KATA PENGANTAR
Buku panduan ini disusun oleh Proyek Pendidikan Untuk Pekerja di Indonesia dari Biro untuk Kegiatan Pekerja, ILO. Proyek pendidikan ini didanai oleh Departemen untuk Pembangunan Internasional (DFID—Department for International Development) dari Pemerintah Inggris.
Penyusunan buku panduan ini didasarkan pada materi pendidikan berbahasa Inggris yang telah diterbitkan oleh International Confederation of Free Trade Unions.
Atas dukungan dan kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih.
Dalam buku ini kami tidak membedakan penggunaan istilah serikat pekerja dan serikat buruh. kami memberi arti yang sama dalam penggunaan istilah tersebut.
1
DAFTAR ISI BAB 1: Pendidikan Untuk Anggota Serikat Pekerja Buku Pedoman Untuk Para Pendidik BAB 2: Pendidikan Untuk Anggota Serikat Pekerja - Pendekatan Dasar BAB 3: Istilah BAB 4: Memulai Kursus BAB 5: Menyiapkan Ruangan Kursus BAB 6: Usahakan Mencapai Tujuan BAB 7: Menyiapkan Pembicaraan BAB 8: Alat-Alat Bantu Visual BAB 9: Lembar Pelajaran Untuk Dibagi-bagikan BAB 10: Papan Tulis BAB 11: Flipchart /Turnover Chart (kertas peraga bolak-balik) BAB 12: Poster BAB 13: Overhead Projector dan Lembaran Plastik Transparan BAB 14: Gunakan Kelompok-Kelompok Kecil BAB 15: Menangani Laporan dan Diskusi BAB 16: Pembicara Tamu BAB 17: Menciptakan Kaitan Antara Kursus Anda dengan Tempat Kerja dan Masyarakat BAB 18: Merumuskan kegiatan untuk Kelompok Kecil BAB 19: Studi Kasus dan Simulasi Peran BAB 20: Menyeleksi dan Melatih Pendidik Serikat Pekerja BAB 21: Evaluasi Pendidikan Serikat Pekerja
2
BAB 1 Pendidikan Untuk Anggota Serikat Pekerja Buku Pedoman Untuk Para Pendidik
Mengapa buku ini perlu dibaca? Buku ini diperuntukkan bagi setiap orang yang terlibat dan berkepentingan dengan pendidikan serikat pekerja. Bila saat ini pekerjaan Anda berhubungan dengan pendidikan bagi serikat pekerja, mungkin Anda adalah seorang: • • • • • • • •
pendidik petugas serikat pekerja guru pemimpin diskusi pemimpin lingkar studi pemandu petugas pendidik petugas wanita
Apapun jabatan atau peran Anda, buku ini akan membantu pekerjaan Anda menjadi lebih efektif. Buku ini membantu Anda mengkaji: •
apa gunanya pendidikan serikat pekerja dan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan serikat pekerja;
•
metode pendidikan yang mana yang paling baik untuk para anggota serikat pekerja;
•
bagaimana membuat perencanaan kursus-kursus pendidikan bagi para anggota serikat pekerja dan memberikan pelajaran kepada mereka secara efektif;
•
bagaimana memperbaiki teknik dan metode pendidikan yang Anda miliki sebagai seorang pendidik;
3
•
bagaimana menerima umpan balik dan mengevaluasi apa yang telah Anda lakukan sebagai seorang pendidik.
Kami telah berusaha membuat buku ini seringkas dan sepraktis mungkin agar dapat dengan mudah digunakan untuk menyiapkan pelajaran yang Anda akan berikan. Buku ini juga dapat dipakai sebagai buku saku untuk melatih para pendidik di serikat kerja tempat Anda bekerja. Buku ini berisi garis besar program kursus pelatihan dasar untuk pendidik para anggota serikat pekerja, dengan kegiatan-kegiatan dan jadwal pendidikan yang disarankan.
KEGIATAN KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN MEMPERKENALKAN DIRI
TUJUAN Membantu kita: • memulai kursus dan melibatkan setiap peserta • memperkenalkan diri sendiri dan setiap peserta kursus • menelaah tujuan dan program kursus TUGAS Anda diminta berbicara kepada seorang peserta lain untuk mengetahui siapa dia, dan mencatat apa yang dikatakannya. Sebaliknya, peserta lain itu juga akan menanyai Anda untuk mengetahui siapa Anda, dan mencatat apa yang Anda katakan. Kemudian Anda diminta memperkenalkan partner Anda itu kepada seluruh peserta lainnya. Setelah itu tiba giliran Anda diperkenalkan oleh rekan tadi. Ketika Anda memperkenalkan rekan Anda, Anda perlu menyebutkan hal-hal berikut: • • • • •
Nama Serikat pekerja tempat ia menjadi anggota Tanggung jawabnya dalam serikat pekerja Pengalamannya dalam bidang pendidikan serikat pekerja Tujuan dan harapannya terhadap kursus ini
4
BAB 2 Pendidikan Untuk Anggota Serikat Pekerja Pendekatan Dasar
Pendidikan – Apa yang dibutuhkan Serikat Pekerja? Perlu tidaknya pendidikan serikat pekerja tergantung pada ada tidaknya kebutuhan pekerja untuk memperoleh pendidikan dan pada alasan mengapa serikat pekerja ada. •
•
• •
• •
Pekerja yang masing-masing memperjuangkan hak-haknya secara sendirian tidak mempunyai banyak kekuatan. Dengan bersatu dan seia-sekata secara bersama-sama, barulah pekerja mempunyai kekuatan untuk memperjuangkan hak-hak yang mereka miliki dan memperbaiki kondisi kerja mereka. Sumber kekuatan suatu serikat pekerja adalah dukungan dan partisipasi aktif yang diberikan para anggotanya. Anggota-anggota serikat pekerja harus mempunyai motivasi dan kepercayaan pada kekuatan yang mereka miliki bersama sebagai satu kesatuan, dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan serikat pekerja. Serikat pekerja harus demokratis dalam mewakili pekerja dan dalam memastikan dukungan para anggotanya terhadap setiap tindakan dan kebijakan yang diambilnya. Serikat pekerja harus memerangi unsur-unsur yang berusaha memecah belah kesatuan pekerja, prasangka dan diskriminasi. Semua harus mendapat kesempatan untuk berpartisipasi. Wanita dan kelompok-kelompok minoritas harus diikutsertakan dan dihargai. Serikat pekerja harus menyuarakan kepentingan para anggotanya. Karena itu, pendidikan untuk serikat pekerja harus ditujukan untuk melatih mereka yang dipercaya mewakili pekerja agar mereka mampu menjalankan tugasnya secara efektif. Serikat pekerja membutuhkan anggota yang dapat diajak bersama-sama memperjuangkan hak-hak pekerja dan kondisi kerja yang lebih baik. Karena itu, setelah pendidikan serikat pekerja selesai diberikan, para pesertanya harus mampu dan berani bertindak untuk memperjuangkan hak-hak pekerja dan kondisi kerja yang lebih baik.
Dengan demikian, dari perspektif serikat pekerja, pendidikan serikat pekerja haruslah: • melibatkan, menginformasikan dan memotivasi anggota-anggotanya untuk berpartisipasi dalam serikat pekerja; • memperkokoh demokrasi serikat pekerja dan meningkatkan dukungan terhadap kegiatan serikat pekerja; • mempertebal rasa kebersamaan (solidaritas) pekerja dan meningkatkan dukungan untuk membangun solidaritas pekerja internasional; • membantu meningkatkan jumlah keanggotaan dan jumlah pendapatan/ pemasukan serikat pekerja; 5
• • •
melengkapi serikat pekerja dengan wakil-wakil pekerja yang terlatih pada setiap tingkatan; membantu para anggota dan wakil serikat pekerja menangani pekerjaan sehari-hari yang dibutuhkan agar serikat pekerja dapat berjalan secara efektif; membantu mengembangkan strategi jangka panjang untuk membangun dan memperkuat organisasi serikat pekerja.
Bagaimana dengan pekerja? Perhatikan posisi para pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan pendidikan serikat pekerja: • banyak dari mereka yang tidak mempunyai latar pendidikan sekolah yang memadai, mereka mungkin merasa gagal di sekolah atau merasa bahwa sekolah-lah yang telah membuat mereka gagal; • banyak dari mereka yang tidak mempunyai rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat mereka atau mempertahankan pendapat mereka di hadapan banyak orang; • banyak dari mereka yang tidak memiliki persepsi yang jelas atau tidak sepenuhnya mengerti tentang apa itu serikat pekerja dan bagaimana serikat pekerja dapat membantu mereka. Faktor-faktor seperti ini harus dimasukkan dan dijadikan bahan pertimbangan dalam metode-metode pendidikan serikat pekerja yang kami berikan. Kalau kursus yang kami berikan mirip pelajaran di sekolah, banyak pekerja akan kecewa dan tidak mau ikut. Mengapa? Karena pendekatan-pendekatan yang dipakai dalam pendidikan yang bersifat “tradisional” biasanya memiliki kelemahan-kelemahan berikut: • murid terlalu dituntut untuk terus memperhatikan gurunya dan apa yang dikatakan atau dilakukan oleh guru itu; • guru menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memberikan sebanyak mungkin informasi dan pengetahuan kepada murid tetapi sayangnya tidak pernah punya cukup waktu untuk mendengarkan kebutuhan atau pendapat muridnya serta membahas masalah yang dihadapi murid; • murid terlalu dibebani untuk mengetahui informasi sebanyak dan setepat mungkin dan mampu memberikan “jawaban yang benar” kalau ditanya tetapi sayangnya murid tidak diberi pelajaran yang cukup mengenai “bagaimana melakukan suatu tindakan dengan tepat” dan tidak diberi dorongan agar mereka menjadi berani dan percaya diri; • guru terlalu banyak mengajarkan teori dan konsep-konsep abstrak tetapi tidak cukup mengajarkan kepada murid mengenai bagaimana menghadapi masalah-masalah yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan petunjuk praktis mengenai tindakan yang harus dilakukan; • guru cenderung bersikap tidak demokratis dan biasanya tidak bersedia menghargai ide atau pendapat yang dilontarkan murid. Pengalaman kami di sekolah-sekolah menunjukkan bahwa bila pendekatan tradisional digunakan, banyak murid yang gagal. Banyak pekerja yang menjadi peserta pendidikan serikat pekerja juga kurang lebih mengalami nasib yang sama.
6
Tetapi, cobalah perhatikan segi-segi positif dari para pekerja yang menggabungkan diri menjadi anggota serikat pekerja, lalu ikut pendidikan serikat pekerja. Sebagai pendidik, kita harus mampu mengenali segi-segi positif atau keunggulan yang mereka miliki serta mengembangkannya. Ingat, peserta kursus bukanlah secarik kertas putih yang bisa Anda tulisi begitu saja. • peserta pendidikan serikat pekerja sudah memiliki pengalaman sebagai pekerja, sebagai anggota keluarga, sebagai anggota dari suatu masyarakat. Masing-masing punya masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. • Peserta pendidikan serikat pekerja mempunyai pendapat, ide dan pemahaman sendiri meskipun pendapat atau ide-ide itu bisa saja tidak lengkap atau keliru. • Peserta pendidikan serikat pekerja mempunyai kemampuan dan ketrampilan walaupun mungkin kemampuan dan ketrampilan mereka belum sepenuhnya dikembangkan atau masih terlalu umum dan belum disesuaikan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. • Peserta pendidikan serikat pekerja menggabungkan diri dengan serikat pekerja agar mereka dihargai harkat dan martabatnya sebagai pekerja. Karena itu, kita pun harus memperlakukan mereka dengan hormat.
Apa Arti Ini Semua Bagi Para Pendidik Serikat Pekerja? Hal-hal yang telah disebut sebelumnya mempengaruhi cara kita mengajar sebagai pendidik serikat pekerja. (1) Pendidikan serikat pekerja bukan sekedar menyajikan atau memberikan informasi kepada pekerja, tetapi juga berupaya mengembangkan rasa percaya diri, kemampuan dan ketrampilan pekerja. (2) Pendidikan serikat pekerja harus diawali dari pengalaman masing-masing pesertanya, tujuan mereka mengikuti pendidikan, kebutuhan, ide dan pendapat mereka dan semuanya ini hendaknya dijadikan dasar untuk mengembangkan pendidikan serikat pekerja. (3) Peserta pendidikan serikat pekerja dapat saling belajar dari sesamanya. Kalau ada peserta yang kurang mendapat informasi atau kurang memiliki ketrampilan, peserta lain dalam kelompoknya dapat memberikan informasi atau mengajarkannya ketrampilan serta mendemonstrasikan kepada rekan-rekannya mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu. Serikat pekerja diadakan untuk menyalurkan kekuatan kolektif pekerja. Pendidikan serikat pekerja pun harusnya diadakan untuk tujuan yang sama. (4) Anggota-anggota serikat pekerja dan peserta kursus pendidikan senior biasanya belajar dari pengalaman. Dengan saling berbagi pengalaman yang mereka miliki, masing-masing dapat menjadi lebih sadar akan pola-pola masalah beserta penyebabpenyebabnya, dan dapat mulai mengerti alasan atau faktor yang ada di balik masalah dan ini dapat memperjelas masalah dan situasi yang sedang mereka hadapi. (5) Peserta pendidikan pekerja belajar lebih cepat bila mereka langsung menghadapi masalah nyata yang dapat dijumpai sehari-hari dan mengerjakan tugas-tugas praktis. Hal inilah, bukan metode menghafal atau mengingat-ingat, yang merupakan cara yang paling jitu untuk dengan cepat menyerap ide-ide baru.
7
Prinsip-prinsip dasar Ide-ide dasar di balik penyusunan buku ini adalah: • Pendidikan serikat pekerja pada hakekatnya adalah belajar dari pengalaman dan belajar sambil bekerja. • Pendidikan serikat pekerja merupakan cara belajar kolektif. “Kita semua saling belajar dari dan dengan satu sama lain.” • Belajar itu berawal dari pengalaman, dan dari masalah nyata yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menganalisa kenyataan, peserta kursus mengembangkan pengertian, analisa masalah dan “kerangka teori.” (theoretical framework) • Pendidik serikat pekerja berperan mengorganisasikan dan mengasah proses belajar, bukan menjadi tenaga ahli yang mampu menjawab semua persoalan dengan benar. • Hasil pendidikan serikat pekerja hendaknya berupa tindakan. Peserta harus mampu mengembangkan rasa percaya diri dan ketrampilan untuk secara bersama-sama melakukan tindakan guna mengatasi masalah yang mereka hadapi.
8
KEGIATAN KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN POKOK-POKOK PIKIRAN PENTING UNTUK PENDIDIKAN SERIKAT PEKERJA
TUJUAN Membantu kita: • Menelaah pokok-pokok pikiran dan pendekatan-pendekatan dasar yang dapat diterapkan untuk pendidikan serikat pekerja TUGAS Buat kelompok-kelompok kecil. Tiap kelompok menganalisa pernyataan-pernyataan berikut. Katakan apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan-pernyataan itu, lalu buat laporan yang menjelaskan mengapa pandangan Anda demikian. 1. Pendidikan serikat pekerja hendaknya tidak seperti pendidikan sekolah. 2. Pendidikan serikat pekerja hendaknya digunakan untuk memberikan pokok-pokok pikiran yang betul kepada pekerja. 3. Pendidikan serikat pekerja hendaknya difokuskan pada masalah-masalah yang dijumpai pekerja sehari-hari. 4. Pekerja lebih banyak belajar dari pengalaman dan dari sesama rekan pekerja daripada dari buku-buku dan ceramah-ceramah. 5. Pendidikan serikat pekerja harus pertama-tama dan yang paling penting ditujukan untuk melayani kebutuhan organisasi serikat pekerja. 6. Keterlibatan dan partisipasi pekerja amat penting untuk mewujudkan pendidikan serikat pekerja yang efektif.
9
BAB 3 Istilah
Pendidik serikat pekerja haruslah terbiasa dengan sejumlah istilah dan pengertian. Kita harus memilih kata-kata yang kita gunakan dengan hati-hati supaya maksud yang ingin kita sampaikan jelas dan tepat. Berikut ini disajikan ikhtisar berapa istilah dan pengertian yang penting:
Pendidik Kita mengorganisir proses belajar. Kita tidak sekedar menularkan pengetahuan atau informasi yang kita miliki kepada siswa. Karena itu, istilah “pendidik” lebih mengena dibandingkan “guru,” “pelatih,” “instruktur,” atau “dosen.”
Peserta Orang-orang yang mengikuti kursus yang kita berikan mampu menyumbangkan pikiran atau pendapat, mempertanyakan dan bahkan memperdebatkan hal-hal yang kita ajarkan. Karena itu, mereka “peserta” kursus, bukan “murid.” Mereka adalah orang dewasa dan karena itu berhak diperlakukan sebagai orang dewasa pula.
Motivasi Peserta termotivasi untuk belajar bila kursus yang diberikan mampu membantu mereka mengatasi masalah yang mereka hadapi. Adalah tugas pendidik untuk memotivasi peserta agar peserta sanggup belajar dan mengambil tindakan dalam serikat pekerja di mana mereka menjadi anggotanya.
Belajar secara kolektif Belajar kolektif terjadi bila peserta saling berbagi pengalaman dan pendapat, bekerja sama memecahkan masalah dan saling membantu. Pendekatan ini tidak hanya membantu mereka belajar, tetapi juga menanamkan prinsip demokrasi dan serikat pekerja.
Belajar sambil bekerja Peserta akan lebih termotivasi dan lebih cepat belajar bila mereka dapat langsung mempraktekkan pelajaran yang mereka peroleh untuk memecahkan masalah dan mengerjakan tugas yang bagi mereka penting. Karena itu, cara paling efektif bagi peserta serikat pekerja untuk belajar adalah dengan bekerja secara kolektif menyelesaikan suatu masalah yang menjadi masalah mereka bersama. 10
Memecahkan masalah Siswa serikat pekerja akan lebih cepat menyerap pelajaran yang diberikan kalau mereka diberi tanggung jawab mengerjakan masalah yang relevan dengan kepentingan mereka. Banyak kemajuan yang dapat dicapai dengan melakukan identifikasi, analisa dan mengembangkan strategi-strategi untuk memecahkan masalah sesungguhnya yang dihadapi pekerja dalam sebuah kelompok. Hal ini dapat disebut “pendekatan yang berpusat pada masalah.”
