MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT MELALUI PEMBERIAN TUGAS DI KELAS III SDN 17 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO
Oleh : TETI F. USMAN Pembimbing I : Dr. Yusuf Jafar,M.Pd Pembimbing II : Hj.Sumarni Mohamad,S.Pd,M.Pd. ( Mahasiswa Program Studi S1 – PGSD ) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar merupakan dasar atau landasan untuk peningkatan kemampuan menulis di kelas tinggi. Andaikan dasar ini kurang kuat, maka pengaruhnya cukup besar bagi siswa. Hal ini dapat kita lihat khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia banyak siswa yang tidak mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak baik secara lisan maupun tulisan. Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa melalui pemberian tugas di Kelas III SDN 17 Limbotot Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan materi menulis. Adapun tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mengunakan tehinik observasi dan tes. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan analisis data dilaksanakan secara kualitatif dan kwantitatif. Dari hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I diperoleh data, dari jumlah siswa 35 orang yang dikenai tindakan hanya 18 orang siswa (51.43%) yang memiliki kemampuan menulis, dan siklus II meningkat menjadi 33 orang (94.29%) atau dikatakan sudah memiliki kemampuan menulis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa pada aspek menulis dapat meningkat melalui pemberian tugas. KATA KUNCI: Menulis Surat dan Pemberian Tugas.
PENDAHULUAN Pengajaran menulis di sekolah dasar diharapkan dapat membekali siswa dengan kemampuan menulis surat yang baik. Khususnya siswa kelas III perlu diupayakan untuk mendapat perhatian dan pembinaan yang cukup oleh guru, agar kemampuan menulis surat dapat dikuasai dengan baik oleh siswa. Hal ini merupakan dambaan dan tantangan bagi semua orang baik guru, orang tua maupun masyarakat. Oleh sebab itu, kemampuan menulis surat perlu diajarkan kepada siswa kelas sekolah dasar sejak dini. Salah satu topik kemampuan menulis yang perlu diajarkan kepada siswa kelas III antara lain menulis surat pribadi dengan menggunakan kalimat sendiri. Untuk itu guru dianjurkan hendaknya memperhatikan strategi, model dan metode yang tepat serta menarik. Kesulitan siswa dalam menulis biasanya terlihat ketika siswa diberikan tugas untuk menulis sebuah surat pribadi, mereka mengeluh dan terlihat bingung dengan tugas yang diberikan. Hal ini yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis. Salah satu kemampuan menulis khususnya di sekolah dasar yang dikembangkan adalah kemampuan menulis surat pribadi dengan menggunakan kalimat sendiri. Kenyataan di lapangan berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti bahwa sebagian besar siswa belum mampu dalam menulis surat. Hal ini dibuktikan dari 35 orang siswa hanya 5 orang siswa atau 14.28% siswa yang mampu menulis surat sisanya itupun dibantu oleh guru. Sedangkan 30 orang siswa atau 85.71% yang tidak mampu menulis surat dengan baik, capaian hasil belajar hanya mencapai 44. Ketidakmampuan siswa dalam menulis disebabkan oleh ; 1).sulitnya siswa menulis dengan menggunakan bahasa sendiri, 2).sulitnya siswa merangkai kalimat, 3).siswa kurang menguasai tehnik menulis, 4).kurangnya perbendaharaan kata pada siswa, 5).siswa kurang memahami bagian-bagian surat, dan 6).metode yang digunakan kurang menarik yakni metode ceramah sehingga siswa tidak termotivasi dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis. Di samping itu, aktivitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya menggambarkan suatu proses belajar mengajar
yang efektif, karena metode pembelajaran yang digunakan dan dipilih oleh guru kurang berorientasi pada pembelajaran yang berpousat pada siswa. Oleh sebab itu, merupakan tantangan bagi guru untuk memperbaikinya, sehingga dalam kesempatan ini penulis memilih salah satu metode pembelajaran guna meningkatkan kemampuan menulis siswa khususnya menulis surat pribadi dalam bentuk tulisan di kelas III SD yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran menulis melalui metode pemberian tugas. Berdasarkan uraian di atas serta untuk memberi kejelasan dan arah tentang apa yang akan dibahas dalam penelitian ini maka penulis mengangkat judul peneltian sebagai berikut: “Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas III SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo”. PEMBAHASAN Menurut Tarigan (dalam Satriani ,2006:8) bahwa “Menulis adalah suatu bentuk keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bertatap muka dengan orang lain”. Suriamiharja (dalam Zainab, 2001:10) “Menulis adalah merupakan kemampuan seseorang dalam kegiatan melahirkan atau mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis”. Tulis, menulis adalah mencoretkan huruf atau angka dengan pena dan sebagainya di atas kertas atau yang lain. (KBI, 2007:834). Sedangkan keterampilan menulis ialah bagian bahasa yang berupa tulis menulis dalam rangka menyampaikan/ mengungkapkan gagasan terhadap pembaca. (KLBI, 2007:951). Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Sumber:http://duniabaca.com/ pengertian-menulis-menurutpara-ahli.html (diakses Selasa, 05 Maret 2013).
