinerja pelaksanaan program Membangun kemitraan dan sinergi program pembangunan
Acuan pelaksanaan kegiatan di lapangan Membangun koordinasi, kemitraan dan sinergi dengan stakeholder Menjamin ketepatan sasaran dan penerima manfaat
PENDAHULUAN
5
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB No. 3
Pelaku Masyarakat, Kader Masyarakat
Manfaat
4
5
Fasilitator (konsultan tenaga lapangan)
Program manajemen, fasilitator
Kelompok Peduli
6
PENDAHULUAN
Memahami aturan yang harus diikuti dalam pelaksanaan tahapan kegiatan Mendapatkan gambaran kesempatan yang ditawarkan dalam program Mengembangkan kontrol sosial Acuan pelaksanaan pendampingan masyarakat Pengendalian kualitas pekerjaan Acuan penyusunan rencana kerja pelaksanaan dan evaluasi program Memahami tata cara pelaksanaan program Melakukan kontrol sosial Melakukan advokasi Membangun kemitraan dan sinergi Mengembangkan jaringan kelembagaan
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
BAB II KETENTUAN PELAKSANAAN 2.1. PENETAPAN LOKASI SASARAN Kriteria penentuan kabupaten/kota sasaran program Sanimas adalah kabupaten/kota yang telah menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan menyampaikan surat minat mengikuti program Sanimas. Kriteria lokasi sasaran Sanimas adalah lokasi yang berada di kawasan perkotaan dan semi perkotaan yang pernah mendapat program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP). Kriteria kelurahan sasaran adalah : 1.
Kelurahan yang pernah menjadi lokasi sasaran program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP).
2.
Kelurahan yang telah menerima minimal satu kali siklus dana bantuan serta memiliki kebutuhan untuk penanganan permasalahan sanitas.
Mekanisme pemilihan dan penetapan lokasi sasaran : 1.
District Project Implementation Unit (DPIU) melakukan sosialisasi tingkat kabupaten/kota dalam rangka peminatan kelurahan untuk menerima program Sanimas sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2.
Kelurahan yang berminat menyampaikan Surat Pernyataan KETENTUAN PELAKSANAAN
7
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Minat yang ditandatangani oleh Lurah dan Koordinator BKM/LKM kepada PPK Kabupaten/Kota. 3.
DPIU
melakukan
verifikasi
terhadap kelurahan yang
diusulkan oleh PPK Kabupaten/Kota . 4.
DPIU b e rsama d engan
KP A
menetapkan kelurahan
t e rp ilih Program Sanimas .
2.2. PENERIMA MANFAAT Penerima manfaat program Sanimas adalah masyarakat yang tinggal di kawasan perkotaan dan semi perkotaan yang berpenduduk relatif padat, rawan sanitasi, dan diutamakan masyarakat berpenghasilan rendah.
2.3. ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT PUSAT 2.3.1. Executing Agency Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya bertugas selaku Executing
Agency
penyelenggara
yang
merupakan
institusi
Sanimas dan bertanggung jawab atas
keseluruhan penyelenggara program. Tugas dari Executing Agency antara lain : 1.
Menyusun
kebijakan
penyelenggaraan
program
Sanimas; 2.
Melaksanakan
pembinaan
pelaksanaan Program Sanimas ; 8
KETENTUAN PELAKSANAAN
dan
pengendalian
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 3.
Membentuk Central Project Management Unit (CPMU);
4.
Melaporkan penyelenggaraan program kepada pihak lender;
5.
Menyusun program dan perencanaan anggaran serta kegiatan tahunan.
2.3.2. Central Project Management Unit (CPMU) CPMU dibentuk di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya untuk melaksanakan tugas Executing Agency dalam rangka mengkoordinir
seluruh
kegiatan
yang
terkait
dengan
penyelenggaraan program Sanimas termasuk menyiapkan pedoman umum, pelaksanaan dan petunjuk teknis. Tugas CPMU antara lain: 1. Membantu
Executing
Agency
dalam
dan
pelatihan,
melaksanakan
tugasnya; 2. Melaksanakan pemahaman
sosialisasi
peningkatan
dan dukungan program kepada stakeholder
terkait dan kelompok peduli; 3. Membangun kemitraan diantara stakeholder khususnya di tingkat provinsi dan Kabupaten/kota; 4. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan program Sanimas ; 5. Menyiapkan pedoman umum, pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis; 6. Memfasilitasi pembukaan rekening khusus untuk program KETENTUAN PELAKSANAAN
9
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Sanimas ; 7. Melakukan kegiatan pengelolaan/manajemen keuangan; 8. Melakukan
pembinaan
dan
pengendalian
penyelenggaraan program pada tingkat nasional/tingkat provinsi/Kabupaten/kota; 9. Melakukan monitoring dan evaluasi program; 10. Melakukan penyusunan withdrawal application (WA), termasuk
kelengkapan dokumen pendukungnya serta
mengirimkan WA (melalui Kementerian Keuangan)
ke
Islamic Development Bank (IDB); untuk pengisian kembali rekening khusus; 11. Menyusun permohonan pengisian kembali rekening khusus; 12. Menyusun Financial Statement for Special Account (FISSA), Quarterly Progress Report (QPR), dan laporan keuangan tahunan serta melaporkannya kepada pihak IDB; 13. Memberikan arahan dan supervisi kepada konsultan manajemen proyek, di tingkat pusat dan daerah; 14. Menyusun Project Completion Report (PCR) dan laporan akhir keuangan kepada pihak IDB; 15. Fasilitasi pelaksanaan audit; 16. Mengumpulkan Provincial
laporan
pelaksanaan
kegiatan
dari
Project Implementation Unit (PPIU);
17. Memberikan arahan kepada Konsultan Tingkat Pusat dan Konsultan
Regional
program. 10
KETENTUAN PELAKSANAAN
terkait
dengan
penyelenggaraan
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 2.3.3. Satuan Kerja dan Pejabat Pembuat Komitmen Tingkat Pusat Kegiatan program Sanimas di tingkat pusat berada pada Satuan Kerja
Penyehatan
Lingkungan
Permukiman
Berbasis
Masyarakat (PLPBM) dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kelembagaan Satker di tingkat pusat terdiri dari Kepala Satuan Kerja
(Kasatker), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) dan Bendahara. Tugas Satker Tingkat Pusat antara lain : 1. Memfasilitasi
CPMU
dalam
penyelenggaraan
dan
pengendalian program; 2. Melakukan kontrak pengadaan jasa konsultan untuk mendukung
CPMU
dalam
penyelenggaraan
dan
pengendalian program; 3. Memfasilitasi CPMU dalam melakukan monitoring dan evaluasi program.
2.4. ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT PROVINSI 2.4.1. Pemerintah Provinsi Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Gubernur, adalah sebagai pembina pelaksanaan program di kabupaten/kota di wilayah provinsi yang bersangkutan. Dalam tersebut,
melaksanakan
fungsi
pembinaan
Gubernur melaksanakan tugas sebagai KETENTUAN PELAKSANAAN
11
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB berikut : 1.
Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas di wilayah kerjanya;
2.
Membina
dan
mengendalikan
penyelenggaraan
program Sanimas di wilayah kerjanya; 3.
Membentuk Provincial Project Implementation Unit (PPIU);
4.
Menyusun
program
dan
perencanaan
anggaran
serta kegiatan tahunan di tingkat provinsi; 5.
Menyiapkan dana Biaya Operasinal (BOP) sebesar minimal 1% dari total dana bantuan yang ada di wilayah kerjanya untuk mendukung kegiatan program Sanimas.
2.4.2. Kelompok
Kerja
Air
Minum
dan
Penyehatan
Lingkungan (Pokja AMPL)/Sanitasi Provinsi Pokja AMPL/Sanitasi Provinsi program Sanimas akan menggunakan Pokja AMPL/Sanitasi yang sama dengan yang telah dibentuk oleh Gubernur yang anggotanya terdiri dari dinas/instansi terkait. Tugas Pokja AMPL/Sanitasi antara lain: 1.
Memberikan Implementation
arahan Unit
kepada (PPIU)
Provincial dan
District
Project Project
Implementation Unit (DPIU) dalam rangka pelaksanaan dan pengendalian program; 2.
Melakukan pertemuan dengan PPIU dan DPIU sekurangkurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.
12
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 2.4.3. Provincial Project Implementation Unit (PPIU) PPIU
dibentuk
di
tingkat
provinsi
diketuai
oleh
Kepala/Wakil/Kepala Bidang pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) atau Kepala/Wakil/Kepala Bidang pada Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya, dan ditetapkan melalui SK Gubernur. Tugas PPIU antara lain : 1.
Melaksanakan
koordinasi
dengan
unsur-unsur
dan
pelatihan,
pemerintah provinsi; 2.
Melaksanakan peningkatan
sosialisasi pemahaman
dan dukungan program
kepada stakeholder terkait dan kelompok peduli di tingkat provinsi; 3.
Membangun kemitraan diantara stakeholder khususnya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota;
4.
Mengkoordinir seluruh kegiatan
yang
terkait
dengan penyelenggaraan program Sanimas ; 5.
Melakukan pemeriksaan terhadap 2 (dua) sampel dokumen RKM masing- masing kabupaten/kota;
6.
Melakukan
pembinaan
penyelenggaraan
program
dan
pengendalian pada
tingkat
provinsi/kabupaten/kota; 7.
Melakukan monitoring dan evaluasi program tingkat provinsi;
8.
Fasilitasi pelaksanaan audit; KETENTUAN PELAKSANAAN
13
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 9.
Menyusun Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan
Manajemen Proyek (LMP) tingkat provinsi
berdasarkan Laporan Kemajuan Keuangan dan Laporan Manajemen Proyek Kabupaten/kota dari DPIU. 10. Mengirimkan Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan Manajemen Proyek (LMP) kepada CPMU setiap bulan; 11. Mengelola penanganan pengaduan masyarakat di tingkat provinsi; 12. Mengumpulkan (dari
DPIU)
SP2D
dari
tingkat
kabupaten
dan menyampaikannya kepada CPMU.
2.4.4. Satuan Kerja dan Pejabat Pembuat Komitmen Tingkat Provinsi Kegiatan pembinaan Sanimas di tingkat provinsi berada pada Satuan
Kerja
Pengembangan
Sistem
Penyehatan
Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kelembagaan Satker PSPLP Provinsi terdiri dari Kepala Satuan Kerja (Kasatker), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) dan Bendahara. Tugas Satuan Kerja tingkat provinsi antara lain :
14
1.
Mendukung PPIU dalam menyelenggarakan program;
2.
Bersama dengan PPIU, melakukan proses pengadaan
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB dan mobilisasi Tenaga Fasilitator Lapangan; 3.
Melakukan koordinasi dengan CPMU, PPIU dan DPIU;
4.
Melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan kepada PPIU dan CPMU.
2.5. ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2.5.1. Pemerintah Kabupaten/Kota Pemerintah Kabupaten/kota dalam hal ini Bupati/Walikota, sebagai penanggung jawab pelaksanaan program di Kabupaten/kota. Tugas dari pemerintah Kabupaten/kota adalah
mengkoordinasikan
penyelenggaraan program
Sanimas di wilayah kerjanya. Tugas Bupati/Walikota antara lain: 1.
Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas di wilayah kerjanya;
2.
Membina dan mengendalikan penyelenggaraan Sanimas di wilayah kerjanya;
3.
Menunjuk dan mengajukan pejabat satuan kerja kepada Menteri PUPR;
4.
Membentuk District Project Implementation Unit (DPIU)
5.
Menyediakan dana Biaya Operasional (BOP) kegiatan DPIU minimal 5% dari total dana bantuan melalui dana APBD Kabupaten/kota.
6.
Berperan sebagai pembina Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP). KETENTUAN PELAKSANAAN
15
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 2.5.2. Kelompok
Kerja
Air
Minum
dan
Penyehatan
Lingkungan (Pokja AMPL)/Sanitasi Kabupaten/kota Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota menggunakan Pokja AMPL/Sanitasi yang telah dibentuk oleh Bupati/Walikota yang terdiri dari pejabat dari instansi/dinas terkait. Tugas Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota antara lain: 1.
Mensosialisasikan program pada tingkat kabupaten/ kota, kecamatan dan kelurahan;
2.
Memberi arahan dalam pelaksanaan dan pengendalian program di wilayah kerjanya;
3.
Memantau
dan
melakukan
evaluasi
pelaksanaan
program di tingkat Kabupaten/kota; 4.
Melakukan pertemuan dengan DPIU dan perangkat kelurahan sekurang- kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun;
5.
Menyusun laporan
penyelenggaraan
program
Sanimas di wilayahnya dan melaporkannya kepada Pokja AMPL/Sanitasi provinsi melalui PPIU. 2.5.3. District Project Implementation Unit (DPIU) DPIU dibentuk di tingkat Kabupaten / Kota diketuai oleh Kepala / Wakil / Kepala Bidang pada Badan atau Dinas Teknis dan ditetapkan melalui SK Bupati / Walikota. Tugas DPIU antara lain: 1.
Membantu
Pokja
AMPL/Sanitasi
Kabupaten/kota
dalam melaksanakan tugas pengendalian pelaksanaan 16
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Sanimas ; 2.
Melaksanakan sosialisasi program Sanimas dan promosi sanitasi
kepada
Badan
Masyarakat/Lembaga
Keswadayaan
KeswadayaanMasyarakat
(BKM/LKM) untuk mendapatkan calon lokasi sasaran dengan memperhatikan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK). 3.
Bersama
KPA
menetapkan
kelurahan
Sanimas
berdasarkan hasil verifikasi; 4.
Melaksanakan peningkatan pemahaman dan dukungan program kepada stakeholder terkait dan kelompok peduli di tingkat Kabupaten/kota;
5.
Membangun kemitraan diantara stakeholder di tingkat Kabupaten/kota;
6.
Mengkoordinir dengan
seluruh
kegiatan
yang
terkait
penyelenggaraan program Sanimas di tingkat
Kabupaten/kota; 7.
Memfasilitasi pembentukan Pokja Sanitasi Kelurahan, KSM dan KPP;
8.
Memastikan
bahwa
kebijakan
kesetaraan
kaum
perempuan, kelompok rentan/marjinal dan kepedulian terhadap penduduk miskin telah dipertimbangkan di dalam perumusan dokumen CSIAP dan RKM. 9.
Melakukan Rencana
verifikasi Aksi
dan
pengesahan
Dokumen
Perbaikan Sanitasi/Community KETENTUAN PELAKSANAAN
17
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Sanitation
Action
Plan
(CSIAP)
dan
Rencana
Kegiatan Masyarakat (RKM) masing-masing lokasi sasaran; 10. Melakukan
pembinaan
penyelenggaraan
dan
program
pengendalian pada
tingkat
Kabupaten/kota; 11. Bersama Satker PIP/PPK Kegiatan Sanitasi, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program tingkat Kabupaten/kota. 12. Fasilitasi pelaksanaan audit; 13. Mengelola penanganan pengaduan masyarakat di tingkat Kabupaten/kota; 14. Mengumpulkan PIP/PPK
dokumen
Kegiatan
SP2D
dari
Satker
Sanitasi Kabupaten/kota untuk
disampaikan kepada PPIU; 15. Mengusulkan dana operasional kegiatan DPIU dari APBD Kabupaten/kota; 16. Mengusulkan revisi dokumen SSK kepada Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota apabila diperlukan; 17. Memfasilitasi kegiatan serah terima sarana sanitasi yang sudah terbangun dan pembinaan terhadap KPP; 18. Melakukan pemberdayaan
pendampingan masyarakat
teknis
dan
kepadaBKM/LKM, KSM
dan KPP; 19. Melaksanakan kegiatan pengawasan pekerjaan fisik dan 18
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB memantau proses pengajuan dan pemanfaatan dana bantuan; 20. Menyampaikan Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan Manajemen Proyek (LMP) dari Satker PIP/PPK Kegiatan Sanitasi Kabupaten/kota kepada PPIU setiap bulan; 21. Menyampaikan Laporan kinerja tiga bulanan TFL dan TAMK kepada PPIU dan ditembuskan kepada CPMU 22. Memberikan pendampingan kepada BKM/LKM dalam hal tidak tersedia TFL; 23. Mengatur pelaksanaan pertemuan koordinasi mingguan dengan TFL, TAMK dan Satker serta melakukan pencatatan hasil pertemuan tersebut untuk kemudian dilampirkan pada laporan bulanan DPIU. 2.5.4. Satuan Kerja (Satker) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Sanitasi Tingkat Kabupaten/Kota Kegiatan Sanimas di tingkat Kabupaten/kota berada pada Satuan Kerja Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP) Kabupaten/kota dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat oleh
Menteri
PUPR.
Kelembagaan
Satker
PIP
Kabupaten/kota terdiri dari Kepala Satuan Kerja (Kasatker), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Sanitasi, Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) dan Bendahara. Penyelenggaraan
Sanimas
di
tingkat
kabupaten/kota
KETENTUAN PELAKSANAAN
19
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan
Sanitasi.
PPK
Kegiatan
Sanitasi
tingkat
kabupaten/kota bertugas mengelola dana bantuan di tingkat kabupaten/kota yang telah ditetapkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Tugas
Satuan
Kerja
dan
PPK
Kegiatan
Sanitasi
Kabupaten/kota antara lain : 1.
Kepala Satker sebagai KPA bersama-sama dengan DPIU menetapkan kelurahan penerima program Sanimas;
2.
Melakukan koordinasi dengan DPIU dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan program;
3.
Menandatangani dokumen kontrak Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (SP3) dengan BKM/LKM;
4.
