ISSN: 2303-1395
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 1 - 9
KARAKTERISTIK PASIEN IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 1
Kadek Budi Juliantari1, I Nyoman Hariyasa Sanjaya2 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Obstetrik dan Ginekologi RSUP Sanglah Denpasar
[email protected]
ABSTRAK Latar belakang: Preeklampsia dan eklampsia merupakan kondisi spesifik dan komplikasi mayor kehamilan yang biasanya terjadi setelah usia 20 minggu kehamilan. Ibu dengan preeklampsia mempunyai risiko kematian janin perinatal 5 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan ibu non-preeclampsia. Di Indonesia, preeklampsia dan eklampsia menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu dan kematian perinatal yang tinggi setelah perdarahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien preeklampsia di RSUP Sanglah Denpasar. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif yaitu menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien preeklampsia di Instalasi Rekam Medik RSUP Sanglah Denpasar dari 1 Januari – 31 Desember 2015. Hasil: Dari 108 sampel, didapatkan pasien preeklampsia paling banyak pada usia 20-35 tahun (70,37%), nullipara (49,7%), kehamilan single (98,14%), tanpa riwayat preeklampsia (97,22%), tanpa riwayat diabetes mellitus (99,07%) dan obesitas (62,03%). Simpulan: Terdapat perbedaan hasil antara karakteristik pasien preeklampsia yang disebutkan oleh beberapa literatur dengan karakteristik pasien preeklampsia pada penelitian ini yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik pasien ibu hamil yang menjadi faktor risiko terjadinya preeklampsia sehingga dapat dilakukan pencegahan dan pengobatan lebih dini. Kata kunci : Karakteristik, ibu hamil, preeklampsia ABSTRACT Background: Preeclampsia and eclampsia are specific conditions and major complication of pregnancy that often happened after 20 weeks of gestation. Women with preeclampsia have 5 times higher risk of perinatal death than non-preeclampsia. In Indonesia, preeclampsia and eclampsia became one of the major causes of maternal mortality and high perinatal mortality after bleeding. This study was conducted to describe the characteristics of patient with preeclampsia in Sanglah General Hospital Center Denpasar. Method: This study used a descriptive-retrospective study by secondary data formed medical records of patients with preeclampsia in Installation of Medical Records in Sanglah General Hospital Center Denpasar from 1 January until 31 December 2015. Result: From 108 samples, this study obtained patients with preeclampsia were mostly at 20 to 35 years of age (70.37%), nullipara (49.7%), single pregnancies (98.14%), without a history of preeclampsia (97.22%), without history of diabetes mellitus (99.07%) and obesity (62.03%).
1 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 1 - 9
Conclusion: There is differences in results between characteristics of patient with preeclampsia mentioned by some literature compare to characteristics of patient with preeclampsia obtained from Sanglah General Hospital Center in Denpasar. The results of this research could be applied as a basis for further research to find out characteristics of patient that become to risk factor of preeclampsia so can do prevention and early treatment. Keywords: Characteristics, pregnant women, preeclampsia perinatal 5 kali lipat lebih besar
PENDAHULUAN merupakan
dibandingkan dengan ibu non-PE.1 Di
kondisi spesifik dan komplikasi mayor
Indonesia sendiri, PE dan eklampsia
kehamilan yang biasanya terjadi setelah
menjadi salah satu penyebab utama
usia 20 minggu kehamilan.1 PE adalah
kematian ibu dan penyebab kematian
penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
perinatal
proteinuria dan edema yang timbul
perdarahan.2
Preeklampsia
(PE)
karena kehamilan, dan belum diketahui
yang
tinggi
setelah
PE dapat berkembang menjadi
dengan
kondisi
yang
mengancam
nyawa
hipertensi kronik dilihat dari onset
apabila
terjadi
hemolisis
general,
kejadiannya. Hipertensi kronik terjadi
peningkatan enzim hati, jumlah platelet
sebelum 20 minggu masa kehamilan.
rendah, dan peningkatan level Hb bebas
Wanita
hipertensi
yang diklasifikasikan sebagai sindrom
kronik sebelum hamil dapat berubah
HELLP (Hemolysis, Elevated Liver
menjadi superimposed PE.3
enzymes, Low Platelet).6 Koagulasi
penyebabnya.2
PE
berbeda
yang mengalami
Preeklampsia masih merupakan
intravaskuler diseminata terjadi sekitar
permasalahan obstetri yang tidak dapat
20% pada sindrom HELLP yang dapat
diselesaikan sepenuhnya. Preeklampsia
memperburuk
terjadi
maupun bayi.7
sekitar
1.8-16.7%
dari
kehamilan, bervariasi di tiap negara.4 PE mengenai 3-7% wanita hamil yang menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas
(20-80%) terutama
pada
prognosis
baik
ibu
Pada 25% kasus, PE
dapat menyebabkan intrauterine growth restriction (IUGR) pada janin.8 Penyebab PE belum diketahui pasti sampai saat ini. Banyak teori yang
negara berkembang.1,5 Sedangkan di
mencoba
menerangkan
penyebab
negara maju, PE mempunyai efek besar
terjadinya PE, namun belum ada hasil
pada fetus dan neonatus. Ibu dengan
yang memuaskan.2 Terdapat beberapa
PE mempunyai risiko kematian janin
hipotesis mengenai etiologi PE antara 2 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 1 - 9
lain iskemik plasenta, maladaptasi imun
kehamilan 1,5 atau 5 tahun antara
dan faktor genetik.9 Salah satu hipotesis,
kehamilan pertama dengan kehamilan
menyatakan bahwa disfungsi endotelial
kedua. PE juga sering muncul pada
vaskular yang luas pada PE merupakan
kehamilan multiple. Sekitar 1/3 wanita
hasil dari pelepasan circulating factors
yang
dari plasenta.6 Fakta pelepasan plasenta
kehamilan
yang
menjadi
dapat
menimbulkan
gejala
kemunduran mempunyai hasil teori
dengan
PE
kapasitas
Plasenta pada wanita mempunyai
antioksidan
penurunan
dibandingkan
eklampsia
pertama PE
pada
berkembang
pada
kehamilan
selanjutnya.1
bahwa plasenta adalah pusat dalam etiolgi PE.10,11
mengalami
Deteksi dini PE akan memberikan kesempatan
untuk
melakukan
monitoring dan manajemen klinis yang tepat,
diikuti
dengan
identifikasi
dengan plasenta wanita normal. Level
komplikasi lebih awal. Prediksi PE di
antioksidan dalam darah wanita dengan
awal kehamilan dapat menuntun ke
PE memperlihatkan penurunan sebagai
strategi profilaksis awal yang lebih
modifikasi level oksidatif pada partikel
efektif.12 Secara umum, onset baru
protein dan lipoprotein.6
terjadinya hipertensi selama kehamilan
PE dapat disebabkan oleh banyak
(dengan terus-menerus tekanan darah
faktor (multiple causation). Hal yang
diastolik >90 mmHg) dengan terjadinya
sering menjadi faktor risiko antara lain
proteinuria
nulipara, kehamilan ganda, usia kurang
digunakan
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
mengidentifikasi PE.13 Edema yang
punya riwayat keturunan, obesitas dan
merupakan gambaran klasik PE, tidak
penyakit kronis seperti hipertensi, dan
lagi digunakan sebagai dasar diagnosis
diabetes mellitus (DM).5 Selain itu,
karena
peningkatan jarak antar kehamilan,
spesifisitasnya rendah.14
paritas, stasus sosial rendah, ras, faktor
>0,3g/24 sebagai
jam
dapat
kriteria
untuk
sensitivitas
Terapi
hipertensi
maupun
di
luar
lingkungan, defisiensi nutrisi, infeksi
kehamilan bertujuan untuk mencegah
dan
komplikasi
proses
inflamasi,
dan
faktor
jangka
panjang,
seperti
parental juga merupakan faktor risiko
stroke dan infark miokard, sedangkan
dari PE. Risiko PE meningkat pada
hipertensi pada kehamilan biasanya
kehamilan
kembali
kedua,
dengan
jarak
normal
saat
post-partum,
3 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 1 - 9
sehingga terapi tidak ditujukan untuk pencegahan
komplikasi
panjang.1
ini
menggunakan
metode deskriptif retrospektif yang
dilakukan secara simtomatis, karena
dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar.
etiologi dan faktor-faktor penyebab
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
yang berhubungan dengan kehamilan
usia, paritas, kehamilan multifetus,
belum diketahui pasti. Pada dasarnya
riwayat preeklampsia pada kehamilan
penanganan PE terdiri atas pengobatan
sebelumnya, riwayat penyakit diabetes
obstetrik.2
mellitus dan obesitas. Penelitian ini
Pengobatan yang dimulai pada awal
menggunakan data sekunder yaitu arsip
kehamilan
rekam medis di Instalasi Rekam Medis
dan
penanganan
(<16minggu
menunjukkan
penurunan
PE
Penelitian
hanya
medik
Pengobatan
jangka
BAHAN DAN METODE
kehamilan), signifikan
RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015.
pada early onset PE yang berhubungan dengan penurunan prevalensi kematian dan morbiditas perinatal.15 Berdasarkan
HASIL Pasien
preeklampsia
yang
penjelasan-
tercatat dalam arsip rekam medis di
penjelasan dari beberapa penelitian
Instalasi Rekam Medik RSUP Sanglah
diatas maka peneliti tertarik untuk
Denpasar selama tahun 2015 yaitu
mencari tahu bagaimana karakteristik
sebanyak 108 orang (Tabel 1)
pasien ibu hamil dengan preeklampsia, penelitian ini akan dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar, Bali. Dengan adanya hasil
dari
penelitian
mengenai
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan ibu hamil dengan PE di RSUP Sanglah
karakteristik pasien ibu hamil dengan
Denpasar
preeklampsia ini, diharapkan dapat
dengan rentang 20-35 tahun dari 108
memberi
sampel yang diteliti yaitu sebanyak 76
melakukan
informasi
sehingga
pencegahan,
dapat
diagnosis,
mayoritas
memiliki
usia
orang (70,37%).
intervensi
atau
pengobatan
sedini
Sedangkan ibu hamil usia <20
mungkin
serta
mengurangi
angka
tahun dan >35 tahun hanya sebagian
mortalitas sendiri.
akibat
preeklampsia
itu
kecil yang mengalami PE, 10 orang (9,26%) dengan usia <20 tahun dan 22 orang (20,37%) dengan usia >35 tahun.
4 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 1 - 9
Karakteristik ini kurang sesuai dengan
hamil dengan usia <20 tahun dan >35
beberapa literatur yang menyatakan
tahun.16
bahwa PE lebih banyak terjadi pada ibu
Tabel 1. Karakteristik Pasien Preeklampsia di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015 Karakteristik Usia <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Paritas Nulipara Primipara Multipara Grandemultipara Jumlah Janin Single Multifetus Riwayat Penyakit Riwayat preeklampsia sebelumnya Riwayat diabetes mellitus Tanpa riwayat PE dan DM Indeks Massa Tubuh Normal Kurang Obesitas
N=108
Persentase (%)
10 76 22
9,26 70,37 20,73
53 30 24 1
49,07 27,78 22,22 0,93
106 2
98,15 1,85
3 1 104
2,78 0,93 96,3
37 4 67
34,26 3,7 62,04
Keterangan : N = jumlah sampel penelitian Data dari penelitian ini juga menunjukkan PE lebih banyak terjadi
yang merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya PE.17
pada wanita nullipara dibandingkan
PE juga sering terjadi pada ibu
dengan status paritas lainnya. PE terjadi
hamil dengan multifetus dibandingkan
pada sebanyak 53 orang (49,07%)
dengan kehamilan satu janin. PE dan
nullipara, 30 orang (27,78%) primipara,
eklampsia 3 kali lebih sering terjadi
24 orang (22,22%) multipara dan hanya
pada kehamilan ganda.16 Penelitian
1 orang (0,93%) grandemultipara. Data
Supriandono
ini sesuai dengan beberapa literatur
menyebutkan bahwa kehamilan ganda
yang menyatakan bahwa PE lebih
ditemukan pada 8 (4%) kasus PE berat,
sering terjadi pada wanita nullipara
sedangkan sebanyak
dan
pada 2
Sofoewan2,
kelompok
(1,2%).
Namun
kontrol pada
5 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 1 - 9
penelitian ini, ditemukan hanya ada 2
1 orang (0,93%) ibu hamil dengan
orang
dengan
riwayat penyakit diabetes mellitus yang
multifetus yang mengalami PE dari 108
mengalami PE. Sebaliknya, sebagian
sampel penelitian dan sisanya (98,15%)
besar PE terjadi pada ibu hamil tanpa
ibu hamil dengan kehamilan single (satu
riwayat
janin).
sebelumnya. Data ini kurang sesuai
(1,85%)
Riwayat
ibu
PE
hamil
pada
kehamilan
penyakit
diabetes
mellitus
dengan hasil penelitian Supriandono
satu
dan Sofoewan,2 yang menyebutkan
faktor risiko terjadinya PE. Penelitian
bahwa pemeriksaan gula darah sewaktu
Agung
sebelumnya
merupakan
Supriandono
salah
dan
Sulchan
>140 mg% ditemukan pada 23 (14,1%)
menyebutkan
bahwa
kasus PE, sedangkan sedangkan pada
ditemukan riwayat PE pada 83 (50,9%)
kelompok kontrol (bukan PE) sebanyak
kasus PE dan 12 (7,3%) pada kelompok
9 (5,3%).
kontrol. Namun data dari penelitian ini
Ibu
Sofoewan2,
hamil
dengan
obesitas
tidak menunjukkan bahwa ibu hamil
diketahui sebagai faktor risiko untuk
dengan
terjadinya PE. Beberapa studi dengan
riwayat
PE
sebelumnya
memiliki risiko yang lebih besar untuk
populasi
yang
mengalami PE. Sebagian besar ibu
bahwa wanita obesitas
hamil dengan PE di RSUP Sanglah
risiko 2 atau 3 kali lebih besar untuk
Denpasar tidak memiliki riwayat PE
mengalami PE.18 Data di RSUP Sanglah
sebelumnya dan sangat sedikit dengan
Denpasar menunjukkan lebih banyak
riwayat PE sebelumnya yaitu hanya 3
ibu
orang (2.78%).
mengalami PE yaitu 67 orang (62,04%),
hamil
besar
dengan
menunjukkan mempunyai
obesitas
yang
Penelitian ini juga menunjukkan
sedangkan sisanya ibu hamil dengan
bahwa ibu hamil dengan PE sebagian
status gizi yang baik (34,26%) dan
besar terjadi tanpa disertai riwayat
status gizi kurang (3,7%).
penyakit
sebelumnya.
Seperti
PE
adalah
kebanyakan literatur yang menyatakan
signifikan terhadap
riwayat
penyakit
memberi
mellitus
merupakan
seperti faktor
diabetes
pengaruh
penyakit
yang
ibu dan bayi, buruk
terhadap
risiko
kesehatan yang dapat meningkatkan
terjadinya PE.2 Data penelitian di RSUP
morbiditas dan mortalitas pada ibu dan
Sanglah Denpasar menunjukkan hanya
janin.1 PE berhubungan dengan risiko
6 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 1 - 9
tinggi terjadinya kelahiran prematur, IUGR,
placental
abruption
Dari beberapa karakteristik yang
dan
diteliti dari penelitian di RSUP Sanglah
mortalitas perinatal.18 Ibu dengan PE
Denpasar ini, banyak karakteristik yang
mempunyai
janin
hasilnya tidak sesuai dengan literatur
perinatal 5 kali lipat lebih besar
yang ada sebelunya. Oleh karena itu,
risiko
dibandingkan
kematian
dengan
ibu
non-PE.1
diperlukan
penelitian
lebih
lanjut
Dalam penelitian ini, PE memiliki
dengan sampel penelitian yang lebih
pengaruh
besar.
terhadap
kondisi
janin.
Tujuannya
adalah
untuk
Terdapat 4 kasus bayi meninggal saat
mengetahui apakah faktor risiko yang
partus pada ibu hamil dengan PE. Selain
ada sebelumnya sudah sesuai atau
itu, sebanyak 24 janin terlahir prematur
karakteristik ibu hamil dengan PE
dari ibu yang mengalami PE. Terdapat 4
berbeda-beda di setiap wilayah atau
janin
memang terjadi perubahan karakteristik
yang mengalami
Intrauterine
Growth Restriction (IUGR) dari ibu yang
mengalami
berpengaruh
pada
menyebabkan
PE. janin,
Selain PE
ibu
juga
SIMPULAN
semakin
Dari hasil penelitian ini dapat
memburuk dan mengalami komplikasi
disimpulkan bahwa karakteristik pasien
seperti partial HELLP syndrome terjadi
ibu hamil dengan PE di RSUP Sanglah
pada 10 orang ibu dengan PE dan 1
tahun 2015 memiliki banyak perbedaan
orang
HELLP.
karakteristik dengan yang disebutkan
Beberapa ibu hamil dengan PE yaitu 7
pada kebanyakan literatur. Karakteristik
orang juga menunjukkan adanya tanda-
yang berbeda tersebut adalah usia,
tanda impending eklampsia yang dapat
kehamilan
berubah menjadi eklampsia. Selain 108
sebelumnya
sampel pasien PE, ditemukan juga 2
diabetes mellitus. Namun terdapat dua
kasus eklampsia yang terdapat di RSUP
karakteristik yang diteliti yang sesuai
Sanglah. Eklampsia adalah kondisi PE
dengan karakteristik yang disebutkan
yang disertai kejang. Salah satu pasien
beberapa
eklampsia
nullipara dan obesitas lebih banyak
dengan
kondisi
pada ibu hamil yang mengalami PE.
syndrome
berusia
19
tahun
dan
multifetus, dan
riwayat
riwayat
literaatur
PE.
yaitu
PE
penyakit
wanita
mengalami partial HELLP syndrome
mengalami
Mengetahui
dan melahirkan bayi yang prematur.
karakteristik pasien yang menjadi faktor
7 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 1 - 9
risiko terjadinya PE dapat dijadikan
Severe Preeclampsia. Bali Med J.
sebagai
2016; 5(1):118-122.
salah
satu
acuan
untuk
melakukan pencegahan dan pengobatan sedini
mungkin
sehingga
5.
dapat
Berg CJ, Mackay AP, Qin C, and Callaghan
WM.
Overview
mengurangi angka morbiditas maupun
maternal
mortalitas pada ibu dan janin.
hospitalization for laboran delivery in
DAFTAR PUSTAKA 1.
Obstet
Gynecol. 2009; 1993-1997 and
Mohammad K, and El-Aal H. Risk
10.1097/AOG. 0b013e3181a09fc0.
and
Impacts
of
Pre-
6.
Hansson
S,
Naav
A,
and
Epidemiological
Erlandsson L. Oxidative stress in
Study among Pregnant Mothers in
preeclampsia and the role of free
Cairo, Egypt. Journal of American
fetal
Science. 2011;1;7(5).
Physiology. 2015.
Rozikhan.
An
Faktor-Faktor
Risiko
7.
hemoglobin. Frontiers
Myrtha
R.
in
Penatalaksanaan
Terjadinya Preeklampsia Berat Di
Tekanan Darah pada Preeklampsia.
Rumah Sakit Dr. H. Soewondo
2015; CDK-227,42 (4).
Kendal.
(Tesis).
Semarang:
8.
Shmueli A, Meiri H, and Gonen R.
Universitas Diponegoro. 2007
Economic assessment of screening
Rini SC. Penatalaksanaan Terapi
for pre-eclampsia. Prenat.Diagn.
Pasien Preeklampsia Rawat Inap
2012;32,2938.doi:10.1002/pd.2871
Rsup Dr. Soeradji Klaten
Tahun
Tirtonegoro
2009.
Surakarta:
(Skripsi). Universitas
9.
Dharma R, Noroyono WN, Raranta IH.
Disfungsi
Endotel
Pada
Preeklampsia. Makara. Kesehatan. 2005;9,(2): 63-69.
Muhammadiyah Surakarta. 2010. 4.
States.
2001-2005 . 113,1075 – 1081.doi:
Eclampsia:
3.
United
during
Moselhy E, Khalifa H, Amer S,
Factors
2.
the
morbidity
of
Wantania J.J., Homenta C., Kepel
10. Roberts JM, and Hubel CA. The
Heme
two stage model of preeclamp-sia:
Oxygenase-1 (HO-1) Level with
variations on the theme. Placenta.
Onset
2009;30Suppl.A,S32S37.doi:10.10
B.J..
Relationship
of
and
Severity
in
Normotensive
Pregnancy
and
16/j.placenta.2008.11.009.
8 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 1 - 9
11. Roberts JM and Escudero C. The placenta
in
preeclampsia.
Pregnancy Hypertens. 2012; 2,72– 83.doi:10.1016/j.preghy.2012.01.00 1.
Daerah Kardinah Kota Tegal Tahun 2011. (Skripsi). Depok: Universitas Indonesia. 2012. 17. Lim KH. Preeclampsia. Medscape. [Online]
12. Thilaganathan
B,
Wormald
Available
at:
B,
http://emedicine.medscape.com/arti
Zanardini C, Sheldon J, Ralph E,
cle/1476919-overview [Accesed 7
Papageorghiou
Oktober 2016]. 2016.
AT.
Early-
pregnancy multiple serum markers
18. Itoh H and Kanayama N. Obesity
and second-trimester uterine artery
and Risk of Preeclampsia. Med J
Doppler
Obstet Gynecol. 2014; 2(2): 1024.
in
predicting
pre-
eclampsia. Obstet Gynecol. 2010; 115, 1233–1238. 13. World
Health
Organization.
Recommendations For Prevention And Treatment Of Pre-Eclampsia And Eclampsia. WHO. 2011 14. Powe CE, Levine RJ, Karumanchi, SA. Preeclampsia a disease of the maternal endothelium: The role of antiangiogenic
factors
implications
for
and later
cardiovascular disease. Circulation. 2011;123:2856-69. 15. Park H, Shim S, Cha D. Combined Screening for Early Detection of Pre-Eclampsia. IJMS. 2015; 16(8), pp.17952-17974. 16. Indriani N. Analisis Faktor-Faktor yang
Berhubungan
dengan
Preeklampsia/Eklampsia pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum
9 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum