KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE
1. N a m a Golongan Oksida karbon Sinonim / Nama Dagang Carbon dioxide; Carbon oxide; Carbonic acid gas; Carbonic anhydride; carbon oxide; CO2; Compressed carbon dioxide snow; Dri Ice; Dry ice; Nomor Identifikasi : Nomor CAS
: 124-38-9
Nomor RTECS
: FF6400000
Nomor EC (EINECS)
: 204-696-9
UN
: 1013 (gas); 2187 (cair); 1845 (padat)
STCC
: 4904535
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Karbon dioksida Deskripsi Bentuk gas yang tidak mudah terbakar, tidak berwarna, tidak berbau, berasa sedikit asam, tidak menyala pada suhu ruang; Berat molekul 44,01; Rumus molekul CO2; Titik leleh -57oC (-71 oF); Titik sublimasi -79oC (-110 F); Kerapatan uap 1,53 (udara=1); Suhu kritis 31,6oC; Tekanan kritis 73,8 atm; Kerapatan 1,101 g/cm3 pada -37oC; Tekanan uap 43700 mmHg @ 21oC; Kelarutan dalam air: 88 mL karbon dioksida per 100 mL @ 20oC; Dapat larut dalam: alkohol, aseton, hidrokarbon, pelarut organik Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4): Kesehatan 1
= Tingkat keparahan rendah
Kebakaran 0
= Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EC: S9
= Letakkan wadah di tempat yang berventilasi baik
3. Penggunaan Sebagai media pemadam kebakaran; digunakan pada pembuatan minuman berkarbonat dan air soda; karbon dioksida cair merupakan pelarut senyawa organik yang baik; sebagai pendingin pada industri pangan. Digunakan juga pada sintesa urea, dry ice dan minuman ringan.
4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Gangguan jantung atau kardiovaskuler, gangguan pernafasan. Organ sasaran: Mata, kulit, sistem saraf pusat. Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Perubahan tekanan darah, telinga mendenging, mual, kesulitan bernafas, detak jantung tidak teratur, sakit kepala, mengantuk, pusing, sensasi tingling, tremor, lemah, gangguan penglihatan, konvulsi, hilang kesadaran, koma. Kontak dengan kulit Lepuh, frostbite. Kontak dengan mata Pandangan kabur, frostbite. Tertelan Bukan merupakan paparan yang lazim. Paparan jangka panjang Terhirup Tidak tersedia informasi.
Kontak dengan kulit Tidak tersedia informasi. Kontak dengan mata Tidak tersedia informasi. Tertelan Tidak tersedia informasi.
5. Stabilitas dan reaktivitas Reaktivitas
: Stabil pada tekanan dan suhu normal
Kondisi yang harus
: Cegah dari kerusakan fisik dan panas. Wadah
dihindarkan
dapat pecah atau meledak jika terpapar panas. Hindarkan kontak dengan air atau kelembaban.
Tancampurkan
: Bahan yang dapat terbakar, bahan pengoksidasi, garam-garam logam, bahan pereduksi, logam karbida, logam, basa, kalium, natrium, etilenimin.
Bahaya dekomposisi
: Produk dekomposisi termal: oksida karbon
Polimerisasi
: Tidak terpolimerisasi.
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku.
Simpan wadah dalam keadaan tertutup rapat.
Simpan wadah di tempat yang sejuk, bersih, kering, dan berventilasi baik.
Jauhkan dari panas di atas 49oC (120 oF).
Hindarkan kontak dengan mata, kulit, dan pakaian.
Jangan melubangi atau membakar wadah.
Tutuplah katup setelah digunakan atau dalam keadaan kosong.
Jangan biarkan bagian tubuh yang tidak terlindungi terkena/menyentuh pipa tidak terinsulasi, yang mengandung cairan cryogenic.
Cegahlah terjebaknya cairan dalam sistem tertutup atau sistem pemipaan tanpa perlengkapan pressure relief.
7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia LCL0 inhalasi-manusia 100000 ppm/menit; LCL0 inhalasi-manusia 9 pph/5 menit. Data pada hewan LCL0 inhalasi-mammalia 90000 ppm/5 menit; TCL0 inhalasi-tikus (rat) 10000 ppm/24 jam selama 30 hari kontinyu; TCL0 inhalasi-kelinci 27000 ppm/24 jam selama 30 hari kontinyu. Karsinogenik Berdasarkan National Toxicology Programme, IARC, dan OSHA, karbon dioksida tidak diklasifikasikan sebagai karsinogen. Mutagenik Senyawa ini tidak diketahui menyebabkan efek mutagenik. Data Reproduksi Paparan 60000 ppm karbon dioksida selama 24 jam pada tikus betina hamil dapat menyebabkan efek toksik bagi embrio dan fetus. TCL0 6 pph/24 jam inhalasi-tikus (rat) betina hamil selama 10 hari kontinyu; TCL0 inhalasi-tikus (mouse) jantan 55 pph/2 jam selama 3 hari; TCL0 inhalasi-tikus (mouse) jantan 55 pph/4 jam selama 6 hari; TCL0 inhalasi-tikus (mouse) betina hamil 2 pph/8 jam selama 10 hari kontinyu; TCL 0 inhalasi-kelinci betina hamil 13 pph/4 jam selama 9-12 hari kontinyu. Informasi Ekologi Merupakan gas normal di atmosfer. Berperan dalam pemanasan global. Toksisitas pada ikan: 150000 µg/L selama 48 hari (mortalitas) Brown trout (Salmo trutta)
8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Pada bentuk padat dan cair, karbon dioksida bersifat sangat mudah menguap sehingga dapat melepaskan gas dengan segera. Pada konsentrasi 2-10 % dapat menimbulkan rasa asam, dyspnea, sakit kepala, vertigo, mual, kesulitan bernafas, lemah, mengantuk, mental confusion, peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, peningkatan laju pernafasan. Paparan 10% karbon dioksida selama beberapa menit dapat menyebabkan gangguan penglihatan, tinnitus, tremor, keringat berlebih, gelisah, parestesi, ketidaknyamanan secara umum, hilang kesadaran, dan koma. Pada konsentrasi 25-30 % dapat menyebabkan koma dan konvulsi dalam satu menit. Takikardia dan aritmia juga mungkin terjadi. Pada konsentrasi 50% dapat menimbulkan gejala hipokalsemia termasuk spasme karpopedal. Kelebihan karbon dioksida untuk waktu tidak lebih dari 5 menit dapat menimbulkan efek pada penglihatan berupa penyempitan area penglihatan, pembesaran blind spot, fotofobia, hilangnya konvergensi dan akomodasi, berkurangnya adaptasi terhadap gelap, sakit kepala, insomnia, perubahan kepribadian, sebagian besar depresi dan iritabilitas. Meskipun terdapat cukup oksigen untuk mencegah terjadinya asfiksia karena karbon dioksida,
konsentrasi tinggi dapat menimbulkan efek berat melalui gangguan
eliminasi normal dari tubuh. Pada mulanya, peningkatan konsentrasi paparan karbon dioksida menimbulkan peningkatan laju dan kedalaman ventilasi. Melewati titik tertentu, dapat berbalik menjadi hipoventilasi yang menghasilkan pernafasan asidosis. Kematian karena asfiksia dapat terjadi jika konsentrasi dan durasi paparan memadai. Kontak dengan kulit Tidak ada efek berat yang dilaporkan akibat paparan gas karbon dioksida. Karena evaporasi cepat, karbon dioksida cair dan padat dapat menimbulkan frostbite disertai kemerahan, tingling, nyeri atau mati rasa. Pada kasus yang lebih berat, kulit dapat mengeras, memutih, dan melepuh.
Kontak dengan mata Pada konsentrasi tinggi di udara, karbon dioksida dapat menyebabkan sensasi pedih di mata. Paparan karbon diokasida 200000 ppm dapat menyebabkan iritasi. Karena evaporasi cepat, karbon dioksida cair dan padat dapat menimbulkan frostbite disertai kemerahan, nyeri, dan pandangan kabur. Tertelan Penelanan gas tidak lazim terjadi. Jika karbon dioksida cair atau padat tertelan, dapat menyebabkan frostbite pada bibir, mulut, dan membran mukosa. Keracunan kronik Terhirup Dilaporkan bahwa manusia dapat toleran terhadap konsentrasi karbon dioksida sebesar
1,5%
dalam
udara
untuk
waktu
yang
berkepanjangan
tanpa
menimbulkan efek berat, tetapi metabolisme kalsium atau fosfor dapat terpengaruh. Hal ini diketahui dari menurunnya tingkat kalsium dan fosfor dalam urin secara progresif. Pada konsentrasi 2% dapat terjadi pernafasan yang diperdalam. Pada konsentrasi 3% terlihat adanya gangguan performa. Telah didemonstrasikan bahwa perkembangan toleransi dapat terjadi selama paparan yang diperpanjang pada tingkat rendah. Kontak dengan kulit Tidak ada efek berat akibat paparan konsentrasi rendah. Kontak dengan mata Tidak ada efek berat akibat paparan konsentrasi rendah. Tertelan Tidak tersedia informasi.
9. Pertolongan Pertama Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila pasien tidak bernafas, berikan pernafasan buatan. Bila pasien mengalami kesulitan bernafas, berikan oksigen. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Catatan: -
Bila terjadi frostbite, hangatkan bagian yang membeku lalu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
-
Untuk dokter: Pertimbangkan pemberian oksigen
10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: -
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
-
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
-
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
-
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
-
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
-
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) -
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
-
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
-
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
-
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
-
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
-
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
Antidotum Tidak ada antidotum untuk senyawa ini. Pengobatan yang dilakukan adalah simptomatik dan penunjang (supportive).
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan karbon dioksida: 54000 mg/m3 (15 menit) ACGIH TLV STEL 30000 ppm (15 menit) ACGIH TLV STEL
9000 mg/m3 (8 jam) ACGIH TLV TWA 5000 ppm (8 jam) ACGIH TLV TWA 54000 mg/m3 (15 menit) NIOSH REL STEL 30000 ppm (15 menit) NIOSH REL STEL 9000 mg/m3 (10 jam) NIOSH REL TWA 5000 ppm (10 jam) NIOSH REL TWA 9000 mg/m3 (8 jam) OSHA PEL TWA 5000 ppm (8 jam) OSHA PEL TWA 50000 ppm IDLH (Immediately Dangerous for Life and Health) Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata: Untuk gas, tidak diperlukan pelindung mata, tetapi disarankan. Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Jangan gunakan lensa kontak. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian: Untuk gas, tidak diperlukan pakaian pelindung. Untuk cairan, gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Sarung tangan: Tidak diperlukan sarung tangan pelindung, tetapi disarankan. Respirator : Berdasarkan NIOSH dan/atau OSHA 40000 ppm – Setiap respirator pemasok udara. Setiap alat pernafasan serba lengkap yang dilengkapi masker wajah penuh. Escape: Setiap tipe escape yang sesuai, alat pernafasan serba lengkap. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode yang memerlukan tekanan atau tekanan positif lain dikombinasikan dengan escape supply terpisah. Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh
12. Manajemen Pemadam Kebakaran Pemadam kebakaran: Wadah dapat meledak dalam kebakaran. Padamkan api menggunakan bahan yang sesuai untuk sekeliling api. Karbon dioksida tidak terbakar. Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida (bahan ini merupakan media pemadam kebakaran), halon, semprotan air, busa. Perlengkapan pemadam kebakaran untuk petugas:
Petugas pemadam
kebakaran harus menggunakan perlengkapan pelindung dan alat pernafasan serba lengkap dengan masker wajah penuh yang dioperasikan dengan mode tekanan positif.
13. Manajemen Tumpahan Jika terjadi kebocoran gas karbon dioksida, lakukan langkah-langkah sebagai berikut: Jauhkan orang yang tidak mengenakan perlengkapan pelindung dari area kebocoran hingga pembersihan selesai. Beri udara pada area kebocoran untuk mendispersikan gas. Hentikan aliran gas. Jika sumber kebocoran adalah tabung dan kebocoran tidak dapat dihentikan di tempat, maka pindahkan tabung yang bocor ke tempat aman di udara terbuka, lalu perbaiki kebocoran atau kosongkan tabung. Jika karbon dioksida cair atau padat tertumpah, lakukan langkah-langkah sebagai berikut: Jauhkan orang yang tidak mengenakan perlengkapan pelindung dari area kebocoran hingga pembersihan selesai. Beri udara pada area kebocoran atau tumpahan. Hindarkan penyebaran tumpahan bahan mencemari tanah, aliran air, buangan air, dan sumur.
14. Daftar Pustaka 1. Airgas.
Material
Safety
Data
Sheet:
Carbon
Dioxide.
(http://www.airgas.com/documents/pdf/1013.pdf). (Diunduh Agustus 2010) 2. Amerex Corporation. Material Safety Data Sheet: Carbon Dioxide. (http://www.mainefire.net/literature/msds/msds_CO2.htm) (Diunduh Agustus 2010)
3. Boc Gases. Material Safety Data Sheet: Product Name: Carbon Dioxide, Gas. (http://apps.risd.edu/envirohealth_msds/CO2.pdf) (Diunduh Agustus 2010) 4. Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens. Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991. 5. Specialty Gases of America Inc. Material safety Data Sheet: Carbon dioxide. (http://specialtygasesofamerica.com/msds/carbon-dioxide-gas-msds.pdf). (Diunduh Agustus 2010) 6. http://msds.chem.ox.ac.uk/CA/carbon_dioxide.html (Diunduh Agustus 2010) 7. http://www.ansul.com (Diunduh Agustus 2010) 8. http://www.docstoc.com/docs/8112134/Carbon-Dioxide
(Diunduh
Agustus
2010) 9. http://www.liquidgasplants.com/co2.html (Diunduh Agustus 2010) 10. http://www.scottecatalog.com/msds.nsf/MSDSNo/M-21252?OpenDocument (Diunduh Agustus 2010) 11. http://www.toxinz.com/ (Diunduh Agustus 2010) 12. http://www.wfrfire.com/msds/carbondioxide.htm (Diunduh Agustus 2010) 13. http://www.mgindustries.com/msds/SubLookup.asp?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------