Menerbitkan
Surat
Perintah
Membayar
(SPM)
berdasarkan rekomendasi dari TAMK dan TFL; 5.
Fasilitasi
kepada
BKM
mengenai
kelengkapan
dokumen pendukung untuk syarat pencairan dana; 6.
Dibantu oleh TAMK dan TFL, melakukan pemeriksaan kepada BKM/LKM dan KSM mengenai kemajuan fisik dan keuangan;
7.
Melakukan amandemen/addendum dokumen kontrak (SP3) sebelum termin 3;
8.
Membuat dan menyampaikan Laporan Manajemen Keuangan
(LMK)
dan Laporan Manajemen Proyek
(LMP) termasuk dokumentasi foto kepada DPIU 20
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB berdasarkan SP2D dan kemajuan fisik di lapangan; 9.
Menyampaikan dokumen SP2D dan kelengkapannya kepada DPIU;
10. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI); 11. Melakukan
update
progres
keuangan
dan
fisik
melalui website e-Monitoring Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada saat terjadi transaksi keuangan dan setiap bulan; 12. Melakukan pembinaan kepada BKM/LKM, dan KSM; 13. Melakukan kelengkapan
pemeriksaan serah
terima
dokumen
untuk
hasil penyelesaian
pekerjaan fisik; 14. Mengambil tindakan terhadap BKM/LKM yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam dokumen kontrak (SP3); 15. Melaksanakan tindak lanjut terhadap rekomendasi auditor.
2.6. ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT KELURAHAN Pemerintah kelurahan, dalam hal ini Lurah, mempunyai peranan yang sangat penting sekali di suatu wilayah khususnya bagi masyarakat Kelurahan. Kelurahan sebagai organisasi pemerintahan yang paling dekat dan berhubungan langsung dengan masyarakat. Lurah
merupakan
subjek yang harus mendorong partisipasi KETENTUAN PELAKSANAAN
21
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB masyarakat dalam pembangunan melalui tuntutan dan anjuran kepada masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan. Tugas Lurah antara lain untuk: 1.
Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas di wilayah kerjanya;
2.
Memfasilitasi sosialisasi awal kesiapan masyarakat dan Rembug Kelurahan Tahap I;
3.
Turut mensosialisasikan penerapan prinsip-prinsip pelaksanaan Sanimas ;
4.
Mengesahkan usulan pembentukan KSM dan KPP hasil dari rembug warga;
5.
Memfasilitasi
penyusunan
rencana
aksi
perbaikan
sanitasi/Comunity Sanitation Improvement Action Plan (CSIAP); 6.
Melaksanakan monitoring pelaksanaan kegiatan program Sanimas ;
7.
Mengetahui serah terima sarana sanitasi terbangun dari DPIU kepada masyarakat (KPP);
8.
Memfasilitasi
Pokjasan
Kelurahan
dalam
melaksanakan
tugasnya. 2.6.1. Kelompok Kerja Sanitasi (Pokjasan) Kelurahan PokjaSan Kelurahan dibentuk berdasarkan kesepakatan dalam Rembug Kelurahan tahap I.
PokjaSan Kelurahan
merupakan wadah koordinasi yang bersifat non struktural bagi pembangunan dan pengelolaan sanitasi di tingkat 22
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB kelurahan dan bertanggung jawab
kepada masyarakat
melalui rembug kelurahan. PokjaSan terdiri dari wakil kelurahan, posyandu, PKK, organisasi kemasyarakatan lainnya, dan masyarakat calon penerima manfaat. Jumlah anggota Pokjasan minimal sebanyak 5 orang, ketua Pokjasan dipilih oleh anggota secara musyawarah, dan dituangkan dalam berita acara. Tugas pokok Pokjasan kelurahan adalah mengkoordinasikan dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dalam perwujudan pengelolaan sanitasi di tingkat kelurahan. Pokjasan kelurahan bertugas antara lain: 1.
Bekerjasama dengan BKM/LKM dan Kader Masyarakat menyusun rencana aksi perbaikan sanitasi di tingkat kelurahan (Community Sanitation Improvement Action Plan/CSIAP).
2.
Bekerjasama dengan BKM/LKM, Kader Masyarakat dan KSM menyusun dokumen perencanaan.
2.7. ORGANISASI PENGELOLA TINGKAT MASYARAKAT Masyarakat
merupakan
pelaku
utama
dalam
pelaksanaan
program di tingkat kelurahan, sehingga keberhasilan program ini akan sangat tergantung pada peran aktif setiap
tahapan
kegiatan
mulai
dari
masyarakat dalam proses penyiapan
masyarakat, sosialiasasi, perencanaan, pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaannya. KETENTUAN PELAKSANAAN
23
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Pengelolaan program Sanimas di tingkat kelurahan dilaksanakan melalui organisasi/lembaga masyarakat dan kelompok swadaya masyarakat dengan didampingi oleh tim fasilitator. 2.7.1. Badan
Keswadayaan
Keswadayaan Sesuai
Masyarakat/Lembaga
Masyarakat BKM/LKM
dengan
prinsip
keterpaduan
pelaksanaan kegiatan Sanimas lembaga
masyarakat
berperan
aktif
yang
dalam
akan sudah
pelaksanaan
program,
maka
menggunakan ada dan
telah
program
PNPM
Mandiri Perkotaan, yaitu BKM/ LKM yang ada di lokasi kelurahan sasaran. BKM/LKM adalah penanggung jawab pelaksanaan program Sanimas di tingkat masyarakat. BKM/LKM dapat memfasilitasi pembentukan lebih dari satu KSM sesuai dengan dana bantuan yang diterima. Secara rinci tugas BKM/LKM dalam Program Sanimas adalah: 1.
Melakukan
penyebarluasan
program Sanimas
informasi
mengenai
secara terus menerus di tingkat
masyarakat; 2.
Mengidentifikasi permasalahan sarana penyehatan lingkungan permukiman di tingkat kelurahan;
3.
Menyelenggarakan rembug warga;
4.
Menjamin
dan
perempuan,
memfasilitasi
keterlibatan
kaum
kelompok rentan/marjinal dan penduduk
miskin dalam setiap tahapan kegiatan; 5. 24
Menyusun rencana aksi perbaikan sanitasi (Community
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Sanitation Improvement Action Plan) bersama-sama dengan PokjaSan kelurahan; 6.
Memfasilitasi pembentukan KSM dan KPP;
7.
Bersama KSM menyusun dan mengajukan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM);
8.
Mengajukan RKM kepada DPIU untuk diverifikasi;
9.
Bersama
KSM
membuka
rekening
atas
nama
BKM/LKM dengan tanda tangan 2(dua) orang dari BKM/LKM dan 1(satu) orang dari KSM; 10. Menjamin dan memfasilitasi terlaksananya transparansi kegiatan; 11. Menandatangani kontrak kerja (SP3) dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Sanitasi; 12. Melakukan pengajuan pencairan dana bantuan kepada PPK Kegiatan Sanitasi; 13. Membuat
Buku
bukti-bukti
Kas
Umum
disertai
dengan
pengeluaran berdasarkan laporan yang
dibuat oleh KSM; 14. Menyusun laporan keuangan berdasarkan laporan penggunaan dana yang dibuat oleh KSM; 15. Memonitor pelaksanaan kegiatan fisik; 16. Mengelola
pengaduan
masyarakat
dengan
menugaskan salah satu anggota BKM/LKM; 17. Mendampingi rembug
KSM
warga
dalam
menyelenggarakan
untuk menyampaikan
laporan
KETENTUAN PELAKSANAAN
25
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB kemajuan pelaksanaan kegiatan; 18. Mempublikasikan laporan bulanan kemajuan kegiatan melalui papan informasi yang dapat diakses oleh semua pihak; 19. Menyusun
laporan
akhir/pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan dengan dibantu KSM; 20. Bersama RT/RW
KSM Tahap
menyelenggarakan IV
rembug
warga
untuk menyampaikan laporan
akhir/pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan, dan penggunaan dana bantuan; 21. Menyediakan data dan dokumen pendukung untuk memenuhi proses audit kegiatan Sanimas oleh auditor serta evaluasi oleh Executing Agency dan IDB; 22. Mendokumentasikan keseluruhan dokumen kegiatan Sanimas untuk kebutuhan auditor dan arsip. 2.7.2. Kader Masyarakat Kader Masyarakat adalah kader yang sudah ada di masing-masing lokasi kelurahan sasaran
yang
terpilih,
merupakan warga setempat yang memiliki kemampuan mengajak dan mendorong masyarakat setempat untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan program Sanimas. Tugas dan fungsi Kader Masyarakat dalam program Sanimas adalah: 1.
Sebagai mitra TFL, BKM/LKM, PokjaSan Kelurahan dan KSM dalam pendampingan masyarakat pada setiap
26
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB tahapan kegiatan Sanimas . 2.
Sebagai tenaga pendampingan KPP pada tahap paska konstruksi.
3.
Sebagai penggerak dan narasumber yang terkait dengan kondisi kelurahan dan bertindak sebagai mediator, pengarah, sekaligus menjadi motivator bagi masyarakat untuk
melaksanakan
program
Sanimas
agar
pelaksanaan program di tingkat kelurahan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. 2.7.3. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) BKM/LKM memfasilitasi pembentukan KSM melalui Rembug Warga di tingkat RT/RW Tahap II dengan bentuk dan susunan
struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dengan minimal 30% keanggotaannya adalah kaum perempuan. Kepengurusan KSM tidak boleh dirangkap oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dan BKM/LKM serta pengurus KSM yang terbentuk tidak boleh mencalonkan sebagai anggota legislatif. Tugas KSM antara lain : 1.
Menyusun
Rencana
Kerja
Masyarakat
(RKM)
pembangunan sarana/prasarana sanitasi, DED, RAB difasilitasi oleh TFL. 2.
Melaksanakan kegiatan fisik/konstruksi di lapangan.
3.
Menyelenggarakan menyampaikan
rembug
warga
untuk
laporan kemajuan pelaksanaan KETENTUAN PELAKSANAAN
27
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB kegiatan. 4.
Menyusun
rencana
pendanaan
operasi
dan
pemeliharaan sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai. Pembiayaan operasi dan pemeliharaan dapat diperoleh melalui swadaya maupun melalui sumber pendanaan APBD. 5.
Menyusun rencana penggunaan dana (RPD) yang akan diajukan kepada BKM/LKM.
6.
Melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik dan
keuangan pembangunan sarana sanitasi setiap
minggu kepada BKM/LKM, dilengkapi dengan bukti dokumen yang diperlukan. 7.
Melakukan kelurahan,
koordinasi BKM/LKM,
dengan
PokjaSan
Kader Masyarakat dan Tenaga
Fasilitator Lapangan selama pelaksanaan konstruksi; 2.7.4. Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) Secara KPP
inti
kepengurusan
maupun
keanggotaannya
diutamakan berasal dari KSM yang telah
melaksanakan pembangunan sarana sanitasi dan penerima manfaat. Hal ini dimungkinkan karena merekalah (KSM) yang
telah
merencanakan
dan
membangun
sarana
tersebut. Dengan demikian mereka bersama masyarakat akan semakin bertanggung jawab pada upaya menjaga dan merawat sarana tersebut. Pembentukan KPP dilakukan dalam kegiatan Rembug Warga Tingkat RT/RW Tahap III. 28
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Untuk memformulasikan hal ini, maka dalam AD/ART KPP sudah harus dimunculkan pasal tentang Operasi dan Pemeliharaan. Ketua
KPP
Fasilitator
tidak
boleh
Lapangan
dirangkap
oleh
Tenaga
(TFL), Koordinator BKM/LKM dan
Ketua KSM. Pengurus KPP yang terbentuk tidak boleh mencalonkan sebagai anggota legislatif. Tugas dan fungsi KPP adalah : 1.
Mengumpulkan
iuran,
membuat
perencanaan
belanja, membukukan dan melaporkan secara rutin; 2.
Mengoperasikan dan memelihara sarana fisik sanitasi berbasis masyarakat;
3.
Mengontrol semua saluran perpipaan secara rutin;
4.
Mengembangkan mutu pelayanan & jumlah sarana pengguna;
5.
Melakukan kampanye tentang kesehatan rumah tangga dan lingkungan.
2.8. KONSULTAN MANAJEMEN Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan Program Sanimas didukung oleh konsultan yang memberi pendampingan teknis dan kendali mutu yang ditempatkan di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/kota dan Kelurahan. Tugas konsultan manajemen di tingkat pusat dan daerah adalah sebagai berikut:
KETENTUAN PELAKSANAAN
29
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 2.8.1. Konsultan Tingkat Pusat Konsultan tingkat pusat bertugas untuk memberikan dukungan manajemen dan teknis kepada CPMU
dalam
menyelenggarakan program Sanimas agar pelaksanaan program dapat
sesuai
pendekatan,
kriteria
pelaksanaan
program.
dengan dan
prinsip-prinsip,
indikator keberhasilan
Konsultan
Tingkat
Pusat
bertanggung jawab dan melaporkan seluruh kegiatannya kepada CPMU. Tugas Konsultan Tingkat Pusat antara lain: 1.
Memberikan dukungan teknis dan manajemen kepada CPMU dalam penyelenggaraan Program Sanimas di tingkat pusat;
2.
Membantu kapasitas
CPMU dalam pelaksanaan bagi
peningkatan
staff CPMU, PPIU, DPIU, Konsultan
Regional dan Tenaga Fasilitator Lapangan; 3.
Melakukan pengendalian pelaksanaan program Sanimas tingkat nasional;
4.
Memberikan saran penanganan pengaduan, serta alternatif tindak lanjut penanganannya kepada CPMU;
5.
Melakukan
evaluasi
program
yang
mencakup
pencapaian tujuan dan sasaran program; 6.
Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan CPMU, PPIU dan DPIU;
7. 30
Menyusun
laporan rencana
KETENTUAN PELAKSANAAN
kegiatan,
laporan
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB kemajuan
fisik
dan keuangan, laporan mingguan
dan laporan bulanan sesuai dengan format- format yang telah
ditetapkan,
serta
menyusun laporan
triwulan, dan laporan lainnya yang disepakati dalam kontrak; 8.
Menyusun dan melaporkan keuangan
kemajuan
fisik
dan
pelaksanaan program kepada CPMU dan
Satker di tingkat Pusat. 2.8.2. Konsultan Regional Konsultan Regional berkedudukan di ibu kota provinsi yang ditentukan CPMU, bertugas mendukung PPIU dan DPIU dalam penyelenggaraan program dan selalu berkoordinasi dengan
konsultan tingkat pusat.
Konsultan
Regional
bertanggung jawab dan melaporkan seluruh kegiatannya kepada CPMU melalui Satker Pusat, PPIU, DPIU dan Konsultan Tingkat Pusat. Pada tahap persiapan, Konsultan Regional berkewajiban menyiapkan
pelaksanaan
sosialisasi,
diseminasi
dan
pelatihan di tingkat provinsi dan Kabupaten/kota. Pada tahap pelaksanaan, Konsultan Regional bertanggung jawab untuk melakukan pendampingan, supervisi dan monitoring serta memberikan dukungan teknis dan manajemen dalam penyelenggaraan
program
di
tingkat
provinsi
dan
Kabupaten/kota. Secara rinci tugas dan tanggung jawab Konsultan Regional KETENTUAN PELAKSANAAN
31
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB adalah: 1.
Membantu Pokja Sanitasi Provinsi dan PPIU dalam mensosialisasikan program Sanimas kepada stakeholder Kabupaten/kota;
2.
Membantu
Satker
Provinsi
dan
PPIU
dalam
pengelolaan manajemen proyek mencakup progres fisik dan keuangan, serta penyaluran dana; 3.
Melakukan pendampingan kepada PPIU dan DPIU dalam penyelenggaraan sosialisasi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota;
4.
Menjamin penerapan prosedur pelaksanaan Sanimas sesuai dengan pedoman dan petunjuk teknis yang berlaku;
5.
Menjamin penerapan Quality Assurance pada setiap tahapan pelaksanaan program;
6.
Menjamin
penyebarluasan
informasi
program
melalui media informasi dan komunikasi; 7.
Memberikan saran penanganan pengaduan, serta tindak lanjut dan melaporkan hasilnya kepada PPIU dan DPIU;
8.
Melakukan
koordinasi
dan
komunikasi
dengan
KONSULTAN TINGKAT PUSAT, PPIU, DPIU, Satker Pusat, Satker Provinsi dan Satker Kabupaten/kota dalam penyelenggaraan program; 9.
Melakukan
dokumentasi
pelaksanaan 32
KETENTUAN PELAKSANAAN
pada
setiap
tahapan
(sosialisasi, persiapan, perencanaan,
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB pelaksanaan fisik dan pemeliharaan); 10. Menyusun
laporan
bulanan,
laporan
rencana
interim
kegiatan,
laporan
dan laporan akhir serta
melaporkannya kepada DPIU, PPIU dan CPMU. Dalam pelaksanaannya, pendampingan Konsultan Regional di tingkat Kabupaten/kota dilakukan oleh Tenaga Ahli Manajemen
Kabupaten/kota
mendukung
dan
building bagi
(TAMK)
memfasilitasi
yang
bertugas
pelaksanaan
capacity
para pelaksanaan program di tingkat
kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan. Tugas dan tanggung jawab TAMK antara lain: 1.
Membantu
DPIU
dalam
perencanaan
kegiatan
Sanimas di tingkat kabupaten/kota; 2.
