PERAN LEMBAGA SOSIAL PPAP SEROJA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK RAWAN DI KOTA SOLO Riska Robaaniyahya, Slamet Subagya, dan Zaini Rohmad Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
[email protected] ABSTRACT This research aims were to find out the method used by PPAP Seroja institute as well as to find out the effect of giving learning motivation to vulnerable children at Solo city. This study was conducted at PPAP Seroja institute and the subject data technique was purposive sampling. The subject chosen in this research were the committees and the trainers in PLK Seroja, the vulnerable children who learned at PLK Seroja, and the Manpower and Transmigration Department staff of Solo city. The approach of this research was descriptive qualitative research, with the case study format. The data were using primer and secondary data, through the interview, observation, and documentation techniques. The data validity techniques were through assembling the data, coding the data, presenting the data, and building the interpretation or conclusion. The result of this study showed that the method used by PPAP Seroja institute in giving learning motivation to the vulnerable children at Solo city were; (1) giving scholarship in education or school grant; (2) building personal communication; (3) putting motivation and learning material in the vulnerable children activities. In addition, the effect of these method were; (1) the increasing in quantity of vulnerable children at PPAP Seroja who wanted to go to school; (2) the changing of negative perception in vulnerable children mind about the learning environment at school; (3) the rising interest of vulnerable children to learn until nowadays from the four effective days used in learning activity. Kata Kunci : PPAP Seroja institute, Vulnerable Children, Pendidikan Layanan Khusus (PLK), Learning Motivation ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara yang dilakukan Lembaga Sosial PPAP Seroja dalam memberikan motivasi belajar kepada anak rawan di Kota Solo beserta dampaknya. Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Sosial PPAP Seroja
dengan teknik pemilihan informan berupa purposive sampling. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengurus dan tentor di PLK Seroja, anak rawan di PLK Seroja, dan staff Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Solo. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis studi kasus. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber. Analisis data dalam penelitian ini diawali dengan pengumpulan data, mereduksi data, menyajikan data, dan terakhir menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara yang dilakukan oleh Lembaga Sosial PPAP Seroja adalah (1) pemberian dana bantuan atau beasiswa pendidikan bersyarat (2) menjalin komunikasi personal (3) menyisipkan motivasi dan materi belajar dalam aktivitas anak rawan. Dampak yang dirasakan adalah (1) meningkatnya jumlah anak rawan dampingan Lembaga Sosial PPAP Seroja yang mau sekolah (2) berubahnya persepsi negatif anak rawan tentang suasana pembelajaran di sekolah (3) meningkatnya minat anak rawan untuk belajar. Kata Kunci : Lembaga Sosial PPAP Seroja, Anak Rawan, Pendidikan Layanan Khusus (PLK), Motivasi Belajar.
PENDAHULUAN
orangtuanya, masyarakat secara luas,
Latar Belakang Masalah
maupun
pemerintah
atau
negara.
Anak merupakan individu yang
Namun, dalam praktiknya pemenuhan
berada pada rentang usia 0 – 21 tahun.
hak – hak anak ini justru sering
Dalam proses perkembangannya, anak
dilupakan.
memerlukan
lingkungan keluarganya, tetapi juga
daripada
perhatian
orang
yang
dewasa.
lebih
Terlebih
Tidak
hanya
oleh
oleh negara atau pemerintah.
seorang anak juga memiliki hak – hak
Salah satu hak anak yang masih
yang harus bisa dipenuhi. Hak anak
sering belum bisa terpenuhi adalah hak
yang
terhadap
anak dalam mendapatkan pendidikan.
kelangsungan hidup, hak terhadap
Selama ini, akses pendidikan yang ada
perlindungan,
tumbuh
masih terbilang belum merata dan
kembang, dan hak untuk berpartisipasi
belum bisa didapatkan oleh semua
harus
golongan masyarakat. Hal ini dapat
meliputi
bisa
hak
hak
untuk
dipenuhi
oleh
kedua
dilihat dari jumlah anak putus sekolah
Oktober 2014. Ini menunjukkan bahwa
di Indonesia pada tahun 2012 telah
di kota – kota besar seperti Solo masih
mencapai angka 2,3 juta anak. Data ini
terjadi
diperoleh dari UNICEF.org mengenai
pendidikan
laporan tahunan UNICEF Indonesia
masyarakatnya.
pada tahun 2012. Jumlah ini kemudian
keluarga yang terbatas merupakan
mengalami peningkatan pada tahun
salah
2015. Menurut data yang dirilis oleh
sekolah.
ketidakmerataan bagi
satu
akses
seluruh
Keadaan
penyebab
warga ekonomi
anak
tidak
sp.beritasatu.com jumlah anak putus
Keadaan ini kemudian mendorong
sekolah di Indonesia pada tahun 2015
anak untuk bekerja dan kemudian
mencapai 2,5 juta anak. Keadaan ini
menimbulkan kategori anak pekerja
tentu sangat memprihatinkan disaat
atau buruh anak yang juga termasuk
pemerintah
12
dalam istilah anak rawan. Anak rawan
tahun wajib belajar tetapi yang terjadi
ini sendiri pada dasarnya adalah suatu
justru
istilah
membuat
program
bertolakbelakang.
