ABSTRAK Hubungan Aktifitas Fisik (Olahraga) Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Kota Bekasi Tahun 2013 Ernauli Meliyana Latar belakang : Diabetes adalah suatu penyakit dengan peningkatan glukosa darah diatas normal. Penyakit diabetes di Indonesia adalah DM tipe 2. Faktor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat memiliki peran penting dalam mencegah dan mengurangi resiko terjadinya komplikasi dengan penyakit lain, seperti makan berlebihan, berlemak, kurang aktifitas fisik, dan stres berperan besar sebagai pemicu diabetes. Meningkatkan aktivitas fisik dapat meningkatkan kontrol metabolik pada orang dengan diabetes. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui apakah ada Hubungan Aktifitas Fisik (Olahraga) Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Kota Bekasi Tahun 2013. Metode penelitian : Analitik Korelasi dengan rancangan Cross Sectional, 31 orang sebagai sampel, dan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian : Responden yang menderita diabetes melitus tipe 2 dan memiliki aktifitas fisik rendah sebanyak 19 (61,3 %), responden yang menderita diabetes melitus tipe 2 dan memiliki aktifitas fisik sedang sebanyak 8 (25,8 %). Sedangkan responden yang menderita diabetes melitus tipe 2 dan memiliki aktifitas fisik berat 3 (9,7 %), responden yang bukan menderita diabetes melitus tipe 2 dan memiliki aktifitas fisik berat 1 (3,2 %). Dengan nilai p value = 0,031 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Kesimpulan : H0 ditolak dan Ha gagal ditolak, dimana hasil analisisnya menunjukkan bahwa Ada Hubungan Aktifitas Fisik (Olahraga) Dengan Kejadian Dibetes Melitus Tipe 2 Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Kota Bekasi Tahun 2013. Kata Kunci : Diabetes Melitus, Aktifitas Fisik (Olahraga) Daftar Acuan : 2008-2013 Jumlah Hal : xv + 46 Keterangan : 1=peneliti, 2=pembimbing
ABSTRACT The Relationship Of Physical Activity With The Incidence Of Diabetes Mellitus Type 2 At Inpatient Bekasi General Hospital 2013 Ernauli Meliyana Background : Diabetes is a disease caused by increase of blood glucose above normal. Diabetes in Indonesia is DM type 2. Environmental factor and unhealthy lifestyle have important roles to prevent and reduce the risk of complications with other diseases, as excessive eating, fatty, lacking physical activity and stress have major role as the trigger of diabetes. Increase physical activity can improve control metabolic for everyone with diabetes. Research of purposes : Of to analyze the relationship of physical activity with the incidence of diabetes mellitus type 2 at inpatient Bekasi general hospital 2013. Research of methods : correlation analytic with cross sectional design, sample are 31 persons and statistical analiyze with chi square. Research of result : respondents had diabetes mellitus type 2 and having low physical activity about 19 (61,3 %), Respondents had diabetes mellitus type 2 and having moderate physical activity was by 8 (25,8 %). While respondents had diabetes mellitus type 2 and having strenuous physical activity 3 (9.7 %), respondents not suffering from diabetes mellitus type 2 and having strenuous physical activity 1 (3.2 %). With p value = 0,031 smaller than value α = 0,05. Conclusion : H0 rejected, where analysis the result showed that there is the relationship of physical activity with the incidence of diabetes mellitus type 2 at inpatient Bekasi general hospital 2013. keywords references Number of page Explanation
: Diabetes Mellitus, Physical Activity : 2008-2013 : vx + 46 : 1=researcher, 2=supervisor.
menjadi 366 juta pada tahun 2025.
1. PENDAHULUAN Diabetes (kencing manis) adalah
suatu
penyakit
Penyakit diabetes di Indonesia
dengan
adalah DM tipe 2, merupakan jenis
peningkatan glukosa darah diatas
penyakit diabetes yang mencakup
normal. Dimana kadar glukosa
lebih dari 90% seluruh populasi
darah diatur tingkatannya oleh
diabetes.
hormon insulin yang diproduksi
beranggapan
oleh pankreas. Peningkatan jumlah
merupakan penyakit negara Barat
penderita diabetes akhir-akhir ini
sehingga bahayanya tidak disadari
sangat
oleh
cepat,
dan
banyak
Kebanyakan bahwa
penduduk
negara
orang diabetes
sedang
diantaranya tidak menyadari betapa
berkembang. Padahal, disebagian
serius penyakit tersebut. Hal ini
besar negara Asia saat ini terjadi
disebabkan
peningkatan yang sangat cepat
penderita
karena
beberapa
tidak
merasakan
timbulnya gejala-gejala diebetes (Rudianto, Budi F, 2013 : 84).
di
Indonesia
penderita
diabetes
(Rudianto, Budi F, 2013 : 85). Berdasarkan data diatas, faktor
Angka prevalensi Diabetes Mellitus
jumlah
menurut
lingkungan dan gaya hidup yang tidak
sehat,
seperti
makan
berlemak,
kurang
WHO, Indonesia kini menempati
berlebihan,
urutan ke 4 terbesar dalam jumlah
aktifitas fisik, dan stres berperan
penderita diabetes melitus di dunia.
besar sebagai pemicu diabetes.
Data WHO mengungkapkan, beban
Hasil penelitian menurut variabel
global DM pada tahun 2000 adalah
aktifitas fisik menunjukan bahwa
235
ini
orang yang aktivitas fisik sehari-
diperkirakan akan meningkat terus
harinya berat memiliki risiko lebih
juta,
dimana
beban
rendah untuk menderita DM Tipe 2
risiko lebih rendah untuk menderita
dibandingkan dengan orang yang
DM Tipe 2 dibandingkan dengan
aktifitas fisik sehari-harinya ringan
orang yang aktifitas fisik sehari-
(Rudianto, Budi F, 2013 : 85).
harinya ringan.
Menurut
penelitian
yang
Aktivitas fisik adalah gerak otot
dilakukan oleh Kurnia Trisnawati,
tubuh
Shara dan Soedijono Setyorogo
pengeluaran energi (Wiardani, Ni
(2013), kejadian Diabetes Mellitus
Komang, 2009 : 3). Gaya hidup
Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan
yang sehat memiliki peran penting
Cengkareng dilihat dari variabel
dalam mencegah dan mengurangi
aktifitas fisik menunjukan bahwa,
resiko
penderita diabetes tipe 2 yang
dengan penyakit lain, dimana diet
memiliki
aktifitas
sehat dan olahraga adalah faktor
sebanyak
22
fisik
orang,
ringan
penderita
yang
yang
berakibat
terjadinya
pada
komplikasi
mempengaruhi
diabetes
diabetes tipe 2 yang memiliki
melitus (Rudianto, Budi F, 2013 :
aktifitas fisik berat sebanyak 9
98). Organisasi American College
orang,
kedokteran olahraga dan Centers
sedangkan
yang
bukan
penderita diabetes tipe 2 dan
for
memiliki
merekomendasikan
aktifitas
fisik
ringan
Disease
Control,
telah
minimal
30
sebanyak 7 orang, dan yang bukan
menit melakukan aktivitas fisik
penderita diabetes tipe 2 yang
sedang setidaknya 5 hari dalam
memiliki
berat
seminggu. Harus ditekankan juga
sebanyak 12 orang, dengan nilai p
bahwa ini adalah rekomendasi
value 0,038. Orang yang aktivitas
minimal dan manfaat yang lebih
fisik sehari-harinya berat memiliki
besar untuk dicapai jika
aktifitas
fisik
dapat
melakukannya lebih (Kirk, Alison
gula darah cenderung meningkat,
& Graham Leese, 2009 : 1).
peningkatan
Prinsip-prinsip dasar program latihan
yang
efektif
adalah
kadar
gula
tersebut
disebabkan
kurangnya
aktifitas
darah karena
fisik
yang
intensitas, durasi, dan frekuensi
menyebabkan metabolisme dalam
latihan di lingkungan yang sesuai
tubuh menurun, ada baiknya bagi
(Polikandrioti
penderita diabetes melitus tipe 2
Dokoutsidou,
Maria, 2009).
Helen Diabetes
Australia (dalam Nasional Diabetes Services
Scheme,
untuk
lebih
sering
melakukan
aktifitas fisik (olahraga).
2012),
Tujuan dari penelitian ini
menyatakan bahwa meningkatkan
adalah untuk mengetahui hubungan
aktivitas fisik dapat meningkatkan
aktifitas fisik (olahraga) dengan
kontrol
orang
kejadian diabetes melitus tipe II di
dengan diabetes. Oleh karena itu,
ruang rawat inap penyakit dalam
aktifitas fisik (olahraga) sangat
RSUD Kota Bekasi Tahun 2013.
penting dalam pencegahan diabates
Diharapkan penelitian ini sebagai
melitus khususnya tipe 2, dan
sumber
manfaat yang besar dapat didapat
aktifitas fisik yang berguna bagi
pada seseorang dengan diabetes
kesehatan,
melitus jika ia melakukan olahraga
memahami
minimal
seminggu,
bagaimana cara mengatur pola
kenyataannya
hidup khususnya bagi penderita
orang dengan diabetes jarang dan
diabetes melitus, serta sebagai
bahkan tidak melakukan aktifitas
pertimbangan dalam mengambil
fisik (olahraga) sehingga kadar
kebijakan
metabolik
sedangkan
3
kali pada
pada
informasi
sehingga dan
untuk
mengenai
masyarakat mengerti
merencanakan
program latihan fisik (olahraga)
penurunan metabolisme
pada pasien diabetes melitus tipe 2.
meningkatkan
kadar
dapat glukosa
sehingga menyebabkan DM tipe II. Pada keadaan diabetes mellitus tipe
2. TINJAUAN PUSTAKA Pada saat tubuh melakukan
II, jumlah insulin bisa normal
aktifitas fisik, otot menggunakan
bahkan lebih banyak, tetapi jumlah
glukosa yang tersimpan didalam
reseptor (penangkap) insulin di
otot dan jika glukosa berkurang,
permukaan sel kurang. Reseptor
otot
insulin
mengisi
kekurangan
ini
ini
dapat
diibaratkan
dengan mengambil glukosa dari
sebagai lubang kunci pintu masuk
darah. Tetapi apabila tubuh kurang
ke dalam sel. Pada keadaan DM
melakukan aktifitas fisik atau tidak
tipe II, jumlah lubang kuncinya
melakukan
otot
kurang, sehingga meskipun anak
kurang aktif dalam pengambilan
kuncinya (insulin) banyak, tetapi
glukosa dari darah, ini berakibat
karena lubang kuncinya (reseptor)
meningkatkan kadar glukosa darah.
kurang, maka glukosa yang masuk
Insulin memainkan peran kunci
ke dalam sel sedikit, sehingga sel
dalam mengendalikan penyaluran
kekurangan bahan bakar (glukosa)
glukosa ke sel. Saat tubuh kurang
dan kadar glukosa dalam darah
aktifitas fisik, sel-sel
meningkat.
aktifitas
fisik,
menjadi
Pada
DM
tipe
2
kurang peka terhadap insulin dan
disamping kadar glukosa tinggi,
sedikit
dapat
kadar insulin juga tinggi atau
dapat
normal. Pada DM tipe 2 juga bisa
meningkatkan kadar glukosa darah.
ditemukan jumlah insulin cukup
Ketidakpekaan
atau lebih tetapi kualitasnya kurang
glukosa
disalurkan
ke
yang sel.
Ini
insulin
dan
baik, sehingga gagal membawa
pengambilan
glukosa
sel
penelitian menggunakan teknik
(Barnes, MD & Darryl E, 2012 :
non probabilitas sampling yaitu
38-41).
sampling jenuh, artinya semua
masuk
Aktifitas
ke
dalam
fisik
sangat
populasi
sampel
dalam
digunakan
sebagai
dibutuhkan dan berguna bagi tubuh
sample. Pemilihan cara sampling
khususnya bagi penderita diabetes
jenuh
dengan
melitus tipe 2. Dengan berolahraga
bahwa
cara
metabolisme tubuh akan meningkat
dilakukan,
sehingga resiko terjadinya diabetes
populasi yang relatif kecil yaitu
melitus tipe 2 dapat diminimalkan,
31 responden.
meskipun
lain
tersebut
mudah
mengingat
jumlah
seperti
Instrumen penelitian yang
kadar
di gunakan merupakan instrumen
kolesterol tinggi, merokok, usia,
yang sudah baku yaitu IPAQ
ras dan suku bangsa, serta jenis
(Internasional Physical Activity
kelamin merupakan faktor yang
Questionnaire) untuk mengetahui
dapat
aktifitas
obesitas,
faktor
pertimbangan
hipertensi,
menyebabkan
diabetes
melitus.
rekam
fisik medik
responden pasien
dan untuk
mengetahui jenis diabetes melitus pada responden.
3. METODE PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan
Analisa statistik yang di
penelitian
kuantitatif
dengan
gunakan
desain
analitik
korelasi
mendeskripsikan
menggunakan
rancangan
penelitian cross sectional. Cara
adalah
dengan proporsi
responden dengan cara distribusi frekuensi
dalam
bentuk
tabel
berdasarkan variabel aktifitas fisik
(3,2 %) responden tidak menderita
(olahraga) dengan diabetes melitus
diabetes melitus tipe 2.
tipe 2, model analisis data yang digunakan
yaitu
pengujian
hipotesis dengan melakukan uji chi-square
untuk
mengetahui
Distribusi Frekuensi Aktifitas Fisik (Olahraga) Pada Penderita Diabetes Melitus Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Kota Bekasi Tahun 2013
hubungan aktifitas fisik (olahraga) Aktifitas
dengan kejadian diabetes melitus
fisik
Frekuensi Presentasi
(olahraga)
tipe 2.
Ringan < 600 MET-
19
61,3
8
25,8
4
12,9
31
100
min/minggu
4. HASIL
Sedang ≥
Distribusi Frekuensi Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Di Ruang
600 METmin/minggu
Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD
Berat 1500-
Kota Bekasi Tahun 2013
3000 METmin/minggu
Kejadian Diabetes Melitus
Total Frekuensi
Presentasi
Tipe 2
Sumber : Nurhikmah, 2013. Analisis Data Statissik SPSS
Analisa data dari tabel 5.2
Ya
30
96,8
Tidak
1
3,2
Total
31
100
Sumber : Nurhikmah. 2013. Analisis Data Statissik SPSS
Analisa data dari tabel 5.1
menunjukan bahwa sebanyak 19 (61,3 %)
responden memiliki
aktifitas fisik ringan < 600 METmin/minggu
dan
8
(25,8
%)
menunjukan bahwa 30 (96,8 %)
responden memiliki aktifitas fisik
responden
diabetes
sedang ≥ 600 MET-min/minggu.
melitus tipe 2. Sedangkan sisanya 1
Sedangkan sisanya 4 (12,9 %)
menderita
responden memiliki aktifitas fisik
berat
1500-3000
MET-
diperoleh bahwa responden yang menderita diabetes melitus tipe 2
min/minggu.
dan memiliki aktifitas fisik rendah
Distribusi Responden BerdasarkanAktifitas Fisik Dan
sebanyak 19 (61,3 %), responden
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2
yang menderita diabetes melitus
Di Ruang Rawat Inap Penyakit
tipe 2 dan memiliki aktifitas fisik
Dalam RSUD Kota Bekasi Tahun
sedang sebanyak 8 (25,8 %).
2013 DM Tipe 2 Aktifitas
Sedangkan Total
Ya
Tidak
N %
N %
N %
Ringan
1 61
0 0
1 61
<
9 ,3
fisik
600
P value 0,031
9 ,3
responden
yang
menderita diabetes melitus tipe 2 dan memiliki aktifitas fisik berat 3 (9,7 %), responden yang bukan
MET-
menderita diabetes melitus tipe 2
min/min ggu
dan memiliki aktifitas fisik berat 1
Sedang ≥
8 25
600
0 0
,8
8 25 ,8
(3,2 %).