Membantu Kelurahan
penyiapan dan
pelaksanaan
Rembug
penyiapan penerapan prosedur dan
pedoman baik teknis maupun non teknis seperti pemberdayaan masyarakat, sosial, lingkungan, teknis pelaksanaan prasarana; 3.
Memberikan dukungan upaya penyadaran sanitasi dan promosi perubahan perilaku masyarakat.
4.
Memberikan
dukungan
teknis
dalam
proses
perencanaan kegiatan di tingkat kelurahan; 5.
Membantu
Satker
Kabupaten/kota
dalam
hal
memverifikasi CSIAP dan RKM yang disusun oleh BKM/LKM; KETENTUAN PELAKSANAAN
33
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 6.
Mendukung
Tenaga
tingkat pusat
dan
Ahli
Pelatihan
konsultan
konsultan regional
dalam
penyiapan kebutuhan pelatihan dan pemantauan hasil pelatihan; 7.
Melakukan pendampingan, supervisi dan monitoring pelaksanaan tahapan kegiatan;
8.
Memberikan saran penanganan pengaduan, serta alternatif tindak lanjut penanganannya kepada DPIU dan BKM/LKM;
9.
Melakukan evaluasi pelaksanaan program Sanimas di wilayah kerjanya;
10. Melakukan evaluasi kinerja TFL setiap tiga bulan dan hasilnya disampaikan kepada konsultan regional, DPIU dan Satker PSPLP Provinsi; 11. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Satker PIP Kabupaten/kota, DPIU, konsultan regional dan TFL; 12. Mengumpulkan data pencairan dana/rekapitulasi SPM dan SP2D di lingkup wilayah kerjanya dan disampaikan kepada konsultan regional; 13. Menjamin spesifikasi teknis sarana Sanitasi
yang
direncanakan oleh BKM/LKM sesuai dengan Petunjuk Teknis yang ditetapkan; 14. Memfasilitasi
penyusunan
rencana
operasi
dan
pemeliharaan; 15. Melaksanakan verifikasi perencanaan dan verifikasi 34
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB dokumen pencairan; 16. Menyusun
laporan
rencana
kegiatan,
laporan
kemajuan fisik dan keuangan, laporan mingguan dan laporan bulanan sesuai dengan format-format yang telah ditetapkan, serta menyusun laporan triwulan, dan
laporan
lainnya
untuk disampaikan kepada
konsultan regional. 2.8.3. Konsultan Provinsi CPMU atas persetujuan pemberi pinjaman (IDB) dapat membentuk konsultan tingkat provinsi. Konsultan Tingkat Provinsi berkedudukan di provinsi masing-masing penerima program Sanimas. 2.8.4. TENAGA FASILITATOR LAPANGAN (TFL) Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) merupakan pelaku utama pendamping pelaksanaan program secara langsung di tingkat masyarakat. Dalam melaksanakan tugas, TFL akan bekerja secara tim. Setiap tim Fasilitator terdiri dari 3 (tiga) orang
yang
terdiri
dari
1
(satu)
orang
fasilitator
pemberdayaan sanitasi, 1(satu) orang fasilitator teknik dan 1 (satu) orang fasilitator manajemen untuk menangani 3 (tiga) lokasi, atau disesuaikan dengan jumlah lokasi sasaran dengan mempertimbangkan aksesibilitas
pendampingan
dan kondisi lapangan. Fasilitator tidak boleh merangkap pekerjaan ditempat lain dan juga tidak boleh merangkap sebagai BKM/LKM, KSM dan KETENTUAN PELAKSANAAN
35
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB KPP, serta tidak boleh mencalonkan sebagai anggota legislatif atau sebagai partisipan calon legislatif. Ketentuan tentang persyaratan perekrutan fasilitator setiap tahun anggaran ditentukan oleh Satker penyelenggara atas arahan CPMU. Secara umum tugas dari Tim Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) adalah sebagai berikut: 1.
Berkoordinasi dengan DPIU dan PokjaSan untuk melakukan terhadap
promosi
sanitasi
pentingnya
kepada
sanitasi,
masyarakat
serta
mengajak
masyarakat untuk berperan aktif dalam setiap tahapan kegiatan; 2.
Memfasilitasi
dan
penyusunan
CSIAP
membantu
BKM/LKM
dalam
dan membantu KSM dalam
menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM); 3.
Menjamin
bahwa
termasuk
kelompok
penerima
perempuan, kelompok
manfaat
rentan
dan
penduduk miskin sudah dilibatkan pada saat proses persiapan, perencanaan dan pelaksanaan konstruksi; 4.
Melakukan dokumentasi seluruh pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat.
5.
Mendampingi BKM dan KSM dalam proses audit oleh auditor, evaluasi oleh Executing Agency dan IDB;
6.
Menyusun laporan bulanan kegiatan TFL sesuai dengan format
36
KETENTUAN PELAKSANAAN
yang
telah ditetapkan dan
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB disampaikan kepada Satker PSPLP Provinsi, konsultan regional/TAMK, dan DPIU; 7.
Mendampingi BKM/LKM dan KSM dalam melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengelola kegiatan di tingkat Kecamatan dan kelurahan pada setiap tahapan kegiatan;
Sedangkan tugas Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) secara khusus terbagi sesuai uraian sebagai berikut: a.
Fasilitator Pemberdayaan Sanitasi Tugas fasilitator pemberdayaan sanitasi adalah : 1. Membantu KSM dalam menggali sumber-sumber pembiayaan dari swadaya masyarakat termasuk ketersediaan lahan dari masyarakat; 2. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengelola kegiatan di tingkat kecamatan dan kelurahan pada setiap tahapan kegiatan; 3. Memastikan
bahwa
kegiatan
promosi
sanitasi
terlaksana di setiap tahapan kegiatan Sanimas b. Fasilitator Teknik Tugas fasilitator teknik adalah : 1. Mendampingi KSM dalam melaksanakan kegiatan konstruksi/fisik; 2. Mendampingi
BKM/LKM
dan
KSM
dalam
penyusunan pelaporan progres kegiatan fisik; 3. Membantu tim pengadaan barang dan jasa dalam KETENTUAN PELAKSANAAN
37
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB melakukan survey harga bahan bangunan dan ketersediaan potensi bahan bangunan lokal; c.
Fasilitator Manajemen Tugas Fasilitator Manajemen adalah : 1. Mendampingi KSM dalam pengelolaan dana bantuan; 2. Mendampingi
PPK
Kegiatan
Sanitasi
dalam
dalam
hal
proses pengajuan pencairan dana; 3. Melakukan
pendampingan
kelembagaan dan manajemen kegiatan;
38
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
Gambar 2.1. Organisasi Pelaksana Sanimas
KETENTUAN PELAKSANAAN
39
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
2.9. PENDANAAN 2.9.1. Sumber Dana Sanimas IDB Sumber dana program Sanimas berasal dari : Dana pinjaman dari IDB (Islamic Development Bank) sebagai pinjaman Pusat, yang akan digunakan untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi (dana bantuan), biaya konsultan dan workshop; Dana APBN (Rupiah) yang akan digunakan untuk biaya gaji TFL, sosialisasi, pelatihan, monitoring dan supervisi; Dana APBD yang akan digunakan untuk dana operasional untuk mendukung pelaksanaan program; o
Dana APBD provinsi dialokasikan paling sedikit 1% dari total dana bantuan per provinsi diperuntukan kegiatan tingkat provinsi untuk : 1. Sosialisasi program tingkat provinsi, 2. Rapat koordinasi tingkat provinsi, 3. Biaya operasional PPIU, 4. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program, 5. Penyusunan pelaporan.
o
Dana APBD Kabupaten/kota dialokasikan paling sedikit
5%
dari
total
dana
bantuan
kabupaten/kota diperuntukan kegiatan tingkat kabupaten/kota 40
KETENTUAN PELAKSANAAN
sampai
dengan
kelurahan
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB meliputi: 1. Sosialisasi
program tingkat kabupaten/kota
sampai tingkat kelurahan 2. Rapat koordinasi tingkat kabupaten/kota 3. Peningkatan kapasitas warga dalam tahap perencanan
program
di tingkat masyarakat
dan biaya operasional penyusunan dokumen RKM 4. Biaya operasional DPIU 5. Biaya operasional satker PIP kabupaten/kota 6. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program 7. Penyusunan pelaporan Dana swadaya masyarakat. Dana swadaya masyarakat berasal dari calon pemanfaat
dan
non
pemanfaat yang dapat di
pergunakan dalam setiap tahapan kegiatan Sanimas 2.9.2 Dana Lainnya Program sanimas membuka peluang untuk pendanaan yang bersumber dari dana lainnya untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan sarana prasarana sanimas IDB. misalnya : Dana CSR, Dana Desa, APBD, DAK Sub Bidang Sanitasi dan Swasta. 2.9.3 Penyaluran Dana Bantuan Dana Bantuan disalurkan melalui rekening khusus pada KETENTUAN PELAKSANAAN
41
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB BKM/LKM. 2.9.4 Penggunaan Dana Bantuan Dana bantuan digunakan untuk pembangunan baru infrastruktur sanitasi dengan opsi pilihan sarana sebagai berikut : 1. Pembangunan IPAL Komunal dengan sistem perpipaan 2. Kombinasi IPAL Komunal dengan sistem perpipaan dan MCK. 3. Pengembangan jaringan dan Sambungan Rumah pada lokasi Sanimas IDB sebelumnya. Kriteria pemilihan teknologi akan dijelaskan dalam Petunjuk Teknis Pembangunan Infrastruktur Sanimas Besaran alokasi dana bantuan yang disediakan untuk pembangunan prasarana- sarana sanitasi bagi setiap 1
(satu)
lokasi
sasaran
maksimal sebesar
Rp.425.000.000 (empat ratus dua puluh lima juta rupiah) termasuk maksimal 10% untuk komponen penunjang berupa penyediaan air bersih, drainase dan sarana persampahan. Rincian penggunaan dana bantuan adalah : a) minimal 60% untuk biaya konstruksi. b) maksimal 35% untuk biaya upah, c) maksimal 5% hanya operasional pelaksanaan fisik sedang berlangsung sampai dengan masa tes komisioning dan asuransi pekerja.
42
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 2.9.4. Mekanisme Pencairan Dana Bantuan Pencairan dana bantuan kegiatan sanitasi menggunakan mekanisme Rekening Khusus
Bank
Indonesia
(RKBI),
dan dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: 1.
Dana
kegiatan
kabupaten/kota
untuk
masing-masing
disalurkan
melalui dokumen
anggaran/DIPA Satker PIP Kabupaten/Kota. 2.
Penerima
dana
bantuan
adalah
masyarakat
kelurahan dan disalurkan melalui rekening khusus BKM/LKM. 3.
Secara khusus koordinator BKM/LKM diwajibkan membuka
rekening
dana bantuan pemerintah
program Sanimas di Bank Umum terdekat atas nama BKM/LKM dan memberitahukan nomor rekeningnya kepada PPK Sanitasi Kabupaten/kota. 4.
Apabila dalam satu kelurahan mendapat dana bantuan
lebih
koordinator
dari
1
BKM/LKM
sistem
komunal,maka
diwajibkan
membuka
rekening sesuai dengan jumlah sistem komunal tersebut (lebih dari satu rekening) 5.
Kontrak kerja ditandatangani oleh PPK Sanitasi Kabupaten/kota dengan BKM/LKM
6.
Penyaluran dana kepada masyarakat dilakukan dalam 3 Tahap, yaitu: Tahap I sebesar 40 % dari total dana bantuan setelah CSIAP dan RKM disetujui, Tahap II sebesar 30% dari total dana bantuan pada KETENTUAN PELAKSANAAN
43
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB saat pekerjaan fisik mencapai minimal 30%, dan tahap III sebesar 30% dari total dana bantuan pada saat pekerjaan fisik mencapai minimal 60% dan pekerjaan minimal untuk
pemasangan 50%
dari
pembayaran
SR
rencana.
sudah
terpasang
Pencairan
dana
kegiatan Sanimas dilakukan
dengan tata cara Rekening Khusus, dimana KPPN menerima Surat Perintah Membayar (SPM) dari Kuasa Pengguna Anggaran. 7.
Satker/PPK
Sanitasi
Kabupaten/kota
dapat
melakukan penangguhan terhadap pencairan dana bantuan Tahap II dan Tahap III, jika terjadi penyimpangan didalam pelaksanaan kegiatan di lapangan
dan/atau
penyimpangan
didalam
penggunaan dana yang dinyatakan dalam berita acara hasil rembug warga, maka Kasatker bersama tim yang terdiri dari TFL, BKM, TAMK, dan PPK sanitasi segera melakukan investigasi permasalahan dan menyusun rencana tindak lanjut. 2.9.5. Ketentuan Pengembalian Dana Bantuan a.
Apabila di dalam pelaksanaan kegiatan program Sanimas terjadi atau ditemui penyelewengan dan penyalahgunaan dana oleh pelaku kegiatan atau dari pihak manapun, maka yang bersangkutan wajib mengembalikan dana bantuan tersebut kepada
44
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB masyarakat
setempat
untuk
digunakan
sesuai
dengan pedoman kegiatan program yang telah ditetapkan. b. Untuk lokasi yang batal atau mundur, maka dana bantuan
yang
sudah
dicairkan
diharuskan
dikembalikan ke Kas Negara atau dialihkan ke lokasi lain yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. 2.9.6. Kelebihan Dana Bantuan Apabila terdapat efisiensi kegiatan di lapangan sehingga menyebabkan terjadinya sisa dana bantuan, maka : -
BKM atas usulan KSM mengajukan addendum pekerjaan kepada PPK untuk optimalisasi atau pengembangan jaringan sambungan rumah.
-
Dikembalikan ke Kas Negara
Kedua opsi diatas dipilih dan diputuskan melalui rembug warga.
KETENTUAN PELAKSANAAN
45
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
Gambar 2.2 Mekanisme Pencairan Dana Bantuan Sanimas
46
KETENTUAN PELAKSANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
2.10. PENGARUSTAMAAN GENDER Dalam pelaksanaan Sanimas, pendekatan kesetaraan dan keadilan gender dimana terdapat kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan
dalam setiap
tahap kegiatan dan dalam
pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan. Beberapa strategi untuk mencapai kesetaraan gender sebagai berikut : 1.
Sinkronisasi kegiatan Sanimas dengan kegiatan kelompok perempuan
2.
Pelaksanaan rembug warga disesuaikan dengan waktu luang kaum perempuan
3.
Penyebutan nama kaum perempuan di undangan rembug
4.
Pelaksanaan kampanye atau promosi sanitasi secara rutin oleh BKM
5.
Sarana IPAL Komunal dengan sistem perpipaan dan kombinasi MCK dengan perpipaan memenuhi kebutuhan kaum perempuan dan kelompok rentan/marjinal
6.
Kepengurusan KSM dan KPP minimal 30% kaum perempuan
KETENTUAN PELAKSANAAN
47
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
BAB III TAHAPAN PENYIAPAN WARGA 3.1.
PROMOSI SANITASI Upaya menyebarluaskan informasi tentang suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
3.2.
SOSIALISASI AWAL TINGKAT KELURAHAN Sosialisasi adalah upaya memperkenalkan atau menyebarluaskan informasi mengenai program Sanimas kepada masyarakat sebagai penerima program dan pelaksana kegiatan, serta kepada para pelaku
dan
institusi
atau
lembaga masyarakat pendukung
program di tingkat kelurahan. Sosialisasi harus dilakukan melalui serangkaian kegiatan-kegiatan rembug/rapat atau pertemuan-pertemuan, baik pertemuan kelompok, keagamaan, arisan, maupun pertemuan-pertemuan lain yang ada di kelurahan, serta melalui penempelan poster-poster di lokasi kelurahan terpilih. Kegiatan ini juga menjadi sarana pendekatan TFL dengan masyarakat serta kesempatan bagi TFL untuk melakukan orientasi lapangan. Kegiatan sosialisasi di tingkat kelurahan dipersiapkan dan dilaksanakan oleh Lurah, BKM/LKM dan TFL. TAHAPAN PENYIAPAN WARGA
49
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Tujuan Sosialisasi Melalui kegiatan sosialisasi yang intensif diharapkan dapat mendorong partisipasi masyarakat
dalam pelaksanakan
sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan
tahapan di
program,
kelurahan
tidak
hanya ditetapkan oleh aparat pemerintah kelurahan atau tokohtokoh
masyarakat,
namun
melibatkan representasi
masyarakat/laki-laki dan perempuan. Pada kegiatan sosialisasi di tingkat kelurahan ini sekaligus dilaksanakan juga penandatanganan Surat Pernyataan Kesiapan Masyarakat sebagai bentuk komitmen masyarakat untuk melaksanakan tahapan program sesuai dengan ketentuan/pedoman dan prinsip - prinsip ditetapkan. Narasumber
dalam
pelaksanaan
kegiatan
yang
sosialisasi tingkat
kelurahan adalah TFL, pihak Kecamatan, dan DPIU. Peserta Sosialisasi Kelurahan 1. Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan wakil Kelompok/Organisasi Masyarakat, wakil yang merepresentasikan persebaran wilayah di kelurahan. 2. Aparat Pemerintahan Kelurahan, para ketua RT/RW setempat, dan Aparat Pemerintah Kecamatan. 3. Peserta yang hadir pada Sosialisasi Kelurahan minimal 30% perempuan. 4. Peserta
sosialisasi
bertanggung
jawab
untuk
menyebarluaskan informasi dilingkungan masing-masing. 5. Peserta sosialisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan pemilihan 50
wakil yang akan hadir dalam rembug-rembug
TAHAPAN PENYIAPAN WARGA
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB berikutnya. Format-format untuk pelaksanaan sosialisasi dapat dilihat pada Lampiran Pedoman Sanimas Format 1.1 - 1.4 Setelah sosialisasi dilaksanakan, BKM/LKM dengan dibantu Kader Masyarakat, Lurah dan TFL mempersiapkan Rembug Kelurahan Tahap I dengan menyebarkan undangan kepada
para
Aparat
Kelurahan, pengurus
RT/RW
setempat, Tokoh Masyarakat, Aparat Kecamatan, dan DPIU.