Dengan
untuk
menggambarkan
kondisi seperti ini, seharusnya bisa
kelompok anak – anak yang belum
mendorong
atau tidak terpenuhi hak – haknya, dan
pemerintah
untuk
membuat program pendidikan yang
bahkan
memiliki
(Suyanto,
arah
untuk
memberikan
dilanggar 2012:
hak 4).
–
haknya
Salah
satu
kesempatan yang sama kepada seluruh
contohnya adalah tidak terpenuhinya
masyarakat dalam mendapatkan akses
hak
pendidikan yang layak.
pendidikan. Salah satu usaha untuk
Tingginya
angka
anak
putus
anak
memenuhi
dalam
hak
mendapatkan
anak
dalam
pendidikan
adalah
sekolah ini tidak hanya terjadi di
mendapatkan
Indonesia saja, secara khusus di Kota
dengan menyelenggarakan program
Solo sendiri jumlah anak putus sekolah
PLK atau pendidikan layanan khusus.
sampai
menunjukkan
Dimana dalam penyelenggaraan PLK
angka 763 anak. Data ini diperoleh
ini salah satunya diperuntukkan untuk
dari solopos.com yang dirilis pada 28
anak – anak yang yang merupakan
tahun
2014
korban sosial ekonomi, seperti pekerja
pada
anak, buruh anak, anak terlantar, anak
mempengaruhi proses pembelajaran.
jalanan, dan juga anak putus sekolah
Rendahnya tingkat motivasi belajar
yang semuanya termasuk kategori
anak – anak tersebut muncul sebagai
anak rawan (Pasal 32 Ayat 2 UU
akibat dari kehidupan sehari – hari
Sisdiknas
Upaya
yang dijalaninya. Mereka terkadang
penyelengaraan program PLK ini tidak
lebih memilih untuk bekerja daripada
bisa dilakukan oleh satu pihak saja,
belajar di PLK karena hasilnya lebih
diperlukan
bisa terlihat. Disisi lain, persepsi
No.20/2003).
kerjasama
antar
pihak
diri
anak
juga
terkait agar penyelenggaraan program
mereka
pendidikan
berjalan
sekolah yang negatif juga memiliki
dengan baik, seperti kerjasama antara
pengaruh terhadap rendahnya motivasi
beberapa
lembaga
swadaya
belajar mereka. Dengan demikian,
masyarakat
dengan
pemerintah.
diperlukan usaha – usaha pemberian
Lembaga PPAP atau Pemberdayaan
motivasi belajar kepada mereka yang
Perempuan dan Anak Pinggiran Seroja
termasuk dalam kategori anak rawan.
merupakan
Dalam
tersebut
salah
bisa
satu
lembaga
tentang
rawan
usaha
pembelajaran
pemberian
di
motivasi
swadaya masyarakat yang telah lama
belajar tersebut tentu akan memiliki
menjalin kerjasama dengan pemerintah
perbedaan dengan pemberian motivasi
dalam penyelengaraan program PLK
belajar kepada anak – anak pada
untuk anak – anak yang masuk dalam
umumnya.
kategori anak rawan tersebut.
kemudian membuat menarik peneliti
Dalam pelaksanaan program PLK
Perbedaan
inilah
yang
untuk melakukan penelitian dalam skripsi
dibayangkan. Kondisi dimana anak
LEMBAGA
sangat susah untuk diatur menjadi
SEROJA DALAM MEMBERIKAN
salah satu hambatan yang sering
MOTIVASI BELAJAR KEPADA
ditemui. Selain itu, hambatan lain
ANAK RAWAN DI KOTA SOLO”
seperti motivasi belajar yang rendah
yang
berjudul
“PERAN
tersebut, tentu tidak semudah yang
SOSIAL
PPAP
juga harus dapat terpenuhi agar anak
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk
tidak merasa terdiskriminasi.
mengetahui cara yang dilakukan dalam
Peraturan mengenai hak - hak
memberikan motivasi belajar kepada
seorang anak di Indonesia diatur dalam
anak rawan dan dampaknya.
