Badan Tenaga Nuklir Nasional
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2010 telah kami
selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. LAKIP ini disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), BATAN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) berkewajiban untuk melaksanakan Instruksi tersebut. Kewajiban melaksanakan pertanggungjawaban atas kegiatan yan telah dilakukan, perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Berdasarkan hal tersebut, BATAN sebagai salah satu Instansi Pemerintah berusaha untuk
memenuhi kewajiban membuat Laporan Akunabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Usaha ini merupakan komitmen BATAN dalam mempertanggungjawabkan kegiatan yang secara
garis besar meliputi Litbangyasa, Diseminasi Hasil Litbang dan Manajamen Mutu Terpadu tahun 2010 kepada masyarakat.
Dalam mengupayakan pelaksanaan akuntabiltas di lingkungan BATAN, sejak tahun 2008 BATAN
telah menyusun Pedoman Evaluasi LAKIP internal, sebagai Pedoman untuk mengevaluasi LAKIP satuan kerja yang ada di lingkungan BATAN dan telah di terapkan dalam mengevaluasi LAKIP satker di lingkungan BATAN. Di samping itu untuk memenuhi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara PER/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, pada tahun 2009 BATAN telah menyusun Indikator Kinerja Utama sebagai alat untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian sasaran, baik di tingkat BATAN, eselon I, dan eselon II. Dengan dibuatnya kedua dokumen di atas diharapkan di tahun mendatang dapat meningkatkan pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan BATAN.
Dalam penyusunan LAKIP 2010 BATAN telah menggunakan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi PER/M.PAN/29/2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
iii
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Disadari LAKIP BATAN yang disusun ini masih dirasakan belum sempurna, namun kami selalu
berupaya melakukan perbaikan untuk mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam mendukung terwujudnya tata pemerintahan yang baik (Good Governance). Terima kasih. Jakarta, Maret 2011 Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Hudi Hastowo
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
iv
Badan Tenaga Nuklir Nasional
D A F T A R I S I Halaman
Kata Pengantar
i
Daftar Isi
iii
Ikhtisar Eksekutif
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Hukum
1
1.2 Kedudukan
1
1.3 Tugas, Fungsi dan Kewenangan
1
1.4 Struktur Organisasi
3
1.5 Analisis Lingkungan Strategis
4
1.5.1
Lingkungan Internal
4
1.5.1.1
Aspek Sumber Daya Manusia
4
1.5.1.2
Aspek Fasilitas Nuklir Utama dan Fasilitas Penunjang
5
1.5.1.3
Aspek Sumber Daya Keuangan
8
1.5.2
Lingkungan Eksternal
9
1.5.2.1
Aspek Ekonomi
9
1.5.2.2
Aspek Kebijakan Pemerintah
9
1.5.2.3
Aspek Kemajuan Teknologi
9
1.6 Analisa Strategis dan Pilihan
9
1.6.1
Organisasi
10
1.6.2
Sumber Daya Manusia
10
1.6.3
Fasilitas Nuklir
10
1.6.4
Metodologi
11
1.6.5
Anggaran
11
1.6.6
Lingkungan Strategis
11
1.6.7
Program Strategis
12
1.7 Faktor Kunci Keberhasilan
12
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
2.1 Umum
13
2.2 Visi. Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja Utama
13
2.2.1. Visi
13
2.2.2. Misi
14
2.2.3. Tujuan
14
2.2.4. Sasaran strategis
15
2.2.5. Indikator kinerja Utama
15
2.3. Arah Kebijakan
16
2.3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
16
2.3.2. Arah Kebijakan dan Strategi BATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
17 iii
Badan Tenaga Nuklir Nasional
2.4. Program dan Kegiatan BATAN
19
2.4.1. Program Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi (enisora)
19
2.4.2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
2.5. Penetapan Kinerja BATAN 2010
BAB III
20 20
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1
Metodologi Pengukuran Capaian Kinerja 2010
23
3.2
Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2010
23
3.3. Analisis Capaian Kinerja BATAN Tahun 2010
24
3.4. Akuntabilitas Keuangan
46
BAB IV PENUTUP
51
LAMPIRAN : Lampiran 1
Pengukuran Kinerja BATAN Tahun 2010
Lampiran 2
SK Pelepasan Varietas Pandanputri
Lampiran 3
SK Pelepasan Varietas Mutiara 1
Lampiran 4
Judul‐judul Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional Tahun 2010
Lampiran 5
Data dan Status Paten BATAN pada Dirjen HKI Tahun 2010
Lampiran 6
Daftar Lulusan STTN yang Diserap di Dunia Industri Tahun 2010
Lampiran 7
SNI yang Dihasilkan BATAN
Lampiran 8
Distribusi Anggaran BATAN 2010 dalam Matrik Program
Lampiran 9
Realisasi Anggaran Belanja Negara – BATAN, tahun 2010
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
iv
Badan Tenaga Nuklir Nasional
IKHTISAR EKSEKUTIF Sesuai dengan Renstra BATAN 2010‐2014, bahwa BATAN mempunyai tujuan strategis : 1)
Meningkatkan
kemampuan
litbang
energi
nuklir,
isotop
dan
radiasi,
serta
pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program pembangunan nasional. 2)
Meningkatkan sistem manajemen kelembagaan litbang dan memacu inovasi iptek nuklir dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi dan mendukung sistem inovasi nasional. Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
sebagai berikut. 1)
Sasaran Strategis 1 : Peningkatan hasil litbang enisora dan pemanfaatan/penerapan dibidang pangan, energi, kesehatan dan obat serta sumber daya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat, dengan IKU : a.
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum);
b.
Jumlah dokumen program infrastruktur penyiapan PLTN dan dokumen pendukungnya;
c.
Persentase peningkatan pemahaman masyarakat terhadap iptek nuklir di wilayah Jawa, Madura dan Bali;
2)
d.
Jumlah paket teknologi hasil litbang enisora;
e.
Jumlah prototipe hasil litbangyasa enisora;
f.
Jumlah publikasi nasional dan internasional hasil litbang enisora;
g.
Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbang iptek nuklir;
h.
Jumlah jenis hasil litbang iptek nuklir yang dikomersilkan;
Sasaran Strategis 2 : Peningkatan kapasitas, kapabilitas sumber daya iptek dan kinerja manajemen kelembagaan litbang untuk mendukung penguatan sistem inovasi dan pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi ke masyarakat, dengan IKU : a.
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri;
b.
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3;
c.
Jumlah peningkatan SDM yang berpendidikan S2 dan S3;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
v
Badan Tenaga Nuklir Nasional
d.
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dihasilkan kerkaitan dengan ketenaganukliran;
e.
Persentase peningkatan BATAN yang beropini WTP dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), transparan dan akuntabel secara bertahap.
LAKIP BATAN tahun 2010 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan dalam mencapai Sasaran Strategis BATAN tahun 2010, sesuai dengan target yang ditetapkan dari setiap Indikator Kinerja Utama. Capaian hasil dari masing‐masing Sasaran Strategis dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/ Penerapan dibidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
1
Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum)
3 Varietas
2 Varietas
66.67%
2
Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya
3 Dokumen
3 Dokumen
100%
3
35%
59.70%
170,57%
4
Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura dan Bali Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora
7 Paket Teknologi.
7 Paket Teknologi
100%
7 Prototipe
7 Prototipe
100%
3 Mitra
3 Mitra
100%
2 Jenis
2 Jenis
100%
5
Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Enisora
6
Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan
7
Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat
8
Jumlah Publikasi Nasional dan International Hasil Litbang Enisora
57 Publikasi Ilmiah
73 Publikasi Ilmiah
128,07%
1
Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
75%
95,7%
127,6%
2
Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3 Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
10 Pegawai
8 Pegawai
80%
8 Pegawai
8 Pegawai
100%
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan Ketenaganukliran
3 SNI
2 SNI
66,67%
3 4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
vi
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
20%
100%
500%
5
Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel
Dari tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Secara umum realisasi capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu : • Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya. Target yang direncanakan di Renstra BATAN pada tahun 2010 sebanyak 3 dokumen dan telah direalisasikan sesuai rencana yaitu dokumen pengembangan kebijakan iptek nuklir nasional bidang energi dan jaminan mutu, dokumen penyiapan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), dan dokumen penyusunan strategi program partisipasi industri nasional. • Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora. Target yang direncanakan di Renstra BATAN pada tahun 2010, 7 paket teknologi dan sesuai rencana hasil yang dicapai 7 paket teknologi : a.
Satu paket teknologi produksi radioisotop 125I Seed brakiterapi skala laboratorium
b.
Satu paket teknologi produksi radiofarmaka 177Lu‐DOTA‐trastuzumab skala laborarium sebagai radiofarmaka terapi kanker payudara
c.
Satu paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang pangan berupa vaksin ternak ruminansia Fasciolosis
d.
Satu paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang kesehatan berupa teknik radiasi pembuatan bank jaringan yaitu Bone Ocular Spherical Implant Radiation atau BOSIR, dan Amnion steril radiasi
e.
Satu paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang industri yaitu Chitosan dan Teknologi Pangan Radiasi Siap Saji
f.
Satu paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang SDAL
g.
Satu paket teknologi radioekologi kelautan di Semenanjung Muria
• Jumlah Prototipe Hasil Litbang Enisora. Target yang direncanakan di Renstra BATAN pada tahun 2010, 7 prototipe dan sesuai rencana hasil yang dicapai 7 prototipe : a.
Empat Prototipe perangkat sistem deteksi dini virus flu burung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
vii
Badan Tenaga Nuklir Nasional
b.
Satu Prototipe pecacah RIA untuk diagnosis hepatitis B
c.
Satu Prototipe perangkat sistem intrumentasi dan kendali pada local controller DCS dan Human Machine Interface untuk engineering
d.
Satu Prototipe mesin berkas elektron (MBE) untuk iradiasi lateks siap uji fungsi
• Mitra komersial yang menerapkan hasil litbang iptek nuklir. Target memperoleh 3 mitra komersial realisasi yang dicapai sebanyak 3 mitra komersial yang menjadi sentra produsen benih BATAN antara lain : a.
Koperasi Satria Jaya (Blitar) sebagai sentra produksi benih padi Mira 1, padi Diah Suci, dan Kedelai Rajabasa. Kapasitas produksi padi 200 ton/tahun jenis Extended Seed (ES), dengan daerah sebaran Jawa Timur bagian selatan dan Jawa Tengah bagian timur
b.
PT. Andall Hasa Prima (Lampung) sebagai sentra produksi benih Padi Mira 1, Mayang, dan Yuwono. Kapasitas produksi 100 ton/tahun jenis Stock Seed (SS), dengan daerah sebaran Lampung, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.
c.
P4S Kuntum Mataram (NTB) sebagai sentra produksi benih padi Bestari dan benih kedelai Mutiara 1. Kapasitas produksi padi 5 ton/tahun jenis Foundation Seed (FS), dengan daerah sebaran Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa
• Jenis hasil litbang iptek nuklir yang dikomersilkan. Target jenis hasil litbang iptek nuklir yang dikomersialkan sebanyak 2 jenis dan terealisasi sesuai yang ditargetkan yaitu Padi Bestari dan Kedelai Mutiara 1. • Jumlah Peningkatan SDM yang berpendidikan S2 dan S3. Target sebanyak 8 pegawai, dapat direalisasikan sebanyak 8 pegawai (100%). 2.
Realisasi capaian IKU ada yang melebihi target, yaitu : • Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura dan Bali. Target yang direncanakan di Renstra BATAN sebesar 35% dan hasil yang dicapai melebihi target yaitu sebesar 59,70%, jajak pendapat ini dilakukan oleh PT Tridacom di 22 kota di Jawa, Madura dan Bali dengan jumlah responden 3000 orang, responden terdiri dari pelajar/mahasiswa, tokoh masyarakat, dosen, pengurus LSM, pengurus Ormas, aparat pemerintah, pengurus parpol, dan anggota DPRD. • Jumlah Publikasi Nasional dan International Hasil Litbang Enisora. Target yang direncanakan sejumlah 57 Publikasi Ilmiah (nasional di luar BATAN dan internasional), dapat direalisasikan sejumlah 73 publikasi ilmiah (128,07%), yang terdiri dari publikasi nasional berjumlah 22 judul dan internasional berjumlah 51 judul. Di sisi lain, jumlah Paten yang terdaftar di Ditjen HKI untuk tahun 2010 berjumlah 16 Paten. BATAN juga memperoleh penghargaan dari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
viii
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Kementerian Ristek terhadap hasil penelitian BATAN dengan terpilihnya 8 penelitian dalam 102 inovasi yang paling prospektif tahun 2010. • Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri. Target sebesar 75%, dapat direalisasikan sebesar 95,71% melebihi target, dari 70 lulusan di tahun 2009 yang diterima bekerja sebanyak 67 orang. • Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel, dari target 20% tercapai 100%. 3.
Realisasi capaian IKU ada yang kurang dari target, yaitu : • Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum). Dari 3 varietas yang ditargetkan hanya 2 varietas yang berhasil dilepas yaitu : a.
Varietas padi sawah Pandanputri sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor: 2366/Kpts/Sr.120/6/2010 tanggal 28 Juni 2010;
b.
Varietas kedelai biji besar Mutiara 1 sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor : 2602/Kpts/SR.120/7/2010 pada tanggal 22 Juli 2010. Sedang varietas sorgum tertunda pelepasannya, karena harus melengkapi beberapa data/persyaratan tambahan yang diperlukan oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) Kementerian Pertanian. Diharapkan SK pelepasan varietas sorgum dapat diperoleh pada tahun 2011.
• Jumlah SDM yang diterima mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3. Dari target 10 pegawai dapat terealisasi sejumlah 8 pegawai, hal ini disebabkan karena kebutuhan anggaran pada saat pelaksanaan melebihi yang telah ditetapkan di DIPA BATAN. • Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan Ketenaganukliran. Dari target sejumlah 3 SNI dapat terealisasi sebanyak 2 SNI, hal ini disebabkan Satu SNI masih dalam proses oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dengan judul “Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir – Instrumentasi dan Kendali untuk Sistem yang Penting untuk Keselamatan – Persyaratan Umum untuk Sistem (Adopsi secara Identik)” dari IEC 61513‐2001 yang diajukan ke BSN pada tanggal 6 Juli 2010. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja BATAN dapat diambil kesimpulan bahwa Sasaran “Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan dibidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat” telah berhasil dicapai, karena hanya terdapat 1 dari 8 indikator kinerja utama (IKU) yang tidak mencapai target. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
ix
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Untuk Sasaran “Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat” telah cukup berhasil dicapai. Hasil yang diperoleh BATAN pada tahun 2010 memiliki prospek cukup cerah untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun demikian, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi BATAN dalam merealisasikan target. Outcome yang dihasilkan oleh BATAN masih berupa imediate outcome. Untuk menjadi ultimate outcome (dimanfaatkan oleh masyarakat) masih harus berhubungan dengan instansi lain seperti SK pelepasan varietas yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, Sertifikasi peralatan kesehatan dari Kementerian Kesehatan, SNI yang dikeluarkan oleh BSN, Paten yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum & HAM, registrasi produk membutuhkan mitra produsen, pengesahan Standard Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Standard Nasional, serta Dikti untuk mendapatkan akreditasi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir dan sertifikasi dosen dan lain sebagainya. Oleh karena itu BATAN telah mengintesifkan komunikasi dengan kementerian teknis terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam juga mitra produsen potensial, Badan Standard Nasional, dan Kementerian Pendidikan Nasional. Adapun langkah – langkah yang harus diambil BATAN kedepannya dalam menyelesaikan permasalahan diatas, antara lain : 1.
Meningkatkan komitmen dan pengawasan secara berjenjang dalam “mengawal” pecapaian target yang ditetapkan untuk mencapai sasaran.
2.
Meningkatkan efektivitas kerja sama dengan stake holders dan instansi terkait
3.
Menyelaraskan program‐program yang dimiliki dengan program‐program kementerian teknis dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat,
4.
Merubah paradigma berpikir SDM untuk dapat membuka diri di dalam menjalin kerjasama
5.
Mengidentifikasi kebutuhan SDM dalam rangka memenuhi kebutuhan SDM terkait pencapaian tahap kepakaran teknologi nuklir ‐ 2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
x
Badan Tenaga Nuklir Nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Berdasarkan Undang‐undang (UU) No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran telah ditetapkan pembentukan badan pelaksana untuk melaksanakan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dan badan pengawas tenaga nuklir untuk melaksanakan fungsi pengawasan. Sebagai tindak lanjut dari UU No. 10 tahun 1997, melalui Keppres No. 197 tahun 1998 dibentuk Badan Pelaksana Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia yang dinamakan Badan Tenaga Nuklir Nasional yang selanjutnya disingkat dengan BATAN. Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan tugas dan fungsi BATAN maka pada tahun 2006 mulai diberlakukan Peraturan Kepala BATAN Nomor 392/KA/XI/2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN, dimana struktur organisasinya terbagi menjadi seorang Kepala yang dibantu oleh Sekretaris Utama dan empat orang Deputi Teknis setingkat Eselon I. 1.2. Kedudukan BATAN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, yang dibentuk sebagai badan pelaksana dalam pemanfaatan tenaga nuklir. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala BATAN berkoordinasi dengan berbagai lembaga sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya. 1.3. Tugas, Fungsi dan Kewenangan Berdasarkan Keppres No. 16 tahun 2001, BATAN mempunyai tugas melaksanakan pemerintahan dan pembangunan di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan‐undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BATAN menyelenggarakan fungsi :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
1
Badan Tenaga Nuklir Nasional
a.
pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir;
b.
koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN;
c.
fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir;
d.
penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga serta pendidikan dan pelatihan. Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut BATAN mempunyai kewenangan :
a.
penyusunan rencana nasional secara makro di bidang ketenaganukliran;
b.
perumusan kebijakan di bidang ketenaganukliran untuk mendukung pembangunan secara makro;
c.
kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan yang berlaku yaitu : 1) perumusan dan pelaksanaan kebijakan dalam program penelitian dasar dan terapan, pengembangan teknologi dan energi nuklir, pengembangan teknologi daur bahan nuklir dan rekayasa serta pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; 2) penetapan pedoman penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dan penggunaan tenaga nuklir;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
2
Badan Tenaga Nuklir Nasional
1.4. Struktur Organisasi Susunan organisasi BATAN disusun berdasarkan Keppres No. 166 tahun 2000, Keppres No. 103 tahun 2001 dan Peraturan Kepala BATAN No. 392/KA/XI/2005, Tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN sebagai berikut. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL SEKRETARIS UTAMA INSPEKTORAT
BIRO PERENCANAAN
DEPUTI BIDANG PENELITIAN DASAR DAN TERAPAN
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN ENERGI NUKLIR
PUS. TEK. BAHAN INDUSTRI NUKLIR.