Pendidikan dan kualitas Sebagai seorang aktivis serikat pekerja, kita harus memerangi prasangka dan diskriminasi dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Kita harus menghindari kata-kata yang melukai perasaan orang lain. Kita harus memastikan bahwa semua peserta mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan semua kontribusi yang diberikan peserta hendaknya dinilai dan dihargai.
KEGIATAN KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN SERIKAT PEKERJA
TUJUAN Membantu kita: • Melakukan identifikasi masalah-masalah yang menjadi prioritas bagi pendidikan serikat pekerja • Melakukan identifikasi kelompok-kelompok sasaran utama TUGAS Buat kelompok-kelompok kecil. Lalu buat daftar yang berisi: 1) Kelompok-kelompok sasaran utama untuk tugas pendidikan yang Anda berikan 2) Masalah-masalah dan pokok-pokok bahasan yang menjadi prioritas di masingmasing kelompok sasaran
11
BAB 4 Memulai kursus
Awal dimulainya sebuah kursus merupakan salah satu tahap terpenting dari kursus itu sendiri. • Awal kursus meletakkan fondasi yang ikut menentukan jalannya kursus selanjutnya. • Awal kursus harus meneguhkan kepada para peserta bahwa kursus yang mereka ikuti benar-benar akan memberikan apa yang mereka harapkan serta menyingkirkan semua rasa takut atau keragu-raguan. • Sejak awal kursus pertanyaan atau masalah penting yang diajukan peserta sudah harus dapat dijawab dengan baik, tepat dan meyakinkan.
Berapa lama? Awal kursus harus menyediakan waktu yang cukup untuk menangani masalahmasalah yang tadi di sebut dengan baik. Untuk itu, pada umumnya dibutuhkan waktu sekitar satu jam, mungkin lebih. Upayakan agar kursus berlangsung tidak terlalu lama, tidak menghabiskan waktu kerja sehari penuh. Kalau memungkinkan, upayakan agar kursus yang Anda berikan diikuti oleh peserta-peserta yang sudah saling mengenal dengan baik.
Bagaimana dengan pendaftaran? Awal kursus hendaknya tidak dicampuradukkan dengan pengisian formulir pendaftaran dan urusan administrasi pendaftaran karena hal ini akan membingungkan dan mengurangi motivasi peserta.
12
Pendaftaran peserta dan segala tetek bengek administrasinya hendaknya dilakukan sebelum kursus dimulai atau pada saat kursus sudah berjalan beberapa waktu lamanya.
Bagaimana dengan upacara pembukaan? Upacara pembukaan dapat dilakukan sebelum kursus dimulai karena alasanalasan politis atau budaya. Upacara pembukaan dapat meningkatkan motivasi peserta karena memberi kesan bahwa kursus yang akan mereka ikuti adalah penting. Namun, upacara pembukaan juga dapat menjadi beban yang membuat peserta enggan ikut kursus karena mereka jadi takut gagal atau merasa dipaksa untuk berprestasi seperti yang diharapkan selama mengikuti kursus. Biasanya upacara pembukaan hanya perlu dilakukan untuk kursus pendidikan yang tinggi tingkatannya (misalnya kursus pendidikan serikat pekerja tingkat nasional). Kursus-kursus biasa sebaiknya dimulai dengan suasana yang santai, nyaman dan tidak perlu pakai acara resmi-resmian yang justru malah membuat peserta tegang. Kalau toh upacara pembukaan resmi perlu dilaksanakan, lakukan secara terpisah. Jangan memulai kursus segera setelah upacara pembukaannya selesai dilakukan.
Bagaimana memulai kursus? Berikut ini diberikan beberapa petunjuk: Sebelum kursus dimulai: • Siapkan plat nama tiap-tiap peserta kursus. • Siapkan selebaran atau poster yang menjelaskan tujuan dan program kursus. • Upayakan penataan ruangan yang sesuai dan nyaman (lihat bab berikutnya). Memulai kursus: • Awali kursus dengan mengucapkan selamat datang kepada peserta. Uraikan dengan singkat nama dan tujuan kursus yang diberikan serta alasan mengapa kursus itu penting bagi mereka. Tunjukkan sikap ramah dan jangan memberi kesan kaku atau resmi. • Mintalah setiap peserta untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan: - nama - nama serikat pekerja di mana ia menjadi anggotanya - jabatan atau jenis pekerjaan - pengalaman mengikuti kegiatan serikat pekerja - pengalaman dengan pokok bahasan kursus yang diikuti - apa yang diharapkan dari kursus ini dan apa tujuan yang ingin dicapai dengan mengikuti kursus ini (Buat mereka mengerti bahwa mereka diharapkan memberikan penjelasan singkat, bukan menceritakan riwayat hidup secara panjang lebar. Simak petunjuk berikutnya mengenai berbagai cara untuk memperkenalkan diri.)
13
• •
• •
pada saat masing-masing peserta memperkenalkan diri, buat catatan mengenai latar belakang pengalaman yang mereka miliki dan tujuan mereka mengikuti kursus yang Anda berikan. Sekarang uraikan tujuan kursus yang Anda berikan, sebisa mungkin dengan menyebutkan sebanyak mungkin persamaannya dengan tujuan yang diinginkan masing-masing peserta, yang tadi baru mereka sebutkan. Sebutkan hubungan antara tujuan kursus dengan tujuan yang diinginkan peserta kursus dengan menyebutkan nama peserta yang tadi mengatakannya. Bila ada peserta kursus yang menyebutkan tujuan yang berada di luar lingkup tujuan kursus, katakan dan jelaskan mengapa demikian. Tanyakan apakah setiap peserta sudah benar-benar mengerti dan jelas mengenai tujuan kursus yang Anda berikan. Berikan penjelasan mengenai program, jadwal dan metode kursus yang Anda berikan. Tanyakan apakah mereka sudah benar-benar memahami penjelasan Anda. Lanjutkan dengan menguraikan hal-hal yang bersifat administratif.
Bagaimana saya membuat awal yang tepat? Cara Anda memperkenalkan diri dan membawa diri pada awal kursus ikut menentukan jalannya kursus selanjutnya. Bersikaplah santai, biasa saja. Hindari suasana resmi dan kesan menggurui atau memberi pidato. Berikan dorongan agar peserta aktif bertanya dan memberikan komentar atau pendapat mereka atas pelajaran yang Anda berikan. Peserta yang kurang percaya diri biasanya tidak berani langsung mengutarakan apa yang ingin mereka katakan tetapi mengambil sikap menunggu. Namun, semakin lama menunggu, mereka biasanya justru menjadi semakin tegang dan semakin sulit mengucapkan apa yang ingin mereka katakan. Pastikan bahwa setiap peserta ingat nama Anda. Langsung saja saling menyapa dengan menggunakan nama depan. Sapa peserta dengan menyebutkan namanya dan kaitkan dengan komentar atau pendapat yang dikatakannya. Misalnya, “Seperti yang tadi dikatakan Amat, hal ini ternyata … ,” atau “Ingat apa yang tadi telah disinggung Sri?” Anda harus terus berlatih mengingat nama-nama peserta. Plat nama yang ada di meja tiap peserta atau tanda pengenal yang disematkan di dada tiap peserta akan sangat membantu. Meski begitu, usahakan agar Anda hafal di luar kepala nama-nama semua peserta sampai Anda dapat memanggil nama mereka dengan lancar.
Cara apa yang dapat saya gunakan agar peserta kursus saling memperkenalkan diri? Cara-cara yang umum, antara lain, adalah: • peserta diminta memperkenalkan diri satu per satu dengan menyebutkan informasi terpenting saja seperti nama, nama serikat pekerja, dan lain-lain yang telah dijelaskan sebelumnya dalam petunjuk memulai kursus. Gambar atau kartu bergambar dapat
14
•
•
digunakan untuk memperjelas keterangan. Cara ini paling baik dilakukan kalau waktu yang ada terbatas. Kalau waktu yang tersedia cukup banyak, peserta kursus dapat dibagi menjadi pasangan-pasangan. Tiap pasangan, yang terdiri dari dua orang, misalnya A dan B, saling mewawancarai. Lalu A memperkenalkan B di depan kelas begitu pula sebaliknya B memperkenalkan A di depan kelas. Hal ini selain membantu mencairkan suasana yang kaku dan tegang, juga memungkinkan digalinya lebih banyak informasi mengenai masing-masing peserta kursus. Kalau peserta kursus jumlahnya cukup banyak, bagi ke dalam kelompok-kelompok. Anggota masing-masing kelompok harus saling memperkenalkan diri atau bertanya tentang identitas masing-masing. Lalu setiap kelompok memilih juru bicara masingmasing, yang akan maju ke depan dan memperkenalkan kelompoknya.
Apabila Anda melatih calon-calon pendidik, pastikan bahwa Anda mendiskusikan dengan mereka bagaimana cara terbaik untuk memulai kursus. Pikirkan apa yang dibutuhkan peserta kursus dan pemimpin kursus sejak awal kursus:
Apa yang dibutuhkan peserta kursus? Peserta kursus perlu informasi mengenai: • Tujuan kursus. • Program kursus. • Metode dan materi kursus. • Peserta lain. • Siapa pemimpin kursus dan pembicara. • Jadwal kursus (jam berapa kursus dimulai, kapan istirahat, kapan dilanjutkan kembali, jam berapa kursus selesai). • Pengaturan-pengaturan yang menyangkut kebutuhan praktis seperti di mana letak toilet, ke mana kalau mau minum/ makan, transportasi apa yang ada untuk pulang atau pergi ke tempat kursus dan lain-lain. Peserta perlu merasa • Diberi sambutan atas kedatangannya dan keikutsertaannya dalam kursus • diberi motivasi dan merasa antusias serta yakin dapat mengikuti kursus dengan baik Pemimpin kursus atau koordinator kursus perlu informasi mengenai: • peserta – nama-nama mereka • serikat-serikat pekerja yang mengirim mereka • kota tempat peserta bekerja atau tinggal • pekerjaan masing-masing peserta • apa yang diharapkan atau diinginkan peserta dari kursus tersebut • tingkat pengalaman masing-masing peserta • bagaimana sikap peserta ketika mengikuti kursus – positif atau sulit diajak bekerja sama?
15
Pemimpin kursus atau koordinator perlu menjelaskan: • tujuan kursus • program kursus • pengaturan-pengaturan Pemimpin kursus atau koordinator kursus perlu memberikan motivasi • agar peserta memiliki harapan yang positif • agar kursus dapat terlaksana dengan baik seperti yang diharapkan
16
BAB 5 Menyiapkan Ruangan Kursus
Merencanakan dan mempersiapkan ruangan yang dipakai untuk kursus harus menjadi bagian dari persiapan kursus. Pendidikan serikat pekerja dapat berlangsung di mana saja, dan beberapa pembahasan dapat dilakukan di luar ruangan, bahkan di bawah pohon. Pedoman berikut ini akan membantu Anda membuat perencanaan yang lebih baik dengan sumber-sumber daya yang ada.
Tata letak ruang dan demokrasi Pendekatan yang kita gunakan untuk pendidikan menitikberatkan demokrasi dan kerjasama. Implikasi pendekatan ini antara lain: • Tata letak ruang hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta dapat dengan mudah melihat dan dilihat oleh peserta lain serta berbicara dengan peserta lain • pemimpin kursus hendaknya membaur dengan peserta dan tidak membuat jarak dengan peserta. Hindari tata letak ruang kelas tradisional yang mempunyai ciri-ciri berikut: • Bangku diatur berderet-deret sehingga setiap orang menghadap ke depan/ papan tulis. • Ada semacam “mimbar” tempat pendidik memberikan “kuliah” sehingga kesannya pendidik memiliki tingkat yang lebih tinggi daripada peserta. • Ada “meja guru” yang terpisah dari meja peserta. Ada beberapa kemungkinan untuk mengatur tata letak ruang, antara lain: • Tempat duduk peserta diatur menurut format “pertemuan” yang bentuknya seperti bentuk tapal kuda (lihat diagram A). • Tempat duduk peserta diatur berbentuk “meja bundar” (lihat diagram B). • Peserta duduk melingkari meja-meja kelompok (lihat diagram C). • Meja pertemuan dikombinasikan dengan tempat kerja kelompok (lihat diagram D). Kalau ruangan jadi penuh sesak, pindahkan beberapa kelompok ke ruangan lain sehingga tiap kelompok dapat bekerja dengan leluasa.
17
Meja dan kursi Peserta diharapkan aktif mengerjakan apa yang diajarkan, tidak cuma mendengarkan, sehingga bilamana mungkin peserta harus mampu bekerja di meja masing-masing. Karena itu sebaiknya disediakan sejumlah meja berukuran kecil daripada satu meja berukuran besar. Dengan meja-meja berukuran kecil, Anda dapat dengan mudah mengubah tata letak ruangan, misalnya untuk kerja kelompok atau untuk merundingkan simulasi peran (role play). Peserta akan mampu berkonsentrasi lebih baik kalau mereka merasa nyaman. Karena itu upayakan agar tersedia cukup banyak kursi sehingga setiap peserta mendapatkan satu kursi untuk duduk.
Papan tulis dan poster Papan tulis dan poster diperlukan agar hal-hal penting yang dibahas dapat ditulis dan dilihat semua peserta kursus. Papan tulis atau poster hendaknya ditaruh di tempat yang dapat dilihat oleh semua peserta kursus.
18
Poster memiliki keuntungan berikut: • masing-masing kelompok peserta dapat menyiapkan laporan mereka sendiri-sendiri. • Poster dapat disimpan dan dikeluarkan untuk dibaca lagi. • Poster yang telah ditulisi atau diberi gambar grafik dapat dibawa pulang oleh peserta untuk ditunjukkan kepada rekan-rekan serikat pekerja mereka di kantor. Poster yang sudah ditulisi dengan pendapat dan usulan peserta dari pertemuan-pertemuan terdahulu dapat dipamerkan pada dinding di sekeliling ruangan. Hal ini dapat membantu peserta mengingat-ingat kembali atau mengulang pembahasan yang telah dilakukan. Dengan memamerkan kertas-poster itu, peserta merasa bahwa hasil jerih payah mereka diperhatikan. Upayakan agar poster-poster itu dapat digantung di dinding tanpa merusak dinding tersebut.
Spanduk Ada kursus-kursus yang menggunakan spanduk besar bertuliskan nama dan tanggal kursus. Penggunaan spanduk menunjukkan bahwa kursus ini penting, dan juga untuk mempromosikan kursus ini serta menarik perhatian media. Namun pembuatan spanduk memerlukan biaya dan untuk pendidikan yang bersifat lokal, spanduk seperti itu agaknya tidak perlu.
Kertas dan pena Alat-alat kantor seperti kertas dan pena diperlukan untuk kursus. • Setiap peserta harus punya pena dan kertas untuk menulis. Map atau folder untuk menyimpan materi kursus akan sangat membantu tetapi tidak mutlak harus ada. • Setiap peserta harus diberi plat nama yang bertuliskan nama peserta dan nama organisasi yang diwakilinya. Hal ini perlu untuk membantu setiap peserta mengenali nama rekan-rekannya dengan cepat. Plat nama tidak harus mahal. Anda dapat membuatnya sendiri dengan menggunakan amplop yang dilipat. Dalam plat nama itu tulis juga nama panggilan yang dipakai dalam diksusi informal. • Upayakan untuk mendapatkan kertas poster atau kertas-kertas berukuran besar dalam jumlah yang cukup untuk digambari diagram. • Spidol besar diperlukan untuk menulis di atas poster. Spidol besar itu kalau bisa berwarna-warni. Baguslah kalau bisa ada lima spidol dengan lima warna yang berbeda. Jangan lupa untuk segera menutup spidol setelah dipakai supaya tidak cepat kering. Kalau tidak ada spidol, bisa digunakan arang. • Usahakan untuk menempel kertas-poster yang sudah digambari diagram pada dinding tetapi tanpa merusak dinding itu. • Sebisa mungkin, masing-masing peserta hendaknya diberi fotokopi materi pelajaran yang digunakan selama kursus.
19
Bersiaplah Pastikan bahwa tata letak ruangan sudah teratur rapi sesuai keinginan Anda sebelum kursus dimulai, supaya Anda dapat memulai kursus dengan baik. Jangan percaya begitu saja bahwa ruangan sudah tertata sesuai kehendak Anda. Sebelum kursus dimulai, usahakan untuk melihat sendiri ruangan kursus dan bila ada hal-hal yang tidak mengena, hendaknya segera disesuaikan. Misalnya, bangku-bangku di atur berderetan seperti di teater, atau AC di ruangan itu bunyinya berisik sekali.
KEGIATAN KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN MEMULAI KURSUS
TUJUAN Membantu kita: • Mempertimbangkan bagaimana memulai kursus secara efektif • Memperbaiki cara-cara memulai kursus di masa yang akan datang TUGAS Buat kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompok Anda: A) Buat daftar berisi informasi dan pokok-pokok pikiran yang diperlukan peserta untuk memulai kursus B) Buat daftar berisi hal-hal yang harus dilakukan pimpinan kursus pada awal dimulainya kursus C) Beri contoh-contoh kursus yang pernah Anda ikuti, baik yang dimulai dengan baik maupun yang diawali dengan buruk D) Buat usulan-usulan mengenai berbagai cara yang berbeda-beda untuk memulai kursus.
20
BAB 6 Usahakan Mencapai Tujuan
Mengapa Kita Melakukan Hal ini? Jangan melakukan persiapan apa pun atau mengawali suatu pertemuan kursus kalau Anda tidak dapat menjawab pertanyaan di atas. Pendidikan serikat pekerja harus mendapatkan hasil yang benar-benar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan serikat pekerja diberikan bukan supaya pesertanya bisa bersantai ria atau supaya pesertanya memperoleh lebih banyak informasi yang bagus-bagus. Ingat, pendidikan serikat pekerja harus memberikan hasil nyata yang dapat dinilai seusai kursus.