Keppres Nomor 39 tahun 1990 yang didasari oleh hasil dari Konvensi Hak
Kajian Pustaka
Anak PBB. Di dalam Konvensi Hak
Konsep Anak UNICEF mendefinisikan
anak
sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai dengan 18 tahun. Sementara itu, dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak,
menyebutkan
bahwa anak adalah mereka yang belum berusia 21 tahun dan belum menikah. Sedangkan Undang-undang Perkawinan menetapkan batas usia 16
Anak yang diadopsi dari Majelis Umum PBB tahun 1989 berisi bahwa setiap anak tanpa memandang ras, jenis kelamin, asal-usul keturunan, agama maupun bahasa, mempunyai hak-hak yang mencakup empat bidang : hak atas kelangsungan hidup, hak untuk berkembang, hak perlindungan, dan hak berpartisipasi. Konsep Anak Rawan
tahun (Huraerah, 2006: 19). Dari
Ketika hak – hak yang dimiliki
beberapa pengertian tersebut, maka
oleh seorang anak tidak dapat dipenuhi
dapat disimpulkan bahwa rentang usia
dengan baik maka anak tersebut bisa
seorang anak terletak pada usia 0
dikategorikan ke dalam kategori anak
sampai dengan 21 tahun. Anak sebagai
rawan. Pada dasarnya, anak rawan
individu yang masih berada di antara
sendiri adalah sebuah istilah untuk
rentang
juga
menggambarkan kelompok anak –
memiliki hak yang berbeda dengan
anak yang karena situasi, kondisi, dan
hak individu yang telah berada pada
tekanan – tekanan kultur maupun
rentang usia 21 tahun ke atas. Hak
struktur menyebabkan mereka belum
yang dimiliki seorang anak tentunya
atau tidak terpenuhi hak – haknya, dan
usia
tersebut
tentu
bahkan acap kali pula dilanggar hak –
Konsep Pendidikan Layanan Khusus
haknya (Suyanto, 2013: 4). Artinya,
(PLK)
mereka yang bisa kita kategorikan
Pendidikan layanan khusus atau
sebagai anak rawan adalah anak – anak
biasa disebut PLK pada hakikatnya
yang masih belum atau tidak terpenuhi
dirancang untuk warga negara yang
hak – haknya, termasuk hak anak
berada
dalam mendapatkan akses pendidikan.
terbelakang, masyarakat adat yang
Beberapa ciri yang pada umumnya
terpencil, dan/atau mengalami bencana
dihadapi oleh anak rawan ini adalah
alam, bencana sosial, tidak mampu
inferior,
secara ekonomi, berpenyakit khusus,
rentan,
dan
marginal
(Suyanto, 2013).
drop
di
out,
daerah
terpencil
dan
broken
atau
home
Usaha – usaha dalam rangka
(Anggraeni, 2013). Menurut Undang –
mengatasi masalah sosial ini tentu
Undang Republik Indonesia No. 20
tidak bisa dilakukan oleh pemerintah
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
sendiri, dibutuhkan peran dari lembaga
nasional,
swadaya masyarakat
merupakan pendidikan bagi peserta
dengan
permasalahan
yang konsen sosial
pendidikan
khusus
anak
didik yang memiliki tingkat kesulitan
dalam mengatasi masalah ini. Salah
dalam mengikuti proses pembelajaran
satu upaya yang bisa dilakukan adalah
karena
kelainan
fisik,
dengan memberikan akses pendidikan
mental,
sosial,
dan/atau
kepada anak – anak rawan melalui
potensi
program pendidikan layanan khusus.
istimewa.
Dengan usaha ini, artinya pemerintah
kecerdasan
Adanya
program
dan
bakat
pendidikan
layanan
sosial, anak – anak rawan juga
membantu anak – anak rawan dalam
memiliki
sama
mendapatkan akses pendidikan. Hal ini
dengan anak – anak pada umumnya
dilakukan mengingat latar belakang
dalam mendapatkan pendidikan.
sosial dan psikologis mereka yang
yang
ini
memiliki
selain melakukan upaya perlindungan
kesempatan
khusus
emosional,
juga
akan
berbeda dari anak – anak pada
umumnya.
Maka
sebagai
sebuah
menjadi dua macam, yaitu motif
lembaga swadaya masyarakat yang
intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif
konsen
permasalahan
intrinsik, timbulnya tidak memerlukan
pendidikan anak – anak pinggiran,
rangsangan dari luar karena memang
Lembaga
Seroja
telah ada dalam diri individu sendiri,
program
yaitu sesuai dengan kebutuhannya.
pendidikan layanan khusus ini sebagai
Sedangkan motif ekstrinsik timbul
upaya untuk memenuhi hak anak
karena adanya rangsangan dari luar
dalam mendapatkan pendidikan dan
individu,
juga
(anak
pendidikan terdapat minat yang positif
rawan) untuk tetap bisa sekolah seperti
terhadap kegiatan pendidikan timbul
anak – anak pada umumnya.
karena melihat manfaatnya ( Uno,
terhadap
Sosial
PPAP
menyelenggarakan
memfasilitasi
mereka
pelaksanaan
program
pendidikan layanan khusus ini, tentu akan menemui beberapa kendala yang menghambat
berjalannya
pelaksanaan
program
proses
pendidikan
tersebut. Salah satu kendala yang sering kali ditemui adalah masih rendahnya
motivasi
belajar
anak
rawan. Motivasi sendiri berasal dari kata motif,
yang dapat
diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
individu,
individu
dalam
bidang
2007: 3-4 ).
