KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU RELAPSE YANG BEROBAT DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) MEDAN TAHUN 2000-2007 SKRIPSI
Oleh :
MEIRTHA YOLANDA SITEPU NIM 061000304
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU RELAPSE YANG BEROBAT DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) MEDAN TAHUN 2000-2007
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh : MEIRTHA YOLANDA SITEPU NIM. 061000304
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU RELAPSE YANG BEROBAT DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) MEDAN TAHUN 2000-2007 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
MEIRTHA YOLANDA SITEPU NIM. 061000304 Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 13 Januari 2009 Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji Ketua Penguji
Penguji I
Prof.dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH NIP : 132 084 988
drh. Rasmaliah, M.Kes NIP : 390 009 523
Penguji II
Penguji III
dr. Achsan Harahap, MPH NIP : 130 318 031
Drs. Jemadi, M.Kes NIP : 131 996 168
Medan, Februari 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan,
dr. Ria Masniari Lubis, Msi NIP : 131 124 053 Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) Paru masih menjadi masalah kesehatan baik di Indonesia maupun di dunia dan merupakan penyebab utama kematian. Tahun 2002 dilaporkan jumlah penderita TB Paru Bacil Tahan Asam/BTA+ di Indonesia dari jumlah penduduk 236.355.303 terdapat 581.847 penderita dengan proporsi sebesar (0,24%). Angka ini menunjukkan Indonesia di peringkat ke tiga setelah India dan Cina. Untuk mengetahui karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4 )Medan tahun 2000-2007, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain Case Series dan dilanjutkan analisa statistik ChiSquare. Populasi dan Sampel adalah 111 data penderita TB Paru (total sampling). Trend penderita TB Paru Relapse tahun 2000-2007 cenderung menurun dengan persamaan garis y = 26.46-2,80x. Proporsi penderita TB Paru Relapse tahun 2000 (23,4%), umur 15-55 (92,8%), jenis kelamin laki-laki (68,9%), agama Islam (23,1%), suku Jawa (44,1), pendidikan SLTP/Sederajat (36,0%), pekerjaan wiraswasta (47,7%), status perkawinan kawin (70,3%),PMO keluarga (87,4%), kepatuhan berobat patuh (79,3%), konversi sputum tahap intensif (81,5 %), konversi sputum tahap lanjutan (87,0), tempat berobat terdahulu puskesmas (70,3%),Hasil akhir pengobatan sembuh/pengobatan lengkap (75,7%). Tidak ada perbedaan proporsi umur, jenis kelamin, PMO berdasarkan hasil akhir pengobatan. Ada perbedaan proporsi tahap pengobatan intensif ,tahap pengobatan lanjutan, kepatuhan berobat, Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan hasil akhir pengobatan.Tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan kepatuhan berobat. Kepada pihak Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan agar melakukan penyuluhan kepada penderita dan Pengawas Menelan Obat (PMO) supaya penderita dapat menjalani pengobatan secara teratur sampai sembuh
Kata kunci: TB Paru ,Relapse, Karakteristik Penderita
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Meirtha Yolanda Sitepu
Tempat/Tanggal Lahir
: Medan, 11 September 1985
Agama
: Kristen Protestan
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Alamat
: Jl. Gaperta Ujung Gg Bakti NO 33 Medan
Riwayat Pendidikan Tahun 1991 – 1997
: SD Tunas Kartika I Medan
Tahun 1997 – 2000
: SLTP Negeri 18 Medan
Tahun 2001 – 2003
: SMU Khatolik Budi Murni 1 Medan
Tahun 2003 – 2006
: Akademi Kebidanan Deli Husada Deli Tua
Tahun 2006 – 2008
: FKM USU Medan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Karakteristik Penderita TB Paru Relapse Yang Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH, selaku ketua Departemen Epidemiologi FKM USU dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 3. Ibu drh. Rasmaliah, Mkes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktu
dan
pikirannya
dalam
memberikan
petunjuk
dan
bimbingannya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
4. Bapak dr. Achsan Harahap, MPH, selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan masukan dan kritikan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan sumbangan pikiran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen dan Staf Departemen Epidemiologi FKM USU Medan. 7. Bapak dr. H. Adlan N. Lufti S.Sp.P, Selaku Kepala Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP.4) yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini. 8. Terima kasih kepada Papa Drs. SM.Sitepu, MHum, mama Dra. M.Sembiring, MPd, serta adik-adikku Melinda dan Michi yang paling kusayangi yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis. 9. Teman-temanku : Mey, Bang Agus, Alin, Bang Alvian, Kak Imel, Bang Dedy, Bang Budi dan seluruh rekan peminatan epidemiologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih buat motivasi dan kebersamaannya. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan acuan bagi penelitiaan selanjutnya. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa menyertai kita semua. Amin.
Medan,
Januari 2009 Penulis
Meirtha Yolanda Sitepu
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI Halaman Halaman Pengesahan ................................................................................. i Abstrak ....................................................................................................... ii Riwayat Hidup Penulis .............................................................................. iii Kata Pengantar .......................................................................................... iv Daftar Isi .................................................................................................... vi Daftar Tabel ............................................................................................... ix Daftar Gambar ........................................................................................... xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 4 1.3. Tujuan Umum ........................................................................... 4 1.3.1. Tujuan Umum ................................................................... 4 1.3.2. Tujuan Khusus .................................................................. 5 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Tuberkulosis Paru Relapse ........................................... 7 2.2. Etiologi ...................................................................................... 7 2.3. Patogenesis ................................................................................ 7 2.3.1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya TB Paru Relapse .............................................................................. 8 2.4. Klasifikasi Tuberkulosis ............................................................ 8 2.4.1. Tuberkulosis Paru ............................................................. 8 2.4.2. Tuberkulosis Ekstra Paru .................................................. 9 2.5. Gejala Tuberkulosis Paru ........................................................... 10 2.5.1. Gejala Sistemik ................................................................. 10 2.5.2. Gejala Respiratorik ........................................................... 10 2.6. Diagnosa Tuberkulosis Paru ...................................................... 11 2.6.1. Pemeriksaan Bakteriologis ................................................ 11 2.6.2. Pemeriksaan Radiologis .................................................... 12 2.6.3. Pemeriksaan Laboratorium ................................................ 12 2.6.4. Pemeriksaan Uji Tuberkulin .............................................. 13 2.7. Pengobatan Tuberkulosis Paru ................................................... 13 Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
2.7.1. Tahap Pengobatan ............................................................. 2.7.2. Kategori Pengobatan ......................................................... 2.7.3. Hasil Akhir Pengobatan ..................................................... 2.7.4. Pengawas Menelan Obat (PMO) ........................................ 2.8. Epidemiologi Tuberkulosis Paru Relapse ................................... 2.8.1. Distribusi Penderita Tubrekulosis Paru Relapse ................. 2.8.2. Faktor Determinan Tuberkulosis Paru Relapse .................. 2.9. Pencegahan Tuberkulosis Paru ................................................... 2.9.1. Pencegahan Pertama ......................................................... 2.9.2. Pencegahan Kedua ............................................................ 2.9.3. Pencegahan Ketiga ............................................................ BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep ...................................................................... 3.2. Defenisi Operasional ................................................................. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 4.2.1. Lokasi Penelitian ............................................................... 4.2.2. Waktu Penelitian ............................................................... 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 4.3.1. Populasi ............................................................................ 4.3.2. Sampel .............................................................................. 4.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 4.5. Teknik Analisa Data .................................................................. BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 5.2. Tenaga Kesehatan Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan ........................................................................................ 5.3. Distribusi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tahun ......... 5.4. Sosiodemografi Penderita TB Paru Relapse ............................... 5.4.1. Pengawas Menelan Obat (PMO) Penderita TB Paru Relapse 5.4.2. Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Relapse ................. 5.4.3. Konversi Sputum Tahap Intensif dan Lanjutan Penderita TB Paru Relapse ................................................. 5.4.4. Tempat Berobat Terdahulu Penderita TB Paru .................. 5.4.5. Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse .......... 5.5. Analisa Statistik ......................................................................... 5.5.1. Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil akhir Pengobatan ..................................................... 5.5.2. Proporsi Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan
13 14 15 16 17 17 18 22 22 23 23 24 24 28 28 28 28 28 28 28 29 29 30 30 31 32 34 35 35 36 37 38 38
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hasil Akhir Pengobatan .................................................... 5.5.3. Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ........ 5.5.4. Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan 5.5.5. Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ....................................................................... 5.5.6. Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan .............................................................. 5.5.7. Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Pengobatan ....................................................... BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Penderita TB Paru Relapse dan Kecendurungan Berdasarkan Tahun ........................................................................................ 6.2. Sosiodemografi Penderita TB Paru Relapse ............................... 6.2.1. Umur ................................................................................. 6.2.2. Jenis Kelamin ................................................................... 6.2.3. Agama .............................................................................. 6.2.4. Suku ................................................................................. 6.2.5. Pendidikan ........................................................................ 6.2.6. Pekerjaan .......................................................................... 6.2.7. Status Perkawinan ............................................................. 6.2.8. Pengawas Menelan Obat (PMO) ....................................... 6.2.9. Kepatuhan Berobat ............................................................ 6.2.10. Konversi Sputum ............................................................ 6.2.11. Tempat Berobat Terdahulu .............................................. 6.2.12. Hasil Akhir Pengobatan .................................................. 6.3. Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ................................................................................ 6.4. Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ................................................................................. 6.5. Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ............................... 6.6. Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan .................. 6.7. Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan .......... 6.8. Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan ................................................................................. 6.9. Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ............................................................................... 7.2. Saran .........................................................................................
39 40 41 42 43
45 46 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 65 67 68
DAFTAR PUSTAKA Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
LAMPIRAN Master Data Print Out SPSS Surat Survei Pendahuluan Survei Selesai Penelitian
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1.
Tabel 5.2.
Tabel 5.3.
Tabel 5.4.
Tabel 5.5.
Tabel 5.6.
Tabel 5.7.
Tabel 5.8.
Distribusi Tenaga Kesehatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .......................
30
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tahun Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ...............................
31
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Sosiodemografi di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .......................................
32
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pengawas Menelan Obat (PMO) di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ........
34
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ...............................
35
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Konversi Sputum Tahap Intensif dan Lanjutan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 20002007 ................................................................................
36
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tempat Berobat Terdahulu di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .........................
37
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .........................
37
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.9.
Distribusi Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..........
38
Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..........
39
Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 20002007 ...................................................................................
40
Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 20002007 ..................................................................................
41
Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .........................................
42
Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..........
43
Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..........
44
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1.
Gambar 6.2.
Gambar 6.3.
Gambar 6.4.
Gambar 6.5.
Gambar 6.6.
Gambar 6.7.
Diagram Bar dan Garis Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tahun di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............................
45
Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Umur di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............................................
46
Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Jenis Kelamin di Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .....................................
47
Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Agama di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............................................
48
Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Suku di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............................................
49
Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pendidikan di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .....................................
50
Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pekerjaan di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .....................................
51
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.8.
Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Status Perkawinan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ............................
52
Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pengawas Menelan Obat (PMO) Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 20002007 .......................................................................................
53
Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Kepatuhan Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..............
54
Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Konversi Sputum Tahap Intensif dan Lanjutan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..............................................................................
55
Gambar 6.12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tempat Berobat Terdahulu Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..............
56
Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..............
57
Gambar 6.14. Diagram Bar Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..............
58
Gambar 6.15. Diagram Bar Proporsi Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru –Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............
59
Gambar 6.16. Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .......................................................
60
Gambar 6.17. Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .......................................................
61
Gambar 6.9.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.18. Diagram Bar Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 .............................................
62
Gambar 6.19. Diagram Bar Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..............
63
Gambar 6.20. Diagram Bar Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 ..............
