PELATIHAN PLYOMETRIC INCLINE BOUND LEBIH MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KETEPATAN TEMBAKAN DARI KNEE TUCK JUMP PADA PEMAIN SEPAK BOLA Oleh : Dan Taebonat*, B K Satriyasa**, N U Badu*** *SMA NEGERI 1 TAEBENU **Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana ***FKIP PGRI KUPANG - NTT ABSTRAK Atlet sepak bola di SMA Negeri 1 Taebenu tidak pernah menunjukkan prestasi yang baik, hal ini terbukti dari pertandingan yang diikuti pada kegiatan Liga Pelajar Indonesia tingkat kabupaten Kupang dan pertandingan antar SMA sekabupaten Kupang tidak pernah lolos dari babak penyisihan group. Berdasarkan pengamatan tersebut untuk mencapai prestasi memerlukan pelatihan yang mengarah kepada perkembangan prestasi. Tujuan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dan ketepatan tembakan pada pemain sepak bola dengan pelatihan plyometric incline bound dan knee tuck jump. Penelitian dilakukan dengan experimental randomized pre and post test group design. Jumlah sampel 28 orang yang memenuhi kriteria inklusi dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Kelompok 1 diberi pelatihan plyometric incline bound dan kelompok 2 plyometric knee tuck jump. Pelatihan dilakukan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Kekuatan tungkai diukur dengan leg dinamometer dan ketepatan tembakan diukur dengan sasaran menggunakan skor. Batas kemaknaan yang dipakai adalah α = 0,05 Uji normalitas kekuatan otot tungkai dan ketepatan tembakan sebelum perlakuan data berdistribusi normal (p>0,05). Uji homogenitas kekuatan otot tungkai dan ketepatan tembakan sebelum perlakuan data berdistribusi homogen (p>0,05). Rerata peningkatan kekuatan otot tungkai kelompok 1 (122,57±5,69 kg) dibandingkan dengan kelompok 2 (112,57±7,83 kg) setelah diuji dengan tindependent mengalami perbedaan yang bermakna (p=0,000). Rerata ketepatan tembakan kelompok 1 (28,28±2,89) dibandingkan dengan kelompok 2 (20,42±2,10) setelah diuji dengan t-independent mengalami perbedaan yang bermakna (p=0,000).Simpulan bahwa pelatihan plyometric incline bound lebih meningkatkan kekuatan otot tungkai dan ketepatan tembakan dari knee tuck jump pada pemain sepak bola SMA Negeri 1 Taebenu. Disarankan agar menerapkan pelatihan plyometric incline bound untuk melatih kekuatan otot tungkai dan ketepatan tembakan pemain sepak bola. Kata Kunci : Pelatihan Plyometric incline bound, knee tuck jump, Kekuatan Tungkai dan Ketepatan Tembakan
PLYOMETRIC TRAINING INCLINE BOUND LEG MUSCLE STRENGTH INCREASE OVER AND ACCURACY OF KNEE TUCK JUMP SHOTS ON SOCCER PLAYERS By : Dan Taebonat*, B K Satriyasa**, N U Badu*** *SMA NEGERI 1 TAEBENU ** Magister Program Of Sport Physiology Udayana University *** FKIP PGRI KUPANG - NTT ABSTRACT Soccer athletes in SMA 1 Taebenu never showed good performance, it is evident from the game that followed the activities of the Indonesian Student League and matches Kupang district level inter-district high schools in Kupang never qualifier group. Based on these observations require training to achieve development that leads to achievement. Goal to increase leg muscle strength and precision shots on soccer players with plyometric training incline bound and knee tuck jump. The study was conducted with randomized experimental pre and post test group design. Number of samples 28 people who met the inclusion criteria were divided into two treatment groups. Group 1 was given incline bound plyometric training and plyometric group 2 knee tuck jump. The training is done 3 times a week for 6 weeks. Leg strength measured with a dynamometer leg and shot accuracy was measured by using a target score. The limit of significance used was α = 0.05 Normality Test leg muscle strength and precision shots before treatment the data were normally distributed (p> 0.05). Homogeneity test leg muscle strength and precision shots before homogeneous distribution of data treatment (p> 0.05). The mean increase in leg muscle strength group 1 (122.57 ± 5.69 kg) compared with group 2 (112.57 ± 7.83 kg) after tested with t-independent experienced significant difference (p = 0.000). The mean accuracy of the shot group 1 (28.28 ± 2.89) compared with group 2 (20.42 ± 2.10) after tested with tindependent experienced significant difference (p = 0.000). The inference that plyometric training incline bound further increase leg muscle strength and precision shots from knee tuck jump on football players SMA 1 Taebenu and suggested order to implement plyometric training incline bound to train leg muscle strength and precision of football players shot , Keywords: Plyometric Training incline bound, knee tuck jump, Limbs Strength and Accuracy Shots
masalah prestasi olahraga yang baik
PENDAHULUAN Proses
pembinaan
pula.
olahraga
khususnya olahraga sepak bola di
Ada dua aspek kategori tentang
SMA Negeri 1 Taebenu belum
kebugaran yaitu 1) daya tahan jantung,
menunjukan hasil yang optimal, hal
daya tahan jantung itu sendiri perlu di
ini terbukti dari pertandingan yang
bangun
diikuti belum menunjukan prestasi
bertanding secara total. 2) kekuatan
yang baik. Gerakan dikatakan efisien
otot, sepak bola menuntut kekuatan
apabila
otot yang berbeda dari jenis – jenis
gerakan
terkoordonasi
olahraga
dengan baik, dikombinasikan untuk menghasilkan diperlukan
gerakan
dalam
menggunakan
yang
baik
tenaga
lainnya,
mampu
sehingga
perlu
otot yang diperlukan dalam permainan
menyelesaikan
sepak bola (Sharkey, 2011). Mencetak gol merupakan tujuan utama dalam
dengan perolehan nilai yang tinggi, arah
pemain
memusatkan pengembangan kekuatan
yang
tugas tertentu, dan memanfaatkannya
dengan
agar
permainan
dan
sepak
bola.
Tungkai
memberikan keseimbangan pada tubuh
sekecil
saat akan melaksanakan tembakan,
mungkin (Nala, 2011)
juga memberikan dorongan yang kuat pada saat melakukan tembakan kearah
Seseorang mampu melakukan
gawang (Suharno 2002).
gerakan yang efisien, orang tersebut dapat dikatakan terampil. Gerakan
Latihan
efisien menurut pendapat Sneyers
menstimulasi
(2008), ada “tiga komponen utama
dalam neuromoskuler,(Agung,2004)
yang
yang
memperbesar kelompok otot untuk
efisien yaitu kesegaran jasmani dan
memberi respon lebih cepat dan lebih
kemampuan
kemampuan
kuat terhadap perubahan – perubahan
proses
yang ringan dan panjangnya otot
mendukung
pengindraan
gerakan
gerak, serta
latihan
yang
berbagai
perubahan
(Furqon & Doewes, 2002).
perseptual”. Gerakan yang efisien diperlukan
plyometric
benar,
Peningkatan
kontinyu dan teratur serta pemecahan
kondisi
fisik
dilakukan dengan skala prioritas sesuai dengan kebutuhan. Komponen 1
kondisi fisik
meliputi: kekuatan,
pemain sepak bola SMA Negeri 1
daya tahan, daya ledak, kecepatan,
Taebenu?
6.)
kelenturan, kelincahan, koordinasi,
plyometric
incline
keseimbangan,
dan
meningkatkan ketepatan tembakan
Sajoto (2002),
dari knee tuck jump pada pemain
menambahkan bahwa “salah satu
sepak bola SMA Negeri 1 Taebenu?
komponen kondisi fisik yang penting
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
guna mendukung komponen lainnya
1).
adalah kekuatan otot.
plyometric
ketepatan
kecepatan reaksi.