3.3.
REMBUG KELURAHAN TAHAP I Rembug Kelurahan Tahap I
dipersiapkan dan dilaksanakan oleh
BKM/LKM dengan didampingi oleh Kader Masyarakat,
Lurah dan
TFL. Narasumber dalam kegiatan ini adalah TFL, pihak Kecamatan dan DPIU. Tujuan Rembug Kelurahan Tahap I: Rembug Kelurahan Tahap I bertujuan : 1. Memahami prinsip-prinsip dan mekanisme penyelenggaraan program; 2. Menyamakan persepsi/pandangan dalam pelaksanaan program; 3. Menyepakati kesiapan dalam menerima program. Materi yang akan disampaikan pada Rembug Kelurahan Tahap I adalah: 1. Prinsip-prinsip, pendekatan dan mekanisme program; 2. Surat Pernyataan Kesiapan Masyarakat; 3. Tugas, fungsi dan ketentuan dasar Pokjasan kelurahan (masa tugas, wewenang dll); TAHAPAN PENYIAPAN WARGA
51
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 4. Mekanisme seleksi kampung dengan metode S e l o t i f (Seleksi Lokasi Partisipatif) Peserta Rembug Kelurahan Tahap I: 1. Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan wakil Kelompok/Organisasi Masyarakat, wakil yang merepresentasikan persebaran wilayah di kelurahan. 2. Aparat Pemerintahan Kelurahan, para ketua RT/RW (atau sebutan lainnya)setempat, dan Aparat Pemerintah Kecamatan. 3. Peserta yang hadir pada Rembug Kelurahan Tahap I minimal 30% wakil perempuan. Persiapan pelaksanaan Rembug Kelurahan Tahap I: 1. BKM/LKM
dibantu
Kader
memfasilitasi kesepakatan
Masyarakat antara
(KM)
Aparat
dan
TFL
Pemerintahan
Kelurahan dan Pengurus RT/RW mengenai waktu dan tempat Rembug Kelurahan Tahap I; 2. BKM/LKM dibantu Kader Masyarakat (KM) dan TFL menyebarkan undangan kepada
Para
Pengurus
RT/RW, dengan langsung
menuliskan dalam undangan nama yang bersangkutan. BKM/LKM disarankan
mengajak
perwakilan
masyarakat,
dengan
mengutamakan kaum perempuan dan kelompok masyarakat miskin (Format 1.5 Lampiran); 3. BKM/LKM dibantu Kader
Masyarakat
mengundang
Aparat Pemerintahan
Pemerintahan
Kecamatan,
TAHAPAN PENYIAPAN WARGA
Kelurahan,
dan
TFL Aparat
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama
dan Kelompok/Organisasi Masyarakat; 52
(KM)
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 4. BKM/LKM
dibantu Kader
mengundang
Masyarakat
(KM)
dan
TFL
DPIU, Satker Kabupaten/Kota dan TAMK untuk
bertindak sebagai narasumber dan sebagai wakil Pemerintah dalam penandatanganan Surat Pernyataan Kesiapan Masyarakat; 5. BKM/LKM membantu
dibantu
Kader
Masyarakat
(KM)
dan
TFL
Aparat Pemerintahan Kelurahan dalam menyiapkan
tempat pertemuan, peralatan dan materi yang diperlukan; 6. BKM/LKM menyiapkan
dibantu
Kader
Daftar Hadir,
pendokumentasian kegiatan
Masyarakat membuat Sosialisasi
(KM)
dan
Notulensi
TFL serta
dan Surat Pernyataan
Kesiapan Masyarakat.
TAHAPAN PENYIAPAN WARGA
53
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB (Format 1.7 – 1.9 Lampiran); BOX 2.1 CEKLIS PERSIAPAN REMBUG KELURAHAN TAHAP I Menyiapkan
undangan
pelaksanaan pertemuan.
Isi
minimal
satu
minggu
undangan
menyebutkan
sebelum waktu, tempat
dan tujuan pertemuan secara jelas. Undangan ditandatangani oleh pihak penyelenggara. Konfirmasi Pemberitahuan Kehadiran Peserta (minimal 2 hari sebelum pelaksanaan). Tempat dan peralatan telah tersedia dan cukup memadai. Konsumsi sesuai perkiraan jumlah peserta Materi
dan
Bahan
yang
akan
dibagikan
telah
tersedia
sesuai
perkiraan jumlah peserta. Adakan pertemuan dengan penyelenggara dan penyaji lainnya untuk membicarakan rincian pelaksanaan pertemuan dan peran masingmasing. Daftar Hadir dan alat pendokumentasian (kamera atau video) Jadwal Acara
54
TAHAPAN PENYIAPAN WARGA
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Proses Pelaksanaan Rembug Kelurahan Tahap I: 1.
Perkenalan antara Narasumber dengan peserta undangan;
2.
Narasumber memaparkan tentang Gambaran Umum, prinsip-prinsip serta mekanisme pelaksanaan program Sanimas, terutama sistem seleksi kampung dan proses SELOTIF yang dilaksanakan di tingkat RT/RW;
3.
Diberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bertanya;
4.
Penjelasan mengenai pentingnya Surat Pernyataan Kesiapan Masyarakat;
5.
Pembentukan Pokjasan kelurahan;
6.
Penyepakatan jadwal pelaksanaan kegiatan berikutnya;
7.
BKM/LKM dibantu Kader Masyarakat dan TFL membuat notulensi rapat dan dokumentasi.
TAHAPAN PENYIAPAN WARGA
55
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
BOX 2.2 CEKLIS INFORMASI DAN MATERI DALAM REMBUG KELURAHAN
Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran Program Sanimas
Prinsip‐Prinsip Program.
Sumber dan Alokasi Dana.
Mekanisme Pencairan Dana.
Para Pelaku Program dan tugas‐tugasnya
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 1. Tahap Penyiapan masyarakat 2. Tahap Perencanaan, ditekankan pada sistem seleksi lingkungan dan penjelasan mengenai Survey Pemetaan Sanitasi 3. Tahap Pelaksanaan Fisik 4. Tahap Pasca Pelaksanaan Fisik
Catatan Untuk
kelurahan
pemberdayaan
yang
dan pernah
pernah
mendapatkan
melaksanakan
bantuan
rembug–rembug
penyiapan masyarakat, maka proses rembug penyiapan dilakukan dengan: a. Memperluas jangkauan penyebarluasan informasi pada kelompok lainnya; b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan programprogram sebelumnya terutama pada tingkat partisipasi masyarakatnya.
56
TAHAPAN PENYIAPAN WARGA
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
BAB IV TAHAP PERENCANAAN Tahap perencanaan merupakan lanjutan dari tahapan persiapan. Kegiatankegiatan dalam tahapan ini akan dilakukan di RT atau RW (atau dengan sebutan lainnya) setempat. Adapun kegiatan utama pada tahap perencanaan meliputi: 4.1.
PROMOSI SANITASI Upaya menyebarluaskan informasi tentang suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
4.2.
PELAKSANAAN PEMETAAN SANITASI KELURAHAN Pemetaan Sanitasi Kelurahan dilakukan oleh BKM / LKM dan KSM di bantu oleh kader masyarakat setempat dan di fasilitasi TFL untuk melakukan pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi pelayanan sanitasi kelurahan, kondisi dengan
permasalahan
sanitasi
kependudukan,
yang
sampai
dihadapi sebagai bahan
untuk menyusun CSIAP dan Rencana Kerja Masyarakat. Contoh Format dan petunjuk yang digunakan dalam proses ini dapat dilihat dalam Format 2.1-2.4 Lampiran. Data dan Informasi yang akan digali melalui Pemetaan Sanitasi Kelurahan ini adalah: TAHAP PERENCANAAN
57
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 1. Kondisi wilayah, dilakukan dengan membuat peta sederhana kawasan desa, yang berisi: Tata letak tapak, Status tanah dan penguasaan, Peta Jaringan Sanitasi, Kondisi Prasarana dan Sarana Sanitasi yang ada, Permasalahan Sanitasi yang ada (Kesehatan dan Pencemaran Lingkungan) (lihat Format 2.4) 2. Kondisi demografi, dilakukan dengan: Pengumpulan dan pemutakhiran data kependudukan; Pengumpulan
data
sosial
masyakarat
seperti
tingkat
pendidikan, strata ekonomi; Pengumpulan
data
permasalahan
kependudukan
yang
mencakup permasalahan sosial seperti konflik antar penduduk; Pemetaan
Sanitasi
Kelurahan
dilaksanakan
oleh
Pokja
Sanitasi, BKM/LKM bersama dengan KM dan TFL serta relawan masyarakat dari masing-masing RT/RW (atau sebutan lainnya) .
4.3. PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA AKSI PERBAIKAN SANITASI (COMMUNITY
SANITATION
IMPROVEMENT
ACTION PLAN/CSIAP) Dari hasil Pemetaan Sanitasi Kelurahan, kemudian Pokja Sanitasi, KM didampingi
oleh
BKM/LKM
permasalahan dan pemetaan 58
TAHAP PERENCANAAN
dan kondisi
TFL
melakukan
sanitasi
identifikasi
kelurahan.
Hasil
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB identifikasi permasalahan kemudian dicermati bersama oleh Pokja Sanitasi dan KM yang didampingi TFL untuk merumuskan kondisi sanitasi kelurahan, serta menyusun Dokumen Rencana Perbaikan Sanitasi di tingkat Kelurahan atau Community Sanitation Improvement Action Plan (CSIAP).
Penyusunan Dokumen Rencana Perbaikan Sanitasi dilakukan dengan: 1.
Penyusunan
daftar
identifikasi
masalah,
yang
dilakukan
dengan mengkompilasi data dan permasalahan sanitasi; TAHAP PERENCANAAN
59
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 2.
Penentuan
daerah-daerah
bermasalah
diidentifikasi
bermasalah, dari
hasil
penentuan
kompilasi
daerah
data
dan
permasalahan sanitasi yang disusun yang kemudian dinilai skala prioritasnya dengan menggunakan Metoda Metaplan. Dengan menggunakan metaplan, penentuan daerah penerima manfaat program dapat dilakukan secara optimal. Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi/CSIAP ini disusun partisipatif
oleh PokjaSan
Kelurahan
secara
dan BKM/LKM dengan
didukung oleh perwakilan masyarakat, tokoh masyarakat dan dilakukan konsultasi kepada pemerintah setempat, masyarakat dan Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/Kota. Hal yang perlu ditekankan pada tahap ini adalah bahwa usulan kegiatan yang muncul harus sesuai dengan Strategi Sanitasi Kabupaten/kota yang telah disusun oleh pemerintah kabupaten/kota, dalam hal ini maka masyarakat dengan didampingi berkoordinasi
dengan
tim
Pokja
oleh fasilitator harus AMPL/Sanitasi
tingkat
kabupaten/kota. CSIAP merupakan perencanaan partisipatif jangka menengah, dengan jangka waktu 3 tahun, mengenai rencana investasi pembangunan sarana sanitasi komunal, upaya peningkatan kualitas hygiene dan perilaku hidup bersih dan sehat tingkat kelurahan dari hasil pemetaan sanitasi serta usulan kegiatan pembangunan skala masyarakat.
Hasil
kecil
yang
pemetaan
TAHAP PERENCANAAN
oleh
kelompok
sanitasi menjadi input penting
dalam penyusunan perencanaan ini. 60
diusulkan
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Kerangka isi dokumen CSIAP sebagai berikut: KATA PENGANTAR (dari PokjaSan kelurahan) DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Pengertian Dasar Sanitasi. 1.3. Maksud dan Tujuan.
BAB II
PROFIL KELURAHAN 2.1. Administratif, Kesehatan,
kependudukan,
Pendidikan,
Sosial Masyarakat, Perekonomian.
2.2. Kelembagaan masyarakat. BAB III
PROFIL SANITASI KELURAHAN 3.1. Kondisi Umum Sarana dan Prasarana Sanitasi. 3.2. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga. 3.3. Pengelolaan Persampahan. 3.4. Pengelolaan Drainase lingkungan. 3.5. Penyediaan Air Bersih.
BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN SANITASI (Rumusan
permasalahan
Sanitasi
yang
ada
di
kelurahan,
termasuk identifikasi kawasan yang beresiko sanitasi) BAB V
UPAYA PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SANITASI
(Rumusan usulan program dan kegiatan serta rencana tindak pengembangan pengelolaan sanitasi di kelurahan).
TAHAP PERENCANAAN
61
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB BAB VI PROGRAM PENDUKUNG PERUBAHAN PERILAKU (kegiatan pendukung terjadinya perubahan perilaku hidup bersih dan sehat) BAB VII PENUTUP LAMPIRAN Hasil dari perumusan masalah kemudian dijadikan bahan dalam Rembug Kelurahan Tahap II.
4.4.
REMBUG KELURAHAN TAHAP II Setelah pemetaan sanitasi dan penyusunan CSIAP, maka tahapan berikutnya adalah melakukan Rembug Kelurahan Tahap II. Kegiatan ini disiapkan oleh BKM/LKM dengan dukungan Kader Masyarakat dan TFL. Rembug Kelurahan Tahap II dilaksanakan dalam bentuk diskusi terbuka untuk merumuskan prioritas titik lokasi penanganan permasalahan sanitasi. Tujuan Rembug Kelurahan Tahap II: 1.
Merumuskan prioritas permasalahan yang terdapat di kelurahan;
2.
Menentukan titik lokasi penanganan permasalahan;
3.
Menyusun rencana kegiatan pelaksanaan pembangunan.
Jenis infrastruktur yang akan dibangun harus disesuaikan dengan kriteria teknis program Sanimas Proses
yang
dilakukan
dalam
Rembug
Kelurahan Tahap
II
adalah sebagai berikut:
62
1.
Penjelasan kembali prinsip-prinsip program Sanimas;
2.
Pemaparan
kondisi
TAHAP PERENCANAAN
dan
permasalahan
sanitasi
kelurahan
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB diperoleh dari hasil pemetaan sanitasi dan telah disusun di dalam CSIAP; 3.
Verifikasi CSIAP oleh seluruh peserta;
4.
Paparan TFL mengenai Alternatif Solusi Permasalahan, dalam kerangka masa sekarang dan masa yang akan datang;
5.
Peserta rembug kelurahan dibagi ke dalam beberapa kelompok diskusi dimana masing-masing kelompok tersebut membuat prioritas
penanganan permasalahan (sesuai dengan Format
Penentuan Prioritas); 6.
Kemudian
dilakukan
pleno
untuk
membahas
Prioritas
Penanganan Permasalahan; 7.
Identifikasi Prioritas Lingkungan Penerima Manfaat berdasarkan skor hasil pemetaan sanitasi;
8.
Penentuan titik lokasi;
9.
Pembuatan Berita Acara Rembug Kelurahan t a h a p II yang dilakukan oleh BKM/LKM dan dibantu oleh Kader dan TFL (Format 2.5-2.8 Lampiran).
Peserta Rembug Kelurahan Tahap II 1.
Masyarakat umum;
2.
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kelompok/Organisasi Masyarakat serta anggota masyarakat secara luas;
3.
Pemerintahan
Kelurahan,
Para
Pengurus
RT/RW
(atau
sebutan lainnya) setempat, Pemerintah Kecamatan, Pokjasan; 4.
Peserta yang hadir pada Rembug Kelurahan Tahap II minimal 30% perempuan. TAHAP PERENCANAAN
63
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
4.5. SELEKSI TITIK LOKASI PARTISIPATIF (Selotif) Selotif
merupakan
penyempurnaan
dari
metode
RPA
(Rapid
Participatory Assesment) yang menggunakan 5 varialbel, sedanghan dengan metode Selotif menggunakan tiga variabel pokok, khusus untuk memilih lokasi pada kegiatan pemberdayaan Sub Bidang Sanitasi di lingkungan Direktorat PPLP Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kegiatan ini di dahului oleh pembentukan Tim Selotif di tingkat kelurahan,
yang
terdiri
dari
Kepala
Desa/Lurah,
Pokjasan
Desa/Keluraha, Tokoh masyarakat di Desa/Kelurahan, keterwakilan masyarakat di titik lokasi dengan jumlah disesuaikan. Secara bertahap didampingi TFL Tim Selotif melakukan pertemuanpertemuan di setiap titik lokasi untuk melakukan penilaian terhadap titik lokasi untuk menyeleksi masyarakat yang paling siap untuk implementasi program. a.
Tujuan Metode Selotif : Untuk memilih lokasi sanimas yang paling memenuhi kaidah petunjuk umum dan keberlanjutan melalui penilaian secara cepat dan terstruktur oleh sekelompok wakil calon pemanfaat dari 2 - 4 calon titik lokasi di setiap Desa/Kelurahan yang diusulkan, ”mendapatkan lokasi yang pasti sukses”.
b. Variabel dan Bobot Penilaian Selotif :
64
1.
Tingkat Partisipasi warga masyarakat (bobot 50 %);
2.
Tingkat kepadatan penduduk (bobot 30 %);
3.
