KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan segala karunia-Nya, pelaksanaan kegiatan “Rembuk Desa Nasional 2016 dengan Tema Pengembangan BUM Desa Dalam Rangka Percepatan Kemakmuran Desa”, Alhamdulillah telah dilaksanakan dengan baik. Kegiatan Rembuk Desa Nasional Tahun 2016 diselenggarakan dalam rangka mempertemukan antar stakeholder terkait kemajuan ekonomi desa melalui BUM Desa baik itu akademisi, pelaku usaha di desa, investor, pasar, asosiasi usaha sehingga dapat tercipta hubungan dan kesepakatan usaha sebagai salah satu wujud upaya memajukan masyarakat desa melalui lembaga ekonomi desa. Dengan terselenggaranya Rembuk Desa Nasional 2016, dapat menjadi wadah untuk sosialisasi program Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi serta sarana diskusi dalam upaya pengembangan BUM Desa dalam rangka percepatan kemakmuran desa. Prosiding ini memuat rangkuman paparan, diskusi dan masukan yang dapat digunakan untuk rekomendasi dan inspirasi dalam mempercepat pengembangan BUM Desa Nasional, serta mendorong daerah daerah lain untuk mulai membangun embrio-embrio BUM Desa untuk mensejahterakan masyarakat desa. Kami berharap bahwa informasi dalam buku ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi untuk masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Pada kesempatan ini tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada para narasumber, peserta dan semua pihak yang telah berpartisipasi penuh dalam kegiatan Rembuk Desa Nasional ini. Berikut disampaikan Prosiding “Rembuk Desa Nasional 2016”, semoga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Jakarta, 7 November 2016 Sekretaris Jenderal
Anwar Sanusi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Sasaran 1.4. Mekanisme 1.5. Peserta 1.6. Waktu dan Tempat 1.7. Tahapan Pelaksanaan 1.8. Keluaran 1.9. Jadwal Acara BAB II PELAKSANAAN HASIL RAPAT 2.1. Resume Hari Pertama 07 November 2016 (Pembukaan) 2.1.1. Laporan Ketua Panitia Oleh Sekretariat Jenderal 2.1.2. Pembukaan sekaligus arahan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi dan Pemberian Penghargaan Kepada BUM Desa yang Menginspirasi 2.2. Resume Hari Kedua 08 November 2016 2.2.1. Sesi I (Seminar Nasional Tentang BUM Desa) (Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Tanri Abeng, Bupati Batang) 2.2.2. Sesi II (Workshop Pengelolaan BUM Desa) 2.3.
Hari Ketiga 9 November 2016 (Penutupan) 2.3.1. Pembacaan Hasil Seminar dan Workshop 2.3.2. Penutupan Rangkaian Acara Rembuk Desa Nasional 2016
1 1 1 1 2 2 2 2 3-4
5 5 6 9 9 10 12 12 12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan 3.2. Saran
Pemenang 17 BUM Desa Terbaik Lampiran
14 15 16-17 18-19
Bab 1 Pendahuluan
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Undang undang desa No 6 Tahun 2014 adalah instrumen kebijakan pembangunan Negara Indonesia dengan meletakan desa sebagai sebuah satuan administratif terkecil yang berisi komunitas rakyat Indonesia yang mesti diberdayakan guna mencapai kemandirian dan kesejahteraan. Desa diberikan otoritas mengeksplorasi potensi lokalnya untuk pembangunan masyarakat baik secara pribadi dan kolektif. Disamping pemenuhan kebutuhan standar dalam mewujudkan kemandirian desa seperti pendidikan, aksesbilitas dan kesehatan salah satu kegiatan yang menjadi nilai urgensi kemandirian desa adalah tata kelola sektor ekonomi.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mempertemukan antar stakeholder terkait kemajuan ekonomi desa melalui BUM Desa baik itu akademisi, pelaku usaha di desa, investor, pasar, asosiasi usaha sehingga dapat tercipta hubungan dan kesepakatan usaha sebagai salah satu wujud upaya memajukan masyarakat desa melalui lembaga ekonomi desa.
Melalui kewenangan yang diberikan, desa dapat membentuk lembaga ekonomi yang merupakan hasil dari musyawarah desa dan dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa d engan tujuan meningkatkan standar hidup masyarakat desa. Hal ini diatur dalam Undang Undang No 6 Tahun 2014 tentang desa dan Peraturan Menteri Desa No 4 tentang Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). Namun sampai saat ini tata kelola lembaga desa dirasa belum berjalan maksimal sehingga BUM Desa pun belum memiliki payung lembaga yang konkret dari segi format kepemerintahan maupun format perekonomian desa ditambah lagi dengan keterbatasan kapasitas sumber daya manusia di desa untuk mengelola dan mengembangkan BUM Desa yang berkinerja baik dan akuntabel masih menjadi permasalahan yang perlu diselesaikan. Inisiasi lokal untuk menggerakan potensi ekonomi lokal desa perlu didorong untuk peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat desa.
1.3 Sasaran Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengundang perwakilan Desa dari 33 Provinsi di Indonesia, Perwakilan pengurus BUM Desa di 430 Kab/Kota yang memiliki Desa, asosiasi usaha,lembaga perbankan, dengan total 650 Peserta Rembuk, media cetak dan media elektronik.
1.4 Mekanisme Rapat Rembuk Desa Nasional dilakukan dengan menggunakan mekanisme Sidang Pleno. Pada hari pertama, diawali dengan pembukaan dan pengarahan dari Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi. Pada hari kedua dilanjutkan rapat Pleno Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi, Tanri Abeng, Bupati Batang dilanjut dengan BUM Desa yang menginspirasi.