65
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia. Adapun salah satu pokok program pembangunan kesehatan tersebut adalah program pemberantasan penyakit menular dan imunisasi yaitu untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian dari penyakit menular serta mengurangi dampak sosial akibat penyakit agar tidak menjadi masalah kesehatan.1 Dewasa ini banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada yang telah dibasmi berkat kemajuan teknologi, akan tetapi masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk negara berkembang salah satunya adalah penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru).2 Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit menular yang telah di kenal lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak diketemukannya kuman penyebab TB Paru oleh Robert Koch tahun 1882 di Berlin, namun sampai saat ini penyakit TB Paru masih merupakan masalah kesehatan baik di Indonesia maupun di dunia dan merupakan penyebab utama kematian.3,4 Tuberkulosis Paru (TB Paru) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, menurut
World Health Organisation (WHO) insiden TB Paru berkisar 8 juta
penduduk di seluruh dunia per tahun dan hampir 3 juta orang meninggal akibat TB Paru setiap tahun (WHO 1993).5 Data WHO tahun 1996, menunjukkan bahwa Insidence Rate (IR) TB Paru di beberapa negara ASEAN seperti Malaysia sebesar 62,7 per 100.000 penduduk, 1 Filipina sebesar 400,5 per 100.000 penduduk, Singapura sebesar 25,6 per 100.000 penduduk, Thailand sebesar 67,1 per 100.000 penduduk sedangkan di Indonesia sebesar 67,7 per 100.000 penduduk. Angka ini menunjukkan bahwa pada tahun 1996 penyakit TB Paru tertinggi di Filipina.6 Pada tahun 1999, WHO menyatakan bahwa Prevalensi TB Paru di Indonesia sekitar 715.000, di mana proporsi Basil Tahan Asam/BTA+ dengan Prevalence Rate (PR) 240 per 100.000 penduduk dan Cause Spesifik Death Rate (CSDR) TB Paru 17,5 per 100.000 penduduk per tahun dengan Case Fatality Rate (CFR) 24,5 %.7 Pada tahun 2002 di laporkan jumlah penderita TB Paru Bacil Tahan Asam/BTA+ di India dari 1.140.455.260 penduduk terdapat 1.820.369 orang penderita dengan proporsi sebesar (0,16%), di China dari 1.326.526.462 penduduk Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
terdapat sebanyak 1.447.947 orang penderita dengan proporsi sebesar (0,11%), dan di Indonesia dari jumlah penduduk 236.355.303 terdapat 581.847 penderita dengan proporsi sebesar (0,24%). Angka ini menunjukkan Indonesia di peringkat ke-3 dunia dalam jumlah kasus TB Paru setelah India dan China.8 Menurut Surkesnas tahun 2004 menyatakan Indonesia Timur adalah kawasan paling banyak penderita TB Paru BTA+, dengan Prevalence Rate sebesar 189 per 100.000 penduduk, sedangkan Prevalence Rate Nasional 186 per 100.000 penduduk. Bila secara regional, maka Prevalence Rate untuk Jawa-Bali sebesar 67 per 100.000, Insidence Rate sebesar 63 per 100.000 penduduk sedangkan Sumatera Prevalence Rate sebesar 160 per 100.000 penduduk.9 Pada tahun 2000 di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilaporkan dari jumlah penduduk 3.343.651 terdapat 38 kasus penderita TB Paru Relapse. Sedangkan di Propinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk 36.294.280 terdapat 409 kasus penderita TB Paru Relapse.10,11 Berdasarkan data Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
tahun 2006
tercatat dari 18.955 jumlah penderita TB Paru terdapat 215 (1,13%) jumlah penderita TB Paru Relapse, sedangkan jumlah penderita TB Paru Relapse tertinggi di seluruh Kabupaten/Kota terdapat di Kabupaten Simalungun yaitu dari 953 jumlah penderita TB Paru terdapat 25 orang jumlah penderita TB Paru Relapse dengan proporsi sebesar (11,63%).12 Dari data yang ada di Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2006 tercatat di seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Medan jumlah penderita TB Paru Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
sebanyak 2.769 orang, dan proporsi yang dinyatakan kambuh (relapse) sebesar 16 orang (0,57%).13 Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara yang menyelenggarakan upaya kesehatan paru serta mengatasi masalah kesehatan paru masyarakat secara menyeluruh dan terpadu dalam satu wilayah kerja. Jumlah penderita TB Paru Relapse berdasarkan
data
Rekam Medik di BP4 Medan tahun 2000-2007 yaitu pada tahun 2000 sebanyak 26 orang (23,4%), pada tahun 2001 mengalami penurunan sebanyak 21 orang (18,9%), tahun 2002 sebanyak 18 orang (16,2%), tahun 2003 menurun sebanyak 15 orang (13,5%), tahun 2004
sebanyak 9 orang (8,1%), pada tahun 2005 mengalami
penurunan menjadi 4 orang (3,6%), tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 13 orang (11,7%), dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 5 orang (4,5%), sehingga di peroleh data penderita TB Paru Relapse tahun 2000-2007 sebanyak 111 orang. Berdasarkan uraian diatas terjadinya kasus kambuh (relapse) pada Penderita TB Paru yang menjalani pengobatan ulang (retreatment) di BP4 Medan disebabkan oleh karena pengobatan yang tidak teratur serta kombinasi obat yang dapat menimbulkan terjadinya resistensi (Drug resistance tuberkulosis /DR-TB) dan (Multi drug resistence/MDR-TB).14 Penelitian yang dilakukan Zulkarnain (2005) menemukan, bahwa penderita TB Paru dengan kasus kambuh (relapse) yang resisten terhadap kuman Mycobacterium tuberkulosis di Kabupaten Deli Serdang tahun 2004 dari 11 orang
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
penderita TB Paru relapse terdapat 10 orang (90,9%) yang mengalami DR-TB dan 1 orang (9,10%) yang mengalami MDR-TB.15 Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di BP4 Medan tahun 20002007. 1.2. Perumusan Masalah Belum diketahuinya karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di BP4 Medan tahun 2000-2007. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di BP4 Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui kecenderungan penderita TB Paru Relapse yang berobat di BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) Medan dari tahun 2000-2007. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, pendidikan, dan status perkawinan). c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan pengawas menelan obat (PMO).
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan tempat berobat terdahulu. e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan hasil akhir pengobatan. f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan konversi sputum tahap intensif dan lanjutan. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan kepatuhan berobat h. Untuk mengetahui perbedaan konversi sputum tahap intensif berdasarkan distribusi proporsi hasil akhir pengobatan. i.
Untuk mengetahui perbedaan konversi sputum tahap lanjutan berdasarkan distribusi proporsi hasil akhir pengobatan
j.
Untuk mengetahui perbedaan umur berdasarkan distribusi proporsi hasil akhir pengobatan
k. Untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin berdasarkan distribusi proporsi hasil akhir pengobatan. l.
Untuk
mengetahui perbedaan distribusi
proporsi kepatuhan
berobat
berdasarkan hasil akhir pengobatan. m. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan hasil akhir pengobatan. n. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan kepatuhan berobat. Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan dalam program pencegahan dan penanggulangan TB Paru Relapse 1.4.2. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 1.4.3. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi pihak yang membutuhkan dan yang ingin melanjutkan penelitian tentang tuberkulosis.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Tuberkulosis Paru Relapse Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis), yang sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Sedangkan Tuberkulosis Paru Relapse adalah penderita TB Paru yang sebelumnya
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
mendapatkan pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh kemudian datang kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak Basil Tahan Asam/BTA+.15 2.2. Etiologi TB Paru Relapse disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang panjangnya 1-4 µm dan lebarnya antara 0,3-0,6 µm. Kuman akan tumbuh optimal pada suhu sekitar 37º C dengan tingkat PH optimal pada 6,4-7,0.16 Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman tuberkulosis cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup berhari-hari sampai berbulan-bulan di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.15 2.3. Patogenesis Sumber Penularan adalah penderita TB BTA+ yang dapat menularkan kepada orang yang berada disekitarnya atau disekelilingnya terutama kontak erat dengan penderita. Pada waktu batuk atau bersin penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet nuklei. Partikel yang mengandung kuman ini dapat bertahan di udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana yang7lembab dan gelap, kuman dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan.17 Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Selama kuman TB masuk kedalam tubuh manusia kuman tersebut dapat
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.18 2.3.1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya TB Paru Relapse : a. Harus ada infeksi b. Jumlah basil sebagai penyebab infeksi harus cukup. c. Virulensi yang tinggi dari basil tuberkulosis. d. Daya tahan tubuh yang menurun memungkinkan basil berkembang biak dan keadaan ini menyebabkan timbulnya kembali penyakit TB Paru. e. Perilaku kebiasaan merokok dan meminum alkohol. f. Pengobatan yang terlalu pendek g. Kemungkinan resistensi obat.16,19 2.4. Klasifikasi Tuberkulosis 2.4.1. Tuberkulosis Paru TB Paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil 3 kali pemeriksaan dahak, radiologis atau kultur Mycobacterium tuberkulosis. TB ini dibagi atas :
a. Tuberkulosis Paru BTA Positif i.
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu) hasilnya BTA positif.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
ii. Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran TB aktif. b. Tuberkulosis Paru BTA Negatif Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran TB aktif. TB Paru BTA negatif rontgen positif di bagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas dan keadaan umum penderita buruk. 2.4.2. Tuberkulosis Ekstra Paru TB yang menyerang organ tubuh lain selain paru misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium, kelenjar limfe, tulang, persedian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain). TB Ekstra Paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu: a. TB Ekstra Paru Ringan Misalnya : TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang) sendi dan kelenjar adrenal. b. TB Ekstra Paru Berat Misalnya : meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleoritis eksudativa duplex, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin.15
2.5.
Gejala Tuberkulosis Paru
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Keluhan yang dirasakan penderita TB Paru dapat bermacam-macam atau malah tanpa keluhan sama sekali. Gejala klinik TB Paru dapat dibagi atas 2 golongan, yaitu : gejala sistemik dan gejala respiratorik. 2.5.1. Gejala Sistemik a. Demam Demam merupakan gejala pertama dari TB Paru, biasanya timbul pada sore dan malam hari disertai keringat mirip demam influenza yang segera mereda. Demam dapat hilang timbul dan makin lama makin panjang masa serangannya. Demam dapat mencapai suhu tinggi yaitu 40º- 41ºC. b. Malaise Karena TB Paru bersifat radang menahun maka dapat terjadi rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan makin kurus, sakit kepala, mudah lelah dan pada wanita kadang-kadang dapat terjadi gangguan siklus haid. 2.5.2. Gejala Respiratorik a. Batuk Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan bronkus, selanjutnya akibat adanya peradangan pada bronkus batuk akan menjadi produktif. Batuk produktif ini berguna untuk membuang produk-produk ekskresi peradangan. Dahak dapat bersifat mukoid atau purulen.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
b. Batuk Darah Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah. Batuk darah tidak selalu timbul akibat pecahnya aneurisma pada dinding kavitas, dapat juga terjadi karena ulserasi pada mukosa bronkus. c. Sesak Nafas Gejala ini di temukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru yang cukup luas. Pada awal penyakit gejala ini tidak pernah didapat. d. Nyeri Dada Gejala ini timbul apabila sistem persarafan yang terdapat di pleura terkena, gejala ini dapat bersifat lokal atau pleuritik.8,16 2.6.
Diagnosa TB Paru Penetapan diagnosis TB Paru hampir sama pada semua tingkatan umur.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan diagnosis TB Paru adalah sebagai berikut: 2.6.1. Pemeriksaan Bakteriologis Tanda pasti penderita TB Paru ditetapkan dengan pemeriksaan kultur yang membutuhkan waktu sekitar 6-8 minggu. Pemeriksaan dahak 3 kali, identik dengan pemeriksaan kultur pemeriksaan dahak ini lebih cepat dan lebih murah. Pemeriksaan tersebut berupa pemeriksaan mikroskopis dari dahak yang telah dibuat sediaan hapus dan diwarnai secara Ziehl Neelsen. Bila kuman BTA dijumpai 2 kali dari 3 kali pemeriksaan penderita disebut penderita BTA+ menular. Jumlah kuman yang ditemukan merupakan informasi yang sangat penting karena berhubungan dengan Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
derajat penularan penderita maupun dengan beratnya penyakit. Sebagian di Negaranegara berkembang, pemeriksaan dahak secara mikroskopik merupakan satu-satunya cara dimana diagnosis TB Paru dapat dipastikan.3 Pencatatan hasil pembacaan berdasarkan skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease) tahun 2000 adalah sebagai berikut: 1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut negatif 2. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, hasilnya meragukan 3. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + atau (1+) 4. Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut ++ atau (2+) 5.
Ditemukan > 10 BTA dalam I lapang pandang disebut +++ atau (3+)15
2.6.2. Pemeriksaan Radiologis (Foto Rontgen) Pada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan cara praktis untuk menemukan lesi tuberkulosis. Pemeriksaan ini memang membutuhkan biaya lebih dibandingkan pemeriksaan sputum. Pemeriksaan khusus yang kadang-kadang juga diperlukan adalah bronkografi yakni untuk melihat kerusakan bronkus atau paru yang disebabkan oleh TB. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan bila penderita akan menjalani pembedahan paru.16,17,20 2.6.3. Pemeriksaan Laboratorium a. Darah Pemeriksaan darah kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadangkadang meragukan. Pada saat TB aktif, akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
meninggi dengan diferensiasi pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit masih dibawah normal.
b. Sputum Pemeriksaan sputum sangat penting karena dengan ditemukannya kuman BTA, diagnosis TB sudah dapat dipastikan. Sputum yang baik untuk di periksa adalah sputum yang kental dan purulen (mucopurulen) berwarna hijau kekuningkuningan dengan volume 3-5 ml tiap pengambilan. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif. Bila hanya ada satu spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut dengan foto rontgen. 2.6.4. Pemeriksaan Uji Tuberkulin Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux test. Tuberkulin yang dipakai yaitu Purifeid Protein Derivativa (PPD). Test tuberkulin positif jika indurasi > 10 mm, pembacaannya dilakukan setelah penyuntikan yaitu 48-72 jam.3 Test Mantoux dengan 0,1 ml protein murni turunan tuberkulin di suntikkan intradermal ke permukaan volar lengan bawah (sehingga terbentuk gelembung).19 2.7.