Kondisi rawan sanitasi (bobot 20 %);
TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Tabel 4.1 Jenis Informasi dan Alat Selotif yang Digunakan di Titik Lokasi No
Variabel Penilaian titik
Selotif Tools
Bukti Dokumen
Lokasi
1
Berita Acara Rembug
Tingkat Partisipasi masyarakat
2
Tingkat kepadatan penduduk
3
Kondisi rawan sanitasi
FGD dan Rembug
Tentang Kesiapan
Transect Walk
Kontribusi Data Sekunder
Transect Walk dan
Peta Jaringan Sanitasi
wawancara
Permukiman
Untuk lebih jelas, skema dari prosedur pelaksanaan Selotif dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Pembekalan Metode Selotif (Sosialisasi Kelurahan)
Di Fasilitasi TFL
Lokasi 1
Persiapan Data Sanitasi, Peta Lokasi; Penunjukan Anggota Tim.
Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4
Dilaksanakan di setiap calon lokasi Penilaian titik lokasi;
Berita Acara Penilaian Lokasi; Anggota Tim Selotif, TFL, Kepala Desa/ Lurah
Pelaksanaan Metode Selotif
Penetapan Lokasi Terpilih
Gambar 4.1 Tahapan Pelaksanaan Seleksi Lokasi Partisitif TAHAP PERENCANAAN
65
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB c. Partisipan Selotif Setiap calon titik lokasi mengirimkan perwakilannya yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhanl sebagai anggota Tim Selotif yang ditunjuk melalui forum rembug warga. Tim Selotif yang terbentuk wajib mendapatkan pelatihan cara pelaksanaan Selotif oleh TFL. Tugas anggota tim Selotif : 1.
Mengikuti kegiatan Selotif di setiap titik lokasi;
2.
Menyiapkan data sekunderberupa Peta calon lokasi, data sekunder kependudukan dan data kepemilikan septik tank yang memenuhi syarat (struktur kedap air);
3.
Melakukan skoring dan penilaian tiap calon titik lokasi;
4.
Menetapkan dan mengumumkan lokasi pemenang (Berita Acara);
5.
Berita Acara penetapan lokasi pemenang diverifikasi oleh TFL untuk disampaikan kepada Lurah dan PPK/SKPD.
d. Penetapan Skor dan Pembobotan (Nilai) Dalam Selotif, setiap indikator dalam variabel lakandiberi skor. Kemudian skor tersebut akan dikonversikan kedalam nilai. Skor berkisar antara 1, 2, 3,dan 4; sedangkan Nilai berkisarantara 25, 50, 75, dan 100. Nilai tersebut merupakan kuantifikasi dari setiap pernyataan yang bersifat kualitatif. Penetapan skor dan pembobotan (nilai) ini penting dalam rangka penyederhanaan dalam memberikan penilaian tentang kondisi masyarakat secara 66
TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB obyektif. Skorini sangat penting digunakan untuk penilaian titik lokasi dengan formula sebagai berikut: Formula Perhitungan Nilai Titik Lokasi:
NV =
N T
x B
Keterangan: NV = Nilai Variabel N = Jumlah Kumulatif Skor Indikator; T = Jumlah Kumulatif Skor Maksimum Indikator B = Bobot Variabel NT = V1+V2+V3 Keterangan: NT = Nilai Total V1 = Variabel kesatu : Tingkat Partisipasi masyarakat V2 = Variabel kedua : Tingkat Kepadatan Penduduk V3 = Variabel Ketiga : Kondisi Rawan Sanitasi
Penjelasan: a. NT tertinggi otomatis menjadi pilihan titik lokasi penerima kegiatan; b. Apabila terdapat Nilai NTyang sama, maka NV1 tertinggi menjadi lokasi terpilih;
TAHAP PERENCANAAN
67
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB e.
Penentuan Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan Selotif perlu disepakati bersama antara dengan
masyarakat
(misalnya
ketuaRT/RW
dan
tokoh
masyarakat) sehingga lokasi pemenang dapat ditetapkan selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu. Untuk
memaksimalkan
perempuan,
maka
peran
dan
pertemuan
keterlibatan
rembug
warga
kaum sebelum
pelaksanaan metode Selotif dilaksanakan antara jam 14,00 – 18,00 waktu setempat. f. Alat dan Bahan yang perlu disiapkan Alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan Selotif terdiri dari: Kertas lebar (plano), Kainlebar, Spidol besar aneka warna, Spidol kecil aneka warna, Lem/perekat, Selotif, Gunting, Alat tulis, Bahan-bahan lokal seperti biji-bijian atau kacang-kacangan, lampu (jika ada kegiatan dimalam hari). Akan sangat baik jika ada rekaman
video/kamera
yang
dapat
dipergunakan
untuk
melengkapi laporan. A. Transect Walk (Kesiapan Teknis) Transect walk bertujuan untuk mengenali dan mengkaji kondisi sarana sanitasi Titik Lokasi yang sudah ada, untuk menilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap fasilitas sanitasi yang ada, dan menilai tingkat kelayakan teknis sebagai prasyarat pembangunan infrastruktur sanitasi yang direncanakan dengan cara melakukan observasi langsung bersama-sama dengan masyarakat. 68
TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Tugas TFL dan masyarakat di kegiatan transect walk adalah: 1.
Menentukan, mengobservasi serta melakukan diskusi ( F G D ) dengan masyarakat, antara lain: −
Lokasi yang dicalonkan masyarakat untuk bangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat;
−
Tingkat kepadatan penduduk (masyarakat) yang tinggal di lokasi;
−
Sarana sanitasi yang digunakan masyarakat saat ini: jamban, sungai, kolam, dsb;
2.
−
Pola penggunaan sarana sanitasi;
−
Ketersediaan lahan;
−
Muka air tanah;
−
Material lokal;
−
Saluran drainase.
Mencatat semua sanitasi yang dibangun oleh proyek sebelumnya atau oleh pribadi. Secara acak pilihlah titik dengan proporsional (10% dari total) dari masing-masing kategori.
3.
Melakukan observasi dan pencatatan kualitas konstruksi dengan menggunakan Format observasi jamban/sanitasi, kemudian mendiskusikan dengan masyarakat yang ada disekitar lokasi sarana sanitasi / jamban tentang pemeliharaan (keberadaan dan keteraturannya), lingkup dan pemakaian, serta konflik kepentingannya Kemudian catat hasil temuannya. Untuk lokasi yang pernah TAHAP PERENCANAAN
69
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB mendapat proyek jamban/sarana sanitasi, perludi pilih secara acak jamban/sarana sanitasi yang dibangun sebelum, selama, dan setelah intervensi proyek dengan cara menjumlahkan semua jamban/sarana sanitasi pada ketiga kategori tersebut dan digambarkan persentase dan pemeliharaan serta menggunakan jamban keluarga 4.
Menilai kepuasan layanan yang diterima (demand responsiveness), dengan menggunakan skala penilaian dari tiap rumah tangga yang dikunjungi selamatransect. Masyarakat dapat membantu memilih aspek penilaian kepuasan layanan.
5.
Menilai kepuasan penggunaansarana meliputi tingkat akses
layanan,
desain,
penggunaan
untuk
(kelompok/warga rentan terhadap akses sanitasi), kualitas konstruksi, kemudahan penggunaan dan pemeliharaan, nilai manfaat yang dirasakan dari kontribusi untuk memperolehlayanan tersebut, laporan mengenai layanan kepada pengguna dengan catatan terpisah untuk pria dan wanita. B. Tools 2 FGD (Variabel Tingkat Partisipasi Masyarakat) Kesediaan berkontribusi bertujuan untuk melihat kesediaan warga dalam berkontribusi dalam hal:
70
1.
Swadaya Sambungan Rumah (SR);
2.
Besarnya jumlah iuran bulanan per KK;
3.
Bersedia kontribusi lahan untuk prasarana sanitasi;
TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 4.
Kontribusi Inkind (kerja bakti /gotong royong tahap pekerjaan fisik)
Proses Tools-2 adalah 1.
Kegiatan dilakukan oleh Tim Selotif di setiap calon titik lokasi;
2.
TFLmenjelaskan tujuan, maksud dan cara penerapan teknik ini;
3.
Mulai berdiskusi untuk menggali kesiapan warga dalam berkontribusi
pada
kegiatan
Sanimas,
dengan
menanyakan tentang variabel ; Pelaksanaan penilaian seleksi lokasi oleh Tim Selotif dapat dilakukan
dengan
menggunakan
indikotor-indikator
penilaian variabel tersebut di atas, lebih lengkapnya tertuang dalam lampiran format 3.5
4.6.
REMBUG WARGA TINGKAT RT/RW (ATAU SEBUTAN LAINNYA) TAHAP II Setelah titik pelaksaaan Pemetaan Selotif, kemudian dilaksanakan Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap II untuk mempresentasikan hasil Pemetaan Selotif, serta memilih Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sanitasi. Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap II harus dilakukan tersendiri sebagai dokumen resmi pertanggungjawaban kegiatan.
TAHAP PERENCANAAN
71
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Tujuan Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap II 1.
Memaparkan Selotif
hasil
Pemetaan
Kebutuhan
Sanitasi
dengan
kepada masyarakat, serta menentukan titik lokasi
pembangunan; 2.
Membentuk KSM Sanitasi;
3.
Merencanakan jadwal dan pelaksanaan Penyusunan RKM;Peserta yang hadir pada rembug RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap II minimal 30% perempuan.
Proses yang dilakukan dalam Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap II adalah sebagai berikut: 1. Paparan sistem
kembali
oleh
narasumber
mengenai
seleksi lingkungan/kampung dalam program, dan
pelaksanaan pemetaan sanitasi; 2. Pemaparan hasil Pemetaan Sanitasi kepada masyarakat; 3. Peserta musyawarah kemudian memilih anggota KSM Sanitasi; 4. Peserta
musyawarah
kemudian
menentukan
waktu
dan
pelaksanaan penyusunan RKM; Berdasarkan Perpres No. 54 tahun 2010 dan perubahannya, dibentuk tim swakelola untuk mendukung kegiatan pembangunan Program Sanimas yaitu Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). KSM dibentuk melalui rembug warga di titik lokasi sasaran (calon pemanfaat sarana) yang ditetapkan melalui SK Lurah berjumlah 6 orang yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi perencana, seksi pelaksana dan seksi pengawas (Contoh SK Kepala Desa/Lurah 72
TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB pembentukan KSM) dapat dilihat pada Lampiran: KSM bertugas sampai dengan serah terima prasarana dan sarana sanitasi kepada Satker PIP Kabupaten/Kota. Susunan dan Tugas pengurus KSM Adapun tugas kepengurusan KSM adalah: 1. Ketua: a.
Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan;
b. Memimpin pelaksanaan tugas panitia dan kegiatan rapat-rapat. 2. Sekretaris: a.
Membantu penyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata usaha dan dokumentasi;
b. Melaksanakan surat-menyurat; c.
Melaksanakan
pelaporan
kegiatan
pembangunan
secara
bertahap. 3. Bendahara: a.
Menerima,
menyimpan,
mempertanggungjawabkan
membayarkan, dan
uang
mengarsipkan
serta
dokumen-
dokumen pertanggungjawaban. b. Melakukan
Pengelolaan
administrasi
keuangan
dengan
melakukan pencatatan pada: Tahap Konstruksi 1) Laporan keuangan mingguan untuk diumumkan (ditempel dipapan pengumuman/tempat strategis) sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh masyarakat 2) Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana dan TAHAP PERENCANAAN
73
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB laporan harian sesuai format yang ditentukan untuk kemudian diserahkan kepada Satker Pengembangan Sistem PLP 4. Seksi-Seksi a. Seksi Perencana Tugas seksi perencana adalah bersama TFL membantu: 1) Mensosialisasikan
pilihan
teknologi
sanitasi
kepada
masyarakat; 2) Mengevaluasi dan menentukan pilihan teknologi sanitasi yang akan dibangun, sesuai dengan pilihan, kemampuan masyarakat serta kondisi lingkungan; 3) Menyusun analisa teknis, membuat DED lengkap dengan potongan – RAB dan menyusun analisa struktural, elektrikal, arsitektural sesuai dengan teknologi sanitasi yang dipilih masyarakat; 4) Menyusun jadwal rencana kegiatan konstruksi dan kurva S; 5) Menyusun dokumen RKM; 6) Melakukan inventarisasi tenaga kerja; 7) Melakukan rekrutmen tenaga kerja; 8) Mengatur tenaga kerja di lapangan; 9) Mengatur dan mengkoordinir material yang diperlukan; 10) Mengatur mekanisme pengawasan terhadap pekerja. b. Seksi Pelaksana Tugas seksi pelaksana didampingi TFL adalah membantu: 1) Bertanggung jawab terhadap keamanan material selama pembangunan; 74
TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 2) Membuat laporan tentang keadaan material; 3) Mengalokasikan
material
sesuai
dengan
kebutuhan
pekerjaan konstruksi; 4) Mengorganisir kegiatan kampanye kesehatan di masyarakat; 5) Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat; 6) Melakukan
monitoring
terhadap
upaya
penyehatan
lingkungan. c. Seksi Pengawas Seksi Pengawas mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam melaksanakan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
dan
pelaporan, baik fisik maupun administrasi pekerjaan swakelola, dan didamping TFL antara lain: 1) Bertanggung jawab terhadap pengawasan administrasi, teknis dan keuangan; 2) Menilai kualitas dan progres pekerjaan fisik; 3) Berkoordinasi dalam menyusun laporan pekerjaan untuk diteruskan
dan/atau
ditindak
lanjuti
ke
Satker
PIP
Kabupaten/Kota; Catatan: Untuk sebagai catatan, bahwa mekanisme kerja KSM tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang disepakati oleh pengurus KSM dan seluruh calon pengguna/penerima manfaat. Sementara, status pembentukan KSM
disahkan dengan
Surat Keputusan (SK) Lurah yang diketahui oleh Camat setempat.
TAHAP PERENCANAAN
75
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 4.7.
PENYUSUNAN RKM Rencana kegiatan masyarakat (RKM) merupakan bukti dokumen resmi perencanaan perbaikan sanitasi oleh masyarakat, sekaligus sebagai dasar untuk pencairan dana/material dari berbagai stakeholder yang telah memberikan komitmen RKM masyarakat
yang
hanya akan dilakukan oleh
lingkungannya terseleksi sebagai titik lokasi
pembangunan sarana sanitasi. Penyusunan RKM dilakukan dengan pendekatan partisipatif, artinya semaksimal mungkin melibatkan masyarakat (laki-laki dan perempuan) dalam semua kegiatan yang dilakukan,
baik
manajemen
maupun
teknis.
Pekerjaan
yang
membutuhkan keahlian teknis diserahkan kepada tenaga ahli, namun tetap melibatkan masyarakat. Dokumen RKM ini berisi mengenai : 1.
Profil Lokasi
2.
Ketersediaan lahan
3.
Penentuan Calon Pengguna
4.
Jenis dan Besaran Swadaya
5.
Pemilihan Teknologi Sarana Sanitasi
6.
Detailed Engineering Design (DED), Rencana Anggaran Biaya (RAB),
7.
Jadwal Pelaksanaan Konstruksi
8.
Mekanisme Pencairan Dana
9.
Rencana Penggunaan Dana
10. Struktur Organisasi Pelaksana 11. Rencana Penguatan Kapasitas Masyarakat 76
TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 12. Rencana Operasi dan Pemeliharaan Dalam
penyusunan
RKM
ini,
TFL
berkewajiban
untuk
memberikan bimbingan baik teknis dan manajemen kepada KSM seperti contoh berikut dibawah ini: 1.
Rekomendasi Pilihan Sarana Sanitasi Rekomendasi Pilihan Sarana Sanitasi ini berisikan Latar Belakang yang mendasari Kegiatan, didasarkan pada Hasil Survey; Tujuan dan Sasaran yang hendak dicapai dengan Pelaksanaan Pembangunan Sarana Sanitasi; Manfaat Pekerjaan terhadap warga dan Lingkungan Hidup Warga; Pelaksanaan Pekerjaan, baik yang
berhubungan dengan
Dana, Waktu, Pelaksana dan Pelaku-pelaku lain yang mungkin terlibat; Kebutuhan Lahan untuk kegiatan yang diusulkan, serta mekanisme pelaksanaannya; Mekanisme Pelaksanaan, Pengelolaan dan Pengawasan Profil Lokasi Sasaran yang menunjukkan Kondisi Awal dan Data Prasarana Sanitasi setempat 2.
Usulan Rencana Operasi dan Pemeliharaan Operasi
dan
Pemeliharaan
adalah
serangkaian
kegiatan
terencana dan sistematis yang dilakukan secara rutin maupun berkala untuk menjaga agar Prasarana dan Sarana tetap dapat berfungsi dan bermanfaat sesuai rencana. TAHAP PERENCANAAN
77
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Pelibatan masyarakat dalam Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dilakukan
dengan
dibentuknya
Kelompok
Pemanfaat
dan
Pemelihara (KPP). Tujuan
Kegiatan
Operasi
dan
Pemeliharaan
Infrastruktur
Terbangun adalah: 1. Tersedianya infrastruktur yang tetap berfungsi dengan kualitas dan umur pelayanan yang sesuai dengan rencana; 2. Pemeliharaan yang tepat waktu dan tepat sasaran, dapat menghemat biaya pemeliharaan; 3. Tersedianya organisasi pengelola yang aktif dan berfungsi dengan baik. Pada tahap persiapan usulan RKM, rencana operasi dan pemeliharaan baru disusun sebagai rencana awal, sedangkan finalisasi rencana operasi dan pemeliharaan dibahas dan ditetapkan melalui Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap
III sebelum pelaksanaan pekerjaan
konstruksi; 4. Usulan rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan; 5. Pada
dasarnya
sumber
pendanaan
operasi
dan
pemeliharaan adalah warga pemanfaat infrastruktur dengan berlandaskan
gotong
royong
dan
kesadaran
bahwa
pemeliharaan, perbaikan dan pengembangan infrastruktur adalah tugas bersama seluruh warga pemanfaat, bukan milik pemerintah atau aparat. 6. Namun, pembiayaan kegiatan operasi dan pemeliharaan selain bersumber dari iuran warga diharapkan didukung oleh APBD. 78
TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 7. Pada tahap penyusunan RKM, aspek pembiayaan baru disusun pada tahap identifikasi dari rencana pembiayaan. sedangkan secara mendetail terhadap aspek operasi dan pemeliharaan didiskusikan dalam Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap III. Contoh Penyusunan Usulan dapat dilihat di (Format 4.1-4.4 Lampiran).
4.8.
PENYUSUNAN DED DAN RAB Setelah RKM, langkah selanjutnya adalah Penyusunan Rencana Teknis dan RAB yang dilaksanakan oleh BKM/LKM, KM dengan dibimbing oleh TFL. Hasil dari Kegiatan ini harus dikonsultasikan dengan Satker PIP dan TAMK. Pada Tahap ini dilaksanakan: 1.
Penyusunan Rencana Teknis; Hasil Penyusunan Rencana Teknis diwujudkan dalam Dokumen Rencana Teknis dan Gambar Desain Teknis (Format 4.8 Lampiran);
2.
Penyusunan
Rencana
Anggaran
Penyusunan
RAB berupa
dan
Perhitungan
Biaya
(RAB);
Volume
Hasil
Pekerjaan,
(berdasarkan Rencana Teknis yang telah disusun), harga dari berbagai macam bahan/ material, alat dan tenaga yang dibutuhkan pada suatu konstruksi (Format 4.9 Lampiran). Tujuan Kegiatan Penghitungan Rencana Anggaran Biaya adalah untuk Memprediksi dapat
Biaya
Pelaksanaan.
Melalui
Penghitungan
RAB
diketahui Taksiran Biaya setiap item/sub kegiatan. Perlu
dicatat bahwa taksiran biaya yang dibuat
bukanlah
TAHAP PERENCANAAN
biaya 79
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB sebenarnya.
Biaya
sebenarnya
akan
diperoleh
pada
saat
pelaksanaan. Dalam penyusunan RAB, KSM dibimbing oleh TFL dan TAMK.
4.9.
PENGAJUAN DOKUMEN RENCANA KERJA MASYARAKAT (RKM) Usulan RKM yang telah difinalisasi dan rencana DED serta RAB tersebut dikonsolidasikan dalam satu buku, dijilid dengan judul: Dokumen Rencana Kerja Masyarakat. Dalam
dokumen
RKM,
semua
hasil
dari
Penyusunan
RKM
dikonsolidasikan 1.
Profil Lokasi
2.
Ketersediaan lahan
3.
Penentuan Calon Pengguna
4.
Jenis dan Besaran Swadaya
5.
Pemilihan Teknologi Sarana Sanitasi
6.
Detailed Engineering Design (DED), Rencana Anggaran Biaya (RAB),
7.
Jadwal Pelaksanaan Konstruksi
8.
Mekanisme Pencairan Dana
9.
Rencana Penggunaan Dana
10. Struktur Organisasi Pelaksana 11. Rencana Penguatan Kapasitas Masyarakat 12. Rencana Operasi dan Pemeliharaan 80
TAHAP PERENCANAAN
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Verifikasi Dokumen Rencana Kerja Masyarakat. Verifikasi Dokumen Rencana Kerja Masyarakat dilakukan oleh DPIU. Usulan dokumen harus selaras dengan Rencana Pembangunan Pemerintah
Daerah, Kriteria Teknis yang
ada
dan
Prioritas
Pembangunan Daerah, dengan demikian tidak terjadi Pendanaan Pembangunan yang tumpang-tindih. Pada Verifikasi ini, dapat dilakukan kunjungan lapangan oleh DPIU untuk mengetahui Situasi dan Kondisi Lapangan (Format 4.5 Lampiran). Verifikasi dan asistensi Dokumen disarankan agar tidak lebih dari 7 hari dihitung sejak masuknya dokumen ke DPIU. Finalisasi Dokumen Rencana Kerja Masyarakat Finalisasi dilakukan oleh KSM, BKM/LKM dan Kader Masyarakat dengan Pendampingan dari TFL dan DPIU. Finalisasi RKM
Usulan
dilakukan untuk Perbaikan dan Pembenahan Usulan RKM
berdasarkan hasil verifikasi oleh DPIU, terutama apabila ditemukan hal-hal yang belum sempurna. Setelah dilakukan Finalisasi, maka Dokumen Rencana Kerja Masyarakat dapat digunakan untuk pada tahap selanjutnya yaitu Pelaksanaan Fisik.
TAHAP PERENCANAAN
81
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
BAB V TAHAP PELAKSANAAN FISIK Tahap pelaksanaan fisik dimulai dengan melaksanakan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PPK Sanitasi dengan Koordinator BKM/LKM,
dilanjutkan dengan pelaksanaan Rembug Warga Tingkat
RT/RW(atau sebutan lainnya) Tahap III. Dalam pelaksanaan fisik dilakukan supervisi yang terdiri atas pemantauan kegiatan dan pelaporan. Setelah pelaksanaan fisik infrastruktur selesai dilakukan serah terima hasil infrastruktur. Dalam melaksanakan kegiatan, KSM difasilitasi oleh TFL. 5.1.
PROMOSI SANITASI Upaya menyebarluaskan informasi tentang suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
5.2.
PENANDATANGANAN PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS) Setelah RKM diverifikasi oleh DPIU, PPK Sanitasi Kota/Kabupaten bersama BKM menandatangani PKS. PKS antara lain berisikan tentang jangka waktu pelaksanaan pekerjaan (tanggal mulai dan tanggal akhir
kontrak), syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan, hak dan
kewajiban para pihak serta tata cara pembayaran/pencairan dana. Dalam PKS dinyatakan bahwa pembayaran dilakukan dimuka dan TAHAP PELAKSANAAN FISIK
83
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB selanjutnya mempertimbangkan kemajuan pekerjaan
di
lapangan
yang dilakukan dalam 3 (tiga) tahap sesuai dengan Mekanisme Pencairan Dana untuk Pembangunan Swakelola
dalam Perpres
70 tahun 2012. Tahap pertama sebesar 40% bisa dicairkan setelah RKM disetujui. Selanjutnya 30% pelaksanaan
kegiatan
dibayarkan pada saat kemajuan
sudah mencapai minimal 30%, dan dana
sisanya (Tahap 3) sebesar 30% dibayarkan pada saat pelaksanaan
kemajuan
kegiatan sudah mencapai minimal 60% dan SR
terpasang minimal 50% dari perencanaan. Satker/PPK dapat melakukan penangguhan pencairan dana untuk Pencairan Tahap II dan III jika terjadi penyimpangan pelaksanaan kegiatan
dan
dana
di lapangan sampai
dengan penyelesaian
permasalahan oleh lembaga pengawasan fungsional Jenderal
dan/atau
BPK).
Contoh
(Inspektorat
Perjanjian Kerja
S a m a ( P K S ) dapat dilihat pada Format 7.1 lampiran.
5.3. REMBUG WARGA TINGKAT RT/RW (ATAU SEBUTAN LAINNYA) TAHAP III Rembug Warga T ingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap III bertujuan untuk menetapkan rencana pelaksanaan pembangunan sarana sanitasi, pembentukan T im Pengadaan barang/jasa, finalisasi rencana operasi dan pemeliharaan serta pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP). 5.3.1. Menetapkan Rencana Pelaksanaan Pembangunan Rencana pelaksanaan pembangunan sarana sanitasi yang 84
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB disepakati mencakup: 1.
Mensosialisasikan kontrak kepada masyarakat
2.
Mekanisme
pengumpulan
iuran
dana
OP
sebagai
persyaratan pencairan 3.
Metode pelaksanaan kegiatan konstruksi,
4.
Rencana pengadaan material,
5.
Jadwal rencana kerja,
6.
Rekrutmen tenaga kerja,
7.
Kesepakatan besaran upah pekerja,
8.
Mekanisme pembayaran upah/material,
9.
Kesanggupan swadaya masyarakat.
Pelaksanaan secara
sarana
sanitasi
swakelola (tidak menggunakan
3/kontraktor), membutuhkan Sehingga,
pembangunan
kecuali keahlian
untuk
disepakati pihak
ke-
pekerjaan-pekerjaan yang
atau
peralatan
tertentu.
pelaksanaan pembangunan dioptimalkan untuk
memberikan
tambahan
pendapatan
kepada masyarakat
setempat dengan melakukan efisiensi penggunaan alat berat. Rencana pelaksanaan pembangunan sarana sanitasi yang disepakati mencakup besaran upah, jumlah pekerja, calon pekerja, mekanisme pembayaran upah/material dan rencana pengajuan pencairan secara mendetail. 5.3.2. Finalisasi Rencana Operasi dan Pemeliharaan Rencana Operasi dan Pemeliharaan yang disepakati meliputi rencana penyediaan dana yang harus masuk rekening pada TAHAP PELAKSANAAN FISIK
85
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB saat pencairan dana BLM, rencana pengumpulan dana/iuran pemeliharaan
termasuk
besarannya
dan
mekanisme
penyelenggaraan pemeliharaan infrastruktur. Rencana Operasi dan Pemeliharaan ini disepakati dan akan dilaksanakan oleh KPP.
KPP
mulai
bekerja
sejak
tahap
pelaksanaan
pembangunan, sebagai pengawas pelaksanaan kegiatan. 5.3.3. Pembentukan Tim Pengadaan Barang/Jasa Tim pengadaan barang/jasa dibentuk melalui Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap III yang anggotanya terdiri dari BKM/LKM dan KSM. Pengadaan barang/jasa
dilakukan
melalui
pemilihan
pengadaan
barang/jasa oleh tim pengadaan barang/jasa yang telah dibentuk. Untuk penjelasan lebih detail mengenai pengadaan barang/jasa dapat dilihat pada Buku Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa 5.3.4. Pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) KPP adalah Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara Sanitasi yang anggotanya terdiri dari para penerima manfaat sanitasi dan anggota KSM. Selanjutnya struktur dan keanggotaan KPP ditetapkan melalui Surat Keputusan Lurah. Hal-hal
yang disepakati dalam Rembug Warga Tingkat
RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap III dalam Pembentukan KPP adalah sebagai berikut : o Masyarakat menyusun dan menyepakati AD/ART KPP; o Masyarakat memilih pengurus KPP; 86
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB o Menyepakati besaran iuran anggota. Untuk
penjelasan
dilihat
pada
lebih
detail
Buku 4 :
mengenai
KPP
dapat
Operasi dan Pemeliharaan Oleh
Masyarakat. 5.3.5. Proses Pelaksanaan Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap III 1.
KSM
dibantu
oleh
Kader
Masyarakat
dan
TFL
menyiapkan materi yang akan disampaikan di dalam Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap III antara lain mengenai: a. Mekanisme dan rencana pelaksanaan pembangunan sarana sanitasi; b. Finalisasi rencana Operasi dan Pemeliharaan serta rencana pendanaannya; c. Pembentukan Tim Pengadaan Barang/Jasa; d. Pembentukan KPP. 2.
KSM
dibantu
BKM/LKM
oleh
KM
melaksanakan
dan
TFL
Rembug
dan
perwakilan
Warga
Tingkat
RT/RW(atau sebutan lainnya) Tahap III. 3.
Perwakilan BKM/LKM sebagai pimpinan musyawarah menjelaskan kembali prinsip-prinsip penting program terutama
tentang
perlunya
keterbukaan
dalam
pengelolaan kegiatan dan adanya hak masyarakat untuk melakukan pemantauan. 4.
Ketua KSM memaparkan rencana Pelaksanaan Kegiatan TAHAP PELAKSANAAN FISIK
87
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Fisik. 5.
Peserta musyawarah menyepakati rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan, yang sebelumnya telah di cek dan (jika diperlukan) dirubah sesuai kondisi terkini, kemudian memberikan wewenang kepada KSM untuk melaksanakannya.
6.
Identifikasi tenaga terampil dan
pendaftaran
calon
pekerja untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan sendiri. Calon pekerja harus digolongkan menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan. kurang
Orang
mampu harus
Pendaftaran
tenaga
kerja
yang
tergolong
mendapatkan dapat
prioritas.
diteruskan selama
pelaksanaan bila terdapat calon tenaga kerja baru. 7.
Pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).
8.
Ketua
KSM
memaparkan
rencana
Operasi
dan
Pemeliharaan kepada warga. 9.
Peserta musyawarah menyepakati rencana Operasi dan Pemeliharaan serta rencana biaya pendanaannya selama satu
tahun
dan
juga
menyepakati
pelaksanaan
pemeliharaan infrastruktur terbangun. 10. Peserta menyepakati dana yang harus disiapkan sebesar 25% dari kebutuhan operasi dan pemeliharaan dalam satu
tahun, sebagai syarat
pencairan BLM tahap
pertama, 50% dari kebutuhan operasi dan pemeliharaan, sebagai syarat pencairan BLM tahap kedua dan 25% 88
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB dari
kebutuhan
operasi
dan pemeliharaan, sebagai
syarat pencairan BLM tahap ketiga. 11. Peserta
menyepakati
sumbangan/swadaya lahan
yang
akan
berita
acara
realisasi
masyarakat (non-finansial) dan digunakan
untuk
pembangunan
infrastruktur. 12. Ketua KSM menjelaskan kembali dan menyimpulkan pokok-pokok hasil diskusi Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap III.
5.4. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Pelaksanaan
konstruksi
mulai
dilakukan
segera
setelah
Penandatanganan SP3. Proses pembangunan ini dilaksanakan oleh KSM dengan bimbingan TFL, serta dengan pengawasan BKM/LKM dan masyarakat, KPP dibantu oleh TFL, KM, PPIU dan DPIU. Proses Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur meliputi beberapa kegiatan yang terkait di dalamnya, seperti perencanaan pekerjaan, manajemen
tenaga kerja, pengaturan tenaga kerja, penyiapan
lokasi, pengadaan barang/jasa, pemantauan dan pengawasan pelaksanaan konstruksi dan pelaporan. (Contoh Rencana Jadwal Pelaksanaan dilihat pada Format 6.1 Lampiran). 5.4.1. Perencanaan Pekerjaan Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan konstruksi, diperlukan perencanaan pekerjaan meliputi perencanaan untuk tenaga kerja yang diperlukan, pengadaan material konstruksi, dan TAHAP PELAKSANAAN FISIK
89
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB pengusahaan peralatan yang diperlukan. Urutan umum tentang kegiatan yang harus dilaksanakan dan memerlukan perencanaan adalah sebagai berikut: 1.
Pengukuran Lapangan (dengan menggunakan alat ukur theodolite/waterpass, meteran);
2.
Pembersihan lahan/land clearing;
3.
Penyiapan lokasi, sebagai tindak lanjut dari land clearing, dengan pelaksanaan pemasangan patok benchmark;
4.
Penyiapan untuk pengaman pekerjaan seperti turap;
5.
Pengadaan dan pengelolaan dengan
material,
yang
terkait
mekanisme penyimpanan barang dan
pengelolaan bahan dan alat; 6.
Kegiatan finishing seperti tindakan perlindungan dari erosi, pembersihan akhir, dsb Sebelum membuat rencana kerja, berbagai informasi yang spesifik perlu dikumpulkan, untuk membuat suatu rencana kerja yang realistis. Tanpa rencana yang baik dan realistis, sulit untuk membuat estimasi berapa besar material, peralatan, dan tenaga kerja yang diperlukan dan tersedia. Dan tanpa adanya rencana kerja akan menghasilkan tenaga kerja yang tidak teratur dan tidak optimal, sehingga tidak akan mencapai hasil yang diharapkan (baik dalam kualitas dan kuantitas). Informasi
yang diperlukan untuk dapat
menyusun rencana kerja adalah sebagai berikut: a. Tanggal awal dan tanggal penyelesaian; 90
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB b. Volume dan lokasi berbagai jenis pekerjaan yang dilaksanakan; c. Kebutuhan masukan untuk tenaga kerja, material konstruksi, perkakas/alat kerja; d. Ketersediaan tenaga kerja, peralatan, perkakas, dan material konstruksi; e. Informasi tentang awal dan akhir musim hujan secara umum. 5.4.2. Manajemen Tenaga Kerja Tenaga kerja yang termotivasi dengan baik penting artinya untuk keberhasilan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Peran pengawas penting artinya dalam memotivasi tenaga kerja. Ia dapat membantu memotivasi para pekerja dalam berbagai cara: 1.
Menciptakan
rasa
pencapaian
dan
menunjukkan
penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja; 2.
Mendelegasikan tanggung jawab kepada pekerja serta memberi petunjuk dan pelatihan kepada pekerja sehingga mereka dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik;
3.
Mengatur dan mengelola pekerjaan dengan cara yang efektif
dan
efisien,
dan mengkomunikasikan serta
berperilaku benar di depan pekerja; 4.
Memastikan adanya kondisi kerja yang baik dan pantas di lapangan.