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAUR BAHAN NUKLIR DAN REKAYASA
PUS. BANG. ENERGI NUKLIR
PUS.TEK. AKSELE RATOR DAN PROSES BAHAN
PUS. TEK. REAKTOR DAN KESELAMATAN NUKLIR
PUS. TEK. NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI
PUS. REAKTOR SERBA GUNA
PUS.TEK KESELAMATAN DAN METROLOGI RADIASI
PUS. BANG. INFORMATIKA NUKLIR
BIRO UMUM
BIRO SUMBER DAYA MANUSIA
BIRO KERJASAMA, HUKUM, DAN HUMAS
DEPUTI BIDANG PENDAYAGUNAAN HASIL LITBANG DAN PEMASYARAKATAN IPTEK NUKLIR PUSAT RADIOISOTOP & RADIOFARMAKA
PUS.BANG. GEOLOGI NUKLIR
PUSAT APLIKASI TEKNOLOGI ISOTOP DAN RADIASI
PUS.TEK BAHAN BAKAR NUKLIR
PUSAT DISEMINASI IPTEK NUKLIR
PUS. TEK. LIMBAH RADIOAKTIF
PUSAT STANDARDISASI & JAMUAN MUTU NUKLIR
PUSAT KEMITRAAN TEKNOLOGI NUKLIR
PUS. REKAYASA PERANGKAT NUKLIR
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Struktur Organisasi BATAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
3
Badan Tenaga Nuklir Nasional
1.5. Analisis Lingkungan Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangannya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan strategis, baik internal maupun eksternal. Lingkungan internal berasal dari aspek‐aspek SDM, fasilitas, dan keuangan, sedangkan lingkungan eksternal berasal dari aspek‐aspek ekonomi, kebijakan pemerintah, kemajuan teknologi dan lain‐lain. 1.5.1. Lingkungan Internal 1.5.1.1. Aspek Sumber Daya Manusia Berdasarkan data kepegawaian tertanggal 31 Desember 2010, BATAN mempunyai 3310 orang pegawai yang tersebar di 4 (empat) Biro, 14 (empat belas) Pusat Teknis, 2 (dua) Pusat Diseminasi/Kemitraan, 1 (satu) Pusat Pendidikan dan Pelatihan, 1 (satu) Inspektorat, dan 1 (satu) Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Secara garis besar tingkat pendidikan pegawai BATAN adalah 106 orang S‐3,296 orang S‐2, 1150 orang S‐1 dan D‐4, 1758 orang terdiri dari tamatan D‐ 3, Sarjana Muda, D‐2, D‐1, SLTA Kejuruan, SLTA Umum, SLTP Kejuruan, SLTP Umum, dan SD. Hal tersebut disajikan dalam gambar berikut.
Profil SDM BATAN
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahliannya, para karyawan BATAN diarahkan untuk meniti karir melalui jenjang jabatan fungsional, 1157 orang karyawan meniti
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
4
Badan Tenaga Nuklir Nasional
karir di 21 jabatan fungsional dan diantara karyawan tersebut tercatat 94 orang memiliki kualifikasi Peneliti Utama (32 orang profesor riset).
Grafik Pegawai BATAN yang menduduki Jabatan Fungsional
1.5.1.2. Aspek Fasilitas Nuklir Utama dan Fasilitas Penunjang BATAN memiliki berbagai fasilitas utama litbang nuklir yang berada di 4 (empat) kawasan nuklir yaitu : 1). Kawasan Nuklir Serpong, • Reaktor Serba Guna GA Siwabessy (RSG‐GAS) berdaya 30 MW • Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas • Instalasi Elemen Bakar Eksperimental • Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif • Instalasi Radiometalurgi • Instalasi Litbang Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka • Instalasi Keselamatan dan Keteknikan Reaktor • Instalasi Perekayasaan Perangkat Nuklir • Instalasi Spektrometri Neutron
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
5
Badan Tenaga Nuklir Nasional
• Fasilitas Siklotron Berdaya 30 MeV • Instalasi Balai Keteknikan • Instalasi Balai Bengkel Induk
2). Kawasan Nuklir Pasar Jumat • 3 (tiga) Unit Iradiator Sinar Gamma Cobalt‐60 masing‐masing dengan kuat sumber 200 kCi, 80 kCi, dan 10 kCi • 2 (dua) Unit Mesin Berkas Elektron (MBE), masing‐masing berdaya 2 MeV/10mA dan 300 keV/50 mA • Instalasi Eksplorasi dan Pengolahan Bahan Galian Nuklir • Laboratorium Acuan, Standardisasi, Kalibrasi, dan Keselamatan Radiasi • Laboratorium Pendidikan dan Pelatihan Iptek Nuklir • Instalasi Balai Teknofisika • Instalasi Balai Iradiasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
6
Badan Tenaga Nuklir Nasional
3). Kawasan Nuklir Bandung • Reaktor TRIGA Mark II Berdaya 2 MW • Laboratorium Senyawa Bertanda • Laboratorium Fisika dan Metalurgi
4). Kawasan Nuklir Yogyakarta • Reaktor Kartini Berdaya 100 kW • Instalasi Balai Elektromekanik • Instalasi Akselerator
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
7
Badan Tenaga Nuklir Nasional
5). Fasilitas Eksplorasi Uranium Dan Monitoring Lingkungan •
Fasilitas Eksplorasi Uranium di Kalan – Kalimantan Barat
•
Fasilitas Monitoring Lingkungan dan Mikroseismik, Jepara – Jawa Tengah
6). Fasilitas Penunjang
Untuk menunjang fungsi fasilitas nuklir utama, tersedia pelbagai fasilitas penunjang
antara lain : laboratorium fisika, kimia, biologi, radiografi netron, laboratorium NAA dan laboratorium nuklir lain yang dilengkapi dengan peralatan dan instrumen handal diantaranya Gas Permeable Chromatograph (GPC), Mass Spectrometer (MS), Gas Chromatograph – Mass Spectrometer (GC – MS), Atomic Absorption Spectrometer (AAS), High Performance Liquid Chromatograph (HPLC), X‐ray Fluorescence Spectrometer, Electron Spin Resonance (ESR), Fourier Transform Infra Red (FT – IR), Scanning Electron Microscope (SEM), Transmition Electron Microscope (TEM), Thermogravimetry Analyzer, Liquid Scintillation, Thermoluminisence Dosimeter (TLD) Reader, dan Small Angle Neutron Scattering (SANS), High Resolution Small Angle Neutron Scattering (HRSANS), Neutron Diffractometer. Beberapa fasilitas yang telah mendapat pengakuan dengan diterbitkannya sertifikat antara lain : Laboratorium Uji Bahan (LUB), Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Laboratorium Tissue Bank dan lain‐lain. 1.5.1.3. Aspek Sumber Daya Keuangan Sumber daya keuangan merupakan faktor yang menentukan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi guna merealisasikan tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan. Jumlah pagu DIPA BATAN Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar Rp. 407.256.371.000,‐ dengan realisasi sebesar Rp. 389.033.862.088,‐ atau sebesar 95,53 %. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
8
Badan Tenaga Nuklir Nasional
untuk tahun 2010 dengan rencana anggaran Rp.12.063.111.000,‐ (Target APBN‐P) dengan realisasi Rp 13.943.48.812,‐ atau 115,59 %. 1.5.2. Lingkungan Eksternal 1.5.2.1. Aspek Ekonomi Akibat kemampuan keuangan pemerintah yang terbatas, maka pemerintah belum memberikan prioritas yang tinggi pada fungsi Iptek yang dampaknya dirasakan oleh BATAN dan LPNK Litbang. Antisipasi untuk menghadapi kondisi tersebut, maka dilakukan penetapan skala prioritas dalam melaksanakan kegiatan tahunan. Salah satu usaha untuk menghadapi tantangan tersebut, maka BATAN bermitra dengan berbagai instansi pemerintah, swasta maupun institusi internasional. 1.5.2.2. Aspek Kebijakan Pemerintah UU No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran mengamanatkan, bahwa perkembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir dalam berbagai bidang kehidupan manusia di dunia sudah demikian maju, sehingga pemanfaatan dan pengembangannya bagi pembangunan nasional yang berkesinambungan dan berwawasan lingkungan perlu ditingkatkan dan diperluas untuk ikut meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa. Fungsi pelaksanaan dan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). BATAN sebagai Badan Pelaksana memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan berbagai penelitian dan pengembangan di bidang nuklir, diantaranya bidang pangan, kesehatan, energi, manufaktur, dan lain‐lain. 1.5.2.3. Aspek Kemajuan Teknologi Sejalan dengan paradigma baru di era globalisasi, yaitu perekonomian yang berbasiskan pengetahuan (Knowledge Based Economy/KBE), kekuatan bangsa diukur dari kemampuan iptek sebagai faktor primer ekonomi menggantikan modal, lahan, dan energi untuk meningkatkan standar kehidupan bangsa dan negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia. Kemajuan iptek yang begitu pesat merupakan peluang bagi BATAN untuk membangun jejaring kerja dengan institusi lain baik nasional, internasional. Kecenderungan perkembangan iptek global perlu secara terus menerus dipantau dan dikaji. Hal ini diperlukan agar dalam pemilihan dan penerapan teknologi mengedepankan aspek manfaat. 1.6. Analisis Strategis dan Pilihan Berdasarkan atas Mukadimah UUD 1945, UU No.10 tahun 1997 tentang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
9
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Ketenaganukliran serta sejalan dengan UU No.18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta peraturan perundang‐undangan lain yang terkait, BATAN mempunyai peluang dan menghadapi tantangan untuk memanfaatkan kompetensi, sumberdaya, kemampuan, serta pengalaman yang dimiliki dalam pengembangan industri nuklir, baik di bidang energi maupun non energi yaitu : bidang Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (ATIR), bidang teknologi Pembuatan Isotop dan Senyawa Bertanda (PISB), bidang Pengelolaan Limbah Radioaktif (PLR), bidang Rekayasa dan Pembuatan Perangkat Instrumentasi Nuklir (RPPIN), bidang Daur Bahan Bakar Nuklir (DBBN), dan bidang Teknologi Reaktor Daya (TRD). 1.6.1. Organisasi Berdasarkan tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab, serta perubahan lingkungan strategis, struktur organisasi BATAN mengalami penyesuaian terhadap perubahan lingkungan eksternal, dimana selain sebagai lembaga litbang, BATAN juga melakukan perumusan kebijakan tentang pemanfaatan Iptek nuklir dan kegiatannya lebih menitikberatkan pada melaksanakan visi, misi, tugas dan fungsi BATAN di bidang litbangyasa iptek nuklir. Selain hal tersebut di atas, BATAN mempertajam rumusan ke pelayanan publik melalui PNBP dan diseminasi informasi hasil litbangyasa, serta pemanfaatan iptek nuklir guna mencapai tujuan dan sasaran di masa depan. 1.6.2. Sumber Daya Manusia Pelaksanaan program BATAN didukung oleh SDM sebanyak 3310 orang (data per 31 Desember 2010), dengan pengalaman profesional, inovatif, kreatif, produktif dan serta mempunyai komitmen kuat dalam melaksanakan program‐program BATAN. SDM BATAN mempunyai kapabilitas dan kapasitas untuk melaksanakan visi, misi, tugas, dan fungsi BATAN. Kelemahannya adalah pada masalah kontinuitasnya kapasitas dan kualitas kompetensi di masa depan berkaitan dengan keterbatasan rekruitmen pegawai baru, anggaran diklat, serta pola pembinaan manajemen kepegawaian nasional yang kurang optimal. Sehubungan dengan kemampuan di bidang teknik ketenaganukliran yang telah dikuasai dan dimiliki oleh BATAN perlu terus ditingkatkan untuk menjaga agar tidak terjadi penurunan kemampuan dan keahlian dalam melakukan berbagai kegiatan litbangyasa, oleh karena itu kegiatan pelatihan SDM diberbagai bidang sangat perlu ditingkatkan kualitas dan frekuensinya. 1.6.3. Fasilitas Nuklir BATAN memiliki fasilitas nuklir yang didukung oleh instalasi, peralatan/instrumentasi serta sarana dan prasarana laboratorium/balai yang beroperasi secara handal dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
10
Badan Tenaga Nuklir Nasional
perawatan dan pemeliharaan sesuai sistem manajemen mutu untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, kemajuan teknologi dan ketersediaan fasilitas litbangyasa yang mempengaruhi kebutuhan masyarakat. Ketersediaan akan fasilitas litbangyasa perlu dipenuhi. Pada tahun 2010, BATAN telah berusia 53 tahun, dengan segala kemampuannya akan terus berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan secara sungguh‐ sungguh, namun terdapat kendala pada fasilitas laboratorium yang telah berusia rata‐rata di atas 20 tahun. Untuk tetap melaksanakan secara utuh komitmen yang telah diberikan, maka pelaksanaan revitalisasi berbagai fasilitas dan peralatan perlu diperhatikan secara serius. 1.6.4. Metodologi BATAN menguasai dan mengembangkan metodologi litbangyasa berbasis iptek nuklir secara dinamis mengikuti perkembangan iptek nuklir dunia (state of the art), dengan mengutamakan aspek keselamatan yang handal, untuk dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010 – 2014. 1.6.5. Anggaran Ketersediaan anggaran yang memadai untuk pelaksanaan program/kegiatan litbangyasa dan diseminasi serta pengadaan dan pemeliharaan fasilitas nuklir dan sarana penunjangnya agar tetap beroperasi dengan baik, tepat waktu, tepat sasaran, tepat guna, dan berhasil guna sangat diperlukan. Permasalahan yang dihadapi yaitu selama ini anggaran yang tersedia sangat terbatas, baik untuk kegiatan litbangyasa, diseminasi, maupun penanganan sistem jaminan mutu termasuk fungsionalisasi fasilitas dan laboratorium pendukung nuklir, sehingga pendayagunaan sumber daya BATAN masih belum optimum. 1.6.6. Lingkungan Strategis Terciptanya lingkungan strategis dapat mendorong kreativitas dan upaya pemanfaatan iptek nuklir dengan terobosan teknologi (“technological push”), kondusif terhadap ketentuan yang berlaku serta antisipatif terhadap perkembangan iptek nuklir terbaru. Terpilihnya lingkungan strategis berdasarkan tarikan / kebutuhan pasar (“market pull”) memberikan peluang dan tantangan dalam menangkap manfaat hasil‐hasil litbangyasa iptek nuklir yang mempunyai keunggulan tekno‐ekonomi. Iptek nuklir memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Permasalahannya adalah masih belum berkembangnya budaya iptek termasuk masih kurangnya pengenalan manfaat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
11
Badan Tenaga Nuklir Nasional
iptek nuklir di kalangan masyarakat, sehingga diperlukannya secara intensif public information dan education bagi masyarakat pengguna. 1.6.7. Program Strategis Penyusunan program strategis yang realistik, terukur dan kreatif‐antisipatif dirumuskan berdasarkan Kebijakan Strategis untuk menyelesaikan masalah aktual jangka pendek, serta mengantisipasi peluang dan tantangan jangka menengah‐panjang dalam bidang iptek nuklir. Terjadinya perubahan arah kebijakan strategis pembangunan nasional seiring dengan pergantian pemerintahan/kabinet dapat diantisipasi dengan upaya penyesuaian prioritas sasaran program jangka pendek‐menengah, sedangkan untuk sasaran jangka panjang antara lain bidang energi nuklir, selain diperlukan dukungan para stakeholder juga kebijakan pemerintah. 1.7.
Faktor Kunci Keberhasilan Sejalan dengan Pembukaan UUD 1945, maka kegiatan litbangyasa iptek nuklir di
Indonesia hanya digunakan untuk maksud damai, melalui pengembangan pemanfaatan iptek nuklir di bidang energi dan non energi bagi kesejahteraan masyarakat. Peluang dan tantangan yang dihadapi adalah mewujudkan 4 (empat) dari 11 (sebelas) prioritas nasional seperti di dalam RPJMN 2010 ‐ 2014, yaitu : (i) Ketahanan Pangan; (ii) Energi; (iii) Kesehatan; dan (iv) Lingkungan Hidup. Dengan demikian, kunci keberhasilan pelaksanaan program BATAN selain didukung oleh peraturan perundangan yang berlaku juga ditentukan oleh faktor ‐faktor berikut : organisasi yang dinamis; sumber daya manusia yang profesional, inovatif, kreatif, produktif; fasilitas nuklir yang sehat dan beroperasi secara handal; metodologi yang mengutamakan aspek keselamatan; anggaran yang memadai; lingkungan strategis yang kondusif; serta program strategis yang realistik, terukur dan kreatif‐antisipatif.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
12
Badan Tenaga Nuklir Nasional
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1. Umum Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2005‐2025, pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun peradaban bangsa. Sejalan dengan paradigma baru di era globalisasi, yaitu perekonomian yang berbasiskan pengetahuan (Knowledge Based Economi/KBE), kekuatan bangsa diukur dari kemampuan iptek sebagai faktor primer ekonomi menggantikan modal, lahan, dan energi untuk meningkatkan standar kehidupan bangsa dan negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia, serta dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010‐2014, BATAN sebagai lembaga pemerintah pelaksana litbang dan pemanfaatan di bidang iptek nuklir akan memanfaatkan kompetensinya dengan melakukan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek nuklir, maka dalam rangka melaksanakan program lima tahunannya BATAN telah menyusun Renstra 2010‐2014, yang berfokus pada Ketahanan Pangan, Energi. Kesehatan, dan Lingkungan Hidup. 2.2. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja Utama 2.2.1. Visi Berdasarkan pada uraian visi pembangunan jangka panjang, pembangunan jangka menengah dan pembangunan iptek, maka BATAN merumuskan visinya sebagai berikut. “Energi Nuklir sebagai Pemercepat Kesejahteraan Bangsa” Dalam visi tersebut terdapat 2 (dua) kata kunci yaitu “energi nuklir” dan pemercepat”. Dalam kata kunci energi nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion. Kata energi tidak identik aplikasinya hanya pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) saja, namun PLTN adalah merupakan salah satu hasil aplikasi energi nuklir dari berbagai aplikasinya yang dapat dan telah dikembangkan serta dimanfaatkan di masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan kata pemercepat adalah upaya pemanfaatan energi nuklir dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010
13
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Visi BATAN tersebut merupakan pencapaian jangka panjang pada 2025 yaitu kemandirian dalam pemanfaatan energi nuklir, dengan tahapan sampai dengan 2014 mewujudkan kepakaran teknologi nuklir, 2019 BATAN sebagai pusat keunggulan (centre of excellence) bidang nuklir dan 2024 BATAN sebagai pusat penggerak pembangunan nasional dengan teknologi nuklir. 2.2.2. Misi Dalam pencapaian Visi BATAN pada tahapan perwujudan kepakaran teknologi nuklir maka diperlukan 2 misi yang dapat memperkuat peran kelembagaan dalam pengembangan teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Adapun misi tersebut adalah : 1) Melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan (litbangrap) energi nuklir, isotop dan radiasi (enisora) dalam mendukung program pembangunan nasional.
Pelaksanaan litbangrap, enisora yang berorientasi pada peningkatan keilmuan bidang pangan, kesehatan dan obat, pengembangan energi nuklir untuk pembangkit listrik, akselerator dan perangkat nuklir serta penerapannya di masyarakat.
2) Memperkuat sistem manajemen kelembagaan litbang dan kompetensi untuk mendukung kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi.
