KARAKTERISTIK AUDITOR DAN JUMLAH TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEPATUHAN DALAM AUDIT BPK-RI Bayu Antarikso Purusotomo Sutaryo
Abstract. The purpose of this study is to provide empirical evidence about the determinants of the findings in the audit and compliance SPI BPK auditors in terms of characteristics. The sampling method used was purposive sampling. The study sample consisted of 125 local governmenst/municipals that make up the Local Government Finance Report in 2012 and has been audited by the BPK in 2013. This study used multiple linear regression analysis using the Statistical Package Social Science (SPSS). The results showed that auditor’s status, auditor tenure and gender either partially or interactions with other variables affect the amount of SPI and compliance findings. As for the composition of the senior auditors have an influence on the amount of SPI and compliance findings only when interactions with other variables. Amount on education as control variables also affect the number of SPI and compliance finding. As for the other control variables such as the status of local government, local government type and size of local governments does not affect the number of SPI and compliance findings. Keywords: Internal control and A. PENDAHULUAN compliance findings, Otonomi daerah merupakan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 22 auditor’s status, gender, tahun 1999 dan kemudian diubah menjadi UU Nomor 32 tahun 2004 tentang composition of the senior auditor, auditor tenure.
Pemerintahan Daerah yang mendelegasikan kewenangan kepada daerah
Penulis Bayu Antarikso P, Sutaryo, Dosen Universitas Sebelas Maret
KOMPETENSI Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi Vol 13 No.1 Januari–Juni 2015 Fakultas Ekonomi Universitas Cokroaminoto Yogyakarta ISS`N : 1412-9450
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat secara mandiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan adanya wewenang tersebut maka pemerintah daerah dituntut memberikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan pemerintah daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah adalah gambaran mengenai kondisi dan kinerja keuangan pemerintah daerah. Pengguna laporan keuangan pemerintah daerah salah satunya adalah masyarakat. Perwujudan akuntabilitas pemerintah daerah kepada masyarakat dilakukan dengan cara menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh
Badan
Pemeriksa
Keuangan
(BPK)
kepada
masyarakat
1
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
melalui DPRD. UU Nomor 17 tahun 2003
mengungkapkan bahwa dari 94 objek pemeriksaan
mewajibkan Presiden, Gubernur, Bupati, dan
BPK atas pemerintah provinsi/kabupaten/kota,
Walikota
menunjukkan terdapat 1.321 kasus kelemahan SPI
untuk
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
serta
1.793
kasus
sebagai
akibat
adanya
berupa laporan keuangan.
ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-
Atas laporan keuangan yang disusun oleh
undangan. Hal ini menyebabkan 33 LKPD
pemerintah daerah tersebut perlu dilakukan proses
mendapatkan opini Wajar dengan Pengecualian
pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK (UU No 15
(WDP), 3 LKPD dengan opini Tidak Wajar (TW),
tahun 2004). BPK melakukan audit atas laporan
serta 58 LKPD dengan opini Disclaimer (D) pada
keuangan pemerintah daerah dengan tujuan untuk
pemeriksaan BPK di semester II tahun 2012.
mengetahui tingkat kewajaran penyajian laporan
Penelitian
yang membahas
mengenai
keuangan tersebut. Laporan Hasil Pemeriksaan
temuan pemeriksaan SPI dan kepatuhan telah
(LHP) yang dirilis oleh BPK berisikan tiga bab
dilakukan oleh beberapa peneliti. Wallace (1992)
meliputi laporan keuangan, Sistem Pengendalian
dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa manajer
Internal (SPI), dan laporan kepatuhan. Dalam LHP
menganggap temuan pemeriksaan SPI hanya akan
tersebut, BPK memberikan hasil temuan dalam
menunjukkan
auditnya serta rekomendasi yang bertujuan untuk
menjalankan pengendalian internal dan hal ini
perbaikan
dianggap tidak terlalu baik bagi manajemen
sistem
keuangan,
SPI,
maupun
kepatuhan. SPI
kelalaian
manajemen
dalam
perusahaan publik di USA. Cox dan Wichmann penting
baik
(1993) melakukan penelitian di pemerintah daerah
pemerintah maupun swasta, mengingat bahwa SPI
USA dan menarik kesimpulan yang kontras dengan
merupakan kontrol untuk mencapai kewajaran
kesimpulan Wallace (1992). Temuan Cox dan
laporan
keuangan.
menyusun
SPI
bagi
organisasi
Pemerintah yang
baik
daerah
perlu
Wichmann (1993) menyebutkan bahwa temuan
untuk
dapat
pemeriksaan SPI dapat menjadi laporan yang
menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah
bermanfaat bagi manajer pemerintah dan auditor.
yang handal dan terpercaya. Sementara sampai saat
Penelitian tentang faktor penentu jumlah
ini, pengelolaan atas keuangan pemerintah daerah
temuan SPI dan kepatuhan di sektor pemerintahan
di Indonesia masih buruk.
masih terbatas dilakukan. Johnson et al. (2012)
Menurut
Ikhtisar
Hasil
Pemeriksaan
menemukan bahwa faktor-faktor penentu jumlah
Semester (IHPS) BPK semester II tahun 2012
temuan SPI dibagi pemerintah daerah adalah 8
KOMPETENSI Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi Vol. 13 No. 1 Januari – Juni 2015 1-25
karakteristik auditee, termasuk ukuran pemerintah
Agency theory melibatkan hubungan antara
(size), dan jenis opini audit yang diterima, serta
dua pihak yaitu agent dan principal. Agency
karakteristik audit, yaitu tenure audit. Hapsari et al.
theory menekankan hubungan keagenan antara
(2013) melakukan penelitian di Indonesia dengan
dua belah pihak, yang mana pihak principal
menyimpulkan bahwa government grade, opini
mendelegasikan wewenang kepada pihak agent.
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), dan latar
Jensen & Meckling (1976) mengasumsikan bahwa
belakang pendidikan berpengaruh terhadap jumlah
pihak
temuan SPI dan kepatuhan dalam LHP atas LKPD.
memaksimalkan kepentingannya sendiri yang
Kontras dengan kesimpulan Johnson et al. (2012),
kemungkinan
Hapsari et al. (2013) menyimpulkan bahwa ukuran
kepentingan pihak principal. Dari asumsi tersebut
pemerintah (auditee size) tidak berpengaruh jumlah
dimungkinkan pihak agent akan mengalami
komentar
kegagalan
dalam
jumlah
temuan
SPI
dan
agent
memiliki
besar
dalam
preferensi
berlawanan
menjalankan
tugas
untuk
dengan
atau
kepatuhan. Penelitian tersebut belum menggunakan
wewenang dari pihak principal demi mencapai
auditor sebagai faktor yang diduga berpengaruh
tujuan pribadi (agent).
terhadap jumlah temuan SPI dan kepatuhan. Dalam
Perbedaan kepentingan antara principal dan
proses audit, auditor merupakan pelaksana yang
agent yang disertai oleh perilaku oportunistik
tentunya berpengaruh terhadap hasil audit. Dengan
dapat merugikan kepentingan umum (Davis,
demikian, pengaruh karakteristik auditor penting
Schoorman, Donaldson, 1991). Di sektor publik,
untuk diuji dalam kaitannya dengan temuan SPI
hubungan dalam lembaga harus dijalankan dengan
dan kepatuhan. Penelitian ini selain menguji
baik untuk memaksimalkan kepentingan publik.
