KAPITALISME MEDIA DAN KOMODIFIKASI AGAMA (Pesan Di Balik Cerita Sinetron Religi Pesantren dan Rock N’ Roll season 3)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial ( S.Sos )
Oleh: AFIF FUSALHAN NIM. 09540061
JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
FM-UINSK-BM-05-04IRO
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tang an di bawah ini: Nama Fakultas JurusanlProdi Alamat Rumah Telp/Hp Alamat Yogyakarta Telp/Hp Judul Skripsi
: Afif Fusalhan : Ushuluddin dan Pemikiran Islam : Sosiologi Agama : JI. H. Arief. Gg. Hidayat No.760. RTIRW: 001/005. Kec. Tembilahan Hulu. Kab. Indragiri Hilir. Provo Riau. : 085729003153 : Asrama Tamansantri Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum Krapyak Y ogyakarta. : 081578749984 : Kapitalisme Media dan Komodifikasi Agama (pes an Di Balik Cerita Sinetron Religi Pesantren dan Rock N' Roll Season 3)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Skripsi yang saya ajukan adalah benar Asli karya ilmiah yang saya tulis sendiri. 2. Bilamana skripsi telah di munaqosyahkan dan diwajibkan revisi, maka saya bersedia dan sanggup melakukan revisi dalam waktu2 (dua) bulan terhitung dari tanggal Munaqosyah. Jika temyata lebih dari 2 (dua) bulan revisi skripsi belum terselesaikan maka saya bersedia dinyatakan gugur dan bersedia Munaqosyah kembali dengan biaya sendiri. 3. Apabila dikemudian hari temyata diketahui bahwa karya tersebut bukan karya ilmiah saya (Plagiasi), maka saya bersedia menanggung sanksi yang dibatalkan gelar kesmjanaan saya. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 11 Januari 2014
ii
FM-UINSK-BM-OS-03/RO
' " Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI Hal Lamp
SKRIPSI
Kepada yth;
yth. Dekan Fakultas U shuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Di Y ogyakarta
Assalamu 'aZaikum wr. wh.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan sepedunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara: Nama : Afif Fusalhan NIM : 09540061 Judul Skiripsi :KAPITALISME MEDIA DAN KOMODIFIKASI AGAMA
(pesan Di Balik Cerita Sinetron Religi Pesantren dan Rock N'RolI season 3) Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas U shuluddin dan Pemikiran Islam JurusanlProgram Studi Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Srujana Strata Satu dalam Sosiologi Agama. Dengan ini kami mengharap agar skripsiltugas akhir Saudara tersebut diatas dapat segera dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wh.
iii
Universitas Islam Negeri Suna n. Kalijaga
FM-UTNSK-PMB-05-05/RO
PENGESAHAN SKRlPSI / TUGAS AKHIR Nomor: UIN.02 IDU IPP.OO .9/440/201 4 Skripsi denganjudul : KAPlTAUSME MEDIA DAN KOMODIFlKASI AGAMA (pesan Di BalikCerita Sinetron Religi Pesantren dan Rock N' Roll season 3) Yang dipersiapkan dan disusun oleh saudara: Nama : Atif Fusa lhan NIM : 09540061 Jurusan : Sosiologi Agama (S A) Nilai Munaqosyah : AlB Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Tim Munaqosyah: 1IHt-t::rfl8fl-fUllnaq os yah : nguji I
dha. S.Sos.. M.Hum 171999031003
Penguji
In
Dr. Inayah Rohm niyarcsA~Hum,.MA. NIP. 19711019 1996032001 Yogyakarta, 12 Februari 2014 DEKAN
...-:;:::=;::::::;::.......
'-
MOTTO “Sebaik-baik tempat adalah masjid, dan seburuk-buruk tempat adalah pasar.” (HR. AtThabarani dan al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 3271)
Menuntut dunia sangatlah mabuk, Tamak akan dunia menjadi kutuk, di dalam akhirat ke neraka masuk, di makan api hancur dan remuk1
1
Diambil dalam kitab Syair Ibarat dan Khabar Qiyamat Karya Syekh Abdurrahman Shiddiq Al-Banjari (Mufti Kerajaan Indragri Hilir, Riau). Penerbit Universitas Riau Press: 2001.
v
PERSEMBAHAN Atas karunia Allah Subhanahu Wata’ala Skripsi ini kupersembahkan dengan ikhlas kepada:
Abah dan ibu tercinta kakak dan adik yang tersayang Keluarga Besar Syekh Abdurrahman Shidiq Al-Banjari (Tembilahan, Riau) Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dan Almamater Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis pesan dan wacana di balik cerita sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3. Penelitian ini menjelaskan bagaimana suatu karya seni sinetron religi dapat memberikan suatu hiburan yang ringan dan memiliki substansi dari segi cerita yang ditampilkan dalam layar. Substansi difahami oleh penikmatnya serta menimbulkan kesadaran mengapa sinetron ini dibuat sedemikan rupa untuk dihadirkan kepada pemirsa setianya. Di luar dari dimensi itu tenyata kesuksesan suatu karya seni sinetron tidak lepas dari sebuah kreatif perusahaan penciptanya, oleh karena itu, penelitian ini juga mendeskripsikan adanya ideologi kapitalisme di dalam media dan melacak terjadinya komodifikasi agama pada sebuah tayangan sinetron yang bergenre religi melalui sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3. Metode dalam penelitian ini adalah metode Analisis Wacana (Discourse Analysis). Jenis penelitian kualitatif, yang bersifat deskriptif analitis. Sumber data yakni materi yang ada di dalam adegan sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3. Teknik pengumpulan data, observasi berupa kegiatan dengan pengawasan, peninjauan, penyelidikan, serta wawancara dan dokumentasi dengan cara mencatat dokumen-dokumen (media internet) atau literatur yang koheren berhubungan dengan penelitian. Teknik pengolahan data berupa analisis, unsur penting dalam analisis wacana adalah kepaduan, kesatuan serta penafsiran dalam skenario yang berupa analisa dan memberikan gambaran secara objektif dengan menggambarkan pesan atau wacana di dalam sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll Season 3, serta melacak unsur Kapitalisme dan Komodifikasi dengan pendekatan teori sosiologi seni-fenomenologis untuk menganalisis fakta tekstual dan kontekstual dari tayangan sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3. Hasil penelitian adalah: 1) Pesan Di Balik Cerita Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3. a) wacana sinetron bisa dilihat dari dimensi teks sinetron. b) wacana bisa dilihat dari dimensi kognisi sosial. c) wacana dari dimensi konteks sosial. 2) Kapitalisme Media dan Komodifikasi Agama dalam sinetron Religi Pesantren Rock N Roll season 3. a) Meliputi adanya Kapitalisme dalam segi dakwah di sinetron religi. b) Kapitalisme pada rating, market serta iklan yang terdapat dalam sinetron religi. c) Sinetron Religi dalam dunia kapitalistik, kemudian sinetron religi dan Komodifikasi-Nya; a) komodifikasi agama dalam sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3. b) menjadikan citra pesantren sebagai eksploitasi agama. c) komodifikasi ceramah islam dalam sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3. vii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw, yang telah menjadi petunjuk manusia dari jalan kesesatan menuju jalan yang penuh gemerlap bintang hidayah Allah swt. Alhamdulillah, penyusunan Skripsi ini yang berjudul Kapitalisme Media dan Komodifikasi Agama (Pesan Di Balik Cerita Sintron Religi Pesantren dan Rock N Roll season 3) dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud secara baik tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, dalam kesempatan ini penulis sampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’arie. selaku Rektor Perguruan Tinggi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Dr. H. Syaifan Nur. M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Bapak Dr. Moh Soehadha. S.Sos, M.Hum. (Wakil Dekan Bidang Akademik). selaku Pembimbing Skripsi yang dengan segala ilmu, kesabaran, bimbingan, arahan dan waktu yang diberikan selama penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. 4. Ibu Dr. Inayah Rohmaniyah. S.Ag, M.A, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Sosiologi Agama yang telah memberikan arahan dan bimbingannya dalam menuntut ilmu. 5. Ibu Dr. Nurus Sa’adah. S.Psi, M.Si,psi. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan, bimbingan serta moral dalam perkuliahan.