Pengobatan TB Paru
2.7.1. Tahap Pengobatan Obat anti tuberkulosis diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat dalam jumlah yang cukup dan dosis yang tepat selama 6-8 bulan supaya semua kuman dapat dibunuh. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu : a. Tahap Intensif Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada tahap awal penderita minum obat setiap hari dengan pengawasan langsung oleh PMO.Hal ini untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila tahap intensif dilakukan dengan benar maka penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. b. Tahap Lanjutan Pada tahap ini penderita mendapat obat dalam jangka waktu yang lebih lama dan jenis obat yang lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kekambuhan. 2.7.2. Kategori Pengobatan WHO dan IUATLD (International Union Againts Tuberculosis and Lung Diseases) merekomendasikan panduan OAT standar, yaitu : a. Kategori – 1(2HRZE/4H3R3) Tahap intensif terdiri dari Isoniazid (H), Rimfampisin (R), Pirazinamid (Z) dan Ethambutol (E). Obat-obat tersebut diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZE). Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri Isoniazid (H) dan Rifampisin (R), diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan (4H3R3). Obat ini diberikan untuk : i.
Penderita baru TB Paru BTA positif.
ii. Penderita TB Paru BTA negatif Rontgen positif yang “Sakit Berat”. iii. Penderita TB Ekstra Paru Berat. b. Kategori – 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3) Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan dengan Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan suntikan Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Streptomisin setiap hari, lanjutkan 1 bulan dengan Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z) dan Ethambutol (E) setiap hari. Setelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan tiga kali dalam seminggu. Obat ini diberikan untuk :
i.
Penderita kambuh (relaps).
ii. Penderita Gagal (failure). iii. Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default). c. Kategori – 3 (2HRZ/4H3R3) Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap 2 bulan (2HRZ) diteruskan dengan tahap terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu (4H3R3). Obat ini diberikan untuk : i.
Penderita baru BTA negatif dan rontgen positif sakit ringan.
ii. Penderita ekstra paru ringan yaitu TB kelenjar limfe (limfadenitis), pleuritis eksudative unilateral, TB kulit, TB tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal. d. OAT Sisipan (HRZE) Bila pada akhir tahap intensif dari pengobatan kategori 1 atau kategori 2, hasil pemeriksaan dahak masih tetap BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari selama 1 bulan. 2.7.3. Hasil Akhir Pengobatan Hasil pengobatan seseorang penderita dapat dikategorikan sebagai berikut : Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
a. Sembuh
adalah
penderita
BTA
positif
yang
telah
menyelesaikan
pengobatannya secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak pada dua kali yang berurutan hasilnya BTA negatif. b. Pengobatan
lengkap
yaitu
penderita
yang
telah
menyelesaikan
penggobatannya secara lengkap tetapi tidak ada hasil pemeriksaan dahak ulang. c. Meninggal adalah penderita yang dalam masa pengobatan diketahui meninggal karena sebab apapun. d. Gagal adalah penderita BTA positif pada akhir pengobatan dengan sisipan, pada akhir bulan ke 5 (kategori 1) dan akhir penggobatan. e. Default (Drop out) adalah penderita yang tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum penggobatan selesai. f.
Pindah adalah penderita yang berobat pindah ke kabupaten / kota lain.3,21,22
2.7.4. Pengawas Menelan Obat (PMO) Salah satu dari komponan DOTS adalah penggobatan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang PMO. a. Persyaratan PMO i.
Dipercaya dan disetujui oleh petugas kesehatan maupun penderita.
ii. Tinggal dekat dengan penderita. iii. Membantu penderita dengan sukarela. iv. Bersedia dilatih atau mendapat penyuluhan bersama dengan penderita. Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
b. Tugas-tugas PMO i.
Melakukan pengawasan minum obat.
ii. Memberikan dorongan agar penderita berobat secara teratur. iii. Mengingatkan jadwal pemeriksaan ulang dahak. iv. Memastikan penderita benar-benar meminum obat. v. Mengenali efek samping obat dan menasehati penderita agar tetap mau menelan obat. vi. Merujuk penderita bila efek samping semakin berat. vii. Melakukan kunjungan rumah dan menganjurkan anggota keluarga untuk memeriksakan dahak bila ditemui gejala TB Paru.23 2.8.
Epidemiologi TB Paru Relapse
2.8.1. Distribusi Frekuensi Penderita TB Paru Relapse a. Orang Resiko Penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-2%. Pada daerah dengan ARTI sebesar 1%, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi TB Paru, hanya 10% dari yang terinfeksi akan menjadi penderita TB Paru.22 Penyakit TB Paru dapat menyerang semua golongan umur dan jenis kelamin.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Penelitian yang dilakukan oleh Gea (2005) menemukan, bahwa penderita TB Paru di Puskesmas Gunungsitoli tahun 2005-2007 yang paling banyak adalah laki-laki yaitu 334 orang (63,6%).24 b. Tempat Data WHO menunjukkan bahwa Indonesia adalah penyumbang kasus tuberkulosis terbesar ketiga di dunia. Sekitar 40% beban tuberkulosis didunia terjadi dinegara Asia Tenggara yang tergabung dalam koordinasi WHO yaitu SEARO (South East Asia Regional Office). SEARO meliputi Negara Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, Nepal, Srilanka, Thailand, dan Pakistan.25,26 Berdasarkan data cakupan program TB di Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2006, tercatat prevalensi TB Paru Relapse sebanyak 215 orang, sedangkan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara yang paling banyak kasus TB Paru Relapse yaitu Simalungun sebanyak 25 orang.12 c. Waktu Di Indonesia penyakit tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 tuberkulosis merupakan salah satu dari lima penyebab kematian utama di Indonesia.27 Penelitian yang dilakukan oleh Karolina (2007) menemukan, bahwa Penderita TB Paru di Rumah Sakit Umum Kabanjahe pada tahun 2001 sebanyak 50 orang. Tahun 2002 sebanyak 76 orang.Tahun 2003 sebanyak 52 orang. Tahun 2004 sebanyak 92 orang dan pada tahun 2005 sebanyak 98 orang. Hal ini menunjukkan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
bahwa penyakit tuberkulosis paru tidak dipengaruhi oleh waktu, karena terjadinya peningkatan kasus penderita TB Paru dari tahun ke tahun. 28 2.8.2. Faktor Determinan TB Paru Relapse a. Host i. Umur TB Paru dapat terjadi pada semua golongan umur, baik pada bayi atau anakanak,
orang
dewasa
maupun
manula.
Beberapa
penelitian
menunjukkan
kecenderungan penderita TB terdapat pada kelompok umur produktif (15-55 tahun). Penelitian Suryanto, A (2001) di Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi Semarang pada periode bulan Juli-Desember 1998 menemukan 347 penderita TB Paru dengan kasus kambuh (relapse) sebanyak 9 orang (9,4%) berumur 15-55 tahun.29 ii. Jenis Kelamin Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih sering terkena TB Paru dibandingkan perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan perempuan sehingga kemungkinan terpapar lebih besar pada laki-laki. Selain itu kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol pada lakilaki dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena TB Paru.19,25 Data cakupan TB di Sumatera Utara tahun 2006, tercatat bahwa penderita TB Paru Relapse yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki yaitu 163 orang (75,8%).12 iii. Pekerjaan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Faktor lingkungan kerja mempengaruhi seseorang untuk terserang suatu penyakit atau tidak. Seseorang yang bekerja pada lingkungan kerja yang buruk seperti supir, tukang becak, orang yang sering terpapar debu, polusi asap, dan lain-lain lebih gampang untuk terkena penyakit TB Paru dibandingkan dengan orang yang seharihari bekerja di kantor.26,30 iv. Sosial Ekonomi Masyarakat dari golongan sosial ekonomi lemah lebih sering terinfeksi TB Paru. Keadaan kemiskinan mengarah kepada perumahan yang terlampau padat dan kondisi kerja yang buruk serta terjadinya malnutrisi yaitu gizi kurang yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga dapat memudahkan terjadinya infeksi penyakit menular.31,32
v. Gizi Orang yang mudah tertular kuman TB Paru adalah mereka yang kekurangan gizi dan kondisi fisiknya lemah.17 Keadaan malnutrisi (kekurangan kalori, protein, dan zat besi) akan mempengaruhi daya tahan tubuh sehingga akan menurunkan resistensi terhadap berbagai penyakit termasuk TB Paru. Faktor ini sangat penting kepada masyarakat di Negara miskin, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.30 vi. Faktor Toksik
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Merokok tembakau dan minum banyak alkohol merupakan faktor-faktor penting yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, selain itu obat-obatan kotikosteroid dan imunosupresan juga dapat menurunkan kekebalan tubuh. Mereka yang merokok 3-4 kali lebih sering terinfeksi TB Paru dari pada yang tidak merokok. Selain itu kebiasaan merokok juga meningkatkan angka kematian akibat TB Paru sebesar 2,8 kali.31 vii. Penyakit lain Pada negara-negara dengan prevalensi TB yang tinggi, seperti Indonesia maka setidaknya 50% atau lebih para penduduk dewasanya telah terinfeksi kuman TB Paru dan di dalam tubuhnya terdapat kuman TB dalam keadaan dormant. Mereka tidak menjadi sakit karena daya tahan tubuh yang baik. Bila daya tahan tubuh menurun atau rusak karena AIDS, maka penyakit TB Paru akan muncul. Kecepatan perkembangan TB Paru menginfeksi lebih cepat dan mudah pada orang yang terkena AIDS.16
b. Agent Penyebab TB Paru adalah Mycobacterium tuberkulosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 0,3-0,6 µm. Spesies yang dapat menginfeksi manusia adalah Mycobacterium bovis, Mycobacterium kansasii, dan Mycobacterium intrasellulare. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
(lipid). Lipid ini yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lemak serta gangguan kimia dan fisik.33 Sifat kuman ini adalah aerob, mudah mati pada air mendidih (5 menit pada suhu 80ºC, 20 menit pada suhu 60ºC atau pasteurisasi), mudah mati dengan sinar matahari, tahan hidup berbulan-bulan pada suhu kamar yang lembab. Kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. 16,33 c. Environment i. Padat Penghuni Perumahan yang terlalu padat penghuninya dalam suatu ruangan dapat memudahkan terjadinya penularan penyakit terhadap penghuni yang lainnya terutama tuberkulosis. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan mengakibatkan overcrowded.34 ii. Ventilasi Ventilasi rumah berfungsi untuk menjaga agar aliran udara didalam rumah tetap segar dan dalam kelembaban yang optimum serta membebaskan udara ruangan dari bakteri patogen. Untuk luas ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.
iii. Kelembaban Kelembaban merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit) untuk pertumbuhannya. Kelembaban udara yang memenuhi syarat rumah sehat yaitu 50%-75%. Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
iv. Temperatur Keadaan temperature ruangan yang nyaman tergantung kepada ukuran ventilasi. Ventilasi yang baik akan menghasilkan udara yang nyaman yaitu 18ºC20ºC.35,36 v. Pencahayaan Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan, terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. 34,35 2.9.
Pencegahan Tuberkulosis Paru
2.9.1. Pencegahan Pertama a. Kebersihan lingkungan i.
Mengurangi tingkat kepadatan penduduk/penghuni rumah/overcrowding.
ii. Ventilasi harus baik iii. Pendidikan kesehatan berupa : penyuluhan kepada masyarakat akan akibat yang ditimbulkan bila meludah disembarangan tempat. b. Meningkatkan daya tahan tubuh i.
Makan makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna/makanan seimbang
ii. Tidur teratur dan cukup serta olah raga di udara yang segar iii. Peningkatan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG 2.9.2. Pencegahan Kedua
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
a. Penemuan kasus (Case finding) yaitu menemukan kasus atau penderita TB Paru baik secara aktif yaitu mencari penderita TB Paru di masyarakat maupun secara pasif menunggu penderita TB Paru yang dating ke fasilitas kesehatan. b. Memberikan pengobatan yang adekuat dengan hasil pemeriksaan sputum. c. Sterilisasi sputum dengan cara menjemur kasur, seprai, pakaian di bawah sinar matahari langsung. 2.9.3. Pencegahan Ketiga a. Memperpanjang sistem pengobatan yang diberikan. b. Memberikan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein, karena penurunan berat badan.15,16
BAB 3 KERANGKA KONSEP Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
3.1. Kerangka Konsep Penderita TB Paru Relapse 1. Sosiodemografi a. Umur b. Jenis Kelamin c. Agama d. Suku e. Pendidikan f. Pekerjaan g. Status perkawinan 2. Pengawas Menelan Obat (PMO) 3. Kepatuhan berobat 4. Konversi sputum 5. Tempat berobat terdahulu 6. Hasil akhir pengobatan
3.2. Defenisi Operasional 3.2.1. Penderita TB Paru Relapse adalah penderita TB Paru yang sebelumnya pernah mendapatkan pengobatan tuberkulosis atau pengobatan lengkap, kemudian datang kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak (BTA+/Basil Tahan Asam) sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status di BP4 Medan 3.2.2. Umur adalah usia penderita TB Paru Relapse saat berobat sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yaitu: 12 1.15 – 55 tahun (usia produktif) 2. > 55 tahun (usia non produktif)
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
24
3.2.3. Jenis Kelamin adalah ciri khas (organ reproduksi) yang dimiliki penderita sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, yang dibedakan atas: 1. Laki-laki 2. Perempuan 3.2.4. Agama adalah keyakinan yang dimiliki oleh penderita sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dibagi atas: 1. Islam 2. Kristen Katolik 3. Kristen Protestan 4. Hindu 5. Budha 3.2.5. Suku adalah ras atau etnik yang melekat pada diri penderita sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikelompokkan atas: 1. Melayu 2. Jawa 3. Batak 4. Mandailing 5. Aceh 6. Nias 7. Karo 3.2.6. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penderita sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikelompokkan atas: 1. Tidak sekolah/tidak tamat SD 2. SD/sederajat 3. SLTP/Sederajat 4. SLTA/Sederajat 5. Akademi/PT 3.2.7. Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari diluar rumah sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikelompokkan atas: Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1. PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 2. Wiraswasta 3. Petani,supir,tukang 4. Ibu rumah tangga 5. Pelajar/Mahasiswa 3.2.8. Status Perkawinan adalah identitas seseorang tentang kehidupan perkawinan sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, yaitu: 1. Kawin 2. Belum kawin 3.2.9. PMO adalah orang yang ditunjuk oleh petugas kesehatan sebagai pengawas penderita agar menelan obatnya secara teratur setiap hari, dengan kategori: 1. Petugas kesehatan 2. Keluarga (suami/istri,orang tua,anak,saudara,cucu) 3.2.10. Kepatuhan Berobat adalah ketaatan penderita dalam keteraturan meminum obat secara terus-menerus sampai akhir pengobatan yang tercatat pada kartu status, dengan kategori: 1. Patuh (aktif mengambil obat sesuai dengan tanggal perjanjian) 2. Tidak Patuh (lebih dari 2 kali tidak pernah mengambil obat) 3.2.11. Konversi Sputum Tahap Intensif adalah perubahan hasil pemeriksaan sputum penderita TB Paru Relapse dari BTA positif menjadi negatif
1 minggu
sebelum selesai tahap pengobatan intensif, dengan kategori: 1. Ada konversi 2. Tidak konversi
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
3.2.12. Konversi Sputum Tahap Lanjutan adalah perubahan hasil pemeriksaan sputum penderita TB Paru Relapse dari BTA positif menjadi negatif sebelum akhir tahap pengobatan lanjutan, dengan kategori:
1.Ada konversi 2.Tidak konversi 3.2.13. Tempat Berobat terdahulu adalah lokasi di mana penderita sebelumnya pernah berobat, dengan kategori:
1. RSU (Rumah Sakit Umum) 2. Puskesmas 3. BP4 4. Lain-lain 3.2.14. Hasil Akhir Pengobatan adalah hasil akhir dari pengobatan TB Paru Relapse sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikelompokkan atas: 1. Sembuh 2. Pengobatan lengkap 3. Meninggal 4. Gagal 5. Defaulted/drop out 6. Pindah
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan menggunakan desain Case Series. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) Medan. Pemilihan lokasi ini didasari atas pertimbangan bahwa BP4 Medan merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara dan belum pernah dilakukan penelitian tentang Karakteristik Penderita TB Paru Relapse. 4.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2008 – Desember 2008, dengan kegiatan sebagai berikut : melakukan survei awal, konsul proposal, seminar proposal, perbaikan proposal, kumpul data, analisa data, penulisan skripsi, ujian skripsi, dan perbaikan skripsi. 4.3. Populasi dan Sampel Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
4.3.1. Populasi adalah semua data penderita TB Paru Relapse yang berobat di BP4 Medan tahun 2000-2007 yaitu sebanyak 111 orang. 4.3.2. Sampel adalah semua data penderita TB Paru Relapse yang berobat di BP4 Medan tahun 2000- 2007, dimana besar sampel adalah sama dengan jumlah populasi (Total Sampling). Selama penelitian 3 Penderita TB Paru Relapse tidak di ikutkan karena meninggal sebelum akhir pengobatan tahap intensif.
4.4. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah 28 yang sebelumnya diperoleh dari pencatatan petugas BP4 Medan yang terdapat dalam kartu status penderita TB Paru Relapse, kemudian data dicatat dan ditabulasi. 4.5. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solution) kemudian dianalisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square dan Anova. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, tabulasi silang, grafik garis, diagram pie dan diagram bar.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara yang memberikan pelayanan kesehatan paru kepada masyarakat secara menyeluruh dan terpadu dalam satu wilayah kerja. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) ini terletak di Jalan Asrama dengan luas wilayah kerja adalah 71.680,68 Km2 yang meliputi Propinsi Sumatera Utara atau sesuai dengan kewenangan dan kedudukan yang di berikan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara.14 5.2. Tenaga Kesehatan Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan tahun 2007 adalah sebagai berikut : Tabel 5.1. Distribusi Tenaga Kesehatan di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan Tahun 2007 Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tenaga Kesehatan Dokter Spesialis Paru Dokter Umum SPK AKPER AKBID/Bidan APRO/Penata Rontgen Petugas Lab ATEM/Tenaga Elekto Medik Apoteker Petugas Gizi SKM Non Medis Total
Jumlah 2 6 16 8 2 5 5 2 6 2 1 18 73
Sumber : Profil BP4 Medan Tahun 2007
Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan sebanyak 73 orang, paling 30 banyak adalah tenaga non medis sebanyak 18 orang dan paling sedikit adalah sarjana kesehatan masyarakat (SKM) sebanyak 1 orang. 5.3. Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tahun Hasil Penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007, diperoleh distribusi berdasarkan tahun adalah sebagai berikut : Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tahun Yang Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 No 1 2 3 4 5 6
Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005
f 26 21 18 15 9 4
Proporsi (%) 23,4 19,0 16,2 13,5 8,1 3,6
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
7 8
2006 2007 Total
13 5 111
11,7 4,5 100
Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan pada tahun 2000 sebanyak 26 orang (23,4%), kemudian menurun pada tahun 2001 sebanyak 21 orang (19,0%), menurun lagi pada tahun 2002 sebanyak 18 orang (16,2%), kemudian menurun kembali pada tahun 2003 sebanyak 15 orang (13,5%), dan menurun lagi pada tahun 2004 sebanyak 9 orang (8,1%), menurun kembali pada tahun 2005 sebanyak 4 orang (3,6%), kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2006 sebanyak 13 orang (11,7%), dan menurun kembali pada tahun 2007 sebanyak 5 orang (4,5%). Berdasarkan metode Least Squares dengan rumus y = a + bx, didapat trend frekuensi penderita TB Paru Relapse tahun 2000-2007 dengan persamaan garis lurus y = 26,464-2,7976x yang menunjukkan adanya penurunan. 5.4. Sosiodemografi Penderita TB Paru Relapse Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007, diperoleh distribusi berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut : Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Sosiodemografi di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 No 1
Sosiodemografi Umur 15-55 tahun > 55 tahun
f
Proporsi (%)
103 8
92,8 7,2
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
2
3
4
5
6
7
Total Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Agama Islam Kristen Khatolik Kristen Protestan Total Suku Melayu Jawa Batak Mandailing Nias Karo Total Pendidikan Tidak Sekolah/Tidak tamat SD SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Akademik/PT
111
100
72 39 111
64,9 35,1 100
70 13 28 111
63,1 11,7 25,2 100
7 49 35 9 3 8 111
6,3 44,1 31,5 8,1 2,7 7,3 100
5 18 40 37 11
4,5 16,2 36,0 33,3 10
Total Pekerjaan PNS/TNI/POLRI/Pensiunan Wiraswasta Petani,supir,tukang Ibu Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa
111
100
3 53 26 18 11
2,7 47,7 23,4 16,2 10
Total Status Perkawinan Kawin Belum Kawin Total
111
100
78 33 111
70,3 29,7 100
Dari tabel 5.3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse berdasarkan sosiodemografi yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
(BP4) Medan tahun 2000-2007 yaitu menurut kelompok umur paling banyak adalah pada umur produktif (15-55 tahun) sebanyak 103 orang (92,8%) sedangkan yang paling sedikit adalah pada kelompok umur > 55 tahun sebanyak 8 orang (7,2%). Menurut jenis kelamin paling banyak terdapat pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 72 orang (64,9%) dan perempuan sebanyak 39 orang (35,1%). Menurut agama paling banyak adalah agama Islam sebanyak 70 orang (63,1%) dan paling sedikit adalah agama Kristen Khatolik sebanyak 13 orang (11,7%). Menurut suku paling banyak adalah suku Jawa sebanyak 49 orang (44,1%) dan paling sedikit adalah suku Nias sebanyak 3 orang (2,7%). Menurut tingkat pendidikan paling banyak adalah tingkat pendidikan SLTP/Sederajat sebanyak 40 orang (36,0%) dan paling sedikit adalah yang tidak sekolah/Tidak tamat SD sebanyak 5 orang (4,5%). Menurut pekerjaan paling banyak adalah wiraswasta sebanyak 53 orang (47,7%) sedangkan paling sedikit adalah PNS/TNI/POLRI/Pensiunan sebanyak 3 orang (2,7%). Menurut status perkawinan paling banyak memiliki status kawin sebanyak 78 orang (70,3%) sedangkan paling sedikit memiliki status belum kawin sebanyak 33 orang (29,7%). 5.4.1. Pengawas Menelan Obat (PMO) Penderita TB Paru Relapse Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007, Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
diperoleh distribusi berdasarkan pengawas menelan obat (PMO) adalah sebagai berikut : Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pengawas Menelan Obat (PMO) di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 No 1 2
Pengawas Menelan Obat (PMO) Petugas Kesehatan Keluarga Total
f
Proporsi (%)
14 97 111
12,6 87,4 100
Tabel 5.4. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 berdasarkan Pengawas Menelan Obat (PMO) paling banyak adalah Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga sebanyak 97 orang (87,4%) dan yang paling sedikit adalah Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan sebanyak 14 orang (12,6%). 5.4.2. Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Relapse Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007, diperoleh distribusi berdasarkan kepatuhan berobat adalah sebagai berikut : Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 No 1 2
Kepatuhan Berobat Patuh Tidak Patuh Total
f 88 23 111
Proporsi (%) 79,3 20,7 100
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.5. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 berdasarkan kepatuhan berobat paling banyak yang patuh yaitu sebanyak 88 orang (79,3%) dan paling sedikit yang tidak patuh yaitu sebanyak 23 orang (20,7%). 5.4.3. Konversi Sputum Pada Tahap Intensif dan Tahap Lanjutan Penderita TB Paru Relapse Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007, diperoleh distribusi berdasarkan konversi sputum pada tahap intensif dan tahap lanjutan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Konversi Sputum Tahap Intensif dan Lanjutan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 No 1
2
Konversi Sputum Tahap Intensif Konversi Tidak Konversi Total Tahap Lanjutan Konversi Tidak Konversi Total
f
Proporsi (%)
88 20 108
81,5 18,5 100
94 14 108
87,0 13,0 100
Tabel 5.6. dapat dilihat bahwa dari 111 penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 berdasarkan konversi sputum hanya terdapat 108 orang yang berada pada tahap intensif dan lanjutan, dimana 3 orang penderita yang meninggal disebabkan oleh Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
karena penyakit DM (Diabetes Melitus) dan gagal ginjal sehingga penderita yang meninggal tidak sampai menyelesaikan tahap pengobatan intensifnya. Proporsi penderita TB Paru Relapse yang mengalami konversi pada tahap intensif sebanyak 88 orang (81,5%) dan yang tidak mengalami konversi sebanyak 20 orang (18,0%) sedangkan pada tahap lanjutan penderita yang mengalami konversi sebanyak 94 orang (87,0%) dan yang tidak mengalami konversi sebanyak 14 orang 13,0%. 5.4.4. Tempat Berobat Terdahulu Penderita TB Paru Relapse Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007, diperoleh distribusi berdasarkan tempat berobat dahulu adalah sebagai berikut : Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tempat Berobat Terdahulu di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 No 1 2 3
Tempat Berobat Terdahulu RSU Puskesmas BP4 Total
f 12 78 21 111
% 10,8 70,3 18,9 100
Tabel 5.7. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 berdasarkan tempat berobat terdahulu paling banyak dari puskesmas sebanyak 78 orang (70,3%). Dan yang paling sedikit dari RSU sebanyak 12 orang (10,8%). 5.4.5. Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007, diperoleh distribusi berdasarkan hasil akhir pengobatan adalah sebagai berikut : Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 No 1 2 3
Hasil Akhir Pengobatan Sembuh/Pengobatan Lengkap Defaulted/DO atau Gagal Meninggal Total
f 84 24 3 111
% 75,7 21,6 2,7 100
Tabel 5.8. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 berdasarkan
hasil
sembuh/pengobatan
akhir lengkap
pengobatan sebanyak
terbanyak 84
orang
adalah
penderita
yang
(75,7%),
penderita
yang
defaulted/DO atau gagal sebanyak 24 orang (21,6%). Dan yang meninggal sebanyak 3 orang (2,7%) yang tidak sampai menyelesaikan tahap pengobatan intensifnya, dimana 1 orang penderita yang meninggal disebabkan oleh karena penyakit DM (Diabetes Melitus), sedangkan 2 orang lainnya disebabkan oleh karena penyakit gagal ginjal. 5.5. Analisa Statistik 5.5.1. Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi konversi sputum tahap intensif berdasarkan hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut : Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No
Hasil Akhir Pengobatan
1 Sembuh/Pengobatan lengkap 2 Defaulted/DO atau Gagal 2 χ =85,909
Konversi Sputum Tahap Intensif Konversi Tidak Konversi f % f % 84 100 0 0 4 16,7 20 83,3 df = 1
Total f 84 24
% 100 100 p = 0,000
Tabel 5.9. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap semuanya 100% mengalami konversi pada tahap intensif. Sedangkan dari 24 orang penderita yang defaulted/DO atau gagal sebanyak 4 orang (16,7%) mengalami konversi pada tahap intensif dan yang tidak mengalami konversi sebanyak 20 orang (83,3%). Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai (p<0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi konversi sputum tahap intensif berdasarkan hasil akhir pengobatan.