• •
Tujuan yang kita tetapkan menentukan pemilihan topik, kelompok sasaran, metode yang digunakan dan informasi yang diberikan. Setiap kursus, pertemuan atau kegiatan yang berkaitan dengan kursus itu harus mempunyai pernyataan tertulis mengenai tujuan yang akan dicapai.
Apa faedahnya mengikuti kursus? Banyak pendidikan menjadi tidak efektif karena tujuannya kabur atau tidak dimengerti dan diterima oleh para pesertanya. Akibatnya, pembahasan yang diberikan tidak terfokus atau bahkan tidak relevan. Peserta lalu merasa bahwa pelajaran yang diberikan sepertinya mengambang serba tidak menentu sehingga motivasi belajar mereka berkurang. • •
Penetapan tujuan yang jelas akan membantu Anda memberikan motivasi kepada peserta, dan hal ini juga akan membantu peserta mengerti maksud dan tujuan kursus yang diikutinya. Tujuan hendaknya dijelaskan kepada peserta, dan dibicarakan dengan mereka. Dalam banyak hal, tujuan kursus dapat diperluas atau diubah untuk menampung pokokpokok pikiran yang diajukan peserta.
21
•
Tujuan haruslah dinyatakan secara tertulis maupun lisan seperti ketika Anda mengatakan kepada peserta, “Pertemuan kita kali ini akan membantu Anda memahami bagaimana melakukan …”
Tujuan siapa? Usahakan untuk menelaah titik pandang yang digunakan dalam menetapkan tujuan kursus. Dengan kata lain, usahakan untuk memahami, tujuan siapa sebenarnya tujuan kursus itu? Dalam banyak pendidikan tradisional, tujuan kursus adalah juga tujuan sang guru karena tujuan itu ditetapkan oleh sang guru dari titik pandangnya sendiri. Dalam pendidikan serikat pekerja, • tujuan hendaknya dibuat berdasarkan kebutuhan serikat pekerja dan kebutuhan peserta kursus. • Tujuan inilah yang seharusnya digunakan oleh pendidik serikat pekerja untuk memulai kursus, bukan tujuan pribadinya sendiri.
Kursus siapa ini? Tujuan dan demokrasi Kita dapat memperkokoh demokrasi dalam pendidikan serikat pekerja dengan mendiskusikan dan mengembangkan tujuan yang akan dicapai bersama dengan peserta kursus. Pada awal kursus, pendidik hendaknya menanyai para peserta apa yang ingin mereka peroleh dari kursus ini. Dengan cara ini, pendidik menunjukkan bahwa kursus ini adalah juga milik peserta. Hal ini dapat dilakukan dengan menanyai peserta sewaktu mereka masing-masing diminta untuk memperkenalkan diri dengan menanyakan apa yang ingin mereka peroleh dari kursus ini. Pada kursus-kursus yang lama jangka waktunya, dapat diorganisir kegiatan kelompok untuk menelaah dan memperjelas tujuan kursus. Tujuan yang telah disiapkan pendidik dapat diubah atau diperluas dengan beberapa tambahan yang diusulkan peserta. Tujuan mengenai apa? Ada empat tipe tujuan yang dapat diidentifikasi dalam pendidikan serikat pekerja.
22
Tujuan mengenai sikap Contoh: “Pertemuan kita kali ini akan membantu Anda menghargai pentingnya persatuan dan kesatuan serikat pekerja.” “Kursus ini akan membuat Anda memiliki rasa percaya diri untuk menjadi seorang pembicara dalam suatu pertemuan atau rapat.” “Kursus ini akan memberikan semangat dan motivasi kepada Anda untuk merekrut lebih banyak pekerja untuk menjadi anggota serikat pekerja.” Pendidikan serikat pekerja perlu mengarahkan pendapat dan perasaan peserta sehingga mereka dapat melihat dunia ini dengan cara tertentu berdasarkan solidaritas kemanusiaan, tanpa prasangka dan diskriminasi. Pengembangan motivasi dan antusiasme merupakan salah satu dasar “tujuan sikap” yang hendaknya diberikan dalam sebagian besar pendidikan serikat pekerja. Tujuan mengenai pengetahuan, informasi dan pemahaman Contoh: “Kursus ini akan memberikan pengetahuan kepada Anda mengenai undangundang/ ketentuan hukum soal pengurangan karyawan dan pemutusan hubungan kerja. “Kursus ini akan membantu Anda mengerti kesepakatan kerja bersama yang baru.” Banyak metode pendidikan tradisional yang menekankan pentingnya “tujuan pengetahuan” dan karena itu mengharuskan guru/ tenaga pengajar menghabiskan banyak waktu untuk membagikan informasi. Pengetahuan dan informasi itu memang penting. Tetapi keduanya itu hanyalah sebagian dari proses pendidikan serikat pekerja. Yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan rasa percaya diri, motivasi dan ketrampilan kepada peserta untuk menggunakan informasi itu supaya mereka dapat memperbaiki posisi anggota serikat pekerja dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pekerja. Sebagian besar pertemuan kursus memberikan beberapa “tujuan pengetahuan” seperti itu tetapi sebaiknya hal ini dapat dikombinasikan dengan tipe-tipe tujuan lainnya. Tujuan mengenai ketrampilan Contoh: “Pertemuan kita kali ini membantu Anda berbicara dalam rapat.” “Kursus ini akan membantu Anda merencanakan suatu kampanye serikat pekerja.” “Pertemuan kita kali ini akan mengasah ketrampilan Anda dalam menulis surat.”
23
“Ketrampilan” dapat berarti kemampuan untuk melakukan hal-hal praktis seperti misalnya menulis surat, berbicara kepada atasan, melakukan perundingan dan berbicara dalam suatu rapat atau pertemuan. Ketrampilan-ketrampilan seperti itu merupakan bagian yang sangat penting dalam pendidikan serikat pekerja. Metode pendidikan serikat pekerja yang kita gunakan haruslah dirancang untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan yang relevan. Dalam beberapa hal, pengembangan ketrampilam merupakan satu-satunya titik suatu kegiatan seperti latihan berbicara di depan umum. Namun, dalam pendidikan serikat pekerja, kita dapat mengkombinasikan ketrampilan mengajar dengan penyediaan informasi dan pengembangan sikap. Misalnya: • mengkombinasikan mata pelajaran mengenai pemutusan hubungan kerja dengan simulasi peran yang mengharuskan peserta mewawancarai seorang anggota serikat pekerja yang tertimpa masalah. • Mendengarkan dan menyelidiki keluhan-keluhan yang ada di tempat kerja, lalu meminta peserta untuk membuat rancangan surat pengaduan yang ditujukan kepada manajemen. Pendidik serikat pekerja yang berpengalaman memahami nilai suatu pendekatan yang mengintegrasikan pengembangan ketrampilan dan aspek-aspek lain pendidikan serikat pekerja. Aturan yang baik adalah: • seluruh tujuan kursus hendaknya meliputi tujuan yang berkaitan dengan pengembangan ketrampilan. • Sebagian besar pertemuan kursus dan kegiatan kursus hendaknya mempunyai tujuan yang mengupayakan pengembangan ketrampilan yang relevan, misalnya dari “ketrampilan membaca dokumen-dokumen hukum” sampai “ketrampilan merencanakan suatu strategi tindakan.” Tujuan mengenai tindakan Contoh: “Membantu Anda membuat rencana dan mengambil tindakan untuk merekrut lebih banyak pekerja menjadi anggota serikat pekerja.” “Membantu Anda menyiapkan dan melakukan survei kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja Anda.” Pendidikan serikat pekerja harus memberikan motivasi dan bekal kepada peserta untuk melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pekerja di tempat kerja, dalam serikat pekerja dan dalam masyarakat. Dengan demikian, semua kursus dan beberapa pertemuan kursus hendaknya mencakup tujuan-tujuan yang berkaitan dengan upaya-upaya tindak lanjut yang dapat dipraktekkan peserta seusai kursus. Salah satu teknik pendidikan serikat pekerja yang efektif adalah meminta pekerja untuk membangun korelasi yang kuat antara apa yang mereka pelajari dalam kelompok studi mereka dengan apa yang terjadi atau mereka alami di tempat kerja masing-masing. Tindakan yang telah dipersiapkan dalam kursus dapat dilaporkan ke panitia serikat pekerja untuk kemudian dilaksanakan di tempat kerja.
24
Apakah kita mencapai tujuan yang ingin kita raih? Tujuan dan Evaluasi Pendidik serikat pekerja perlu memantau efektif tidaknya apa yang telah mereka lakukan. Salah satu pertanyaan penting yang perlu untuk mengevaluasi diri sendiri adalah, “Apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai?” Pertanyaan ini hanya dapat dijawab dengan baik bila tujuan yang ditetapkan • jelas, nyata dan spesifik • menjelaskan sasaran-sasaran nyata yang dapat diukur. Misalnya: “melakukan identifikasi seluruh masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang dijumpai di tempat Anda bekerja.” “merekrut lima pekerja untuk menjadi anggota baru serikat pekerja.” “membantu Anda mendirikan komite wanita di suatu cabang serikat pekerja.” Kalau tujuan-tujuan yang ditetapkan jelas, spesifik dan dapat diukur seperti dinyatakan dalam kalimat-kalimat di atas, tentunya tidak akan sulit untuk mengecek apakah tujuan yang kita tetapkan sudah tercapai atau belum.
Tujuan – beberapa contoh Tanggung-jawab Anda sebagai perwakilan pekerja Tujuan Untuk membantu Anda: • • •
Mengetahui tanggung-jawab sebagai perwakilan pekerja Melihat bagaimana Anda mengemban tanggun-jawab tersebut Membuat catatan yang lebih baik
Sistem pembayaran Tujuan Untuk membantu Anda: • •
Menjadi jelas tentang bagaimana pembayaran dan pemotongan dapat berjalan Mengembangkan keterampilan bekerja dengan angka
25
Wanita dan pekerjaan Tujuan Untuk membantu Anda: • •
Menemukan masalah apalagi yang dihadapi wanita di tempat kerja Mengidentifikasi/mengetahui tindakan utama yang harus dilakukan
Dalama contoh yang diberikan di atas TUJUAN meliputi apa yang dapat dipelajari oleh peserta dan bagaimana pembahasan tersebut akan membantu mereka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
26
BAB 7 Menyiapkan Pembicaraan
Sebagai seorang pendidik, seringkali Anda akan diminta untuk memberikan pidato/ ceramah singkat dan presentasi bagi peserta kursus. Bab ini membantu Anda mempersiapkan dan menyajikan hal-hal tersebut.
Singkat tapi padat Menyajikan informasi hanyalah sebagian dari pendidikan serikat pekerja. Peserta kursus belum tentu suka, atau terbiasa, duduk diam berjam-jam mendengarkan “kuliah” Anda. Kemampuan peserta menyerap informasi akan menurun dengan cepat hanya dalam waktu lima atau sepuluh menit setelah mendengarkan Anda berbicara. Karena itu, upayakan agar Anda berbicara sesingkat mungkin.
Perjelas apa yang Anda kemukakan dengan membagi-bagikan lembaran berisi penjelasan tertulis dari apa yang tadi telah Anda terangkan, dengan alat bantu visual pada saat Anda memberi penjelasan (misalnya overhead projector) atau dengan membentuk kelompok kegiatan. Usahakan menjelaskan suatu topik bahasan dalam waktu sekitar 10 menit atau kurang dari itu, kalau bisa.
Miliki tujuan yang jelas Sebelum Anda mempersiapkan segala sesuatunya untuk memulai kursus, pastikan bahwa Anda memahami dengan jelas: • untuk apa kursus itu diadakan • mengapa kursus itu penting • apa hasil dari kursus itu
27
Berikan penjelasan mengenai tujuan kursus ketika Anda memperkenalkan diri dan memberikan kata pengantar di depan kelas, misalnya dengan menekankan bahwa “apa yang akan Anda peroleh dari kursus ini adalah…”
Ketahui dengan baik siapa peserta kursus Anda Di benak Anda hendaknya terbentuk gambaran yang jelas mengenai siapa yang menjadi peserta kursus yang Anda berikan. Kalau Anda sedang berkunjung ke suatu tempat untuk menjadi pembicara tamu pada sebuah kursus, pastikan bahwa Anda mendapatkan informasi berikut: • pengalaman dan tanggung jawab para peserta kursus di serikat pekerja tempat mereka menjadi anggota • tingkat pendidikan dan kemampuan baca tulis peserta secara umum • masalah-masalah yang dihadapi peserta, minat peserta dan hal-hal yang dikuatirkan peserta • kursus-kursus lain yang sebelumnya pernah diikuti peserta • apakah peserta kursus lebih banyak prianya atau wanitanya • apakah masih ada pertemuan-pertemuan lain dan topik-topik bahasan lain yang masih merupakan bagian dari program kursus tersebut. Dalam benak Anda, usahakan untuk “berbicara secara langsung” kepada peserta ketika Anda mempersiapkan materi ceramah. Bayangkan seperti apa rupa mereka dan bagaimana kira-kira reaksi mereka terhadap Anda.
Kuasai materi pelajaran yang akan Anda berikan Pastikan bahwa Anda menguasai dengan baik aspek-aspek utama dari materi pelajaran yang akan Anda berikan. Usahakan untuk menggali lebih banyak kalau dapat. Tanya kepada rekan sekerja dan cari informasi tambahan di buku-buku dan dokumendokumen. Tetapi ingat, untuk menjadi seorang pendidik serikat pekerja, Anda tidak harus menjadi seorang ahli yang sempurna. Kemampuan untuk menerangkan pokok-pokok permasalahan dengan gamblang dan jelas jauh lebih penting daripada pengetahuan yang mendalam mengenai pokok permasalahan sampai rincian yang sekecil-kecilnya. Beberapa pendidik kadang-kadang terlalu pandai untuk dirinya sendiri dan pikirannya terlalu penuh dengan berbagai ilmu dan informasi sehingga mereka tidak sanggup memilah topik bahasan mana yang sesuai dengan kebutuhan peserta kursus.
Pelajari kerangka program kursus secara keseluruhan Pelajaran atau kursus yang Anda berikan mungkin hanya merupakan satu mata rantai dari serangkaian kursus yang harus diikuti peserta. Karena itu, sebelum memberikan pelajaran, cek dulu kerangka kursus yang dijadwalkan untuk diikuti peserta secara keseluruhan. Cek apa yang sebelumnya telah diperoleh peserta kursus dan jangan ulangi halhal yang sudah diajarkan kepada mereka. 28
Tambahkan daging pada tulang Pikirkan bagaimana caranya agar pembicaraan Anda tidak membosankan tetapi menjadi hidup bagi peserta yang mendengarkannya. Pastikan bahwa Anda punya banyak contoh dan ilustrasi yang dapat digunakan untuk memperjelas keterangan yang Anda berikan. Lelucon dan humor dapat digunakan untuk lebih menghidupkan suasana, asal jangan berlebihan. Jangan menceritakan lelucon yang dapat menyinggung perasaan.
Siapkan catatan pembicaraan
untuk
membantu
Anda
ketika
memberikan
Siapkan catatan sebagai penuntun ketika Anda berbicara. Beberapa hal penting yang berkaitan dengan catatan tersebut antara lain: • tulis atau ketik catatan itu dengan huruf yang besar-besar sehingga memudahkan Anda membacanya. • Jangan mengetik apa yang akan Anda bicarakan kata per kata. Ceramah yang diberikan dengan membaca materi ceramah yang telah dipersiapkan terlebih dahulu biasanya membuat ceramah itu menjadi datar-datar saja dan bahkan membosankan. Tulis saja hal-hal pokok atau inti dari apa yang akan Anda bicarakan sekedar untuk mengingatkan, lalu kembangkan sendiri ceramah yang Anda berikan. • Pertimbangkan untuk menggunakan catatan yang ditulis pada kartu seukuran kartu pos. Catatan seperti mudah disimpan dan dibawa-bawa sehingga praktis untuk digunakan sewaktu Anda memberikan ceramah.
Persiapkan beberapa helai lembar pelajaran untuk dibagi-bagikan dan alat bantu visual Buatlah ringkasan materi pelajaran dalam beberapa lembar kertas untuk difotokopi dan dibagi-bagikan kepada peserta. Gunakan juga kertas-poster, gambar-gambar slide dan overhead projector untuk memperjelas keterangan atau pokok bahasan yang Anda berikan. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah: • gunakan kata-kata kunci, bukan kalimat yang panjang-panjang • tulis dengan huruf besar-besar pada poster dan overhead • gunakan warna yang berbeda untuk menjelaskan perbedaan yang ada atau untuk memberikan tekanan • gunakan gambar-gambar dan diagram • upayakan menyajikan materi sesederhana dan sejelas mungkin.
Persiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk diskusi Pelajaran/ ceramah yang diberikan tak akan lengkap kalau tidak diikuti diskusi dan pertanyaan. Kalau pembicaraan Anda mampu memotivasi peserta, mereka akan mengajukan pertanyaan atau memberikan pendapat/ komentar. Hendaknya Anda juga menyiapkan kegiatan singkat dengan pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan, atau studi kasus, berdasarkan keterangan yang Anda berikan.