viii
6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen khususnya Jurusan Sosiologi Agama serta Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Umumnya, yang telah menularkan ilmu kepada kami semua sehingga menjadi seperti sekarang ini. Tidak lupa juga TU prodi SA Ibu Sulami, Ibu Marlina terima kasih banyak atas semua yang telah diberikan. 7. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Abah Abdurrahman Nazri dan Emak Rosnah Yunus (Almh) serta Nenek, Ibu Mardiana , Ucu Iyak & Ucu Salman, Kak Rifqah & Bang Winovri, Bang Fajrin Shihab & Kak Elisha Fachri, Kak Ayu, Adik Arnia, Alfi, Nuzhan dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah senantiasa mengiringi penulis dengan limpahan do’a dan restunya. Berkat usaha yang gigih dan kerja keras mereka penulis dapat berjuang dan bertahan hingga saat ini. 8. Abah Dr. H. Hilmy Muhammad. M.A dan Ibu Nyai Hj. Nur Chasanah S.Ag beserta keluarga, telah menjadi bapak dan ibu bagi penulis selama di Yogyakarta berkat kesabarannya mengajari serta membimbing penulis dalam memotivasi menuntut ilmu agama dan berkehidupan dunia akhirat serta Gus Kelik (KH. Rifqi Ali) atas do’a-Nya yang selalu penulis harapkan barokahnya. 9. Seluruh Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Almunawir dan Yayasan Ali Maksum beserta staf dan segenap Asaatidz atas segala dukungan dan arahannya. 10. Seluruh sahabat-sahabatku seperjuangan Strata Satu Jurusan Sosiologi Agama Angkatan 2009 UIN Sunan Kalijaga, Asrama Tamansantri Krapyak, kawan-kawan Tim KKN 80GK10 Desa GiriSekar Dusun Mendak Gunungkidul dan yang lainnya serta seseorang yang sangat spesial Fia Nafia bagi penulis yang selalu memberikan dukungan dan menemani suka-duka. Terima kasih atas kebersamaan, keceriaan, kekeluargaan dan motivasinya yang kalian berikan selama ini.
ix
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi sederhana ini berguna khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca dalam dunia akademik. Yogyakarta, 10 Januari 2014 Penulis
Afif Fusalhan NIM.09540061
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................
ii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING .........................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...............................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................
vi
ABSTRAK .................................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
viii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................................
7
D. Kajian Pustaka ................................................................................................
8
E. Kerangka Teoritik ...........................................................................................
11
F. Metodelogi Penelitian .....................................................................................
14
G. Sistematika Pembahasan.................................................................................
23
xi
BAB II GAMBARAN UMUM SINETRON RELIGI PESANTREN DAN ROCK N’ ROLL SEASON 3 A. Industri Media Televisi sebagai Sistem Budaya Global ................................
24
B. Sinetron sebagai Sarana Transformasi Sosial ................................................
30
C. Tinjauan Umum Tentang Sinetron Religi.......................................................
32
1. Pengertian Sinetron...................................................................................
32
2. Sejarah Perkembangan Sinetron ...............................................................
34
3. Religiusitas................................................................................................
37
4. Sinetron Era Religi....................................................................................
38
D. Tinjauan Umum Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 ....................
44
1. Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3..........................................
44
2. Sinopsis Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 ...........................
45
3. Deskripsi Perusahaan ................................................................................
50
BAB III PESAN DI BALIK CERITA SINETRON PESANTREN DAN ROCK N’ ROLL SEASON 3 A. Wacana Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 dari Teks Sinetron ...
53
1. Struktur Makro (Tematik).........................................................................
53
a. Pesantren sebagai Arena Pacaran........................................................
53
b. Kesombongan seorang Guru di Pesantren .........................................
55
2. Superstruktur (Skematik) ..........................................................................
55
3. Struktur Mikro ..........................................................................................
56
a. Semantik .............................................................................................
57
b. Sintaksis ..............................................................................................
59
xii
c. Stilistik ...............................................................................................
59
d. Retoris ................................................................................................
60
B. Wacana Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 dari Kognisi Sosial .
61
1. Sinergi antara Style-Rock dan Pesantren...................................................
62
2. Eksistensi Percintaan di Pesantren............................................................
62
C. Wacana Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 dari Konteks Sosial .
63
BAB IV KAPITALISME MEDIA DAN KOMODIFIKASI AGAMA DALAM SINETRON RELIGI PESANTREN DAN ROCK N’ ROLL SEASON 3 A. Kapitalisme dalam Dakwah Sinetron Religi...................................................
65
B. Kapitalisme Rating, Market dan Iklan dalam Sinetron Religi ........................
71
C. Sinetron Religi dalam Pusaran Media Kapitalistik .........................................
75
D. Komodifikasi...................................................................................................
78
1. Komodifikasi Agama melalui Sinetron Religi Pesantren dan Rock N Roll season 3.....................................................................................................
79
2. Citra Pesantren Eksploitasi Agama...........................................................
82
3. Komodifikasi Ceramah Islam dalam Sinetron Pesantren Rock N Roll season 3 ...................................................................................................................
83
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................
86
B. Saran-Saran .....................................................................................................
91
C. Penutup ..........................................................................................................
93
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
94
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Dimensi Teks Sosial Menurut Teun A. Van Dijk...........................................
18
Table 2
Nama-Nama Pemeran Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 ...........
48
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. PEDOMAN WAWANCARA 2. KARTU BIMBINGAN SKRIPSI 3. CURRICULUM VITAE
xv
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekspansi pasar dalam bentuk mengkomoditaskan yang agamis memunculkan sebuah gejala baru yakni fenomena sinetron religi. Sampai detik ini keberadaan sinetron religi masih eksis di tengah-tengah masyarakat. Sinetron-sinetron religi biasanya mengangkat isu-isu agama (Islam) dalam setiap lakonnya. Hal ini memberikan kesan bahwa sinetron-sinetron tersebut memberikan pendidikan agama pada masyarakat. Namun, apabila dicermati lebih jauh tayangan-tayangan tersebut hanya memberikan imajinasi-imajinasi religius semata dan terkadang malah bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Menurut Amir Paliang, hampir semua sinetron komersial di Indonesia adalah sinetron yang ideologi ekonominya kapitalisme. Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang tidak berlandaskan pada keyakinan apapun (tuhan, sosial, kultural dan moral). Oleh karena itu, kapital bukanlah urusan tuhan maupun menyangkut moral, melainkan bagaimana sistem kapital dengan berbagai caranya bisa mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya.1 Begitu juga dengan konteks sinetron religi sekarang sepertinya berubah tema dalam menyajikan program sinetronnya, tetap dibalut dengan judul yang 1
Sujarwa, Mitos DI Balik Kisah-Kisah Sinetron dalam Perspektif Hegemoni dan Kapitalisasi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 2
2
bernuansa keislaman akan tetapi isi berbau masalah percintaan remaja. Gejala komodifikasi Islam yang mewujud kedalam sinetron religi tersebut, sebetulnya telah berlangsung di Indonesia secara lebih intens setidaknya dalam dasawarsa terakhir. Gejala ini bisa dilihat di beberapa stasiun televisi swasta, televisi swasta menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk menayangkan sinetron-sinetron yang bergenre religi. Setidaknya ada empat hal yang memotivasi hadirnya berbagai penggarapan tayangan sinetron yang semakin marak akhir-akhir ini. Pertama; animo masyarakat kita yang memang haus hiburan ringan, segar dan gampang dicerna. Kedua; banyaknya stasiun televisi swasta nasional maupun lokal lahir dan selanjutnya memberikan ruang seluas-luasnya untuk tayangan ini. Ketiga; meningkatnya para pengusaha (investor) yang tergiur dengan nilai ekonomis kesuksesan penggarapan sinetron dari pada film. Keempat: stok artis kita yang sangat banyak, terutama setelah maraknya ajang pencarian bakat, kontes, dan casting di berbagai acara.2 Dengan demikian menurut hemat penulis, di antara sekian banyak sinetron yang beredar masih banyak yang perlu dievaluasi ulang, terutama sinetron religi islami,
paling
penggarapannya.