5.5.2. Proporsi Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi konversi sputum tahap lanjutan berdasarkan hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut : Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Konversi Sputum Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No
Hasil Akhir Pengobatan
1 Sembuh/Pengobatan lengkap 2 Defaulted/DO atau Gagal χ2=56,298
Konversi Sputum Tahap Lanjutan Konversi Tidak Konversi f % f % 84 100 0 0 10 41,7 14 58,3 df = 1
Total f 84 24
% 100 100 p = 0,000
Dari tabel 5.10. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap semuanya 100% mengalami konversi pada tahap lanjutan. Sedangkan dari 24 orang penderita yang defaulted/DO atau gagal sebanyak 10 orang (41,7%) yang mengalami konversi pada tahap lanjutan dan yang tidak mengalami konversi sebanyak 14 orang (58,3%). Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai (p<0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi konversi sputum tahap lanjutan berdasarkan hasil akhir pengobatan. 5.5.3. Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi umur berdasarkan hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut : Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
No
Hasil Akhir Pengobatan
15-55 tahun f %
Umur > 55 tahun f %
Total f
%
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1 Sembuh/Pengobatan lengkap 2 Defaulted/DO atau Gagal χ2 = 0,039
78 92,9 22 91,7 df = 1
6 2
7,1 8,3
84 24
100 100 p = 1,000
Tabel 5.11. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap sebanyak 78 orang (92,9%) pada umur 15-55 tahun dan 6 orang (7,1%) pada umur > 55 tahun. Sedangkan dari 24 orang penderita TB Paru Relapse yang mengalami defaulted/DO atau gagal sebanyak 22 orang (91,7%) pada umur 15-55 tahun dan 2 orang (8,3%) pada umur >55 tahun. Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai (p>0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi konversi sputum tahap lanjutan berdasarkan hasil akhir pengobatan.
5.5.4. Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi jenis kelamin berdasarkan hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut : Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 No
Hasil Akhir Pengobatan
Laki-laki
Jenis Kelamin Perempuan
Total
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1 Sembuh/Pengobatan lengkap 2 Defaulted/DO atau Gagal 2 χ = 0,073
f % 55 65,5 15 62,5 df = 1
f 29 9
% 34,5 37,5
f 84 24
% 100 100 p = 0,788
Tabel 5.12. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap sebanyak 55 orang (65,5%) terdapat pada laki-laki dan 29 orang (34,5%) pada perempuan. Sedangkan dari 24 orang penderita TB Paru Relapse yang defaulted/DO atau gagal sebanyak 15 orang (62,5%) terdapat pada lakilaki dan 9 orang (37,5%) pada perempuan. Berdasarkan hasil analisa statistik uji Chi Square diperoleh nilai (p>0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan hasil akhir pengobatan.
5.5.5. Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi kepatuhan berobat berdasarkan hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut : Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 No
Hasil Akhir Pengobatan
Kepatuhan Berobat
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1 Sembuh/Pengobatan lengkap 2 Defaulted/DO atau Gagal χ2 = 96,698
Patuh f % 84 100 2 8,3 df = 1
Tidak Patuh f % 0 0 22 91,7
Total f % 84 100 24 100 p = 0,000
Tabel 5.13. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap semuanya 100% patuh, sedangkan dari 24 orang penderita TB Paru Relapse yang defaulted/DO atau gagal sebanyak 2 orang (8,3%) patuh dan 22 orang (91,7%) tidak patuh. Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai (p<0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi kepatuhan berobat berdasarkan hasil akhir pengobatan.
5.5.6. Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi pengawas menelan obat (PMO) berdasarkan hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
No
Hasil Akhir Pengobatan
1 Sembuh/Pengobatan lengkap 2 Defaulted/DO atau Gagal 2 χ = 1,507
Pengawas Menelan Obat Petugas Keluarga Total Kesehatan f % f % f % 11 13,1 73 86,9 84 100 1 4,2 23 95,8 24 100 df = 1 p = 0,293
Tabel 5.14. dapat dilihat bahwa dari 84 orang penderita TB Paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap sebanyak 73 orang (86,9%) yang Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga dan 11 orang (13,1%) yang Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan. Dan dari 24 orang yang defaulted/DO atau gagal sebanyak 23 orang (95,8%) yang Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga. Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai (p>0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi pengawas menelan obat berdasarkan hasil akhir pengobatan
5.5.7. Proporsi Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat Berdasarkan hasil analisa statistik proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan hasil akhir pengobatan penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 adalah sebagai berikut : Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
No
Pengawas Menelan Obat
1 Petugas Kesehatan 2 Keluarga χ2 = 0,404
Kepatuhan Berobat Patuh Tidak Patuh Total f % f % f % 12 85,7 2 14,3 14 100 76 78,4 21 21,6 97 100 df = 1 p = 0,730
Dari tabel 5.15. dapat dilihat bahwa dari 14 orang penderita TB Paru Relapse yang Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan sebanyak 12 orang (85,7%) patuh dalam berobat dan 2 orang (14,3%) tidak patuh, sedangkan dari 97 orang penderita TB Paru Relapse yang Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga sebanyak 76 orang (78,4%) patuh dalam berobat dan 21 orang (21,6%) tidak patuh. Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai (p>0,05), berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan kepatuhan berobat.
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Penderita TB Paru Relapse dan Kecenderungan Berdasarkan Tahun
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
30 26
y = 26.46-2.80x
25 21
Frekuensi
20
18 15
15
13 9
10
5
4
5 0 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Tahun
Gambar 6.1. Diagram Bar dan Garis Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tahun di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.1. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 mengalami penurunan setiap tahunnya. Proporsi penderita TB Paru Relapse tertinggi pada tahun 2000 sebanyak 26 kasus (23,4%) dan terendah pada tahun 2007 sebanyak 5 kasus (4,5%). Berdasarkan metode Least Squares dengan rumus y = a + bx, didapat trend dari frekuensi penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 dengan persamaan garis lurus y = 26,46-2,80x menunjukkan adanya penurunan. Hal ini terjadi karena adanya komitmen dari Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan untuk melakukan 45 kegiatan pemberantasan dan penanggulangan penyakit TB Paru setiap tahunnya. Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.2. Sosiodemografi Penderita TB Paru Relapse 6.2.1. Umur Proporsi Umur Penderita TB Paru Relapse
7.2%
92.8%
15-55 tahun
> 55 tahun
Gambar 6.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Umur di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse berdasarkan umur adalah penderita dengan kelompok umur 15-55 tahun sebesar 92,8% sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur > 55 tahun sebesar 7,2%. Hal ini dapat diasumsikan karena kelompok umur 15-55 tahun adalah kelompok usia produktif yang mempunyai mobilitas yang sangat tinggi sehingga kemungkinan untuk terpapar kuman Mycobacterium tuberculosis paru lebih besar, selain itu reaktifan endogen (aktif kembali basil yang telah ada dalam tubuh) cenderung terjadi pada usia produktif. Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
WHO (1995) menyatakan bahwa di negara berkembang 75 % penderita TB Paru terjadi pada kelompok usia produktif (15-50) tahun.16 Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bismark Gea (2005) di Puskesmas Gunungsitoli dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi penderita TB Paru terdapat pada kelompok umur 15-55 tahun sebesar 75%.25 6.2.2. Jenis Kelamin Proporsi Jenis Kelamin Penderita TB Paru Relapse
35.1%
64.9%
Laki-laki
Perempuan
Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Jenis Kelamin di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse berdasarkan jenis kelamin adalah jenis kelamin laki-laki sebesar 64,9% dan proporsi terendah pada jenis kelamin perempuan sebesar 35,1%. Hal ini disebabkan karena laki-laki memiliki mobilitas yang lebih tinggi dibandingkan perempuan sehingga kemungkinan untuk terpapar kuman penyebab TB Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Paru lebih besar , selain itu kebiasaan laki-laki mengkonsumsi rokok , dan minum alkohol dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.2 Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Karolina Surbakti (2007) di Puskesmas Kabanjahe dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada jenis kelamin laki-laki sebesar 67,5%.29 6.2.3. Agama Proporsi Agama Penderita TB Paru Relapse
11.7%
25.2% 63.1%
Islam
Kristen Protestan
Kristen Khatolik
Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Agama di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse berdasarkan agama adalah agama Islam sebesar 63,1% dan proporsi terendah adalah Kristen Khatolik sebesar 11,7%.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini diasumsikan karena penderita TB Paru Relapse yang datang berkunjung berobat ke Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan paling banyak beragama Islam.14 6.2.4. Suku Proporsi Suku Penderita TB Paru Relapse
6.3% 2.7% 7.3% 8.1%
44.1%
31.5%
Jawa
Batak
Mandailing
Karo
Melayu
Nias
Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Suku di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.5. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse berdasarkan suku adalah suku Jawa sebesar 44,1% dan proporsi terendah terdapat pada suku Nias sebesar 2,7%. Hal ini belum bisa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penderita TB Paru Relapse berdasarkan suku, tetapi dapat disebabkan karena proporsi penderita TB Paru Relapse yang datang berkunjung berobat ke Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan paling banyak adalah suku Jawa. Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.2.5. Pendidikan Proporsi Pendidikan Penderita TB Paru Relapse
10%
4.5% 36.0%
16.2%
33.3% SLTP/Sederajat
SLTA/Sederajat
SD/Sederajat
Akademi/PT
Tidak Sekolah/Tidak tamat SD
Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pendidikan di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu BP4 Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse dengan tingkat pendidikan SLTP/sederajat sebesar 36,0% dan proporsi terendah terdapat pada tingkat pendidikan tidak sekolah/tidak tamat SD sebesar 4,5%. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemampuan penderita untuk menerima informasi tentang penyakit, terutama TB Paru. Kurangnya informasi tentang penyakit TB Paru menyebabkan kurangnya pengertian penderita terhadap penyakit dan bahayanya sehingga menyebabkan berkurangnya kepatuhan penderita terhadap pengobatan atau berhenti berobat bila gejala penyakit tidak dirasakan lagi. 17
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Penelitian yang dilakukan Turno Junaidi (2001) di Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Kabupaten Pidie dengan desain Cross Sectional yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada tingkat pendidikan SLTP sebesar 66,67%.36 6.2.6. Pekerjaan Proporsi Pekerjaan Penderita TB Paru Relapse 2.7% 10%
16.2%
47.7% 23.4%
Wiraswasta
Petani,supir,tukang
IRT
Pelajar/Mahasiswa
PNS/TNI/POLRI/Pensiunan
Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pekerjaan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse terdapat pada wiraswasta sebesar 47,7%, kemudian petani,supir,tukang sebesar 23,4% dan proporsi terendah adalah PNS/TNI/POLRI/Pensiunan sebesar 2,7%. Hal ini dapat diasumsikan bahwa seseorang yang terinfeksi TB Paru bukan karena dipengaruhi oleh tingkat aktifitas pekerjaan yang tinggi tetapi dapat juga dipengaruhi dari lingkungan tempat tinggal seperti : kelembaban rumah, keadaan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
ventilasi rumah, keadaan jendela rumah, serta pencahayaan alami yang masuk ke ruangan rumah. Penelitian yang dilakukan oleh Turno Junaidi di Puskesmas Mutiara Kabupaten Pidie dengan desain Cross Sectional yang memperoleh hasil proporsi tertinggi Penderita TB Paru berdasarkan sanitasi perumahan 57,78% tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Domen Silalahi (2005) di Dinas Kesehatan Kota PematangSiantar dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada pekerja wiraswasta sebesar 28,1%.41 6.2.7. Status Perkawinan Proporsi Status Perkawinan Penderita TB Paru Relapse
29.7%
70.3%
Kawin
Belum Kawin
Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Status Perkawinan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.8. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse terdapat pada status kawin sebesar 70,3% dan proporsi terendah terdapat pada status belum kawin sebesar 29,7%. Hal ini dapat diasumsikan bahwa tingginya proporsi penderita TB Paru Relapse pada status kawin jika dikaitkan dengan umur penderita disebabkan oleh karena banyaknya penderita yang menikah >15 tahun hal itu dapat dilihat dari tingginya proporsi umur 15-55 tahun. Kontak intensif pada orang yang kawin memiliki resiko untuk terkena penyakit TB Paru, karena penderita TB Paru akan menularkan penyakit pada anggota keluarga sendiri. Oleh sebab itu penderita TB Paru sebaiknya di tempatkan dikamar yang terpisah serta melakukan pengobatan secara tuntas dan adekuat agar tidak terjadi penularan pada anggota keluarga. 17 Penelitian yang dilakukan oleh Vevi Hairani (2006) di Puskesmas Pantai Cermin dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada status kawin sebesar 87,5%.39 6.2.8. Pengawas Menelan Obat (PMO)
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Proporsi Pengawas Menelan Obat Penderita TB Paru Relapse