Motivasi Belajar Selama
misalnya
yang
tersebut
menyebabkan
bertindak
atau
berbuat. Dari sudut sumber yang menimbulkannya,
motif
dibedakan
Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku dan merupakan kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu
yang
telah
ditetapkannya. Munculnya motivasi pada anak rawan yang kemudian diikuti dengan kemauan dan keinginan untuk belajar disebut sebagai motivasi belajar
yang dalam pengertiannya
merupakan
dorongan
internal
dan
eksternal pada siswa – siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah
laku,
pada
umumnya dengan beberapa indikator,
mengacu pada keterlibatan diri yang
meliputi
dan
disukai dan dikehendaki pada sebuah
adanya
aktivitas (Schraw dan Lehman, 2001)
dalam
dalam (Schunk, Dale H. 2012 : 316).
belajar; (3) adanya harapan dan cita –
Dengan anak rawan memiliki minat
cita
dalam belajar ini akan mendorong
(1)
keinginan
adanya
berhasil;
dorongan
dan
masa
hasrat (2)
kebutuhan
depan;
(4)
adanya
penghargaan dalam belajar; (5) adanya
mereka
kegiatan yang menarik dalam belajar;
dalam belajar. Maka dari itu, tentor
(6) adanya lingkungan belajar yang
harus bisa memberikan rangsangan
kondusif
memungkinkan
kepada anak – anak rawan dengan cara
seorang siswa dapat belajar dengan
membentuk persepsi positif mereka
baik. (Uno, 2007: 23).
tentang pendidikan terlebih dahulu dan
Teori “Pembangkit” Cannon
kemudian
Teori pembangkit yang menguraikan
rawan
motivasi dalam konteks emosi ini
menciptakan
menjelaskan bahwa sebuah persepsi
yang menyenangkan dan bersahabat.
sehingga
merupakan hal penting yang harus dibentuk
pada
diri
terutama
persepsi
anak
rawan,
positif
tentang
kegiatan pembelajaran di sekolah. Ketika
persepsi
tersebut
telah
terbentuk maka akan diikuti dengan munculnya respon internal dan juga emosi dalam diri anak rawan. Respon internal dan emosi tersebut bisa berupa dorongan
atau
motivasi
yang
kemudian memunculkan minat dalam diri anak rawan untuk kembali mau belajar di sekolah. Minat sendiri
untuk
selalu
mendorong untuk
bersemangat
minat
belajar
suasana
anak dengan
pembelajaran
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pemilihan informan melalui purposive sampling. Informan yang dipilih adalah tentor dan pengurus Lembaga Sosial PPAP Seroja, anak rawan yang belajar di PLK Seroja, dan staff Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Solo. Jenis data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil wawancara dan
adalah anak – anak rawan yang juga
observasi. Data sekunder diperoleh
memiliki karakteristik, psikologis, dan
dari telaah dokumen kegiatan dan
latar belakang yang khusus juga. Salah
profil dari Lembaga Sosial PPAP
satu yang dilakukan oleh pengurus
Seroja. Analisis data dalam penelitian
Lembaga PPAP Seroja adalah dengan
ini diawali dengan pengumpulan data,
cara
mereduksi data, menyajikan data, dan
pendidikan kepada anak – anak rawan
terakhir menarik kesimpulan.
yang
Cara yang dilakukan oleh Lembaga PPAP
memberikan
Seroja motivasi
menjadi
dana
bantuan
dampingan
dari
Lembaga PPAP Seroja. Pemberian
HASIL PENELITIAN
Sosial
memberikan
dalam belajar
kepada anak rawan di Kota Solo Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa cara yang dilakukan oleh Lembaga Sosial PPAP Seroja dalam memberikan motivasi belajar kepada anak rawan terdiri dari 3 cara, yaitu : 1) Pemberian dana bantuan atau beasiswa pendidikan Rendahnya motivasi belajar anak rawan menjadi salah satu hambatan yang sangat berpengaruh terhadap berjalannya proses pembelajaran di program pendidikan layanan khusus ini. Diperlukan cara – cara yang efektif dan khusus untuk mengatasi masalah tersebut, mengingat yang dihadapi
dana bantuan pendidikan ini terdapat syarat – syarat yang harus dipenuhi agar bantuan beasiswa pendidikan tersebut dapat diterima. Salah satu syarat
yang harus
dipenuhi adalah mereka harus mau sekolah, baik itu di sekolah formal atau di sekolah non formal seperti di program layanan khusus “Sekolah Kita”
yang
diselenggarakan
oleh
Lembaga PPAP Seroja. Pemberian dana bantuan pendidikan ini bertujuan untuk mendorong anak agar mau kembali sekolah. Dengan usaha ini juga, Lembaga PPAP Seroja turut membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan
pendidikannya
sehingga
anak – anak rawan tidak lagi memiliki alasan untuk tidak sekolah.
