POTENSI SUMBER DAYA DAERAH DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA TKI Oleh: Ida Nuraini (Staf Pengajar Fak. Ekonomi dan Bisnis-UMM) Arfida Boedi Rochminarni (Staf Pengajar Fak. Ekonomi dan Bisnis-UMM) Abstract The objective of this study was to investigate the local resource potential and migrant workers’ family welfare. The data were analyzed through Structural Equation MODELING (sem) or so-called Linear Structural Equation (LISREL) to measure the connection of resources in the workers’ origins and poverty. The results show that both human dan natural resources do not significantly affect the walfare of migrant workers’ families. Hence, the Local Government (Regency) is expected to increase financeial resources such as banking institutions, cooperatives, savings and loan institutions, finance and so on, besides increasing the number of physical resources such as markets and roads. Keywords: Welfare, Migrant Workers, Remittance, Financial Resources. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi sumber daya daerah dan kesejahteraan keluarga TKI. Untuk mengukur sebesar apa peran sumber daya yang ada di daerah asal TKI terhadap masalah kemiskinan masyarakat, pada penelitian ini peneliti menganalisa data dengan menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM) atau juga disebut Linier Structural Equation (LISREL). Hasil pengujian membuktikan bahwa Sumberdaya manusia dan sumberdaya alam tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan keluarga TKI, dan yang berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan keluarga TKI adalah sumberdaya finansial dan sumberdaya fisik. Oleh sebab itu Pemerintah Daerah khususnya Kabupaten diharapkan dapat meningkatkan jumlah sumberdaya finansial seperti lembaga perbankan, koperasi, lembaga simpan pinjam, finance dan sebagainya. Disamping itu peningkatan jumlah sumberdaya fisik seperti pasar dan sarana jalan. Kata Kunci : Kesejahteraan, TKI, Remittances, Sumberdaya finansial PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara
kerja meningkat sebesar 1,3 persen,
keempat terbesar dengan jumlah
rata-rata bertambah sebanyak 1,2 juta
penduduk sekitar 226 juta jiwa, yang
orang per tahun, namun dikarenakan
saat ini tumbuh sekitar 1,24 persen
krisis ekonomi, peningkatan tersebut
(2,8 juta jiwa) setiap tahunnya. Sejak
tidak dapat diserap secara efektif dan
1995 hingga 2005 jumlah tenaga
angka
resmi
pengangguran
meningkat dari 9,5 juta pada tahun
daerah asal, Tabel 1 memperlihatkan
2003 menjadi 10,8 juta di tahun 2005
bahwa
dan sekitar 11.5% pada tahun 2010.
internasional terbesar berasal dari
Rendahnya penyerapan tenaga kerja
Pulau Jawa, kemudian disusul oleh
di dalam negeri telah mendorong
Kalimantan dan Sumatera. Tetapi
tenaga kerja untuk mencari dan
jika dilihat dari pertumbuhannya
memanfaatkan kesempatan kerja di
selama periode 1985 hingga 2005,
luar negeri, karena tingkat upah yang
peningkatan
ditawarkan
baik
migran internasional terbesar berasal
dibandingkan dengan upah pekerjaan
dari Sumatera, dengan persentase
sejenis di dalam negeri.
pertumbuhannya
biasanya
lebih
Pemerintah
mulai
tenaga
kerja
pengiriman
sebesar
migran
jumlah
23.18
persen.
mempromosikan tenaga kerja migran
Pengiriman
tenaga
di tahun 1990an dan pada tahun
migran
2010, telah mencapai peningkatan
memberikan sumbangan devisa yang
hingga
besar
712.160
orang.
Dengan
internasional
kerja
bagi
negara
akan
melalui
perbandingan jumlah wanita dalam
remittances yang dikirimkan tenaga
jumlah tersebut pada tahun 2010
kerja tersebut kepada keluarganya.
adalah
Pengiriman
Berdasarkan Tabel 1 diperlihatkan
sekitar 3,9 juta tenaga kerja antara
bahwa selama periode 1985-2005,
1996 dan 2010 sama
besarnya
peningkatan
dengan
sepertiga
internasional setiap pulau diikuti
pertumbuhan tenaga kerja berusia 15
pula dengan meningkatnya jumlah
hingga
penerimaan devisa pada masing-
75,3
persen.