karakteristik auditor (status auditor, komposisi
Namun pada kenyataannya, pejabat negara sering
auditor senior, tenure auditor dan gender) secara
menggunakan
individu, penelitian ini juga menguji interaksi antar
memaksimalkan tujuan yang hanya peduli
karakteristik untuk sensitive test karakteristik auditor tersebut.
terhadap
kekuatan
mereka
kepentingan
pribadi
untuk
dengan
mengorbankan kepentingan umum (Nuraeni dan Martani, 2012). Halim
dan
Abdullah
(2006)
B. LANDASAN TEORI
mengungkapkan bahwa organisasi sektor publik
1. Agency Theory di Pemerintahan
dibangun atas dasar agency theory. Terdapat beberapa hubungan antar badan dalam pemerintah 9
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
daerah yaitu: publik (principal) dengan pemerintah
Audit dikatakan memiliki kualitas yang
daerah (agent), publik (principal) dengan parlemen
baik apabila mampu menemukan dan menyajikan
(agent), dan DPRD (principal) dengan pemerintah
pelanggaran atau penyimpangan dalam laporan
daerah
2004
keuangan yang diperiksa untuk memperoleh
menjelaskan bahwa bupati dan walikota memiliki
reliabilitas yang memadai dari laporan keuangan
tanggungjawab atas perencanaan dan pelaksanaan
tersebut.
atas program pemerintah. Kepala daerah yang
bahwa kualitas audit dapat dinilai dari probabilitas
dipilih
(agent).
oleh
terdapat
UU
rakyat
pelimpahan
No.
32
tahun
(1981)
mengungkapkan
mengindikasikan
bahwa
seorang auditor yang menemukan dan melaporkan
wewenang
rakyat
tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem
dari
(principal) kepada bupati (agent). Masalah
DeAngelo
agency
akuntansi auditee. UU No. 15 tahun 2004 pasal 20
dapat
diminimalkan
menyebutkan bahwa pemerintah wajib melakukan
dengan melakukan pemantauan serta pengawasan
tindak lanjut terhadap laporan hasil pemeriksaan
terhadap agent (Nuraeni dan Martani, 2012).
BPK yang memuat adanya kelemahan dalam
Pengawasan dan pemantauan terhadap pemerintah
pengendalian internal, kecurangan, penyimpangan
daerah dilakukan melalui laporan keuangan
dari
pemerintah daerah yang telah di audit oleh
ketidakpatuhan.
lembaga independen yaitu BPK.
3. Temuan Audit
15
tahun
dan
tentang
BPK seringkali mengidentifikasi adanya temuan
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
terkait dengan kelemahan pengendalian internal
Keuangan
bahwa
maupun ketidakpatuhan terhadap peraturan yang
identifikasi
dilakukan oleh auditee. Setyaningrum (2012)
masalah, analisis, dan evaluasi secara independen,
menjelaskan bahwa temuan audit merupakan total
obyektif, dan profesional berbasis pada standar
jumlah kasus temuan oleh BPK-RI yang terdiri
pemeriksaan,
dari: (1) kerugian daerah; (2) potensi kerugian
pemeriksaan
No.
perundang-undangan,
Dalam melakukan audit pemerintah daerah,
2. Pemeriksaan Keuangan Daerah UU
ketentuan
Negara
2004
menjelaskan
merupakan
untuk
proses
menilai
kebenaran
dan
keandalan informasi mengenai pengelolaan serta
daerah;
tanggung jawab keuangan negara. Terdapat tiga
administrasi;
jenis
ketidakefisienan;
pemeriksaan
audit
antara
lain
audit
(3)
kekurangan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan
Temuan
dengan tujuan tertentu.
dikomunikasikan
(5)
ketidakhematan;
dan
tersebut
penerimaan;
(7) yang
kepada
(4) (6)
ketidakefektifan. nantinya
akan
pemerintah
daerah
KOMPETENSI Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi Vol. 13 No. 1 Januari – Juni 2015 1-25
sebagai materi perbaikan. Bentuk komunikasi
lingkungan pemerintah pusat dan daerah. Standar
tersebut merupakan surat terpisah dari auditor
Pemeriksaan
Keuangan
yang disebut dengan management letter (Hayes et
menjelaskan
bahwa
al., 2005).
pengendalian
internal
Temuan
pemeriksaan
atas
SPI
dan
kepatuhan yang terdapat dalam management letter berfungsi
sebagai
pelaporan harus
terhadap melaporkan
kelemahan SPI atas pelaporan keuangan yang dianggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan. Dalam pemeriksaan BPK, selain melakukan
(BPK).
pemeriksaan atas SPI, BPK juga melakukan
untuk
pemeriksaan atas kepatuhan (compliance audit).
menginformasikan temuan selama pemeriksaan
Arens et al. (2011) menjelaskan bahwa audit
baik
serta
kepatuhan dilakukan untuk menentukan apakah
rekomendasi dari BPK sebagai sarana perbaikan
auditee mengikuti prosedur khusus, tata cata, serta
dalam manajemen pemerintahan daerah. Lebih
peraturan yang ditetapkan oleh beberapa otoritas
lanjut, Hayes et al. (2005) menekankan bahwa
yang lebih tinggi. Pelaporan tentang kepatuhan
temuan yang ada dalam management letter
terhadap
merupakan bentuk komunikasi tertulis auditor
dijelaskan dalam SPKN. SPKN menyatakan
terhadap
bahwa
daerah
Komunikasi
dengan
tersebut
kecurangan,
SPI
operasional.
auditor
bertujuan
ketidakpatuhan
manajemen
kelemahan
komunikasi
(SPKN)
antara
pemerintah
alat
Negara
untuk
untuk
Berdasarkan
menunjukkan
sarana
perbaikan
temuan
tersebut,
perundang-undangan
dalam
penyimpangan undangan
dari
atau
selanjutnya dilakukan proses penyusunan LHP
menempatkan
yang terdiri atas Laporan Keuangan, SPI, dan
perspektif
Kepatuhan.
menjelaskan
Pemahaman mengenai Sistem Pengendalian
melaporkan
juga
kecurangan
ketentuan
secara
yang wajar. Laporan
mengungkapkan
Lebih
pemeriksa
lugas
dalam
jelas,
SPKN
atas
ketidakpatuhan
kepatuhan terhadap
Intern Pemerintah (SPIP) telah dijelaskan dalam
ketentuan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008
pengungkapan atas penyimpangan administrasi,
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
pelanggaran
PP No. 60 tahun 2008 menjelaskan bahwa SPIP
penyimpangan yang mengandung unsur tindak
merupakan serangkaian proses integral pada
pidana dan ketidakpatuhan yang signifikan.
tindakan
4. Karakteristik Auditor
dilakukan
dan oleh
kegiatan pimpinan
yang dan
terus-menerus pegawai
perundang-undangan
dan
perundang-
ketidakpatuhan,
temuan
telah
atas
perikatan
termasuk
perdata,
serta
di 11
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
Kamus
Besar
Indonesia
Pemeriksa Keuangan menjelaskan bahwa Jabatan
mendefinisikan karakteristik sebagai ciri khusus;
Fungsional Pemeriksa (JFP) merupakan jabatan
memiliki sifat khas sesuai dengan perwatakan
yang memiliki lingkup, tugas, tanggung jawab,
tertentu yang membedakan sesuatu dengan sesuatu
dan wewenang untuk melakukan pemeriksaan
yang lain. Penelitian ini menguji karakteristik
pengelolaan serta tanggung jawab keuangan
auditor sebagai penentu jumlah temuan dan
negara yang diduduki oleh pegawai negeri sipil di
karakteristik pemerintah daerah (auditee) sebagai
lingkungan BPK. Jenjang JFP di lingkungan BPK
variabel kontrol.
