KARMA (KAMMA) ( KARMA DALAM TANYA JAWAB) 1) P: Apakah artinya karma? J: Karma berarti perbuatan yang dilakukan oleh jasmani, perkataan dan pikiran yang baik maupun yang tidak baik. Keadaan yang menghasilkan perbuatan juga disebut karma.
a.
2) P: Karma terbagi berapa golongan? J: YM. Anuruddhacariya Maha Thera membagi karma menjadi 4 (empat) golongan, yaitu: Menurut sifat bekerjanya / fungsinya (kiccacatukka) b. Menurut sifat hasilnya / urutan berbuahnya (pākadānapariyāyacatukka) c. Menurut jangka waktunya / waktu berbuahnya (pākakālacatukka) d. Menurut kedudukannya / tempat berbuahnya (pākathānacatukka) 3) P: Menurut sifat bekerjanya (kiccacatukka), golongan karma ini dibagi berapa macam? J: 4 (empat) macam, yaitu: a. Janaka-kamma: adalah hukum yang menyebabkan timbulnya syarat untuk terlahirnya kembali sesuatu makhluk. Karma ini juga yang memproduksi nāmakhandha (kelompok mental) dan kammaja-rūpa (materi yang timbul disebabkan oleh karma) selama seorang makhluk masih hidup. b. Upatthambhaka-kamma: adalah hukum yang mendorong terpeliharanya suatu akibat dari suatu sebab (karma) yang telah timbul. c. Upapīlaka-kamma: adalah hukum yang menekan, mengolah, dan meyelaraskan suatu akibat dari suatu sebab. 46
Semoga Dhamma Lestari
d. Upaghataka-kamma: adalah hukum yang meniadakan kekuatan dan akibat dari suatu sebab yang telah terjadi dan sebaliknya menyuburkan berkembangnya karma baru. 4) P: Menurut sifat hasilnya / urutan berbuahnya (pākadānapariyāyacatukka), golongan karma ini dibagi berapa macam? J: 4 (empat) macam, yaitu: a. Garuka-kamma: adalah karma yang berat. Akibatnya dapat timbul dalam waktu satu kehidupan atau kehidupan berikutnya. b. Āsanna-kamma: adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, sesaat sebelum ajalnya tiba, hal ini dapat dilakukan baik dengan jasmani maupun mental. c. Ācinna-kamma atau bahula-kamma: adalah karma kebiasaan, yaitu perbuatan yang merupakan kebiasaan bagi seseorang karena seringnya dilakukan sehingga seolah-olah merupakan watak baru. d. Katattā-kamma: adalah karma yang diluar ketiga karma yang telah disebutkan di atas, yang cukup kuat untuk memicu kelahiran. 5) P: Menurut jangka waktunya / waktu berbuahnya (pākakālacatukka), golongan karma ini dibagi berapa macam? J: 4 (empat) macam, yaitu: a. Ditthadhammavedanīya-kamma: adalah karma yang ‘masak’ atau berbuah dalam kehidupan ini juga. b. Uppajjavedanīya-kamma: adalah karma yang ‘masak’ atau berbuah dalam kehidupan yang kedua (kehidupan tepat setelah kehidupan ini).
47
Semoga Dhamma Lestari
c. Aparāpariyavedanīya-kamma: adalah karma yang ‘masak’ atau berbuah dalam kehidupan yang ketiga dan seterusnya, sampai kehidupan terakhir. d. Ahosi-kamma: adalah karma yang tidak menimbulkan akibat sama sekali. 6) P: Menurut kedudukannya / tempat berbuahnya (pākathānacatukka), golongan karma ini dibagi berapa macam? J: 4 (empat) macam, yaitu: a. Akusala-kamma, yaitu cetanā (kehendak) yang berada dalam akusala-citta 12. b. Kāmāvacarakusala-kamma, yaitu cetanā (kehendak) yang berada dalam mahākusala-citta 8. c. Rūpāvacarakusala-kamma, yaitu cetanā (kehendak) yang berada dalam rūpāvacarakusala-citta 5. d. Arūpāvacarakusala-kamma, yaitu cetanā (kehendak) yang berada dalam arūpāvacarakusalacitta 4. (A)
MENURUT SIFAT BEKERJANYA / FUNGSINYA (KICCATUKKA)
7) P: Jelaskan mengenai janaka-kamma itu! J: Janaka-kamma adalah hukum yang menyebabkan timbulnya syarat untuk terlahirnya kembali suatu makhluk. Karma ini juga yang memproduksi nāmakhandha (kelompok mental) dan kammaja-rūpa (materi yang timbul disebabkan oleh karma) selama seorang makhluk masih hidup. Oleh sebab itu, karma ini disebut janaka-kamma. Karma ini terdiri dari akusala-kamma 12 dan lokiyakusala-kamma 17 (kāmāvacarakusalakamma 8, rūpāvacarakusala-kamma 5 dan arūpāvacarakusala-kamma 4). Semoga Dhamma Lestari
48
8) P: Jelaskan mengenai upatthambhaka-kamma itu! J: Upatthambhaka-kamma adalah adalah hukum yang mendorong terpeliharanya suatu akibat dari suatu sebab (karma) yang telah timbul. Karma ini membantu janaka-kamma dalam 3 hal: a. Membantu janaka-kamma yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. b. Membantu janaka-kamma yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. c. Membantu rūpa-nāma (jasmani-mental) yang dilahir-kan janaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. 9) P: Jelaskan mengenai upatthambhaka-kamma yang membantu janaka-kamma yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah! J: Upatthambhaka-kamma yang membantu janakakamma yang belum waktunya berbuah jadi berbuah adalah: kusala (kebaikan) dan akusala (sesuatu yang tidak baik) yang timbul sewaktu menghadapi kematian dan yang timbul dalam keadaan biasa/normal (seharihari), Janaka-kamma yang belum waktunya berbuah terbagi 2 (dua) macam, yaitu: a. Janaka-kamma dalam kehidupan yang lampau. b. Janaka-kamma dalam kehidupan sekarang ini Maka itu, bantuan dari upatthambhaka-kamma pada janaka-kamma yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah, dibagi menjadi 8 bagian, yaitu: a. Kusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian membantu kusala-janaka-kamma dari kehidupan lampau yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. 49
Semoga Dhamma Lestari
Contoh: A umat Buddha, dalam kehidupan sekarang ini banyak berbuat kebaikan. Tetapi sewaktu A sakit keras dan menghadapi kematian, terlihat nimita (bayangan karma) yang tidak baik, membuat mentalnya gelisah. Kemudian keluarganya mengundang bhikkhu untuk bersembahyang dan memberikan nasehat dhamma di hadapan A. Setelah A mendengar pembacaan paritta dan nasehat dari bhikkhu itu, mentalnya menjadi tenang, nimita yang tidak baik lenyap, dan timbul nimita yang baik. Sewaktu A menghembuskan nafasnya terakhir, ia tumimbal-lahir di kāmāsugati-bhūmi. Hal ini disebabkan kusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu kusala-janakakamma dari kehidupan lampau yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. Ada bahasa Pali berbunyi sebagai berikut: IMASMING CĀYANG SAMAYE, KĀLANKIRIYĀTHA PUGGALO, SUGGAMHI UPAPAJJEYYA, CITTANHISA PASĀDITANG IMASMING CĀYANG SAMAYE, KĀLANKIRIYĀTHA PUGGALO, NIRAYE UPAPAJJEYYA, CITTANHISA PADUSITANG Artinya: Orang itu, jika meninggal dunia pada saat itu, pasti tumimbal-lahir di alam dewa, sebab mental orang itu tenang. Orang itu, jika meninggal dunia pada saat itu, pasti tumimbal-lahir di alam neraka, sebab mental orang itu gelisah.
Semoga Dhamma Lestari
50
b. Kusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian membantu kusala-janaka-kamma dari kehidupan sekarang yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. Contoh: B umat Buddha, suka berdana, banyak berbuat kebaikan, tetapi tidak pernah belajar dhamma, dan tidak pernah melaksanakan meditasi Buddhis. Pada suatu hari, B sakit keras dan saat menghadapi kematian, timbul perasaan takut meninggal. Dia melihat nimita (bayangan karma) yang tidak baik dan mentalnya menjadi gelisah. Sewaktu keluarganya melihat keadaan B sangat gawat, cepat-cepat mengundang bhikkhu untuk membacakan paritta. Setelah B mendengar pembacaan paritta dari bhikkhu itu, mentalnya B jadi tenang, nimita yang buruk lenyap dan timbul nimita yang baik. Sewaktu B meninggal dunia, ia tumimbal-lahir di kāmāsugati-bhūmi. Hal ini disebabkan kusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu kusala-janakakamma dari kehidupan sekarang yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. c. Akusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian membantu akusala-janaka-kamma dari kehidupan lampau yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. Contoh: C seorang dermawan, banyak memberikan dana untuk meringankan penderitaan sesama, dan patuh dengan sila. Tetapi C belum pernah melatih pikirannya dengan melaksanakan samatha-bhāvanā atau vipassanā-bhāvanā, dan belum pernah belajar dhamma. Sewaktu C sakit keras dan menghadapi kematian, timbul perasaan takut meninggal serta 51
Semoga Dhamma Lestari
khawatir dengan harta-benda dan anak-cucu yang akan ditinggalkannya. Mentalnya menjadi gelisah dan akusala-citta (pikiran yang tidak baik) timbul pada waktu itu. Terlihatlah oleh C nimita (bayangan karma) yang tidak baik, wajahnya memperlihatkan rasa kekhawatiran dan ketakutan, sedangkan keluarganya tidak mempunyai pengertian mengenai dhamma. Maka itu, keluarganya tidak dapat membantu keadaan C. Sewaktu C menghembuskan nafasnya yang terakhir, ia terlahir pada salah satu alam āpaya. Kusala (kebaikan) yang C berbuat dalam kehidupan sekarang ini tidak mampu membantu memberikan hasil untuk dilahirkan di alam sugati (bahagia). Hal ini disebabkan akusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu berbuahnya akusala-janaka-kamma dari kehidupan yang lampau yang belum waktunya berbuah. d. Akusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian membantu akusala-janaka-kamma dari kehidupan sekarang yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. Contoh: D sewaktu masih muda, banyak berbuat kejahatan, yaitu membunuh makhluk, mencuri, berzina, dan lain-lain. Sewaktu D mencapai usia setengah abad, terbayang kejahatan-kejahatan yang pernah dilakukannya sewaktu masih muda, mentalnya merasa tidak tenteram, kemudian D ditahbiskan menjadi bhikkhu dan menjadi anggota sangha. Pada suatu hari, bhikkhu D sakit keras dan ia teringat kembali dengan kejahatan yang pernah dilakukannya sewaktu masih muda. Mentalnya menjadi tidak tenang dan takut terlahir di alam āpaya. Sewaktu bhikkhu D menghembuskan nafas Semoga Dhamma Lestari
52
terakhirnya, ia tumimbal-lahir di alam neraka. Hal ini disebabkan oleh akusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian membantu akusala-janakakamma dari kehidupan sekarang yang belum waktunya berbauh, jadi berbuah. e. Kusala yang timbul secara normal (dalam kegiatan sehari-hari) dalam kehidupan sekarang, membantu kusala-janaka-kamma dari kehidupan lampau yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. Contoh: E mempunyai pandangan salah, tidak percaya dengan dosa dan pahala, berpandangan bahwa membunuh makhluk tidaklah berdosa, berdana dan bersembahyang tidak menimbulkan pahala. Tetapi E tidak melakukan perbuatan berdasarkan pandangan salah tersebut. E bekerja sebagai pelayan pada seorang budiman yang beragama Buddha, yang mana majikannya suka berdana, belajar dhamma, dan bersembahyang. Setiap kali majikannya pergi ke vihara untuk bersembahyang dan mendengarkan dhamma, E turut menyertai majikannya. Lama-kelamaan E dapat menghilangkan pandangan salahnya dan mempunyai keyakinan terhadap Sang Tri-Ratna, kemudian E menjadi umat Buddha yang taat dan patuh pada dhamma dan vinaya. Sewaktu E sakit keras dan akan meninggal dunia, mentalnya tenang, sebab E hidup sendirian dan tidak banyak berbuat kejahatan. Setelah menghembuskan nafasnya yang terakhir, E tumimbal-lahir di alam sugati. Hal ini disebabkan kusala yang timbul secara normal dalam kehidupan sekarang, membantu kusala-janakakamma dari kehidupan lampau yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. 53
Semoga Dhamma Lestari
f. Kusala yang timbul secara normal (dalam kegiatan sehari-hari) dalam kehidupan sekarang, membantu kusala-janaka-kamma dari kehidupan sekarang yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. Contoh: F pernah menjalankan hidup kebhikkhuan, pernah belajar dhamma, pernah melaksanakan meditasi samatha dan vipassanā. F sekarang hidup sebagai nelayan yang mana termasuk mata pencaharian yang salah. Tetapi setiap hari uposatha, F berdana makanan dan kebutuhan sehari-hari kepada para bhikkhu dan berbuat kebaikan kepada sesama. F juga melaksanakan meditasi setiap hari. Setiap kali F memberikan dana selalu dalam keadaan senang dan setelah memberikan dana juga dalam keadaan senang. Sewaktu F akan meninggal dunia, mentalnya tenang karena mengingat dana yang telah diberikannya kepada para bhikkhu, setelah ia menghembuskan nafas terakhirnya F tumimbal-lahir di alam sugati. Hal ini adalah disebabkan kusala yang dilaksanakan oleh F pada setiap hari uposatha, yaitu berdana makanan kepada para bhikkhu, menjadi kusala yang membantu kusala-janaka-kamma dari meditasi yang ia laksanakan dalam kehidupan sekarang yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. g. Akusala yang timbul secara normal (dalam kegiatan sehari-hari) dalam kehidupan sekarang, membantu akusala-janaka-kamma dari kehidupan lampau yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. Contoh: G sejak kecil hingga dewasa selalu mengikuti orang tuanya ke vihara bersembahyang, mendengarkan ceramah dhamma, dan berdana Semoga Dhamma Lestari
54
makanan kepada para bhikkhu. Tetapi setelah G berkeluarga, ia jarang sekali ke vihara untuk bersembahyang dan mendengarkan ceramah dhamma, juga jarang sekali berdana karena ekonominya tidak mengijinkan. Pikirannya selalu tertuju untuk mencari uang, dan terikat dengan kesenangan duniawi. Sewaktu G meninggal dunia, ia tumimbal-lahir di alam neraka. Hal ini disebabkan oleh akusala-citta (pikiran tidak baik), yang selalu timbul belakangan ini, membantu akusala-janaka-kamma yang merupakan perbuatan G pada kehidupan yang lampau yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. h. Akusala yang timbul secara normal (dalam kegiatan sehari-hari) dalam kehidupan sekarang, membantu akusala-janaka-kamma dari kehidupan sekarang yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. Contoh: H sejak kecil hingga dewasa dapat dikatakan jarang sekali berbuat kebaikan, ia suka bergaul dengan orang-orang yang tidak baik, suka mencuri, berjudi, berzina dan minum-minuman keras. Setelah itu, H dipaksa oleh orang tuanya untuk menjalankan hidup kebhikkhuan agar dapat melenyapkan kebiasaannya yang tidak baik itu. H bersedia ditahbiskan menjadi bhikkhu, setelah ia menjadi bhikkhu, H melaksanakan meditasi dengan baik, belajar dhamma dengan tekun dan taat melaksanakan vinaya (peraturan). Kemudian setelah tiga tahun, bhikkhu H merasa jemu dan keyakinannya merosot. Ia tidak lagi melaksanakan meditasi, selalu berpikir untuk keluar dari hidup kebhikkhuan. Sekarang, ia suka membaca bukubuku roman, suka omong kosong, suka melamun, 55
Semoga Dhamma Lestari
dan mentalnya selalu gelisah. Sewaktu bhikkhu H sakit keras, ia melihat nimita (bayangan karma) yang tidak baik, dan setelah menghembuskan nafas terakhirnya bhikkhu H tumimbal-lahir di alam binatang dengan kekuatan akusala yang timbul belakangan sewaktu ia masih hidup. Akusala tersebut membantu akusala-janaka-kamma dari perbuatannya dalam kehidupan sekarang sebelum ia menjadi bhikkhu, yang belum waktunya berbuah, jadi berbuah. 10) P: Jelaskan mengenai upatthambhaka-kamma yang membantu janaka-kamma yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna! J: Upatthambhaka-kamma yang membantu janakakamma yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. Hal ini dibagi menjadi 10 bagian, yaitu: a. Kusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu kusala-janaka-kamma dari kehidupan lampau yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. Contoh: A seorang pendiam, sabar dan takut berbuat dosa, hanya berbuat kebaikan menurut kemampuannya. A adalah buruh kecil, sehingga penghasilannya terbatas. A jarang ke vihara untuk bersembahyang dan mendengarkan ceramah dhamma, karena tidak ada waktu. Sewaktu A sakit keras dan akan meninggal dunia, mentalnya tenang. Setelah menghembuskan nafas terakhirnya, ia tumimbal-lahir di alam sugati. Hal ini disebabkan oleh kusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu kusala-janaka-kamma dari Semoga Dhamma Lestari
56
kehidupan lampau, yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. b. Kusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu kusala-janaka-kamma dari kehidupan sekarang yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. Contoh: B seorang budiman, selalu berbuat kebaikan, jarang berbuat kejahatan sebab takut dengan karma. Sewaktu B akan meninggal dunia, mentalnya tenang. Setelah meninggal, B tumimballahir di alam sugati. Hal ini disebabkan kusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu kusala-janaka-kamma dari perbuatan B di kehidupan sekarang yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. c. Akusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu akusala-janaka-kamma dari kehidupan lampau yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. Contoh: C mempunyai sifat masa bodoh, tidak tertarik dalam hal kebaikan, hanya berusaha mencari uang saja, tetapi tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan sila. Sewaktu akan meninggal dunia, mentalnya tidak tenang karena terikat dengan keluarga. Akusala-citta timbul, setelah ia menghembuskan nafas terakhirnya, C tumimballahir di alam āpaya. Hal ini disebabkan akusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu akusala-janaka-kamma dari kehidupan lampau yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. d. Akusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu akusala-janaka-kamma dari 57
Semoga Dhamma Lestari
kehidupan sekarang yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. Contoh: D seorang yang jahat, tidak percaya dengan karma dan akibatnya, dan tidak percaya adanya tumimbal-lahir. D berbuat sesuatu menurut keinginannya, tidak percaya siapapun. Sewaktu D akan meninggal dunia, mentalnya gelisah. Setelah meninggal dunia, ia tumimbal-lahir di alam neraka. Hal ini disebabkan akusala yang timbul sewaktu menghadapi kematian, membantu akusala-janakakamma dari perbuatan D dalam kehidupan sekarang yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. e. Kusala yang timbul secara normal (dalam kegiatan sehari-hari) dalam kehidupan sekarang, membantu kusala-janaka-kamma dari kehidupan lampau yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. Contoh: E adalah anak dari seorang budiman, orang tuanya mendidik E untuk taat dengan agama, suka bersembahyang, dan melaksanakan sila dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, sewaktu E mencapai usia 5 tahun, ia meninggal dunia dan tumimbal-lahir di alam dewa. Hal ini disebabkan oleh kusala dari perbuatan E dalam kehidupan sekarang, membantu kusala-janaka-kamma dari kehidupan lampau yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. f. Kusala yang timbul secara normal (dalam kegiatan sehari-hari) dalam kehidupan sekarang, membantu kusala-janaka-kamma dari kehidupan sekarang yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. Semoga Dhamma Lestari
58
Contoh: F seorang yang taat dengan agama, mempunyai pengertian dhamma yang cukup baik, suka melaksanakan dana, sila, dan meditasi. Setelah meninggal dunia, ia tumimbal-lahir di alam dewa. Hal ini disebabkan kusala yang timbul secara normal (dalam kegiatan sehari-hari) dalam kehidupan sekarang, membantu kusala-janakakamma dari kehidupan sekarang yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. g. Akusala yang timbul secara normal (dalam kegiatan sehari-hari) dalam kehidupan sekarang, membantu akusala-janaka-kamma dari kehidupan lampau yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. Contoh: G adalah anak dari orang tua yang tidak beragama, dari kecil hingga dewasa ia tidak pernah mendapat pendidikan agama dan budi pekerti. G hidupnya suka berfoya-foya. Setelah meninggal dunia, ia tumimbal-lahir di alam neraka. Hal ini disebabkan oleh akusala yang timbul secara normal (dalam kegiatan sehari-hari) dalam kehidupan sekarang, membantu akusala-janaka-kamma dari kehidupan lampau yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. h. Akusala yang timbul secara normal (dalam kegiatan sehari-hari) dalam kehidupan sekarang, membantu akusala-janaka-kamma dari kehidupan sekarang yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. Contoh: H seorang yang mempunyai pandangan salah, tidak percaya dengan karma dan akibatnya, berpandangan bahwa semua perbuatan tidak menimbulkan akibat, tidak percaya adanya tumimbal-lahir, tidak percaya adanya surga dan 59
Semoga Dhamma Lestari
neraka. H melaksanakan sebagian besar perbuatan yang bertentangan dengan dhamma dan sila. Setelah meninggal dunia, ia tumimbal-lahir di alam neraka. Hal ini disebabkan oleh akusala yang timbul secara normal (dalam kegiatan sehari-hari) dalam kehidupan sekarang, membantu akusalajanaka-kamma dari kehidupan sekarang yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. i. Kusala yang timbul dari kehidupan lampau, membantu kusala-janaka-kamma dari kehidupan sekarang yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. Contoh: I mempunyai keyakinan yang teguh terhadap Sang Tri-Ratna, rajin belajar dhamma dan taat melaksanakan sila. Kemudian, I ditahbiskan menjadi bhikkhu. Setelah menjadi bhikkhu, ia belajar dhamma dengan tekun untuk memperdalam pengetahuannya mengenai dhamma. Ia juga rajin melaksanakan meditasi serta taat dengan dhamma dan vinaya. Setelah bhikkhu I tamat belajar dhamma, ia mengajarkan dhamma kepada para bhikkhu, samanera, upāsaka-upāsika, dan umat Buddha sampai hari tuanya. Setelah bhikkhu I meninggal dunia, ia tumimbal-lahir di alam dewa. Hal ini disebabkan oleh kusala dari kehidupan lampau, membantu kusala-janaka-kamma dari kehidupan sekarang ini yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. j. Akusala yang timbul dari kehidupan lampau, membantu akusala-janaka-kamma dari kehidupan sekarang yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. Semoga Dhamma Lestari
60
Contoh: J adalah orang yang kejam, tidak pernah berbuat kebaikan dan sering berbuat kejahatan. Seperti membunuh makhluk, mencuri, memperkosa, menipu, berkelahi, dan lain-lain. Setelah J meninggal dunia, ia tumimbal-lahir di alam neraka. Hal ini disebabkan oleh akusala yang J pernah perbuat dalam kehidupan lampau, membantu akusala-janaka-kamma dari kehidupan sekarang yang sedang waktunya berbuah, jadi berbuah secara sempurna. 11)P: Jelaskan mengenai upatthambhaka-kamma yang membantu rūpa-nāma (jasmani-mental) yang dilahirkan janaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama! J: Upatthambhaka-kamma yang membantu rūpa-nāma (jasmani-mental) yang dilahirkan janaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama, dibagi menjadi 7 bagian, yaitu: a. Kusala yang pernah dibuat dalam kehidupan lampau, membantu rūpa-nāma (jasmani-mental) yang dilahirkan kusala-janaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. Contoh: YMS Buddha punya jasmani, kulit, suara, penglihatan, pendengaran, dan lain-lainnya, jauh lebih halus dan bagus dari manusia biasa, dan berbagai obyek yang diterima adalah sebagian besar obyek yang baik. Hal ini disebabkan ‘pārami’ yang pernah Beliau laksanakan dalam kehidupan lampau, membantu rūpa-nāma yang dilahirkan kusalajanaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. b. Kusala yang dibuat dalam kehidupan sekarang, membantu rūpa-nāma yang dilahirkan kusalajanaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. 61
Semoga Dhamma Lestari
Contoh: Seorang budiman suka membantu orang yang sedang menderita, membantu perkembangan agama Buddha, selalu mentaati dhamma dan vinaya. Kekuatan kusala yang pernah dibuatnya memberikan kebahagiaan, ketenangan mental, kedudukan yang baik, wajah berseri-seri, dan obyek yang dilihat dan didengar selalu obyek yang baik, jauh dari penyakit, umur panjang, dan murah rejeki. Hal ini disebabkan kusala yang dibuat dalam kehidupan sekarang, membantu rūpa-nāma yang dilahirkan kusala-janaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. c. Akusala yang pernah dibuat dalam kehidupan lampau, membantu rūpa-nāma yang dilahirkan akusala-janaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. Contoh: Seekor anjing yang kena penyakit kulit, badannya kurus kering, kulitnya bernanah dan berbau busuk, bila mendekati orang selalu dipukul, ditendang atau dilempari batu, tetapi umurnya masih panjang. Hal ini disebabkan akusala yang pernah dibuat dalam kehidupan lampau, membantu rūpa-nāma yang dilahirkan akusala-janaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. d. Akusala yang dibuat dalam kehidupan sekarang, membantu rūpa-nāma yang dilahirkan akusalajanaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. Contoh: Binatang seperti macan, kucing, dan lainlain tentunya dilahirkan oleh akusala-janakakamma. Binatang-binatang tersebut membunuh binatang lain untuk dijadikan makanan dan mempertahankan jasmaninya. Hal ini disebabkan akusala yang dibuat dalam kehidupan sekarang, Semoga Dhamma Lestari
62
membantu rūpa-nāma yang dilahirkan akusalajanaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. e. Kusala yang pernah dibuat dalam kehidupan lampau, membantu rūpa-nāma yang dilahirkan akusala-janaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. Contoh: Ada anjing yang dipelihara oleh orang yang mencintai binatang, diberi minum susu, makanan dan tempat tidur yang baik, dimandikan pakai sabun wangi. Hal ini disebabkan kekuatan dari kusala yang pernah dibuat dalam kehidupan lampau, membantu rūpa-nāma yang dilahirkan aIkusala-janaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. f. Kusala yang dibuat dalam kehidupan sekarang, membantu rūpa-nāma yang dilahirkan akusalajanaka-jamma menjadi maju dan bertahan lama. Contoh: Ada anjing mempunyai kecerdasan yang baik, mudah diajar, bisa duduk, bersalaman, membawakan keranjang dan lain-lain, sehingga membuat orang yang melihatnya jadi senang dan sayang padanya. Dipelihara dengan baik, diberikan makanan dan minuman istimewa, sama dengan makanan majikannya. Hal ini disebabkan kekuatan dari kusala yang dilakukan sekarang ini, membantu rūpa-nāma yang dilahirkan oleh akusala-anakakamma menjadi maju dan bertahan lama. g. Akusala yang dibuat dalam kehidupan sekarang, membantu rūpa-nāma yang dilahirkan kusalajanaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. Contoh: Ada orang yang hidupnya sebagai nelayan, penjual senjata api, penjual minuman keras, membuka rumah judi, dan sebagainya, tetapi 63
Semoga Dhamma Lestari
ternyata ia hidup bahagia dari hasil pekerjaannya itu. Hal ini disebabkan kekuatan dari akusala yang membantu rūpa-nāma yang dilahirkan kusalajanaka-kamma menjadi maju dan bertahan lama. 12) P: Jelaskan mengenai upapīlaka-kamma! J: Upapīlaka-kamma adalah hukum yang menekan, mengolah, dan menyelaraskan suatu akibat dari suatu sebab. Jadi upapīlaka-kamma adalah karma yang menekan, yaitu: 1. Menekan janaka-kamma yang mempunyai keadaan bertentangan. Upapīlaka-kamma jenis ini, terbagi 2 lagi: * Menekan supaya tidak berbuah. * Menekan janaka-kamma yang dapat berbuah, supaya kekuatannya melemah dan menimbulkan hasilnya tidak sempurna. 2. Menekan rūpa-nāma yang dilahirkan oleh janakakamma. Oleh sebab itu, ‘penekanan’ dari upapīlaka-kamma lebih dikenal berjumlah 3 macam, yaitu: 1. Upapīlaka-kamma yang menekan janakakamma supaya tidak berbuah. 2. Upapīlaka-kamma yang menekan janaka-kamma yang sudah waktunya berbuah, supaya kekuatannya melemah. 3. Upapīlaka-kamma yang menekan rūpa-nāma yang dilahirkan oleh janaka-kamma. 13) P: Jelaskan mengenai upapīlaka-kamma yang menekan janaka-kamma supaya tidak berbuah! J: Upapīlaka-kamma yang menekan janaka-kamma supaya tidak berbuah, terbagi 2, yaitu:
Semoga Dhamma Lestari
64
a. Kusala yang dibuat dalam kehidupan sekarang, menekan akusala-janaka-kamma supaya tidak berbuah. Contoh : A seorang yang baik hati, banyak berbuat kebaikan, taat dengan agama. Tetapi sewaktu akan meninggal dunia A melihat nimita (bayangan karma) yang tidak baik, mentalnya jadi gelisah. Sewaktu keluarganya melihat keadaan A demikian, mereka memanggilkan bhikkhu untuk membacakan paritta. Kemudian nimita yang tidak baik lenyap dan timbul nimita yang baik, mentalnya jadi tenang. Sewaktu meninggal dunia A tumimbal-lahir di alam sugati. Hal ini disebabkan oleh kusala yang dibuatnya dalam kehidupan sekarang, menekan akusala-janaka-kamma supaya tidak berbuah. b. Akusala yang dibuat dalam kehidupan sekarang, menekan kusala-janaka-kamma supaya tidak berbuah. Contoh: B seorang yang tak beragama, kerjanya setiap hari selalu merugikan orang lain, suka membunuh, mencuri, menipu, berzina, dan lain-lain. Sewaktu B sakit keras dan menghadapi kematian, ia melihat nimita yang tidak baik, mentalnya sangat gelisah. Keluarganya tidak mempunyai pengertian mengenai agama sehingga tidak dapat membantu dan merubah keadaan B. Kemudian B meninggal dunia dan tumimbal-lahir di alam neraka. Hal ini disebabkan oleh akusala yang dibuatnya dalam kehidupan sekarang, menekan kusala-janakakamma supaya tidak berbuah.
65
Semoga Dhamma Lestari
13) P: Jelaskan mengenai upapīlaka-kamma yang menekan janaka-kamma yang sudah waktunya berbuah, supaya kekuatannya melemah! J: Upapīlaka-kamma yang menekan janaka-kamma yang sudah waktunya berbuah, supaya kekuatannya melemah, terbagi 2 bagian, yaitu: a. Kusala yang dibuat dalam kehidupan sekarang, menekan akusala-janaka-kamma yang sudah waktunya berbuah, supaya kekuatannya melemah. Contoh: Raja Ajātasattu melakukan perbuatan durhaka, yaitu membunuh ayah kandungnya. Sesuai dengan hukum karma, beliau seharusnya tumimballahir di alam avici-mahānaraka setelah kematiannya dari alam manusia ini. Akan tetapi, raja Ajātasattu banyak sekali berbuat kebaikan, yaitu membantu perkembangan Buddha Dhamma, membangun vihara, sekolah, rumah sakit, membantu fakir miskin, dan lain-lain. Kekuatan dari kusala (kebaikan) inilah yang menekan akusalajanaka-kamma yang sudah waktunya berbuah, supaya kekuatannya melemah. Sehingga raja Ajātasattu tidak tumimbal-lahir di alam avicimahānaraka (neraka yang sangat menyedihkan), tetapi beliau tumimbal-lahir di alam lohakumbhiusasa-naraka (alam neraka kecil yang mengelilingi avici-mahānaraka). b. Akusala yang dibuat di kehidupan lampau, menekan kusala-janaka-kamma yang sudah waktunya berbuah, supaya kekuatannya melemah. Contoh: Bayi yang terlahir dalam keadaan cacat, tapi bukan cacat sejak lahir. Cacat yang terjadi setelah kandungan berumur lebih dari sebelas minggu. Misalnya, saat kandungan berusia tiga Semoga Dhamma Lestari
66
bulan, si ibu jatuh sakit dan secara tidak sengaja mendapatkan pengobatan yang salah sehingga menggangu kandungannya. Seharusnya bayi tersebut terlahir normal, tapi disebabkan akusala yang menekan kusala-janaka-kamma si bayi terlahir cacat. 15) P: Jelaskan mengenai upapīlaka-kamma yang menekan rūpa-nāma yang dilahirkan janaka-kamma! J: Upapīlaka-kamma yang menekan rūpa-nāma yang dilahirkan janaka-kamma, terbagi 2 bagian, yaitu: a. Akusala-upapīlaka-kamma menekan rūpa-nāma yang dilahirkan kusala-janaka-kamma. Contoh: A dilahirkan dengan badan yang sehat, kuat dan tidak ada penyakit. Tetapi dikemudian hari timbul penyakit, misalnya penyakit darah tinggi atau penyakit lainnya yang menyebabkannya tidak bisa jalan. Hal ini disebabkan kekuatan akusalaupapīlaka-kamma yang pernah dibuat di kehidupan lampau atau sekarang ini, menekan rūpa-nāma yang dilahirkan oleh kusala-janaka-kamma. b. Kusala-upapīlaka-kamma, menekan rūpa-nāma yang dilahirkan akusala-janaka-kamma. Contoh: B adalah seorang yang miskin, berpenyakitan, banyak menghadapi berbagai macam kesulitan, yang menjadi hasil dari akusalajanaka-kamma. Tetapi B berusaha berbuat banyak kebaikan dan taat dengan agama. Kemudian hidup B menjadi senang dan penyakitnya sembuh. Hal ini adalah disebabkan kekuatan kusala-upapīlakakamma yang pernah dibuatnya itu, menekan rūpanāma yang dilahirkan akusala-janaka-kamma.
67
Semoga Dhamma Lestari
16) P: Jelaskan mengenai upaghātaka-kamma! J: Upaghātaka-kamma adalah kukum yang meniadakan kekuatan dan akibat dari suatu sebab yang telah terjadi dan sebaliknya menyuburkan berkembangnya karma baru. Jadi, upaghātaka-kamma adalah karma yang memotong karma lain dan buah dari karma lain secara menyeluruh. Ada 2 macam pemotongan dari upaghātaka-kamma, yaitu: a. Memotong janaka-kamma supaya tidak berbuah (KAMMANTARA-UPAGHĀTAKA). b. Memotong rūpa-nāma yang dilahirkan oleh janakakamma sampai rusak (KAMMANIBBATTAKHANDHASANTĀNA-UPAGHĀTAKA). 17) P: Jelaskan mengenai upaghātaka-kamma yang memotong janaka-kamma, sehingga tidak berbuah! J: Upaghātaka-kamma yang memotong janaka-kamma, sehingga tidak berbuah, terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: a.Kusala-upaghātaka-kamma memotong akusalajanaka-kamma, sehingga tidak berbuah. Contoh: Yang Ariya Angulimala thera, dulunya sebelum menjadi anggota sangha, pernah menjadi penjahat dan telah membunuh banyak orang. Perbuatan YA. Angulimala thera itu seharusnya menerima akibat tumimbal-lahir di alam neraka setelah kematiannya dari alam manusia ini. Pada suatu hari YA. Angulimala thera bertemu YMS. Buddha. Setelah YMS. Buddha memberikan kotbah dhamma padanya, beliau sadar dan berniat ingin berbuat kebaikan. Kemudian YA. Angulimala thera ditahbiskan menjadi bhikkhu oleh YMS. Buddha. Semoga Dhamma Lestari
68
Kemudian, beliau melaksanakan meditasi vipassana terus-menerus dan akhirnya beliau menjadi arahat. Beliau tidak dilahirkan di alam neraka disebabkan oleh kekuatan dari sotapatti-magga-kusala yang diperolehnya, yang merupakan kusala-upaghātakakamma yang memotong akusala-janaka-kamma yang pernah dibuat dalam seluruh kehidupannya, sehingga tidak berbuah. b. Kusala-upaghātaka-kamma memotong kusala-janaka-kamma, sehingga tidak berbuah. Contoh: B melaksanakan samatha-bhāvanā dan memperoleh arūpa-jhāna, bila meninggal dunia ia akan tumimbal-lahir di arūpa-bhūmi. Rūpa-jhāna yang telah diperoleh B tidak mampu membuatnya tumimbal-lahir di rūpa-bhūmi. Sebab arūpa-kusala yang diperolehnya menjadi kusala-upaghātakakamma yang memotong rūpa-kusala-janakakamma, sehingga tidak berbuah. c. Akusala-upaghātaka-kamma memotong kusala-janaka-kamma, sehingga tidak berbuah. Contoh: C telah memperoleh jhāna dari hasil latihan samatha-bhāvanā, tetapi C melakukan perbuatan yang durhaka, yaitu memecah belah sangha. Perbuatan durhaka yang dilakukannya menjadi akusala-upaghātaka-kamma yang memotong mahāggata-kusala-janaka-kamma, sehingga tidak berbuah (tumimbal-lahir di alam brahma). Begitu juga dengan Devadatta yang terkenal mempunyai abhiñña yang hampir setara dengan abhiñña kepunyaan YMS. Buddha. Seperti diketahui, Devadatta melakukan perbuatan durhaka, yaitu melukai YMS. Buddha dan memecah-belah 69
Semoga Dhamma Lestari
sangha. Perbuatan durhakanya ini menjadi akusalaupaghātaka-kamma yang memotong mahāggattakusala-janaka-kamma kepunyaan Devadatta, sehingga tidak berbuah (tumimbal-lahir di alam brahma). Akhirnya Devadatta tumimbal-lahir di alam avici-mahānaraka setelah kematiannya dari alam manusia ini. 18) P: Jelaskan mengenai upaghātaka-kamma yang memotong rūpa-nāma yang telah dilahirkan janaka-kamma sampai rusak! J: Upaghātaka-kamma yang memotong rūpa-nāma yang telah dilahirkan janaka-kamma sampai rusak, terbagi atas 4 bagian yaitu: a. Kusala-upaghātaka-kamma yang memotong rūpa-nāma yang menjadi akusala-vipāka (hasil perbuatan tidak baik). Contoh: A meninggal dunia dan tumimbal-lahir di alam neraka, apa yang dilihat, didengar dan lainlainnya adalah akusala-vipāka. Sewaktu A melihat api neraka yang berwarna kekuning-kuningan, ia teringat dengan warna jubah para bhikkhu, dan perbuatan baik yang pernah dilaksanakannya sewaktu masih hidup di alam manusia. Contohnya, setiap hari berdana makanan kepada para bhikkhu, berdana jubah pada para bhikkhu pada setiap hari kathina dan perbuatan baik lainnya. Sewaktu A teringat dengan perbuatan baiknya itu, mahākusalacitta (pikiran maha baik) timbul, dan saat itu juga A meninggal dan tumimbal-lahir di alam dewa. Hal ini disebabkan kusala-citta (pikiran baik) yang timbul pada saat itu menjadi kusala-upaghātaka-
Semoga Dhamma Lestari
70
kamma yang memotong rūpa-nāma yang menjadi akusala-vipāka. b. Kusala-upaghātaka-kamma yang memotong rūpa-nāma yang menjadi kusala-vipāka (hasil perbuatan baik) Contoh: Orang awam yang mencapai tingkat kesucian arahat, bila tidak menjadi anggota sangha dalam waktu 7 hari, ia akan meninggal dunia. Hal ini disebabkan arahatta-magga yang dicapainya menjadi kusala-upaghātaka-kamma dan memotong rūpa-nāma yang menjadi kusala-vipāka. Tetapi bila arahat orang awam itu menjadi anggota sangha dalam waktu 7 hari, hidupnya akan berlangsung terus sesuai dengan karmanya. Hal ini disebabkan orang awam hanya mematuhi pañcasīla saja, sedangkan kesucian dari arahatta-magga-phala yang diperolehnya tidak sebanding dengan pañcasīla. Sama seperti bola lampu yang berkekuatan 110 vol dipasang pada tegangan listrik 220 vol, pasti dalam waktu singkat bola tersebut akan putus/mati. c. Akusala-upaghātaka-kamma memotong rūpanāma yang menjadi kusala-vipāka (hasil perbuatan baik). Contoh: Anggota tubuh manusia semuanya termasuk kusala-vipāka. Dengan anggota tubuh (indera) inilah kita melihat, mendengar, mencium, merasakan, dan menyentuh sesuatu yang baik, yang juga bisa disebut kusala-vipāka. Kadang orang mendapat kecelakaan, seperti tertabrak mobil, jatuh dari tempat yang tinggi, yang mana menyebabkan kaki atau tangannya patah, matanya buta, telinganya 71
Semoga Dhamma Lestari
tuli, dan lain-lainnya. Hal ini disebakan akusalaupaghātaka-kamma memotong rūpa-nāma yang menjadi kusala-vipāka. Jika orang itu meninggal disebabkan kecelakaan, hal ini juga bisa disebabkan akusala-upaghātaka-kamma memotomg rūpanāma menjadi kusala-vipāka. d. Akusala-upaghātaka-kamma memotong rūpanāma yang menjadi akusala-vipāka. Contoh: Jasmani dan kehidupan semua binatang, misalnya anjing adalah termasuk akusala-vipāka. Kemudian anjing itu mati karena tergilas mobil atau dibunuh. Kematian seperti ini disebabkan kekuatan dari akusala-upaghātaka-kamma dari kehidupan lampau ataupun sekarang, yang ‘memotong’ kehidupan dan jasmani yang menjadi akusalavipāka . (B) MENURUT SIFAT HASILNYA / URUTAN BERBUAHNYA (PĀKADĀNAPARIYĀYACATUKKA) 19) P: Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan garuka-kamma! J : Garuka-kamma adalah karma yang berat. Akibatnya dapat timbul dalam waktu satu kehidupan atau kehidupan berikutnya. Jadi, garuka-kamma adalah ditthigatasampayutta-citta 4 yang berkenaan dengan niyatamicchāditthi-kamma, dan dosamula-citta 2 yang berkenaan dengan pañcānantariya-kamma, serta mahaggatakusala-kamma 9 (rūpa-kusala 5 dan arūpakusala 4), yang jumlah semuanya 15 citta. Mengenai lokuttarakusala-kamma juga disebut garuka-kamma. Tetapi di sini tidak dibicarakan tentang lokuttarakusala, sebab lokuttarakusala tidak berfungsi ‘menimbulkan,’ Semoga Dhamma Lestari
72
tetapi berfungsi ‘membasmi’ tumimbal-lahir di empat alam rendah. Di sini, kita membicarakan garukakamma yang mampu berbuah dalam kehidupan kedua (kehidupan tepat setelah kehidupan ini), dimana karma lain tidak mampu untuk mencegahnya. 20) P: Apakah artinya niyatamicchāditthi-kamma? J : Niyatamicchāditthi-kamma berarti pandangan salah dimana tidak dapat melihat hidup dan kehidupan ini dengan sewajarnya, atau menganggap suatu kebenaran sebagai suatu kesalahan dan kesalahan sebagai kebenaran. 21) P: Apakah artinya Pañcānantariya-kamma? J : Pañcānantariya-kamma berarti lima perbuatan durhaka, yaitu: a.Matughāta: membunuh ibu b. Pitughāta: membunuh ayah c.Arahantaghāta: membunuh arahat d. Lohituppāda: melukai Sang Buddha e.Sanghabheda: memecah-belah sangha. 22) P: Manakah yang disebut akusala-garuka-kamma? J : Yang disebut dengan akusala-garuka-kamma adalah niyata-micchāditthi-kamma dan pañcānantariyakamma. Akusala-garuka-kamma ini mampu berbuah dalam kehidupan kedua dan tumimbal-lahir di alam apāya. Maksudnya adalah barang siapa melakukan niyatamicchāditthi-kamma dan pañcānantariya-kamma dalam kehidupan sekarang, setelah meninggal akan tumimbal-lahir di alam apāyadengan pasti. 23) P: Manakah yang disebut kusala-garuka-kamma?
73
Semoga Dhamma Lestari
J : Yang disebut dengan kusala-garuka-kamma adalah mahaggatakusala-kamma 9, yaitu rūpa-kusala-citta 5 dan arūpa-kusala-citta 4. Jadi, mahaggatakusalakamma 9 dimaksudkan bagi mereka yang mempunyai jhāna. Kusala-garuka-kamma juga mampu berbuah dalam kehidupan kedua dan mengkondisikan tumimballahir di 20 alam brahma (rūpa-bhūmi 16 dan arūpabhūmi 4). Maksudnya barang siapa mempunyai jhāna dalam kehidupan sekarang setelah meninggal akan tumimbal-lahir di alam brahma. 24) P: Apakah perbedaan antara akusala-garuka-kamma dan kusala-garuka-kamma dalam tugas menimbulkan hasil? J: Akusala-garuka-kamma bila tidak dapat berbuah, mempunyai kesempatan untuk menjadi upatthambhakakamma. Sedangkan kusala-garuka-kamma bila tidak dapat berbuah akan menjadi ahosi-kamma (tidak menimbulkan akibat sama sekali), tidak mempunyai kesempatan untuk menjadi upatthambhaka-kamma. 25) P: Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan āsanna-kamma! J : Āsanna-kamma adalah perbuatan baik atau jahat yang dilakukan seseorang sesaat sebelum ajalnya tiba, hal ini dapat dilakukan baik dengan jasmani maupun mental. Jadi, āsanna-kamma adalah akusala-kamma 12 (tidak termasuk niyata-micchāditthi-kamma dan pañcānantariya-kamma), dan mahākusala-kamma 8. Mahāggatakusala-kamma tidak termasuk āsannakamma, karena telah menjadi kusala-garuka-kamma. Bila sewaktu akan meninggal dunia kita terkenang akan perbuatan jahat yang pernah dilakukan, saat itu akusala-citta (pikiran tidak baik) timbul. Akusala-citta yang timbul melalui teringatnya perbuatan jahat itu disebut akusala-āsanna-kamma. Jika terkenang akan Semoga Dhamma Lestari
74
perbuatan baik yang pernah dilakukan, saat itu kusalacitta (pikiran baik) timbul. Kusala-citta yang timbul melalui teringatnya perbuatan baik itu disebut kusalaāsanna-kamma. 26) P: Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ācinna-kamma! J : Ācinna-kamma adalah karma kebiasaan, yaitu perbuatan yang merupakan kebiasaan bagi seseorang karena seringnya dilakukan sehingga seolah-olah merupakan watak baru. Jadi, ācinna-kamma merupakan akusala-kamma 12 dan mahākusala-kamma 8. Dengan demikian kejahatan yang sering dilakukan oleh seseorang melalui jasmani, perkataan, dan pikiran disebut akusala-ācinna-kamma. Kebaikan yang sering dilakukan oleh seseorang, misalnya suka berdana, melaksanakan sila, suka bermeditasi secara benar, belajar dhamma, dan lainlainnya, disebut kusala-ācinna-kamma. Jika seseorang melakukan suatu kejahatan, walaupun hanya sekali saja, tetapi ia selalu memikirkan perbuatan jahatnya itu, saat timbul kegelisahan dan ketakutan, ini juga bisa disebut akusala-ācinna-kamma. Dalam melakukan kebaikan juga demikian, walaupun melakukan kebaikan hanya sekali saja, tetapi selalu teringat perbuatan baiknya itu, saat timbul rasa senang, gembira, dan bahagia atas perbuatan baiknya itu, ini juga bisa disebut kusala-ācinna-kamma. 27) P: Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan katattā-kamma! J : Katattā-kamma adalah karma yang diluar ketiga karma yang telah disebutkan di atas, yang cukup kuat untuk memicu kelahiran. Katattā-kamma adalah akusalakamma 12 dan mahākusala-kamma 8.. Kusala-kamma dan akusala-kamma yang pernah dibuat dalam kehidupan lampau dan kehidupan sekarang, yang 75
Semoga Dhamma Lestari
belum menjadi garuka-kamma, āsanna-kamma, dan ācinna-kamma, yang mana pelakunya tidak melakukan dengan kehendak sepenuh hati, disebut katattā-kamma. Katattā-kamma adalah karma yang tidak begitu berat jika dibandingkan dengan garuka-kamma, āsannakamma, dan ācinna-kamma. (C) MENURUT JANGKA WAKTUNYA / WAKTU BERBUAHNYA (PĀKAKĀLACATUKKA) 28) P: Tolong jelaskan apa yang dimaksud dengan ditthadhammavedanīya-kamma! J : Ditthadhammavedanīya-kamma adalah karma yang harus berbuah dalam kehidupan ini juga. Jika karma ini tidak mempunyai kondisi yang cocok untuk berbuah di kehidupan yang sama, maka karma ini tidak akan berbuah sama sekali, menjadi ahosi kamma. Karma ini dihasilkan oleh javana pertama dari tujuh javana yang terdapat dalam proses pikiran. Ditthadhammavedanīyakamma ini terbagi 2 macam, yaitu: a.Paripakka ditthadhammavedanīya-kamma adalah karma yang berbuah dalam kehidupan ini juga, termasuk yang sudah masak betul (berbuah dalam 7 hari). Contoh: Dalam sutta diceritakan ada seorang miskin yang bernama Mahā Duggata memberikan dana makanan kepada YMS Kassapa Sammā Sam Buddha; setelah selesai berdana, dalam waktu 7 (tujuh) hari ia menjadi kaya-raya. Demikian juga dengan seorang miskin yang bernama Punna memberikan dana makanan kepada
Semoga Dhamma Lestari
76
YM. Sariputta maha thera; setelah berdana menjadi kaya-raya dalam waktu 7 (tujuh) hari. Demikian juga dengan seorang miskin yang bernama Kakavaliya memberikan dana makanan kepada YM. Mahākassapa maha thera; setelah berdana menjadi kaya-raya dalam waktu 7 (tujuh) hari. b. Aparipakka ditthadhammavedanīya-kamma ialah karma yang berbuah dalam kehidupan ini juga, belum termasuk yang masak betul (berbuah setelah 7 hari). Jadi hasil perbuatan baik atau buruk yang dilakukan seseorang akan diterima dalam kehidupan ini juga, setelah lewat 7 hari. 29) P: Tolong jelaskan apa yang dimaksud dengan uppajjavedanīya-kamma! J : Uppajjavedanīya-kamma adalah karma yang berbuah dalam kehidupan yang kedua (kehidupan tepat setelah kehidupan ini). Jika karma ini tidak mempunyai kondisi yang cocok untuk berbuah di kehidupan kedua, maka karma ini tidak akan berbuah sama sekali, menjadi ahosi kamma. Karma ini dihasilkan oleh javana ketujuh dari tujuh javana yang terdapat dalam proses pikiran. 30) P: Tolong jelaskan apa yang dimaksud dengan aparāparavedanīya-kamma! J : Aparāparavedanīya-kamma adalah karma yang yang berbuah mulai dari kehidupan yang ketiga dan seterusnya, sampai kehidupan terakhir. Karma ini dihasilkan oleh lima javana yang ditengah (javana no. 2-6) dari tujuh javana yang terdapat dalam proses pikiran. 31) P: Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ahosi-kamma! 77
Semoga Dhamma Lestari
J : Ahosi-kamma adalah kamra yang tidak menimbulkan akibat sama sekali. Contoh: YA. Angulimala thera, sebelum menjadi anggota sangha, pernah menjadi penjahat dan telah membunuh ratusan orang. Setelah beliau bertemu YMS Buddha dan menjadi bhikkhu, beliau sangat tekun melaksanakan meditasi vipassanā, dan akhirnya beliau mencapai tingkat kesucian arahat. Jadi, kejahatan beliau yang membunuh ratusan orang itu menjadi ahosikamma, yaitu karma yang tidak menimbulkan akibat sama sekali. (D) MENURUT KEDUDUKANNYA / TEMPAT BERBUAHNYA(PĀKATHĀNACATUKKA) 32) P: Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan akusalakamma! J : Akusala-kamma berarti perbuatan tidak baik, yaitu cetanā (kehendak) yang berada dalam akusala-citta 12. Akusala-kamma terbagi 3 macam, yaitu: a. Akusala-kāya-kamma. b. Akusala-vaci-kamma. c. Akusala-mano-kamma. 33) P: Apakah artinya akusala-kāya-kamma? J : Akusala-kāya-kamma berarti perbuatan tidak baik melalui jasmani. Ada 3 macam, yaitu: a. Pānātipāta: membunuh. b. Adinnādānā: mencuri. c. Kāmesu micchācāra: berbuat asusila. 34) P: Apakah artinya akusala-vaci-kamma? J : Akusala-vaci-kamma berarti perbuatan tidak baik melalui perkataan. Ada 4 macam, yaitu: Semoga Dhamma Lestari
78
a. Musāvādā: berdusta. b. Pisunavācā: memfitnah. c. Pharusavācā: bicara kasar. d. Samphappalāpa: Bicara hal-hal yang tidak perlu/ omong kosong. 35) P: Apakah artinya akusala-mano-kamma? J : Akusala-mano-kamma berarti perbuatan tidak baik melalui jasmani. Ada 3 macam, yaitu: a. Abhijjhā: keserakahan / menginginkan milik orang lain. b. Vyāpāda: dendam / keinginan tidak baik. c. Micchā-ditthi: pandangan salah. 36) P: Jelaskanlah yang dimaksud dengan kāmāvacarakusalakamma? J : Kāmāvacarakusala-kamma berarti perbuatan baik yang berhubungan dengan kesenangan indera, yaitu: cetanā (kehendak) yang berada dalam mahākusala-citta 8. Kāmāvacarakusala-kamma terbagi 3 macam, yaitu: a. Kusala-kāya-kamma. b. Kusala-vaci-kamma. c. Kusala-mano-kamma. 37) P: Apakah arti dari kusala-kāya-kamma? J : Kusala-kāya-kamma berarti perbuatan baik melalui jasmani. Ada 3 macam, yaitu: a. Pānātipātā veramanī: menghindari membunuh makhluk hidup. b. Adinnādānā veramanī: menghindari mencuri. c. Kāmesu-micchācārā veramanī: menghindari perbuatan asusila. 38) P: Apakah arti dari kusala-vaci-kamma? J : Kusala-vaci-kamma berarti perbuatan baik melalui perkataan. Ada 4 macam, yaitu: a. Musāvādā veramanī: menghindari berdusta. 79
Semoga Dhamma Lestari
b. Pisunaya vācāya veramanī: menghindari memfitnah. c. Pharusaya vācāya veramanī: menghindari bicara kasar. d. Samphappalāpa veramanī: menghindari bicara hal-hal yang tidak perlu/omong kosong. 39) P: Apakah arti dari kusala-mano-kamma? J : Kusala-mano-kamma berarti perbuatan baik melalui pikiran. Ada 3 macam, yaitu: a. Anabhijjā: tidak mempunyai keserakahan. b. Avyāpāda: tidak mempunyai keinginan tidak baik. c. Sammā-ditthi: pandangan benar. 40) P: Tolong jelaskan apa yang dimaksud dengan rūpavacarakusala-kamma? J : Rūpavacarakusala-kamma berarti perbuatan baik yang mencapai rūpa-jhāna, yaitu cetanā (kehendak) yang berada dalam rūpāvacarakusala-citta 5. 41) P: Tolong jelaskan apa yang dimaksud dengan arūpāvacarakusala-kamma? J : Rūpavacarakusala-kamma berarti perbuatan baik yang mencapai arūpa-jhāna, yaitu cetanā (kehendak) yang berada dalam arūpāvacarakusala-citta 4.
Semoga Dhamma Lestari
80