KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR Dalam melaksanakan proses pendidikan tenaga kesehatan khususnya tenaga Refraksionis Optisien sangat diperlukan lahan praktik. Ketersediaan lahan praktik yang sesuai sangat membantu peserta didik dalam menerapkan teori dan praktik yang diperolehnya dari ruang kelas dan dari ruang laboratorium dalam tatanan nyata sehingga mencapai kompetensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan menyusun standar untuk memberi rambu-rambu mengingat semakin bertambahnya jumlah institusi pendidikan Refraksi Optisi. Diharapkan hal ini akan dapat mendukung tercapainya lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai pada saatnya nanti dapat memberi kontribusi pada pembangunan kesehatan. Standar Lahan Praktik Lapangan ini merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Diharapkan standar lahan praktik lapangan ini dapat dijadikan acuan bagi penyelenggara pendidikan dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan praktik di lahan yang sesuai dengan peran dan fungsi serta kompetensi yang ditetapkan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim penyusun standar dan kami mengharapkan masukan-masukan dari semua pihak pengguna standar ini agar dimasa depan kualitas pendidikan Diploma III Refraksionis Optisien dapat ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat baik pada tingkat Nasional maupun Internasional. Jakarta, 2 Nopember 2012 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan,
Dr. Donald Pardede, MPPM NIP. 195804021986111001
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
i
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Dalam era globalisasi dewasa ini dituntut tersedianya sumber daya manusia yang mampu bekerja secara profesional dalam segala bidang termasuk upaya pelayanan kesehatan. Peranan tenaga kesehatan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program pembangunan di bidang kesehatan. Guna menghasilkan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan baik dari segi kuantitas dan kualitas diperlukan pengelolaan pendidikan yang profesional. Saya menyambut baik terbitnya Standar Lahan Praktik Lapangan Diploma III Refraksionis Optisien ini, karena standar ini akan merupakan rambu-rambu bagi institusi pendidikan dalam mengelola penyelenggaraan pembelajaran di lahan praktik. Selain itu perlu disadari bahwa dalam pendidikan tenaga kesehatan hampir 60% dari proses pembelajaran adalah pembelajaran praktik. Semoga Tuhan Yang maha Kuasa senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
ii
KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN Jl.Hang Jebat III/F.3 Kebayoran Baru Kotak Pos No. 6015/JKS/GN Jakarta 12120 Telepon : (021) 7245517 – 72797302 Fax : (021) 72797508 Website : www.bppsdmk.depkes.go.id Telepon : Pusdiknakes (021) 7256720 Pusrengun SDM Kes (021) 7258830 Puspronakes LN (021) 7257822 Pusdiklat SDM Kes (021) 7262977
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.05/III/3/02105.2/2012 TENTANG STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
:
a. b.
c.
d.
Mengingat
:
1.
2.
3.
4. 5.
6.
7. 8. 9. 10. 11. 12.
13.
bahwa Kementerian Kesehatan bertanggungjawab melakukan pembinaan teknis penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan; bahwa dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan Kementerian Kesehatan perlu membuat Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan perlu dilakukan penilaian terhadap peserta didik; bahwa agar penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan yang dikemas secara komprehensif dan dilaksanakan sesuai kebutuhan mengacu pada program pembelajaran dan kurikulum; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi; Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa; Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : OT.02.03/I/4/03440.1 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan tatalaksana Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 890/Menkes/Per/VIII/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1988/Menkes/Per/IX/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan; Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Nomor HK.02.05/I/III/2/02938/2012 tentang Kurikulum Program Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi.
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
MEMUTUSKAN Menetapkan
:
Kesatu
:
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI;
Kedua
:
Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu, tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini;
Ketiga
:
Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua digunakan untuk Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi;
Keempat
:
Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi terdiri dari Standar Lahan Praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi dan Standar Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi
Kelima
:
Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Keempat, terdiri dari : a. Kriteria Lahan Praktik; b. Pembimbing; c. Instruktur; d. Sasaran dan Target Pencapaian;
Keenam
:
Standar Lahan Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi, berisi tentang Kompetensi, Sub Kompetensi, Kebutuhan Lahan Praktik dan Kriteria Lahan Praktik.
Kutujuh
:
Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana dimaksud dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun parktik yang efektif dan efisien.
