Implementasi Lesson Study untuk Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Perkuliahan di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang ABSTRAK Santi Prastiyowati, Erly Wahyuni, Thathit Manon Andini, Aninda Nidhommil Hima
Artikel ini berdasarkan pada kegiatan Lesson Study yang dilakukan di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar dan mengajar. Lesson Study adalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas untuk membangun komunitas belajar yang dapat dimanfaatkan untuk menerapkan metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, permasalahan yangdihadapi guru/dosen. Penelitian ini dilakukan pada Mata Kuliah Writing I dan Listening II, dengan dua orang dosen model. Penelitian ini mencakup tiga proses, yaitu: Plan (perencanaan), Do (pelaksanaan), dan See (refleksi). Pada kegiatan Plan, dosen model bersama tim melakukan diskusi tentang kegiatan yang akan dilakukan pada mata kuliah yang ditentukan. Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) dosen model menjadi bahan kajian yang dicermati oleh tim. Revisi dilakukan untuk menyesuaikan dengan standar baku yang ditentukan. Selanjutnya, pada kegiatan Do, dosen model mengimplementasikan kegiatan pembelajaran dengan pengamatan dari tim Lesson Study. Kegiatan dosen, respon dan sikap mahasiswa diamati dengan cermat. Terakhir, pada See, tim menganalisa pelaksanaan pembelajaran (Do) yang telah dilakukan. Dalam tahap ini, tim memberikan masukan dan saran tentang kegiatan yang telah dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris pada mata kuliah Writing I dan Listening 2 dapat ditingkatkan melalui Lesson Study. Peningkatan motivasi siswa tampak pada saat dosen menerapkan strategi mengajar yang terencana yang didukung oleh perangkat dan peralatan mengajar yang tersedia. Keberagaman metode dan strategi memberikan pengaruh yang positif bagi pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan berbagai macam tingkat kemampuan dan motivasi mahasiswa, dosen dituntut bisa mencari metode yang sesuai dengan kondisi dan situasi mahasiswa. Dan dengan melalui kegiatan Lesson Study, para dosen akan saling berbagi dalam perencanaan, pelaksanaan mengajar dengan tujuan proses belajar semakin baik dan menarik sehingga hasil dicapai juga semakin membaik.
Kata kunci: Lesson Study, implementasi, peningkatan kualitas
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan Kurikulum 2013 menekankan dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran yaitu penggunaan pendekatan saintifik dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi (high order thinking skill). Keterampilan berfikir kritis perlu diberikan mengingat bahwa siswa Indonesia ketinggalan oleh siswa bangsa lain dalam menguasai pencapaian berpikir tingkat tinggi. Untuk itu diperlukan sistem pembelajaran yang dapat membangun high order thinking skill tersebut melalui kegiatan mencari tahu bukan diberitahu sejak awal melalui kegiatan pemberian kebebasan untuk menentukan apa yang harus dilakukan.Proses pembelajaran yang berkualitas akan mampu mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi pada peserta didik. Kemampuan berfikir tingkat tinggi meliputi kemampuan berfikir analitis, sintesis dan pemecahan masalah. Terbentuknya kemampuan berfikir tingkat tinggi ditunjukan oleh kreatifitas dan inovasi dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh para dosen belum dapat membangun kemampuan berfikir tingkat tinggi, yang ditandai dengan kurangnya memberikan kebebasan untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan kurang mengedepankan proses mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan sampai memutuskan. Hal ini terlihat dari performance mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan hanya memiliki satu alternatif jawaban untuk menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan untuk meningkatan kualitas pembelajaran dalam rangka pengembangan kemampuan berfikir mahasiswa (calon guru) dan penguatan kelembagaan Program Studi (LPTK) melalui implementasi Lesson Study. Lesson Study adalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas untuk membangun komunitas belajar (Hendayana et al., dikutip dalam Rustono, 2007). Dengan demikian, Lesson Study bukan metoda atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan Lesson Study dapat menerapkan metoda/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, permasalahan yangdihadapi guru. Lesson Study merupakan bentuk penelitian kelas di mana beberapa guru secara kolaboratif merencanakan, mengajar, mengamati, merevisi dan berdiskusi tentang hasil pembelajaran di kelas (Cerbin dan Kopp, 2006). Di Jepang, guru meningkatkan kualitas mengajarnya melalui Lesson Study, yaitu proses dimana kegiatan perencanaan (plan), pengamatan (observe), analisa (analyze), menyempurnakan (refine) pembelajaran yang sebenarnya, atau disebut
