Jurnal SIFOM STIMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RETRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH BERBASIS APLIKASI DEKSTOP : STUDI KASUS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANGKA TENGAH DEWI RATNASARI Program Studi Sistem Informasi STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Raya Sungailiat Selindung Baru Pangkalpinang Telp. (0717)433506 E-mail:
[email protected]
ABSTRACTION
Dinas Kependudukan and Pencatatan Sipil Kabupaten Bangka Tengah is Office that provides services in the field of implementation of population and civil registration. In order to meet the development and implementation of government funding in the area can be obtained from the levy. Itself levies are levies as payment for certain services or special permits provided and / or by local government for the benefit of the individual or entity. On Population and Civil Registration Agency Central Bangka regency, the Levy administration are still many weaknesses all administrative fees only archived files in a sheet of paper . To overcome the problems encountered in the above, it is necessary to levy a computerized information system and integrated in order to provide satisfaction in administrative services levies Kata Kunci: dindukcapil, levy 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Munculnya otonomi daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang desentralisasi, yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan daerah otonomi yang luas dan bertanggung jawab, untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya. Pemberian otonomi kepada daerah pada dasarnya bertujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah daerah, terutama dalam pelaksanakan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kesatuan politik dan kesatuan bangsa. Berdasarkan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi yang seluas-luasnya bagi pemerintah kabupaten merupakan peluang dan sekaligus tantangan. Peluang disini bagi pemerintahan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang memadai untuk mengelola sendiri potensi tersebut, sedangkan bagi pemerintah daerah yang mempunyai sumber daya alam yang kurang memadai justru merupakan tantangan. Masalah yang sering muncul dalam melaksanakan otonomi daerah adalah prospek kemampuan
pembiayaan pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan, penyelenggara pemerintah serta melayani masyarakat setempat sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat yang harus dilayani. Peningkatan penerimaan daerah harus senantiasa diupayakan secara periodik oleh setiap daerah otonomi melalui penataan administrasi pendapatan daerah yang efisien dan efektif sesuai dengan pola yang telah ditetapkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan dan petunjuk pelaksanaan. Dalam rangka memenuhi pembiayaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah di daerah dapat diperoleh dari penerimaan daerah sendiri atau dapat pula dari luar daerah. Sumber-sumber pendapatan yang dapat dilaksanakan oleh Dindukcapil Bateng dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah adalah dengan meningkatkan pendapatan dari hasil retribusi pelayanan penggantian biaya cetak bidang pendaftaran penduduk dan bidang pencatatan sipil melalui peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan (pelayanan rutin dan safari pelayanan). Retribusi daerah itu sendiri adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau diberikan pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Bukti
Jurnal SIFOM STIMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG
pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah dengan surat setoran retribusi daerah (SSRD) dan selanjutnya surat ketetapan retribusi daerah (SKRD) yang menentukan jumlah pokok besarnya retribusi . Upaya-upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah ini tidak terlepas dari mekanisme sistem pemerintahan daerah yaitu kerjasama antar Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah dengan cara pendekatan terpadu dan tidak menghilangkan identitas, tugas serta fungsi masing-masing. Seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah yang dititip beratkan pada Daerah Kabupaten dan Kota, maka Pemerintah berupaya mengembangkan mekanisme pembiayaan dengan menggali berbagai bentuk pembiayaan yang potensial untuk menunjang pembangunan Daerah sekaligus untuk peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat termasuk Penyediaan Sarana Dan Prasarana pada tingkat pelayanan publik tentang retribusi penggantian biaya cetak Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bangka Tengah. Sedangkan kunci kemandirian daerah adalah pengelolaan PAD. Retribusi penggantian biaya cetak yang ada pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipi daerah sebagai salah satu sumber PAD diharapkan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi daerah itu sendiri sehingga dapat memperlancar penyelenggaraan pemerintah dan pembagunan daerah. Konstribusi PAD (Own Revenues) dalam APBD (local government budget) merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah. Tujuan otonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud jika daerah mampu meningkatkan pelayanan dan membiayai pembangunan dari sumber pembiayaan sendiri. Dalam Instansi Pemerintahan, khususnya pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupeten Bangka Tengah. Teknologi informasi sangat dibutuhkan dengan sebuah sistem yang bisa mengendalikan retribusi pendapatan daerah sehingga setiap transaksi yang terjadi bisa menghasilkan laporan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu. Untuk itu perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang memahami dan mengerti tentang teknologi informasi dan bisa mengendalikan sistem informasi dalam instansi tersebut Penatausahaan keuangan khususnya prosedur penerimaan dan pembuatan laporan yang dilakukan bendahara penerimaan pada SKPD Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Bangka Tengah saat ini belum terprogram untuk pembuatan Surat setoran retribusi daerah (SSRD) dan Surat Tanda Setor (STS) hanya menggunakan microsoft excel sedangkan pencatatan transaksi atau kejadian keuangan masih menggunakan buku kas umum tertulis serta tidak ada pencatatan pada buku pembantu sehingga menghambat jalannya kerja bendahara penerimaan dalam melakukan prosesproses yang berhubungan dengan pengelolaan penerimaan keuangan. 1.2. Batasan masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas serta hasil dari penelitian lapangan yang penulis lakukan, maka dapat ditarik beberapa batasan masalah yaitu : a. Pendataan Retribusi b. Penyetoran Retribusi c. Buat bukti setoran d. Buat tanda bukti pembayaran e. Buat surat tanda setor f. Buat Laporan 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Bertujuan untuk menangani proses retribusi penerimaan agar berjalan efektif dan efisien dan bertujuan untuk menyediakan data dan laporan yang dapat dijadikan dasar/acuan dalam Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bangka Tengah. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Membuat suatu aplikasi sistem informasi pengelolaan retribusi penerimaan keuangan daerah untuk membantu pengelolah keuangan dalam penyetoran retribusi dan pembuatan laporan. b. Memahami dan dapat menjelaskan prosedur penatausahaan penerimaan Pendapatan Daerah melalui Bendahara Penerimaan. c. Menerapkan perancangan konseptual dalam menganalisis dan mendesain rancang bangun sistem informasi. d. Mengaplikasikan dengan menggunakan Microsoft Visual Basic untuk pengelolaan penerimaan keuangan daerah. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Terdapat banyak sekali definisi sistem yang dikemukakan oleh para ahli. Dalam hal ini penulis mencoba untuk mengemukakan definisi sistem yang cukup bisa diterima secara logis, yaitu Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain. “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
Jurnal SIFOM STIMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sistem tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen mendefinisikan sistem yaitu kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu, (Sutabri 2). Menurut Mc. Leod (1995) mendefinisikan Sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. Menurut Scott (1996) sistem terdiri dari unsur-unsur seperti masukan (input), pengolahan (processing), serta keluaran (output). Dari ketiga definisi sistem diatas maka penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa, sistem adalah suatu elemen-elemen yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (Output), pengolahan (process) dan sasaran (Objectives) atau tujuan (goal). 2.2. Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Menurut Sutanta (13) menyatakan, bahwa informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. “Data bagi komputer adalah segala sesuatu yang dapat dilambangkan, dikodekan kedalam lambang-lambang atau kode-kode yang dimengerti oleh komputer”. (Wahyudi 15). 2.3. Sistem Informasi Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporanlaporan yang diperlukan. 2.4. Konsep Dasar Perancangan Sistem Jeffery L. Whitten et al. (2004 : 39) mengungkapkan : ”Perancangan sistem (system design) merupakan sebuah spesifikasi atau konstruksi yang bersifat teknis, pengidentifikasi
kebutuhan pemecah masalah bisnis yang berbasis komputer dalam suatu analisa sistem”. Perancangan sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah serta mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem. Perancangan sistem mempunyai 2 (dua) tujuan utama, yaitu: a. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem. b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada programmer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. 2.5. Analisa dan Perancangan Berorientasi Obyek Analisis dan desain berorientasi obyek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatannya adalah obyek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Secara spesifik, pengertian “berorientasi obyek” berarti bahwa kita mengorganisasi perangkat lunak sebagai kumpulan dari obyek tertentu yang memiliki struktur data dan perilakunya. (Ariesto, 2002:3) Analisa dan Perancangan Berorientasi Obyek ialah suatu koleksi/kumpulan dari peralatan dan teknik untuk pengembangan sebuah sistem yang menggunakan teknologi obyek untuk membangun suatu sistem serta perangkat lunaknya. Tetapi di saat yang bersamaan, alat dan teknik terstruktur tetaplah penting. Dalam mendisain database, sebagai contoh, masih sering dirancang oleh para analis sistem dengan menggunakan alat bantu terstruktur. (Jeffery L. Whitten et al,2004:31). Unified Modeling Language adalah satu set peragaan konvensi yang digunakan untuk menetapkan atau menguraikan suatu sistem perangkat lunak dalam bentuk obyek. (Jeffery L. Whitten et al, 2004:430) UML merupakan salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia analisa dan perancangan sistem informasi yang berorientasi obyek (Object Oriented). Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru(Blue Print) atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme
Jurnal SIFOM STIMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG
yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain. (Munawar, 2004:17). Konsep dasar analisa dan perancangan berorientasi obyek adalah sebagai berikut: a. Object, sesuatu yang dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan. ( Jeffery L. Whitten, 2004:431) b. Class, sekumpulan objek yang sejenis, yang memiliki perilaku dan attribute yang sejenis. (Jeffery L. Whitten et al, 2004:433) c. Attribute, sebuah data yang mewakili karakteristik yang dimiliki obyek. (Jeffery L. Whitten et al, 2004:431) d. Behavior (Perilaku), kumpulan sesuatu yang dapat dilakukan oleh obyek. Disebut juga sebagai method, operation atau service. ( Jeffery L. Whitten, 2004:432) e. Inheritance (Turunan), sebuah konsep dimana method dan/atau attribute yang dimiliki oleh sebuah obyek dapat diturunkan atau digunakan (reused) oleh objek lain. (Jeffery L. Whitten et al, 2004:434) f. Polymorphisme, sebuah konsep dimana objek lain dapat merespon operasi yang sama, tetapi dengan implementasi yang berbeda. (Jeffery L. Whitten et al, 2004:438) g. Message Sending, suatu obyek mengirim sebuah pesan (message) kepada obyek lain untuk menjalankan sebuah operation dan obyek yang menerima akan memberikan respon untuk menjalankan operasi tersebut. (Munawar:31) h. Encapsulation, penggabungan dari beberapa atribut dan perilaku (items) menjadi satu unit. (Jeffery L. Whitten et al, 2004:432) i. Aggregation, suatu hubungan dimana satu kelas yang lebih besar berisi satu atau lebih bagian kelas yang lebih kecil. (Jeffery L. Whitten et al, 2004:436) j. Association, hubungan antar obyek yang saling membutuhkan. Hubungan ini bisa satu arah ataupun lebih dari satu arah. (Munawar, 2004:31) k. Generalization, suatu konsep dimana perilaku dan atribut yang umum dibagi ke dalam beberapa jenis kelas obyek yang dikelompokkan (diringkas) ke dalam kelas mereka sendiri. (Jeffery L. Whitten et al,2004:435). 2.6. Dindukcapil Untuk mendukung pencapaian Visi Kabupaten Bangka Tengah yaitu Terwujudnya Negeri Selawang Segantang yang sejahtera melalui pemerintah yang amanah, bersih,
berwibawa, berbasis IPTEK dan IMTAQ, berorientasi ekonomi masyarakat serta berwawasan lingkungan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bangka Tengah mempunyai visi “Terwujudnya Tertib Administrasi Kependudukan Dengan Pelayanan Prima Menuju Terciptanya Data Kependudukan yang Berkualitas ”. Terwujudnya tertib administrasi kependudukan sebagai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan menjadi acuan dan tujuan utama dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dan pada akhirnya akan terwujudnya data kependudukan yang berkualitas sebagai salah satu pilar penting dalam pembangunan daerah menuju masyarakat yang sejahtera. 2.7. Retribusi Retribusi daerah sebagaimana halnya pajak daerah merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Menurut Ahmad Yani (2002:55) “Daerah provinsi, kabupaten/kota diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber keuangannya dengan menetapkan jenis retribusi selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat”. Menurut Marihot P. Siahaan (2005:6), “. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan”. Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya, dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan, dengan demikian bila seseorang ingin menikmati jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah, ia harus membayar retribusi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam rangka menyelesaikan rancangan SISTEM INFORMASI PENERIMAAN RETRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH ini, Penulis memerlukan data – data (source) yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Adapun metode penelitian yang Penulis gunakan adalah sebagai berikut ini:
Jurnal SIFOM STIMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG
a.
Analisa Masalah dan Studi Kelayakan Pada tahap awal ini dilakukan pengumpulan data atau materi perancangan dengan cara dibawah ini: 1) Tinjauan Lapangan Penulis mengumpulkan data yang diperoleh langsung dari hasil penelitian pada Dindukcapil Kabupaten Bangka Tengah, tinjauan lapangan dilakukan dengan tiga cara, yaitu: a) Pengamatan (observasi), Pengamatan ini diperlukan untuk melihat secara . b) Wawancara(interview), Wawancara dilakukan dalam bentuk tanya jawab langsung dengan orang yang terlibat dalam proses dalam rangka mendapatkan data dan informasi. c) Pengumpulan Dokumen, Penulis mengumpulkan dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem ini. 2) Penelitian Kepustakaan Penulis juga menggunakan berbagai sumber bacaan, baik buku-buku ilmiah, hasil pencarian penulis di internet, catatan semasa kuliah penulis yang berkaitan erat dengan topik perancangan sistem informasi penerimaan retribusi pendapatan asli daerah pada dinas kependudukan dan pencatatan sipil kabupaten bangka tengah ini dan juga diktat-diktat yang berkaitan dengan judul skripsi. b. Analisa Sistem Kegiatan - kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ialah : 1) Menganalisa sistem yang ada, yaitu mempelajari dan mengetahui apa yang dilakukan oleh sistem yang ada. 2) Menspesifikasikan sistem, yaitu menspesifikasi masukan yang ada, database yang ada, proses yang dilakukan dan keluaran yang dihasilkan. Produk-produk yang dihasilkan dari tahap ini adalah berupa model dari sistem yang ada, sedangkan alat-alat yang digunakan antara lain, yaitu: 1) Activity diagram sistem berjalan, digunakan untuk memodelkan alur kerja atau workflow sebuah proses bisnis dan urutan serangkaian aktifitas di dalam suatu proses bisnis. 2) Use case diagram sistem usulan, digunakan untuk menggambarkan hubungan antara use case dengan actor tanpa mendeskripsikan bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut di implementasikan.
3)
Deskripsi Use Case, digunakan untuk mendeskripsikan fungsi dasar(basic function) dari sistem, apa yang dapat dilakukan oleh user dan bagaimana sistem merespon.
c. Rancangan Sistem Tahap Perancangan sistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan, dengan disertai rancangan database dan spesifikasi program. Alat-alat yang digunakan pada tahap perancangan sistem informasi ini antara lain sebagai berikut: 1) ERD (Entity Relationship Diagram) ERD digunakan untuk mempresentasikan hubungan yang terjadi antara satu atau lebih komponen sistem. 2) LRS (Logical Record Structure) LRS terdiri dari link-link (hubungan) diantara tipe record. Link ini menunjukkan arah dari satu tipe record lainnya. 3) Spesifikasi Basis Data Spesifikasi Basis Data digunakan untuk menjelaskan tipe data yang ada pada LRS secara detil. 4) Sequence Diagram Menjelaskan interaksi obyek yang disusun dalam suatu urutan waktu. Urutan waktu yang dimaksud adalah urutan kejadian yang dilakukan oleh seorang aktor dalam menjalankan sistem.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PERUSAHAAN PENGADAAN KENDARAAN DINAS RODA DUA (SEPEDA MOTOR) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KANUPATEN BANGKA TENGAH
SASARAN
LEVEL 1 KRITERIA
PERUSAHAAN
DATA PERUSAHAAN
SDM
DOKUMEN PERUSAHAAN
DANA
MODAL AWAL
LEVEL2 SUB KRITERIA CACAT PERUSAHAAN
KOMPETENSI PERUSAHAAN
HARGA PENAWARAN
EFEKTIF DAN EFISIEN
LEVEL 3 ALTERNATIF
CV. ASIA SURYA PERKASA
CV. ANUGERAH MANDIRI
CV. SUMBER JADI
Gambar 2. Gambar Hirarki Menentukan Perusahaan Pengadaan Kendaraan Dinas Roda Dua (sepeda motor) 3.2. Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner
Jurnal SIFOM STIMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG
Salah satu instrumen pengumpul data dalam penelitian adalah kuesioner, atau disebut juga daftar pertanyaan (terstruktur). Kuesioner ini biasanya berkaitan erat dengan masalah penelitian, atau juga hipotesis penelitian yang dirumuskan. Disebut juga dengan istilah pedoman wawancara (interview schedule), namun kita akan menggunakan istilah generiknya yaitu kuesioner. Tujuan pembuatan kuesioner adalah sebagai alat memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian dan penjabaran dari hipotesis Sebelum membuat kuesioner, ada baiknya peneliti mengantisipasi kemungkinan adanya kesalahan yang sering terjadi berkaitan dengan pelaksanaan pengumpulan data dari responden. Beberapa permasalahan yang mungkin dan bahkan sering terjadi dan bagaimana cara memperbaikinya adalah sebagaimana disarankan oleh Bailey (1987), sebagai berikut: 1. Responden sering menganggap wawancara tidak masuk akal dan bahkan sering menganggapnya sebagai dalih (subterfuge) untuk tujuan-tujuan tertentu misalnya komersial. Alternatif pemecahannya antara lain adalah menyampaikannya dalam pengantar bahwa penelitian yang akan dilakukan benar-benar untuk tujuan nonkomersial. Tentu saja dengan kata-kata yang baik dan sopan. 2. Responden merasa terganggu dengan adanya informasi yang dirasa menyerang dirinya atau kepentingannya, misalnya takut dirilis di media massa. Pemecahannya adalah menghindari pertanyaan yang sensitif, serta diyakinkan bahwa tidak akan ada nama responden di dalamnya. 3. Responden menolak bekerja sama atas dasar pengalaman masa lalu. Upayakan untuk meyakinkan responden bahwa ini beda, beri pengertian bahwa responden dalam hal ini turut berjasa dalam membantu penelitian ini. 4. Responden orang ‘penting’ dan sering merasa tahu akan apa yang akan ditelitinya. Cara pemecahannya adalah dengan metode menyanjung orang penting tadi, misalnya dengan mengatakan bahwa hanya dialah orang satu-satunya yang bisa memberikan informasi tentang masalah ini. 5. Responden menjawab dengan pertimbangan normatif, berpikir baik atau jelek. Katakan kepadanya bahwa penelitian ini semata-mata untuk pengembangan ilmu, dan bukan untuk kepentingan lain. 6. Responden merasa takut akan ‘kebodohannya’ dalam menjawab pertanyaan ini. Katakan kepadanya bahwa jawaban apapun dari responden itu penting, dan tidak ada yang salah dalam menjawab.
Kuesioner ditujukan untuk responden ahli dalam Pengadaan Barang/ Jasa adapun Variabel yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: a. Perusahaan. b. SDM c. Dana 3.3. Pengolahan Data dengan Expert Choice 2000 Expert Choice adalah sebuah perangkat lunak yang mendukung collaborative decision dan sistem perangkat keras yang memfasilitasi grup pembuatan keputusan yang lebih efisien, analitis, dan yang dapat dibenarkan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan software Expert Choice agar lebih mudah dan cepat dilakukan pengolahannya. Pada software ini dilakukan penentuan prioritas terhadap multikriteria yang ada, melakukan pengecekan konsistensi, sampai analisis sensitivitas keputusannya. 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk melakukan pemecahan masalah pada saat sekarang,misalnya pada penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan melalui pengumpulan dan pengolahan data kemudian melakukan penarikan kesimpulan. Dalam hal ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam mengambil keputusan dalam menentukan Perusahaan. penelitian lapangan (field research) dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan pada responden yang terpilih sebagai sampel. Adapun model kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dan terbuka. Responden dalam penelitian ini adalah pimpinan perusahaan atau manajer yang mewakili tim perencanaan strategis. b. Observasi, Bila perlu dilakukan observasi ke perusahaan untuk melihat dari dekat masalahmasalah yang berhubungan dengan pokok bahasan, sehingga dapat diketahui sejauhmana pengaruh lingkungan bisnis eksternal dan perencanaan strategis terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan balanced scorecard. c. Wawancara, dilakukan pada pimpinan perusahaan dan manajer perencanaan strategis. 4.2. Objek Penelitian Dalam pengadaan barang dan jasa panitia pengadaan merupakan peranan penting dalam menentukan Perusahaan pengadaan Kendaraan Roda Dua (sepeda motor). Panitia pengadaan mengadakan survey tentang rekanan dan harga penawaran yang ditawarkan oleh rekanan kepada
Jurnal SIFOM STIMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG
panitia pengadaan dan menentukan spesifikasi barang yang diinginkan. Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendapat panitia pengadaan sebagai objek penelitian. Penelitian dilakukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bangka Tengah. Penelitian dilaksanakan 7-8 Mei 2012. 4.3. Instrumentasi Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini biasanya berkaitan erat dengan masalah penelitian, atau juga hipotesis penelitian yang dirumuskan. Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan. Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variabel-variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting . Tujuan penyusunan kuesioner adalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden sehingga efektif dan efisien. 4.4. Teknik Analisis Data Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Untuk memudahkan pengolahan data pada proses analytic hierarcy process maka digunakan software expert choice. Expert choice merupakan software yang dipakai untuk melakukan pembobotan berdasarkan model AHP. Keuntungan menggunakan software ini adalah (1) Proses pembobotan dapat dilakukan dengan cepat dari pada dengan proses manual, (2) Nilai dari responden yang tidak konsisten bisa dicari sehingga hanya perlu meminta pertimbangan lagi kepada responden untuk nilainilai yang tidak konsisten tadi. Data yang dikumpul tiap responden, akhirnya akan digabungkan, dan nilai hasil penggabungan tersebut akan dihitung tingkat consistency ratio-nya (CR) menggunakan tool Expert Choice 2000 dimana data yang Crnya kurang dari 10% yang dianggap konsisten. Berikut adalah hasil yang didapat :
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PERUSAHAAN PENGADAAN KENDARAAN DINAS RODA DUA (SEPEDA MOTOR) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KANUPATEN BANGKA TENGAH
SASARAN
LEVEL 1 KRITERIA
LEVEL2 SUB KRITERIA
PERUSAHAAN (0,383)
SDM (0,276)
DANA (0,341)
DATA PERUSAHAAN (0,825)
DOKUMEN PERUSAHAAN (0,155)
MODAL AWAL (0,213)
CACAT PERUSAHAAN (0,175)
KOMPETENSI PERUSAHAAN (0,845)
HARGA PENAWARAN (0,309)
EFEKTIF DAN EFISIEN (0,478)
LEVEL 3 ALTERNATIF
CV. ASIA SURYA PERKASA (0,417)
CV. ANUGERAH MANDIRI (0,276)
CV. SUMBER JADI (0,306)
Gambar 3. Gambar Hirarki dan Solusi yang dihasilkan
4.5. Tingkat Analisis
Sensitivitas
Hasil
Tabel 2 : Perbandingan elemen dan nilai CR No 1 2 3 4 5
6
7
8 9 10 11
Matriks perbandingan elemen Perbandingan elemen kriteria level I berdasarkan sasaran Menentukan Perusahaan Pengadaan Kendaraan Dinas Roda Dua Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Perusahaan Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria SDM Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Dana Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Perusahaan sub kriteria Data Perusahaan Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Perusahaan sub kriteria Cacat Perusahaan Perbandingan elemen alternatif level III kriteria SDM sub kriteria Bisa Kredit Dokumen Perusahaan Perbandingan elemen alternatif level III kriteria SDM sub kriteria Kompetensi Perusahaan Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Dana sub kriteria Modal Awal Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Dana sub kriteria Harga Penawaran Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Dana sub Efektif dan Efisien
Nilai CR 0,04 0,00 0,00 0,00 0,00
0,01
0,00
0,00 0,00 0,05 0,01
Dapat disimpulkan bahwa perbandingan berpasangan yang diberikan responden ahli memiliki nilai rasio inkonsistensi yang lebih kecil dari 0,1 sebagai batas maksimum nilai rasio inkonsistensi. Dengan demikian hasil perhitungan geometrik gabungan data responden cukup konsisten. Berikut ini disajikan bobot masing-masing dalam Menentukan Perusahaan Pengadaan Kendaraan Dinas Roda Dua (Sepeda Motor) Dinas Dindukcapil Kabupaten Bangka Tengah , yaitu :
Jurnal SIFOM STIMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG
Gambar 4 Kriteria Menentukan Perusahaan Pengadaan Kendaraan Dinas Roda Dua (sepeda motor) Dinas Dukcapil Kabupaten Bangka Tengah
Gambar 10 Sub Kriteria dari Kriteria SDM Sub Kriteria Dokumen Perusahaan Beserta Nilai Bobotnya
Gambar 5 Sub Kriteria dari Kriteria Perusahaan Beserta Nilai Bobotnya
Gambar 11 Sub Kriteria dari Kriteria SDM Sub Kriteria Kompetensi Perusahaan Beserta Nilai Bobotnya
Gambar 6 Sub Kriteria dari Kriteria SDM Beserta Nilai Bobotnya
Gambar 7 Sub Kriteria dari Kriteria Dana Beserta Nilai Bobotnya
Gambar 8 Sub Kriteria dari Kriteria Perusahaan Sub Kriteria Data Perusahaan Beserta Nilai Bobotnya
Gambar 12 Sub Kriteria dari Kriteria Dana Sub Kriteria Modal Awal Beserta Nilai Bobotnya
Gambar 13 Sub Kriteria dari Kriteria Dana Sub Kriteria Harga Penawaran Beserta Nilai Bobotnya
Gambar 14 Sub Kriteria dari Kriteria Dana Sub Kriteria Efektif dan Efisien Beserta Nilai Bobotnya
Gambar 9 Sub Kriteria dari Kriteria Perusahaan Sub Kriteria Cacat Perusahaan Beserta Nilai Bobotnya
Gambar 15 Synthesis with Respect
5.
KESIMPULAN
Jurnal SIFOM STIMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG
Setelah mempelajari permasalahan yang dihadapi dan juga solusi pemecahan yang diusulkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Komputerisasi pada rancangan Sistem Informasi Retribusi Pendapatan Asli daerah dapat meningkatkan efisiensi kerja dan memudahkan pimpinan dalam mengontrol pekerjaan sehingga dapat meningkatkan etos kerja pegawai. b. Sistem yang dibangun dapat menghasilkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan proses database perencanaan serta meminimalisir kesalahan. c. Perancangan sistem informasi yang berorentasi objek (Object Oriented) dapat menghasilkan sebuah sistem informasi yang baik dan lebih mudah dipahami oleh orang lain dalam hal struktur perancangannya.
PUSTAKA Indrajani, Pengantar dan Sistem Basis Data Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009 Munawar, Pemodelan Visual Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005
dengan
UML
Sutanta Edhy, Basis Data dalam Tinjauan Konseptual Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011 Sutabri Tata, Analisis Sistem Informasi Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2012 Wahyudi Bambang, Konsep Sistem Informasi dari Bit sampai ke Database Yogyakarta, CV. Andi Offset, 2008 Widjaya Iwan Kurniawan, Manajemen Proyek Teknologi Informasi Yogyakarta, Graha Ilmu, 2013 www.slideshare.net/deddinordiawan/sistem dan...penerimaan-presentation penelitihukum.org/tag/definisi-retribusi-daerah/ repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28560/3/ Chapter%20II.pdf Robert A. Leitch / K. Roscoe Davis.,Acconting Information Systems, New Jersey., Prentice Hall, 1983 Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman, “Metode Desain & Analisis Sistem Edisi 6”, Mc Graw Hill Education, Penerbit ANDI, 2004.