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
91
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 5.4.3. Pengaturan Tenaga Kerja Pengaturan tenaga kerja di lapangan penting sekali bila kegiatan konstruksi dilaksanakan dengan menerapkan metode kerja Pembangunan Berbasis Masyarakat (Community Driven Development). Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur tenaga kerja di tapak pekerjaan: 1.
Mobilisasi pekerja. Rencana kerja harus disiapkan jauh sebelumnya mempersiapkan
agar diri
penduduk apabila
setempat
tenaga
kerja
dapat mereka
diperlukan. Kemudian tenaga kerja yang tersedia harus dipastikan agar jumlahnya tercukupi untuk pekerjaan yang direncanakan dalam hari atau minggu
tertentu.
Mobilisasi tenaga kerja diusahakan di sekitar tapak pekerjaan dengan melibatkan kaum perempuan; 2.
Menetapkan kelompok pekerja. Kelompok tenaga kerja dapat disusun untuk melaksanakan pekerjaan. Tergantung pada jenis dan volume pekerjaan, satu kelompok terdiri dari 10-25 pekerja. Tiap kelompok harus ada ketua kelompok;
3.
Pengaturan
jarak
Kelompok-kelompok
antar
kelompok
pekerja.
pekerja sebaiknya tidak bekerja
berdekatan satu dengan lainnya. Bila mereka bekerja terlalu terpisah, ini akan menyulitkan pengawasan. Jarak antara lokasi kerja berbagai kelompok pekerja sebaiknya diatur sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan; 92
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 4.
Menugaskan kegiatan-kegiatan bagi kelompok pekerja. Agar dapat menggunakan pengalaman dan ketrampilan yang diperoleh secara optimal, sebaiknya satu kelompok ditugaskan untuk bekerja terus dalam bidang dan kegiatan yang sama selama masa konstruksi;
5.
Penyeimbangan kelompok. Beban kerja a g ar dibagi rata
antara
berbagai kelompok, dan memberikan
keseimbangan yang baik dalam pembagian tugas antara pekerja dalam kelompok tertentu; 6.
Menetapkan
tugas-tugas
harian.
Tujuannya
untuk
memungkinkan agar rata-rata pekerja menyelesaikan kerja sehari dalam waktu sekitar 75% dari jam kerja normal. Metode ini hanya digunakan pada tahap awal,
untuk selanjutnya ditentukan melalui percobaan di
tempat kerja; 7.
Memberikan
kesempatan
kerja
kepada
kaum
perempuan sebesar 30% dari total kebutuhan tenaga kerja. 5.4.4. Penyiapan Lokasi Dalam adanya
pelaksanaan
program
Sanimas dimungkinkan
proses pengadaan lahan, yang dilakukan melalui
mekanisme “hibah lahan”. Prinsip dasar yang dianut: 1.
Setiap penduduk diajak berkonsultasi dalam rangka mempersiapkan rencana pengadaan lahan; TAHAP PELAKSANAAN FISIK
93
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 2.
Apabila
masyarakat
memberikan
telah
kontribusi
memutuskan
lahan dalam
untuk
mendukung
pelaksanaan kegiatan, beberapa persyaratan safeguard yang harus dipenuhi adalah: Konsultasi yang memadai dengan para pemilik lahan: o Kepastian
bahwa
mempengaruhi
hibah
tanah/lahan
tidak
standar hidup dari penduduk yang
terkena dampak pembebasan lahan; o Hibah tanah/lahan dikonfirmasikan sebelumnya secara lisan dan tertulis; o Sudah dipersiapkan sistem tindak lanjut keluhan masyarakat; o Mekanisme safeguard terkait dengan pengadaan lahan
dibahas
melalui
proses
pengambilan
keputusan sesuai dengan pedoman pelaksanaan diikuti
oleh
fasilitator
dan
konsultan
serta
menyebarluaskannya kepada masyarakat. Tanggung Jawab Pelaksanaan Seluruh
organisasi
pelaksana
Program
Sanimas
bertanggung jawab penuh, dan implementasinya akan didukung oleh tenaga ahli safeguard di tingkat kabupaten yang akan mendukung TFL yang akan mempersiapkan kegiatan dan pelaksanaan pelaporan. 5.4.5. Pengadaan Barang/Jasa Pengadaan 94
material
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
yang
akan
digunakan
dalam
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB pembangunan fisik harus sesuai dengan
spesifikasi teknis
dan volume yang telah disepakati dan disetujui dalam RKM dan
RAB.
Jika
terjadi
ketidaksesuaian
volume
yang
diakibatkan oleh kondisi lapangan maka harus dilakukan revisi/perhitungan kembali terhadap RAB tersebut dengan meminta
persetujuan
kepada
DPIU/PPK
Tingkat
Kabupaten/kota. Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur, penggunaan alat
berat
diupayakan
seminimal
mungkin
mempertimbangkan biaya. Jika konstruksi yang membutuhkan
alat
tingkat efesiensi program
ini
berat dalam
benar-benar
maka
harus
dengan dibangun
diperhitungkan
penggunaannya
sehingga
dapat memberikan pendapatan
secara optimal kepada masyarakat. Mekanisme Pengadaan barang dan Jasa mengacu pada B u ku 1 : Pengadaan Barang/Jasa Sanimas IDB 2016 5.4.6. Pemantauan dan Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi Tujuan pemantauan adalah untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan kegiatan fisik agar sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan. Dilakukan dengan pengumpulan informasi yang terkait pekerjaan fisik, seperti pengecekan kualitas material, pemantauan pelaksanaan konstruksi melalui pengukuran progres harian dan mingguan, pemantauan pemanfaatan
dana,
pemantauan
jumlah
pekerja
yang
berpartisipasi. Selain itu juga dilakukan pemantauan terhadap TAHAP PELAKSANAAN FISIK
95
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB permasalahan dan kesulitan yang dihadapi selama pekerjaan konstruksi, misalnya kejadian alam seperti cuaca, ataupun bencana alam. Pengawasan
pelaksanaan
konstruksi
dilaksanakan
oleh
BKM/LKM, Masyarakat, KPP dan dibantu oleh TFL, KM, PPIU dan DPIU (PPIU dan DPIU melakukan pengawasan dalam tinjauan langsung yang dilakukan secara berkala). Dalam tahap ini merupakan tahapan yang penting, untuk itu diharapkan masyarakat secara luas mampu melaksanakan fungsi kontrol untuk:
Pengendalian Mutu;
Pengendalian Kuantitas/Volume Pekerjaan;
Pengendalian Waktu;
Pengendalian Biaya.
Pengamatan lokasi kerja
1. Pengendalian Mutu Hal-hal yang terkait dengan pengendalian mutu: Penyimpanan Bahan/Material perlindungan kualitas Dan bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah diperiksa oleh pengawas; Metode Pengangkutan Material/Campuran Pengangkutan material harus diatur agar tidak terjadi gangguan di antara pelaksanaan berbagai pekerjaan. Bila perlu pengawas dapat mengenakan pembatasan 96
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB bobot pengangkutan untuk melindungi setiap jalan dan infrastruktur yang ada di sekitar lokasi; Lebih rinci dapat dilihat pada Buku Petunjuk Teknis Pembangunan Sanimas. Pengujian/Pemeriksaan Material; Material yang akan digunakan harus diinspeksi oleh pengawas. Bila perlu pengawas dapat melaksanakan pemeriksaan ulang material bahan-bahan yang telah tersimpan sebelumnya; Lebih
rinci
dapat
dilihat
pada
Buku
Petunjuk
Teknis Pembangunan Infrastruktur.; 2. Pengendalian Kuantitas/Volume Pengawasan
Kuantitas,
dilakukan
untuk
mengecek
bahan-bahan/campuran yang ditempatkan, dipindahkan, atau yang terpasang. Pengawas akan memeriksa bahanbahan/campuran
berdasarkan
atas
batas
toleransi
pembiayaan; Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas dan persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dilakukan agar kuantitas pekerjaan benarbenar
terukur
dengan
baik
sesuai
dengan
pembiayaan dan disetujui oleh DPIU. Lebih rinci dapat dilihat
pada
Buku
Petunjuk
Teknis
Pembangunan
Infrastruktur Sanimas; 3. Pengendalian Waktu; Di dalam pelaksanaan konstruksi, hubungan antara tenaga TAHAP PELAKSANAAN FISIK
97
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB kerja, alat berat, dan jumlah jam per hari dengan waktu pelaksanaan penyelesaian sangat erat; Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan yang dibuat KSM dicek oleh DPIU dan TAMK sebelum pekerjaan dimulai terhadap: o
Kelayakan rencana target terhadap kondisi cuaca;
o
Metode konstruksi yang sistematis dan benar;
o
Pengendalian waktu oleh pengawas berdasarkan jadwal pelaksanaan tersebut;
o
Dari
jadwal pelaksanaan tersebut
dijabarkan
kedalam target harian, kemudian di cek terhadap pencapaian target hariannya. Bila target harian tidak terpenuhi maka selisih volume harus di programkan/dikejar untuk hari berikutnya. Bila dilaksanakan dengan baik maka pelaksanaan konstruksi dapat diselesaikan sesuai jadwal. Alat Berat Jika
alat
berat
dibutuhkan
dalam
pelaksanaan
konstruksi, maka: o
Kapasitas alat/kombinasi alat harus dihitung lebih dahulu;
o
Bila perlu ditambahkan jumlah alat atau menambah jam kerja alat.
Tenaga Kerja dan Jumlah Jam Kerja Jadwal kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan 98
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB dengan
target
waktu.
Bila
kondisi
pekerjaan
diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau lembur. 4. Pengendalian Biaya Yang perlu di perhatikan dalam pengendalian biaya adalah pengukuran hasil pekerjaan yang dilakukan dengan akurat dan benar sehingga kuantitas biaya sesuai dengan gambar rencana. 5. Pengamanan Lokasi Kerja Jika kondisi tanah di lokasi kerja, jenis tanahnya mudah bergerak
(tanah
pasir,
lempung)
dan
memerlukan
kedalaman galian yang cukup dalam, maka perlu penerapan galian agar tanah tidak longsor. Lebih rinci dapat dilihat pada Buku Petunjuk Teknis Pembangunan Infrastruktur Sanimas. 5.4.7. Pelaporan Kegiatan Bagian lain dari Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan adalah Pencatatan
serta
Pendokumentasian
Hasil
dan
Proses di lapangan. Catatan dan Dokumentasi ini disusun dalam
Bentuk Laporan, yang harus dibuat secara
sederhana dan seringkas mungkin dan dilakukan secara berkala. Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ) dibuat setiap Bulan dan
diserahkan kepada Satker Kab/Kota tiap akhir bulan, yang terdiri dari : TAHAP PELAKSANAAN FISIK
99
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 1) Catatan Harian Kegiatan (Format 8.1); 2) Daftar Hadir Pekerja Harian dan Penerima Insentif (Format 8.2); 3) Catatan Harian Penggunaan Material (Format 8.3); 4) Rekapitulasi Pelaksanaan Mingguan (Format 8.4); 5) Laporan Kemajuan Pelaksanaan Bulanan (Format 8.5); 6) Laporan Masalah yang dihadapi (Format 8.6); 7) Catatan Harian Fasilitator Teknik (Format 9.1); 8) Catatan Harian Fasilitator Pemberdayaan (Format 9.2); 9) Catatan Harian Fasilitator Manajemen (Format 9.3); 10) Evaluasi Kemampuan Organisasi Warga Setempat (Format 9.4); 11) Laporan Administrasi Keuangan; 12) Foto yang menggambarkan Kondisi Lapangan (sesuaikan kondisi progres). Selain itu, BKM/LKM selaku Penanggung Jawab Pelaksanaan Kegiatan wajib melaporkan Kemajuan Pelaksanaan kepada masyarakat yang d isampaikan melalui Forum
Rembug
Warga Pelaksanaan Fisik dan Papan-papan Informasi di lokasi sasaran secara periodik setiap dua minggu. 5.4.8. Rembug Warga Pelaksanaan Fisik Pelaksanaan Rembug Warga Pelaksanaan Fisik dilakukan untuk melaporkan dan Pelaksanaan
Kegiatan,
membahas
mengenai
Laporan
Kendala-kendala Pelaksanaan dan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan Fisik kedepan serta agenda 100
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB lainnya yang sekiranya diperlukan. Rembug warga dilakukan secara
rutin
disebarluaskan
1
(satu)
melalui
minggu kegiatan
kegiatan. Dalam pelaksanaanya, memaparkan
laporan
sekali
dan
hasilnya
penempelan
informasi
KSM, BKM/LKM serta KM
pelaksanaan
kegiatan
fisik
keuangan, laporan penggunaan material,
dan
kendala-
kendala pelaksanaan kegiatan dan rencana pelaksanaan kegiatan fisik kedepan. Pelaksanaan diharapkan permasalahan pemilik
Rembug
Warga
Pelaksanaan wadah
dapat menjadi
Fisik
ini
pemecahan
serta wadah interaksi masyarakat sebagai
kegiatan
selain
sebagai
salah
satu
bentuk
transparansi pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan. Langkah-langkah yang perlu disiapkan dalam Rembug Warga Pelaksanaan Fisik : 1.
Mempersiapkan Laporan Pelaksanaan Kegiatan yang disampaikan oleh BKM/LKM dan KSM : Pelaksanaan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Fisik; Keuangan; Laporan Penggunaan Material; Kendala-kendala Pelaksanaan Kegiatan; Rencana Pelaksanaan Kegiatan Fisik Kedepan.
2.
Menyimpulkan
pokok-pokok
untuk
Rembug
Warga
Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap IV 5.4.9. Keterbukaan Informasi TAHAP PELAKSANAAN FISIK
101
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 1. Maksud Dalam Rangka mewujudkan Transparansi Pengelolaan Dana Bantuan Program Sanimas ID, KSM dan BKM/LKM berkewajiban menyampaikan Informasi di Papan Informasi dan
Pemasangan
Papan
Kegiatan.
Penempelan
informasi ini dilakukan oleh KSM dan BKM/LKM yang meliputi informasi tentang RKM, dan hasil-hasil rembug warga, laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan keuangan, serta informasi-informasi lainnya. Penempelan informasi melalui papan informasi ditempatkan di lokasi strategis agar mudah terlihat dan dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat, misalnya di kantor Kelurahan, masjid, gereja, balai pertemuan dll, dengan bentuk dan ukuran yang mudah dibaca oleh masyarakat. Penempelan informasi dilakukan secara rutin 1 (satu) minggu sekali. Pembuatan dimusyawarahkan
papan
informasi
harus
dengan masyarakat/warga kelurahan
agar secara bersama-sama menetapkan pembiayaan, lokasi pemasangan, pembuat dan penanggung jawab dalam perawatan dan perbaikannya. Agar masyarakat mudah membaca pengumuman yang tercantum di papan informasi tersebut, rancangan harus dibuat menarik, tidak mudah rusak dan berukuran ideal agar dapat terlihat dari jarak tertentu. Pada umumnya ukuran yang digunakan sekitar 1 x 1,5 meter dan biaya 102
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB yang dibutuhkan untuk
pembuatan papan informasi
pada prinsipnya ditanggung oleh masyarakat sendiri. 2. Langkah-Langkah
Yang
Perlu
Disiapkan
Dalam
Keterbukaan Informasi Menyiapkan Papan Informasi dan Pemasangan Papan Kegiatan oleh KSM dan BKM/LKM yang meliputi: o Nama Kecamatan/Kelurahan/RW/RT, nama KSM dan BKM/LKM; o Informasi tentang Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM); o Hasil Rembug Kelurahan dan Rembug Warga; o Laporan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan dan Keuangan. Agar informasi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: o Papan informasi harus dipasang di tempat yang banyak dikunjungi orang tetapi aman dari gangguan; o Papan informasi harus dipasang agak tinggi agar tidak mudah rusak; o Tulisan agak besar, kalimat sederhana dan singkat disertai gambar berwarna agar menarik perhatian dan minat pembacanya; o Papan informasi dilindungi kaca atau plastik untuk mengurangi kemungkinan informasi dirusak orang; o Informasi yang ditempel di papan informasi dapat berupa foto copy atau tulisan tangan, asalkan jelas & terbaca dengan baik; TAHAP PELAKSANAAN FISIK
103
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB o Informasi harus selalu diperbaharui Setelah Pelaksanaan Fisik selesai KSM dan BKM/LKM diwajibkan pula untuk membuat/mencantumkan Logo PUPR, ditempatkan di lokasi yang mudah dilihat dan dapat disesuaikan dengan Kondisi Lapangan.
104
TAHAP PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
BAB VI PASCA PELAKSANAAN FISIK 6.1.
PROMOSI SANITASI Upaya menyebarluaskan informasi tentang suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
6.2. REMBUG WARGA TINGKAT RT/RW (ATAU SEBUTAN LAINNYA) TAHAP IV Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap IV bertujuan
untuk
memberikan
informasi
hasil
pelaksanaan
kegiatan dan hasil pengelolaan dana bantuan oleh KSM dan BKM/LKM
kepada warga lokasi sasaran. Rembug dilaksanakan
setelah pelaksanaan fisik selesai 100% atau pada saat batas waktu penyelesaian pekerjaan habis. Rembug Warga ini merupakan penilaian
akhir Sanimas yang akan
menjadi dasar dalam
pemeriksaan. Forum ini dipimpin oleh Lurah dengan mengundang Satker
PIP
Kabupaten/kota,
DPIU,
Pemerintah
Kecamatan,
Pemerintah Kelurahan, BKM/LKM, Pokjasan, KSM, KM, LSM, PKK, Tokoh masyarakat
Kelurahan,
dan
warga
lokasi
kegiatan
PASCA PELAKSANAAN FISIK
105
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB dengan perwakilan Pengurus RT/RW. Dalam Rembug ini, BKM/LKM bersama KSM menjelaskan secara rinci dan transparan laporan pertanggung-jawaban.
Materi
adalah
Laporan
Penyelesaian
Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) disertai dengan foto-foto pelaksanaan. Hasil Rembug Warga ini disampaikan kepada pemerintah kelurahan dan kabupaten Isi laporan pertanggungjawaban terdiri dari : 1.
Apabila pekerjaan fisik sudah selesai (mencapai 100%), laporan pertanggungjawaban BKM berisi Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) dan pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K).
2.
Apabila pelaksanaan
kegiatan
fisik
tidak
selesai
pada
waktunya (pada akhir tahun anggaran belum mencapai 100%)
maka
laporan
pertanggungjawaban BKM berisi
Laporan Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB), Pembuatan Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK), dan Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K). Pembuatan Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K) Laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan (LP2K) adalah laporan yang ditandatangani KM
dan
TFL
oleh
Ketua
BKM/LKM
dan
diketahui
untuk menyatakan bahwa seluruh jenis kegiatan
telah selesai dilaksanakan (kondisi 100%) serta siap diperiksa oleh Satker PIP Kabupaten/kota. Kondisi 100% dapat dicapai setelah dilakukan Commisioning Test. Commisioning Test dilakukan 106
PASCA PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB bersama-sama Satker PIP Kabupaten/kota, TFL, Pemerintah Kelurahan dan KPP. Pada
saat
LP2K
ditandatangani, seluruh
administrasi baik
pertanggung- jawaban dana maupun jenis administrasi lainnya harus sudah dilengkapi dan dituntaskan, termasuk realisasi kegiatan dan biaya (RKB). Lembar LP2K yang sudah ditandatangani diserahkan pada TFL dengan tembusan kepada Satker Kabupaten untuk mendapatkan tindak lanjut berupa pemeriksaan di lapangan. Format LP2K dapat dilihat pada Format 10.1 Lampiran. Pembuatan Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) KSM bersama KM harus membuat rincian realisasi kegiatan dan biaya berikut rekapitulasinya dan disetujui Satker Kabupaten/kota. Hal ini sebagai bentuk penjelasan tentang apa saja yang telah dilaksanakan di lapangan serta penggunaan dana bantuan BLM. Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) harus dibuat sesuai dengan kondisi pada saat LP2K dibuat pelaksanaan di lapangan. Catatan harus berdasar kepada kondisi aktual di lapangan dan sesuai dengan catatan pelaporan harian. Pada prinsipnya pembuatan RKB merekap atau merangkum seluruh catatan penggunaan
dana dan pelaksanaan kegiatan yang
dibuat selama pelaksanaan. Gambar-gambar
yang
dilampirkan
dalam
dokumen
penyelesaian adalah denah atau lay out, peta situasi, detail konstruksi dan lain-lain yang juga bagian dari RKB. Jika terjadi perubahan pada infrastruktur terbangun, dilakukan PASCA PELAKSANAAN FISIK
107
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB perubahan pada gambar dan harus dituangkan dalam berita acara revisi dan dalam
As built Drawing
(gambar
pelaksanaan).
Format RKB dapat dilihat dalam Format 10.2 Lampiran Pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K) Surat
pernyataan
penyelesaian
kegiatan
ini
berisikan
kesanggupan BKM/LKM untuk menyelesaikan kegiatan sampai dengan waktu yang direncanakan, dengan sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen dari Satker PIP Kabupaten/kota, Lurah dan DPIU. Format SP2K dapat dilihat pada Format 10.4 Lampiran. Jika dalam pemeriksaan di lapangan ditemukan adanya kekurangan dalam pelaksanaan termasuk dalam hal administrasi, maka Satker
PIP
Kabupaten/kota atau DPIU dapat memberikan
kesempatan waktu kepada BKM/LKM untuk menyelesaikan kegiatan konstruksi dan atau melakukan perbaikan. Pembuatan Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK) Apabila sampai batas waktu akhir
tahun
anggaran,
ternyata
kegiatan pembangunan infrastruktur belum dapat diselesaikan, atau dana belum disalurkan seluruhnya, maka Ketua BKM/LKM dan
TFL dengan sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen
dari Satker Kabupaten/kota, dan Kepala Kelurahan membuat Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK) sebagai pengganti LP2K. BASPK menunjukkan kondisi hasil pelaksanaan kegiatan yang dicapai pada saat itu. Lampiran yang harus dibuat jika muncul BASPK, yaitu realisasi kegiatan dan biaya hingga saat itu maupun gambar-gambar 108
PASCA PELAKSANAAN FISIK
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB infrastruktur terbangun hingga saat itu. Jika pada saat BASPK masih terdapat sisa dana yang belum terserap dari KPPN, maka sisa dana tersebut tidak dapat ditarik kembali dan harus dikembalikan ke kas negara. Format BASPK seperti pada Format 10.5 Lampiran. Laporan Akhir Pekerjaan Laporan akhir pekerjaan oleh BKM/LKM sebagai pihak kedua dalam kontrak dengan Satker/PPK PIP Kabupaten/kota sebagai pihak pertama, yang memuat : 1) Berita Acara Perubahan Pekerjaan (Adendum/Amandemen Kontrak); 2) Gambar Pelaksanaan (As built Drawing); 3) Foto-foto pelaksanaan kegiatan (progres 0%, 30%, 60%, 100%); 4) Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K) (format 10.1); 5) Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) (Format 10.2); 6) Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K) (format 10.3); 7) Laporan bulanan asli dan salinan rangkap 2; 8) Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K) (format 10.4); 9) Berita Acara Status Pelaksanaan (BASPK) (format 10.5). Dokumen tersebut harus sudah dapat diselesaikan oleh BKM/LKM bersama TFL dan KM untuk Kabupaten/kota
disampaikan
selambat- Iambatnya
1
kepada
Satker
(satu) minggu sejak
tanggal serah terima pekerjaan. Jika sampai batas waktu tersebut PASCA PELAKSANAAN FISIK
109
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB dokumen penyelesaian belum bisa dituntaskan, maka Ketua BKM/LKM, TFL dan Satker Kabupaten/kota harus membuat Berita Acara Keterlambatan
dan
Kesanggupan penyelesaiannya untuk
disampaikan kepada DPIU.
6.3.
SERAH TERIMA INFRASTRUKTUR Serah Terima Hasil Pekerjaan dilakukan segera setelah selesainya kegiatan konstruksi dan sarana sanitasi yang dibangun sudah sepenuhnya dapat berfungsi dan bermanfaat maksimal 60 hari setelah pekerjaan fisik selesai. Serah Terima Pekerjaan dilakukan oleh KSM ke Koordinator BKM, Koordinator BKM kepada PPK Sanitasi Kabupaten/kota, PPK Sanitasi Kabupaten/kota ke Kasatker PIP Kabupaten/kota kemudian Kasatker PIP menyerahkan ke KPP dengan sepengetahuan DPIU dan kepala desa/Lurah.
6.4. TAHAP OPERASI DAN PEMELIHARAAN Kegiatan ini dimaksudkan untuk memastikan keberlanjutan pelayanan aset yang sudah dibangun melalui upaya pemeliharaan yang tepat. KPP yang telah dibentuk akan melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana-sarana sanitasi yang telah dibangun. Tujuan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan adalah sebagai berikut: 1.
Terkumpulnya iuran dari masyarakat untuk pembiayaan operasional dan pemeliharaan sarana sanitasi yang terbangun
2. 110
Dapat
berfungsinya
PASCA PELAKSANAAN FISIK
sarana
sanitasi
sesuai
dengan
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB peruntukannya 3.
Adanya tambahan jumlah masyarakat penerima manfaat
4.
Tumbuhnya partisipasi masyarakat untuk ikut memelihara sarana
5.
Memberikan
peluang
kepada
masyarakat/lembaga masyarakat dan
mengoptimalkan
masyarakat/kelompok
untuk
mengoperasikan
sarana sanitasi yang
ada sebagai
sumber daya serta meningkatkan kapasitas masyarakat dengan penciptaan peluang pelatihan teknis maupun non teknis. catatan: Tata cara operasi dan pemeliharaan sarana sanitasi yang dibangun dapat dilihat dalam Buku 4 : Operasi Dan Pemeliharaan Oleh Masyarakat.
PASCA PELAKSANAAN FISIK
111
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
BAB VII PENGENDALIAN 7.1. UMUM Pengendalian diperlukan agar proses pelaksanaan program Sanimas sesuai dengan prinsip, pendekatan dan mekanisme yang telah ditetapkan. Pengendalian program bertujuan untuk : 1.
Menjamin setiap proses pelaksanaan sesuai dengan aturan, prinsip dan kebijakan;
2.
Menjamin bahwa perencanaan dirumuskan melalui proses dan mekanisme yang benar;
3.
Menjamin terlaksananya Keselamatan, Keamanan Kerja dan Lingkungan (K3L) disetiap tahapan;
4.
Menjamin jenis dan lokasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan;
5.
Mengendalikan
pemanfaatan
dana
agar
sesuai
dengan
perencanaan dan dikelola secara transparan; 6.
Menjamin agar kualitas setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan;
7.
Menjamin agar setiap pelaku dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara baik sesuai dengan fungsinya masingmasing;
8.
Menjamin ketepatan waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana PENGENDALIAN
113
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB yang telah ditentukan. Pengendalian
program
Sanimas
dilakukan
melalui
pengawasan/pemantauan, pelaporan serta evaluasi, dengan strategi sebagai berikut: 1.
Pengawasan/pemantauan
secara
ketat
dan
obyektif
pada
setiap proses tahapan kegiatan di setiap level pelaku; 2.
Pelaporan di semua tingkatan pelaku dilaksanakan secara disiplin, akurat dan tepat waktu;
3.
Pelaksanaan evaluasi secara regular didukung dengan pemberian sanksi untuk penegakan aturan.
7.2. PEMANTAUAN Sesuai dengan prinsip transparansi dalam program ini, pemantauan akan terdiri dari: 1.
Pemantauan Internal, dilakukan oleh seluruh unit pelaksana program pelaku di dalam system (Aparat Pemerintah/Struktural, Konsultan/Fungsional, serta masyarakat kelurahan sasaran);
2.
Pemantauan Eksternal, dilakukan oleh pelaku di luar unit pelaksana kegiatan (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas, Media Massa, dll). Dalam pengendalian program, pengawasan dilakukan melalui pemantauan (monitoring) secara berjenjang oleh pelaku-pelaku program Sanimas .
7.3. PELAPORAN Pelaporan adalah konsolidasi dari rencana kegiatan dan tindak lanjut
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB pemantauan yang telah dilakukan pada setiap tahapan kegiatan. Laporan ditulis secara sederhana, ringkas, dan dilakukan secara berkala. Selain memuat data hasil dan proses pelaksanaan di lapangan, laporan juga memuat foto/dokumentasi kegiatan, permasalahan, hambatan, dan rekomendasi penyelesaian permasalahan.
PENGENDALIAN
115
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 7.3.1. PELAPORAN JALUR STRUKTURAL
Gambar 7.1. Bagan Pelaporan Struktural
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 7.3.2. PELAPORAN JALUR KONSULTAN Pelaporan manajemen
yang
dibuat
oleh
fasilitator
dan
konsultan
secara berjenjang setiap bulan sesuai bagan di
bawah ini.NPMC
Gambar 7.2. Pelaporan Konsultan
PENGENDALIAN
117
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
7.4. EVALUASI PROGRAM Evaluasi Program adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program dan identifikasi kendalakendala, solusi dan alternatif tindakan penyelesaian yang dilakukan selama pelaksanaan program. Secara umum evaluasi dilakukan untuk mengukur kinerja program secara keseluruhan,
dengan
berbasis
pada hasil penilaian indiKator kinerja yang ditetapkan. 7.4.1. Indikator Kinerja Program Indikator utama program Sanimas terdiri dari indikator output dan outcome, sebagai berikut: a.
Output: Terbangunnya sarana sanitasi Bertambahnya jumlah sambungan rumah (SR) Terbentuknya organisasi masyarakat pengelola dan pemanfaat infrastruktur
serta bertanggung jawab atas kelestarian terbangun,
yang
memiliki
rencana
operasional dan pemeliharaan. b. Outcome: Meningkatnya akses terutama
jumlah
penduduk
yang
memiliki
pelayanan prasarana/sarana sanitasi dasar, kaum
perempuan, kelompok rentan/marjinal
dan penduduk miskin;
7.5. PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB Program Sanimas menganggap bahwa pengaduan/keluhan merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan program. Program Sanimas memberi kesempatan kepada masyarakat atau pihak lain yang ingin menyampaikan pengaduan di tingkat kelurahan
sampai
dengan tingkat pusat kepada unit pengelola pengaduan : 1. TFL; 2. Konsultan (TAMK/RPMC/NPMC); 3. Aparat Pemerintah terkait (aparat kelurahan, DPIU, PPIU, CPMU). Sarana pengaduan yang disediakan di lokasi kegiatan antara lain : 1. kotak pengaduan; 2. papan informasi; 3. dan lain-lain. Sarana pengaduan dapat juga disampaikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui : 1. surat; 2. email; 3. sms center; 4. dan lain-lain. Stakeholder di tingkat propinsi dan kabupaten/kota (PPIU dan DPIU) mempunyai kewajiban untuk memastikan informasi dan prosedur penyampaian pengaduan tersedia dan dipahami oleh masyarakat. Semua
jenis pengaduan
mungkin mendapatkan penanganan
di
masyarakat harus dikelola penanganan
dan
hasil
dan sesegera tindak
lanjut
informasikan kepada masyarakat melalui papan
informasi yang disediakan oleh KSM. PENGENDALIAN
119
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
Gambar 7.3. Bagan Alir Penanganan Keluhan
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
7.6. KETERLIBATAN
PEREMPUAN,
KELOMPOK
RENTAN/MARJINAL DAN PENDUDUK MISKIN Keterlibatan
perempuan
menjadi
penting
diperhatikan
karena
sebagai kelompok masyarakat penerima manfaat maka laki-laki dan perempuan masing- masing mempunyai kebutuhan yang berbeda. Dalam masyarakat patriarchal, kelompok perempuan masih menjadi kelompok marjinal. Sehingga untuk mendorong perempuan
dalam
program,
baik
dalam
keterlibatan tahap persiapan,
perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan maka diperlukan affirmative action. Pengarusutamaan gender atau disingkat PUG adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan sistimatis untuk mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan manusia (rumah tangga, masyarakat dan negara), melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan
dan
program
diberbagai
bidang
kehidupan
dan
pembangunan. Pengarusutamaan gender bertujuan terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksana, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ruang lingkup pengarusutamaan gender meliputi seluruh perencanaan, PENGENDALIAN
121
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan nasional (Inpres Nomor 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional). Kuantitatif Salah satu upaya mendorong keterlibatan perempuan dalam program, adalah penentuan kuota perempuan dalam tiap tahap kegiatan. Dalam program ditetapkan minimal 30% dalam pertemuan dan minimal 30% sebagai fasilitator adalah perempuan. Hal ini harus diupayakan oleh setiap stakeholder baik aparat pemerintah terkait maupun konsultan dari pusat, nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Kualitatif Selain upaya pemenuhan kuota jumlah perempuan dalam tiap tahap kegiatan dan jumlah fasilitator, adalah peningkatan peran perempuan di dalamnya. Dalam hal peran fasilitator (TFL) menjadi penting, karena
sebagai ujung tombak yang bersentuhan langsung dengan
kelompok perempuan dalam masyarakat akan sangat berperan untuk mendorong bagaiamana peran perempuan dalam program. Untuk itu menjadi keharusan dan kesepakatan bersama bagi semua stakeholder akan pentingnya partisipasi perempuan dalam program. Pemahaman konsep gender dalam program yang disampaikan dalam pelatihan, menjadi suatu upaya bagi semua stakeholder untuk memahami, mengerti dan melaksanakan upaya pencapaian target seperti ituangkan dalam PUG. Upaya peningkatan keterlibatan dan peran serta perempuan, penduduk miskin dan kelompok rentan lainnya dilakukan melalui:
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB 1.
Pertemuan
dengan
kelompok-kelompok
di
masyarakat,
termasuk dalam setiap rembug kelurahan/warga; 2.
Pertemuan
khusus
dengan
kelompok
perempuan,
kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin; 3.
Menjamin keterwakilan kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin di dalam BKM/LKM/KSM;
4.
Keanggotaan BKM/LKM dan KSM minimal 30% kaum perempuan;
5.
Peningkatan
peran
serta kaum
perempuan,
kelompok
rentan/marjinal dan penduduk miskin di dalam penyusunan CSIAP dan RKM, terutama di dalam penentuan prasarana/sarana sanitasi yang akan dibangun; 6.
Peningkatan
peran
rentan/marjinal
serta
kaum
perempuan,
kelompok
dan penduduk miskin di dalam tahap
pelaksanaan pekerjaan fisik; 7.
Peningkatan
peran
serta
kaum
perempuan,
kelompok
rentan/marjinal dan penduduk miskin dalam perencanaan operasi dan pemeliharaan prasarana/sarana sanitasi terbangun.
PENGENDALIAN
123
Petunjuk Teknis SANIMAS IDB
BAB VIII PENUTUP Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi seluruh pelaku yang terkait dalam implementasi program Sanimas pada berbagai tingkatan. Hal-hal yang menyangkut teknis pelaksanaan di lapangan dapat dilihat pada buku lampiran 1, 2, 3 dan 4.13
PENUTUP
125