KARBON MONOKSIDA CARBON MONOXIDE
1. N a m a Golongan Gas, anorganik. Sinonim / Nama Dagang Carbon oxide (CO); Carbonic oxide; Coal gas; Exhaust gas; UN 1016; CO. Nomor Identifikasi : Nomor CAS
: 630-08-0
Nomor OHS
: 04290
Nomor RTECS
: FG3500000
Nomor EC (EINECS)
: 211-128-3
UN
: 1016 (gas); 9202 (cair)
STCC
: 4905709
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Karbon monoksida Deskripsi Bentuk gas, tidak berwarna, tidak berbau, tidak ada rasanya (tasteless), sangat beracun; Berat molekul 28,01; Rumus molekul CO; Titik didih -314 F (-192oC); Titik beku -326 F (-199oC); Titik leleh -205oC; Tekanan uap 760 mmHg @ -191oC; Kerapatan uap (udara=1) 0,968; Kerapatan 1,250 g/L @ 0 oC; Kelarutan dalam air 2,3% @ 20oC; Viskositas 0,01657 cP @ 0oC; Dapat larut dalam alkohol, benzen, asam asetat, etil asetat, kloroform, larutan tembaga klorida. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4): Kesehatan 2
= Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 4
= Amat sangat mudah terbakar
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EC (4): Repr. Cat. 1
= Kategori 1 (toksin pada reproduksi)
F+
= Sangat mudah terbakar
T
= Beracun
R12
= Amat mudah menyala
R23
= Beracun jika terhirup
R33
= Berbahaya karena efek kumulatif
R48
= Berbahaya karena gangguan serius pada kesehatan yang disebabkan oleh pemaparan jangka panjang
R61
= Dapat membahayakan janin
S9
= Letakkan wadah di tempat yang berventilasi baik
S16
= Jauhkan dari sumber nyala – dilarang merokok
S33
= Ambil tindakan pencegahan terhadap buangan statis
S45
= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter / rumah sakit / puskesmas (perlihatkan label kemasan) = Hindari / cegah pemaparan – dapatkan instruksi khusus
S53
sebelum penggunaan
3. Penggunaan Dalam konsentrasi rendah digunakan sebagai gas pelacak (tracer gas) pada pengukuran fungsi paru; karbon monoksida yang berlabel karbon-11 dapat digunakan untuk menilai volume darah; sebagai bahan pereduksi pada operasi metalurgi terutama pada proses Mond untuk recovery nikel; digunakan dalam sintesis organik terutama pada proses Fischer-Tropsch untuk produk jenis petroleum dan pada reaksi okso; digunakan pada pembuatan logam karbonil.
4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Gangguan sistem peredaran darah, gangguan pernafasan.
jantung
atau
kardiovaskuler,
gangguan
hormonal,
gangguan
Organ
sasaran:
Sistem
pernafasan,
sistem
peredaran
darah,
sistem
kardiovaskuler, sistem reproduksi, sistem saraf pusat. Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Lepuh, mual, muntah, nyeri dada, sakit kepala, mengantuk, pusing, pingsan, kehilangan pendengaran, dilatasi pupil, kebutaan, sulit bernafas sampai menjadi biru (sufokasi), kongesti paru, kerusakan darah, kerusakan ginjal, pembengkakan hati, kerusakan hati, efek reproduktif, kejang, koma. Kontak dengan kulit Lepuh, frostbite. Kontak dengan mata Frostbite, pandangan kabur. Tertelan Frostbite. Paparan jangka panjang Terhirup Tidak ada data efek berat yang bermakna. Kontak dengan kulit Tidak tersedia informasi. Kontak dengan mata Tidak tersedia informasi. Tertelan Tidak tersedia informasi.
5. Stabilitas dan reaktivitas Reaktivitas
: Stabil pada suhu dan tekanan normal
Kondisi yang harus dihindarkan
: Panas, nyala, percikan dan sumber nyala lain. Minimalkan kontak dengan bahan. Hindarkan menghirup bahan atau membakar produk
sampingan. Hindarkan dari pasokan air dan sumur . Tancampurkan
: Bahan pengoksidasi, halogen, oksida logam, logam, bahan yang dapat terbakar .
Karbon monoksida dengan Barium peroksida
: Reaksi keras
Bromin pentafluorida
: Reaksi keras dan kemungkinan menyala
Bromin trifluorida
: Bahaya ledakan
Cesium monoksida
: Menyala dengan adanya kelembaban atau jika dipanaskan
Klorin
: Reaksi keras
Klorin dioksida
: Meledak
Klorin trifluorida
: Reaksi eksplosif
Tembaga (serbuk) + air
: Kompleks eksplosif
Tembaga (II) perklorat
: Kompleks eksplosif
+ air Dinitrogen oksida
: Bahaya kebakaran dan ledakan
Fluorin + oksigen
: Dapat meledak di atas 30oC
Iodin heptafluorida
: Menyala
Besi (III) oksida
: Kemungkinan bahaya ledakan
Litium
: Membentuk senyawa yang memicu dengan keras jika kontak dengan air
Nitrogen trifluorida
: Reaksi eksplosif di atas pengapian
Pengoksidasi (kuat)
: Bahaya kebakaran dan ledakan
Oksigen (cair)
: Membentuk campuran yang eksplosif
Oksigen difluorida
: Meledak jika terpercik
Peroksodisulfuril
: Reaksi eksplosif di atas 20oC
difluorida Kalium
: Membentuk senyawa eksplosif
Perak (I) oksida
: Reaksi eksoterm
Natrium
: Menghasilkan campuran yang eksplosif dan sensitif terhadap guncangan
Bahaya dekomposisi
: Produk terdekomposisi termal: oksida karbon
Polimerisasi
: Tidak terpolimerisasi
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku.
Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan.
Simpan di tempat sejuk, kering, dan berventilasi baik.
Simpan wadah dalam keadaan tertutup rapat hingga akan digunakan.
Hindarkan dari semua sumber api (percikan atau nyala).
Pisahkan dari bahan pengoksidasi.
Suhu tabung tidak boleh lebih dari 52oC (125 F).
7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia ) TCL0 inhalasi-manusia 600 mg/m3/10 menit; LCL0 inhalasi-pria 4000 ppm/30 menit; TCL0 inhalasi-pria 650 ppm/45 menit; LCL0 inhalasi-manusia 5000 ppm/5 menit . Data pada hewan LC50 inhalasi-tikus (rat) 1807 ppm/4 jam; LC50 inhalasi-tikus (mouse) 2444 ppm/4 jam; LCL0 inhalasi-anjing 4000 ppm/46 menit; LCL0 inhalasi-kelinci 4000 ppm; LC50 inhalasi-marmut 5718 ppm/4 jam; LCL0 inhalasi-mammalia 5000 ppm/5 menit; LC50 inhalasi-burung liar 1334 ppm; TCL0 inhalasi-tikus (rat) 1800 ppm/1 jam selama 14 hari intermittent; TCL0 inhalasi-tikus (rat) 30 mg/m3/8 jam selama 10 minggu intermittent; TCL0 inhalasi-tikus (rat) 96 ppm/24 jam selama 90 hari kontinyu; TCL0 inhalasi-tikus (rat) 250 ppm/5 jam selama 20 hari intermittent; TDL0 subkutan-tikus (rat) 5983 mg/kg/18 minggu intermittent; TCL0 inhalasimonyet 200 ppm/24 jam selama 90 hari kontinyu; TCL0 inhalasi-kelinci 200 mg/m3/3 jam selama 13 minggu intermittent; TCL0 inhalasi-kelinci 50 ppm/24 jam selama 8 minggu kontinyu; TCL0 inhalasi-marmut 200 mg/m3/5 jam selama 4 hari intermittent; TCL0 inhalasi-marmut 200 ppm/24 jam selama 90 hari kontinyu.
Karsinogenik The Department of Health and Human Services (DHHS), The International Agency for Research on Cancer (IARC), dan U.S. Environmental of Toxicology (EPA) tidak mengklasifikasikan sebagai karsinogen tentang data karsinogenik
(8).
Tidak tersedia informasi
(4,9)
.
Data Tumorigenik Klasifikasi 1 menurut European Union. Data Mutagenik Uji mikronukleus – inhalasi tikus (mouse) 1500 ppm 10 menit; Pertukaran pasangan kromatida – inhalasi tikus (mouse) 2500 ppm 10 menit. Data Reproduksi Paparan karbon monoksida selama kehamilan bersifat teratogenik, bergantung pada tahap kehamilan. Fetus lebih rentan terhadap karbon monoksida daripada ibunya. TCL0 inhalasi-tikus (rat) betina hamil 150 ppm/24 jam selama 1-22 hari kontinu; TCL0 inhalasi-tikus (rat) betina pra hamil 1 mg/m3/24 jam selama 72 hari kontinu; TCL0 inhalasi-tikus (rat) betina hamil 75 ppm/24 jam selama 0-20 hari kontinu; TCL0 inhalasi-tikus (mouse) betina hamil 65 ppm/24 jam selama 7-18 hari kontinu; TCL0 inhalasi-tikus (mouse) betina hamil 250 ppm/7 jam selama 6-15 hari kontinu; TCL0 inhalasi-tikus (mouse) betina hamil 125 ppm/24 jam selama 718 hari kontinu; TCL0 inhalasi-tikus (mouse) betina hamil 8 pph/1 jam selama 8 hari kontinu; TCL0 inhalasi-kelinci betina hamil 180 ppm/24 jam selama 1-30 hari kontinu. Data Tambahan) Alkohol dapat meningkatkan efek toksik. Informasi Ekologi Toksisitas pada ikan
:
LC100 (mortalitas) Orangespotted sunfish (Lepomis humilis) 75000 µg/L selama 1 hari
8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Karbon monoksida tidak dapat dideteksi melalui bau. Timbulnya sakit kepala dapat merupakan peringatan bahwa telah terhirup sejumlah bahan dalam konsentrasi yang membahayakan. Pada paparan karbon monoksida yang terjadi tiba-tiba sampai konsentrasi tinggi, rasa lemah dan pusing kemungkinan hanyalah gejala yang mendahului collapse. Jumlah karboksihemoglobin yang terbentuk di darah bergantung pada konsentrasi dan lama paparan, suhu ambien, kegiatan fisik, kesehatan, dan metabolisme individu. Gejala yang timbul biasanya tidak nyata hingga tingkat oksihemoglobin mencapai 10%. Pada konsentrasi 1040 %, gejala yang timbul meliputi meningkatnya sakit kepala berat, dyspnea saat mengerahkan tenaga, menurunnya ketangkasan manual, melemahnya daya ingat dan pemberian pendapat/penilaian, iritabilitas, ketidakstabilan emosional, pusing, kelelahan, penglihatan
mengantuk, dan
kebingungan,
pendengaran.
mual,
Adanya
muntah,
paparan
palpitasi,
yang
terus
gangguan menerus
menyebabkan semua gejala memburuk secara progresif. Pada 40-60 %, dapat timbul nyeri anginal, inkoordinasi, halusinasi, letargi, pingsan dan collapse. Pada 60-80 %, kemungkinan terjadi penurunan pernafasan, tekanan darah dan denyut jantung, koma yang mendalam dengan konvulsi yang hilang dan timbul, inkontinensi urin dan feses. Perubahan warna kulit menjadi merah muda atau merah jarang terjadi, tetapi umum terjadi sianosis atau pucat. Tanda dan gejala lain yang dilaporkan adalah peningkatan suhu, dilatasi pupil, perspirasi, spasme otot, hiperefleksia, nyeri anggota badan, pendarahan retina atau pembengkakan vena. Di atas 70-80 %, biasanya terjadi kematian cepat yang diakibatkan henti nafas atau jantung. Kematian juga dapat disebabkan oleh infark miokardia atau otak. Dapat pula terjadi edema otak. Pada kasus yang tidak fatal atau ketika kematian tidak segera terjadi, dapat berkembang efek primer atau sekunder hipoksia jaringan dan beberapa reaksi yang tidak khas. Kemungkinan dapat terjadi miokarditis, edema paru, bronkopneumonia, pankreatitis, hepatomegali, kerusakan hati dan ginjal, albuminuria, glikosuria, dan oliguria. Juga dilaporkan terjadinya
anemia
hemolitik,
trombositopenik
purpura,
polisitemia,
dan
leukositosis. Rhabdomiolisis dengan mioglobinuria dan gagal ginjal akut mungkin
dapat terjadi, terutama dengan luka karena tekanan. Eritema, edema, dan lepuh dapat terjadi, terutama pada area tekanan. Efek pada mata dapat meliputi neuritis retrobulbar dengan edema neuroretinal dan kebutaan parsial atau seluruhnya, temporer atau permanen. Kemungkinan pula terjadi hilangnya pendengaran secara temporer atau permanen. Pulih sempurna merupakan hal yang biasa terjadi. Meskipun demikian, tanda dan gejala cedera saraf atau otak diiringi neuropati dan berbagai cacat motor dan mental, beberapa diantaranya menyerupai multipel sklerosis atau parkinsonism, dapat berkembang beberapa hari hingga minggu setelah pulih nyata, terutama dari koma hipoksia yang berkepanjangan. Onset dapat terjadi dengan segera diiringi sejumlah efek, termasuk demensia, perburukan status neurologis, dan kadang-kadang diakhiri dengan cacat permanen atau kematian yang terjadi perlahan. Kajian pada 63 orang pasien, 3 tahun setelah keracunan karbon monoksida, mengindikasikan terjadinya kerusakan neuropsikiatrik yang menyeluruh sebesar 13%, kerusakan kepribadian sebesar 33%, dan penurunan daya ingat sebesar 43%. Keracunan akut non letal dapat menyebabkan keguguran atau gejala sisa neurologis permanen, seperti cerebral palsy pada bayi baru lahir. Kontak dengan kulit Tidak ada efek berat yang dilaporkan dari bentuk gas. Terkait dengan evaporasi cepat, cairan dapat menyebabkan frostbite disertai kemerahan, tingling dan nyeri atau mati rasa. Pada kasus yang lebih berat, kulit dapat mengeras dan dapat berkembang menjadi putih dan melepuh. Kontak dengan mata Tidak ada efek berat yang dilaporkan dari bentuk gas. Terkait dengan evaporasi cepat, cairan dapat menyebabkan frostbite disertai kemerahan, nyeri, dan pandangan kabur. Tertelan Penelanan gas tidak mungkin terjadi. Jika cairan bahan tertelan, dapat terjadi frostbite pada bibir, mulut, dan membran mukosa.
Keracunan kronik Terhirup Meskipun karbon monoksida bukan merupakan racun yang kumulatif, paparan kronik rendah hingga sedang dapat menimbulkan serangan pengambilan oksigen berulang dan efek resultan termasuk kerusakan kardiovaskuler atau sistem saraf pusat. Tanda dan gejala yang dilaporkan meliputi polisitemia (HB berlebih/diatas normal), keletihan, malaise, anoreksia, mual, muntah, sakit kepala, pusing, ataksia, pingsan, glikosuria, kelemahan anggota badan, nyeri sendi dan neuromuskuler, spasme otot, hilangnya sensasi pada jari, tanda Romberg positif, gangguan pendengaran dan penglihatan serta gangguan kewaspadaan. Juga mungkin terjadi iritabilitas, perubahan kepribadian, gangguan daya ingat dan kesulitan berkonsentrasi. Perkembangan aterosklerosis kemungkinan difasilitasi. Berkembangnya gagal jantung kongestif dapat diindikasikan melalui dyspnea, nyeri anginal, dan ketidakteraturan jantung. Paparan berat dan relatif panjang dapat menimbulkan kongesti otak dan edema sehingga menyebabkan kerusakan saraf dan mental. Selama kehamilan, paparan karbon monoksida kadar rendah yang berkepanjangan, seperti pada merokok, telah dihubungkan dengan ukuran bayi yang lebih kecil dan meningkatnya mortalitas neonatus. Pada tikus hamil yang
terpapar
bahan
dalam
kadar
rendah
dihasilkan
keturunan
yang
menunjukkan penurunan fungsi sistem saraf pusat; pada mencit teramati adanya abnormalitas skeletal minor. Efek reproduktif lain juga dilaporkan terjadi pada hewan uji. Kontak dengan kulit Tidak tersedia informasi. Kontak dengan mata Tidak tersedia informasi. Tertelan Tidak tersedia informasi.
9. Pertolongan Pertama Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Cuci jika diperlukan. Jika terjadi frostbite, pembekuan, atau luka bakar cryogenic, hangatkan area tersebut dalam air hangat. Jika hal tersebut tidak terjadi, bungkus area yang terpapar dengan selimut. Pertimbangkan sirkulasi untuk kembali secara alami. Kontak dengan mata Penanganan darurat tidak akan diperlukan. Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan Penanganan darurat tidak akan diperlukan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika diperlukan. Catatan untuk dokter: Untuk inhalasi, pertimbangkan pemberian oksigen.
10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Jika menghirup asap, pertimbangkan intubasi untuk proteksi jalan nafas. d. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. e. Jika timbul kejang, berikan benzodiazepam IV: Diazepam dengan dosis:
Dewasa: 5-10 mg, diulang setiap 10-15 menit jika perlu. Anak: 0,2-0,5 mg/kg, diulang setiap 5 menit jika perlu. Atau beri lorazepam dengan dosis: Dewasa: 4-8 mg. Anak: 0,05-0,1 mg/kg. Dekontaminasi Pindahkan pasien dari tempat paparan dengan segera, lalu berikan oksigen tambahan. Penolong harus menggunakan peralatan pernafasan serba lengkap karena berpotensi terpapar karbon monoksida konsentrasi tinggi. Pengobatan Spesifik dan Antidotum Berikan oksigen dalam konsentrasi tertinggi yang memungkinkan (100%). Pernafasan dengan oksigen 100% dapat mempercepat eliminasi karbon monoksida dari hemoglobin selama kurang lebih 1 jam, sedangkan jika dalam ruang udara diperlukan waktu selama 6 jam. Pemberian oksigen 100% dapat menggunakan tight-fitting face mask untuk mengurangi waktu paruh biologis karbon monoksida atau menggunakan endotracheal tube. Lakukan hingga tingkat karboksihemoglobin kurang dari 5%. Pertimbangkan oksigen hiperbarik pada kasus yang berat. Oksigen hiperbarik memberikan oksigen 100% pada tekanan 2-3 atm dan dapat meningkatkan eliminasi karbon monoksida (waktu paruh berkurang 20-30 menit). Pada hewan uji, hal ini dapat mengurangi peroksidasi lipid dan aktivasi neutrofil; pada percobaan kontrol acak pada manusia, hal ini dapat mengurangi insiden.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan karbon monoksida: 50 ppm (55 mg/m3) OSHA TWA 35 ppm (40 mg/m3) OSHA TWA (dikosongkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993) 200 ppm (229 mg/m3) OSHA puncak (dikosongkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993) 25 ppm (29 mg/m3) ACGIH TWA 35 ppm (40 mg/m3) NIOSH direkomendasikan TWA 8 jam 200 ppm (229 mg/m3) NIOSH direkomendasikan puncak
30 ppm (33 mg/m3) DFG MAK TWA 60 mg/m3 (66 mL/m3) DFG MAK puncak 30 menit nilai rata-rata 4 kali/shift Metode pengukuran: Kantong pengumpul gas; analisis elektrokimia; NIOSH III # S#340 Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Perlengkapan ventilasi harus tahan ledakan jika konsentrasi bahan bersifat eksplosif. Pastikan penyesuaian dengan batas paparan yang dapat diaplikasikan. Proteksi
mata:
Untuk
gas:
Proteksi
mata
tidak
diperlukan,
tetapi
direkomendasikan. Untuk cairan: Gunakan kacamata pengaman yang tahan percikan. Lensa kontak tidak boleh digunakan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat (emergency eye wash fountain) serta semprotan air deras (quick drench shower) dekat area kerja. Pakaian: Untuk gas: Tidak diperlukan pakaian pelindung. Untuk cairan: Gunakan pakaian pelindung yang memadai dan tahan dingin. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator: Berdasarkan rujukan dari NIOSH dan/atau OSHA 350 ppm – Setiap respirator pemasok udara. 875 ppm – Setiap respirator pemasok udara. 1200 ppm – Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh dan canister yang memberikan proteksi terhadap bahan ini. Diperlukan indikator berakhirnya masa layanan. Setiap peralatan pernafasan serba lengkap yang dilengkapi masker wajah. Setiap respirator pemasok udara. Escape: Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh dan canister yang memberikan proteksi terhadap bahan ini. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode yang memerlukan tekanan atau tekanan positif lain dikombinasikan dengan escape supply terpisah. Setiap alat pernafasan serba lengkap yang memiliki pelindung wajah penuh.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran hebat. Uap/campuran udara bersifat eksplosif. Wadah dapat pecah atau meledak jika terpapar panas. Uap atau gas dapat menyala meskipun jaraknya dari sumber api jauh. Uap memiliki bobot yang sedikit lebih ringan daripada udara sehingga memungkinkannya untuk bergerak ke sumber api dan kemudian berbalik. Media pemadam kebakaran: Biarkan terbakar, kecuali jika kebocoran dapat dihentikan segera. Kebakaran besar: Gunakan busa dan semprotan air. Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa dilakukan tanpa adanya risiko. Dinginkan wadah dengan semprotan air setelah api dipadamkan. Menjauhlah dari tangki. Untuk kebakaran dalam kargo atau gudang penyimpanan: Dinginkan wadah dengan air dari selang tak berawak atau monitor nozzles setelah api dipadamkan. Jika memungkinkan, ambil langkah-langkah pencegahan sebagai berikut: Jauhkan orang yang tidak berkepentingan dari tempat terjadinya kebakaran, isolasi daerah bahaya, dan orang dilarang masuk.
Biarkan api
membakar. Ambil segera, jika timbul peningkatan suara dari ventilasi alat pengaman atau terjadi perubahan warna tangki karena kebakaran. Untuk tangki, mobil rel atau truk tangki: Radius evakuasi: 800 m. Hentikan aliran gas. Peralatan pemadam kebakaran: Full firefighting turn-out gear (bunker gear). Berbagai respirator pemasok udara dengan masker wajah penuh dan dioperasikan dengan tekanan atau tekanan positif lain yang dikombinasikan dengan pemasok escape yang terpisah. Berbagai peralatan pernafasan dengan masker wajah penuh. Batas bawah mudah terbakar: 12,5% Batas atas mudah terbakar: 74%
13. Manajemen Tumpahan Hindarkan panas, nyala, percikan, dan sumber api lain. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa adanya risiko. Kurangi uap menggunakan semprotan air. Jauhkan dari orang yang tidak berkepentingan, isolasi daerah bahaya, dan
orang dilarang masuk. Pindahkan sumber api. Beri udara pada ruangan tertutup sebelum dimasuki.
14. Daftar Pustaka 1. Airgas. (www.airgas.com/documents/pdf/001014.pdf). Material Data Sheet Data: Carbon Monoxide. (Diunduh Juli 2010) 2. Budavari, S. (Ed.). The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. Twelfth Edition. Merck & Co., Inc. New Jersey. 1996. p. 296. 3. Micromedex (R) Healthcare Series Vol. 106. Micromedex Inc. 4. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997. 5. Olson K.R., Poisoning & Drug Overdose, Fourth Edition, McGraw Hill Companies, Inc., USA, 2004, p. 151-153. 6. Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens. Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991. 7. http://msds.chem.ox.ac.uk/CA/carbon_monoxide.html (Diunduh Juli 2010) 8. http://www.atsdr.cdc.gov/toxfaqs/tf.asp?id=1163&tid=253 (diunduh Agustus 2010) 9. http://www.hpa.org.uk/web/HPAwebFile/HPAweb_C/1202487036422
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------