27 November 2014
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya (evidence based). Buku kecil ini menyajikan data dan informasi mengenai keadaan sosio-demografi, derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di provinsi yang disajikan menurut kabupaten/kota. Adapun data dan informasi yang disajikan bersumber dari Pusdatin Kemkes RI, Ditjen BUK Kemkes RI, Ditjen PPPL Kemkes RI, Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI, Badan PPSDMK Kemkes RI, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian Dalam Negeri. Tim penyusun berharap data dan informasi yang terdapat pada buku ini dapat menjadi bahan masukan dalam menelaah keadaan kesehatan yang ada di Provinsi Bengkulu maupun kabupaten/kota di provinsi tersebut. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
drg. Oscar Primadi, MPH NIP. 196110201988031013
DAFTAR ISI
Profil Singkat Provinsi Bengkulu Tahun 2014 1 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014 2 Estimasi Jumlah Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2014 3 Estimasi Piramida Penduduk Tahun 2014 4 Estimasi Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2014 5 Estimasi Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) Provinsi Bengkulu Tahun 2014 6 Jumlah Puskesmas Provinsi Bengkulu per Juni 2014 7 Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2014 8 Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 9 Jumlah Rumah Sakit di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 10 Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit per 100.000 Penduduk di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 11 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2014 12 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Regional Sumatera Tahun 2014 13 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 14
Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2014 Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Regional Sumatera Tahun 2014 Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2014 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Regional Sumatera Tahun 2014 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2014 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Regional Sumatera Tahun 2014 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 Kabupaten/Kota Daerah Bermasalah Kesehatan Provinsi Bengkulu Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2012 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bengkulu Tahun 2012
15 16 17
18 19 20 21 22
23 24 25 26
Persentase Wanita Berstatus Kawin Umur 15-49 Tahun yang Menggunakan Alat/Cara KB di Indonesia (KB Aktif), SDKI 2012 Angka Kematian Bayi di Indonesia, SDKI 2012 Angka Kematian Balita di Indonesia, SDKI 2012 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Indonesia Tahun 2014 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Regional Sumatera Tahun 2014 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan di Indonesia Tahun 2014 Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Regional Sumatera Tahun 2014 Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Indonesia Tahun 2014 Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Regional Sumatera Tahun 2014 Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Indonesia Tahun 2014
27 28 29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Regional Sumatera Tahun 2014 40 Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 41 Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Indonesia Tahun 2013 42 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Indonesia Tahun 2014 43 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Regional Sumatera Tahun 2014 44 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 45 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Indonesia Tahun 2014 46 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Regional Sumatera Tahun 2014 47 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 48 Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita (BB/U) di Indonesia Tahun 2013 49 Prevalensi Kurus dan Sangat Kurus pada Balita (BB/TB) di Indonesia Tahun 2013 50 Prevalensi Diabetes Melitus Berdasarkan Diagnosis Dokter di Indonesia Tahun 2013 51
Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Diagnosis Tenaga Kesehatan di Indonesia Tahun 2013 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Indonesia Tahun 2013 Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum Layak di Indonesia Tahun 2013 Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Layak di Indonesia Tahun 2013
52
53 54 55
PROFIL SINGKAT PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014
1
Jumlah kabupaten/kota ► Kabupaten ► Kota
8
Jumlah 2
Jumlah kecamatan
3
Jumlah desa/kelurahan
4
Luas wilayah (km2)
5
Estimasi Jumlah Penduduk Tahun 2014 ► Laki-Laki ► Perempuan
6
Kepadatan penduduk (jiwa/km 2)
7
Sarana Kesehatan - Puskesmas Rawat Inap - Puskesmas Non Rawat Inap Jumlah Puskesmas (Juni 2014) Rumah Sakit
9 1 10 127 1.517
Tenaga Kesehatan di fasyankes ► Dokter spesialis ► Dokter umum ► Dokter gigi ► Perawat ► Bidan ► Farmasi ► Nakes lainnya
114 438 111 3.258 2.550 928 2.664
19.919,33 1.828.291 932.755 895.536 91,78
45 135 180 19
Sumber : Kemkes RI: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Pusat Data dan Informasi; Kementerian Dalam Negeri
1
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2014 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 252.124.458
Sumber : Pusdatin, 2014
2
Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 menggunakan metode geometriks. Metode ini berasumsi bahwa laju/angka pertumbuhan penduduk bersifat konstan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah laju pertumbuhan penduduk provinsi. jumlah penduduk tertinggi di Indonesia hasil estimasi terdapat di Provinsi Jawa Barat dan jumlah penduduk terendah terdapat di Provinsi Kalimantan Utara.
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK BENGKULU TAHUN 2014 Estimasi Jumlah Penduduk Bengkulu : 1.828.291
Sumber : Pusdatin, 2014 Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kota Bengkulu dan terendah di Kab. Bengkulu Tengah. Proporsi penduduk di Kota Bengkulu sebesar 17,98% dan di Kab. Bengkulu Tengah sebesar 5,73%.
3
ESTIMASI PIRAMIDA TAHUN 2014 INDONESIA
BENGKULU
Sumber : Pusdatin, 2014
4
Struktur penduduk di Indonesia dan Bengkulu termasuk struktur penduduk muda. Badan piramida membesar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki dan perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi ini mengharuskan kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif.
ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2014
Sumber : Kemendagri, 2014; Pusdatin, 2014 Hasil estimasi penduduk menunjukkan pada tahun 2014 kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 131 penduduk per km2. Estimasi kepadatan penduduk paling besar terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 15.263, Jawa Barat sebesar 1.309 dan Banten 1.225. Estimasi kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Provinsi Kalimantan Utara dengan kepadatan penduduk sebesar 8, Papua Barat dengan kepadatan penduduk 9, Papua sebesar 11 penduduk per km 2 .
5
ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014
Sumber : Kemendagri, 2014; Pusdatin, 2014
6
Penyebaran penduduk di Provinsi Bengkulu belum merata. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap kabupaten/kota yang tidak sama. Daerah dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota Bengkulu sebesar 2.168 jiwa per km 2. Kepadatan terendah terdapat di Kab. Mukomuko dengan kepadatan penduduk 41 jiwa per KM2. Jumlah penduduk dan luas wilayah merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk.
JUMLAH PUSKESMAS DI PROVINSI BENGKULU PER JUNI 2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KABUPATEN/KOTA Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara Kaur Seluma Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu JUMLAH
RAWAT INAP 5 7 8 4 3 7 4 2 2 3 45
NON RAWAT INAP 9 14 14 12 19 10 10 12 18 17 135
JUMLAH 14 21 22 16 22 17 14 14 20 20 180
Sumber : Pusdatin, 2014
7
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK DI INDONESIA PER JUNI 2014
Sumber : Pusdatin, 2014 Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk di Indonesia sebesar 1,16. Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk tertinggi terdapat di Provinsi Papua Barat sebesar 5,03, Maluku sebesar 3,46, dan Papua sebesar 3,39. Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk terendah terdapat di Provinsi Banten sebesar 0,59, Jawa Barat sebesar 0,68 dan Jawa Timur sebesar 0,75.
8
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK DI PROVINSI BENGKULU PER JUNI 2014
Sumber : Pusdatin, 2014 Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk di Bengkulu sebesar 2,95. Pada Provinsi Bengkulu dengan estimasi jumlah penduduk tahun 2014 sebesar 1.828.291 dan jumlah puskesmas yang telah teregistrasi sebesar 180, maka 1 Puskesmas dapat melayani sebesar 10.157 penduduk. Rasio puskesmas per 30.000 penduduk tertinggi terdapat di Kab. Bengkulu Tengah dan rasio puskesmas per 30.000 penduduk terendah terdapat di Kota Bengkulu.
9
JUMLAH RUMAH SAKIT DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014
Sumber : Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI
10
RASIO TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014
Sumber : Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI
11
RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014 Sulawesi Utara DI Yogyakarta Sumatera Barat Papua Barat Aceh Kepulauan Riau DKI Jakarta Kalimantan Timur Bali Kepulauan Bangka Belitung Gorontalo Bengkulu Maluku Utara Sumatera Utara Maluku Jambi papua Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Sulawesi Tengah Riau Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Jawa Tengah Indonesia Sumatera Selatan Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Lampung Jawa Timur Banten Jawa Barat
9,6 0
5
10
13,7 13,6 13,5 13,4 12,7 11,7 11,2 15
21,3 21,2 19,7 19,7 18,7 18,6 18,4 18,1 17,0 16,8 16,8
20
30,4
26,1 25,9 24,9 24,7 24,3 24,2 24,0 23,7 23,2 23,0
25
30
33,8 33,5
35
38,8
40
42,4
45
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014
12
Rasio dokter umum yang didayagunakan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia adalah 16.8 per 100.000 penduduk, dengan rentang 9.6 – 42.4 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. Sulawesi Utara dan paling rendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat, rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya 2 provinsi telah mencapai target.
RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014 Sumatera Barat
33,8
Aceh
30,4
Kepulauan Riau
26,1
Kepulauan Bangka Belitung
24,3
Bengkulu
24,0
Sumatera Utara
23,2
Jambi
21,3
Riau
Target tahun 2014 40 dokter umum per 100.000 penduduk
18,6
INDONESIA
16,8
Sumatera Selatan
13,7
Lampung
12,7 0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014 Rasio dokter umum per 100.000 penduduk di regional Sumatera berkisar 12,7 – 33,8, dengan rasio tertinggi di Provinsi Sumatera Barat dan terendah di Provinsi Lampung. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, provinsi di regional Sumatera belum mencapai target.
13
RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014 Kota Bengkulu
40,4
Bengkulu Tengah
29,6
Mukomuko
29,5
Kaur
27,8
Bengkulu Selatan
26,9
BENGKULU
24,0
Bengkulu Utara
18,9
Lebong
18,9
Rejang Lebong
Target tahun 2014 40 dokter umum per 100.000 penduduk
15,6
Kepahiang
13,5
Seluma
11,4 0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014
Rasio dokter umum di Provinsi Bengkulu yaitu 24,0 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota bengkulu (40,4) dan rasio terendah di Kabupaten Seluma (11,4). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, hanya Kota Bengkulu telah mencapai target.
14
RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014 DKI Jakarta DI Yogyakarta Kalimantan Timur Sumatera Barat Sulawesi Barat Maluku Sulawesi Selatan Bali Kepulauan Riau Sumatera Utara Riau Bengkulu Aceh Papua Barat Jambi Indonesia Sulawesi Tenggara Banten Kalimantan Selatan Kepulauan Bangka Belitung Jawa Timur Maluku Utara Kalimantan Tengah Jawa Tengah Jawa Barat Sulawesi Tengah Nusa Tenggara Barat Gorontalo Lampung Nusa Tenggara Timur Sulawesi Utara Papua Kalimantan Barat Sumatera Selatan
6,15 6,07 5,92 5,81 5,54 5,19 4,92 4,83 4,65 4,49 4,37 4,29 4,26 4,20 3,81 3,77 3,45 3,44 3,44 3,18 3,11 2,98 2,95 2,76
0,00
2,00
4,00
6,00
7,20 7,19 7,17 7,04 6,76
8,50 8,04 7,78
8,00
14,62
12,66
10,00
12,00
14,00
16,00
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014
Rasio dokter gigi yang didayagunakan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia adalah 5.19 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2.76 – 14.62 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. DKI Jakarta dan paling rendah Prov. Sumatra selatan. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat, rasio 11 dokter gigi per 100.000, secara nasional belum mencapai target dan hanya 2 provinsi telah mencapai target.
15
RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014 Sumatera Barat
8,0
Kepulauan Riau
7,0
Sumatera Utara
6,8
Riau
6,1
Bengkulu
6,1
Aceh
5,9
Jambi
5,5
INDONESIA
Target tahun 2014 12 dokter gigi per 100.000 penduduk
5,2
Kepulauan Bangka Belitung
4,5
Lampung
3,4
Sumatera Selatan
2,8 0
2
4
6
8
10
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014
16
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk di regional Sumatera berkisar 2,8 – 8,0 dengan rasio tertinggi di Provinsi Sumatera Barat dan terendah di Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, semua provinsi di regional sumatera belum mencapai target.
12
RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014 Bengkulu Tengah
15,3
Kota Bengkulu
13,7
Lebong
9,5
BENGKULU
6,1
Mukomuko
5,4
Bengkulu Utara
4,0
Bengkulu Selatan
3,9
Kepahiang
Target tahun 2014 12 dokter gigi per 100.000 penduduk
3,0
Rejang Lebong
2,7
Kaur
1,7
Seluma
0,5 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014
Rasio dokter gigi di Provinsi Bengkulu yaitu 6,1 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kabupaten Bengkulu Tengah (15,3) dan terendah di Kabupaten Seluma (0,5). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, hanya 2 kabupaten telah mencapai target.
17
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014 Indonesia Papua Barat Maluku Maluku Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Aceh Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kepulauan Riau DKI Jakarta DI Yogyakarta Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Papua Sulawesi Tenggara Jambi Bali Sumatera Barat Sulawesi Selatan Gorontalo Sumatera Utara Nusa Tenggara Timur Sulawesi Barat Sumatera Selatan Riau Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Lampung Jawa Timur Banten Jawa Barat
117,2
308,9 297,1 273,6 239,6 236,5 230,1 208,2
194,3 193,5 190,8 187,5 185,0 178,2 173,3 158,5 158,0 157,2 155,7 152,8 147,3 145,3 140,9 127,5 126,6 125,8 110,2 109,9 107,2 96,5 85,4 85,2 66,6 65,7
0
50
100
150
200
250
300
350
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014 Rasio perawat yang didayagunakan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia tahun 2014 adalah 117,21 per 100.000 penduduk, dengan rentang 65,67 – 308,85 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 117,5 per 100.000 penduduk, secara nasional telah mencapai target dan hanya 8 provinsi belum mencapai target.
18
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014 Aceh
230,1
Target tahun 2014 158 perawat per 100.000 penduduk
Kepulauan Riau Kepulauan Bangka Belitung
193,5 185,0
Bengkulu
178,2
Jambi
155,7
Sumatera Barat
147,3
Sumatera Utara
127,5
INDONESIA
117,2
Sumatera Selatan
110,2
Riau
109,9
Lampung
85,4 0
50
100
150
200
250
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014
Rasio perawat di regional Sumatera memiliki rentang 85,4 – 230,1 per 100.000 penduduk. Rasio tertinggi di Provinsi Aceh dan terendah Provinsi Lampung. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, 4 provinsi di regional Sumatera telah mencapai target.
19
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014 Kota Bengkulu
313,8
Mukomuko
222,9
Bengkulu Selatan
219,9
BENGKULU
178,2
Bengkulu Utara
150,4
Kaur
147,8
Kepahiang
129,3
Lebong
128,6
Rejang Lebong
127,0
Bengkulu Tengah
125,0
Seluma
Target tahun 2014 158 perawat per 100.000 penduduk
89,2 0
50
100
150
200
250
300
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014
Rasio perawat di Provinsi Bengkulu yaitu 178,2 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Bengkulu (313,8) dan terendah Kabupaten Seluma (89,2). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan hanya 3 kabupaten/kota telah mencapai target.
20
350
RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014 54,2
Indonesia Aceh Bengkulu Papua Barat Sumatera Utara Jambi Maluku Utara Sumatera Barat Sulawesi Tengah Kalimantan Tengah Maluku Sulawesi Tenggara Riau Kalimantan Selatan Sulawesi Barat Kepulauan Bangka Belitung Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Timur Sulawesi Utara Sumatera Selatan Gorontalo Kepulauan Riau Kalimantan Timur Papua Bali Jawa Tengah Kalimantan Barat Lampung DI Yogyakarta Nusa Tenggara Barat Jawa Timur Banten DKI Jakarta Jawa Barat
29,6 28,3 28,0 0
77,9 77,5 73,2 70,4 70,3 69,7 65,0 62,2 61,9 61,6 60,1 59,9 57,6 57,0 55,1 52,7 51,2 50,8 47,2 47,1 46,8 40,3
50
102,0 100,4 95,3 95,1 90,7 88,9
100
201,7
139,5
150
200
250
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014 Rasio bidan yang didayagunakan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia tahun 2013 adalah 54,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 28,0 – 201,7 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya 4 provinsi telah mencapai target.
21
RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014 Aceh
201,7
Bengkulu
139,5
Sumatera Utara
100,4
Jambi
95,3
Sumatera Barat
90,7
Riau
70,4
Kepulauan Bangka Belitung
65,0
Sumatera Selatan
60,1
Kepulauan Riau
57,6
INDONESIA
Target tahun 2014 100 bidan per 100.000 penduduk
54,2
Lampung
47,2 0
50
100
150
200
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014
22
Rasio bidan di regional Sumatera memiliki rentang 47,2 – 201,7 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Provinsi Aceh dan terendah di Provinsi Lampung. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, hanya 3 provinsi di regional Sumatera telah mencapai target.
250
RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014 Bengkulu Tengah
292,9 Target tahun 2014 100 bidan per 100.000 penduduk
Bengkulu Selatan
Mukomuko
250,1
145,8
BENGKULU
139,5
Seluma
139,0
Rejang Lebong
128,5
Kota Bengkulu
125,9
Bengkulu Utara
118,3
Kepahiang
104,5
Lebong
75,7
Kaur
58,3 0
50
100
150
200
250
300
350
Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014 Rasio bidan di Provinsi Bengkulu yaitu 139,5 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kabupaten Bengkulu Tengah (292,5) dan terendah Kabupaten Kaur (58,3). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 8 kabupaten/kota telah mencapai target.
23
KABUPATEN/KOTA DAERAH BERMASALAH KESEHATAN (DBK) PROVINSI BENGKULU
NO
24
KABUPATEN/KOTA
1
Ka b. Bengkul u Sel a ta n
2
Ka b. Bengkul u Uta ra
3
Ka b. Ka ur
4
Ka b. Sel uma
5
Ka b. Bengkul u Tenga h
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2012
IPM rendah
IPM sedang
IPM tinggi
Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012 Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 73,29 naik dari tahun 2011 sebesar 72,77 dan kisaran IPM per kabupaten/kota 65,86-78,33. Seluruh provinsi di Indonesia masuk dalam kategori IPM sedang, tidak satupun provinsi dengan kategori IPM rendah maupun sedang. DKI Jakarta masih menempati posisi pertama dengan IPM 78,33 dan Papua di posisi terakhir.
25
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012
IPM rendah
IPM sedang
IPM tinggi
Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bengkulu pada tahun 2012 sebesar 73,93 dengan kisaran IPM per kabupaten/kota 67,6978,51. Berdasarkan kategori, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu termasuk IPM kategori sedang.
26
PERSENTASE WANITA BERSTATUS KAWIN UMUR 15-49 YANG MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB DI INDONESIA (KB AKTIF), SDKI 2012
27
ANGKA KEMATIAN BAYI DI INDONESIA HASIL SDKI 2012
Target MDG’s 2015 ≤ 23
Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian bayi periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian bayi di Indonesia periode 5 tahun sebelum survei sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.
28
ANGKA KEMATIAN BALITA DI INDONESIA, HASIL SDKI 2012
Target MDG’s 2015 ≤ 32
Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian balita periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian balita di Indonesia periode 5 tahun sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.
29
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI INDONESIA TAHUN 2014
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 ialah sebesar 64,58%. Cakupan tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (76,24%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua (24,93%). Cakupan di Provinsi Kalimantan Barat sendiri (57,97%) lebih rendah dari cakupan nasional pada kurun waktu yang sama. Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut akan dapat dicapai.
30
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 (%) REGIONAL SUMATERA PER SEPTEMBER 2014
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2014 triwulan ke tiga di Provinsi Bengkulu merupakan yang terendah ke empat diantara provinsi lain di regional Sumatera. Cakupan tertinggi berada di Provinsi Jambi (64,47%), sedangkan yang terendah ialah di provinsi Sumatera Utara (53,38%). Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.
31
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI PROVINSI BENGKULU PER SEPTEMBER 2014
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
32
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 tertinggi adalah di Kabupaten Rejang Lebong (64,65%) sedangkan yang terendah adalah di Kabupaten Bengkulu Utara (45,63%). Cakupan Kabupaten Rejang Lebong telah dapat melebihi cakupan nasional pada kurun waktu yang sama. Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.
CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA TAHUN 2014
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014 Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 ialah sebesar 63,88%. Cakupan tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (79%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua Barat (5,47%). Cakupan di Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan ke tiga tahun 2014 ialah sebesar 59,48%. Sedangkan target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.
33
CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN (%) REGIONAL SUMATERA PER SEPTEMBER 2014
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
34
Presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan di provinsi Bengkulu pada tahun 2014 triwulan ke tiga ialah sebesar 59,40%. Capaian provinsi Bengkulu merupakan yang terendah ke empat diantara provinsi di regional Sumatera. Cakupan tertinggi terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (68,91%) dan cakupan terendah terdapat di Provinsi Aceh (56,30%). Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.
CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI BENGKULU PER SEPTEMBER 2014
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014 Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 masih lebih rendah daripada cakupan nasional. Angka cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Rejang Lebong (62,80%) sedangkan yang terendah ialah di Kabupaten Bengkulu Utara (44,70%). Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat dicapai.
35
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014
Standar WHO 90%
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014 Cakupan imunisasi campak pada bayi di Indonesia per September 2014 sebesar 53,6% dengan provinsi tertinggi Jawa Barat (64,5%) dan terendah Papua Barat (12,2%).
36
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI REGIONAL SUMATERA PER SEPTEMBER 2014
Standar WHO 90%
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
Dari 10 provinsi di regional Sumatera, sebanyak 6 provinsi memiliki cakupan imunisasi campak pada bayi di Indonesia per September 2014 di bawah rata-rata provinsi (53,6%%). Provinsi dengan cakupan campak pada bayi tertinggi regional Sumatera yaitu Kep. Bangka Belitung (59,8%) dan terendah Sumatera Utara (41,9%).
37
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI PROVINSI BENGKULU PER SEPTEMBER 2014
Standar WHO 90%
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
Cakupan imunisasi campak pada bayi Provinsi Bengkulu per September 2014 sebesar 54,8% dengan kabupaten/kota tertinggi yaitu Kota Bengkulu (67%) dan terendah Kabupaten Lebong (39,6%)
38
PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014 Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia per September 2014 sebesar 48,4% dengan provinsi tertinggi Bali (62,0%) dan terendah Maluku Utara (17,7%).
39
PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI REGIONAL SUMATERA PER SEPTEMBER 2014
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
Dari 10 provinsi di regional Sumatera, sebanyak 5 provinsi memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di bawah rata-rata provinsi (48,4%). Provinsi dengan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi per September 2014 tertinggi yaitu Kep. Bangka Belitung (60,0%) dan terendah Sumatera Utara (36,5%).
40
PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI PROVINSI BENGKULU PER SEPTEMBER 2014
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi Provinsi Bengkulu per September 2014 sebesar 49,5% dengan kabupaten/kota tertinggi yaitu Kabupaten Kaur (63,9%) dan terendah Kabupaten Lebong (39,2%)
41
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI DI INDONESIA TAHUN 2013
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
Cakupan desa/kelurahan UCI di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 100% dengan kisaran 13,05% - 100%. Provinsi DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jambi mencapai 100%. Sedangkan provinsi terendah yaitu Papua (13,05%), Papua Barat (41,21%), dan Sulawesi Tenggara (56,50%).
42
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014) Cakupan kunjungan bayi di Indonesia tahun 2014 semester 2 sebesar 60,90% dengan provinsi tertinggi Lampung 74,89%) dan terendah Papua (6,45%). Semua provinsi masih belum memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%
43
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014) Dari 10 provinsi di regional Sumatera tidak ada satupun provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%. Provinsi dengan cakupan terendah yaitu Kepulauan Riau (26,16%).
44
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014) Cakupan pelayanan kesehatan bayi Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebesar 64,11% dengan cakupan tertinggi Kabupaten Bengkulu Utara (76,63%) dan terendah Kabupaten Kepahiang (36,11%). Tidak ada satu provinsi yang memenuhi target Renstra 90%.
45
CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
46
Cakupan balita ditimbang (D/S) di Indonesia tahun 2014 semester 2 sebesar 76,8% dengan provinsi tertinggi Nusa Tenggara Barat (87,5%) dan terendah Papua (30,4%). Hanya 2 provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85% , yaitu NTB dan Jawa Barat.
CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
Dari 10 provinsi di regional di Sumatera, tidak ada satu provinsi pun yang memiliki cakupan balita ditimbang (D/S) tahun 2014 yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85%. Provinsi dengan cakupan terendah yaitu Provinsi Kepulauan Riau (58,40%)
47
CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
48
Cakupan balita ditimbang (D/S) Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebesar 80,0% dengan cakupan tertinggi Kabupaten Kaur (87,5%) dan terendah Kabupaten Muko-muko (63,2%). Tiga kabupaten sudah memenuhi target Renstra 2014 (85%) yaitu Kabupaten Kaur, Kota Bengkulu dan Kabupaten Kepahiang.
PREVALENSI GIZI BURUK DAN GIZI KURANG PADA BALITA (BB/U) DI INDONESIA TAHUN 2013 Bali DKI Jakarta Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau Jawa Barat DI Yogyakarta Sulawesi Utara Kalimantan Timur Banten Jawa Tengah Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Jawa Timur INDONESIA Jambi Sumatera Barat Papua Sumatera Utara Riau Kalimantan Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Tengah Maluku Utara Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Barat Gorontalo Aceh Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Maluku Sulawesi Barat Papua Barat Nusa Tenggara Timur
13,2 14 15,1 15,6 15,7 16,2 16,5 16,6 17,2 17,6 18,3 18,7 18,8 19,1 19,6 19,7 21,2 21,8 22,4 22,5 23,3 23,9 24,1 24,9 25,6 25,7 26,1 26,3 26,5 27,4 28,3 29,1 30,9 33
0
5
10
15
20
25
30
35
Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013
49
PREVALENSI KURUS DAN SANGAT KURUS PADA BALITA (BB/TB) DI INDONESIA TAHUN 2013 Bali Sulawesi Tengah DI Yogyakarta Sulawesi Utara DKI Jakarta Kep. Bangka Belitung Sulawesi Barat Jawa Barat Sulawesi Selatan Jawa Tengah Sulawesi Tenggara Jawa Timur Kalimantan Timur Gorontalo Lampung Nusa Tenggara Barat INDONESIA Maluku Utara Kep. Riau Sumatra Selatan Kalimantan Tengah Sumatra Barat Kalimantan Selatan Jambi Banten Papua Bengkulu Sumatra Utara Papua Barat Nusa Tenggara Timur Riau Aceh Maluku Kalimantan Barat
8,8 9,4 9,4 9,9 10,2 10,2 10,8 10,9 11,0 11,1 11,4 11,4 11,6 11,7 11,8 11,9 12,1 12,2 12,3 12,3 12,4 12,6 12,8 13,5 13,8 14,8 14,8 14,9 15,4 15,5 15,6 15,7 16,2 18,7
0
2
4
6
Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013
50
8
10
12
14
16
18
20
PREVALENSI DIABETES MELITUS BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER DI INDONESIA TAHUN 2013
Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013
51
PREVALENSI HIPERTENSI BERDASARKAN DIAGNOSIS TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA TAHUN 2013
Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013
52
PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI INDONESIA TAHUN 2013
Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan, 2014 Pada tahun 2013, capaian PHBS di Indonesia sebesar 55,46%. Capaian tersebut belum memenuhi target Renstra 2013 sebesar 65%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi di Indonesia. Provinsi Kalimantan Barat memiliki capaian sebesar 50,02%. Terdapat 8 Provinsi yang telah memenuhi target 65%.
53
PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP SUMBER AIR MINUM LAYAK DI INDONESIA TAHUN 2013
Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan
54
Persentase rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum layak di Indonesia sebesar 66,8%. Provinsi dengan persentase tertinggi adalah Bali, DIY, dan Jawa Timur. Provinsi dengan persentase terendah yaitu Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi Kalimantan Barat memiliki persentase sebesar 67,80%.
PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI LAYAK DI INDONESA TAHUN 2013
Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan Persentase rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak di Indonesia sebesar 59,8%. Provinsi dengan persentase tertinggi adalah DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur. Provinsi dengan persentase terendah yaitu Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Barat.
55