29
Diskusi penting digunakan untuk kerja kelompok supaya peserta dapat menggunakan dan memikirkan keterangan yang telah mereka peroleh. Dalam diskusi kerja kelompok Anda akan mendapatkan kesempatan untuk: • mengecek apakah pesan yang Anda sampaikan telah dimengerti dan diterima dengan baik oleh peserta • memperbaiki ide-ide yang keliru • mempertajam pokok-pokok bahasan • belajar dan mengumpulkan informasi tambahan dari peserta
Menyajikan pembicaraan Usahakan agar kehadiran Anda mampu menciptakan suasana yang santai dan tidak resmi. Berbicaralah secara langsung kepada peserta. Pastikan bahwa peserta dapat melihat Anda. Arahkan pandangan Anda secara langsung kepada peserta, bukan kepada catatan Anda atau pada papan tulis. Hindari membaca catatan kata demi kata. Gunakan kalimat-kalimat yang sederhana, kata-kata yang sederhana disertai contoh dan ilustrasi yang banyak. Jangan berbicara terlalu cepat. Hendaknya ada jeda sejenak sebelum beralih ke topik bahasan lain. Perhatikan bahasa tubuh Anda. Ketika mengajar, Anda dapat melakukan gerakangerakan seperti menggoyangkan lengan atau memukul meja untuk memberikan penekanan, asal hal ini jangan dilakukan secara berlebihan. Selain itu Anda harus hatihati agar Anda jangan sampai secara tidak sadar melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak sepantasnya Anda lakukan di kelas seperti menggaruk-garuk kepala karena hal ini dapat mengganggu konsentrasi peserta. Tidak ada salahnya kalau Anda bersedia diinterupsi dengan pertanyaan ketika sedang memberikan penjelasan. Hal ini justru akan mendorong peserta menjadi lebih aktif dan mengakrabkan hubungan Anda dengan peserta. Dari awal kursus beritahukan kepada peserta bahwa mereka dapat langsung bertanya pada saat Anda sedang memberikan penjelasan. Selama memberikan ceramah, Anda harus memutuskan apakah Anda akan berdiri atau duduk. Hal ini tergantung pada tipe kursus yang diberikan dan juga tergantung pada apakah pertemuan itu bersifat resmi. Kalau Anda merasa masih kurang berpengalaman, sebaiknya Anda duduk.
Seusai pembicaraan Dengarkan apa yang dikatakan peserta dan usahakan untuk mendapatkan penilaian apakah pembicaraan Anda: • sesuai untuk tingkat pendidikan dan pengetahuan peserta • dimengerti oleh peserta • dapat memotivasi peserta untuk mengambil tindakan
30
Catatlah contoh-contoh dan ide-ide yang diberikan peserta dan bersiaplah untuk belajar dari dan mengoreksi kesalahan yang mungkin telah Anda lakukan selama memberikan ceramah.
Singkat! Jelas! Memberikan semangat!
KEGIATAN KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN MENPERSIAPKAN DAN MENYAJIKAN SUATU TEMU WICARA (SESSION)
TUJUAN Membantu kita: • Merencanakan dan mempersiapkan suatu temu wicara singkat pendidikan serikat pekerja • Mempraktekkan ketrampilan yang diperlukan untuk menyajikan suatu temu wicara TUGAS Anda diminta bekerja berpasangan dengan seorang peserta lainnya untuk mempersiapkan dan menyajikan suatu session (temu wicara). 1) Rundingkan dengan pasangan Anda dan capai kata sepakat dengannya mengenai topik apa yang akan dibahas, kelompok sasaran dan tujuan temu wicara tersebut. 2) Tentukan topik-topik bahasan dan pokok-pokok pikiran yang akan Anda kemukakan dalam temu wicara tersebut. 3) Persiapkan kata pengantar singkat untuk mengawali temu wicara tersebut. 4) Susun suatu tugas sederhana yang dapat digunakan oleh kelompok-kelompok kecil yang sedang membahas topik temu wicara. 5) Pikirkan cara terbaik untuk menyajikan dan mengelola suatu temu wicara, dan bagaimana Anda berbagi tugas berikut: • memperkenalkan peserta kursus • menjelaskan tujuan dan tugas kerja kelompok kecil • memantau kerja kelompok • menilai laporan dan diskusi • menyimpulkan hal-hal/ poin-poin penting • membuat ikhtisar dan mengambil kesimpulan
31
BAB 8 Alat-alat Bantu Visual
Pendahuluan Penggunaan alat bantu visual dapat secara drastis meningkatkan kualitas belajar. Bila digunakan bersama saluran-saluran komunikasi atau kegiatan lainnya, alat-alat bantu visual dapat meningkatkan daya ingat peserta dalam menyerap hal-hal yang dijelaskan. Perencanaan dan penyiapan alat-alat bantu visual cukup memakan waktu dan membutuhkan imajinasi serta kreativitas. Sebagai pelatih, Anda harus mampu memilih pokok-pokok bahasan yang ingin Anda visualisasikan. Anda juga harus mampu mengevaluasi efektif tidaknya dan tepat tidaknya alat-alat bantu visual yang akan Anda gunakan dalam pelajaran Anda.
Alat-alat bantu visual dapat digunakan untuk: 1. Menjelaskan rangkaian fakta-fakta dan kesimpulan yang dapat diambil dari rangkaian fakta-fakta itu. 2. Menjelaskan hal-hal yang perlu digarisbawahi. 3. Menarik perhatian peserta karena adanya warna-warna atau alat-alat yang tidak biasa. 4. Menjelaskan proses-proses yang rumit. 5. Memperkenalkan obyek dan konsep yang baru dan belum dikenal. 6. Menunjukkan hubungan yang ada antara fakta dan obyek. Berikut ini dijelaskan beberapa teknik, perlengkapan dan metode yang berkaitan dengan penggunaan alat-alat visual secara efektif. • • • • •
Overhead projector (OHP) Lembar pelajaran untuk dibagi-bagikan (handouts) Papan tulis (berwarna hitam atau putih) Kertas peraga bolak-balik (flipchart/ turnover chart) Poster
32
33
BAB 9 Lembar Pelajaran untuk Dibagibagikan
Lembar pelajaran untuk dibagi-bagikan ke peserta kursus berisi materi kursus dalam bentuk tertulis yang biasanya merupakah hasil fotokopi atau hasil cetakan komputer. Lembaran seperti itu sangat berguna untuk memberikan informasi tambahan, penjelasan-penjelasan tambahan, ikhtisar pelajaran atau keterangan rinci mengenai suatu pokok bahasan. Lembar fotokopian yang dibagi-bagikan ke peserta kursus dapat disimpan untuk jangka waktu lama sehingga peserta kursus dapat kapan saja membolak-balik lembaran itu, mengingat kembali/ mempelajari ulang hal-hal penting yang didapatnya dari kursus tersebut untuk memastikan bahwa ia benar-benar memahami apa yang telah diajarkan. Pada saat membuat lembaran untuk dibagi-bagikan kepada siswa, perhatikan halhal berikut: 1. Pertimbangkan seluruh aspek pelatihan termasuk tujuan, tingkat kecakapan peserta dan jenis-jenis kegiatan peserta yang diinginkan. 2. Lembaran itu hendaknya berisi keterangan yang dirumuskan dengan singkat tapi jelas dan padat. Gunakan kalimat/ bahasa yang sesuai dengan tingkat intelektual peserta. 3. Jangan membuat lembaran yang terlalu panjang isinya. Isi lembaran hendaknya mencerminkan bagian-bagian yang terpenting saja. 4. Lembaran dapat disisipi fotokopi materi OHP.
Mesin Fotokopi Mesin fotokopi dapat menghasilkan alat bantu visual yang menarik dan lembaranlembaran pelajaran untuk dibagi-bagikan kepada peserta. Sayangnya, mesin fotokopi jarang sekali dimanfaatkan semaksimal mungkin. Padahal, dengan mesin fotokopi Anda dapat membuat tampilan yang menarik dengan menggunakan berbagai jenis teks, gambar dan ilustrasi atau guntingan-guntingan dari majalah dan barang cetakan lainnya, menggabungkannya sedemikian rupa lalu memfotokopinya.
34
Misalnya, gambar kartun terkenal yang lucu dapat dipotong, diberi teks baru yang diplesetkan, disusun dengan tata letak yang mencolok mata lalu difotokopi untuk dibagibagikan ke peserta kursus. Selain itu, maksimalkan juga penggunaan mesin-mesin fotokopi dengan kemampuan memperkecil atau memperbesar naskah dan ilustrasi sehingga hasilnya lebih menarik. Belajar menggunakan mesin fotokopi itu menyenangkan. Tetapi kalau Anda tidak tahu bagaimana caranya memanfaatkan mesin fotokopi semaksimal mungkin, cobacobalah sendiri atau tanya kepada operator mesin fotokopi itu.
35
BAB 10 Papan Tulis
Papan tulis (hitam maupun putih) merupakan alat bantu visual yang biasanya selalu tersedia di setiap kelas. Harganya pun tidak mahal.
Menggunakan Papan Tulis 1. Sebelum menggunakan papan tulis, terlebih dahulu rencanakan bagaimana ruang bidang papan tulis itu akan Anda isi dengan tulisan atau gambar diagram. 2. Tulis dengan huruf besar atau huruf cetak. Jangan sekali-kali menulis dengan tulisan tangan yang mungkin sulit dibaca orang lain. Pastikan bahwa apa yang Anda tulis di papan tulis dapat dilihat dengan jelas oleh peserta yang tempat duduknya paling jauh dari papan tulis itu. 3. Tuliskan kata-kata kunci saja, jangan kalimat lengkap. 4. Jangan menulis di papan tulis sambil berbicara kepada papan tulis itu. Berhentilah berbicara pada saat Anda mulai menulis di papan tulis dan lanjutkan kembali pembicaraan Anda setelah Anda selesai menulis. Kalau bisa, Anda dapat mencoba menulis di papan tulis sambil berbicara kepada peserta dari samping (dengan menengokkan kepala ke samping sehingga wajah Anda menghadap peserta tetapi mata Anda ke papan tulis). 5. Gunakan lingkaran dan tanda panah untuk menunjukkan adanya gerakan. 6. Pahami simbol-simbol, singkatan-singkatan atau akronim yang berlaku secara universal atau lokal, dan biasakan diri Anda untuk menggunakan simbol-simbol itu
36
ketika menulis di papan tulis. Misalnya, kalau yang Anda maksud adalah “serikat pekerja,” Anda cukup menulis “SP.” Atau, tulis saja “ILO” daripada repot-repot menulis “International Labour Organization” atau Organisasi Perburuhan Internasional. 7. Gunakan gambar kotak, empat persegi panjang atau bujur sangkar untuk memberi tekanan pada poin-poin penting yang Anda jelaskan. 8. Bersihkan papan tulis kalau Anda sudah tidak memerlukannya lagi atau kalau Anda sudah selesai memberikan pelajaran. 9. Kalau Anda memakai papan tulis putih (whiteboard), pastikan bahwa Anda memakai spidol “whiteboard marker” yang tintanya dapat dengan mudah dihapus setelah digunakan untuk menulis.
37
BAB 11 Flipchart / Turnover Chart (kertas peraga bolak-balik)
Flipchart terdiri dari lembaran-lembaran kertas berukuran sama yang disusun bertumpuk, diletakkan secara vertikal di atas sebilah papan dan dijepit jadi satu di bagian atasnya dan disangga oleh kerangka papan tersebut dalam posisi berdiri di depan kelas.
Lembaran-lembaran kertas itu biasanya digunakan untuk menulis dan menggambar diagram atau bagan (bahasa Inggrisnya: chart) yang akan dipresentasikan atau dibahas oleh peserta kursus. Kalau diagram yang tertera pada selembar kertas sudah selesai dibahas, lembaran kertas itu dibalik ke belakang (flip) sehingga tampak lembaran berikut yang ada di bawahnya.
Flipchart sangat berguna karena: 1. Diagram, bagan atau ilustrasi yang akan dijelaskan dapat disiapkan sebelumnya, lalu dijepit pada flipchart untuk dibahas. 2. Saat memberikan penjelasan, ilustrasi yang ada pada lembaran kertas flipchart dapat ditutup sebagian (dengan menekuk kertas) atau ditutup seluruhnya dan dapat dibiarkan terbuka lagi sesuai kehendak pemakai. 3. Untuk kembali ke diagram/ ilustrasi yang sebelumnya sudah dibahas, lembaran kertas yang ada gambar diagram/ ilustrasi tersebut dapat dibalik kembali ke depan. 4. Flipchart tahan lama, awet dan dapat digunakan berulang-ulang kali.
38
Menggunakan flipchart 1. Sebelum mulai membuat diagram atau ilustrasi di atas kertas flipchart, siapkan dulu garis besar topik bahasan, rencana dan isi pelajaran yang akan Anda berikan. 2. Uraikan pelajaran yang akan Anda berikan atas beberapa langkah. Untuk setiap langkah, pilih hal-hal penting yang perlu divisualisasikan. 3. Buat dulu rancangan atau sketsa gambar diagram atau ilustrasi yang Anda inginkan di atas sehelai kertas lain. Kalau sudah tak ada lagi yang harus diperbaiki, barulah gambar itu dipindahkan ke kertas flipchart. 4. Buang keterangan-keterangan yang tidak perlu. Kertas flipchart hendaknya hanya berisi pokok-pokok pikiran atau topik bahasan yang penting-penting saja. 5. Atur gambar dan atau diagram atau naskah sedemikian rupa sehingga tidak tercampur aduk dengan gambar atau diagram yang lain. 6. Untuk menunjukkan adanya gerakan, gunakan tanda panah atau tanda lingkaran. 7. Gunakan warna untuk menggarisbawahi hal-hal yang penting, untuk memperjelas perbedaan dan menunjukkan kategori yang berbeda. 8. Jangan menulis lebih daripada 12 (duabelas) baris dalam satu lembar kertas flipchart. Kalau menulis, selalu gunakan huruf besar.
39
BAB 12 Poster
Penggunaan poster dapat memicu diskusi emosional dan intelektual di kalangan peserta kursus. Poster dapat digunakan sebagai pengantar untuk mengawali suatu pertemuan atau sebagai penyela yang memberi efek penyegar ketika pelajaran sedang diberikan. Poster ada bermacam-macam. Ada poster yang dibuat sendiri oleh serikat pekerja tempat Anda menjadi anggota, ada pula yang dibuat oleh federasi serikat pekerja atau oleh organisasi serikat pekerja internasional. Poster-poster itu biasanya dirancang untuk ditujukan kepada kelompok sasaran yang spesifik atau untuk menarik perhatian orang pada suatu masalah tertentu. Anda dapat memakai poster-poster ini sebagai alat bantu dalam memberikan pelajaran. Anda pun dapat membuat poster sendiri. Caranya adalah sebagai berikut: 1. Pertama-tama pikirkan ide atau pokok masalah apa yang ingin Anda tuangkan dalam poster. 2. Kemudian, pikirkan jenis-jenis gambar atau karikatur dan teks yang cocok untuk pokok masalah yang ingin Anda sampaikan melalui poster. 3. Tulis isi poster di atas papan tulis atau kertas. 4. Untuk menulisi atau melukisi poster, gunakan spidol atau tinta warna. Gunakan spidol besar untuk menulis dan mengarsir huruf yang besar-besar pada poster. 5. Gunakan warna-warna untuk menekankan perbedaan yang ada. 6. Jangan memadati poster dengan berbagai macam topik bahasan. Satu poster hendaknya hanya berisi satu topik bahasan. 7. Sebelum menulisi poster, buat dulu konsepnya di selembar kertas lain. 8. Pada saat Anda mulai menggambari dan menulisi poster, gunakan pensil terlebih dahulu, sehingga kalau keliru bisa dihapus. Setelah itu barulah gunakan spidol untuk memberikan sentuhan akhir. 9. Ingatlah bahwa gambar dan tulisan yang ada di poster yang Anda buat itu harus dapat dilihat dengan jelas oleh peserta yang duduk di barisan paling belakang ruang kelas.
Penggunaan poster secara efektif Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, poster dapat digunakan sebagai pengantar untuk memulai suatu pelajaran, sebagai penyela ketika suatu pelajaran atau
40
topik sedang dibahas untuk mempertegas atau memperjelas keterangan yang diberikan, atau untuk mengecek apakah peserta memahami penjelasan yang Anda berikan. Pada saat Anda menggunakan poster sebagai pengantar untuk memulai pelajaran yang akan Anda berikan, Anda dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka kepada peserta dan membiarkan mereka bereaksi dengan memberikan aneka ragam jawaban. Misalnya, “Apa yang Anda lihat dalam poster ini? Pesan apa yang Anda dapatkan dari poster ini? Bagaimana perasaan Anda ketika melihat poster ini?” “Kegiatan apa yang ditunjukkan oleh poster ini?” Setelah itu, lanjutkan dengan memberikan pelajaran. Poster cukup efektif sebagai alat untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Kalau Anda sedang merencanakan suatu pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh masyarakat atau rapat umum yang dihadiri seluruh anggota serikat pekerja, Anda dapat menggunakan poster sebagai “pemanasan” sebelum pertemuan atau rapat itu dimulai.
41
BAB 13 Overhead Projector dan Lembaran Plastik Transparan
OHP dengan lembaran plastik transparan merupakan alat bantu teknis yang sangat berguna. OHP relatif tidak sulit digunakan dan dapat diproyeksikan ke permukaan datar yang sebaiknya berwarna putih. Penggunaan OHP sangat efektif untuk menjelaskan masalah-masalah yang rumit. Dengan OHP, topik-topik bahasan yang kalau dijelaskan dengan mulut memakan waktu lama, dapat dijelaskan dengan lebih cepat.
Menggunakan OHP Kalau menggunakan OHP, ingatlah hal-hal berikut: 1. Pastikan bahwa OHP telah diletakkan di tempat yang tepat di depan kelas dan telah difokuskan dengan tepat pada layar. 2. Uji coba dulu lembaran plastik transparan sebelum mulai dengan suatu topik bahasan untuk memastikan bahwa teks yang ada di lembaran itu tidak terlalu kecil sehingga sulit dibaca atau terbalik. 3. Jangan berdiri di depan OHP yang sedang Anda gunakan. Atur posisi Anda berdiri sehingga Anda tidak menghalangi peserta untuk melihat apa yang diproyeksikan di layar. OHP memungkinkan Anda melihat peserta sambil menjelaskan rincian yang terpampang pada layar. 4. Untuk menunjuk pada bagian yang sedang Anda jelaskan, gunakan sebuah pointer (atau obyek berujung runcing seperti bolpoin atau pensil) pada lembaran plastik, bukan pada layar. 5. Matikan OHP kalau tidak sedang digunakan. Hal ini memperpanjang usia bola lampu OHP dan juga berguna untuk menghindari terpecahnya perhatian peserta ketika Anda berbicara. 6. Jangan menggeser atau memutar OHP yang lampunya sedang menyala atau panas karena hal ini dapat merusak bola lampu OHP tersebut. 7. Sebelum memakai OHP, pastikan bahwa OHP itu berfungsi dengan baik. Sebagian besar model OHP dilengkapi dengan bola lampu cadangan di dalamnya atau dengan “cahaya dua posisi.” 8. Ada baiknya dipikirkan alternatif pengganti OHP kalau lampu mati atau OHP itu ternyata rusak. Lembaran plastik transparan dapat difotokopi dan digunakan sebagai lembaran pelajaran untuk dibagi-bagikan.