2
Juli 2013.
tidak berkaitan Hadirnya
dengan
sinetron
kualitas
religius
isi islami
cerita
dan
memang
teknis sangat
Yunan Athoillah. Sinetron Religi Buta Religi. http://yunan4thoillah.wordpress.com/ Akses 7
3
membanggakan, namun banyak dari sekian ragam senetron jenis ini, yang digarap secara asal dan, terutama substansi isi cerita, citra agama dan pesan yang disampaikannya. Dalam hal ini penulis mencoba menganalisis sedikit tentang sebuah sinetron dan dikemas dalam sinetron bernafaskan religi, konsumsi sinetron ini sangat diminati terutama oleh ibu-ibu dan kaum remaja putri. Dalam tiga tahun terakhir ini SCTV kembali menayangkan sinetron bergenre religi yakni Pesantren dan Rock N Roll season 3 ditayangkan setiap hari pukul 18.00. Walaupun tidak mengklaim sebagai sinetron religi, tetapi dari pemilihan judul, setting, cerita, busana menunjukan bahwa sinetron itu dimaksud sebagai religi atau memiliki nuansa Islami. Sukses dengan sinetron terdahulunya Pesantren dan Rock N Roll dan Pesantren dan Rock N Roll season 2, pada tahun 2013 SCTV menghadirkan kisah lanjutannya dalam sinetron Pesantren dan Rock N Roll Season 3 yang tayang setiap hari mulai Senin tanggal 29 April 2013 setiap jam 18.00 WIB. Masih dengan beberapa pemain yang sama, sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 yang disutradarai oleh Karsono Hadi, penulis naskah Novia Faizal, produser Sukhdev Singh dan Wicky V. Olindo dan diproduksi oleh Screenplay Productions ini diperkuat dengan kehadiran beberapa bintang muda yang sedang naik daun, Rizky Nazar, Dinda Kirana, Rizky Alatas, Indri gina yang sengaja dipasangkan dalam sinetron bergenre komedi, religi dan drama ini.
4
Sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll Season 3 adalah sebuah karya sinetron yang menggambarkan potret kehidupan pesantren yang digambarkan dengan adanya pemeran karakter kiai, ustadz, santri. Namun dalam sinetron ini lebih berpusat pada karakter utama sinetron yaitu pada kisah percintaan remaja di pesantren. Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 ini menarik untuk diteliti karena dalam sinetron ini cerita secara utuh terkesan tanpa tertutup. Adegan yang ditayangkan dalam sinetron ini tersebut, jauh berbeda dengan kisah kehidupan pesantren di dunia nyata, yang disajikan dalam tayangan sinetron tersebut. kehidupan dipesantren pada umumnya menuntut kedisiplinan tinggi dalam segala bidang, santriwati (putri) setiap hari melewati rutinitas yang padat dalam kegiatan akademik dan ekstrakurikuler. Lingkungan kompleks pesantren yang terpisah antara kompleks santri dan santriwati, bahkan boleh dikatakan jarang terjadi komunikasi
yang
begitu
sering
kecuali
ada
pengajian
dan
kegiatan
ekstrakurikuler. Sinetron ala ‘pesantren’ dibuat versi terbaru setelah sebelumnya pernah sukses dan meraih rating tinggi. Padahal konten alur cerita tidak terlalu banyak menghadirkan kehidupan pesantren yang sesungguhnya. Pada akhirnya semua permasalahan akan bermuara pada satu kesimpulan, yaitu keuntungan. Tidak mengherankan sebentar lagi akan lahir sinetron ala ‘pesantren’ season 4.
5
Kekhawatiran lainnya adalah pengaburan makna ‘pesantren’ itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pesantren adalah asrama dan tempat murid, santri belajar mengaji.Pesantren yang merupakan ‘bapak’ dari pendidikan Islam di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman. Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah,apabila dirunut kembali, sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i. Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah ‘tempat belajar para santri’. sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Di samping itu kata ‘pondok’ mungkin juga berasal dari bahasa Arab ‘funduq’ yang berarti ‘hotel atau asrama’.3 Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 ini hanya menonjolkan konflik cinta, iri hati dan dengki antar sesama teman. Hampir tidak ada pelajaran khas pesantren sama sekali yang dihadirkan. Apa yang terlihat dari adegan demi adegan dalam sinetron ini tidak menonjolkan kehidupan pesantren sebagaimana lazimnya. Selain karena pemainnya menggunakan jilbab. Selebihnya alur ceritanya seperti sinetron kebanyakan, tidak jauh dari tema cinta. Akan memiliki
3
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (LP3ES, Jakarta,1983), hlm.18
6
pertanyaan pemirsa televisi, sinetron ini menceritakan pembelajaran di pesantren atau kehidupan remaja pada umumnya yang mengambil latar kompleks pesantren. Biasanya ceramah agama juga hanya ada di masjid-masjid, majelis-majelis pengajian, radio-radio kemudian berevolusi ke acara stasiun televisi khusus rohani seperti acara ceramah Islam Itu Indah ditayangkan di TRANS TV yang dibawakan oleh ‘Ustadz Nur Maulana’ bahkan juga hadir di dalam karya seni sinetron dan berbagai sinetron bergenre religi lainnya seperti yang penulis kritisi ini sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3 SCTV. Selebrasi budaya pop semakin eksis melalui tayangan-tayangan televisi yang dibungkus religi, misalnya sinetron. Disini juga terjadi paradoks. Ceritanya masih sering seputar percintaan remaja, humor, pertikaian, kehidupan glamour, dan permusuhan. Berbanding terbalik dengan penampilan para bintangnya yang rapat tertutup kerudung bagi perempuan, dan berpeci hitam atau putih, bagi bintang laki-laki. Bahasa-bahasa yang digunakan juga bahasa-bahasa religius. Fenomena sinetron religi demikian perlu diteliti karena disatu sisi sinetron religi bukan hanya merupakan pintu masuk bagi penyebaran nilai-nilai agama disisi lain ternyata tangan-tangan kapitalisme melalui Production House (Rumah Produksi) menggunakan kesempatan ini untuk memupuk keuntungan. Mereka tidak peduli benar atau salah pesan-pesan bahkan dampak dan pengaruh yang dibawa oleh sinetron, namun mereka lebih peduli terhadap besar kecilnya rating
7
dalam sinetron tersebut dan bahkan mengkomoditaskan suatu kebudayaan yang sebetulnya bersifat positif. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pesan di balik cerita yang disampaikan dalam sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3 melalui Analisis Wacana Teun A. Van Dijk 2. Bagaimana bentuk kapitalisme media dan komodifikasi agama dalam tayangan sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan yang hendak di capai dari penelitian ini adalah: Untuk menganalisis pesan dan wacana dibalik cerita sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3 serta mendeskripsikan bentuk kapitalisme media dan komodifikasi agama dalam sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3. 2. Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah : a. Kegunaan Akademik Kegunaan penelitian
sebagai
sumbangan bagi
khazanah dan
kepustakaan islam atau bermanfaat bagi semua kalangan mahasiswa, akademisi, pemerhati sinetron maupun budaya,agama dan media,melalui
8
sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3 khususnya Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti lain agar dapat menjadi bahan perbandingan disiplin ilmu sosiologi agama khususnya dalam bidang kajian agama dan media, dan dapat dijadikan sebagai wawasan untuk memahami tentang substansi-substansi yang terkandung dalam sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3 maupun sinetron-sinetron lain. D. Kajian Pustaka Dari hasil penelusuran yang penulis lakukan, dari beberapa penulisan bukubuku, karya ilmiah yang mengulas sinetron religi dari beberapa aspek, dan ini sekiranya bisa dijadikan bahan pertimbangan sebagai referensi bagi penulis, diantaranya : Di dalam buku Budaya dan Masyarakat (1991), Kuntowijoyo menjelaskan tentang dua jenis budaya, yaitu budaya masjid dan budaya pasar. Kedua budaya itu menggambarkan secara bertolak belakang dari dua fenomena yang terjadi dimasyarakat. Budaya masjid digunakan untuk menggambarkan budaya masyarakat yang bersih dan jauh dari aspek hedonisme. Sementara itu budaya pasar merujuk budaya masyarakat yang penuh tipu daya dan selalu mementingkan
9
keuntungan materi. Secara tradisional kedua budaya ini adalah dua tempat yang mempunyai fungsi dan makna yang berbeda dan terpisah. Dalam perkembangan yang selanjutnya, antara budaya masjid dan pasar ternyata malah mengalami sinergi. Bahkan muncul kecendrungan adanya dominasi pasar atas masjid. Hal ini tampak saat prilaku pasar merancang praktik keagamaan sedemikian rupa guna mendatangkan keuntungan. Bertolak dari uraian tersebut,keberadaan sinetron religius diberbagai stasiun televisi selama ini adalah hasil dari sinergi antara budaya mesjid dan budaya pasar. Meskipun dalam kenyataannnya dominasi pasar atas masjid lebih menonjol karena maraknya sinetron religius lebih banyak berangkat dari basic globalisasi dan semangat kapitalisme yang selalu berpijak dari trend industrialisasi untuk mendatangkan keuntungan daripada niat suci untuk berdakwah. 4 Jurnal yang ditulis oleh Triyani dan Prahastiwi Utari P.hD yang berjudul Religiositas
Kontekstual
dalam
Media
(analisis
wacana
kontekstual
habluminannas yang dipresentasikan dalam sinetron para pencari tuhan seri 1) jurnal ini membahas tentang bahwa wacana religiusitas hubungan antar umat manusia (hablumminannas) secara kontekstual. Sang sutradara memberikan cerita yang realistis mengenai manusia–manusia yang tengah mencari kebenaran dijalan Allah. Menurutnya sinetron mengonstruksikan realitas sosial didalamnya
4
Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat, Edisi Paripurna ( Yogyakarta : Tiara wacana, 2006),
hlm. 131.
10
sehingga cerita tampak kontekstual. Cerita yang kontekstual semakin tampak ketika sang sutradara tidak hanya memberikan cerita-cerita yang positif namun juga negatif dalam menjalankan agama.5 Selanjutnya skripsi yang di tulis oleh saudari Reni Misnawati. 6 Ia menuliskan bahwa kesimpulannya dari anggota Majelis Ulama Indonesia, Yogyakarta. Menanggapi sinetron religi dengan beragam tanggapan, ada yang mengatakan, bahwa sinetron religi Rahasia Ilahi bisa menjadi ajang dakwah, akan tetapi ada beberapa yang harus dirubah (tidak mencerminkan Syari’at Islam),agar tontonan itu murni tontonan sekaligus tuntunan dan memberikan nilai positif bagi penikmat sinetron dan juga dari salah satu kesimpulan skripsi ini menyebutkan, bahwa dalam berdakwah melalui seni seperti sinetron religi harus bisa dipisahkan antara kepentingan pasar atau untuk kepentingan komersial semata. Skripsi Asnil Bambani Amri, Pesan Dakwah Dalam Sinetron Lorong Waktu 5 (Analisis Isi Skenario). Berdasarkan uraian skripsinya bahwasnya dalam sinetron yang bertemakan religi memang sudah sewajarnya ada unsur dakwah didalamnya, materi pesan dakwah dari sinetron religi tersebut dipresentasikan melalui alur cerita atau tema dan terjadi pembahasan yang diperankan oleh tokoh,dan akhirnya
5
Triyani, Prahastiwi Utari, Religiositas Kontekstual dalam Media: Analisis Wacana Kontekstual Habluminannas yang dipresentasikan dalam Sinetron ParaPencari Tuhan seri 1,JurnalIlmuKomunikasi (2011), hlm. 14. 6 Reni Misnawati, Tanggapan Anggota Majelis Ulama Indonesia, Yogyakarta. Terhadap Penayangan Sinetron Religi Rahasia Ilahi Sebagai Media Dakwah, Skripsi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.
11
menciptakan suatu nilai-nilai dakwah Islam yang memuat aqidah, syari’at dan akhlak. Unsur dakwah didalam sinetron ternyata mampu memberikan hiburan. 7 E. Kerangka Teoritik A. Kapitalisme adalah sebuah sistem yang memproduksi komoditaskomoditas, dan secara natural penciptaan komoditas adalah inti dari praktek ideologi kapitalisme. Kerangka kerja kapitalisme memahami keinginan-keinginan
dalam
kerangka
komoditas-komoditas
yang
diproduksi berkaitan dengan pribadi, organisasi ataupun perusahaan. Komoditas tersebut senantiasa menjadi pendukung utama dari ide mengenai kapitalisme. Dalam logika kapitalisme, sesuatu yang dianggap bernilai dan berharga tidak lebih komoditas yang diperdagangkan. Logika ini tidak hanya menyentuh benda-benda ekonomi saja, namun juga menyusup kedalam relasi-relasi sosial kehidupan manusia. Esensi-esensi paling mendasar dari kapitalisme adalah :
7
Asnil Bambani Amri, Pesan Dakwah dalam Sinetron LorongWaktu5 (Analisis isi Skenario), Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, Universitas Islam NegeriSunan Kalijaga Yogyakarta, 2005.
12
1. Modal adalah bagian dari kekayaan suatu kelompok yang merupakan hasil karya manusia dan karenanya bisa diproduksi berulang kali (reproducible). 2. Dibawah sistem kapitalisme pada suatu perlengkapan modal masyarakat, alat-alat produksinya, dimiliki oleh segelintir individu yang memiliki hak yang legal untuk mempergunakan hak miliknya guna meraup keuntungan pribadi. 3. Kapitalisme bergantung pada sistem pasar, yang menentukan distribusi, mengalokasi sumber daya-sumber daya dan menetapkan tingkat-tingkat pendapatan, gaji, biaya sewa dan keuntungan dari kelas-kelas sosial yang berbeda.8 B. Komodifikasi menurut Azra yang mengutip dari Greg Fealy istilah komodifikasi berasal dari commodity, yang antara lain berarti benda komersial atau objek perdagangan. Jadi, komodifikasi Islam adalah komersialisasi Islam atau mengubah keimanan dan simbol-simbolnya menjadi komoditas yang dapat diperjualbelikan untuk mendapat keuntungan. Pada kelanjutannya dalam analisis masyarakat konsumsi menurut Boulldriard masyarakat yang terkomodifikasi adalah sebuah masyarakat yang mengalami komodifikasi dalam artian segala sesuatunya berubah 8
Robert Lekachman dan Borin Van Loon, Kapitalisme: Teori dan Sejarah Perkembangannya (Yogyakarta: Resist Book, 2008), hlm. 3.
13
menjadi komoditas. Suatu masyarakat yang tidak ada sesuatu yang tidak dapat dipertukarkan termasuk didalamnya hal-hal nonmaterial yang sebelumnya dianggap bukan untuk diperjualbelikan seperti ilmu pengetahuan dan seni.9 Komodifikasi menurut istilah marxis adalah suatu bentuk transformasi dari hubungan, yang awalnya terbebas dari hal-hal yang sifatnya diperdagangkan menjadi hubungan yang sifatnya komersil. Dalam artian bahwa hubungan sosial menjadi hubungan pertukaran. Komodifikasi juga merupakan istilah yang hanya ada dalam konsep jual-beli di tahun 1977, namun mengekspresikan konsep fundamental atas penjelasan Karl Marx tentang bagaimana kapitalisme terbangun.10 Selanjutnya
Karl
Marx
dalam
bukunya Communist
Manifesto,
mendefinisikan komodifikasi sebagai “Callous Cash Payment”, yakni “pembayaran bentuk tunai yang tidak berperasaan”. Karl Marx menggambarkan bahwa kaum kapitalis yang mempunyai kontrol atas apapun telah mengubah nilai-nilai personal menjadi nilai tukar, mengubah hubungan
sentimental
dalam
keluarga
menjadi
hubungan
yang
mempergunakan uang sehingga segala sesuatu tidak akan bernilai jika tidak mempunyai nilai tukar. Dalam analisis mengenai hubungan agama 9
George Ritzer, Teori Sosial Postmodern (Yogyakarta: Juxtapose dan Kreasi Wacana, 2008),
hlm. 144. 10
Joko Suryanto, Komodifikasi Agama Di Balik Sinetron Religi. http://joksur.wordpress.com. Akses 18 Oktober 2013 pukul 10:23 wib.
14
dengan kapitalisme, maka kesimpulannya adalah agama hanya dilihat sebagai
sebuah
komoditas. Kehadiran
sinetron
religi
merupakan
komoditas yang berpotensi untuk dieksploitasi. Dalam pandangan positivisme, boleh jadi acara-acara Islam yang ditayangkan oleh televisi adalah bentuk kepedulian media massa terhadap kebutuhan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Media massa telah berhasil membawa Islam dari ruang domestik menuju ruang publik. Akan tetapi, dalam pandangan Critical Discourse Analysis (analisis wacana kritis) dalam kerangka berpikir ekonomi politik media massa, acara-acara Islam yang ditampilkan oleh televisi tidak lebih dari sekadar pertukaran nilai-nilai dan simbol agama Islam menjadi akumulasi finansial yang didapatkan melalui iklan dan sponsor, atau SMS yang masuk saat acara berlangsung. Bisa saja sebuah media menunjukkan sensibilitas atau berupa keberpihakan terhadap agama, etnisitas, budaya atau kelompok tertentu. Namun jika dipertimbangkan lebih mendalam, keberpihakan atau sensibilitas itu tetap saja dihadirkan menurut relevansinya dengan kepentingan akumulasi modal.11 F. Metodelogi Penelitian 1. Jenis Penelitian
11
Agus Sudibyo, PolitikMedia dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta: LKiS, 2001), hlm. 18
15
Jenis penelitian menggunakan Analisis Wacana (Discourse Analysis) yaitu studi tentang struktur pesan atau telah mengenai aneka fungsi bahasa (Pragmatik).12
Metode
Analisis
Wacana
berbeda
dengan
Analisis
Kuantitatifyang lebih menekankan pada pertanyaan ‘apa’ (what), Analisis Wacana lebih melihat kepada ‘bagaimana’ (how) dari sebuah wacana (cerita, teks, kata) disusun atau dikemas dan diatur sedemikan rupa sehingga menghasilkan kalimat atau paragraf. Analisis Wacana tidak hanya mengetahui isi teks, tetapi bagaimana juga pesan itu disampaikan lewat kata, frase, kalimat, metafora macam apa yang disampaikan. Analisis Wacana bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks. Analisis Wacana lebih melihat kepada bagaimana isi pesan yang akan diteliti.13 Metode yang dilakukan oleh penulis adalah model Analisis Wacana Teun A Van Dijk, penelitian wacana tidak hanya pada teks semata, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Inti analisis Van Dijk menggabungkan tiga dimensi wacana kedalam satu kesatuan analisis. Ada empat perbedaan antara Analisis Wacana dengan Analisis Isi (Kuantitatif) menurut Eriyanto yaitu:
12
Alek Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotic dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001), hlm. 68. 13 Sobur, Analisis Teks Media, hlm. 68.
16
a. Analisis Wacana lebih bersifat kualitatif dibandingkan dengan Analisis Isi yang
umumnya
kuantitatif.
Analisis
Wacana
menekankan
pada
pemaknaan teks daripada pejumlahan unit kategori seperti yang terdapat dalam Analisis Isi sehingga dalam menentukan analisis datanya Analisis Wacana tidak memerlukan lembaran koding. b. Analisis Isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata), atau dengan kata lain yang dipentingkan adalah “objektivitas”, “validitas” (keakuratan data), dan reabilitas, sedangkan dalam Analisis Wacana unsur terpenting dalam analisisnya adalah penafsiran dari teks yang latent (tersembunyi). c. Analisis Isi kuantitatif lebih menekankan kepada ‘apa’ (what) yang dikatakan oleh media, dan hanya bergerak pada level makro isi media saja. Sedangkan Analisis Wacana menekankan kepada ‘bagaimana’ (how)dan dengan cara apa pesan dikatakan oleh media. Selain meneliti level makro isi media, Analisis Wacana juga meneliti kepada level mikro yang menyusun suatu teks, seperti kata, kalimat, ekspresi dan retoris. d. Analisis Isi bertujuan melakukan generalisasi dalam penyimpulan hasil penelitiannya, dan bahkan melakukan prediksi. Hal ini karena dalam unit atau
perangkat
penelitiannya
menggunakan
sample,
angket
dan
sebagainya, yang secara tidak langsung bertujuan untuk menggambarkan fenomena dari suatu isu atau peristiwa. Sedangkan Analisis Wacana tidak
17
bertujuan untuk melakukan generalisasi. Hal ini karena Analisis Wacana melihat bahwa setiap peristiwa pada dasarnya selalu bersifat unik, karena tidak diperlukan prosedur yang sama yang diterapkan untuk isu dan kasus yang berbeda.14 Kelebihan Analisis Wacana dari model Van Dijk adalah bahwa penelitian wacana tidak semata-mata menganalisis teks saja, tetapi juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi atau pikiran serta kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.15 Wacana dalam model Teun A Van Dijk mengutamakan tiga hal atau dimensi yaitu Teks Sosial, Kognisi Sosial, dan Konteks Sosial, dan inti dari model ini adalah menggabungkan ketiga dimensi tadi menjadi sebuah kesatuan (Unity). a. Karangka Analisis Wacana dalam Dimensi Teks Van Dijk membedakan menjadi tiga struktur atau tingkatan, dimana struktur satu dengan yang lainnya memiliki hubungan yang saling mendukung yaitu: 1. Struktur Makro
14 15
hlm. 224.
Sobur, Analisis Teks Media, hlm. 70-71. Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS, 2006),
18
Yaitu makna atau global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks 2. Superstruktur Yaitu kerangka suatu teks, maksudnya struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh 3. Struktur Mikro Yaitu makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, gaya bahasa yang dipakai oleh suatu teks.16 Dalam sebuah sinetron, teks yang dimaksud disini adalah cerita dari sebagian adegan per-adegan yang disampaikan oleh para pemainnya. Penulis menjelaskan pada tingkat dimensi tersebut di atas, adapun struktur wacananya sebagai berikut: Tabel lI Di bawah ini adalah dimensi teks sosial menurut Teun A. Van Dijk Struktur Wacana Struktur makro
Superstruktur 16
Hal Yang Diamati Tematik Tema atau topik yang dikedepankan dalam sebuah sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3 Skematik
Eriyanto, Analisis Wacana, hlm. 227.
Elemen Topik
Skema
19
Struktur Mikro
Bagaimana bagian dan urutan sinetron diskemakan dalam teks atau naskah sinetron yang utuh Semantik Makna yang ingin ditekankan pada sinetron Sintaksis Bagaimana kalimat atau susunan yang dipilih Stilistik Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 Retoris Bagaimana dengan cara penekanan yang dilakukan
Latar, Detail dan Maksud
Bentuk, Kalimat, Koherensi, Kata Ganti Leksikon
Grafis, Metafora
b. Analisis Wacana dimensi Kognisi Sosial Sedangkan wacana dari dimensi Kognisi Sosial adalah titik kunci dalam memahami sebuah produksi teks atau cerita, maksudnya adalah selain meneliti teks. Proses terbentuknya suatu teks ini tidak hanya bermakna suatu teks itu dibentuk, tetapi juga proses ini memasukan informasi yang digunakan untuk menulis dari suatu bentuk wacana tertentu.17
17
Eriyanto, Analisis Wacana, hlm. 266.
20
Oleh karena itu, untuk mengetahui suatu peristiwa yang disampaikan oleh komunikator dibutuhkan analisis kognisi sosial untuk menemukan struktur mental komunikator ketika memahami suatu peristiwa yang dibuatnya. “Menurut van dijk, analisis kognisi sosial memusatkan perhatian pada struktur mental, proses pemaknaan, dan mental komunikator dalam memahami sebuah fenomena dari proses produksi sebuah teks (berita, cerita, dan sebagainya)”.18 c. Analisis Wacana dari Dimensi Konteks Sosial Menurut Van Dijk, wacana yang terdapat dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti suatu teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal yang diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.19 Setelah mengetahui struktur wacana model Van Dijk diatas, ada dua kategori yang penting dalam meneliti suatu teks media yang dilihat dari kognisi sosial dan konteks sosial ini mempunyai dua arti, disuatu sisi ia menunjukkan bagaimana nilai-nilai masyarakat menyebar dan diserap oleh penulis skenario dan akhirnya digunakan untuk membuat sinetron tersebut. 2. Subjek dan Objek Penelitian 18 19
Eriyanto, Analisis Wacana, hlm. 267. Eriyanto, Analisis Wacana, hlm. 271.
21
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3 yang rumah produksinya adalah Screenplay Production dan para pemain utama yang terlibat dalam sinetron ini. Sedangkan objek penelitiannya adalah fokus pada pesan yang terdapat dalam sinetron ini dan wacana kritis tentang adanya Kapitalisme Media dan Komodifikasi Agama dalam sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3. 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah berupa kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan,
peninjauan,
penyelidikan
dan
riset.20
Penelitian
melakukan observasi langsung yaitu dengan teknik pengumpulan data yaitu peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap subjek yang diselidiki yaitu sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3.Objeknya yaitu wacana yang diangkat melalui literatur yang didapatkan. b. Wawancara Wawancara adalah suatu alat pengumpulan informasi yang langsung tentang beberapa jenis data. Penulis menggunakan teknik wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang telah penulis 20
Sutrisno Hadi, Metedologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 92.
22
persiapkan, kemudian setelah itu dijawab oleh pemberi sumber data dengan jelas dan terbuka. Narasumber yang diwawancarai adalah golongan penikmat sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3. c. Dokumentasi Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang diperoleh dengan cara mencatat dokumen-dokumen beberapa catatan tertulis atau literatur yang koheren dan yang berhubungan dengan penelitian. 4. Teknik Pengolahan Data Analisis Wacana lebih melihat kepada gagasan yang diteliti, unsur penting dalam analisis wacana adalah kepaduan dan kesatuan serta penafsiran penulisan skenario berupa analisa. Untuk penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat Deskriptif Analitis, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif dengan menggambarkan pesan-pesan dalam sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3 Dalam hal ini, wacana sinetron religi Pesantren dan Rock N Roll season 3 meliputi konteks sosial, kognisi sosial, dan teks skenario. Menganalisis superstruktur yang mencakup skematik yang ada dalam sinetron tersebut. Terakhir adalah struktur mikro yang meliputi semantik, sintaksis, stilistik, retoris yang terdapat dalam sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3
23
Dalam melaksanakan analisis ini, perlu dilakukan penyajian data yang merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. G. Sistematika Pembahasan BAB I pendahuluan, pada bab ini dikemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II meliputi elaborasi televisi sebagai sistem budaya global, sinetron sebagai sarana transformasi sosial serta gambaran umum tentang sinetron religi dan gambaran umum sinetron Pesantren dan Rock N’Roll season 3. BAB III menerangkan pesan di balik cerita yang dibangun dalam sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 dan korelasinya dengan teks sinetron, kognisi sosial, dan konteks sosial. Melalui Analisis Wacana Teun A. Van Dijk. BAB IV membahas kapitalisme media sinetron religi serta melacak komodifikasi-komodifikasi agama pada sebuah sinetron religi melalui sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3. BAB V penutup, kesimpulan dan saran-saran dari pembahasan karya ilmiah dan uraian bab-bab sebelumnya
86
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka hasil penelitian penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Pesan di balik cerita sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 Dimensi Teks/Naskah Skenario, Kognisi Sosial, dan Konteks Sosial. a. Teks/Naskah, Skenario: Tema umum yang terdapat dalam Sineton Religi Pesantren dan Rock N Roll season 3. Drama, komedi-religi dan pesan yang terkandung dalam sinetron Pesantren dan Rock N Roll Season 3 meliputi di antaranya: tentang pesantren sebagai arena pacaran dan tentang kesombongan seorang guru di pesantren. b. Kognisi Sosial. Pertama Sinergi antara style Rock dan Pesantren; Style rock masih memiliki jiwa yang lembut dan bisa disatukan dengan kehidupan pesantren. Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 tidak menjual tema percintaan dengan kekerasan, tidak menjual tema harta. Kedua Eksistensi Percintaan di Pesantren; Pesantren tidak mengekang dalam hal percintaan, Pesantren tidak basis menjadi orang yang fanatik terhadap
87
agama, pesantren tidak mendidik untuk menjadi teroris, serta musik rock, tidak semua musik keras (rock) itu garang, dan tidak orang kelihatan alim taat agama itu adalah orang yang baik. c. Konteks Sosial. Hadirnya sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 dengan bertema (drama komedi religi) salah satu sinetron yang berevolusi melawan arus dari akibat sinetron-sinetron religi dimana tidak ada unsur komedi. Inisiatif divisualisasikan drama cinta religi dan komedi dalam sebuah sinetron menjadikan lebih fress, dan ringan lebih mudah dinikmati dan digemari oleh para pemirsanya. 2. Kapitalisme Media dan Komodifikasi Agama pada Sinetron Religi Pesantren dan Rock N Roll season 3. a. Kapitalisme Dakwah dalam Sinetron Religi Nilai-nilai religius dalam sinetron termasuk bentuk industri dakwah kreatif (Dakwah intertainment), dakwah di sinetron religi dalam konteks media massa lebih cendrung menjadi industri. Pesan dakwah, juru dakwah dan para pemain dalam sinetron religi dijadikan sebagai komoditi dan bagian dari produk budaya popular. b. Kapitalisme Rating, Market dan Iklan pada Sinetron Religi Suatu tayangan yang rating-nya bagus maka pemirsanya juga banyak. Rating dan Market menjadi pertimbangan utama dalam menentukan sebuah tayangan di televisi, tanpa rating dan market sinetron tidak akan
88
jalan, jika dipaksakan maka misi utama dibidang penyiaran televisi akan gagal dan televisi tidak akan mampu menggali keuntungan. Iklan yang disimak penonton mengkonstruksi penonton membeli iklan, juga pernakpernik yang dipakai artis membekas dalam benak penontonnya. c. Sinetron Religi dalam Pusaran Media Kapitalistik Pertama; Audiens yang dibedakan menurut hipotesis distribusi selera atau tingkat kecondongan menjadi tinggi, menengah dan rendah. Kedua; meliputi agen-agen financial dan komersial yang menyediakan modal untuk memproduksi media membeli dan menyewa ruang iklan, memperoleh penghasilan sendiri melalui kegiatan bisnis lain, melihat kecondongan selera publik, daya beli, kebiasan audiens, kepentingankepentingan pemasang iklan. mencari informasi kecendrungan audiens, menyediakan umpan balik yang tajam kepada produser-produser, serta member dukungan financial. Ketiga; produksi media dan organisasiorganisasi distribusi. Kebanyakan adalah perusahaan swasta yang harus bekerja berdasarkan keuntungan dalam sistem produksi massal. d. Komodifikasi dari segi cerita sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3. Pertama; Sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 lebih membidik pada kaum Abangan yang menjadikan tayangan sinetron religi sebagai sumber pengetahuan agama. Kedua; lebih spesifikasi lagi sinetron ini membidik terutama pada remaja-remaja putri bahkan ibu-ibu. Ketiga;
89
Sasaran pada kaum Abangan tersebut dibaca melalui artis-artis muda yang sedang naik daun yang memiliki pesona dan daya pikat seperti Rizky Nazar, Dinda Kirana, Rizky Alatas, dan Indri Giana. Artis-artis muda mempresentasikan ketampanan dan kecantikan yang menjadi daya tarik tersendiri dalam dunia hiburan. Industri Kapitalis menganggap ini sebagai eksploitasi tubuh yang menguntungkan untuk akumulasi modal rumah produksi sinetron. e. Citra Pesantren sebagai Eksploitasi Agama. Pesantren sebagai wacana orang pacaran, praktek pacaran di pesantren antara santri sesama santri, ustadz sesama ustadzah terjadi di lingkungan pesantren. Dalam sinetron ini pihak pesantren hanya memandang persoalan demikian lumrah, adegan-adegan ustadz/Pembina terlibat dalam pertengkaran secara terbuka, dan memperburuk citra pesantren. f. Komodifikasi Ceramah Agama dalam Sinetron Religi Pesantren dan Rock N Roll season 3. Pertama; Da’i/Penceramah dalam sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 adalah ustadz kondang Ustadz Riza Muhammad, ustadz Riza Muhammad mempunyai nilai jual yang tinggi. Kedua; setiap adegan ceramah Ustadz Riza Muhammad dalam sinetron Pesantren dan Rock N Roll season 3 selalu memasukkan artis-artis yang berperan dalam adegan ceramahnya, menjadikan daya tarik bagi audiens (penonton). Tayangan
90
ceramah dalam sinetron dimanfaatkan oleh sistem Media Kapitalistik sebagai Trend Industrial untuk proses Akumulasi Kapital dalam Kultur Budaya Populer di Era Globalisasi.
91
B. SARAN-SARAN 1. Kepada Produser (House Production) Bagi produser hendaklah memproduksi sebuah sinetron bertema religi lebih netral dan tidak berpihak kepada suatu keuntungan dan kepentingan disatu pihak saja. Sinetron merupakan sebuah gambaran realitas yang ada ditengah masyarakat, sebaiknya bagi produser bisa menggambarkan secara realitas dan jujur setiap adegan yang ditampilkan didalam sinetron tanpa harus memasukan suatu propaganda atau makna-makna yang terselubung yang tujuannya hanya untuk mendukung salah satu pihak, karena sinetron fungsinya sebagai media informasi dan media pembelajaran bagi masyarakat banyak. 2. Kepada Seniman Sinetron (Sutradara) Bagi seniman sinetron yang muslim dalam membuat sinetron yang bergenre religi, diharapkan memiliki dasar (pesantren) dalam membuat tayangan mempunyai visi, misi dan dakwah pada lembaga yang dijadikan latar belakang pembuatan suatu karya seni sinetron, karena sinetron tidak hanya
memberi
totonan
tapi
juga
memberi
tuntunan.
Hendaknya
sutradaramemfokuskan tayangan yang menjadi kebutuhan dan lebih bermanfaat bagi masyarakat, karena karakter suatu bangsa bisa dinilai dari tayangan-tayangan dimedia yang ada. 3. Kepada Masyarakat (Penonton)
92
Bagi masyarakat luas hendaknya agar lebih cermat dalam memahami makna yang ada dalam sebuah sinetron, agar nantinya dapat memahami pesan yang positif dari sinetron tersebut, maka dari itu diharapkan masyarakat lebih memilah dan memilih lagi mana tayangan yang bermanfaat dan mana tayangan yang kurang bermanfaat. Jadilah penikmat media yang kritis dan cerdas, juga tidak hanya jadi pemirsa atas suatu kejadian. Namun, jadilah bagian dari itu, baik bagian dari media atau apapun. Kritis dan cerdaslah dalam menerima informasi. 4. Kepada Mahasiswa Adapun dalam segi akademik, harapan penulis khususnya Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam semoga karya skripsi ini dapat dijadikan suatu informasi dan pengetahuan yang pada dasarnya memperkaya diri dengan berbagai wacana dan pengetahuan khususnya dalam bidang sosiologi seni-fenomenologis di media terhadap khalayak.
93
C. PENUTUP Segala puji bagi Allah swt senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, kekuatan serta anugerahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dengan penuh kelegaan, penulis menghaturkan rasa syukur kepada-Nya karena hanya dengan pertolongan-Nya skripsi ini dapat terwujud. Dengan penuh kesadaran, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna sebagai sebuah dari karya ilmiah, yang tidak lain karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari berbagai pihak guna menjadi bahan pertimbangan penulis untuk terus dapat berkarya dalam kehidupan dan memaksimalkan potensi yang dianugerahkan Yang Maha Kuasa. Besar harapan penulis apa yang telah penulis usahakan ini tidak sia-sia dan dapat bernilai ibadah serta dapat memberikan banyak kemanfaatan bagi penulis dan juga berbagai pihak yang selalu berjuang untuk memajukan dunia akademik sesuai dengan yang dicita-citakan. Amin.
94
DAFTAR PUSTAKA Agger, Ben. Teori Sosial Kritis: Kritik, dan Implikasinya. Terj, Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008. Amin, Masyhur. Mohammad Nadjib. Agama, Demokrasi dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: LKPSM NU, 1993. Amri, Asnil Bambani. Pesan Dakwah Dalam Sinetron Lorong Waktu 5 Analisis isi Skenario, Skripsi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005. Athoillah, Yunan. Sinetron Religi Buta Religi. http://yunan4thoillah.wordpress.com/ Akses 7 Juli 2013. Barker, Chris. Cultural Studies,Teori dan Praktik. Terj Nurhadi, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2006. Barker, Chris. The SAGE Dictionary Of Cultural Studies. London: Thousand Oaks. New Delhi: SAGE Publications, 2004. Budiman, Kris. Di Depan Kotak Ajaib: Menonton Televisi Sebagai Praktik Konsumsi. Yogyakarta: Galang Press, 2002. Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES, 1983. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. tth Eriyanto. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS, 2006. Gufron, Rini (ed). Teori-Teori Psikologi.Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2011. Hall, Stuart. Mass Communications and Society. London: Tp. 1997.
95
Hall, Stuart. Sebagaimana dikutip oleh John Storey. Pengantar Komprehensif Teori dan Metode Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop, Terj, Layli Rahmawati, Yogyakarta dan Bandung: Jalasutra, 2008. Hardjana, M Agus. Religiositas, Spiritualitas dan Agama. Yogyakarta: Kanisius, 2005. Hasan, Norhaidi. The Making Of Public Islam: Piety, Agency, And Commodification on the Landscape of the Indonesian Public Sphere. Contemporary Islam: 3. 2009. Inside. 2001. Sinetron: Rating, Mimpi dan Perempuan. http://www. Insideindonesia /org/edit66/sinetron.htm, akses: 7 november 2013. Jalaluddin, Rakhmat. Catatan Kang Jalal: Visi media, Politik dan Pendidikan. Bandung: Mizan, 1997. Kitiarsa, Pattana. (ed). Religious Commodification in Asia, Martin Gods, London & New York: Routledge, 2008. Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat, Edisi Paripurna. Yogyakarta: Tiara wacana, 2006. Kusnadi, Wawan. Komunikasi Massa, Sebuah Analisa Media Massa,Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Kusnawan, Asep, Dkk. Komunikasi dan Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah Press 2004. Labib, Muh. Potret Sinetron Indonesia: Antara Realitas Virtual dan Realitas Sosial, Jakarta: PT Mandar Utama Tiga Books Division, 2003. Lekacman, Robert dan Borin Van Loon. Kapitalisme: Teori dan Sejarah Perkembangannya, Yogyakarta: Resist Book, 2008.
96
McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa, Terj, Agus Dharma dan Aminuddin Ram Jakarta: Erlangga, 1987. Misnawati, Reni. Tanggapan Anggota Majelis Ulama Indonesia, Yogyakarta. Terhadap Penayangan Sinetron Religi “Rahasia Ilahi” Sebagai Media Dakwah, Skripsi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007. Osgerby, Bill.Youth Media, Routledge.tth Pandjaitan, L. Erica. dan TM Dani Iqbal. Matinya Rating Televisi: Ilusi Sebuah Netralitas, Jakarta: Obor, 2006. Ritzer, George. Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Juxtapose dan Kreasi Wacana, 2008. Rusbianto, Dadang. Generasi MTV, Yogyakarta dan Bandung: Jalasutra, 2008. Saifuddin, Abdul Aziz. Republik Sinetron, Yogyakarta: Leutika, 2010. Setiati, Eni. Ragam Jurnalistik Biru dalam Pemberitaan. TTP: Tp. 2005. Sobur, Alex. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001. Solomon, Jack. The Sign of Our Time. Los Angeles: Jeremy P.Tarcher. inc. 1988. Sujarwa. Mitos Dibalik Kisah-Kisah Sinetron Dalam Persfektif Hegemoni dan Kapitalisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Suryanto,
Joko.
Komodifikasi
Agama
Di
Balik
Sinetron
Religi.
http://joksur.wordpress.com. Akses 18 Oktober 2013. Sutrisno. Penulisan Skenario Televisi dan Video, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1993.
97
Sutrisno, Hadi. Metedologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989. Taylor, Paul A. dan Jan LI. Harris. Critical Theories of Mass Media: Then and Now. England: Open University Press. 2008. Triyani dan Prahastiwi Utari. Religiositas Kontekstual dalam Media: Analisis Wacana Kontekstual Habluminannas yang dipresentasikan dalam Sinetron Para Pencari Tuhan seri 1, Jurnal Ilmu Komunikasi: 2011. Wardhana, Veven sp. Kapitalisme Televisi dan Strategi Budaya Massa, Jakarta: Pustaka Pelajar, 1997. Wardhana, Veven sp. Televisi dan Prasangka Budaya Massa, Jakarta: Media Lintas Inti Nusantara, 2001. Wibowo, Fred. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: Gramedia, 1997. Wirodono, Sunardian. Matikan TV-mu: Teror Media Televisi di Indonesia, Jakarta: Resist Book, 2006. Yasin, Muhammad. Sejarah Sinetron di Indonesia. Diterbitkan oleh Tabloid Alhikmah edisi 34. http://www.penayasin.com. html. Akses 7 November 2013.
PEDOMAN WAWANCARA 1. Pertanyaan: Sinetron ini adalah sinetron yang dibuat versi yang ke-3 setelah sinetron yang diproduksi versi ke- 1 dan 2 oleh Screenplay Production, apa yang menjadi perbedaan antara sinetron versi terdahulu dari versi ke- 3 ini ? 2. Pertanyaan: Seperti apa anda sebagai penikmat sinetron religi melihat sinetron Pesantren dan Rock N’Roll 3 ini? Apa yang menjadi gagasan atau wacana serta problema mendasar yang diangkat dalam sinetron yang diproduksi oleh Screenplay Production ini? 3. Pertanyaan: Menurut anda kenapa sinetron religi ini diberi judul Pesantren dan Rock N Roll? dan apa relevansinya dengan cerita yang diangkat dalam sinetron ini? 4. Pertanyaan: Dalam hal pemilihan setting-lokasi sepertinya di pesantren tradisional? Bisa anda jelaskan mengenai hal ini? 5. Pertanyaan: Film ini disutradarai Karsono Hadi skenarionya dibuat oleh Novia Faizal, lalu bagaimana pembacaan anda dalam konteks menerjemahkannya yang tentunya mempunyai relevansi dengan cerita sinetron ini? 6. Pertanyaan: Dalam pandangan anda sinetron Pesantren dan Rock N’Roll 3 ini, apakah benar sebagai sebuah manifestasi dari konsep lembaga pendidikan agama seperti pesantren di dunia nyata? 7. Pertanyaan:Tokoh Wahyu Subuh Junior bagaimana anda melihatnya? Begitupun dengan seorang ustadz pesantren bernama Najib Magrib, Kiai Abdullah sebagai pengasuh pesantren di sinetron ini, serta Nayla, pemain-pemain yang terlibat dan santri-santri figuran di sinetron ini 8. Pertanyaan: Mengapa di beri judul Pesantren dan Rock N’Roll 3 ?apa relevansinya? 9. Pertanyaan: Formula apa yang tepat menurut anda untuk saat ini di mana sinetron-sinetron bertema religi lebih membumi dengan situasi dan kondisi masyarakat khususnya masyarakat Islam di Indonesia. 10. Pertanyaan: Bagaimana anda melihat masa depan sinetron-sinetron religi di Indonesia seperti cara bertuturnya, temanya, atau cerita yang diangkat agar dapat menerjemahkan nila-nilai Islam yang lebih tepat?
l)a()
FM -UINSK-BM-05-03/RO
Universitas Islam Negeri Strnan Kalijaga
/
KARTU BIMBINGAN SKRIPSIffUGAS AKHIR
Nama Mahasiswa
: Afif Fusalhan
NIM
: 09540061
Pembimbing
: Dr. Moh Soehadha, S.Sos.,M.Hum.
Judul
: Kapitalisme Media dan Komodiflkasi Agama (Pesan dibalik Cerita Sinetron Religi "Pesantren dan Rock N'RoU season 3")
Fakultas
: Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Jurusan
: Sosiologi Agama
No
Tanggal
1
13/6-20 13
Materi Bimbingan
Konsultasi Ke I
Tanda Tangan Pe~imbing
/ j-
Bimbingan Proposa 1
I 2
15/6- 201 3
II
3
117-2013
III
Revisi Proposal
4
10/9-2013
TV
Tnstrumcn Pcnclitian
5
7/12-201 3
V
Pengajuan Bab II
I
I
12/1 2-2013
7
611 -2014
8
15/1 -2014
I
Seminar Proposal
I
I
I
I 6
I
~ /~
~
I I
~
It
VI
Pengajuan Bab III
VII
Pengajuan Bab IV dan V
V III
ACe Sc1uruh Bab
57 /
fV
I
Dr. Mo ba S.Sos M.Hum
NIP. 197204 7 199903 1 003
CURRICULUM VITAE Nama
: Afif Fusalhan
Kelamin
: Laki-laki
Tempat/Tgl. Lahir
: Tanjung Lajau, 17-Juli-1990
Alamat Asal
: Jl. H. Arief Gg. Hidayat No.760. RT/RW: 001/005. Kec. Tembilahan Hulu. Kab. Indragiri Hilir. Provinsi Riau. Indonesia.
Alamat Yogyakarta
:Asrama
Tamansantri
Pondok
Pesantren
Yayasan Ali Ma’sum Krapyak, DIY. No. Ponsel
: 085729003153
E-mail/Facebook
:
[email protected]
Nama Ayah
: Abdurrahman Nazri bin H. Muhammad Nazur
Pekerjaan
: Pegawai Negeri Sipil
Nama Ibu
: Rosnah Yunus (almh) binti Muhammad Yunus
Pekerjaan
:-
Riwayat Pendidikan
:
1. SD NEGERI 005 Tanjung Lajau. Lulus Tahun 2002 2. MTS Tarbiyah Islamiyah Tanjung Lajau Lulus Tahun 2005 3. MA Albaqiatusshalihat Kuala Tungkal Jambi Lulus Tahun 2008 4. UIN Sunan Kalijaga Masuk Tahun 2009
Krapyak