dibagi
Karakteristik
Bahasa
auditor
dapat
dalam
beberapa
tingkat
antara
lain
diartikan
pemeriksa pertama, pemeriksa muda, pemeriksa
sebagai ciri khusus yang melekat pada auditor.
madya dan pemeriksa utama. Peraturan Menteri
Donelly, Quirin dan O'Bryan (2003) menjelaskan
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
bahwa karakteristik auditor merupakan salah satu
Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2010
faktor penentu sikap auditor dalam melaksanakan
tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa dan Angka
audit. Penelitian ini menggunakan status auditor,
Kreditnya mendefinisikan tugas pokok pemeriksa
komposisi auditor senior, gender dan tenure
yaitu
auditor sebagai proksi karakteristik auditor.
penyusunan
Tim audit merupakan unit operasi dasar
melakukan
kegiatan
rencana
perencanaan
yang
kegiatan
pemeriksaan,
pelaksanaan
pemeriksaan,
auditor yunior dan senior. Keberadaan anggota
pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan,
senior dalam tim penting, dikarenakan anggota
evaluasi pemeriksaan serta pemantauan kerugian
senior cenderung sensitif dalam menyikapi isu
negara/daerah. Kamus
Besar
hasil
pemeriksaan,
pekerjaan pengauditan. Tim audit terdiri atas
yang sedang dihadapi (Nishii, Gotte dan Raver.,
pelaporan
meliputi
Bahasa
pemeriksaan,
Indonesia
2007). Anggota tim audit BPK atas pemerintah
mendefinisikan jenis kelamin (gender) sebagai
daerah terdiri dari Anggota Tim Yunior (ATY),
mahluk hidup yang terbagi kedalam dua kelompok
Anggota Tim Senior (ATS), Ketua Tim Yunior
individu
(KTY), Ketua Tim Senior (KTS), Pengendali
Pandangan
Teknis (PT), dan Penanggung Jawab.
dihubungkan dengan sifat positif dan negatif.
Peraturan
Badan
laki-laki
terhadap
dan gender
perempuan. kerapkali
Keuangan
Penelitian yang dilakukan Thiruvadi (2012)
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang
mengemukakan bahwa perempuan cenderung
Jabatan
lebih rajin dan memiliki gaya komunikasi yang
Fungsional
Pemeriksa
yaitu
Pemeriksa
pada
Badan
KOMPETENSI Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi Vol. 13 No. 1 Januari – Juni 2015 1-25
lebih partisipatif daripada laki-laki. Perempuan
C. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
dianggap memiliki kemampuan lebih dalam
Tim audit merupakan sebuah tim yang
membedakan serta mengintegrasikan keputusan
terdiri dari penanggungjawab, pengendali teknis,
dibanding laki-laki yang relatif kurang mendalam
ketua tim, dan anggota tim yang bekerjasama
dalam menganalisis inti dari suatu keputusan
untuk tujuan melaksanakan audit. Karena kegiatan
(Chung
dan
audit dilakukan oleh satu tim, maka kunci sukses
Handayani (2010) mengungkapkan bahwa auditor
yang menentukan adalah karakteristik masing-
laki-laki mememiliki sikap yang lebih etis dengan
masing anggota tim. Hal ini sejalan dengan
tetap mengedepankan pemikiran yang rasional
Donelly et al. (2003) yang mengungkapkan bahwa
serta proses pengambilan keputusan melibatkan
karakteristik auditor mejadi faktor penentu sikap
logika dan pertimbangan etis mereka ketika
auditor dalam melaksanakan audit. Sikap auditor
menghadapi situasi konflik audit. Narsa (2007)
inilah yang menurut peneliti akan berdampak pada
mengungkapkan beberapa teologi atau mitos
besarnya
tentang perempuan, yaitu mahluk yang pasif,
karakteristik auditor
lemah, perasa, tergantung, menerima keadaan dan
penelitian ini adalah status auditor, komposisi
penurut.
auditor senior, gender, dan tenure auditor.
dan
Monroe,
2001).
Hidayat
temuan
yang
dihasilkan.
yang digunakan
Proksi dalam
Tenure auditor terkait apakah auditor
Kegiatan pemeriksaan dilakukan oleh tim
tersebut melakukan pemeriksaan berulang pada
yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
pemerintah daerah yang sama. Dalam pelaksanaan
Jabatan
pemeriksaan,
(pergantian
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik
auditor) sangat penting dilaksanakan. Perputaran
Indonesia No. 4 tahun 2010 tentang Jabatan
auditor ditujukan untuk meminimalisir keakraban
Fungsional Pemeriksa pada Badan Pemeriksa
antara auditor dengan auditee karena dikawatirkan
Keuangan
independensi auditor akan berkurang seiring
peran pemeriksa dalam melaksanakan tugas
dengan keakraban antara kedua belah pihak.
pemeriksaannya.
Manson, Sean dan Michael (2001) menjelaskan
terkadang dalam satu tim terdapat anggota yang
bahwa hubungan yang lama antara auditor dan
tidak memiliki JFP namun berperan sebagai
auditee sangat memengaruhi jumlah temuan
pemeriksa. Hal
dalam management letter.
adaanya keterbatasan jumlah auditor di BPK.
auditor
turnover
Fungsional
Pemeriksa.
Berdasarkan
menjelaskan setiap auditor memiliki
Dalam
tersebut
pelaksanaannya,
terjadi dikarenakan
13
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
Pegawai yang memiliki jabatan fungsional
dibandingkan
dengan
auditor
yang
belum
sebagai pemeriksa adalah seseorang yang telah
memiliki banyak pengalaman. Gusti dan Syahrir
lulus dalam pendidikan pelatihan JFP dan ujian
(2008) mengungkapkan bahwa auditor senior akan
sertifikasi peran pemeriksa. Pegawai tersebut
membuat judgement dan skeptisme profesional
dibentuk untuk menjadi pemeriksa yang terjun
yang lebih baik dalam tugas profesionalnya
langsung ke lapangan. Sedangkan untuk pegawai
daripada auditor yang belum berpengalaman.
yang tidak memiliki JFP adalah pegawai yang
Nishii et al., (2007) yang menyatakan pentingnya
ditugaskan sebagai penunjang administrasi, seperti
keberadaan anggota senior dalam tim yang
di bagian umum, sumber daya manusia dan
dianggap memiliki sikap yang lebih sensitif dan
keuangan. Sehingga dapat ditarik logika bahwa
berhati-hati
dalam
semakin banyak auditor yang memiliki JFP dalam
Penelitian
Noviyani
satu
menyimpulkan
tim,
maka
menghasilkan
akan
temuan
berpotensi yang
untuk
menjalankan dan
bahwa
tugasnya.
