1
PENGARUH KONSELING KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN AKAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI TERSEBUT THE EFFECT OF PROGESTIN INJECTION CONTRACEPTIVE COUNSELLING TO DECREASE OF DISQUIETUDE LEVEL ABOUT SIDE EFFECT OF THAT CONTRACEPTIVE
Ninik Suhartini Akademi Kebidanan Pamenang Pare,Kediri ABSTRAK Program keluarga berencana merupakan program yang bertujuan untuk memenuhi permintaan pelayanan KB dan kesehatan yang berkualitas. Salah satu jenis kontrasepsi tersebut adalah kontrasepsi suntik progestin. Selain memiliki keuntungan kontrasepsi sntik progestin juga memiliki efek samping. Efek samping yang mungkin timbul dari kontrasepsi ini dapat memicu kecemasan pada akseptor oleh karena ketidaktahuan akseptor. Penelitian ini termasuk penelitian korelasional dengan pendekatan one group pretest posttest. Populasinya adalah semua akseptor suntik progestin di BPS Ariistin Desa Puhjarak pada bulan April 2015. Sampel yang digunakan sebanyak 54 responden dengan teknik random sampling. Sedangkan analisis data yang digunakan berupa uji t-test. Hasil yang diperoleh dari 54 responden sebelum konseling 18 orang (33,33%), cemas ringan 33 (61,11%), cemas sedang 3 (5,56%), cemas berat 0. Setelah pemberian konseling tidak ada kecemasan 27 orang (50%), cemas ringan 27 orang (50%), cemas sedang 0, cemas berat 0. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada pengaruh antara konseling kontrasepsi suntik terhadap penurunan tingkat kecemasan akan efek samping kontrasepsi tersebut di BPS Arimistin Desa Puhjarak. Dari analisa data didapatkan nilai probility value 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak H1 diterima. Arah pengaruh termasuk cukup kuat. Oleh karena itu dari hasil penelitian di BPS Arimistin Desa Puhjarak diharapkan bidan sebagai petugas kesehatan memberikan konseling mengenai kontrasepsi suntik progestin. Kata Kunci : Konseling, Penurunan Tingkat Kecemasan, Efek Samping ABSTRACT Family Planning program is a program that intent for fulfill KB's service requisition and qualified health. One type of contraceptive is progestin injection contraceptive. And what is more adventageous, progestin injection contraceptive also has side effect. Side effect that may appear from this contraceptive gets to trigger dread on acceptor because of ignorance acceptor. This research was included korelasional research by one group pretest and posttest approach. Its population was all progestin injection acceptor at BPS Ariistin Puhjarak's Village on month of April 2015. Sample that was used 54 respondents with random sampling technique. Meanwhile data analysis used t-test. The result of 54 respondents, before counselling 18 person (33,33%), few disquietude 33 (61,11%), medium disquietude 3 (5,56%), heavy disquietude 0. After counselling application no disquietude 27 person (50%), few disquietude 27 person (50%), medium disquietude 0, heavy
2
disquietude 0. From of data analysis was gotten probility value 0,000< 0,05 therefore Ho was refused and H1 was accepted. The direction of the effect Included was enough strong. Conclusion of this research result there was effect among injection contraceptive counselling to decrease of disquietude level about side effect of that contraceptive at BPS Arimistin Puhjarak's Village. Key word: Counselling, Decrease of Disquietude Level, Side effect PENDAHULUAN Program keluarga berencana merupakan program yang bertujuan untuk memenuhi permintaan pelayanan KB dan kesehatan yang berkualitas (Ida Bagus Manuaba, 2002:437). Program Keluarga Berencana dalam pelaksanaannya menggunakan bermacam-macam kontrasepsi. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan menggunakan alat atau obat-obatan yang mengandung hormon (Hanifa Winkjosastro, 2005:901). Jenis kontrasepsi tersebut bermacam-macam antara lain adalah suntik, pil, kondom, AKDR, Implant dan masih banyak lagi. Untuk suntik saat ini hanya ada 2 jenis yaitu suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan. Dan diantara kedua jenis alat kontrasepsi tersebut masyarakat lebih banyak menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan atau suntik progestin. Dilihat dari segi keuntungan kontrasepsi suntik progestin antara lainnya yaitu kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan jangka panjang, untuk ibu yang menyusui KB suntik jenis progestin tidak memiliki pengaruh terhadap ASI. Selain itu KB suntik progestin juga memiliki kerugian karena efek samping yang ditimbulkan. Efek samping yang sering ditemui adalah gangguan haid seperti siklus haid yang memendek atau memanjang. Perdarahan yang banyak atau sedikit. Perdarahan tidak teratur dan tidak haid sama sekali serta memiliki efek samping terhadap peningkatan berat badan sehingga karena efek samping diatas dapat membuat ibu merasa cemas terhadap perubahan yang dialaminya. Dalam hal ini pemberian konseling kepada ibu sebagai akseptor