Melukis gambar bukanlah menulis. Dengan perkataan lain menggambar hurufhuruf bukanlah menulis. Seorang pelukis dapat saja melukis huruf-huruf Cina, tetapi dia dia tidak dapat dikatakan menulis, kalau dia tidak memahami bahasa cina beserta huruf-hurufnya. Dengan kriteria yang seperti itu, dapatlah dikatakan bahwa menyalin atau mengkopi huruf-huruf ataupun menyusun suatu naskah dalam huruf naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk dicetak bukanlah menulis kalau
orang-orang
tersebut
tidak
memahami
bahasa
tersebut
beserta
representasinya (Lado,1979:143). Pada prinsipnya fungsi dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas terpenting sang penulis adalah menguasai prinsipprinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu (Angelo, 1980:5). Depdikbud (1994:8) mengemukakan tujuan menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegemaran menulis. Dengan keterampilan menulis yang dimiliki siswa dapat mengembangkan kreativitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai sarana menyalurkan kreativitas dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan menulis adalah: 1). Menyampaikan pokok pikiran atau gagasan kepada para pembaca, 2). Memberi informasi tentang suatu naskah kepada pembaca, 3) memberi hiburan kepada pembaca, 4). Mempengaruhi pembaca atas argumentasi (pendapat) yang diungkapkannya melalui tulisan. (KLBI, 2007:951). Secara umum tujuan pembelajaran menulis adalah siswa mampu (1) mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, (2) pendapat, dan (3) perasaan dalam berbagai ragam tulisan (Depdiknas, 2003). Oleh karena itu, tujuan proses belajar
mengajar menulis hendaknya selalu diarahkan kepada kegiatan terampil menulis. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dalam perencanaan pengajarannya harus memperhatikan poin-poin tertentu yang dapat memudahkannya mencapai tujuan tersebut. Jadi, latihan menulis dengan segala dinamikanya merupakan kunci utama keberhasilan. Selain itu siswa harus dibiasakan menulis. Hasil tulisan tersebut
didiskusikan,
sehingga
mereka
mengetahui
kelemahan
dan
keunggulannya. Berdasarkan hal tersebut diputuskanlah suatu tindak lanjut yang mengarah kepada keterampilan menulis siswa. Sekalipun tujuan pengajaran adalah terampil, bukan berarti aspek yang lain (pengetahuan dan sikap) diabaikan. Artinya, di akhir proses belajar mengajar hendaknya siswa terampil menulis dan mengerti dengan kaidah-kaidah menulis. Secara garis besar ada 3 jenis menulis, yaitu menulis fiksi, faksi dan nonfiksi. Masing-masing jenis menulis dapat diuraikan sebagai berikut.1).Fiksi adalah tulisan yang berangkat dari khayalan atau imajinasi. Dalam jenis menulis ini penulis bebas berimajinasi.
Nama tokoh, peristiwa dan tempat kejadian
merupakan hasil imajinasi penulis. Walaupun demikian, tetap ada kemungkinan terjadi persamaan antara imajinasi penulis dengan kenyataan yang pernah terjadi di suatu tempat. Beberapa cerita fiksi bahkan mencegangkan dunia karena ternyata benar-benar menjadi kenyataan di masa depan. Misalnya novel Futility yang ditulis oleh Morgan Robertson pada tahun 1989. Novel ini berkisah tentang kapal mewah Titinaic yang tenggelam setelah menabrak gunung es di Atlantik Utara. Dalam kenyataan pada tahun 1912 atau 14 tahun setelah novel Futility ini terbit. Sebuah kapal mewah bernama Titanic benar-benar menabrak sebuah gunung es di Atlantik Utara. Termasuk dalan jenis menulis fiksi ini adalah cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), novelet, novela, novel dan puisi. 2).Non Fiksi adalah tulisan yang berdasarkan informasi, data, dan fakta yang benar-benar terjadi. Data dan fakta itu harus dipaparkan dengan benar tanpa rekayasa atau ditambahi imajinasi penulis. Termasuk dalam jenis menulis ini adalah berita, artikel, feature (tulisan khas), opini, tajuk, rencana, resensi, reportase, biografi, otobiografi dan karya tulis ilmiah. Penulis harus dapat mempertanggungjawabkan hal yang dipaparkannya dalam tulisan jenis nonfiksi
ini. 3).Faksi ada satu lagi jenis menulis yang belakangan ini banyak digunakan yaitu menulis faksi. Faksi (fakta-fiksi) ini memadukan dua jenis menulis fiksi dan nonfiksi, membuat cerita fiksi berdasarkan kisah nyata, membuat fakta menjadi sebuah karya fiksi. Dalam bentuk faksi ini, penulis diperbolehkan menambah “bumbu-bumbu penyedap” agar cerita semakin enak dibaca. Pembelajaran berbasis proyek/tugas adalah sebuah metode penyajian bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa berupa seperangkat tugas yang harus dikerjakan siswa, baik secara individual maupun secara kelompok. Metode ini cocok bagi sekolah dasar sampai kejuruan. Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran ini memberikan kesempatan peserta didik melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan. Pembelajaran ini bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap siswa memiliki potensi yang berbeda. Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan
dalam
proses
pembelajaran.
Siswa
dapat
memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. http: // gurupkn. wordpress. com/ category/pembelajaran/modelmodel/page/3/ (diakses, Senin, 01 April 2013). Beberapa Kemampuan
menunjukkan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu: 1). Kemampuan melakukan pengamatan. 2) Kemampuan mengidentifikasi dan mengklasifikasi. 3)
Kemampuan menafsirkan hasil
identifikasi dan klasifikasi. 4) Kemampuan menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh pengalaman secara langsung. 5) Kemampuan merencanakan suatu kegiatan penelitian. 6) Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang telah dikuasai. Dan 7) Kemampuan menyajikan suatu hasil pengamatan. http: // gurupkn. wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/ (diakses, Senin, 01 April 2013). Metode pemberian tugas adalah merupakan suatu metode mengajar yang diterapkan dalam
proses belajar-mengajar. Biasa guru
memberikan tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan pemberian tugas seperti halnya yang dikemukakan: Roestiyah dalam bukunya “Didaktik Metodik” yang mengatakan: “Untuk pekerjaan rumah, guru menyuruh membaca dari buku di rumah, dua hari
lagi memberikan pertanyaan dikelas.Tetapi dalam pemberian tugas guru menyuruh membaca. Juga menambah tugas (1), cari buku lain untuk membedakan (2), pelajari keadaan orangnya (Roestiyah, 1996:75). Dalam buku lainnya yang berjudul Strategi Belajar Mengajar hal. 132, Roestiyah mengatakan teknik pemberian tugas memiliki tujuan agar siswa menghasilkan hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu menjadi lebih terintegrasi. Kajian Penelitian Yang Relevan 1.Penelitian Witri Mangance (2009), dalam skripsinya dengan “Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Melalui Metode Resitasi di Kelas IV SD Inpres Padengo Kecamatan Popayato Barat”, Dengan kesimpulan kemampuan menulis siswa Kelas IV SD Inpres Padengo dapat meningkat melalui Metode Resitasi. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus dengan ketuntasan yang diperoleh siswa mencapai 89.97% siswa yang dikenai tindakan. Ini berarti bahwa terjadi peningkatan sebesar 40.07% dari observasi awal yang hanya mencapai 49.90%. Dalam penelitian ini sama-sama mengkaji tentang masalah kemampuan menulis, sedangkan perbedaannya pada penelitian ini terletak pada metode pembelajaran yang digunakan. Peneliti menggunakan metode pemberian tugas sedangkan Witri Mangance menggunakan metode Resitasi. 2.Penelitian
yang
dilakukan oleh Dina
Kidam (2012),
dengan
judul
“Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Percakapan Dengan Menggunakan Kalimat Sederhana Melalui Model Round Table di Kelas III SDN 2 Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo”. Hasil penelitian dengan kesimpulan : Model pembelajaran Round table terbukti efektif dalam
meningkatkan kemampuan menulis siswa. Hal ini dapat dillihat dari hasil perolehan pada siklus I terdapat 8 siswa atau 36% yang memperoleh nilai 65 ke atas. Pada siklus II mencapai 84% atau 19 siswa yang memproleh nilai 65 ke atas dari jumlah siswa sebanyak 22 orang. Jadi peningkatan hasil pencapaian sebesar 48%. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada masalah yang diteliti yaitu tentang aspek menulis siswa. Sedangkan perbedaan penelitian ini yaitu Dina Kidam menggunakan model pembelajaran Round Table, sedangkan penulis menggunakan metode pemberian tugas. METODE PENELITIAN 1.Setting Peneltitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Gorontalo yang dipimpin oleh Ha.Djaurah Nadjamudin,S.Pd dengan jumlah guru 11 orang terdiri dari PNS 7 orang. Guru Tidak Tetap (GTT) 3 orang dan pegawai administrasi 1 orang sedangkan jumlah siswa 213 orang yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 101 orang dan perempuan berjumlah 112 orang. Sekolah ini terletak di jalan Ahmad Hippy kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto kabupaten Gorontalo, dibangun pada tahun 1967. beroperasi pada tahun 1967 status negeri. Sekolah ini berdiri di atas tanah yang luasnya 3980 M, status tanah milik sendiri dengan luas bangunannya 576 M, berbentuk “L” .menghadap ke barat. Sekolah ini mempunyai 9 ruang yaitu 1 ruang dewan guru dan 7 ruang belajar, 1 ruang perpustakaan/UKS, 3 buah WC/kamar mandi, 2 buah perumahan guru, 1 buah laptop, 1 buah computer, dan 3 buah printer. Sekolah ini juga
telah menunjang keberhasilan peningkatan Sumber Daya Manusia di kalangan anak–anak yang pada gilirannya akan menyambung kembali tongkat estapet dari pada kelangsungan pembangunan bangsa Indonesia khususnya daerah Kabupaten Gorontalo pada masa yang akan datang. 2. Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh melalui observasi, dan tes.
a. Observasi Observasi dilakukan sebagai langkah awal yang digunakan untuk mengumpulkan data umum objek penelitian, yaitu dengan mengamati secara langsung situasi proses pembelajaran, kegiatan aktivitas siswa selama pembelajaran dan hasil capaian belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia aspek menulis di kelas III SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo dengan terfokus saat menulis surat melalui metode pemberian tugas. b. Tes Tes dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan dengan cara membandingkan nilai yang diperoleh siswa. Kriteria yang dinilai dalam menulis surat dengan menggunakan kalimat sendiri tentang ; A. Kemampuan Menulis Surat yaitu 1). kemampuan mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat dan perasaan, 2). kemampuan menulis surat sesuai bagian-bagian surat, 3). kemampuan menulis surat sesuai ejaan dan Tanda baca, dan B. Metode Pemberian Tugas yaitu 1). Menentukan efektifitas dan efesiensi pelajaran, 2). Menginformasikan dan mengkomunikasikan sendiri, 3). Dapat membina tanggung jawab dan disiplin, yang dipersiapkan oleh peneliti bersama rekan sejawat c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu cara mengumpulkan data bagi penulis seperti arsip buku dan lain-lain. Berhubung dengan masalah penelitian pengumpulan data melalui dokumentasi. Dokumentasi dimaksudkan untuk menghimpun dokumen yang ada hubungannya dengan kegiatan belajar di kelas berupa foto. Dokumentasi perlu dilakukan oleh seorang peneliti untuk dijadikan bukti fisik bahwa kegiatan pembelajaran benar-benar telah dilakukan. Misalnya pada kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II. 3. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dalam dua tahap: pertama; setelah data terkumpul, kedua ; setelah semua data dalam satu siklus terkumpul. Adapun kegiatan analisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menelaah semua data yang telah terkumpul, baik melalui observasi dan tes.
2. Mereduksi data dengan membuang data yang tidak relevan dengan masalah penelitian, kemudian memilah-milah data serta mengklasifikasikannya berdasarkan permasalahan penelitian misalnya data tentang pembelajaran yang difokuskan; meningkatkan kemampuan menulis siswa. 3. Menyajikan data yakni dengan mengorganisasikan dan menyusun data yang telah direduksi kedalam satuan pembelajaran meliputi kemampuan menulis. Hal ini untuk memudahkan peneliti untuk memahami dan menyimpulkan data penelitian. 4. Menyimpulkan data, yakni membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah tersusun. Kesimpulan data ini kemudian diikuti dengan pengecekan kaabsahan data dengan cara (a) meninjau ulang hasil catatan tangan, (b) bertukar pikiran dengan teman sejawat dan guru. Analisis data merupakan bagian yang penting dalam proses penelitian Tindakan kelas (PTK) dilaksanakan secara kualitatif berdasarkan hasil penelitian kegiatan siswa yang dilaksanakan yaitu kegiatan kemampuan menulis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskritif yaitu memperoleh gambaran secara nyata tentang kemampuan siswa dalam menulis melalui metode pemberian tugas. Pada tahap ini kegiatan analisis dan refleksi dilakukan pada akhir siklus. Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil yang dicapai pada siklus. Apakah analisis dan refleksi pada siklus I belum menunjukkan hasil yang hendak dicapai maka ditindak lanjuti pada siklus II. Dengan demikian bahwa penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis di kelas III SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo. Data yang diperoleh di lapangan tentang pengamatan kegiatan guru dalam proses pembelajaran, pengamatan kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan capaian hasil belajar siswa
dikumpulkan, kemudian diatur, diurut dan di
kelompokkan dengan menggunakan rumus ; Jumlah Skor Persentase Nilai rata-rata :
x 100% Skor Total
Perolehan Daya Serap
=
x 100% Jumlah Siswa
Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan yaitu : 75% <
= Baik
65% - 74% = Cukup >59
= Kurang
Setelah dilakukan perhitungan terhadap persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa, maka selanjutnya dilihat apabila ketuntasan hasil belajar secara klasikal > 75 % maka suatu kelas dapat dikatakan tuntas dalam belajar. Sehingga akan memberikan suatu hasil pada proses peningkatan dalam menulis melalui metode pemberian tugas di kelas III SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo akan benar-benar terjadi. HASIL PENELITIAN 1. Observasi Awal Penelitian ini dilaksanakan di SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo yakni di kelas III dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang yang terdiri dari siswa perempuan berjumlah 16 orang dan siswa laki-laki berjumlah 19 orang dan seluruhnya memiliki karakter dan kemampuan yang bervariasi. Sebelum dilaksanakan penelitian ini pembelajaran menulis masih diajarkan dengan cara memberikan penjelasan dan hanya menggunakan metode ceramah. Dengan cara tersebut hasil belajar yang diperoleh hanya mencapai rata-rata kelas 44%, sedangkan kemampuan menulis siswa yang diperoleh bahwa dari 35 orang siswa hanya 5 orang (14.29%) yang memiliki kemampuan menulis di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Sedangkan yang belum mampu sebanyak 30 orang siswa (85.71%). Kondisi ini menunjukkan bahwa siswa kelas III SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo sebagian besar belum mampu menulis. Melihat capaian hasil belajar tersebut penulis merasa untuk harus melakukan suatu tindakan yang dapat mengatasi hal tersebut, maka dilakukan
penelitian tentang meningkatkan kemampuan menulis dengan menggunakan metode pemberian tugas yang dilakukan dalam dua siklus dengan aspek-aspek yang diteliti yakni untuk kemampuan menulis mencakup kemampuan tentang; A. Kemampuan Menulis Surat yaitu 1). kemampuan mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat dan perasaan, 2). kemampuan menulis surat sesuai bagian-bagian surat, 3). kemampuan menulis surat sesuai ejaan dan Tanda baca, dan B. Metode Pemberian Tugas yaitu 1). Menentukan efektifitas dan efesiensi pelajaran, 2). Menginformasikan dan mengkomunikasikan sendiri, 3). Dapat membina tanggung jawab dan disiplin. Berdasarkan temuan dalam kegiatan observasi awal di atas maka dipandang perlu dilakukan tindakan melalui siklus I untuk mengatasi rendahnya hasil belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ini melalui metode pemberian tugas. 2. Siklus I Melihat hasil perolehan nilai pada observasi awal dan setelah dilakukan persiapan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas maka dapat diperoleh hasil pembelajaran menulis pada siswa kelas III SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo. Dengan rincian perolehan untuk aspek kemampuan tentang A. Kemampuan Menulis Surat yaitu Mampu menulis surat sesuai aspek 1, 2, 3 muncul, mencapai 22.9%. Mampu menulis surat aspek 1, 3 muncul, mencapai 60%. dan Mampu menulis surat hanya satu aspek yang muncul, mencapai 17.1% selanjutnya untuk aspek B. Metode Pemberian Tugas yaitu Mampu menulis surat melalui metode pemberian tugas sesuai aspek 1, 2, 3 muncul, mencapai 8.6%. Mampu menulis surat melalui metode pemberian tugas sesuai aspek 1, 3 muncul, mencapai 51.4% dan Mampu menulis surat melalui metode pemberian tugas sesuai aspek 2 muncul mencapai 40%. Dengan rata-rata kelas 62. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 18% dari observasi awal yang hanya mencapai 44. 3. Siklus II Setelah diadakan perbaikan dan dilakukan proses pembelajaran diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. Dengan rincian perolehan untuk aspek A. Kemampuan
Menulis Surat yaitu Mampu menulis surat sesuai aspek 1, 2, 3 muncul, mencapai 62.8%. Mampu menulis surat aspek 1, 3 muncul, mencapai 34.3%. dan Mampu menulis surat hanya satu aspek yang muncul, mencapai 2.9% dan untuk aspek B. Metode Pemberian Tugas yaitu Mampu menulis surat melalui metode pemberian tugas sesuai aspek 1, 2, 3 muncul, mencapai 51.4%. Mampu menulis surat melalui metode pemberian tugas sesuai aspek 1, 3 muncul, mencapai 45.7%. dan Mampu menulis surat melalui metode pemberian tugas sesuai aspek 2 muncul mencapai 2.9%. Dengan rata-rata kelas 85. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 41% dari observasi awal yang hanya mencapai 44. 4. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di atas, jelaslah bahwa pembelajaran melalui metode pemberian tugas sangat tepat dilaksanakan dan dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar yang menitik beratkan pada peningkatan kemampuan menulis siswa di kelas III SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo sebagaimana telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu adalah untuk mencapai indikator kinerja yaitu apabila hasil belajar siswa dalam menulis minimal 75% dari jumlah siswa menunjukkan nilai baik atau 65 dari Nilai Ketuntasan Minimal (KKM) Data yang diperoleh melalui pelaksanaan tindakan siklus I pada peningkatan kemampuan menulis siswa melalui metode pemberian tugas menunjukkan bahwa hanya terdapat 18 orang (51.43%) yang belum tuntas. Tentu jumlah ini sangat jauh dari apa yang diharapkan, untuk itu sesuai dengan hasil refleksi bahwa hal tersebut disebabkan oleh adanya beberapa kelemahan seperti yang telah disebutkan pada deskripsi data, maka tindakan dalam penelitian harus dilanjutkan pada siklus II. Dari hasill perbaikan langkah-langkah pembelajaran tersebut maka telah terjadi perubahan-perubahan pada siklus II baik dari segi hasil kemamapuan siswa menulis sebelumnya masih banyak mengalami hambatan. Perubahan-perubahan
tersebut nampak yaitu siswa yang belum tuntas berjumlah 2 orang atau (5.71%), sedangkan siswa yang tuntas berjumlah 33 orang (94.29%). Dari deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan maka jelaslah bahwa perolehan hasil belajar kemampuan menulis siswa kelas III SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo dari observasi awal hingga siklus I dan II untuk kemampuan tentang aspek; A. Kemampuan Menulis Surat yang mampu menulis surat sesuai aspek 1, 2, 3 muncul yang hanya mencapai 2.9% pada observasi awal setelah diberikan tindakan dalam dua siklus menjadi 62.8% ini berarti untuk aspek ini meningkat sebesar 59.9%. Kemudian untuk aspek B.Metode Pemberian Tugas yang mampu menulis surat melalui metode pemberian tugas sesuai aspek 1, 2, 3 muncul pada observasi awal hanya mencapai 2.9% meningkat sebesar 48.5% menjadi 51.4% pada siklus 2. Dengan demikian setelah direkapitulasi secara keseluruhan maka dapatlah disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa kelas III SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo yang dibelajarkan dengan menggunakan metode pemberian tugas mengalami peningkatan yakni pada siklus I meningkat sebesar 18% dari observasi awal yang hanya mencapai 44 menjadi 62 dan menjadi 85 pada siklus 2. Ini berarti bahwa dengan menggunakan metode pemberian tugas kemampuan menulis siswa kelas III SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo akan meningkat, dapat diterima dengan indikator kinerja meningkat minimal 20% dari observasi awal ternyata setelah dilakukan penelitian selama 2 siklus mengalami peningkatan sebesar 41 % atau dengan kata lain baik hipotesis tindakan maupun indikator kinerja dapat terterima dengan bukti-bukti yang ada. PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, dapat dikemukakan beberapa simpulan berikut ini : Dari kedua siklus yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas, ternyata penggunaan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas III SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil perolehan data tentang observasi kegiatan belajar
mengajar
menyangkut
aktivitas guru dalam
pembelajaran yang terdiri dari 24 aspek pada siklus I diperoleh guru mitra
sebanyak 16 aspek atau 66.66%. sedangkan peneliti mencapai 15 aspek atau 62.5%. Sedangkan pada siklus II meningkat dengan kriteria baik yakni diperoleh guru mitra 22 aspek atau 91.66%. sedangkan peneliti mencapai 23 aspek atau 95.83%. sedangkan untuk hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II, untuk kategori baik memperoleh 80%
atau meningkat 20% dari hasil pengamatam
aktivitas siswa pada sikluis I yang memperoleh 60%. Adapun selisih dari hasil pelaksanaan pembelajaran yakni siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 62 atau meningkat 18% dari hasil observasi awal yang hanya mencapai nilai rata-rata 44, dan siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 85 atau meningkat 23% dari hasil siklus I. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa : “Jika digunakan metode pemberian tugas, maka kemampuan siswa menulis akan dapat ditingkatkan, teruji kebenarannya”. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut 1) Kepada Semua guru untuk dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan masukan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul atau dapat dihadapi dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 2) Bagi Siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan dan kreatifitasnya dalam berbahasa serta dapat menemukan cara belajar yang efektif terutama dalam hal kemampuan menulis. 3) Bagi Sekolah yatiu, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa Kelas III SDN 17 Limboto. 4) Bagi Penulis untuk mengetahui tingkat perkembangan menulis siswa kelas III di SDN 17 Limboto dan menjadi bahan bagi calon peneliti lainnya untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil penelitian ini pada penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA
Anton,Wendi,2010.Buku Panduan Pendidik Bahasa Indonesia untuk SD kelas III, Jakarta,Intan Pariwara.
Angelo,1980. Pengertian menulis. Sumber (www.gogle.com). Diakses Selasa,05 Maret 2013 Darmadi,Nirbaya,2008. Buku Bahasa Indonesia untuk SD Kelas IV,Jakarta,Bse Depdiknas, 2004.Media Pembelajaran. Jakarta : Dirjen Dikdasmen. Depdikbud, 1994. Tujuan Menulis . Jakarta : Dirjen Dikdikbud. Haryanto T, Winarti, 2010. Buku Panduan Pendidik IPS untuk SD/MI. Jakarta Intan Pariwara. Mulyono,dkk. 2004. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang Aneka Ilmu. Roestiyah N K, 2001, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Semi,2007. Pengertian Menulis. Sumber (www.gogle.com). Diakses Selasa,05 Maret 2013. Slamet, 2008. Pengertian Menulis. Sumber (www.gogle.com). Diakses Selasa,05 Maret 2013. Sugiono, Dendy, 2008. Kamus Pusat Bahasa Indonesia.Jakarta Pusat Bahasa Suparno, 2006. Jenis-jenis menulis. Sumber (www.gogle.com). Diakses Selasa,05 Maret 2013. Tarigan, 2006. Pengertian Menulis. Bandung Angkasa. Tarigan,Djago,dkk. 2009. Pengertian Menulis. Sumber (www.gogle.com). Diakses Selasa,05 Maret 2013.