42
Penggunaan lembar plastik transparan secara efektif Lembar plastik transparan merupakan alat bantu pelatihan yang banyak gunanya. Anda cuma perlu sedikit kreativitas untuk membuat lembar transparan yang menarik. Ada dua jenis spidol untuk menulis di atas lembaran transparan yang ada di pasar saat ini. Warnanya ada bermacam-macam. Spidol jenis pertama tintanya dapat dihapus dengan air. Jadi Anda dapat menggunakan lap basah atau kertas basah untuk menghapus tinta spidol jenis ini. Tetapi Anda hendaknya hati-hati kalau menghapus karena tinta jenis ini mudah membuat kotor hal-hal yang ada di sekelilingnya. Spidol jenis pertama ini sangat praktis digunakan kalau teks atau gambar yang Anda buat pada lembar transparan itu cuma digunakan sekali saja. Tetapi kalau Anda akan menggunakan gambar atau teks dalam lembar transparan itu berulang-ulang kali, sebaiknya Anda memakai spidol asetat yang tintanya bersifat permanen (tak dapat dihapus dengan air) walaupun sebenarnya tinta spidol jenis ini masih dapat dihapus dengan cairan tertentu. Pena atau spidol jenis lain juga dapat digunakan untuk membuat gambar atau tulisan di atas lembar transparan.
Menulis/ Membuat Gambar di atas Lembar Transparan Kalau Anda menulis di atas lembar transparan, pastikan bahwa teks yang Anda tulis tidak lebih dari delapan kata per baris dan jumlah barisnya tidak lebih dari duabelas. Huruf-huruf yang Anda tulis hendaknya tidak terlalu kecil. Perhatikan juga jarak antar baris (jangan terlalu rapat atau berdempetan) dan atur posisi baris secara keseluruhan. Selalu gunakan huruf cetak, jangan menulis dengan tulisan tangan. Gunakan warna dengan tujuan tertentu sebagai alat bantu untuk membuat struktur gambar atau tulisan. Artinya, warna hendaknya digunakan untuk membedakan langkah yang satu dari langkah yang lain atau urutan yang satu dari urutan yang lain, atau untuk menekankan hal-hal yang penting dalam bahasan Anda, bukan untuk membuat lembar transparan kelihatan cantik. Gunakan lembar transparan untuk menyajikan gambar, ilustrasi, simbol-simbol atau grafik yang jelas dan dapat dengan mudah dimengerti.
Buat fotokopi di atas lembar transparan Kalau Anda merasa perlu menyalin ilustrasi atau teks, Anda tidak perlu menyalinnya dengan tangan, tetapi dapat memfotokopi ilustrasi atau teks tersebut di atas lembar plastik transparan. Peringatan: Untuk memfotokopi di atas lembar plastik transparan, pastikan bahwa lembar transparan itu tahan panas karena kalau tidak bisa merusak mesin fotokopi.
43
Prosedur memfotokopi di atas lembar plastik transparan pada dasarnya sama saja dengan memfotokopi di atas kertas biasa. Kalau diinginkan, hasil fotokopi di atas lembar transparan itu dapat diberi warna dengan spidol.
44
BAB 14 Gunakan Kelompok-kelompok Kecil
Mengapa kelompok-kelompok kerja berukuran kecil merupakan bagian yang amat penting dari pendidikan serikat pekerja yang efektif? Bagaimana agar kelompokkelompok kecil ini dapat berfungsi seefektif mungkin?
Mengapa harus kelompok kecil? Dalam pendidikan serikat pekerja kita mengajar orang dewasa yang mempunyai pengalaman kerja praktis, pendapat, ide dan informasi yang dapat disumbangkan untuk kepentingan bersama. Mereka mungkin bahkan lebih berpengalaman dalam menangani masalah-masalah yang dibahas di kelas daripada sang pendidik itu sendiri. Namun banyak dari mereka yang kurang punya rasa percaya diri kalau ada di kelas, apalagi kalau mereka kurang mampu membaca atau menulis dengan baik. Kelompok kecil membantu peserta kursus belajar dari pengalaman masing-masing. Pekerja lebih banyak belajar dari tugas-tugas yang harus mereka kerjakan seharihari dan dari diskusi dan bertukar pengalaman dengan sesama rekan mereka daripada duduk berjam-jam mendengarkan ceramah. Kelompok kecil memungkinkan Anda memberikan masukan dan keterangan yang singkat, serta memberikan tugas-tugas yang harus dipraktekkan peserta untuk memastikan bahwa peserta kursus benar-benar mengerti apa yang diajarkan dan dapat mengambil tindakan berdasarkan pelajaran yang telah mereka peroleh. Serikat pekerja bersifat demokratis dan ada karena partisipasi pesertanya. Karena itu, pendidikan serikat pekerja hendaknya juga memegang teguh prinsip yang sama. Teknik mengajar dengan membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil memaksimumkan umpan balik dan partisipasi peserta. Sebagai pendidik, Anda sebaiknya menggunakan cara ini karena dengan cara ini Anda mendapatkan umpan balik dan evaluasi selagi kursus masih berjalan. Dengan cara ini Anda tahu apakah peserta kursus mengerti apa yang Anda ajarkan dan apakah mereka termotivasi oleh cara Anda mengajar. Pendidikan serikat pekerja harus mampu memotivasi pekerja untuk mengambil tindakan nyata dalam serikat pekerja tempat mereka menjadi anggota, atau mempraktekkan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan itu.
45
Teknik mengajar dengan membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil dapat memberikan ketrampilan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan oleh peserta kursus untuk aktif berpartisipasi dalam dan melaksanakan tugas-tugas keserikatpekerjaan.
Berapa banyak anggota yang sebaiknya ada dalam sebuah kelompok kecil? Pertanyaan mengenai berapa banyak anggota yang sebaiknya dimiliki sebuah kelompok kecil telah bertahuntahun diperdebatkan oleh para pendidik. Sebagian besar pendidik setuju bahwa suatu kelompok kecil sebaiknya memiliki anggota antara tiga hingga tujuh orang. Kalau kurang dari itu, motivasi peserta kelompok tidak mustahil akan berkurang atau mereka menjadi kurang mampu mengembangkan ide. Sebaliknya, kalau lebih dari jumlah yang disarankan itu, beberapa peserta dapat mengalami kesulitan untuk ikut berpartisipasi dalam kelompok tersebut.
Berapa banyak kelompok kecil yang sebaiknya ada dalam satu kelas? Dalam banyak hal, tiga hingga tujuh kelompok adalah jumlah yang ideal. Satu kelas yang terbagi atas lebih dari enam kelompok kecil biasanya sulit ditangani, dan kelompokkelompok yang terlalu banyak jumlahnya itu tidak akan punya cukup waktu untuk membuat laporan yang baik di depan kelas. Artinya, agar seluruh peserta kursus dapat aktif berperan serta, jumlah peserta hendaknya berkisar antara 10 hingga 20 orang, dengan jumlah maksimum 25 orang.
Bagaimana saya harus memulai suatu kegiatan kelompok kecil? Perhatikan petunjuk-petunjuk berikut: • Miliki pokok atau topik bahasan yang terdefinisi dengan jelas dan serangkaian tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut. • Tulis tujuan kegiatan dengan jelas, secara langsung dari titik pandang peserta. Contoh: “Kegiatan ini akan membantu Anda melakukan …”
46
• • •
•
• •
• • •
Persiapkan tugas yang jelas untuk setiap kegiatan kelompok kecil. Berikan tugas tersebut secara tertulis. Buat tugas itu sepraktis dan sesederhana mungkin. Pastikan bahwa tugas itu jelas kaitannya dengan tujuan kegiatan. Pikirkan baik-baik komposisi setiap kelompok. Pastikan bahwa tiap-tiap kelompok terdiri dari anggota-anggota dengan tingkat pengalaman dan rasa percaya diri yang berbeda-beda. Buat variasi kelompok yang cukup sering. Pastikan bahwa tata letak ruang kelas sesuai untuk kerja kelompok kecil. Apakah setiap kelompok dapat duduk dengan nyaman mengitari sebuah meja untuk berdiskusi? Apakah susunan meja kursi yang ada di kelas perlu diatur lagi? Apakah ada ruangan sebelah yang dapat dipakai untuk kegiatan kelompok? Berikan instruksi yang sangat jelas sebelumnya mengenai: a. Tujuan dan tugas kegiatan. Selalu gunakan lembaran kertas atau diagram untuk dibagi-bagikan ke peserta guna membantu Anda menjelaskan tujuan dan tugas kegiatan. b. Siapa saja yang ada di tiap kelompok. Setiap kelompok sebaiknya diberi nomor: Kelompok Satu, Kelompok Dua dan seterusnya. c. Waktu yang tersedia bagi setiap kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Berikan waktu yang cukup. d. Dari tiap kelompok, pilih seseorang untuk mencatat hasil kegiatan kelompok dan maju ke depan untuk memberi laporan. e. Tentukan di mana tiap-tiap kelompok akan melakukan kegiatannya. Kalau ada kelompok yang mengerjakan kegiatannya di ruangan lain atau di luar kelas, pastikan bahwa Anda tahu tempatnya. f. Jelaskan dokumen-dokumen apa saja yang dapat mereka pakai untuk kegiatan kelompok. Tunjukkan dokumen-dokumen tersebut kepada mereka dan jelaskan. g. Jelaskan bagaimana mereka harus membuat laporan, misalnya laporan dalam bentuk kata-kata yang dinyatakan secara tertulis atau laporan dalam bentuk poster. Tanyakan kepada pemimpin kursus apakah masih ada hal-hal yang belum jelas. Biarkan masing-masing kelompok untuk memilih siapa yang akan menjadi ketua kelompok dan siapa yang akan memberikan laporan di depan kelas. Pastikan bahwa tugas yang diberikan dibagi-bagi ke semua anggota di kelompok masing-masing; anggota yang kurang percaya diri hendaknya diberi tugas secara bergiliran untuk melaporkan hasil kegiatan kelompoknya. Cek apakah instruksi yang diberikan telah benar-benar dimengerti. Tanyakan, “Apakah semuanya sudah jelas?” Setelah membagikan tugas ke tiap kelompok, berikan waktu sejenak kepada setiap kelompok untuk mencerna apa yang tadi telah dijelaskan, lalu tanyakan sekali lagi apakah mereka semua sudah benar-benar memahami tugas yang diberikan. Selesai memberikan tugas jangan pergi begitu saja tetapi tetaplah di kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan dukungan dan menanyakan kalau-kalau mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau ada hal-hal yang perlu penjelasan lebih lanjut. Amati bagaimana masing-masing kelompok bekerja dan bersiaplah untuk memberi bantuan kalau diminta. Kalau tidak diminta, jangan ikut mencampuri kegiatan kelompok.
47
•
Mintalah tiap kelompok agar mereka selesai pada waktu yang bersamaan. Kalau perlu, rundingkan dengan masing-masing kelompok agar waktunya dapat divariasi.
Siapa yang menentukan kelompok-kelompok kecil? Biasanya pemimpin kursus-lah yang menentukan. Kalau peserta disuruh memilih anggota kelompoknya masing-masing, mereka pasti akan memilih teman-temannya sendiri atau orang yang sudah mereka kenal. Padahal salah satu tujuan kursus ini adalah agar peserta mampu bekerja sama dan belajar dari orang-orang yang tidak mereka kenal. Masalahnya lain kalau kelompok yang berbeda mengerjakan tugas yang berbeda, dan peserta kursus dapat memilih tugas yang ingin mereka kerjakan.
Bagaimana susunan kelompok sebaiknya? Upayakan agar masing-masing kelompok merupakan campuran dari pesertapeserta dengan latar belakang yang berbeda-beda. Upayakan agar ada keseimbangan antara peserta-peserta: • • • • • • •
Yang berpengalaman dengan yang tidak berpengalaman Yang dominan dengan yang pasif dan diam saja Yang berjenis kelamin wanita dengan yang berjenis kelamin pria Yang berasal dari tempat kerja yang berbeda Yang berasal dari daerah yang berbeda Yang mempunyai pekerjaan yang berbeda Yang berasal dari serikat pekerja yang berbeda
Pengecualiannya: 1) Tugas yang diberikan ada kalanya menuntut setiap kelompok untuk membahas suatu masalah dari titik pandang tempat kerja atau industri yang berbeda. Dalam hal ini Anda dapat membentuk satu kelompok yang semua anggotanya adalah buruh bangunan dan satu kelompok lagi yang semua anggotanya pekerja di sektor publik untuk membahas masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang mereka jumpai. 2) Berhati-hatilah menempatkan orang-orang yang suka mendominasi pembahasan dan cenderung menggurui bersama dengan peserta lain yang tidak berpengalaman dan cenderung diam saja. Agar tidak timpang, masukkan peserta lain yang dapat menetralisir keadaan tersebut. 3) Dari waktu ke waktu, ada baiknya membentuk kelompok yang semua anggotanya wanita. Hal ini akan memberikan rasa percaya diri kepada pekerja wanita dan kesempatan untuk menyatakan pandangan atau pendapat yang berbeda, yang bisa sangat berguna untuk tugas-tugas tertentu. Tetapi usahakan agar pembentukan kelompok wanita ini tidak menimbulkan kesan bahwa pekerja wanita dikelompokkan sendiri secara terpisah karena pekerja wanita dianggap pekerja nomor dua atau tidak mempunyai kemampuan yang setara dengan pekerja laki-laki. Beberapa pekerja wanita kemungkinan juga menolak dimasukkan ke dalam kelompok yang semua
48
anggotanya wanita. Kalau ada pertentangan seperti itu, ajak seluruh peserta untuk bersama-sama bahas keuntungan dan masalah yang timbul dari pendekatan ini.
Seberapa sering saya harus mempertukarkan anggota kelompok yang ada? Maksimalkan kontak yang ada antara peserta yang satu dengan peserta yang lain sehingga setiap peserta mendapatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan peserta lainnya. Artinya, kelompok yang ada harus dipertukarkan komposisi anggotanya secara teratur. • bila tugas yang diberikan menuntut komposisi kelompok yang berbeda (misalnya kelompok kegiatan berdasarkan tempat kerja) • bila ada salah satu atau beberapa kelompok yang tidak bekerja dengan baik atau tidak tersusun dengan baik. • Setidak-tidaknya sekali dalam sehari. Biasakan mempertukarkan anggota kelompok sedini mungkin. Kalau tidak, kelompok yang telah bekerja sama selama beberapa hari dan sudah merasa mantap kemungkinan akan menolak kalau diganti anggotanya.
KEGIATAN MENGGUNAKAN KELOMPOK KECIL DALAM PENDIDIKAN SERIKAT PEKERJA
TUJUAN Membantu Anda: • Menguji pengalaman kerjasama Anda dalam kursus ini • Memikirkan kegunaan dari kerjasama dalam pendidikan serikat pekerja TUGAS • •
Dalam kelompok kecil, susunlah daftar kelemahan dan kelebihan kelompok kecil bagi pendidikan serikat pekerja Pilihlah seorang juru bicara
49
BAB 15 Menangani Laporan dan Diskusi Pendahuluan Salah satu tugas yang paling berat dari seorang pemimpin kursus adalah memastikan bahwa kelompok-kelompok kerja yang ada membuat laporan yang efektif dan agar laporan-laporan itu dapat menghasilkan diskusi yang menarik dan bermanfaat. Diskusi yang baik akan: • melibatkan sebagian besar atau seluruh peserta • mencerminkan pekerjaan dan ide semua kelompok kerja yang ada • menarik dan mengundang orang untuk memberikan komentar/ pendapat • memberikan kesempatan kepada pemimpin kursus untuk memperkenalkan ide baru, dan untuk menggarisbawahi pelajaran-pelajaran terpenting dari diskusi itu • menghasilkan kesimpulan yang jelas, dan, bila dianggap perlu, keputusan untuk mengambil tindakan. Beberapa tugas pendidik dalam proses ini adalah: • memastikan bahwa semua kelompok kerja membuat laporan yang jelas mengenai kesimpulan yang mereka ambil. • Mengidentifikasi dan mempertegas pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam laporan itu. • Mengundang timbulnya perdebatan atau diskusi mengenai laporan tersebut serta memandu jalannya diskusi yang terjadi. • Memperkenalkan informasi dan ide-ide baru. • Mengambil kesimpulan dan menekankan poin-poin kesimpulan yang penting • Memastikan bahwa semua laporan, diskusi dan kesimpulan selesai menurut jadwal waktu yang telah ditentukan. Hal-hal tersebut hendaknya dilakukan tanpa menutup kemungkinan terjadinya diskusi yang terbuka dan demokratis. Caranya? Simak ide-ide berikut.
Mengumpulkan Laporan Kelompok Apa langkah-langkah pertama yang harus dilakukan? Pertama, pastikan bahwa semua kelompok telah kembali ke ruangan dan siap untuk memberikan laporan masing-masing. Kelompok-kelompok tersebut dapat diatur duduk mengelilingi sebuah meja atau mengelilingi meja-meja kelompok yang terpisah menghadap pusat ruangan.
