ABSTRAK Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah di Kabupaten Bintan
Kata Kunci : Karakteristik Tujuan Anggaran, Kinerja, Aparat Pemerintah Daerah
PENDAHULUAN Tujuan dari penelitian adalah untuk menguji Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah di Kabupaten Bintan. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik sampling jenuh (sensus). Metode ini dipilih karena semua anggota populasi dijadikan sampel, yaitu aparat Pemerintah Daerah yang menduduki jabatan Kepala SKPD, Sekretaris, dan Kepala Bagian Keuangan yang mempunyai kegiatan dalam penganggaran dan sekaligus sebagai pelaksana anggaran dan menangani dalam penyusunan anggaran. Sampel yang diolah dalam penelitian ini sebanyak 111 sampel dan diolah menggunakan program SPSS 21.0 untuk menguji hipotesis. Penelitian ini menemukan bahwa dari lima variabel Karakteristik Tujuan Anggaran, tiga variabel (partisipasi anggaran, evaluasi, umpan balik) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja aparat Pemerintah Kabupaten Bintan, sedangkan dua variabel (kejelasan tujuan, kesulitan pencapaian tujuan) tidak signifikan terhadap kinerja aparat Pemerintah Daerah di Kabupaten Bintan.
Anggaran bukan hanya menjadi sebuah rencana keuangan yang dikelompokkan dalam tujuan, biaya dan pendapatan untuk pusat pertanggungjawaban suatu organisasi, tapi juga sebagai alat untuk pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kerja, serta motivasi. Pengetahuan tentang tujuan yang dianggarkan dan informasi mengenai sejauh mana tujuan yang diterima memberikan dasar kepada atasan dalam pengukuran efisiensi, pengidentifikasian masalah, dan pengendalian biaya. Seluruh aspek ini menunjukkan bahwa anggaran memilki potensi untuk menyajikan saran yang berguna bagi kepentingan manajerial. Penganggaran merupakan suatu proses yang rumit pada organisasi sektor publik, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Hal tersebut berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Pada sektor swasta anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik dan didiskusikan untuk mendapat masukan. Anggaran Sektor publik merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan programprogram yang dibiayai dari uang publik (Mardiasmo, 2005:61).
Mardiasmo (2005:63) menyatakan terdapat beberapa alasan, pentingnya anggaran sektor publik yaitu: (1) anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, (2) anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya (Scarcity of resources), pilihan (choise) dan trade offs (3) anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat. Sehingga dalam hal ini anggaran publik merupakan instrument pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik yang ada. Mengingat pentingnya anggaran sektor publik, maka APBD harus disusun berdasarkan prinsipprinsip anggaran sektor publik. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menyatakan bahwa dalam penyusunan APBD harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) partisipasi masyarakat, (2) transparansi dan akuntabilitas anggaran, (3) disiplin anggaran, (4) keadilan anggaran, (5) efisiensi dan efektivitas anggaran, dan (5) taat asas. Pada dasarnya penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian terdahulu dengan obyek penelitian yang berbeda, yaitu pemerintah daerah Kabupaten Bintan, yang telah melaksanakan penganggaran sesuai peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang kemudian direvisi
dengan peraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Penelitian karakteristik tujuan penganggaran ini lebih spesifik pada program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dimuat dalam Rencana Kerjadan Anggaran/RKASKPD yang merupakan dokumen perencanaan dan pengangggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD, serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD. Alasan peneliti untuk menganalisis Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaranterhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah di SKPD Kabupaten Bintan karena: 1. Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh karakteristik tujuan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah di SKPD Kabupaten Bintan sepanjang pengetahuan penulis belum pernah dilakukan. 2. Aparat pemerintah daerah di SKPD yang dijadikan responden dalam penelitian ini merupakan subjek langsung penganggaran yaitu sebagai perencana, pelaksana, dan penanggungjawab anggaran untuk program dankegiatan Pemerintah Daerah yang merupakan bentuk penjabaran dari rencana strategis SKPD, sehingga responden memiliki kaitan langsung dengan permasalahan yang akan diteliti. 3. Penelitian ini berasumsi bahwa karakteristik tujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang dibuat oleh Pemerintah Daerah telah memenuhi criteria
yang diamanatkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2007 yaitu (1) sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan yang ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dandokumen perencanaan lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Daerah, (2) sesuai dengan aspirasi masyarakat yang berkembang dan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan daerah, (3) memuat arah yang diinginkan dan kebijakan umum yang disepakati sebagai pedoman penyusunan strategi dan plafon sementara APBD serta penyusunan rancangan APBD dalam satu tahunanggaran. 4. Adanya perbedaan dari hasil penelitian-penelitian terdahulu tentang variabel-variabel yang diteliti seperti penelitian Sumarmi (2007), Mularni (2012) dan Nina (2014) baik dari alat analisisnya maupun populasinya. Berdasarkan uraian pada latar belakang dan beberapa permasalahan yang dutemui, maka penulis berkeinginan untuk melakukakan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Di Kabupaten Bintan”.
dilakukan dengan mendatangi langsung responden pada masingmasing SKPD, dengan memberikan kuesioner kepada kepala SKPD, sekretaris dan kepala bagian keuangan di SKPD Kabupaten Bintan karena bagian tersebut terlibat langsung dan bertanggung jawab penuh dalam menyusun anggaran sehingga jumlah responden dalam penelitian ini adalah 111 responden. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner, observasi dan dokumentasi. Pengukuran variabel menggunakan kuesioner dengan menggunakan skala likert. Teknik pengolahan data digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan SPSS (Statistical Program For Social Sciensce) 21.0 dengan menggunakan beberapa tahapan teknik, yaitu uji kualitas data menggunakan uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik dengan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Setelah itu melakukan pengujian regresi linier berganda, pengujian hipotesis (uji t dan uji F) dan Koefisien Determinasi (R2). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Validitas
METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yang menjadi populasi adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Bintan yaitu berjumlah 37. Teknik pengumpulan data
Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Partisipasi Anggaran (X1) Item
r– Tabel
Skor Total
Keterangan
Pernyataan 1
0,186
0,531
Valid
Pernyataan 2
0,186
0,594
Valid
Pernyataan 3
0,186
0,296
Valid
Pernyataan 4
0,186
0,499
Valid
Pernyataan 5
0,186
0,344
Valid
Pernyataan 6
0,186
0,719
Valid
Pernyataan 7
0,186
0,504
Valid
Pernyataan 8
0,186
0,719
Valid
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 dan Tabel Statistik (Data Terlampir)
Diketahui bahwa dengan menggunakan batasan batasan r tabel dengan n = 111 dan taraf signifikansi 0,05 maka didapat r tabel sebesar 0,186 (Tabel r terlampir). Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid. Berdasarkan penjelasan tersebut dan hasil pada tabel 4.9, maka seluruh item pernyataan kuesioner untuk variabel Partisipasi Anggaran (X1) dikatakan valid dan pernyataan tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Kejelasan Tujuan Anggaran (X2)
Item
r– Tabel
Skor Total
Keterangan
Pernyataan 1
0,186
0,899
Valid
Pernyataan 2
0,186
0,800
Valid
Pernyataan 3
0,186
0,770
Valid
Pernyataan 4
0,186
0,761
Valid
Pernyataan 5
0,186
0,301
Valid
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 dan Tabel Statistik (Data Terlampir)
Diketahui bahwa dengan menggunakan batasan batasan r tabel dengan n = 111 dan taraf signifikansi 0,05 maka didapat r tabel sebesar 0,186 (Tabel r terlampir). Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item
dianggap tidak valid. Berdasarkan penjelasan tersebut dan hasil pada tabel 4.10, maka seluruh item pernyataan kuesioner untuk variabel Kejelasan Tujuan Anggaran (X2) dikatakan valid dan pernyataan tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Evaluasi Anggaran (X3)
Item
r– Tabel
Skor Total
Keterangan
Pernyataan 1
0,186
0,869
Valid
Pernyataan 2
0,186
0,867
Valid
Pernyataan 3
0,186
0,449
Valid
Pernyataan 4
0,186
0,869
Valid
Pernyataan 5
0,186
0,372
Valid
Pernyataan 6
0,186
0,385
Valid
Pernyataan 7
0,186
0,385
Valid
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 dan Tabel Statistik (Data Terlampir)
Diketahui bahwa dengan menggunakan batasan batasan r tabel dengan n = 111 dan taraf signifikansi 0,05 maka didapat r tabel sebesar 0,186 (Tabel r terlampir). Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid. Berdasarkan penjelasan tersebut dan hasil pada tabel 4.11, maka seluruh item pernyataan kuesioner untuk variabel Evaluasi Anggaran (X3) dikatakan valid dan pernyataan tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Umpan Balik Anggaran (X4) Item
r– Tabel
Skor Total
Keterangan
Pernyataan 1
0,186
0,836
Valid
Pernyataan 2
0,186
0,833
Valid
Pernyataan 3
0,186
0,377
Valid
Pernyataan 4
0,186
0,836
Valid
Pernyataan 5
0,186
0,432
Valid
Pernyataan 6
0,186
0,390
Valid
Pernyataan 7
0,186
0,390
Valid
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 dan Tabel Statistik (Data Terlampir)
Diketahui bahwa dengan menggunakan batasan batasan r tabel dengan n = 111 dan taraf signifikansi 0,05 maka didapat r tabel sebesar 0,186 (Tabel r terlampir). Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid. Berdasarkan penjelasan tersebut dan hasil pada tabel 4.12, maka seluruh item pernyataan kuesioner untuk variabel Umpan Balik Anggaran (X4) dikatakan valid dan pernyataan tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel Kesulitan Tujuan Anggaran (X5)
Item
r– Tabel
Skor Total
Keterangan
Pernyataan 1
0,186
0,926
Valid
Pernyataan 2 0,186 0,799 Valid Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 dan Tabel Statistik (Data Terlampir)
Diketahui bahwa dengan menggunakan batasan batasan r tabel dengan n = 111 dan taraf signifikansi 0,05 maka didapat r tabel sebesar 0,186 (Tabel r terlampir). Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid. Berdasarkan penjelasan tersebut dan hasil pada tabel 4.13, maka seluruh item
pernyataan kuesioner untuk variabel Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) dikatakan valid dan pernyataan tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Tabel 4.9 Uji Validitas Variabel Kinerja (Y)
Item
r– Tabel
Skor Total
Keterangan
Pernyataan 1
0,186
0,194
Valid
Pernyataan 2
0,186
0,771
Valid
Pernyataan 3
0,186
0,772
Valid
Pernyataan 4
0,186
0,355
Valid
Pernyataan 5
0,186
0,286
Valid
Pernyataan 6
0,186
0,216
Valid
Pernyataan 7
0,186
0,267
Valid
Pernyataan 8
0,186
0,540
Valid
Pernyataan 9
0,186
0,308
Valid
Pernyataan 10
0,186
0,441
Valid
Pernyataan 11
0,186
0,771
Valid
Pernyataan 12 0,186 0,144 Tidak Valid Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 dan Tabel Statistik (Data Terlampir)
Diketahui bahwa dengan menggunakan batasan r tabel dengan n = 111 dan taraf signifikansi 0,05 maka didapat r tabel sebesar 0,186 (Tabel r terlampir). Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid. Berdasarkan penjelasan tersebut dan hasil pada tabel 4.14, maka untuk item pernyataan 12 tidak berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan tidak valid) sehingga harus dikeluarkan atau diperbaiki. (Priyatno, 2010:94) Sedangkan untuk seluruh item pertanyaan selain pertanyaan 12 variabel Kinerja (Y) dikatakan valid dan pernyataan tersebut dapat
digunakan selanjutnya.
untuk
penelitian
Uji Reliabilitas Selanjutnya, kesahihan alat ukur dapat menggunakan uji reliabilitas. Reliabilitas sebenarnya merupakan alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau construct. Menurut Ghozali (2005:42), uji reliabilitas merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguji sejauh mana pengukuran memberikan hasil yang relatif stabil bila dilakukan pengukuran kembali. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk hal-hal yang menyangkut sosial psikologis seperti sikap, perilaku dan kecenderungan. Dalam penelitian ini menggunakan SPSS, dimana suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (a) > 0,6.
nilai Cronbach Alpha (α) setiap variabel > 0,60 / 0,600. Hal ini menjelaskan bahwa semua variabel tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Uji Asumsi Klasik A. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen mempunyai distribusi normal. Cara mendeteksi normalitas dilakukan dengan uji One Sample KolmogrovSmirnov, jika pada tabel test of normality dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov nilai sig > 0.05, maka data berdistribusi normal dan jika pada grafik histogram penyebaran data mengikuti pola garis lurus maka datanya normal. Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test Unstandardize
Tabel 4.10 Uji Reliablitias
d Residual N
No 1 2 3 4
5
6
Variabel Partisipasi Anggaran Kejelasan Tujuan Anggaran Evaluasi Anggaran Umpan Balik Anggaran Kesulitan Tujuan Anggaran Kinerja
Nilai Alpha 0,646 > 0,600 0,758 > 0.600
Keterangan Reliabel Reliabel
111
Normal Parameters
Mean a,b
Std. Deviation
.0000000 1.62024780
Absolute
.052
Positive
.052
Negative
-.034
Most Extreme Differences
0,731 > 0.600
Reliabel
0,699 > 0.600
Reliabel
0,631 > 0,600
Reliabel
Kolmogorov-Smirnov Z
.544
Asymp. Sig. (2-tailed)
.929
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 (Data Terlampir) 0,637 > 0,600
Reliabel
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 (Data Terlampir)
Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS 21.0 for Windows, dapat dilihat hasil
Metode yang handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Gambar 4.2. Normal Probability Plot
statistik Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga, maka residual error dari model regresi berganda tidak bersifat independent atau terjadi autokorelasi (Uyanto, 2009:248). Tabel 4.16 Uji Autokorelasi Model Summaryb
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 (Data Terlampir) Berdasarkan tampilan grafik normal probability plot pada Gambar 4.2, dapat disimpulkan bahwa pola grafik normal terlihat dari titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan grafik histogram dan normal probability plot, menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena memenuhi kriteria asumsi normalitas. B. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model regresi yang baik adalah adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006:96). Untuk mendeteksi masalah autokorelasi pada model regresi di SPSS dapat diamati melalui uji Durbin-Watson (uji DW) berkisar antara 0 sampai dengan 4 sebagai pedoman umum. Bila nilai uji
Model
R
1
.865a
Std. Error R Adjusted of the DurbinSquare R Square Estimate Watson .748
.736
1.658
1.485
a. Predictors: (Constant), Kesulitan Tujuan Anggaran, Umpan Balik Anggaran, Partisipasi Anggaran, Kejelasan Tujuan Anggaran, Evaluasi Anggaran b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 (Data Terlampir) Berdasarkan output diatas, diketahui nilai Durbin-Watson 1,485. Selanjutnya nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5 %, dengan jumlah sampel N = 111 dan jumlah variabel independen 4 (K = 5). Berdasarkan persyaratan angka DW > 1 dan DW < 3 (1,485 > 1 dan 1,485 < 3, jadi dapat disimpulkan penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. C. Uji Multikolinearitas Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi, syaratnya yaitu tidak adanya multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya (Ghozali, 2007:17).
Tabel 4.17 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Partisipasi Anggaran
.952
1.050
Kejelasan Tujuan Anggaran
.910
1.099
Evaluasi Anggaran
.648
1.543
Umpan Balik Anggaran
.656
1.523
Kesulitan Tujuan Anggaran
.857
1.168
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 (Data Terlampir) Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan bantuan SPSS 21.0 for Windows, dapat disimpulkan bahwa model regresi untuk variabel independen yang diajukan oleh peneliti untuk diteliti bebas dari multikolinearitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan menunjukkan nilai VIF dari masingmasing variabel independen < 10, dan dapat digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan. D. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan heteroskedastisitas, sedangkan adanya gejala residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut dengan homoskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik jika tidak
terjadi heteroskedastisitas. (Santoso, 2012:238). Uji heteroskedastisitas dengan metode Glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak residualnya. Jika nilai signifikan variabel bebas < 0.05 terhadap nilai mutlak residualnya, maka terjadi heteroskedatisitas. Menurut Santoso (2012:240) untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu: “deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik di atas di mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studientized. Maka dasar pengambilan keputusan: 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Berdasarkan dari hasil uji Glejser diketahui bahwa pada model regresi
tidak
terjadi
gejala
heteroskedastisitas. Hal ini karena Sig. variabel Partisipan Anggaran terhadap absolut residual sebesar 0.053 > 0.05, Sig. variabel Kejelasan Tujuan Anggaran 0.494 > 0.05, Sig. variabel Evaluasi Anggaran 0.670 >
Tabel 4.18 Uji Regresi Linier Berganda
0.05, Sig. variabel Umpan Balik
Coefficientsa
Anggaran 0.224 > 0.05, dan Sig.
Unstandardized Coefficients
variabel Kesulitan Tujuan Anggaran 0.198 > 0.05.
Model 1
Gambar 4.3. Scatterplot Heterokedastisitas
B
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
(Constant)
.203
3.570
Partisipasi Anggaran
.420
.056
.380
Kejelasan Tujuan Anggaran
.041
.084
.025
Evaluasi Anggaran
.372
.072
.316
Umpan Balik Anggaran
.730
.075
.587
-.111
.199
-.030
Kesulitan Tujuan Anggaran a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 (Data Terlampir)
Tampak pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa tidak adanya pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang bersifat homokedastisitas atau yang tidak terjadi heterokedastisitas. Uji Regresi Linier Berganda Uji regresi berganda dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi berganda. Hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat dari tabel berikut:
Dari hasil analisis dengan bantuan program SPSS 21.0, maka dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk. Adapun persamaan regresi linier berganda, sebagai berikut: Y = 0,203 + 0,420 (X1) + 0,041 (X2) + 0,372 (X3) + 0,730 (X4) - 0,111 (X5) Dalam persamaan regresi di atas, didapat konstanta (a) adalah sebesar 0,203 hal ini berarti jika tidak ada perubahan variabel Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Tujuan Anggaran (X2), Evaluasi Anggaran (X3), Umpan Balik Anggaran (X4) dan Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) yang mempengaruhi, maka Kinerja (Y) Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan sebesar 0,203. Sedangkan hasil uji regresi berganda untuk variabel independen dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Nilai koefisien regresi untuk b1X1 sebesar 0,420. Dalam penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa variabel Partisipasi Anggaran (X1) berpengaruh
terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika Partisipasi Anggaran meningkat sebesar satu satuan, maka Kinerja Aparat akan tetap mengalami peningkatan sebesar 0,420 satuan. b. Nilai koefisien regresi untuk b2X2 sebesar 0,041. Pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel Kejelasan Tujuan Anggaran (X2) berpengaruh terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika Kejelasan Tujuan Anggaran meningkat sebesar satu satuan, maka Kinerja Aparat akan mengalami peningkatan sebesar 0,041 satuan. c. Nilai koefisien regresi untuk b3X3 sebesar 0,372. Pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel Evaluasi Anggaran (X3) berpengaruh terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika Evaluasi Anggaran meningkat sebesar satu satuan, maka Kinerja Aparat akan mengalami peningkatan sebesar 0,372 satuan. d. Nilai koefisien regresi untuk b4X4 sebesar 0,730. Pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel Umpan Balik Anggaran (X4) berpengaruh terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika Umpan Balik Anggaran meningkat sebesar satu satuan, maka Kinerja Aparat akan mengalami peningkatan sebesar 0,730 satuan.
e. Nilai koefisien regresi untuk b5X5 sebesar -0,111. Pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) berpengaruh terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika Kesulitan Tujuan Anggaran menurun sebesar satu satuan, maka Kinerja Aparat akan mengalami penurunan sebesar 0,111 satuan. Uji Hipotesis A. Koefisien Determinasi (R2) Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar presentase pengaruh variabel Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Tujuan Anggaran (X2), Evaluasi Anggaran (X3), Umpan Balik Anggaran (X4) dan Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan. Tabel 4.19 Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb
Model
R
1
.865a
R Adjusted Square R Square .748
.736
Std. Error of the Estimate 1.658
a. Predictors: (Constant), Kesulitan Tujuan Anggaran, Umpan Balik Anggaran, Partisipasi Anggaran, Kejelasan Tujuan Anggaran, Evaluasi Anggaran b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 (Data Terlampir) Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi untuk keseluruhan variabel didapat nilai Adjusted R square yang diperoleh sebesar 0,748 yang menunjukkan bahwa Kinerja Aparat Pemda Kabupaten Bintan
dipengaruhi oleh variabel Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Tujuan Anggaran (X2), Evaluasi Anggaran (X3), Umpan Balik Anggaran (X4) dan Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) sebesar 74,8 %, dan sisanya 25,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti didalam model regresi ini seperti ketepatan skedul penyusunan anggaran, transparansi pengelolaan anggaran dan lain sebagainya. B. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Uji t dipergunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan varian variabel dependen. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.20 Uji t Coefficientsa
Model 1
(Constant)
T
Significance
.057
.955
7.568
.000
.481
.632
Evaluasi Anggaran
5.194
.000
Umpan Balik Anggaran
9.716
.000
Kesulitan Tujuan Anggaran
-.558
.578
Partisipasi Anggaran Kejelasan Tujuan Anggaran
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 (Data Terlampir) Dari tabel 4.20 di atas menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan didalam penelitian ini menyatakan Partisipasi Anggaran (X1) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan. Dari hasil
pengujian signifikan parameter indivual (Uji t) menunjukkan bahwa variabel Partisipasi Anggaran (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan sebesar 7,568. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi yang diperoleh dibawah 0,05 yaitu 0,000 dengan demikian hipotesis diterima. Kejelasan Tujuan Anggaran (X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan. Dari hasil pengujian signifikan parameter indivual (Uji t) menunjukkan bahwa variabel Kejelasan Tujuan Anggaran (X2) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan sebesar 0,481. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi yang diperoleh diatas 0,05 yaitu 0,632 dengan demikian hipotesis ditolak. Evaluasi Anggaran (X3) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan. Dari hasil pengujian signifikan parameter indivual (Uji t) menunjukkan bahwa variabel Evaluasi Anggaran (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan sebesar 5,194. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi yang diperoleh dibawah 0,05 yaitu 0,000 dengan demikian hipotesis diterima. Umpan Balik Anggaran (X4) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan. Dari hasil pengujian signifikan parameter indivual (Uji t) menunjukkan bahwa variabel Umpan Balik Anggaran (X4) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan sebesar 9,716. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi yang diperoleh dibawah 0,05 yaitu 0,000 dengan demikian hipotesis diterima. Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan. Dari hasil pengujian signifikan parameter indivual (Uji t) menunjukkan bahwa variabel Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel Kinerja (Y) Aparat Pemda Kabupaten Bintan sebesar 0,558. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi yang diperoleh diatas 0,05 yaitu 0,578 dengan demikian hipotesis ditolak.
Berdasarkan Tabel 4.21 di atas, menunjukkan nilai signifikansi F sebesar 0.000. berdasarkan kriteria pengujian bahwa jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Tujuan Anggaran (X2), Evaluasi Anggaran (X3), Umpan Balik Anggaran (X4) dan Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikan F = 0.000 < 0,05. Sehingga jika Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Tujuan Anggaran (X2), Evaluasi Anggaran (X3), Umpan Balik Anggaran (X4) dan Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) secara bersama-sama meningkat, maka Kinerja (Y) Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan juga akan meningkat.
C. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Tujuan Anggaran (X2), Evaluasi Anggaran (X3), Umpan Balik Anggaran (X4) dan Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan secara serempak. Tabel 4.21 Uji F
PENUTUP
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares
Mean Square
Df
858.201
5
288.772
105
1146.973
110
F
171.640 62.410
Sig. .000a
2.750
a. Predictors: (Constant), Kesulitan Tujuan Anggaran, Umpan Balik Anggaran, Partisipasi Anggaran, Kejelasan Tujuan Anggaran, Evaluasi Anggaran b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Pengolahan Data SPSS 21.0 (Data Terlampir)
Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka kesimpulan dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan pada bab sebelumnya, yaitu sebagai berikut: a. Variabel Partisipasi Anggaran (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kinerja (Y) Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan. b. Variabel Kejelasan Tujuan Anggaran (X2) memiliki pengaruh yang tidak signifikan
c.
d.
e.
f.
terhadap variabel Kinerja (Y) Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan. Variabel Evaluasi Anggaran (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kinerja (Y) Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan. Variabel Umpan Balik Anggaran (X4) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kinerja (Y) Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan. Variabel Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel Kinerja (Y) Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan. Variabel Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Tujuan Anggaran (X2), Evaluasi Anggaran (X3), Umpan Balik Anggaran (X4) dan Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y) Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan.
disarankan agar lebih memperhatikan proses dan tujuan penyusunan anggaran sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. b. Untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan pengujian lanjutan untuk melihat pengaruh Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Tujuan Anggaran (X2), Evaluasi Anggaran (X3), Umpan Balik Anggaran (X4) dan Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) terhadap Kinerha Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan dengan mempertimbangkan beberapa faktor antara lain menambah pertanyaan atau pernyataan penelitian (kuesioner) sehingga responden memiliki persamaan persepsi dengan peneliti tentang indikator dari setiap variabel independen. DAFTAR PUSTAKA
Saran a. Mengingat pentingnya Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Tujuan Anggaran (X2), Evaluasi Anggaran (X3), Umpan Balik Anggaran (X4) dan Kesulitan Tujuan Anggaran (X5) serta pengaruhnya terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan dalam tujuan penyusunan anggaran yang tertuang dalam APBD yang pada akhirnya berimplikasi pada ketercapaian visi dan misi pemerintah daerah, maka pemerintah Kabupaten Bintan dalam hal ini seluruh SKPD
Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System, Edisi 11, Buku 2, Penerjemah: F.X. Kurniawan Tjakrawala dan Krista. Jakarta: Salemba Empat. Blocher, J. Edward, Kung H. Chen, dkk. 2000. Manajemen Biaya. Terjemahan Dra. A. Susty Ambarriani, M.Si., Akt. Jakarta: Salemba Empat. Djojosuroto, K. dan M.L.A. Sumaryanti., 2010. Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Hansen, R. Don dan Maryanne, M. Mowen., 2009. Managerial Accounting: Akuntansi Manajemen, Edisi ke Delapan”. Jakarta: Salemba Empat. Hariwijaya, M dan Triton., 2011. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Oryza. Hasibuan, S.P. Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengertian, Dasar dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayah, Nichlah dan Fitri Ella Fauziah., 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7 No. 1. Maret 2010. Jepara: Program Studi Akuntansi STIENU. Istiyani. 2009., Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Temanggung). Tesis Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group. Latif, Abdul., 2014. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Tujuan Dan Evaluasi Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Jurnal AlBuhuts, Vol. 10 No. 1, 2014. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo. Mangkunegara, P. Anwar. 2007. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Cetakan Ke Tujuh. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mardiasmo., 2004. Anggaran Sektor Publik. Yogyakarta: Andi. Mardiasmo., 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi. Mularni, Dwi. 2012. Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Motivasi, Komitmen Organisasi Dan Kinerja Pegawai Sub Bagian Keuangan Pada Dinas Pemerintah Kabupaten Karanganyar. Naskah Publikasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Munawar., 2006. Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Perilaku Sikap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Di Kabupaten Kupang. Simposium Nasional Akuntansi X Makasar. Nafarin, M., 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Nina, Gian. 2014. Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada SKPD Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota). Artikel Ilmiah, Fakultasi Ekonomi, Program StudiAkutansi, Universitas Negeri Padang. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah. Rivai, Veithzal., 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori Ke Praktek. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rohman, Ainur, dkk. 2004. Politik, Partisipasi dan Demokrasi dalam Pembangunan. Malang: Program Sekolah Demokrasi. Sobandi, Baban, dkk. 2006. Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan Daerah. Bandung: Alfabeta. Sugiyono., 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumarmi, Saptaningsih. 2007. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Kepuasan Kerja Pejabat Struktural di Universitas PGRI Yogyakarta. Jurnal AKMENIKA UPY, Vol. 1. Supriyono. 2001. Akuntansi Biaya (Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta Pembuatan Keputusan). Edisi II. Yogyakarta: BPFE. Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wibowo. 2007., Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Wirawati, L. Putu, Pitesa, Ni Kadek, dkk., 2014. Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Dan Pengawasan Intern Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bangli. eJournal S1 Akuntansi, Vol. 2 No.
1, 2014. Universitas Pendidikan Ganesha. Yuwono, Sony, dkk., 2005. Penganggaran Sektor Publik. Malang: Bayumedia Publishing.