2) Menjalin Komunikasi Personal Menjalin
komunikasi
secara
dilakukan bisa berjalan dengan baik dan
mampu
menciptakan
suasana
personal yang dilakukan bertujuan
belajar yang nyaman dan bersahabat
untuk mengetahui kondisi dari anak
dengan kondisi anak rawan.
rawan setiap harinya. Cara ini diawali
3) Menyisipkan Motivasi dan Materi
dengan menjalin hubungan yang dekat
Belajar dalam Aktivitas Anak
antara tentor dengan anak – anak
Rawan
rawan.
yang
Cara ketiga yang dilakukan adalah
kemudian diposisikan seperti kakak
dengan menyisipkan motivasi dan
sendiri akan membuat mereka sangat
materi belajar dalam setiap aktivitas
terbuka untuk menceritakan berbagai
anak rawan. Dilakukannya cara ini
hal yang dialaminya dalam kehidupan,
bertujuan agar motivasi yang diberikan
termasuk ketika sedang mengalami
tersebut bisa diterima oleh semua anak
permasalahan
membutuhkan
rawan. Jadi ketika anak – anak rawan
orang lain untuk memberikan solusi
memiliki motivasi yang sangat rendah
dalam mengatasinya. Disinilah peran
dan kemudian tidak mau untuk belajar,
dari tentor untuk membantu anak –
tentor
anak rawan dalam mengatasi masalah
memaksa anak untuk tetap belajar atau
yang
Ketika
mengerjakan soal – soal yang ada di
tentor sudah selayaknya seorang kakak
buku modul. Tetapi tentor secara sabar
sendiri
akan
membiarkan dahulu anak – anak rawan
dalam
tersebut untuk melakukan hal – hal
Hubungan
sedang
maka
membantu
dekat
yang
dihadapinya.
hal
tersebut
tentor
memperlakukan mereka.
tidak
kemudian
langsung
yang ingin mereka melakukan diluar
Dengan tentor mengetahui kondisi
pembelajaran. Setelah itu, barulah
anak – anak rawan setiap harinya maka
tentor mencoba membujuk anak –
hal tersebut akan mampu menciptakan
anak rawan untuk kembali belajar dan
suasana kekeluargaan dalam setiap
mengikuti proses pembelajaran di PLK
proses pembelajaran. Ini diperlukan
Seroja. Ketika usaha tersebut masih
agar setiap proses pembelajaran yang
juga belum berhasil, maka tentor akan
ikut dalam aktivas mereka, seperti
mereka sadari, anak – anak rawan
berbincang - bincang dengan anak
tersebut tetap bisa mengikuti proses
rawan lainnya. Perbincangan yang
pembelajaran dengan metode yang
mereka lakukan membahas berbagai
khusus.
hal, seperti apa yang dialami beberapa waktu yang lalu, cerita pengalaman mereka masing – masing, dan juga termasuk cita – cita mereka. Ketika
mereka
melakukan
perbincangan itulah kemudian tentor mencoba untuk ikut bergabung dan membaur dalam aktivitas yang mereka lakukan tersebut. Tentor mencoba ikut mendengarkan
apa
yang
mereka
Dampak dari pemberian motivasi belajar oleh Lembaga Sosial PPAP Seroja kepada anak rawan di Kota Solo Cara – cara yang telah dilakukan oleh para tentor dan pengurus dari Lembaga
PPAP
Seroja
tersebut
menghasilkan dampak sebagai berikut: 1) Meningkatnya
jumlah
dampingan
anak
perbincangkan. Kemudian tentor juga
rawan
berusaha untuk memberikan respon
PPAP Seroja yang mau sekolah
terhadap cerita – cerita dari anak –
Cara yang selama ini dilakukan
anak rawan tersebut. Respon itulah
melalui
yang
pendidikan
kemudian
diharapkan
bisa
pemberian tersebut
Lembaga
dana
bantuan
memberikan
membuat anak – anak rawan merasa
dampak yang mempengaruhi tingkat
nyaman dengan kehadiran tentor dan
motivasi dalam diri anak – anak rawan
tidak
sehingga
sungkan
ketika
tentor
ikut
mereka
bisa
memiliki
mendengarkan perbincangan mereka.
kemauan yang tinggi untuk sekolah.
Dari
Selain
suasana
keakraban
itulah
itu
dengan
diberikannya
kemudian tentor berusaha memberikan
bantuan atau beasiswa pendidikan ini
motivasi dan materi pembelajaran
kepada anak – anak rawan, saat ini
yang berkaitan dengan apa yang
sudah ada 35 anak dari total 40 anak
sedang mereka perbincangkan pada
rawan dampingan Lembaga PPAP
waktu itu. Sehingga secara tidak
Seroja yang telah masuk di sekolah
formal. Jumlah tersebut lebih banyak
sekolah
daripada beberapa tahun sebelumnya
cenderung mereka pandang dari sisi
yang
yang negatif. Mulai dari anggapan
hanya
20
anak.