50
Duduk dalam barisan atau deretan tidak memungkinkan peserta melihat wajah peserta lainnya dan pengaturan seperti ini tidak akan menghasilkan diskusi yang baik. Persiapkan papan tulis atau poster yang dapat Anda gunakan untuk menulis poin-poin penting. Bagaimana sebaiknya urutan presentasi laporan kelompok? Pertama-tama ambil laporan yang kuat perumusannya dan usahakan agar laporan itulah yang terakhir dipresentasikan. Anda diharapkan mampu memprediksi kelompok mana kira-kira yang menghasilkan laporan yang kuat perumusannya dengan memantau masingmasing kelompok ketika mereka sedang mengerjakan tugas kelompok. Usahakan agar urutan presentasi kelompok bervariasi, karena ada kemungkinan bahwa kelompok pertama menentukan jalannya presentasi laporan dengan memberikan semua poin-poin penting sehingga ketika tiba giliran kelompok terakhir, hampir tak ada lagi poin baru yang bisa ditambahkan. Apakah laporan harus diberikan sebagai satu kesatuan secara lengkap atau per pokok bahasan? Hal ini tergantung dari tipe topik yang dibahas dalam kegiatan kelompok tersebut. Laporan mengenai suatu studi kasus biasanya diberikan sebagai satu kesatuan secara lengkap. Tetapi kalau kegiatan itu terdiri dari serangkaian topik yang dibahas secara terpisah, laporan dapat diberikan per topik bahasan. Hal ini memungkinkan Anda untuk memberikan fokus pada tiap topik bahasan secara bergiliran dan merotasi kelompok yang membuat laporan pertama (misalnya: Kelompok Satu membahas Topik Pertama, Kelompok Dua membahas Topik Kedua dan seterusnya). Haruskah dilakukan diskusi setiap kali satu laporan selesai dipresentasikan ataukah diskusi sebaiknya baru dilakukan setelah seluruh kelompok memberikan laporannya? Kalau diskusi dilakukan setelah seluruh kelompok memberikan laporannya, kemungkinan akan ada beberapa poin yang terlewatkan atau terlupakan dan peserta bersikap pasif dan menunggu terlalu lama karena harus mendengarkan sampai selesai laporan semua kelompok. Sebaliknya, kalau diskusi dilakukan setiap kali satu kelompok selesai memberikan laporan, kelompok yang mendapat giliran terakhir untuk memberikan laporan kemungkinan tidak mempunyai apa-apa lagi untuk dilaporkan karena semuanya telah dibahas tuntas dalam diskusi-diskusi sebelumnya dan hal ini akan membuat kelompok yang mendapat giliran terakhir menjadi frustasi. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan kompromi, dan kompromi yang terbaik adalah memperbolehkan diskusi kecil yang sifatnya terbatas setiap kali satu laporan selesai dipresentasikan, lalu setelah semua kelompok selesai memberikan laporannya, barulah dilakukan diskusi “besar-besaran.” Untuk melakukan hal ini:
51
• • • •
Tanyakan apakah ada anggota lainnya dalam kelompok yang sama yang ingin memberikan keterangan tambahan selain anggota kelompok tersebut yang telah ditunjuk untuk memberikan laporan di depan kelas. Tanyakan apakah kelompok lain yang mendengarkan presentasi kelompok tersebut mengerti dengan jelas apa yang dipresentasikan atau apakah ada hal-hal yang masih belum jelas. Mintalah kepada kelompok yang sedang mempresentasikan laporannya untuk memberikan conton-contoh atau ilustrasi untuk memperjelas apa yang mereka maksudkan. Ambillah satu atau dua poin dalam laporan tersebut dan ajak peserta untuk melakukan pembahasan seputar hal ini.
Kalau Anda perlu menghentikan diskusi supaya kelompok lain bisa maju dan memberikan laporannya, Anda dapat mengatakan, “Sementara ini diskusi kita cukupkan dulu sampai di sini. Kita akan membahasnya lagi nanti setelah mendengar laporan kelompok selanjutnya.” Kemudian, kalau semua kelompok telah memberikan laporannya, Anda dapat memulai kembali diskusi mengenai poin-poin penting yang tadi telah sempat disinggung. Perlukah saya memakai poster atau papan tulis selama laporan diberikan oleh masing-masing kelompok atau selama diskusi dilakukan? Pada saat perwakilan masing-masing kelompok maju ke depan untuk memberikan laporan, pemimpin kursus dapat mencatat setiap usulan atau hal-hal baru pada saat usulan atau hal-hal baru dikemukakan dalam laporan sehingga ketika semua kelompok selesai memberikan laporannya, catatan itu telah berkembang menjadi sebuah daftar yang berisi semua usulan atau hal-hal penting beserta argumentasinya. Daftar ini nantinya dapat digunakan untuk membuat struktur diskusi selanjutnya. Dalam daftar itu hendaknya hanya ditulis kata-kata kunci sebagai pengingat dari pokokpokok pikiran yang disebutkan, jangan keseluruhan kalimat secara lengkap. Alternatif lain adalah, masing-masing kelompok dapat memberikan laporan dengan memakai poster atau lembar transparan OHP untuk menghasilkan laporan visual. Hal ini merupakan latihan yang baik untuk menyajikan laporan secara ringkas, sekaligus membantu mempertebal rasa percaya diri anggota kelompok yang ditunjuk maju ke depan kelas untuk memberikan laporan. Bagaimana saya dapat mendorong terjadinya diskusi kalau tidak ada yang bertanya atau memberikan tanggapan terhadap laporan yang diberikan? Kalau tak ada yang menanggapi laporan yang diberikan, berarti kursus itu gagal! Sebagai pemimpin kursus, Anda bertugas untuk mengupayakan agar hal ini tidak sampai terjadi. Untuk itu, Anda sebaiknya: • mencari hal-hal yang memicu perbedaan pendapat antar kelompok, lalu ajak kelompok-kelompok yang berbeda pendapat untuk berdebat.
52
•
Perbedaan pendapat selalu merupakan sumber diskusi yang baik dan membuat peserta menjadi tertarik. Tujuan mempertentangkan perbedaan pendapat adalah untuk mengungkapkan perbedaan perspektif atau cara pandang yang ada, bukan untuk memecah belah atau menimbulkan rasa tidak senang antara kelompok yang satu dengan yang lain. Anda pun sebaiknya ikut ambil bagian dalam perdebatan itu untuk membantu tercapainya suatu konsensus atau mencari titik temu. Kalau perbedaan itu tetap saja tidak dapat diselesaikan walaupun sudah berdebat sengit, Anda sebaiknya membuat rangkuman dari perbedaan-perbedaan yang ada, lalu meneruskan pembahasan ke topik yang lain. Jangan cepat-cepat memberikan tanggapan Anda karena hal ini dapat membuat perdebatan yang sedang berlangsung menjadi macet. Tetapi kalau ada yang memberikan pendapat yang jelas-jelas keliru (misalnya mengusulkan sesuatu yang bertentangan dengan kebijakan serikat pekerja), pada akhir perdebatan Anda harus mengatakan bahwa itu salah dan menjelaskan mengapa itu salah.
•
Mintalah peserta untuk memberikan contoh-contoh untuk mengilustrasikan hal-hal penting yang menurut Anda memang penting. “Siapa di antara Anda yang mempunyai masalah X?” atau “Apakah ada di antara kita di sini yang pernah mengalami hal ini?” atau “Apa yang akan Anda lakukan kalau Y terjadi?” Orang biasanya akan langsung bereaksi kalau Anda menanyakan hal-hal yang sifatnya kongkrit karena mereka dapat menjawabnya dari pengalaman mereka sendiri. Sebaliknya, pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terlalu teoritis mungkin malah tidak akan dijawab sama sekali.
•
Kalau ada peserta yang menanyakan sesuatu, jangan langsung dijawab. Ajaklah peserta lain untuk memberikan tanggapan sehingga suasana kelas menjadi hidup. “Apa yang dipikirkan orang lain mengenai hal ini?”
•
Berikan informasi atau keterangan baru yang belum pernah diketahui peserta sebelumnya sehingga memicu peserta untuk berdiskusi.
Bagaimana saya membuat rangkuman? Rangkuman atau kesimpulan dari apa yang tadi telah dibahas amatlah penting karena tanpa rangkuman, peserta akan merasa tidak puas dan tidak termotivasi lagi. Tidaklah cukup untuk sekedar mengakhiri pertemuan kalau waktunya sudah habis. Sebagai pemimpin kursus, Anda bertugas merangkum seluruh pembahasan yang telah dilakukan selama pertemuan itu dengan memberikan kesimpulan yang positif dan meyakinkan. Untuk itu, Anda harus: • mengingatkan peserta pada topik bahasan dan tujuan dari pertemuan tersebut • memberikan komentar mengenai apakah Anda merasa tujuan yang ditetapkan untuk pertemuan itu telah tercapai atau belum, dan kalau telah tercapai apakah telah tercapai seluruhnya atau baru sebagian saja.
53
•
• •
Membuat ikhtisar atau rangkuman dari pokok-pokok pikiran yang tadi telah dibicarakan, masalah-masalah yang telah didiskusikan dan kesimpulan-kesimpulan yang diambil. Sementara Anda membuat rangkuman, ajak peserta untuk mengulang kembali dengan menunjukkan usulan atau pendapat yang tertulis pada kertas flipchart atau pada papan tulis, dan jangan lupa sebutkan nama peserta yang mengemukakan pendapat atau usulan itu. Soroti secara khusus hal-hal yang memerlukan tindakan – yaitu hal-hal yang harus dilakukan oleh peserta sebagai hasil dari diskusi dan keputusan yang diambil dalam kursus ini. Kaitkan apa yang telah dibahas dengan topik-topik bahasan yang akan dibahas dalam pertemuan mendatang dan jelaskan pula bagaimana topik-topik bahasan mendatang akan semakin memperkokoh apa yang telah dipelajari selama ini.
54
BAB 16 Pembicara Tamu
Teknik-teknik pendidikan tradisional terlalu menekankan pentingnya transfer informasi/ pengetahuan kepada peserta melalui pelajaran yang diberikan secara resmi. Tidak jarang suatu program pendidikan menampilkan serangkaian pembicara, yang masing-masing “ahli” dalam mengupas suatu topik permasalahan tertentu. Metode pendidikan yang berpusat pada kebutuhan peserta memberikan penekanan yang lebih besar pada tugas praktek dan pemecahan masalah melalui kerjasama kelompok daripada mendengarkan “kuliah” yang diberikan oleh pembicara ahli.
Meskipun begitu, masukan dari satu atau beberapa pembicara tamu dapat menjadi bagian yang penting dari kursus tersebut. Bab ini memberikan pedoman untuk membantu Anda menggunakan tenaga pembicara tamu secara efektif.
Pilih pembicara yang tepat • • •
Apakah calon pembicara itu menguasai pokok permasalahan yang akan dibahas? Dapatkan calon pembicara itu memaparkan ide-idenya dengan jelas dan mudah dimengerti oleh peserta kursus yang adalah anggota-anggota serikat pekerja? Apakah calon pembicara itu orang-orang lapangan yang nantinya akan banyak berurusan dengan peserta setelah kursus selesai (misalnya, manajer, inspektur perburuhan, pejabat serikat pekerja, wartawan)? Pembicara tamu jenis ini biasanya lebih berguna daripada pembicara tipe akademisi yang banyak mengandalkan teoriteori akademis.
55
• • •
Apakah calon pembicara itu siap mendiskusikan dan mempertahankan ide-idenya? Apakah calon pembicara itu orang yang bersedia mendukung posisi serikat pekerja atau malah melecehkannya? Apakah calon pembicara itu bersedia membantu tanpa menuntut bayaran yang amat tinggi?
Jelaskan terlebih dahulu segala sesuatunya kepada calon pembicara • • • • • •
• •
beritahukan kepadanya berapa banyak peserta yang akan mengikuti kursus itu beritahu juga siapa saja/ tipe orang yang bagaimana yang menjadi peserta jelaskan apa tujuan kursus jelaskan topik apa saja yang akan dibahas dalam kursus tersebut jelaskan kaitan antara topik bahasan yang diharapkan dari calon pembicara itu dengan seluruh topik bahasan yang dirancang untuk program kursus itu secara keseluruhan agar topik bahasan yang akan ia berikan sesuai dengan perencanaan program kursus berapa lama calon pembicara itu diharapkan membahas topik yang akan dibicarakannya di depan kelas? Berapa banyak waktu yang akan ia gunakan untuk mengulas topik bahasan dan berapa banyak waktu yang akan digunakan untuk diskusi? Apakah ada pembicara-pembicara lain? Apa yang akan dibahas oleh pembicarapembicara lain itu? Apa yang akan dilakukan oleh calon pembicara itu untuk memancing peserta kursus melakukan diskusi? Apakah dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta, ataukah dengan membentuk kelompok kegiatan?
Rencanakan kapan pembicara itu akan ditampilkan • • •
•
Jangan mengundang terlalu banyak pembicara tamu. Sebagian besar waktu kursus hendaknya digunakan oleh peserta untuk melakukan kegiatan praktek, bukan hanya untuk mendengarkan “kuliah” saja. Jangan menampilkan pembicara langsung pada awal kursus. Biarkan peserta terbiasa untuk bekerja bersama dulu. Pertimbangkan bagaimana caranya agar pelajaran/ topik yang akan dibahas oleh pembicara tamu itu atau kehadiran tamu itu pas/ sesuai kaitannya dengan program kursus secara keseluruhan dan dengan perkembangan pemahaman peserta secara umum. Pastikan ada cukup waktu untuk melakukan diskusi setelah pembicara itu selesai melaksanakan tugasnya.
Jelaskan terlebih dahulu segala sesuatunya kepada peserta Sebelum pembicara datang, pastikan bahwa peserta mempunyai waktu untuk mempertimbangkan: • apa yang akan dibahas dengan pembicara itu, dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari pembahasan itu
56
• •
apa kira-kira yang akan menjadi titik pandang pembicara dalam memberikan pembahasan hal-hal atau pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sebaiknya ditanyakan oleh peserta sewaktu diskusi
Lakukan evaluasi seusai kursus Seusai kursus, ajak pembicara untuk mengevaluasi hasilnya dan mempertimbangkan apakah tujuan kursus itu sudah tercapai. Sarankan perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan di masa yang akan mendatang. Tanyakan kepada para peserta kesan-kesan mereka terhadap si pembicara dan camkan hal ini baik-baik kalau kelak Anda memutuskan untuk mengundang pembicara tamu lagi.
57
BAB 17 Menciptakan Kaitan antara Kursus Anda dengan Tempat Kerja dan Masyarakat
Awali dari kehidupan sehari-hari Pendidikan serikat pekerja harus bersifat praktis, dan memotivasi pekerja untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memperbaiki kondisi pekerja. Orang dewasa paling baik belajar dengan menganalisa situasi dan pengalaman mereka sendiri. Jadi, situasi sehari-hari di tempat kerja dan di masyarakat merupakan sumber informasi dan bahan pelajaran yang paling efektif. Karena itu, pelajaran yang didapat selama mengikuti kursus atau lokakarya pendidikan serikat pekerja haruslah diterapkan atau diaplikasikan di tempat kerja. Kalau tidak, berarti kursus itu gagal. Bagaimana pendidik dapat menciptakan hubungan yang erat antara pendidikan serikat pekerja dan pekerjaan yang sehari-hari dikerjakan anggota-anggota serikat pekerja di tempat mereka bekerja? Bab ini memberikan ide-ide yang dapat Anda kembangkan sendiri.
Sebelum kursus a) Kirimkan atau berikan kepada calon peserta informasi mengenai kursus yang akan mereka ikuti kira-kira beberapa minggu sebelumnya. Mintalah kepada mereka untuk membahas dengan rekan-rekan dan sesama anggota serikat pekerja di tempat mereka bekerja hal-hal berikut: • Masalah penting apa yang akan mereka kemukakan dalam kursus tersebut? • Apa yang mereka pikirkan tentang tujuan dan program kursus? • Bagaimana kursus itu dapat membantu pekerja yang mempunyai masalah? • Bagaimana peserta sebaiknya memberikan laporan kepada serikat pekerja masingmasing mengenai kursus yang mereka ikuti itu? b) Mintalah kepada peserta untuk membawa dokumen-dokumen dan contoh-contoh: • perjanjian atau kesepakatan kerja • peraturan dan instruksi yang ditetapkan pengusaha • informasi mengenai perusahaan tempat mereka bekerja c) Mintalah kepada peserta untuk mengisi formulir survei mengenai perusahaan tempat mereka bekerja. Formulir survei itu menanyakan:
58
• • •
pola-pola keanggotaan serikat pekerja dan berapa banyak pekerja di perusahaan tersebut yang tidak menjadi anggota serikat pekerja masalah-masalah dan keluhan-keluhan yang ada di perusahaan itu tujuan mereka mengikuti kursus ini
Pada awal kursus a) Ketika peserta datang pada hari pertama kursus, informasi yang terkumpul dari hasil survei di atas dapat dimasukkan menjadi bahan diskusi dalam tujuan dan program kursus, dan dapat digunakan untuk membuat profil keanggotaan serikat pekerja di perusahaan tempat mereka bekerja serta masalah-masalah yang mereka hadapi di tempat kerja masing-masing. b) Buat kegiatan kelompok pada awal kursus di mana peserta dapat saling bertukar informasi mengenai: • organisasi serikat pekerja di tempat mereka bekerja • masalah-masalah utama yang mereka hadapi di tempat kerja • apa yang dirasakan anggota-anggota serikat pekerja dan apa yang mereka inginkan c) Pendidik hendaknya menekankan bahwa kursus itu sebenarnya dimaksudkan untuk seluruh anggota serikat pekerja, bukan hanya untuk peserta yang kebetulan saat ini datang mewakili serikat pekerja di tempat mereka bekerja. Karena itu, tiap peserta memiliki kewajiban untuk memberikan laporan mengenai kursus yang telah mereka ikuti kepada rekan-rekan anggota serikat pekerja di tempat kerja mereka dan menyebarluaskan informasi dan ide-ide yang mereka peroleh dari kursus ini.
Selama Kursus Ada berbagai kemungkinan untuk mengatur pembagian waktu kursus, misalnya dengan jeda (break) antara suatu pertemuan dengan pertemuan berikutnya. Misalnya: kursus yang diselenggarakan tiap akhir pekan, atau kursus yang diberikan sehari dalam setiap minggu.
Untuk kursus jenis apa saja: Upayakan agar kursus yang diberikan berfokus pada masalah-masalah yang dijumpai sehari-hari di tempat kerja. Kalau memungkinkan, gunakan masalah-masalah yang benarbenar terjadi di tempat kerja sebagai bahan untuk studi kasus. Tanyakan kepada peserta apa yang terjadi di tempat mereka bekerja dan bagaimana perasaan anggota-anggota serikat pekerja di tempat mereka bekerja tentang masalah-masalah yang didiskusikan dalam kursus ini. a) Rancang tugas kelompok yang meminta peserta untuk menyarankan strategi-strategi dan rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang didiskusikan. Berikan dorongan kepada peserta untuk membuat rencana-rencana yang realistis dengan memberikan saran-saran kongkrit tentang siapa yang harus mengerjakan strategi/ rencana tindakan itu dan kapan. Katakan kepada peserta bahwa rencana-rencana yang mereka susun di 59
b)
c)
d)
e)
lokakarya ini boleh dibawa pulang dan didiskusikan di tempat mereka bekerja dengan rekan-rekan atau sesama anggota serikat pekerja yang lain. Rancang tugas-tugas yang mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan sesama anggota serikat pekerja, khususnya ketrampilan mewawancara, memberikan laporan dan menyelenggarakan pertemuan. Misalnya, organisir sebuah simulasi peran di mana peserta diminta untuk mewawancarai anggota-anggota serikat pekerja mengenai suatu pengaduan, atau mintalah kepada peserta untuk mempersiapkan dan mempresentasikan laporan singkat kepada anggota-anggota serikat pekerja. Berikan dorongan kepada peserta untuk merancang survei sederhana yang dapat mereka bawa pulang dan gunakan di tempat kerja. Survei itu hendaknya dibuat sangat sederhana, dan dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan pendapat anggota. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hendaknya relevan dengan masalah yang didiskusikan dan diusahakan sesederhana mungkin, seperti: • berapa banyak uang yang Anda perlukan untuk membiayai keluarga Anda minggu ini? • apakah Anda pernah merasa sakit kepala ketika diharuskan bekerja dengan bahan kimia ini? Akhiri kursus dengan meminta kepada tiap peserta untuk membuat suatu rencana tindakan bagi diri mereka masing-masing dan mempersiapkan laporan serta rekomendasi untuk mereka bawa ke tempat kerja mereka dan diserahkan kepada komite serikat pekerja lokal. Ingatkan kepada peserta bahwa mereka tidak dapat memaksa serikat pekerja masing-masing untuk menerapkan begitu saja hasil yang mereka dapatkan dari kursus, dan karena itu, ide-ide yang dibawa peserta dari kursus ini hendaknya didiskusikan lagi dan disepakati bersama dalam struktur serikat pekerja di mana mereka menjadi anggotanya. Mintalah kepada peserta untuk mempersiapkan poster-poster atau selebaran-selebaran untuk mereka bawa kembali ke tempat kerja untuk memotivasi dan memberikan informasi kepada sesama anggota serikat pekerja. Masukan ketrampilan memimpin diskusi dalam program kursus Anda, dan siapkan peserta untuk mendirikan kelompok diskusi sederhana di tempat mereka bekerja untuk mengkaji tema-tema yang telah dibahas dalam kursus ini.
Untuk kursus dengan jeda waktu yang teratur (misalnya, kursus yang diselenggarakan tiap akhir pekan selama dua atau tiga minggu, kursus yang nantinya akan diikuti dengan kursus tindak lanjut atau kursus yang diselenggarakan selama sehari atau semalam per minggu) f) Berikan dorongan kepada peserta untuk memberikan laporan secara teratur kepada rekan-rekan sesama anggota serikat pekerja di tempat mereka bekerja, dan untuk menjalankan program-program diskusi di tempat kerja yang berkaitan dengan kursus yang mereka ikuti. g) Persiapkan survei dan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu pekerja mempersiapkan diskusi-diskusi dalam tahapan berikutnya dari kursus tersebut. Misalnya, kalau Anda sedang membahas masalah kebisingan, tanyakan: • Apakah ada mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan di tempat Anda bekerja?
60
• •
Apakah ada anggota serikat pekerja yang mengeluh soal kebisingan itu? Apakah ada pekerja yang mengeluh karena pendengarannya berkurang, sakit kepala atau merasakan seperti ada suara berdering di telinganya? • Bicaralah kepada pekerja yang telinganya hampir tuli dan tanyakan seperti apa rasanya. • Apa yang dikatakan pihak manajemen ketika pekerja mengeluhkan soal kebisingan? • Apakah Anda mengetahui ketentuan hukum tentang kebisingan di tempat kerja? j) Pilih masalah-masalah tertentu yang dapat dijadikan bahan studi kasus dalam kursus tersebut, dan kaitkan masalah yang sama dengan serangkaian tugas yang dapat dilaksanakan dalam lokakarya dan di tempat kerja, misalnya: • menggali dan meneliti masalah yang ada di tempat kerja • menyiapkan informasi mengenai masalah itu untuk diajukan kepada anggotaanggota serikat pekerja • menulis surat pengaduan kepada manajemen perusahaan atau ke surat pembaca di surat-surat kabar • merencanakan strategi • memberikan laporan kepada komite serikat pekerja • mengadakan perundingan dengan pihak manajemen
61
BAB 18 Merumuskan Kegiatan untuk Kelompok Kecil
Ketika Anda memulai tugas Anda sebagai pendidik serikat pekerja, Anda umumnya menggunakan materi dan program kursus yang telah disiapkan atau disusun oleh orang lain. Tetapi cepat atau lambat, Anda pasti akan merasa perlu untuk merancang sendiri program dan materi kursus yang akan Anda berikan serta merencanakan sendiri kegiatan kelompok bagi peserta kursus Anda. Bab ini memberikan pedoman kepada Anda untuk menyusun kegiatan dan tugas bagi kelompok kecil. Beberapa hal umum yang perlu diingat adalah: • kegiatan kelompok terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: a. tujuan, b. tugas dan c. instruksi untuk memberikan laporan • seluruh kegiatan hendaknya disajikan kepada peserta secara tertulis, bisa dengan lembaran kertas yang dibagi-bagikan, dengan poster atau ditulis pada papan tulis • instruksi untuk tiap-tiap kelompok hendaknya jelas dan padat
Tujuan Setiap kegiatan harus memiliki tujuan yang dirumuskan dengan jelas. Tujuan itu harus menjelaskan apa manfaat yang dapat diperoleh peserta dari kegiatan tersebut. Tujuan itu harus ditulis dengan jelas dan bersifat praktis, serta ditujukan kepada peserta (misalnya, “Untuk membantu Anda menangani masalah-masalah yang dihadapi anggota.”) Tujuan dapat berupa: • Pengetahuan. Contoh: “Membantu Anda mengetahui lebih banyak tentang hukum.” • Sikap atau motivasi. Contoh: “Membantu Anda memahami mengapa serikat pekerja itu penting.” • Ketrampilan/ kiat untuk dipraktekkan. Contoh: “Membantu Anda supaya trampil berbicara atau berpidato di depan umum.” • Tindakan. Contoh: “Membantu Anda mengatasi masalah di tempat kerja.”
62
Kalau Anda memperkenalkan suatu kegiatan, selalu awali kegiatan itu dengan menjelaskan tujuannya. Jangan lupa untuk menjelaskan juga apa manfaat kegiatan itu bagi peserta.
Tugas Setiap kegiatan kelompok kecil mendapat satu tugas atau lebih. Setiap “tugas” yang diberikan merinci pekerjaan yang Anda inginkan agar dilakukan oleh kelompok itu. Beberapa pedoman umum untuk merancang tugas adalah: • buat tugas itu sesederhana mungkin • pastikan bahwa tugas itu dapat selesai dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan • pastikan bahwa tugas yang diberikan berkaitan dengan tujuan kegiatan, dan bahwa tugas itu akan membantu peserta mencapai tujuan • buat variasi jenis tugas. Gunakan jenis-jenis tugas yang berbeda-beda untuk mengembangkan jenis-jenis ketrampilan yang berbeda-beda pula. Tugas yang bervariasi membuat peserta tidak cepat bosan.
Jenis-jenis tugas Anda mempunyai banyak pilihan untuk merencanakan kegiatan kelompok kecil. Pilihlah jenis tugas yang akan Anda berikan kepada peserta untuk dikerjakan. Pilihan itu tergantung pada • Tujuan kegiatan. Misalnya kalau tujuan kegiatan adalah menangani keluhan yang disampaikan pekerja di tempat kerja, tugas yang diberikan dapat berupa perintah untuk menganalisa masalah yang dihadapi pekerja itu serta merencanakan strategi. • Tingkat kemampuan/ pengalaman/ latar belakang pendidikan peserta. Tugas membuat konsep surat pengaduan, misalnya, tidak akan cocok untuk semua kelompok. • Ketrampilan apa yang ingin Anda kembangkan bagi kelompok itu. Misalnya ketrampilan berunding, menangani dokumen hukum, menulis surat, berbicara/ berpidato di depan umum. • Tahapan kursus yang diberikan. Beberapa tugas seperti simulasi peran dalam suatu perundingan sebaiknya diberikan belakangan. Jenis-jenis kegiatan utama untuk tugas pendidikan serikat pekerja dapat dibagi menjadi tujuh kelompok: 1. Meninjau ulang pengalaman/ ide • “Identifikasikan masalah Anda dengan …” • “Buatlah daftar berisi ide-ide tentang …”
63
2. Mengkaji dan memperdebatkan sikap • gunakan pernyataan-pernyataan yang kontroversial • ajukan pertanyaan secara langsung, misalnya, “apakah pekerja harus selalu mentaati perintah yang diberikan?” 3. Studi kasus • studi kasus dapat disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya • studi kasus dapat disusun berdasarkan masalah sesungguhnya yang dihadapi atau dialami oleh anggota 4. Simulasi peran • menangani keluhan/ pengaduan yang disampaikan pekerja – pembicaraan dengan pihak manajemen • wawancara atau diskusi dengan anggota secara perseorangan • perundingan resmi • merekrut pekerja untuk menjadi anggota serikat pekerja • pertemuan serikat pekerja • diskusi yang dilakukan oleh anggota-anggota serikat pekerja yang menjadi pemimpin 5. Menyusun rencana • mengupayakan pemecahan suatu masalah • menyusun suatu strategi serikat pekerja 6. Bekerja dengan dokumen • pertanyaan-pertanyaan yang langsung berhubungan dengan/ menunjuk fakta-fakta yang ada untuk mengetes daya ingat/ pemahaman • meminta peserta untuk membuat rangkuman atau presentasi • cari kaitannya dengan studi kasus, misalnya, “gunakan kesepakatan kerja yang ada dalam menyiapkan pengaduan Anda untuk melakukan perundingan.” 7. Mengembangkan ketrampilan • tugas-tugas yang bersifat praktis seperti menulis surat, mempersiapkan suatu pembicaraan/ pidato. Pelajari contoh-contoh materi pendidikan yang ada dan cobalah mengambil keputusan mengenai bagaimana kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas yang ada di materi pendidikan itu sesuai atau pas dengan daftar yang disajikan di sini. Biasakan untuk membuat variasi jenis-jenis kegiatan yang Anda gunakan untuk memaksimalkan kemungkinankemungkinan yang ada.
64
KEGIATAN BAGAIMANA MERENCANAKAN SEBUAH KURSUS
TUJUAN Membantu Anda: • Meningkatkan ketrampilan merencanakan sebuah sesi kelas TUGAS • •
Bekerjasama dalam kelompok, merencanakan tujuan dari sesi pendidikan penerimaan anggota Untuk diingat, sessi tersebut harus meliputi Tujuan Tugas Perintah pelaporan
65
BAB 19 Studi Kasus dan Simulasi Peran
Studi kasus dan simulasi peran amat berguna bagi pendidikan serikat pekerja. Kedua kegiatan ini merupakan cara yang efektif untuk memastikan bahwa diskusi yang dilakukan bersifat praktis dan relevan karena membahas hal-hal yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Studi Kasus Studi kasus merupakan contoh dari situasi yang sesungguhnya terjadi. Studi kasus digunakan untuk diskusi sekaligus belajar. Studi kasus hendaknya dinyatakan secara tertulis agar peserta kursus mempunyai ide-ide menarik tentang fakta-fakta yang relevan. Studi kasus dapat disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya, atau disusun berdasarkan masalah yang dikemukakan oleh peserta. Kasus-kasus yang “nyata” biasanya amat efektif untuk memotivasi peserta kursus. Dalam studi kasus biasanya hanya dijumpai sedikit masalah dengan peserta-peserta yang berusaha “menciptakan” fakta dan melenceng keluar dari topik bahasan yang didiskusikan. Studi kasus dapat digunakan dalam pendidikan serikat pekerja dengan berbagai cara: • •
sebagai fokus untuk diskusi yang melibatkan seluruh peserta sebagai tugas untuk kegiatan kelompok
Peserta dapat diberi sejumlah tugas yang dikaitkan dengan studi kasus: • untuk menganalisa apa yang menjadi akar masalahnya • untuk menggunakan sumber-sumber referensi yang ada seperti ketentuanketentuan hukum atau kesepakatan kerja yang dikaitkan dengan masalah tersebut • agar peserta merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan • untuk mengkaitkannya dengan hal-hal yang bersifat praktis seperti menulis surat atau membuat konsep suatu resolusi • sebagai basis dari suatu simulasi peran, di mana peserta “memainkan” peran orang-orang yang terlibat dalam masalah itu, misalnya anggota-anggota serikat pekerja, wakil-wakil serikat pekerja atau manajer perusahaan yang mewakil pihak manajemen
Simulasi Peran Ada jenis-jenis situasi tertentu yang dapat disimulasikan, yang berkaitan dengan tugastugas praktis yang perlu dilakukan oleh wakil-wakil serikat pekerja
66
A) Satu lawan satu Hal ini berarti situasi di mana wakil serikat pekerja harus berurusan dengan seseorang yang lain dalam suatu pembicaraan, wawancara atau diskusi. Simulasi peran “satu lawan satu” paling baik dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil, bukan di depan kelas dengan disaksikan oleh seluruh peserta. Beberapa situasi yang dapat disimulasikan dengan simulasi peran “satu lawan satu” adalah • menyelidiki keluhan/ pengaduan dengan mewawancarai anggota yang menyampaikan keluhan/ pengaduan itu • merekrut anggota baru • meyakinkan anggota untuk membayar iuran serikat pekerja • melakukan diskusi dengan atasan B) Rapat-rapat serikat pekerja • rapat eksekutif • rapat cabang • rapat di tingkat perusahaan • pemilihan wakil serikat pekerja C) Negosiasi/ perundingan • pertemuan resmi dengan pihak manajemen • diskusi tidak resmi dengan atasan
Masalah dan pemecahannya Dalam mengorganisir simulasi peran di kelas timbul sejumlah masalah. Masalah-masalah itu antara lain: • Ada peserta-peserta tertentu yang sangat dominan • Kurangnya waktu yang tersedia untuk melakukan analisa pada akhir simulasi peran • Ada peserta yang kelakuannya terlalu berlebihan (overacting) dan tidak wajar (nonreal), misalnya berperan sebagai manajer garis keras yang keterlaluan kerasnya • Ada peserta yang tidak berpartisipasi dan cuma menonton saja • Ada peserta yang terlalu menghayati peran yang mereka mainkan sehingga mereka tidak dapat menanggalkan peran itu walaupun simulasi perannya sudah selesai. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas: • berikan penjelasan singkat tetapi mudah dimengerti mengenai latar belakang dan tugas simulasi peran • pastikan bahwa sebelum simulasi peran dimulai seluruh peserta sudah diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai semua seluk-beluk simulasi peran sampai seluruh peserta benar-benar memahami situasi yang akan dimainkan dan apa yang diharapkan dari mereka • dalam keterangan mengenai latar belakang simulasi peran, berikan keterangan agar peserta tidak memainkan peran yang terlalu ekstrem • pilih dengan seksama orang-orang yang akan diberi peran penting • tetapkan batas waktu yang jelas sebelum simulasi peran dimulai
67
• •
tugaskan beberapa pengamat untuk mengamati, membuat catatan singkat dan melaporkan hasil simulasi peran di depan kelas pendidik hendaknya tidak menginterupsi simulasi yang sedang dimainkan peserta kecuali kalau interupsi itu memang dengan terpaksa sekali harus dilakukan. Berikan catatan kepada peserta bilamana perlu.
Studi kasus dan simulasi peran yang paling efektif biasanya adalah yang dijalankan berdasarkan situasi nyata yang dapat dijumpai sehari-hari. Apalagi kalau kasus itu merupakan kasus yang saat ini sedang dialami oleh salah seorang peserta. Dengan demikian, peserta yang mengalami masalah itu mendapatkan ide dan strategi yang jelas yang dapat membantunya menyelesaikan masalah itu setelah ia kembali ke tempat kerjanya.