“research lesson”.Sejak tahun 1999, Lesson Studytelah dikembangakn secara luas di berbagai lembaga pendidikan di Amerika Serikat (Lewis, 2004). Selanjutnya, dalam menerapkan Lesson Study, guru/ dosen harus memperhatikan hal-hal berikut: • Mempertimbangkan tentang tujuan jangka panjang pendidikan, misalnya tentang kecintaan pada kegiatan belajar-mengajar dan menghormati orang lain; • Mempertimbangkan dengan hati-hati tujuan khusus mata kuliah tertentu, unit, atau pelajaran (misalnya, mengapa pengetahuan ini harus diajarkan, hal penting apa yang diperoleh dari pengetahuan itu, dan sebagainya); • Merencanakan “research lessons” yang mengedepankan tujuan khusus dan tujuan jangka panjang untuk siswa/ mahasiswa; • Mengkaji dengan teliti bagaimana siswa/ mahasiswa merespon terhadap pelajaran tersebut, meliputi pembelajaran, keterlibatan, dan perlakuan terhadap siswa/ mahasiswa. Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu Plan(perencanaan), Do(pelaksanaan), dan See(refleksi). Lesson Study menyediakan suatu cara bagi guru dan dosenuntuk dapat memperbaiki pembelajaran secara sistematis. Pada Lesson Studyditerapkan pada Mata Kuliah Listening ComprehensionII dan Writing I pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Mata kuliah Listening bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyimak percakapan, memahami isi pembicaraan dan menyampaikan wacana baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Sedangkan mata kuliah Writing I mengharuskan mahasiswa memahami proses atau prosedur menulis kalimat. Dengan multikompetensi dalam matakuliah tersebut, maka hal ini mengharuskan mahasiswa belajar multi metode dan media agar tujuan pembelajaran benar-benar dapat tercapai. Kedua matakuliah ini mensyaratkan mahasiswa telah memiliki pengalaman belajar teori menyimak, berbicara dan menulis. Secara umum mahasiswa telah memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan, namun proses belajar dan model belajar yang monoton kurang mengedepankan proses dan belum mengacu pada pendekatan scientifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan sampai memutuskan menyebabkan hasil belajar kurang bermakna. Kemampuan yang seharuskan bersifat keterampilan masih didominasi oleh kemampuan kognitif. Hal ini disebabkan diantaranya oleh pemilihan model pembelajaran dan kurang bervariasinya dalam mengembangkan metode dan media pembelajaran. Untuk menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan pencapaian kompetensi yang dituntut, sekaligus menghilangkan kelemahan yang ada, maka dipilih pendekatan yang berfokus pada pemberdayaan dosen dalam pengembangan mutu pembelajarannya yaitu melalui Lesson Studysebagai alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Lesson Study adalah model pembinaan profesi dosen melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip kolegialitas dan belajar saling menguntungkan untuk membentuk sebuah komunitas belajar. Di dalam Lesson Study tidak hanya berupa penerapan metode dan strategi pembelajaran saja, melainkan pemecahan persoalan pembelajaran dengan kolega pengamat dan memunculkan semangat dan kemandirian belajar mahasiswa. Pengalaman pembelajaran akan menghasilkan hasil proses belajar yang mandiri dan berkelanjutan. Kemampuan yang ada pada mahasiswa dalam kegiatan belajarnya dilakukan dengan berpikir, merasa, dan melakukan sesuatu serta belajar merencanakan belajar, memilih alternatif model belajar, mengatasi permasalahan dan tanggung jawab merupakan sasaran belajar mandiri dan berkelanjutan. Hal ini sangat terkait dengan perolehan hasil belajar mahasiswa sesuai dengan yang diharapkan.
1.2 Target dan Luaran Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini diuraikan sebagai berikut: a. Dosen dan pimpinan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris mengakui efektifitas kegiatan Lesson Study dalam meningkatkan kemampuan dosen dalam pembelajaran, b. Membudayakan kegiatan Lesson Study dalam perkuliahan di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UMM, c. Peningkatan kualitas, keterbukaan dan tanggung jawab dosen dalam perkuliahan d.
Peningkatan kemampuan berfikir kritis tingkat tinggi pada mahasiswa
e. Terciptanya perkuliahan yang berorientasi pada kegiatan mahasiswa dalam mengembangkan potensinya. Adapun luaran yang dapat dicapai melalui kegiatan Lesson Study ini yaitu: a. Penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan Lesson Study sehingga mahasiswa dapat berpikir kritis, bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan, b.
Jurnal ilmiah tingkat nasional,
c.
Jurnal ilmiah tingkat internasional.
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan adalah dengan melaksanakan Lesson Study dengan tahapan Plan, Do dan See selama 2 (dua) tahap. 1. Plan : Dosen menyusun RPP secara individual berdasarkan SK dan KD yang telah ditetapkan. Hasil penyusunan ini dibahas bersama dengan dosen yang lain dalam satu tim. 2. Do : Dosen mempraktekkan rencana pembelajaran dengan melibatkan team observer untuk mengevaluasi berlangsungnya pembelajaran. Observasi dalam pelaksanaan kegiatan do mengacu pada instrumen pedoman observasi dengan format yang tersusun berisi aspek-aspek RPP maupun kejadian selama pelaksanaan pembelajaran di kelas dan Laboratorium Bahasa. 3. See : Refleksi berdasarkan pada hasil observasi secara tertulis dari aspek perencanaan maupun pelaksanaan Adapun alur kegiatan Lesson Study dapat digambarkan sebagai berikut:
2.2 Kelayakan Perguruan Tinggi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)UMM sebagai LPTK dituntut bisa memerankan dirinya sebagai lembaga pengembangan pendidikan sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh Menteri Pendidikan, yang utama adalah menghasilkan lulusan yang kompetensi dalam dunia pendidikan. FKIP UMM sudah dan sedang melakukan program-program untuk meningkatkan kualifikasi dosen dan mahasiswa.Terkait dengan tugas dosen yaitu melakukan kegiatan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian, serta penunjang yang lain, FKIP UMM sudah dan sedang mengoptimalkan kegiatan tersebut. Diantaranya adalah program Block Grant FKIP. Dalam beberapa tahun terahkir, pelaksanaan penelitian dan pengabdian sudah dirancang dengan baik. Di antaranya mengadakan kolaborasi dengan sekolah-sekolah yang ada di Malang. Pada program Block Grant tahun 2012,sebelum pelaksanaan penelitian dan pengabdian, terlebih dahulu FKIP mengadakan penelitian awal untuk mendapatkan profil sekolah Muhammadiyah se Malang Raya, sehingga apa yang akan dilakukan oleh FKIP benar-benar sesuai dengan kebutuhan sekolah. Penelitian dan Pengabdian Block Grant FKIP dilaksanakan secara individu maupun kelompok.Dan penentuan kelompok (terutama untuk kegiatan pengabdian masyarakat) ditentukan oleh tim yang ditunjuk oleh Dekan, sehingga terbentuk tim yang solid dan bisa memenuhi kebutuhan sekolah di mana kelompok tersebut melakukan penenlitian dan pengabdian.
Untuk meningkatkan program penunjang yang lain, FKIP sudah melakukan berbagai upaya, diantaranya melakukan seminar rutin fakultas. Dalam seminar rutin fakultas tersebut, para dosen diharapkan bisa mengembangkan keilmuannya dengan cara sharing dengan dosen yang lain. Selain itu FKIP juga sudah melakukan pendampingan penulisan jurnal untuk diterbitkan dalam skala nasional maupun internasional.Dan kenyataannya sudah ada beberapa dosen yang artikelnya sudah dimuat pada jurnal internasional. Kegiatan ini dilakukan oleh dosen yang memiliki pengalaman di bidang penerapan Lesson Study dan mengampu mata kuliah yang akan menjadi topik analisis. Ketua pelaksana kegiatan ini adalah Santi Prastiyowati, S. Pd., M.Pdyang juga bertindak sebagai dosen mengampu mata kuliah Listening I, sebagai dosen muda yang memiliki pengalaman sebagai pelaksana kegiatan. Sedangkan Dra. Erly Wahyuni, M.Si. adalah anggota ke-1 tim peneliti yang membantu pelaksanaan penelitianyang bertindak sebagai observer danmemiliki pengalaman mengajar 24 tahun, telah melakukan beberapa penelitian berkaitan dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra baik penelitian internal DP2M maupun eksternal biaya DIKTI, dan. Anggota ke-2 adalah Dra. Thathit Manon Andini, M.Hum pernah mengikuti pelatihan Lesson Study dan sebagai Tim Lesson Study tingkat Fakultas selama kurang lebih 3 tahun.Anggota ke-3 adalah Aninda Nidhommil Himma, S.Pd., M.Pd., dosen pengampu mata kuliah Writing I. Dalam kegiatan ini para anggota akan membantu ketua pelaksana baik sebagai pengajar maupun pengamat yang akan memberikan umpan balik dalam penelitian ini sebagai upaya untuk perbaikan dalam pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dalam pelaksanaan kegiatan Lesson Studydi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggrisdipaparkan sesuai dengan tahap-tahap yang dilaksanakan (Plan, Do, See) pada Mata kuliah Writing I dan Listening 2. 3.1Hasil Kegiatan Kegiatan Lesson Study dilakukan pada mata kuliah Writing 1 dan Listening 2. Kegiatan selengkapnya diuraikan dalam bagian berikut. 3.1.1Tahap PertamaPlan,Do,SeeMata Kuliah Writing I Sesuai dengan prosedur kegiatan,Lesson Study meliputi tiga tahap yaitu Plan, Do, See. Kegiatan pertama dilaksanakan pada mata kuliah Writing 1. Kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal 2 Desember 2015 sampai 6 April 2016 dapat diuraikan sebagai berikut. Kegiatan Plan Kegiatan Plan dilakukan pada tanggal 2 Desember 2015 di ruang kantor Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dihadiri oleh keempat anggota Tim. Kegiatan ini membahas tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) yang telah dirancang oleh dosen model Aninda Nidhommil Hima, M. Pd pada Mata Kuliah Writing I, dengan topik menulis teks dengan “Organizing Information by Time”. Kegiatan awal yang dilakukan anggota tim adalah mendiskusikan dan kemudian membahas RPP yang telah disusun oleh dosen model melalui diskusi bersama secara kolaboratif dengan mencermati kesesuaian RPP dengan komponenkomponen penyusunan RPP yang mengacu standard kurikulum 2013 dan SNPT, antara lain harus ada KD, KI-1,KI-2,KI-3 dan KI-4, indikator, tujuan, materi pembelajaran, aktivitas pembelajaran, media dan evaluasi. Kompetensi dasar dalam materi ini adalah menyusun recount text berdasarkan picture series. Dalam kegiatan Plan 1 dalampembahasan RPP yang disusun terdapat beberapa masukan dari para observer berkaitan dengan RPP plan ke-1 antara lain: 1. Format RPPmenyesuaikanK-13 mengacu pada SNPTterutama komponenkomponen yang ada dalam RPP mulai dari KI, KD, indikator, tujuan dll. (lamp. 1) 2. Metode pembelajaran diusahakan lebih dari satu. Jika hanya menggunaan satu metode proses pelaksanaan pembelajaran yang memunculkan proses berfikir tingkat tinggi menjadi kurang maksimal. Perlu adanya variasiseperti speech, role play, dan question-answer. 3. Disarankan menerapkan pendekatan scientific approach,yang meliputi: observing, asking, analyzing, organizing, dan synthesizing.
4. Dalam menyususn skenario pembelajaran, aktivitas harus berpusat pada mahasiswa/siswa (learner center). 5. Untuk penyusunanRPP, disarankan agar dosen menggunakan urutan yang sesuai dengan SNPT, yaitu: Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, dll.nya. Selanjutnya indikatornya juga belum menunjukkan aktivitas yang berbasis pada pendekatan saintifik,sebagai contoh (sesuai RPP): 1. Matching picture and sentence 2. Writing a paragraph based on the pictures series Oleh karena itu para observermemberikan masukan bahwa kegiatan pembelajaran mengacu pada lima aspek pendekatan saintifik yaitu observing, asking,analyzing, organazing, dan synthesizing. Sebagai contoh: 1.
Mengidentifikasi pola kalimat dasar
2.
Mengidentifikasi punctuation dan spelling dengan benar
3.
Membedakan kalimat pendek dan kalimat komplek
4.
Menulis kalimat dalam paragraph berdasarkan rangkaian gambar
Tahap Plan Putaran I: Pembahasan desain RPP
Setelah dilakukan pencermatan dan diskusi terhadap RPP yang dibuat oleh dosen model selanjutnya dosen model bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan dari RPP yang dirancang sehingga perlu adanya penyempurnaan disesuaikan dengan kebutuhan. Kegiatan pembelajaran ini bertujuan agar: •
Siswa dapat mencocokkan gambar dan kalimat dengan benar,
•
Siswa dapat menulis recount text berdasarkan picture series yang ada.
Adapun materi yang digunakan yaitu: •
Characteristic of time order paragraph
•
Beberapa teks yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Aktivitas pembelajaran yang dilakukan terbagi dalam tiga kegiatan, yaitu: preteaching, while-teaching dan post-teaching, yang masing-masing diuraikan sebagai berikut:
1.
Pre-teaching
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam yang dilanjutkan dengan brainstorming. Selanjutnya dosen menyampaikan tujuan pembelajaran diikuti dengan memberikan 4 gambar dengan 4 kalimat yang berbeda. Siswa diminta untuk menjodohkan gambar dengan kalimat yang sesuai. Kemudian, siswa melakukan tanya jawab dari gambar yang disusun. 2.
Whilst-teaching
Dalam kegiatan ini, siswa bersama-sama dosen membahas tentang ciri ciri komunikatif teks. Kegiatan selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut: • Siswa mendiskusikan generic structure of the text dan language features of the text. Dalam kegiatan diskusi siswa dibagi dalam kelompok kecil masing-masing 4 orang. •
Siswa diberikan 4 gambar yang berbeda pada masing-masing kelompok.
•
Setiap kelompok menuliskan cerita berdasarkan gambar,
• Selanjutnya, tiap kelompok melakukan peer editing untuk menilai hasil karya kelompok lain. •
Siswabersama-sama dengan dosen mendiskusikan hasil tulisan mereka.
3.
Post-teaching
• Siswa ditugaskan untuk menulis paragraph tentang “organizing information by time” dengan berkelompok. •
Siswa mereview apa yang telah dipelajari pada hari itu
• Dosen mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dengan memberikan pekerjaan rumah (homework). Kegiatan Do Kegiatan Do dilakukan pada tanggal 10 Desember 2015 di Kelas 1A Writing I. Sesuai dengan yang tersusun dalam RPP, dosen memberikan materi tentang recount text. Selanjutnya, siswa mengerjakan worksheet. Model pembelajaran ini menekankanpada learner-centered process sehingga diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun demikian, dosen selalu mengobservasi kegiatan siswa dan memberikan asistensi jika diperlukan. Setelah mengerjakan lembar kerja, siswa membentuk kelompok dan menulis teks sesuai instruksi.
Dosen menjelaskan materi recount text.
Dosen memberikan asistensi kepada mahasiswa.
Dalam pelaksanaan kegiatan di kelas, semua siswa mengikuti pembelajaran dengan baik, meskipun ada sebagian kecil yang tampak kurang antusias. Ada beberapa siswa yang sangat aktif, namun ada sebagian juga yang pasif.
Kegiatan diskusi
Dalam kegiatan diskusi, ada beberapa siswa yang mendominasi jalannya diskusi, sementara ada yang hanya diam mengikuti pembicaraan rekan dalam kelompoknya. Hal serupa juga tampak dalam tahapan report hasil tulisan, hanya siswa highachiever saja yang mendapat kesempatan untuk maju ke depan kelas.
Siswa melakukan memaparkan hasil diskusi kelompok.
Dari serangkaian proses pembelajaran yang diamati, dapat disimpulkan bahwa learner-centered activity menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan See Kegiatan See membahas tentang kegiatan pembelajaran di kelas yang telah dilakukan. See dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015 setelah pelaksanaan Do di kelas Writing I. Berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh siswa di kelas, dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang sudah dikonsep. Siswa mengerjakan perannya dengan baik, dalam kegiatan individual maupun kelompok. Meskipun demikian, masih ada siswa yang kurang aktif, sementara yang sangat aktif cenderung mendominasi kelas. Tentu saja, hal seperti ini selalu saja terjadi di semua kelas. Secara keseluruhan, pembelajaran dengan konsep learner-centered ini berlangsusng dengan baik. 3.1.2 Tahap Kedua KegiatanPlan, Do, SeeMata Kuliah Listening II Kegiatan pada Tahap Kedua ini dilakukan pada mata kuliah Listening 2. Seluruh proses kegiatan Plan, Do, See dapat diuraikan sebagai berikut: Kegiatan Plan Kegiatan Plandilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2015. Dalam kegiatan ini, tim membahas RPP sebagai persiapan pelaksanaan tahap Do pada Mata Kuliah Listening 2 dengan topik “Natural Health”.
Tahap Plan Putaran II: Pembahasan desain RPP
Dalam kegiatan ini dipaparkan aktivitas yang dilakukan pada implementasi Lesson Study. Capaian yang diharapakan pada kegiatan Listening adalah agar siswa dapat memahami short dialogue and monologue tentang beragam bahan-bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat. Indikator pemahaman siswa dipaparkan dalam indikator kognitif, afektif dan psikomotor sebagai aktivitas pemerolehan keterampilan. Tujuan pembelajaran ini adalah: secara individual, siswa dapat menjawab pertanyaan tentang bahan-bahan alami yang berguna sebagai obat. Dengan berkelompok, siswa dapat mendiskripsikan bahan-bahan alami untuk pengobatan dan treatment tradisional untuk mengatasi keluhan penyakit dari daerah masing-masing. Materi yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu text book, video, dan worksheet. Adapun kegiatan pembelajaran dalam Listening ini meliputi tiga proses, yaitu: 1.
Pre-teaching
• Memutar gambar tentang pengobatan tradisional yang dapat ditemukan di rumah. • dan
Memberi pertanyaan tentang pengobatan tradisional yang dikenal siswa,
•
Menyebutkan tujuan pembelajaran hari itu.
2.
Whilst-teaching
•
Dosen membuat daftar vocabulary terkait dengan topik pada hari itu.
• Melalui kegiatan tanya-jawab, siswa mengidentifikasi bagaimana obat tradisional dibuat dan bahan-bahan apa yang diperlukan. • Mahasiswa menjodohkan gambar dengan pernyataan yang sesuai (refleksologi dengan masalah kesehatan). •
Mahasiswa dan dosen mendiskusikan hasil latihan.
•
Video tentang treatmen tradisional spa diputarkan.
•
Mahasiswa merespon tentang video yang telah diputar.
• Mahasiswa mendengarkan teks tentang treatment tradisional dari berbagai negara. • Mahasiswa mengisi bagan tentang pengobatan tradisional dari berbagai negara.
•
Mahasiswa dan dosen berdiskusi, membahas hasil bagan.
• Mahasiswa dibagi dalam 7-8 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 orang mahasiswa. • Dengan berkelompok, mahasiswa mendeskripsiskan pengobatan dari daerah mereka. •
Wakil kelompok memaparkan deskripsinya di depan kelas.
•
Dosen memberikan feedback setelah presentasi.
3.
Post-teaching
•
Dosen dan mahasiswa menyimpulkan materi pembelajaran hari itu.
•
Dosen menilai hasil karya mahasiswa.
• Mahasiswa diberi tugas untuk membuat esai singkat tentang manfaat pengobatan tradisional.
Dalam kegiatan ini, terdapat beberapa revisi terkait dengan penyusunan Lesson Plan. Secara detil penyempurnaan pelaksanaan pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Teaching and Learning activities
Dalam kegiatan pre-teachingberdasarkan RPP yang dibuat,disebutkan dosen menyusun daftar vocabulary untuk mempermudah siswa dalam menyimak teks. Tim atau observer menyarankan, hendaknya kegiatan ini difokuskan pada mahasiswa sebagaimana pembelajaran yang mengacu pada learner center, yaitu siswa berinisiatif untuk menyebutkan vocabulary yang telah atau belum mereka pahami. 2. Selain itu untuk kegiatan whilst teaching, kegiatan yang dilakukan perlu diuraikan secara rinci. 3.
Indikator
Selanjutnya, indikator dapat ditambahkan dengan (KI-4) atau psychomotor sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk memberikan keterampilan siswa. 4.
Assessment
Disarankan agar dilakukan penilaian portofolio untuk menilai kegiatan diskusi siswa atau dengan rubrik penilaian (Kurikulum 2013 menggunakan) penilaian authentic bersifat on going process). Kegiatan Do
Kegiatan Doadalah kegiatan implementasi dari Plan. Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu, 6 April 2016 di Kelas 2B Listening II yang bertempat di Laboratorium Bahasa. Sesuai dengan yang tersusun dalam RPP, dosen memberikan materi tentang “Natural Health”.Materi ini membahas tentang pengobatan traidisional untuk penyakit/ keluhan kesehatan ringan yang biasanya dialami dalam kehidupan sehari- hari. Pada awal kegiatan pembelajaran (Pre-teaching activities), dosen memaparkan gambar-gambar tentang bermacam-macam natural remedies yang bisa dijumpai di rumah. Mahasiswa memberikan pendapatnya tentang berbagai bahan-bahan tersebut melalui tanya jawab. Selanjutnya, dosen menyebutkan tujuan pembelajaran pada hari itu. Mengawali inti dari pembelajaran (Whilst-teaching activities), mahasiswa melakukan kegiatan memasangkan gambar (matching pictures) tentang refleksologi dan masalah kesehatan. Kemudian, mahasiswa dan dosen menyebutkan beberapa kosakata terkait dengan topik “Natural Remedies”.Selanjutnya, mahasiswa mengerjakan worksheet tentang refleksologi. Kemudian, mahasiswa bersama dosen berdiskusi tentang hasil worksheet.
Mahasiswa dan dosen mendiskusikan worksheet.
Pada teks yang kedua, mahasiswa akan berdiskusi tentang natural treatmentsyang berasal dari berbagai negara. Sebelumnya, sebuah video yang menceritakan tentang ‘spa’ diputar. Dalam hal ini, ‘spa’ termasuk dalam salah satu natural treatment yang akan dibahas dalam materi selanjutnya. Mahasiswa kemudian mengerjakan latihan, setelah selesai dibahas bersama-sama.
Mahasiswa (dari Cina) sedang mengerjakan lembar kerja.
Pada bagian terakhir pembelajaran ini, mahasiswa diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari tiga siswa. Bersama kelompoknya, mereka mendiskusikan tentang natural remedies yang mereka kenal dari daerah/ negara mereka. Setelah selesai berdiskusi dengan kelompoknya, dosen menunjuk beberapa kelompok untuk melaporkan hasil diskusi mereka.Di dalam kelas, terdapat dua puluh enam (26) mahasiswa yang terbagi dalam sembilan (9) kelompok.
Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang natural remedies dari daerah mereka.
Mahasiswa melaporkan natural remedies dari daerah mereka. Beberapa mahasiswa yang ditunjuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka ke dapan kelas. Mahasiswa yang lain, memberikan komentar, kadang-kadang gurauan terhadap mereka yang tampil di depan pada saat itu. Dalam tahap ini, suasana kelas tampak ceria dan tidak kaku. Para mahasiswa bebas untuk memberikan komentar, respon, bertanya kepada para penampil. Mereka akan menanyakan bahan-bahan yang tidak mereka kenal kepada mahasiswa dari Thailand dan Cina yang mendapat giliran untuk tampil pada saat itu. Pada akhir pembelajaran, mahasiswa dan dosen menyimpulkan materi. Dosen mengevaluasi karya mahasiswa melalui worksheet yang dikumpulkan. Setelah itu, mahasiswa diberi tugas untuk menyusun esai ringkas mengenai manfaat natural health remedy yang dikumpulkan pada pertemuan minggu depan. Model pembelajaran ini adalah modelcooperative learning dan siswa diharapkan untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, semua mahasiswa mengikuti kegiatan dengan baik. Meskipun demikian, ada beberapa mahasiswa yang sangat aktif dan beberapa tampak diam. Untuk menyiasati hal tersebut, dosen berusaha untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang kurang aktif untuk menyampaikan pendapatnya atau menjawab pertanyaan yang terdapat dalam worksheet. Dosen berusaha untuk mendorong mahasiswa agar berpartisipasi dalam setiap bagian pembelajaran. Bila mereka kesulitan untuk menyampaikan jawaban/ pendapat dalam Bahasa Inggris, mereka bisa menggunakan campur-kode (code mixing) dalam menyampaikan jawabannya. Dalam kegiatan pembelajaran ini, terdapat empat mahasiswa asing (satu orang dari Thailand dan tiga orang dari Cina) yang tergabung dalam Kelas Listening 2B. Mahasiswa- mahasiswa ini cenderung kurang aktif jika dibandingkan dengan rekan-rekannya yang berasal dari Indonesia. Meskipun demikian, mereka mengikuti pelajaran dengan baik. Pada bagian melaporkan natural home remedy dari daerah masing-masing, para mahasiswa ini bisa menyampaikan hasil diskusi mereka di depan kelas bergiliran dengan kelompok yang lain. Karena waktu yang terbatas, tidak semua kelompok dapat menyampaikan laporan mereka. Menurut pengamatan team, mahasiswa tampak antusias ketika dosen menunjukkan gambar-gambar yang menarik tentang natural home remedies dan video jenaka tentang spa yang cukup mereka kenal. Gambar-gambar yang ditunjukkan tersebut diharapkan dapat membangkitkan background knowledgemerekatentang pengobatan tradisional yang mereka kenal. Dalam gambar yang ditayangkan melalui Power Point, siswa melihat madu, jahe, bawang putih, lavender, jeruk nipis dan sebagainya sebagai contoh bahan-bahan yang dapat digunakan.Video juga berfungsi untuk membuat siswa rileks sejenak setelah menyimak, mengerjakan dan mendiskusikan latihan. Dosen memilih untuk memutar video yang ‘tidak serius’, yaitu video dari serial Larvaproduksi negeri Korea yang cukup terkenal karena
pernah ditayangkan di TV. Video ini cukup jenaka, sehingga mahasiswa mendapatkan hiburan sesaat sebelum mereka mendapatkan materi dan latihan selanjutnya. Kemudian, siswa diarahkan untuk menyimak teks selanjutnya mengenai natural treatment dari berbagai negara. Dalam teks ini disebutkan berbagai natural treatment, misalnya: spa dan sauna dari Finlandia, massage (pijat) dari Thailand, minuman herbal dari Amerika Utara, dan hot spring (berendam dalam sumber air panas) dari Asia. Mahasiswa juga diminta untuk menyebutkan manfaat dari natural health treatments tersebut.
Kegiatan See Kegiatan See membahas tentang hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada hari Rabu, 6 April 2016 pada Kelas Listening 2B. Dari hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana yang tersusun dalam Lesson Plan. Dalam hal ini, kegiatan Pre-teaching dapat dipertajam dengan memanfaatkan media dan alokasi waktu yang lebih panjang. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat memusatkan perhatian mereka pada materi yang akan dipelajari hari itu. Dosen dapat menunjukkan gambar bahan-bahan alami yang telah dikenal untuk semakin memperjelas pengenalan terhadap materi. Dosen semestinya juga harus memperhatikan semua mahasiswa, terutama yang duduk di deretan paling belakang, misalnya dengan memberi pertanyaan terkait dengan topik hari itu. Secara keseluruhan, kegiatan pembelajaran ini berhasil.
3.2 Pembahasan Lesson Study mampu meningkatkan motivasi dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran di Kelas Writing I dan Listening II. Dengan bantuan media dan strategi mengajar yang efektif, pelaksanaan pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan berbagai inovasi dan kreativitas dosen, proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan lebih baik. Komunikasi yang terjalin baik antara dosen dan mahasiswa dapat menjembatani beberapa siswa yang tampak kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan yang telah berlangsung, dosen telah mempertimbangkan tentang tujuan khusus maupun jangka panjang, merencanakan research lessons, dan melakukan refleksi dengan cermat tentang respon, keterlibatan, dan perlakuan terhadap mahasiswa (Lewis, 2004). Semua kegiatan tersebut tecermin dalam seluruh rangkaian aktivitas Plan, Do dan See yang dilakukan pada kedua mata kuliah. Seluruh kegiatan dalam Lesson Study, kegiatan kolaborasi yang melibatkan para dosen, mencontohkan suatu atmosfer yang positif untuk meningkatkan proses kerja
sama untuk mencapai tujuan jangka panjang pendidikan: menumbuhkan rasa cinta dan penghormatan terhadap orang lain (Lewis, 2004). Dalam hal ini Lesson Study berperan sebagai alat refleksi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah menjadi rutinitas dalam kegiatan pendidikan. Kehadiran team yang mengikuti jalannya proses pembelajaran memberikan umpan balik yang sangat bermanfaat bagi dosen untuk dapat meningkatakan kualitas kegiatan mengajarnya. Diharapkan, proses pembelajaran yang terencana, terbuka dan komunikatif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara lebih rinci, terdapat empat alasan penting mengapa Lesson Study adalah sangat berharga dalam pendidikan tinggi, seperti dijelaskan oleh Corbin (2006) sebagai berikut: 1. Peningkatan Kualitas Pengajaran: Berbeda dengan workshop dan seminar yang membahas tentang teaching strategies secara umum, Lesson Study memandang secara langsung pada suatu/ sebuah kelas. Pengajar memusatkan perhatian mereka pada bagaimana siswa/ mahasiswa belajar dan jenis kegiatan instruksional apa yang dapat membantu siswa/ mahasiswa belajar dan berpikir. Dengan memfokuskan pada satu pelajaran, pengajar dapat mempelajari tentang, siswa, instruksi, tujuan, dan hal pokok tanpa hanya mengandalkan pada revisi yang terlalu luas. 2. Bahan Instruksional: Lesson Study menghasilkan pelajaran yang telah teruji dan bahan yang dapat digunakan dan diadaptasi oleh pengajar lainnya. Pendekatan yang sistematis, dan evidence-based (berbasis bukti) memungkinkan bagi guru/ dosen untuk mengembangkan karya orang lain. Pada akhir proses Lesson Study, tim menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana siswa belajar dari instruksi atau arahan yang diberikan. 3. Learning Community: Lesson Study membantu membangun masyarakat tentang pelaksanaan kegiatan pengajaran. Para instruktur/ praktisi melaporkan bahwa berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka adalah pengalaman yang sangat berharga.Lesson Study memupuk rasa saling pengertian, pembelajaran antara pembelajar dan pengajar. 4. Scholarly Inquiry: Lesson Study adalah bentuk Beasiswa Belajar Mengajar—yang produk akhirnya sesuai untuk presentasi profesional dan publikasi. Lesson Study mengintegrasikan pengajaran dan penelitian, serta teori dan praktek.
BAB IV KESIMPULAN
Proses pembelajaran di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris pada mata kuliah Writing I dan Listening IIdapat ditingkatkan melalui Lesson Study. Peningkatan motivasi siswa tampak pada saat dosen menerapkan strategi mengajar yang terencana yang didukung oleh perangkat dan peralatan mengajar yang tersedia. Keberagaman metode dan strategi memberikan pengaruh yang positif bagi pelaksanaan proses pembelajaran. Lesson study dapat digunakan sebagai model pembinaan bagi guru/ dosen yang bersifat kolaboratif dan kolegialatif. Selanjutnya, diharapkan bahwa kegiatan ini dapat dimanfaatkan sebagai model pembelajaran bagi mahasiswa. Pada kesempatan di masa mendatang, Lesson Study memungkinkan untuk dijadikan sebagai model pembimbingan mengajar dosen terhadap mahasiswa. Lesson Study akan memberikan bekal terhadap pemahaman mengajar, tidak hanya secara akademik, tetapi juga berupa kegiatan praktik yang terbimbing. Lebih lanjut, dengan berbagai macam tingkat kemampuan dan motivasi mahasiswa, dosen dituntut bisa mencari metode yang sesuai dengan kondisi dan situasi mahasiswa. Dan dengan melalui kegiatan Lesson Study, para dosen akan saling berbagi dalam perencanaan, pelaksanaan mengajar dengan tujuan proses belajar semakin baik dan menarik sehingga hasil dicapai juga semakin membaik. Untuk itu, pelaksanaan Lesson Study ini diharapkan dapat menjadi budaya yang baik dalam kegiatan belajar- mengajar di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris khususnya, dan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada umumnya.
REFERENSI Cerbin, B, and Kopp, B. 2006. Lesson Study Overview. (Online) http://www.uwlax.edu/sotl/lsp/overview.htm. Diakses pada 1 Juni 2016. Lewis, C. 2004. Does Lesson Study Have a Future in the United States? (Online). Sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm. Diakses pada 1 Juni 2016. W.S. Rustono. 2008. Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menerapkan Strategi Pembelajaran Melalui Lesson Study di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. Nomor 10 Oktober 2008. (Online)http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_1 0Oktober_2008/Meningkatkan_Kemampuan_Mahasiswa_Menerapkan_Strategi_ Pembelajaran_Melalui_Lesson_Study_Di_Sekolah_Dasar.pdf. Diakses pada 1 Juni 2016.
LAMPIRAN 1 KEGIATAN LESSON STUDY PUTARAN I
LAMPIRAN 2 KEGIATAN LESSON STUDY PUTARAN II