Pelaksanaan manajemen kelembagaan untuk mendukung litbangrap, enisora berorientasi pada manajemen penelitian dan pengembangan (manlitbang) nuklir dan untuk penguatan sistem inovasi nasional, kompetensi berorientasi pada peningkatan kapabilitas SDM dan fasilitas nuklir.
2.2.3. Tujuan Tujuan strategis BATAN adalah : 1)
Meningkatkan kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, serta pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program pembangunan nasional.
2)
Meningkatkan sistem manajemen kelembagaan litbang dan memacu inovasi iptek nuklir dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi dan mendukung sistem inovasi nasional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010
14
Badan Tenaga Nuklir Nasional
2.2.4. Sasaran Strategis Menghadapi kondisi tersebut di atas, maka sasaran BATAN tahun 2010 ‐ 2014 adalah sebagai berikut. 1)
Peningkatan hasil litbang enisora dan pemanfaatan/penerapan dibidang pangan, energi, kesehatan dan obat serta sumber daya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat.
2)
Peningkatan kapasitas, kapabilitas sumber daya iptek dan kinerja manajemen kelembagaan litbang untuk mendukung penguatan sistem inovasi dan pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi ke masyarakat.
2.2.5. Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja utama dan target untuk Sasaran 1 adalah : 1) Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum), target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 19 varietas. 2) Jumlah dokumen program infrastruktur penyiapan PLTN dan dokumen pendukungnya, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 dokumen 3) Persentase peningkatan pemahaman masyarakat terhadap iptek nuklir di wilayah Jawa, Madura dan Bali, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 55 % 4) Jumlah paket teknologi hasil litbang enisora, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 35 paket teknologi. 5) Jumlah prototipe hasil litbangyasa enisora, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 19 prototipe 6) Jumlah publikasi nasional dan international hasil litbang enisora, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak minimal 200 publikasi 7) Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbang iptek nuklir, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 mitra 8) Jumlah jenis hasil litbang iptek nuklir yang dikomersilkan, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 10 jenis. Sedangkan Indikator Kinerja Utama dan target untuk Sasaran 2 adalah : 1) Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri, dengan target 75% per tahun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010
15
Badan Tenaga Nuklir Nasional
2) Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3, dengan target 10 orang per tahun. 3) Jumlah peningkatan SDM yang berpendidikan S2 dan S3, target sampai dengan 2014 sebanyak 40 orang 4) Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dihasilkan kerkaitan dengan ketenaganukliran sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 SNI 5) Persentase peningkatan BATAN yang beropini WTP dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), transparan dan akuntabel secara bertahap dengan target 100 % pada tahun 2014. 2.3. Arah Kebijakan Arah dan kebijakan Strategis BATAN diselaraskan dengan kebijakan strategis nasional yang tertuang dalam RPJMN 2010 – 2014, yang meliputi prioritas nasional dan prioritas bidang. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, BATAN akan mendukung prioritas nasional dalam bidang ketahanan pangan dan energi. Adapun sebagai lembaga litbang BATAN akan mendukung prioritas bidang pembangunan iptek yang meliputi Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan IPTEK (P3IPTEK) dalam tenaga nuklir dan radioisotop; dan penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN). BATAN juga berkewajiban memberikan layanan iptek nuklir kepada masyarakat antara lain jasa analisis, konsultasi, kerjasama litbang, kalibrasi dan standardisasi serta pengelolaan limbah radioaktif. Untuk mencapai tujuan dan sasaran BATAN serta fokus program RPJMN 2010 ‐2014 tersebut, maka ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : 2.3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Arah dan Kebijakan Nasional di susun dalam 11 prioritas, meliputi: 1)
Reformasi birokrasi dan tata kelola
2)
Pendidikan
3)
Kesehatan
4)
Penanggulangan Kemiskinan
5)
Ketahanan Pangan
6)
Infrastruktur
7)
Iklim Investasi dan Iklim usaha
8)
Energi
9)
Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana
10) Daerah tertinggal, terdepan, terluar, pascakonflik 11) Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010
16
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Dari sebelas prioritas nasional tersebut, BATAN berkontribusi dalam bidang Ketahanan Pangan dan Energi, BATAN juga melakukan kegiatan yang pendukung prioritas Kesehatan dan Lingkungan Hidup yang merupakan prioritas bidang, yaitu : 1) Di bidang Ketahanan Pangan BATAN akan mengembangkan aplikasi teknologi isotop dan radiasi untuk meningkatkan produktivitas dan varietas bibit unggul tanaman pangan, seperti padi (sawah, gogo, lokal dan dataran tinggi), kedelai, kacang tanah, sorgum dan gandum tropikal. 2) Di bidang Energi, BATAN secara berkelanjutan menyiapkan rencana pembangunan PLTN melalui; a. penyusunan program infrastruktur dasar pendukung program energi nuklir nasional, mengikuti perkembangan teknologi PLTN generasi mendatang. b. meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik. 2.3.2. Arah Kebijakan dan Strategi BATAN Dalam rangka melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa BATAN diarahkan seluas‐luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk menunjang peningkatan kapasitas sistim produksi. Selain itu BATAN mendukung penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) melalui pembangunan kelembagaan iptek, pengembangan sumber daya dan peningkatan jejaring iptek. Selain melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan serta perumusan kebijakan di bidang nuklir, BATAN berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil litbangyasa yang telah dicapai, melalui penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Oleh karena itu seiring dengan kegiatan utama sesuai tugas dan fungsi BATAN, maka kegiatan reformasi birokrasi di BATAN telah pula direncanakan dan akan dilakukan melalui program dan beberapa kegiatan. Sejalan dengan RPJMN 2010‐2014 bidang Iptek, BATAN melaksanakan kegiatan prioritas bidang pembangunan Iptek yang terdiri dari prioritas bidang penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK). 1) Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) yaitu dengan fokus pembangunan: a. Penataan kelembagaan Iptek dengan melaksanakan kegiatan : standardisasi, akreditasi, sertifikasi dan jaminan mutu nuklir; b. Sumber Daya Iptek dengan melaksanakan pendidikan tinggi teknologi nuklir; dan c. Jaringan Iptek dengan meningkatkan jejaring untuk memperoleh mitra komersial yang memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan Iptek nuklir. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010
17
Badan Tenaga Nuklir Nasional
2) Peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK) dengan fokus pembangunan tenaga nuklir dan radioisotop dalam rangka meningkatkan pemanfaatan energi nuklir, isotop dan radiasi di bidang pangan, energi, kesehatan dan obat serta sumber daya alam dan lingkungan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat. a. Di Bidang Pangan diharapkan menghasilkan antara lain benih unggul berkualitas dengan produktivitas yang tinggi, dengan keluaran berupa : -
varietas padi sawah umur genjah (<100 hari) dan produksi tinggi (>8 ton/ha);
-
perbaikan varietas padi lokal, gogo, dan tanaman padi dataran tinggi;
-
pembentukan varietas padi hibrida;
-
pembentukan varietas kedelai produksi tinggi;
-
pembentukan varietas unggul kacang tanah dan kacang hijau;
-
pembentukan varietas gandum tropis;
-
pembentukan varietas sorgum untuk pangan dan pakan;
-
teknologi budidaya pertanian terpadu (biocyclofarm, hama, ternak dan tanah).
-
Peningkatan kualitas ternak melalui penggemukan, reproduksi dan kesehatan ternak.
b. Di Bidang Energi, untuk penguatan kemampuan Indonesia dalam penyiapan kebutuhan penggunaan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN) dan mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan lain dengan pemanfaatan iptek nuklir, diharapkan dapat menghasilkan keluaran berupa: -
data cadangan uranium dan paket teknologi pengembangan proses pengolahan bijih Uranium;
-
paket teknologi pengembangan bahan bakar nuklir reaktor riset dan daya;
-
paket teknologi pengembangan pengelolaan limbah radioaktif;
-
paket teknologi pengembangan rekayasa perangkat nuklir;
-
paket teknologi pengembangan dan keselamatan reaktor;
-
material unggul industri nuklir;
-
pengembangan bibit unggul jarak pagar (jatropha curca sp) dan sweet sorgum sebagai bahan baku bahan bakar nabati (BBN) untuk energi alternatif;
-
peningkatan pemanfaatan energi nuklir geothermal atau panas bumi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010
18
Badan Tenaga Nuklir Nasional
c. Di bidang Kesehatan diharapkan menghasilkan keluaran berupa: -
bahan unggul magnetik untuk aplikasi diagnostik;
-
paket teknologi biomedika nuklir, keselamatan dan metrologi radiasi;
-
paket teknologi penatalaksanaan kanker payudara dan serviks
-
bahan vaksin malaria tropika (plasmodium falciparum)
-
metode standardisasi dan kalibrasi radiasi
-
paket teknologi akselerator (MBE) untuk aplikasi kesehatan,
-
paket teknologi pengembangan produksi radioisotop (radionuklida) dan radiofarmaka
-
data kandungan mikronutrisi bahan pangan lokal di daerah Jawa untuk mendukung pengentasan kurang gizi
d. Di Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan diharapkan menghasilkan keluaran berupa: -
teknologi perunut untuk eksplorasi panas bumi dan pelacakan sumber air tanah dalam
-
peta radiasi dan radioaktivitas lingkungan seluruh Indonesia
-
peta distribusi polutan udara di Jawa
2.4. Program dan Kegiatan BATAN Untuk mencapai tujuan dan sasaran BATAN, pada tahun 2010 – 2014 sesuai tugas dan fungsinya, BATAN menyelenggarakan program dan kegiatan : 2.4.1. Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi (Enisora) Program ini terdiri dari 13 kegiatan prioritas dan 3 kegiatan pendukung, dengan rincian sebagai berikut. Kegiatan prioritas : 1)
Pengembangan teknologi bahan industri nuklir
2)
Pengembangan teknologi biomedika nuklir, keselamatan dan metrologi radiasi
3)
Pengembangan teknologi akselerator
4)
Pengembangan eksplorasi dan teknologi pengelolaan bahan galian nuklir
5)
Pengembangan teknologi bahan bakar nuklir
6)
Pengembangan teknologi pengelolaan limbah radioaktif dan lingkungan
7)
Pengembangan perekayasaan perangkat nuklir
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010
19
Badan Tenaga Nuklir Nasional
8)
Pengembangan teknologi dan keselamatan reaktor
9)
Penyusunan program infrastruktur dasar pendukung program energi nuklir nasional
10) Pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi 11) Pengembangan teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka 12) Diseminasi hasil litbang iptek nuklir 13) Peningkatan kemitraan teknologi nuklir Kegiatan pendukung : 1)
Pengoperasian dan pemanfaatan Reaktor Serba Guna
2)
Pengembangan informatika nuklir
3)
Pengembangan teknologi analisis nuklir
2.4.2. Program Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BATAN Program ini terdiri dari 2 kegiatan prioritas dan 6 kegiatan pendukukung, dengan rincian sebagai berikut. Kegiatan prioritas : 1)
Penyelenggaraan pendidikan teknologi nuklir
2)
Pelaksanaan standardisasi iptek nuklir
Kegiatan pendukung : 1)
Penyelenggaraan pengawasan dan pemeriksaan aparatur negara
2)
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara
3)
Perencanaan program, penyusunan anggaran dan evaluasi program
4)
Pengembangan SDM dan administrasi kepegawaian
5)
Pembinaan dan pengelolaan keuangan, sarana dan prasarana
6)
Peningkatan jaringan kelembagaan iptek
2.5. Penetapan Kinerja BATAN 2010 Dasar hukum kewajiban setiap instansi pemerintah menyusun Penetapan Kinerja adalah Inpres No. 5 Tahun 2004, Tentang Percepatan Pemberantas Korupsi, yang ditindaklanjuti oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan diterbitkannya Surat Edaran Menteri Negara PAN dan RB Nomor : 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun tujuan khusus penetapan kinerja antara lain untuk :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010
20
Badan Tenaga Nuklir Nasional
1)
meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah;
2)
sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;
3)
menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Badan Tenagan Nuklir Nasional menyusun penetapan kinerja tahun 2010 secara
berjenjang mulai dari tingkat eselon II ke atas sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini juga merupakan tolok ukur dalam mengevaluasi akuntabilitas kinerja BATAN pada akhir 2010. Penetapan kinerja BATAN tahun 2010 disusun berdasarkan pada Renstra BATAN. Penetapan Kinerja BATAN tahun 2010 selengkapnya adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Penetapan Kinerja SASARAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
PROGRAM
ANGGARAN
1
2
3
4
5
1 Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum
3 Varietas
340.116.113.000
2 Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya 3 Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura dan Bali
3 Dokumen
Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
4 Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora 5 Jumlah Prototipe Hasil litbangyasa enisora 6 Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
7 Paket Teknologi 7 Prototipe 3 Mitra
7 Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan 8 Jumlah Publikasi Nasional dan Internasional Hasil Litbang Enisora
2 Jenis
1. Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/ Penerapan Dibidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
35%
57 Publikasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010
21
Badan Tenaga Nuklir Nasional
SASARAN 1 2. Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat.
INDIKATOR KINERJA 2
TARGET
PROGRAM
ANGGARAN
3
4
5
1 Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
75%
68.978.611.000
2 Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3,
10 pegawai/ Tahun
3 Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
8 pegawai
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
4 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Kerkaitan dengan Ketenaganukliran
3 SNI
5 Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance), Transparan dan Akuntabel secara bertahap
20%
Jumlah
407.256.371.000
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010
22
Badan Tenaga Nuklir Nasional
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Metodologi Pengukuran Capaian Kinerja 2010 Pada tahun 2010, merupakan tahun pertama dari Renstra BATAN 2010‐2014. Adapun metode yang digunakan dalam pengukuran pencapaian sasaran adalah dengan membandingkan antara target dan realisasi indikator kinerja utama masing‐masing sasaran. Berdasarkan perbandingan tersebut dapat diperoleh informasi capaian kinerja masing‐masing sasaran pada tahun 2010. Informasi ini menjadi bahan tindak lanjut perencanaan ke depan. Metode ini dimanfaatkan untuk memberikan gambaran kepada pihak‐pihak internal dan eksternal tentang sejauh mana pencapaian sasaran yang telah ditetapkan untuk mewujudkan tujuan, misi dan visi BATAN. 3.2. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2010 Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2010 dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi masing‐masing indikator kinerja utama sasaran strategis, secara lengkap Pengukuran Kinerja disajikan pada Lampiran 1. Indikator kinerja utama merupakan ukuran capaian keberhasilan sasaran strategis organisasi. Adapun target dan pencapaian indikator kinerja utama BATAN yang telah ditetapkan tahun 2010 adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama BATAN tahun 2010 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
3 Varietas
2 Varietas
66,67%
3 Dokumen
3 Dokumen
100%
35%
59,70%
170,57%
7 Paket Teknologi
7 Paket Teknologi
100%
Peningkatan Hasil Litbang Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
1
Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum)
2
Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya
3
Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura dan Bali Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
23
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
7 Prototip
7 Prototip
100%
3 Mitra
3 Mitra
100%
2 Jenis
2 Jenis
100%
Jumlah Publikasi Nasional dan International Hasil Litbang Enisora Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
57 Publikasi Ilmiah
73 Publikasi Ilmiah
128,07%
75%
95,7%
127,6%
Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3 Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
10 Pegawai
8 Pegawai
80%
8 Pegawai
8 Pegawai
100%
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan Ketenaganukliran Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel
3 SNI
2 SNI
66,67%
20%
100%
500%
5
Jumlah Prototip Hasil Litbangyasa Enisora
6
Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan
7 8
Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat.
1
2
3 4
5
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 13 indikator kinerja utama BATAN, 6 indikator yang berhasil direalisasikan 100%, 4 indikator melebihi yang ditargetkan, dan 3 indikator yang tidak mencapai target. Terhadap hasil kinerja yang telah dicapai BATAN pada tahun 2010, baik yang tidak tercapai maupun yang melebihi target, BATAN akan melakukan evaluasi untuk melakukan langkah parbaikan yang konstruktif dan konkrit melalui analisis secara komprehensif terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi hasil kinerja tersebut. 3.3. Analisis Capaian Kinerja BATAN Tahun 2010 BATAN sebagai lembaga litbang, mendapat tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat. Di tahun 2010 BATAN telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi komitmennya untuk melaksanakan kegiatan litbang nuklir. Keberhasilan capaian dari Sasaran Strategis BATAN diukur dengan membandingkan target dan realisasi hasil yang tertera dalam Tabel 3.1.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
24
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Sasaran 1
: Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan Di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
BATAN mempunyai tugas melaksanakan litbang iptek nuklir bagi kesejahteraan masyarakat. Nuklir yang sehari‐hari berkonotasi menyeramkan dan mematikan, pada dasarnya merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat. Hingga tahun 2010, seluruh dunia berlomba mengembangkan iptek nuklir untuk memecahkan berbagai permasalahan yang timbul di masyarakat. Nuklir karena sifatnya yang strategis, sebagai salah satu ilmu, pengembangan dan pemanfaatannya secara struktural dan sistematik diawasi oleh lembaga internasional yaitu International Atomic Energy Agency (IAEA). Dengan didasarkan pada hal di atas, BATAN sebagai salah satu anggota dari badan dunia tersebut, dalam mengembangkan nuklir di Indonesia didukung penuh dengan berbagai program seperti pengiriman expert ke Indonesia, pelatihan dan diskusi kelompok terfokus serta kegiatan penting lain yang pada intinya meningkatkan kemampuan dan keahlian negara anggotanya. Di sisi lain BATAN juga mengirimkan expert sesuai permintaan IAEA ke badan internasional tersebut atau ke negara lain dalam rangka membantu pengembangan teknologi nuklir untuk tujuan damai. Dalam rangka mendukung RPJMN 2010 – 2014, BATAN telah menetapkan sasaran dalam rencana strategis tahun 2010 – 2014 untuk pengembangan teknologi nuklir yaitu “Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan Di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat”. Indikator keberhasilan sasaran 1 berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Persentase Capaian Sasaran 1 BATAN ‐ 2010 Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
%
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum)
3 Varietas
2 Varietas
66,67 %
2
Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya
3 Dokumen
3 Dokumen
100%
3
35%
59,70%
170,57%
4
Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura dan Bali Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora
7 Paket Teknologi
7 Paket Teknologi
100%
5
Jumlah Prototip Hasil Litbangyasa Enisora
7 Prototip
7 Prototip
100%
6
Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
3 Mitra
3 Mitra
100%
7
Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan
2 Jenis
2 Jenis
100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
25
Badan Tenaga Nuklir Nasional
8
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
%
(2)
(3)
(4)
(5)
Jumlah Publikasi Nasional dan Internasional Hasil Litbang Enisora
57 Publikasi Ilmiah
73 Publikasi Ilmiah
128,07%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa secara umum capaian dan indikator kinerja untuk sasaran “Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan Di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat” secara umum mencapai 100 %, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini berhasil. Delapan indikator kinerja utama (IKU) sebagai ukuran capaian sasaran strategis 1 diuraikan secara rinci sebagai berikut. 1.
Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum).
