ANALISIS KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) PROVINSI SUMATERA UTARA. Oleh : 1. Handriyani Dwilita, SE., M.Si 2. Aswan, SE ABSTRAK Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara adalah lembaga pemerintah non kementrian dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. Pengawasan Intern pada BPKP meliputi audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Faktor-faktor yang sangat penting peranannya dalam menghasilkan audit diantaranya adalah kompetensi dan independensi serta profesionalisme . Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu pada faktor kompetensi dan independensi auditor. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengggunakan metode purposive sampling dan jumlah populasi sebanyak 60 responden yang termasuk dalam kriteria yaitu pendidikan DIII, DIV/S1, S2 dan auditor yang pernah mengikuti pelatihan teknis sebagai seorang auditor dengan sampel minimal 37 responden. Metode pengambilan data primer yang digunakan adalah metode kuesioner. Data di analisis menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit secara serempak. Sedangkan untuk individual terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi terhadap kualitas audit dan tidak terdapat pengaruh signifikan antara independensi terhadap kualitas audit secara parsial di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara. Berbeda dengan peneliti terdahulu yang menyatakan bahwa kompetensi dan independensi auditor terdapat pengaruh signifikan terhadap kualitas audit secara parsial. Pada penelitian ini independensi tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Secara teori kualitas audit itu dijelaskan oleh independensi auditor sehingga menghasilkan kualitas audit yang baik. Sedangkan dalam penelitian ini kualitas audit tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Adanya perbedaan hasil penelitian ini antara peneliti terdahulu dengan penelitian ini yaitu perbedaan dari responden, tempat, dan tahun penelitian yang membuat hasil penelitian berbeda. Kata Kunci : Kompetensi, Independensi dan Kualitas Audit A. Pendahuluan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada dan bertanggunggung jawab kepada Presiden RI. Dalam mewujudkan
amanah yang diembannya, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral dan kebendaharaan umum negara
berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum serta kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. Pengawasan intern yang dimaksud meliputi audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Pada awal tahun 2011, Presiden RI telah menerbitkan Inpres Nomor 4 Tahun 2011, tanggal 17 Februari 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara. Sehubungan dengan Inpres Presiden RI diatas , Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara sebagai unit kerja BPKP merupakan kepanjangan tangan dari BPKP di daerah. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai auditor internal pada pemerintah juga memiliki tanggung jawab besar yaitu menciptakan proses tata kelola pemeritahan yang baik, bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta penerapan sistem pengendalian manajemen (Pradita, 2010). Dalam melaksanakan tugasnya di bidang fungsional pemerintahan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara memakai standar audit pengawasan fungsional pemerintah berdasarkan keputusan badan pengawasan keuangan dan pembangunan No. Kep-378/K/1996 yaitu tentang penetapan berlakunya Standar Audit Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah SA-APFP (1996). Saat
ini, tugas kepengawasan dihadapkan dengan perkembangan yang ditandai oleh peningkatan kepedulian masyarakat tentang konsep akuntabilitas pemerintah. Dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi APFP, perkembangan ini menuntut APFP untuk melaksanakan tugastugasnya dalam menuntaskan akuntabilitas pemerintahan. Berdasarkan keputusan kepala BPKP tahun 1996 dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi harus dipertahankan oleh APFP dan para auditornya yaitu untuk menghasilkan pendapat atau simpulan audit yang obyektif. Hasil audit ini diperoleh berdasarkan fakta yang dinilai dengan memakai kriteria yang menurut pertimbangan keahlian dan kemampuan auditor dapat dipergunakan. Dalam membuat pendapat atau simpulan auditor harus bebas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk mencapai tujuan tersebut, standar ini mengharuskan APFP dan para auditornya untuk memiliki integritas, yaitu sikap dan kepribadian yang dilandasi unsur jujur, bijaksana, berani dan bertanggungjawab sehingga dapat menimbulkan kepercayaan dan rasa hormat masyarakat. Independensi dalam hal ini tidak berarti sebagaimana sikap seorang penuntut dalam perkara pengadilan tetapi lebih dapat disamakan dengan sikap tidak memihaknya seorang hakim. Dalam audit keuangan, misalnya, APFP dan para auditornya tidak hanya
menerima pandangan dari sudut manajemen tetapi juga dari sudut pihak lain yang berkepentingan. Trotter (1986) dalam Saifuddin (2004) mendefinisikan bahwa orang yang berkompeten adalah orang dengan keterampilan mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Untuk dapat memiliki keterampilan, seorang auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pencapaian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dan praktek audit SPAP (2001). Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dibidang praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Auditor tidak hanya berkewajiban mempertahankan sikap mental independen, tetapi juga harus menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan independensinya diragukan masyarakat. Sikap mental independen auditor menurut masyarakat inilah yang tidak mudah diperoleh olehnya. Di pemerintahan, peran auditor internal dinilai masih belum berarti. Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2007 masih menemukan banyaknya kelemahan terkait sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan pada peraturan perundang-undangan Widyananda (2008). Terkait dengan hal tersebut, Widyananda (2008) mengungkapkan pentingnya merevitalisasi peran
auditor internal pemerintah untuk menegakkan good governance. Mengingat pentingnya peran BPKP Badan (Pengawas Keuangan dan Pembangunan) dalam kelangsungan pemerintah Indonesia, maka dilakukan penelitian mengenai kualitas audit yang ada didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menguji kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit (2) menguji pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit, dan (2) menguji pengaruh independensi terhadap kualitas audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara. B. Tinjauan Pustaka Elfarini Eunike Christina (2007) telah melakukan penelitian dengan judul Pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit di KAP (Kantor Akuntan Publik) di Semarang Jawa Tengah dengan hasil penelitian bahwa kompetensi dan independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit baik secara parsial dan simultan di Kantor Akuntan Publik (KAP). Hariato (2004) melakukan penelitian pengaruh keahlian dan independensi terhadap kualitas audit studi empiris pada KAP di Jawa Timur, dan diperoleh hasil bahwa keahlian dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Maka dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh kompetensi, indepedensi dan keahlian auditor. Di tahun 2003, Sari
melakukan penelitian Pengaruh Keahlian audit dan independensi terhadap pendapat audit, dan diperoleh hasil bahwa auditor yang memiliki keahlian dan independensi mempengaruhi pendapatan audit dibandingkan yang hanya memiliki salah satu karakteristik atau sama sekali tidak memiliki. Kemudian Purnomo (2007) mengatakan bahwa factor-faktor keahlian yaitu pengalaman dan pengetahuan berpengaruh terhdapa kualitas audit. Sedangkan factor independensi menurut persepsi auditor hanya tekanan klien yang berpangaruh terhadap kualitas audit. Pada tahun 2003, Kusharyati mengungkapkan bahwa banyak faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi kualitas audit dari sudut pandang auditor individual maupun auditor tim di KAP. Berdasarkan penelitian Sari, Purnomo dan Kusharyati dapat ditarik benang merah bahwa proses dan hasil audit akan dipengaruhi oleh keahlian audit dan indepedensi,
keahlian seorang auditor akan sangat ditentukan oleh pengalaman, dan pengetahuan auditor. Sehingga pada akhirnya dapat berdampak pada kualitas sudit yang dihasilkan. Namun sejalan waktu independensi auditor masih terus mengalami polemik. Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Dan indepedensi ini akan berbeda dari satu auditor dengan auditor lainnya, atau seiring dengan waktu dan pengalaman yang dialami auditor, karena Indepedensi akan melekat pada masing-masing auditor. Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi, tidak memihak kepentingan siapapun serta jujur kepada semua pihak yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Untuk memenuhi kebutuhan penacapaian tujuan penelitian, peneliti menggunakan kerangka penelitian sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kompetensi ( X1 ) 1. Pengetahuan 2. Pengalaman Independensi ( X2 ) 1. Lama Hubungan dengan Klien 2. Tekanan dari Klien 3. Telaah dari Rekan Auditor 4. Jasa Non Audit
Kualitas Audit (Y)
Keterangan : a. Garis putus-putus
Hubungan Secara Simultan
b. Garis bersambung
Hubungan Secara Parsial
Hipotesis penelitian : Jika H0 : b1.b2 = 0 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara. Jika Ha : b1.b2 ≠ 0 maka terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara. C. Metodelogi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif. Variabel yang diteliti meliputi : Kualitas audit (Y), Kompetensi Auditor (X1) dan Independensi Auditor (X2). Data penelitian berupa data primer yang dikumpulkan dari penyebaran kuisioner pada 37 sampel penelitian. Pengambilan sample didasarkan pada : n = N / N(d2)+1 Keterangan : n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi d = Presentase kelongaran ketidaktelitian dimana populasi penelitian berjumlah 60 orang auditor maka diperoleh sampel
sebagai berikut : n = 60 / 60 (0,1)2+1 = 60/1.6 = 37.5 = 37 auditor. Tehnik analisis yang digunakan adalah uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis, mengunakan regresi berganda dengan formula : Y = a + b1X1+ b2X2 + e Y X1 X2 a b e
= Kualitas Audit = Kompetensi = Independensi = Konstanta = Koefisien regresi = error
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Dari populasi jumlah auditor yang berada di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara sebanyak 60 yang termasuk dalam kriteria penelitian ini yaitu auditor yang telah mengikuti pendidikan DIII, DIV/S1, S2 serta pelatihan teknis sebagai auditor . Kuesioner yang disebar yaitu sebanyak jumlah populasi dan setelah pengembalian kuesioner yang kembali kepada peneliti yaitu sebanyak 38 kuesioner. Sebelum melakukan penelitian , peneliti mempunyai target pengembalian kuesioner minimalnya 37 kuesioner.
n = N / N(d2)+1 Keterangan : n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi d = Presentase kelonggaran ketidaktelitian berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, diperoleh sampel sebagai berikut : n = 60 / 60 (0,1)2+1 = 60/1.6 = 37.5 = 37 auditor. Dari perhitungan di atas dimana kuesioner yang dikembalikan sebanyak 38 kuesioner sementara yang diharapkan yaitu 37 kuesioner dan artinya asumsinya akan semakin bagus karena melebihi dari angka yang ditentukan sebelumnya. 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana ketepatan alat ukur penelitian
tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Kolerasi yang digunakan adalah Person Product Moment. Jika koefisien korelasi (r) bernilai positif dan lebih besar dari r tabel, maka dinyatakan bahwa butir pertanyaan tersebut valid atau sah. Jika sebaliknya, bernilai negatif, atau positif namun lebih kecil dari r tabel, maka butir pernyataan dinyatakan invalid dan harus dihapus. Untuk mengetahui kelayakan butirbutir dalam daftar angket yang telah disajikan kepada responden maka diperlukan Uji Validitas. Apabila Validitas setiap pertanyaan lebih besar (>) 0,30, maka butir pertanyaan dianggap valid Kuncoro (2003 : 267).
Tabel 1. Total Variance Explained
Sumber data : Pengolahan SPSS
Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa setiap pernyataan dari Kompetensi sebagai berikut :
Pernyataan 1, Kompetensi 1 nilai 2,294 > 0,30 kesimpulan valid.
Pernyataan 2, Kompetensi 2 nilai 0,948 > 0,30 kesimpulan valid. Pernyataan 3, Kompetensi 3 nilai 0,819 > 0,30 kesimpulan valid.
Pernyataan 4, Kompetensi 4 nilai 0,601 > 0,30 kesimpulan valid. Pernyataan 5, Kompetensi 5 nilai 0,339 > 0,30 kesimpulan valid.
Tabel 2 Total Variance Explained
Sumber data : Pengolahan SPSS
Dari Tabel 2. diatas dapat Pernyataan 4, Independensi 4 nilai disimpulkan bahwa setiap pernyataan 0,597 > 0,30 kesimpulan valid. dari Independensi sebagai berikut : Pernyataan 5, Independensi 5 nilai Pernyataan 1, Independensi 1 nilai 0,349 > 0,30 kesimpulan valid. 2,398 > 0,30 kesimpulan valid. Pernyataan 2, Independensi 2 nilai 1,135 > 0,30 kesimpulan valid. Pernyataan 3, Independensi 3 nilai 0,721 > 0,30 kesimpulan valid. Tabel 3. Total Variance Explained
Sumber data : Pengolahan SPSS
Dari Tabel diatas dapat disimpulkan internal concistency. Reliabilitas bahwa setiap pernyataan dari instrument penelitian dalam Kualitas Audit sebagai berikut : penelitian ini diuji dengan Pernyataan 1, Kualitas Audit 1 nilai menggunakan koefisien cronbach’s 2,507 > 0,30 kesimpulan valid. Alpha. Jika nilai koefisien alpha Pernyataan 2, Kualitas Audit 2 nilai lebih besar dari 0,6 maka 0,848 > 0,30 kesimpulan valid. disimpulkan bahwa instrument Pernyataan 3, Kualitas Audit 3 nilai penelitan tersebut handal atau 0,734 > 0,30 kesimpulan valid. reliable Nunnaly dalam Ghozali Pernyataan 4, Kualitas Audit 4 nilai (2005). 0,736 > 0,30 kesimpulan valid. Berdasarkan hasil angket yang telah Pernyataan 5, Kualitas Audit 5 nilai didapat dari responden Reliabilitas 0,530 > 0,30 kesimpulan valid. suatu konstruk variabel dikatakan Pernyataan 6, Kualitas Audit 6 nilai baik jika memiliki nilai Cronbach’s 0,527 > 0,30 kesimpulan valid. Alpha lebih besar (>) 0,60 Mudrajad Pernyataan 7, Kualitas Audit 7 nilai Kuncoro (2003 : 267). Reliabilitas 0,487 > 0,30 kesimpulan valid. dari pertanyaan kuisioner yang telah Pernyataan 8, Kualitas Audit 8 nilai diajukan penulis kepada responden 0,384 > 0,30 kesimpulan valid. dalam penelitian ini akan terlihat b. Uji Reliabilitas pada tabel Reliability Statistics yang Uji reliabilitas dimaksudkan untuk disajikan pada tabel-tabel berikut ini menguji konsistensi kuesioner dalam : mengukur suatukontrak yang sama atau stabilitas kuesioner. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode Tabel 4. Reliability Statistics kompetensi
Sumber data : Pengolahan SPSS
Pada Tabel diatas didapat nilai cronbach’s alpha > 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan variabel kompetensi (X1)
yang telah disajikan pada responden yang terdiri dari 5 item adalah reliable atau bisa diterima dan dapat dikatakan handal.
Tabel 5. Reliability Statistics Independensi
Sumber data : Pengolahan SPSS
Pada Tabel diatas didapat nilai cronbach’s alpha > 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan variabel Independensi
(X2) yang telah disajikan pada responden yang terdiri dari 5 item adalah reliable atau bisa diterima dan dapat dikatakan handal.
Tabel 6. Reliability Statistics Kualitas Audit
Sumber data : Pengolahan SPSS
Pada Tabel diatas didapat nilai cronbach’s alpha > 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan variabel Independensi (Y) yang telah disajikan pada responden yang terdiri dari 8 item adalah reliable atau bisa diterima dan dapat dikatakan handal. 3. Analisis Regresi Berganda Teknik analisa dalam penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
persamaan regresi linear berganda .adapun persamaan tersebut sebagai berikut : Y = a + b1X1+ b2X2 + e Y X1 X2 a b e
= Kualitas Audit = Kompetensi = Independensi = Konstanta = Koefisien regresi = error
Tabel 7. Cofficients
Sumber data : pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.8 diatas di peroleh Y = 10.761 + 0,997 + 0,022+ e. Interprestasi dari persamaan linier berganda adalah: a. Jika segala sesuatu pada variabel bebas (Kompetensi dan Independensi) dianggap konstan maka nilai dari variabel terikat (Kualitas Audit) sebesar 10.761. b. Jika terjadi peningkatan pada variabel X1 (Kompetensi) sebesar 1, maka variabel Y (Kualitas Audit) akan meningkat sebesar 0,997. c. Jika terjadi peningkatan pada variabel X2 (Independensi) sebesar 1, maka variabel Y (Kualitas Audit) akan meningkat sebesar 0,022.
4. Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui kelayakan model regresi, maka akan dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui model regresi variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik sebaiknya berdistribusi normal. Hal ini untuk menghindari bias analisis data. Normalitas data penelitian dapat diketahui dari pengamatan hasil grafik Histogram maupun grafik normal P-P Plot. Berikut ini gambar kedua grafik tersebut berdasarkan hasil olah data :
Gambar 2. Histogram
Sumber data : Pengolahan SPSS
Pada grafik Histogram di atas dapat dilihat data membentuk garis normalitas yang berbentuk lonceng. Dan Grafik P-P Plot di bawah ini menunjukkan pola penyebaran titik-
titik di sekitas garis diagonal, dan mengikuti arah garis diagonal. Ini mengindikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 3. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber data : Pengolahan SPSS
b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel bebas. Uji tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih Multikolinearitas dilakukan dengan kecil daripada 10 maka dapat melihat nilai tolerance dan variance disimpulkan tidak terjadi inflation factor (VIF) dari hasil multikolinearitas Santoso (2002 : analisis dengan menggunakan SPSS. 206). Apabila nilai tolerance value lebih Tabel 8. Coefficient
Sumber data : Pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa angka VIF (Variance Inflatioan Factor) lebih kecil dari 5 antara lain adalah kompetensi 1,1455 < 5 dan Independensi 1,455 < 5 dan niai Tolerance Kompetensi 0,687 > 0,10 dan Independensi 0,687 > 0,01 sehingga dapat digunakan dan tidak ada multikolinieritas. c.
Uji Heteroskedasitisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi lainnya. Jika residual mempunyai varians yang sama, disebut homoskedastisitas. dan jika varoansnya tidak sama disebut terjadi heteoskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction
(ZPRED) untuk variabel bebas (sumbu X=Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y=Y prediksi – Y rill). Homoskedastisitas terjadi jika titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah ataupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang tertentu. Cara memprediksi jika pola gambar Scatterplot model tersebut adalah: 1. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0. 2. Titik-titik data mengumpul hanya diatas atau dibawah saja. 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas Sumodiningrat (2001 271).
Gambar 4. Scatterplot
Sumber data : Pengolahan SPSS
Sebaran titik-titik yang tersebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol dari sumbu Y menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas dalam model regresi. d. Uji Autokorelasi
tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi.Ukuaran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan yang terjadi autokorelasi positif jika DW di bawah -2 (DW < -2).Tidak terjadi autokorelasi jika DW berada di antara -2 dan +2 atau -2 < DW +2.
Persamaan regresi yang baik adalah tidak memiliki masalah autokorelasi.Jika terjadi autokorelasi maka perasamaan tersebut menjadi Tabel 9. Model Summary (b)
Sumber data : Pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa angka Durbin-Watson
1,987 < 2, sehingga dapat digunakan dan terbatas dari autokorelasi.
5. Uji Hipotesis a. Uji Serempak (F) Hipotesis untuk pengujian ini sebagai berikut : Jika H0 : b1.b2 = 0 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara. Jika Ha : b1.b2 ≠ 0 maka terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit di Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara. Adapun cara pengujiannya sebagai berikut: 1) Probabilitas < taraf signifikan 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit. 2) Probabilitas > taraf signifikan 5% maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit.
Tabel 10. ANOVA (b)
Sumber data : Pengolahan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas bahwa uji Anova atau uji Statistik F menghasilkan probabilitas signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,003 < 0,05 maka model regresi dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara Kompetensi dan
Independensi terhadap kualitas audit secara serempak. b. Uji Parsial (t) Hipotesis untuk pengujian ini yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan t signifikan. Jika t hitung > t signifikan atau nilai signifikan t < 0,05.
Tabel 11. Coefficients (a)
Sumber data : Pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.12 di atas Nilai probabilitas untuk variabel kompetensi yaitu 0,005 < 0,05 artinya terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi terhadap kualitas audit secara parsial dan independensi sebesar 0,925 > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara independensi terhadap kualitas audit secara parsial.
Uji R2 adalah perbandingan antara variasi Y yang dijelaskan oleh x1 dan x2 secara bersama-sama dibanding dengan variasi total Y. Jika selain x1 dan x2 semua variabel di luar model yang diwadahi dalam E dimasukkan ke dalam model, maka nilai R2 akan bernilai 1. Ini berarti seluruh variasi Y dapat dijelaskan oleh variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model.
6. Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 12. Model Summary (b)
Sumber data : pengolahan SPSS Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa angka Adjusted R Square 0,235 yang dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti 23,05% kualitas audit dapat diperoleh dan dijelsakan oleh kompetensi dan independensi sedangkan sisanya 100% - 23,05% = 76,05% dijelaskan oleh faktor lain
atau variabel diluar model misalnya, Integritas, Profesionalisme, Akuntabilitas, Objektivitas, Kompetensi dan Kehati-hatian, Tanggung Jawab Profesi dan lainlain. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan di atas bahwa hasil
pembahasan secara serempak sesuai dengan hipotesis sebelumnya yaitu terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit secara bersamaan. Sedangkan hipotesis secara parsial pada variabel kompetensi terdapat pengaruh signifikan terhadap kualitas audit dan artinya hipotesis sebelumnya diterima. Pada variabel independensi tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kualitas audit dan hipotesis sebelumnya tidak di terima. Pada penelitian ini terjawab bahwa penelitian terdahulu yang sebelumnya peneliti adopsi dari saudari Elfarini Eunike Christina (2007) yang melakukan penelitian di Kantor Akuntan Publik di Jawa tengah dengan judul penelitian “Pengaruh kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit di KAP Jawa Tengah” dengan hasil penelitian bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit secara simultan dan parsial. Dan pada penelitian ini dengan judul yang sama namun berbeda tempat, populasi, serta teknik pengambilan sampel yang dilakukan peneliti pada tahun 2013 setelah dilakukannya pembahasan dengan hasil bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi terhadap kualitas
di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara dan tidak terdapat pengaruh signifikan antara independensi terhadap kualitas audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara. Dalam penelitian ini juga setelah dilakukannya pembahasan untuk mencari perbandingan antara variasi kualitas audit yang di jelaskan oleh kompetensi dan independensi dan hasil pembahasannya yaitu kualitas audit dijelaskan oleh kompetensi dan independensi auditor sebesar 23,05 % dan sisanya 76, 05 % dijelaskan oleh faktor lain di luar model dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun faktor lain yang penulis sebutkan misalnya, integritas, objektivitas, profesionalisme, akuntabilitas, kehati-hatian dan lainlain. E. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yang bertujuan mencari bukti empiris tentang hubungan antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera, penulis menarik beberapa kesimpulan diantaranya : 1. Terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara secara serempak sesuai
dengan hipotesis sebelumnya dengan hasil uji pada SPSS menghasilkan probabilitas pada tabel ANOVA atau uji Statistik F signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,003 < 0,05. 2. Terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi terhadap kualias audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara secara parsial dengan hasil uji SPSS pada tabel coefficient yaitu signifikan t 0,005 < 0,05. 3. Tidak terdapat pengaruh signifikan antara independensi terhadap kualitas audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara secara parsial dengan hasil uji SPSS pada tabel coefficient yaitu signifikan t 0,925 > 0,05. 4. Bahwa kualitas audit hanya di jelaskan oleh kompetensi dan independensi sebesar 23, 05 % sedangkan sisanya 76, 05 % dipengaruhi faktor lain . F. Daftar Pustaka Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Jurnal. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. SNA X. Makassar. Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah). Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang Efendy, Muh. Taufik. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Kantor Pemerintah Gorontalo). Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang Ghozali,
Imam. 2005. Aplikasi Analisis Mulitivarete dengan Program SPSS, Edisi 3. Semarang : Badan Penertbit Unpad.
Harhinto, Teguh. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur). Tesis (tidak diterbitkan) Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2001. Salemba Empat: Jakarta.
Indah
S.N. (2010), Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP di Semarang), Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga. Kusharyanti. 2003. ”Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan topic penelitian di masa datang”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember). Hal.25-60 Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah kuasieksperimen. Riset Akuntansi Indonesia Vol.6 No.1 (Januari)
Peraturan Badan Pemeriksa keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan. Jakarta Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor:KEP378/K/1996 tentang Penetapan Berlakunya SA-APFP. Jakarta. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta. Salemba Empat.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Jakarta.
Mulyadi. 2002a. Auditing. Buku 1. Edisi ke-6. Cetakan ke-1. Jakarta:Salemba Empat. Purnomo, Adi, 2007. Persepsi Auditor Tentang Pengaruh Faktor-Faktor Keahlian Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit. Tersedia: http://
[email protected] c.id.
Saifudin & (2004). Pengaruh Kompetensi & Independensi terhadap opini audit going concern: Studi Kuasieksperimen pada auditor & mahasiswa. Tesis, Program Magister Akuntansi, Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Padjajaran. Simamora,Henry.2002.Auditing. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Singgih Santoso. 2002. SPSS Versi 11.5 Cetakan Kedua Jakarta: Gramedia Supriyono, R.A. 1988. Pemeriksaan Akuntan (Auditing) Faktor-Faktor yang Penampilan Akuntan Publik. Yogyakarta:Salemba Empat
Tubbs, R.M. (1992), The Effect of Experince on The Auditor’s Organization and Amount of Knowledge, The Accounting Review, 783-801. Wirjono, A. R., Raharjono, Pengaruh Karakteristik A Personalitas.B. 2007. Manajer Terhadap Hubungan Antara Partisipasi dalam Penyusunan