Keperluan
yang
selama
kegiatan
ini
lebih
mereka ketika belajar di sekolah
bahwa
formal pun sekarang bisa dipenuhi
sekolah itu penuh dengan peraturan
dengan memanfaatkan dana bantuan
yang mengikat, mengekang, guru yang
pendidikan yang diterimanya. Mereka
tidak
juga tidak merasa canggung ketika
negatif lainnya yang membuat anak –
bergaul dengan teman – temannya di
anak rawan enggan untuk belajar di
sekolah formal. Beberapa tahun belajar
sekolah.
bersahabat,
pembelajaran
dan
di
pandangan
di PLK Seroja, saat ini sebagian besar
Oleh karena itu, cara – cara seperti
dari mereka sudah mampu untuk
menjalin komunikasi secara personal
belajar di sekolah formal. Hal ini
dengan anak – anak rawan dilakukan
setidaknya menjadi bukti bahwa anak
untuk
– anak rawan masih bisa untuk
kekeluargaan dan membuat nyaman
diberikan motivasi agar mau kembali
anak – anak rawan ketika belajar di
sekolah.
melalui
program PLK. Hal ini juga bertujuan
pemberian dana bantuan atau beasiswa
untuk memberikan perhatian dan kasih
pendidikan bersyarat tersebut.
sayang yang lebih kepada anak – anak
2) Berubahnya persepsi anak rawan
rawan karena kebanyakan dari mereka
Salah
terhadap
satunya
suasana
kegiatan
lain
yang
adalah
berubahnya
rawan
terhadap
dirasakan
persepsi
perhatian
dan
kasih
sayang dari lingkungan keluarganya. Dengan
dilakukannya
cara
kegiatan
tersebut, persepsi anak rawan tentang
pembelajaran di sekolah. Cara yang
kegiatan pembelajaran di sekolah yang
selama ini dilakukan memiliki tujuan
penuh dengan aturan, mengekang, dan
untuk mengubah persepsi anak rawan
terlalu tegang bisa berubah. Kini
tentang
kegiatan
kegiatan
suasana
anak
suasana
adalah anak – anak yang kurang mendapatkan
pembelajaran di sekolah Dampak
menciptakan
pembelajaran
di
pembelajaran
di
sekolah
mereka pandang sebagai kegiatan yang
dipengaruhi oleh adanya minat yang
menarik untuk diikuti. Kebebasan
muncul dari dalam diri anak rawan
yang diberikan oleh tentor dalam
untuk
batasan wajar membuat mereka tidak
pembelajaran di PLK “Sekolah Kita”
merasa
Seroja. Meningkatnya
dikekang
seperti
persepsi
selalu
mengikuti
kegiatan
minat anak
mereka selama ini tentang kegiatan
rawan untuk belajar ini merupakan
pembelajaran di sekolah. Mereka lebih
salah satu akibat dari usaha yang
bisa
proses
dilakukan
tentor
dan
pembelajaran yang diikuti di program
Lembaga
PPAP
Seroja
pendidikan layanan khusus “Sekolah
menciptakan
Kita” Seroja dengan lebih nyaman.
yang menarik, tidak membosankan,
3) Meningkatya minat anak rawan
dan nyaman.
menikmati
setiap
dalam
pembelajaran
Meningkatnya minat anak rawan
untuk belajar Dampak
suasana
pengurus
selanjutnya
yang
untuk belajar ini juga merupakan
dirasakan adalah meningkatnya minat
akibat dari berubahnya persepsi anak
anak rawan untuk belajar. Artinya
rawan tentang kegiatan pembelajaran
ketertarikan anak – anak rawan untuk
di sekolah yang sebelumnya cenderung
mengikuti proses pembelajaran di
dipandang
program PLK “Sekolah Kita” Seroja
positif. Dahulu anak – anak rawan
lebih baik dari waktu sebelumnya.
memiliki persepsi bahwa kegiatan
negatif
menjadi
lebih
Menurut FA, hal ini dapat dilihat
pembelajaran di sekolah itu kurang
dari tingkat kehadiran mereka dalam
bersahabat dengan keadaan mereka.
program layanan khusus di Seroja ini.
Selain itu, banyaknya aturan yang
Dari
yang
harus ditaati dan pribadi guru yang
digunakan untuk proses pembelajaran
dipandang kurang bersahabat membuat
biasanya terdapat satu hari yang
mereka
beberapa anak rawan tidak berangkat,
sekolah. Tetapi, ketika mereka belajar
tetapi saat ini mereka lebih rajin untuk
di PLK “Sekolah Kita” Seroja dengan
selalu
tentor – tentor yang memperlakukan
empat
hari
berangkat.
efektif
Keadaan
ini
enggan
untuk
belajar
di
mereka melalui cara – cara yang
persepsi mereka bahwa pendidikan itu
khusus membuat mereka merasa lebih
merupakan hal yang penting untuk
nyaman
didapatkan oleh anak rawan karena
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran.