Di bidang pertanian, BATAN berkontribusi terhadap pengkayaan jumlah varietas nasional di Indonesia. Hal ini sangat penting karena diharapkan dengan meningkatnya jumlah varietas unggul akan meningkatkan produktivitas, mempercepat waktu panen, tahan terhadap hama, dan keunggulan lainnya. Untuk menunjang ketahanan pangan nasional, BATAN telah menargetkan di dalam Renstra BATAN 2010‐2014, pada tahun 2010 akan menghasilkan 2 varietas, yaitu 1 varietas kedelai dan 1 varietas sorgum. Disamping itu BATAN telah menambahkan 1 target varietas padi, sehingga pada tahun 2010 BATAN telah menetapkan akan menghasilkan 3 varietas unggul baru tanaman pangan yang dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja BATAN 2010. Dalam realisasinya diperoleh 2 varietas, yaitu 1 varietas padi sawah dan 1 varietas kedelai. Dua varietas ini telah mendapat Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri Pertanian sebagai varietas unggul dan menjadi benih pilihan bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Satu varietas sorgum tertunda SK Pelepasannya dari Kementerian Pertanian karena harus melengkapi beberapa data/persyaratan tambahan yang diperlukan oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) Kementerian Pertanian. SK pelepasan dalam prosesnya secara teknis sangat ketat dan membutuhkan perhatian yang sangat khusus, karena menyangkut berbagai faktor seperti kondisi iklim, lahan, pelaksana lapangan, tim evaluasi dan banyak hal lain yang membutuhkan koordinasi dan persiapan yang sangat matang, sehingga keberhasilan pelepasan 1 varietas membutuhkan suatu usaha dan dukungan yang sangat besar dari berbagai pihak. Diharapkan SK pelepasan varietas sorgum dapat diperoleh pada semester 1 tahun 2011. Capaian indikator kinerja untuk jumlah varietas Unggul Tanaman Pangan Menunjang Ketahanan Pangan Nasional tahun 2010 sebesar 66,67%. Uraian lebih rinci mengenai hasil yang diperoleh sebagai berikut. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
26
Badan Tenaga Nuklir Nasional
1.1. Varietas Padi Sawah Pandanputri Varietas padi sawah Pandanputri sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor : 2366/Kpts/Sr.120/6/2010 tanggal 28 Juni 2010 (Lampiran 2). Umur tanaman Varietas Pandanputri sekitar 127‐130 hari di dataran tinggi; 115‐120 hari di dataran rendah dengan bentuk gabah agak bulat, gemuk, dan tekstur nasi pulen. Hasil rata‐rata Varietas Pandanputri mencapai 6,5 ton GKG/ha dan potensi hasil 8,0 ton GKG/ha, memiliki ketahanan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3 serta tidak tahan terhadap hama sundep/beluk. Selain itu, varietas Pandanputri agak tahan hawar daun bakteri, tetapi rentan terhadap penyakit tungro. Varietas Pandanputri cocok ditanam pada lahan sawah dengan ketinggian 0‐700 m dpl (seperti daerah Kabupaten Cianjur) dan tidak dianjurkan ditanam di daerah endemis wereng batang coklat. Varietas padi unggul Pandanputri sampai saat ini telah menjadi salah satu varietas padi kebanggaan di daerah Cianjur, Jawa Barat dan mampu menghasilkan produksi padi dengan kualitas sama dengan induknya, yaitu Pandan Wangi dengan umur yang lebih genjah. Umur panen Pandan Wangi adalah antara 160 – 170 hari. Hal ini mendorong peningkatan produksi padi kualitas Pandanputri di Cianjur.
Demplot uji daya hasil multi lokasi, Galur padi Pandanputri Kerma BATAN dengan Pemda Kab. Cianjur Dinas Pertanian
1.2. Varietas Kedelai Biji Besar Mutiara 1
Kedelai biji besar varietas Mutiara 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
27
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Varietas kedelai biji besar Mutiara 1 merupakan varietas kedelai unggul yang dihasilkan BATAN pada tahun 2010 dan sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor : 2602/Kpts/SR.120/7/2010 pada tanggal 22 Juli 2010 (Lampiran 3). Asal usul varietas ini berasal dari varietas Muria. Keragaan varietas Mutiara 1 antara lain bentuk biji bulat lonjong, warna biji kuning, warna hilum biji hitam dan ukuran biji besar dengan bobot mencapai 23,2 g/100 butir, umumnya kedelai memiliki bobot 17‐18g/100 butir. Hasil rata‐rata varietas Mutiara 1 yang diperoleh mencapai 2,4 ton/ha dan potensi hasil mencapai 4,1 ton/ha. Secara budidaya, varietas Mutiara 1 tahan terhadap penyakit karat daun, penyakit bercak/hawar daun coklat dan agak rentan CMMV serta tahan terhadap hama penggerek pucuk (Melanagromyza sojae). Wilayah adaptasi varietas Mutiara 1 pada lahan kering tegalan dan lahan sawah serta berproduksi tinggi di lahan optimal/sawah. Varietas kedelai biji besar Mutiara 1 telah dimanfaatkan berbagai kelompok tani, ATP dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Berbagai varietas tanaman pangan yang dihasilkan BATAN tidak hanya sebatas pelepasan varietas saja, secara faktual telah dimanfaatkan oleh masyarakat baik kelompok tani, perguruan tinggi, lembaga litbang lainnya serta pihak‐pihak (stakeholder) terkait yang berkepentingan. Pada periode 2010‐2014 BATAN menargetkan 19 varietas unggul tanaman pangan yaitu 7 varietas padi, 4 varietas kedelai, 2 varietas kacang‐kacangan, dan 6 varietas gandum/sorgum. Dengan melihat perkembangan dan prospek varietas tanaman yang dihasilkan BATAN, khususnya varietas padi dan kedelai, sampai dengan tahun 2010 sudah terdapat sentra‐sentra produsen benih BATAN antara lain: 1.
CV. Fiona Benih Mandiri (Subang) sebagai sentra benih padi Mira 1 dan Bestari,
2.
Koperasi Satria Jaya (Blitar) sebagai sentra benih padi Mira 1, Diah Suci dan Kedelai Rajabasa,
3.
PT. Wirakarya Sakti (Jambi) sebagai sentra benih Kedelai Rajabasa,
4.
PT. Andall Hasa Prima (Lampung) sebagai sentra benih Padi Mira 1, Mayang dan Yuwono,
5.
CV. Padi Mas (Jepara) sebagai sentra benih Padi Mira 1, Diah Suci dan Bestari, dan
6.
PDP. Bireun (Aceh) sebagai sentra benih Padi Diah Suci. Pertambahan varietas padi dan kedelai baru yang dihasilkan BATAN pada tahun 2010
akan mendorong perkembangan sentra produksi padi dan kedelai di berbagai daerah yang sekaligus akan mendorong peningkatan produksi padi dan kedelai nasional dalam rangka menunjang peningkatan ketahanan pangan. Untuk kontribusi nasional benih padi yang telah diserahkan Kepala BATAN kepada Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian sebesar 10 ton
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
28
Badan Tenaga Nuklir Nasional
sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Benih Padi Varietas Bestari dan Mira 1 Nomor : 01524/KS 0001/1/2011 Tanggal 24 Januari 2011. Sampai dengan tahun 2008 BATAN telah menghasilkan 15 varietas unggul padi dan 5 varietas unggul kedelai. Varietas unggul padi yang dimaksud diberi nama Atomita 1 s/d 4, Situgintung, Cilosari, Woyla, Meraoke, Kahayan, Winongo, Diah Suci, Yuwono, Mayang, Mira‐1, dan Bestari. Varietas unggul kedelai diberi nama Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, dan Mitani. Pada tahun 2009 BATAN menghasilkan 8 galur mutan harapan yang nantinya akan menjadi varietas yaitu 3 galur tanaman padi, 3 galur tanaman kedelai, dan 2 galur tanaman sorgum. 2.
Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya Berkaitan dengan rencana pembangunan PLTN I di Indonesia, sebagai LPNK yang bertanggungjawab terhadap pemanfaatan energi nuklir, BATAN telah mempersiapkan hal‐hal teknis berupa Studi Kelayakan, khususnya yang terkait dengan kelayakan tapak PLTN dan dokumen Site Evaluation Report (SER) untuk Ijin Tapak, penyusunan dokumen User Requirement Document (URD), dokumen Calon tapak baru di Bangka Belitung
Preliminary Safety Analysis Report (PSAR) untuk ijin
Konstruksi, dokumen Bid Invitation Spesification (BIS), Dokumen Rencana Komisioning (DRK) untuk ijin komisioning tahun 2015, dan Dokumen Rencana Operasi (DRO) untuk ijin Operasi tahun 2016/2017. Target yang direncanakan dalam Renstra BATAN 2010‐2014, pada tahun 2010 adalah sebanyak 3 dokumen dan pada akhir pelaksanaan kegiatan telah direalisasikan sesuai rencana (100%) dengan rincian sebagai berikut. 2.1. Dokumen Pengembangan Kebijakan Iptek Nuklir Nasional Bidang Energi dan Jaminan Mutu, yang terdiri dari : -
Dokumen hasil studi ekonomi dan pendanaan infrastruktur energi (batu bara) dalam mendukung kebijakan nasional. Diperoleh data estimasi biaya eksternalitas dari PLTU berbahan bakar batu bara yang diakibatkan oleh dampak pencemaran udara dalam bentuk debu atau PM10 (particulate), dalam bentuk gas, yaitu SOx dan NOx yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan pembangkitan listrik tersebut, meliputi PLTU Banten, PLTU Indramayu Jawa Barat, PLTU Rembang Jawa Tengah, dan PLTU Tuban Jawa Timur.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
29
Badan Tenaga Nuklir Nasional
-
Dokumen desain awal perangkat lunak berbasis pengetahuan sistem pakar untuk mendukung perencanaan pengembangan sistem pembangkit Jawa‐Madura‐Bali opsi nuklir.
-
Dokumen hasil perhitungan biaya eksternalitas dari dampak kesehatan masyarakat dan fungsi Exposure Response Function (ERF), yaitu hubungan antara konsentrasi polutan dan dampak pada reseptor
-
Buku statistik energi nuklir dan energi lainnya tahun 2010
2.2. Dokumen Penyiapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yang terdiri dari : ‐
Dokumen data meteorologi, seismologi, oceanografi dan lingkungan untuk calon tapak PLTN
‐
Dokumen pra survei tapak PLTN awal di Provinsi Bangka Belitung
‐
Dokumen konsep AMDAL dan pemutahiran site data report Ujung Lemah Abang dan Ujung Watu, Jepara
‐
Dokumen elektronik informasi dan data base calon tapak PLTN
‐
Dokumen dan data base kandidat tapak terseleksi di Provinsi Banten dalam skala near regional (1: 50.000)
‐
Dokumen konsep kesiapsiagaan dan kedaruratan nuklir PLTN
‐
Dokumenm pra‐studi kelayakan introduksi PLTN untuk ko‐generasi di Kalimantan, desalinasi nuklir menggunakan teknologi baru LT‐HT MED (Low Temperature Horizontal Tube Multy Effect Destillation)
‐
Dokumen data posisi koordinat teliti dan deformasi tanah di sekitar gunung Muria tahun 2010
‐
Dokumen desain konseptual sistem PLTN PWR untuk perizinan
2.3. Dokumen Penyusunan Strategi Program Partisipasi Industri Nasional, yang terdiri dari : ‐
Dokumen konsep cetak biru partisipasi industri nasional dan alih teknologi rev.0
‐
Dokumen studi tanggung jawab sosial di sekitar calon PLTN Banten, khususnya daerah Pulau Panjang
‐
Dokumen program pengembangan SDM PLTN dan konsep fasilitas pelatihan
‐
Dokumen hasil evaluasi infrastruktur pembangunan PLTN penyelesaian fase 1
‐
Dokumen penyusunan konsep kriteria evaluasi dan seleksi pemasok lelang PLTN tahap 2
‐
Dokumen kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar calon tapak PLTN Muria
Dokumen tersebut di atas yang akan digunakan oleh pemangku kepentingan (ESDM, PLN, Investor) merupakan sebagian dokumen yang dipersyaratkan oleh International Atomic Energy Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
30
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Agency (IAEA) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) untuk persiapan pembangunan PLTN I di Indonesia. Sebagian besar dokumen yang disusun pada tahun 2010 merupakan kelanjutan atau hasil updating dokumen tahun 2009 khusus tapak Ujung Watu. Dokumen lainnya adalah dokumen baru untuk calon tapak baru yaitu di Provinsi Banten dan Provinsi Bangka Belitung. Pemilihan Provinsi Bangka Belitung sebagai calon tapak PLTN karena kondisi geologi cukup stabil dan jauh dari ancaman gunung berapi serta adanya permintaan dari Pemda setempat. Pada Renstra BATAN 2010‐2014 ditargetkan setiap tahun menghasilkan 3 dokumen tentang Kebijakan Iptek Nuklir Nasional Bidang Energi dan Jaminan Mutu, Penyiapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dan Penyusunan Strategi Program Partisipasi Industri Nasional. 3.
Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali)
Pemanfaatan energi nuklir sebagai salah satu bagian bauran energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia, menjadi isu cukup hangat dan mendapat tanggapan yang beragam dari masyarakat yang pro maupun yang kontra. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan iptek nuklir di bidang energi melalui sosialisasi. Pengukuran terhadap hasil sosialisasi menggunakan metoda yang sesuai, sehingga diperoleh gambaran kondisi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan iptek nuklir di wilayah tertentu. Pada Renstra BATAN 2010‐2014 target yang akan dicapai sampai dengan tahun 2014 sebesar 55% pemahaman terhadap iptek nuklir dalam skala nasional. Salah satu target yang direncanakan di Renstra BATAN 2010‐2014, pada tahun 2010 BATAN menargetkan persentase tingkat pemahaman masyarakat dari hasil sosialisasi adalah sebesar 35% yang menerima PLTN di wilayah Jamali. Pada tahun 2009 telah dilakukan hal yang serupa di Jawa Tengah dan sekitarnya dengan hasil 34% yang dijadikan base line dalam penetapan target. Kenyataannya hasil yang diperoleh tahun 2010 melebihi target yaitu sebesar 59,70%. Jajak pendapat dilaksanakan oleh PT. Tridacom sebagai pihak ketiga guna menjaga independensi hasil jajak pendapat, dilaksanakan di 22 kota yang diambil secara sampling dari wilayah Jawa, Madura dan Bali dengan jumlah responden 3000 orang, yang merepresentasikan kalangan masyarakat terpelajar, yaitu : pelajar/mahasiswa, tokoh masyarakat, dosen, pengurus LSM, pengurus Ormas, aparat pemerintah, pengurus parpol, dan anggota DPRD. Metodologi pengambilan sampel menggunakan multy stage random sampling dengan teknik home visit di area survei menggunakan kuesioner. Hasil jajak pendapat ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan kebijakan pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
31
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pelaksanaan jajak pendapat dilakukan dua kali dalam satu tahun : a.
Kegiatan jajak pendapat I dilaksanakan pada bulan Mei ‐ Juni 2010 dengan hasil 57,6% responden menerima PLTN, 24,6% responden menolak, dan 17,8% responden tidak tahu.
b.
Kegiatan jajak pendapat II dilakukan pada bulan Oktober ‐ Nopember 2010 setelah BATAN melakukan sosialisasi PLTN melalui media cetak, elektronik, dan web. Hasil yang diperoleh 59,70% responden menerima, 25,5% responden menolak, dan 14,8% responden tidak tahu.
Rincian dari hasil jajak pendapat yang dilakukan pada tahun 2010 adalah sebagai berikut. •
Sebanyak 59,7% masyarakat umum dan kelompok menerima, 25,5% menolak, dan 14,8% lainnya menjawab tidak tahu tentang keberadaan PLTN untuk mengatasi krisis kekurangan listrik di masa yang akan datang.
•
Katagori responden yang banyak setuju dengan pembangunan PLTN adalah Pelajar/Mahasiswa 77,4%, Aparat Pemerintah 74,6% , DPRD 72,8%, Parpol 72,8% dan Dosen 72,8%. Paling sedikit setuju dengan pembangunan PLTN berasal dari Masyarakat Umum 54,3%.
•
Wilayah yang paling banyak mendukung adalah Jawa Timur (Surabaya, Malang dan Sumenep) 69,1% dan Denpasar 67,1%.
•
Alasan mereka menerima keberadaan PLTN sebagian besar adalah untuk kestabilan pasokan energi 54,4% dan kontribusi pada Iptek 28,0%.
•
Alasan mereka menolak keberadaan PLTN sebagian besar adalah khawatir terjadi kecelakaan/kebocoran reaktor nuklir 71,3% dan khawatir digunakan untuk senjata nuklir 46,2%.
Hasil jajak pendapat ini untuk mendapat gambaran mengenai penerimaan masyarakat (public acceptance) terhadap rencana pembangunan PLTN khususnya masyarakat Jamali. Jajak pendapat yang serupa akan dilanjutkan pada tahun 2011 dengan responden dari seluruh Indonesia. 4.
Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora
BATAN sebagai lembaga litbang menghasilkan produk hasil litbang berupa proses maupun barang (prototip) sebagai kelengkapan hasil litbang yang siap di scale up untuk diproduksi yang dilengkapi dengan dokumen teknis terhadap produk tersebut yang disebut dengan paket teknologi. Dalam Renstra BATAN 2010‐2014, target yang direncanakan pada tahun 2010 sebanyak 7 paket teknologi tercapai 100% dengan rincian sebagai berikut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
32
Badan Tenaga Nuklir Nasional
4.1. Paket Teknologi Pengembangan Teknologi Produksi Radioisotop Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi produksi radioisotop 125I seed brakiterapi skala laboratorium. 125I seed adalah mikro kapsul yang diisi dengan bahan radioaktif 125I seed yang dilapiskan pada batang perak lalu ditutup dengan cara pengelasan laser. radioisotop 125I seed telah lolos uji kebocoran dengan metode gelembung 125
Brakiterapi I seed
sesuai ISO 978:1992 dan uji kontaminasi dengan
metode usap basah sesuai ISO 9978:1992. Seed ini termasuk dalam klasifikasi produk brakiterapi C‐53211 yang mempunyai isodosis simetris. Produk sumber radioisotop tertutup
125
I seed
dimanfaatkan untuk terapi kanker prostat dan kanker payudara dengan metode brakiterapi laju dosis rendah. Pada tahun 2010 telah berhasil dibuat 30 125I seed dengan kisaran aktivitas 0,97‐5,8 mCi/seed dan sudah diperkenalkan ke beberapa rumah sakit antara lain RS. Hasan Sadikin‐Bandung, RS. YARSIS‐Surakarta, dan RS. Soetomo‐Surabaya, dan juga diperkenalkan kepada masyarakat melalui Talk Show di TVRI. BATAN beserta pihak ketiga sedang menyiapkan pengajuan sertifikasi termasuk uji klinis 125I seed sebagai alat kesehatan ke Kementerian Kesehatan. Diharapkan teknologi produksi 125I seed dapat segera diimplementasikan oleh mitra industri untuk diproduksi secara masal dan didistribusikan di Indonesia, sehingga kebergantungan pada 125I seed impor bisa dikurangi. Pada periode 2010‐2014 BATAN menargetkan 4 paket teknologi radioisotop, yaitu : 125I Seed Brachyterapy tesertifikasi, larutan injeksi Brachyterapy 125I‐PNIPA, Nucleotida bertanda (Y32P)‐ATP tersertifikasi, dan Nanodevice Brachyterapy 198Au0‐PAMAM Selain 125I seed untuk brakiterapi, BATAN pada tahun 2009 telah menghasilkan 2 radioisotop untuk teknologi perunut. 4.2. Paket Teknologi Pengembangan Teknologi Produksi Radiofarmaka Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi radiofarmaka 177Lu‐DOTA‐trastuzumab skala laborarium sebagai targetted radiotheraphy untuk kanker payudara. Paket teknologi ini meliputi uji praklinis pada tikus dan protokol kendali kualitasnya setelah menyelesaikan tahap sintesis dan preparasi senyawa targeted terapi yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Persiapan uji klinis 177Lu‐DOTA‐trastuzumab pada penderita kanker payudara untuk mendapatkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
33
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ijin komite medik telah dilakukan melalui kerja sama dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin. 177Lu sebagai salah satu lantanida radioaktif memancarkan partikel beta dengan waktu paruh 6,71 hari yang dianggap ideal untuk tujuan terapi. Sementara itu monoklonal antibodi Trastuzumab mempunyai kemampuan untuk masuk ke dalam suatu target yang spesifik. Dengan adanya pengembangan teknologi produksi radiofarmaka untuk menggabungkan kedua kemampuan tersebut melalui suatu bifunctional chelator maka diharapkan terbentuk radiofarmaka 177Lu‐ DOTA‐Trastuzumab sebagai radiofarmaka yang potensial untuk terapi kanker payudara.
