PENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU NON PNS DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI CABEAN 2 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Al Munawar *)
[email protected] Abstrak: rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana proses supervisi akademik; seberapa besar peningkatan kompetensi pedagogik guru non PNS dalam penyusunan perencanaan pembelajaran; dan bagaimana perubahan perilaku guru setelah diadakan supervisi akademik oleh Kepala Sekolah di SD Negeri Cabean 2 Demak Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 ? Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan penyusunan komponen RPP dari44,44 % kategori (kurang) setelah supervisi berubah menjadi 89,44 % kategori baik. Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik PENDAHULUAN Dalam kurikulum 2006 atau disebut juga dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, bahkan membuat sendiri silabus yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah dan daerahnya, kemudian menjabarkannya menjadi persiapan mengajar yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. Upaya perwujudan pengembangan silabus menjadi perencanaan pembelajaran yang implementatif memerlukan kemampuan yang komprehensif. Kemampuan itulah yang dapat mengantarkan guru menjadi tenaga yang professional. Guru yang professional harus memiliki 4 (empat) kompetensi yang salah satunya adalah kompetensi penyusunan rencana pembelajaran. Keprofesionalan guru wajib dimiliki baik guru PNS maupun guru non PNS. Guru – guru non PNS yang saat ini bertugas di sekolah-sekolah tidak semuanya berasal dari latar pendidikan kependidikan namun dari berbagai latar
belakang pendidikan. Setelah adanya Universitas Terbuka (UT), guru-guru yang belum memenuhi kualifikasinya bisa melanjutkan kuliah pada jenjang D2 atau S1 PGSD.Walaupun mereka sudah menyandang gelar Diploma 2 ataupun Strata 1 PGSD umumnya kemampuan mereka masih kurang dalam hal pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai guru, yaitu dalam penyusunan perangkat pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Ketika Kepala Sekolah mengadakan supervisi kepada guru – guru non PNS ditemukan
bahwa
kemampuan guru dalam penyusunan RPP rendah. Hasil supervisi, rata – rata capaiannya 44 % (kategori kurang). Bila hal ini dibiarkan akan dapat berimbas pada kualitas yang dihasilkan dalam proses pembelajaran Berdasarkan hal tersebut Penulis melakukan Penelitian Tindakan Sekolah yang berpusat pada peningkatkan kompetensi pedagogik guru non PNS dalam penyusunan perencanaan pembelajaran melalui supervisi akademik Kepala Sekolah di SD Negeri Cabean 2 Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilandasi realita keadaan sekolah dengan tenaga guru Non PNS yang hampir sama banyaknya dengan guru PNS. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1) Bagaimana pelaksanan Penelitian Tindakan Sekolah yang berpusat pada peningkatan kompetensi pedagogik guru non PNS dalam penyusunan perencanaan pembelajaran melalui supervisi akademik Kepala Sekolah di SD Negeri Cabean 2 Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. 2) Seberapa besar peningkatan kompetensi pedagogik guru non PNS dalam penyusunan perencanaan pembelajaran melalui supervisi akademik Kepala Sekolah di SD Negeri Cabean 2 Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian adalah : 1) Mendeskripsikan pelaksanan Penelitian Tindakan Sekolah yang berpusat pada peningkatan kompetensi pedagogik guru non PNS dalam penyusunan perencanaan pembelajaran melalui supervisi akademik Kepala Sekolah di SD Negeri Cabean 2 Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. 2) Mendeskripsikan peningkatan kompetensi pedagogik guru non
PNS dalam penyusunan perencanaan pembelajaran melalui supervisi akademik Kepala Sekolah di SD Negeri Cabean 2 Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. LANDASAN TEORITIS Kompetensi Guru Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru ditegaskan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru
yang
berlaku
secara
nasional.
Satori
(2008:22)
mendeskripsikan kompetensi adalah performan yang mengarah kepada pencapaian tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Dalam kompetensi pedagogik, disebutkan beberapa kompetensi inti yang harus dikuasai oleh seorang guru, diantaranya sebagai berikut: mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu yaitu memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, menentukan tujuan pembelajaran yang diampu, menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu, memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran, menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik, serta mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. Sedangkan menurut Saifudin (2014:22) kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru adalah supervisi akademik. Supervisi Akademik Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya
mengelola
proses
pembelajaran
demi
pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan
kemampuan
profesionalismenya.
Mengembangkan
kemampuan dalam konteks ini tidak, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat. Di dalam Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang Kepala Sekolah adalah kompetensi supervisi. Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang Kepala Sekolah harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru yang dipimpinnya. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal. Oleh sebab itu, setiap Kepala Sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip - prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik. Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK). Prinsip-prinsip supervisi akademik adalah praktis, sistematis, objektif, realistis , antisipatif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis, berkesinambungan dan komprehensif. Tugas utama Kepala Sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik meliputi: menyusun program supervisi yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan hasil supervisi akademik. Agar Kepala Sekolah dapat melaksanakan kegiatan supervisi, maka Kepala Sekolah harus memiliki kompetensi membuat program supervisi akademik. Perencanaan program supervise akademik adalah penyusunan dokumen perncanaan.
Program supervisi disusun dengan memperhatikan ketentuan tentang pelaksanaan pengawasan dan supervisi yang diatur dalam Permendikbud No.65 tahun 2013 tentang standar proses yaitu : Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian tindakan sekolah, dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus
dalam empat tahapan, yaitu persiapan,
pelaksanaan, evaluasi dan refleksi, dan dilakukan minimal dalam dua siklus. Pada tahap persiapan dibuat skenario kegiatan, jadwal waktu, tempat serta sarana pendukung lainnya seperti lembar observasi, serta angket Langkah-langkah PTS yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah PTS seperti Gambar berikut.
Gambar 1. Langkah-langkah PTS Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS ) ini melibatkan 5 orang guru kelas dan guru mata pelajaran Non PNS yang ada di sekolah ini. Hal ini perlu dilakukan karena mereka tidak pernah dibekali dengan pengetahuan tentang pengelolaan pembelajaran sehingga mengalami kesulitan dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan . Penelitian dilakukan di SD Negeri Cabean 2 UPTD Dikpora Kecamatan Demak selama 6 bulan yaitu sejak bulan Juli 2014 sampai Desember 2014, Siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 – 31 Agustus 2014 dan Siklus II pada tanggal 1-31 Oktober 2014, dilakukan di sekolah dengan pengaturan waktu yang lebih fleksibel sehingga tidak mengganggu jadwal kegiatan pembelajaran. Sarana yang digunakan dalam kegiatan ini adalah silabus yang telah disusun bersama oleh KKG guru kelas dan guru mata pelajaran yang dilakukan di SD Inti dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sendiri oleh guru yang bersangkutan sesuai dengan Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar pada masing-masing kelas dan mata pelajaran. RPP inilah yang menjadi bahan acuan untuk menentukan materi pembinaan terhadap masing-masing guru, dan sekaligus menjadi alat ukur keberhasilan penelitian tindakan sekolah (PTS) ini. Tindakan dan pengamatan Penelitian diawali dengan cara guru Non PNS menyerahkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sendiri sesuai dengan kelas dan mata pelajaran dan standar kompetensi masing masing kepada supervisor (Kepala Sekolah/Peneliti). Berdasarkan berkas tersebut supervisor melakukan penelitian terhadap RPP yang dibuat para guru satu-persatu. Peneliti membuat catatan kekurangan/kesalahan pembuatan RP. Peneliti mengumpulkan para guru Non PNS dan menyampaikan kekurangan-kekurangan kepada masing-masing
guru. Kemudian Peneliti memangil guru satu persatu dengan RPP yang telah dibuatnya dan telah dikoreksi Peneliti. Ketika bertatap muka Peneliti mengulang kembali langkah-langkah dalam penyusunan RPP yang benar. Selama proses penyusunan RPP, guru berdiskusi dengan supervisor/ peneliti bila menemukan masalah/ kendala dalam kegiatannya. Hasil dari kegiatan ini akan dinilai oleh Peneliti/ supervisor dengan menggunakan lembar observasi penilaian untruk memperoleh data tentang perkembangan kemampuan guru Selanjutnya dalam kegiatan refleksi, Peneliti/ supervisor bersama dengan guru - guru melakukan diskusi tentang unsur-unsur RPP dan langkah langkah kegiatan penyusunan dan pengembangannya. Dalam kegiatan ini juga dibicarakan berbagai permasalahan yang dirasakan oleh para guru termasuk kendala serta manfaat yang dirasakan terhadap perubahan kemampuan mereka dalam penyusunan RPP. Indikator kinerja pada penelitian ini adalah 80% guru Non PNS mendapat nilai baik dalam penyusunan RPP. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil Pra Siklus (Tanggal 14 – 31 Juli 2014) Hasil supervisi terhadap kemampuan guru dalam menyusun RPP pada pra siklus dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 : Hasil Analisa Penyusunan RPP Pra Siklus No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Komponen RPP Identitas Mata Pelajaran Perumusan Indikator Perumusan Tujuan Pembelajaran Pemilihan Materi Ajar Pemilihan Sumber Belajar Pemilihan Media Belajar Model Pembelajaran Skenario Pembelajaran
Rata-rata 2.2 1.2 2.4 1.4 1.6 1.6 2 2.2
Skor maksimal 4 4 4 4 4 4 4 4
Prosentase 55% 30% 60% 35% 40% 40% 50% 55%
9. Penilaian Jumlah Nilai NA = Rata-rat : Jml Seharusnya X 100
1.4 16
4 36
35% 44.44 %
16: 36 x 100%
% Predikat
Kurang
Dari data tersebut terlihat bahwa yang mencapai rata-rata nilai 60% hanya pada kemampuan perumusan tujuan pembelajaran. Identitas Mata Pelajaran dan Skenario Pembelajarn mencapai 55 %, yang lain masih di bawah 55 % dan untuk perumusan Indikator mencapai 30 %.
Hasil Siklus I (Tanggal 1- 31 Agustus 2014) Setelah dilakukan supervisi akademik pada siklus I, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2 : Hasil Analisa Penyusunan RPP Siklus I No Komponen RPP 1. Identitas Mata Pelajaran 2. Perumusan Indikator 3. Perumusan Tujuan Pembelajaran 4. Pemilihan Materi Ajar 5. Pemilihan Sumber Belajar 6. Pemilihan Media Belajar 7. Model Pembelajaran 8. Skenario Pembelajaran 9. Penilaian Jumlah Nilai NA = Jml Rerata: Seharusnya X 100 % Predikat
Rata-rata 3.8 1.8 3.4 2.4 3 2.6 2.4 3 2 24.4
Skor maksimal 4 4 4
Prosentase 95% 45%
4 4 4 4 4 4 36
60% 75% 65% 60% 75% 50%
24.4: 36 x 100%
85%
67.78 %
Cukup Dari data yang diperoleh pada siklus 1 yang diperoleh pada kegiatan
penelitian, terlihat bahwa yang mencapai rata-rata nilai 95 % hanya pada
kemampuan perumusan identitas mata pelajaran, disusul pencapaian 85 % pada perumusan tujuan pembelajaran, pencapaian 75 % pada pemilihan sumber belajar dan skenario pembelajaran. Pada penilaian dan perumusan indikator masih rendah yaitu 50 % dan 45 %. Hasil Siklus II (Tanggal 1 – 31 Oktober 2014) Hasil siklus II secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 : Hasil Analisa Penyusunan RPP Siklus II Komponen RPP Identitas Mata Pelajaran Perumusan Indikator Perumusan Tujuan
Rata-rata
Skor maksimal
Prosentase
4 3.8
4 4 4
100% 95%
Pembelajaran 4. Pemilihan Materi Ajar 5. Pemilihan Sumber Belajar 6. Pemilihan Media Belajar 7. Model Pembelajaran 8. Skenario Pembelajaran 9. Penilaian Jumlah Nilai NA = Jml Nilai: Jml seluruhnya
4 3.6 3 3.8 3 4 3 32.2
4 4 4 4 4 4 36
90% 75% 95% 75% 100% 75%
No
1. 2. 3.
X 100 % Predikat
32.2: 36 x 100 Baik
100%
89.44 % Baik
Dari tabel dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam penyusunan RPP sudah baik karena sudah mencapai 89.44%. Hasil sudah melebihi indikator kinerja. Pembahasan Penelitian tindakan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah di SD Negeri Cabean 2 UPTD Dikpora Kecamatan Demak, Kabupaten Demak melalui tehnik supervisi akademik secara individual maupun kelompok bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan/ kompetensi pedagogik
guru dalam menyusun
perencanaan pembelajaran di kelas. Penelitian dilakukan terhadap 5 orang guru Non PNS yang tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan. Guru memiliki pegangan dalam pelaksanaan
pembelajaran yang
sifatnya masih umum/luas. Pegangan itu disebut silabus. Silabus disusun sebagai program yang harus dicapai selama satu semester atau satu tahun pelajaran. Untuk pegangan dalam jangka waktu yang lebih pendek, guru harus membuat
program
pembelajaran
yang
disebut
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP). RPP ini merupakan satuan atau unit program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana penyampaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu atau satu tema yang akan dibahas.
RPP
merupakan
pegangan
bagi
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar. Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP meliputi: identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan waktu/ banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan), kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai, materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator), alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai, penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian).
Hasil supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah pada pra siklus (pada tabel 1), diketahui ternyata RPP yang dibuat oleh guru tidak memenuhi rambu-rambu tersebut, dari sembilan (9) komponen yang ada di dalam RPP, reratanya belum mencapai 80%, dan semua komponen nilainya di bawah 50%. Hal itu menandakan bahwa kemampuan guru masih sangat rendah. Berdasar hasil tersebut, maka dilakukan tindakan pada siklus I dengan titik berat pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi, dengan cara memberikan penjelasan contohcontoh yang relevan. Ketika menyusun RPP
seharusnya guru mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut: mencantumkan identitas : nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan alokasi waktu. Langkah berikutnya adalah mencantumkan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan / dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan. Menentukan materi pembelajaran, adalah langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Materi pembelajaran
adalah
materi yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. Mencantumkan metode pembelajaran. Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan / atau strategi yang dipilih. Setelah itu, langkah selanjutnya mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah - langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh
rangkaian
kegiatan,
sesuai
dengan
karakteristik
model
yang
dipilih,
menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan / pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan. Mencantumkan Sumber Belajar . Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.
Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media,
narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. Langkah terakhir adalah mencantumkan penilaian. Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian. Pada akhir kegiatan siklus I didapatkan peningkatan kemampuan guru dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah pada siklus I (pada tabel 2), diketahui ternyata RPP yang dibuat oleh guru juga belum memenuhi rambu-rambu, dari sembilan (9) komponen yang ada di dalam RPP, hanya satu (1) komponen saja yang mencapai prosentase 95 %. Bila dibandingkan dengan pra siklus sudah mengalami peningkatan, namun hasilnya belum memenuhi indikator penelitian, sehingga dilanjutkan pada siklus II. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II fokus pada penyusunan indikator dan penilaian dengan cara memberikan penjelasan dan menunjukkan contohcontoh RPP yang sudah dianggap benar. Pada akhir kegiatan siklus II diperoleh peningkatan kemampuan guru dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) hingga mencapai paling sedikit 80 %. Peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Hasil Analisa Penyusunan RPP Prosentasi Rata-Rata Hasil Penilaian No
Komponen RPP
1. 2. 3.
Identitas Mata Pelajaran Perumusan Indikator Perumusan Tujuan
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pembelajaran Pemilihan Materi Ajar Pemilihan Sumber Belajar Pemilihan Media Belajar Model Pembelajaran Skenario Pembelajaran Penilaian Rata - Rata
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
55% 30%
95% 45%
100% 95%
60%
85%
100%
35% 40% 40% 50% 55% 35% 44.44 %
60% 75% 65% 60% 75% 50% 67.77 %
90% 75% 95% 75% 100% 75% 89.44 %
Berdasar tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa prosentasi rata-rata hasil penilaian antara pra siklus dengan siklus I, dari Siklus I ke Siklus II untuk masing-masing komponen penyusunan RPP mengalami kenaikan. Peneliti mencermati prosentase rata-rata hasil penilaian pada Pra Siklus yang di bawah rata-rata ada 5 komponen, yaitu: Perumusan Indikator, Pemilihan Materi Ajar, Pemilihan Sumber Belajar, Pemilihan Media Belajar, dan Penilaian. Komponen Perumusan Indikator pada Pra Siklus hanya mencapai 30% pada Siklus I mencapai 45% dan pada Siklus II mencapai 95%. Peningkatannya dari Pra Siklus sampai Siklus II mencapai 65%. Komponen Pemilihan Materi Ajar pada Pra Siklus tercapai 35% pada Siklus I mencapai 60% dan pada Siklus II mencapai 90%. Peningkatannya dari Pra Siklus sampai Siklus II mencapai 55%. Komponen Pemilihan Sumber Belajar pada Pra Siklus tercapai 40% pada Siklus
I mencapai 75% dan pada Siklus II tetap 75%. Peningkatannya dari Pra Siklus sampai Siklus II mencapai 35%. Komponen Pemilihan Media Belajar pada Pra Siklus tercapai 40% pada Siklus I mencapai 60% pada Siklus II mencapai 95%. Peningkatannya dari Pra Siklus sampai Siklus II mencapai 55%. Komponen Penilaian pada Pra Siklus tercapai 35% pada Siklus I mencapai 50% pada Siklus II mencapai 75%. Peningkatannya dari Pra Siklus sampai Siklus II mencapai 40%. Dari data ini menunjukkan bahwa prosentase rata-rata hasil penilaian komponen RPP yang di bawah rata-rata mengalami peningkatan. Begitu pula prosentase rata-rata hasil penilaian komponen RPP pada Pra Siklus yang di atas rata-rata juga mengalami peningkatan pada Siklus I dan Siklus II. Yaitu pada Komponen Identitas Mata Pelajaran, Perumusan Tujuan Pembelajaran, Model Pembelajaran, dan Skenario Pembelajaran. Berdasarkan tabel di atas rerata hasil akhir penilaian komponen RPP mengalami peningkatan yang signifikan, bila pada pra siklus baru 44,44% pada siklus I mencapai 67,77% dan pada siklus II menjadi 89,44%. Melihat data perolehan hasil penelitian dalam kegiatan penelitian tindakan sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap 5 orang guru Non PNS yang memiliki latar belakang tidak dari pendidikan keguruan, berhasil meningkatkan kompetensi pedagogik guru-guru tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari Proses Penelitian Tindakan Sekolah dapat disimpulkan bahwa : adanya peningkatan kemampuan penyusunan komponen RPP dari pra siklus dengan kategori kurang (44.44 %) berubah menjadi kategori cukup (67.77 %) pada siklus 1 dan pada siklus 2 menjadi kategori baik (89.44) pada siklus 2. Saran Guru seharusnya selalu menyusun perencanaan pembelajaran. Sebaiknya kegiatan ini dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan. Sebaiknya pembinaan ini tidak berhenti pada penyusunan RPP tetapi dilanjutkan dengan
supervisi akademik dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mengukur kemampuan guru dalam mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusunnya. DAFTAR PUSTAKA Molly, Alsa Syafra dan Ramadhani. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013. Jakarta : Anugerah Bangun Jaya Abadi, CV. Anonim. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas. Saifudin. 2014. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Deepublish. Satori. 2008. Hakikat Kompetensi Guru Sesuai UUGD 2005. Makalah.