Rumusan
masalah
bound
dapat
pelatihan plyometric incline bound dapat
tungkai pada pemain sepak bola
meningkatkan
ketepatan
tembakan pada pemain sepak bola
SMA Negeri 1 Taebenu? 2). Apakah
SMA Negeri 1 Taebenu. 3). Untuk
latihan plyometric incline bound
mengetahui
ketepatan
pelatihan
plyometric
knee tuck jump dapat meningkatkan
tembakan pada pemain sepak bola
kekuatan otot tungkai pada pemain
SMA Negeri 1 Taebenu? 3). Apakah
sepak bola SMA Negeri 1 Taebenu.
latihan plyometric knee tuck jump
4).
dapat meningkatkan kekuatan otot
Untuk
mengetahui
pelatihan
plyometric knee tuck jump dapat
tungkai pada pemain sepak bola
meningkatkan ketepatan tembakan
SMA Negeri 1 Taebenu? 4). Apakah
pada pemain sepak bola SMA Negeri
latihan plyometric knee tuck jump meningkatkan
pelatihan
1 Taebenu. 2). Untuk mengetahui
dapat meningkatkan kekuatan otot
dapat
lebih
pada pemain sepak bola SMA Negeri
latihan plyometric incline bound
meningkatkan
bound
mengetahui incline
latihan
meningkatkan kekuatan otot tungkai
dalam
penelitian ini yaitu: 1). Apakah
dapat
Untuk
Apakah
1Taebenu.5). Untuk membandingkan
ketepatan
pelatihan plyometric incline bound
tembakan pada pemain sepak bola
dan
SMA Negeri 1 Taebenu? 5). Apakah
knee
tuck
jump
dalam
meningkatkan kekuatan otot tungkai
latihan plyometric incline bound
pada pemain sepak bola SMA Negeri
lebih meningkatkan kekuatan otot
1
tungkai dari knee tuck jump pada
Taebenu
6).
Membandingkan
pelatihan plyometric incline bound
2
dan
knee
tuck
jump
dalam
Rancangan Penelitian
meningkatkan ketepatan tembakan
Penelitian
pada pemain sepak bola SMA Negeri
eksperimental
1 Taebenu
1).
incline
adalah
penelitian
dengan
rancangan
penelitian yang digunakan adalah :
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
ini
Pelatihan
bound
Randomized Pre and Post Test
plyometric
Kontrol Group Design (Poccock,
meningkatkan
2008). Masing – masing kelompok
kekuatan otot tungkai pada pemain
terdiri dari 14 orang.
sepak bola SMA Negeri 1 Taebenu
Tempat
2). Pelatihan plyometric incine bound
dilaksanakan
meningkatkan ketepatan tembakan
Negeri 1 Taebenu. Penelitian ini
pada pemain sepak bola SMA Negeri
dilaksanakan selama 6 minggu.
1 Taebenu 3). Pelatihan plyometric knee
tuck
jump
penelitian di
lapangan
SMA
Populasi dan Sampel
meningkatkan
kekuatan otot tungkai pada pemain
Populasi dalam penelitian ini
sepak bola SMA Negeri 1 Taebenu
adalah siswa SMA Negeri 1 Taebenu
4.) Pelatihan plyometric knee tuck
Tahun
jump
ketepatan
berjumlah 28 0rang. Sampel didapat
tembakan pada pemain sepak bola
dari populasi yang memenuhi kriteria
SMA Negeri 1 Taebenu 5.) Pelatihan
inklusi: 1). Jenis kelamin laki – laki,
plyometric
lebih
2). Umur 16-17 tahun, 3). Siswa
meningkatkan kekuatan otot tungkai
kelas X, 4) Terdaftar sebagai anggota
dari knee tuck jump pada pemain
klub sepakbola SMAN 1 Taebenu.
sepak bola SMA Negeri 1 Taebenu
Sampel dibagi menjadi 2 (dua)
6.)
kelompok masing – masing 14 orang
meningkatkan
incline
Pelatihan
bound
plyometric
incline
pelajaran
2014/2015
secara random.
bound lebih meningkatkan ketepatan tembakan dari knee tuck jump pada
Pelaksanaan Penelitian
pemain sepak bola SMA Negeri 1 Tahap
Taebenu.
pelaksanaan
penelitian
menyangkut : 1) Pengukuran berat METODE PENELITIAN
badan, dan tinggi badan, pengukuran 3
kekuatan otot tungkai, ketepatan
pelatihan
plyometrik.
4)
tembakan.
Mengukur
suhu
perbedaan efek rerata kekuatan otot
lingkungan
tempat
penelitian,
tungkai dan ketepatan tembakan bola
kelembaban relatif.
dengan uji t-independent
Analisis Data
pelatihan antar kedua
1)Analisis
Deskripsi
untuk
pelatihan
Uji
sesudah kelompok
plyometric.
Batas
menganalisis data subjek seperti:
kemaknaan adalah α = 0,05. Jika
tinggi badan, berat badan, umur. 2)
nilai
Uji normalitas data dengan Shapiro-
penelitian
diterima
Wilk
perbedaan
yang
setelah perlakuan
bertujuan
p < 0,05 maka hipotesis atau
ada
signifikan,
untuk mengetahui distribusi data
sedangkan jika nilai p > 0,05 maka
kelompok perlakuan pelatihan. Batas
hipotesis ditolak atau tidak ada
kemaknaan yang digunakan α = 0,05,
perbedaan yang signifikan.
3) Uji homogenitas dengan levene
HASIL DAN PEMBAHASAN
test untuk mengetahui variasi data
Penelitian
dengan batas kemaknaan α = 0,05,
sebelum
dan
didapatkan data sebagai berikut :
sesudah
data karakteristik subjek penelitian,
pelatihan dengan menggunakan uji tpaired setelah perlakuan menganalisis
rerata
dilakukan
terhadap SMA negeri 1 Taebenu
4) Uji peningkatan antar kedua kelompok
yang
dan data hasil pelatihan plyometric
untuk
incline bound dan pelatihan knee
peningkatan
tuck
jump.
Tabel 5.1 Distribusi Data karekteristik subjek penelitian Sampel Karakteristik Kelompok perlakuan 1
Kelompok perlakuan 2
sampel
Rerata±SB
Rerata±SB
Umur (Thn)
16,50±0,51
16,50±0,51
TB (cm)
161,93±5,74
157,00±5,92
BB (kg)
49,64±4,48
45,78±6,32
Subjek
penelitian
yang
kelompok dengan cara undian acak
berjumlah 28 orang dibagi menjadi 2
sederhana yaitu kelompok 1 sebagai
4
kelompok
pelatihan
plyometric
badan rerata 161,93±5,74 cm, berat
incline bound, kelompok 2 sebagai
badan rata – rata
kelompok pelatihan plyometric knee
umur
tuck jump, hal ini memungkinkan
Sedangkan
sampel lebih bervariasi dilihat dari
plyometric knee tuck jump jumlah
segi umur (th), tinggi badan (cm),
14
berat badan (kg).
157,00±5,92 cm, berat badan rerata
Distribusi
yang duduk di kelas 10 karena
Data
Tembakan
tahun dan masih pada usia remaja
badan
rerata
rata – rata
Karakteristik
Hasil Penelitian
Kelompok Perlakuan.
untuk
Distribusi
menambah kekuatan tungkai dan tembakan
tinggi
kelompok
Kekuatan Tungkai dan Ketepatan
kebanyakan siswa berumur 16 – 17
ketepatan
pada
tahun
16,50±0,51 tahun.
SMA Negeri 1 Taebenu adalah siswa
memungkinkan
orang,
16,50±0,51
45,78±6,32 kg, umur
Sampel yang diambil pada
sehingga
rerata
58,00±4,48 kg,
data
kekuatan
tungaki dan ketepatan tembakan
dengan
kelompok
menggunakan metode yang ada.
incline
bound
dan
kelompok knee tuck jump dijelaskan
Pada kelompok plyometric incline
pada tabel 5.2 sebagai berikut:
bound jumlah 14 orang dengan tinggi
Tabel 5.2 Karakteristik kekuatan tungkai dan ketepatan tembakan ke-dua kelompok perlakuan Variabel
Kekuatan Tungkai (kg) Ketepatan Tembakan Tabel 5.2
Kelompok Perlakuan 1 Sebelum Sesudah Rerata ± SB Rerata ± SB 62,78±3,33 122,57±5,69
Kelompok Perlakuan 2 Sebelum Sesudah Rerata ± SB Rerata ± SB 64,42±5,59 112,07±7,83
12,85±2,10
11,21±1,62
28,28±2,89
20,42±2,10
menunjukan
pada kelompok incline bound rerata
karakteristik data yang bervariasi
sebelum pelatihan 62,78±3,33 kg,
dari kedua kelompok perlakuan.
sesudah pelatihan rerata kekuatan
Hasil pengukuran kekuatan tungkai
tungkai 122,57±5,69 kg. sedangkan
5
pada kelompok knee tuck jump rerata
Uji Normalitas.
kekuatan tungkai sebelum pelatihan
Uji
64,42±5,59 kg, sesudah pelatihan
menggunakan
rerata kekuatan tungkai 112,07±7,83
kekuatan dan ketepatan sebelum
kg. Hasil pengukuran
ketepatan
perlakuan pada kedua kelompok
tembakan pada kelompok incline
perlakuan. Nilai rerata kekuatan
bound sebelum pelatihan 12,85±2,10,
tungkai kelompok incline bound
sesudah pelatihan rerata ketepatan
setelah
tembakan
dengan nilai p = 0,069, sedangkan
28,28±2,89.
sedangkan
normalitas Shapiro-Wilk
perlakuan
Test,
122,57±5,69
pada kelompok knee tuck jump rerata
nilai
ketepatan
tembakan
sebelum
kelompok knee tuck jump setelah
pelatihan
11,21±1,62,
sesudah
perlakuan 112,07±7,83 dengan nilai
pelatihan rerata ketepatan tembakan
p = 0,194 menunjukan bahwa dari
20,42±2,10.
kedua
Uji Homogenitas.
memiliki nilai P > 0,05. Berdasarkan
Uji
homogenitas
dengan
Levene-Test
menunjukan
rerata
rerata
dengan
hasil
kekuatan
pengujian
tungkai
tersebut
hal ini menunjukan bahwa hasil uji statistik
terhadap
kekuatan tungkai kelompok incline
plyometric
incline
bound 122,57±5,69 dan kelompok
kelompok knee tuck jump setelah
knee tuck jump 112,07±7,83 dengan
perlakuan berdistribusi normal.
nilai p = 0,128. Rerata ketepatan
Uji
kelompok bound
normalitas
dan
ketepatan
tembakan kelompok incline bound
tembakan pada kelompok incline
28,28±2,89 dan kelompok knee tuck
bound setelah perlakuan memiliki
jump 20,42±2,10 dengan nilai p =
rerata 28,28±2,89 dengan nilai P =
0,295. Uji Homogenitas kekuatan
0,458 dan kelompok knee tuck jump
tungkai dan ketepatan tembakan pada
sebelum perlakuan memilik rerata
kedua
ini
20,42±2,10 dengan nilai p = 0,114.
memperoleh nilai p ˃ 0,05 sehingga
Uji normalitas ketepatan setelah
varian data pada penelitian ini
perlakuan pada kedua kelompok
bersifat homogen.
memperoleh nilai p > 0,05 yang
kelompok
penelitian
berarti data berdistribusi normal.
6
Uji
Beda
Kekuatan
Rerata
Peningkatan
dan
kelompok plyometric incline bound
Ketepatan
dan knee tuck jump Uji Beda Kekuatan Tungkai
Tabel 5.7 peningkatan kekuatan kelompok plyometric incline bound dan knee tuck jump dengan independent t test Variabel
Kekuatan Tungkai Rerata±SB
P
Kel. incline bound (kg)
122,57±5,69
0,000
Kel. knee tuck jump (kg)
112,07±7,83
Tabel 5.6, menunjukan bahwa
menunjukan bahwa kekuatan setelah
beda rerata peningkatan kekuatan
pelatihan
pada
kedua
kelompok
sesudah perlakuan pada kelompok
berbeda bermakna.
plyometric incline bound dan knee
Uji Beda Ketepatan Tembakan
tuck jump nilai p ˂ 0,05. hal ini Tabel 5.8 peningkatan ketepatan tembakan kelompok plyometric incline bound dan knee tuck jump dengan independent t test Variabel
Ketepatan Tembakan Rerata±SB
p
Kel. incline bound
28,28±2,89
0,000
Kel. knee tuck jump
20,42±2,10
Berdasarkan
hasil
distribusi
SIMPULAN DAN SARAN
data pada Tabel 5.8, menunjukan
Simpulan
bahwa
peningkatan
1)Pelatihan plyometric incline bound
ketepatan sesudah perlakuan pada
meningkatkan kekuatan otot tungkai
kelompok plyometric incline bound
pemain sepak bola SMA Negeri 1
dan knee tuck jump nilai p < 0,05.
Taebenu.
2) Pelatihan plyometric
hal ini menunjukan bahwa rerata data
incline
bound
ketepatan setelah pelatihan pada
ketepatan tembakan pada pemain
kedua kelompok berbeda bermakna
sepak bola SMA Negeri 1 Taebenu.
beda
rerata
7
meningkatkan
3) Pelatihan plyometric knee tuck jump meningkatkan kekuatan otot tungkai pada pemain sepak bola SMA
Negeri
1
Taebenu.
4)
Pelatihan plyometric knee tuck jump meningkatkan ketepatan tembakan pada pemain sepak bola SMA Negeri 1 Taebenu. 5) Pelatihan plyometric incline bound lebih meningkatkan kekuatan tungkai dari knee tuck jump pada pemain sepak bola SMA Negeri 1 Taebenu. 6) Pelatihan plyometric incline bound lebih meningkatkan ketepatan tembakan dari knee tuck jump pada pemain sepak bola SMA Negeri 1 Taebenu. Saran Berdasarkan simpulan peneliti, maka dapat
disarankan
sebagai
berikut
Pembina
beberapa :1)
olahraga,
hal
Bagi
para
pelatih,
guru
penjas dapat melakukan pelatihan plyometric
incline
bound
untuk
meningkatkan kekuatan otot tungkai dan ketepatan tembakan pada pemain sepak bola. 2) Bagi peneliti lain hasil penelitian
ini
pedoman
atau
melakukan
dapat acuan
penelitian
dijadikan dalam dengan
pelatihan yang berbeda.
8
DAFTAR PUSTAKA
Olahraga. Pusat Ilmu Olahraga.
1. Nala. 2011. Prinsip – Prinsip
Jakarta: Koni Pusat.
Latihan
Fisik
Olahraga.
9.
Harsono. 2001. Coaching Dan
Denpasasar . Udayana University
Aspek-Aspek Psikologis Dalam
Press
Coaching. Jakarta: CV. Kurnia.
2. Sneyears,
R.
Learning
2008. And
Motor
10. Joseph L. 2007. Sepak Bola .
Human
Alih Bahasa Wibawa Agusta. PT
Performance : An Application To Motor
Skills
And
Raja Gravindo Persada
Movemen
11. Nugraha,
AC.
2012.
Mahir
Behaviors. New York. Macmillan
sepak bola. Teknik dan taktik
Publishing.
bermain,
3. Sharkey,BJ. 2011. Kebugaran dan Kesehatan.
Panduan
kesehatan
lengkap.
H.P.
Coaching
2002.
Umum.
12. Nurhasan,
2001.
Tes
dan
Yogyakarta:
fisik. Prinsip – Prinsip dan Penerapan. Jakarta: Direktorat
Kekuatan
Semarang:
Jendral Olahraga.
Kondisi
Effhar
13. Pasurney. 2001. Kebugaran dan
dan
pelatihan fisik dalam olahraga.
Dahara Prize
Terjemahan.
6. Furqon, M & Doewes, M. 2002.
Surskarta.
Bandung.
ITB
Bandung
Plaiometrik untuk meningkatkan power.
kebugaran.
Pengukuran dalam pendidikan
5. Sajoto, M. 2002. Peningkatan dan
Fisik.
pola,
Ilmu
Andi Offset.
Pembinaan
dan
dan
Bandung. Nuansa Cendekia
Jakarta. Raja Grafindo Persada 4. Suharno
sistem
14. Suleman, I. 2008. Teknik dasar
Universitas
permainan sepak bola. Jakarta.
Sebelas Maret. Press
Bumi Aksara.
7. Poccock, SJ. 2008. Clinical Trial, A Practical Approach. New York : A Willey Medical Publication. 8. Agung, C.H. 2004. Energi dan Sistem Energi Predominan Pada
9