Hasil Pencitraan Tikus pada 3 Jam 177 Paska Injeksi Lu‐DOTA‐Trastuzumab
Hasil Pencitraan Tikus pada 144 Jam 177 Paska Injeksi Lu‐DOTA‐Trastuzumab
Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan 5 paket teknologi radiofarmaka untuk diagnosa dan terapi kanker yaitu radiofarmaka PET 18FLT, radiofarmaka SPECT Tc‐HYNIC‐Folat, MRI Contrast Agent Gd‐DTPA‐Folat, radiofarmaka 177Lu‐DOTA Trastuzumab dan Nimotuzumab, serta generator radionuklida terapi 90Sr/90Y. Sebelumnya, BATAN pada tahun 2009 telah menghasilkan 1 paket teknologi proses produksi radiofarmaka untuk aplikasi medik berupa generator Tc‐99‐m berbasis PZC (polimer‐zircon‐ compound) sebagai carrier isotop ke target dalam diagnosis penyakit. 4.3. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di Bidang Pangan Pada tahun 2010 BATAN telah menghasilkan 1 paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang pangan berupa formula pakan ternak dan vaksin ternak ruminansia Fasciolosis. Formula pakan ternak yang dihasilkan berupa formula pakan komplit untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi potong. Formula suplemen pakan multinutrien ini telah diujicobakan di berbagai provinsi dan mendapatkan respon yang baik dari para peternak. Bahan vaksin ternak ruminansia Fasciolosis yang dihasilkan digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan ternak terhadap penyakit cacing hati. Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan 3 kandidat bahan vaksin ruminansia yaitu vaksin fasciolosis, mastitis, dan brucellosis.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
34
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Vaksin lain yang telah dihasilkan BATAN sampai dengan tahun 2009 adalah Vaksin Koksivet Polivalen Supra 95 yang merupakan hasil kerjasama antara BATAN dengan PUSVETMA Surabaya dan FKH IPB Bogor. 4.4. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di Bidang Kesehatan Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang kesehatan berupa teknik radiasi pembuatan bank jaringan Bone Ocular Spherical Implant Radiation (BOSIR) dan Amnion steril radiasi. BOSIR yang dihasilkan oleh BATAN merupakan salah satu implan okular alternatif yang berpotensi besar dalam menangani kasus kehilangan bola mata pada pasien. BOSIR dapat mengurangi ketergantungan bahan implan orbita dari impor, serta dapat menangani pasien lebih banyak karena harga yang terjangkau. Hasil Uji klinis tingkat keberhasilan 70%.
Bone Ocular Spherical Implant Radiation (BOSIR)
Jaringan amnion steril radiasi telah diaplikasikan terhadap 4 pasien osteosarkoma (kanker tulang) sebagai penutup jaringan yang rusak akibat radioterapi di RS Hasan Sadikin Bandung. Setelah 4 minggu luka pasien sembuh dan siap untuk transplantasi kulit. Sejumlah amnion juga telah disumbangkan pada korban bencana alam seperti Tsunami di Nangro Aceh Darussalam (NAD) dan gempa bumi di Daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan 1 paket teknologi bank jaringan berupa pembuatan tulang sintetis. Sampai dengan tahun 2009 BATAN telah menghasilkan 1 dokumen teknis jaringan amnion steril, BOSIR yang merupakan tahapan dalam pembuatan paket teknologi bank jaringan. 4.5. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di Bidang Industri Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang industri berupa Chitosan dan teknologi pangan radiasi siap saji.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
35
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Chitosan yang dikembangkan di BATAN adalah Oligo‐chitosan yang berasal dari chitosan yang diiradiasi sinar gamma untuk proses degradasi menjadi Oligo‐chitosan. Sebagai bahan baku chitosan digunakan limbah khitin dengan proses isolasi
(deproteinasi
dan
demineralisasi).
Kandungan zat aktif dalam Oligo‐chitosan adalah: Chitosan dari khitin radiasi (kiri) dan non radiasi (kanan)
Giberin (GA3, GA5 dan GA7), auxin, indolacetic
acid dan sitokinin (kinetin dan zentin). Oligo‐chitosan digunakan sebagai bahan penginduksi pertumbuhan terutama tanaman hortikultura. Keunggulan chitosan antara lain mempercepat pertumbuhan, tahan terhadap bakteri dan jamur tertentu, meningkatkan hasil produksi, dan mempercepat pembibitan. Teknologi pangan siap saji yang dihasilkan BATAN pada tahun 2010 adalah teknologi radiasi siap saji pada rendang dan pepes ikan yang telah diproses dan diajukan untuk mendapatkan Standar Nasional Indonesia. Saat ini BATAN bekerja sama dengan Badan Karantina‐Kementerian Australian
Centre
Pertanian for
dan
International
Agricultural Research (ACIAR) pada kegiatan iradiasi buah mangga dan manggis agar buah tahan lama, tidak cepat busuk, sehingga Pangan radiasi siap saji ”pepes’ (kiri) dan ”rendang” kanan
dapat diharapkan secara ekonomi akan meningkatkan kualitas pasar.
Selain itu BATAN bekerjasama dengan industri kecil dan menengah (PT. Yun Yi , Bandeng Juana, dan Marimas) serta dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam penelitian makanan steril untuk penderita HIV. Penelitian “Teknologi Komersialisasi Pangan Olahan Siap Saji Iradiasi : Potensi, Peluang dan Tantangan” memperoleh penghargaan atas karya inovasi dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam 102 inovasi yang paling prospektif tahun 2010. Sampai dengan tahun 2009 BATAN telah memperoleh ijin dari Menkes mengenai jenis komoditas bahan pangan untuk diproses dengan iradiasi yaitu Permenkes No. 701/Menkes/Per/VIII/2009,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
36
Badan Tenaga Nuklir Nasional
untuk pengawetan bahan pangan : buah dan sayuran segar; produk olahan sayur dan buah; Ikan, pangan laut, daging, dan produk olahannya ; Serta makanan siap saji. 4.6. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di bidang SDAL. Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang sumber daya alam dan lingkungan (SDAL) berupa : •
data isotop alam dan gas untuk menentukan asal usul fluida dan suhu reservoir lapangan panasbumi Ulubelu Lampung dan Tangkuban Perahu,
•
data isotop alam Pb‐210 exess yang terdapat di dalam tanah yang dimanfaatkan untuk pemetaan erosi daerah tangkapan air (cathment), dan
•
database C‐13pada kayujati di beberapa daerah di Pulau Jawa.
Kegiatan ini akan terus dilaksanakan sampai dengan 2014 yang difokuskan di provinsi Bangka Belitung. Penelitian dalam bidang SDAL “Teknologi Radiotracer untuk Panas Bumi dan EOR” memperoleh penghargaan atas karya inovasi dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam 102 inovasi yang paling prospektif tahun 2010. 4.7. Paket Teknologi Radioekologi Kelautan di Semenanjung Muria Berkaitan dengan rencana pembangunan PLTN di Indonesia yang berlokasi di Jepara, pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi radioekologi kelautan di Semenanjung Muria yang terdiri dari : •
Pemantauan radioekologi kelautan di Semenajung Muria Jepara. Hasil yang diperoleh berupa baseline data radioekologi kelautan khususnya radionuklida alam yang ada dalam kompartemen laut seperti dalam sedimen dan air laut, sejalan dengan rencana pembangunan PLTN pertama di Indonesia.
•
Rancangan laboratorium radioekologi kelautan di Semenanjung Muria untuk mendapatkan diskripsi dan karakterisasi laboratorium radioekologi kelautan.
•
Pemodelan penyebaran radionuklida dalam kompartemen laut. Hasil pemodelan menunjukkan simulasi pola sebaran panas dan radionuklida di Semenanjung Muria Jepara sebagai calon tapak PLTN di Indonesia. Dengan telah diketahuinya model simulasi ini maka dapat digunakan untuk perhitungan safety assessment (perkiraan penerimaan dosis) oleh penduduk di wilayah semenanjung Muria.
•
Pengembangan metode analisis radionuklida dalam kompartemen laut untuk mengetahui aktivitas plutonium di dalam sedimen sebagai database radionuklida pemancar alfa di laut
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
37
Badan Tenaga Nuklir Nasional
sekitar calon tapak PLTN. Hasil yang diperoleh tahun 2010 dinyatakan bahwa tidak di deteksi adanya aktivitas plutonium di dalam sedimen. Dalam rangka menambah lokasi alternatif calon tapak PLTN, kegiatan ini akan dilakukan pula di Provinsi Bangka ‐ Belitung pada tahun 2011‐2014. Target sesuai Renstra sampai dengan tahun 2014 akan menghasilkan konsep desain laboratorium teknologi kelautan.
kegiatan pengambilan sampel
5.
Jumlah Prototip Hasil Litbang Enisora
Pada tahun 2010 BATAN telah menghasilkan 7 prototip yaitu : 5.1.
Prototip perangkat sistem deteksi dini virus flu burung Wabah virus flu burung (H5N1) telah banyak menelan korban jiwa manusia. Alat untuk mendeteksi penyakit ini relatif mahal dan hanya dimiliki oleh rumah sakit tertentu.
Pada
tahun
2010
BATAN
telah
mengembangkan alat deteksi dini virus flu burung dengan menggunakan radioisotop
131
I yang telah
dilabel pada obat Tamiflu sehingga harga alat dan biaya diagnosis lebih murah dan cepat. Dalam proses Perangkat sistem deteksi flu burung IK 10‐2
deteksi penyakit, obat Tamiflu yang telah dilabel dengan radioisotop 131I ini diminumkan ke orang yang
mempunyai gejala penyakit flu burung. Jika alat mendeteksi adanya radiosotop 131I pada jumlah ambang tertentu, dapat disimpulkan pasien tersebut telah terkena virus flu burung. Kegiatan ini merupakan program Quick Wins tahun 2010. Pada tahun 2010 BATAN telah dapat merealisasikan target sesuai rencana yaitu diperoleh 4 prototip deteksi dini virus flu burung yang sudah dilakukan uji fungsi dengan sumber radiasi. Kendala dalam perancangan alat ini, khususnya sumber radioisotopnya, adalah bahwa dalam pengujian pre klinis memerlukan fasilitas Biological Safety Laboratory (BSL) Level 3 dan uji klinis pada pasien perlu ethical clearance dari rumah sakit. Selain itu, mitra strategis telah mengurungkan niat pengembangan lebih lanjut karena isu wabah flu burung sudah sangat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
38
Badan Tenaga Nuklir Nasional
berkurang. Namun demikian, BATAN tengah membicarakan dengan Badan Litbang Kementerian Kesehatan untuk menyelaraskan dengan kebijakan Kementerian Kesehatan pada pengendalian flu burung. Jika masih diharapkan, dan tersedia fasilitas BSL Level 3 serta ethic clearence, BATAN siap menyediakan radioisotop dan alat deteksi yang diperlukan. 5.2. Prototip Pencacah RIA untuk Diagnosis Hepatitis B BATAN melakukan perekayasaan perangkat RIA untuk diagnosis Hepatitis B mengacu pada rancangan perangkat sebelumnya yang telah dibuat (RIA IP2, IP3 dan IP8), dengan beberapa inovasi sesuai keperluan dan mempermudah dalam mendiagnosis hepatitis B. Rancangan sistem pencacah Perangkat RIA ini menggunakan kit HbsAg. RIA IP10.1 Tampak Depan
Pada tahun 2010 BATAN telah menghasilkan 1 Prototip
pecacah RIA (RIA IP10.1) untuk diagnosis hepatitis B yang telah melalui pengujian sistem gerak sample changer dan pengujian pencacahan. Perangkat RIA untuk diagnosis Hepatitis B ini siap untuk uji klinis yang rencananya dilaksanakan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM). Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan hasil prototip pencacah RIA multi fungsi untuk mendeteksi kanker tiroid, payudara, dan saluran pencernaan. Pada tahun 2009 BATAN baru menghasilkan prototip pencacah RIA dengan pemeriksaan single analyzer. Penelitian “Alat Pintar Pelacak Sakit Hati” memperoleh penghargaan atas karya inovasi dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam 102 inovasi yang paling prospektif tahun 2010. 5.3. Prototip Perangkat Sistem Instrumentasi dan Kendali pada Local Controller DCS dan Human Machine Interface untuk Engineering Dalam rangka mengurangi ketergantungan teknologi instrumentasi dan kendali operasi reaktor nuklir di Indonesia, BATAN melaksanakan pengembangan dan perekayasaan sistem instrumentasi kendali reaktor riset dan reaktor daya melalui pembuatan fasilitas sistem instrumentasi dan kendali (SIK) berkonsep Integrated manufactured dengan menggunakan distributed control system (DCS) secara menyeluruh dari local controller, supervisory dan management. Perangkat keras yang digunakan dalam membuat sarana tersebut harus memenuhi standar industri (Industrial Grade Equipment).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
39
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pada tahun 2010, BATAN menghasilkan 1 prototip SIK dengan konsep di atas sesuai dengan target. Prototip ini masih akan disempurnakan dan dibuat dokumen perekayasaannya, sehingga pada tahun 2014 diharapkan diperoleh paket teknologi perangkat SIK yang dapat diaplikasikan pada reaktor nuklir di Indonesia. Pada tahun 2009, Sistem SIK yang dihasilkan BATAN telah diaplikasikan di Integrasi modul‐modul PLC
reaktor Kartini – Yogyakarta.
5.4. Prototip Mesin Berkas Elektron (MBE) untuk Iradiasi Lateks Siap Uji Fungsi Pemanfaatan MBE dalam bidang industri di negara maju telah berkembang pesat, terutama dalam proses pengeringan pelapisan (curing of coatings) permukaan suatu bahan, proses pembentukan ikatan silang pada plastik, karet dan bahan isolasi kabel, proses vulkanisasi karet alam, sterilisasi peralatan medis, pengawetan bahan makanan, modifikasi tekstil dan graft polymerization. Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 prototip MBE yang siap uji fungsi untuk memenuhi persyaratan sebagai iradiator lateks. Target ini telah direalisasikan sesuai rencana dengan integrasi modul MBE menjadi satu unit prototip MBE, dan telah dilakukan komisioning awal MBE, meliputi sistem vakum, Sumber Tegangan Tinggi (STT), bejana proses iradiasi, Sistem Instrumentasi dan Kendali (SIK), perisai radiasi serta sistem Satu unit prototip MBE siap uji fungsi
ventilasi ozon. Prototip MBE ini akan dikembangkan hingga diperoleh paket teknologi proses pravulkanisasi lateks alam
dengan MBE 300 keV/20 mA pada tahun 2011. 6.
Jumlah Publikasi Nasional dan International Hasil Litbang Enisora
Dari target yang direncanakan sejumlah 57 Publikasi Ilmiah (nasional di luar BATAN dan internasional), dapat direalisasikan sejumlah 73 publikasi ilmiah (128,07%), yang terdiri dari publikasi nasional berjumlah 22 judul dan internasional berjumlah 51 judul (Lampiran 4). Disamping itu, BATAN juga menghasilkan publikasi ilmiah yang diterbitkan pada prosiding dan jurnal internal BATAN yang terakreditasi sebanyak 370 judul, sehingga total publikasi ilmiah yang dihasilkan pada tahun 2010 berjumlah 443 judul. Pada tahun 2009 secara keseluruhan menghasilkan 491 judul.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
40
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Publikasi ilmiah ini juga ditunjang oleh sejumlah usulan paten/HKI yang terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan HAM RI, untuk tahun 2010 paten yang terdaftar sebanyak 16 paten (Lampiran 5). Disamping itu, 8 penelitian BATAN memperoleh penghargaan Menteri Negara Riset dan Teknologi RI., Suharna Surapranata, Jakarta, 10 Agustus 2010 dan masuk dalam 102 inovasi yang paling prospektif tahun 2010 pada Business Innovation Center (BIC) yang dikelola Kementerian Ristek dan Swasta terkait, yaitu : Tabel 3.3 Penerima Penghargaan Karya Inovasi 2010 KARYA INOVASI
INOVATOR
1
Peparasi I‐131(MIBG) : Radiofarmaka Diagnosa dan Purwoko (PRR) Terapi Kanker Neuroblastoma
2
Teknologi Radiotracer untuk Panas Bumi dan EOR
3 4
5
Zainal Abidin, Djiono, Alip, Rasi Prasetyo, Bungkus Pratikno (PATIR) Komersialisasi Pangan Olahan Siap Saji Iradiasi : Dr. Ir. Zubaidah Irawati, Cecep muhamad Nurcahya, Potensi, Peluang dan Tantangan S.Si., Indra Mustika Pratama, A.Md. (PATIR) Kopolimer Poliisoprena‐Metil Metaktilat sebagai Dr. Meri Suhartini, M.Si., Rahmawati, S.Si., Dr. Marga Peningkatan indeks Viskositas dan Dispersan Utama. (PATIR) Pelumas Bijih Plastik Ramah Lingkungan dari kopolimer Drs. Sudrajat Iskandar. (PATIR) Emulsi Pati‐Karet Alam‐Polimetil Metakrilit Iradiasi
6
Implan Orbita Iradiasi dari Tulang Sapi
7
Penjantanan Ikan Testosteron (MT)
8
Alat Pintar Pelacak Sakit Hati
dengan
Hormon
Basril Abas, Paramita Pandansari, Angga Kartiwa. (PATIR) Metil Dra. Adria Priliyanti Murni, Dra. Jenny Mu, Fitri Desfandiari, M.Si., Drs. Soeratno. (PATIR) Drs. Rizwald Nafi Siregar (PRPN)
Sampai dengan tahun 2009 penelitian BATAN yang memperoleh penghargaan Menteri Negara Riset dan Teknologi RI dan masuk dalam inovasi yang paling prospektif, yaitu 5 penelitan. Periode 2010‐2014 BATAN menargetkan jumlah publikasi nasional dan internasional hasil litbang enisora sebanyak minimal 200 publikasi. 7.
Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
Dengan melihat perkembangan dan prospek hasil litbang iptek nuklir pada tahun 2010 BATAN menargetkan memperoleh mitra komersial yang memanfaatkan produk litbangyasa iptek nuklir sebanyak 3 mitra dengan capaian 100% yaitu : (1) Koperasi Satria Jaya (Blitar) sebagai sentra produksi benih padi Mira 1, padi Diah Suci, dan Kedelai Rajabasa. Kapasitas produksi padi 200 ton/tahun jenis Extended Seed (ES), dengan daerah sebaran Jawa Timur bagian selatan dan Jawa Tengah bagian timur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
41
Badan Tenaga Nuklir Nasional
(2) PT. Andall Hasa Prima (Lampung) sebagai sentra produksi benih Padi Mira 1, Mayang, dan Yuwono. Kapasitas produksi 100 ton/tahun jenis Stock Seed (SS), dengan daerah sebaran Lampung, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan. (3) P4S Kuntum Mataram (NTB) sebagai sentra produksi benih padi Bestari dan benih kedelai Mutiara 1. Kapasitas produksi padi 5 ton/tahun jenis Foundation Seed (FS), dengan daerah sebaran Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan 15 Mitra Komersil yang memanfaatkan produk litbangyasa iptek nuklir. Pada tahun 2009 BATAN telah melakukan kerjasama dengan 3 mitra yaitu CV Srijaya ‐ Banyuwangi sebagai sentra benih padi varietas Mira‐1 dan Bestari, PP Kerja‐Boyolali sebagai sentra benih padi varietas Mira‐1 dan Bestari, dan Kelompok Tani Al‐Falah‐Subang sebagai sentra benih padi varietas Mira‐1 dan Bestari. 8. Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan Pada tahun 2010 BATAN mengkomersilkan produk litbang iptek nuklir bidang pangan yaitu padi unggul varietas Bestari yang dilepas oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2008 dan mulai tahun 2010 dikomersilkan oleh PT. Andall Hasa Prima Lampung dan Koperasi Satria Jaya Blitar, sedangkan Kedelai biji besar varietas Mutiara 1 dikomersilkan oleh P4S Kuntum Mataram (NTB). Pemerintah yang dikoordinir oleh Kementerian Pertanian melalui program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) pada tahun 2010 melepaskan 3% dari BLBU nasional atau sejumlah ± 900 ton benih padi unggul hasil litbang BATAN yaitu varietas Mira‐1 dan Bestari. Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan 10 produk litbang iptek nuklir untuk dikomersilkan. Pada tahun 2009 BATAN telah mengkomersilkan hasil litbang iptek nuklir bidang kesehatan perangkat medik Renograf, tanaman Jarak Pagar, fasilitas Gamma Iradiator, dan jasa penggunaan perangkat RIA media sample changer. Permasalahan umum yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja sasaran “Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan Di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat” adalah bahwa BATAN masih harus berhubungan dengan dengan instansi lain dalam hal seperti SK pelepasan varietas yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, Sertifikasi peralatan kesehatan dari Kementerian Kesehatan, Paten yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum & HAM, dan registrasi produk membutuhkan mitra produsen. Langkah‐langkah yang diambil oleh BATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
42
Badan Tenaga Nuklir Nasional
dalam pemecahan masalah tersebut adalah mengintesifkan komunikasi dengan kementerian teknis terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam juga mitra produsen potensial. Sehingga hasil litbang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sasaran 2
:
Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat.
Dalam rangka melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa BATAN diarahkan seluas‐luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk menunjang peningkatan kapasitas sistim produksi. Selain itu BATAN mendukung penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) melalui pembangunan kelembagaan iptek, pengembangan sumber daya dan peningkatan jejaring iptek. Selain melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan serta perumusan kebijakan di bidang nuklir, BATAN berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil litbangyasa yang telah dicapai, melalui penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Oleh karena itu seiring dengan kegiatan utama sesuai tugas dan fungsi BATAN, maka kegiatan reformasi birokrasi di BATAN telah pula direncanakan dan akan dilakukan melalui program dan beberapa kegiatan. Sejalan dengan RPJMN 2010‐2014 bidang iptek, BATAN melaksanakan kegiatan prioritas bidang pembangunan iptek yang terdiri dari prioritas bidang penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK). Indikator keberhasilan sasaran 2 berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut. Tabel 3.4 Persentase Capaian Sasaran 2 BATAN 2010 Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
% Capaian
(2)
(3)
(4)
(5)
75%
95,7%
127,6% 80%
1
Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
2
Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3
10 Pegawai
8 Pegawai
3
Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
8 Pegawai
8 Pegawai
100%
4
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan Ketenaganukliran
3 SNI
2 SNI
66,67%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
43
Badan Tenaga Nuklir Nasional
5
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
% Capaian
(2)
(3)
(4)
(5)
Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel
20%
100%
500%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa secara umum capaian dan indikator kinerja untuk sasaran “Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat” secara umum berhasil, sehingga dapat dikatakan sasaran ini cukup berhasil sesuai dengan target Renstra BATAN 2010‐2014. Lima indikator kinerja utama (IKU) sebagai hasil capaian sasaran strategis 2 diuraikan secara rinci sebagai berikut. 1.
Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
Pada tahun 2010 serapan lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) di industri yang ditargetkan sebesar 75% dapat direalisasikan sebesar 95,71% yaitu dari 70 lulusan STTN ‐ BATAN yang diterima bekerja sebanyak 67 orang (Lampiran 6). Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan minimal serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri 75% per tahun. Pada tahun 2009 serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri sebesar 80,7% yaitu dari 57 lulusan terserap 46 orang, yang menunjukkan ada peningkatan serapan sebesar 15,01%. Hal ini berarti kebutuhan dunia industri terhadap lulusan STTN semakin meningkat.
2.
Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3
Pada tahun 2010 pegawai BATAN yang diterima di Perguruan Tinggi untuk mengikuti pendidikan jenjang S2 dan S3 sebagai pegawai tugas belajar dari target sebanyak 10 pegawai, dapat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
44
Badan Tenaga Nuklir Nasional
direalisasikan sebanyak 8 pegawai (80%). Hal ini disebabkan karena ada pegawai tugas belajar yang diarahkan ke bidang studi kedokteran nuklir dan non teknis, ternyata membutuhkan biaya kuliah yang lebih besar dari yang diperkirakan, sehingga dana yang tersedia hanya cukup membiayai pendidikan S2 dan S3 untuk 8 orang. Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan pegawai tugas belajar yang diterima di Perguruan Tinggi untuk mengikuti pendidikan jenjang S2 dan S3 sebagai pegawai tugas belajar per tahun sebanyak 10 pegawai. Pada tahun 2009 pegawai tugas belajar yang diterima di Perguruan Tinggi untuk mengikuti pendidikan jenjang S2 dan S3 sebagai pegawai tugas belajar sebanyak 8 pegawai. 3.
Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
Pada tahun 2010 pegawai BATAN yang lulus mengikuti pendidikan jenjang S2 atau S3 dari target sebanyak 8 pegawai, dapat direalisasikan sebanyak 8 pegawai (100%). Dengan kelulusan 8 pegawai tersebut diperoleh peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia iptek nuklir. Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan pegawai tugas belajar yang yang lulus mengikuti pendidikan jenjang S2 atau S3 sebanyak 40 pegawai. Pada tahun 2009 pegawai tugas belajar yang lulus mengikuti pendidikan jenjang S2 atau S3 sebanyak 2 pegawai. 4.
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan Ketenaganukliran
Pada tahun 2010 BATAN menargetkan 3 SNI ketenaganukliran tetapi yang disahkan oleh BSN baru 2 SNI Uji Tak Rusak yaitu : -
SNI ISO/TS 18173 : 2010 : Istilah Umum dan Definisi
-
SNI ISO/TR 25108 : 2010 : Pedoman Untuk Lembaga Pelatihan Personil Uji Tak Rusak
Sedangkan satu SNI masih dalam proses oleh BSN dengan judul “Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir – Instrumentasi dan Kendali untuk Sistem yang Penting untuk Keselamatan – Persyaratan Umum untuk Sistem (Adopsi secara Identik)” dari IEC 61513‐2001 yang diajukan ke BSN pada tanggal 6 Juli 2010. Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan jumlah SNI yang dihasilkan berkaitan dengan ketenaganukliran sebanyak 15 SNI. Sejak tahun 2008 hingga 2010 BATAN telah menghasilkan 14 SNI di bidang nuklir yaitu 8 SNI pada tahun 2008, 4 SNI pada tahun 2009, dan 2 SNI pada tahun 2010 (Lampiran 7). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
45
Badan Tenaga Nuklir Nasional
5.
Persentase Peningkatan unit kerja yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel
Yang dimaksud Persentase Peningkatan unit kerja yang Beropini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah Persentase peningkatan kinerja unit kerja yang transparan dan akuntabel untuk mendukung laporan keuangan BATAN beropini WTP. Pada tahun 2010 BATAN menargetkan peningkatan kinerja unit kerja sebesar 20% untuk mendukung laporan keuangan BATAN beropini WTP dengan target tahun 2014 peningkatan kinerja sebesar 100%. Namun pada tahun 2010 BPK – RI telah memberikan opini WTP pada laporan keuangan BATAN tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa pengelola keuangan di BATAN sudah sesuai dengan Standar Akuntasi Pemerintah (SAP) sebagaimana diamanatkan dalam peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 dan PMK No. 171/PMK 05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Untuk selanjutnya BATAN menargetkan untuk mempertahankan opini tersebut. Pada tahun 2009 laporan keuangan BATAN masih mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Permasalahan umum yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja sasaran “Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat” adalah bahwa BATAN masih harus berhubungan dengan instansi lain dalam pengesahan Standard Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Standard Nasional, Dikti untuk mendapatkan akreditasi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir dan sertifikasi dosen. Langkah‐langkah yang diambil oleh BATAN dalam
pemecahan
masalah
tersebut
adalah
mengintesifkan
komunikasi
dengan
kementerian/instansi tersebut. 3.4. Akuntabilitas Keuangan Sistem penganggaran BATAN sampai dengan tahun 2010 masih menggunakan 10 program yang belum mencerminkan kompetensi dari setiap institusi. Pada tahun 2010 dilakukan restrukturisasi program dan penganggaran oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan dalam rangka reformasi sistem perencanaan dan penganggaran nasional. Hal ini mengakibatkan seluruh Kementerian Negara/Lembaga mengalami perubahan dalam sistem perencanaan dan penganggaran. BATAN dalam sistem perencanaan dan penganggaran menggunakan satu program teknis dan satu progam generik yang mencerminkan kelembagaan BATAN sebagai lembaga litbang dibidang nuklir. Distribusi anggaran dalam matrik 10 Program pada tahun 2010 dan 2 program hasil restrukturisasi (program teknis dan generik) dijelaskan pada Lampiran 8. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
46
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Penyerapan/realisasi anggaran BATAN sampai dengan akhir semester II tahun 2010 (31 Desember 2010) sebesar Rp 399.033.862.088,‐ atau 95,53 % dari pagu anggaran tahun 2010 sebesar Rp 407.256.371.000,‐. Rincian pagu anggaran dan realisasi per program diterangkan sebagai berikut. Tabel 3.5 Realisasi Anggaran BATAN tahun 2010
1
2
Sasaran
Program
(1)
(2)
Peningkatan Hasil Litbang Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat.
Pagu (3)
Anggaran Realisasi (4)
% (5)
Penelitian Pengembangan Dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi
340.214.502.000
326.943.581.536 96,08
Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
67.041.869.000
62.090.280.552 89,68
407.256.371.000
389.033.862.088 95,53
JUMLAH
Pagu program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi sebesar Rp 340.214.502.000,‐ termasuk anggaran belanja pegawai sebesar Rp 164.268.116.000,‐ dan operasional perkantoran sebesar Rp 81.916.555.000,‐ serta anggaran litbang dan penunjang sebesar Rp. 94.029.831.000,‐.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
47
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Distribusi anggaran program Penelitian Pengembangan Dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi
Pada tahun 2010 BATAN berhasil menyelesaikan 7 dari 8 IKU Sasaran “Peningkatan Hasil Litbang Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat” yang dilaksanakan oleh 8 unit kerja dengan total pagu anggaran Rp. 186.376.891.000,‐ dan penyerapan/realisasi sebesar Rp. 178.473.318.574,‐ atau 95,76 %. Delapan unit kerja lainnya dengan total pagu anggaran Rp. 153.837.611.000,‐ dan penyerapan/realisasi sebesar Rp. 148.470.262.962,‐ atau 96,51 % pada program Penelitian Pengembangan Dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi dalam tahap penyelesaian indikator antara. Rincian 16 unit kerja tersebut dapat dilihat pada Lampiran 9. Data tersebut menunjukkan efektifitas dan efisiensi anggaran BATAN sebagai salah satu indikator keberhasilan penerapan penganggaran berbasis kinerja. Pagu Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN sebesar Rp 67.041.869.000,‐ termasuk anggaran belanja pegawai sebesar Rp 30.688.016.000,‐ dan operasional perkantoran sebesar Rp. 22.124.281.000,‐ serta anggaran dukungan manajemen dan penunjang sebesar Rp. 14.229.572.000,‐.
Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
Pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN yang didukung oleh 6 unit kerja, tahun 2010 BATAN berhasil menyelesaikan 3 dari 5 IKU Sasaran 2 yang dilaksanakan oleh 4 unit kerja dengan total pagu anggaran Rp. 63.694.715.000,‐ dan penyerapan/realisasi sebesar Rp. 59.011.148.934,‐ atau 92,65 %. Dua unit kerja lainnya dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
48
Badan Tenaga Nuklir Nasional
total pagu anggaran Rp. 3.347.154.000,‐ dan penyerapan/realisasi sebesar Rp. 3.079.131.618,‐ atau 91,99 % pada program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN merupakan unit kerja pengawasan dan Perwakilan Luar Negeri yang mempunyai tugas dan fungsi operasional bersifat rutin. Rincian 6 unit kerja tersebut dapat dilihat pada Lampiran 9. Data tersebut menunjukkan bahwa unit kerja pendukung telah melaksanakan tugas dan fungsinya, namun perlu peningkatan kinerja untuk mendukung Sasaran “Peningkatan Hasil Litbang Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat” agar sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
49
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
50
Badan Tenaga Nuklir Nasional
BAB IV PENUTUP LAKIP BATAN tahun 2010 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan dalam mencapai Sasaran Strategis BATAN tahun 2010, sesuai dengan target yang ditetapkan dari setiap Indikator Kinerja Utama. Capaian hasil dari masing‐masing Sasaran Strategis dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Tabel 4.1 Pengukuran Kinerja BATAN 2010 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Peningkatan Hasil Litbang Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
1
Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum)
3 Varietas
2 Varietas
66.67%
2
Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya
3 Dokumen
3 Dokumen
100%
3
Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura dan Bali Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Enisora Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan
35%
59.70%
170,57%
7 Paket Teknologi. 7 Prototipe
7 Paket Teknologi 7 Prototipe
100%
3 Mitra
3 Mitra
100%
2 Jenis
2 Jenis
100%
Jumlah Publikasi Nasional dan Internasional Hasil Litbang Enisora Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
57 Publikasi Ilmiah 75%
73 Publikasi Ilmiah 95,7%
128,07%
Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3 Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
10 Pegawai
8 Pegawai
80%
8 Pegawai
8 Pegawai
100%
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan Ketenaganukliran
3 SNI
2 SNI
66,67%
4 5 6
Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat.
7 8 1 2
3 4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
100%
127,6%
51
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
20%
100%
500%
5
Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja BATAN dapat diambil kesimpulan bahwa : Sasaran “Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan dibidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat” telah berhasil dicapai, karena hanya terdapat 1 dari 8 indikator kinerja utama (IKU) yang tidak mencapai target. Sasaran “Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat” cukup berhasil dicapai. Hasil yang diperoleh BATAN pada tahun 2010 memiliki prospek cukup cerah untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun demikian, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi BATAN dalam merealisasikan target. Outcome yang dihasilkan oleh BATAN masih berupa imediate outcome. Untuk menjadi ultimate outcome (dimanfaatkan oleh masyarakat) masih harus berhubungan dengan instansi lain seperti : SK pelepasan varietas yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, Sertifikasi peralatan kesehatan dari Kementerian Kesehatan, SNI yang dikeluarkan oleh BSN, Paten yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum & HAM, registrasi produk membutuhkan mitra produsen, dan lain sebagainya. Oleh karena itu BATAN telah mengintesifkan komunikasi dengan kementerian teknis terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam juga mitra produsen potensial. Berdasarkan hasil di atas adapun langkah – langkah yang harus diambil BATAN. 1.
Meningkatkan komitmen dan pengawasan secara berjenjang dalam “mengawal” pecapaian target yang ditetapkan untuk mencapai sasaran.
2.
Meningkatkan efektivitas kerja sama dengan stake holders dan instansi terkait
3.
Menyelaraskan program‐program yang dimiliki dengan program‐program kementerian teknis dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
52
Badan Tenaga Nuklir Nasional
4.
Merubah paradigma berpikir SDM untuk dapat membuka diri di dalam menjalin kerjasama
5.
Mengidentifikasi kebutuhan SDM dalam rangka memenuhi kebutuhan SDM terkait pencapaian tahap kepakaran teknologi nuklir ‐ 2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
53
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
54
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lampiran 1 PENGUKURAN KINERJA LEMBAGA
:
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Tahun Anggaran
:
2010
Sasaran Strategis 1.
(1) Peningkatan hasil litbang energi isotop dan radiasi (enisora) dan pemanfaatan/ penerapan dibidang pangan, energi, kesehatan dan obat serta sumber daya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat.
Indikator Kinerja 1
2
3
4 5 6
7 8
2.
Peningkatan kapasitas, kapabilitas sumber daya iptek dan kinerja manajemen kelembagaan litbang untuk mendukung penguatan sistem inovasi dan pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi ke masyarakat.
