Anggraeni, Y., et al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
KARAKTERISTIK SEDIAAN DAN PELEPASAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SISTEM NIOSOM DENGAN BASIS GEL CARBOMER 940 Yulia Anggraeni1, Esti Hendradi1*, Tutiek Purwanti1, 1
Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Jln. Dharmawangsa Dalam, Surabaya *Corresponding author: e-mail:
[email protected]
ABSTRACT The purpose of the study was to know about characteristic of diclofenac sodium in niosome system form which is inside of carbomer 940 gel base and determining diclofenac sodium release rate (flux) of niosome system from carbomer 940 gel base. Niosome system which used acquired by Reverse Phase Evaporation method, consist of diclofenac sodium-span 20-cholesterol with molar ratio 1 : 4.5 : 4.5. The evaluation included organoleptics test (odor, color and consistency), pH, and release test. Results of organoleptics test were it had specific odor, the colour was yellowish white, and the consistency was thicker gel than control. The result of diclofenac sodium release is flux. Flux and pH was analyzed by statistic programmed of SPSS 16.0 using independent sample t-Test. Data analyze showed that first form has average pH 7.11±0.07 and second form was 6.27 ± 0.07. T test statistic analyze indicates that there are a significant difference between the two form’s average pH. First formulation has average flux 77.759 ± 7.34, and second formulation has 64.437±3.27. After it analyzed by statistic method, showed that there was a significant difference between two formulation’s flux. Keywords: diclofenac sodium, niosome, span 20, cholesterol, carbomer otot
PENDAHULUAN NSAID inflamasi)
(nonsteroidal
adalah
obat
rangka
anti-
misalnya,
yang
osteoarthritis,
dan
penyakit
rheumatoid dan
sendi
arthritis, ankylosing
memberikan efek analgesik, antipiretik,
spondylitis, keseleo; dan nyeri lainnya
dan anti-inflamasi. Diklofenak termasuk
seperti
salah satu obat NSAID, digunakan
(Sweetman, 2007). Bentuk senyawa
untuk meringankan nyeri dan inflamasi
yang aktif sebagai anti-inflamasi adalah
1
renal
colic,
acute
gout
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
bentuk garam natrium dan garam dietil
(Lachman, 1994). Keuntungan sediaan
amonium. Diklofenak dapat mengiritasi
gel dibandingkan sediaan topikal yang
lambung dan mengalami first past
lain adalah mudah merata jika dioleskan
metabolism sehingga hanya 50% obat
pada kulit tanpa penekanan, memberi
yang mencapai sirkulasi sistemik bila
sensasi
diberikan peroral. Pada kadar terapetik,
bekas dikulit, dan mudah digunakan.
99% terikat protein plasma. Waktu
Basis gel yang ideal adalah inert, aman,
paruhnya dalam plasma 1 sampai 2 jam.
tidak bereaksi dengan bahan lain dalam
Seperti
formula.
NSAID
pada
umumnya,
dingin,
tidak
Beberapa
menimbulkan
polimer
dapat
diklofenak sering kali menyebabkan
digunakan sebagai basis gel, antara lain
nyeri, kerusakan jaringan pada tempat
gom, turunan selulosa dan Carbomer
injeksi
ketika
(Zatz , 1996). Carbomer memiliki
secara
intramuscular.
diklofenak
diberikan
Suppositoria
beberapa
kelebihan
yaitu
bersifat
diklofenak dapat menyebabkan iritasi
hidrofil, sehingga mudah terdispersi
lokal (Sweetman , 2007). Diklofenak
dalam air dan dengan konsentrasi kecil
juga tersedia dalam bentuk topikal
yaitu 0,5 - 2,0% mempunyai kekentalan
untuk meminimalkan efek samping dan
yang cukup sebagai basis gel (Rowe,
memberikan
(Katzung,
2006). Untuk dapat memberikan efek
2002). Natrium diklofenak digunakan
farmakologi, bahan obat harus dapat
dalam bentuk topikal dengan kadar 1%
lepas dari basisnya (Barry, 1983).
untuk meringankan gejala nyeri dan
Natrium
inflamasi (Sweetman, 2007). Beberapa
dengan koefisien partisi 13,4 (Florey,
macam sediaan topikal yang ada antara
1986).
lain,
mengakibatkan distribusi bahan obat
salep,
kenyamanan
pasta,
gel
dan
krim
2
diklofenak
Sifat
bersifat
tersebut
lipofil
dapat
Anggraeni, Y., et al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
kurang merata dalam basis gel. Hal
pembentuk
tersebut akan mengakibatkan pelepasan
ampifil,
bahan
kurang
sebagai pembawa bahan obat hidrofilik
penyelesaian
maupun lipofil. Pada sistem niosom
menggunakan
surfaktan non ionik merupakan kantong
obat
dari
optimal.
Salah
masalah
ini
basisnya satu
adalah
vesikel yaitu niosom. Niosom unilamelar
yang
merupakan
atau
multilamelar
niosom
memiliki
sehingga
dapat
menyelubungi
sifat
berfungsi
bahan
obat
vesikel
sehingga difusi dalam basis lebih baik
yang
dan menghasilkan pelepasan bahan obat
terbentuk dari surfaktan non ionik
dari basis yang optimal.
dengan kolesterol sebagai penstabil
Penelitian ini dilakukan untuk
(Shahiwala, 2002). Niosom memiliki
mengetahui karakteriastik sedian gel
struktur surfaktan multilamelar, oleh
natrium
karena
sebagai
niosom dengan perbandingan molar
pembawa obat hidrofobik atau ampifilik
natrium diklofenak-Span 20-kolesterol
(Jufri et al, 2004). Tipe surfaktan
1 : 4,5 : 4,5 dalam basis gel Carbomer
mempengaruhi efisiensi
940
itu
paling
sesuai
enkapsulasi,
dan
diklofenak
untuk
dalam
menentukan
sistem
laju
toksisitas, karakteristik, dan stabilitas
pelepasan (fluks) natrium diklofenak
dari
dalam sistem niosom dari basis gel
niosom.
Sorbitan
monostearat
(Span) merupakan salah satu surfaktan
Carbomer 940.
non ionik yang sering digunakan. Span
Evaluasi yang dilakukan meliputi uji
dengan harga HLB antara 4 dan 8
karakteristik sediaan dan uji pelepasan
cocok
natrium diklofenak. Uji karakteristik
dengan
bentukan
vesikel
(Mozafari, 2007). Span 20 memiliki
sediaan
harga HLB 8,6. Span 20 sebagai
organoleptis (tekstur, warna dan bau) dan
3
meliputi
pemeriksaan
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
uji pH. Uji pelepasan dilakukan dengan
diperoleh dari Dianum. Untuk membuat
menggunakan sel difusi dan membran
dapar fosfat salin pH 7,4 ± 0,05,
selofan. Media yang digunakan yaitu
digunakan
larutan dapar fosfat pH 7,4 ± 0,05
NaCl,
dengan suhu percobaan 37 ± 0,5 °C.
KH2PO4 dengan kualitas pro analisis
Penentuan kadar natrium diklofenak
dari (E. Merck) dan membran selofan.
dilakukan dengan mengukur serapan
Alat
menggunakan Spectrophotometer UVVIS
pada
panjang
bahan-bahan
KCl,
antara
lain
Na2HPO4.12H2O
dan
Alat-alat yang digunakan dalam
gelombang
penelitian ini meliputi alat uji disolusi
maksimum natrium diklofenak yaitu
Hanson Research Dissolution Tester
275 nm, kemudian ditentukan harga
(pengaduk
fluksnya.
Beam Spectrophotometer UV-Vis (Cary-
BAHAN DAN METODE
50), sel difusi (sesuai USP XXV), IR
Bahan
Jasco FT/IR 5300, pH meter CG 818 T Bahan-bahan yang digunakan
dalam
pembuatan
paddle),
Double
(Schott Gerate), alat uji suhu lebur
natrium
Differential Thermal Analysis (DTA) SP
diklofenak ini bila tidak disebutkan lain
900 Thermal System Metler Toledo SP
mempunyai
85, neraca analitik Sartorius, dan
Pharmaceutical
gel
bentuk
derajat grade,
kemurnian antara
lain
waterbath.
natrium diklofenak diperoleh dari PT.
