BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian 1.
Lokasi Penelitian
Dalam
penulisan
skripsi
ini
penulis
mengadakan
penelitian
dan
pengambilan data pada PT. BURSA EFEK JAKARTA yang bertempat di Gedung Bursa Efek Jakarta. JI. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190. Namun penulis mengambil objek penelitian pada PT. Darya Varya Laboratoria, Tbk.
2.
Sejarah Perusahaan
1. Sejarah Singkat mengenai PT. DARYA VARIA LABORATORIA, Tbk. a.
Perseroan
Perseroan mulai beroperasi pada Tahun 1977. Kegiatan utama Perseroan dimulai dengan memproduksi obat-obatan dalam kapsul Iunak. Kemudian Perseroan memperluas jenis obat-obatan baik yang memakai merk sendiri maupun
berdasarkan lisensi dari pabrik-pabrik terkenal. Jenis obat-obatan yang diproduksi Perseroan bermacam-macam termasuk obat batu empedu ( gallstone ), gangguan jantung (angina pectoris ), kasa obat steril (medicated tulle ), vitamin dan antibiotik dalam kapsul. Perseroan menyewa kantor pusat yang terletak dijalan
Kapten Tendean 39, Jakarta, Indonesia. Pabrik Perseroan terletak di Gunung Putri, Bogor diatas tanah seluas 41.323 m2 yang merupakan milik Perseroan. Pada bulan Juli 1989 terjadi perubahan pemegang saham dengan masuknya PT. Indocom Mutiara Pertiwi sebagai pemegang saham baru. Bersamaan dengan
23
perubahan ini, perseroan memperoleh bantuan pengelolaan dari First Pacifik Management Services Ltd., Hongkong untuk bidang pemasaran, keuangan,
" produksi dan manajemen. Untuk memperkuat kegiatan usaha, perseroan membeli saham PT. Central Sari Medical Supplies, Jakarta dan PT. Gelatindo Mukti Graha pada bulan Januari 1994. Selanjutnya pada bulan Mei 1994 perseroan mengambil alih kepemilikan PT. Wigo, distributor tunggal perseroan sejak perseroan beroperasi. Pada bulan Agustus 1994 perseroan menandatangani sebuah perjanjian untuk mengambil alih 100 % saham PT. Dupa sebuah perusahaan
farmasi di Jakarta. Perseroan telah menjalin hubungan cukup lama dengan perusahaan-perusahaan tersebut sebelum terjadi pengambil-alihan saham tersebut
baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengingat produk-produk perusahaan
tersebut berkaitan dengan
kegiatan utama perseroan,
maka
kemampuan perseroan dan anak perusahaan serta afiliasi untuk melayani kebutuhan masyarakat terhadap produk obat-obatan dan perbekalan obat dapat semakin ditingkatkan di masa yang akan datang.
b. Latar belakang hukum
Darya-Varia didirikan berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No.6 tahun 1968, sebagaimana diubah, dengan akta Pendirian No.5 tertanggal 5 Februari 1976, dibuat dihadapan Abdul Latief, S.H., notaries di
Jakarta. Akta ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.Y.A.5/288/11, tertanggal 28 Mei 1976, serta diumumkan dalam Berita Ncgara Republik Indonesia No.92 tertanggal
24
18
November
1977,
Tambahan No.
712.
Anggaran
Dasar
Perseroan telah
mengalami beberapa kali perubahan, perubahan Anggaran Dasar ini termasuk juga perubahan nama Perseroan menjadi PT Darya-Varia Laboartoria Tbk dan perubahan Anggaran Dasar dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, sebagaimana selanjutnya diubah dalam akta notaris No.
107 tanggal
18 Juni
1997 dibuat dihadapan Benny
Kristianto, SH, notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-6441.HT.01.04. TH.97 tanggal terakhir
adalah
sehubungan
9 Mi
dengan
rapat
1997. Perubahan Anggaran Dasar Direksi
dan
Dewan
Komisaris
dituangkan dalam Akta No. 50 tanggal 30 Juli 2002 dibuat dihadapan notaris Benny Kristianto, SH, notaris di Jakarta, dilaporkan ke Menteri Kehakiman dan
Hak
Asasi
Manusia
Republik
Indonesia
dengan
surat
No.
C-
16570.HT.01.04.TH.2002 tanggal 30 Agustus 2002, serta diumumkan di Berita Negara Republik Indonesia No.89 tanggal 5 November 2002, Tambahan No. 999.
c.
Sejarah dan perkembangan Perseroan didirikan atas visi yang luas dan wawasan jauh ke depan oleh Drs. Wim
Kalona, salah satu pelopor dan tokoh farmasi di Indonesia. Akta pendirian dalam rangka penanaman modal Dalam Negeri disetujui oleh Departemen Kehakiman
pada bulan Nopember 1977. Pembangunan pabrik yang dimulai pada bulan
Nopember tahun 1977. Pabrik dibangun diatas tanah seluas 15.376 m2.
25
Sejak itu, baik fasilitas dan cara pemrosesan dalam pencampuran (blending), persenyawaan
(compounding),
enkapsulasi
(encapsulating)
dan
pengeringan
termasuk sistem pengendalian mutu, semuanya dilaksanakan sesuai dengan prosedur operasi standar Banner Gelatin Corporation. Mesin-mesin produksi utama perseroan diimpor dari berbagai negara antara lain Amerika Serikat, Jerman, Swedia, Belanda, Denmark, dan Italia sedangkan alat laboratorium berasal dari Inggris, Jerman, Jepang, Swiss, dan Italia. Pada bulan Oktober 1983, perseroan mendapatkan persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
untuk melakukan perluasan usaha tanah lokasi pabrik diperluas sebanyak 5000 m2 menjadi 20.376 m . Perseroan mulai membangun fasilitas pembuatan obat suntik
antibiotik bekerjasama dengan dan dibawah pengawasan Eli Lilly, Amerika Serikat. Kapasitas produksi sekitar 8.500.000 vial per tahun. Perluasan ini diselesaikan dalam waktu 15 bulan dan produksi komersil dimulai sejak Januari 1985. Dengan semakin membaiknya fasilitas produksi, Perseroan melakukan
diversifikasi produk melalui kerjasama dengan prinsipal multinasional baru termasuk
Hermal
Chemie
Kurt
Herman
dari
Jerman
Barat;
Allergan
Pharmaceuticals dan 3M Pharmaceuticals dari Amerika Serikat. Pada tahun 1987 Perseroan menandatangani perjanjian kontrak produksi dengan Bausch dan Lomb,
Amerika Serikat. Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan mulai memproduksi produk-produk perawatan mata termasuk contact lens care solution pada tahun 1989. Ekspor perdana ke negara Jepang dan Hongkong sebanyak 100.000 unit dimulai pada tahun ini juga. Pada akhir tahun 1993 Perseroan telah berhasil mcngekspor 15.500.000 unit.
26
Pada tahun 1989, Perseroan mulai menjalin kerjasama dengan First Pasifik Management Services Limited ("FPMSL"), Hongkong untuk memperkokoh daya saing Perseroan dalam pemasaran dalam negeri dan luar negeri. FPMSL memiliki pengalaman luas dalam bidang farmasi sebagai pemegang saham dari dua perusahaan farmasi besar Metro Pacifik Corporation di Filipina dan Berli Jucker Publik Company Limited di Thailand. Perjanjian bantuan teknik dengan FPMSL yang
meliputi
bidang
produksi,
keuangan,
manajemen,
pemasaran
dan
pengawasan ditanda tangani pada tanggal 1 Juni 1990.
Pada bulan Januari 1994, Perseroan membeli Saham PT Central Sari Medical Supplies sebesar 50 % dan saham PT Gelatindo Mukti Graha sebesar 49 %. PT Sentral Sari Medical Supplies adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri
dan pemasaran
berbagai
macam
sarana kesehatan.
Sedangkan
PT
Gelatindo Mukti Graha adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri kapsul kosong. Pada tanggal 27 Mei 1994 dengan Akta Pengikatan Jual Beli No.223, Perseroan membeli 100% saham PT Wigo, distributor tunggal perseroan. Perjanjian jual beli atas saham tersebut telah dilaksanakan dengan Akta Jual Beli Saham yang dibuat di bawah tangan pada tanggal 27 Mei 1994. Pada bulan Agustus 1994 Perseroan menandatangani sebuah Akta Perjanjian Jual Beli Saham No.60 tanggal 10 Agustus 1994 yang dibuat dihadapan Sebastian Siswadi
Aswin, SH, Notaris di Jakarta untuk membeli 100 % saham PT Dupa, sebuah industri farmsi. Pembelian saham PT Dupa akan dilunasi oleh Perseroan dari sebagian
dana
yang
berasal
dari
27
Penawaran
Umum.
Dengan
beralihnya
kepemilikan saham-saham perusahaan tersebut kepada perseroan, perubahan tersebut diharapkan dapat mengefisiensikan operasi Perseroan.
d.
Kegiatan dan Prospek Usaha
-
Setiap organisasi atau perusahaan pada dasarnya menjalankan kegiatan
usaha sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Anggaran Dasar Perusahaan. Berdasarkan Akta Pendirian Anggaran Dasar yang telah ditetapkan, perusahaan bergerak dalam industri farmasi atau penjualan produk obat-obatan dan produk pemeliharaan kesehatan manusia. Produksi komersial perusahaan di muiai sejak
tahun
1977.
Selama
bertahun-tahun
berkecimpung
dalam
bidang
farmasi,
mencurahkan perhatian secara penuh serta melakukan pengawasan dengan ketat perusahaan mampu memproduksi berbagai jenis obat. Pada saat ini perusahaan
telah mampu memproduksi lebih dari 83 jenis produk terdiri dari 113 obat-obatan
dalam berbagai bentuk sediaan termasuk obat dalam kapsul lunak, sirup, tablet, tablet berlapis gula, tablet kunyah/hisap, injeksi, tetes mata dan produk perawatan lensa kontak. Produk perusahaan yang dibuat berdasarkan merk sendiri sekitar 54 bentuk sedangkan yang berdasarkan lisensi sekitar 59 bentuk sediaan. Perusahaan sudah memasarkan kurang lebih 96 jenis obat-obatan yang
digolongkan sebagai "Ethicial dan OTC". Ethical adalah : Obat-obatan yang dapat diperoleh dengan resep dokter atau bila tanpa resep dokter penjualan obat tersebut
harus melalui apotik. Menurut ketentuan Dep.Kes obat-obatan ini harus dikemas dengan spot warna merah, contoh : Dal faro 1, Nifural, Super Tetra, Udrafalk dan sebagainya.
28
Produk dibawah kategori OTC pada kemasannya diberi spot wama hijau dan atau biruyarig berarti obat ini dapat diperoleh secara bebas baik melalui apotik, took obat maupun waning ( khusus spot hijau ). Sebagian besar produk telah dikenal masyarakat secara luas antara lain :
Stop Cold, Natur - E
Multivitamin dan perbaikan nutrisi "Nutrotal", Degirol, Lecithin dan Iain-lain. Selain itu perusahaan juga membuat obat-obatan khusus yaitu : obat mata, obat jerawat dan obat luka bakar.
Kegiatan
produksi
dilakukan
di
3
departemen
yang
masing-masing
dipimpin oleh seorang manajer produksi. Setiap departemen memiliki sarana atau fasilitas untuk menjaga efisiensi dan kualitas produk sesuai dengan persyaratan
pemerintah dan standar intemasional. Ketiga Departemen produksi Farmasi tersebut yaitu : Departemen Produksi Kapsul Lunak. Untuk menunjang kegiatan pabrik,
perusahaan
beroperasinya Penunjang,
memiliki
ketiga
terdiri
5
departemen dari
:
departemen utama
Departemen
yang
dikenaldengan Pengendalian
sifatnya
membantu
nama
Departemen
Mutu,
Departemen
Pengembangan Produk, Departemen Logistik, Departemen Teknis, Departemen Personalia dan Umum.
Produk-produk perusahaan yang telah beredar dipasaran selalu dilakukan pemantauan dari waktu ke waktu dengan cara mengumpulkan informasi dan pendapat dari para penyalur, apotik maupun konsumen. Berdasarkan pemeriksaan dilapangan ini PT Darya melakukan perbaikan agar produk perusahaan tetap
tcrjaga kualitas dan kemampuannya bagi konsumen. Sarana produksi perusahaan berupa pabrik tcrmasuk gudang yang menempati 7 bangunan utama dengan total
29
luas lantai sekitar 12.421m2 terletak disebuah lokasi seluas 41.323 m2 di Gunung Putri, Bogor. Tanah tersebut adalah milik perusahaan dengan status Hak Guna Bangunan yang akan berakhir pada tahun 2007.
Prospek Usaha
Pembanguna jangka panjang 25 tahun pertama yang akan berakhir pada tahun
1994 menunjukkan keberhasilan pembangunan yang menggembirakan.
Penghasilan Berbagai
rata-rata perjiwa penduduk
segi
kesejahteraan dan
Indonesia meningkat cukup
kesehatan rakyat
Indonesia
pesat.
menunjukkan
perbaikan yang menonjol. Hal ini dapat dilihat pada pelayanan kesehatan melalui rumah sakit dan puskesmas yang semakin meluas dan merata ke seluruh pelosok
tanah air, menurunnya angka kematian bayi dan semakin tingginya angka harapan hidup.
Kenyataan-kenyataan
tersebut
diatas
menunjukkan
bahwa
kegiatan
pembangunan kesehatan telah mencapai sasaran pada sebagian besar masyarakat. Tingkat perkembangan industri farmasi
di
Indonesia selama 4 tahun
terakhir menunjukkan kinerja yang baik. Tingkat pertumbuhan ini untuk beberapa
tahun
mendatang
diperkirakan
tidak
akan
jauh
berbeda
dengan
tingkat
perkembangannya di masa lampau. Konsumsi obat perkapita di Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Semua itu menunjukkan baliwa betapa besarnya potensi pasar domestik untuk produk-produk farmasi. Dengan latar belakang tersebut, pimpinan perusahaan
berpendapat bahwa bidang industri fannasi di Indonesia inemiliki prospek usaha yang baik dan cerah di masa yang akan datang.
30
e.
Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan alat atau sarana bagi perusahaan untuk mencapai
tujuan
Manajemen).
yang
telah
digariskan
oleh
pimpinan
perusahaan
(Top
Walaupun bukan merupakan tujuan utama perusahaan karena
struktur organisasi yang baik akan dapat menciptakan kesatuan tindakan antara tiap-tiap bagian yang ada dalam perusahaan.
Jadi struktur organisasi harus dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pembagian tugas, wewenang dan fungsi masing-masing bagian agar
pelaksanaan tugas diantara beberapa orang karyawan dapat terkoordinir dengan baik, efisien dan efektif serta saling mendukung satu sama lainnya. Berikut ini penulis sajikan struktur organisasi dan tugas serta ftingsi masing-masing bagian
yang diterapkan pada PT Darya Varia demi kelancaran kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.
Sesuai dengan anggaran dasar maka pengelo!aan PT Darya Varia dilakukan oleh direksi dibawah pengawasan dewan komisaris yang anggotanya dipilih dan diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kewajiban dan direksi yang dikukuhkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
: Jocelyn Campos Hess
Wakil Presiden Komisaris
: Sunarto Prawirosujanto
Komisaris
: Clinton Andrew Hess
31
V
Direksi
Presiden Direktur
: Manuel P. Engwa
Direktur
: Carlos C. Ejercito
Direktur
*
: Mariano John L. Tan, Jr.
Direktur
: Apolonio J. Matic
Direktur
; Eric Albert Gotuaco
Direktur dan Sekretaris Perusahaan
: Marlia Hayati Gustam
Kepengurusan
1.
Rapat Umun Pemegang saham ( RUPS ) merupakan kekuasaan tertinggi.
2.
Perusahaan dikelola oleh direksi dibawah pengawasan dewan komisaris.
3.
Para anggota dewan komisaris dan direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS )
1.
Rapat Umum Pemegang Saham diadakan di tempat kedudukan perusahaan atau
ditempat kedudukan Bursa Efek Jakarta dimana saham-saham perusahaan tercatat.
2.
Rapat
Umum
Pemegang
Saham
yang
tercantum
dalam
Anggaran
Dasar
perusahaan terdiri dari : Rapat Umum Tahunan Para Pemegang Saham dan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham.
3.
RUPS sah apabila dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasa hokum mereka minimal 50 % (lima puluh persen ) dari jumlah keseluruhan. Dewan Komisaris
I.
Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang anggota yaitu :
32
a.
Seorang Presiden Komisaris
b.
2 ( dua ) orang komisaris atau lebih
2.
:
Para anggota dewan komisaris diangkat untuk waktu 5 tahun terhitung
sejak RUPS mengangkatnya sampai ditutupnya Rapat Umum Tahunan Para Pemegang Saham.
3.
Anggota dewan komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.
4.
Para anggota dewan komisaris dapat diberi uang jasa yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS.
Direksi
1.
Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang anggota dengan susunan sebagai berikut:
2.
a.
Seorang Presiden Direktur
b.
2 ( dua) orang direktur atau lebih
Para anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Para Pemegang Saham
3.
Masa jabatan anggota direksi berakhir apabila : a.
Dinyatakan pailit
b.
Mengundurkan diri
c.
Diberhentikan
d.
Dilarang untuk menjadi anggota direksi karena ketentuan undang-undang
e.
Meninggal Dunia
4. Para anggota direksi dapa, diberi gaji atau uang jasa yang jumlahnya d.tetapkan . oleh Dewan Komisaris.
5. Bila jumlah anggota direksi yang menjabat kurang dari 3 orang maka dalam waktu 6 bulan setelah terjadi kekosongan jabatan itu harus diadakan RUPS untuk mengisi lowongan tersebut.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode kausalitas karena penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh profitabilitas terhadap kualitas arus kas pada PT Darya Varia Laboratoria, Tbk.
C. Variabel dan Skala Pengukuran
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang terdiri dari Return On Investment ( ROI ), Return On Equity ( ROE ), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM),dan variable kualitas arus kas yang terdiri dari Laba Bersih terhadap Kas dari Penerimaan Operasi, Rasio Kecukupan, Rasio Efisiensi.
Adapun skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran ini adalah skala rasio. D. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan perumusan masalah maka akan diuraikan dalam penelitian definisi operasional. Definisi operasional harus jelas dan tepat sehingga dapat memberikan pengertian yang akurat terhadap variable yang digunakan.
34
Operasioanal variable yang digunakan adalah : 1.
Profitabilitas
Merupakan ukuran tingkat efektifitas manajemen seperti yang ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh laba. Rasio yang digunakan yaitu a.
ROI adalah rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva, rasio yang mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi total.
b.
ROE adalah rasio antara laba setelah pajak dengan ekuitas,
untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
c.
NPM adalah rasio antara laba setelah pajak dengan penjualan, rasio yang mengukur laba bersih yang dihasilkan dari penjualan.
d.
GPM adalah rasio antara laba kotor dengan penjualan, yang mengukur laba kotor yang dihasilkan dari setiap penjualan.
e.
OPM adalah rasio antara laba usaha dengan penjualan bersih, yang mengukur laba usaha yang dihasilkan dari setiap penjualan.
2.
Kualitas Arus Kas
Salah
satu
bentuk
dasar
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Kualitas arus kas terdiri dari:
35
a.
Kualitas penerimaan laba,
untuk menilai kualitas dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan bila
dibandingkan dengan kas yang diperoleh kegiatan operasi perusahaan. b.
Rasio kecukupan,
untuk
menilai
kecukupan
arus
kas
untuk
memenuhi
kebutuhan
perusahaan.
c.
Rasio Efisiensi,
untuk menilai seberapa baik perusahaan didalam menghasilkan kas sehubungan dengan kegiatannya selama periode tertentu.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah :
1.
Library Research ( Penelitian Kepustakaan )
Penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data atau informasi yang bersifat
ilmiah dan teoritis dengan membaca dan memahami sejumlah buku-buku, makalah, literature-1iteratur dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan skripsi ini.
2.
Field Research ( Penelitian Lapangan )
Penelitian ini dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas dalam skripsi ini. Dari penelitian lapangan didapatkan data sekunder yaitu
36
data laporan tahunan, sejarah perusahaan, struktur organisasi dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
F. Metode Analisa Data
*
Metode analisa yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah metode deskriptif. Metode analisis ini meliputi : 1.
Analisa Kualitatif
Proses analisa yang hasilnya tidak dinyatakan dalam bentuk angka-angka tetapi dengan analisis yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan. 2.
Analisa Kuantitatif
Proses analisis yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan perhitungan. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah sbb 1.
ROI ( Return On Investment)
2.
ROE ( Return On Equity )
3.
NPM ( Net Profit Margin )
4.
GPM ( Gross Profit Margin )
5.
OPM ( Operating Profit Margin )
Kualitas arus kas yang digunakan adalah sbb 1.
Kualitas Penerimaan Laba a.
2.
Laba bersih
Rasio Kecukupan a.
Pcmbayaran dcviden
37
b. Pembayaran hutang jangka panjang
3.
c.
Reinvestasi
d.
Penutupan hutang
Rasio Efisiensi
a.
Arus kas terhadap penjualan
b. Arus kas terhadap pendapatan c.
Hasil pengembalian arus kas atas aktiva
3. Regresi Sederhana
adalah hubungan antara dua variable yang biasanya cukup tepat dinyatakan dalam suatu garis lururs. Garis regresi atau regresi adalah garis lurus atau garis linier yang merupakan garis taksiran atau perkiraan untuk mewakili pola hubungan
antara variable X dengan variable Y. Dalam hal ini X disebut variable bebas dan
Y disebut variable tak bebas. Garis regresi mempunyai persamaan umum sebagai berikut: Y - a + bX a = Y-bX
Zx.y b -
dimana:
Y adalah nilai-nilai taksiran untuk variable tak bebas, dalam hal ini kualitas arus kas
X adalah nilai-nilai variable bebas, dalam hal ini profitabilitas a adalah intersep (pintasan) bilamana X = 0
38
b adalah koefisien arah atau slope dari garis regresi Dalam hal ini a dan b disebut koefisien regresi tersebut
Variabel X sering juga disebut sebagai predictor, yaitu variable yang dipakai untuk memprediksi nilai Y, sedangkan variable Y sering disebut diprediksi atau disebut juga variable terikat. Dalam skripsi ini variabel bebas yang digunsksn
adalah profitabilitas sedangkan variabel tak bebas yang digunakan adalah kualitas arus kas.
39