12.6%
87.4%
Keluarga
Petugas Kesehatan
Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Pengawas Menelan Obat (PMO) di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.9. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse yang berperan sebagai Pengawas Menelan Obat (PMO) adalah keluarga sebesar 87,4%, sedangkan petugas kesehatan sebesar 12,6%. Hal ini diasumsikan karena keluarga lebih dekat dan mempunyai waktu banyak untuk bertemu, sedangkan petugas kesehatan lebih sedikit waktu untuk bertemu dan jarak rumah dengan penderita yang sangat jauh. Penelitian yang dilakukan Karolina Surbakti (2007) di Puskesmas Kabanjahe dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga sebesar 81,7%.29 6.2.9. Kepatuhan Berobat
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Proporsi Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Relapse
20.7%
79.3%
Patuh
Tidak Patuh
Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.10. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse berdasarkan kepatuhan berobat adalah patuh sebesar 79,3%, sedangkan yang tidak patuh sebesar 20,7%. Hal ini sesuai dengan strategi DOTS yang melibatkan PMO, untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obat secara teratur yang dilakukan dengan pengawasan langsung oleh seorang pengawas menelan obat.40 Penelitian Seri W (2003) di Puskesmas Perawatan Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada penderita yang patuh menjalani pengobatan sebesar 87,9%.40 6.2.10. Konversi Sputum
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
100 90
87 81.5
80 70 60 50 40 30
18.5
20
13
10 0 Intensif
Lanjutan Konversi
Tidak Konversi
Gambar 6.11. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Konversi Sputum Tahap Intensif dan Lanjutan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.11. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse yang mengalami konversi pada tahap intensif sebesar 81,5% dan yang mengalami konversi pada tahap lanjutan sebesar 87,0%. Tingginya konversi sputum ini berhubungan erat dengan kepatuhan penderita menelan obat secara teratur dan terus menerus. Hal ini menunjukkan bahwa angka konversi sudah memenuhi target nasional dimana target angka konversi sebesar 80%.16 Penelitian yang dilakukan Vevi Hairani (2006) di Puskesmas Pantai Cermin dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada penderita yang mengalami konversi pada tahap lanjutan sebesar 100%.39 Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.2.11. Tempat Berobat Terdahulu Proporsi Tempat Berobat Dahulu Penderita TB Paru Relapse
10.8%
18.9%
70.3%
Puskesmas
BP4
RSU
Gambar 6.12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Tempat Berobat Dahulu di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.12. dapat dilihat bahwa proporsi terbesar penderita TB Paru Relapse berobat di Puskesmas sebesar 70,3%, kemudian BP4 sebesar 18,9% dan proporsi terkecil adalah RSU sebesar 10,8%. Hal ini diasumsikan bahwa penderita TB Paru Relapse yang sebelumnya berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tersebut mayoritas sudah pernah berobat dan mendapatkan pengobatan tuberkulosis paru. 6.2.12. Hasil Akhir Pengobatan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Proporsi Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse
2,7% 21.6%
75,7%
Sembuh/Pengobatan Lengkap
Defaulted/DO atau Gagal
Meninggal
Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Relapse Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru –Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.13. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru Relapse dengan hasil akhir pengobatan adalah sembuh/pengobatan lengkap sebesar 75,7%, dan terendah yang meninggal sebesar 2,7%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya keinginan penderita untuk sembuh dari penyakit TB Paru, selain itu hal ini juga di dukung oleh karena kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan secara teratur dan peran serta dari Pengawas Menelan Obat (PMO). 23 Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tujuan M, (2003) di Puskesmas Bangko Kabupaten Maringin dengan desain Case Series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi terdapat pada sembuh/pengobatan lengkap sebesar 90,2%.42 Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.3. Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan 100
100 83.3
80
60
40
16.7
20 0 0 Sembuh/Pengobatan Lengkap Konversi
Defaulted/DO atau gagal Tidak Konversi
Gambar 6.14. Diagram Bar Proporsi Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.14. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap semuanya 100% mengalami konversi pada tahap intensif, sedangkan proporsi penderita TB Paru Relapse yang defaulted/DO atau gagal sebanyak 16,7% mengalami konversi pada tahap intensif dan yang tidak konversi sebanyak 83,3%. Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s di peroleh nilai (p<0,05) ada perbedaan proporsi konversi sputum tahap intensif berdasarkan hasil akhir pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang mengalami
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
konversi pada tahap intensif dengan hasil akhir pengobatan sembuh/pengobatan lengkap lebih besar dibandingkan penderita yang defaulted/DO atau gagal. 6.4. Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan 100
100
80 58.3
60 41.7 40
20 0 0 Sembuh/Pengobatan Lengkap Konversi
Defaulted/DO atau gagal Tidak Konversi
Gambar 6.15. Diagram Bar Proporsi Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.15. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap semuanya 100% mengalami konversi pada tahap lanjutan, sedangkan proporsi penderita TB Paru Relapse yang defaulted/DO atau gagal sebanyak 41,7% mengalami konversi pada tahap lanjutan dan yang tidak konversi sebanyak 58,3%. Berdasarkan hasil
analisa statistik
uji Exact Fisher’s di peroleh nilai
(p<0,05) ada perbedaan proporsi konversi sputum tahap lanjutan berdasarkan hasil Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
akhir pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang mengalami konversi pada tahap intensif dengan hasil akhir pengobatan sembuh/pengobatan lengkap lebih besar dibandingkan penderita yang defaulted/DO atau gagal. 6.4. Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan 100
92.9
91.7
90 80 70 60 50 40 30 20
7.1
8.3
10 0 Sembuh/Pengobatan Lengkap 15-55 Tahun
Defaulted/DO atau gagal > 55 Tahun
Gambar 6.16. Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.16. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap sebesar 92,9% pada umur 15-55 tahun dan pada umur > 55 tahun sebesar 7,1%, sedangkan proporsi penderita TB Paru Relapse yang defaulted/DO atau gagal sebesar 91,7% pada umur 15-55 tahun sedangkan pada umur > 55 tahun sebesar 8,3%. Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s di peroleh nilai (p>0,05) tidak ada perbedaan proporsi umur berdasarkan hasil akhir pengobatan. Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Karolina Surbakti (2007) di Puskesmas Kabanjahe dengan desain Case Series yang memperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan proporsi umur berdasarkan hasil akhir pengobatan..29 6.5. Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan 100 90 80 70
65.5
62.5
60 50 40
37.5
34.5
30 20 10 0 Sembuh/Pengobatan Lengkap Laki-laki
Defaulted/DO atau gagal Perempuan
Gambar 6.17. Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Dari gambar 6.17. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap sebesar 65,5% pada laki-laki dan 31,5% pada perempuan, sedangkan penderita TB Paru Relapse yang defaulted/DO atau gagal sebesar 62,5% pada laki-laki dan 37,5% pada perempuan. Berdasarkan hasil analisa statistik uji Chi Square di peroleh nilai (p>0,05) tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan hasil akhir pengobatan.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Domen Silalahi (2005) di Dinas Kesehatan Kota PematangSiantar dengan desain Case Series yang memperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan hasil akhir pengobatan.41 6.6. Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan 100
100 91.7
90 80 70 60 50 40 30 20 10
8.3 0
0 Sembuh/Pengobatan Lengkap Patuh
Defaulted/DO atau gagal Tidak Patuh
Gambar 6.18. Diagram Bar Proporsi Kepatuhan Berobat Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.18. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap 100% patuh, sedangkan penderita yang defaulted/DO atau gagal sebesar 91,7% tidak patuh dan 8,3% patuh. Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai (p<0,05) ada perbedaan proporsi kepatuhan berobat berdasarkan hasil akhir pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang patuh berobat dengan Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
hasil akhir sembuh/pengobatan lengkap lebih besar dibandingkan penderita yang defaulted/DO atau gagal . Hal ini diasumsikan bahwa pada umumnya penderita TB Paru yang sembuh adalah penderita yang patuh dalam mengikuti panduan obat yang diberikan dalam waktu yang lama (6-8 bulan). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bismark Gea (2005) di Puskesmas Gunungsitoli dengan desain Case Series yang memperoleh hasil bahwa ada perbedaan proporsi kepatuhan berobat berdasarkan hasil akhir pengobatan. 25
6.7. Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
95.8
100 86.9 90 80 70 60 50 40 30 20
13.1
10
4.2
0 Sembuh/Pengobatan Lengkap Petugas Kesehatan
Defaulted/DO atau gagal Keluarga
Gambar 6.19. Diagram Bar Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Gambar 6.19. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang sembuh/pengobatan lengkap sebesar 86,9% yang Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga dan 13,1% Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan, sedangkan penderita yang defaulted/DO atau gagal sebesar 95,8% yang Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga dan 4,2% Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai (p>0,05) tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan hasil akhir pengobatan. Keterlibatan Pengawas Menelan Obat (PMO) dalam pengobatan TB Paru dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan TB Paru yang terlihat dari meningkatnya angka konversi dan kesembuhan.24 Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Vevi Hairani (2006) di Puskesmas Pantai cermin dengan desain Case Series yang memperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat berdasarkan hasil akhir pengobatan.39 6.8. Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat
90 80
85.7 78.4
70 60 50 40 30
21.6
20
14.3
10 0 Patuh
Tidak Patuh Petugas Kesehatan
Keluarga
Gambar 6.20. Diagram Bar Proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007 Dari Gambar 6.20. dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru Relapse yang patuh sebesar 85,7% yang Pengawas Menelan Obat (PMO) keluarga dan 78,4% yang Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan, sedangkan penderita TB Paru Relapse yang tidak patuh sebesar 14,3% yang Pengawas Menelan Obat (PMO) petugas kesehatan dan 21,6% yang Pengawas menelan Obat (PMO) berasal dari keluarga. Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil analisa statistik uji Exact Fisher’s diperoleh nilai (p>0,05) tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan kepatuhan berobat. Hal ini dapat diasumsikan bahwa antara Pengawas Menelan Obat (PMO) yang berasal dari petugas kesehatan dengan Pengawas Menelan Obat (PMO) yang berasal dari keluarga sama-sama paham dalam memberikan pengobatan TB Paru hal itu terlihat dari meningkatnya angka kepatuhan penderita dalam pengobatan TB Paru. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bismark Gea (2005) di puskesmas Gunungsitoli dengan desain Case Series yang memperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan kepatuhan berobat.
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
7.1.
Kesimpulan
7.1.1. Trend penderita TB Paru Relapse yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2000-2007 cenderung menurun dengan persamaan garis y = 26,46-2,80x. 7.1.2. Proporsi tertinggi berdasarkan sosiodemografi pada umur 15-55 tahun sebesar 92,8%, jenis kelamin laki-laki sebesar 64,9%, agama Islam sebesar 63,1%, suku Jawa sebesar 44,1%, pendidikan SLTP/Sederajat sebesar 36,0%, pekerjaan wiraswasta sebesar 47,7%, status perkawinan kawin sebesar 70,3%. 7.1.3. Proporsi tertinggi berdasarkan Pengawas Menelan Obat (PMO) adalah keluarga sebesar 87,4%. 7.1.4. Proporsi tertinggi berdasarkan tempat berobat terdahulu adalah puskesmas sebesar 70,3%. 7.1.5. Proporsi
tertinggi
berdasarkan
hasil
akhir
pengobatan
adalah
sembuh/pengobatan lengkap sebesar 75,7%. 7.1.6. Proporsi tertinggi berdasarkan konversi sputum tahap intensif dan tahap lanjutan adalah yang mengalami konversi masing-masing sebesar 81,5% dan 87,0%. 7.1.7. Proporsi tertinggi berdasarkan kepatuhan berobat adalah patuh sebesar 79,3%. 7.1.8. Tidak ada perbedaan proporsi antara umur, jenis kelamin, Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan hasil akhir pengobatan.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009 67
7.1.9. Ada perbedaan proporsi konversi sputum tahap intensif berdasarkan hasil akhir pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang mengalami konversi pada tahap intensif dengan hasil akhir sembuh/pengobatan lengkap lebih besar dibandingkan penderita yang defaulted/DO atau gagal. 7.1.10. Ada perbedaan proporsi konversi sputum tahap lanjutan berdasarkan hasil akhir pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang mengalami konversi pada tahap lanjutan dengan hasil akhir sembuh/pengobatan lengkap lebih besar dibandingkan penderita yang defaulted/DO atau gagal. 7.1.11. Ada perbedaan proporsi kepatuhan berobat berdasarkan hasil akhir pengobatan artinya proporsi penderita TB Paru Relapse yang patuh berobat dengan hasil akhir sembuh/pengobatan lengkap lebih besar dibandingkan penderita yang defaulted/DO atau gagal.. 7.1.12. Tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO) berdasarkan kepatuhan berobat.
7.2.
Saran Kepada pihak Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan agar melakukan penyuluhan kepada penderita dan Pengawas Menelan Obat (PMO) supaya penderita dapat menjalani pengobatan secara teratur sampai sembuh
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Undang-undang Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 1992. Fokusmedia, Jakarta. 2. Noor, N.N. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Cetakan Kedua. Rineka Cipta, Jakarta. 3. Aditama TY, 2002. Tuberkulosis, Diagnosa, Terapi dan Masalahnya. Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia, Edisi IV. Jakarta. 4. PPTI (Persatuan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia), 2006. Jurnal TBC Vol III 5. Anonim, 2005. Pusat Informasi Penyakit Infeksi Khususnya HIV/AIDS : Tuberkulosis, http://www.infeksi.com/hiv/. Jakarta 6. Amiruddin, R. 2006. Faktor Risiko Kegagalan http://ridwanamiruddin.wordpress.com. Jakarta.
Konfersi
TB,
7. Naraian Jay, P, 2002. Tuberculosis Epidemiology and Control. WHO. New Delhi India. 8. Yunus, F, dkk, 2002. Pulmunologi Klinik. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 9. Agus, 2006. Bab 1 Tuberkulosis Kedaruratan Global. WHO, Jakarta http://www.koalisi.org/dokumen/dokumen4092.pdf 10. Purwanta, 2005. Ciri-ciri Pengawas Menelan Obat Minum Obat Yang Di Harapkan Oleh Penderita Tuberkulosis Paru Di Daerah Urban dan Rural Di Yogyakarta.Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta. 11. Dinkes Jawa Timur 2006. Jatim penyumbang TB Kedua Di Indonesia. Dinas Kesehatan Jawa Timur. Jawa Timur 12. Dinkes Propinsi Sumatera Utara, 2006. Rekapitulasi TB-07 Perkabupaten kota. 13. Dinkes Kota Medan, 2006. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2006. Dinkes Kota Medan, Medan. Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
14. Laporan Tahunan BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) Medan, 2006. 15. Zulkarnain, 2005. Analisis Drug Resistance Dan Multi Drug Resistance Tuberculosis Previously Treated Cases Dengan Strategi Dots Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004. Tesis FKM USU Medan. 16. Depkes RI, 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.Edisi 2. Cetakan Pertama. Jakarta. 17. Aditama TY, 2005. Tuberkulosis Paru : Masalah dan Penanggulangannya. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 18. Alsagaff, Hood, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Air Langga University Press, Cetakan Ke-3. Jakarta. 19. Alfian, U. 2005. Tuberkulosis. Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta. 20. Starck, E Jhon, dkk, 1990. Manual Ilmu Penyakit Paru. Penerbit Binarupa, Jakarta. 21. Rab, T, 1996. Ilmu Penyakit Paru. Editor Sandy Qlintang. Hipokrates, Jakarta. 22. Anonim, 2003. The Global Plan to Stop Tuberculosis, Stop TB Partnership. WHO, Geneva. 23. Depkes RI, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan Ke-8. Jakarta. 24. -------------, 2000. Panduan Pengawas Menelan Obat (PMO) TBC. Dirjen PPM dan PLP. Jakarta. 25. Gea, B, 2005. Karakteristik Penderita TB Paru di Puskesmas Gunungsitoli Periode 2000-2004.Skripsi FKM USU Medan. 26. Jurnal PPTI, 2005. Seminar Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis. 27. Cropton, Jhon, dkk, 2002. Tuberkulosis Klinis. Widya Medika, Edisi 2. Jakarta. 28. Depkes RI, 2002.Survei Kesehatan Rumah Tangga. Vol 2, Jakarta
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
29. Karolina, 2007. Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru BTA Positif Yang Selesai Mengikuti Program Program Pengobatan Strategi DOTS di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2005-2007.Skripsi FKM USU Medan.
30. Suryanto, A, 2001. Kepekaan Mikrobakterium Tuberkulosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis di RSUP Kariadi. Badan Litbang Kesehatan. Jakarta 31. Amin, Muhammad, dkk, 1989. Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press, Surabaya. 32. Meryani G, 1999. Kesalahan Dalam Pemeriksaan Sputum BTA Pada Program Penanggulangan TB. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Vol.IX no. 3. Jakarta. 33. Soeparman, 2002. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI, Jilid II. Jakarta. 34. Bonita, R, dkk, 1997. Dasar-dasar Epidemiologi. Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 35. Notoadmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rieneka Cipta, Cetakan Ke2. Jakarta. 36. Junaidi, T, 2001. Hubungan Sanitasi Perumahan Dan Tingkat Pengetahuan Dengan Kejadian Kasus Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Kabupaten Pidie Tahun 2001. Skripsi FKM USU Medan 37. Depkes RI, 1999. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Dirjen PPM dan PLP, Jakarta. 38. ------------- , 1999. Petunjuk Teknis Penyuluhan Program Penyehatan Lingkungan Bagi Petugas Puskesmas. Cetakan ke-2, Dirjen PPM dan PLP. Jakarta. 39. Vevi Hairani, 2006. Gambaran Epidemiologi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Datang Berobat Ke Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2004-2005. Skripsi FKM USU. Medan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
40. Wahyuni, S, 2003. Karakteristik Penderita TB Paru Yang Berobat Dengan Menggunakan Strategi DOTS dan Keberhasilannya di Puskesmas Perawatan Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat tahun 2000-2002. Skripsi FKM USU. Medan 41. Domen, S, 2005. Karakteristik Penderita TB Paru Dewasa Yang Berobat Dengan Strategi DOTS Di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota PematangSiantar Tahun 2000-2004. Skripsi FKM USU. Medan 42. Tujuan, M, 2003. Study Epidemiologi dan Pelaksana Program Pengobatan TB Paru di Puskesmas Bangko Kabupaten Maringin Tahun 1999-2002. Skripsi FKM USU. Medan
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Membuat Trend (Kecenderungan)
Metode Least Square atau Metode Kuadrat Terkecil Dengan memakai rumus → y = a + bx Jumlah Penderita TB Paru Relapse di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun
Tanda Dalam Kode (X)
X2
Y
XY
2000
1
1
26
26
2001
2
4
21
42
2002
3
9
18
54
2003
4
16
15
60
2004
5
25
9
45
2005
6
36
4
24
2006
7
49
13
91
2007
8
64
5
40
8
36
111
382
204
N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2
=8 = 36 = 111 = 382 = 204
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
(1) ∑Y = Na + b∑X (2) ∑XY = a∑X + b∑X2 111= 8a + 36b 382= 36a + 204b
x9 x2
999= 72a + 324b 764= 72a + 408b 235= -84b b = -235 84 b = - 2,80
111= 8a + 36b 111= 8a + 36(-2.7976) 111= 8a − 100.7136 8a = 211.7136 a = 26,46 Berdasarkan rumus least Square di dapat persamaan garis: y = a + bx → y = 26,46−2,80x
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
DATA RESPONDEN KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU RELAPSE YANG BEROBAT DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) MEDAN TAHUN 2000-2007
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
UMUR 39 25 63 35 31 65 37 37 45 30 39 53 17 37 26 21 24 64 38 22 22 37 33
UMURK 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
JK 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1
AGAMA 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3
SUKU 2 4 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 4 3 3 3 3
DIDIK KERJA STATUS 4 2 1 4 1 2 1 2 1 4 4 1 3 2 2 2 3 1 4 2 1 4 4 2 2 4 1 3 2 2 3 3 1 2 2 1 4 5 2 3 2 1 4 2 2 4 4 1 3 3 1 1 3 1 4 2 1 5 5 2 5 5 2 3 2 1 3 2 1
PMO 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2
PATUH TEMPAT HASIL INTENSIF 2 3 2 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1
LANJUTAN 2 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
24 27 50 35 47 24 25 52 46 44 18 29 28 20 43 45 57 54 44 44 55 22 33 30 44 30 45 49 23 45 53
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1
3 1 1 3 1 2 1 3 3 1 2 1 3 1 3 1 1 3 3 3 1 1 1 2 2 3 1 1 3 1 1
3 2 2 3 1 3 2 6 3 2 3 2 6 3 6 4 2 3 6 3 2 2 2 3 3 3 2 1 5 6 2
5 4 2 4 3 4 4 2 3 4 5 4 4 4 3 5 2 1 3 3 2 4 4 4 4 3 3 2 4 2 2
5 2 3 4 3 3 3 4 2 2 5 2 3 2 2 1 4 3 2 2 4 2 3 4 2 2 2 3 2 2 3
2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1
2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
55 41 26 50 40 28 47 21 32 61 53 24 43 55 30 50 24 55 34 45 53 75 21 21 36 58 22 32 54 42 20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1
1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 3 1 3 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1
2 2 2 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 5 2 3 2 4 2 4 3 1 2 2 6 2 3 1 3 2
1 3 3 2 3 4 3 5 3 2 2 4 3 2 4 2 4 2 4 3 3 1 5 5 3 3 5 4 3 3 4
3 3 4 2 4 2 2 5 4 2 3 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 3 5 5 2 2 5 3 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1
2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 3
3 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1
2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111
52 34 40 19 50 22 29 40 24 25 47 37 48 39 33 39 20 33 25 56 36 34 36 40 39 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1
1 2 1 1 2 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1
1 3 4 2 3 3 2 2 2 6 6 3 2 2 2 5 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3
3 4 4 4 2 5 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 5 3 4 2 3 3 3 3 3 3
2 2 4 3 2 5 3 4 2 2 3 4 2 2 4 3 5 3 2 3 2 4 2 3 3 2
1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1
1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
MASTER DATA 111 RESPONDEN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
UMUR 39 25 63 35 31 65 37 37 45 30 39 53 17 37 26 21 24 64 38 22 22 37 33 24 27 50 35 47
UMURK 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
JK 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2
AGAMA 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 1 1 3 1
SUKU 2 4 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 1
DIDIK KERJA STATUS 4 2 1 4 1 2 1 2 1 4 4 1 3 2 2 2 3 1 4 2 1 4 4 2 2 4 1 3 2 2 3 3 1 2 2 1 4 5 2 3 2 1 4 2 2 4 4 1 3 3 1 1 3 1 4 2 1 5 5 2 5 5 2 3 2 1 3 2 1 5 5 2 4 2 2 2 3 1 4 4 1 3 3 1
PMO 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1
PATUH TEMPAT HASIL INTENSIF 2 3 2 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
LANJUTAN 2 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
24 25 52 46 44 18 29 28 20 43 45 57 54 44 44 55 22 33 30 44 30 45 49 23 45 53 55 41 26 50 40
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2
2 1 3 3 1 2 1 3 1 3 1 1 3 3 3 1 1 1 2 2 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1
3 2 6 3 2 3 2 6 3 6 4 2 3 6 3 2 2 2 3 3 3 2 1 5 6 2 2 2 2 4 4
4 4 2 3 4 5 4 4 4 3 5 2 1 3 3 2 4 4 4 4 3 3 2 4 2 2 1 3 3 2 3
3 3 4 2 2 5 2 3 2 2 1 4 3 2 2 4 2 3 4 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 2 4
2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2
1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1
2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3
1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1
1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1
2 1 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
28 47 21 32 61 53 24 43 55 30 50 24 55 34 45 53 75 21 21 36 58 22 32 54 42 20 52 34 40 19 50
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
3 1 1 1 1 1 3 3 1 3 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 2 1 1 2
3 2 2 2 2 2 3 3 2 5 2 3 2 4 2 4 3 1 2 2 6 2 3 1 3 2 1 3 4 2 3
4 3 5 3 2 2 4 3 2 4 2 4 2 4 3 3 1 5 5 3 3 5 4 3 3 4 3 4 4 4 2
2 2 5 4 2 3 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 3 5 5 2 2 5 3 2 2 2 2 2 4 3 2
1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2
1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111
22 29 40 24 25 47 37 48 39 33 39 20 33 25 56 36 34 36 40 39 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1
2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1
3 2 2 2 6 6 3 2 2 2 5 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3
5 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 5 3 4 2 3 3 3 3 3 3