suntik progestin mengenai efek samping yang mungkin terjadi pada saat penggunaan sangat diperlukan. Sehingga diharapkan ibu sebagai akseptor KB suntik progestin tidak merasa cemas. Namun tidak semua akseptor KB suntik progestin memiliki aspek kejiwaan seperti yang digambarkan diatas. Menurut data SDKI 2012 didapatkan data jumlah akseptor kontrasepsi suntikan 48,8%, pil 21,7%, IUD 11,9%, implant 8,9%, MOW 6,7%, kondom 1,3%, MOP 0,7% (www.bkkbn.2009.co.id). Di Kediri tahun 2014 akseptor KB mencapai 209.411 peserta KB aktif, KB suntik 97.208 (46,4%) dari jumlah seluruh akseptor kontrasepsi.Akseptor KB suntik yang mengalami efek samping perubahan berat badan berjumlah 318(0,32%),amenorea 208(0,21%),perubahan pola menstruasi 198 (0,20%). (BKKBN, 2012). Data yang diperoleh di BPS Arimistin Desa Pohjarak didapatkan dari 10 orang akseptor KB suntik progestin 5 diantaranya menyatakan cemas akan efek samping yang sedang dialami. 1 orang menyatakan cemas karena adanya perdarahan menstruasi yang tidak teratur, 1 orang menyatakan cemas karena adanya perdarahan yang banyak pada bulan-bulan awal penggunaan kontrasepsi dan 3 orang menyatakan cemas karena tidak adanya menstruasi selama beberapa bulan.
Abdul Bari Saifuddin (2006:MK-42) menyatakan bahwa konseling mengenai efek samping kontrasepsi kepada akseptor kontrasepsi sangat diperlukan mengingat efek samping yang mungkin terjadi dapat
3
menyebabkan ibu merasa cemas. Efek samping tersebut adalah terjadinya gangguan haid. Perubahan berat badan, terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, dapat menurunkan kepadatan tulang (densitas) pada penggunaan jangka panjang, menimbulkan sakit kepala, nervositas. Jerawat, penurunan libido, serta dapat menimbulkan kekeringan pada vagina. Apabila ibu tidak mengetahui bahwa perubahan fisiologi yang terjadi pada dirinya merupakan akibat dari efek samping penggunaan kontrasepsi suntik progestin maka ibu dapat menjadi bingung dan cemas. Kecemasan ibu terhadap efek samping ini dapat mempengaruhi psikologi ibu yang dapat membuat ibu merasa tidak nyaman dan merasa takut. Tentunya hal ini dapat berdampak dalam kehidupan sehari-hari ibu sehingga dapat berdampak terhadap hubungan suami istri yang dapat menjadi kurang harmonis. Selain itu apabila efek samping dari kontrasepsi suntik progestin dibiarkan terus menerus akibat kurangnya konseling pada ibu kapan harus menghubungi petugas kesehatan apabila terjadi efek samping yang berkepanjangan maka dapat memperburuk status kesehatan ibu. Ketidaktahuan ibu ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah umur ibu, intelegensi, pendidikan, informasi yang diterima dan keadaan lingkungan dimana ibu tersebut tinggal. Kecemasan ibu terhadap efek samping suntik progestin merupakan masalah yang harus dipecahkan. Oleh karena itu diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan informasi yang cukup mengenai efek samping yang mungkin terjadi pada saat pemakaian alat kontrasepsi sehingga ibu tidak merasa cemas bila terjadi perubahan psikologi pada dirinya. Berkenaan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh konseling kontrasepsi suntik progestin terhadap penurunan tingkat
kecemasan akan efek samping kontrasepsi tersebut (Studi analitik pada ibu-ibu akseptor KB suntik progestin di BPS Arimistin) dengan harapan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam memecahkan masalah diatas. METODE PENELITIAN Desain penelitian one group pretest posttest. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010 di BPS Arimistin Desa Pohjarak. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor kontrasepsi suntik progestin di BPS Arimistin Desa Pohjarak berjumlah 120 orang. Teknik sampling probabilitas besar sampel 54 responden. HASIL PENELITIAN Data khusus ini meliputi konseling kontrasepsi suntik progestin terhadap penurunan tingkat kecemasan akan efek samping kontrasepsi tersebut dan tabulasi antara variabel untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel. a. Identifikasi konseling kontrasepsi suntik progestin Seluruh responden diberi konseling mengenai kontrasepsi suntik progestin konseling ini mengenai pengertian kontrasepsi suntik progestin, cara kerja kontrasepsi suntik progestin, keuntungan dan kebutuhan kontrasepsi suntik progestin serta efek samping kontrasepsi progestin.
4
b. Identifikasi Tingkat Kecemasan Terhadap Efek Samping Kontrasepsi Suntik Progestin Sebelum Pemberian Konseling Tidak ada kecemasan
sebanyak 27 responden (50%) dan tingkat cemas ringan sebanyak 27 responden (50%). Tabel 1 Frekuensi Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Konseling di BPS Animistin Desa Puhjarak.
5,56%
Cemas ringan
61,11%
33,33%
Cemas sedang
Gambar 1 Diagram Pie Distribusi Tingkat Kecemasan Terhadap Efek Samping Kontrasepsi Suntik Progestin Sebelum Pemberian Konseling Kontrasepsi Suntik Progestrin
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa tingkat kecemasan sebagian besar adalah cemas ringan sebanyak 33 responden (61,11%), tidak ada kecemasan sebanyak 18 responden (33,33%) dan sedang sebanyak 3 responden (5,56%) untuk cemas berat 0 responden (0%). c. Identifikasi Tingkat Kecemasan Terhadap Efek Samping Kontrasepsi Suntik Progestrin Setelah Pemberian Konseling Kontrasepsi Untuk Progestrin Tidak ada kecemasan Cemas ringan
50,00%
Cemas sedang 0,00%
0,00%
50,00%
Cemas Berat
Gambar 1 Diagram Pie Distribusi Tingkat Kecemasan Terhadap Efek Samping Kontrasepsi Suntik Progestin Setelah Pemberian Konseling Kontrasepsi Suntik Progestrin
Dari diagram diatas menunjukkan tingkat kecemasan bahwa tingkat kecemasan setelah pemberian konseling mengalami penurunan menjadi tidak ada kecemasan
No
Kategori
Frekuensi
%
1
Tidak ada kecemasan
2
Cemas ringan
3
Cemas sedang
18 (33,33%) 33 61,11%) 3 (5,56%)
27 (50%) 27 (50%) -
4
Cemas berat
-
-
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden setelah mendapat konseling kontrasepsi suntik progestrin mengalami penurunan tingkat kecemasan. Sebelum pemberian konseling sebanyak 18 responden mengalami tidak ada kecemasan setelah pemberian konseling mengalami peningkatan menjadi 27 responden (50%) mengalami tidak ada kecemasan. Cemas berat sebelum pemberian konseling sebanyak 27 responden (50%) yang mengalami perubahan tingkat kecemasan. Untuk cemas berat sebelum pemberian konseling sebanyak 3 responden (5,56%), setelah pemberian konseling mengalami penurunan menjadi 0 responden. Cemas berat tidak mengalami perubahan karena tidak ada responden yang mengalami cemas berat baik sebelum maupun sesudah pemberian konseling d. Pengaruh Konseling Kontrasepsi Suntik Progestin Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan akan Efek Samping Kontrasepsi tersebut Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t-test Dari output didapat data t hitung adalah 6.663 dan signifikasi 0,000 T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikasi 0,05:2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 54-1=53. Hasil yang diperoleh untuk tabel t-tabel sebesar 2,006. karena
5
nilai t- hitung < 0,05 (0,000<0,05), maka Ho ditolak jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan tingkat kecemasan terhadap efek samping suntik progestin setelah pemberian konseling kontrasepsi suntik. PEMBAHASAN 1. Konseling Kontrasepsi Suntik Progestin Dari hasil penelitian yang dilakukan di BPS Arimistin Desa Puhjarak pada tanggal 5 April 2010 mengenai pemberian konseling kontrasepsi suntik progestin menunjukkan respon yang positif terhadap pemberian konseling. Responden memberikan respon yang positif terhadap pelaksanaan konseling oleh peneliti ditunjukkan dengan adanya interaktif tanya jawab antara peneliti dan responden mengenai kontrasepsi suntik progestrin, dimana peneliti memberikan penjelasan mengenai kontrasepsi suntik progestin serta menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah yang dialami responden. Hal ini sesuai dengan pendapat (Abdul Bari Saifudin, 2006) bahwa konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap dilakukan secara sistematik dengan panduan ketrampilan komunikasi interpersonal, tehnik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenai kondisinya saat ini dan menentukan jalan keluar. Keberhasilan pelaksanaan konseling ini salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan responden, sesuai dengan teori bahwa pendidikan adalah suatu usaha dasar untuk mengembangkan kepribadian dan kemandirian diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup pendidikan mempengaruhi proses beajar. Dari penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA sehingga pada umumnya mereka mampu memahami pentingnya informasi tentang kontrasepsi suntik progestrin
terutama tentang efek samping kontrasepsi suntik progestin.
dari
Respon positif terhadap pemnberian konseling ini juga dipengaruhi oleh fakta pekerjaan yang sebagian besar sebagai petani yaitu 53,70%. Hal ini disebabkan karena informasi tentang efek samping kontrasepsi yang diterima masih belum cukup mereka pahami. Hal ini disebabkan aktivitas responden sebagai petani sehingga mererka kurang mendapatkan konseling kontrasepsi suntik progestin mengundang minat responden untuk mendapatkan informasi tentang kontrasepsi yang sedang mereka gunakan sebanyak mungkin. Selain itu, faktor penunjang dari konseling yang dilakukan peneliti adalah ruang dan suasana konseling dimana konseling dilaksanakan dirumah responden dengan suasana yang kondusif sehingga kegiatan konseling dapat dilaksanakan dengan baik 2. Tingkat kecemasan terhadap efek samping kontrasepsi suntik progestin sebelum pemberian kontrasepsi suntik progestin Dari hasil pengambilan data yang dilakukan di BPS Arimistin Desa Puhjarak pada tanggal 5 April 2010, tentang tingkat kecemasan terhadap efek samping kontrasepsi suntik progestin menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami cemas ringan yaitu sebesar 61,11%, tidak ada kecemasan yaitu sebesar 33,33%, cemas sedang sebesar 5,56% dan tidak ada responden yang mengalami cemas berat. Tingkat kecemasan ini didapat sebelum peneliti memberikan konseling mengenai kontrasepsi suntik progestin Efek samping yang mungkin dialami responden dapat memicu emosi responden sehingga dapat menimbulkan kecemasan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Suliswati, 2003) bahwa kecemasan adalah emosi tanpa objek yang spesifik secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal atau dengan kata lain kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu
6
yang akan terjadi dan hubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Responden yang mengalami kecemasan ringan sebesar 61,11% sebagian besar adalah responden berpendidikan SMP. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh terhadap tingkat kecemasan yang dialaminya. Semakin seseorang mengetahui semakin rendah pula kecemasan yang dialami. 3. Tingkat kecemasan terhadap efek samping kontrasepsi suntik progestrin setelah pemberian konseling kontrasepsi suntik progestrin Dari hasil pengambilan data yang dilakukan setelah pemberian konseling kontrasepsi suntik progestrin yang dilaksanakan pada tanggal 10 April 2015 tentang tingkat kecemasan terhadap efek samping kontrasepsi suntik progestrin menunjukkan adanya perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilaksanakan pemberian konseling, dimana hasil dari data didapat menyatakan bahwa setelah pemberian konseling kontrasepsi suntik progestin tingkat kecemasan terhadap efek samping kontrasepsi tersebut mengalami penurunan. Dari data sebelum konseling didapatkan data tidak ada kecemasan sebanyak 33,33%, sedangkan data setelah pelaksanaan konseling tidak ada kecemasan meningkat menjadi 50%, dan data untuk cemas ringan sebelum diadakan konseling sebanyak 61,11% setelah dilaksanakannya konseling menurun menjadi 50%, dan data cemas sedang sebelum konseling sebanyak 5,56% setelah dilaksanakan konseling menjadi 0%. Untuk data cemas berat tidak mengalami perubahan. Perubahan tingkat kecemasan ini sesuai dengan pendapat (Abdul Bari Saifudin, 2006) bahwa semua ketegangan dalam kehidupan dapat menyebabkan timbunya kecemasan. Sehingga apabila ketegangan yang diakibatkan karena mengalami efek samping dari kontrasepsi suntik yang
