PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PT UNILEVER INDONESIA Tbk. PERIODE 2003-2013 Ika Dharma Agatha1, Raflin Hinelo 2, Dewi Indrayani Hamin3 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah dan earning per share terhadap harga saham PT Unilever Indonesia Tbk periode 2003-2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa untuk nilai tukar rupiah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap harga saham dengan nilai koefisien beta sebesar -0,033. Variabel earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham dengan nilai koefisien beta sebesar 0,997. Secara simultan nilai tukar rupiah dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT Unilever Indonesia Tbk. Dilihat dari R Square (R 2)= 97,0 %. Hal ini berarti sebesar 97,0 % Harga saham PT Unilever Indonesia Tbk dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah dan earning per share. Dan sisanya 3,0% dijelaskan oleh variabel lain diluar model pengujian yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Nilai Tukar Rupiah, Earning Per Share, Harga Saham.
PENDAHULUAN Jenis investasi dalam bentuk saham pada perusahaan go public merupakan jenis investasi yang tergolong beresiko tinggi, karena sifat komoditinya sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan dalam negeri maupun diluar negeri. Perubahan tersebut dapat berdampak positif maupun negatif terhadap nilai saham yang berada di pasar saham. Harga pasar suatu saham mencerminkan nilai dari perusahaan, sehingga naik turunnya harga saham suatu perusahaan menunjukkan naik turunnya nilai perusahaan bagi para investor. Dalam hal ini faktor utama yang menyebabkan harga saham berubah adalah karena dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal, faktor internal disebut juga faktor fundamental yaitu faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan, sedangkan faktor eksternal yang merupakan faktor non fundamental biasanya dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi seperti suku bunga dari kebijakan pemerintah Menurut Natarsyah (2000) dalam Nugroho (2012). 1
Ika Dharma Agatha, Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
2
Raflin Hinelo, S.Pd., M.Si. Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.
3
Dewi Indrayani Hamin, SE., MM. Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo
1
Banyak Faktor yang mempengaruhi naik turunnya Harga Saham, di antaranya adalah Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan Earning Per Share. Nilai Tukar atau Kurs mengukur nilai suatu valuta dari perspektif valuta lain, penurunan nilai valuta dinamakan depresiasi sedangkan peningkatan nilai valuta dinamakan apresiasi (Madura, 2000). Terdepresiasinya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar Amerika memiliki pengaruh yang negatif terhadap ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003). Sedangkan Earning Per Share (EPS) merupakan alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar saham, rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham (Darsono & Ashari, 2005). EPS yang tinggi menjadi daya tarik investor untuk memilih saham tersebut. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Nilai tukar Rupiah dan Earning Per Share terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk Secara Parsial dan Simultan. Berikut ini adalah data perkembangan Nilai Tukar Rupiah, Earning Per Share, dan Harga Saham PT Unilever Indonesia, Tbk Periode 2003-2013. Tabel 1 : Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, EPS, dan Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk Tahun
Kurs
%
Spot
Perubahan
(Rp)
dari Tahun
EPS
Harga
(Rp) Saham (Rp)
Sebelumnya 2003
8573.40
-
170
3.625
2004
8934.65
+ 4,21 %
192
3.300
2005
9710.64
+ 8,69 %
189
4.275
2006
9166.51
- 5,60 %
226
6.600
2007
9136.35
- 0,33 %
257
6.750
2008
9679.55
+ 5,95 %
315
7.800
2009
10398.35 + 7,43 %
399
11.050
2010
9084.55
- 12,63 %
444
16.500
2011
8779.49
- 3,36 %
546
18.800
2012
9380.39
+ 6,84 %
634
20.850
2013
10091.95 + 7,59 %
701
26.000
(Sumber : www.bi.go.id- www.idx.com- data diolah) 2
Dapat dilihat dari tabel 1.1 Bahwa nilai Rupiah mengalami siklus naik-turun. Kenaikan nilai tukar disebut apresiasi mata uang dolar Amerika, Pada tahun 2003 sampai tahun 2005 Dolar Amerika mengalami Apresiasi. Sedangkan pada tahun 2006 dan tahun 2007 Dolar Amerika telah terdepresiasi. Turunnya nilai tukar disebut Depresiasi. Tanda Negatif menandakan bahwa Dolar Amerika mengalami depresiasi sedangkan tanda positif menandakan bahwa dolar Amerika mengalami Apresiasi. Bila Dolar Amerika berapresiasi yaitu dapat dilihat dari tahun 2003-2005 dan 2008-2009 serta tahun 2012-2013 maka Rupiah Terdepresiasi di lihat dari dolar Amerika. Ini disebut juga nilai rupiah turun (melemah) terhadap nilai dolar Amerika. Hal Ini di karenakan Pada Tahun-tahun tersebut mengalami masalah perekonomian negara, misalnya dengan naiknya Inflasi yang cukup tinggi. Hal ini dapat ditandai dengan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan Indonesia yang mengakibatkan hampir semua kegiatan ekonomi terganggu. Dampak lain dari menurunnya kepercayaan masyarakat berimbas, sampai ke pasar modal. Harga-harga saham menurun secara tajam sehingga menimbulkan kerugian yang cukup signifikan bagi investor.Hal ini ditandai pada tahun 2004 dimana Nilai Rupiah Terdepresiasi dan Harga Saham mengalami penurunan. Akan tetapi pada tahun-tahun berikutnya Harga Saham mengalami peningkatan sedangkan Pada tahun 2008-2009 dan 2012-2013 Nilai rupiah mengalami Depresiasi. Demikian pula bila Dolar Amerika Terdepresiasi yaitu di lihat pada tahun 2006-2007 dan 2010-2011 maka Rupiah Terapresiasi dilihat dari Dolar Amerika. Ini berarti nilai rupiah naik (menguat) terhadap dolar Amerika. Jika Nilai Rupiah mengalami Apresiasi tentunya Harga Saham pun mengalami kenaikan. Begitu pula Earning Per Share, yakni di lihat pada tabel 1.2 dari tahun 2003-2004 Earning Per Share mengalami kenaikan sedangkan pada tahun 2005 Earning Per Share mengalami penurunan, Hal ini dapat mengakibatkan Harga Saham Menurun akan tetapi pada tahun 2005 Harga Saham naik, sedangkan pada tahun 2004 Earning Per Share (EPS) yang mengalami kenaikan malah Harga Sahamnya Menurun. Kemudian pada tahun 2006-2013 Earning Per Share kembali mengalami Kenaikan begitupun Harga Sahamnya terus mengalami kenaikan . Hal ini disebabkan karena adanya perkembangan ekonomi dan meningkatnya laba perusahaan PT Unilever Indonesia, Tbk. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif, yakni menganalisis adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan yang lain yang dalam penelitian ini yaitu variabel X1 (Nilai Tukar Rupiah), X2 (Earning Per Share), dan Variabel Y (Harga Saham). Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu teknik data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010). 3
Berdasarkan penelitian yang direncanakan, maka hipotesis statistik dalam penelitian ini antara lain: H0 :
Nilai tukar Rupiah, dan Earning Per Share tidak berpengaruh pada Harga Saham secara Parsial dan stimulant.