dengan
Pembahasan
pendidikan, akan lebih dimungkinkan
1. Pemberian dana bantuan atau
untuk memperoleh pekerjaan yang
beasiswa pendidikan bersyarat
lebih baik layak. Dengan begitu,
Cara pertama yang dilakukan ini
diharapkan bisa meningkatkan minat
apabila
dipahami
mendapatkan
teori
anak rawan untuk sekolah sehingga
pembangkit dari Cannon, pemberian
mereka akan terbiasa untuk sekolah
dana
dan lebih rajin dalam berangkat ke
bantuan
merupakan untuk
dengan
mereka
pendidikan
usaha
yang
membentuk
ini
dilakukan
persepsi
anak
sekolah. 2. Menjalin Komunikasi Personal
mengenai pendidikan, dimana selama
Cara kedua yang dilakukan ini bisa
ini anak – anak rawan memandang
dipahami dengan teori pembangkit
pendidikan bukan hal yang teramat
yang
penting sehingga mereka cenderung
Dimana dalam teori tersebut, Cannon
lebih memilih untuk bekerja daripada
menjelaskan bahwa sebuah persepsi
sekolah.
Melalui
akan
bantuan
pendidikan
Sosial
PPAP
membentuk tentang
pemberian ini,
pendidikan
menimbulkan
rawan
yang pada akhirnya kedua hal tersebut
cara
akan menentukan perilaku seseorang (Schunk,
terlebih
Sementara,
mereka
Dale
diikuti
respon
munculnya emosi dalam diri seseorang
dengan
sehingga
suatu
berusaha
anak
yang
Cannon.
internal
mendorong anak untuk mau sekolah dahulu
oleh
Lembaga
Seroja
persepsi
dana
diungkapkan
H.
usaha
2012 yang
dengan
:
46).
dilakukan
secara tidak langsung dipaksa untuk
merupakan salah satu usaha untuk
sekolah agar mereka bisa merasakan
menumbuhkan persepsi positif dalam
suasana pembelajaran sekolah dan
diri anak – anak rawan tentang suasana
kemudian diharapkan bisa membentuk
pembelajaran di suatu kelas.
Selama ini, persepsi negatif dari
akan menentukan perilaku mereka
anak – anak rawan menimbulkan sikap
untuk
malas
sekolah.
dan
menurunkan
tingkat
kembali
mau
belajar
dan
motivasi belajar yang ada dalam diri
3. Menyisipkan Motivasi dan Materi
anak – anak rawan. Seperti yang sudah
Belajar dalam Aktivitas Anak
diuraikan sebelumnya, sebagai usaha
Rawan
untuk
permasalahan
Cara ketiga yang dilakukan ini
tersebut tentor berusaha mengubah
dapat dipahami dengan perspektif teori
persepsi negatif anak - anak rawan
“Pembangkit” dari Cannon, bahwa
tentang
kegiatan
di
usaha tentor dengan membiarkan anak
sekolah
dengan
menjalin
– anak rawan yang sedang dalam
komunikasi secara personal dengan
kondisi motivasi belajar yang rendah
anak – anak rawan yang bertujuan
untuk melakukan aktivitasnya di luar
untuk memahami kondisi anak - anak
pembelajaran merupakan salah satu
rawan pada setiap harinya sehingga
upaya dalam membentuk persepsi anak
tentor juga bisa menentukan sikap dan
rawan tentang suasana kelas dalam
cara untuk memperlakukan mereka
proses pembelajaran yang nyaman dan
ketika dalam proses pembelajaran,
tidak mengekang. Ini menjadi hal yang
serta tentor juga berusaha untuk
penting karena Cannon menyatakan
menjadi sosok kakak bagi mereka.
bahwa
Ketika anak – anak rawan tidak lagi
munculnya respon internal dan juga
memandang sekolah sebagai suatu hal
emosi
yang negatif, maka hal tersebut akan
ketertarikan kepada suatu hal (Schunk,
menimbulkan respon internal dan juga
Dale H. 2012 : 46). Dalam hal ini
emosi dari dalam diri anak yang bisa
tentor berusaha membentuk persepsi
berupa
atau
yang nyaman dan bebas pada suatu
ketertarikan mereka untuk belajar dan
proses pembelajaran dalam diri anak –
sekolah. Meningkatnya minat anak
anak rawan agar bisa menimbulkan
rawan inilah yang menurut Cannon
minat mereka untuk selalu mau belajar
mengatasi
pembelajaran
tumbuhnya
cara
minat
suatu
yang
persepsi
berupa
mendorong
minat
atau
karena selama ini salah satu faktor Keluarga
rendahnya minat anak rawan untuk belajar adalah adanya persepsi tentang suasana pembelajaran di sekolah yang
Hak Anak
mengekang dan tidak bebas. Hal inilah yang kemudian oleh tentor di PLK
Masyarakat
Pemerintah
Seroja berusaha untuk diubah agar minat dari anak rawan untuk belajar bisa meningkat kembali. Ketika minat dari
anak
–
anak
rawan
tinggi, maka hal tersebut bisa menjadi faktor pendorong mereka untuk selalu
pendidikan
mengikuti layanan
program
khusus
di
Lembaga PPAP Seroja.