68
KEGIATAN KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN SIMULASI KURSUS
TUJUAN Membantu kita: • Memahami dengan jelas unsur-unsur yang terkandung dalam suatu pertemuan kursus (session) pendidikan serikat pekerja. • Membuat daftar hal-hal yang harus dicek (checklist) untuk membimbing peserta kursus dalam merencanakan dan menjalankan kursus sendiri. TUGAS Tugas 1. Organisator/ penyelenggara kursus akan memberikan suatu pelajaran singkat dengan menggunakan salah satu topik kunci yang telah disebutkan dalam kegiatan sebelumnya. Dalam pertemuan ini, sebagian besar peserta akan bertindak sebagai siswa dan tiga di antaranya dipilih menjadi pengamat. Pengamat-pengamat ini diharapkan menonton dengan seksama dan membuat catatan tentang: • Apa yang telah dilakukan dan dikatakan dalam simulasi itu • Berapa lama waktu yang terpakai untuk bagian-bagian yang berbeda dari pertemuan tersebut Tugas 2. Buatlah kelompok-kelompok kecil, dengan seorang pengamat di tiap kelompok. Buatlah sebuah checklist berdasarkan simulasi pertemuan kursus sebagai pedoman bagi para pendidik mengenai “Bagaimana memberikan pelajaran dalam suatu pertemuan kursus.” Gunakan topik-topik berikut: • Membuka suatu pertemuan kursus • Mendirikan kerja kelompok • Memandu kelompok-kelompok kecil pada saat sedang bekerja • Meminta laporan dari masing-masing kelompok dan memandu diskusi • Membuat ikhtisar dan menutup pertemuan tersebut
69
BAB 20 Menyeleksi dan Melatih Pendidik Serikat Pekerja
Pendahuluan Untuk memiliki sistem pendidikan serikat pekerja yang baik dan permanen, Anda perlu memiliki sebuah tim pendidik yang terlatih yang mampu bertindak sebagai penyelenggara kursus sekaligus sebagai pengajar. Untuk membentuk tim seperti itu, Anda harus: • • •
memilih orang-orang yang tepat melatih mereka dengan sebaik-baiknya memberikan dukungan kepada mereka serta sarana untuk bekerja
Bab ini membahas bagaimana menyeleksi, melatih dan mengorganisir para pendidik serikat pekerja.
Memilih pendidik serikat pekerja Berikut ini disajikan daftar berisi kualitas yang diharapkan dari seorang pendidik serikat pekerja yang baik. Kualitas mana yang menurut Anda paling penting? Apakah ada ideide Anda sendiri yang mungkin dapat ditambahkan ke dalam daftar ini? • Merupakan komunikator yang baik (cakap berkomunikasi) • mampu menjadi pendengar yang baik • percaya diri tetapi tidak menggurui atau mendominasi • mampu memberikan motivasi dan memimpin • punya pengalaman kerja dan memahami masalah-masalah pekerja • berpengalaman dalam kegiatan-kegiatan serikat pekerja • memiliki ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas serikat pekerja
70
• • • • •
mampu mengungkapkan ide atau pokok pikiran dalam bahasa yang jelas dan mudah dimengerti menaruh simpati pada pandangan yang dianut serikat pekerja bersedia mengerjakan instruksi yang diberikan serikat pekerja memiliki pengetahuan teknis yang baik mengenai berbagai hal yang menyangkut subyek/ kepentingan serikat pekerja memiliki komitmen untuk memberikan kesempatan yang sama kepada siapapun tanpa pandang bulu
Selain itu, ada aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan. Pekerja wanita hendaknya juga ada yang menjadi pendidik serikat pekerja. Ada yang mengatakan bahwa pendidik serikat pekerja perlu memiliki tingkat pendidikan yang baik. Tingkat pendidikan yang baik memang penting, tetapi itu bukanlah segalanya. Namun pada kenyataannya, lebih besar kemungkinannya untuk menemukan pendidik serikat pekerja yang baik dari kalangan aktivis serikat pekerja daripada dari akademi atau universitas. Perhatikan juga perbedaan antara “pendidik” dengan “pembicara.” Seseorang yang memiliki pengetahuan teknis mengenai suatu subyek yang spesifik mungkin mampu memberikan pelajaran dalam suatu kursus tetapi belum tentu mampu melaksanakan secara penuh tugas seorang pendidik serikat pekerja, yaitu memberikan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari peserta kursus sehingga peserta dapat memanfaatkan informasi itu secara praktis.
Apa tugas seorang pendidik serikat pekerja? Anda harus memahami dengan jelas apa tugas pendidik serikat pekerja sebelum Anda merencanakan pelatihan bagi mereka. Pendidik serikat pekerja hendaknya mampu: • bekerja sama dengan para pengurus serikat pekerja untuk mengidentifikasi dan menganalisa masalah yang dihadapi pekerja dan serikat pekerja mereka • memberikan informasi dan ide-ide untuk membantu pekerja memahami masalahmasalah yang mereka hadapi dan membantu mereka menyelesaikan masalah-masalah itu dengan bantuan serikat pekerja • memberikan dorongan semangat kepada peserta dan membangun rasa percaya diri peserta kursus • bekerja sama dengan peserta kursus dalam merencanakan tindakan untuk memperbaiki kondisi pekerja • merencanakan kursus pendidikan dan merancang materi pendidikan yang sederhana • menyatakan ide dengan jelas dan sederhana • memandu jalannya diskusi dan membantu peserta mencapai kesimpulan yang disetujui bersama Banyak dari ketrampilan-ketrampilan yang disebutkan di atas yang sebenarnya dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan serikat pekerja sehari-hari dan melalui kehidupan bermasyarakat. 71
Merencanakan kursus pelatihan bagi pendidik serikat pekerja Ringkasnya, upaya melatih calon pendidik serikat pekerja harus lebih daripada hanya sekedar mengajarkan pengetahuan dan informasi teknis kepada calon pendidik. Kursus pelatihan untuk calon pendidik serikat pekerja haruslah merupakan kombinasi dari: • teknik, metode dan ketrampilan bagi calon pendidik • pengetahuan dan informasi yang diperlukan untuk memberikan kursus serikat pekerja • sikap dan rasa percaya diri yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pendidik serikat pekerja yang efektif Kursus dasar untuk calon pendidik yang diberikan pelatih hendaknya: • mempertimbangkan metode pendidikan mana yang paling sesuai bagi pengurus serikat pekerja dewasa • mendiskusikan bagaimana memberikan dorongan agar peserta mau berpartisipasi 100 persen dan bagaimana agar peserta memiliki rasa percaya diri yang tinggi • mempraktekkan penggunaan metode kelompok praktis untuk pendidikan serikat pekerja • mempertimbangkan penggunaan alat bantu visual • mempraktekkan perencanaan program kursus • mempertimbangkan persiapan materi pendidikan yang sederhana Kursus pelatihan bagi calon pendidik diberikan secara praktis, dan pada setiap langkah, Anda diberi kesempatan untuk mempraktekkan apa yang telah diajarkan. Bagian utama dari kursus ini membahas praktek mengajar, yang akan dilakukan oleh peserta secara berpasangan, dan dievaluasi oleh peserta kursus lainnya. • Pelajaran yang diberikan haruslah bersifat aktif, berdasarkan praktek mengajar yang sesungguhnya, bukan hanya berdasarkan teori • Peserta kursus hendaknya dibatasi sedikit saja supaya setiap peserta dapat ikut praktek mengajar dan simulasi peran. Jumlah peserta yang ideal berkisar antara 12 hingga 16. • Pengajar hendaknya seorang pendidik serikat pekerja yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan praktis yang mendalam mengenai teknik-teknik mengajar yang nantinya akan digunakan • Waktu yang disediakan hendaknya cukup panjang sehingga elemen-elemen dasar dapat seluruhnya diberikan. Biasanya waktu yang diperlukan adalah lima hari kerja paling minimum. Berikut ini disajikan ide-ide untuk melakukan kegiatan yang dapat Anda gunakan dalam program pelatihan lima hari untuk pendidik serikat pekerja baru.
72
Garis Besar Kursus Pelatihan untuk Pendidik Serikat Pekerja Pendahuluan Lokakarya ini diperuntukkan bagi pejabat-pejabat pendidikan serikat pekerja tingkat nasional. Tujuan lokakarya ini adalah agar pada akhir kursus, Anda dapat: • memulai kursus secara efektif • merencanakan suatu kursus pendidikan berdasarkan suatu kegiatan yang sederhana • mengorganisir kerja kelompok • memimpin diskusi, dan membuat rangkuman suatu pelajaran • menggunakan papan tulis atau poster secara efektif • mempersiapkan program kursus • menyajikan presentasi singkat di depan kelas • mengevaluasi pelajaran atau kursus yang telah diberikan Adapun program kursus adalah sebagai berikut: Hari 1 • Pendahuluan – Peserta kursus saling memperkenalkan diri, penjelasan mengenai tujuan kursus dan program kursus • Bagaimana memulai suatu kursus • Ide-ide penting untuk pendidikan serikat pekerja • Identifikasi masalah-masalah yang menjadi prioritas bagi pendidikan serikat pekerja • Pemilihan dan pengalokasian tugas-tugas mengajar Hari 2 • Contoh praktek mengajar yang diberikan oleh pemimpin kursus • Analisa contoh praktek mengajar yang telah dilakukan • Mempersiapkan kegiatan praktek mengajar • Kegiatan pertama (satu jam per kegiatan, 20 menit untuk evaluasi) Hari 3 • praktek mengajar (lanjutan) Hari 4 • praktek mengajar (selesai) • rangkuman pelajaran-pelajaran penting yang didapat dari praktek mengajar • merancang kegiatan kelompok • merencanakan kursus Hari 5 • merencanakan kursus (lanjutan) • teknik-teknik evaluasi • evaluasi kursus • penutupan kursus 73
Beberapa ide untuk kegiatan-kegiatan yang dapat Anda gunakan dalam kursus pelatihan bagi pendidik serikat pekerja tercetak pada halaman berikut.
74
BAB 21 Evaluasi Pendidikan Serikat Pekerja
1. Mengapa evaluasi perlu dilakukan? a) Karena perlu dilakukan pengujian “dampak” kursus yang diberikan terhadap peserta yang mengikuti kursus itu, yaitu “dampak” yang berkaitan dengan: • pengetahuan/ pemahaman peserta kursus • ketrampilan/ kemampuan • sikap/ motivasi b) Karena perlu dilakukan perbandingan antara hasil kursus yang telah diberikan dengan tujuan semula kursus tersebut • Apakah tujuan itu sesuai dengan apa yang dibutuhkan peserta? • Apakah tujuan itu telah tercapai? c) Karena evaluasi sangat diperlukan untuk membantu perencanaan kursus di waktu-waktu yang akan datang, yaitu untuk • mengidentifikasi masalah-masalah yang ada • memperbaiki kesalahan/ kekeliruan yang telah dilakukan • mengidentifikasi apa yang dibutuhkan untuk program pelatihan tindak lanjut atau program kursus lanjutan d) Karena evaluasi diperlukan untuk mengetes dampak/ pengaruh kursus yang diberikan terhadap serikat pekerja sebagai suatu organisasi, yaitu sampai sejauh mana pengaruhnya terhadap • Keanggotaan serikat pekerja • Struktur organisasi serikat pekerja • Efektivitas serikat pekerja sebagai suatu organisasi
2. Apa yang harus dievaluasi? Berikut ini diberikan daftar (checklist) berisi hal-hal yang perlu ditanyakan ketika melakukan evaluasi kursus. Tujuan • Apakah tujuan kursus sudah tepat? • Apakah tujuan itu sudah tercapai?
75
Partisipasi • Tingkat partisipasi peserta – apakah cukup memadai? • Motivasi peserta – apakah peserta cukup termotivasi? • Pemilihan peserta – apakah peserta merupakan orang-orang yang tepat untuk mengikuti kursus yang diberikan? Isi/ topik • Relevansi. Apakah topik kursus yang dipilih cukup tepat? • Waktu/ Urutan. Apakah waktu yang diberikan cukup untuk membahas tiap topik? • Hal-hal yang terabaikan atau terlewatkan – Mungkinkah memasukkan topik-topik bahasan lain dalam kursus tersebut? Materi dan metode pendidikan • Tersedia tidaknya materi pendidikan beserta rancangannya. Apakah materi pendidikan tersedia? Kalau ya, apakah jumlahnya memadai? • Metode pendidikan. Apakah metode pendidikan mendorong peserta untuk aktif berpartisipasi? Apakah metode pendidikan itu bagus hasilnya? Tenaga Ahli yang dipilih penyelenggara • Pembicara. Apakah pembicara dapat dimengerti oleh peserta kursus dengan baik? Apakah pembicara itu ada gunanya? Fasilitas yang disediakan penyelenggara • Makanan/ konsumsi bagi peserta kursus serta akomodasi • Pengaturan lain-lain seperti toilet, transportasi peserta, dll. Tindakan/ Aksi • Upaya-upaya untuk menindaklanjuti kursus yang telah diberikan • Apa lagi yang masih perlu dilakukan? • Setelah mengikuti kursus tersebut, apakah peserta termotivasi untuk mengambil tindakan? • Tindakan apa yang benar-benar akan dilakukan peserta?
3. Bagaimana sebaiknya evaluasi kursus dilakukan? Kursus yang telah selesai diberikan dapat dievaluasi dengan sejumlah teknik berikut: Diskusi/ pemijahan gagasan (brainstorm) • Dilakukan dengan melibatkan seluruh peserta • Dilakukan dalam kelompok kecil, setelah itu masing-masing kelompok memberikan laporan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas Angket/ kuesioner • untuk dilengkapi, dikumpulkan dan dianalisa • harus dirancang dengan matang
76
•
responden/ peserta identitasnya
yang
mengisi
angket
tersebut
tidak
perlu
menyebutkan
Penilaian oleh pihak lain • penilaian program-program yang telah dijalankan selama ini dapat dilakukan oleh pihak luar • penilaian dapat juga dilakukan oleh rekan-rekan seprofesi atau pejabat serikat pekerja senior setelah kursus selesai Rapat evaluasi/ lokakarya • selenggarakan lokakarya khusus untuk mengevaluasi program yang telah dijalankan • lakukan juga evaluasi pada saat kursus tindak lanjut diberikan, yaitu ketika peserta kembali lagi untuk mengikuti pelatihan lanjutan atau program lanjutan dari kursus yang telah mereka ikuti sebelumnya Setiap kali kursus diberikan • Pada setiap tahapan kursus, cek secara teratur apakah peserta benar-benar memahami apa yang diajarkan dan apakah peserta mempunyai motivasi atau termotivasi mengikuti kursus yang diberikan • Penyelenggara kursus hendaknya berupaya memperoleh umpan balik secara terusmenerus serta melakukan penilaian atas semua aspek kursus yang diberikan Apa saja yang menghalangi evaluasi yang efektif? Ada sejumlah masalah yang dapat menghalangi evaluasi yang efektif. Sebisa mungkin, hindari masalah ini. 1) Masalah Waktu Sering kali kursus cepat-cepat diakhiri sebelum waktu yang telah ditentukan karena para pesertanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah, atau merasa sudah lelah. Untuk mengatasi hal ini, sediakan waktu yang cukup menjelang kursus selesai, dan lakukan evaluasi dalam bentuk diskusi selama kursus berlangsung maupun pada saat kursus hampir selesai. Anda juga dapat menggunakan formulir survei pada saat kursus hampir selesai, minta peserta untuk segera mengisi formulir itu, mengembalikannya kepada Anda, dan setelah itu mereka boleh pulang. 2) Kejujuran Ada peserta-peserta yang enggan untuk mengatakan apa yang sebenarnya mereka rasakan. Mereka enggan berterus terang karena mungkin takut melukai perasaan pemimpin kursus. Mereka enggan bersikap kritis mungkin karena takut kalau hal itu akan merusak karir/ posisi mereka dalam organisasi serikat pekerja. Untuk mengatasi hal ini: • upayakan agar ada antara pemimpin dan peserta kursus terbina suasana penuh keterbukaan dan saling percaya selama kursus diberikan
77
• •
pastikan agar setiap masalah yang timbul selama kursus diberikan diselesaikan secara jujur dan terus terang hingga tuntas; Artinya, kalau Anda keliru, Anda harus berani mengakuinya secara jantan dan minta maaf biarkan peserta mengisi formulir evaluasi tanpa harus menyebutkan identitas mereka
3) Tujuan yang tidak jelas Sulit sekali untuk mengevaluasi sebuah kursus kalau kursus itu sendiri tidak mempunyai tujuan yang jelas dan dapat dijabarkan dengan jelas. Untuk mengatasi hal ini: • tetapkan tujuan yang jelas untuk setiap kursus yang diberikan. Tujuan itu hendaknya bersifat praktis dan realistis, dan relevan dengan kebutuhan peserta. • Diskusikan tujuan kursus dengan peserta. Ubah tujuan itu kalau perlu. • Pada saat melakukan evaluasi, ajak peserta untuk kembali merenungkan tujuan kursus yang telah disepakati pada awal kursus. Pertanyaan yang harus ditanyakan setiap kali melakukan evaluasi adalah, “Apakah tujuan kursus telah tercapai?” Hasil dan Kesimpulan Kesimpulan hasil evaluasi haruslah digunakan untuk memperbaiki kualitas kursus yang akan diberikan di waktu yang akan datang. Hasil evaluasi biasanya dinyatakan dalam laporan tertulis secara singkat yang isinya merupakan rangkuman poin-poin yang penting saja. Bilamana mungkin, hasil evaluasi ini hendaknya dibahas oleh komite pendidikan serikat pekerja, yang akan mengecek apakah ada hal-hal baru yang perlu dipelajari dari hasil evaluasi itu, ataukah ada perubahan yang harus/ perlu dilakukan. Laporan seperti itu hendaknya disusun oleh pemimpin kursus karena hal itu memang merupakan tanggung jawabnya.
78
KEGIATAN KETRAMPILAN DAN METODE PENDIDIKAN
TUJUAN Membantu kita: • Menelaah apa yang harus dilakukan untuk mengevaluasi suatu kursus • Membuat daftar hal-hal yang harus dievaluasi • Melakukan evaluasi TUGAS Tugas 1. Buatlah kelompok-kelompok kecil. Buat laporan mengenai yang ditanyakan berikut ini, lalu presentasikan laporan tersebut lokakarya. • Mengapa pendidikan serikat pekerja penting untuk dievaluasi? • Sebutkan aspek-aspek penting apa saja yang harus dievaluasi dari kursus, lalu susun dalam bentuk daftar. • Ada berbagai macam cara untuk mengevaluasi suatu kursus. Apa saja? • Masalah dan halangan apa saja yang membuat evaluasi sulit atau dapat dilakukan secara efektif?
hal-hal dalam
sebuah
kurang
Tugas 2. Kita akan menggunakan hasil bahasan Tugas 1 untuk mengevaluasi kursus ini.
79