lebih
39
dari
tahun
selama
masa
masing
maka negara tujuan yang paling
sumbangan devisa tertinggi diperoleh
diinginkan oleh migran internasional
dari kiriman remittances migran
Indonesia
internasional asal Jawa, dimana pada
Malaysia,
kemudian Arab Saudi. Jika
ditinjau
tersebut.
migran
tersebut. Dilihat dari negara tujuan,
adalah
pulau
jumlah
Jumlah
tahun 2005, jumlah remittancess dari
jumlah
yang dikirim oleh migran asal Jawa
tenaga kerja migran berdasarkan 211
sebesar 1.7 milyar US dollar yang
hidup, lingkungan sosial, dan tingkat
diperoleh dari 277.458 orang migran.
pendapatan. Karena gaya hidup dan
Meskipun
negara
lingkungan sosial yang metropolis
diuntungkan dari adanya TKI di luar
dimana TKI bekerja dan ditunjang
negeri melalui penerimaan devisa,
dengan
namun bukan berarti pengiriman TKI
besar, maka mereka cenderung untuk
keluar
menghabiskan pendapatannya unuk
negeri
masalah.
tidak
menyisakan
Setidaknya
ada
dua
permasalahan pokok pengengiriman
pendapatan
hal-hal
yang
yang
bersifat
relatif
konsumtif
ketimbang untuk modal usaha.
TKI keluar negeri, yaitu: Pertama,
Sejalan dengan permasalahan
masih banyaknya TKI yang terlantar
di atas maka penting dibangunnya
akibat
yang
sebuah model pemberdayaan dengan
perlindungan
pendekatan kesejahteraan ekonomi
penganiayaan
disebabkan
karena
belum optimal dari pihak Pemerintah
yang
Indonesia.
Livelihood
Kedua,
dirasakannya
dampak
belum yang
berkelanjutan
(Sustainable
Approach)
mantan Tenaga
Kerja
(TKI).
sukses
negeri.
mengoptimalkan pendapatan yang
Kebanyak dari mereka akan kembali
relatif besar atau remittance dari TKI
menjadi miskin ketika pulang ke
untuk mengembangkan potensi lokal
kampung halamanya. Kondisi ini
yang ada di daerah asalnya. Untuk
disebabkan karena pola konsumtif
itu
dan
dalam
belum
di
luar
adanya
bentuk
diperlukan
ini
Indonesia
berkelanjutan dari hasil TKI yang bekerja
Model
terhadap
akan
langkah-langkah
merumuskan
pemberdayaan TKI yang dilakukan
pemberdayaan
oleh
tersebut diantaranya adalah dengan
pemerintah
pasca
mereka
pulang dari bekerja di luar negeri. Tinginya wanita
atau
ibu
konsumerisme rumah
tangga
yang ada di daerah asal, yang bisa menjadi peluang usaha TKI untuk menjaga
(2002)
kesejahteraan
karena
gaya
Langkah
mengidentifikasi potensi ekonomi
menurut hasil penelitian Arfida BR. disebabkan
TKI.
model
keberlangsungan mereka,
212
Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Migran Internasional Menurut Pulau dan Negara Tujuan
Keterangan Sumber
: r adalah rata-rata pertumbuhan migran pertahun : Badan Pusat Statistik (diolah)
potensi lain yang ada di daerah asal,
bagaimana pengaruh faktor sosial
seperti fasilitas fisik, finansial, modal
yang terdiri dari: tingkat usia, julah
sosial, dan infrastruktur
anggota
peluang usaha
TKI
terhadap
yang akan
keluarga,
dan
TKI
terhadap
pendidikan
pola
dilakukan. Menganalisis bagaimana
konsumsinya?
pengaruh faktor budaya yang terdiri
bagaimana pengaruh faktor ekonomi
dari: nilai-nilai tradisi dan gaya
yang terdiri dari: penghasilan dan
hidup di tempat kerja TKI terhadap
kekayaan
perubahan pola konsumsi mereka di
konsumsinya?
dalam
negeri?
TKI
Dan
tingkat
menganalisis
terhadap
pola
Menganalisis
213
Data yang digunakan dalam
METODE PENELITIAN Daerah yang dipilih adalah Propinsi
penelitian ini adalah data primer
Jawa Timur mengingat
yang berupa data penampang lintang
banyaknya tenaga kerja yang bekerja
(cross sectional data). Data tersebut
di luar negeri berada di daerah-
diperoleh dengan cara melakukan
daerah yang tersebar di beberapa
wawancara yang mendalam (in-depth
Kabupaten
Tulungagung,
interview) terhadap mantan tenaga
Tulungagung
kerja baik TKI maupun TKW atau
merupakan salah satu kabupaten
yang kebetulan berlibur (mudik) baik
terbesar dalam menghasilkan devisa
dalam rangka hari raya maupun yang
dari pengiriman tenaga kerja ke luar
sedang cuti sebelum memperpanjang
negeri.
masa kontraknya. Disamping itu data
Malang.
seperti Kabupaten
Responden yang digunakan adalah mantan tenaga kerja
yang
juga dikumpulkan dari para informan seperti tokoh masyarakat dan calo
telah berpengalaman bekerja diluar
(broker)
untuk
negeri terutama dari Arab Saudi dan
peluang
dan
negara-negara
pengiriman tenaga kerja ke luar
ASEAN
seperti
mengidentifikasi kendala
Malaysia, Singapura, Taiwan, Korea
negeri.
Selatan
Metode
dibutuhkan sebanyak 1000 orang
dilakukan
untuk tenaga kerja dan 15 organisasi
incidental
pengirim (PJTKI).
dan
pengambilan dengan
lain-lain. sampel
melakukan
sampling
artinya
Jumlah
dalam
pengambilan
Teknik
sample yang dilakukan terhadap
yang dipakai
setiap
mendalam
responden
yang
ditemui.
responden
pengumpulan
yang
data
adalah wawancara
(in-depth
interview),
Metode sampling tersebut tidak akan
pengamatan terlibat terhadap mantan
mengurangi
tenaga kerja atau tenaga kerja yang
tingkat
representativeness mengingat variasi
sedang berlibur.
data dari masing-masing responden
dapat
untuk masing-masing negara relatif
pengirim
homogen.
Departemen Tenaga Kerja. Untuk
diperoleh
Data sekunder dari
(PJTKI)
organisasi dan
dari
mempertajam data yang diperoleh 214
juga
digunakan
metode
diskusi
Adapun
langkah-langkah
yang
kelompok secara terfokus (focus
ditempuh dalam SEM adalah: 1)
group dicussion) dan pembuatan peta
Pengembangan
mekanisme pengiriman tenaga kerja
konsep dan teori; 2) Mengkonstruksi
ke luar negeri baik yang legal
diagram path; 3) Konversi diagram
maupun ilegal.
path ke dalam model structural; 4)
model
berbasis
Untuk mengukur sebesar apa
Memilih matriks input; 5) Menilai
peran sumber daya yang ada di
masalah identifikasi; 6) Evaluasi
daerah asal TKI terhadap masalah
goodness of fit; 7) Interpretasi dan
kemiskinan
modifikasi model.
masyarakat,
pada
penelitian ini peneliti menganalisa
Kerangka
berfikir
yang
data dengan menggunakan analisis
diajukan penulis sehubungan dengan
Structural
permasalahan yang diteliti adalah
Equation
Modelling
(SEM) atau juga disebut Linier Structural
Equation
sebagai
berikut:
(LISREL).
Gambar. 1 Model Hubungan antara Variabel Independen dan Dependen-Variabel yang Diamati SD. Manusia - X1 = Pendidikan - X2 = Keterampilan SD. Finansial - X3 = LK. Formal - X4 = LK. Non formal SD. Fisik - X5 = Pasar - X6 = Jalan SD. Alam - X7 = Luas lahan - X8 = Komoditi unggulan
Kesejahteraan Masyarakat - Y1 = Kemiskin an - Y2 = Pengangguran
SD. Sosial - X9 = Semangat Gotong ro yong
215
Adapun digunakan
variabel
peneliti
terdapat
2
variabel, yaitu: pertama, Variabel bebas (independen variable) terdiri atas:
1)
Sumberdaya
manusia,
indikatornya X1 = Pendidikan dan X2 = Keterampilan; 2) Sumberdaya finansial,
indikatornya
X3
=
Lembaga keuangan formal dan X4 = Lembaga keuangan non formal; 3) Sumberdaya fisik, indikatornya X4 = Pasar
dan
X5
=
Jalan;
4)
Sumberdaya alam, indikatornya X6 = Luas lahan pertanian dan X7 = Komoditi unggulan; 5) Sumberdaya sosial, indikatornya X8 = Semangat gotongroyong. Sedangkan Variabel tergantung (dependen variable) yaitu kesejateraan
Y2 = 14.2 + 2 Y1 = 15.1 + 1 Responden yang digunakan
yang
masyarakat,
adalah mantan tenaga kerja
yang
telah berpengalaman bekerja diluar negeri terutama dari Arab Saudi dan negara-negara
ASEAN
seperti
Malaysia, Singapura, Taiwan, Korea Selatan
dan
lain-lain.
pengambilan dengan
sampel
dilakukan
melakukan
sampling
artinya
Metode
incidental pengambilan
sample yang dilakukan terhadap setiap
responden
yang
ditemui.
Metode sampling tersebut tidak akan mengurangi
tingkat
representativeness mengingat variasi data dari masing-masing responden untuk masing-masing negara relatif homogen.
indikatornya Y1 = Kemiskinan dan Y2 = Pengangguran. Langkah konversi
PEMBAHASAN
berikutnya
diagram
path
yaitu
kedalam
Kabupaten Tulungagung yang terdiri dari 19 Kecamatan pada dasarnya
model matematika menjadi sebagai
merupakan
berikut:
Berdasarkan analisis Location Quotient
X1 = 1.1 + 1 X2 = 2.1 + 2 X3 = 3.2 + 3 X4 = 4.2 + 4 X5 = 5.3 + 5 X6 = 6.3 + 6 X7 = 7.4 + 7 X8 = 8.4 + 8
wilayah
pertanian.
(LQ) maka dapat diketahui sub sektor yang
menjadi
unggulan
tiap-tiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Tulungagung. Untuk sub sektor tanaman bahan
makan,
perkebunan
dan
peternakan dapat dilihat pada gambar 1.
216
Gambar 2. Peta Kabupaten Tulungagung Berdasarkan Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan, Perkebunan dan Peternakan
Kecamatan
yang
memiliki
Sementara
itu
untuk
sub
potensi sub sektor unggulan tanaman
sektor industri kecil yang paling
bahan
banyak mempunyai industri kecil
makan
Pagerwojo
adalah
dengan
kecamatan
tujuh
unggulan yang dimiliki.
komoditi Sedangkan
untuk tanaman perkebunan dimiliki oleh kecamatan
Tanggunggunung,
Kec.
Pucanglaban dan Kec. Gondang dengan
unggulan
adalah
kecamatan
Kedungwaru dengan tujuh industri unggulan dari delapan jenis industri kecil yang ada. Kecamatan Ngunut
masing-masing memiliki tiga komiditi
dengan 9 jenis industri kecil yang
unggulan. terbanyak
Sub
sektor
peternakan
ada hanya ada enam jenis industri
oleh
Kecamatan
kecil yang unggul, demikian pula
dimiliki
Rejotangan
dengan
unggulan.
Gambaran
10
komiditi
selengkapnya
dapat dilihat pada gambar 2,3 dan 4.
dengan yang
kecamatan memiliki
Tulungagung
sembilan
jenis
industri kecil hanya ada enam jenis 217
industri yang unggul. kecamatan
Pagerwojo
Kecamatan memiliki
Adapun dan
Tanggunggunung jumlah
industri
kecil
tersedikit yaitu empat jenis industri
Namun secara garis besar dapat diketahui
bahwa
Kabupaten
Tulungagung memiliki potensi pada industri makanan dan minuman dan industri tembakau.
kecil dan semuanya bukan merupakan industri kecil unggulan. Gmbar 3: Peta Kabupaten Tulungagung Berdasar sub sector Industri
218
Gambar 4. Peta Kabupaten Tulungagung Berdasarkan Sub Sektor Industri Besar
Industri besar banyak dimiliki
keluarga TKI dan masyarakat pada
oleh kecamatan Ngunut dengan tujuh
umumnya
jenis industri besar yang kesemuanya
keunggulan wilayah masing-masing.
merupakan
unggulan,
Keunggulan mutlak yang dimiliki
sementara itu kecamatan yang tidak
oleh suatu wilayah merupakan modal
memiliki industri besar sama sekali
dasar bagi berlangsungnya suatu
adalah
Bandung,
transaksi atau perdagangan. Oleh
Kalidawir,
sebab itu Pemerintah Daerah harus
Pucanglaban, Karangrejo, Pagerwojo
berperan aktif khususnya sebagai
dan Sendang.
fasilitator
industri
kecamatan,
Tanggunggunung,
jenis
dengan
dan
memanfaatkan
motivator
bagi
Dengan diketahuinya jenis-
masyarakat agar kegiatan ekonomi
komoditi
tumbuh
unggulan
yang
berkembang
dimiliki oleh beberapa kecamatan
berpengaruh
yang ada di Kabupaten Tulungagung
pendapatan masyarakat.
maka landasan
dapat
dijadikan untuk
sebagai memulai
menjalankan usaha khususnya bagi
pada
sehingga peningkatan
Sumberdaya manusia berupa pendidikan
dan
ketrampilan,
Sumberdaya finansial berupa jumlah 219
lembaga keuangan formal dan non
finansial di daerah asal TKI akan
formal, sumberdaya fisik berupa
meningkatkan
jumlah pasar dan panjang jalan,
Masyarakat sekitar daerah asal TKI.
sumberdaya alam berupa luas lahan
Untuk
Kesejahteraan
nilai
koefisien
dan banyaknya komoditi unggulan
sumberdaya
serta
Sumberdaya fisik di daerah asal TKI
sumberdaya
fisik sebesar 0,433.
sosial
berupa
semangat
gotongroyong
tidak
semuanya
berpengaruh
secara
secara
signifikan
terhadap
tingkat
kesejahteraan masyarakat. Hal ini
yang
berarti Semakin tinggi sumberdaya
jumlah
Fisik di daerah asal TKI akan
kesejahteraan
masyarakat
diukur
indikator
dari
kemiskinan Pengujian
dan yang
menunjukkan
pengangguran. telah
hasil
dilakukan
bahwa
terbukti
mampu
mempengaruhi
signifikan
meningkatkan
terhadap
Kesejahteraan
Masyarakat sekitar daerah asal TKI.
nilai
Untuk
nilai
koefisien
koefisien untuk sumberdaya manusia
sumberdaya alam sebesar -0,174.
sebesar
tetapi,
Akan tetapi, hasil ini tidak terbukti
sumberdaya manusia di daerah asal
bahwa sumberdaya alam di daerah
TKI belum mampu mempengaruhi
asal
secara
signifikan
0,204.
Akan
signifikan
terhadap
kesejahteraan masyarakat. Untuk
nilai
TKI
mempengaruhi terhadap
secara
kesejahteraan
masyarakat. koefisien
Untuk
nilai
koefisien
sumberdaya finansial sebesar 0,408.
sumberdaya sosial sebesar -0,038.
Sumberdaya finansial di daerah asal
Akan tetapi, hasil ini tidak terbukti
TKI terbukti mampu mempengaruhi
bahwa sumberdaya sosial di daerah
secara
asal
signifikan
terhadap
TKI
kesejahteraan masyarakat. Hal ini
signifikan
berarti Semakin tinggi sumberdaya
masyarakat.
mempengaruhi terhadap
secara
kesejahteraan
220
Gambar. 5 Output
Gambar. 6 Output
Pendapatan TKI yang dari hasil kerja di uar negeri relative lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
pendapatan dari hasil kerja di dalam 221
negeri,
kondisi
itulah
yang
gambaran penggunaan pendapatan
menyebabkan mengapa TKI mau
TKI dari bekerja di Luar Negeri.
berkeja di luar negeri. Berikut ini Tabel 2. Penggunaan Pendapatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) No 1 2 3 4 5 6
Penggunaan Pendapatan TKI Beli / Rehap Rumah Beli Sepeda Motor/Mobil Modal Usaha Beli Tanah Biaya Pendidikan Lain-Lain
Berdasarkan data tabel 2. menunjukkan 37,50%
bahwa,
pendapatan
TKI
sebesar adalah
untuk modal usaha dan 37,5% untuk
Prosentase 5.00 5.00 37.50 5.00 10.00 37.50
lain. Berikut ini beberapa kendala yang sering dihadapi para mantan TKI
dalam
menjalankan
memulai
atau
usahanya.
keperluan lainTabel 3. Kendala TKI Dalam Menjalankan Usaha No Kendala Menjalankan Usaha Prosentase 1 Modal Usaha 24.32 2 Keahlian Manajerial 24.32 3 Jiwa Interpreneur rendah 5.41 4 Tenaga Ahli 10.81 5 Informasi / Jaringan bisnis 24.32 6 Lain-lain 10.81 Berdasarkan
hasil
analisis
tersebut memiliki sama
kendala paling besar yang dihadapi
kendala yang paling rendah yang
oleh
dihadapi
mantan
TKI
dalam
mengembangkan usaha atau memulai usahanya
adalah
adalah
sedangkan
masalah
jiwa
interpreneur rendah.
usaha,
Permodalan, keahlian, dan
dan
informasi bisnis memang menjadi
keahlian manajerial. Ketiga masalah
permasalahan hampir disemua unit-
informasi/jaringan
modal
24.32%.
yang
data tabel 3, menunjukkan bahwa
para
yaitu
proporsi
bisnis
222
unit usaha kecil termasuk yang
kelangsungan usaha mereka terjaga,
dihadapi para TKI yang menjalankan
mengingat potensi-potensi bisnis di
usaha di Kabupaten Malang dan
daerah mereka sangat besar. Berikut
Tulungagung.
ini potensi pasar binis yang mereka
tentunya
Permasalahan
harus
ini
diatasi
agar
tekuni
selama
ini.
Tabel 4. Potensi Pasar Komoditi Lokal Yang Menjadi Usaha TKI No Potensi Pasar Komoditi Lokal Prosentase 1
Pasar local
55.56
2
Pasar regional
13.89
3
Pasar nasional
16.67
4
Pasar Internasional/ekspor
13.89
Meskipun
sebagian
besar
sudah menembus pasar internasional
potensi lokal yang menjadi bisnis
seperti kerajinan batu alam/onix di
atau unit usaha TKI masih sebagian
Kabupaten Tulungagung, Kerajinan
besar bersifat lokal, namun ada
grabah
dari
Kabupaten
Malang.
komoditi di sekitar mereka yang Mengingat besarnya potensi
mereka
mengalami
kemandekan
ekonomi local di sekitar mantan TKI,
usaha, maka sebagian besar dari
maka kendala-kendala di atas harus
mereka akan kembali menjadi TKI
diatasi guna kelangsungan usaha dan
lagi. Berikut ini jenis bantuan yang
penghasilan para mantan TKI. Hal
diinginkan dalam uapa meningkatkan
ini menjadi penting karena jika
usahanya.
Tabel 5. Bantuan yang Diinginkan TKI dalam Mengembangkan Usahanya Bantuan yang diinginkan Untuk No Prosentase Mengembangkan Usaha TKI 1 Modal 71.43 2 Pupuk dan Bibit 0.00 3 Pelatihan kewirausahaan 22.86 4 Informasi Pasar 5.71
223
Berdasarkan
hasil
analisis
pada data tabel 5 menunjukkan bahwa,
bantuan
yang
para TKI dalam upaya meningkatkan usahanya adalah bantuan modal.
paling
Sumberdaya
manusia,
diinginkan oleh para TKI dalam
sumberdaya alam dan sumberdaya
upaya
usahanya
sosial tidak berpengaruh terhadap
adalah bantuan modal, hal ini sama
kesejahteraan masyarakat di daerah
dengan permasalahan yang paling
TKI,
dirasakan juga masalah permodalan.
finansial
Bantuan
berpengaruh
meningkatkan
kedua
diinginkan
yang
adalah
kewirausahaan,
karena
paling
sedangkan dan
sumberdaya
sumberdaya signifikan
fisik
terhadap
pelatihan
kesejahteraan masyarakat di daerah
sebagian
TKI.
besar dari mereka lemah dalam manajerial usaha mereka.
Oleh sebab itu beberapa hal yang
KESIMPULAN Permodalan, keahlian, dan
perlu
direkomendasikan
terhadap
pemerintah
khususnya
Bappeda
daerah
dan
Dinas
Tenaga
Kerja
informasi bisnis memang menjadi
adalah
:
permasalahan
yang dihadapi para
sumberdaya
finansial
TKI yang menjalankan usaha di
penambahan
jumlah
Kabupaten
keuangan baik formal maupun non
Malang
dan
Tulungagung.
formal
Meskipun
sebagian
besar
di
seperti
dan
Transmigrasi
pertama,
Peningkatan seperti lembaga
beberapa
Kecamatan
Perbankan,
Finance,
potensi lokal yang menjadi bisnis
Koperasi, Lembaga Simpan Pinjam
atau unit usaha TKI, namun ada
dan lain-lain. Kedua, Peningkatan
komoditi di sekitar mereka yang
sumberdaya
sudah menembus pasar internasional
penambahan jumlah pasar, unit-unit
seperti kerajinan batu alam/onix di
ekonomi lainnya serta perbaikan dan
Kabupaten Tulungagung, Kerajinan
penambahan jalan daerah.
grabah
dari
Kabupaten
fisik
seperti
Malang.
Ketiga, Langkah kebijakan
Bantuan yang paling diinginkan oleh
yang perlu juga dilakukan untuk mendukung sektor potensial adalah 224
peningkatan
dan
pembenahan
dan
membuka
kembali
jalur
kualitas SDM melalui penyuluhan
komunikasi dengan mantan majikan
dan pelatihan untuk menciptakan
mereka dahulu.
tenaga
kerja
Keempat,
yang
berkualitas.
Pemberdayaan
pendampingan
saat
ini
memudahkan
komunikasi yang dilakukan dengan
adalah sesuatu yang mutlak harus
menggunakan FB (Face Book) dan
dilakukan
cara
Email dengan media Website atau
mengembangkan dan memanfaatkan
Portal dan Blogger. Pengembangan
potensi sumberdaya alam asal daerah
ICT
itu
Technology),
dengan
berada.
BMI
informasi
ini
dimana
mantan
dan
Kelima, Globalisasi di dunia
Konsep
(Informatica
Community
yang
Pengembangan model Pemberdayaan
komunitas
yang
menjadi jalan untuk pemberdayaan
tepat
membangun (Networking)
dilakukan
dengan
jaringan
kerja
dengan
komunitas
dan
mantan
BMI
berbasis
pendampingan
mengembangkan
usaha
adalah
untuk mikro
mantan Buruh Migran Indonesia
produktif yang dilakukan baik untuk
(BMI) yang ada di setiap kabupaten
jangka panjang dan pendek.
DAFTAR PUSTAKA Anselm Strauss, Juliet Corbin, 1990, Basic of Qualitative Research: Grounded Theory Proceduresand Techniques, London, New delhi, Sage Publication. Basrowi, Sudikin, 2002, Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro, Surabaya, Insan Cendikia. Berger, L. Peter, Mary Douglas, Michell Foucoult, and Jurgen Harbermas, 1987, Cultural Analysis, London and New York: Routledge and Kegan Kegan Paul. Berger, L. Peter & Thomas Luckmann, 1994, Tafsir Sosial Antar Kenyataan, terjemahan Hasan
Basri dari The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge, Jakarta: LP3ES. Burhan Bungin, 2007, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Prenada Media Group. ____________, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta, Raja Grafindo Persada. Campbell, Tom, 1994, Seven Theories of Human Society, alih bahasa Budi Hardiman, Tujuh Teori Sosial:
225
Sketsa, Penilaian, dan Perbandingan, Yogyakarta: Kanisius. Collin, Finn, 1997, Social Reality, USA and Canada: Routledge Simuktaneously Published Craib, Ian, 1986, Teori-teori Sosial Modern: Dari Parson sampai Habermas, Jakarta: Rajawali Press. Ferguson, Harvie, 2001, Phenomenology and Social Theory, dalam George Ritzer and Bary Smart, ed. Handbook of Social Theory, London, California, New Delhi: Sage Publications Ltd. Gregory Mankiw, 2001, Teori Makro Ekonomi, Jakarta, Erlangga Lexy
J. Moleong, 1998, Metode Penelitian Kualitatif, edisi Revisi, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Maulani, Z. A. 2002, Zionisme: Gerakan Menaklukkan Dunia, Jakarta, Daseta. Mohammad Miftahul Hidayat, "Teori Konsumsi Berorientasi Teologis Etis", Tesis, Yogyakarta: Magister Studi Islam UII, 2000. Waters, Malcolm, 1994, Modern Sociological Theory, London, Thousand Oaks, London: Sage Publications. Sayed Nawab Haidar Naqfi, Etika dan Ilmu Ekonomi, suatu Sintesis Islami, Bandung: Mizan, 1985. Zenrif, M. F., 2006, Realitas dan Metode Penelitian Sosial dalam Perspektif al-Qur’an, Malang, UIN Malang Press. Zeitlin, Irving M., 1998, Memahami Kembali Sosiologi: Kritik Terhadap Teori Sosiologi Kontemporer, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
226