5 3 4 2 2 3 4 2 2 4 3 5 3 2 3 2 4 2 3 3 2
2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1
2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1
1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Frequency Table UMUR RESPONDEN
Valid
15-55 TAHUN > 55 TAHUN Total
Frequency 103 8 111
Percent 92.8 7.2 100.0
Valid Percent 92.8 7.2 100.0
Cumulative Percent 92.8 100.0
JENIS KELAMIN RESPONDEN
Valid
LAKI-LAKI PEREMPUAN Total
Frequency 72 39 111
Percent 64.9 35.1 100.0
Valid Percent 64.9 35.1 100.0
Cumulative Percent 64.9 100.0
AGAMA RESP ONDEN
Valid
Frequency ISLAM 70 KRISTEN K HA TOLIK 13 KRISTEN P ROTES TAN 28 Total 111
Percent 63.1 11.7 25.2 100.0
Valid P ercent 63.1 11.7 25.2 100.0
Cumulative Percent 63.1 74.8 100.0
SUKU RESPONDEN
Valid
MELAYU JAWA BATAK MANDAILING NIAS KARO Total
Frequency 7 49 35 9 3 8 111
Percent 6.3 44.1 31.5 8.1 2.7 7.2 100.0
Valid Percent 6.3 44.1 31.5 8.1 2.7 7.2 100.0
Cumulative Percent 6.3 50.5 82.0 90.1 92.8 100.0
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
PENDI DIKAN RES PONDEN Frequency Valid
TIDAK SE KOLAH/ TIDA K TA MA T SD SD/SE DERAJA T SLTP/ SEDERA JAT SLTA/ SEDERA JAT AK ADEMI/PT Total
Percent
Valid P erc ent
Cumulative Percent
5
4.5
4.5
4.5
18 40 37 11 111
16.2 36.0 33.3 9.9 100.0
16.2 36.0 33.3 9.9 100.0
20.7 56.8 90.1 100.0
PEKERJAAN RES PONDEN Percent
Frequency Valid
PNS/TNI/P OLRI/ PE NS IUNA N W IRAS WA STA PE TANI,SUPIR,TUKANG IRT PE LAJAR/ MAHAS ISW A Total
Valid P erc ent
Cumulative Percent
3
2.7
2.7
2.7
53 26 18 11 111
47.7 23.4 16.2 9.9 100.0
47.7 23.4 16.2 9.9 100.0
50.5 73.9 90.1 100.0
STATUS PERKAWINAN RESPONDEN
Valid
KAWIN BELUM KAWIN Total
Frequency 78 33 111
Percent 70.3 29.7 100.0
Valid Percent 70.3 29.7 100.0
Cumulative Percent 70.3 100.0
PMO
Valid
PETUGAS KESEHATAN KELUARGA Total
Frequency 14 97 111
Percent 12.6 87.4 100.0
Valid Percent 12.6 87.4 100.0
Cumulative Percent 12.6 100.0
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
KEPATUHAN BEROBAT
Valid
PATUH TIDAK PATUH Total
Frequency 88 23 111
Percent 79.3 20.7 100.0
Valid Percent 79.3 20.7 100.0
Cumulative Percent 79.3 100.0
KONVERSI SPUTUM INTENSIF
Valid
Missing Total
KONVERSI TIDAK KONVERSI Total System
Frequency 88 20 108 3 111
Percent 79.3 18.0 97.3 2.7 100.0
Valid Percent 81.5 18.5 100.0
Cumulative Percent 81.5 100.0
KONVERSI SPUTUM LANJUTAN
Valid
Missing Total
KONVERSI TIDAK KONVERSI Total System
Frequency 94 14 108 3 111
Percent 84.7 12.6 97.3 2.7 100.0
Valid Percent 87.0 13.0 100.0
Cumulative Percent 87.0 100.0
TEMPAT BEROBAT TERDAHULU
Valid
Frequency RS U 12 PUSKE SMAS 78 BP 4 21 Total 111
Percent 10.8 70.3 18.9 100.0
Valid P ercent 10.8 70.3 18.9 100.0
Cumulative Percent 10.8 81.1 100.0
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
HASIL AKHIR PENGOBATAN Frequency Valid
SEMBUH/PENGOBATAN LENGKAP DEFAULTED/DO ATAU GAGAL MENINGGAL Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
84
75.7
75.7
75.7
24
21.6
21.6
97.3
3 111
2.7 100.0
2.7 100.0
100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid Percent
N HASIL AKHIR PENGOBATAN * KONVERSI SPUTUM INTENSIF
108
97.3%
Cases Mis sing Percent N 3
2.7%
Total Percent
N 111
100.0%
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
HASIL AKHIR PENGOBATAN * KONVERSI SPUTUM INTENSIF Crosstabulation
HASIL AKHIR PENGOBATAN
SEMBUH/PENGOBATAN LENGKAP
Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within KONVERSI SPUTUM INTENSIF % of Total Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within KONVERSI SPUTUM INTENSIF % of Total Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within KONVERSI SPUTUM INTENSIF % of Total
DEFAULTED/DO ATAU GAGAL
Total
KONVERSI SPUTUM INTENSIF TIDAK KONVERSI KONVERSI 84 0 68.4 15.6
Total 84 84.0
100.0%
.0%
100.0%
95.5%
.0%
77.8%
77.8% 4 19.6
.0% 20 4.4
77.8% 24 24.0
16.7%
83.3%
100.0%
4.5%
100.0%
22.2%
3.7% 88 88.0
18.5% 20 20.0
22.2% 108 108.0
81.5%
18.5%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
81.5%
18.5%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value 85.909 b 80.475 81.873
85.114
c
1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (2-sided) .000
Exact Sig. (1-sided) .000
.000 .000
.000 .000
1
.000
.000
.000
df
Point Probability
.000
108
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.44. c. The standardized statistic is 9.226.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs
Case Processing Summary Cases Missing N Percent
Valid N HASIL AKHIR PENGOBATAN * KONVERSI SPUTUM LANJUTAN
Percent 108
97.3%
3
Total N
2.7%
Percent 111
100.0%
HASIL AKHIR PENGOBATAN * KONVERSI SPUTUM LANJUTAN Crosstabulation
HASIL AKHIR PENGOBATAN
SEMBUH/PENGOBATAN LENGKAP
DEFAULTED/DO ATAU GAGAL
Total
Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within KONVERSI SPUTUM LANJUTAN % of Total Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within KONVERSI SPUTUM LANJUTAN % of Total Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within KONVERSI SPUTUM LANJUTAN % of Total
KONVERSI SPUTUM LANJUTAN TIDAK KONVERSI KONVERSI 84 0 10.9 73.1
Total 84 84.0
100.0%
.0%
100.0%
89.4%
.0%
77.8%
77.8% 10 20.9
.0% 14 3.1
77.8% 24 24.0
41.7%
58.3%
100.0%
10.6%
100.0%
22.2%
9.3% 94 94.0
13.0% 14 14.0
22.2% 108 108.0
87.0%
13.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
87.0%
13.0%
100.0%
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
55.777
1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (2-sided) .000
Exact Sig. (1-sided) .000
.000 .000
.000 .000
1
.000
.000
.000
df
Value 56.298 b 51.246 50.706 c
Point Probability
.000
108
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.11. c. The standardized statistic is 7.468.
Crosstabs
Ca se P rocessing Sum ma ry
N HA SIL AK HIR PE NGOBA TAN * UMUR RE SPONDE N
Valid Percent 108
97.3%
Cases Missing N Percent 3
2.7%
Total N
Percent 111
100.0%
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
HASIL AKHIR PENGOBATAN * UMUR RESPONDEN Crosstabulation
HASIL AKHIR PENGOBATAN
SEMBUH/PENGOBATAN LENGKAP
Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within UMUR RESPONDEN % of Total Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within UMUR RESPONDEN % of Total Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within UMUR RESPONDEN % of Total
DEFAULTED/DO ATAU GAGAL
Total
UMUR RESPONDEN 15-55 TAHUN > 55 TAHUN 78 6 77.8 6.2
Total 84 84.0
92.9%
7.1%
100.0%
78.0%
75.0%
77.8%
72.2% 22 22.2
5.6% 2 1.8
77.8% 24 24.0
91.7%
8.3%
100.0%
22.0%
25.0%
22.2%
20.4% 100 100.0
1.9% 8 8.0
22.2% 108 108.0
92.6%
7.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
92.6%
7.4%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value .039b .000 .038
.038
c
1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) .844 1.000 .846
Exact Sig. (2-sided) 1.000
Exact Sig. (1-sided) .567
1.000 1.000
.567 .567
1
.845
1.000
.567
df
Point Probability
.319
108
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.78. c. The standardized statistic is .195.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs
Ca se P rocessi ng S um mary
N HA SIL AKHIR PE NGOBA TAN * JENIS KE LAMIN RES PONDE N
Valid Percent 108
97.3%
Cases Missing N Percent 3
Total N
2.7%
Percent 111
100.0%
HASIL AKHIR PENGOBATAN * JENIS KELAMIN RESP ONDEN Crossta bul ation
SE MB UH/ PENGOB ATAN Count HA SIL AKHIR PE NGOBA TAN LE NGK AP Ex pec ted Count % within HASIL AK HIR PE NGOBA TAN % within JE NIS KE LAMIN RES PONDE N % of Total Count DE FAULTE D/DO A TAU GA GA L Ex pec ted Count % within HASIL AK HIR PE NGOBA TAN % within JE NIS KE LAMIN RES PONDE N % of Total Count Total Ex pec ted Count % within HASIL AK HIR PE NGOBA TAN % within JE NIS KE LAMIN RES PONDE N % of Total
JE NIS KELAMIN RE SP ONDEN LA KI-LAKI PE RE MPUAN 55 29 54.4 29.6
Total 84 84.0
65.5%
34.5%
100.0%
78.6%
76.3%
77.8%
50.9% 15 15.6
26.9% 9 8.4
77.8% 24 24.0
62.5%
37.5%
100.0%
21.4%
23.7%
22.2%
13.9% 70 70.0
8.3% 38 38.0
22.2% 108 108.0
64.8%
35.2%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
64.8%
35.2%
100.0%
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value .073b .001 .072
.072
c
1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) .788 .979 .788
Exact Sig. (2-sided) .812
Exact Sig. (1-sided) .484
.812 .812
.484 .484
1
.789
.812
.484
df
Point Probability
.183
108
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count les s than 5. The minimum expected count is 8.44. c. The standardized statistic is .268.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs Ca se P rocessi ng S um mary
N HA SIL AKHIR PE NGOBA TAN * KE PATUHAN B EROBA T
Valid Percent 108
97.3%
Cases Missing N Percent 3
Total N
2.7%
Percent 111
100.0%
HASIL AKHIR PENGOBATAN * KEPATUHAN BEROBAT Crosstabulation
HASIL AKHIR PENGOBATAN
SEMBUH/PENGOBATAN LENGKAP
DEFAULTED/DO ATAU GAGAL
Total
Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within KEPATUHAN BEROBAT % of Total Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within KEPATUHAN BEROBAT % of Total Count Expected Count % within HASIL AKHIR PENGOBATAN % within KEPATUHAN BEROBAT % of Total
KEPATUHAN BEROBAT PATUH TIDAK PATUH 84 0 66.9 17.1
Total 84 84.0
100.0%
.0%
100.0%
97.7%
.0%
77.8%
77.8% 2 19.1
.0% 22 4.9
77.8% 24 24.0
8.3%
91.7%
100.0%
2.3%
100.0%
22.2%
1.9% 86 86.0
20.4% 22 22.0
22.2% 108 108.0
79.6%
20.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
79.6%
20.4%
100.0%
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value 96.698 b 91.129 95.419
95.802
c
1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (2-sided) .000
Exact Sig. (1-sided) .000
.000 .000
.000 .000
1
.000
.000
.000
df
Point Probability
.000
108
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.89. c. The standardized statistic is 9.788.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs Case Processing Summary
Valid N HASIL AKHIR PENGOBATAN * PMO
Percent 108
97.3%
Cases Missing N Percent 3
Total N
2.7%
Percent 111
100.0%
HASIL AKHIR PENGOBATAN * PMO Crosstabulation
SE MB UH/P ENGOB ATA N Count HA SIL AKHIR PE NGOBA TAN LE NGK AP Ex pec ted Count % within HASIL AK HIR PE NGOBA TAN % within P MO % of Total Count DE FAULTE D/DO A TAU GA GA L Ex pec ted Count % within HASIL AK HIR PE NGOBA TAN % within P MO % of Total Count Total Ex pec ted Count % within HASIL AK HIR PE NGOBA TAN % within P MO % of Total
PMO PE TUGAS KE SEHATAN KE LUA RGA 11 73 9.3 74.7
Total 84 84.0
13.1%
86.9%
100.0%
91.7% 10.2% 1 2.7
76.0% 67.6% 23 21.3
77.8% 77.8% 24 24.0
4.2%
95.8%
100.0%
8.3% .9% 12 12.0
24.0% 21.3% 96 96.0
22.2% 22.2% 108 108.0
11.1%
88.9%
100.0%
100.0% 11.1%
100.0% 88.9%
100.0% 100.0%
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value 1.507b .738 1.817
1.493
c
1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) .220 .390 .178
Exact Sig. (2-sided) .293
Exact Sig. (1-sided) .200
.293 .293
.200 .200
1
.222
.293
.200
df
Point Probability
.160
108
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.67. c. The standardized statistic is 1.222.
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid N PMO * KEPATUHAN BEROBAT
Percent 111
Cases Mis sing N Percent
100.0%
0
.0%
Total N
Percent 111
100.0%
PMO * KEPATUHAN BEROBAT Crosstabulation
PMO
PETUGAS KESEHATAN
KELUARGA
Total
Count Expected Count % within PMO % within KEPATUHAN BEROBAT % of Total Count Expected Count % within PMO % within KEPATUHAN BEROBAT % of Total Count Expected Count % within PMO % within KEPATUHAN BEROBAT % of Total
KEPATUHAN BEROBAT PATUH TIDAK PATUH 12 2 11.1 2.9 85.7% 14.3%
Total 14 14.0 100.0%
13.6%
8.7%
12.6%
10.8% 76 76.9 78.4%
1.8% 21 20.1 21.6%
12.6% 97 97.0 100.0%
86.4%
91.3%
87.4%
68.5% 88 88.0 79.3%
18.9% 23 23.0 20.7%
87.4% 111 111.0 100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
79.3%
20.7%
100.0%
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009
Meirta Yolanda Sitepu : Karakteristik Penderita Tb Paru Relapse Yang Berobat Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Medan Tahun 2000-2007, 2009. USU Repository © 2009