1 2
3 4
(2) Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum) Jumlah dokumen program infrastruktur penyiapan PLTN dan dokumen pendukungnya Persentase peningkatan pemahaman masyarakat terhadap iptek nuklir di wilayah Jawa, Madura dan Bali Jumlah paket teknologi hasil litbang enisora Jumlah prototipe hasil litbangyasa enisora Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbang iptek nuklir Jumlah jenis hasil litbang iptek nuklir yang dikomersilkan Jumlah publikasi nasional dan international hasil litbang enisora Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 Jumlah peningkatan SDM yang berpendidikan S2 dan S3 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dihasilkan berkaitan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
Target
Realisasi
%
(3) 3 varietas
(4) 2 varietas
(5) 66,67%
3 dokumen
3 dokumen
100%
35%
59,70%
170,57%
7 paket teknologi. 7 prototipe 3 mitra
7 paket teknologi 7 prototipe 3 mitra
100%
2 jenis
2 jenis
100%
57 Publikasi Ilmiah 75%
73 Publikasi Ilmiah 82,86%
128,07%
10 Pegawai
8 Pegawai
80%
8 Pegawai 3 SNI
8 Pegawai 2 SNI
100%
Program 1
(6) Penelitian Pengembangan Dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi
Pagu (7) 340.214.502.000
Anggaran Realisasi (8) 326.943.581.536
% (9) 96,08
67.041.869.000
62.090.280.552
89,68
100% 100%
110,48%
2
66,67%
L ‐ 1
Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
(1)
(2) dengan ketenaganukliran 5
Jumlah Anggaran Tahun 2010 Realisasi Pagu Anggaran Tahun 2010
: :
Persentase peningkatan unit kerja yang beropini WTP dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), transparan dan akuntabel secara bertahap
Rp Rp
407.256.371.000 389.033.862.088
Target
Realisasi
%
Program
(3)
(4)
(5)
(6)
20%
100%
500%
(95,53%)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 2
Pagu (7)
Anggaran Realisasi (8)
% (9)
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lampiran 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 3
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 4
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 5
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lampiran 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 6
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 7
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 8
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lampiran 4
JUDUL‐JUDUL PUBLIKASI ILMIAH NASIONAL TAHUN 2010
1
Unit Kerja PTBIN
1
Efek CuI Terhadap Konduktivitas P. Purwanto dan Energi Aktivasi (CuI)x(AgI)1‐x (x = 0,5 – 0,9)
2
PTRKN
2
D.T. Sony Tjahyani
3
Sudarmono
Seminar Bapeten
4
Muhammad Subekti
Seminar Bapeten
5
Muh. Darwis Isnaeni
Seminar Bapeten
6
Endiah Puji Hastuti
Seminar Bapeten
3
PPIN
7
Laporan Analisis Keselamatan Probabilistik Untuk Pemenuhan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2006. Studi Perpindahan Panas Pada Teras Reaktor Maju Berpendingin Gas. Kajian Desain Termohidrolika Sub‐Kanal PLTN‐PWR Untuk Mitigasi SBLOCA dan Pemanfaatan Teknik CFD. Analisis Disain Termohidrolika Sub Kanal Perbandingan Sub Kanal Persegi dan Segitiga Implementasi Peraturan Bapeten Pada Penyusunan UCD Reaktor Riset Inovatif. Geometri Hiperbolik Model Poincaer
Jurnal Sains dan Teknologi METRIS Universitas Katolik Atmajaya Jakarta Seminar Bapeten
Dr. Sangaji
8
Dinan Andiwijayakusuma, S.Si.
4
PRR
9
Perancangan coupling code perhitungan netronik dan teralhidrolik untuk simulasi dan analisis terpadu pada reaktor tipe presurized water reactor (PWR) Peparasi I‐131(MIBG) : Radiofarmaka Diaknosa dan Terapi Kanker Neuroblastoma
Seminar Nasional Matematika Tahun 2010‐UI Seminar Nasional Energi 2010‐UNPAD
10 Sistem monitoring Chiller Menggunakan Programmable Logic Controller dan Programmable Terminal
No
Judul Makalah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
Penulis
Purwoko
I Wayan Widiana, ST.
Media Publikasi
Kementrian Ristek dan Teknologi, Penghargaan 102 Inovasi Indonesia, Graha Widya Bakti Puspiptek Serpong, 12 Oktober 2010 Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐ BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
L ‐ 9
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Unit Kerja
No
Judul Makalah
Penulis
11 Uji Banding Kit Imunoradiome‐ Puji Widayati, S.ST. tricassay (IRMA) Carbihydrate Antigen 125 (CA‐125) Lokal (Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka) dengan Kit IRMA CA‐125 Impor (Immunotech) 12 Uji Fungsi Modul Sistesis Sulaiman, S.ST Otomatis (Automatic Synthesizer Modul) dan Karakterisasi 18F‐FDG
13 Evaluasi Kendali Mutu Senyawa Bertanda 153Samarium‐edtmp (Ethylene Diamine Tetra Methyl Phosphonate) di PRR BATAN
Yayan Tahyan
14 Sistem Perhitungan Produksi Radioisotop Mo‐99 dan Generator MO‐99/Tc‐99m Menggunakan
Maskur, S.ST.
15 Pembuatan 177Lu‐CTMP Untuk Paliatif Nyeri Tulang Metastasis : Peningkatan Kemurnian Radiokimia 177Lu CTMP dan Uji Stabilityasnya.
Sri Setyowati
16 Preparasi 131I‐IMG : Radiofarmaka Diagnosa dan Terapi Neuroblastoma
Drs. Purwoko
17 Uji Stabilitas Kit Immunoradiometricassay Carbohydrate Antigen‐125 untuk Pemantauan Kanker Ovarium
Triningsih
18 Preparasi, Biodistribusi dan Clearance Senyawa Pengkontras MRI Gd‐DTPA‐PAMAM‐G4‐ Nimoturnemab malalui simulasi menggunakan 153Gd‐DPTA‐ PAMAM G4‐Nimoturnumab
Drs.Adang Hardi G
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
Media Publikasi Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐ BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐ BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐ BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐ BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐ BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐ BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐ BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐ BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
L ‐ 10
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Unit Kerja
No
Judul Makalah
Penulis
19 Preparasi dan Uji Stabilitas 177Lu‐ DOTA Nimotuzumab Sebagai Radiofarmaka Terapi Kanker
Martalena R
5
PATIR
Aryanti, Marini
20 Production of artemisinin in shoot cultures of artemisia cina irradiated callus 21 Sorghum breeding for improved drought tolerance using induced mutation with gamma irradiation 22 Identification of amjor quantitative trait locus conferring rice blast resistance using recombinant lines
Soeranto Human and Sihono Sobrizal, Masdiar Bustamam, Carkum, Ahmad Warsun, Soeranto Human, and Yoshimichi Fukuta
Media Publikasi Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐ BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Majalah Farmasi Indonesia, 21 (1), 27‐ 31, 2010 J. Argon. Indonesia 38 (2) : 95‐99 (2010) Indonesia Journal of Agricultural Science 11 (1), 2010 : 1‐10
*sumber : Unit Kerja di lingkungan BATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 11
Badan Tenaga Nuklir Nasional
JUDUL‐JUDUL PUBLIKASI ILMIAH INTERNASIONAL TAHUN 2010 Unit Kerja
No
Judul Makalah
1
PTBIN
1
2
3
4
5
6
7
8
Penulis
Past, Present and Future Research Evvy Kartini, Tutun of Solid State Rechargeable on Nugraha, M. Ihsan, Toha Solid State Ionics Makhsun, Muhammad Gunawan Recent Studies on Lithium Solid Evvy Kartini, T.Y.S. Panca Electrolytes (LiI)x(LiPO3)1‐x for Putra, Iman Kuntoro, Secondary Battery Takashi Sakuma, Khairul Basar, Osamu Kamishima, Junichi Kawamura
Crystallite size and microstrain measurement of cathode material after mecanical milling of neutron diffraction technique Determination of Zn composition of a brass using diffraction method. A comparison with Vegard’s low Comparison of presipitation method and coprecipitation method in the formation of YBCO123 superconductor Formation of composite YBCO123 – Ag superconductor with evaporation
Andika F
Neutron diffraction tecnique on the structural identification of ZrNbMoGe alloy
Parikin
Tri Hardi P
Yustinus P
Yustinus P
Surface modification of B. Bandriyana biomaterial CoCrMo alloys using combination of sputtering and plasma nitriding methode 9 Super HRPD and Imateria: Super Teguh Yulius High Resolution and Versatile High Throughtput Neutron Powder Diffractometer At J‐Parc 10 Neutron tomography set up at Sutiarso beam tube S2 of RSG‐GAS Reactor
11 Development of polyetylene‐ CaCo3 polymer composite with addition of silane as coupling agent
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
Deswita
Media Publikasi The 12th Asian Conference on Solid State Ionics, Wuhan China ICSSP Kumamoto Jepang
International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
L ‐ 12
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Unit Kerja
No
Judul Makalah
Penulis
12 The effect of adding 1 M NaOH, KOH, and HCl solution to the framework of natural zeolit
13 Activation and purivication of Tutun N bentonite for the treatment of crude palm oil (cpo) as vegetable oil 14 Development of biodegradable Sudaryanto micro and nanosphere for medical application
15 Synheses and characterization of natural rubber silica composite
16 Structural change of bovine serum Arum Patriati albumin in solution: A Small Angle Neutron Scattering Study
17 Protein conformation and its Edy Giri RP dynamics in solution by Molecular Dynamics simulation for Small Angle Neutron Scattering (Sans) Data Analysis 18 A New Era of Batan’s Small Angle Edy Giri RP Neutron Scattering facility on nanoscience research in life science 19 Inclusion of polyvinyledene Tutun N fluoride polymer as binding agent for LiCoO2 granules
22 Syntesys of bismuth natriun titanate‐barium titanat (BNT‐BT) ceramic for ultrasonic tranduser
Mardiyanto
23 Syntesis and characterzation of (LiBr)0,5(AlSiO)0,5 ionic conductor
Aziz K.J
20 Syntesis of electrolyte polymer based on natural polymer chitosan by ion implantation technique 21 Syntesis of lead free piezoelectric BNT ceramic by use of solit state reaction method
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
Supandi S
Indra G
Evi Yulianti
Syahfandi
Media Publikasi International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
L ‐ 13
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Unit Kerja
No
Judul Makalah
Penulis
Media Publikasi
24 The catalytic synthesis of colomnar carbon on carbon/Si system by ion beam irradiation
Setyo Purwanto
Salim Mustofa
25 Growth of carbon nano tube (Cnt) from nano structured composite of Fe‐C using ion implatation technique 26 Ag+ ion implatation on glassy electrolyte AgPO3
27 Test performance of NiCd battery by Arbin Bt2000 Battery Analyzer in Batan
Heri Jodi
28 Development of thin film electroda LiCoO2 by DC‐Sputering
Elman P
29 Applied Stress and Silicon Perfect Single Crystal for Controlling the Extinction Layer
M. Refai Muslih, Ridwan, Iman Kuntoro, Nobuaki Minakawa
Triyono, Jamasri, M.N. Ilman, R. Soekirno, M. Refai
Journal of Materials Science Research India (2010), Vol. 07, No. 02 Desember 2010
30 Residual Stress Measurement at the Interface of Spot Welded Dissimilar Metals Between Carbon Steel and Austenitic Stainless Steel 31 Fractal Structures on Fe3O4 Ferrofluid: A Small‐Angle Neutron Scattering Study
Edy Giri Rachman Putra, Baek Seok Seong, Eunjoo Shin, Abarrul Ikram, Sistin Ari Ani, Darminto
Journal of Physics: Conference Series Vol. 27 (2010) 012028
Edy Giri Rachman Putra, Bharoto, Baek Seok Seong,
Journal of Physics: Conference Series Vol. 27 (2010) 012010
32 Recent Development of a 36 meter Small‐Angle Neutron Scattering BATAN Spectrometer (SMARTer)in Serpong Indonesia 33 Assessment of Nugget Size of Spot Weld Using Neutron Radiograhy
Atom Indonesia Best Paper Award 2010‐2nd Place
2
PTNBR
Triyono, Jamasri, M.N. Ilman, R. Soekirno, and Sutiarso Muhayatun, Diah, Hopke and Markwitz
34 Nuclear Analytical Techniques INAA and PIXE Application for Characterization of Airborne Particulate Matter in Indonesia 35 Preliminary Study of The Source of Ambient Air Pollution in Serpong, Indonesia 36 Analytical Methods INAA and PIXE Applied to Characterization of Airborne Particulate Matter In Bandung, Indonesia
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
Wagiyo
International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010 Journal of Materials Science Forum, Vol. 652 (2010), p 255‐259
Journal of Applied Sciences in Enviromental Sanitation
Muhayatun, Diah, Rita, Esrom, Halimah and Hopke
Air Pollution Research Journal
Diah Dwiana Lestiani and Muhayatun Santoso
Jurnal Atom Indonesia
L ‐ 14
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Unit Kerja
No
3
PTLR
4
PTRKN
5
PRR
6
PATIR
Judul Makalah 37 Study on Annual Internal Radiation Dose from Consumption of Sweet Potatoes Contaminated by 134Cs 38 Manganese Exposure on Welders in Small Scale Mild Steel Manual Metal Arc Welding Industry 39 The Concept of deep ground water management for water supply at galis dajah village, konang, Bangkalan‐Madura 40 The Utilization of aerobic bacteria for supplying process of raw water for drinking water
Penulis Idam Arif, Octolia Togibasa Tambunan, Poppy Intan Tjahaja, Siti Nurul Khotimah Nastiti, Muhayatun, Oginawa
Media Publikasi Indonesian Journal of Physics, Vol. 21, No.1, January 2010 Journal of Applied Sciences in Enviromental Sanitation
The 2” International workshop on water supply management system and social capital – ITS. Gunandjar and Zainus The 2” International Salimin workshop on water supply management system and social capital – ITS. 41 Monitor of radionukclides in Heru Umbara, Henny The International fishes, mussels and macroalage at Suseno Conference on Mathematic Muria Peninsula Centra Java, and Natural Science 2010, Indonesia ITB, Bandung, 23‐25 November 2010 42 Effect of particulate content on Henny Suseno1, DjarotS. The International the bioaccumulation of Hg In Wisnubroto2, Sumi Conference on Mathematic Farmed tilapia OREOCHROMIS Hudiyono PWS3, and Natural Science 2010, MOSSAMBICUS using radiotracer Budiawan3 ITB, Bandung, 23‐25 November 2010 43 Design of Transition Cores of RSG‐ Liem Peng Hong, Tagor Jurnal Internasional: GAS (MPR‐30) with Higher MS Nuclear Enginering and Loading Silicide Fuel Design 240 (2010) 14331442 44 Understanding the Behavior of Imam Kambali, Tom School of Physics, Laser‐produced Tin Plasmas by McCormack, Enda Scally, University College Dublin, Time‐resolved Spectroscopy and John White, Gery O'Suliva, Ireland. 2010 Internasional Simulation of their Spectra Fergal O'Reily and Paul Workshop on EUV Sources Sheridan 45 Technical Meeting on Developing Techniques for Smail Scale Indegenous Mo99 46 Mitochondrial gene in the nuclear genome induces reproductive barrier in rice
47 Development of shorgum tolerant to acid soil using induced mutation with gamma irradiation
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
Zainus Salimin and Gunandjar
Dr. Abdul Mutalib
Santiago (Chile) 9‐12 Nop 2010
Yoshiyuki Yamagata, Eiji Yamato, Kohichiro Aya, Khin Thanda Win, Kayuzuki Doi, Sobrizal, Tomoko Ito, Hiroyuki, Jianzhong Wu, Takashaki Matsumoto, Makoto Matsuoka, Motoyuki Ashikari
PNAS Vol. 107 No. 4 January 26, 2010
S. Human, Trioesoemaningtyas, Sihono, and Sungkono
Atom Indonesia Vol. 36 No. 1 (2010) 11‐15
L ‐ 15
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Unit Kerja
No
Judul Makalah 48 Simpler and more accurate : Weighing the mercury in electrolytic cells by radiotracer dilution method 49 Analysis of residence time distribution of fluid flow by axial dispersion model 50 Geochemistry of dieng geothermal field, Indonesia 51 Production of useful mutant bay gamma irradiation in Cangkuang sweet potato variety
Penulis
Media Publikasi
Sugiharto, Sigit Budi Santoso, Gatot Budi Santoso
Atom Indonesia Vol. 36 No. 2 (2010)
Sugiharto, Zaki Suud, Rizal Kurniadi, Abdul Waris and Zainal Abidin
American Institute of Physics
Rasi Prasetio, Zainal Abidin, Yoki Yulizar Aryanti Amsal, Erwin El Hafizh, Tri Muji Ermayanti
Proceedings World Geothermal Congress 2010 Proceeding Primer congreso peruano de mejoramiento genetic by biotecnologia Agricola, La Molina, Lima Peru, 17‐19 de mayo 2010. Pp 119‐121
*sumber : Unit Kerja di lingkungan BATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 16
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lampiran 5
DATA DAN STATUS PATEN BATAN PADA DITJEN HKI (DALAM PROSES) TAHUN 2000 No. 1.
2.
3.
4.
J U D U L, INVENTOR, UNIT KERJA Sistem Akuisisi Data Peralatan Uji Tangkap Kelenjar Gondok (Thyroid Up Take) Portabel Setiadi. WS, dkk Metode Pembuatan Kopolimer Emulsi Pati‐Karet Alam‐ Polimetilmetaklirat Menggunakan Teknologi Radiasi, Dan Kopolimer Yang Dihasilkan Metode Tersebut, Drs. Sudrajat Iskandar ,dkk (PATIR) Perangkat Uji Kebocoran Elemen Bakar Reaktor Nuklir Jenis Triga, Ir. Sujatmi K, dkk (PTNBR) Metode Pengelasan Tig, Ir. Saeful Hidayat (PTNBR)
JENIS PATEN
NOMOR PERMINTAAN
TANGGAL PERMINTAAN
Paten S 00201000061 16 April 2010 Sederhana
Terdaftar Telah memenuhi persyaratan formalitas, surat N0. HKI.3‐HI.0501, tgl 7 Juli 20010
Paten
Telah memenuhi syarat formalitas. Srt No.HKI 3‐ HI.05.01.02/78/10. Tgl 26 April 2010.
P.00201000280 16 April 2010
Paten S. 00201000137 23 Juli 2010 Sederhana
Paten S. 00201000138 23 Juli 2010 Sederhana
5.
Alat Etsa, Ir. Saeful Hidayat (PTNBR)
Paten S. 00201000139 23 Juli 2010 Sederhana
6.
Besi Oksida Berbasis Pasir Besi, Proses Pembuatan & Penggunaannya, Dr. Ridwan (PTBIN) Alat Nitridasi Plasma Lucutan Pijar Frekuensi Radio, Ir. Suprapto PTAPB
Paten
P. 00201000456 23 Juli 2010
Paten
P. 00201000457 23 Juli 2010
7.
STATUS TERAKHIR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6786 tgl.5‐8‐2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6756 tgl. 4‐8‐2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6719 tgl.3‐8‐2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6822 tgl. 9‐8‐2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6785 tgl. 5‐8‐2010
L ‐ 17
Badan Tenaga Nuklir Nasional
No. 8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
J U D U L, INVENTOR, UNIT KERJA Proses Pembuatan Oligoalginat Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Organik Dgn Teknologi Radiasi, Tita Puspitasari, M.Si. (PATIR) Komposit Magnet‐ Arang Aktif Dari Bahan Dasar Iron Mill Scale Waste Dengan Metode Wet Milling dan Penggunaannya, Dr. Ridwan (PTBIN) Alat Sumber Ion Tipe Katode Panas Untuk Cuplikan Bahan Padat, Drs. BA. Tjipto Sujitno, MT. (PTAPB) Komposit Besi Oksida Berbasis Pasir Besi, Proses Pembuatan dan Penggunaannya, Dr. Ridwan (PTBIN) Bijih Plastik Ramah Lingkungan Dari Kopolimer Pati Karet Alam Polistirena Bahan Aditif‐Bahan Pengisi Iradiasi & Proses Pembuatannya, Drs. Sudrajat Iskandar (PATIR) Proses Pengolahan Bijih Monasit Menjadi RE (OH)3 Bebas Zat Radioaktif, Ir. Erni Rifandriyah, dkk (PPGN) Peningkatan Indeks Viskositas Pelumas Dari Kopolimer Radiasi Lateks Karet Alam metil Metakrilat & Proses Pembuatannya, Dr. Meri Suhartini (PATIR)
JENIS PATEN
NOMOR PERMINTAAN
TANGGAL PERMINTAAN
STATUS TERAKHIR
Paten
P. 00201000458 23 Juli 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6755 tgl. 4‐8‐2010
Paten
P. 00201000459 23 Juli 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6718 tgl. 3‐8‐2010
Paten
P. 00201000460 23 Juli 2010
Paten
Paten
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6788 tgl.5‐8‐2010 P. 00201000461 23 Juli 2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6823 tgl. 9‐8‐2010 P. 00201000726 15 November Terdaftar Telah 2010 memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6823 tgl. 9‐8‐2010
Paten
P. 00201000727 15 November Terdaftar Telah 2010 memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6823 tgl. 9‐8‐2010
Paten
P. 00201000819 06 Desember 2010
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No. HKI.3.HI.05.01.02.8699 tanggal 14 Des’10
L ‐ 18
Badan Tenaga Nuklir Nasional
J U D U L, INVENTOR, JENIS No. UNIT PATEN KERJA Paten 15. Proses Pembuatan Membran Selulosa mikrobial Dengan Teknik Radiasi dan Penggunaannya, Dr. Darmawan (PATIR) Paten 16. Alat Analisis Partikel Udara Untuk Modifikasi Cuaca, Dr. Eko Pujadi (PTKMR)
NOMOR PERMINTAAN
TANGGAL PERMINTAAN
P. 00201000820 06 Desember 2010
P. 00201000917 23 Desember 2011
STATUS TERAKHIR Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No. HKI.3.HI.05.01.02.8679 tanggal 14 Des’10 Terdaftar
*sumber : Biro Kerjasama Hukum dan Humas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 19
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lampiran 6
DAFTAR LULUS STTN YANG DISERAP DUNIA INDUSTRI TAHUN 2010 No.
NAMA
PRODI
KETERANGAN
1 2
Asep Gumilar Anwar Ilmar Ramadhan
TKN ‐ R TKN ‐ R
3 4
Abdurahman Nur Ichsan Ahmad Hilman
TKN ‐ R TKN ‐ R
5
Ahmad Rosyadi
TKN ‐ R
PT Bixindo Utama Jl. Raja Ali Haji Kompleks Wira Mustika Blok C 05 Lubuk Baja BATAM
6 7 8 9 10 11
Ani Budiarti Aprillia Megayanti Rum P Aster Novianti Ningrum Benedikta Riana Dici P Hana Subhiyah Ida Yusnaini
TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R
12 13
Intan Puspitasari H Kiosa Puspita Remajayanti
TKN ‐ R TKN ‐ R
14 15 16 17 18 19 20 21 22
Marlinda Fitrianingrum Merita Mutia Anggraini Nurmaya Arofah Rizky Ramadhian H Rizqi Dian Aristi Satriawan Luhur P Setyo Erna Widiyanti Trisnadi Arifiansyah
TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R
23
Tyas Widyarini Nufi
TKN ‐ R
24
Winda Susanto
TKN ‐ R
25 26 27
Wiyono Yuyun Lestari Yuyun Septiana
TKN ‐ R TKN ‐ R TKN ‐ R
PT. Megatek Konsindo Universitas Kristen Surabaya tidak dapat dihub S‐2 BATAN ‐ PRPN PT. Starkarton, Ganesha Jogja,wirausaha fotocopy tidak dapat dihub PT. SEJIN The Best Metal Press ‐ Electronics Component Jl. Jaha Jatake, Desa Malang Nengah Kec. Pagedangan BIMBEL BATAN ‐ PSJMN BATAN PPGN S‐2 PT. Bonne Indo Teknik PT Mandala Mitra Dental Hotel Mandarin (PPR X‐ray) Magang PPEN Jepara Inspektindo Pratama & Wisma Raharja(kontrak hbs),Wirausaha Batik Bank BTN Kancepam Pamulang Ruko Pamulang Permai Blok SH 10 No. 6&7 Tangerang (0217414308)CS PT. JINGGA CITRA PERSADA JL. Boulevard Raya Blok RA 19/2, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250 Telp. 021‐ 45847301 FAX: 021‐ 45847302 Bekerja sebagai PPR di Surabaya PT PANASONIC DEVICE BATAM PT Shin Sun Cikarang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
BATAN ‐ BKHH PT Topan Printing Indonesia jl Raya Raya Teuku Umar No. 44 Cibitung Bekasi 17520 (Technical Staff‐Departement Technical Sidoarjo PT Samudra Oceaneering Bintang Industri Park I Lot no. 9 Batu Ampar Batam KEPRI 29457
L ‐ 20
Badan Tenaga Nuklir Nasional
No.
NAMA
PRODI
28
Zahrotul Wardati
TKN ‐ R
29 30 31 32 33 34 35 36 37
Atok Suhartanto Triani Widyaningrum Debby Eko Purnomo Erfan Dwi Ananda Sayyid Khusumo Lelono Taqwin Achsananto Aan Puji Hidayat Aditya Romas Anggih Udi Pawanji
TKN ‐ E TKN ‐ E ELIN ‐ R ELIN ‐ R ELIN ‐ R ELIN ‐ R ELIN ‐ R ELIN ‐ R ELIN ‐ R
38 39 40
Bayu Marendra Candra Kusuma Desy Biantara
ELIN ‐ R ELIN ‐ R ELIN ‐ R
41
Dwinda Rahmadya
ELIN ‐ R
42 43 44 45
Ery Aries Prianto Helmi Fauzi Rahmatullah Heru Budianto Khairul Alfi Aritonang
ELIN ‐ R ELIN ‐ R ELIN ‐ R ELIN ‐ R
46 47
Moch. Romli Muhammad Ja'far
ELIN ‐ R ELIN ‐ R
48 49
Muhammad Muhyidin F Muhammad Ramadani
ELIN ‐ R ELIN ‐ R
BATAN ‐ PTLR PT HITECH INDOMULIA KOMPLEK GOLDEN GATE BLOK B NO. 3 TANJUNG UTAMAMBATAM
50 51
Nuraini Fauziah Rahmat Nugroho
ELIN ‐ R ELIN ‐ R
52 53
Singgih Eko Prihantono Tri Sakti Susilowati
ELIN ‐ R ELIN ‐ R
Wirausaha Warnet (Shitarra Net) PT UT Quality Indonesia Jl Laksamana Bintan Komplek Rezeki Graha Mas Blok J no.11 Sei Panas BATAM PT. Ispectorat Sulawesi PT. Sunrise Steel Jl.By Pass Mojokerto KM.54 Mojokerto 61361
54 55 56
Abdul Rohim Iso Suwarso Agus Juwana Suseno
ELIN ‐ E ELIN ‐ E ELIN ‐ E
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
KETERANGAN PT Wira Bakti Artaguna Pertokoan Sunrise Garden Blok X No. 12 a Jln. Panjang Jakarta Barat 11520 telp. 021 58303747/ 087883417080 BATAN BATAN Sudah tidak boleh keluar kota PT. UT Quality Cilegon PT Shohib Sejati KALTIM PT RADIANT UTAMA PT Surveyor Indonesia PT. VELSEIS INDONESIA JL. MT. Haryono No. 124 D RT.36 RW.012 Balikpapan 76114, East Kalimantan Telp: (62‐542) 761906 Fax : (62‐ 542)876770 PT RADIANT UTAMA PT HITECH BATAM PT. SCIENTEK COMPUTINDO Menara Batavia Lt.10, Jln. K.H. Mas Mansyur Kav.126, Jakarta Pusat 10220. Telp. 021‐5747550 Fax.021‐ 5749311 PJS Building, Jalan Rawa Gelam 3 No 1 Pulo Gadung. PT Thomasong BATAN ‐ PTBN PT HITECH BATAM PT BNI 46 Jl. Dr Sutomo No. 32 Tebing Tinggi Deli Sumut BATAN ‐ PTLR PT HITECH INDOMULIA KOMPLEK GOLDEN GATE BLOK B NO. 3 TANJUNG UTAMAMBATAM
BATAN PTNBR BATAN PPIN PT GPS Yogyakarta
L ‐ 21
Badan Tenaga Nuklir Nasional
No.
NAMA
PRODI
KETERANGAN
57 58 59
Ade Faelani Agung Nugroho Arief Noor Hidayat
ELMEK ‐ R ELMEK ‐ R 030500059
CV. Tri Yuda Karya&PT Radiant Utama Interinsco KPJB PLTU Tanjung Jati B Unit III‐IV PT Tara Cell Telekomunikasi Regional Yogyakarta Jl. Wonosari KM 6.5 Yogyakarta PT. Grand Kartech KPJB PLTU Tanjung Jati B Unit III‐IV PT Inpectorat Sulawesi BATAN ‐ PATIR NDT Inspector PT Radiant Utama Interinsco TBK Jl. Kapten Tendean, No.24 Mampang Prapatan ‐ Jakarta (+62 21) 719‐1020 (hunting) ruinco@radiant‐utama.com
60 61 62 63 64 65
Aswin Anwir Aziz Latif Usman Imam Mustawi Indra Milyardi Mulia Dewi Septian Adi Priambada
ELMEK ‐ R 030500061 ELMEK ‐ R ELMEK ‐ R ELMEK ‐ R ELMEK ‐ R
66
Sis Prayogo
ELMEK ‐ R
PT. KGeo Electronics Indonesia (PMA dari korea) Manufacturing (Speaker) and Injection Jln. Jababeka Raya Blok R1 MN Kawasan Industri Jababeka Cikarang Bekasi
67 68 69 70
Teguh Sadono Dwijo Murdiyanto Teguh Subekti Tri Cahyo Laksono
ELMEK ‐ R ELMEK ‐ E ELMEK ‐ E ELMEK ‐ E
PT. Karuniatama Polypack BATAN PPEN BATAN BATAN
*sumber : Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 22
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lampiran 7
SNI YANG DIHASILKAN BATAN NO.
SNI Tahun 2008
JUDUL SNI
BIDANG SNI
1.
SNI ISO/ASTM 51818:2008
Praktik dosimetri pada fasilitas berkas …. Untuk pemrosesan dengan radiasi pada …. Antara 80 keV sampai dengan 300 kev
SNI Bidang pengukuran Radiasi
2.
SNI ISO/ASTM 51702:2008
Standar praktik untuk dosimetri dalam fasilitas iradiasi gamma untuk pemrosesan dengan radiasi
SNI Bidang pengukuran Radiasi
3.
SNI ISO/ASTM 7503:2008
SNI Bidang Evaluasi kontaminasi permukaan‐Bagian 1 : Pemancar beta ( energy beta maksimum lebih besar pengukuran Radiasi 0,15 MeV) clan pemancar alfa
4.
SNI ISO/ASTM 51261:2008
Pedoman standar untuk pemilihan dan kalibrasi SNI Bidang syatem dosimetri dalam pemrosesan dengan radiasi pengukuran Radiasi
5.
SNI ISO/ASTM 51261:2008
Pedoman untuk estimasi ketidakpastian pada dosimetri untuk pemrosesan dengan radiasi
SNI Bidang pengukuran Radiasi
6.
SNI ISO/9712:2008
Kualifikasi dan sertifikasi personel
SNI Bidang Uji Tak Rusak
7.
SNI ISO/20807:2008
Kualifikasi personel uji tak rusak untuk aplikasi terbatas
SNI Bidang Uji Tak Rusak
8.
SNI ISO/3999:2008
Proteksi radiasi ‐ Peralatan untuk radiografi gamma industri‐ Spesifikasi untuk kinerja, desain dan uji
SNI Bidang Uji Tak Rusak
JUDUL SNI
BIDANG SNI
NO.
SNI Tahun 2009
1.
SNI ISO/ 20553:2009
Proteksi radiasi ‐ Pemantauan pekerja yang berisiko SNI Bidang Uji Tak terpapar kontaminasi internal oleh bahan radioaktif Rusak
2.
SNI ISO/ 9696:2009
Mutu air ‐ Pengukuran aktivitas alfa total dalam air tawar ‐ Metode sumber tebal
3.
SNI ISO/9697 :2009
Mutu air ‐ Pengukuran aktivitas beta total dalam air SNI Bidang Uji Tak tawar ‐ Metode sumber tebal Rusak
4.
SNI ISO/10703:2009
Mutu air ‐ Penentuan konsentarasi aktivitas radionuklida ‐ Metode spektrometri sinar gamma resolusi tinggi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
SNI Bidang Uji Tak Rusak
SNI Bidang Uji Tak Rusak
L ‐ 23
Badan Tenaga Nuklir Nasional
NO.
SNI Tahun 2010
JUDUL SNI
BIDANG SNI
1.
SNI ISO/ TS 18173:2010
Uji tak rusak ‐ Istilah umum dan definisi
SNI Bidang Uji Tak Rusak
2.
SNI ISO/ TR 25108 :2010
Uji tak rusak ‐ Pedoman untuk lembaga pelatihan personel uji tak rusak
SNI Bidang Uji Tak Rusak
*sumber : Pusat Standarisasi Jaminan Mutu Nuklir
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 24
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lampiran 8
DISTRIBUSI ANGGARAN BATAN 2010 DALAM MATRIK PROGRAM Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Batan
Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi PROGRAM
01.01.09. Program Penerapan Kepemerinta han Yang Baik 01.01.10. Program Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Aparatur Negara 01.01.13. Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur 01.01.17. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Negara 01.04.01. Program Penelitian Dan Pengembang an Iptek
PTBIN
PTAP B
PTNB R
PTKM R
PPEN
PTRK N
PRSG
PPIN
PPGN
PTBN
PTLR
PRPN
PRR
PATIR
PDIN
PKTN
JML
KAPUS
10.995
29.932
16.565
-
-
-
13.319
6.213
10.511
26.549
6.159
14.681
14.655
11.113
9.215
8.372
28.219
4.172
35.514
246.18 5
34.095
600
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
350
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
400
-
430
-
-
900
-
-
-
-
-
-
-
370
500
1.800
2.800
2.000
5.000
-
2.400
-
-
3.500
2.500
2.900
3.300
4.200
3.400
-
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 25
PWLN
STTN
INSPK
PSJM N
7.905
-
2.347
2.813
47.760
-
-
-
400
-
750
900
-
1.620
-
-
-
2.520
2.600
1.350
-
-
-
-
-
1.350
33.800
-
-
-
-
-
-
-
PDL
JML
JML
293.9 44
750
2.520
3.950
33.80 0
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Batan
Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi PROGRAM
01.04.02. Program Difusi Dan Pemanfaatan Iptek
01.04.03. Program Penguatan Kelembagaa n Iptek
04.07.01. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
05.03.02. Program Pengendalian Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan Hidup
10.06.01. Program Pendidikan Tinggi
JML
PTBIN
PTAP B
PTNB R
PTKM R
122
194
68
1.950
600
-
PPEN
PTRK N
PRSG
2.019
-
-
1.165
3.000
-
-
-
-
-
-
7.550
-
400
600
-
-
-
-
14.867
34.326
22.233
PPIN
PPGN
PTBN
PTLR
PRPN
9
998
940
1.206
54
3.000
1.000
3.000
4.000
4.100
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20.769
13.763
12.911
31.614
7.169
PRR
PWLN
JML
PDL
STTN
INSPK
PSJM N
-
1.245
1.580
-
132
2.957
18.38 7
2.950
-
-
-
-
900
3.850
35.35 0
8.300
-
-
-
-
-
-
-
-
2.400
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7.855
-
-
7.855
11.542
38.249
340.21 5
39.645
PATIR
PDIN
PKTN
40
1.428
7.000
184
15.430
-
-
6.000
3.550
-
1.300
31.500
-
-
-
-
-
750
-
800
-
-
600
-
-
-
-
-
-
-
22.179
22.096
20.119
12.569
18.612
37.197
340.215
JML
600
10.770
9.435
67.042
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
KAPUS
L ‐ 26
2.747
3.844
JML
67.042
8.300
2.400
7.855
407.2 56
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lampiran 9
REALISASI ANGGARAN BELANJA NEGARA ‐ BATAN TAHUN 2010 No
PROGRAM
1
SATUAN KERJA/UNIT KERJA
ANGGARAN PAGU REALISASI 407.256.371.000 389.033.862.088 37.196.836.000 37.013.194.155
(%) 95,53 99,51
13.279.057.385 21.585.515.602
96,49 97,33
21.758.732.644
97,87
33.617.815.410
97,94
20.045.011.147
96,52
11.006.079.950 30.127.977.407 20.782.770.420 14.703.995.887
95,36 95,30 94,06 98,90
12.062.690.207 17.945.983.250
95,97 96,42
19.202.412.006 6.960.912.698
95,44 97,10
12.505.347.157
96,86
34.346.086.211 326.943.581.536 8.975.037.527 10.476.969.449 3.716.557.721
89,80 96,10 95,12 97,28 96,67
2.698.506.928 35.842.584.237
98,23 90,41
380.624.690 62.090.280.552
63,44 92,61
JUMLAH TOTAL Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Pusat Pengembangan Energi Nuklir 13.762.636.000 Pusat Pengembangan Geologi 22.178.690.000 Nuklir Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan 22.232.950.000 Radiometri Pusat Teknologi Akselerator dan 34.326.478.000 Proses Bahan Pusat Teknologi Keselamatan dan 20.768.759.000 Metrologi Radiasi Pusat Diseminasi Iptek Nuklir 11.541.682.000 Pusat Reaktor Serba Guna 31.614.195.000 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir 22.095.793.000 Pusat Teknologi Bahan Industri 14.867.325.000 Nuklir Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir 12.569.390.000 Pusat Radioisotop dan 18.611.907.000 Radiofarmaka Pusat Teknologi Limbah Radioaktif 20.119.206.000 Pusat Pengembangan Informatika 7.168.805.000 Nuklir Pusat Teknologi Reaktor dan 12.911.094.000 Keselamatan Nukir Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir 38.248.756.000 Jumlah 340.214.502.000 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir 9.435.211.000 Dukungan Manajemen Pusat Pendidikan dan Pelatihan 10.769.978.000 Dan Pusat Standardisasi & Jaminan 3.844.494.000 Pelaksanaan Mutu Nuklir Tugas Teknis Inspektorat 2.747.154.000 Lainnya BATAN Kantor Pusat Badan Tenaga Nuklir 39.645.032.000 Nasional Perwakilan BATAN Luar Negeri 600.000.000 Jumlah 67.041.869.000
Penelitian Pengembangan Dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi
2
*sumber : Laporan Keuangan BATAN 2010
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 27
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010
L ‐ 28