Peran Pemerintah Daerah saat ini dinilai masih kurang persuasif untuk menjadikan BUM Desa sebagai salah satu pilihan program untuk pemberdayaan desa dan kesejahteraan masyarakat desa juga dinilai sebagai salah satu faktor penting untuk mendorong inisiasi lokal potensi lokal desa. Keberadaan BUM Desa diharapkan mampu menjadi sarana penyerapan tenaga kerja di desa, peningkatan kapasitas dan kreativitas masyarakat desa, dan membuka peluang usaha ekonomi produktif desa. Kedepannya BUM Desa akan menjadi tulang punggung perekonomian desa dalam rangka mewujudkan kemandirian desa serta mencapai cita – cita pembangunan, dan secara akumulatif dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan nasional dan kemajuan bangsa indonesia. Oleh kare-
1
Suasana diskusi para tamu dan pengisi acara
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
1.5 Peserta
1.6 Waktu dan Tempat
1. Perwakilan BUM Desa Terbaik dari 33 Provinsi 2. Perwakilan Pengurus BUM Desa dari 430 Kabupat en/Kota yang memiliki Desa. 3. Perwakilan BUMN. 4. Pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
1.7 Tahapan Pelaksanaan
Tanggal pelaksanaan kegiatan dimulai hari Senin - Rabu tanggal 07 Novembe 2016 – 09 November 2016. Pembukaan dan penutupan acara diselenggarakan di Grand Sahid Jaya Hotel, Jalan Sudirman Kav.86 Tanah Abang, Jakarta Pusat.
1.8 Keluaran
a. Perumusan konsep dan tema kegiatan; b. Membuat rekomendasi lokasi kegiatan dan rekomendasi media Kepada Tim Teknis; c. Publikasi dan Pendaftaran Peserta; d. Penyelenggaraan kegiatan Rembug Desa Nasional 2016; e. Membuat kesimpulan dan rekomendasi kegiatan untuk digunakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam menyusun kegiatan yang sama di masa yang akan datang.
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terselenggaranya event nasional yang dihadiri oleh perwakilan Desa dari 33 Provinsi di Indonesia, beberapa perwakilan pengurus BUMDes yang representatif, asosiasi usaha,lembaga perbankan, media cetak dan media elektronik. Terciptanya keselarasan dalam kebijakan pembangunan antara Kementerian Desas, PDT dan Transmigrasi, Aparat Desa, Pengelola BUMDesa, Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha di Desa serta pihak Swasta dan BUMN untuk kemajuan perekonomian desa.
Penyanyi Paduan Suara dalam Rembuk Desa Nasional 2016
2
1.9 Jadwal Acara Rembuk Desa Nasional Waktu
Agenda
Keterangan Senin 7 November 2016
13.00 - 17.00
Registrasi Peserta Daerah/Check in Peserta Daerah
18.15 - 18.55
Paduan Suara Bernyanyi Mengiringi Peserta Masuk ke Ruangan
19.00 - 19.05
Bapak Menteri Memasuki Ruangan
19.05 - 19.15
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
19.15 - 19.35
Penayangan Video Profil Nominator BUM Desa Award
19.35 - 19.55
Laporan Penyelenggaran Rembuk Desa Nasional (Sekretaris Jenderal)
19.55 - 20.10
Berbagi Pengalaman BUM Desa dari Desa Ponggok
20.10 - 20.30
Laporan Tim Penilai dari Universitas Indonesia
20.35 - 21.10
Sambutan Menteri Desa, PDT & Transmigrasi ( Sekaligus Membuka Acara dan Menyerahkan Penghargaan BUM
Panitia
Prof. Dr. der Soz Gumilar Rusliwa Somantri, Guru Besar Universitas Indonesia
Closing Statement 13.00 - 17.00
Hiburan (Paduan Suara) (Medle lagu desaku, lagu desa kita,
13.00 - 17.00
Penyampaian Komitmen K/L, BUMN, Perusahaan
13.00 - 17.00
Penganugrahan BUM Desa Terbaik & BUM Desa yang menginspirasi
Selasa 7 November 2016
09.00 - 12.00
12.00 - 13.00
3
Seminar Nasional tentang BUM Desa dengan Panel Diskusi : 1. Menteri Desa - BUM Desa sebagai motor penggerak ekonomi desa yang strategis 2. Menteri BUMN - Holding BUM Desa sebagai strategi pengembangan potensi BUM Desa 3. Tanri Abeng - Menjadikan BUM Desa sebagai lembaga ekonomi yang inklusif dan sinergis Moderator : Prita Laura 4. Bumdes Menginspirasi (Kab. Klaten) 5. Bumdes Menginspirasi (Kab. Magelang) 6. Bumdes Menginspirasi (Kab. Garut) 7. Bupati Kabupaten Batang - Pengembangan usaha berskala ekonomi berbasis potensi desa Ishoma
Waktu
Agenda
Keterangan
Workshop pengelolaan BUM Desa berbasis potensi desa BUM Desa Terbaik ( 8 dari 33 BUMDes terbaik perwakilan masing-masing Daerah ) 1. Bum Desa Karya Jaya Abadi 2. Bum Desa Mandiri Bersatu 3. Bum Desa Amanah 13.00 - 15.00
4. Bum Desa Mandiri Gili Amertha 5. Bum Desa Borobudur 6. Bum Desa Mandiri
15.00 - 15.30
Coffee Break
15.30 - 16.00
1. Bum Desa Blang Krueng 2. Bum Desa Garut
Rabu 8 November 2016 08.00 - 09.30
Pembacaan Perumusan Hasil Seminar dan Workshop
09.30 - 11.00
Penutupan
4
Moderator : Yohana Margaretha
Bab II Pelaksanaan & Hasil Rapat
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2.1.Resume Hari Pertama 07 November 2016 (Pembukaan) 2.1.1. Laporan Ketua Panitia Oleh Sekretariat Jenderal
Rembuk Desa Nasional 2016 di mulai dari penyampaian laporan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi selaku ketua panitia penyelenggaraan Rembuk Desa Nasional 2016. Rembuk Desa Nasional kali ini memilih tema “Pengembangan BUM Desa dalam rangka percepatan kemakmuran desa”. Resume Laporan Ketua Panitia Rembuk Desa Nasional 2016 Oleh Sekretaris Jenderal 1. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2015, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi mempunyai tugas untuk membantu Presiden dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pembangunan daerah tertinggal, daerah tertentu, dan kawasan transmigrasi. Sehingga ruang lingkup kementerian ini sangat luas, diantaranya meliputi: a. 74.754 desa; b. 277 kawasan perdesaan; c. 122 daerah tertinggal; d. 187 kecamatan yang berbatasan langsung dengan nega ra lain (lokpri) di 41 kabupaten/kota; e. 75 kabupaten rawan bencana; f. 656 pulau kecil terluar di 67 kabupaten; g. 58 kabupaten rawan konflik; h. 57 kabupaten rawan pangan; i. 619 kawasan transmigrasi. 2. Misi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2015-2019 yakni mengentaskan 5.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang dan membangun 2.000 desa berkembang menjadi desa mandiri, mengentaskan 80 daerah tertinggal, serta mengembangkan 144 kawasan transmigrasi. 3. Lahirnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa telah merubah paradigma pembangunan nasional dari nuansa sentralistik menjadi partisipatoris. Intisari Undang-Undang Desa adalah menempatkan desa-desa di Indonesia sebagai subyek pembangunan. Hal tersebut ditandai dengan kewenangan desa dalam mengatur dan mengurus urusannya secara mandiri, termasuk diantaranya dalam mewujudkan kemandirian ekonomi desa melalui pembentukan BUM desa. 4. Dalam upaya percepatan pembangunan desa, saat ini Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi juga terus mendorong peningkatan perekonomian masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).
