Kata kunci : komitmen organisasi, motivasi dan kepuasan kerja. 58 Dimensia Volume 9 Nomor 3 September 2012 : 57-86

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di Bandung) Oleh: Icih, SE, M.Si, Ak & Fetra Ratna Kartika, SE

ABSTRAK Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual, banyak aspek -aspek dalam pekerjaan yang dapat menyebabkan puas atau tidaknya seseorang dalam bekerja. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi dan motivasi terhadap kepuasan kerja auditor baik secara parsial maupun simultan. Lokasi penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Bandung. Sumber data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria responden yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada auditor di Bandung. Teknik analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji t, uji F dan koefisien determinasi. Hasil dari uji regresi linear berganda diperoleh persamaan Y = 6,858 + 0,372 X1 + 0,415 X2, membuktikan bahwa komitmen organisasi dan motivasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja auditor. Hasil dari uji t diketahui variabel komitmen organisasi mempunyai pengaruh signifikan

Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Auditor

terhadap kepuasan kerja auditor karena nilai thitung > ttabel yaitu 3,576 > 2,048. Variabel motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja auditor karena nilai thitung > ttabel yaitu 2,539 > 2,048. Hasil uji F membuktikan bahwa komitmen organisasi dan motivasi secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor karena nilai Fhitung > Ftabel yaitu 4,537 > 3,35 dan hasil signifikan menunjukkan nilai < dari 0,05, yakni 0,020 < 0,05. Hasil dari koefisien determinasi (R2) membuktikan bahwa komitmen organisasi dan motivasi mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja auditor sebesar 75,2% dan sisanya sebesar 24,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

Kata kunci : komitmen organisasi, motivasi dan kepuasan kerja

Latar Belakang Di era globalisasi, dimana perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Dalam praktik bisnis sangat didorong untuk mempersiapkan kebutuhan informasi yang tepat bagi pihak yang berkepentingan. Salah satu media informasi yang tepat untuk mempersiapkan informasi bagi pihak yang berkepentingan adalah dengan menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang meliputi posisi keuangan, kinerja, serta arus kas suatu perusahaan yang bermanfaat untuk para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan untuk para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi.

57 58 Dimensia Volume 9 Nomor 3 September 2012 : 57-86

Informasi dalam laporan keuangan harus relevan, andal, dapat dipahami, dapat dibandingkan dan konsisten supaya berguna bagi pemakai laporan keuangan (Iceu Satriyawati, 2010). Adanya perbedaan yang menimbulkan konflik kepentingan antara manajemen dengan pemakai laporan keuangan. Disatu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar sedangkan dari pihak luar perusahaan, ingin memperoleh informasi yang andal dari manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan, pihakpihak eksternal yang dimaksud adalah pemilik perusahaan, karyawan kreditur, investor, badan pemerintah, organisasi nirlaba, dan masyarakat (Simamora, 2000). Adanya konflik kepentingan yang berbeda antara manajemen dengan pemakai laporan keuangan, maka laporan keuangan harus diaudit oleh pihak ketiga yang independen. Pihak yang bisa melakukan audit atas laporan keuangan adalah Akuntan Publik. Profesi Akuntan Publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Akuntan Publik merupakan akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan atau Pejabat yang berwenang untuk menjalankan praktik Akuntan Publik. Timbul dan berkembangnya profesi Akuntan Publik disuatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut (Mulyadi, 2002). Profesi Akuntan Publik mempunyai peran yang begitu besar dalam mendorong Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Auditor

