Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya Muhammad Nurlete, Gabriel S.B.Andari, Irma Gusniani Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Kota Ternate merupakan salah satu kota yang masih menerapkan sistem pengelolaan yang konvensional kumpul-angkut-buang Sehingga tidak ada perubahan yang berarti dalam segi kuantitas sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir. Dalam penelitian ini membahas mengenai karakteristik dan komposisi sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Ternate. Rata-rata timbulan sampah yang masuk ke TPA Buku Deru-Deru sebesar 53621.47 kg/hari atau 53.62 ton/hari.Komposisi sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Ternate sebagian besar komposisinya berupa bahan organik. Komposisi rata-rata sampah organik sebesar 54.90%, sampah kerta (HVS,Office Paper,koran, Tabloid) 2%, Kardus, karton, Tetra Pack 11%, Botol Plastik 1%, Kantong Kresek 6.60%, Plastik lainya 6.30%, Logam 1%, Kaca 2.60%, Elektronik 0.30%, Pampers & diapers + Sterofoam 7.50%, Lainya 6.80%. Jika sampah yang masuk hanya sampah organik maka umur TPA dapat mencapai 36 tahun atau 16 tahun dan dibangun 2 unit UPS di TPA Buku Deru-Deru maka umur TPA dapat mencapai 43 tahun atau lebih panjang 23 tahun dari sampah yang tanpa pengolahan dan 7 tahun dari sampah yang masuk hanya organik. Kata kunci: Komposisi sampah; Timbulan sampah; Umur TPA Buku Deru-Deru, Takome Ternate.
Characteristic and Composition Of Waste Buku Deru-Deru landfill, Takome Ternate and Management Abstract Ternate city is one of the cities that still apply conventional management system, get-haul-throw away, so that there is no significant change in terms of the quantity of waste that goes to the landfill. This research discuss about the characteristics and composition of the waste in the landfill of Buku Deru-Deru, Takome Ternate. The average of waste that goes to landfill of Buku Deru-Deru is 53621.47 kg / day or 53.62 tons / day. Most of the composition of waste in the landfill of Buku Deru-Deru, Takome Ternate is organic matter. The average composition of organic waste is 54.90%, paper garbage (HVS, Office Paper, Newspaper, Tabloid) 2%, Cardboard, cartons, Tetra Pack 11%, Plastic Bottles 1%, 6.60% Shopping Bags, 6.30% other Plastic, Metal 1%, 2.60% Glasses, Electronics 0.30%, and pampers diapers + Styrofoam 7.50%, and others 6.80%. If the incoming waste is only organic waste, the age of the landfill will reach 36 years or 16 years and built 2 UPS units in the landfill of Buku Deru-Deru, the age of landfill may reach 43 years or 23 years longer from non-processing waste and 7 years from incoming organic waste only.
Karakteristik dan ..., Muhammad Nurlete, FT UI, 2013
Key words : waste composition; waste generation; Age of Buku Deru-Deru landfill Takome Ternate
PENDAHULUAN Perkembangan Kota Ternate yang saat ini merupakan gerbang propinsi Maluku Utara dan sebagai pusat kegiatan ekonomi propinsi Maluku Utara memberi dampak pada meningkatnya jumlah penduduk wilayah ini. Dampak kenaikan jumlah penduduk ini tentu akan mempengaruhi besaran timbulan sampah yang masuk ke TPA Buku Deru-Deru, Ternate. Baik dari jenisnya, karakteristik, dan keberagaman sampah itu sendiri. Selain itu Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi kota Ternate juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.Seiring meningkatnya jumlah Penduduk serta aktivitas masyarakat yang beragam maka besarnya timbulan dan komposisi sampah di kota Ternate juga ikut bertambah. Penambahan jumlah timbulan sampah di TPA pasti berpengaruh terhadap terhadap luas lahan di TPA Buku Deru-Deru Takome Ternate. Sistem pengelolaan sampah yang di terapkan di kota Ternate tidak jauh berbeda dengan sistem pengelolaan sampah di kota- kota lainya di Indonesia. Dengan sistem pengelolaan secara konvensional yaitu dengan kumpul, angkut, dan buang. Pola pengumpulan sampah yang di terapkan di kota ternate adalah pola pengumpulan secara langsung ( door to door ) dan pola pengumpulan tidak langsung (komunal).
Perumusan masalah penelitian ini adalah mengetahui berapa besar timbulan sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Ternate?, Bagaimana karakteristik dan komposisi sampah di TPA? Dan bagaimana alternatif pengelolaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu besaran timbulan sampah dan komposisinya serta untuk mengetahui berapa kapasitas TPA Buku Deru-Deru, Ternate dan Alternatif Pengelolaannya.
Karakteristik dan ..., Muhammad Nurlete, FT UI, 2013
Tinjauan Teoritis Menurut Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.Sampah adalah barang atau benda buangan, sisa-sisa, bekas-bekas yang tidak dipakai lagi menurut fungsinya semula atau kotoran yang harus dibuang yang berasal dari perorangan, rumahrumah, kantor-kantor bangunan perusahaan, industri, pusat perdagangan yang berada dalam Daerah Kota Ternate
( Peraturan
Daerah kota Ternate Nomor 05 Tahun 2003 Tentang
ketertiban, kebersihan, Keindahan, dan kesehatan dalam Daerah kota Ternate) Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (SNI 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan). Sampah adalah semua limbah yang di hasilkan dari aktifitas hewan dan manusia yang umumnya bersifat padat dan dibuang sebagai seswatu yang tidak berguna atau tidak diinginkan lagi (Tchobanoglous, Theisen, & Vigil, 1993) Menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil (1993), Data sumber dan jenis limbah serta komposisi dan laju timbulannya adalah data dasar yang diperlukan untuk merancang suatu sistem persampahan. Sumber limbah padat biasanya tergantung pada tata guna lahan dan zona. Limbah padat perkotaan (municipal solid waste/ MSW) termasuk di dalamnya dlimbah suatu komunitas kecuali limbah proses industri dan limbah pertanian Berdasarkan Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Sumber sampah adalah asal timbulan sampah. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan timbulan sampah.Sampah yang dikelola berdasarkan undangundang terdiri atas : a. sampah rumah tangga b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan c. sampah spesifik.
Karakteristik dan ..., Muhammad Nurlete, FT UI, 2013
Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita, per hari, atau perluas bangunan, atau perpanjang jalan (SNI 192454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan). Parameter karakteristik fisik antara lain (Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993): 1
Berat Jenis Berat jenis didefinisikan sebagai berat bahan per satuan volume.
2
Kelembaban Kelembaban biasanya dinyatakan dalam dua cara, dengan metode berat basah dinyatakan dalam persentase berat basah bahan, dan dengan metode berat kering dinyatakan sebagai persentase berat kering bahan.
3
Distribusi Ukuran dan Ukuran Partikel Distribusi ukuran dan ukuran partikel dari bahan dalam sampah sangat penting dalam kelanjutan recovery bahan.
4
Faktor Pemadatan Konduktifitas hidrolik limbah yang dipadatkan merupakan sifat fisik yang penting dalam skala besar dapat memindahkan cairan dan gas dalam landfill.
5
Kapasitas Lahan (Field Capacity) Kapasitas lahan merupakan total jumlah kelembaban yang dapat menahan berat sesuatu diatasnya yang memiliki kecenderungan menurun akibat grafitasi. Kapasitas lahan dari limbah merupakan hal kritis yang dapat menentukan pembentukan lindi pada landfill. Pembuangan akhir sampah adalah tempat dimana dilakukan kegiatan untuk mengisolasi sampah sehingga aman bagi lingkungan (SNI 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan)
METODOLOGI PENELITIAN Metode pengambilan Sampel dan pengukuran dilakukan berdasarkan SNI 19-3964-1994 Tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah. Metode ini berisikan pengertian, persyaratan, ketentuan, cara pelaksanaan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah untuk suatu kota.Metode ini juga bertujuan untuk mendapatkan besaran timbulan sampah yang digunakan dalam perencanaan dan
Karakteristik dan ..., Muhammad Nurlete, FT UI, 2013
pengelolaan sampah. Contoh timbulan sampah adalah sampah yang diambil dari lokasi pengambilan terpilih, untuk diukur volumenya dan ditimbang beratnya dan diukur komposisinya. Komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertaskarton, kayu, kain-tekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah, pasir, batu, keramik). Pengukuran timbulan menggunakan dua metode yaitu : 1. Metode Volume 2. Metode berat, Sedangkan komposisi sampah hanya menggunakan metode berat. 1. Pengukuran Volume Sampah Dalam penelitian ini Pengukuran volume Timbulan Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Ternate dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran Load-Count Analysis. Yang mana volume timbulan sampah didasarkan atas jumlah kendaraan pengangkutan yang masuk dilokasi Transfer Station atau Recycling Center atau TPA dan memperkirakan kapasitas serta presentase volume kelebihan kapasitas setiap unit. Dilakukan untuk waktu tertentu (1 minggu, 2 minggu), Perkiraan volume per kendaraan, Karakteristik limbah padat (jenisnya), berat limbah padat. Kemudian data volume tersebut di akumulasikan sehingga diperoleh volume timbulan sampah dalam satu hari. Volume sampah harian tersebut dirata-ratakan sehingga diperoleh angka timbulan sampah yang masuk ke TPA Buku Deru-Deru, Ternate. 2. Pengukuran Komposisi Timbulan Sampah Agar mengetahui komposisi sampah di TPA Buku Deru-Deru, Ternate dilakukan pengambilan sampel. Berat sampah yang telah dipilah dibandingkan dengan berat total sampel untuk mengetahui presentase berat untuk untuk setiap jenis sampah tersebut.Pengukuran komposisi timbulan sampah ini berdasrkan pada berdasarkan SNI 19-3964-1994 Tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah a. Penentuan Sampel §
Sampel sampah di ambil secara acak dengan besar volume sampah di buat sama yaitu 0,125 m3. Pengambilan sampel dalam satu hari dilakukan selama 3 kali pada saat pagi, siang, dan sore hari agar sampel sampah yang di ambil dapat mewakili komposisi sampah yang masuk selama jam operasi TPA.
b. Pengukuran komposisi sampel §
Waktu Pengambilan
Karakteristik dan ..., Muhammad Nurlete, FT UI, 2013
Waktu pengambilan dilakukan untuk waktu tertentu (1 minggu, 2 minggu), mulai tanggal 15 Agustus 2012 – 27 Agustus 2012 disesuaikan dengan waktu operasi TPA. §
Tempat Pengambilan Tempat pengambilan sampel dilakukan di titik pembuangan sampah pada hari pengambilan.
§
§
Peralatan : -
Kotak kayu dengan kapasitas 0,125 m3, Dimensi 0,5 x 0,5 x 05 m3
-
Sekop untuk mengambil sampel
-
Terpal/Plastik besar sebagai alas saat pemilahan
-
Plasti/Ember plastic sebagai wadah sampel sampah yang telah dipilah
-
Timbangan untuk mengukur berat sampel
-
Sarung tangan dan Sepatu Boot sebagai alat pelindung diri
Prosedur pengambilan dan pengukuran komposisi sampah : 1. Kotak kayu berkapasitas 0,125 m3 ditimbang dan di catat beratnya ( W0 ). 2. Sampel sampah diambil dari titik penurunan sampah lalu dimasukan kedalam kotak kayu hingga penuh. Setiap pengisian, kotak diguncang – guncang sebanyak tiga kali. 3. Setelah penuh, Sampel tersebut kemudian di timbang dan di catat beratnya (W1). 4. Sampel kemudian di tuang di atas meja sortir/terpal/plastik besar lalu dipilah berdasarkan jenisnya, yaitu : 1. Organik 2. Non – Organik
Setelah dilakukan pengambilan dan pengukuran sampel dan komposisi data-data tersebut di hitung dan disajikan dalam bentuk grafik atau table dan kemudian di analisis. Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan berat jenis sampah, volume sampah yang masuk ke TPA Buku Deru-Deru, Ternate. a. Menghitung berat jenis sampah.
Karakteristik dan ..., Muhammad Nurlete, FT UI, 2013
Nilai berat jenis sampah diperoleh dari perbandingan berat sampel dengan volume sampel yang digunakan untuk mengukur komposisi sampah. Berat jenis sampah dapat dihitung dengan rumus :
Berat Jenis (kg/m3) =
Σ!"#$% !"#$"! (!") Σ!"#$%& ( !! )
! !!!(!!!!!)
=
! !"#$%& !"#$! !!!
atau Berat Jenis (kg/m3)
=
! !! !!! / !"#$%& !"#$!
=
Dimana :
!" !!
!"#$% !"#$% !"#$%& !"#$%&
!
n
= Jumlah sampel
W0
= Berat kotak
W1
= Berat Sampel dan kotak
b. Mengukur timbulan sampah yang masuk ke TPA Buku Deru-Deru, Ternate Volume timbulan sampah dalam satu hari adalah akumulasi volume sampah yang dibawa unit pengangkut. !"#$%& 1 ℎ!"# !! =
!"#"$%&"$ !"#$ + !"#$"% !"#"$%ℎ!" ! !"#"$%&"$ !"#$
Sedangkan timbulan sampah adalah rata-rata volume sampah dalam 1 hari selama periode pengukuran yaitu 12 hari . Timbulan Sampah
!! !!"#
=
!"#$%& !"#$% !"#$%$ !"#$%&%'(# ! ! !"#$%&" !"#$%&%'(# !!"# !!
Timbulan Sampah (kg/hari) = Timbulan Sampah
!!"#
x Berat Jenis
Menghitung Presentase komposisi sampah Komposisi sampah dapat dihitung menggunakan rumus : % Komponen =
! !!! !"#$% !"#$"! !"#$ !"#$"%&% ! !!! !"#$% !"#$%&
x 100 %
Karakteristik dan ..., Muhammad Nurlete, FT UI, 2013
!" !!