5
Pengembangan BUM Desa merupakan upaya konsolidasi usaha ekonomi di level desa yang dilakukan melalui kerjasama antara pemerintah desa dan masyarakat (public and community partnership). Misalnya dalam mendukung pengembangan pertanian, BUM Desa dapat membentuk unit-unit usaha seperti, distributor pupuk dan bibit, jasa sewa alat pertanian. BUM Desa juga diharapkan dapat mendukung upaya stabilitas harga pangan melalui pembentukan lumbung pangan desa. 5. Jumlah BUM Desa pada tahun 2016 sebanyak 12.848 unit dan direncanakan hingga tahun 2019 akan dikembangkan sebanyak 30.000 BUM Desa, 500 BUM Desa Bersama Antar Desa. Peningkatan peran BUM Desa dalam mendorong perekonomian desa pada Tahun 2016 salah satunya dilakukan melalui fasilitasi pertemuan nasional dalam kegiatan Rembuk Desa Nasional Tahun 2016. 6. Tujuan Rembuk Desa Nasional Tahun 2016 adalah untuk mendapat masukan dari para pelaku BUM Desa, memberikan apresiasi kepada BUM Desa terbaik dan menginspirasi desa-desa dalam mengembangkan BUM Desa sebagai motor ekonomi desa. 7. Rembuk Desa Nasional Tahun 2016 diselenggarakan selama 3 (tiga) hari, yakni pada hari Senin sampai Rabu, tanggal 7-9 November 2016 dan diikuti oleh 650 peserta yang terdiri dari: • Perwakilan Kementerian/Lembaga, • Pemerintah Daerah; • Akademisi; • Pelaku Usaha di Desa; • Pengurus BUM Desa di 430 perwakilan kabupaten; • Asosiasi Usaha; • Lembaga Perbankan; • Media Cetak; dan • Media Elektronik Laporan Ketua Panitia Rembuk Desa Nasional 2016 oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 8. Rangkaian Acara Rembuk Desa Nasional Tahun 2016 meliputi: a) Seminar Nasional tentang BUM Desa dengan pembicara Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Perwakilan Kementerian BUMN, Bapak Tanri Abeng, dan Bupati Kabupaten Batang; b) Workshop yang akan mempresentasikan model-model pengelolaan BUM Desa; dan c) Pemberian Penghargaan kepada BUM Desa terpilih dalam berbagai kategori, sehingga diharapkan dapat memberikan inspirasi pada BUM Desa-BUM Desa yang lain. 9. Demikian laporan yang dapat kami sampaikan, kami atas nama panitia Penyelenggara mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi Bapak/Ibu sekalian. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyelenggaraan acara ini masih terdapat banyak kekurangan. Semoga forum ini dapat membawa manfaat bagi kita dan dapat berkontribusi positif dalam percepatan pembangunan desa. Akhirnya, dengan segala hormat, berkenan kiranya Bapak Menteri memberikan sambutan serta membuka secara resmi pelaksanaan Rembuk Desa Nasional Tahun 2016 ini.
2.1.2. Pembukaan sekaligus arahan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi dan Pemberian Penghargaan Kepada BUM Desa yang Menginspirasi
Rangkaian acara Rembuk Desa Nasional 2016 dibuka oleh Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi. Sebelum membuka acara, Bapak Menteri memberikan arahan arahan dan gambaran kebijakan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk mendorong BUM Desa agar dapat menjelma menjadi tulang punggung perekonomian desa. Setelah acara resmi dibuka, kemudian dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada BUM Desa yang menginspirasi dengan 15 Kategori. Penghargaan diberikan langsung oleh Bapak Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi kepada pengurus BUM Desa yang mendapatkan penghargaan.
Resume Arahan Menteri Desa, PDT dan Transmi grasi :
1. Tujuan penyelenggaraan Rembuk Desa Nasional Tahun 2016 adalah untuk mempertemukan antar stakeholders (akademisi, pelaku usaha desa, investor, pasar, dan asosiasi usaha) guna mendukung kemajuan ekonomi desa melalui pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). 2. Pemerataan Pembangunan di Indonesia. Pemerataan kesejahteraan rakyat untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah, memerlukan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan akumulasi kapital di masyarakat yang didapat melalui siklus investasi, produksi, pendapatan, konsumsi, tabungan, reinvestasi yang tinggi. Hal tersebut kemudian menciptakan peningkatan daya beli masyarakat (purchasing power).Peningkatan pertumbuhan ekonomi membutuhkan pengembangan kegiatan produksi melalui produk yang cepat dapat diperdagangkan (tradeable product) dan menciptakan nilai tambah yang tinggi (value added). 3. Potret Angkatan Kerja Desa. Saat ini jumlah penduduk desa mencapai 119,8 juta jiwa, dengan angkatan kerja mencapai 58,4 juta jiwa (49%). Sayangnya, rata-rata pendidikan angkatan kerja desa masih didominasi lulusan SD yang mencapai 33,7 juta jiwa (58%). Sedangkan yang memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK hanya sebanyak 10,6 Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi membuka acara Rembuk Desa Nasional 2016
Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi memberikan arahan pada pembukaan Rembuk Desa Nasiona 7 November 2016
6
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 4. Isu-isu Pengembangan Usaha Ekonomi Desa. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) desa lebih banyak bergerak di sektor Sumber Daya Alam (SDA), identik dengan: a. Skala usaha yang terlalu kecil untuk market able secara profitable; b. Tidak memiliki akses pasar dan daya tawar yang rendah; c. Tidak memiliki pengetahuan mengenai kuali tas yang menentukan harga pasar; d. Tidak memiliki akses pendanaan, terlebih karena kepemilikan lahan tidak dapat dija min; e. Sumber pendanaan berpola”ijon” yang selalu berbiaya tinggi, selain itu harga produksi han ya ditentukan oleh pengijon; f. Tidak memiliki akses untuk mendapat kebu tuhan produksi (peralatan, pupuk, dll) secara teratur dengan harga wajar; g. Infrastruktur di perdesaan belum mendukung proses produksi, pemasaran dan logistik yang cost effective; h. Keterampilan teknis dan manajemen yang masih sangat terbatas, sehingga belum mam pu meningkatkan produktivitas 5. Permasalahan Ekonomi Desa. Kombinasi dari produktivitas rendah, mutu yang tidak sesuai dengan spesifikasi pasar serta kontrol “pengijon” menjadikan usaha-usaha desa, khususnya sektor pertanian tetap berada di bottom of the pyramid atau usaha dengan pasar kelas bawah. Pada posisi inilah, diperlukan adanya kebijakan strategis yang mampu mendukung dan memfasilitasi kegiatan produksi usaha desa baik pada aspek input, proses dan pasca produksi, sehingga mampu meningkatkan skala ekonomi yang lebih tinggi. 6. Mewujudkan Nawacita Ketiga melalui Percepatan Pembangunan Desa. Nawacita Ketiga adalah“Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan” yang dapat diwujudkan melalui Percepatan Pembangunan Desa di 74.754 Desa dengan upaya Peningkatan Ekonomi Desa. Sehingga diperlukan adanya konsolidasi kegiatan ekonomi di desa untuk meningkatkan Skala Ekonomi Desa melalui Pengembangan One Village One Product (OVOP). Pengembangan One Village One Product (OVOP) sebagai upaya mendorong Pengembangan Agriculture Estate. 7. Pengembangan Produk Unggulan Desa (One Village One Product). • Desa-desa di Indonesia cenderung tidak berfokus pada satu produk unggulan, inilah yang melatarbelakangi kecilnya skala ekonomi yang dihasilkan;
7
• • • •
Desa-desa di Indonesia cenderung tidak berfokus pada satu produk unggulan, inilah yang melatarbelakangi kecilnya skala ekonomi yang dihasilkan; Pembangunan perekonomian desa harus didorong den gan investasi pada sektor ekonomi produktif melalui pengembangan One Village One Product (OVOP); Melalui pengembangan OVOP akan ada upaya spesi alisasi komoditas/produk, sehingga dapat meningkat kan skala ekonomi dan menghasilkan comparative advantage (keunggulan yang diperoleh dari adanya spesialisasi produksi suatu barang yang memiliki har ga relatif yang lebih rendah dibandingkan produksi lain pada barang yang sama); Pengembangan OVOP juga akan mendorong partisipa si masyarakat secara luas untuk terlibat langsung da lam suatu sistem rantai pasok. Hal tersebut dilakukan mencegah adanya upaya kooptasi oleh pengusaha be sar, sehingga pola pengembangannya bukan 1 kabupat en 1 produk, tapi satu desa satu produk.
Guru Besar UI Profesor Gumelar, memberikan Sambutan singkat pada pembukaan Rembuk Desa Nasiona 7 November 2016
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 8. Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Untuk Kemakmuran Ekonomi Desa. • Saat ini, BUM Desa telah hadir dan berkembang sebagai kekuatan ekonomi baru bagi desa. Melalui BUM Desa, akan ada upaya konsolidasi usaha ekonomi di level desa yang dilakukan melalui kerjasama antara pemerintah desa dan masyarakat atau dikenal dengan public and community partnership. • Banyak peluang, kerjasama dan sinergi yang bisa dilakukan antara BUM Desa dengan badan-badan usaha besar lainnya, seperti BUMN dan perusahaan swasta. Proses untuk mencapai kerjasama tersebut membutuhkan pembelajaran atau learning curve yang berkesinambungan karena tidak mudah bagi usaha kecil desa. Misalnya pemahaman petani tentang pentingnya efisiensi, mau bekerja disiplin dan bekerjasama dengan mitra usahanya. Disinilah peran penting BUM Desa untuk menjadi lembaga pendidik yang mendapat kepercayaan dari pemangku kepentingan (masyarakat, mitra usaha, pemerintah).
“Jumlah BUM Desa meningkat 10 kali lipat dibanding tahun 2015, dari 1.022 menjadi 12.848”
• Antara BUM Desa, koperasi dan lembaga ekonomi desa lainnya sebenarnya tidak ada yang perlu dipertentangkan. Semuanya saling melengkapi untuk menggerakkan ekonomi desa. BUM Desa dapat bekerjasama dengan koperasi atau membentuk unit usaha koperasi sebagai bagian dari unit usaha yang dikelola BUM Desa. 9. • •
Perkembangan BUM Desa di Indonesia. Saat ini jumlah BUM Desa 12.848 atau meningkat 10 kali lipat dari tahun 2015 yang hanya berjumlah 1.022 BUM Desa. Dari total jumlah BUM Desa di Indonesia, sedikitnya sebanyak 40 BUM Desa sudah memiliki omset antara 300 juta sampai den gan 8 Miliar per tahun.