adanya transparasi dan akuntabilitas laporan keuangan sesuai dengan tuntutan publik. Bagi masyarakat adalah umum untuk menyebut Kantor Akuntan Publik sebagai auditor independen, meskipun masih terdapat auditor-auditor lain diluar Akuntan Publik terdaftar (Arens dan Lobbecke, 1997). Di Indonesia penggunaan gelar akuntan terdaftar diatur oleh undangundang No. 34 tahun 1945 dan diatur oleh Menteri Keuangan, terakhir dengan keputusan No. 763 tahun 1986. Profesi Akuntan dituntut untuk responsif terhadap perubahan lingkungan yang dinamis dan dapat merespon kebutuhan pemakai jasa akuntan, karena itu konvergensi kepada standar yang berkualitas tinggi merupakan hal yang penting bagi akuntan profesional. Pendidikan merupakan langkah awal bagi profesi akuntan untuk mencapai kesamaan standar teknis dan praktek diseluruh dunia. Standar yang dikeluarkan International Federation of Accountants (IFAC) menjadi panduan bagi seluruh stakeholder yang terkait yaitu : Asosiasi profesi, dunia pendidikan, dunia usaha dan dunia industri serta pemerintahan, untuk bersama-sama membentuk seorang akuntan yang profesional (Robertha, 2010). Guna menunjang profesionalismenya sebagai Akuntan Publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Selain itu, untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai Akuntan Publik yang kompeten dalam menghadapi lingkungan yang komplek, seorang akuntan harus memiliki


pengetahuan profesional akuntan yang cukup, memiliki keahlian, mampu menjaga etika dan attitude sebagai akuntan profesional, mempunyai pengalaman praktis dalam melaksanakan pekerjaannya, dan mampu menjaga kapabilitas dan kompetensi sebagai seorang akuntan yang profesional (Robertha, 2010).

terhadap laporan keuangan auditan. Sehubungan dengan posisi tersebut maka auditor dituntut untuk dapat mempertahankan kepercayaan yang telah mereka dapatkan dari klien dan pihak ketiga, sehingga dalam hal ini seorang auditor harus memiliki integritas, komitmen, dan kompetensi yang tinggi terhadap profesinya (Retno Puji, 2008).

Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik dalam Standar Profesional Akuntan Publik pasal 101 tentang Independensi dinyatakan bahwa dalam menjalankan tugasnya, anggota Kantor akuntan publik harus selalu mempertahankan sikap mental independen didalam memberikan jasa profesionalnya sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang telah ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen secara fakta (in fact) maupun secara penampilan (in appearance). Selanjutnya dalam pasal 102 tentang Integritas dan Objektivitas dinyatakan bahwa dalam menjalankan tugasnya, anggota Kantor Akuntan Publik harus mempertahankan integritas dan objektivitas harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain (Faisal dan Rahayu, 2007). Profesi auditor juga diakui sebagai suatu keahlian bagi perusahaan dan ikatan profesinya. Profesi auditor mempunyai kedudukan yang unik dibanding dengan profesi lain, Karena seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya bukan hanya untuk kepentingan klien melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan

Maka dari itu Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan dalam suatu oganisasi. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme, dan juga komitmennya (Amilin dan Rosita, 2008). Suatu komitmen organisasional menunjukkan suatu daya dari sesorang dalam mengidentifikasikan keterlibatan dalam suatu organisasi. Oleh karena itu komitmen organisasional akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja terhadap organisasi (Retno Puji, 2008). Weiner (1982) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. Disamping komitmen organisasional, adanya orientasi profesional yang mendasari komitmen profesional nampaknya juga akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Para profesional merasa lebih senang mengasosiasikan diri mereka dengan organisasi profesi mereka dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan mereka juga ingin lebih menaati norma, aturan dan kode etik profesi dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi



(Retno Puji, 2008). Komitmen organisasi yang tepat akan memberikan motivasi yang tinggi dan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja suatu pekerjaan. Disamping sebagai penggerak motivasi pada kinerja seseorang, suatu komitmen secara langsung maupun tidak langsung tentunya berpengaruh terhadap kepuasan kerja seseorang atau sebaliknya (Sri Trisnaningsih, 2001). Dalam mencapai kepuasan kerja, seseorang harus memiliki motivasi di dalam dirinya. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan tertentu. Motivasi diperlukan oleh suatu profesi untuk mengembangkan kemampuan diri dalam pekerjaan. (Rahadyan, 2008). Istilah kepuasan kerja (job satisfaction) merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya (Amilin & Rosita, 2008). Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan itu, sedangkan seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan tersebut (Robbins, 2005). Kepuasan kerja seseorang juga dipengaruhi baik dari dalam maupun dari luar, untuk sisi internal kepuasan kerja seseorang akan menyangkut komitmennyan dalam bekerja, baik komitmen organisasional maupun komitmen profesional. Sedangkan dari sisi eksternal, kepuasan kerja dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka bekerja, baik dari atasan, bawahan, maupun setingkat (Amilin & Rosita, 2008). Kepuasan kerja adalah sebagai pertanda awal suatu komitmen organisasional bagi seorang auditor yang bekerja Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Auditor

pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Bagi kantor akuntan publik, peningkatan komitmen organisasional akan bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit juga untuk meningkatkan kualitas audit dari para auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik tersebut sehingga kepercayaan masyarakat dan klien akan semakin bertambah. Dengan demikian, kantor akuntan publik maupun organisasi profesi harus berusaha meningkatkan komitmen organisasional yang akan menumbuhkan motivasi kerja sehingga akan tercipta suatu kepuasan kerja bagi para auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik (Sri Trisnaningsih, 2001). Dengan komitmen yang kuat akan memungkinkan seseorang bisa mengeluarkan sumber daya fisik, mental dan spiritual tambahan yang bisa diperoleh, sebaliknya tanpa komitmen maka pekerjaan-pekerjaan besar akan sulit terlaksana (Darlisman Dalmy, 2009). Dan motivasi adalah sesuatu yang memulai gerakan, sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu. Motivasi orang adalah menunjukkan arah tertentu kepada mereka dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk memastikan bahwa mereka sampai ke suatu tujuan (Sri Trisnaningsih, 2001). Penelitian ini dimotivasi dari penelitian yang dilakukan oleh Retno Puji (2008) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja auditor. Semakin baik komitmen yang dimiliki seorang auditor akan semakin meningkatkan pula kepuasan kerja. Begitu pula


terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja di Kantor Akuntan Publik terhadap kepuasan kerja auditor. Objek penelitian yang dilakukan oleh Retno Puji (2008) yaitu pada KAP di Yogyakarta dan Surakarta. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada objek penelitian dan indikator yang digunakan. Berdasarkan latar belakang di atas maka untuk judul penelitian ini sebagai berikut “PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Studi kasus pada Auditor dibeberapa Kantor Akuntan Publik di Bandung)”.

Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas penelitian yang telah dikemukakan maka dapat didefinisikan permasalahan yang ada sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja auditor di Kantor Akuntan Publik 2. Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja auditor di Kantor Akuntan Publik 3. Bagaimanakah pengaruh komitmen organisasi dan motivasi terhadap kepuasan kerja auditor di Kantor Akuntan Publik secara parsial dan simultan

Kerangka Pemikiran

Komitmen Organisasi

Motivasi

Metode Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang dikirim secara langsung kepada objek penelitian yaitu auditor di Kantor Akuntan Publik yang berada di Wilayah Bandung. Teknik Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert yaitu metode yang mengukur sikap seseorang terhadap suatu pernyataan dengan menggunakan lima angka penilaian yaitu 1 sampai 5 (Sugiyono:2004). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah Para Auditor di Kantor Akuntan Publik yag berada di Wilayah Bandung. Dalam penelitian ini teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: 1.


Kepuasan kerja Auditor

Auditor merupakan Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.


2.

Auditor yang bekerja minimal 1 tahun, dasar pertimbangannya adalah diperkirakan dalam jangka waktu 1 tahun auditor memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta memiliki sebuah komitmen yang telah tertanam, sehingga mampu mengidentifikasi dan menentukan jawaban yang sesuai pada pernyataan dalam kuesioner yang terkait dengan variabel penelitian.

Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel

Konsep Variabel

Variabel X1 Komitmen Organisasi

Sampel Penelitian untuk Auditor No. 1. 2. 3. 4. 5.

Nama Kantor Akuntan Publik di Bandung KAP. Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih KAP. Prof. Dr. H. Tb. Hasanudin & Rekan KAP. AF. Rachman & Soetjipto KAP. Drs. Sanusi Supardi & Soegiharto KAP. Dr. LA. Midjan & Rekan

Alamat Kantor Akuntan Publik

Variabel X2 Motivasi

Jl. P. H. Hasan Mustopa No.58 Metro Trade Center Blok F No.29 Jl. Soekarno Hatta Jl. Pasir Luyu Raya No.36 Kota Kembang Permai Kav 10 Jl. Jakarta Jl. IR. H. Juanda No.207

Sumber : www.google.com, 2012. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Komitmen Organisasi (X1) dan Motivasi (X2) variabel ini akan mempengaruhi kepuasan kerja auditor. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kepuasan kerja auditor yang disebut variabel Y karena variabel ini dipengaruhi oleh Komitmen organisasi dan motivasi.


Indikator

Dalam 1. Identifikasi menumbuhkan 2. Keterlibatan komitmen organisasi, 3. Loyalitas seorang individu (Hana Priska, 2011) dalam sebuah organisasi harus memiliki tiga aspek utama

(Hana Priska, 2011) Motivasi adalah sesuatu yang memulai gerakan, sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku dalam caracara tertentu (Sri Trisnaningsih, 2001). Karakteristik seseorang mempunyai motivasi berprestasi tinggi (Robertha, 2010)

1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi 2) Meiliki program kerja 3) Memiliki kemampuan 4) Melakukan pekerjaan dengan hasil yang memuaskan 5) Mempunyai keinginan untuk menguasai bidangnya (Robertha, 2010)


Skala

Ordinal

Ordinal

Variabel

Konsep Variabel

Variabel Y Kepuasan Kerja Auditor

Untuk mengukur kepuasan kerja: kepuasan kerja dikaitkan dengan keutamaan kesibukan seseorang yang berubah-ubah seperti pergantian, ketidahadiran, batasan umur dan ukuran organisasi dimana auditor tersebut bekerja.

Indikator a. Turnover b. Tingkat ketidakhadira n (absent) kerja c. Umur d. Tingkat pekerjaan e. Ukuran organisasi pekerjaan (Moch Khabibi, 2009)

Skala

Ordinal

(Moch Khabibi, 2009)

Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini mengacu pada Skala Likert (Likert Scale) Jawaban pertanyaan dari setiap responden diskor sesuai dengan Kriteria di atas, kemudian dijumlahkan untuk mengetahui nilai variabel X dan variabel Y, selanjutnya dari perhitungan nilai kuesioner dapat dilihat apakah variabel X dan variabel Y sudah memiliki kriteria atau belum, hal ini dapat diketahui dengan menggunakan kelas interval. Kelas interval ini bersumber dari nilai kuesioner yang tertinggi (5) dan terrendah (1) dari variabel X dan variabel Y. yang didapat dengan cara mengalihkan jumlah kuesioner, serta nilai skor tertinggi dan terendah dari variabel X dan variabel Y.


a. Variabel X1 (Komitmen Organisasi) Dari variabel X1 di atas, didapat perhitungan sebagai berikut: • Total nilai kuesioner tertinggi : 30 x 3 x 5 = 450 • Total nilai kuesioner terendah : 30 x 3 x 1 = 90 Kemudian kedua nilai tersebut yaitu 450 dan 90 diselisihkan lalu dibagi 5 (450 – 90 : 5 = 72). Sehingga rentang nilai dari masing- masing kelas interval untuk variabel X1 yang dimaksud adalah bila total kuesioner yang didapat: • Antara 90 – 161 , termasuk dalam kriteria tidak baik • Antara 162 – 233 , termasuk dalam kriteria kurang baik • Antara 234 – 305 , termasuk dalam kriteria cukup baik • Antara 306 – 377 , termasuk dalam kriteria baik • Antara 378 – 450, termasuk dalam kriteria sangat baik b. Variabel X2 (Motivasi) Dari variabel X2 ini didapat perhitungan sebagai berikut: • Total nilai kuesioner tertinggi : 30 x 5 x 5 = 750 • Total nilai kuesioner terrendah : 30 x 5 x 1 = 150 Kemudian kedua nilai tersebut yaitu 750 dan 150 diselisihkan lalu dibagi 5 (750 – 150 : 5 = 120). Sehingga rentang nilai dari masing- masing kelas interval untuk variabel X yang dimaksud adalah bila total kuesioner yang didapat: • Antara 150 – 269 , termasuk dalam kriteria tidak baik • Antara 270 – 389 , termasuk dalam kriteria kurang baik • Antara 390 – 509 , termasuk dalam kriteria cukup baik • Antara 510 – 629 , termasuk dalam kriteria baik • Antara 630 – 750, termasuk dalam kriteria sangat baik


c. Variabel Y (Kepuasan Kerja Auditor)

Y = a + b1X1 + b2X2

Dari variabel Y ini didapat perhitungan sebagai berikut: • Total nilai kuesioner tertinggi : 30 x 5 x 5 = 750 • Total nilai kuesioner terrendah : 30 x 5 x 1 = 150 Kemudian kedua nilai tersebut yaitu 750 dan 150 diselisihkan lalu dibagi 5 (750 – 150 : 5 = 120). Sehingga rentang nilai dari masing- masing kelas interval untuk variabel Y yang dimaksud adalah bila total kuesioner yang didapat: • Antara 150 – 269 , termasuk dalam kriteria tidak baik • Antara 270 – 389 , termasuk dalam kriteria kurang baik • Antara 390 – 509 , termasuk dalam kriteria cukup baik • Antara 510 – 629 , termasuk dalam kriteria baik • Antara 630 – 750, termasuk dalam kriteria sangat baik

Pengujian Kualitas Data a. b. c. d.

Uji Validitas Uji Reliabilitas Method Of Successive Interval (MSI) Uji Asumsi Klasik i. Uji Normalitas ii. Uji Autokorelasi iii. Uji Heteroskedastisitas iv. Uji Multikolinearitas

Uji t (Parsial) dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah: Jika nilai t hitung ˂ t tabel maka H0 diterima, H1 ditolak Jika nilai t hitung ≤ t tabel maka H0 ditolak, H1 diterima

Uji F (Simultan) Untuk menghitungnya digunakan rumus: F=

Teknik analisis regresi berganda di gunakan untuk mengetahui tingkat adanya pengaruh variabel X1, X2, dan Y, adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Auditor

Dimana: Y : Kepuasan Kerja Auditor b1 : koefisien regresi variabel X1 b2 : koefisien regresi variabel X2 a : konstanta X1 : Komitmen Organisasi X2 : Motivasi e : error

RJK − Re gresi RJK − sisa

Atau dapat juga dicari dengan rumus:


F. hitung =

dibagikan yaitu sebanyak 30 kuesioner dan didapat karakteristik responden sebagai berikut :

k2 / k (1 − R 2 ) / n − k − 1

Dimana : JK regresi

:

n

∑ ( yi − y )

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 2

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah

i =1

JK total

:

n

∑ ( yi − y ) 2 i =1

JK sisa kJK sisa R2 k N

: JK total – JK regresi : Jk sisa / dk sisa : koefisisen determinasi : jumlah variabel X : banyaknya sampel

Frekuensi 23 7 30

Presentase 90% 10% 100%

Sumber: Data Primer yang telah diolah

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel berdasarkan tingkat signifikansi (α) = 5 % dengan derajat pembilang v1= k-1, dan v2 = n-k, sehingga dari tabel distribusi t didapat nilai Ftabel.

Usia

Frekuensi

Presentase

<25 th 25-35 th 36-45 th >45 th Jumlah

4 13 11 2 30

16% 41% 35% 8% 100%

Sumber: Data Primer yang telah diolah Koefisien Determinasi Tingkat Validitas Variabel X1

Kd = rs2 x 100% Pernyataan

Dimana : Kd = Koefisien Determinasi

X1.1 X1.2

rs = koefisien regresi

Corrected Item-total correlation 0,415 0,441

Keterangan Valid Valid

Berdasarkan table di bawah ini jumlah kuesioner yang kembali sesuai dengan jumlah kuesioner yang telah



Pernyataan

Corrected Item-total correlation

Keterangan

X2.2

0,567

Valid

Kerja auditor (Y) menunjukkan nilai alpha = 0,560. Artinya α > rtabel dengan demikian, berdasarkan kriteria reliabilitas yang telah ditetapkan diatas, dapat dinyatakan bahwa kuesioner variabel kepuasan kerja auditor (Y) sudah reliabel.

X2.4

0,401

Valid

Reliability Statistics

Tingkat Validitas Variabel X2

Cronbrach’s Alpha

N of Items

.560

5

Tingkat Validitas Variabel Y Pernyataan

Corrected Item-total correlation

Keterangan

Y2

0,525

Valid

Y3

0,431

Valid

Y4

0,392

Valid

Variable Y

Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas untuk kuesioner variabel Motivasi (X2). Menunjukkan nilai α = 0,597. Artinya α > rtabel dengan demikian berdasarkan kriteria reliabilitas yang telah ditetapkan diatas, dapat dinyatakan bahwa kuesioner variabel Motivasi (X2) sudah reliabel. Reliability Statistics Cronbrach’s Alpha

N of Items

.597

5

Indikator

Instrument

Skor Yang Dicapai

Total Skor

Skor Maks

%

Identifikasi

1

131

131

450

29

Keterlibatan

2

129

129

450

28

Loyalitas

3

122

122

450

27

382

382

1350

28

Total

Uji Normalitas Grafikk uji normalitas dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Variable X2 Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Auditor


Uji Heteroskedastisit

Uji Autokorelasi Uji Multikolinearitas Autokorelasi

Multikolinearitas Coefficientsa

Model

R Square

R

,802

a

,752

Adjusted R Square ,196

Std. Error of the Estimate

DurbinWatson

2,2969298

Model

1

b. Dependent Variable: Pencegahan Kecurangan


(Constant)

6,858

Std. Error 2,626

komitmen organisasi motivasi

,372

,236

B

,539

a. Predictors: (Constant), Audit Internal

Unstandardized Coefficients

,415

,163

Standardized Coefficients

t

Sig.

Tolerance

Beta

,262 ,423

Collinearity Statistics

2,611

,015

3,576

,027

2,539

,017


VIF

,030 ,020

2,200 3,024

Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients B

1

(Constant)

6,858

Standardized Coefficients

Std. Error 2,626

Coefficientsa t

Sig.

Tolerance

Beta

komitmen ,372 ,236 ,262 organisasi motivasi ,415 ,163 ,423 a. Dependent Variable: kepuasan kerja auditor

Collinearity Statistics

2,611 3,576 2,539

Model

VIF

,015 ,027 ,017

1

,030 ,020

(Constant)

Unstandardized Coefficients Std. B Error 6,858 2,626

Standar dized Coefficients Beta

t 2,611

Sig. ,015

2,200 3,024

komitmen organisasi Motivasi

3,576 ,372

,236

,262

,027 2,539

,415

,163

,423

,017

a. Dependent Variable: kepuasan kerja auditor Analisis Pengujian Hipotesis regresi linear berganda sebagai berikut :

Analisis Regresi Linear Berganda Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Komitmen Organisasi (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Kpuasan Kerja Auditor (Y). Hasil pengolahan data menggunakan SPSS For Window Version 18.0 dapat dilihat pada tabel berikut:

Y = 6,858 + 0,372X1 + 0,415X2

Pengujian Hipotesis Simultan (uji F) Pengujuan hipotesis (uji F) digunakan untuk mengambil keputusan H0 ditolak dan H1 diterima mengenai pengaruh komitmen organisasi (X1) dan motivai (X2) terhadap kepuasan kerja auditor (Y) yang membandingkan antara thitung dengan ttabel. Adapun hipotesis uji F adalah sebagai berikut : H0


: Tidak terdapat Pengaruh komitmen organisasi dan motivasi terhadap kepuasan kerja auditor.


H1

: Terdapat Pengaruh komitmen organisasi dan motivasi terhadap kepuasan kerja auditor. Uji F

Model 1

Sum of Squares Regression

ANOVAb Mean Df Square

47,875

2

23,938

Residual

142,449

27

5,276

Total

190,324

29

F

Sig.

4,537 ,020

a. Predictors: (Constant), motivasi, komitmen organisasi b. Dependent Variable: kepuasan kerja auditor

R Square Model Summaryb Model

R

R Square

Adjusted R Square

1. ,802

,752

Std. Error of the Estimate 2,2969298

,196

a. Predictors: (Constant), motivasi, komitmen organisasi b. Dependent Variable: kepuasan kerja auditor


Kesimpulan Kesimpulan mengenai Pengaruh Komitmen Organisasi dan Motivasi terhadap Kepuasan kerja auditor sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja auditor. Pengaruh antara kedua variabel ini bernilai positif, artinya pengaruh antara keduanya searah. Karena komitmen organisasi yang didukung oleh sebuah motivasi yang tinggi maka akan memberikan dampak pada kinerja auditor dan kepuasan kerja akan dirasakan. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi dengan kepuasan kerja auditor. Pengaruh antara kedua variabel ini bernilai positif, artinya pengaruh antara keduanya searah. Karena Semakin tinggi motivasi seorang auditor semakin tinggi pula kepuasan kerja yang dirasakan oleh auditor. 3. Sesuai dengan identifikasi masalah yang ketiga bahwa antara komitmen organisasi (X1) dan kepuasan kerja auditor (Y) berdasarkan perhitungan uji t dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa secara parsial komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor. Sedangkan untuk motivasi (X2) dan kepuasan kerja auditor (Y) berdasarkan perhitungan uji t dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa secara parsial motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor. Berdasarkan perhitungan uji f dapat memberikan kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh


komitmen organisasi (X1) dan motivasi (X2) terhadap kepuasan kerja auditor (Y).

Saran 1. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi dalam penelitian mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja auditor tetapi masih ada beberapa aspek yang kurang mendukung sebuah komitmen organisasi, sehingga disarankan kepada Kantor Akuntan Publlik untuk lebih sering mengadakan seminar tentang komitmen dalam suatu organisasi, sehingga dapat menciptakan kenyamanan dalam bekerja dengan tujuan agar dapat meningkatkan komitmen auditor terhadap organisasi tersebut. Selain itu dengan pemberian insentif juga penghargaan kepada auditor agar loyalitas karyawan meningkat dan termotivasi untuk bersedia mempertahankan diri untuk terus bekerja dalam organisasi tersebut. . 2. Motivasi Motivasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Sama halnya dengan sebuah komitmen organisasi, motivasi pun masih terdapat beberapa aspek yang kurang mendukung dalam menumbuhkan sebuah motivasi dalam diri seorang auditor, sehingga disarankan kepada Kantor Akutan Publik untuk terus meningkatkan motivasi karyawan dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang baik misalnya dengan membuat program kerja yang jelas agar Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Auditor

menghasilkan pekerjaan yang memuaskan dan mempunyai keinginan untuk menguasai bidang pekerjaannya. Mengadakan outbond agar terjalin hubungan yang baik antar karyawan sehingga dapat meningkatkan kerja tim, dengan pemberian insentif serta memberikan penghargaan kepada auditor.


DAFTAR PUSTAKA Arens Alvin A. & Loebbecke. K. James (1993) “Auditing Arens & Loebbecke”, Edisi Indonesia, penerbit Salemba Empat. Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta. Standar Profesional Akuntan Publik. Per 1 Januari 2001. Satriyawati, Iceu. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi kasus dibeberapa Kantor Akuntan Publik di Bandung). Subang, Skripsi S1 : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sutaatmadja Subang.

Sugiyono, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Lima : CV. AlfaBeta, Bandung. http://aapapriadi.blogspot.com/2011/09/pengaruh-komitmenorganisasi-dan.html, di Download pada tanggal 24 Februari 2012. http://nietzandnoetz.blogspot.com/2011/02/alamat-kantor-akuntanpublik-di- bandung.html

Trisnaningsih, Sri. 2003. Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor. (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 6 Nomor 2. Friska, Hana. 2011. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Tindakan Supervisi Terhadap Kepuasan Kerja Auditor Junior. Akurat Jurnal Akuntansi Ilmiah. Nomor 6 tahun ke-2. Dewi, Rosita. 2008. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress sebagai variabel Moderating. Jurnal Akurat Akuntansi Ilmiah.Volume 12 Nomr 1. Retno, Puji Darmas Tuti. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Auditor. (Survei Pada Auditor di KAP Jateng dan DIY). www.google.com. Sugiyono, 2009, Statistika untuk Penelitian : CV. AlfaBeta, Bandung. Sugiyono, 2004, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Lima : CV. AlfaBeta, Bandung. Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Auditor


Kata kunci : komitmen organisasi, motivasi dan kepuasan kerja. 58 Dimensia Volume 9 Nomor 3 September 2012 : 57-86

Recommend Documents