Kedelapan
:
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
:
Pada Tanggal
:
Tembusan : 1. Menteri Kesehatan; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan; 4. Para Dirjen di Lingkungan Kementerian Kesehatan; 5. Para eselon II di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan; 6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan; 7. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi seluruh Indonesia; 8. Para Direktur Politeknik Kesehatan Seluruh Indonesia; 9. Direktur Akademi / Penyelenggara Program Diploma III Refraksi Optisi.
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
JAKARTA 2 NOPEMBER 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
i
SAMBUTAN KEPALA BPPSDM KESEHATAN ......................................................
ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Tujuan ...................................................................................... 4 C. Dasar Hukum ........................................................................... 4 D. Pengertian ................................................................................ 6
BAB II
STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI A. Kriteria Lahan Praktik ............................................................... 8 B. Pembimbing ............................................................................. 9 C. Instruktur Klinik ......................................................................... 10 D. Sasaran dan Target Pencapaian ............................................. 10
BAB III
STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI BERDASAR KOMPETENSI ................................................................ 13
BAB IV
PENUTUP ........................................................................................... 18
LAMPIRAN
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, diarahkan untuk mencapai Visi Kementerian Kesehatan yaitu mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan madani, (2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, (4) menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. Tujuan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang harus didukung antara lain oleh tenaga kesehatan yang memadai sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan tersebut harus memiliki kompetensi serta etika yang sesuai dengan apa yang diperlukan di pelayanan. Untuk mendapatkan tenaga kesehatan seperti itu dibutuhkan berbagai upaya diantaranya melalui peningkatan mutu serta profesionalisme tenaga kesehatan. Salah satu upaya kesehatan yang harus dicapai adalah upaya kesehatan mata dan pencegahan kebutaan dalam rangka optimalisasi fungsi penglihatan masyarakat dengan melibatkan tenaga kesehatan yang mampu
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
1
memberikan pelayanan yang sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan yang ada pada profesinya. Tenaga kesehatan yang profesional dan bermutu dihasilkan oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu. Dimana tenaga kesehatan memiliki spesifikasi tertentu karena kesalahan dalam pelayanan dapat berdampak kematian atau kecacatan yang bersifat irrevesibel. Untuk itu diperlukan pengaturan dalam rangka meningkatkan mutu lulusan dan mutu institusi pendidikan tenaga kesehatan. Peningkatan mutu lulusan diperoleh melalui pengaturan seleksi, proses pembelajaran, evalusi/ujian akhir, dan penataan ijazah sedangkan peningkatan mutu institusi melalui pengaturan perizinan pendirian institusi, sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, pengelola, akreditasi, dan Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 91 menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan dilakukan
secara
bertahap,
sistematis,
dan
terencana.
Dalam
implementasinya institusi diknakes harus menyusun berbagai standar yang pengembangannya harus mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Salah satu dari 8 standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana yang diantaranya mengatur tentang lahan praktik bagi institusi pendidikan. Proses pembelajaran pendidikan D III Refraksi Optisi meliputi pembelajaran teori dan praktik. Dimana pendidikan Diploma III Refraksi Optisi
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
2
menghasilkan tenaga pokasional bahwa beban studi pendidikan Diploma terdiri dari 40 % teori dan 60 % praktik. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun praktik yang efektif dan efisien. Pada Kurikulum Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi tahun 2012 pembelajaran praktik terdiri pembelajaran praktik laboratorium dan pembelajaran praktik kerja lapangan. Pembelajaran praktik kerja lapangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem program pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Dalam pengelolaan pendidikan Refraksi Optisi masih ditemukan berbagai kendala terutama dalam pengelolaan praktik di lahan antara lain; belum adanya kesamaan persepsi tentang proses pembelajaran praktik antara institusi pendidikan dengan pengelola lahan praktik, kuantitas maupun kualitas instruktur lapangan kurang memadai, serta jumlah institusi pendidikan Refraksi Optisi yang tidak sesuai dengan ketersediaan lahan praktik sehingga pembelajaran praktik di lahan praktik menjadi kurang efektif yang akhirnya kompetensi mahasiswa tidak tercapai. Untuk itu, diperlukan standar lahan praktik sebagai acuan bagi institusi pendidikan maupun lahan praktik dalam mengelola praktik di lahan kerja/lapangan.