Ha :
Nilai tukar Rupiah, dan Earning Per Share berpengaruh pada Harga Saham secara Parsial dan stimulant. Teknik analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang persamaannya dapat
dituliskan sebagai berikut : Y = a + β1 X1 + β2 X2 + e Keterangan : Y
= Harga Saham
A
= konstanta
β1 X1 = Nilai Tukar Rupiah/US$ β2 X2 = Earning Per Share e
= eror
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di PT. Unilever Indonesia Tbk dengan menggunakan data sekunder laporan keuangan dan harga saham PT. Unilever Indoensia Tbk. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 11 Tahun yakni dari tahun 2003 sampai 2013. Selanjutnya data ini diolah menggunakan program SPSS 21. Adapun statistik deskriptif dari variabel penelitian yakni Nilai Tukar Rupiah dan Harga Saham dari PT. Unilever Indonesia Tbk, sebagai berikut ini: Tabel 2 : Statistik Deskriptif
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Nilai Tukar Rupiah memiliki nilai terendah sebesar Rp. 8.573,40 kemudian nilai tertinggi sebesar Rp. 10.398,35. Dengan rata-rata dari tahun 2003 sampai tahun 2013 sebesar Rp. 9.357,8027 dan standar deviasi sebesar Rp 560,297. 4
Statistik Korelasi Adapun hasil pengujian statistik Korelasi sebagai berikut. Tabel 3 : Statistik Korelasi
Sumber : SPSS 21 Dari Tabel di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi (R) antara harga saham dan Kurs sebesar 0,336. Yang berarti bahwa hubungan antara harga saham dan kurs sebesar 33,6 %. Selanjutnya nilai koefisien korelasi antara Harga saham dan EPS sebesar 0,984 yang berarti bahwa hubungan antara harga saham dan EPS sebesar 98,4 %. Nilai koefisien korelasi antara variabel Kurs dan EPS sebesar 0,370. Hal ini berarti hubungan antara Kurs dan EPS sebesar 37,0 %. Berdasarkan tabel korelasi diatas maka diperoleh model regresi sebagai berikut: = 1,000 + 0,336
+ 0,984
+
Adapun hasil pengujian Normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-smirnov. Tabel 4 : Hasil Uji Normalitas
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,971. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian normalitas, data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Karena nilai signifikansi dari pengujian lebih dari nilai alpha 0,05. 5
Uji Multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF), pengujian ini bertujuan untuk menguji ada dan tidaknya korelasi antara variabel bebas (Independent) dalam suatu regresi. Pada pengujian ini dikatakan tidak terdapat korelasi apabila VIF dari uji Multikolinieritas kurang dari 10. Tabel 5 : Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : SPSS 21 Berdasarkan hasil pengolahan data di atas seluruh variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat mempunyai nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang rendah yakni dibawah 10. Jadi disimpulkan model regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas. Sehingga data memenuhi uji multikolinearitas.
Adapun hasil pengolahan data (Scatterplot) untuk menguji heterokedastisitas:
Gambar 1 : Hasil Uji Heterokedastisitas Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk menguji pengaruh Nilai Tukar dan Earning Per Share terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk digunakan uji statistik t (uji t). Adapun hasil pengujian dengan menggunakan uji t adalah :
6
Tabel 6 : Hasil Pengujian Parsial
Dari analisis diperoleh nilai t-hitung untuk variabel Nilai Tukar Rupiah sebesar -0,498. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel yang sebesar 2,306. Maka t-hitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t-tabel. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,632>0,05, maka H1 ditolak dan Ho diterima. Nilai t negatif menunjukkan bahwa X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap Harga Saham dari PT. Unilever Indonesia Tbk selama tahun 2003-2013. Dari analisis diperoleh nilai t-hitung untuk variabel Earning Per Share sebesar 15,155. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel yang sebesar 2,306. Maka t-hitung yang diperoleh jauh lebih besar dari nilai t-tabel. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,000<0,05, maka H 1 diterima dan Ho ditolak. Sehingga variabel X2 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa X2 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham dari PT. Unilever Indonesia Tbk selama tahun 2003-2013. Adapun hasil Pengujian dengan menggunakan Uji Simultan (Uji F) Tabel 7 : Hasil Pengujian Simultan
Dari hasil diatas didapat nilai F-hitung penelitian ini sebesar 129,972. F-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan df1 sebesar k = 2 dan df2 sebesar N-k-1 = 11-2-1 = 8 adalah sebesar 4,46. Jika kedua nilai F ini dibandingkan, maka nilai F-hitung yang diperoleh jauh lebih besar F-tabel sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Adapun Hasil Pengujian dengan menggunakan Uji Determinasi.
7
Tabel 8 : Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil analsis maka nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,970. Nilai ini berarti bahwa sebesar 97,0% besarnya Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah dan laba per lembar saham (Earning Per Share) pada PT Unilever Indonesia Tbk. Dapat pula disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas telah mampu menjelaskan atau memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Adapun pengaruh dari variabel lain terhadap Tingkat Harga Saham sebesar hanya 3,0%. Pembahasan Nilai Tukar Rupiah dari tahun 2003 sampai tahun 2013 mengalami fluktuatif. Dari tahun 2003 ke tahun 2005 mengalami peningkatan (nilai tukar Rupiah melemah/ dolar amerika mengalami apresiasi) yaitu dari Rp.8573.40 hingga mencapai Rp. 9710.64. Selanjutnya pada tahun 2006 sampai tahun 2007 terus mengalami penurunan (nilai tukar Rupiah menguat/dolar Amerika terdepresiasi) yaitu dari Rp. 9166.51 hingga Rp. 9136.35. Dari tahun 2008 sampai tahun 2013 terus mengalami fluktuatif, hingga mencapai Rp. 10.091,95. Dari analisis diperoleh nilai t-hitung untuk variabel Nilai Tukar Rupiah sebesar 0,498. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel yang sebesar 2,306. Maka t-hitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t-tabel. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,632>0,05, maka H1 ditolak dan Ho diterima. Nilai t negatif menunjukkan bahwa X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap Harga Saham dari PT. Unilever Indonesia Tbk selama tahun 2003-2013. Pada PT. Unilever Indonesia Tbk berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ditemukan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tukar rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT. Unilever Indonesia Tbk. Nilai koefisien dari variabel nilai tukar rupiah yakni negatif, hal ini mengindikasikan bahwa hubungan antara nilai tukar rupiah dengan harga saham bersifat tidak searah. kenyataan ini sesuai dengan konsep pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya. Dari hasil analisis juga dapat diketahui bahwa setiap peningkatan Nilai tukar rupiah sebesar Rp 1, maka akan menurunkan harga saham dari PT Unilever Indonesia Tbk sebesar Ln 0,405. Earning Per Share PT. Unilever Indonesia Tbk dari tahun 2003 sampai tahun 2013 mengalami fluktuatif. Dari tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami penurunan sebesar Rp. 192 hingga Rp. 189. Selanjutnya pada tahun 2006 sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan hingga Rp. 701. Semakin tinggi nilai laba per lembar 8
saham tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham (Darmadji, T dan Fakhruddin, 2006), yang berarti jika EPS mengalami kenaikan maka akan diikuti oleh kenaikan dari harga saham perusahaan tersebut. Dan ini berarti kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan baik. Dari analisis diperoleh nilai t-hitung untuk variabel Earning Per Share sebesar 15,155. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel yang sebesar 2,306. Maka t-hitung yang diperoleh jauh lebih besar dari nilai t-tabel. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,000<0,05, maka H 1 diterima dan Ho ditolak. Sehingga variabel X2 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa X2 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham dari PT. Unilever Indonesia Tbk selama tahun 2003-2013. Pada PT. Unilever Indonesia Tbk berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ditemukan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laba per lembar saham (Earning Per Share) berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT. Unilever Indonesia Tbk. Nilai koefisien dari variabel earning per share yakni positif, hal ini mengindikasikan bahwa hubungan antara nilai tukar rupiah dengan harga saham bersifat searah. Dari hasil analisis juga dapat diketahui bahwa setiap peningkatan earning per share sebesar Rp 1, maka akan meningkatkan harga saham dari PT Unilever Indonesia Tbk sebesar Ln 1,426. Pada PT. Unilever Indonesia Tbk berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa nilai tukar rupiah dan earning per share secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini di tunjukan oleh nilai signifikasi (0.000) < (0.05) dan perbandingan antara f hitung 129,972 > f tabel 4,46. Hal ini didukung dari hasil koefisien determinasi R2 (R Square) sebesar 97,0% yang menunjukan bahwa varabel-variabel bebas telah mampu menjelaskan atau memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat dan pengaruh dari variabel lain terhadap harga saham yang tidak di uji dalam penelitian ini adalah sebesar 3,0%. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada PT. Unilever Indonesia Tbk ditemukan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap harga saham PT Unilever Indonesia Tbk. Koefisien dari variabel nilai tukar rupiah yakni negatif yang berarti bahwa hubungan antara variabel nilai tukar rupiah dengan harga saham bersifat tidak searah. Semakin meningkat nilai tukar rupaih (terdepresiasi kurs rupiah) maka semakin menurun pula harga saham dari perusahaan. Pada keadaan ekonomi yang tidak stabil investor cenderung untuk tidak membeli saham tersebut.
9
2. Pada PT. Unilever Indonesia Tbk ditemukan bahwa earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga
saham PT. Unilever Indonesia Tbk. Koefisien dari variabel earning per share yakni positif yang berarti bahwa hubungan antara variabel earning per share dengan harga saham bersifat searah. Semakin meningkat earning per share yang dibagikan kepada pemegang saham maka semakin meningkat pula minat investor untuk membeli saham tersebut sehingga harga saham menjadi lebih tinggi. 3. Secara bersama-sama nilai tukar rupiah dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham
pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Hal demikian juga terbukti dari kuatnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jika dilihat dari uji koefisien determinasi yakni sebesar 97,0%. 1. Pada hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Sehingga saran dari peneliti yakni manager PT. Unilever Indonesia Tbk lebih meningkatkan produk-produk yang inovatif sehingga saham perusahaan tetap menjadi saham defensif yang terbaik di Indonesia, yakni saham yang tidak terpengaruhi oleh kondisi ekonomi. 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT Unilever Indonesia Tbk. Sehingga saran dari peneliti yakni memaksimalkan penjualan dari produk sehinggamenghasilkan laba yang besar pada tahun-tahun akan datang.
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Pandji & Piji. 2008. Pengantar Pasar Modal. Jakarta : Rineka Cipta Besley, Scott and Eugene F. Brigham. 2000. Esentials of Managerial Finance. Twelfh Edition. The Dryden Pres, Orlando. Darmadji, T. & Fakhruddin, H. M.(2006). Pasar modal di indonesia. (Edisi 2).Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta : Andi Duwi Priyatno, SE. (2008). Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta : Mediakom. Erna, dkk. 2009. Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap harga saham PT Unilever Indonesia Tbk. Jurnal. STIE MDP. Fahmi, Irham, 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung. Alfabeta. Gitosudarmo, Indriyo & Basri. 2002. Manajemen Keuangan - Edisi keempat. Yogyakarta: BPFEYOGYAKARTA Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/harga-saham-nilai-saham-dan-proses.html http://purnama110393.wordpress.com/2010/11/30/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-harga-saham/ http://www.sarjanaku.com/2012/06/saham-pengertian-jenis-nilai-harga.html 10
http://veranydwi.blogspot.com/2013/05/tulisan-3-perekonomian-indonesia.html Husnan, Suad. 2005. Dasar - Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta. Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Madura, Jeff. 2000. Manajemen Keuangan Internasional Edisi 4 Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Nugroho, Arif. 2012. Pengaruh faktor fundamental dan kondisi ekonomi terhadap harga saham perusahaan Automotive and Allied Products. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Nurmilawaty. 2012. Pengaruh Return on Asset dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham pada Perusahan Industri dasar dan Kimia yang tercatat di bursa efek Indonesia periode 2009-2011. Skripsi. Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jakarta. Rusdin. (2005). Pasar Modal Teori Masalah dan Kebijakan dalam Praktik. Bandung: Alfabeta. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPEF-YOGYAKARTA. Sitinjak, E.L.M. dan Widuri Kurniasari. 2003. “Indikator-indikator Pasar Saham dan Pasar Uang yang Saling Berkaitan ditinjau dari Pasar Saham sedang Bullish dan Bearish”. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis. Vol.3, No.3. Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2002. Saham dan Obligasi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya. Sundjaja, Ridwan & Inge. 2003. Manajemen Keuangan 2 edisi ke empat. Klaten : PT Intan Sejati. Sugiono, 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Penerbit Alfabeta Bandung. www.bi.go.id/Moneter/KalkulatorKurs www.idx.co.id
11