digunakan akseptor telah teratasi dengan pemberian konseling maka ketegangan akan berkurang yang berdampak pada turunnya tingkat kecemasan yang dialami oleh akseptor karena faktor ketidaktahuan efek samping kontrasepsi suntik progestin. 4. Analisis pengaruh konseling kontrasepsi suntik progestrin terhadap penurunan tingkat kecemasan akan efek samping kontrasepsi tersebut Pengaruh konseling kontrasepsi suntik progestrin suntik terhadap penurunan tingkat kecemasan efek samping kontrasepsi tersebut di BPS Arimistin Desa Puhjarak adalah signifikan artinya merupakan pengaruh yang positif. Dengan menggunakan tingkat kesalahan (α) 0,5% atau 0,05 ternyata yang didapat angka probility value atau analisis statistik menggunakan komputer dengan program SPSS 17.0 menghasilkan nilai 0,000 atau dengan kata lain masih di bawah tingkat kesalahan (α) 5%. Berdasarkan data pada tabel 4.6 didepan maka dapat kita bahas sebagai berikut : Tingkat kecemasan responden sebelum diberi konseling kontrasepsi suntik progestrin sebagian besar adalah cemas ringan 61,11%, lalu tidak ada kecemasan 33,33% dan cemas sedang 5,56%, setelah pemberian konseling mengalami perubahan untuk tidak ada kecemasan meningkat menjadi 50% dan untuk cemas ringan menjadi 50%. Dari data ini dapat dilakukan penghitungan menggunakan komputer dengan uji t-test yang hasilnya menunjukkan bahwa konseling mempengaruhi dan dapat mengubah tingkat kecemasan pada responden. Adanya perubahan tingkat kecemasan ini dikarenakan informasi yang didapat mengenai kontrasepsi suntik progestin menambah pengetahuan responden. Dengan adanya pengetahuan responden mengenai efek samping yang mungkin terjadi pada saat penggunaan kontrasepsi suntik progestin mengakibatkan turunnya kecemasan yang
7
dirasakan responden akibat efek samping kontrasepsi yang sedang mereka gunakan. Dari pembahasan diatas, pemberian informasi melalui konseling kontrasepsi suntik progestin sangat besar manfaatnya bagi akseptor suntik progestin yang berdampak terhadap turunnya kecemasan akseptor suntik progestin terhadap efek samping kontrasepsi tersebut. Dengan tidak adanya kecemasan yang dirasakan akseptor, maka keberhasilan kontrasepsi suntik progestin lebih besar lagi. KESIMPULAN 1.
2.
3.
Tingkat kecemasan terhadap efek samping kontrasepsi suntik progestin sebelum pemberian konseling kontrasepsi suntik progestin di BPS Arimistin Desa Puhjarak yaitu tidak ada kecemasan sebanyak 18 responden (33,33%), cemas ringan sebanyak 33 responden (61,11%), cemas sedang sebanyak 3 responden (5,56%) dan cemas berat 0 responden (0%). Tingkat kecemasan terhadap efek samping kontrasepsi suntik progestin setelah pemberian konseling kontrasepsi suntik progestin di BPS Arimistrin Desa Puhjarak yaitu untuk tidak ada kecemasan 27 responden (50%) untuk cemas ringan 27 responden (50%), cemas sedang 0, cemas berat 0. Hasil analisis antara pengaruh konseling kontrasepsi suntik progestin terhadap penurunan tingkat kecemasan akan efek samping kontrasepsi tersebut adalah terdapat perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pemberian konseling. Sehingga ada pengaruh antara kontrasepsi suntik progestin terhadap penurunan tingkat kecemasan akan efek samping kontrasepsi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Anonimius.2008.Memilih Alat Kontrasepsi. http://www.dunia.ibuorg?sharing/ind ex.php (diakses tanggal 1 Desember 2009) BKKBN. 2008. Data Jumlah Akseptor KB di Wilayah Kediri : BKKBN ------------ 2009. Survei Kesehatan www.bkkbn.2009.co.id
Demografi Indonesia.
Christina Lia Uripni.2008. Komunikasi Kebidanan. Jakarta. Penerbit Buku Kebidanan EGC Depdikbud(2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Ed 2.Balai Pustaka Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Manuaba. IBG. 2002. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Nursalam dan Pariani, Siti. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperewata. Jakarta : CV. Info Medika Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika Notoatmojdo. Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta