KARAKTERISTIK SIKLON TROPIS SEKITAR INDONESIA
AN-AN MUSTIKA
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
KARAKTERISTIK SIKLON TROPIS SEKITAR INDONESIA
AN-AN MUSTIKA
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Departemen Geofisika dan Meteorologi
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN AN-AN MUSTIKA. Karakteristik Siklon Sekitar Indonesia dibimbing oleh IMAM SANTOSA DAN EDVIN ALDRIAN Siklon tropis adalah sistem angin pusaran yang biasanya terbentuk di lautan dimana suhu permukaan lautnya melebihi 26.5°C (daerah pusat tekanan rendah di tropis) diantara garis lintang ±5°LU/LS menjauhi ekuator (Trewartha,1995). Di Indonesia sendiri hampir tidak terjadi siklon tropis, tetapi karena letak geografis Indonesia yang dikelilingi lautan, maka Indonesia terkena dampak dari siklon tropis yang terjadi di sekitarnya. Untuk itu, perlu diketahui karakteristik, track dan dampak siklon tropis yang terjadi di sekitar Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk melihat karakteristik siklon yang terjadi di sekitar Indonesia. Maka dari itu, daerah kajiannya dibatasi yaitu hanya pada siklon tropis yang terjadi di Belahan Bumi bagian Timur (BBT) dan pada letak astronomis 60°-180°BT dari bulan Juli 1994 sampai Desember 2006. untuk melihat perbedaan karakter antara siklon yang terjadi di Utara dan Selatan Indonesia. Maka, daerah kajian dibagi lagi menjadi dua yaitu siklon yang terjadi di Lintang Utara atau BBU (Belahan Bumi Utara) dan siklon yang terjadi di Lintang Selatan atau BBS (Belahan Bumi selatan). Dari data tahun 1994-2006 diketahui bahwa siklon tropis lebih banyak terjadi di BBU dibandingkan di BBS. Dari kurun waktu tersebut di BBU terdapat sekitar 504 kejadian siklon, sedangkan di BBS hanya sekitar 272 kejadian. Dengan puncak kejadian siklon di BBU pada bulan Juli sampai Oktober, dan di BBS pada bulan Januari sampai Maret. Baik di BBU maupun di BBS siklon tropis hampir selalu bergerak ke arah lintang yang lebih tinggi dengan frekuensi kejadian siklon paling sering muncul yaitu pada posisi lintang 9°-18°LU/LS. Tetapi, di BBU siklon mulai terbentuk pada lintang 1.5°LU, sedangkan di BBS mulai terbentuk pada lintang 4.5°LS. Di BBU terdapat 6 siklon yang terjadi pada lintang kurang dari 5°, sedangkan di BBS hanya terjadi 1 kali. Salah satu kejadian siklon yang muncul pada lintang kurang dari 5°LU yaitu siklon Vameii yang terbentuk di sekitar kepulauan Riau, Indonesia. Siklon tersebut terjadi pada bulan Desember 2001. Di BBU wilayah paling subur yaitu sekitar Laut Cina Selatan dan Laut Filipina, sedangkan di BBS kejadian siklon tersebar di sepanjang daerah kajian (60°-180°BT). Frekuensi kejadian siklon paling banyak berkecepatan angin maksimum 20-40 knot dan hidup dalam waktu 4-6 hari. Dari data siklon yang dikelompokan menjadi bulanan, dapat disimpulkan bahwa siklon di sekitar Indinesia bersifat keotik. Karena terdapat keteraturan pola siklon dari sejak lahir hingga mati dan juga variasinya masih memiliki batas (pergerakan pada daerah tertentu). Untuk lebih jelasnya lagi, pada tulisan ini dilampirkan gambar jalur (track) siklon bulanan dari tahun 1995-2006.
LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi : Karakteristik Siklon Tropis Sekitar Indonesia Nama
: An-an Mustika
NRP
: G24102009
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Imam Santosa, M.S
Dr. Edvin Aldrian, B.Eng.MSc
NIP. 130804894
NIP. 680002393
Mengetahui, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Dr.Drh.Hasim, DEA NIP. 131578806
Tanggal lulus:
1
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 13 November 1983, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Dadang Rushata dan Lilis Nuryati. Pada Tahun 1996 penulis menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Cimurah 1 Garut. Kemudian, pada Tahun 1999 penulis menamatkan pendidikan di SLTPN 1 Karangpawitan Garut. Selanjutnya, Tahun 2002, penulis lulus dari SMUN 1 Garut dan pada tahun yang sama penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk (USMI) pada program studi Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama jadi mahasiswa penulis pernah menjadi panitia OSPEK sebagai seksi Konsumsi, penulis juga pernah melakukan praktek lapang di BPLHD DKI Jakarta pada tahun 2005.
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiarat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang selama ini selalu setia membantu dan memberikan motivasi-motivasi yang berharga. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Santosa, MS selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu dalam kelancaran penyelesaian karya ilmiah ini 2. Bapak Dr. Edvin Aldrian, B.Eng. Msc selaku pembimbing kedua yang telah sabar membimbing, memberikan motivasi dan masukan-masukannya dalam penyelesaian karya ilmiah ini. 3. Bapak Dr. Ir. Sobri Effendi M.S selaku dosen penguji yang sudah memberikan perbaikan dan masukannya. 4. Spesial ku persembahan ‘karya ini’ buat mama dan bapa yang selalu mendo’akan, memberikan kasih sayang yang tulus dan bantuannya dalam segala hal. (maafkan ananda yang selalu mesusahkan, ananda tak mungkin dapat membalas kebaikan yang mama dan bapa telah berikan) 5. Suami dan anandaku tersayang yang telah banyak berkorban dan dikorbankan untuk dapat terselesaikannya karya ini (Maafin mama sering ninggalin ia) 6. keluarga besar di Garut terutama adeku isan dan keluarga teteh nenden yang selalu memberikan motifasi dan bantuannya, juga buat uu yang sudah membantu menjaga naila dengan baik. 7. keluarga besar di Kemang, mpo-mpo juga abang-abang yang selalu mendukung juga yuyun (makasih dah mau dititipin naila) 8. Ani, Basyar dan La Ode atas semangat dan bantuannya (maaf, sering ngerepotin), Nida dan anton terimakasih atas Informasinya. 9. Seluruh dosen GFM yang sudah banyak memberikan ilmu dan wawasannya 10. Suluruh staf GFM atas semua bantuannya. Pa Pono (Makasih atas semua pinjaman buku perpustakaannya), Kak Aziz, Pa Jun, Bu Inda (makasih atas bantuan untuk semua urusan administrasi) 11. Seluruh angkatan GFM 39 atas segala kebersamaannya (Qq, Nana, Ani, Iphiet, Yohana, Basyar, Nida, Gian, Aprian, Deni, Anton, Eko, Misna, Sasat, La Ode, Fio, Dwi, Samba, Ridwan, Lina, vivi, Lupi, Ana, zainul, Away, Mian, Joko, Hesti, Linda, Sapta, Dwinita dan Rudi. Serta masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata penulis berharap semoga karya ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, April 2008
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
i iii iv iv
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan
1 1
TINJAUAN PUSTAKA Siklon tropis Mekanisme dan Syarat-syarat Pembentukan Siklon Tropis Karakteristik Siklon Tropis Pergerakan dan Jejak Siklon Hubungan El-Nino dengan siklon tropis Dampak Siklon tropis
1 2 2 3 3 3
METODOLOGI Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode
3 4 4
HASIL DAN PEMBAHASAN Data Siklon Tropis Siklon Tropis yang Terjadi di Utara Ekuator (Lintang Utara) Siklon Tropis yang Terjadi di Selatan Ekuator (Lintang Selatan) Posisi Siklon Tropis Pada Tahap Pembentukan dan Peredaan Posisi Lintang Minimum dan Maksimum Siklon Tropis Pada Tahap Pembentukan Kecepatan Angin Maksimum Pada Siklon Tropis yang Terjadi di Sekitar Indonesia Masa Hidup pada Siklon Tropis yang Terjadi di Sekitar Indonesia Nilai Rata-rata Bulanan Posisi Lintang dan Bujur Pada Tahap Pembentukan dan Peredaan Nilai Rata-rata Bulanan Kecepatan Angin Maksimum dan Masa Hidup siklon Tropis Pengaruh El-nino Terhadap Kejadian Siklon Tropis Anomali Kejadian Siklon Dampak Siklon Tropis KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran
7 7 7 8 10 11 11 12 14 15 16 17 18 18
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR 1 2. 3. 4.
Diagram Alir Metodologi Kejadian siklon tropis bulanan di BBU (Belahan Bumi Utara) Kejadian siklon tropis bulanan di BBS (Belahan Bumi Selatan). Frekuensi awal kemunculan siklon yang terjadi di utara ekuator berdasarkan posisi lintang. 5. Frekuensi awal terbentuk siklon yang terjadi di utara ekuator berdasarkan posisi bujur. 6. Frekuensi awal kemunculan siklon yang terjadi di Lintang Selatan berdasarkan posisi lintang 7. Frekuensi awal terbentuk siklon yang terjadi di LS berdasarkan posisi bujur 8. Frekuensi kejadian siklon tropis di utara ekuator berdasarkan posisi lintang pada tahap peredaan. 9. Frekuensi kejadian siklon di utara Indonesia berdasarkan posisi Bujur pada tahap peredaannya 10. Frekuensi kejadian siklon tropis di Selatan Ekuator berdasarkan posisi lintang pada tahap peredaan. 11. Frekuensi kejadian siklon tropis di Selatan Ekuator berdasarkan posisi Bujur pada tahap peredaan siklon. 12. Kejadian siklon di LU dan LS berdasarkan kecepatan angin maksimum 13. Frekuensi masa hidup siklon tropis di LU dan LS 14. Posisi lintang rata-rata bulanan awal terbentuk siklon LU 15. Posisi bujur rata-rata bulanan awal terbentuk siklon di LU 12 16. Kejadian siklon di LU pada bulan Maret dari tahun 1995-2006 17. Kejadian siklon di LU pada bulan Agustus dari tahun 1995-2006. 18. Posisi lintang awal rata-rata bulanan pada awal terbentuk siklon di LS 19. Posisi Bujur rata-rata bulanan awal terbentuk siklon di LS 20. Kejadian siklon tropis di LS pada bulan Januari dari tahun 1995-2006 21. Kejadian siklon tropis di LS pada bulan Juni dari tahun 1995-2006 22. Posisi lintang rata-rata bulanan pada akhir kejadian siklon di LU. 23. Posisi bujur rata-rata bulanan pada akhir kejadian siklon di Utara ekuator. 24. Posisi lintang rata-rata bulanan siklon tropis pada tahap peredaan di BBS 25. Posisi bujur rata-rata bulanan pada akhir kejadian siklon di Selatan ekuator 26. Rata-rata kecepatan angin maksimum bulanan pada siklon tropis di LU 27. Rata-rata kecepatan angin maksimum bulanan di LS 28. Masa hidup rata-rata bulanan pada siklon tropis di LU. 29. Masa hidup rata-rata bulanan pada siklon tropis di LS 30. Masa hidup rata-rata tahunan pada siklon tropis di Utara Ekuator. 31. Masa hidup rata-rata tahunan pada siklon tropis di Selatan Ekuator. 32. SIklon yang terbentuk di bawah 5°LU/LS. 33. Pusaran Borneo
6 7 7 8 9 9 9 9 10 10 10 11 11 12 12 12 12 13 13 13 13 14 14 14 14 15 15 15 15 16 16 17 17
iii
DAFTAR TABEL 1. Data posisi lintang minimum dan maksimum pada tahap pembentukan siklon 2. Data kejadian siklon tropis tahunan di LU dan LS 3. Siklon tropis yang terbentuk pada lintang di bawah 5°LU/LS
10 16 16
DAFTAR LAMPIRAN 1. Gambar Kejadian Siklon tropis di LU dan LS dari Tahun 1995-2006 2. Gambar kejadian Siklon Tropis Bulanan di LU dari Tahun 1995-2006 3. Gambar kejadian Siklon Tropis Bulanan di LS dari Tahun 1995-2006 4. Langkah-langkah Membuat Gambar Jejak (Track) Siklon Tropis
20 21 23 25
iv
I. PENDAHULUAN 11. Latar belakang Daerah tropika merupakan daerah yang lebih intensif menerima radiasi surya, sedikitnya sekali dalam setahun menerima penyinaran yang tegak lurus. Adanya perbedaan penyinaran radiasi menyebabkan terjadinya suhu permukaan laut menjadi naik sehingga terbentuk pusat tekanan rendah yang dapat memicu terjadinya siklon tropis yang dimulai dengan ganguan tropis seperti, depresi tropis, badai tropis dan siklon tropis. Siklon tropis selalu berawal pada wilayah dengan suhu permukaan laut yang tinggi untuk daerah yang luas. Siklon tropis dapat terbentuk apabila suhu permukaan laut lebih dari 27°C tetapi tidak terbentuk di daerah 4oLU dan 4oLS dari equator (Neiburger et al 1995). Hal ini dikarenakan gaya coriolis di daerah ini terlalu kecil (mendekati nol). Maka dari itu, siklon tropis tidak melewati Indonesia. Tetapi, efek dari siklon tropis yang terjadi di sekitar Indonesia dapat mempengaruhi kondisi cuaca di berbagai tempat di Indonesia. Adapun pengaruhnya terhadap Indonesia yaitu, seperti peluang curah hujan yang tinggi, angin kencang, tingginya gelombang muka laut, kekeringan dan banjir. Selain itu juga, siklon yang terjadi di sekitar Indonesia menimbulkan kerugian seperti, rusaknya sarana dan prasarana sampai mengakibatkan adanya korban jiwa. Siklon tropis memiliki karakter yang berbeda tergantung dari daerah pembentukannya. Misalnya, siklon lebih sering terjadi di belahan bumi utara dibandingkan belahan bumi selatan. Selain itu juga, Siklon tropis lebih sering terjadi di bagian barat samudara Atlantik dan Pasifik. Hal ini disebabkan suhu permukaan laut lebih tinggi disana. Jumlah siklon pada masing-masing samudra sangat bervariasi. Lebih dari 2/3 dari total siklon terjadi di belahan bumi utara, sekitar ½ dari jumlah tersebut terjadi di atas lautan Pasifik Utara bagian barat, sekitar ¼ di atas lautan Pasifik Utara bagian timur, 1/6 di atas lautan Atlantik Utara, dan sekitar 1/8 di atas lautan India Utara. Di antara siklon yang terjadi di Belahan Bumi Selatan, hampir setengahnya terbentuk di atas perairan di sebelah utara Australia, 1/3 di atas lautan Indonesia Selatan dan ¼ di atas lautan Pasifik Selatan (Neiburger et al, 1995).
Adapun daerah pembentukan siklon tropis yang dekat dengan Indonesia yaitu Samudera Pasifik Utara bagian Barat, Samudera Hindia Utara dan Selatan, Australia dan Pasifik Selatan. Maka dari itu, perlunya mengatahui karakteristik siklon tropis yang terjadi di sekitar Indoneia untuk memperkirakan siklon-siklon apa saja yang dapat mempengaruhi Indonesia. 1.2. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. 2. 3. 4.
Mengetahui secara kualitattif karakteristik siklon tropis di sekitar Indonesia Mengetahui perbedaan siklon tropis pada tahun normal dan tahun elnino. Mengetahui jalur/track siklon tropis yang terjadi di sekitar Indonesia. Mengetahui dampak siklon tropis yang terjadi di sekitar Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Siklon tropis Siklon tropis adalah sistem angin pusaran yang biasanya terbentuk di lautan dimana suhu permukaan lautnya melebihi 26,5oC (daerah pusat tekanan rendah di tropis) diantara garis lintang ±5o Lintang Utara Selatan (LU/LS) menjauhi ekuator (Trewartha, 1995). Menurut Tjasyono (2000), Siklon tropis mula-mula muncul sebagai gangguan tropis, tetapi jika: a. kecepatan angin meningkat menjadi sekitar 20 knot, dan terdapat satu isobar tertututp atau lebih, maka gangguan menjadi depresi tropis. b. kecepatan angin mengingkat antara 34 knot dan 64 knot, dan terdapat beberapa isobar tertutup di sekitar mata, maka depresi menjadi badai tropis. c. Kecepatan angin melebihi 64 knot, maka badai meningkat menjadi siklon tropis. Nama-nama lokal untuk gangguan cuaca jenis ini dapat bermacam-macam. Di perairan Indian barat dikenal dengan Hurricane, di perairan Indian timur dan Jepang disebut typhoon (taifun). Orang Australia menyebutnya Willy-willy dan di Philipina disebut dengan Baguio. Secara tekhnisnya mereka menyebutnya siklon tropika (Donn, 1975).
1