Metode penelitian
Dexa Medika, Carbomer 940 (Nuveon
Pembuatan niosom
Asia Pacific ltd. Hongkong), Span 20 (Sigma),
kolesterol
(Sigma),
Ditimbang
seksama
natrium
TEA
diklofenak 0,2001 g; Span 20 0,9800 g;
diperoleh dari PT. Tristar dan aquades
dan kolesterol 1,0904 g. Span 20
4
Anggraeni, Y., et al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
dilarutkan dalam kloroform 10 mL
Pembuatan Sediaan Gel Natrium
sampai larut kemudian ditambahkan
Diklofenak
kolesterol aduk sampai larut. Natrium
Komposisi
sediaan
gel
natrium
diklofenak dilarutkan dalam aqua bebas
diklofenak dapat dilihat pada tabel 1.
CO2 sebanyak 9 mL aduk sampai larut.
Pembuatan Basis gel Carbomer
Larutan
diklofenak
Carbomer 940 didispersikan dalam aqua
ditambahkan ke dalam campuran Span
bebas CO2 (10 kali jumlah Carbomer),
20 dan kolesterol yang telah dilarutkan
diamkan selama 10 menit kemudian
dalam kloroform sehingga terbentuk
aduk sampai homogen. Tambahkan
campuran
Kemudian
TEA aduk perlahan sampai terbentuk
campuran tersebut disonikasi dengan
masa gel. Tambahkan dengan sejumlah
frekuensi 35 KHz pada suhu 4-5oC
aqua bebas CO2 ad berat sediaan 20 g,
selama 16 menit sampai terbentuk fase
sehingga
yang homogendan ditambahkan dapar
sediaan 0,5%.
fosfat-salin
Pembuatan Sediaan Gel Formula I
natrium
dua
fase.
sebanyak
6
mL
serta
konsentrasi
dalam
disonikasi 35 KHz 4-5°C selama 12
Timbang Span
menit sampai terbentuk satu fase. Fase
natrium
organik dihilangkan pada suhu 40° C
diperlukan. Natrium diklofenak yang
pada
mmHg
telah
sampai
bebas CO2, aduk sampai larut. Larutkan
Suspensi niosom
Span 20 dan kolesterol dalam klorofom.
dipanaskan di waterbath pada suhu 60
Natrium diklofenak yang telah larut
o
ditambahkan pada campuran Span 20-
konsistensi tertentu.
kolesterol,diaduk
tekanan
menggunakan
±
200
rotavapor
kloroform hilang.
C selama 15 menit sampai diperoleh
5
20,
basis
diklofenak
ditimbang
kolesterol
dan
sesuai
yang
ditambahkan
hingga
aqua
homogen.
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Tabel 1. Formula sediaan gel natrium diklofenak Bahan
Jumlah Formula I 0,2006 g 0,9790 g 1,0941 g 9 mL 10 mL 6 mL 11,0506 g*
Formula II -
Natrium diklofenak Span 20 Kolesterol Aqua bebas CO2 Kloroform Dapar fosfat salin Campuran formula I setelah dipekatkan Niosom 11,1920 g** Basis: 8,9494 g 8,8080 g Carbomer 940 0,1001 g 0,1016 g Aqua bebas CO2*** 1 mL 1 mL TEA 0,2 mL 0,2 mL Aqua Bebas CO2 **** 7,6493 mL 7,5064 mL Jumlah 20 g 20 g Keterangan : Formula I : sediaan gel dengan pernambahan Span 20 dan kolesterol tanpa dibuat sistem niosom. Formula II : sediaan gel dengan sistem niosom (Natrium diklofenak- Span 20Kolesterol). * : Campuran formula I yang sudah dipekatkan ditimbang beratnya. ** : Niosom yang sudah dipekatkan ditimbang beratnya. *** : Aqua bebas CO2 untuk mengembangkan basis. **** : Penambahan aqua bebas CO2 ad berat sediaan 20 g. Kemudian
campuran
tersebut
tertentu basis gel Carbomer 940 ad berat
ditambahkan dengan dapar fosfat salin,
20 g sehingga kadar basis dalam sediaan
aduk ad homogen. Lalu campuran
0,5%.
natrium diklofenak dirotavapor dengan
Pembuatan Sediaan Gel Formula 2
tekanan 200 mmHg suhu 40ºC
ad
Dibuat dengan membentuk natrium
kloroform hilang. Campuran yang telah
diklofenak dalam sistem niosom dan
dihilangkan
dipekatkan
membuat basis gel Carbomer 940.
dengan water bad sampai berat tertentu.
Sistem niosom dicampur dengan basis
Kemudian
gel Carbomer 940 ad berat sediaan 20 g,
kloformnya
ditambahkan
sejumlah
6
Anggraeni, Y., et al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
kemudian aduk sampai didapat gel yang
Evaluasi Sediaan
homogen.
Penentuan Karakteristik Sediaan
Uji
Homogenitas
Sediaan
Pengujian
Gel
diklofenak
homogenitas dilakukan
meliputi
pemeriksaan organoleptis, pH.
Natrium Diklofenak Pengukuran
tersebut
natrium
dengan
Pemeriksaan organoleptis sediaan gel
cara
natrium diklofenak
menimbang sediaan sebanyak 125,0 mg
Pemeriksaan organoleptis sediaan gel
di tiga titik yang berbeda pada sediaan
natrium diklofenak dilakukan secara
gel
visual
natrium
diklofenak,
kemudian
meliputi
warna,
bau,
dan
dilarutkan dalam metanol 5,0 mL,
konsistensi.
kemudian di tambahkan dengan aqua
Pengukuran pH sediaan
bebas CO2 ad 25,0 mL dalam labu ukur,
Pengukuran pH masing-masing sediaan
kocok 40 kali. Pipet 10,0 mL larutan
dilakukan dengan menggunakan pH
natrium diklofenak dalam aqua bebas
meter.
CO2, tambahkan dengan aqua bebas CO2
Penentuan Laju Pelepasan Natrium
ad 25 mL dalam labu ukur, kocok 40
diklofenak dari Sediaan Gel
kali. Lalu larutan tersebut dipipet 5,0
Alat dan perlengkapan pengujian laju
mL tambahkan dengan aqua bebas CO2
pelepasan
ad 10 mL dan dikocok. Kemudian
digunakan adalah apparatus 5-paddle
disaring menggunakan membran filter
over disk, dilengkapi dengan sel difusi.
ukuran 0,45 μm. Diamati serapannya
Sebagai media disolusi digunakan dapar
pada panjang gelombang maksimum
fosfat salin pH 7,4 ± 0,05 dan sebagai
natrium diklofenak. Sediaan dikatakan
membran digunakan selofan. Gambar
homogen jika memiliki KV < 6%.
dan alat dapat dilihat pada gambar 1.
7
dari
sediaan
gel
yang
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Keterangan Gambar : A :Bejana yang berisi larutan media B : Paddle (pengaduk) yang diatur kecepatannya C : Jarak antara ujung paddle dengan membran difusi D : Sel difusi yang berisi sediaan E : Termometer F : Tabung untuk mengambil cuplikan
Gambar 1. Apparatus 5-paddle over disk (The United States Pharmacopeia Convention, Inc., 2002) Sel difusi berbentuk silinder pipih
sebanyak 5,0 mL. Setiap cuplikan yang
(gambar 2). Tempat penampung gel
diambil diganti larutan dapar fosfat
mempunyai garis tengah 2,9 cm dengan
salin pH 7,4 ± 0,05 dengan jumlah yang
ketebalan 0,4 cm. Sel difusi yang telah
sama.
disiapkan, dimasukkan ke dalam bejana
diamati
pada alat uji pelepasan yang berisi
spektrofotometer UV-Vis pada panjang
larutan dapar fosfat salin dengan pH 7,4
gelombang
±
natrium diklofenak dalam cuplikan
0,05
sebanyak
500
mL.
Suhu
Cuplikan
tersebut
serapannya
275
dengan
Konsentrasi
percobaan diatur pada 37°C ± 0,5°C.
dihitung
Paddle diputar dengan kecepatan 100
persamaan regresi kurva baku natrium
rpm dan segera dicatat sebagai waktu ke
diklofenak dalam dapar fosfat salin pH
nol. Pada menit ke 0, 5, 10, 15, 20, 25,
7,4 ± 0,05 yaitu y = 0,03093x –
30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240,
0,00202.
270, 300, 330, 360 diambil cuplikan
8
dengan
nm.
kemudian
menggunakan
Anggraeni, Y., et al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Gambar 2. Sel difusi Keterangan gambar : a. Tempat gel b. Karet penyekat c. Penutup d. Sekrup e. Membran
Untuk memperhitungkan pengenceran
basis per satuan luas membran tiap
5,0 mL media pelepasan, kadar terukur
waktu
dikoreksi dengan persamaan Wurster :
konsentrasi yang diperoleh setiap waktu
(μg/mL),
(μg/mL)
ditambah
dihitung
dengan
dari
faktor
koreksi Wurster lalu dikalikan dengan Keterangan : Cn : Kadar sebenarnya setelah dikoreksi (ppm). C’n : Kadar terbaca (hasil perhitungan dari nilai serapan sampel yang terbaca pada spektrofotometer) dalam ppm. Cs : Kadar terbaca dari sampel sebelumnya. a : Volume sampel yang diambil. B : Volume media.
jumlah media (500 mL) kemudian dibagi
luas
Kemudian
Jumlah
dibuat
kurva
membran. hubungan
antara jumlah kumulatif diklofenak yang lepas (μg/cm2) terhadap akar waktu. Penentuan
Penentuan
permukaan
Kecepatan
Pelepasan
kumulatif (fluks) Natrium Diklofenak dari Basis
Natrium diklofenak Gel Penentuan
jumlah
kumulatif Dari
kurva
yang
dihasilkan
natrium diklofenak yang terlepas dari antara jumlah kumulatif diklofenak
9
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
yang lepas (μg/cm2) vs akar waktu jika
menunjukkan kedua formula memiliki
mengikuti persamaan linier maka fluks
bentuk, warna dan bau yang berbeda.
ditentukan dengan menghitung slope
Pengukuran pH Sediaan Gel Natrium
dari persamaan garis linier.
diklofenak Hasil pengukuran pH
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Pengujian
sediaan
gel natrium diklofenak dapat dilihat
Homogenitas
pada tabel 4. Pengukuran pH sediaan
Sediaan Gel Natrium Diklofenak Hasil uji homogenitas sediaan
gel natrium diklofenak didapatkan pH
gel natrium diklofenak pada kedua
rata-rata ± SD formula I sebesar 7,11 ±
formula dapat dilihat pada tabel 2.
0,07, dan formula II sebesar 6,27 ±
Persen recovery adalah konsentrasi
0,07. Selanjutnya dilakukan analisis
yang terukur dibagi konsentrasi teoritis
statistik
dikalikan seratus persen. Berdasarkan %
masing-masing
KV yang diperoleh diketahui bahwa
formula menggunakan independent t-
konsentrasi natrium diklofenak antar
Test diperoleh hasil nilai t hitung
cuplikan adalah homogen karena % KV
(12,167) yang lebih besar dari t tabel
≤ 6.
(2,776).
Hasil Penentuan Karakteristik
perbedaan yang bermakna pada pH
Sediaan
sediaan pada formula I dan formula II.
Pemeriksaan
organoleptis
sediaan
dengan
Hal
memasukkan replikasi
tersebut
dari
berarti
pH tiap
ada
Formula II memiliki pH lebih rendah
natrium diklofenak Hasil pemeriksaan
dibandingkan
organoleptis meliputi bentuk, warna dan
dikarenakan pada formula II sebagian
bau dapat dilihat pada tabel 3. Hasil
dapar fosfat salin pH 7,4±0,05 ikut
pemeriksaan organoleptis pada tabel 3.
10
dengan
formula
I,
Anggraeni, Y., et al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
terjebak dalam sistem niosom sehingga
dengan
adanya
Tabel 2. Hasil uji homogenitas sediaan gel natrium diklofenak pada kedua formula. Formula
% Recovery natrium diklofenak pengamatan ke1 2 3
I
94,18
95,48
95,20
II
89,60
90,19
90,41
Rerata ± SD; %KV 94,96± 0,68; 0,72 90,07±0,42; 0,46
Tabel 3. Hasil pemeriksaan organoleptis sediaan gel natrium diklofenak pada kedua formula Organoleptis Bentuk Warna Bau
Formula I II Setengah padat, encer, Setengah padat, kental, lembut. lembut. Putih kekuningan Putih kekuningan Spesifik Spesifik
pengenceran dengan aqua bebas CO2
dengan
(pH 5,5) kemampuan mempertahankan
diklofenak yang terlepas dari basis
pH lebih kecil dibandingkan dengan
(µg/cm2), mulai tercapainya kondisi
formula I.
steady state yaitu pada menit ke-60.
Hasil Penentuan Profil Pelepasan
lofenak dari basis gel formula I dan
Natrium Diklofenak
formula II dapat dilihat pada gambar 3.
Evaluasi yang terakhir adalah uji
jumlah
kumulatif
natrium
Hasil Penentuan Fluks
pelepasan dengan media larutan dapar
Berdasarkan data uji pelepasan,
fosfat salin pH 7,4 ± 0,05. Besarnya laju
dibuat persamaan regresi hubungan
pelepasan natrium diklofenak atau harga
antara akar waktu dengan jumlah
fluks diperoleh dengan cara membuat
kumulatif
persamaan regresi linier antara akar t
lepas persatuan luas membran mulai
11
natrium
diklofenak
yang
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Jumlah kumulatif persatuan luas (μg/cm2 )
dari menit ke 60-360 dan didapatkan
slope dari masing-masing persamaan
1400 1200 1000 800 Formula I 600
Formula II
400 200 0 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
√t (menit1/2 )
Gambar 3. Profil Rerata jumlah kumulatif natrium diklofenak yang lepas persatuan luas membran tiap akar waktu dari kedua formula ± SD
Tabel 4. Hasil pengukuran pH sediaan gel natrium diklofenak pada kedua formula Formula
I
II
regresi.
1 2 3 1 2 3
pH Sediaan Gel Natrium Dikofenak 7,11 7,03 7,19 6,37 6,24 6,20
Harga
slope
formula
II
64,437
±
3,2657μg/cm²/menit (tabel 5). Tabel 5. Harga fluks natrium diklofenak yang terlepas pada kedua formula
Rerata ± SD
Replikasi 7,11 ± 0,07
1 2 3 Rerata ± SD
6,27 ± 0,07
inilah
sebesar
Fluks (μg/cm2/menit½) Formula I Formula II 70,548 58,932 85,227 62,98 77,501 65,395 77,759 ± 64,437 ± 7,3429 3,2657
yang Dari data harga fluks natrium diklofenak
merupakan nilai fluks pelepasan natrium yang lepas dari sediaan gel dilakukan diklofenak dari basis gel kedua formula. uji statistika t-Test didapatkan hasil t Dari hasil perhitungan diperoleh harga hitung 3,303 rerata
lebih besar dari t-Test
fluks ± SD formula I sebesar 2,776 dengan derajat kepercayaaan 0,95
77,759
±
7,3429μg/cm²/menit
dan
12
Anggraeni, Y., et al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
(α =0,05) sehingga dapat diketahui
diklofenak. Pada formula I didapatkan
bahwa
konsistensi
ada
perbedaan
bermakna
yang
encer
diantara fluks dua formula tersebut
dibandingkan
(gambar 4). Hal ini disebabkan adanya
Akibatnya pada formula I
perbedaan konsistensi sediaan dan pH
molekul obat meningkat sehingga tidak
pada
ada hambatan dalam pelepasan natrium
kedua
sediaan
mempengaruhi
yang
pelepasan
dapat natrium
dengan
lebih formula
II.
mobilitas
diklofenak dari basis.
Fluks rerata (μg/cm²/menit)
90 75 60
Formula I
45
Formula II 30 15 0
Formula
Gambar 4. Histogram fluks rerata sediaan gel natrium diklofenak. Data merupakan fluks rerata dari tiga replikasi ± SD
Nilai pH pada formula I lebih tinggi jika
formula II, sehingga pada formula I
dibandingkan
didapatkan pelepasan yang lebih tinggi
Diklofenak
dengan merupakan
formula suatu
II. basa
dibanding formula II.
lemah dimana akan berada dalam
Dalam penelitian ini digunakan
bentuk tak terionkan (larut) dalam pH
waktu uji disolusi selama 6 jam.
basa. Hal tersebut akan mengakibatkan
Niosom dapat berfungsi sebagai kontrol
pada formula I natrium diklofenak lebih
pelepasan, sehingga dengan waktu uji
terlarut
disolusi
jika
dibandingkan
dengan
13
tersebut
tidak
bisa
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
menggambarkan laju pelepasan natrium
konsistensi yang lebih kental dan bau
diklofenak dalam sistem niosom yang
yang lebih khas jika dibandingkan
sesungguhnya. Oleh karena itu untuk
dengan sediaan gel natrium diklofenak-
dapat
Span
mengetahui
natrium
diklofenak
laju
pelepasan
tanpa
dibentuk
sistem
sistem niosom. Kedua sediaan tersebut
niosom diperlukan perpanjangan waktu
memiliki warna yang sama yaitu putih
disolusi. Selain itu pada uji pelepasan
kekuningan.
digunakan natrium diklofenak yang
diklofenak yang dibentuk dalam sistem
terjebak dalam niosom dan yang bebas.
niosom memiliki nilai pH lebih rendah
Hal tersebut menyebabkan tidak dapat
dibandingkan
diketahui
natrium
pengaruh
dalam
20-kolesterol
sistem
niosom
Sediaan
dengan
diklofenak
gel
natrium
sediaan tanpa
gel
niosom.
terhadap pelepasan natrium diklofenak
Sediaan gel natrium diklofenak yang
dari basis. Untuk dapat memastikan
dibentuk dalam sistem niosom dengan
bahwa pelepasan natrium diklofenak
perbandingan molar 1: 4,5 : 4,5
yang
hanya
memiliki harga fluks pelepasan yang
dipengaruhi oleh sistem niosom maka
lebih rendah dibandingkan dengan se
perlu dilakukan uji pelepasan dengan
sediaan gel natrium diklofenak tanpa
menggunakan natrium diklofenak yang
dibentuk sistem niosom (kontrol).
terjebak dalam sistem niosom saja.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Barry, B.W. (1983) Dermatological Formulation, Percutaneous, Absorption, Vol.18, New York: Marcel Dekker Inc., pp.1-33, 4967, 95-116, 234-255, 396-400 Departemen Kesehatan RI (1995) Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, hal. 7, 687
terjadi
pada
sediaan
Sediaan gel natrium diklofenak yang dibentuk dalam sistem niosom dengan perbandingan molar 1: 4,5 : 4,5 memiliki bentuk setengah padat dengan
14
Anggraeni, Y., et al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Florey, K. (1986) Analytical Profiles of Drug Substances, Vol. 15, Orlando, Florida: Academic Press Inc., pp.509-530 Ganiswara, S.G. (2005) Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, Bagian Farmakologi FK UI, Jakarta, hal. 218 Jufry, M., Anwar, E., Djajadisastra, J. (2004) Pembuatan Niosom Berbasis Maltodekstrin DE 5-10 dari Pati Singkong (Manihot Utilissima). Majalah Ilmu Kefarmasian, I, No.1, hal.10 20 Katzung, B.G. (2002) Farmakologi Dasar dan Klinik (Terjemahan : Dripa Sjabana, dkk), edisi kedua, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, hal. 462 Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L. (1994) Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi ke-3, (Terjemahan : Siti Suyatmi), Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, hal. 1091-1100 Mozafari M.R. (2007) Nanomaterials and Nanosystems for Biomedical Applications. http://www.springer.com
Rowe, C.R., Sheskey, P.J., Owen, S.C. (2006) Pharmaceutical Exipients, 5rd Edition, London : Pharmaceutical Press, Electronic version. Shahiwala, Aliasgar, Ambikanandan M. (2002) Studies in Topical Application of niosomally Entrapped Nimesulide. Journal of Pharmaceutical Sciences 5(3), pp. 220-225 The Department of Health (2002) British Pharmacopeia, Vol.2, London: The Stationery Office, pp. 580-581, 1593 The United States Pharmacopeial Convention, Inc., (2002) The Official Compendia of Standards, The United States Pharmacopeia XXV and The National Formulary XIX, Philadelphia, pp. 2011, 2018 Zatz, J.L., Kushla, G.P. (1996) Gels, Intervensi: Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, vol.2, New York: Marcell Dekker Inc., pp. 399-415
15