PPAP
Seroja
dalam
memberikan motivasi belajar kepada anak rawan tersebut juga merupakan salah
satu
upaya
untuk
turut
berpartisipasi dalam memenuhi hak anak,
terutama
hak
anak
dalam
mendapatkan pendidikan. Hak yang dimiliki oleh setiap anak tersebut wajib untuk dipenuhi, baik itu oleh keluarga, pemerintah.
masyarakat, Hal
Lembaga PPAP Seroja sebagai suatu lembaga swadaya masyarakat juga memiliki kewajiban untuk turut serta memenuhi satunya
hak
hak
untuk
anak, salah mendapatkan
pendidikan. Melalui usaha – usaha
Usaha – usaha yang dilakukan oleh Lembaga
Anak
untuk
mengikuti proses pembelajaran sudah
bersemangat
Gambar. 3. Skema Pemenuhan Hak
tersebut
maupun dapat
dijelaskan dalam gambar berikut :
yang dilakukan dalam memberikan motivasi belajar kepada anak rawan, Lembaga PPAP Seroja berusaha untuk memfasilitasi
anak
rawan
dalam
mendapatkan akses pendidikan. Pada dasarnya ini menjadi tugas lingkungan keluarganya
untuk
memberikan
motivasi belajar kepada mereka, tetapi hal tersebut kurang berhasil dilakukan sehingga
dibutuhkan
peran
dari
masyarakat melalui lembaga swadaya
masyarakat
untuk
memberikan
pemberian motivasi belajar kepada
motivasi belajar kepada mereka.
anak rawan.
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Hasil
penelitian
menunjukkan
Huraerah,
Abu,
M.
Si,.
2006.
bahwa cara yang dilakukan oleh
Kekerasan
terhadap
Anak.
Lembaga Sosial PPAP Seroja adalah
Bandung: Penerbit Nuansa.
(1) pemberian dana bantuan atau
Schunk, Dale H. 2012. Motivasi dalam
beasiswa pendidikan bersyarat (2)
Pendidikan : Teori, Penelitian, dan
menjalin komunikasi
Aplikasi. Jakarta: Indeks.
menyisipkan
personal
motivasi
materi
Suyanto, Bagong dan Hariadi, Sri
belajar dalam aktivitas anak rawan.
Sanituti. 2002. Krisis dan Child
Dampak yang dirasakan adalah (1)
Abuse, Kajian Sosiologis tentang
meningkatnya jumlah anak rawan
kasus Pelanggaran Hak Anak dan
dampingan Lembaga Sosial PPAP
Anak-Anak
Seroja
Perlindungan Khusus (Child in
yang
berubahnya
mau
dan
(3)
sekolah
persepsi
negatif
(2) anak
Need
of
yang
Special
membutuhkan
Protection).
rawan tentang suasana pembelajaran di
Surabaya: Airlangga University
sekolah (3) meningkatnya minat anak
Press.
rawan untuk belajar. Berdasarkan
Suyanto,
hasil
penelitian,
peneliti menyarankan kepada tentor dan pengurus Lembaga PPAP Seroja untuk selalu mempertahankan cara – cara yang telah dilakukan dalam
Bagong.
2013.
Masalah
Anak.
Jakarta:
Prenada
Sosial
Media Group. Undang - Undang No 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Undang – Undang No 20 Tahun 2003
memberikan motivasi belajar kepada
Tentang
anak rawan. Akan lebih baik lagi,
Nasional
apabila
bisa
mengembankan
dan
menciptakan cara – cara baru lagi untuk
menambah
alternatif
cara
Sistem
Pendidikan
Undang – Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Uno, Dr.H. Hamzah B, M.Pd,. 2007. Teori
Motivasi
Pengukurannya:
dan
Analisis
di
Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Evaluasi
Program
Penanganan Anak Jalanan Melalui Pendidikan
Layanan
Berbasis
Khusus
Kelembagaan
Lokal di Kota Surakarta. Vol 3, No 1 Tahun 2013. Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant FKIP UNS Surakarta. (Diakses pada 16 Desember 2015) Surat Kabar Suara Pembaruan. (2015, 19 Juni). 2,5 Juta Anak Indonesia Tak Bisa Sekolah.
Suara
Pembaruan.
Diakses
dari
http://sp.beritasatu.com/home/25juta-anak-indonesia-tak-bisasekolah/90156
pada
10
Maret
2016. Solopos.
(2014,
28
Oktober).
Sepanjang 2014, 763 anak di Solo putus
solo-sepanjang-2014-763-anak-disolo... pada 10 Maret 2016. Indonesia.
2012.
Laporan
Tahunan 2012. Unicef.org. Diakses
Anggraeni, Tulus Vilana D. E. P. 2013.
dari
www.solopos.com/.../pendidikan-
Unicef
Skripsi & Tesis
(PLK)
Diakses
sekolah.
Solopos.com.
dari www.unicef.org/indonesia/id/UNI CEF_Annual_Report_(Ind)_13073 1.pdf pada 10 Maret 2016.