METmin/min
Hasil
uji
chi
square
ggu Berat
3 9,
1 3,
4 12
1500-
7
2
,9
diperoleh nilai p value = 0,031 lebih kecil dari nilai α = 0,05 maka
3000
dapat
METmin/min
3 96
1 3,
0 ,8
2
3 10
H0
Hasil
analisis
dimana menunjukkan
fisik
analisisnya
Hubungan
bahwa Aktifitas
Ada Fisik
hubungan (Olahraga)
aktifitas
hasil
1 0
Sumber : Nurhikmah. 2013. Analisis Data Statissik SPSS
antara
bahwa
ditolak dan Ha gagal ditolak,
ggu Total
disimpulkan
Dengan
Kejadian
dengan Dibetes Melitus Tipe 2 Di Ruang
kejadian diabetes melitus tipe 2
Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD
memiliki aktifitas fisik berat yaitu
Kota Bekasi Tahun 2013.
4 (12,9 %) responden. Menurut Physical
5. PEMBAHASAN
yang dilakukan peneliti dan dari tabel 5.1 menunjukan bahwa 30 responden menderita
diabetes melitus tipe 2, 1 (3,2 %) responden tidak menderita diabetes melitus tipe 2. Hal ini sesuai dengan teori Rudianto, Budi F
DM tipe 2,
merupakan jenis penyakit diabetes yang mencakup lebih dari 90% seluruh populasi diabetes.
pada seluruh kegiatan per menit dalam
dilakukan
peneliti
menunjukan bahwa aktifitas fisik ringan 19 (61,3 %) responden, responden yang memiliki aktifitas fisik sedang 8 (25,8 %) responden, sedangkan
responden
yang
satu
minggu
yang
dinyatakan dalam satuan MET-min dikategorikan menjadi ringan < 600 MET-min/minggu, sedang ≥ 600 MET-min/minggu dan berat 1500-3000 MET-min/minggu. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Komang Wiardani (2009) di RS Sanglah Denpasar, terdapat perbedaan yang nyata antara kasus (pada
Berdasarkan hasil penelitian yang
Questionaire,
banyaknya energi yang dikeluarkan
(2013) bahwa, penyakit diabetes di Indonesia adalah
Activity
aktifitas fisik dinilai berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian
(96,8 %)
International
penderita
diabetes)
dan
kontrol (bukan penderita diabetes) dengan nilai
p value <
nilai α
data diatas
terjadi
(0,05). Dari kesesuaian
data
antara
hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan teori yang ada, bahwa
diabetes melitus tipe 2 lebih rendah
menunjukan bahwa ada hubungan
pada seseorang dengan aktifitas
yang signifikan antara aktivitas
fisik berat dibandingkan dengan
fisik dengan kejadian DM Tipe 2.
sesesorang dengan aktifitas fisik
Orang yang aktivitas fisik sehari-
ringan. Meskipun sebagian kecil
harinya berat memiliki risiko lebih
penderita diabetes melitus tipe 2
rendah untuk menderita DM Tipe 2
melakukan aktifitas fisik berat dan
dibandingkan dengan orang yang
aktifitas fisik sedang.
aktifitas fisik sehari-harinya ringan
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,031 lebih kecil
dengan nilai p value 0,038 lebih kecil dari α 0,05.
dari nilai α = 0,05 maka dapat
Menurut Barnes, MD &
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
Darryl
Ha gagal ditolak, dimana hasil
bahwa, Pada saat tubuh melakukan
analisisnya menunjukkan bahwa
aktifitas fisik, otot menggunakan
Ada Hubungan
Fisik
glukosa yang tersimpan didalam
Kejadian
otot dan jika glukosa berkurang,
Dibetes Melitus Tipe 2 Di Ruang
otot mengisi kekurangan ini dengan
Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD
mengambil glukosa dari darah.
Kota Bekasi Tahun 2013.
Tetapi
(Olahraga)
Aktifitas
Dengan
Penelitian yang dilakukan oleh (2013)
Kurnia
Trisnawati,
menunjukkan
Shara bahwa
sebagian besar responden memiliki aktivitas fisik sedang dan berat. Hasil
analisis
hubungan
E
(2012)
apabila
menyatakan
tubuh
kurang
melakukan aktifitas fisik atau tidak melakukan
aktifitas
fisik,
otot
kurang aktif dalam pengambilan glukosa dari darah, ini berakibat meningkatkan kadar glukosa darah. Insulin memainkan peran kunci
dalam mengendalikan penyaluran
hasil penelitian tentang Hubungan
glukosa ke sel. Saat tubuh kurang
Aktifitas Fisik (Olahraga) Dengan
aktifitas fisik, sel-sel
Kejadian
menjadi
Diabetes
Melitus
Di
kurang peka terhadap insulin dan
Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam
sedikit
dapat
RSUD Kota Bekasi Tahun 2013,
dapat
dapat
glukosa
disalurkan
ke
yang sel.