Bandi
(2002)
pengalaman
auditor
komprehensif.
memiliki pengaruh terhadap pengetahuan auditor
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat hipotesis
tentang kekeliruan. Berdasarkan uraian di atas,
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
maka dapat hipotesis penelitian dapat dirumuskan
H1: Status auditor berpengaruh terhadap jumlah temuan SPI dan kepatuhan. Senioritas
memiliki
hubungan
sebagai berikut. H2: Komposisi auditor senior berpengaruh
yang
terhadap
jumlah
temuan
SPI
dan
berbanding lurus dengan pengalaman. Auditor
kepatuhan.
dapat dikatakan senior ketika auditor tersebut telah
Gender merupakan salah satu persyaratan
memiliki
pengalaman
melakukan
pekerjaan dalam spesifikasi jabatan. Tidak semua
pemeriksaan laporan keuangan baik dari lamanya
gender cocok untuk semua pekerjaan. Schwartz
waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah
(1996)
dilakukan. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika
merupakan salah satu bidang pekerjaan yang
auditor memiliki pengalaman dan pemahaman atas
paling sulit bagi perempuan karena intensitas
kekeliruan,
pekerjaannya. Lehman (1990) menyatakan bahwa
maka
dalam
akan
berpotensi
untuk
mendapatkan temuan yang komprehensif.
mengatakan
bahwa
akuntan
publik
faktor kunci keberhasilan kantor akuntan publik
Penelitian Chung dan Monroe (2000)
adalah
perilaku
stereotype
maskulin
dari
menjelaskan bahwa auditor yang berpengalaman
auditornya.
memiliki
pemerintah daerah, keterlibatan auditor laki-laki
penilaian
yang
lebih
akurat
Dalam lingkup audit BPK-RI atas
KOMPETENSI Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi Vol. 13 No. 1 Januari – Juni 2015 1-25
akan
sangat
pemeriksaan
diperlukan atas
auditee
dalam yang
kegiatan tidak
terhadap audit conservatism yang disebabkan
bisa
sikap over trust dari auditor terhadap auditee.
dikategorikan aman, misalnya di daerah terpencil
Penelitian Johnson et al. (2012) menemukan
atau di daerah konflik. Auditor laki-laki dianggap
bahwa tenure auditor memiliki pengaruh terhadap
memiliki sifat yang berani dibandingkan dengan
jumlah komentar dalam management letter.
perempuan. Auditor perempuan biasanya akan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat hipotesis
dilibatkan pada lingkup audit yang tidak terlalu
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
berisiko. Dapat ditarik logika bahwa auditor laki-
H4: Tenure auditor berpengaruh terhadap
laki akan berpotensi menghasilkan temuan yang
jumlah temuan SPI dan kepatuhan.
lebih banyak bila dibandingkan dengan auditor perempuan. Berdasarkan uraian di atas, maka
D. METODOLOGI PENELITIAN
dapat hipotesis penelitian dapat dirumuskan
1. Model Penelitian
sebagai berikut. H3 :
Penelitian
Gender berpengaruh terhadap jumlah
ini
merupakan
penelitian
pengujian hipotesis yang memiliki tujuan untuk
temuan SPI dan kepatuhan.
menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah
Tenure auditor mengacu pada penugasan
(auditee) dan karakteristik auditor terhadap jumlah
berulang pada entitas yang sama dalam dua tahun
temuan SPI dan kepatuhan atas LKPD di
secara
yang
Indonesia. Persamaan model regresi berganda
mendapatkan penugasan berulang akan memiliki
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
kecenderungan untuk menghasilkan temuan yang
berikut.
lebih sedikit dibandingkan dengan auditor yang
TEMUAN = α + β1 AUDITOR + β2 TENURE + β3
berturut-turut.
Pemeriksa
GENDER + β4 SENIOR + β5 SKPD
ditugaskan pada lokasi dan lingkungan yang baru.
+β6 STATUS + β7 TYPE+ β8 SIZE +
Manson et al. (2001) menjelaskan bahwa hubungan yang lama antara auditor dan auditee sangat
memengaruhi
jumlah
temuan
dalam
e Keterangan:
management letter. Menurutnya, auditor yang
TEMUAN = Jumlah Temuan SPI dan Kepatuhan
baru ditugaskan akan cenderung menghasilkan
AUDITOR = Status Auditor
temuan yang relatif banyak untuk memberi kesan
TENURE = Tenure Auditor
pada auditee. Li (2007) menyimpulkan bahwa
GENDER = Jenis Kelamin Auditor
tenure
SENIOR
auditor
memiliki
hubungan
negatif
= Komposisi Auditor Senior 15
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
SKPD
= Jumlah Satuan Kerja Perangkat
sampling atau pengambilan sampel berdasarkan
Daerah (SKPD)
pada pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria
STATUS = Status Daerah
yang telah ditetapkan peneliti dan umumnya
TYPE
= Tipe Daerah
disesuaikan
SIZE
= Ukuran Pemerintah Daerah
penelitian. Kriteria yang digunakan adalah: a)
α
= Konstanta
pemerintah kota atau kabupaten di Indonesia pada
β1-β8
= Koefisien Regresi
tahun 2012, b) pemerintah kota atau kabupaten
e
= errors
yang menyusun Laporan Keuangan Pemerintah
data
tujuan
atau
masalah
Daerah (LKPD) tahun 2012 yang telah diaudit
2. Data dan Sampel Sumber
dengan
dalam
penelitian
ini
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada
merupakan data sekunder (secondary data). Data
tahun 2013, c) menyajikan data auditor BPK untuk
sekunder merupakan data yang telah tersedia
tahun penugasan 2012 dan 2013, dan d)
sehingga peneliti tidak perlu mengumpulkan
pemerintah kabupaten atau kota yang data
sendiri (Sekaran, 2007). Sumber data penelitian ini
auditornya dapat diperoleh peneliti. Atas dasar
berupa softcopy laporan keuangan pemerintah
kriteria tersebut maka diperoleh 125 pemerintah
daerah kabupaten/kota di seluruh Indonesia tahun
kabupaten/kota sebagai sampel dalam penelitian
2012 dan data tim auditor tahun 2013 yang
ini. Proses pemilihan sampel peneliti sajikan
diperoleh dari Pusat Informasi dan Komunikasi
sebagai berikut.
Badan Pemeriksa Keuangan (PIK-BPK). Sumber data lain berupa softcopy daftar daerah induk dan daerah otonom baru (DOB) tahun 1999 hingga
INSERT TABEL 2 3. Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian
ini
menggunakan
variabel
2013 yang diperoleh dari Komite Pemantauan
dependen berupa temuan SPI dan kepatuhan dan
Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) melalui
variabel independen berupa karakteristik auditor
website resminya yaitu www.kppod.org.
(status auditor, komposisi auditor senior, tenure
INSERT TABEL 1
auditor dan gender) serta variabel kontrol berupa
Populasi penelitian ini meliputi data audit
karakteristik auditee (ukuran pemerintah daerah,
pemerintah kota dan kabupaten di Indonesia pada
tipe pemerintah daerah, status pemerintah daerah
LKPD tahun 2012 yang diperoleh dari Badan
dan jumlah SKPD). Secara ringkas, variabel dan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK
pengukuran variabel tersebut dapat disajikan
RI). Penelitian ini menggunakan teknik purposive
dalam Tabel 3.
KOMPETENSI Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi Vol. 13 No. 1 Januari – Juni 2015 1-25
menunjukkan angka 0,81 dengan standar deviasi
INSERT TABEL 3
0,08. Hasil tersebut menjelaskan penyebaran data E. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. Uji Statistik Deskriptif dan Korelasi antar
berkisar antara 0,73 sampai dengan 0,89. Variabel
TEMUAN
mempunyai
nilai
minimum sebesar 6, nilai maksimum sebesar 30.
Variabel Analsis data yang dilakukan adalah statistik
Nilai rata-rata menunjukkan angka 16,78 dengan
deskriptif dan korelasi antar variabel. Deskripsi
standar deviasi 4,92. Hasil tersebut menjelaskan
data dan korelasi antar variabel penelitian dapat
penyebaran data berkisar antara 11,86 sampai
diungkapkan dengan tabel berikut ini.
dengan 21,70. Variabel SKPD mempunyai nilai minimum sebesar 15, nilai maksimum sebesar 96.
INSERT TABEL 4 Dari hasil analisis statistik deskriptif di atas
Nilai rata-rata menunjukkan angka 41,52 dengan
diketahui bahwa jumlah observasi dalam penelitian
standar deviasi 16,28. Hasil tersebut menjelaskan
(N) adalah 125. TABEL 4 menunjukkan variabel
penyebaran data berkisar antara 25,24 sampai
AUDITOR memiliki nilai minimum sebesar 0,28,
dengan 57,53. Variabel STATUS mempunyai nilai
nilai
rata-rata
minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1.
menunjukkan angka 0,72 dengan standar deviasi
Nilai rata-rata menunjukkan angka 0,84 dengan
0,14. Hasil tersebut menjelaskan penyebaran data
standar deviasi 0,36. Hasil tersebut menjelaskan
berkisar antara 0,58 sampai dengan 0,86. Variabel
penyebaran data berkisar antara 0,48 sampai
TENURE mempunyai nilai minimum sebesar 0,
dengan 1,20. Variabel TYPE mempunyai nilai
nilai maksimum sebesar 0,50, Nilai rata-rata
minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1.
menunjukkan angka 0,14 dengan standar deviasi
Nilai rata-rata menunjukkan angka 0,15 dengan
0,13. Hasil tersebut menjelaskan penyebaran data
standar deviasi 0,36. Hasil tersebut menjelaskan
berkisar antara 0,01 sampai dengan 0,27. Variabel
penyebaran data berkisar antara -0,21 sampai
GENDER mempunyai nilai minimum sebesar 0,16
dengan 0,51. Serta variabel SIZE mempunyai nilai
nilai
rata-rata
minimum sebesar 24,47 nilai maksimum sebesar
menunjukkan angka 0,71 dengan standar deviasi
30,81. Nilai rata-rata menunjukkan angka 28,06
0,23. Hasil tersebut menjelaskan penyebaran data
dengan standar deviasi 0,70. Hasil tersebut
berkisar antara 0,48 sampai dengan 0,94. Variabel
menjelaskan penyebaran data berkisar antara 27,36
SENIOR mempunyai nilai minimum sebesar 0,40,
sampai dengan 28,76.
nilai
maksimum
maksimum
maksimum
sebesar
sebesar
sebesar
1.
1.
1.
Nilai
Nilai
Nilai
rata-rata 17
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
Uji pearson correlation digunakan untuk
signifikansi 0,001, 0,045 dan 0,016, sedangkan
mengetahui tingkat hubungan antar variabel. Tabel
untuk komposisi auditor senior tidak berpengaruh.
pearson correlation di bawah menunjukkan bahwa
Atas dasar tersebut maka dapat dinyatakan bahwa
seluruh karakteristik auditor yang terdiri dari status
hipotesis yang menyatakan status
auditor (AUDITOR), tenure auditor (TENURE),
gender (H3) dan tenure (H4) berpengaruh terhadap
gender (GENDER), dan komposisi auditor senior
jumlah temuan SPI dan kepatuhan diterima,
(SENIOR) memiliki hubungan dengan jumlah
sedangkan hipotesis yang menyatakan komposisi
temuan SPI dan kepatuhan. Variabel kontrol
auditor senior (H2)berpengaruh tehadap temuan
jumlah
memproksikan
SPI dan kepatuhan (H4) ditolak. Selain itu, dalam
karakteristik auditee juga menujukkan hubungan
semua model regresi yang dilakukan, variabel
dengan jumlah temuan SPI dan kepatuhan.
SKPD sebagai kontrol menunjukkan pengaruhnya
Sedangkan untuk karakteristik auditee yang lain
terhadap jumlah temuan SPI dan kepatuhan.
SKPD
(SKPD)
yang
seperti status pemerintah daerah (STATUS), tipe
auditor (H1),
INSERT TABEL 5
pemerintah daerah (TYPE) dan ukuran pemerintah
Variabel AUDITOR dalam penelitian ini
daerah (SIZE) tidak berhubungan dengan jumlah
berpengaruh terhadap jumlah temuan SPI dan
temuan SPI dan kepatuhan.
kepatuhan
2. Uji Hipotesis
menujukkan
Pengujian multivariate dilakukan dengan regresi
baik
untuk
masing-masing
variabel
dengan tanda
tanda
koefiesien
positif.
Hal
regresi tersebut
menjelaskan bahwa semakin banyak keterlibatan pegawai yang memiliki JFP dalam tim audit, maka
independen maupun interaksi di antara variabel
akan
menghasilkan
independen terhadap jumlah temuan SPI dan
komprehensif. Variabel GENDER dalam penelitian
kepatuhan. Hasil pengujian menujukkan bahwa
ini berpengaruh terhadap jumlah temuan SPI dan
dari seluruh model regresi sebagaimana tersaji
kepatuhan
dalam TABEL 5 mempunyai nilai signifikansi F
menujukkan
yang lebih kecil dari tingkat keyakinan 1%. Hasil
menjelaskan bahwa semakin banyak keterlibatan
ini mengindikasikan bahwa model regresi tersebut
auditor laki-laki dalam tim audit, maka akan
layak (fit) untuk digunakan dalam pengujian. Hasil
menghasilkan temuan yang lebih komprehensif.
pengujian TABEL 5 menunjukkan bahwa status
Variabel
auditor, tenure auditor dan gender berpengaruh
berpengaruh terhadap jumlah temuan SPI dan
terhadap temuan SPI dan kepatuhan dengan nilai
kepatuhan
dengan tanda
TENURE
dengan
temuan
tanda
koefiesien
positif.
dalam
tanda
yang
Hal
lebih
regresi tersebut
penelitian
koefiesien
ini
regresi
KOMPETENSI Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi Vol. 13 No. 1 Januari – Juni 2015 1-25
menujukkan
tanda
positif.
Hal
tersebut
dengan
keberanian
serta
pengetahuan
yang
menjelaskan bahwa semakin banyak keterlibatan
memadai untuk dapat menghasilkan temuan SPI
auditor yang mengalami penugasan berulang maka
dan kepatuhan yang lebih komprehensif.
dalam tim audit, maka akan menghasilkan temuan
INSERT TABEL 6
yang lebih komprehensif. Hal ini disebabkan karena
auditor
yang
antara
TENURE
dengan
penugasan
GENDER (model 8) dan SENIOR (model 9 dan
berulang akan lebih dapat memahami lingkup
10) menunjukkan pengaruh terhadap jumlah
auditee,
temuan SPI dan kepatuhan dengan tanda koefisien
sehingga
mengalami
Interaksi
akan
dapat
mendeteksi
permasalah yang dialami auditee. Hasil
pengujian
positif. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa 6
tenure auditor yang diinteraksikan dengan gender
menunjukkan bahwa seluruh model regresi yang
akan menghasilkan lebih banyak temuan. Hal ini
menggunakan interaksi antar variabel independen
dikarenakan auditor laki-laki yang mengalami
(model 1 sampai dengan model 12) menunjukkan
penugasan berulang, dapat memahami secara
bahwa model regresi yang digunakan fit terbukti
menyeluruh tentang permasalahan yang dialami
dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 1%,
oleh
5%, dan 10%. Hasil pengujian ini menunjukkan
permasalahan tersebut dalam bentuk temuan.
bahwa
Sedangkan
interaksi
dalam
AUDITOR
TABEL
dengan
atribut
auditee
dan
berani
untuk
mengungkapkan
tenure
dengan
auditor
auditor
yang
TENURE (model 2), dan GENDER (model 4)
diinteraksikan
menujukkan hasil yang berpengaruh dengan tanda
memperoleh banyak temuan dikarenakan auditor
koefisien positif. Hasil ini mengindikasikan bahwa
senior akan lebih memiliki pengalaman dalam
status auditor yang dinteraksikan dengan tenure
menghadapi
auditor dapat menggambarkan auditor dengan
pemahaman yang lebih tentang permasalahan yang
status JFP dan diperkuat dengan penugasan
dialami auditee.
permasalahan
senior
diperkuat
akan
dengan
berulang akan dapat memahami dengan lebih
Interaksi antara GENDER dengan SENIOR
komprehensif tentang permasalah yang terdapat
(model 12) juga menunjukkan pengaruh dengan
dalam auditee, maka dapat memberikan temuan
tanda
yang lebih banyak. Sedangkan untuk status auditor
mengindikasikan bahwa auditor laki-laki yang
yang
dapat
diinteraksikan dengan senioritas akan lebih banyak
menggambarkan bahwa auditor laki-laki dengan
menghasilkan temuan SPI dan kepatuhan. Hal ini
status
dikarenakan auditor laki-laki yang telah memiliki
diinteraksikan
JFP
dapat
dengan
gender
melaksanakan
pemeriksaan
koefisien
positif.
Hasil
tersebut
19
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
pengalaman dalam melakukan pemeriksaan akan
mempengaruhi
lebih memiliki keberanian dan kepiawaian dalam
pemeriksaan. Sedangkan untuk komposisi auditor
mendeteksi permasalah auditee. Sedangkan untuk
senior memiliki pengaruh terhadap jumlah temuan
interaksi yang lain tidak menunjukkan pengaruh
SPI dan kepatuhan hanya ketika diinteraksikan
terhadap temuan SPI dan kepatuhan.
dengan variabel karakteristik auditor lain yaitu
Variabel
kontrol
SKPD
menunjukkan
status
jumlah
auditor,
tenure
temuan
auditor
dalam
dan
gender.
pengaruh terhadap jumlah temuan SPI dan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komposisi
kepatuhan dengan tanda koefisien negatif (model 1
auditor senior merupakan atribut pendukung
hingga model 13). Hal ini mengindikasikan bahwa
dalam melakukan pemeriksaan.
semakin banyak jumlah SKPD dalam pemerintah daerah, maka temuan yang dihasilkan akan sedikit.
2. Keterbatasan
Hasil ini didukung oleh pendapat Suhardjanto dan Rena
(2011)
yang
mengungkapkan
SKPD
Peneliti mengalami keterbatasan dalam melaksanakan
penelitian
ini
yang
dapat
berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala
mempengaruhi hasil penelitian. Data auditor yang
daerah
pemerintahannya.
digunakan dalam penelitian ini merupakan data
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika banyak
individu yang harus didapat secara langsung
unsur pembantu pemerintah maka kemungkinan
melalui masing-masing kantor perwakilan BPK.
untuk terdapat permasalahan dalam SPI dan
Hal tersebut dikarenakan data auditor merupakan
kepatuhan menjadi berkurang.
data internal yang tidak dipublikasikan secara
dalam
mengelola
umum oleh BPK. Mengingat bahwa peneliti bukan F. PENUTUP
merupakan pegawai perwakilan BPK, maka akses
1. Simpulan
permintaan
Penelitian
ini
menguji
hubungan
data
ke
masing-masing
kantor
perwakilan BPK menjadi terbatas.
karakteristik auditor yang terdiri dari status
Hal tersebut berimplikasi pada: a) peneliti
auditor, tenure auditor, gender dan komposisi
hanya
auditor senior terhadap jumlah temuan SPI dan
kabupaten atau kota dari 495 pemerintah kabupaten
kepatuhan.
dan
atau kota di seluruh Indonesia; dan b) peneliti
pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
hanya menggunakan periode waktu 2 (dua) tahun
disimpulkan bahwa status auditor, tenure auditor
yaitu tahun 2012 dan dalam penggunaan periode
dan gender merupakan atribut penting yang
perhitungan tenure auditor.
Berdasarkan
hasil
analisis
memperoleh
data
auditor
pada
125
KOMPETENSI Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi Vol. 13 No. 1 Januari – Juni 2015 1-25
stewardship Theory of Management. 20-47. Academy of Management Review, 22),
REFERENSI Adhayanti, Dewi dan Sutaryo. 2014. Determinant
DeAngelo, L. E. 1981. Auditor size and audit
Audit Delay Atas Laporan Keuangan
quality.
Pemerintah Daerah Di Indonesia. Skripsi
economics, 3(3), 183-199.
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Sebelas
Maret Surakarta.
Journal
of
accounting
and
Gusti, M., dan Syahrir, A. 2008. Hubungan Skeptisisme Profesional Auditor dan Situasi
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasley,
Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian
Mark S. 2012. Auditing and Assurance
Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini
Services: An Integrated Approach, 14th
Auditor oleh Akuntan Publik. Simposium
Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Nasional Akuntansi XI. Pontianak, 23 - 24
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
Juli 2008.
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester 2 Tahun
Halim, Abdul, dan Abdullah Syukriy. 2006.
2012. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan
Hubungan dan Masalah Keagenan di
Republik Indonesia.
Pemerintah
Daerah:
Sebuah
Peluang
Chung, J., dan Monroe, G. 2000. The effects of
Penelitian Anggaran dan Akuntansi. Jurnal
experience and task difficulty on accuracy
Akuntansi Pemerintah. Vol. 2 No. 1 Hal.
and confidence assessments of auditors.
53-64.
Accounting & Finance, 40(2), 135-151.
Hapsari, S.I., Sutaryo, dan Ibrahim F.W. 2013.
______. 2001. A research note on the effects of
Penentu Jumlah Temuan BPK atas Sistem
gender and task complexity on an audit
Pengendalian
judgment.
(Internal Control Compliance Comments)
Behavioral
Research
in
Accounting, 13(1), 111-125. C ox, Clifford T., dan Wichmann Jr, H. 1993. The Perceived Quality of Internal Control
Intern
Pemerintah
Daerah
Simposium
Nasional
dan
di
Kepatuhan
Indonesia.
Akuntansi
XVI.
Manado. 25-28 September 2013.
Systems and Reports for State and Local
Hayes, Rick., Dassen, Roger., Schilder, Arnold.,
Governments. Auditing: A Journal of
dan Wallage Philip. 2003. Principles of
Practice and Theory 12 (2):98-107.
Auditing: An Introduction to International
Davis, James H., Schoorman, F David., dan
Standards on Auditing. London: Prentice
Donaldson,
Lex.
1997.
Toward
a
Hall. 21
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
Hidayat, W., dan Handayani, S. 2010. Peran Faktor-Faktor
Companies. British Accounting Review
Individual
dan
Terhadap
Perilaku
Narsa, I. M. 2007. Sex-Role Stereotype dalam
Auditor dalam Situasi Konflik Audit pada
Rekrutmen Pegawai Akuntansi dan
Lingkungan
Sulawesi
Keuangan: Observasi terhadap Pola
Tenggara. Jurnal Mitra Ekonomi dan
Rekruitmen Terbuka di Media Masa.
Manajemen Bisnis, 1(1), 83-112.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 8(2),
Pertimbangan
Etis
Inspektorat
Jensen, M., dan Meckling, W. 1976. Theory of
33: 549-568.
pp-99.
the Firm: Managerial Behavior, Agency
Nishii, L. H., Gotte, A., dan Raver, J. L. 2007.
Cost and Ownership Structure. Journal of
Upper echelon theory revisited: The
Financial Economics 3: 305-360.
relationship between upper echelon
Johnson, Laurence E., Lowensohn, S., Reck,
diversity, the adoption of diversity
Jacqueline L., dan Davies, Stephen P. 2012.
practices,
Management
performance.
Letter
Comments:
Their
Determinants and Their Association with Financial Reporting Quality in
Local
and
organizational
Noviyani, Putri, dan Bandi. 2002. Pengaruh Pengalaman
dan
pelatihan
Goverment. Journal Account Public Policy
Sturktur
31: 575-592.
Kekeliruan. Simposium Nasional Akuntansi
Lehman, C., 1990. The Importance of being
Pengetahuan
Terhadap
auditor
Tentang
V. Semarang. 5-6 September 2002.
earnest: Gender conflicts in accounting.
Nuraeni, S. E., dan Martani, D. The Impact Of
Advances in Public Interest Accounting
Local Governments Characteristics Toward
3. pp 137-157.
Their Audit Quality For Financial Reports
Li, D. 2007. Auditor Tenure and Accounting Conservatism.
Unpublished
Ph.D
Dissertation.Georgia: Georgia Institute of Technology.
Of 2008-2009. International Conference On Business And Economic Research ( 3rd ICBER 2012 ) Proceeding. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Manson, Stuart., Sean, McCartney., dan
Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Michael, Sherer. 2001. The Value of
Jabatan
Management
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia,
Letters
to
Unlisted
Jakarta.
Fungsional
Pemeriksa.
Badan
KOMPETENSI Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi Vol. 13 No. 1 Januari – Juni 2015 1-25
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006
tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan Daerah. Kementerian Dalam Negeri, Jakarta. Peraturan
Menteri
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. 2007. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Suhardjanto,
Negara
Pendayagunaan
D.,
dan
Rena
Rukmita
Yulianingtyas.
2011.
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Karakteristik
Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Jabatan
terhadap Kepatuhan Pengungkapan
Fungsional
Angka
Wajib dalam Laporan Keuangan
Kreditnya. Menteri Negara Pendayagunaan
Pemerintah Daerah (Studi Empiris
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
pada Kabupaten/Kota di Indonesia).
Republik
Jurnal Akuntansi dan Auditing, 8(1),
Pemeriksa
Indonesia,
dan
Jakarta.Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Badan
Pengawas
Keuangan
dan
Pembangunan, Jakarta.
Akuntansi
Pemerintahan.
Kementerian
Dalam Negeri.
Thiruvadi, S. 2012. Gender differences and audit committee diligence. Gender in An
International
Journal, 27(6), 366-379. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
Sarens, G., dan De Beelde, I. 2006. The
Daerah
30-42.
Management:
______Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Pengaruh
1945.
Jakarta:
Republik
Indonesia
relationship between internal audit and
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
senior management: a qualitative analysis
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
of
Tanggung Jawab Keuangan Negara,
expectations
and
perceptions.
International Journal of Auditing, 10(3), 219-241. Setyaningrum, Dyah. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit BPK RI. Simposium Nasional Akuntansi XV. Banjarmasin. 20-23 September 2012.
Jakarta. _____________ Nomor 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan
Negara.
Kementerian Keuangan, Jakarta. _____________ Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah, Jakarta.
23
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
_____________ Nomor 5 Tahun 2011 Tentang
Akuntan
Publik.
Kementerian Keuangan, Jakarta. Wallace, Wanda A. 1992. Whose Prevails in Disclosure Practices?. Auditing: A
Journal of Practices and Theory 11 (suplement): 79-105.
LAMPIRAN
TABEL 1 Data dan Sumber Data Data
Sumber Data
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
Pusat Informasi dan Komunikasi Badan
tahun 2012 dan data tim auditor
Pemeriksa Keuangan (PIK-BPK).
tahun 2013. Daftar daerah induk daerah otonom
Komite
Pemantauan
baru (DOB) tahun 1999 – 2013.
Otonomi
Daerah
Pelaksanaan
(KPPOD)
melalui
website resminya yaitu www.kppod.org.
TABEL 2 Pemilihan Sampel Kriteria Sampel
Jumlah
Pemerintah daerah kota/kabupaten di seluruh Indonesia tahun 2012.
495
Pemerintah kota dan kabupaten seluruh Indonesia yang menyusun Laporan
(1)
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2012, namun tidak diaudit oleh BPK pada tahun 2013. Pemerintah kota dan kabupaten yang menyajikan data karakteristik auditee. Pemerintah kota dan kabupaten yang menyajikan data auditor BPK untuk tahun
(2) (368)
penugasan 2012 dan 2013, namun tidak diperoleh peneliti. Jumlah observasi dalam penelitian.
125
Sumber: Data sekunder yang diolah
25
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
TABEL 3 Variabel dan Pengukuran Variabel Nama
Akronim
Pengukuran
Sumber
Variabel Dependen Temuan SPI dan
COMMENT
Kepatuhan
Jumlah total temuan atas pengendalian Johnson et al. internal
dan
kepatuhan
terhadap (2012)
perundang-undangan Variabel Independen Ukuran Pemerintah
SIZE
Log natural dari total aset auditee
Daerah Jumlah SKPD
Johnson et al. (2012)
SKPD
Total jumlah SKPD yang ada pada Suhardjanto pemerintahan kota/kabupaten
dan
Rena
(2011)
Status Pemerintah
STATUS
Dummy, 1 = induk, 0 = DOB
Adhayanti
Daerah Tipe Pemerintah
(2014) TYPE
Dummy, 1 = kota, 0 = kabupaten
Daerah Status Auditor
Nuraeni
dan
Martani (2012) AUDITOR
Persentase auditor yang memiliki JFP dalam satu tim audit pemerintahan
Komposisi Auditor
SENIOR
Senior
Scoring berdasarkan Skala linkert, 1 = Sarens dan De PT dan PJ, 2 = KTY, 3 = KTS, 4 = Beelde (2006) ATY, 5 = ATS
Gender
GENDER
Persentase
auditor
yang
berjenis Chung
dan
kelamin perempuan dalam satu tim Monroe (2001) audit pemerintahan Tenure Auditor
TENURE
Persentase auditor yang mengalami Johnson et al. penugasan berulang dalam satu tim (2012) audit pemerintahan yang sama pada tahun 2012 dan 2013
TABEL 4 Statistik Deskriptif dan Korelasi antar Variabel N 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125
AUDITOR TENURE GENDER SENIOR TEMUAN SKPD STATUS TYPE SIZE Valid N (listwise) TEMUAN
AUDITOR
Min 0,285 0,000 0,166 0,400 6 15 0 0 24,479 TENURE
GENDER
Max 1,000 0,500 1,000 1,000 30 96 1 1 30,814 SENIOR
Mean 0,720 0,144 0,719 0,818 16,780 41,520 0,840 0,150 28,069 SKPD
STATUS
TEMUAN
1,00
AUDITOR
0,220 b 0,014
1,00
TENURE
0,288 a 0,001
0,226 b 0,011
1,00
GENDER
0,332 a 0,000
0,041
0,444 a 0,000
1,00
0,294 a 0,001
-0,164
1,00
0,067
-0,262 a 0,003
-0,402 a 0,000
0,087
-0,374 a 0,000
0,255 a 0,004
1,00
0,336
-0,318 a 0,000
-0,059
-0,001
-0,148
0,124
0,990
0,100
0,303 a 0,001
1,00
0,511
-0,269 a 0,002
-0,040
0,089
-0,118
0,063
0,325
0,190
0,243 a 0,006
-0,062
0,654
-0,293 a 0,001
0,495
0,484
SENIOR SKPD STATUS TYPE SIZE
-0,176 0,050
-0,102 0,257
b
0,653
0,095 0,293
-0,039 0,663
-0,298 0,001
a
0,167
0,148 0,099
0,306 0,001
a
0,504 a 0,000
Std. Deviation 0,144 0,137 0,230 0,084 4,923 16,287 0,368 0,360 0,704 TYPE
SIZE
1,00 0,084 0,349
1,00
Definisi Variabel: TEMUAN = Jumlah Temuan SPI dan Kepatuhan; SIZE = Ukuran Pemerintah Daerah; SKPD = Jumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD); STATUS = Status Daerah; TYPE = Tipe Daerah; AUDITOR= Status Auditor; SENIOR = Komposisi Auditor Senior GENDER = Jenis Kelamin Auditor; TENURE = Tenure Auditor; a b
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
27
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
Sumber: Hasil pengolahan data Tabel 5 Uji Multivariat Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan SPI dan Kepatuhan 1 2 3 (CONSTANT) AUDITOR
11,38
24,581
18,442
(1,185)
(1,342)
(0,607)
(1,301)
(0,991)
9,233
9,401 a
TENURE
6,413
(3,175) b 1,245
(2,026) b
(0,369)
GENDER
4,983
3,538
(2,452)
b
SENIOR SKPD
-0,137 (-5,268) 1,343
STATUS TYPE SIZE 2
ADJUSTED R F-VALUE SIG.
2
5
24,693
(3,349)
R
4
21,151
-0,112 a
(-3,977) 1,274
-0,107 a
(-3,803) 1,305
-3,923
(1,676) c -7,507
(-0,750)
(-1,445)
-0,125 a
(-4,469) 1,042
-0,107 a
(-3,779) a 1,602
(1,065)
(0,981)
(1,013)
(0,794)
(1,286)
-1,311
-0,627
-0,029
-0,742
-0,131
(-1,188)
(-0,549)
(-0,024)
(-0,625)
(-0,111)
-0,223
-0,184
0,184
-0,006
-0,067
(-0,338)
(-0,270)
(0,271)
(-0,009)
(-0,101)
0,243
0,199
0,211
0,175
0,285
0,211
0,165
0,178
0,141
0,236
7,630
5,912
6,374
5,058
0,000
a
0,000
a
0,000
a
0,000
5,785 a
0,000 a
Definisi Variabel: TEMUAN = Jumlah Temuan SPI dan Kepatuhan; SIZE = Ukuran Pemerintah Daerah; SKPD = Jumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD); STATUS = Status Daerah; TYPE = Tipe Daerah; AUDITOR= Status Auditor; SENIOR = Komposisi Auditor Senior GENDER = Jenis Kelamin Auditor; TENURE = Tenure Auditor; a Signifikan pada level 0.01. b Signifikan pada level 0.05. c Signifikan pada level 0.1. Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel 6 Uji Multivariat Interaksi Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan SPI dan Kepatuhan 2 3 4 5 6 7 8
1 (CONSTANT) AUDITOR TENURE
27,602
27,130
11,386
12,845
(1,492)
(1,487)
(0,582)
(0,720)
c
5,352
9,584
(1,795) -12,200
(1,320)
(0,845)
(-0,548)
22,577
15,670
22,919
(1,242)
(0,828)
(1,261)
10
33,765 (1,786)
c
-13,542
-8,699
-53,373
(-0,780)
(-0,728)
(-1,647)
GENDER
23,905 (1,019)
11
12
24,914
5,870
13,699
(1,356)
(0,252)
(0,729)
5,331
2,054
16,871
(0,462)
(0,738)
(0,787)
SENIOR
AUDITOR*TENURE
41,292
9
-27,055
-13,367
7,165
(-1,487)
(-1,791)
(0,391)
c
10,457 (2,629) a -1,531 (-0,099)
AUDITOR*GENDER
7,681 (3,746) a 28,498 (1,032)
AUDITOR*SENIOR
7,530 (2,569) b 16,290 (1,123)
TENURE*GENDER
8,942 (2,570) b
TENURE*SENIOR
74,147 (1,850) c
8,296 (2,121) b
-0,118 (-4,142) a
-0,106 (-3,818)
-0,117 (-4,244) a
-0,106 (-4,020)
-0,131 (-4,866)
-0,142 (-5,302)
-0,097 (-3,378)
-0,103 (-3,657)
-0,114 (-3,960)
-0,113 (-4,081)
-14,490 (-0,562) -0,100 (-3,408)
1,507 (1,194)
1,384 (1,077)
1,548 (1,237)
1,517 (1,213)
1,359 (1,087)
1,213 (0,947)
0,105 (1,091)
1,354 (1,053)
1,354 (1,051)
1,290 (0,995)
1,356 (1,044)
GENDER*SENIOR SKPD
STATUS
a
a
a
a
a
a
a
a
a
5,005 (2,078) b -0,116 (-4,243) 1,235 (0,953)
a
29
Bayu Antarikso Purusotomo, Sutaryo Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan dalam Audit BPK-RI
1
Tabel 6 (lanjutan) Uji Multivariat Interaksi Karakteristik Auditor dan Jumlah Temuan SPI dan Kepatuhan 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
-1,046 -0,600 -0,501 -0,021 -0,940 -1,508 1,403 -0,312 -0,381 -0,674 0,103 -0,388 (-0,934) (-0,532) (-0,428) (-0,018) (-0,829) (-1,325) (0,128) (-0,271) (-0,325) (-0,590) (0,084) (-0,333) -0,410 -0,290 -0,032 0,110 -0,215 -0,184 0,064 -0,142 -0,118 -0,192 0,156 0,143 SIZE (-0,610) (-0,428) (-0,049) (0,168) (-0,328) (-0,273) (0,093) (-0,211) (-0,174) (-0,281) (0,227) (0,209) 2 0,258 0,217 0,271 0,259 0,269 0,215 0,230 0,215 0,224 0,202 0,215 0,200 R 0,214 0,184 0,227 0,228 0,225 0,182 0,184 0,182 0,178 0,168 0,168 0,167 ADJUSTED R2 5,826 6,591 6,204 8,308 6,141 6,515 4,985 6,516 4,838 6,007 4,584 5,964 F-VALUE a a a a a a a a a a a SIG. 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 a Definisi Variabel: TEMUAN = Jumlah Temuan SPI dan Kepatuhan; SIZE = Ukuran Pemerintah Daerah; AUDITOR*TENURE = Interaksi AUDITOR dan TENURE; AUDITOR*GENDER = Interaksi AUDITOR dan GENDER; AUDITOR*SENIOR = Interaksi AUDITOR dan SENIOR; TENURE*GENDER = Interaksi TENURE dan GENDER; TENURE*SENIOR = Interaksi TENURE dan SENIOR; GENDER*SENIOR = Interaksi GENDER dan SENIORSKPD = Jumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD); STATUS = Status Daerah; TYPE = Tipe Daerah; AUDITOR= Status Auditor; SENIOR = Komposisi Auditor Senior GENDER = Jenis Kelamin Auditor; TENURE = Tenure Auditor; Sumber: Hasil pengolahan data TYPE