KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR Dalam melaksanakan proses pendidikan tenaga kesehatan khususnya tenaga Ortotik Prostetik sangat diperlukan lahan praktik. Ketersediaan lahan praktik yang sesuai sangat membantu peserta didik dalam menerapkan teori dan praktik yang diperolehnya dari ruang kelas dan dari ruang laboratorium dalam tatanan nyata sehingga mencapai kompetensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan menyusun standar untuk memberi rambu – rambu mengingat semakin bertambahnya jumlah institusi pendidikan Ortotik Prostetik. Diharapkan hal ini akan dapat mendukung tercapainya lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai pada saatnya nanti dapat memberi kontribusi pada pembangunan kesehatan. Standar Lahan Praktik klinik ini merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Diharapkan standar lahan praktik klinik ini dapat dijadikan acuan bagi penyelenggara pendidikan dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan praktik di lahan yang sesuai dengan peran dan fungsi serta kompetensi yang ditetapkan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim penyusun standar dan kami mengharapkan masukan-masukan dari semua pihak pengguna standar ini agar dimasa depan kualitas pendidikan Diploma III Ortotik Prostetik dapat ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat baik pada tingkat Nasional maupun Internasional. Jakarta, 2 Nopember 2012 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Dr. Donald Pardede, MPPM NIP. 195804021986111001
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
i
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Dalam era globalisasi dewasa ini dituntut tersedianya sumber daya manusia yang mampu bekerja secara profesional dalam segala bidang termasuk upaya pelayanan kesehatan. Peranan tenaga kesehatan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program pembangunan di bidang kesehatan. Guna menghasilkan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan baik dari segi kuantitas dan kualitas diperlukan pengelolaan pendidikan yang profesional. Saya menyambut baik terbitnya Standar Lahan Praktik Klinik Diploma III Ortotik Prostetik ini, karena standar ini akan merupakan rambu-rambu bagi institusi pendidikan dalam mengelola penyelenggaraan pembelajaran di lahan praktik. Selain itu perlu disadari bahwa dalam pendidikan tenaga kesehatan hampir 60% dari proses pembelajaran adalah pembelajaran praktik. Semoga Tuhan Yang maha Kuasa senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
ii
KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN Jl.Hang Jebat III/F.3 Kebayoran Baru Kotak Pos No. 6015/JKS/GN Jakarta 12120 Telepon : (021) 7245517 – 72797302 Fax : (021) 72797508 Website : www.bppsdmk.depkes.go.id Telepon : Pusdiknakes (021) 7256720 Pusrengun SDM Kes (021) 7258830 Puspronakes LN (021) 7257822 Pusdiklat SDM Kes (021) 7262977
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.05/III/3/02108.2/2012 TENTANG STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III ORTOTIK PROSTETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
:
a. b.
c.
d.
Mengingat
:
bahwa Kementerian Kesehatan bertanggungjawab melakukan pembinaan teknis penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan; bahwa dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan Kementerian Kesehatan perlu membuat Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Ortotik Prostetik dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan perlu dilakukan penilaian terhadap peserta didik; bahwa agar penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan yang dikemas secara komprehensif dan dilaksanakan sesuai kebutuhan mengacu pada program pembelajaran dan kurikulum; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Ortotik Prostetik.
1.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa; 8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi; 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : OT.02.03/I/4/03440.1 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan tatalaksana Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan; 10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan; 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 890/Menkes/Per/VIII/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1988/Menkes/Per/IX/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan.
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
iii
13. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Nomor HK.00.06.I/III/2/04934/2011 tentang Kurikulum Program Pendidikan Diploma III Ortotik Prostetik.
MEMUTUSKAN Menetapkan
:
Kesatu
:
Kedua
:
Ketiga
:
Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Ortotik Prostetik sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua digunakan untuk Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Diploma III Ortotik Prostetik;
Keempat
:
Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Ortotik Prostetik terdiri dari Standar Lahan Praktik Pendidikan Diploma III Ortotik Prostetik dan Standar Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Diploma III Ortotik Prostetik;
Kelima
:
Keenam
:
Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Ortotik Prostetik sebagaimana dimaksud dalam Diktum Keempat, terdiri dari : a. Lahan Praktik Klinik; b. Pembimbing; c. Instruktur Klinik; d. Sarana dan Prasarana; e. Sasaran dan Target Pencapaian. Standar Lahan Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Ortotik Prostetik, berisi tentang Kompetensi, Sub Kompetensi, Kebutuhan Lahan Praktik, dan Kriteria Lahan Praktik.
Ketujuh
:
Kedelapan
:
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III ORTOTIK PROSTETIK; Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Ortotik Prostetik sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu, tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini;
Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Ortotik Prostetik sebagaimana dimaksud dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun parktik yang efektif dan efisien. Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di
:
Pada Tanggal
:
Tembusan : 1. Menteri Kesehatan; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan; 4. Para Dirjen di Lingkungan Kementerian Kesehatan; 5. Para eselon II di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan; 6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan; 7. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi seluruh Indonesia; 8. Para Direktur Politeknik Kesehatan Seluruh Indonesia; 9. Direktur Akademi / Penyelenggara Program Diploma III
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
Ortotik
JAKARTA 2 NOPEMBER 2012
Prostetik.
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................
i
SAMBUTAN KEPALA BPPSDM KESEHATAN ...................................................... ii DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Tujuan ...................................................................................... 3 C. Dasar Hukum ........................................................................... 3 D. Pengertian ................................................................................ 4
BAB II
STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III ORTOTIK PROSTETIK BERDASARKAN KOMPETENSI ......................................................... 6
BAB III
STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III ORTOTIK PROSTETIK A. Lahan Praktik Klinik .................................................................. 13 B. Pembimbing ............................................................................. 14 C. Instruktur Klinik ......................................................................... 14 D. Sarana dan Prasarana ............................................................. 15 E. Sasaran dan Target Pencapaian ............................................. 17
BAB IV
PENUTUP ........................................................................................... 19
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, diarahkan untuk mencapai Visi Kementerian Kesehatan yaitu mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan madani, (2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, (4) menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. Tujuan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang harus didukung antara lain oleh tenaga kesehatan yang memadai sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan tersebut harus memiliki kompetensi serta etika yang sesuai dengan apa yang diperlukan di pelayanan. Untuk mendapatkan tenaga kesehatan seperti itu dibutuhkan berbagai upaya diantaranya melalui peningkatan mutu serta profesionalisme tenaga kesehatan. Salah satu upaya kesehatan yang harus dicapai adalah upaya kesehatan mata dan pencegahan kebutaan dalam rangka optimalisasi fungsi penglihatan masyarakat dengan melibatkan tenaga kesehatan yang mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan yang ada pada profesinya.Tenaga kesehatan yang profesional dan bermutu dihasilkan oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu. Dimana tenaga kesehatan memiliki spesifikasi tertentu karena kesalahan dalam pelayanan dapat berdampak kematian atau kecacatan yang bersifat irrevesibel. Untuk itu diperlukan pengaturan dalam rangka meningkatkan mutu lulusan dan
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
1
mutu institusi pendidikan tenaga kesehatan. Peningkatan mutu lulusan diperoleh melalui pengaturan seleksi, proses pembelajaran, evalusi/ujian akhir, dan penataan ijazah sedangkan peningkatan mutu institusi melalui pengaturan perizinan pendirian institusi, sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, pengelola, akreditasi, dan Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 91 menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana. Dalam implementasinya institusi diknakes harus menyusun berbagai standar yang pengembangannya harus mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Salah satu dari 8 standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana yang diantaranya mengatur tentang lahan praktik bagi institusi pendidikan. Pada Kurikulum Pendidikan Diploma III Ortotik Prostetik tahun 2011 pembelajaran praktik terdiri pembelajaran praktik laboratorium dan pembelajaran praktik klinik. Pembelajaran praktik klinik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem program pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Dalam pengelolaan pendidikan Ortotik Prostetik masih ditemukan berbagai kendala terutama dalam pengelolaan praktik di lahan antara lain; belum adanya kesamaan persepsi tentang proses pembelajaran praktik antara institusi pendidikan dengan pengelola lahan praktik, kuantitas maupun kualitas instruktur klinik kurang memadai, serta jumlah institusi pendidikan Ortotik Prostetik yang tidak sesuai dengan ketersediaan lahan praktik sehingga pembelajaran praktik di lahan menjadi kurang efektif yang akhirnya kompetensi mahasiswa tidak tercapai. Untuk itu, diperlukan standar lahan praktik sebagai acuan bagi
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
2
institusi pendidikan maupun lahan praktik dalam mengelola praktik di lahan kerja/lapangan. B. Tujuan Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Ortotik Prostetik ini bertujuan untuk: 1. Memberikan acuan bagi institusi pendidikan dan lahan praktik dalam pengelolaan praktik di lahan/lapangan supaya sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan dalam kurikulum dan kewenangan profesinya; 2. Memberikan acuan bagi institusi pendidikan dalam memilih lahan praktik yang menunjang pencapaian kompetensi ; 3. Membantu institusi pendidikan dan pengelola lahan praktik dalam meningkatkan mutu pembelajaran praktik.
C. Dasar Hukum Standar lahan praktik ini disusun mengacu pada landasan hukum sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 2. Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4586); 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Tahun Nomor 5063); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
3
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5007); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, tambahan Llembaran Negara Nomor 5105); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas PP Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelengaaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun Nomor 112 tahun 2010, tambahan Lembaran Negara Nomor 5157); 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/MENKES/PER/III/2010, tentang Klasifikasi Rumah Sakit ; 10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 890/Menkes/PER/VIII/2007, tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan; 11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan; 12. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa; 13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002, tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi;
D. Pengertian 1. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas – tugas dibidang pekerjaan tertentu 2. Praktik Klinik adalah Pembelajaran yang dilaksanakan dilahan praktik dalam jangka waktu tertentu
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
4
3. Standar Praktik adalah Kriteria minimal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai kompetensi peserta didik 4. Lahan Praktik adalah Tempat yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan yang berada di luar institusi pendidikan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat mahasiswa di institusi dalam pencapaian kompetensi Ortotik Prostetik yang diharapkan di dalam kurikulum Pendidikan Diploma III Ortotik Prostetik 5. Instruktur Klinik adalah Ortotis Prostetis yang bekerja di Rumah Sakit dan Institusi Khusus yang memiliki fasilitas dan pelayanan Ortotik Prostetik dan memiliki tugas dan tanggung jawab teknis terhadap peserta didik dalam melaksanakan praktik klinik 6. Pembimbing adalah Dosen mata kuliah keahlian yang bekerja pada institusi pendidikan Ortotik Prostetik dan memiliki tugas dan tanggung jawab memfasilitasi dan membimbing peserta didik dalam melaksanakan praktik klinik 7. Laporan Praktik klinik adalah Merupakan laporan hasil kegiatan yang dilakukan setelah pembelajaran praktik untuk membahas hal-hal yang telah dilaksanakan, meliputi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran Praktik klinik, kendala yang dihadapi dan cara mengatasi masalah, membandingkan masalah dan bertukar pengalaman didalam kelompok. 8. MoU adalah model kerjasama dan kemitraan antara institusi pendidikan dengan wahana praktik pendidikan, dimana instruktur klinik dari pendidikan dan instruktur klinik dari wahana praktik bersama-sama melaksanakan proses pembelajaran praktik klinik 9. Pembekalan merupakan proses awal sebelum mahasiswa mengelola klien dimana pembimbing mengevaluasi kesiapan mahasiswa dalam mengelola klien yang meliputi kesiapan instrumen dan tugas yang harus dikerjakan praktikan sebagai bahan untuk mencapai kompetensi.
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
5
BAB II STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III ORTOTIK PROSTETIK BERDASARKAN KOMPETENSI Standar lahan Praktik Diploma III Ortotik Prostetik mengacu pada kompetensi Kurikulum Pendidikan Diploma III Ortotik Prostetik Tahun 2010. Untuk pencapaian kompetensi tersebut dibutuhkan lahan praktik secara spesifik mempunyai kriteria yang dapat dijabarkan sebagai berikut : No
Kompetensi
1
Mampu memberikan pelayanan pasien
Kebutuhan Kriteria Lahan Lahan Praktik Praktik 1. Melakukan Rumah Sakit dan 1. Memiliki fasilitas pemeriksaan pasien institusi khusus dan pelayanan untuk membuat alat yang mempunyai Ortotik Prostetik bantu Ortotik dan fasilitas dan 2. Memiliki instruktur Prostetik. pelayanan OP klinik Ortotis 2. Memberikan saran Prostetis sesuai kepada pasien kualifikasi dengan mengenai desain jumlah yang alat bantu Ortotik memadai (rasio dan Prostetik, maksimal 1:8) suspense dan 3. Memiliki nota pemilihan kompokesepa-haman nen yang tepat. (MoU) Sub Kompetensi
3. Memberikan masukan pada aspek-aspek yang relevan dari praoperasi, pascabedah, medis dan manajemen terapi individu yang membutuhkan alat bantu Ortotik dan Prostetik.
4. Membuat rekam medis yang relevan tentang pasien dan
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
4. Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 5. Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, termasuk ruangan yang dapat
6
No
Kompetensi
Sub Kompetensi keluarga mereka, termasuk penentuan harapan dan kebutuhan. 5. Memberikan informasi yang dibutuhkan kepada pasien dan keluarga mereka.
2
Mampu 1. Mengidentifikasi melaku-kan fisik dan pemasa-ngan, karakteristik lain fabrikasi dan yang relevan penatalakdengan pasien sanaan 2. Merancang desain alat bantu Ortotik Prostetik termasuk pemilihan bahan, komponen dan alat bantu tambahan. 3. Melakukan pengukuran yang diperlukan untuk fabrikasi yang tepat. 4. Membuat cetakan yang diperlukan untuk fabrikasi yang tepat. 5. Memodifikasi positif dan / atau negatif mo-del dan / atau desain layout untuk memperoleh yang optimal sesuai dengan kondisi
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
Kebutuhan Lahan Praktik
Kriteria Lahan Praktik digunakan untuk kegiatan asessment, casting, fabrikasi, fitting, dan evaluasi
Rumah Sakit dan 1. Memiliki fasilitas institusi khusus dan pelayanan yang mempunyai Ortotik Prostetik fasilitas dan 2. Memiliki instruktur pelayanan OP klinik Ortotis Prostetis sesuai kualifikasi dengan jumlah yang memadai (rasio maksimal 1:8) 3. Memiliki nota kese-pahaman (MoU) 4. Tersedianya berba-gai kasus dan jumlah kasus/pasien yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 5. Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk
7
No
Kompetensi
Sub Kompetensi pasien. 6. Melakukan fitting, static dan dynamic alignment alat bantu ortotik dan Prostetik kepada pasien.
Kebutuhan Lahan Praktik
Kriteria Lahan Praktik kegiatan asessment, casting, fabrikasi, fitting, dan evaluasi
7. Memberikan latihan awal dan koreksi alat bantu ortotik dan Prostetik kepada pa-sien. 8. Melakukan finishing terhadap pembuatan prostesis atau orthosis. 3
Mampu memberikan evaluasi dan tindak lanjut
1. Berperan aktif sebagai anggota tim dalam koreksi dan evaluasi fitting sesuai fungsi dan kosmetik. 2. Menginstruksikan kepada pasien atau keluarga dalam penggunaan dan perawatan alat bantu Ortotik dan Prostetik. 3. Berperan serta dalam tindak lanjut pemeliharaan, perbaikan dan Memberikan
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
Rumah Sakit dan 1. Memiliki fasilitas institusi khusus dan pelayanan yang mempunyai Ortotik Prostetik fasilitas dan 2. Memiliki instruktur pelayanan OP klinik Ortotis Prostetis sesuai kualifikasi dengan jumlah yang memadai (rasio maksimal 1:8) 3. Memiliki nota kesepahaman (MoU) 4. Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien yang memadai sesuai dengan
8
No
Kompetensi
Sub Kompetensi resume terhadap alat yang dibuat sebelum digunakan oleh pasien agar sesuai dengan kebutuhan pasien penggantian alat. 4. Bekerjasama dan berkonsultasi dengan tim yang terlibat dalam pengelolaan pasien.
4
Mampu melakukan manajemen dan pengawasan
Kebutuhan Lahan Praktik
Kriteria Lahan Praktik kompetensi yang akan dicapai 5. Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan asessment, casting, fabrikasi, fitting, dan evaluasi
1. Mengawasi aktivitas dan memberikan supervisi kepada teknisi Ortotik Prostetik.
Rumah Sakit dan 1. Memiliki fasilitas institusi khusus dan pelayanan yang mempunyai Ortotik Prostetik fasilitas dan 2. Memiliki instruktur pelayanan OP klinik Ortotis Prostetis sesuai 2. Melakukan kualifikasi dengan manajemen jumlah yang terhadap klinik dan memadai (rasio workshop, meliputi mak-simal 1:8) : 3. Memiliki nota a. Penggunaan dan pemeliharaan alat dan peralatan b. Pemeliharaan lingkungan kerja yang aman dan sesuai prosedur c. Persediaan dan pengendalian
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
kesepahaman (MoU) 4. Tersedianya berba-gai kasus dan jumlah kasus/pasien yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 5. Tersedianya tempat untuk
9
No
Kompetensi
Sub Kompetensi stok d. Tenaga kerja e. Keuangan f. Dokumentasi g. Manajemen kendali mutu 3. Merencanakan per-baikan metode kerja untuk meningkatkan efisiensi. Berkomunikasi dengan profesi lain, serta pemerintah dan lembaga non pemerintah.
Kebutuhan Lahan Praktik
Kriteria Lahan Praktik pelaksanaan bimbingan, termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan asessment, casting, fabrikasi, fitting, dan evaluasi
4. Berperan serta dalam perencanaan dan pe-laksanaan sistem perawatan teknis ortopedi. 5
Mampu 1. Mampu melakmengawasi dan sanakan pelaberperan serta tihan dan dalam pendidikan pendi-dikan 2. Mampu menjelaskan dan memperagakan kepada rekan sejawat dan profesi lain serta kepada masyarakat yang berkaitan dengan Ortotik dan Prostetik. 3. Berperan serta
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
Rumah Sakit dan 1. Memiliki fasilitas institusi khusus dan pelayanan yang mempunyai Ortotik Prostetik fasilitas dan 2. Memiliki instruktur pelayanan OP klinik Ortotis Prostetis sesuai kualifikasi dengan jumlah yang memadai (rasio maksimal 1:8) 3. Memiliki nota kese-pahaman (MoU) 4. Tersedianya berba-gai kasus
10
No
Kompetensi
Sub Kompetensi
Kebutuhan Lahan Praktik
dalam proses pendidikan berkelanjutan professional, apabila diperlukan. 4. Mengikuti perkembangan terbaru tentang tentang prosthetics / orthotics.
5. Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan asessment, casting, fabrikasi, fitting, dan evaluasi
6
Mampu melaksanakan layanan masyarakat
Berperan serta dalam Puskesmas program rehabilitasi masyarakat (CBR/Community Based Rehabilitation).
7
Menerapkan pelaksanaan medis, persyaratan hukum dan etika
1. Memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan kode etik. 2. Memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan aspek medikolegal.
Kriteria Lahan Praktik dan jumlah kasus/pasien yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
Rumah Sakit dan 1. Memiliki fasilitas institusi khusus dan pelayanan yang mempunyai Ortotik Prostetik fasilitas dan 2. Memiliki instruktur pelayanan OP klinik Ortotis Prostetis sesuai kualifikasi dengan jumlah yang memadai (rasio maksimal 1:8) 3. Memiliki nota kese-pahaman (MoU) 4. Tersedianya
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
11
No
Kompetensi
Sub Kompetensi
Kebutuhan Lahan Praktik
Kriteria Lahan Praktik berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 5. Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan asessment, casting, fabrikasi, fitting, dan evaluasi
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
12
BAB III STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III ORTOTIK PROSTETIK Standar lahan praktik klinik adalah standar minimal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran praktik klinik untuk mencapai kompetensi peserta didik. A. Lahan Praktik Klinik Lahan praktik Klinik yang dipilih harus memenuhi kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Adapun kriteria lahan praktik klinik sebagai berikut ini: 1. Rumah Sakit a. Memiliki fasilitas dan pelayanan Ortotik Prostetik; b. Memiliki instruktur klinik Ortotis Prostetis sesuai kualifikasi dengan jumlah yang memadai (rasio maksimal 1:8); c. Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan dengan Lahan Praktik d. Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai; e. Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan asessment, casting, fabrikasi, fitting, dan evaluasi. 2. Institusi Khusus a. Memiliki fasilitas dan pelayanan Ortotik Prostetik; b. Memiliki instruktur klinik Ortotis Prostetis sesuai kualifikasi dengan jumlah yang memadai (rasio maksimal 1:8); c. Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan dengan Lahan Praktik d. Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai;
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
13
e. Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan asessment, casting, fabrikasi, fitting, dan evaluasi. 3. Puskesmas sebagai lahan untuk melaksanakan praktik CBR (Community Based Rehabilitation) a. Memiliki Instruktur Klinik dengan kualifikasi Sarjana Kesehatan Masyarakat. b. Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan dengan Lahan Praktik. B. Pembimbing 1. Fungsi Fungsi utama dari pembimbing adalah melaksanakan bimbingan pada peserta didik sehingga dapat mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. 2. Kriteria pembimbing praktik klinik sebagai berikut : a. Dosen berkualifikasi minimal Diploma III Ortotik Prostetik dengan masa kerja minimal tiga tahun. b. Dosen memiliki kompetensi sesuai keahliannya. c. Dosen tim mata ajar yang terlibat dalam proses belajar mengajar. d. Memiliki SK pengangkatan sebagai pembimbing. C. Instruktur Klinik 1. Fungsi Fungsi utama dari Instruktur Klinik adalah memfasilitasi dan melaksanakan bimbingan praktik di lahan praktik sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. 2. Kriteria instruktur klinik sebagai berikut :
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
14
a. Mempunyai latar belakang pendidikan dengan kualifikasi Diploma III Ortotik Prostetik atau setingkat lebih tinggi dengan pendidikan yang diselenggarakan b. Mempunyai latar belakang di bidang Diploma III Ortotik Prostetik sesuai dengan bidang keilmuannya dengan pengalaman kerja minimal tiga tahun sebagai tenaga Ortotik Prostetik di lahan praktik c. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Ortotik Prostetik d. Memiliki sertifikat sebagai pembimbing praktik klinik e. Memiliki SK pengangkatan sebagai instruktur Lahan Praktik f. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses pembelajaran praktik klinik g. Instruktur Klinik khusus untuk lahan praktik Puskesmas tidak harus berasal dari pendidikan Ortotik Prostetik, melainkan berkualifikasi Sarjana Kesehatan masyarakat.
D. Sarana dan Prasarana Lahan praktik Ortotik Prostetik yang berupa Rumah Sakit dan Institusi Khusus yang memiliki fasilitas dan Pelayanan Ortotik Prostetik harus memiliki sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain : 1. Sarana NO 1 2 3 4 5 6 7 8
JENIS Oven plastik Mesin router Mesin gerinda Mesin bor Ragum Meja kerja Mesin suction Laminasi set (pipa,
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
NO 27 28 29 30 31 32 33 34
JENIS Gergaji besi Tang Vise grip (tang buaya) Tang potong Kikir kayu satu set Kikir metal satu set Kikir gips satu set (surfom) Body kaliper
15
NO JENIS selang) 9 Gerinda tangan 10 Parallel bar 11 Standing mirror (cermin) 12 Assessment bed 13 Kursi roda 14 Walker
NO
JENIS
35 36 37 38 39 40
15 16 17 18 19
Kruk Goniometer Kursi casting Heatgun Riveting bar (besi silinder padat/pandokan)
41 42 43 44 45
20 21 22 23 24 25 26
Jig saw Mesin jahit Gunting gips Gunting metal Gunting kain Hammer satu set Gergaji kayu
46 47 48 49 50 51
Pisau Pahat Kayu satu set Bending Iron Plumb Line Meteran Penggaris metal siku satu set Pelubang kulit satu set Sney satu set Tab satu set Kaos Tangan Anti Panas Satu set alat K3 (pelindung mata, pelindung telinga, masker pelindung debu) Goniometer Wood Block Bak pasir Mata bor satu set Solder Set PPPK
2. Prasarana a. Memiliki fasilitas dan pelayanan Ortotik Prostetik b. Memiliki instruktur klinik Ortotis Prostetis sesuai kualifikasi dengan jumlah yang memadai (rasio maksimal 1:8) c. Memiliki nota kesepahaman (MoU) d. Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
16
e. Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan asessment, casting, fabrikasi, fitting, dan evaluasi E. Sasaran Dan Target Pencapaian Tersedianya pasien/klien pada berbagai jenis kasus kecacatan fisik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai setiap mahasiswa, dengan target pencapaian kompetensi minimal sebagai berikut : . NO
KOMPETENSI
1
Mampu merencanakan dan merancang program rehabilitasi ortotik prostetik
2
Mampu mengimplementasikan rencana dan rancang bangun program rehabilitasi ortotik Prostetik Mampu melakukan evaluasi, edukasi, dan follow up kepada klien
3
4
5
TARGET MINIMAL 10 kasus
Rumah Sakit, Institusi Khusus yang mempunyai fasilitas & pelayanan OP dan Puskesmas 10 kasus Rumah Sakit dan Institusi Khusus yang mempunyai fasilitas & pelayanan OP 10 kasus
Mampu bekerja sama dengan tim 10 kali rehabilitasi medis lainnya, serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan ortotik prostetik Mampu memberdayakan sumber 1 kali daya yang ada, bersikap profesional dan berpartisipasi aktif dalam program pelayanan kesehatan
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
LAHAN PRAKTIK
Rumah Sakit, Institusi Khusus yang mempunyai fasilitas & pelayanan OP dan Puskesmas Rumah Sakit, Institusi Khusus yang mempunyai fasilitas & pelayanan OP dan Puskesmas
Rumah Sakit, Institusi Khusus yang mempunyai fasilitas & pelayanan OP dan Puskesmas
17
NO 6
7
KOMPETENSI
TARGET MINIMAL
Mampu memonitor dan 10 kali mengevaluasi pelayanan kesehatan masalah ortotik dan prostetik Mampu membuat karya ilmiah 1 kali berupa laporan studi kasus ortotik prostetik
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
LAHAN PRAKTIK Rumah Sakit dan Institusi Khusus yang mempunyai fasilitas & pelayanan OP Rumah Sakit dan Institusi Khusus yang mempunyai fasilitas & pelayanan OP
18
BAB IV PENUTUP
Standar lahan praktik klinik Diploma III Ortotik Prostetik merupakan acuan bagi civitas akademika yang bertanggung jawab terhadap mata kuliah dan pembelajaran praktik. Disamping itu, buku ini juga sebagai acuan bagi para pembimbing dilahan praktik klinik dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran praktik klinik secara optimal yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas lulusan. Buku standar lahan praktik Mahasiswa Diploma III Ortotik Prostetik digunakan sebagai acuan yang bersifat umum, dalam mengelola program pembelajaran praktik bagi pendidikan program Diploma III Ortotik Prostetik. Dalam implementasi program pembelajaran praktik perlu dijabarkan secara khusus dalam pedoman Praktik lapangan sesuai kebutuhan proses pembelajaran praktik dan kondisi setempat tanpa mengabaikan Implementasi kurikulum. Diharapkan para pengelola pendidikan, dosen memberi masukan khususnya pembimbing praktik guna menyempurnakan standar lahan praktik.
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
19
KONTRIBUTOR Standar Lahan Praktik Diploma III Ortotik Prostetik ini berhasil disusun atas partisipasi aktif dan kontribusi positif dari berbagai pihak, antara lain: Tingkat Pusat : Dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA; Dra. Trini Nurwati, M.Kes; Drs. Suherman, M.Kes; Sri Sunarsih, DFM, Msi; Asep Fithri Hilman, S.Si, M.Pd; Ismawiningsih, SKM, MKM; Yuyun Widyaningsih, S.Kep, MKM; Eric Irawati, S.SiT; Ns I Ratnah, S.Kep; Dora Handyka, S.ST; Matadih, S.Sos. Tingkat Daerah : Drs.Alfan Zubaidi, M.Kes (Poltekkes Kemenkes Surakarta); dr. Yopi Harwinanda Ardesa (Poltekkes Kemenkes Surakarta); Agusni Karma, SKM,Msi (Poltekkes Kemenkes Jakarta I); Rina Fitriana Rahmawati, Amd OP (Poltekkes Jakarta I); Muhammad Syaifuddin, Amd OP (Poltekkes Surakarta). Dan semua individu/pihak yang telah membantu penyusunan Standar Kompetensi Lulusan Diploma III Ortetik Prosetik yang tidak dapat disebutkan satu – persatu.
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik
Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prostetik