Ini
dirumuskan
kesimpulan
meningkatkan kadar glukosa darah.
bahwa ada hubungan aktifitas fisik
Ketidakpekaan
(olahraga)
insulin
dan
penurunan metabolisme
dengan
kejadian
dapat
diabetes melitus tipe 2 di ruang
glukosa
rawat inap penyakit dalam RSUD
sehingga menyebabkan DM tipe II.
Kota Bekasi Tahun 2013. Dengan
Secara keseluruhan hasil
nilai p value = 0,031 lebih kecil
meningkatkan
kadar
penelitian ini menunjukan bahwa
dari
responden dengan aktifitas fisik
disimpulkan bahwa H0 ditolak.
kesehariannya ringan
memiliki
persentasi lebih besar mengalami diabetes
melitus
dibandingkan
tipe
dengan
2,
seseorang
yang aktifitas fisik kesehariannya berat.
nilai
α
(0,05),
dapat
7. DAFTAR PUSTAKA Davila, Nancy. 2010. Physical Aktivity
In
Puerto
Rican
Adults With Type 2 Diabetes Mellitus.
Disertasi
tidak
diterbitkan. Puerti Rico : The University Of Arizona.
6. KESIMPULAN Berdasarkan yang
dijelaskan
Diabetes Australia. 2012. Diabetes pembahasan pada
bab
sebelumnya, diketahui bahwa dari
Management
in
General
Practice Guidelines for Type 2
Diabetes.
Australia
:
Nasional Diabetes Services
diterbitkan.
Scheme.
Poltekkes Depkes Denpasar.
Waryasz, Gregory R & Mcdermott, Ann
Yelmokas.
Exercise
and
Yogyakarta : PT Citra Aji
Diabetes: Clinical Approach Patient
Outcomes.
American
Academy
of
Barnes, MD & Darryl E. 2012. Program Olahraga Diabetes.
Prescription
Optimizing
:
2009.
The Patient with Type 2
to
Denpasar
Nurse
Practitioners. 10.1111/j.1745-
Parama. Rudianto,
Budi
F.
2013.
Menaklukan Hipertensi dan Diabetes.
Yogyakarta
:
Sakkhasukma. R. A, Nabyl. 2012. Panduan Hidup
7599.2010.00490.x.
Sehat
California, p.1-2.
Mengobati Dibates Melitus.
Kurnia
Trisnawati,
Shara
&
Soedijono Setyorogo. 2013. Faktor
Resiko
Kejadian
Mencegah
Yogyakarta
:
Yunita M, Oci. 2012. Ajaibnya Terapi
Jurnal ilmiah kesehatan tidak
Penyakit Diabetes.
diterbitkan. Jakarta Timur :
Timur : Dunia Sehat.
STIKes
MH.
Thamrin. Wiardani,
Ni
Aulia
Publishing
Diabetes Melitua Tipe 2.
Kesmas
dan
Herbal
Tumpas Jakarta
Nilam, Wresniati. 2012. 101 Resep Ampuh Terapi Jus & Herbal
Komang.
2009.
Hubungan Antara Aktifitas
Untuk Penderita Diabetes. Yogyakarta : Araska.
Fisik Dan Diabetes Melitus
Fox, Charles & Anne Kilvert.
Tipe 2. Jurnal ilmiah tidak
2011. Bersahabat Dengan
Diabetes Tipe 2. Jakarta : Penebar Plus. Lingga,
Lanny.
2012.
Bebas
Diabetes Tipe 2 Tanpa Obat. Jakarta : AgroMedia Pustaka. Susanto, Teguh. 2013. Diabetes Deteksi,
Pencegahan,
Pengobatan. Yogyakarta : Buku Pintar. Nurrahmani,
Ulfa.
Diabetes.
2012.
Stop
Yogyakarta
:
Familia. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif
Dan
R&D. Bandung : Alfabeta. Notoatmodjo,
Soekidjo.
Metodologi
2010.
Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.