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
3
B. Tujuan Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi ini bertujuan untuk: 1. Memberikan acuan bagi pengelola institusi pendidikan dan lahan praktik dalam pengelolaan praktik di lahan/lapangan supaya sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan dalam kurikulum dan kewenangan profesinya; 2. Memberikan acuan bagi pengelola institusi pendidikan dalam memilih lahan praktik yang menunjang pencapaian kompetensi; 3. Membantu pengelola institusi pendidikan dan pengelola lahan praktik dalam meningkatkan mutu pembelajaran praktik.
C. Dasar Hukum Standar lahan praktik ini disusun mengacu pada landasan hukum sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 2. Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4586); 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Tahun Nomor 5063);
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
4
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5007); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, tambahan Llembaran Negara Nomor 5105). 8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas PP Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelengaaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun Nomor 112 tahun 2010, tambahan Lembaran Negara Nomor 5157). 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan; 10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan dan Aparatur Negara Nomor 47 Tahun 2005 Tentang Jabatan Fungsional Refraksionis Optisien Dan Angka Kreditnya; 11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 572/Menkes/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien;
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
5
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan ; 13. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1069/Menkes/Sk/XI/2008 Tentang Pedoman Klasifikasi Dan Standar Rumah Sakit Pendidikan; 14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa; 15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002, tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi; 16. Keputusan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan No. HK.02.05/I/III/2/02938/2012 Tentang Kurikulum Pendidikan Program D III Refraksi Optisi Tahun 2012.
D. Pengertian 1. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu; 2. Praktik Lapangan Diploma III Refraksi Optisi adalah Pembelajaran yang dilaksanakan dilahan praktik pelayanan kesehatan, optikal dan industri (lensa, frame dan lensa kontak) dalam jangka waktu tertentu; 3. Standar Praktik adalah Kriteria minimal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai kompetensi peserta didik;
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
6
4. Lahan Praktik Diploma III Refraksi Optisi adalah Tempat yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan yang berada di luar institusi pendidikan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat mahasiswa di institusi dalam pencapaian kompetensi Refraksionis Optisien yang diharapkan di dalam Kurikulum Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi; 5. Instruktur adalah Tenaga Refraksionis Optisien yang bekerja di lahan praktik dan memiliki tugas dan tanggung jawab ketehnisian medis peserta didik dalam melaksanakan praktik lapangan; 6. Pembimbing adalah Dosen mata kuliah keahlian yang bekerja pada institusi pendidikan Refraksi Optisi dan memiliki tugas dan tanggung jawab membimbing peserta didik dalam melaksanakan praktik lapangan; 7. Laporan Praktik Lapangan adalah laporan hasil kegiatan yang dilakukan setelah pembelajaran praktik untuk membahas hal-hal yang telah dilaksanakan,
meliputi
tingkat
keberhasilan
pencapaian
tujuan
pembelajaran Praktik Lapangan, kendala yang dihadapi dan cara mengatasi masalah, membandingkan masalah dan bertukar pengalaman didalam kelompok.
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
7
BAB II STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI
Standar lahan praktik lapangan adalah standar minimal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran praktik lapangan untuk mencapai kompetensi peserta didik. A. Kriteria Lahan Praktik Lahan praktik yang dipilih harus memenuhi kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Adapun kriteria lahan praktik lapangan sebagai berikut ini: 1. Rumah Sakit minimal kelas C 2. Rumah Sakit Khusus Mata 3. Balai Kesehatan Mata Masyarakat / Balai Kesehatan Indera Masyarakat 4. Puskesmas 5. Klinik Mata 6. Optikal 7. Industri Lensa, bingkai kacamata (Bersifat Kunjungan) 8. Laboratorium Lensa dan lensa kontak (Bersifat Kunjungan) 9. Memiliki tenaga Refraksionis Optisien sesuai kualifikasi 10. Rasio Instruktur dengan mahasiswa 1 : 5, artinya 1 instruktur membimbing maksimal 5 mahasiswa 11. Mempunyai MOU antara institusi pendidikan dengan Lahan Praktik
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
8
Maksimum masa waktu praktik di lahan praktik berdasarkan jenis tempat lahan praktik adalah sebagai berikut : Lahan Praktik
Maksimum Mahasiswa/periode waktu
Rumah Sakit Tipe A
6
Rumah Sakit Tipe B
5
Rumah Sakit Tipe C
4
Rumah Sakit Khusus Mata
4
BKMM/BKIM
4
PUSKESMAS
4
KLINIK MATA
4
OPTIKAL
3
INDUSTRI LENSA & BINGKAI KACAMATA LABORATORIUM LENSA & LENSA KONTAK
Seluruh Mahasiswa Tingkat Akhir (III) (Dalam Bentuk Kunjungan) Seluruh Mahasiswa Tingkat Akhir (III) (Dalam Bentuk Kunjungan)
B. Pembimbing Kriteria pembimbing praktik lapangan sebagai berikut : 1. Dosen mata kuliah keahlian pada institusi pendidikan Refraksi Optisi. 2. Kualifikasi pendidikan dosen minimal Diploma III Refraksi Optisi. 3. Pengalaman mengajar pada mata kuliah keahlian minimal 3 tahun. 4. Mampu membimbing, membina, mengevaluasi dan mengawasi mahasiswa selama berlangsungnya praktik. 5. Memilik SK sebagai Pembimbing praktik lapangan.
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
9
C. Instruktur Kriteria instruktur praktik lapangan sebagai berikut 1. Mempunyai latar belakang pendidikan Diploma III Refraksi Optisi dan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun atau mempunyai pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun pada bidang Refraksi Optisi di pelayanan kesehatan. 2. Mampu
merencanakan,
melaksanakan,
mengevaluasi
proses
pembelajaran praktik lapangan. 3. Memilik SK sebagai Instruktur praktik lapangan.
D. Sasaran Dan Target Pencapaian Tersedianya peralatan sesuai dengan kompetensi dan target pencapaian yang akan dicapai setiap mahasiswa sebagai berikut : 1. Sasaran a. Peralatan Pelayanan Refraksi 1) Kartu Snellen yg dilengkapi dg astigmat dials 2) Optotype 3) Kartu Baca 4) Lensa Uji-coba 5) Bingkai Uji-coba 6) Penggaris PD
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
10
7) Lampu Senter (Penlight) 8) Lensometer 9) Cylinder Silang (Cross Cylinder) b. Peralatan Pelayanan Optisi : 1) Seperangkat Tang 2) Seperangkat Obeng 3) Pemanas Bingkai Kacamata 4) Pembersih Lensa Kacamata 5) Mesin Facet Manual 6) Ultrasonic Cleaner 7) Spheromater 8) Pengukur Tebal Lensa ( Thickness Gauge ) c. Peralatan Pelayanan Lensa Kontak 1) Lensa Kontak ujicoba 2) Kaca Pembesar (Loupe) 3) Keratometer 4) Wadah pencuci lensa kontak 5) Cermin cembung dan datar 6) Penggaris PD 7) Lampu Senter (Penlight) 8) Tabel Konversi Keratometri 9) Lensa Ujicoba (Trial Lens Set) & Bingkai Uji Coba 10) Kartu Snellen/ Optotype
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
11
2. Target minimal yang harus dicapai oleh peserta didik :
No 1 2
3
Jenis Pelayanan Refraksi Jenis Pelayanan Optisi Jenis Pelayanan Lensa Kontak
Target minimal pelayanan yang harus dicapai/mahasiswa/periode waktu Myopia/ Astigmatism Presbyopia Anisometropia Hypermetropia 4 8 5 3 Target minimal pelayanan yang harus dicapai Single Vision Bifokal Multifokal 5 2 3 Target minimal pelayanan yang harus dicapai Spheris Torik 4
1
Keterangan : *Target pencapaian dilaksanakan dalam periode waktu 2 minggu
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
12
BAB III STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI BERDASARKAN KOMPETENSI Standar lahan Praktik Diploma III Refraksi Optisi mengacu pada kompetensi Kurikulum Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi Tahun 2012. Untuk pencapaian kompetensi tersebut dibutuhkan lahan praktik
secara spesifik
mempunyai kriteria yang dapat dijabarkan sebagai berikut : No 1.
2.
3.
4.
Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Pendahuluan
Melakukan Refraksi Objektif
Melakukan Refraksi Subjektif
Melakukan pemeriksaan penglihatan binokuler
Sub Kompetensi 1.1. Melakukan anamnesa 1.2. Mengidentifikasi posisi bola mata 1.3. Memeriksa tajam penglihatan jauh dan dekat 1.4. Memeriksa lapang pandang 2.1 Melakukan persiapan pemeriksaan 2.2 Melakukan pemeriksaan 2.3 Menetapkan hasil pemeriksaan 2.4 Mencatat hasil pemeriksaan 3.1 Melakukan persiapan pemeriksaan 3.2 Melakukan pemeriksaan 3.3 Menetapkan hasil pemeriksaan 3.4 Mencatat hasil pemeriksaan 4.1 Melakukan persiapan pemeriksaan 4.2 Memeriksa tajam
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
Kebutuhan Lahan Praktik A. Lahan praktik bidang Refraksi : Rumah Sakit Rumah Sakit Khusus Mata BKMM/BKIM Puskesmas/PKM Klinik Mata Optikal B. Lahan Praktik Bidang Optisi : Laboratorium Lensa Industri Lensa Industri Bingkai Kacamata Optikal C. Lahan Praktik Bidang Lensa Kontak : - Optikal - Laboratorium Lensa Kontak
Kriteria Lahan Praktik A. Lahan praktik bidang Refraksi : Memiliki / Supervisi : 1) Dr. Spesialis Mata 2) Refraksionis Optisien/ Optometris Memiliki Sarana & Prasarana pendukung yang berkaitan dengan kebutuhan praktik refraksi ( refraksi obyektif dan subyektif ) B. Lahan Praktik Bidang Optisi : Memiliki : 1. Memiliki tenaga laboratorium yang terkualifikasi. 2. Refraksionis Optisien/Optometris 3.Memiliki Sarana & Prasarana pendukung
13
No
5.
Kompetensi
Mengolah Resep Kacamata
Sub Kompetensi
Kebutuhan Lahan Praktik
Kriteria Lahan Praktik
penglihatan binokuler 4.3 Melakukan pemeriksaan status diplopia penglihatan binokuler 4.4 Pemeriksan fungsi akomo-dasi dan konvergensi 4.5 Menetapkan hasil
yang berkaitan dengan kebutuhan praktik optisi ( dispensing dan surfacing )
5.1 Melakukan persiapan mengolah resep 5.2 Menentukan parameter lensa 5.3 Menentukan kebutuhan penglihatan pasien 5.4 Mengindenfikasi kebutuhan perlindungan penglihatan 5.5 Mencatat hasil pengolahan resep
Memiliki :
6.
Melakukan Pemilihan Bingkai Kacamata
6.1 Melakukan persiapan pemilihan bingkai kacamata 6.2 Melakukan pemilihan bingkai berdasarkan kebutuhan kosmetik pasien 6.3 Melakukan pemilihan bingkai berdasarkan lensa koreksi 6.4 Melakukan pemilihatn bingkai berdasarkan kebutuhan kenyamanan pasien 6.5 Membuat Catatan Mengenai Bingkai Yang Telah Dipilih.
7.
Melakukan Pemilihan Lensa
7.1 Melakukan persiapan pemilihan lensa kacamata
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
C. Lahan Praktik Bidang Lensa Kontak:
1. Refraksionis Optisien/Optometris 2.Memiliki Sarana & Prasarana pendukung yang berkaitan dengan kebutuhan praktik Lensa Kontak
14
No
Kompetensi
Sub Kompetensi
Kacamata
7.2 Menentukan Kebutuhan lensa sesuai kelainan refraksi 7.3 Menentukan Kebutuhan lensa sesuai aktivitas 7.4 Menentukan Kebutuhan lensa sesuai bentuk bingkai yang dipilih 7.5 Melakukan pencatatan hasil pemilihan lensa
8.
Melakukan penyetelan kacamata
8.1 Melakukan Persiapan penyetelan 8.2 Melakukan penyetelan 8.3 Mengevaluasi hasil penyetelan 8.4 Mencatat hasil penyetelan
9.
Melakukan Perakitan Kacamata
9.1 Menyiapkan alat dan bahan 9.2 Melakukan tataletak ukuran bingkai, lensa dan mata 9.3 Membuat pola bingkai 9.4 Melakukan pemotongan lensa 9.5 Melakukan penilaian hasil pemotongan
10.
Melakukan Verifikasi (QC) Lensa dan Kacamata
10.1 Melakukan persiapan verifikasi 10.2 Melakukan pemeriksaan lensa dan kacamata 10.3 Melakukan verifikasi 10.4 Melakukan pencatatan hasil verifikasi
11.