10. Peluang Pengembangan Holding BUM Desa. Untuk memperkuat kelembagaan dan peran BUM Desa dalam menggerakkan ekonomi desa, Kemendesa PDTT telah bekerjasama dengan Kementerina BUMN untuk mengembangkan Holding BUM Desa. Tujuan dikembangkannya Holding BUM Desa adalah untuk mengkonsolidasikan asset BUM Desa, meningkatkan pengawasan, mendukung penguatan manajemen dan kelembagaan BUM Desa melalui dukungan teknis, fasilitasi permodalan dan jaringan kerjasama.
Pemenang Kategori BUM Desa Terbaik di Rembuk Desa Nasional 2016
8
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2.2. Resume Hari Kedua 08 November 2016 (Pembukaan)
2.2.1. Sesi I (Seminar Nasional Tentang BUM Desa) (Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Tanri Abeng, Bupati Batang)
Pada hari kedua rangkaian acara Rembuk Desa Nasional 2016 dibagi menjadi 2 Sesi, sesi pertama adalah Seminar Nasional tentang desa dengan narasumber Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Bupati Kabupaten Batang dan Tanri Abeng dengan dimoderatori Prita Laura dari Media Indonesia. Setelah masing masing narasumber memaparkan materi masing masing, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI (BUM Desa sebagai motor penggerak ekonomi desa yang strategis): 1. Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) berpotensi besar untuk menjadi kekuatan baru bagi perekonomian nasi onal; 2. Dana Desa tidak boleh menjadi sumber utama pem bangunan desa, namun harus menjadi pengungkit desa dalam meningkatkan kegiatan ekonomi, sehingga bisa menghasilkan pendapatan yang lebih besar bahkan melebihi Dana Desa yang diperoleh; 3. Harus ada kemauan dari semua orang untuk mengem bangkan desa; 4. Jangan sampai persoalan desa justru menutupi potensi besarnya; 5. Resources manajemen desa-desa masih sangat terbatas, oleh karenanya diperlukan upaya pendampingan; 6. Tujuan pembentukan holding BUM Desa adalah untuk memberikan pendampingan; 7. Upaya pendampingan resources manajemen desa juga dilakukan melalui kerjasama dan sinergi dengan beberapa pihak, seperti BNI, BRI; 8. Kemendesa PDTT membutuhkan dukungan Pak Tanri Abeng khususnya untuk penajaman model-model pendampingan BUM Desa; 9. Indonesia memiliki angkatan kerja terbanyak nomor 3 di Dunia;
TANRI ABENG (Menjadikan BUM Desa sebagai lem baga ekonomi yang inklusif dan sinergis): 1. Negara-negara besar dan maju karena peran dunia dan pelaku usaha; 2. Pelaku usaha mampu memberikan nilai tambah, se dangkan pemerintah hanya memainkan peran sebagai fasilitator; 3. Usaha di Indonesia masih di dominasi dengan usa ha-usaha besar; 4. UMKM di Indonesia masih bermasalah di sektor ma najemen; 5. Banyak potensi desa yang belum dikelola dengan baik; 6. Tidak ada usaha yang besar tanpa skala; 7. Pengembangan BUM Desa harus dilakukan pada: a) Structure (badan hukumnya seperti apa, strukturnya apa, role bisnisnya seperti apa); b) Sistem (produk si, jaringan pemasaran, share stakeholder); c) Skill (mindset, paradigm, karakter, keterampilan teknis dan manajemen); 8. Dibutuhkan pengetahuan mikro dalam pembangunan desa untuk memberikan pedoman pengelolaan dana desa yang lebih baik dari tahun ke tahun; 9. Diperlukan adanya sertifikasi bagi orang-orang yang terlibat dalam manajerial dan pelaksanaan teknis BUM Desa; 10. Dalam proses penyelenggaraan BUM Desa mindset yang perlu ditanamkan adalah bagaimana mencip takan nilai tambah, berbeda dengan mindset birokrasi yakni bagaimana membelanjakan anggaran; 11. Kunci sukses BUM Desa adalah skala, jaringan pe masaran BUPATI BATANG (Pengembangan usaha berskala ekonomi berbasis potensi desa): 1. Jika BUM Desa dapat dikelola dengan baik maka akan menjadi sumber daya yang potensial dalam pengem bangan ekonomi desa; 2. Membangun BUM Desa bertujuan untuk memberikan penguatan sosial ekonomi masyarakat desa; 3. Indonesia adalah negeri yang kaya namun hingga saat ini masih terdapat permasalahan mendasar yang harus segera diatasi; 4. Dana Desa adalah terobosan baru dalam upaya menca pai cita-cita pembangunan nasional; 5. Membangun BUM Desa artinya membangun sektor ekonomi masyakarat desa;
Prita Laura News Anchor Metro TV menjadi moderator dalam sesi Seminar Nasional Rembuk Desa Nasional 2016
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Pembicara menunjuk peserta yang ingin bertanya pada sesi Seminar Rembuk Desa Nasional 2016
6. Kepala Desa menjadi salah satu aktor penentu dalam pengembangan BUM Desa, artinya kemampuan wirausaha seorang kepala desa akan berpengaruh terhadap proses penyelenggaraan BUM Desa; 7. Permasalahan pembangunan ekonomi di desa di antaranya meliputi: a) budaya dan mindset mas yarakat; b) tingginya urbanisasi; c) tingginya angka kemiskinan; 8. Persoalan tata kelola pemerintah desa: a) Kepala Desa yang domain politiknya lebih besar, cenderung susah untuk mengembangkan BUM Desa; b) Minimnya keterampilan kewirausahaan; 9. Perlu dibuat semacam lembaga atau dinas swadaya di tingkat daerah yang berperan mendampingi de sa-desa di seluruh Indonesia;
2.2.2. Sesi II (Workshop Pengelolaan BUM Desa) Sesi II Rembuk Desa Nasional berupa workshop diisi oleh BUM Desa yang dianggap berhasil mengelola potensi desanya masing masing, diantaranya adalah BUM Desa Ponggok, BUM Desa Krueng, BUM Desa Borobudur, BUM Desa Mandiri Garut dengan harapan pengelola BUM Desa dari Kabupaten lainnya dapat mencontoh bagaimana mengelola BUM Desa agar mampu menjadi tulang punggung perekonomian desa.
10
Perwakilan BUM Desa Terbaik dan Inspiratif (Resume) Garut (Desa Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat) Garut secara unik mengembangkan BUM Desa dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan asing NIKE. Kerjasama ini diperuntukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Garut. Saat ini Nike memiliki karyawan sebanyak 6.200, yang ditargetkan akan meningkat terus hingga mencapai 20.000 pekerja. BUM Desa yang ada di Garut juga melakukan kerjasama antar Desa yang akan meningkatkan konektifitas dan interaksi antar desa. Hubungan kerjasama antara BUM Desa dengan perusahaan asing dilakukan dengan keterlibatan pihak ketiga untuk melancarkan bentuk kerjasama. BUM Desa yang ada di Garut memiliki focus utama untuk penyediaan lapangan kerja secara merata di Kabupaten Garut. Beliau menambahkan Kunjungan-kunjungan yang dilakukan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi akan meningkatkan gairah perekonomian dan BUM Desa yang ada di desa sehingga perlu ditingkatkan kunjungannya.
“BUM Desa Garut bekerja sama dengan Nike untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Garut”.
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Graha Mandala (Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah) Menjadikan Candi Borobudur sebagai pusat bisnis BUM Desa yang akan dikembangkan kedalam berbagai model bisnis. Borobodur dianggap sebagai magnet yang kuat untuk menarik wisatawan yang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian di desa. Turunnya omzet yang didapat oleh BUM Desa Graha Mandala pada periode 2013-2015 justru membuat BUM Desa ini melakukan inovasi dalam hal memperkaya jenis usaha. Salah satunya adalah dengan berdirinya pusat oleh-oleh yang produknya didapatkan dari masyarakat lokal setempat. Kemudian hari ini mulai banyaknya bisnis homestay yang berkembang disediakan dengan harga terjangkau untuk para turis wisatawan.\ Tirta Mandiri (Desa Ponggok, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah) Sektor bisnis utama dari Bumdes Tirta Mandiri adalah sektor pariwisata khusunya untuk pariwisata kekayaan alam, berupa wisata kolam mata air. Unit usaha pariwisata kekayaan alam kebanggaan desa Ponggok saat ini yaitu Umbul Ponggok. Akan tetapi tidak hanya memanfaatkan mata air sebagai tempat wisata, Bumdes Tirta Mandiri juga memanfaatkan mata air menjadi sumber mata air bersih untuk para warga desa. Kedepannya, bumdes juga berencana untuk menghasilkan produk air minum kemasan. Berlimpahnya mata air yang terdapat di desa juga akan iarahkan k unit bisnis usaha lainnya seperti resort dan waterpark. Karya Jaya Abadi KALTENG Pendirian BUM Desa ini berdasarkan Kemendagri, perdes, BUMDES yang sudah berjalan selama 2 tahun. Mayoritas Penduduk nya adalah petani sawit. BUM Desa Karya Jaya Abadi Kalimantan Tengah memiliki focus untuk memberdayakan masyarakat. BUM Desa Karya Jaya Abadi berusaha untuk mandiri dalam membangun bisnis yang menguntungkan masyarakat terutama untuk perbaikan jalan dan tidak bergantung dengan pemerintah. Blang Krueng, Aceh BUM Desa Blang Krueng salah satunya memiliki usaha unggulan dalam pengelolaan rumah sewa. Sampai saat ini terdapat 10 rumah yang disewakan kepada mahasiswa-mahasiswa yang kuliah di aceh karena lokasi yang berdekatan dengan kampus. Tidak hanya itu BUM Desa Blang Krueng juga bergerak dalam bisnis usaha Peternakan sapi. Keuntungan penjualan sapi dibagi dengan proporsi 1/3 untuk bumdes dan 1/3 untuk penjual. Selain itu bidang usaha lainnya yang digeluti oleh BUM Desa Blang Krueng adalah penyediaan air dan penyewaan traktor. Program lainnya yang dilakukan oleh BUM Desa Blang Krueng adalah Pengelolaan tanah yang dgunakan untuk tanaman padi dan juga melakukan penyerapan kerja. Program Bank Sampah juga diadakan untuk mengajarkan masyarakat agar buang sampah pada tempatnya. Blang Krueng juga menyediakan tempat sampah Organik dan non organic
11
Perwakilan BUM Desa Terbaik berbagi pengalamannya dalam mengelola BUM Desa di daerah nya
Mandiri Bersatu, Lampung BUM Desa mandiri bersatu Berada di wilayah lereng gunung. Berdirinya BUM Des ini adalah kebutuhan yang diinginkan masyarakat terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar mastyarakat desa. Hal ini tercermin dengan bidang usaha yang dilakukan BUM Desa bersatu yang meliputi Koperasi simpan pinjam (Usaha), Penyediaan air, Pengadaan gedung, jaringan komunikasi serta listrik. BUM Desa Mandiri bersatu juga membangung bank sampah dengan jumlah yang mencapai 100 buah. BUM Desa Mandiri bersatu juga bekerja sama dengan BNI untuk pengelolaan uang nya. Masyarakat disini juga menghasilkan produk papaya California yang berkualitas. Penggunaan dana desa digunakan untuk membangun gedung berukuran 12 m x 31 m. Maju Makmur, JAWA TIMUR 24 JULI 2008 adalah berdirinya BUM Desa Maju Makmur yang sebagian besar adalah masyarakat petani. BUM Desa Maju Makmur fokus kepada penyediaan Sarana produksi pertanian. BUM Desa Maju Makmur Bisa melayani Kelompok tani yang berjumlah 125 tani. Terdapat juga usaha Simpan pinjam yang dilakukan untuk kategori keluarga miskin. Sedangkan untuk kategori keluarga menengah menggunakan simpan pinjam anggunan. Modal yang dikeluarkan Koperasi simpan pinjam digunakan untuk usaha tukang gosok dan para pedagang. Dengan banyaknya jumlah buruh dan demografi wilayah, maka BUM Desa Maju Makmur memfokuskan kepada penyediaan alat rumah tangga, usaha penggilingan untuk para pengusaha ternak dan Santunan anak yatim yang diperoleh dari keuntungan BUM Desa.
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2.3 Hari Ketiga 9 November 2016 (Penutupan) 2.3.1. Pembacaan Hasil Seminar dan Workshop Resume Pembacaan Hasil Seminar dan Workshop 1. Pertama, kami sampaikan terima kasih kepada Ke menterian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atas penyelenggaraan Rembuk Desa Nasional Tahun 2016, sehingga dapat mempertemu kan para pelaku BUM Desa untuk berbagi pen galaman dalam mengembangkan BUM Desa sebagai motor ekonomi desa. 2. Kami berharap penyelenggaraan Rembuk Desa Nasi onal dapat rutin dilaksanakan setiap tahun, bahkan kami juga siap jika dilaksanakan 2 kali dalam seta hun. Kedepan kami berharap penyelenggaraan Rem buk Desa Nasional juga dapat mendukung pengena lan produk-produk unggulan desa, misalnya melalui pameran potensi desa. 3. Apresiasi yang tinggi kami sampaikan atas upaya pemerintah dalam peningkatan Dana Desa dan komit mennya untuk terus menigkatkan perekonomian desa melalui BUM Desa. 4. Kami memandang peran penting BUM Desa dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat desa. BUM Desa dapat menjadi solusi atas permasalahan perekonomian desa dan menjadi tempat untuk men gelola potensi desa yang masih belum dimanfaatkan dengan optimal. 5. Selain itu, harus ada upaya sosialisasi kepada seluruh pihak untuk tidak mempertentangkan antara Kopera si dan BUM Desa. Sehingga kedepan perlu dibangun kerjasama dan sinergi keduanya. 6. Terkait dengan tawaran dan komitmen dari BNI, BRI,
7. 8. 9. 10.
BULOG, Pegadaian, dan BUMN lainnya, kami ber harap Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tert inggal dan Transmigrasi dapat memfasilitasi tindak lanjut atas komitmen tersebut; Dukungan dari pihak-pihak terkait menjadi penting untuk pengembangan BUM Desa, diantaranya be rupa penempatan pendamping khusus BUM Desa, pelatihan kewirausahaan masyarakat desa, dan pelati han manajemen pengelolaan BUM Desa; Perlu adanya BUM Desa Percontohan yang dapat menjadi tempat kami belajar, jika perlu setiap provin si memiliki 1 (satu) BUM Desa Percontohan. Yang terakhir, tolong pesan-pesan ini dapat disam paikan kepada Bapak Menteri. Kami berharap untuk terus didukung dan didampingi. Kami berdoa agar beliau selalu diberi kekuatan dan ketabahan untuk menjalankan tugas mulia ini. Demikian catatan-catatan yang dapat kami sam paikan, semoga kita senantiasa dalam lindungan Tu han Yang Maha Esa dan diberikan kemudahan dalam membangun desa menjadi lebih baik.
2.3.2. Penutupan Rangkaian Acara Rembuk Desa Nasiona 2016 Rangkaian acara Rembuk Desa Nasional 2016 ditutup setelah pembacaan rumusan Seminar Nasional dan Workshop oleh peserta Rembug Desa Nasional dari Kalimantan Tengah. Rembuk Desa Nasional 2016 ditutup oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Adapun rangkaian acara dihadiri secara keseluruhan oleh dihadiri oleh 239 peserta. Peserta yang hadir terdiri dari: 8 perwakilan Kementerian/Lembaga, 5 perwakilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 14 perwakilan Pemerintah Provinsi, 107 perwakilan Pemerintah Kabupaten.
Penutupan Rangkaian Acara Rembug Desa Nasional 2016 Oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
12
Bab III Penutup
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 3.1. Kesimpulan Rembuk Desa Nasional Tahun 2016 diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 7-8 November 2016 dihadiri oleh 239 peserta. Peserta yang hadir terdiri dari: 8 perwakilan Kementerian/ Lembaga, 5 perwakilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 14 perwakilan Pemerintah Provinsi, 107 perwakilan Pemerintah Kabupaten. Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan selama proses Rembuk Desa Nasional Tahun 2016 diantaranya: 1. Tujuan Rembuk Desa Nasional Tahun 2016 adalah untuk mendapat masukan dari para pelaku BUM Desa, memberikan apresiasi kepada BUM Desa ter baik dan menginspirasi desa-desa dalam mengembang kan BUM Desa sebagai motor ekonomi desa. 2. Sebagai bentuk komitmen terhadap percepatan pembangunan desa, pemerintah terus meningkatkan jumlah Dana Desa yang disalurkan untuk menjadi pengungkit kegiatan ekonomi produktif masyarakat desa.. 3. Dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat desa, Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi mendorong pembentukan dan pengembangan BUM Desa. Pengembangan BUM Desa merupakan upaya konsolidasi usaha ekonomi di level desa yang dilaku kan melalui kerjasama antara pemerintah desa dan masyarakat (public and community partnership). 4. Pengembangan BUM Desa dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan diantaranya: a) Structure meliputi struk tur badan usaha dan studi kelayakan; b) Sistem meli puti sistem manajeman dan pemanfaatan teknologi informasi; serta c) Skill meliputi pelatihan manajeman dan sertifikasi manajemen. 5. Keberadaan BUM Desa dan Koperasi tidak untuk dipertentangkan. Keduanya dapat saling bersinergi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa. BUM Desa dapat bekerjasama dengan Koperasi atau membentuk unit usaha Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai salah satu unit usaha BUM Desa. 6. Kemampuan entrepreneurship Kepala Desa menja di salah satu faktor penting dalam proses pembentu kan dan pengembangan BUM Desa. 7. Beberapa rencana tindak lanjut yang akan dilakukan pada Tahun 2017, diantaranya sebagai berikut: a. Pen ingkatan jumlah pilot project untuk Pengembangan BUM Desa melalui pendampingan dan pelatihan manajemen pengelolaan BUM Desa; b. Menjadikan BUM Desa yang sudah mandiri sebagai center of knowledge bagi BUM Desa rintisan;
14
c. Peningkatan koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Desa dalam pembentukan dan pengembangan BUM Desa. d. Peningkatan dukungan modal, pendampingan, dan jaringan pemasaran BUM Desa oleh BNI, BRI, dan PT BULOG Pembentukan Holding BUM Desa sebagai pusat pendampingan dan pengawasan BUM Desa.
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
“Kemampuan entrepreneurship Kepala Desa menjadi salah satu faktor penting dalam proses pembentukan dan pengembangan BUM Desa”.
3.2. Saran Kedepan diharapkan penyelenggaraan Rembuk Desa Nasional dapat mendukung pengenalan produk-produk unggulan desa, misalnya melalui pameran potensi desa. Peran penting BUM Desa dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat desa. BUM Desa dapat menjadi solusi atas permasalahan perekonomian desa dan menjadi tempat untuk mengelola potensi desa yang masih belum dimanfaatkan dengan optimal. Selain itu, harus ada upaya sosialisasi kepada seluruh pihak untuk tidak mempertentangkan antara Koperasi dan BUM Desa, sehingga kedepan perlu dibangun kerjasama dan sinergi keduanya. Terkait dengan tawaran dan komitmen dari BNI, BRI, BULOG, Pegadaian, dan BUMN lainnya, kami berharap Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dapat memfasilitasi tindak lanjut atas komitmen tersebut; Dukungan dari pihak-pihak terkait menjadi penting untuk pengembangan BUM Desa, diantaranya berupa penempatan pendamping khusus BUM Desa, pelatihan kewirausahaan masyarakat desa, dan pelatihan manajemen pengelolaan BUM Desa; Perlu adanya BUM Desa Percontohan yang dapat menjadi tempat kami belajar, jika perlu setiap provinsi memiliki 1 (satu) BUM Desa Percontohan. Sekretaris Jenderal Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi Bpk. Anwar Sanusi Berfoto bersama peserta Rembuk Desa Nasional 2016
Sekretaris Jenderal Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi Bpk. Anwar Sanusi Berfoto bersama tim panitia Rembuk Desa Nasional 2016
15
1.
BUM Desa dengan Kategori Kreatif diberikan kepada BUM Karya Jaya Abadi -Kalimantan Timur.
17 Penghargaan BUM Desa Terbaik
2.
BUM Desa dengan Kategori Berkembang diberikan kepada BUM Desa Mandiri Bersatu -Lampung.
4.
BUM Desa dengan Kategori Trendy diberikan kepada BUM Desa Tirta Mandiri Ponggok -Jawa Tengah.
6.
BUM Desa dengan Kategori Inovatif diberikan kepada BUM Desa Lentera -NTB.
8.
3.
5.
7.
9.
BUM Desa dengan Kategori Berkembang diberikan kepada BUM Desa Mandala Giri Amertha -Bali.
16
BUM Desa dengan Kategori Eco Agriculture diberikan kepada BUM Desa Amanah -Kalimantan Timur.
BUM Desa dengan Kategori Inovatif diberikan kepada BUM Desa Aneotob -NTT.
BUM Desa dengan Kategori Inovatif diberikan kepada BUM Desa Mandiri -Sumatera Utara.
BUM Desa dengan Kategori Partisipatif diberikan kepada BUM Desa Blang Krueng -Aceh.
10.
BUM Desa dengan KatBUM Desa dengan egori Partisipatif diberiKategori Rintisan kan kepada BUM Desa Mattiro Berkembang diberikan kepada Bulu -Sulawesi Selatan. BUM Desa Tunas Jaya Sasak
12.
14.
16.
11.
13.
15.
17.
BUM Desa dengan KateBUM Desa dengan Katgori Rintisan Handycraft egori Rintisan BerkemKerajinan Desain diberikan bang diberikan kepada BUM kepada BUM Desa Tammanga- Desa Karya Usaha -Bengkulu. lle Bisa -Sulawesi Barat.
17
BUM Desa dengan Kategori RintisanBerkembang diberikan kepada BUM Desa Cahaya Makmur -Sulawesi Tengah.
BUM Desa dengan Kategori Rintisan Tourism Natural diberikan kepada Andal Berdikari -Bangka Belitung.
BUM Desa dengan Kategori Rintisan Eco Agriculture diberikan kepada BUM Desa Maju Makmur -Jawa Timur.
BUM Desa dengan Kategori Rintisan Partisipatif diberikan kepada BUM Desa Bebedahan Berkah -Banten.
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Lampiran Suasana Peserta dan ruang acara Rembuk Desa 2016
Suasana diskusi pengisi acara Rembuk Desa 2016 Kiri *Bapak Anwar Sanusi Sekjen Kementrian Desa, PDT dan Transmigrasi Kanan*Prof. Dr. der Soz Gumilar Rusliwa Somantri, Guru Besar Universitas Indonesia
Suasana Meja Registrasi kegiatan Rembuk Desa 2016
18
Peserta acara Rembuk Desa Nasional 2016
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Menteri Desa PDT dan Transmigrasi bapak Eko Putro Sandjojo, membuka Rembuk Desa 2016
Sesi Seminar Rembuk Desa Nasional 2016 bersama moderator Prita Laura dari Metro Tv
Pembukaan Rembuk Desa Nasional 2016. Para tamu disuguhi hiburan berupa tarian tradisional
Foto Panitia Rembuk Desa 2016
19
Perwakilan BUM Desa terbaik menceritakan pengalamannya dalam mengelola BUM Desa kepada peserta Rembuk Desa 2016