Melakukan Tatalaksana Pelayanan Refraksi Optisi
11.1 Melakukan Persiapan Tatalaksana 11.2 Melakukan Tatalaksana
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
Kebutuhan Lahan Praktik
Kriteria Lahan Praktik
15
No
Kompetensi
Sub Kompetensi
Kebutuhan Lahan Praktik
Kriteria Lahan Praktik
11.3 Melakukan Evaluasi Tatalaksana 11.4 Melakukan pencatat hasil Tatalaksana 12.
Melakukan Pemasangan Lensa Kontak Uji Coba
12.1 Melakukan persiapan pemasangan lensa kontak uji coba 12.2 Menentukan lensa kontak uji coba 12.3 Menilai hasil pemasangan lensa kontak uji coba 12.4 Melakukan pencatatan hasil pemasangan lensa kontak uji coba
13.
Melakukan Pesanan Lensa Kontak
13.1 Melakukan persiapan pesanan lensa kontak 13.2 Menentukan Kekuatan Dioptri 13.3 Menentukan jenis lensa kontak yang akan dipesan 13.4 Memesan lensa kontak sesuai kebutuhan
14.
Melakukan Bimbingan Pemakaian Lensa Kontak
14.1 Melakukan persiapan bimbingan lensa kontak 14.2 Melakukan bimbingan pemakaian, pelepasan dan perawatan lensa kontak 14.3 Membimbing pasien mengenali kelainan pemakaian lensa kontak 14.4 Melakukan pemeriksaan lanjutan
15.
Melakukan Pemeriksaan Penglihatan Subnormal
15.1 Persiapan pemeriksaan subnormal 15.2 Melakukan pemeriksaan 15.3 Menetapkan hasil
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
16
No
Kompetensi
Sub Kompetensi
Kebutuhan Lahan Praktik
Kriteria Lahan Praktik
pemeriksaan 15.4 Mencatat hasil pemeriksaan penglihatan sub normal 16.
Melakukan Penyuluhan/Bimbi ngan Pemeliharaan Penglihatan(pelay anan refraksi, optisi dan lensa kontak)
16.1 Melakukan perencanaan 16.2 Melaksanakan penyuluhan/ bimbingan pemeliharaan penglihatan 16.3 Melakukan evaluasi 16.4 Melakukan dokumentasi
17.
Mendokumentasik an Pelayanan Refraksi, Optisi dan Lensa Kontak
17.1 Melakukan persiapan dokumentasi 17.2 Melaksanakan dokumentasi pelayanan Refraksi Optisi 17.3 Melakukan pelaporan
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
17
BAB IV PENUTUP Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi merupakan acuan bagi civitas akademika yang bertanggung jawab terhadap mata kuliah dan pembelajaran praktik. Disamping itu, Standar lahan praktik ini juga sebagai acuan bagi para pembimbing dilahan praktik dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran praktik secara optimal yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas lulusan. Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi digunakan sebagai acuan yang bersifat umum, dalam mengelola program pembelajaran praktik bagi pendidikan program Diploma III Refraksi Optisi. Dalam implementasi program pembelajaran praktik perlu dijabarkan secara khusus dalam pedoman lahan praktik sesuai kebutuhan proses pembelajaran praktik dan kondisi setempat tanpa mengabaikan Implementasi kurikulum. Diharapkan para pengelola pendidikan, dosen memberi masukan khususnya pembimbing praktik guna menyempurnakan standar lahan praktik.
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
18
KONTRIBUTOR Standar Lahan Praktik Diploma III Refraksi Optisi ini berhasil disusun atas partisipasi aktif dan kontribusi positif dari berbagai pihak, antara lain: Tingkat Pusat : Dr. Donald Pardede, MPPM; Dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA; Dra. Trini Nurwati, M.Kes; Sri Sunarsih, DFM, Msi; Asep Fithri Hilman, S.Si, M.Pd; Ismawiningsih, SKM, MKM; Yuyun Widyaningsih, S.Kep, MKM; Eric Irawati, S.SiT; Ns I Ratnah, S.Kep; Dora Handyka, S.ST; Matadih, S.Sos. Tingkat Daerah : Dian Leila Sari, AmdRO, SPd, M.Kes (ARO LEPRINDO Jakarta); Benny Sulistyono, AMd.RO (ARO Kartika Indera Persada Jakarta); Sri Wahyu Budoyo Kusumo, AMd.RO, SE (ARO GAPOPIN Jakarta); Yusron Shirmohammad, AMd.RO, SKM (ARO Surabaya); Sjaiful Anwar, AMd.RO, SKM (ARO Surabaya); Timantha Ginting, AMd.RO, SPd (ARO Yayasan Binalita Sudama Medan); Zulianti, AMd.RO, SKM (ARO Yayasan Binalita Sudama Medan); Mochammad Kholil, AMd.RO, SKM (Prodi Diploma III Refraksi Optisi STIKES Widya Husada Semarang); A.Bunyamin, AMd.RO (Prodi Diploma III Refraksi Optisi Stikes Widya Husada Semarang); Bunyamin R.A, A.Md.RO, SE (ARO Kartika Indera Persada Jakarta); Purna Kurniawan, AMd.RO (ARO GAPOPIN Jakarta). Dan semua individu/pihak yang telah membantu penyusunan Standar Lahan Praktik Diploma III Ortetik Prosetik yang tidak dapat disebutkan satu – persatu.
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
CONTOH LAMPIRAN I SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA ....................................... DENGAN ....................................... TENTANG LAHAN PRAKTIK No : ............................................ Pada hari ini ............ tanggal............................... bulan .................. ........................................, kami Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : Jabatan : Kepala sub ( Kepala cabang ) Instansi : RS ( Optical ) Alamat : Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
tahun
2. Nama : Jabatan : Pudir I Instansi : ARO Alamat : Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Kedua belah pihak setuju dan sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama lahan praktik bagi peserta didik institusi Akademi Refraksi optisi dengan ketentuan dan syarat – syarat sebagaimana tercantum dalam pasal – pasal dibawah ini : Pasal 1 KETENTUAN UMUM 1. Rumah Sakit / Optical Adalah ........................................ 2. ARO / Institusi Adalah ........................................ 3. Peserta praktik adalah Mahasiswa / mahasiswi Tingkat III ( akhir ) Semester 6 Tahun..... 4. Jenis Kegiatan Praktik adalah ..................................................................................
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
CONTOH Pasal 2 RUANG LINGKUP PEKERJAAN PIHAK PERTAMA bersama PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian dalam bidang jenis pelayanan bagi peserta didik Institusi Akademi Refraksi Optisi........... sesuai dengan standar lahan praktik yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan kerjasama adalah : 1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan 2. Sebagai fungsi sosial dan promosi di bidang pendidikan 3. Sebagai fungsi promosi dan rekrutment di Optical Pasal 4 HAK 1. Hak PIHAK PERTAMA a. Menentukan besar biaya praktik yang dibebankan. b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kegiatan. c. Memperoleh penggantian atas alat yang rusak akibat kelalaian peserta praktik. d. Memutuskan atau memperpanjang perjanjian kerjasama ini. 2. Hak PIHAK KEDUA a. Memanfaatkan sarana dan fasilitas untuk keperluan peserta didik sesuai kesepakatan. b. Mendapatkan kemudahan dalam praktik. c. Menentukan sanksi kepada peserta praktik sesuai ketentuan yang berlaku. d. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kegiatan. e. Memutuskan atau memperpanjang perjanjian kerjasama ini. Pasal 5 KEWAJIBAN 1. Kewajiban PIHAK PERTAMA a. Menyediakan sarana dan fasilitas sesuai dengan standar minimal lahan praktik dan ruang lingkup pelayanan. b. Mengatur pelaksanaan praktik. Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
CONTOH c. Mengawasi dan membimbing kegiatan praktik. d. Memberikan teguran, baik secara lisan maupun tertulis. 2. Kewajiban PIHAK KEDUA a. Mengatur kegiatan peserta di lahan praktik. b. Membayar biaya pelaksanaan praktik kepada PIHAK PERTAMA. c. Memberikan pengarahan ruang lingkup lahan praktik. d. Mentaati tata tertib yang berlaku di lahan praktik. e. Mengganti kerusakan alat yang diakibatkan kelalaian peserta praktik. Pasal 6 PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Kegiatan praktrek ditentukan sesuai dengan ruang lingkup oleh PIHAK PERTAMA. 2. PIHAK KEDUA memberikan surat pengantar dan jadwal kegiatan peserta praktik. 3. Pelaksanaan praktik dibimbing oleh instruktur yang ditunjuk oleh pihak pertama. Pasal 7 PEMBAYARAN Pembayaran biaya praktikum sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan
Pasal 8 PELAPORAN DAN PENGAWASAN 1. PELAPORAN a. Peserta praktik membuat laporan kegiatan. b. Instruktur / pembimbing membuat laporan kegiatan 2. PENGAWASAN Pengawasan kegiatan praktik dilakukan oleh instruktur dan pembimbing secara bersama – sama. Pasal 9 JANGKA WAKTU PERJANJIAN 1. Jangka Waktu 3 ( tiga ) tahun sejak ................................... s/d ..................
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
CONTOH 2. Perjanjian dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak dengan syarat- syarat ketentuan yang sama dan atau ditambah / dirubah atas kesepakatan kedua belah pihak. 3. Dalam hal berakhirnya masa kegiatan kerjasama PIHAK KEDUA harus memberitahu PIHAK PERTAMA selambat – lambatnya 3 ( tiga ) bulan sebelum berakhirnya perjanjian kerjasama. Pasal 10 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJASAMA 1. Surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku lagi setelah berakhirnya masa perjanjian kerjasama. 2. Salah satu pihak dapat memutuskan kerjasama dengan alasan yang jelas. Pasal 11 PENYELESAIAN PERSELISIHAN Apabila timbul perbedaan pendapat atau perselisihan antara kedua belah pihak dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini akan diselesaikan secara musyawarah. Pasal 12 PENUTUP 1. Hal – hal yang belum ditentukan atau memerlukan penyelesaian lebih lanjut akan ditetapkan kemudian oleh kedua belah pihak yang akan dituangkan kedalam suatu addendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini. 2. Setiap perubahan yang menyangkut ketentuan dalam isi perjanjian ini harus disepakati terlebih dahulu oleh kedua belah pihak. Perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani di ........... pada hari dan tanggal tersebut pada awal perjanjian ini, dalam rangkap 2 ( dua ) bermaterai Rp. 6.000 ( enam ribu rupiah ) dan masing – masing memiliki kekuatan hukum yang sama. PIHAK KEDUA PUDIR I AKADEMI REFRAKSI OPTISI........................
PIHAK PERTAMA KEPALA SUB / KACAB RUMAH SAKIT / OPTICAL .............
(..........................................................)
(..........................................................)
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
CONTOH LAMPIRAN II LAPORAN EVALUASI PESERTA PRAKTIK NAMA NIM INSTITUSI TEMPAT PRAKTIK INSTRUKTUR PEMBIMBING
: : : : : :
Absensi
:
...................( hari ) ............. %
REFRAKSI KOMPETENSI 1
2
PENILAIAN 3 4 KET
1
2
PENILAIAN 3 4 KET
1
2
PENILAIAN 3 4 KET
Melakukan Pemeriksaan Pendahuluan Melakukan Refraksi Objektif Melakukan Refraksi Subjektif Melakukan pemeriksaan penglihatan binokuler OPTISI KOMPETENSI Mengolah Resep Kacamata Melakukan Pemilihan Bingkai Kacamata Melakukan Pemilihan Lensa Kacamata Melakukan penyetelan kacamata Melakukan Verifikasi (QC) Lensa dan Kacamata Melakukan Tatalaksana Pelayanan Refraksi Optisi LENSA KONTAK KOMPETENSI Melakukan Pemasangan Lensa Kontak Uji Coba Melakukan Pesanan Lensa Kontak Melakukan Bimbingan Pemakaian Lensa Kontak KET 1. 2. 3. 4.
: Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
Mengetahui, INSTRUKTUR (
)
CONTOH LAMPIRAN III LAPORAN TARGET PESERTA PRAKTIK NAMA NIM INSTITUSI TEMPAT PRAKTIK INSTRUKTUR PEMBIMBING
: : : : : :
Absensi
:
...................( hari ) ............. %
Target minimal pelayanan yang harus dicapai/mahasiswa/periode waktu No 1
Jenis Pelayanan Refraksi
2
Jenis Pelayanan Optisi
3
Jenis Pelayanan Lensa Kontak
Myopia/ Hypermetropia Astigmatism Presbyopia Anisometropia (4) (8) (5) (3) Target minimal pelayanan yang harus dicapai Single Vision Bifokal Multifokal (5) (2) (3) Target minimal pelayanan yang harus dicapai Spheris Torik (4) (1)
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi